Pub Date : 2021-06-30DOI: 10.26714/JKMI.16.2.2021.91-97
S. F. Nasution, Ela Laelasari
Parasitic infections are reported in the most recent years as the disease infected among the refugees from countries with war conflict in Asia and Africa. Several factors have reported as causative agents and routes of transmission of the disease. The objective of the study was to provide epidemiological data of parasitic infections among the UNHCR refugees with some aspects of socio-behavioral and medical history as risk factor to the disease. The design of the study was cross-sectional with a total sampling of the refugees visiting the Puskesmas Pisangan, Ciputat, South Tangerang. We conducted blood diff-count, microscopic examination, and rapid diagnostic tests for the blood; feces by microscopic;while for urine was assayed by dipstick and bacterial culture. The study revealed that there were evidences of parasitic infections in : one patient with positive malaria vivax, one positive patient with non-specific bacteria in urine and with an increased number of leucocyte in the blood (Leucocytosis), also two subjects with higher titer of thrombocyte in their blood (thrombocytosis). Meanwhile, the medical history and transmission profile of the diseases, cultural, social behavior, and other related risk factors to the diseases have shown no strong evidence as a potential disease’s transmission of the parasite from the refugees to their indigenous community.The study has concluded that the evidence of parasitic infections might be at risk of disease’s transmission and should be prevented by a proper response of health services.
据报道,寄生虫感染是近年来在亚洲和非洲发生战争冲突国家的难民中感染的疾病。据报道,有几种因素是该病的病原体和传播途径。这项研究的目的是提供难民专员办事处难民中寄生虫感染的流行病学数据,其中社会行为和病史的某些方面是该疾病的风险因素。该研究的设计是横断面的,对访问Puskesmas Pisangan, Ciputat, South Tangerang的难民进行总抽样。对血液进行了血差计数、镜检和快速诊断试验;粪便镜检,尿液用试纸和细菌培养法检测。本研究发现:1例间日疟阳性患者、1例尿中有非特异性细菌且血液中白细胞增多(白细胞增多症)的阳性患者、2例血液中血小板滴度较高(血小板增多症)的患者存在寄生虫感染的证据。同时,该疾病的病史和传播概况、文化、社会行为和其他相关疾病危险因素均未显示出强有力的证据表明该寄生虫可能从难民传播到其土著社区。这项研究得出的结论是,寄生虫感染的证据可能存在疾病传播的风险,应该通过卫生服务部门的适当反应加以预防。
{"title":"Parasitic Infections among The Refugee of The UNHCR in Ciputat, and Related Risk Factors to The Diseases","authors":"S. F. Nasution, Ela Laelasari","doi":"10.26714/JKMI.16.2.2021.91-97","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/JKMI.16.2.2021.91-97","url":null,"abstract":"Parasitic infections are reported in the most recent years as the disease infected among the refugees from countries with war conflict in Asia and Africa. Several factors have reported as causative agents and routes of transmission of the disease. The objective of the study was to provide epidemiological data of parasitic infections among the UNHCR refugees with some aspects of socio-behavioral and medical history as risk factor to the disease. The design of the study was cross-sectional with a total sampling of the refugees visiting the Puskesmas Pisangan, Ciputat, South Tangerang. We conducted blood diff-count, microscopic examination, and rapid diagnostic tests for the blood; feces by microscopic;while for urine was assayed by dipstick and bacterial culture. The study revealed that there were evidences of parasitic infections in : one patient with positive malaria vivax, one positive patient with non-specific bacteria in urine and with an increased number of leucocyte in the blood (Leucocytosis), also two subjects with higher titer of thrombocyte in their blood (thrombocytosis). Meanwhile, the medical history and transmission profile of the diseases, cultural, social behavior, and other related risk factors to the diseases have shown no strong evidence as a potential disease’s transmission of the parasite from the refugees to their indigenous community.The study has concluded that the evidence of parasitic infections might be at risk of disease’s transmission and should be prevented by a proper response of health services.","PeriodicalId":31897,"journal":{"name":"Kesmas Indonesia Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat","volume":"16 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83180637","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-30DOI: 10.26714/jkmi.16.2.2021.115-120
Annisa Pangestuti Utoyo, Yustini Ardillah
Latar belakang: Lalat merupakan salah satu vektor penyakit yang perlu diwaspadai dan dapat menyebabkan penyakit infeksi saluran pencernaan. Upaya pengendalian lalat dapat dilakukan mengunakan fly trap sebagai perangkap lalat dan atraktan sebagai zat penariknya. Atraktan yang digunakan adalah tahu, oncom dan kacang tanah. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa perbedaan efektivitas atraktan tahu, oncom dan kacang tanah pada fly trap dalam pengendalian lalat area Pasar Kalirejo, Kabupaten Lampung Tengah. Metode: Penelitian ini menggunakan desain true experiment dengan rancangan posttest control group design. Populasi pada penelitian ini adalah semua jenis lalat yang berada di Pasar Kalirejo. Sampel pada penelitian ini adalah lalat yang tertangkap pada fly trap. Analisis data secara univariat dan bivariat dengan metode One Way Anova untuk data berdistribusi normal dan Kruskal-Wallis untuk data yan berdistribusi tidak normal. Hasil: Penggunakan atraktan kacang tanah mampu menangkap lalat dengan rata-rata lalat tertangkap sebanyak 21,11 ekor, 15,39 ekor pada atraktan oncom, 4,89 pada atraktan tahu (p value < 0,05). Kondisi suhu saat penelitian sebesar 260C sampai 270C dengan presentase kelembaban sebesar 68% sampai 70%. Kesimpulan: penelitian ini adalah terdapat perbedaan jumlah rata-rata lalat yang tertangkap pada penggunaan atraktan tahu, oncom dan kacang tanah.
{"title":"Efektivitas Atraktan Tahu, Oncom dan Kacang Tanah pada Fly Trap dalam Pengendalian Lalat","authors":"Annisa Pangestuti Utoyo, Yustini Ardillah","doi":"10.26714/jkmi.16.2.2021.115-120","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/jkmi.16.2.2021.115-120","url":null,"abstract":"Latar belakang: Lalat merupakan salah satu vektor penyakit yang perlu diwaspadai dan dapat menyebabkan penyakit infeksi saluran pencernaan. Upaya pengendalian lalat dapat dilakukan mengunakan fly trap sebagai perangkap lalat dan atraktan sebagai zat penariknya. Atraktan yang digunakan adalah tahu, oncom dan kacang tanah. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa perbedaan efektivitas atraktan tahu, oncom dan kacang tanah pada fly trap dalam pengendalian lalat area Pasar Kalirejo, Kabupaten Lampung Tengah. Metode: Penelitian ini menggunakan desain true experiment dengan rancangan posttest control group design. Populasi pada penelitian ini adalah semua jenis lalat yang berada di Pasar Kalirejo. Sampel pada penelitian ini adalah lalat yang tertangkap pada fly trap. Analisis data secara univariat dan bivariat dengan metode One Way Anova untuk data berdistribusi normal dan Kruskal-Wallis untuk data yan berdistribusi tidak normal. Hasil: Penggunakan atraktan kacang tanah mampu menangkap lalat dengan rata-rata lalat tertangkap sebanyak 21,11 ekor, 15,39 ekor pada atraktan oncom, 4,89 pada atraktan tahu (p value < 0,05). Kondisi suhu saat penelitian sebesar 260C sampai 270C dengan presentase kelembaban sebesar 68% sampai 70%. Kesimpulan: penelitian ini adalah terdapat perbedaan jumlah rata-rata lalat yang tertangkap pada penggunaan atraktan tahu, oncom dan kacang tanah.","PeriodicalId":31897,"journal":{"name":"Kesmas Indonesia Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat","volume":"7 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75343602","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-30DOI: 10.26714/jkmi.16.2.2021.98-107
Emy Imroatus Sa'diyah, Sofwan Indarjo
Latar belakang: Tuberkulosis merupakan masalah yang besar bagi negara berkembang termasuk Indonesia, karena diperkirakan 95% penderita TB berada di negara berkembang. Tujuan penelitian untuk menganalisis faktor yang berhubungan dengan pencegahan penularan Tuberkulosis dalam keluarga penderita. Metode: Jenis penelitian analitik observasional dengan rancangan penelitian Cross Sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling dengan jumlah sampel 92 responden. Instrumen yang digunakan yaitu lembar kuesioner dan lembar observasi. Faktor yang dteliti yaitu tingkat pendapatan, tingkat pengetahuan, sikap, persepsi kerentanan, persepsi keseriusan, persepsi manfaat pencegahan TB, persepsi hambatan pencegahan TB, akses informasi TB, dukungan anggota keluarga lain, dan dukungan petugas kesehatan. Hasil: Hasil menunjukkan bahwa tingkat pendapatan (p=<0,001), tingkat pengetahuan (p=0,007), sikap (p=<0,001), persepsi kerentanan (p=<0,001), persepsi keseriusan (p=<0,001), persepsi hambatan (p=<0,001), akses informasi (p=0,012), dan dukungan petugas Kesehatan (p=<0,001) berhubungan dengan perilaku pencegahan penularan TB. Sedangkan persepsi manfaat (p=0,144) dan dukungan anggota keluarga lain (p=0,06) tidak ada hubungan dengan perilaku pencegahan penularan TB. Kesimpulan: terdapat dua variabel yang tidak berhubungan dengan perilaku pencegahan penularan TB.
{"title":"Perilaku Pencegahan Penularan Tuberkulosis pada Keluarga Penderita Tuberkulosis","authors":"Emy Imroatus Sa'diyah, Sofwan Indarjo","doi":"10.26714/jkmi.16.2.2021.98-107","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/jkmi.16.2.2021.98-107","url":null,"abstract":"Latar belakang: Tuberkulosis merupakan masalah yang besar bagi negara berkembang termasuk Indonesia, karena diperkirakan 95% penderita TB berada di negara berkembang. Tujuan penelitian untuk menganalisis faktor yang berhubungan dengan pencegahan penularan Tuberkulosis dalam keluarga penderita. Metode: Jenis penelitian analitik observasional dengan rancangan penelitian Cross Sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling dengan jumlah sampel 92 responden. Instrumen yang digunakan yaitu lembar kuesioner dan lembar observasi. Faktor yang dteliti yaitu tingkat pendapatan, tingkat pengetahuan, sikap, persepsi kerentanan, persepsi keseriusan, persepsi manfaat pencegahan TB, persepsi hambatan pencegahan TB, akses informasi TB, dukungan anggota keluarga lain, dan dukungan petugas kesehatan. Hasil: Hasil menunjukkan bahwa tingkat pendapatan (p=<0,001), tingkat pengetahuan (p=0,007), sikap (p=<0,001), persepsi kerentanan (p=<0,001), persepsi keseriusan (p=<0,001), persepsi hambatan (p=<0,001), akses informasi (p=0,012), dan dukungan petugas Kesehatan (p=<0,001) berhubungan dengan perilaku pencegahan penularan TB. Sedangkan persepsi manfaat (p=0,144) dan dukungan anggota keluarga lain (p=0,06) tidak ada hubungan dengan perilaku pencegahan penularan TB. Kesimpulan: terdapat dua variabel yang tidak berhubungan dengan perilaku pencegahan penularan TB.","PeriodicalId":31897,"journal":{"name":"Kesmas Indonesia Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat","volume":"16 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83968007","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-30DOI: 10.26714/jkmi.16.2.2021.84-90
U. Hasanah, Yunita Dyah Puspita Santik
Latar Belakang: Jumlah kasus pneumonia balita di Puskesmas Rembang Purbalingga pada tahun 2018 sebanyak 7 kasus. Sedangkan pada tahun 2019 kasusnya mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu menjadi 81 balita. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko intrinsik dan ekstrinsik yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita. Metode: Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan case control. Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik consecutive sampling dengan jumlah kasus sebesar 33 sampel dan kontrol sebesar 33 sampel. Instrumen yang digunakan adalah lembar kuesioner dengan teknik pengambilan data wawancara. Data dianalisis menggunakan uji chi-square. Hasil: Hasil menunjukkan bahwa status gizi (OR=5,342), riwayat pemberian ASI eksklusif (OR=4,241), status pekerjaan ibu (OR=4,235), kepadatan hunian rumah (OR=5,041), sosial ekonomi (OR=4,025), penggunaan obat nyamuk bakar (OR=3,500), kebiasaan merokok anggota keluarga (OR=3,619), kebiasaan membuka jendela (OR=3,538), kebiasaan membersihkan rumah (OR= 5,950), dan kebiasaan mencuci tangan (OR=4,457) berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita. Simpulan: Saran penelitian ini adalah untuk memberikan nutrisi yang tepat dan bergizi, memberikan ASI secara eksklusif, tidak merokok didalam rumah atau lingkungan sekitar balita, menggunakan kelambu, dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
{"title":"Faktor Intrinsik dan Extrinsik yang Berhubungan dengan Kejadian Pneumonia di Wilayah Puskesmas Rembang","authors":"U. Hasanah, Yunita Dyah Puspita Santik","doi":"10.26714/jkmi.16.2.2021.84-90","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/jkmi.16.2.2021.84-90","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Jumlah kasus pneumonia balita di Puskesmas Rembang Purbalingga pada tahun 2018 sebanyak 7 kasus. Sedangkan pada tahun 2019 kasusnya mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu menjadi 81 balita. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko intrinsik dan ekstrinsik yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita. Metode: Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan case control. Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik consecutive sampling dengan jumlah kasus sebesar 33 sampel dan kontrol sebesar 33 sampel. Instrumen yang digunakan adalah lembar kuesioner dengan teknik pengambilan data wawancara. Data dianalisis menggunakan uji chi-square. Hasil: Hasil menunjukkan bahwa status gizi (OR=5,342), riwayat pemberian ASI eksklusif (OR=4,241), status pekerjaan ibu (OR=4,235), kepadatan hunian rumah (OR=5,041), sosial ekonomi (OR=4,025), penggunaan obat nyamuk bakar (OR=3,500), kebiasaan merokok anggota keluarga (OR=3,619), kebiasaan membuka jendela (OR=3,538), kebiasaan membersihkan rumah (OR= 5,950), dan kebiasaan mencuci tangan (OR=4,457) berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita. Simpulan: Saran penelitian ini adalah untuk memberikan nutrisi yang tepat dan bergizi, memberikan ASI secara eksklusif, tidak merokok didalam rumah atau lingkungan sekitar balita, menggunakan kelambu, dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.","PeriodicalId":31897,"journal":{"name":"Kesmas Indonesia Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat","volume":"15 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88837192","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-30DOI: 10.26714/JKMI.16.2.2021.%P
Rosnella Sihombing, Kintoko Rochad, Heru Santosa
Latar Belakang: Vasektomi merupakan metode KB alternatif bagi pria yang sudah memutuskan tidak ingin mempunyai anak lagi dengan menjalani pembedahan ringan. Masih rendahnya partisipasi pria dalam ber-KB dipengaruhi banyak faktor. Salah satunya adalah kurangnya informasi yang didapatkan masyarakat mengenai kontrasepsi vasektomi.Tujuan: Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi vasektomi .Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian survey analitik dengan desain cross-sectional yang dilaksanakan di wilayah Kecamatan Siantar Marihat Kota Pematangsiantar. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 94 orang dengan tehnik pengambilan sampel secara proporsional random sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan uji chi-square, multivariat, dengan uji regresi logistik berganda.Hasil: Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pendapatan dengan penggunaan kontrasepsi Vasektomi dimana p=0,017, pengetahuan dengan penggunaan kontrasepsi Vasektomi dimana p=0,007, peran petugas kesehatan dengan penggunaan kontrasepsi Vasektomi dimana p=0,019, dukungan istri dengan penggunaan kontrasepsi Vasektomi dimana p=0,029. Variabel yang paling dominan adalah pengetahuan.Kesimpulan: Diharapkan pihak dinas pengendalian penduduk dan keluarga berencana agar membuat kebijakan ataupun program dalam meningkatkan penggunaan KB di wilayah Kecamatan Siantar Marihat Kota Pematangsiantar, khususnya dalam penggunaan kontrasepsi Vasektomi sehingga dapat meningkatkan derajat kehidupan masyarakat.
背景:输精管切除术是一种替代避孕方法,对那些通过简单手术决定不再要孩子的男性来说。许多因素影响了男性参与计划生育的程度。其中之一是公众对输精管切除术缺乏信息。目的:确定与输精管切除术避孕措施相关的因素。方法:这项研究是在intern city Marihat地区进行的一种交叉设计的分析调查。本研究的样本为94人,样本采样技术为随机抽样。通过问卷调查收集数据,并通过集思广益测试、多变量、多元物流回归测试进行分析。结果:研究表明,收入与输精管切除术中p= 017的输精管切除术的使用之间存在联系最主导的变量是知识。结论:政府希望控制人口和家庭的机构计划制定政策或计划,增加跨州城市Marihat地区避孕的使用,特别是在输精管切除术的使用中,从而提高人民的生活水平。
{"title":"Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Kontrasepsi Metode Operasi Pria di Kecamatan Siantar Marihat Kota Pematangsiantar","authors":"Rosnella Sihombing, Kintoko Rochad, Heru Santosa","doi":"10.26714/JKMI.16.2.2021.%P","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/JKMI.16.2.2021.%P","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Vasektomi merupakan metode KB alternatif bagi pria yang sudah memutuskan tidak ingin mempunyai anak lagi dengan menjalani pembedahan ringan. Masih rendahnya partisipasi pria dalam ber-KB dipengaruhi banyak faktor. Salah satunya adalah kurangnya informasi yang didapatkan masyarakat mengenai kontrasepsi vasektomi.Tujuan: Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi vasektomi .Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian survey analitik dengan desain cross-sectional yang dilaksanakan di wilayah Kecamatan Siantar Marihat Kota Pematangsiantar. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 94 orang dengan tehnik pengambilan sampel secara proporsional random sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan uji chi-square, multivariat, dengan uji regresi logistik berganda.Hasil: Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pendapatan dengan penggunaan kontrasepsi Vasektomi dimana p=0,017, pengetahuan dengan penggunaan kontrasepsi Vasektomi dimana p=0,007, peran petugas kesehatan dengan penggunaan kontrasepsi Vasektomi dimana p=0,019, dukungan istri dengan penggunaan kontrasepsi Vasektomi dimana p=0,029. Variabel yang paling dominan adalah pengetahuan.Kesimpulan: Diharapkan pihak dinas pengendalian penduduk dan keluarga berencana agar membuat kebijakan ataupun program dalam meningkatkan penggunaan KB di wilayah Kecamatan Siantar Marihat Kota Pematangsiantar, khususnya dalam penggunaan kontrasepsi Vasektomi sehingga dapat meningkatkan derajat kehidupan masyarakat.","PeriodicalId":31897,"journal":{"name":"Kesmas Indonesia Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat","volume":"33 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81374776","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-30DOI: 10.26714/JKMI.16.2.2021.108-114
A. Susilowati
Latar belakang: Laboratorium Rumah Sakit merupakan unit pelayanan penunjang yang memiliki risiko aspek keselamatan dan kesehatan yang sangat besar. Tujuan: untuk mengetahui gambaran penerapan keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium Rumah Sakit. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Subyek penelitian adalah Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan (ATLM) yang bekerja di Rumah Sakit. Data didapat dari angket yang diisi melalui google formulir dengan 5 kelompok pertanyaan yaitu: lingkungan kerja, habituasi kerja, kesehatan kerja, kecelakaan kerja dan pendidikan/pelatihan. Hasil: Kepatuhan cuci tangan dan penggunaan APD lebih dari 80%. Angka kecelakaan kerja masih tinggi yaitu: 12 orang pernah tertusuk jarum, 10 orang tertumpah B3 dan infeksius serta kebakaran dialami 2 responden. Sebanyak 90,47% tidak dilakukan pemeriksaan kesehatan berkala dan 71,43% tidak mendapat vaksin hepatitis B. Petugas laboratorium sebesar 80,95% telah mendapat pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS). Kesimpulan: Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium Rumah Sakit belum sepenuhnya berjalan dengan baik.
{"title":"Gambaran Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Laboratorium Rumah Sakit","authors":"A. Susilowati","doi":"10.26714/JKMI.16.2.2021.108-114","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/JKMI.16.2.2021.108-114","url":null,"abstract":"Latar belakang: Laboratorium Rumah Sakit merupakan unit pelayanan penunjang yang memiliki risiko aspek keselamatan dan kesehatan yang sangat besar. Tujuan: untuk mengetahui gambaran penerapan keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium Rumah Sakit. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Subyek penelitian adalah Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan (ATLM) yang bekerja di Rumah Sakit. Data didapat dari angket yang diisi melalui google formulir dengan 5 kelompok pertanyaan yaitu: lingkungan kerja, habituasi kerja, kesehatan kerja, kecelakaan kerja dan pendidikan/pelatihan. Hasil: Kepatuhan cuci tangan dan penggunaan APD lebih dari 80%. Angka kecelakaan kerja masih tinggi yaitu: 12 orang pernah tertusuk jarum, 10 orang tertumpah B3 dan infeksius serta kebakaran dialami 2 responden. Sebanyak 90,47% tidak dilakukan pemeriksaan kesehatan berkala dan 71,43% tidak mendapat vaksin hepatitis B. Petugas laboratorium sebesar 80,95% telah mendapat pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS). Kesimpulan: Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium Rumah Sakit belum sepenuhnya berjalan dengan baik.","PeriodicalId":31897,"journal":{"name":"Kesmas Indonesia Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat","volume":"69 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85881924","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Background: Vegetarians are people who live from consuming plant-based (or plant-based) products with or without milk and eggs, but over all avoid eating meat, poultry and marine animals.. According to Household Health Survey (SKRT) cited Budiarti, in 2004 prevalence of hypercholesterolemia in Indonesia in the age range 25-65 years of 11.2%. One way to prevent elevated levels of cholesterol in the blood is to change the diet to become a vegetarian. Objective: To purpose the difference between energy intake, macro nutrients (protein, fat, and carbohydrates), fiber, based on total cholesterol levels in young vegetarian adults in Indonesia Vegetarian Society Jakarta. Methods: Cross sectional study design, independent Bed T-Test test if normal distribution data and Mann Whitney if the data is not normally distributed. Determination of the sample was done by means of different test of two mean and obtained sample of 70 people. Results: The results of the statistical test obtained p-value for energy intake, protein intake, fat intake, carbohydrate intake based on total cholesterol level with normal and abnormal category showed significant difference (p-value ≤ 0,05), and mean fiber intake showed no significant difference (p-value > 0,05). Conclusions: There are differences in energy, protein, fat, carbohydrate intake based on normal and abnormal total cholesterol levels, and fiber intake are expressed as no difference. There is a need for nutritional counseling and routine monitoring of total cholesterol in young vegetarian adults in IVS Jakarta.
{"title":"Perbedaan Asupan Energi, Zat Gizi Makro dan Serat Berdasarkan Kadar Kolesterol Total pada Dewasa Muda Vegetarian di Indonesia Vegetarian Society Jakarta","authors":"Afrida Sukmawati, Laras Sitoayu, Yulia Wahyuni, Vira Herliana Putri","doi":"10.26714/jkmi.16.1.2021.60-72","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/jkmi.16.1.2021.60-72","url":null,"abstract":"Background: Vegetarians are people who live from consuming plant-based (or plant-based) products with or without milk and eggs, but over all avoid eating meat, poultry and marine animals.. According to Household Health Survey (SKRT) cited Budiarti, in 2004 prevalence of hypercholesterolemia in Indonesia in the age range 25-65 years of 11.2%. One way to prevent elevated levels of cholesterol in the blood is to change the diet to become a vegetarian. Objective: To purpose the difference between energy intake, macro nutrients (protein, fat, and carbohydrates), fiber, based on total cholesterol levels in young vegetarian adults in Indonesia Vegetarian Society Jakarta. Methods: Cross sectional study design, independent Bed T-Test test if normal distribution data and Mann Whitney if the data is not normally distributed. Determination of the sample was done by means of different test of two mean and obtained sample of 70 people. Results: The results of the statistical test obtained p-value for energy intake, protein intake, fat intake, carbohydrate intake based on total cholesterol level with normal and abnormal category showed significant difference (p-value ≤ 0,05), and mean fiber intake showed no significant difference (p-value > 0,05). Conclusions: There are differences in energy, protein, fat, carbohydrate intake based on normal and abnormal total cholesterol levels, and fiber intake are expressed as no difference. There is a need for nutritional counseling and routine monitoring of total cholesterol in young vegetarian adults in IVS Jakarta.","PeriodicalId":31897,"journal":{"name":"Kesmas Indonesia Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat","volume":"33 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87001282","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-04-30DOI: 10.26714/JKMI.16.1.2021.26-33
Bouway Dolfinus Yubo, I. SinagaYoshua, R. MamaniChristanto, Subratha I Dewa.G.A, H. AzwadRizky, W. Ratnasariani, Aibesa Adventa A.M
Jumlah kasus penyakit infeksi COVID-19 di Kota Jayapura saat tiga bulan terahkir terus bertambah, peluang untuk terinfeksi Rt 1,57 artinya bahwa COVID-19 di Kota Jayapura belum terkontrol. Kepatuhan saat melakukan protokol kesehatan pada masyarakat di kota ini masih rendah, pemerintah daerah telah mengeluarkan peraturan daerah dengan harapan bahwa masyarakat tetap taat protokol kesehatan.Penelitian kuantitatif dilakukan dengan pendekatan cross sectional study sedangkan informasi kualitatif mendukung penjelasan varibael yang akan dianalisis secara univariat dan bivariate untuk menampilkan informasi hasil besar risiko dan kemaknaan. Sampel survey probabilitas berjumlah 1033 responden, jumlah responden laki-laki 534 responden (51.7%) dan perempuan 499 responden (48.3%).Hasil penelitian bahwa karateristik suku terhadap tindakan penggunaan masker probabilitas 7 kali terinfeksi COVID-19 di Kota Jayapura sedangkan karakteristik jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan dan agama terhadap tindakan penggunaan masker probabilitas 2 kali terinfeksi COVID-19 di Kota Jayapura, untuk pemberlakuan protokol kesehatan COVID-19 di Kota Jayapura belum dipatuhi dengan baik oleh masyarakat
{"title":"Kepatuhan Masyarakat terhadap Protokol COVID-19 pada Masa Pemberlakuan New Normal di Kota Jayapura, Provinsi Papua, Indonesia","authors":"Bouway Dolfinus Yubo, I. SinagaYoshua, R. MamaniChristanto, Subratha I Dewa.G.A, H. AzwadRizky, W. Ratnasariani, Aibesa Adventa A.M","doi":"10.26714/JKMI.16.1.2021.26-33","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/JKMI.16.1.2021.26-33","url":null,"abstract":" Jumlah kasus penyakit infeksi COVID-19 di Kota Jayapura saat tiga bulan terahkir terus bertambah, peluang untuk terinfeksi Rt 1,57 artinya bahwa COVID-19 di Kota Jayapura belum terkontrol. Kepatuhan saat melakukan protokol kesehatan pada masyarakat di kota ini masih rendah, pemerintah daerah telah mengeluarkan peraturan daerah dengan harapan bahwa masyarakat tetap taat protokol kesehatan.Penelitian kuantitatif dilakukan dengan pendekatan cross sectional study sedangkan informasi kualitatif mendukung penjelasan varibael yang akan dianalisis secara univariat dan bivariate untuk menampilkan informasi hasil besar risiko dan kemaknaan. Sampel survey probabilitas berjumlah 1033 responden, jumlah responden laki-laki 534 responden (51.7%) dan perempuan 499 responden (48.3%).Hasil penelitian bahwa karateristik suku terhadap tindakan penggunaan masker probabilitas 7 kali terinfeksi COVID-19 di Kota Jayapura sedangkan karakteristik jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan dan agama terhadap tindakan penggunaan masker probabilitas 2 kali terinfeksi COVID-19 di Kota Jayapura, untuk pemberlakuan protokol kesehatan COVID-19 di Kota Jayapura belum dipatuhi dengan baik oleh masyarakat","PeriodicalId":31897,"journal":{"name":"Kesmas Indonesia Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat","volume":"35 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89621848","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-04-30DOI: 10.26714/JKMI.16.1.2021.14-19
Yudi Apriaji, Linda Suwarni, Selviana Selviana, M. Mawardi
Latar Belakang: Pandemi Covid-19 berdampak pada berbagai aspek, termasuk keagamaan. Tempat ibadah merupakan salah satu pusat perlawanan Covid-19, namun di era Adaptasi Kebiasaan Baru belum sepenuhnya jamaah yang melaksanakan protokol kesehatan sebagai upaya pencegahan Covid-19. Tujuan: Untuk untuk mengetahui determinan perilaku pencegahan Covid-19 pada Jamaah Mesjid di Kota Pontianak. Metode: Studi Cross-Sectional dilakukan pada bulan Juni – Juli 2020 pada Jamaah Mesjid yang tersebar pada Enam Kecamatan di Kota Pontianak. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 90 orang, dengan menggunakan consecutive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara langsung dan observasi. Analisa data menggunakan analisa univariat dan bivariate (uji Chi Square dengan 95% CI). Hasil: Sebagian besar perilaku Jamaah Mesjid tidak patuh melaksanakan protokol kesehatan (86.7%). Didukung dengan hasil observasi bahwa sebagian Jamaah Mesjid melakukan kontak fisik (bersalaman atau berpelukan) sebesar 43.3% dan tidak membawa peralatan ibadah sendiri (44.4%). Determinan yang signifikan pada perilaku pencegahan Covid-19 pada Jamaah Mesjid adalah efikasi diri (p value = 0.003; PR = 1.279) dan respon efikasi (p value = 0.024; PR = 1.238), sedangkan persepsi kerentanan, keparahan dan motivasi tidak berhubungan signifikan (p value > 0.05). Namun demikian, menunjukkan trend yang positif. Kesimpulan: Efikasi diri dan respon efikasi dipertimbangkan sebagai faktor yang dapat meningkatkan perilaku yang positif dan sebagai dasar dalam promosi kesehatan pencegahan Covid-19
{"title":"Determinan Perilaku Pencegahan Covid-19 Pada Jamaah Mesjid Kota Pontianak","authors":"Yudi Apriaji, Linda Suwarni, Selviana Selviana, M. Mawardi","doi":"10.26714/JKMI.16.1.2021.14-19","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/JKMI.16.1.2021.14-19","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Pandemi Covid-19 berdampak pada berbagai aspek, termasuk keagamaan. Tempat ibadah merupakan salah satu pusat perlawanan Covid-19, namun di era Adaptasi Kebiasaan Baru belum sepenuhnya jamaah yang melaksanakan protokol kesehatan sebagai upaya pencegahan Covid-19. Tujuan: Untuk untuk mengetahui determinan perilaku pencegahan Covid-19 pada Jamaah Mesjid di Kota Pontianak. Metode: Studi Cross-Sectional dilakukan pada bulan Juni – Juli 2020 pada Jamaah Mesjid yang tersebar pada Enam Kecamatan di Kota Pontianak. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 90 orang, dengan menggunakan consecutive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara langsung dan observasi. Analisa data menggunakan analisa univariat dan bivariate (uji Chi Square dengan 95% CI). Hasil: Sebagian besar perilaku Jamaah Mesjid tidak patuh melaksanakan protokol kesehatan (86.7%). Didukung dengan hasil observasi bahwa sebagian Jamaah Mesjid melakukan kontak fisik (bersalaman atau berpelukan) sebesar 43.3% dan tidak membawa peralatan ibadah sendiri (44.4%). Determinan yang signifikan pada perilaku pencegahan Covid-19 pada Jamaah Mesjid adalah efikasi diri (p value = 0.003; PR = 1.279) dan respon efikasi (p value = 0.024; PR = 1.238), sedangkan persepsi kerentanan, keparahan dan motivasi tidak berhubungan signifikan (p value > 0.05). Namun demikian, menunjukkan trend yang positif. Kesimpulan: Efikasi diri dan respon efikasi dipertimbangkan sebagai faktor yang dapat meningkatkan perilaku yang positif dan sebagai dasar dalam promosi kesehatan pencegahan Covid-19","PeriodicalId":31897,"journal":{"name":"Kesmas Indonesia Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat","volume":"26 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87901995","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-04-30DOI: 10.26714/jkmi.16.1.2021.73-83
Tesa Nurussolehah, Mury Ririanty, Iken Nafikadini
Latar Belakang: Anak dengan ko-infeksi TB-HIV memiliki kecenderungan TB relaps dan mortalitas tinggi dibandingkan anak yang tidak HIV [80].Dukungan keluarga sangat dibutuhkan pada anak untuk dapat memantau sekaligus mengawasi anak agar memiliki kepatuhan yang baik dalam menjalani pengobatan. Tujuan: Menganalisis 5 bentuk dukungan keluarga pada anak dengan ko-infeksi TB-HIV di Kabupaten Jember untuk mematuhi pengobatan. Metode: Penelitian kualitatif mengunakan pendekatan case studydengan wawancara mendalam dan observasi. Informan utama berjumlah 4 orang dan informan tambahan 4 orang ditentukan dengan teknik purposive sampling. Hasil: Analisis5 bentuk dukungan keluarga menggunakan pendekatan teori Lawrence Green (1980). Terdapat 4 dukungan yang kurang optimal diberikan oleh keluarga yaitu dukungan emosioal, dukungan informatif, dukungan instrumental dan dukungan jaringan sosialsedangkan dukungan yang sudah cukup baik diberikan adalah dukungan penghargaan. Kesimpulan: Perlunya media edukasi TB-HIV anak seperti buku saku bagi oang tua dan adanya pendampingan pada orang tua sekaligus anak agar mencegah kejadian putus berobat.Latar Belakang: Anak dengan ko-infeksi TB-HIV memiliki kecenderungan TB relaps dan mortalitas tinggi dibandingkan anak yang tidak HIV [80].Dukungan keluarga sangat dibutuhkan pada anak untuk dapat memantau sekaligus mengawasi anak agar memiliki kepatuhan yang baik dalam menjalani pengobatan. Tujuan: Menganalisis 5 bentuk dukungan keluarga pada anak dengan ko-infeksi TB-HIV di Kabupaten Jember untuk mematuhi pengobatan. Metode: Penelitian kualitatif mengunakan pendekatan case studydengan wawancara mendalam dan observasi. Informan utama berjumlah 4 orang dan informan tambahan 4 orang ditentukan dengan teknik purposive sampling. Hasil: Analisis5 bentuk dukungan keluarga menggunakan pendekatan teori Lawrence Green (1980). Terdapat 4 dukungan yang kurang optimal diberikan oleh keluarga yaitu dukungan emosioal, dukungan informatif, dukungan instrumental dan dukungan jaringan sosialsedangkan dukungan yang sudah cukup baik diberikan adalah dukungan penghargaan. Kesimpulan: Perlunya media edukasi TB-HIV anak seperti buku saku bagi oang tua dan adanya pendampingan pada orang tua sekaligus anak agar mencegah kejadian putus berobat.
{"title":"Dukungan Keluarga pada Anak dengan Ko-Infeksi TB-HIV untuk Mematuhi Pengobatan di Kabupaten Jember","authors":"Tesa Nurussolehah, Mury Ririanty, Iken Nafikadini","doi":"10.26714/jkmi.16.1.2021.73-83","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/jkmi.16.1.2021.73-83","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Anak dengan ko-infeksi TB-HIV memiliki kecenderungan TB relaps dan mortalitas tinggi dibandingkan anak yang tidak HIV [80].Dukungan keluarga sangat dibutuhkan pada anak untuk dapat memantau sekaligus mengawasi anak agar memiliki kepatuhan yang baik dalam menjalani pengobatan. Tujuan: Menganalisis 5 bentuk dukungan keluarga pada anak dengan ko-infeksi TB-HIV di Kabupaten Jember untuk mematuhi pengobatan. Metode: Penelitian kualitatif mengunakan pendekatan case studydengan wawancara mendalam dan observasi. Informan utama berjumlah 4 orang dan informan tambahan 4 orang ditentukan dengan teknik purposive sampling. Hasil: Analisis5 bentuk dukungan keluarga menggunakan pendekatan teori Lawrence Green (1980). Terdapat 4 dukungan yang kurang optimal diberikan oleh keluarga yaitu dukungan emosioal, dukungan informatif, dukungan instrumental dan dukungan jaringan sosialsedangkan dukungan yang sudah cukup baik diberikan adalah dukungan penghargaan. Kesimpulan: Perlunya media edukasi TB-HIV anak seperti buku saku bagi oang tua dan adanya pendampingan pada orang tua sekaligus anak agar mencegah kejadian putus berobat.Latar Belakang: Anak dengan ko-infeksi TB-HIV memiliki kecenderungan TB relaps dan mortalitas tinggi dibandingkan anak yang tidak HIV [80].Dukungan keluarga sangat dibutuhkan pada anak untuk dapat memantau sekaligus mengawasi anak agar memiliki kepatuhan yang baik dalam menjalani pengobatan. Tujuan: Menganalisis 5 bentuk dukungan keluarga pada anak dengan ko-infeksi TB-HIV di Kabupaten Jember untuk mematuhi pengobatan. Metode: Penelitian kualitatif mengunakan pendekatan case studydengan wawancara mendalam dan observasi. Informan utama berjumlah 4 orang dan informan tambahan 4 orang ditentukan dengan teknik purposive sampling. Hasil: Analisis5 bentuk dukungan keluarga menggunakan pendekatan teori Lawrence Green (1980). Terdapat 4 dukungan yang kurang optimal diberikan oleh keluarga yaitu dukungan emosioal, dukungan informatif, dukungan instrumental dan dukungan jaringan sosialsedangkan dukungan yang sudah cukup baik diberikan adalah dukungan penghargaan. Kesimpulan: Perlunya media edukasi TB-HIV anak seperti buku saku bagi oang tua dan adanya pendampingan pada orang tua sekaligus anak agar mencegah kejadian putus berobat. ","PeriodicalId":31897,"journal":{"name":"Kesmas Indonesia Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat","volume":"95 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84869012","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}