Dian Sukmawati, Hermanto Tri Juwono, Widjiati Widjiati
Background: Brain growth requires genetic potential for a conducive environment, low stress levels, stimulation and nutrition. Brain development during the fetal period in the two years of life firstly requires proper stimulation to increase intelligence. Classical music stimulation has been proven to be able to optimally improve brain function and human intellect. Other music that Indonesian people like is pop and religion. Maybe it is possible to pop and religious music can affect the development and growth of the fetal brain. Objective: Analyze the differences of the index of apoptosis Cerebrum and Cerebellum Rattus norvegicus newborn between those stimulated by Mozart, pop, religious music and not stimulated by music during pregnancy. Method: This study was post test only control group design. groups were randomly divided according to the treatment as stimulation of Mozart, pop, religious music and no music was given from the 10th day-gestation with an intensity of 65 dB in a soundproof box for one hour. When 19th day-gestation, Rattus norvegicus mothers were sacrificed then 3 Rattus norvegicus newborn from each mothers were selected and brain was taken to be made immunohistochemical preparations and counted the number of neuron cells apoptosis index. data were analyzed by comparison test with p <0.05. Results: There was a significant difference in the cerebrum neuron apoptosis index newborn between groups p = 0.001 but there was no difference between without exposure and pop music groups p = 0.063 (the lowest mean was the mozart group 2.40 IRS) and there was also difference in the apoptosis index in the cerebellum p = 0,000 but there was no difference between pop music and without exposure group p = 0.151 (the lowest mean was the mozart group 2.34 IRS) Conclusion: Mozart gives a lower apoptotic index than pop music, religion and without exposure music group. Keywords: neuron apoptosis index; mozart mucic; pop music; religion music ABSTRAK Latar Belakang: Tumbuh kembang otak membutuhkan potensi genetik lingkungan yang kondusif, tingkat stres yang rendah, stimulasi dan nutrisi. Perkembangan otak selama periode janin dan dua tahun pertama kehidupan memerlukan stimulasi yang tepat untuk meningkatkan kecerdasan. Stimulasi musik klasik terbukti dapat meningkatkan fungsi otak dan intelektual manusia secara optimal. Musik lain yang suka didengarkan oleh masyarakat Indonesia adalah pop dan religi. Kemungkinan musik pop dan religi juga dapat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan otak janin. Tujuan: Menganalisis perbedaan indeks apoptosis Cerebrum dan Cerebellum Rattus norvegicus baru lahir antara yang di stimulasi musik Mozart, pop, religi dan tidak di stimulasi musik selama kebuntingan. Metode: Penelitian ini adalah post test only control grup design. kelompok dibagi secara acak disesuaikan dengan perlakuan yaitu pemberian musik Mozart, pop, religi dan tidak diberikan musik sejak hari ke-10 kebuntingan dengan intensitas 65 dB dalam kotak k
背景:大脑的发育需要遗传潜能的有利环境、低压力水平、刺激和营养。胎儿两岁时的大脑发育首先需要适当的刺激来增加智力。古典音乐刺激已被证明能够最佳地改善大脑功能和人类智力。印尼人喜欢的其他音乐还有流行音乐和宗教音乐。也许流行音乐和宗教音乐可能会影响胎儿大脑的发育和生长。目的:分析妊娠期接受莫扎特、流行音乐、宗教音乐刺激与未接受音乐刺激的褐家鼠新生儿大脑及小脑细胞凋亡指数的差异。方法:本研究采用单纯后验对照组设计。各组按莫扎特、流行音乐、宗教音乐和不听音乐的处理随机分组,从妊娠第10天开始,在隔音箱中以65分贝的强度刺激1小时。妊娠第19天处死褐家鼠母鼠,每只母鼠各取新生褐家鼠3只,取脑组织进行免疫组化处理,计数神经元细胞凋亡指数。资料采用比较检验,p <0.05。结果:有一个新生儿大脑神经元细胞凋亡指数显著差异群体之间p = 0.001但没有区别没有接触和流行音乐团体p = 0.063(2.40意味着最低的是莫扎特组IRS)和细胞凋亡指数也有区别的小脑p = 0000流行音乐但没有区别,没有暴露组p = 0.151(2.34意味着最低的是莫扎特组IRS)结论:莫扎特的细胞凋亡指数低于流行音乐、宗教音乐和无接触音乐组。关键词:神经元凋亡指数;莫扎特粘液;流行音乐;【摘要】拉塔别拉康:Tumbuh kembang otak membutuhkan potensi genetik lingkungan yang kondusif, tingkat stress yang rendah, stimulasi dan nutrisi。Perkembangan otakselama时期janin dan dua tahun pertamama kehidupan memerlukan刺激yang tepat untuk meningkatkan kecerdasan。刺激音乐是智力的最佳选择。Musik lain yang suka didengarkan oleh masyarakat Indonesia adalah pop dan religi。kemkinan音乐流行dan religi juga dapat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan otak janin。图鹃:孟analis perbedaan indeks凋亡大脑和小脑褐家鼠baru lahir antara yang di stimulasi music莫扎特,流行,宗教,dan tidak di stimulasi music selama kebuntingan。方法:Penelitian ini adalah后验组设计。kelompok dibagi secara akak disesuaikan dengan perlakuan yitu pemberian music莫扎特,流行,宗教dan tidak diberikan music sejak hari ke-10 kebuntingan dengan intensitas 65 dB dalam kotak kedap suara selama satu jam。Kehamilan hari ke 19 tikus bonting dikorbankan, anak tikus dipilih 3 ekor tiapinduk diambil otaknya, dihamilan免疫组织学和dihitung jumlah sel神经元yang mengalami凋亡。Hasil - diandianperbandingand dengan komparasi p< 0.05。Hasil: Terdapat perbedaan bermakan indeks凋亡大脑褐家鼠baru lahiir antar kelompok p=0,001, namun tidak ada perbedaan kelompok tanpa paparan dengan music pop p=0,063(平均terendah adalah kelompok mozart 2,40 IRS), Terdapat perbedaan dengan music pop p=0,151(平均terendah adalah kelompok mozart 2,34 IRS)。莫扎特作曲作曲作曲作曲作曲作曲作曲作曲作曲作曲作曲作曲作曲作曲作曲作曲Kata kunci:细胞凋亡;musikmozart;流行音乐;音乐religi
{"title":"Mozart Memberikan Hasil Indeks Apoptosis Lebih Rendah daripada Musik Pop, Religi dan Tanpa Pemberian Musik","authors":"Dian Sukmawati, Hermanto Tri Juwono, Widjiati Widjiati","doi":"10.33846/SF.V11I1.595","DOIUrl":"https://doi.org/10.33846/SF.V11I1.595","url":null,"abstract":"Background: Brain growth requires genetic potential for a conducive environment, low stress levels, stimulation and nutrition. Brain development during the fetal period in the two years of life firstly requires proper stimulation to increase intelligence. Classical music stimulation has been proven to be able to optimally improve brain function and human intellect. Other music that Indonesian people like is pop and religion. Maybe it is possible to pop and religious music can affect the development and growth of the fetal brain. Objective: Analyze the differences of the index of apoptosis Cerebrum and Cerebellum Rattus norvegicus newborn between those stimulated by Mozart, pop, religious music and not stimulated by music during pregnancy. Method: This study was post test only control group design. groups were randomly divided according to the treatment as stimulation of Mozart, pop, religious music and no music was given from the 10th day-gestation with an intensity of 65 dB in a soundproof box for one hour. When 19th day-gestation, Rattus norvegicus mothers were sacrificed then 3 Rattus norvegicus newborn from each mothers were selected and brain was taken to be made immunohistochemical preparations and counted the number of neuron cells apoptosis index. data were analyzed by comparison test with p <0.05. Results: There was a significant difference in the cerebrum neuron apoptosis index newborn between groups p = 0.001 but there was no difference between without exposure and pop music groups p = 0.063 (the lowest mean was the mozart group 2.40 IRS) and there was also difference in the apoptosis index in the cerebellum p = 0,000 but there was no difference between pop music and without exposure group p = 0.151 (the lowest mean was the mozart group 2.34 IRS) Conclusion: Mozart gives a lower apoptotic index than pop music, religion and without exposure music group. \u0000Keywords: neuron apoptosis index; mozart mucic; pop music; religion music \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000 \u0000Latar Belakang: Tumbuh kembang otak membutuhkan potensi genetik lingkungan yang kondusif, tingkat stres yang rendah, stimulasi dan nutrisi. Perkembangan otak selama periode janin dan dua tahun pertama kehidupan memerlukan stimulasi yang tepat untuk meningkatkan kecerdasan. Stimulasi musik klasik terbukti dapat meningkatkan fungsi otak dan intelektual manusia secara optimal. Musik lain yang suka didengarkan oleh masyarakat Indonesia adalah pop dan religi. Kemungkinan musik pop dan religi juga dapat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan otak janin. Tujuan: Menganalisis perbedaan indeks apoptosis Cerebrum dan Cerebellum Rattus norvegicus baru lahir antara yang di stimulasi musik Mozart, pop, religi dan tidak di stimulasi musik selama kebuntingan. Metode: Penelitian ini adalah post test only control grup design. kelompok dibagi secara acak disesuaikan dengan perlakuan yaitu pemberian musik Mozart, pop, religi dan tidak diberikan musik sejak hari ke-10 kebuntingan dengan intensitas 65 dB dalam kotak k","PeriodicalId":31281,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes","volume":"2 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86252320","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
This study aims to analyze individual, occupational, and occupational health and safety behavior factors for decompression events in traditional diver fishermen in Ambon. Decompression is a disease in the form of an abnormality due to the release of gas bubbles in the blood due to decreased air pressure under the sea. This research was conducted on traditional diver fishermen using the case control research design and using nonprobability sampling techniques. Data collection tools in the form of questionnaires, interviews with respondents, and direct observation, using a measuring instrument. Data analysis used in the form of univariate, bivariate and multivariate with the use of SPSS statistical program. The results were obtained: there was a significant relationship between the length of work with decompression disease, there was a significant relationship between depth of diving and decompression disease, there was a significant relationship between duration of diving and decompression, there was a significant relationship between the frequency of diving and decompression, there is no significant relationship between safety and health behavior of water consumption and decompression disease, there is a significant relationship between occupational health and safety behavior using personal protective equipment with decompression sickness, the existence of a relationship which is not significant between occupational safety and health behavior of cigarette consumption and decompression disease, there is an insignificant relationship between occupational safety and health behavior of alcohol consumption and ser ta see the risk of each variable. Keywords: decompression; occupational safety and health behavior; traditional fishermen; diving risk factors ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor individu, pekerjaan, dan perilaku K3 terhadap kejadian dekompresi pada nelayan penyelam tradisional di Ambon. Penyakit dekompresi merupakan penyakit berupa kelainan akibat pelepasan gelembung gas dalam darah akibat dari tekanan udara dibawah laut menurun. Penelitian ini dilakukan pada nelayan penyelam tradisional dengan mnggunakan desain penelitian case control dan menggunakan teknik nonprobability sampling. Alat pengumpulan data berupa kuisioner, wawancara dengan responden, dan observasi secara langsung, dengan menggunakan alat ukur. Analisis data yang digunakan berupa univariat, bivariat dan multivariat dengan penggunaan program statistik SPSS. Hasil penelitian diperoleh : adanya hubungan yang tidak signifikan dengan antara masa kerja dengan penyakit dekompresi adanya hubungan yang signifikan antara kedalaman menyelam dengan penyakit dekompresi, adanya hubungan yang signifikan antara lama menyelam dengan penyakit dekompresi, adanya hubungan yang signifikan antara frekuensi menyelam dengan penyakit dekompresi, adanya hubungan yang tidak signifikan antara kecepatan naik ke permukaan dengan penyakit dekompresi, adanya hubungan yang tidak
本研究旨在分析安汶传统潜水员渔民减压事件的个人、职业和职业健康与安全行为因素。减压是一种由于海底气压下降导致血液中气泡释放而导致的异常形式的疾病。本研究采用病例对照研究设计,采用非概率抽样技术对传统渔民进行研究。数据收集工具的形式有问卷调查、访谈和直接观察,使用测量仪器。数据分析采用单变量、双变量和多变量的形式,使用SPSS统计程序进行统计。结果表明:工作时长与减压病有显著相关,潜水深度与减压病有显著相关,潜水时间与减压病有显著相关,潜水频率与减压病有显著相关,饮水安全和健康行为与减压病无显著相关。使用个人防护用品与减压病的职业健康与安全行为之间存在显著的相关关系,吸烟与减压病的职业安全与健康行为之间存在不显著的关系,饮酒与ser的职业安全与健康行为之间存在不显著的关系,各变量的风险可见。关键词:减压;职业安全和健康行为;传统的渔民;【摘要】潜水危险因素为个体潜水危险因素、潜水危险因素、潜水危险因素、潜水危险因素、潜水危险因素和潜水危险因素。Penyakit dekompresi merupakan Penyakit berupa kelainan akibat pelepasan gelembung gas dalam darah akibat dari tekanan udara dibawah laut menurun。Penelitian ini dilakukan pada nelayan penyelan传统的dengan mungunakan设计,Penelitian病例控制,但menggunakan技术的非概率抽样。阿拉木图人口数据采集库,阿拉木图数据采集库,阿拉木图数据采集库,阿拉木图数据采集库。分析数据采用单变量、双变量和多变量邓安彭家楠程序SPSS统计。Hasil penelitian diperoleh:Adanya hubungan Yang tidak signfikan dengan antara masa kerja dengan penyakit dekompresi Adanya hubungan Yang signfikan antara kedalaman menyelan dengan penyakit dekompresi, Adanya hubungan Yang signfikan antara frekuensi menyelam dengan penyakit dekompresi, Adanya hubungan Yang signfikan antara frekuensi menyelam dengan penyakit dekompresi, Adanya hubungan Yang tidak signfikan antara keepatan naik permukaan penyakit dekompresi, Adanya hubungan Yang tidak signfikan antara keepatan naik permukaan penyakit dekompresi,adanya hubungan yang tidak signfikan antara peraku K3 konsumsi air putih dengan penyakit dekompresi, adanya hubungan yang signfikan antara peraku K3 penggunan APD dengan penyakit dekompresi, adanya hubungan yang tidak signfikan antara peraku K3 konsumsi rokok dengan penyakit dekompresi, adanya hubungan yang tidak signfikan antara peraku K3 kerja konsumsi酒精dengan penyakit dekompresi serta melihat besar vistiap变量。Kata Kunci: dekompresi;Perilaku keselamatan Dan kesehatan kerja;nelayan tradisional;谢谢你的问候
{"title":"Analisis Faktor Individu, Pekerjaan dan Perilaku K3 pada Kejadian Penyakit Dekompresi pada Nelayan Penyelam Tradisional di Ambon","authors":"Yowan Embuai, H. Denny, Yuliani Setyaningsih","doi":"10.33846/SF11102","DOIUrl":"https://doi.org/10.33846/SF11102","url":null,"abstract":"This study aims to analyze individual, occupational, and occupational health and safety behavior factors for decompression events in traditional diver fishermen in Ambon. Decompression is a disease in the form of an abnormality due to the release of gas bubbles in the blood due to decreased air pressure under the sea. This research was conducted on traditional diver fishermen using the case control research design and using nonprobability sampling techniques. Data collection tools in the form of questionnaires, interviews with respondents, and direct observation, using a measuring instrument. Data analysis used in the form of univariate, bivariate and multivariate with the use of SPSS statistical program. The results were obtained: there was a significant relationship between the length of work with decompression disease, there was a significant relationship between depth of diving and decompression disease, there was a significant relationship between duration of diving and decompression, there was a significant relationship between the frequency of diving and decompression, there is no significant relationship between safety and health behavior of water consumption and decompression disease, there is a significant relationship between occupational health and safety behavior using personal protective equipment with decompression sickness, the existence of a relationship which is not significant between occupational safety and health behavior of cigarette consumption and decompression disease, there is an insignificant relationship between occupational safety and health behavior of alcohol consumption and ser ta see the risk of each variable. \u0000Keywords: decompression; occupational safety and health behavior; traditional fishermen; diving risk factors \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000 \u0000Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor individu, pekerjaan, dan perilaku K3 terhadap kejadian dekompresi pada nelayan penyelam tradisional di Ambon. Penyakit dekompresi merupakan penyakit berupa kelainan akibat pelepasan gelembung gas dalam darah akibat dari tekanan udara dibawah laut menurun. Penelitian ini dilakukan pada nelayan penyelam tradisional dengan mnggunakan desain penelitian case control dan menggunakan teknik nonprobability sampling. Alat pengumpulan data berupa kuisioner, wawancara dengan responden, dan observasi secara langsung, dengan menggunakan alat ukur. Analisis data yang digunakan berupa univariat, bivariat dan multivariat dengan penggunaan program statistik SPSS. Hasil penelitian diperoleh : adanya hubungan yang tidak signifikan dengan antara masa kerja dengan penyakit dekompresi adanya hubungan yang signifikan antara kedalaman menyelam dengan penyakit dekompresi, adanya hubungan yang signifikan antara lama menyelam dengan penyakit dekompresi, adanya hubungan yang signifikan antara frekuensi menyelam dengan penyakit dekompresi, adanya hubungan yang tidak signifikan antara kecepatan naik ke permukaan dengan penyakit dekompresi, adanya hubungan yang tidak","PeriodicalId":31281,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes","volume":"498 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81294105","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Children are vulnerable group to pressure injuries and has unique characteristics as associated factor. Factors related to pressure injury must be slightly different from adult. The intervention action considering the injury to the child must be specifically related to the factors associated with pressure in the child. The purpose of this study is to identify factors associated with PI in children. This study was carried out using systematic literature review studies. Articles for this study was obtained from Google scholar, Science-direct, PubMed, and Ebsco. Articles was published in 2009-2019 that discuss factors related to PI in children. The results of the study was factors related to PI in pediatric patients were divided into 3 categories, they were medical conditions, medical devices, and length of stay. Medical devices were direct trigger factors that causing PI in children. The most common medical devices identified in the study that causing PI were respiration aids such as ventilator. The medical condition was unpreventable factors of PI in children especially Multiple Organ Dysfunction (MODS) and comorbidities, as well as cardiovascular and respiratory disease. Long days of stay increase the risk of PI in children, importantly in the 7th day or more of stay. Prevention of PI in children must be done intensively and should be carried out according to the unique factors of the children group. Development of prevention bundles of PI in children must be done according to pediatric’s PI related factors. Keywords: child; medical devices; related factors; pressure injuries; pediatric ABSTRAK Anak merupakan kelompok yang rentan terhadap pressure injury dan memiliki karakteristik unik yang perlu diperhatikan. Tindakan intervensi pencegahan pressure injury pada anak harus spesifik terkait dengan faktor yang berhubungan dengan pressure injury pada anak. Tujuan dari studi ini adalah mengidentifikasi faktor yang berhubungan dengan PI pada anak. Studi ini merupakan studi Systematic Literature Review Artikel diperoleh dari Google scholar, Science-direct, PubMed, dan Ebsco. Artikel merupakan artikel yang terbit pada tahun 2009-2019 yang membahas faktor yang berhubungan dengan PI pada anak. Hasil studi mengidentifikasi faktor yang berhubungan dengan PI pasien anak adalah kondisi medis, alat medis, dan lama masa perawatan. Alat medis merupakan faktor pencetus terjadinya PI pada anak. Alat medis yang paling umum menyebabkan PI adalah alat bantuan respirasi seperti ventilator. Kondisi medis menjadi faktor yang tidak dapat dihindari menyebabkan PI pada anak teruatama kondisi medis multiple organ dysfunctions (MODS), kormobiditas, penyakit kardiovaskuler dan respirasi. Lama hari perawatan lebih dari 7 hari meningkatkan risiko PI pada anak. Pencegahan PI pada anak harus dilakukan secara intensif dan memperhatikan faktor unik dari kelompok anak. Pengembangan bundle pencegahan PI khusus untuk anak harus dilakukan agar intervensi dapat dilakukan sesuai de
儿童是压力性损伤的易感群体,作为相关因素有其独特的特点。与压伤相关的因素必须与成人略有不同。考虑到对儿童的伤害的干预行动必须与与儿童压力相关的因素具体相关。本研究的目的是确定与儿童PI相关的因素。本研究采用系统文献回顾法进行。本研究的文章来自Google scholar, Science-direct, PubMed和Ebsco。2009-2019年发表的文章讨论了与儿童PI相关的因素。研究结果将影响小儿患者PI的因素分为3类,分别是医疗条件、医疗器械和住院时间。医疗器械是导致儿童PI的直接触发因素。在研究中确定的最常见的导致PI的医疗设备是呼吸辅助设备,如呼吸机。医疗条件是儿童PI不可预防的因素,尤其是多器官功能障碍(MODS)和合并症,以及心血管和呼吸系统疾病。长时间住院会增加儿童PI的风险,尤其是在住院第7天或更长时间。儿童PI的预防必须加强,并应根据儿童群体的独特因素进行。儿童PI预防束的开发必须根据儿童PI相关因素进行。关键词:儿童;医疗设备;相关因素;压伤;【儿科学摘要】杨氏压伤,杨氏压伤,杨氏压伤,杨氏压伤,杨氏压伤。丁达干干预压伤帕纳克,压伤帕纳克,压伤帕纳克,压伤帕纳克,压伤帕纳克,压伤帕纳克,压伤帕纳克,压伤帕纳克。图们江的研究表明,中国的科学研究表明,中国的科学研究对中国的科学研究具有重要意义。study ini merupakan study system Literature Review Artikel diperoleh dari Google scholar, Science-direct, PubMed, dan Ebsco。Artikel merupakan Artikel yang terbit pada tahun 2009-2019 yang成员为yang berhubungan dengan PI pada anak。哈西尔的研究发现,有一种特殊的遗传因子,为杨伯虎,登甘,皮帕西,阿纳克,阿纳克,阿纳克,阿纳克。Alat媒体的merupakan因子为penpenus terjadinya PI padanak。呼吸机,呼吸机,呼吸机,呼吸机,呼吸机。多器官功能障碍(MODS),多器官功能障碍(MODS),多器官功能障碍(MODS)。尊者:尊者:尊者:尊者:尊者:尊者:尊者:尊者。penegahan PI padadanak harus dilakukan secara强度,成员为unikdari kelompokanak。Pengembangan bundle penegahan PI khusus untuk anak harus dilakukan agar intervensi dapat dilakukan sessuai dengan kelompok usia。Kata kunci: anak;alat medis公司;杨伯虎朋干;压伤;儿科
{"title":"Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pressure Injury pada Anak","authors":"Juairiah Juairiah","doi":"10.33846/SF.V11I1.560","DOIUrl":"https://doi.org/10.33846/SF.V11I1.560","url":null,"abstract":"Children are vulnerable group to pressure injuries and has unique characteristics as associated factor. Factors related to pressure injury must be slightly different from adult. The intervention action considering the injury to the child must be specifically related to the factors associated with pressure in the child. The purpose of this study is to identify factors associated with PI in children. This study was carried out using systematic literature review studies. Articles for this study was obtained from Google scholar, Science-direct, PubMed, and Ebsco. Articles was published in 2009-2019 that discuss factors related to PI in children. The results of the study was factors related to PI in pediatric patients were divided into 3 categories, they were medical conditions, medical devices, and length of stay. Medical devices were direct trigger factors that causing PI in children. The most common medical devices identified in the study that causing PI were respiration aids such as ventilator. The medical condition was unpreventable factors of PI in children especially Multiple Organ Dysfunction (MODS) and comorbidities, as well as cardiovascular and respiratory disease. Long days of stay increase the risk of PI in children, importantly in the 7th day or more of stay. Prevention of PI in children must be done intensively and should be carried out according to the unique factors of the children group. Development of prevention bundles of PI in children must be done according to pediatric’s PI related factors. \u0000Keywords: child; medical devices; related factors; pressure injuries; pediatric \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000 \u0000Anak merupakan kelompok yang rentan terhadap pressure injury dan memiliki karakteristik unik yang perlu diperhatikan. Tindakan intervensi pencegahan pressure injury pada anak harus spesifik terkait dengan faktor yang berhubungan dengan pressure injury pada anak. Tujuan dari studi ini adalah mengidentifikasi faktor yang berhubungan dengan PI pada anak. Studi ini merupakan studi Systematic Literature Review Artikel diperoleh dari Google scholar, Science-direct, PubMed, dan Ebsco. Artikel merupakan artikel yang terbit pada tahun 2009-2019 yang membahas faktor yang berhubungan dengan PI pada anak. Hasil studi mengidentifikasi faktor yang berhubungan dengan PI pasien anak adalah kondisi medis, alat medis, dan lama masa perawatan. Alat medis merupakan faktor pencetus terjadinya PI pada anak. Alat medis yang paling umum menyebabkan PI adalah alat bantuan respirasi seperti ventilator. Kondisi medis menjadi faktor yang tidak dapat dihindari menyebabkan PI pada anak teruatama kondisi medis multiple organ dysfunctions (MODS), kormobiditas, penyakit kardiovaskuler dan respirasi. Lama hari perawatan lebih dari 7 hari meningkatkan risiko PI pada anak. Pencegahan PI pada anak harus dilakukan secara intensif dan memperhatikan faktor unik dari kelompok anak. Pengembangan bundle pencegahan PI khusus untuk anak harus dilakukan agar intervensi dapat dilakukan sesuai de","PeriodicalId":31281,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes","volume":"118 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73577167","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Introduction: Sedentary lifestyle cause obesity, hypertension, myopia, anxiety, and decreased adolescent academic abilities. The family's role prevent sedentary lifestyles is not optimal, even though the sedentary lifestyle of adolescent at home is difficult to control because they do not have written regulations on how to watch TV, use mobile phones, computers, and electronic games. The purpose of this study was to explore intention of family to increase role prevent sedentary lifestyle in adolescent. Methods: This research was descriptive study, with sample of 122 mothers of 10 Sugio Muhammadiyah High School students in Lamongan Regency in January 2019, selected using stratified random sampling. Data were collected using a questionnaire and analyzed using descriptive. Results: The results of this study was majority intention of family on suficient category had family role on suficient category too. Conclusion: Intention of family unsuficient will be have family role also unsuficient. Nurse can give health prmotion about sedentary lifestyle and increasing family intention to improve roles by applying GERMAS (Healthy Community Movement) Keywords: intention; family; role; sedentary lifestyle; adolescent ABSTRAK Pendahuluan: sedentary lifestyle pada remaja dapat menyebabkan obesitas, hipertensi, myopi, kecemasan, dan penurunan kemampuan akademik. Peran keluarga mencegah sedentary lifestyle kurang optimal, padahal sedentary lifestyle remaja saat di rumah sulit dikendalikan karena tidak memiliki peraturan tertulis mengenai cara menonton TV, menggunakan HP, komputer, dan electronic game. Tujuan penelitian ini untuk melihat niat keluarga terhadap peningkatan peran mencegah sedentary lifestyle remaja. Metode: penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan sampel 122 responden dengan teknik stratified random sampling pada keluarga siswa SMA Muhammadiayah 10 Sugio Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner lalu dianalisis secara deskriptif. Hasil: Hasil penelitian menunjukan niat keluarga sebagian besar memiliki dalam kategori cukup dengan peran keluarga mencegah sedentary lifestyle remaja yang juga dalam kategori cukup. Kesimpulan: Niat keluarga yang kurang untuk meningkatkan peran membuat peran keluarga yang dilakukan juga kurang sehingga meningkatkan resiko terjadi dampak sedentary lifestyle pada remaja. Perawat diharapkan memberikan promosi kesehatan tentang pengertian, bentuk, penyebab dan dampak sedentary lifestyle pada remaja, sehingga meningkatkan niat keluarga dahulu untuk merubah peran, kemudian memberikan intervensi peningkatan peran keluarga dengan mengajarkan cara penerapan GERMAS (Gerakan Masyarakat Sehat). Kata kunci: niat; keluarga; peran; sedentary lifestyle; remaja
久坐的生活方式导致肥胖、高血压、近视、焦虑和青少年学习能力下降。家庭在防止久坐不动的生活方式方面的作用并不理想,尽管青少年在家里的久坐不动的生活方式很难控制,因为他们没有关于如何看电视、使用手机、电脑和电子游戏的书面规定。本研究旨在探讨家庭意愿对青少年久坐生活方式的预防作用。方法:本研究采用描述性研究方法,采用分层随机抽样方法,于2019年1月对拉蒙干县10名Sugio Muhammadiyah高中学生的122名母亲进行抽样调查。数据收集采用问卷调查和分析采用描述性。结果:本研究结果显示:家庭在充分范畴上的意向占多数,家庭在充分范畴上的角色也占多数。结论:家庭意愿不足将是有家庭作用也不足。关键词:意向;健康社区运动;家庭;角色;久坐不动的生活方式;【摘要】彭达朗:久坐不动的生活方式可能导致肥胖、高血压、近视、糖尿病和糖尿病。久坐不动的生活方式是最理想的,久坐不动的生活方式是最理想的,久坐不动的生活方式是最理想的。Tujuan penelitian ini untuk melihat niat keluarga terhadap peningkatan peran menegah久坐的生活方式依然存在。方法:抽样抽样122名回答者,分层随机抽样1名,Jawa Timur。数据分析与统计分析:数据分析与统计分析。Hasil: Hasil penelitian menunjukan niat keluarga sebagian besar memiliki dalam kategori cuup dengan peran keluarga menegah久坐的生活方式remaja yang juga dalam kategori cuup。Niat keluarga yang kurang untuk meningkatkan peran meman peran keluarga yang dilakukan juga kurang sehinga meningkatkan resiko terjadi dampak久坐的生活方式padremaja。民政党的成员,例如promosi kesehatan tentang pengertian, bentuk, penyebab dan danpak,久坐的生活方式,padremaja, sehinga meningkatkan niat keluarga dahulu untuk merubah peran, kemudian member,干预,peningkatan peran keluarga dengan mengajajan penerapan GERMAS(民政党Masyarakat Sehat)Kata kunci:国家;keluarga;peran;久坐不动的生活方式;remaja
{"title":"Niat Keluarga Terhadap Peningkatan Peran Mencegah Sedentary Lifestyle Remaja","authors":"Mar’atus Sholihah, Oedojo Soedirham, M. Triharini","doi":"10.33846/sf10402","DOIUrl":"https://doi.org/10.33846/sf10402","url":null,"abstract":"Introduction: Sedentary lifestyle cause obesity, hypertension, myopia, anxiety, and decreased adolescent academic abilities. The family's role prevent sedentary lifestyles is not optimal, even though the sedentary lifestyle of adolescent at home is difficult to control because they do not have written regulations on how to watch TV, use mobile phones, computers, and electronic games. The purpose of this study was to explore intention of family to increase role prevent sedentary lifestyle in adolescent. Methods: This research was descriptive study, with sample of 122 mothers of 10 Sugio Muhammadiyah High School students in Lamongan Regency in January 2019, selected using stratified random sampling. Data were collected using a questionnaire and analyzed using descriptive. Results: The results of this study was majority intention of family on suficient category had family role on suficient category too. Conclusion: Intention of family unsuficient will be have family role also unsuficient. Nurse can give health prmotion about sedentary lifestyle and increasing family intention to improve roles by applying GERMAS (Healthy Community Movement) \u0000Keywords: intention; family; role; sedentary lifestyle; adolescent \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000 \u0000Pendahuluan: sedentary lifestyle pada remaja dapat menyebabkan obesitas, hipertensi, myopi, kecemasan, dan penurunan kemampuan akademik. Peran keluarga mencegah sedentary lifestyle kurang optimal, padahal sedentary lifestyle remaja saat di rumah sulit dikendalikan karena tidak memiliki peraturan tertulis mengenai cara menonton TV, menggunakan HP, komputer, dan electronic game. Tujuan penelitian ini untuk melihat niat keluarga terhadap peningkatan peran mencegah sedentary lifestyle remaja. Metode: penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan sampel 122 responden dengan teknik stratified random sampling pada keluarga siswa SMA Muhammadiayah 10 Sugio Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner lalu dianalisis secara deskriptif. Hasil: Hasil penelitian menunjukan niat keluarga sebagian besar memiliki dalam kategori cukup dengan peran keluarga mencegah sedentary lifestyle remaja yang juga dalam kategori cukup. Kesimpulan: Niat keluarga yang kurang untuk meningkatkan peran membuat peran keluarga yang dilakukan juga kurang sehingga meningkatkan resiko terjadi dampak sedentary lifestyle pada remaja. Perawat diharapkan memberikan promosi kesehatan tentang pengertian, bentuk, penyebab dan dampak sedentary lifestyle pada remaja, sehingga meningkatkan niat keluarga dahulu untuk merubah peran, kemudian memberikan intervensi peningkatan peran keluarga dengan mengajarkan cara penerapan GERMAS (Gerakan Masyarakat Sehat). \u0000Kata kunci: niat; keluarga; peran; sedentary lifestyle; remaja","PeriodicalId":31281,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes","volume":"201 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76026510","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ARV therapy in HIV patients prolongs the age of HIV patients, but has a contribution to the incidence of kidney disease. Damage to kidney function is not only a result of HIV infection and side effects of ARV treatment but complications of opportunistic infections that can interfere with the functioning of other organs can also affect kidney function. This research aims to determine the results of examination of urea levels and creatinine levels in HIV patients with ARV therapy. This type of research was descriptive with a laboratory test approach. The research was conducted for 1 month, starting from May 1 to June 1, 2018. The population used in this research were all HIV patients with ARV therapy who conducted examinations at Harapan Sentani Health Center during the research period. The samples size were 24 (total sampling). The sample used was serum HIV sufferers with ARV therapy. Methods for examining kidney function include the levels of urea and creatinine used were photometry. The results showed that from 24 samples studied there were normal urea levels of 24 patients (100%) and no urea levels were found to increase or decrease (abnormally), whereas normal creatinine levels were 13 patients (54.3%) and creatinine levels were increased by 11 patients (45.7%). Keywords: HIV patients; ARV therapy; ereum; creatinine ABSTRAK Terapi ARV pada penderita HIV memperpanjang usia pasien HIV, namun memiliki kontribusi terhadap kejadian penyakit ginjal. Kerusakan fungsi ginjal bukan hanya akibat dari infeksi virus HIV dan efek samping dari pengobatan ARV tetapi komplikasi infeksi oportunistik yang dapat mengganggu fungsi organ tubuh yang lain juga bisa berpengaruh terhadap fungsi ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil pemeriksaan kadar ureum dan kadar kreatinin pada penderita HIV dengan terapi ARV. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan uji laboratorium. Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan, mulai dari tanggal 01 Mei sampai dengan 01 Juni 2018. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua pasien HIV dengan terapi ARV yang melakukan pemeriksaan di Puskesmas Harapan Sentani selama masa penelitian. Ukuran sampel adalah 24 (total sampling). Sampel yang digunakan adalah serum penderita HIV dengan terapi ARV. Metode pemeriksaan fungsi ginjal antara lain adalah kadar ureum dan kreatinin yang digunakan adalah fotometri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 24 sampel terdapat kadar ureum normal sebanyak 24 pasien (100%) dan tidak ditemukan kadar ureum yang meningkat atau menurun (abnormal), sedangkan kadar kreatinin yang normal sebanyak 13 pasien (54,3%) dan kadar kreatinin yang meningkat sebanyak 11 pasien (45,7%). Kata kunci: penderita HIV; terapi ARV; ureum; kreatinin
艾滋病患者的抗逆转录病毒治疗延长了艾滋病患者的年龄,但也增加了肾病的发病率。肾功能损害不仅是艾滋病毒感染和抗逆转录病毒治疗的副作用的结果,而且机会性感染的并发症可以干扰其他器官的功能,也可以影响肾功能。本研究旨在确定接受抗逆转录病毒治疗的HIV患者尿素水平和肌酐水平的检测结果。这种类型的研究是描述性的实验室测试方法。该研究从2018年5月1日至6月1日进行了为期1个月的研究。本研究使用的人群均为在研究期间在Harapan Sentani健康中心接受抗逆转录病毒治疗的艾滋病毒患者。样本量为24例(总抽样)。使用的样本是接受抗逆转录病毒治疗的HIV患者的血清。检查肾功能的方法包括尿素和肌酐的水平使用光度法。结果24例患者尿素正常24例(100%),未发现尿素升高或降低(异常),肌酐正常13例(54.3%),肌酐升高11例(45.7%)。关键词:艾滋病患者;抗逆转录病毒治疗;ereum;【摘要】特拉皮抗逆转录病毒(Terapi ARV)是艾滋病病毒(HIV)的成员,是艾滋病病毒(HIV)的成员,是艾滋病病毒(HIV)的成员。爱滋病毒爱滋病毒,爱滋病毒,爱滋病毒,爱滋病毒,爱滋病毒,爱滋病毒,爱滋病毒,爱滋病毒,爱滋病毒,爱滋病毒,爱滋病毒,爱滋病毒Penelitian ini bertujuan, untuk mengetahui, hasil, Penelitian, untuk, mengetahui, Penelitian, Penelitian, untuk, mengetahui。Jenis penelitian, ini, adalah, desktif, dengan, pendekatan, uji实验室。Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan, mulai dari tanggal 1 Mei sampai dengan 1 june 2018。希望之光,希望之光,希望之光,希望之光,希望之光,希望之光。Ukuran sample adalah 24(总采样)。阳地古那坎阿达拉血清检测HIV登革和terapi抗逆转录病毒。[方法][footfoot作用][footfoot作用][footfoot作用]。Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 24份样品terdapat kadar ureum normal sebanyak 24 pasien (100%), dan tidak ditemukan kadar ureum yang meningkat atau menurun(异常),sedangkan kadar kreatinin yang normal sebanyak 13 pasien (54.3%), dan kadar kreatinin yang meningkat sebanyak 11 pasien(45.7%)。Kata kunci: penderita HIV;terapi抗逆转录病毒药物;ureum;kreatinin
{"title":"Pemeriksaan Kadar Ureum dan Kreatinin Pasien HIV yang Mendapatkan Terapi ARV di Puskesmas Harapan Sentani Kabupaten Jayapura Papua","authors":"Ester Rampa, Rini Prastyawati, Herlando Sinaga","doi":"10.33846/sf10313","DOIUrl":"https://doi.org/10.33846/sf10313","url":null,"abstract":"ARV therapy in HIV patients prolongs the age of HIV patients, but has a contribution to the incidence of kidney disease. Damage to kidney function is not only a result of HIV infection and side effects of ARV treatment but complications of opportunistic infections that can interfere with the functioning of other organs can also affect kidney function. This research aims to determine the results of examination of urea levels and creatinine levels in HIV patients with ARV therapy. This type of research was descriptive with a laboratory test approach. The research was conducted for 1 month, starting from May 1 to June 1, 2018. The population used in this research were all HIV patients with ARV therapy who conducted examinations at Harapan Sentani Health Center during the research period. The samples size were 24 (total sampling). The sample used was serum HIV sufferers with ARV therapy. Methods for examining kidney function include the levels of urea and creatinine used were photometry. The results showed that from 24 samples studied there were normal urea levels of 24 patients (100%) and no urea levels were found to increase or decrease (abnormally), whereas normal creatinine levels were 13 patients (54.3%) and creatinine levels were increased by 11 patients (45.7%). \u0000Keywords: HIV patients; ARV therapy; ereum; creatinine \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000 \u0000Terapi ARV pada penderita HIV memperpanjang usia pasien HIV, namun memiliki kontribusi terhadap kejadian penyakit ginjal. Kerusakan fungsi ginjal bukan hanya akibat dari infeksi virus HIV dan efek samping dari pengobatan ARV tetapi komplikasi infeksi oportunistik yang dapat mengganggu fungsi organ tubuh yang lain juga bisa berpengaruh terhadap fungsi ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil pemeriksaan kadar ureum dan kadar kreatinin pada penderita HIV dengan terapi ARV. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan uji laboratorium. Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan, mulai dari tanggal 01 Mei sampai dengan 01 Juni 2018. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua pasien HIV dengan terapi ARV yang melakukan pemeriksaan di Puskesmas Harapan Sentani selama masa penelitian. Ukuran sampel adalah 24 (total sampling). Sampel yang digunakan adalah serum penderita HIV dengan terapi ARV. Metode pemeriksaan fungsi ginjal antara lain adalah kadar ureum dan kreatinin yang digunakan adalah fotometri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 24 sampel terdapat kadar ureum normal sebanyak 24 pasien (100%) dan tidak ditemukan kadar ureum yang meningkat atau menurun (abnormal), sedangkan kadar kreatinin yang normal sebanyak 13 pasien (54,3%) dan kadar kreatinin yang meningkat sebanyak 11 pasien (45,7%). \u0000Kata kunci: penderita HIV; terapi ARV; ureum; kreatinin","PeriodicalId":31281,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes","volume":"66 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83771177","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Asthma is a chronic inflammatory airway disease characterized by episodic wheezing, coughing, and chest tightness due to airway obstruction. The aim of this study was to identify the peak expiratory flow (APE) and control of asthma in asthmatic patients at the Poly Paru Airlangga University Hospital and Home Haji General Hospital) Surabaya. This research method was descriptive study with a sample of 78 respondents. APE was measured using a Peak Flow Meter and asthma control using the Asthma Control Test (ACT) questionnaire. This study showed that APE and asthma control in all study subjects were 27-88% of the standard value. It can be concluded that there was a decrease in Peak Forced Expiration Flow and control of asthma in asthmatic patients. This study is expected to be a source of information for health professionals especially nurses regarding the value of Forced Expiration Peak Flow (APE) and asthma control in asthmatic patients. Keywords: forced peak expiratory flow (APE); asthma control ABSTRAK Asma adalah penyakit jalan napas inflamasi kronis yang ditandai dengan mengi episodik, batuk, dan sesak dada akibat obstruksi jalan napas.tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi Arus Puncak Ekspirasi (APE) dan kontrol asma pada pasien asma di poli Paru Rumah Sakit Universitas Airlangga dan Rumah Sakit Umum Haji) Surabaya. Metode penelitian ini studi deskriptif dengan ukran sampel 78 responden. APE diukur menggunakan Peak Flow Meter dan kontrol asma menggunakan kuisioner Asthma Control Test (ACT). Penelitian ini menunjukkan bahwa APE dan kontrol asma pada seluruh subyek penelitian 27-88 % dari nilai standar.dapat disimpulkan bahwa terdapat penurunan Arus Puncak Ekspirasi Paksa dan kontrol asma pada pasien asma. Penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi bagi tenaga kesehatan khsusnya perawat mengenai nilai Arus Puncak Ekspirasi Paksa (APE) dan kontrol asma pada pasien asma. Kata kunci: arus puncak ekspirasi paksa (APE); kontrol asma
哮喘是一种慢性炎症性气道疾病,其特征是发作性喘息、咳嗽和因气道阻塞引起的胸闷。本研究的目的是确定Poly Paru Airlangga大学医院和Home Haji总医院的哮喘患者的呼气峰流量(APE)和哮喘控制。本研究方法为描述性研究,样本为78人。APE采用峰值流量仪测量,哮喘控制采用哮喘控制测试(ACT)问卷。本研究显示,所有研究对象的APE和哮喘控制均为标准值的27-88%。由此可见,哮喘患者的强迫呼气流量峰值降低,哮喘控制有所改善。本研究旨在为卫生专业人员特别是护士提供有关强迫呼气峰值流量(APE)在哮喘患者哮喘控制中的价值的信息来源。关键词:强制呼气峰流量;【摘要】哮喘的控制:哮喘的控制:哮喘的控制;哮喘的控制:哮喘的控制;哮喘的控制:哮喘的控制;哮喘的控制:哮喘的控制。图juan penelitian ini adalah untuk montuk identififikasi Arus Puncak Ekspirasi (APE)和控制asma padan pasien asma di poli Paru Rumah Sakit大学(Airlangga danrumah Sakit Umum Haji)泗水。方法penelitian在研究中提供了一份乌克兰样本,78名受访者。孟古纳干哮喘控制试验(ACT)Penelitian ini menunjukkan bahwa APE和control: asma padu seluruseyek Penelitian 27- 88%达尼罗莱标准。dapat disimpulkan bahwa terdapat penurunan阿鲁Puncak Ekspirasi满月丹kontrol asma篇pasien asma。Penelitian ini diharapkan menjadi的数据信息为bagi tenaga kesehatan khsusnya perawat mengenai nilai Arus punak Ekspirasi Paksa (APE)和控制asma paden asma。kapata kunci: arus puncak ekspirasi paksa (APE);kontrol asma
{"title":"Gambaran Arus Puncak Ekspirasi (APE) dan Kontrol Asma pada Pasien Asma","authors":"A. Nur, M. Amin, M. Sajidin, Kusnanto Kusnanto","doi":"10.33846/sf10307","DOIUrl":"https://doi.org/10.33846/sf10307","url":null,"abstract":"Asthma is a chronic inflammatory airway disease characterized by episodic wheezing, coughing, and chest tightness due to airway obstruction. The aim of this study was to identify the peak expiratory flow (APE) and control of asthma in asthmatic patients at the Poly Paru Airlangga University Hospital and Home Haji General Hospital) Surabaya. This research method was descriptive study with a sample of 78 respondents. APE was measured using a Peak Flow Meter and asthma control using the Asthma Control Test (ACT) questionnaire. This study showed that APE and asthma control in all study subjects were 27-88% of the standard value. It can be concluded that there was a decrease in Peak Forced Expiration Flow and control of asthma in asthmatic patients. This study is expected to be a source of information for health professionals especially nurses regarding the value of Forced Expiration Peak Flow (APE) and asthma control in asthmatic patients. \u0000Keywords: forced peak expiratory flow (APE); asthma control \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000 \u0000Asma adalah penyakit jalan napas inflamasi kronis yang ditandai dengan mengi episodik, batuk, dan sesak dada akibat obstruksi jalan napas.tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi Arus Puncak Ekspirasi (APE) dan kontrol asma pada pasien asma di poli Paru Rumah Sakit Universitas Airlangga dan Rumah Sakit Umum Haji) Surabaya. Metode penelitian ini studi deskriptif dengan ukran sampel 78 responden. APE diukur menggunakan Peak Flow Meter dan kontrol asma menggunakan kuisioner Asthma Control Test (ACT). Penelitian ini menunjukkan bahwa APE dan kontrol asma pada seluruh subyek penelitian 27-88 % dari nilai standar.dapat disimpulkan bahwa terdapat penurunan Arus Puncak Ekspirasi Paksa dan kontrol asma pada pasien asma. Penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi bagi tenaga kesehatan khsusnya perawat mengenai nilai Arus Puncak Ekspirasi Paksa (APE) dan kontrol asma pada pasien asma. \u0000Kata kunci: arus puncak ekspirasi paksa (APE); kontrol asma","PeriodicalId":31281,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes","volume":"47 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85201756","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tuberculosis is an infectious disease caused by Mycobaterium Tuberculosis and transmitted through sputum sprinkling. Tuberculosis disease have increase every year which is a contributor of mortality in the world. Transmission of tuberculosis is growing and resulting in increased transmission in the family and community environment. Families who are in contact with tuberculosis sufferers being a vulnerable populations to be infected. Various types of efforts are needed to prevent tuberculosis transmission. This article aims to explore the prevention of tuberculosis in the family. The literature review came from articles obtained from Pubmed, ScienceDirect, Wiley, SAGE Publications, Google Scholar and EBSCOHost since 2010-2019. The results of the study found that the prevention of transmission infection in the family were; provide immunization to babies, fulfill adequate nutrition for sufferers and family members, modify the home environment and control tuberculosis patients to get regular treatment. The role of the family becomes very important in prevention of transmission and the role of professional community nurses is also needed in order to strengthen aspects of health care services for tuberculosis sufferers. Family and nurse collaboration is a matter that needs to be increased simultaneously for optimal community health.. Keywords: prevention of transmission; nursing; family roles; tuberculosis treatment ABSTRAK Penyakit tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobaterium Tuberculosis dan ditularkan melalui percikan dahak. Penyakit ini terus mengalami peningkatan di tiap tahunnya dimana merupakan penyumbang kematian di dunia. Penularan penyakit ini semakin berkembang dan mengakibatkan pada peningkatan penularan di lingkungan keluarga dan masyarakat. Keluarga yang sekontak dengan penderita tuberkulosis menjadi populasi yang paling rentan terinfeksi sehingga dibutuhkan berbagai macam upaya pencegahan penularan tuberkulosis. Artikel ini bertujuan untuk menggali bentuk pencegahan tuberkulosis dalam keluarga. Telaah literatur berasal dari artikel yang didapatkan dari Pubmed, ScienceDirect, Wiley, SAGE Publications, Google Scholar dan EBSCOHost sejak tahun 2010-2019. Hasil kajian yang didapatkan ditemukan bahwa bentuk pencegahan yang dapat dilakukan dalam memutus rantai penularan infeksi dalam keluarga yang terdiri dari; memberikan imunisasi pada bayi, pemenuhan nutrisi yang adekuat bagi penderita maupun anggota keluarga, modifikasi lingkungan rumah serta kontrol penderita tuberkulosis agar berobat dengan teratur. Peran keluarga menjadi sangat penting dalam upaya memutus rantai penularan dan peran perawat komunitas yang professional juga dibutuhkan dalam rangka menguatkan aspek layanan perawatan kesehatan untuk penderita tuberkulosis. Kerjasama keluarga dan perawat menjadi hal yang perlu ditingkatkan secara simultan demi kesehatan masyarakat yang optimal. Kata kunci: pencegahan penularan; keperawatan; peran keluar
结核病是一种由结核分枝杆菌引起的传染病,通过痰沫传播。结核病每年都在增加,是世界上死亡率的一个因素。结核病的传播正在增加,并导致家庭和社区环境中的传播增加。与结核病患者有接触的家庭是易受感染的人群。需要作出各种努力来预防结核病的传播。本文旨在探讨家庭中结核病的预防。文献综述来自2010-2019年从Pubmed、ScienceDirect、Wiley、SAGE Publications、Google Scholar和EBSCOHost获得的文章。研究结果发现,家庭传播感染的预防有;为婴儿提供免疫接种,为患者及其家庭成员提供充足的营养,改善家庭环境,控制结核病患者,使其得到定期治疗。家庭在预防传播方面的作用变得非常重要,还需要专业社区护士的作用,以便加强对结核病患者的保健服务。为了实现最佳的社区卫生,需要同时加强家庭和护士的合作。关键词:传播预防;护理;家庭角色;【摘要】Penyakit tuberculosis (Penyakit menmenular yang,结核分枝杆菌);Penyakit ini terus mengalami peningkatan di tiap tahunnya dimana merupakan penyumbang kematian di dunii。Penularan penyakit ini semakin berkembang dan mengakibatkan dad peningkatan Penularan di lingkungan keluarga dan masyarakat。Keluarga yang sekontak dengan penderita结核menjadi populasi yang paling rentan terinfeksi sehinga dibutuhkan berbagai macam upaya penegahan penularan结核。Artikel ini bertujuan untuk menggali bentuk penegahan肺结核dalam keluarga。[中文]Pubmed, ScienceDirect, Wiley, SAGE Publications, Google Scholar dan EBSCOHost [j] tahun 2010-2019。Hasil kajian yang didapatkan ditemukan bahwa bentuk penegahan yang dapat dilakukan dalam memutus rantai penularan infeksi dalam keluarga yang terdiri dari;中华人民共和国中华人民共和国免疫学研究所,中华人民共和国免疫学研究所,中华人民共和国免疫学研究所,中华人民共和国,中华人民共和国。Peran keluarga menjadi sangat penting dalam upaya memutus rantai Peran perawat komunitas yang专业人士juga dibutuhkan dalam rangka menguatkan说,Peran perawatan kesehatan untuk penderita结核病。Kerjasama keluarga dan perawat menjadi hal yang perlu ditingkatkan secara simulan demi kesehatan masyarakat yang optimal。Kata kunci: penegahan penularan;keperawatan;peran keluarga;pengobatan tuberkulosis
{"title":"Pencegahan Tuberkulosis Paru dalam Keluarga: Kajian Literatur","authors":"S. A. R. Paneo, A. Y. Nursasi","doi":"10.33846/SF10405","DOIUrl":"https://doi.org/10.33846/SF10405","url":null,"abstract":"Tuberculosis is an infectious disease caused by Mycobaterium Tuberculosis and transmitted through sputum sprinkling. Tuberculosis disease have increase every year which is a contributor of mortality in the world. Transmission of tuberculosis is growing and resulting in increased transmission in the family and community environment. Families who are in contact with tuberculosis sufferers being a vulnerable populations to be infected. Various types of efforts are needed to prevent tuberculosis transmission. This article aims to explore the prevention of tuberculosis in the family. The literature review came from articles obtained from Pubmed, ScienceDirect, Wiley, SAGE Publications, Google Scholar and EBSCOHost since 2010-2019. The results of the study found that the prevention of transmission infection in the family were; provide immunization to babies, fulfill adequate nutrition for sufferers and family members, modify the home environment and control tuberculosis patients to get regular treatment. The role of the family becomes very important in prevention of transmission and the role of professional community nurses is also needed in order to strengthen aspects of health care services for tuberculosis sufferers. Family and nurse collaboration is a matter that needs to be increased simultaneously for optimal community health.. \u0000Keywords: prevention of transmission; nursing; family roles; tuberculosis treatment \u0000ABSTRAK \u0000 \u0000Penyakit tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobaterium Tuberculosis dan ditularkan melalui percikan dahak. Penyakit ini terus mengalami peningkatan di tiap tahunnya dimana merupakan penyumbang kematian di dunia. Penularan penyakit ini semakin berkembang dan mengakibatkan pada peningkatan penularan di lingkungan keluarga dan masyarakat. Keluarga yang sekontak dengan penderita tuberkulosis menjadi populasi yang paling rentan terinfeksi sehingga dibutuhkan berbagai macam upaya pencegahan penularan tuberkulosis. Artikel ini bertujuan untuk menggali bentuk pencegahan tuberkulosis dalam keluarga. Telaah literatur berasal dari artikel yang didapatkan dari Pubmed, ScienceDirect, Wiley, SAGE Publications, Google Scholar dan EBSCOHost sejak tahun 2010-2019. Hasil kajian yang didapatkan ditemukan bahwa bentuk pencegahan yang dapat dilakukan dalam memutus rantai penularan infeksi dalam keluarga yang terdiri dari; memberikan imunisasi pada bayi, pemenuhan nutrisi yang adekuat bagi penderita maupun anggota keluarga, modifikasi lingkungan rumah serta kontrol penderita tuberkulosis agar berobat dengan teratur. Peran keluarga menjadi sangat penting dalam upaya memutus rantai penularan dan peran perawat komunitas yang professional juga dibutuhkan dalam rangka menguatkan aspek layanan perawatan kesehatan untuk penderita tuberkulosis. Kerjasama keluarga dan perawat menjadi hal yang perlu ditingkatkan secara simultan demi kesehatan masyarakat yang optimal. \u0000Kata kunci: pencegahan penularan; keperawatan; peran keluar","PeriodicalId":31281,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83264599","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Psidium guajava is a plant that can have a good effect on health problems, especially complaints of fever. The purpose of this study to describe the use of guava leaves in reducing fever. The research method used was descriptive with a quantitative approach. The subjects of this study were population in Sentani, who had or still use guava leaves with this research variable was the use of guava leaves. The variable of this research was the use of guava leaves. Data collection used was a questionnaire with descriptive analysis to describe the characteristics of respondents who had used guava leaves. The results showed that guava leaves were used by boiling (96.9%) and chewed 1 (3.1%) with leaf number varied. Keywords: leaves; Psidium guajava; fever ABSTRAK Jambu biji merupakan tanaman yang dianggap dapat memberikan efek yang baik terhadap masalah kesehatan, khususnya keluhan demam. Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan penggunaan daun jambu biji dalam menurunkan demam. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah penduduk di Sentani, yang pernah atau masih menggunakan daun jambu biji dengan variabel penelitian penggunaan daun jambu biji. Pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dengan analisis deskriptif untuk menggambarkan karakteristik responden yang menggunakan daun jambu biji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun jambu biji yang digunakan dengan cara direbus 32 (96,9%) dan dikunyah 1 (3,1%) dengan jumlah daun bervariasi. Kata kunci: daun; Psidium guajava; demam
番石榴是一种对健康问题有很好的影响的植物,尤其是对发烧的抱怨。本研究的目的是描述番石榴叶在退烧中的使用。使用的研究方法是定量的描述性方法。这项研究的对象是森塔尼的人群,他们曾经或仍然在使用番石榴叶这个研究变量是番石榴叶的使用。这项研究的变量是番石榴叶的使用。使用的数据收集是一份带有描述性分析的问卷,以描述使用过番石榴叶的受访者的特征。结果表明,番石榴叶分别采用水煮法(96.9%)和咀嚼法(3.1%)处理,叶数不同。关键词:叶子;Psidium guajava;【中文摘要】【中文摘要】Jambu biji merupakan tanaman yang dianggap dapat memberkan efek yang baik terhadap masalah kesehatan, khususnya keluhan demam。图胡安penelitian ini untuk menggambarkan penggunaan和jambu biji dalam menurunkan demam。方法:方法:方法:方法:方法:方法:方法:方法:方法:方法:方法:方法:方法:方法:方法:方法:方法:方法。题目:penelitian ini adalah penduduk di Sentani, yang pernah . atmih . mongunakan和jambu biji. dengan变量penelitian和penggunaan和jambu biji。彭普兰数据杨迪古纳坎adalah kuesonondengan分析报告,杨迪古纳坎和jambu biji的卡拉克斯坦回应。Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun jambu biji yang digunakan dengan cara direbus 32 (96,9%) dan dikunyah 1 (3,1%) dengan jumlah daun bervariasi。Kata kunci:黎明;Psidium guajava;demam
{"title":"Penggunaan Daun Jambu Biji untuk Menurunkan Demam oleh Penduduk Di Sentani","authors":"A. Thome, I. Sudiana, A. Bakar","doi":"10.33846/SF10403","DOIUrl":"https://doi.org/10.33846/SF10403","url":null,"abstract":"Psidium guajava is a plant that can have a good effect on health problems, especially complaints of fever. The purpose of this study to describe the use of guava leaves in reducing fever. The research method used was descriptive with a quantitative approach. The subjects of this study were population in Sentani, who had or still use guava leaves with this research variable was the use of guava leaves. The variable of this research was the use of guava leaves. Data collection used was a questionnaire with descriptive analysis to describe the characteristics of respondents who had used guava leaves. The results showed that guava leaves were used by boiling (96.9%) and chewed 1 (3.1%) with leaf number varied. \u0000Keywords: leaves; Psidium guajava; fever \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000 \u0000Jambu biji merupakan tanaman yang dianggap dapat memberikan efek yang baik terhadap masalah kesehatan, khususnya keluhan demam. Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan penggunaan daun jambu biji dalam menurunkan demam. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah penduduk di Sentani, yang pernah atau masih menggunakan daun jambu biji dengan variabel penelitian penggunaan daun jambu biji. Pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dengan analisis deskriptif untuk menggambarkan karakteristik responden yang menggunakan daun jambu biji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun jambu biji yang digunakan dengan cara direbus 32 (96,9%) dan dikunyah 1 (3,1%) dengan jumlah daun bervariasi. \u0000Kata kunci: daun; Psidium guajava; demam","PeriodicalId":31281,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes","volume":"47 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86019590","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Stunting is the height according to age below -2 the median standard of the child's growth curve due to chronic malnutrition problems since the first 1,000 days of a child's life. One of the risks of stunting in children is the lack of nutritional intake during pregnancy. This study aims to identify factors related to the preventive behavior of stunting children during pregnancy. This study used a cross-sectional design. Samples in the study were 74 first-trimester pregnant women in the work area of Grujugan, Tenggarang, and Maesan health centers in Bondowoso Regency obtained using simple random sampling. The results of the analysis had a family support relationship (p-value 0.057), environmental support (p-value 0.010) but there is no relationship between stunting prevention behavior with age (p-value 0.361), education (p-value 0.230) and income (p-value 0.240). Recommendations from this study for health workers provide health education to pregnant women and families to provide an understanding of the prevention of stunting from early pregnancy. Keywords: Behavior; Prevention; stunting; pregnant women ABSTRAK Stunting merupakan tinggi badan menurut usia di bawah -2 standar median kurva pertumbuhan anak disebabkan masalah kurang gizi kronis sejak 1.000 Hari Pertama Kehidupan anak. Salah satu resiko terjadinya stunting pada anak adalah kurang asupan gizi pada masa ibu hamil. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan anak stunting pada saat ibu hamil. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Sampel pada penelitian sebanyak 74 ibu hamil trimester 1 diwilayah kerja puskesmas Grujugan, Tenggarang, dan Maesan Kabupaten Bondowoso yang diperoleh menggunakan simple random sampling. Hasil analisis ada hubungan dukungan keluarga (p-value 0,057), dukungan lingkungan (p-value 0,010) namun tidak ada hubungan antara perilaku pencegahan stunting dengan usia (p-value 0,361), pendidikan (p-value 0,230) dan pendapatan (p-value 0,240). Rekomendasi dari penelitian ini bagi tenaga kesehatan memberikan pendidikan kesehatan pada ibu hamil dan keluarga untuk memberikan pemahaman tentang pencegahan stunting sejak usia kehamilan dini Kata kunci: Perilaku, Pencegahan, stunting, ibu hamil
发育迟缓是指儿童出生后1000天内由于慢性营养不良问题导致的身高低于儿童生长曲线中位数标准-2的年龄。儿童发育迟缓的风险之一是怀孕期间营养摄入不足。本研究旨在确定怀孕期间发育迟缓儿童预防行为的相关因素。本研究采用横断面设计。本研究的样本是邦多沃索县格鲁尤干、腾加朗和Maesan卫生中心工作区域的74名早期妊娠妇女,采用简单随机抽样方法获得。分析结果显示,家庭支持(p值为0.057)、环境支持(p值为0.010)与预防发育迟缓行为存在相关性,而年龄(p值为0.361)、教育程度(p值为0.230)和收入(p值为0.240)与预防发育迟缓行为无相关性。本研究对卫生工作者的建议是向孕妇和家庭提供健康教育,以了解如何预防妊娠早期发育迟缓。关键词:行为;预防;发育不良;【摘要】发育不良的孕妇,其发育不良的孕妇,其发育不良的孕妇,其发育不良的孕妇,其发育不良的孕妇,其发育不良的孕妇,其发育不良的孕妇,其发育不良的孕妇,其发育不良的孕妇Salah satu resiko terjadinya发育迟缓的padanak adalah kurang asupan gizi pada masa ibu hamil。Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi factor - factor for yang berhubungan dengan peraku penegahan发育迟缓,发育迟缓。Penelitian ini mongunakan rangangan横截面。抽样时间:1月1日,抽样时间:1月1日,抽样时间:1月1日,抽样时间:1月1日,抽样时间:1月1日,抽样时间:1月1日,抽样时间:1月1日,抽样时间:1月1日,抽样时间:1月1日Hasil分析ada hubungan dukungan keluarga (p值0,057),dukungan lingkungan (p值0,010),namun tidak ada hubungan antara peraku penegahan发育迟缓(p值0,361),pendidikan (p值0,230)和pendapatan (p值0,240)。Rekomendasi dari penelitian ini bagi tenaga kesehatan memberikan pendidikan kesehatan pada ibu hamil dan keluarga untuk memberikan pemahaman tentang penegahan发育迟缓sejak usia kehamilan dini Kata kunci: pereraku, penegahan,发育迟缓,ibu hamil
{"title":"Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Pencegahan Stunting pada Saat Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Bondowoso","authors":"Niswa Salamung, Joni Haryanto, Florentina Sustini","doi":"10.33846/sf10404","DOIUrl":"https://doi.org/10.33846/sf10404","url":null,"abstract":"Stunting is the height according to age below -2 the median standard of the child's growth curve due to chronic malnutrition problems since the first 1,000 days of a child's life. One of the risks of stunting in children is the lack of nutritional intake during pregnancy. This study aims to identify factors related to the preventive behavior of stunting children during pregnancy. This study used a cross-sectional design. Samples in the study were 74 first-trimester pregnant women in the work area of Grujugan, Tenggarang, and Maesan health centers in Bondowoso Regency obtained using simple random sampling. The results of the analysis had a family support relationship (p-value 0.057), environmental support (p-value 0.010) but there is no relationship between stunting prevention behavior with age (p-value 0.361), education (p-value 0.230) and income (p-value 0.240). Recommendations from this study for health workers provide health education to pregnant women and families to provide an understanding of the prevention of stunting from early pregnancy. \u0000Keywords: Behavior; Prevention; stunting; pregnant women \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000 \u0000Stunting merupakan tinggi badan menurut usia di bawah -2 standar median kurva pertumbuhan anak disebabkan masalah kurang gizi kronis sejak 1.000 Hari Pertama Kehidupan anak. Salah satu resiko terjadinya stunting pada anak adalah kurang asupan gizi pada masa ibu hamil. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan anak stunting pada saat ibu hamil. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Sampel pada penelitian sebanyak 74 ibu hamil trimester 1 diwilayah kerja puskesmas Grujugan, Tenggarang, dan Maesan Kabupaten Bondowoso yang diperoleh menggunakan simple random sampling. Hasil analisis ada hubungan dukungan keluarga (p-value 0,057), dukungan lingkungan (p-value 0,010) namun tidak ada hubungan antara perilaku pencegahan stunting dengan usia (p-value 0,361), pendidikan (p-value 0,230) dan pendapatan (p-value 0,240). Rekomendasi dari penelitian ini bagi tenaga kesehatan memberikan pendidikan kesehatan pada ibu hamil dan keluarga untuk memberikan pemahaman tentang pencegahan stunting sejak usia kehamilan dini \u0000Kata kunci: Perilaku, Pencegahan, stunting, ibu hamil","PeriodicalId":31281,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes","volume":"22 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82071916","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Nur Arifah, Tintin Sukartini, Harmayetty Harmayetty
The case of multidrug resistant tuberculosis (MDR-TB) has become a threat to world health security. MDR / RR-TB causes 230,000 deaths in 2017 and most cases and deaths occur in Asia including Indonesia. MDR-TB cases that fail or are lost to treatment are one of the problems controlling MDR-TB because they can be a source of spread of treatment-resistant Mycobacterium Tuberculosis. This study aims to describe the characteristics of MDR-TB patients undergoing treatment at Makassar Hospital. This study uses qualitative studies with a phenomenological approach. The participants in this study were 18 people using purposive sampling. The study was conducted in February until April 2019. The results of this research show that there are no gender differences and productive age is more at risk of MDR-TB. Low education levels do not guarantee the risk of transmission of MDR-TB depends on the willingness to be able to obtain health information such as the internet or conventional information (leaflets or health education). The duration of treatment makes participants unable to work because they have to focus on routine treatment every day for up to 18-20 months. Families living with patients have a greater risk of contracting but are a source of patient support for completing treatment. description of patient characteristics can be a source of data to find out groups at risk of infection so that they can develop MDR-TB prevention interventions that are right on target. Keywords: characteristics; multidrug tuberculosis; qualitative. ABSTRAK Kasus MDR-TB menjadi ancaman keamanan kesehatan dunia. MDR/RR-TB menyebabkan 230.000 kasus kematian 2017 dan sebagian besar kasus dan kematian terjadi di Asia termasuk Indonesia. Kasus MDR-TB yang gagal atau mangkir dari pengobatan menjadi salah satu masalah pengendalian MDR-TB karena dapat menjadi sumber penyebaran Mycobacterium Tuberculosis yang resisten terhadap pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mendekripsikan karakteristik pasien MDR TB yang sedang menjalani pengobatan di RSUD Makassar. Penelitian ini menggunakan studi kualitatif deskriptif. Partisipan dalam penelitian ini sebanyak 18 orang dengan menggunakan purposive sampling. Penelitian dilakukan pada februari hingga april 2019. Hasil penelitioan ini menunjukkan bahwa tidak adaperbedaan jenis kelamin sedangkan partisipan usia produktif lebih beresiko MDR-TB. Tingkat pendidikan rendah tidak menjamin resiko penularan MDR-TB tergantung kemauan untuk dapat memperoleh informasi kesehatan seperti internet ataupun informasi konvensional (leaflet atau penyuluhan kesehatan). Lamanya pengobatan membuat partisipan tidak dapat bekerja karena harus fokus dengan pengobatan rutin setiap hari hingga 18-20 bulan. Keluarga yang tinggal bersama penderita memiliki resiko yang lebih besar untuk tertular tetapi menjadi sumber dukungan pasien untuk dapat menyelesaikan pengobatan. gambaran karakteristik pasien dapat menjadi sumber data untuk mengetahui kelompok beresiko te
耐多药结核病(MDR-TB)病例已成为对世界卫生安全的威胁。2017年,耐多药/耐药结核病导致23万人死亡,大多数病例和死亡发生在包括印度尼西亚在内的亚洲。治疗失败或失去治疗的耐多药结核病病例是控制耐多药结核病的问题之一,因为它们可能是耐药结核分枝杆菌传播的一个来源。本研究旨在描述在望加锡医院接受治疗的耐多药结核病患者的特征。本研究采用现象学方法进行定性研究。本研究的参与者为18人,采用目的性抽样。该研究于2019年2月至4月进行。这项研究的结果表明,不存在性别差异,生育年龄更容易发生耐多药结核病。低教育水平并不能保证耐多药结核病传播的风险取决于是否愿意能够获得诸如互联网或传统信息(传单或健康教育)等卫生信息。治疗的持续时间使参与者无法工作,因为他们必须在长达18-20个月的时间里每天专注于常规治疗。与患者生活在一起的家庭有更大的感染风险,但他们是患者完成治疗的支持来源。对患者特征的描述可以成为发现有感染风险的群体的数据来源,以便他们能够制定正确的耐多药结核病预防干预措施。关键词:特征;耐多药结核病;定性。【摘要】Kasus耐多药结核病(MDR-TB)的治疗方法:耐多药/RR-TB结核分枝杆菌(MDR/RR-TB) 23万例,2017年1月1日,印度尼西亚。Kasus耐多药结核结核分枝杆菌yang耐药结核分枝杆菌。Penelitian ini bertujuan untuk mendekripsikan karakteristik pasen耐多药结核病yang sedang menjalani pengobatan, RSUD Makassar。Penelitian ini mongunakan研究质量描述。目的抽样:对18只柑桔进行抽样分析。2019年2月至4月。Hasil - penpenine - menunjukkan - bahwa - tidak - adapterbebedaan - jenis - kelamin - sedangkan - partipartiusia产品对耐多药结核病的预防作用。对耐多药结核病的诊断和诊断进行了详细的分析,并对其进行了详细的分析。拉曼雅·蓬巴丹成员,党代会成员,党代会成员,党代会成员,党代会成员,党代会成员,党代会成员。Keluarga yang tinggal bersama penderita memiliki resiko yang lebih besar untuk terterapi menjadi number dukungan pasen untuk dapat menyelesaikan pengobatan。【关键词】耐多药结核病;关键词:耐多药结核病;关键词:耐多药结核病;关键词:耐药结核病;耐多药结核病;kualitatif。
{"title":"Karakteristik Pasien Multidrug Resistant Tuberculosis (MDR-TB) di RSUD Makassar","authors":"Nur Arifah, Tintin Sukartini, Harmayetty Harmayetty","doi":"10.33846/SF10401","DOIUrl":"https://doi.org/10.33846/SF10401","url":null,"abstract":"The case of multidrug resistant tuberculosis (MDR-TB) has become a threat to world health security. MDR / RR-TB causes 230,000 deaths in 2017 and most cases and deaths occur in Asia including Indonesia. MDR-TB cases that fail or are lost to treatment are one of the problems controlling MDR-TB because they can be a source of spread of treatment-resistant Mycobacterium Tuberculosis. This study aims to describe the characteristics of MDR-TB patients undergoing treatment at Makassar Hospital. This study uses qualitative studies with a phenomenological approach. The participants in this study were 18 people using purposive sampling. The study was conducted in February until April 2019. The results of this research show that there are no gender differences and productive age is more at risk of MDR-TB. Low education levels do not guarantee the risk of transmission of MDR-TB depends on the willingness to be able to obtain health information such as the internet or conventional information (leaflets or health education). The duration of treatment makes participants unable to work because they have to focus on routine treatment every day for up to 18-20 months. Families living with patients have a greater risk of contracting but are a source of patient support for completing treatment. description of patient characteristics can be a source of data to find out groups at risk of infection so that they can develop MDR-TB prevention interventions that are right on target. \u0000Keywords: characteristics; multidrug tuberculosis; qualitative. \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000 \u0000Kasus MDR-TB menjadi ancaman keamanan kesehatan dunia. MDR/RR-TB menyebabkan 230.000 kasus kematian 2017 dan sebagian besar kasus dan kematian terjadi di Asia termasuk Indonesia. Kasus MDR-TB yang gagal atau mangkir dari pengobatan menjadi salah satu masalah pengendalian MDR-TB karena dapat menjadi sumber penyebaran Mycobacterium Tuberculosis yang resisten terhadap pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mendekripsikan karakteristik pasien MDR TB yang sedang menjalani pengobatan di RSUD Makassar. Penelitian ini menggunakan studi kualitatif deskriptif. Partisipan dalam penelitian ini sebanyak 18 orang dengan menggunakan purposive sampling. Penelitian dilakukan pada februari hingga april 2019. Hasil penelitioan ini menunjukkan bahwa tidak adaperbedaan jenis kelamin sedangkan partisipan usia produktif lebih beresiko MDR-TB. Tingkat pendidikan rendah tidak menjamin resiko penularan MDR-TB tergantung kemauan untuk dapat memperoleh informasi kesehatan seperti internet ataupun informasi konvensional (leaflet atau penyuluhan kesehatan). Lamanya pengobatan membuat partisipan tidak dapat bekerja karena harus fokus dengan pengobatan rutin setiap hari hingga 18-20 bulan. Keluarga yang tinggal bersama penderita memiliki resiko yang lebih besar untuk tertular tetapi menjadi sumber dukungan pasien untuk dapat menyelesaikan pengobatan. gambaran karakteristik pasien dapat menjadi sumber data untuk mengetahui kelompok beresiko te","PeriodicalId":31281,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes","volume":"31 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82433387","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}