Arab spring memberikan pengaruh signifikan terhadap keadaan sosial dan politik di Libya era Muammar Khadafi. Jumlah pengangguran meningkat dan kegiatan bisnis wiraswasta mengalami kesulitan sehingga berdampak terhadap gejolak politik di wilayah tersebut. Tujuan penelitian dalam artikel ini adalah untuk mendeskripsikan masa kedatangan Islam hingga Kemerdekaan di negara Libya, menganalisis gejolak politik era Muammar Khadafi hingga era Arab Spring. Prosedur metode penelitian sejarah memiliki empat tahapan, yaitu heuristik; kritik sumber atau verifikasi; interpretasi atau eksplanasi dan terakhir penulisan sejarah atau historiografi. Hasil penelitian dalam artikel ini, yaitu: Pertama, Negara Libya adalah negara bagian Afrika Utara dengan sistem berbasis Islam, wilayah ini sebelum kedatangan Islam pernah dikuasai oleh Kerajaan Byzantium (Kristen). Secara historis, penduduk Libya menganut mayoritas Islam. Selanjutnya, pada dinamika Politik Libya Pra Arab Spring telah mengantarkan sejarah baru dalam perpolitikan Libya. Sejeak Muammar Khadafi membentuk sistem politiknya sendiri dengan Dewan Komando Revolusi (militer) berperan penting dalam penyusunan kebijakan dan konstitusi negara. Setelah rezim Khadafi berakhir, dinamika politik di Libya membawa perubahan yang signifikan. Terakhir, krisis Politik di Libya memang terjadi secara penuh ketika Arab Spring terjadi Jazirah Arab dan masuk ke wilayah Libya sehingga menjadi negara mengalami kekacauan secara politik sehingga mempengaruhi distablisasi negara dan berakibat kepada kemerosotan sosial di negara tersebut. Muammar Khadafi dianggap dikator dan otoriter dalam kebijakan negaranya yang berdampak negatif terhadap sosial masyarakat Libya. Akibatnya masyarakat melakukan gejolak terhadap negara tersebut dengan menuntut agar Muammar Khadafi turun dari jabatannya. The Arab Spring had a significant impact on the social and political situation in Muammar Khadafi's Libya. The number of unemployed people increased and self-employed business activities experienced difficulties, which had an impact on political turmoil in the region. The research objectives in this article are to describe the arrival of Islam to Independence in the country of Libya, analyzing the political turmoil of the Muammar Khadafi era to the Arab Spring era. The historical research method procedure has four stages, namely heuristics; source criticism or verification; interpretation or explanation and finally historical writing or historiography. The results of the research in this article, namely: First, the State of Libya is a North African state with an Islamic-based system, this region before the arrival of Islam was once controlled by the Byzantine (Christian) Empire. Historically, the Libyan population adheres to the majority of Islam. Furthermore, the political dynamics of Libya before the Arab Spring has ushered in a new history in Libyan politics. Historically, Muammar Khadafi formed his own political system with the Revolutionary Comman
阿拉伯之春对利比亚穆阿马尔•卡扎菲(Muammar Khadafi)的社会和政治状况产生了重大影响。失业率上升,创业活动陷入困境,导致该地区的政治动荡。这篇文章的目的是描述伊斯兰教的到来,以及利比亚的独立,分析穆马尔•卡扎菲(Muammar Khadafi)时代的政治动荡,以及阿拉伯之春(Arab Spring)时代。历史研究方法的程序有四个阶段,即启发法;来源批评或验证;解释或曝光,最后书写历史或史学。本文的研究结果是:首先,利比亚是一个以伊斯兰为基础的北非国家,在伊斯兰教到来之前,该地区曾被拜占庭王国(基督教)统治。从历史上看,利比亚人信奉伊斯兰教的多数。此外,利比亚前阿拉伯之春的政治活力为利比亚带来了新的政治历史。Muammar Khadafi在国家政策和宪法的制定中发挥了关键作用,建立了自己的政治体系。卡扎菲政权结束后,利比亚的政治格局发生了重大变化。最后,利比亚的政治危机完全是在阿拉伯之春的想象中发生的,当时阿拉伯之春进入利比亚地区,成为一个政治混乱的国家,影响国家稳定,导致该国社会衰落。穆阿马尔•卡扎菲(Muammar Khadafi)被认为是其国家对利比亚社会构成负面影响的政策的批评者和权威。因此,人民对这个国家的动荡是通过要求穆阿马尔·卡扎菲下台来实现的。阿拉伯之春对利比亚穆阿马尔•卡扎菲(Muammar Khadafi)的社会和政治局势产生了重大影响。增加和自职的企业活动的数量经历了困难,这影响了该地区的政治动荡。这篇文章的目的研究是描述伊斯兰教在利比亚国家独立的实现,分析阿拉伯春天Muammar卡扎菲时代的政治变革。《历史研究方法违反规定有四个阶段,namely heuristics;基于critcism或验证;解释或解释与最终历史书写或历史记录。首先,利比亚的国家是一个带有伊斯兰基地的北非国家,在抵达伊斯兰帝国之前的地区。从历史上看,伊斯兰人口的利比亚已经成为主流。在利比亚《阿拉伯之春》(Arab Spring)之前,利比亚的政治动力学已经在利比亚的政治史上重现。从历史上看,卡扎菲一直在为自己的政治体制与革命委员会(Revolutionary Command Council)扮演一个重要的角色。卡扎菲死后的regime最后,《利比亚带浓厚政治动态改变。终于,《利比亚政治危机occur in full又当《阿拉伯半岛和“阿拉伯之春”发生在利比亚的地区,所以那个时代《乡村经历政治混乱那乡村destabilization》受到影响和resulted in乡村社会的衰落》。穆阿迈尔·卡扎菲是认为a独裁者和authoritarian in his state university)政策那negatively受到影响利比亚社会的协会。作为一个提议,人们被要求从他的位置上退下来的Muammar Khadafi人的立场使国家上下颠倒。
{"title":"The Arab Spring in Libya: Dynamics of Political Islam During the Muammar Khadafi Regime","authors":"Adetia Andri, Johan Septian Putra, Lidia Maijar","doi":"10.29408/fhs.v7i1.9952","DOIUrl":"https://doi.org/10.29408/fhs.v7i1.9952","url":null,"abstract":"Arab spring memberikan pengaruh signifikan terhadap keadaan sosial dan politik di Libya era Muammar Khadafi. Jumlah pengangguran meningkat dan kegiatan bisnis wiraswasta mengalami kesulitan sehingga berdampak terhadap gejolak politik di wilayah tersebut. Tujuan penelitian dalam artikel ini adalah untuk mendeskripsikan masa kedatangan Islam hingga Kemerdekaan di negara Libya, menganalisis gejolak politik era Muammar Khadafi hingga era Arab Spring. Prosedur metode penelitian sejarah memiliki empat tahapan, yaitu heuristik; kritik sumber atau verifikasi; interpretasi atau eksplanasi dan terakhir penulisan sejarah atau historiografi. Hasil penelitian dalam artikel ini, yaitu: Pertama, Negara Libya adalah negara bagian Afrika Utara dengan sistem berbasis Islam, wilayah ini sebelum kedatangan Islam pernah dikuasai oleh Kerajaan Byzantium (Kristen). Secara historis, penduduk Libya menganut mayoritas Islam. Selanjutnya, pada dinamika Politik Libya Pra Arab Spring telah mengantarkan sejarah baru dalam perpolitikan Libya. Sejeak Muammar Khadafi membentuk sistem politiknya sendiri dengan Dewan Komando Revolusi (militer) berperan penting dalam penyusunan kebijakan dan konstitusi negara. Setelah rezim Khadafi berakhir, dinamika politik di Libya membawa perubahan yang signifikan. Terakhir, krisis Politik di Libya memang terjadi secara penuh ketika Arab Spring terjadi Jazirah Arab dan masuk ke wilayah Libya sehingga menjadi negara mengalami kekacauan secara politik sehingga mempengaruhi distablisasi negara dan berakibat kepada kemerosotan sosial di negara tersebut. Muammar Khadafi dianggap dikator dan otoriter dalam kebijakan negaranya yang berdampak negatif terhadap sosial masyarakat Libya. Akibatnya masyarakat melakukan gejolak terhadap negara tersebut dengan menuntut agar Muammar Khadafi turun dari jabatannya. The Arab Spring had a significant impact on the social and political situation in Muammar Khadafi's Libya. The number of unemployed people increased and self-employed business activities experienced difficulties, which had an impact on political turmoil in the region. The research objectives in this article are to describe the arrival of Islam to Independence in the country of Libya, analyzing the political turmoil of the Muammar Khadafi era to the Arab Spring era. The historical research method procedure has four stages, namely heuristics; source criticism or verification; interpretation or explanation and finally historical writing or historiography. The results of the research in this article, namely: First, the State of Libya is a North African state with an Islamic-based system, this region before the arrival of Islam was once controlled by the Byzantine (Christian) Empire. Historically, the Libyan population adheres to the majority of Islam. Furthermore, the political dynamics of Libya before the Arab Spring has ushered in a new history in Libyan politics. Historically, Muammar Khadafi formed his own political system with the Revolutionary Comman","PeriodicalId":33328,"journal":{"name":"Istoria","volume":"62 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76843170","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Fajar Historia, Jurnal Ilmu, Sejarah dan, Pendidikan, Menggali Nilai-Nilai, Kepahlawanan TGKH. Muhammad, Zainuddin Abdul, Madjid Sebagai, Sumber Pendidikan, Karakter, Pembelajaran Ips, Dukha Yunitasari, W. Lasmawan, Wayan Kertih, M. Zainuddin, Abd. Madjid
The aims of this study were (1) to find out the life history of TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid as National Hero from West Nusa Tenggara Province; (2) Analyze the character values contained in the heroism of TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid in social, da'wah, and education; (3) Analyze the integration of the heroic values of the TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid as a learning resource for social studies subjects at MTs. Mu'allimin NWDI Pancor. Literature research was used to explore the value of heroism TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid. The results showed that TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid is one of the National Heroes from NTB who fought for independence in the fields of preaching and education. The values can be analyzed from the TGKH National Hero figures. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, namely: religious values, nationality, scholarship, brotherhood (cooperation, mutual cooperation), leadership, independence, innovation and creativity, entrepreneurship, and health. The implications of the values of his struggle in shaping the national character of students are the value of awareness of the nature of the struggle in life, the value of awareness in work, the value of awareness of space and time, the value of awareness of the relationship with God Almighty, fellow human beings, and the natural environment. Integrating heroic values TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid was carried out by adding the involvement of values in the indicators developed in the IPS learning syllabus and integrating it through lesson plans and teaching materials.Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui riwayat hidup TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid sebagai Pahlawan Nasional dari Provinsi Nusa Tenggara Barat; (2) Menganalisis nilai-nilai karakter yang terkandung dalam kepahlawanan tokoh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid dalam bidang sosial, dakwah, dan pendidikan; (3) Menganalisis integrasi nilai-nilai kepahlawanan tokoh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid sebagai sumber belajar pada mata pelajaran IPS di MTs. Mu'allimin NWDI Pancor. Penelitian kepustakaan digunakan untuk menggali nilai kepahlawanan TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid adalah salah satu Pahlawan Nasional asal NTB yang memperjuangkan kemerdekaan di bidang dakwah dan pendidikan. Nilai-nilai tersebut dapat dianalisis dari tokoh-tokoh Pahlawan Nasional TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, yaitu: nilai-nilai religius, kebangsaan, keilmuwan, ukhuwah (kerja sama, gotong royong), kepemimpinan, kemandirian, inovasi dan kreativitas, kewirausahaan, dan kesehatan. Implikasi nilai-nilai perjuangannya dalam membentuk karakter bangsa peserta didik adalah nilai kesadaran hakikat perjuangan dalam hidup, nilai kesadaran dalam berkarya, nilai kesadaran ruang dan waktu, nilai kesadaran akan hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, sesama manusia, dan alam lingkungan. Mengintegrasikan nilai-nilai ke
本研究的目的是:(1)了解TGKH的生活史。Muhammad Zainuddin Abdul Madjid作为西努沙登加拉省的民族英雄;(2)分析TGKH英雄主义所蕴含的人物价值。Muhammad Zainuddin Abdul Madjid在社会,教育和教育方面;(3)分析三峡铁路英雄价值观的整合。Muhammad Zainuddin Abdul Madjid作为MTs. Mu'allimin NWDI Pancor社会研究科目的学习资源。本文采用文献研究法来探讨英雄主义的价值。穆罕默德·扎因丁·阿卜杜勒·马吉德。结果表明:TGKH。Muhammad Zainuddin Abdul Madjid是NTB的民族英雄之一,他在讲道和教育领域为独立而战。这些数值可以从TGKH国家英雄的数据中进行分析。穆罕默德·扎伊努丁·阿卜杜勒·马吉德,即:宗教价值观、国籍、学术、兄弟情谊(合作、相互合作)、领导能力、独立、创新和创造、创业精神和健康。他的奋斗价值观对学生国民性塑造的启示是:人生奋斗的价值意识、工作的价值意识、空间和时间的价值意识、与全能的上帝、人类同胞和自然环境的关系的价值意识。整合英雄价值观TGKH。Muhammad Zainuddin Abdul Madjid是通过在IPS学习大纲中制定的指标中增加价值观的参与,并通过课程计划和教材将其整合起来进行的。Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui riwayat hidup TGKH。Muhammad Zainuddin Abdul Madjid sebagai Pahlawan national province Nusa Tenggara Barat;(2) menganalis nilai-nilai karakter yang terkandung dalam kepahlawanan tokoh TGKH。Muhammad Zainuddin Abdul Madjid dalam bidang social, dakwah, dan pendidikan;(3) Menganalisis integrasi nilai-nilai kepahlawanan tokoh TGKH。Muhammad Zainuddin Abdul Madjid sebagai number belajar pada mata pelajaran IPS MTs. muallimin NWDI Pancor。Penelitian kepustakaan digunakan untuk menggali nilai kepahlawanan TGKH。穆罕默德·扎因丁·阿卜杜勒·马吉德。Hasil penelitian menunjukkan bahwa TGKH。Muhammad Zainuddin Abdul Madjid adalah salah satu Pahlawan national altb yang成员,juangkan kemerdekaan di bidang dakwah dan pendidikan。Nilai-nilai tersebut dapat dianalis dari tokoh-tokoh Pahlawan national TGKH。Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, yitu: nilai-nilai religius, kebangsaan, keilmuwan, ukhuwah (kerja sama, gotong royong), kepemimpinan, kemandirian, inovasi dan kreativitas, kewirusahaan, dan kesehatan。这句话的意思是:“我爱你”,“我爱你”,“我爱你”,“我爱你”,“我爱你”,“我爱你”,“我爱你”,“我爱你”Mengintegrasikan nilai-nilai kepahlawanan TGKH。Muhammad Zainuddin Abdul Madjid dilakukan dengan menambahkan keterlibatan nilai dalam指标yang dikembangkan dalam silabus pembelajan IPS dan mengintegrasikannya melalui RPP dan bahan ajar。
{"title":"Menggali Nilai-Nilai Kepahlawanan TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid Sebagai Sumber Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran IPS","authors":"Fajar Historia, Jurnal Ilmu, Sejarah dan, Pendidikan, Menggali Nilai-Nilai, Kepahlawanan TGKH. Muhammad, Zainuddin Abdul, Madjid Sebagai, Sumber Pendidikan, Karakter, Pembelajaran Ips, Dukha Yunitasari, W. Lasmawan, Wayan Kertih, M. Zainuddin, Abd. Madjid","doi":"10.29408/fhs.v7i1.15317","DOIUrl":"https://doi.org/10.29408/fhs.v7i1.15317","url":null,"abstract":"The aims of this study were (1) to find out the life history of TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid as National Hero from West Nusa Tenggara Province; (2) Analyze the character values contained in the heroism of TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid in social, da'wah, and education; (3) Analyze the integration of the heroic values of the TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid as a learning resource for social studies subjects at MTs. Mu'allimin NWDI Pancor. Literature research was used to explore the value of heroism TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid. The results showed that TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid is one of the National Heroes from NTB who fought for independence in the fields of preaching and education. The values can be analyzed from the TGKH National Hero figures. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, namely: religious values, nationality, scholarship, brotherhood (cooperation, mutual cooperation), leadership, independence, innovation and creativity, entrepreneurship, and health. The implications of the values of his struggle in shaping the national character of students are the value of awareness of the nature of the struggle in life, the value of awareness in work, the value of awareness of space and time, the value of awareness of the relationship with God Almighty, fellow human beings, and the natural environment. Integrating heroic values TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid was carried out by adding the involvement of values in the indicators developed in the IPS learning syllabus and integrating it through lesson plans and teaching materials.Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui riwayat hidup TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid sebagai Pahlawan Nasional dari Provinsi Nusa Tenggara Barat; (2) Menganalisis nilai-nilai karakter yang terkandung dalam kepahlawanan tokoh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid dalam bidang sosial, dakwah, dan pendidikan; (3) Menganalisis integrasi nilai-nilai kepahlawanan tokoh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid sebagai sumber belajar pada mata pelajaran IPS di MTs. Mu'allimin NWDI Pancor. Penelitian kepustakaan digunakan untuk menggali nilai kepahlawanan TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid adalah salah satu Pahlawan Nasional asal NTB yang memperjuangkan kemerdekaan di bidang dakwah dan pendidikan. Nilai-nilai tersebut dapat dianalisis dari tokoh-tokoh Pahlawan Nasional TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, yaitu: nilai-nilai religius, kebangsaan, keilmuwan, ukhuwah (kerja sama, gotong royong), kepemimpinan, kemandirian, inovasi dan kreativitas, kewirausahaan, dan kesehatan. Implikasi nilai-nilai perjuangannya dalam membentuk karakter bangsa peserta didik adalah nilai kesadaran hakikat perjuangan dalam hidup, nilai kesadaran dalam berkarya, nilai kesadaran ruang dan waktu, nilai kesadaran akan hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, sesama manusia, dan alam lingkungan. Mengintegrasikan nilai-nilai ke","PeriodicalId":33328,"journal":{"name":"Istoria","volume":" 2","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"72380124","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
The Toraja people still maintain their cultural existence in the midst of advances in technology and science, they still carry out traditions from generation to generation called Ma'Nene.However, this culture, over time, has undergone various changes that are no longer original and have even begun to be abandoned by some of its supporting communities. Therefore, this paper seeks to reveal the background of the birth of the Ma'Nene culture, and the factors underlying this cultural change in the Toraja people. This study uses historical research methods, including heuristics (data collection process), criticism/verification (data analysis), interpretation (data interpretation), and historiography (data writing) into a complete story of events.Ma'Nene for the Toraja people is not just a traditional ceremony, but has a deep meaning. Along with the times, various changes have occurred in this Ma'Nene tradition. Various shifts in meaning so that gradually this ceremony is just carrying out the tradition. However, in this way the community continues to maintain the Ma'Nene ceremony because there are still many Toraja tribes who believe that if it is not carried out, it will bring disaster to their lives, for example, failed harvests. The Ma'Nene culture is the ancestral culture of the people who adhere to the Aluk Todolo belief, but the majority of them are already Christian, but some of them still carry out this Ma'Nene culture.Suku Toraja masih mempertahankan eksistensi kebudayaan mereka di tengah kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, mereka masih melaksanakan tradisi secara turun temurun yang disebut dengan Ma’nene. Akan tetapi budaya tersebut, seiring perkembangan waktu mengalami berbagai perubahan yang tidak lagi orisinil bahkan sudah mulai ditinggalkan oleh sebagian masyarakat pendukungnya. Olehnya itu, tulisan ini berupaya mengungkap tentang latar belakang lahirnya budaya Ma’Nene, dan faktor yang mendasari terjadinya perubahan budaya tersebut pada Suku Toraja. Kajian ini menggunakan metode penelitian sejarah, meliputi heuristik (proses pengumpulan data) kritik/verifikasi (analisa data), interpretasi (penafsiran data), dan historiografi (penulisan data) menjadi suatu cerita peristiwa yang utuh. Ma’Nene bagi masyarakat Toraja bukan hanya sekedar upacara adat, namun memiliki makna yang mendalam. Seiring perkembangan zaman berbagai perubahan yang terjadi pada tradisi Ma’Nene ini. Berbagai pergeseran makna sehingga lambat laun upacara ini hanya sekedar menjalankan tradisi. Namun dengan begitu masyarakat tetap mempertahankan upacara Ma’Nene karena masih banyak dari Sukut Toraja yang percaya bahwa jika tidak dilaksanakan akan membawa mala peTidaka bagi kehidupannya, misalnya saja hasil panen yang gagal. Budaya Ma’Nene merupakan budaya leluhur masyarakat yang menganut kepercayaan Aluk Todolo, namun mayoritas mereka sudah beragama kristen, tetapi masih ada diantara mereka yang tetap melaksanakan tradisi Ma’Nene ini.
托拉贾人在科技进步的今天仍然保持着他们的文化存在,他们仍然传承着一代又一代被称为Ma'Nene的传统。然而,随着时间的推移,这种文化经历了各种变化,不再是原始的,甚至开始被一些支持它的社区所抛弃。因此,本文试图揭示Ma'Nene文化诞生的背景,以及托拉哈人文化变化的因素。本研究使用历史研究方法,包括启发式(数据收集过程),批评/验证(数据分析),解释(数据解释)和史学(数据写作),形成一个完整的事件故事。对于托拉哈人来说,Ma'Nene不仅仅是一个传统的仪式,而且有着深刻的意义。随着时代的发展,这一Ma'Nene传统发生了各种变化。各种意义的变化,所以这个仪式逐渐只是在执行传统。然而,社区以这种方式继续保持Ma'Nene仪式,因为仍然有许多托拉贾部落认为,如果不进行这种仪式,将给他们的生活带来灾难,例如歉收。Ma'Nene文化是坚持Aluk Todolo信仰的人的祖先文化,但他们中的大多数已经是基督徒,但他们中的一些人仍然发扬这种Ma'Nene文化。Suku托拉雅·马西mempertahankan eksistensi kebudayaan mereka di tengah kemajuan各种丹ilmu pengetahuan, mereka masih melaksanakan tradisi secara turun temurun杨disebut dengan Ma 'nene。Akan tetapi budaya tersebut, seiring perkembangan waktu mengalami berbagai perubahan yang tidak lagi lagi bakan sudah mulai ditingkan oleh sebagian masyarakat pendukungnya。我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,Kajian ini menggunakan memede penelitian sejarah, meliputi heuristik(处理数据),kritik/verifikasi(分析数据),interpretasi (penafsian数据),dan史学(penafsian数据)menjadi suatu cerita peristiwa yang utuh。马内尼bagi masyarakat Toraja bukan hanya sekedar upacara adat, namun memoriliki makna yang mendalam。我希望我的朋友们都知道我是谁。贝尔格巴格伊先生说:“贝尔格巴格伊先生说:“贝尔格巴格伊先生说:“贝尔格巴伊先生说:“贝尔格巴伊先生说:”Namun dengan begitu masyarakat tetap成员pepertahankan upacara Ma 'Nene karena masih banyak dari Sukut Toraja yang percaya bawa jika tidak dilaksanakan akan membawa mala peTidaka bagi kehidupannya, misalnya saja hasil panen yang gagal。Budaya Ma 'Nene merupakan Budaya leuhur masyarakat yang menganut keperayaan Aluk Todolo, namun mayoritas mereka sudah beragama kristen, tetapi masiha ada diantara merika yang tetap melaksanakan tradisi Ma 'Nene ini。
{"title":"Ma’Nene: Dinamika Sejarah Tradisi Membersihkan dan Mengganti Pakaian Jenazah Leluhur Suku Toraja","authors":"Bustan Bustan, Najamuddin Najamuddin, Jumadi Jumadi, Bahri Bahri","doi":"10.29408/fhs.v7i1.7942","DOIUrl":"https://doi.org/10.29408/fhs.v7i1.7942","url":null,"abstract":"The Toraja people still maintain their cultural existence in the midst of advances in technology and science, they still carry out traditions from generation to generation called Ma'Nene.However, this culture, over time, has undergone various changes that are no longer original and have even begun to be abandoned by some of its supporting communities. Therefore, this paper seeks to reveal the background of the birth of the Ma'Nene culture, and the factors underlying this cultural change in the Toraja people. This study uses historical research methods, including heuristics (data collection process), criticism/verification (data analysis), interpretation (data interpretation), and historiography (data writing) into a complete story of events.Ma'Nene for the Toraja people is not just a traditional ceremony, but has a deep meaning. Along with the times, various changes have occurred in this Ma'Nene tradition. Various shifts in meaning so that gradually this ceremony is just carrying out the tradition. However, in this way the community continues to maintain the Ma'Nene ceremony because there are still many Toraja tribes who believe that if it is not carried out, it will bring disaster to their lives, for example, failed harvests. The Ma'Nene culture is the ancestral culture of the people who adhere to the Aluk Todolo belief, but the majority of them are already Christian, but some of them still carry out this Ma'Nene culture.Suku Toraja masih mempertahankan eksistensi kebudayaan mereka di tengah kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, mereka masih melaksanakan tradisi secara turun temurun yang disebut dengan Ma’nene. Akan tetapi budaya tersebut, seiring perkembangan waktu mengalami berbagai perubahan yang tidak lagi orisinil bahkan sudah mulai ditinggalkan oleh sebagian masyarakat pendukungnya. Olehnya itu, tulisan ini berupaya mengungkap tentang latar belakang lahirnya budaya Ma’Nene, dan faktor yang mendasari terjadinya perubahan budaya tersebut pada Suku Toraja. Kajian ini menggunakan metode penelitian sejarah, meliputi heuristik (proses pengumpulan data) kritik/verifikasi (analisa data), interpretasi (penafsiran data), dan historiografi (penulisan data) menjadi suatu cerita peristiwa yang utuh. Ma’Nene bagi masyarakat Toraja bukan hanya sekedar upacara adat, namun memiliki makna yang mendalam. Seiring perkembangan zaman berbagai perubahan yang terjadi pada tradisi Ma’Nene ini. Berbagai pergeseran makna sehingga lambat laun upacara ini hanya sekedar menjalankan tradisi. Namun dengan begitu masyarakat tetap mempertahankan upacara Ma’Nene karena masih banyak dari Sukut Toraja yang percaya bahwa jika tidak dilaksanakan akan membawa mala peTidaka bagi kehidupannya, misalnya saja hasil panen yang gagal. Budaya Ma’Nene merupakan budaya leluhur masyarakat yang menganut kepercayaan Aluk Todolo, namun mayoritas mereka sudah beragama kristen, tetapi masih ada diantara mereka yang tetap melaksanakan tradisi Ma’Nene ini.","PeriodicalId":33328,"journal":{"name":"Istoria","volume":"28 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86827802","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
The 1955 elections were the first elections held by the Indonesian government, but the vast territory of Indonesia did not make the 1955 elections a completely safe election because there were still many upheavals in the regions that occurred. One of the upheavals that occurred was the DI / TII movement that occurred in several places in Indonesia, one of which was the South Sulawesi region. The movement led by Qahar Mudzakkar disrupted the 1955 elections both during the implementation and in preparation for this election. Especially for areas on the Enrekang-Toraja border. Therefore, this article analyzes how DI/TII interference in the border area is an attempt to thwart the election. This research uses historical research methods which include heuristics, criticism, interpretation, and historiography by analyzing the Enrekang Archives Inventory, Toraja, Sulawesi Province. The results showed that areas that were not controlled by DI/TII were still able to carry out elections, but DI/TII areas located on the border could not carry out elections which were marked by the absence of election equipment in the area. However, DI/TII areas close to the city conducted elections secretly so that several regions had time to carry out elections in different ways in anticipation of the conditions at that time.Pemilu 1955 merupakan pemilu pertama yang diselenggarakan oleh pemerintahan Indonesia namun wilayah Indonesia yang begitu luas tidak menjadikan pemilu 1955 menjadi pemilu yang sepenuhnya aman karena masih banyaknya pergolakan di daerah-daerah yang terjadi. Salah satu pergolakan yang terjadi ialah adanya gerakan DI/TII yang terjadi dibeberapa tempat di Indonesia, salah satunya ialah wilayah Sulawesi Selatan. Gerakan yang dipimpin oleh Qahar Mudzakkar ini melakukan gangguan terhadap pemilu 1955 baik pada saat pelaksanaan maupun dalam rangka persiapan pemilu ini. Terutama untuk daerah-daerah yang berada di perbatasan Enrekang-Toraja. Oleh karena itu, artikel ini menganalisa bagaimana gangguan yang di lakukan DI/TII di daerah perbatasan sebagai upaya untuk menggagalkan pemilu. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang meliputi Heuristik, Kritik, Intrepretasi dan historiografi dengan menganalisi Inventaris Arsip Enrekang, Toraja, Provinsi Sulawesi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah yang tidak dikuasai oleh DI/TII masih dapat melaksanakan pemilu namun daerah DI/TII yang berada di perbatasan tidak dapat melaksanakan pemilu yang ditandai dengan tidak terbentuknya perlengkapan pemilu di daerah tersebut. Akan tetapi daerah DI/TII yang dekat dengan kota melakukan pemilu secara sembunyi-sembunyi sehingga beberapa daerah sempat melaksanakan pemilu dengan cara yang berbeda dalam mensiasati kondisi saat itu.
1955年的选举是印度尼西亚政府举行的第一次选举,但由于印度尼西亚领土辽阔,1955年的选举并不是一次完全安全的选举,因为该地区仍然发生了许多动荡。发生的剧变之一是在印度尼西亚几个地方发生的DI / TII运动,其中一个是南苏拉威西地区。卡哈尔·穆德扎卡尔领导的运动在1955年选举的执行和筹备期间都破坏了选举。特别是在Enrekang-Toraja边境地区。因此,本文分析了DI/TII在边境地区的干预是如何企图阻挠选举的。本研究以苏拉威西省托拉加的恩日康档案清册为研究对象,采用启发式、批判式、解释式、史学式的历史研究方法。结果表明,不受DI/TII控制的地区仍然能够进行选举,但位于边界的DI/TII地区无法进行选举,其标志是该地区缺乏选举设备。然而,靠近城市的DI/TII地区秘密进行选举,以便几个地区有时间根据当时的情况以不同的方式进行选举。Pemilu 1955 merupakan Pemilu pertamu yang diselenggarakan oleh peremerintahan印度尼西亚namun wilayah印度尼西亚,yang开始,ludaak menjadikan Pemilu 1955 menjadi Pemilu yang sepenuhnya aman karena masih banyaknya pergolakan di daerah-daerah yang terjadi。Salah satu pergolakan yang terjadi ialah adanya gerakan DI/TII yang terjadi dibeberapa tempat DI Indonesia, Salah satunya ialah wilayah Sulawesi Selatan。Terutama untuk daerah-daerah yang berada di perbatasan Enrekang-Toraja。Oleh karena itu, artikel ini menganalisa bagaimana gangguan yang di lakukan di /TII di daerah perbatasan sebagai upaya untuk menggagalkan pemilu。Penelitian ini menggunakan mede Penelitian sejarah yang meliputi Heuristik, Kritik, interpretation and史学家dengan menganalisi Inventaris Arsip Enrekang, Toraja, province Sulawesi。Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah yang tidak dikuasai oleh DI/TII masih dapat melaksanakan pemilu namun daerah DI/TII yang berada DI perbatasan tidak dapat melaksanakan pemilu yang ditandai denak terbentuknya perlengkapan pemilu DI daerah tersebut。Akan tetapi daerah DI/TII yang dekat dengan kota melakukan pemilu secara sembunyi-sembunyi seinga beberha dadaan melaksanakan pemilu dengan cara yang berbeda dalam mensiasati kondisi saiti。
{"title":"Gangguan DI/TII di Perbatasan Enrekang-Toraja Pada Pemilu 1955","authors":"Abd Rahman, Abdurakhman Abdurakhman","doi":"10.29408/fhs.v7i1.6951","DOIUrl":"https://doi.org/10.29408/fhs.v7i1.6951","url":null,"abstract":"The 1955 elections were the first elections held by the Indonesian government, but the vast territory of Indonesia did not make the 1955 elections a completely safe election because there were still many upheavals in the regions that occurred. One of the upheavals that occurred was the DI / TII movement that occurred in several places in Indonesia, one of which was the South Sulawesi region. The movement led by Qahar Mudzakkar disrupted the 1955 elections both during the implementation and in preparation for this election. Especially for areas on the Enrekang-Toraja border. Therefore, this article analyzes how DI/TII interference in the border area is an attempt to thwart the election. This research uses historical research methods which include heuristics, criticism, interpretation, and historiography by analyzing the Enrekang Archives Inventory, Toraja, Sulawesi Province. The results showed that areas that were not controlled by DI/TII were still able to carry out elections, but DI/TII areas located on the border could not carry out elections which were marked by the absence of election equipment in the area. However, DI/TII areas close to the city conducted elections secretly so that several regions had time to carry out elections in different ways in anticipation of the conditions at that time.Pemilu 1955 merupakan pemilu pertama yang diselenggarakan oleh pemerintahan Indonesia namun wilayah Indonesia yang begitu luas tidak menjadikan pemilu 1955 menjadi pemilu yang sepenuhnya aman karena masih banyaknya pergolakan di daerah-daerah yang terjadi. Salah satu pergolakan yang terjadi ialah adanya gerakan DI/TII yang terjadi dibeberapa tempat di Indonesia, salah satunya ialah wilayah Sulawesi Selatan. Gerakan yang dipimpin oleh Qahar Mudzakkar ini melakukan gangguan terhadap pemilu 1955 baik pada saat pelaksanaan maupun dalam rangka persiapan pemilu ini. Terutama untuk daerah-daerah yang berada di perbatasan Enrekang-Toraja. Oleh karena itu, artikel ini menganalisa bagaimana gangguan yang di lakukan DI/TII di daerah perbatasan sebagai upaya untuk menggagalkan pemilu. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang meliputi Heuristik, Kritik, Intrepretasi dan historiografi dengan menganalisi Inventaris Arsip Enrekang, Toraja, Provinsi Sulawesi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah yang tidak dikuasai oleh DI/TII masih dapat melaksanakan pemilu namun daerah DI/TII yang berada di perbatasan tidak dapat melaksanakan pemilu yang ditandai dengan tidak terbentuknya perlengkapan pemilu di daerah tersebut. Akan tetapi daerah DI/TII yang dekat dengan kota melakukan pemilu secara sembunyi-sembunyi sehingga beberapa daerah sempat melaksanakan pemilu dengan cara yang berbeda dalam mensiasati kondisi saat itu.","PeriodicalId":33328,"journal":{"name":"Istoria","volume":"36 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76002972","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
In the 1950s around the Korean War, the United States provided a lot of assistance to South Korea, including in the field of film. Hollywood films are increasingly influencing Korean cinema, including films by Han Hyung-mo who is considered one of the pioneers in South Korean cinema, especially after he released the film Madame Freedom. Therefore, the formulation of the problem in this study is what was the role of the United States in South Korean films in the 1950s and how was the influence of the United States included in the film Madame Freedom. This study uses the historical method with four stages, namely heuristics, source criticism, interpretation, and historiography. The purpose of this study is to show the influence of the United States on South Korean film culture in the 1950s. The results of this study show that the United States exerts its influence through films by importing Hollywood films and facilitating various South Korean film needs through related US institutions. The influence of the United States on South Korean film in the 1950s then took the form of the values of modernity and Cold War cosmopolitanism from the United States in all aspects of the film.Ketika Perang Korea terjadi pada tahun 1950 sampai 1953, Amerika Serikat memberikan banyak bantuan bagi Korea Selatan, termasuk dalam bidang perfilman. Film-film Hollywood pun semakin mempengaruhi perfilman Korea, termasuk film-film karya Han Hyung-mo yang dianggap sebagai salah satu pionir dalam perfilman Korea Selatan, terutama setelah ia merilis film Madame Freedom. Oleh karena itu, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana peran Amerika Serikat dalam perfilman Korea Selatan pada tahun 1950-an dan bagaimana pengaruh Amerika Serikat yang masuk dalam film Madame Freedom. Penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan empat tahapan, yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan pengaruh Amerika Serikat dalam budaya perfilman Korea Selatan pada tahun 1950-an. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Amerika Serikat memasukkan pengaruhnya melalui film dengan cara mengekspor film-film Hollywood dan memfasilitasi berbagai kebutuhan perfilman Korea Selatan melalui lembaga-lembaga Amerika Serikat yang terkait. Pengaruh Amerika Serikat terhadap perfilman Korea Selatan pada tahun 1950-an kemudian berupa nilai-nilai modernitas dan kosmopolitan Perang Dingin dari Amerika Serikat dalam seluruh aspek film.
在朝鲜战争前后的20世纪50年代,美国向韩国提供了大量援助,包括在电影领域。好莱坞电影对韩国电影的影响越来越大,其中包括被认为是韩国电影先驱之一的韩亨模的电影,特别是在他发行了电影《自由夫人》之后。因此,本研究的问题提法是美国在20世纪50年代的韩国电影中扮演了什么角色,美国的影响是如何被纳入电影《自由夫人》的。本研究采用史学方法,分为启发式、来源批判、阐释、史学四个阶段。本研究的目的是展示美国在20世纪50年代对韩国电影文化的影响。本研究的结果表明,美国通过引进好莱坞电影,并通过美国相关机构促进韩国电影的各种需求,通过电影来发挥其影响力。20世纪50年代,美国对韩国电影的影响表现在电影的各个方面都有来自美国的现代性价值观和冷战世界主义。Ketika Perang韩国terjadi padadtahun 1950 sampai 1953,美国Serikat成员katika banyak bantuan bagi韩国Selatan, termasuk dalam bidang perfilman。电影-电影好莱坞双关语mempengaruhi perfilman韩国,termasuk电影-电影karya韩亨模yang dianggap sebagai salah satu pipiir dalam perfilman韩国Selatan, terutama setelah ia merilis电影Madame Freedom。Oleh karena itu, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana peran美国seriatan padtahun 1950年和dan bagaimana pengaruh美国Serikat yang masukdalam电影《自由夫人》。Penelitian ini mongunakan方法,sejarah dengan empat tahapan, yitu启发式,批判数,解释学,史学。Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan pengaruh美国Serikat dalam budaya perfilman韩国Selatan pada tahun 1950-an。哈西尔penelitian menunjukkan bahwa Amerika Serikat memasukkan pengaruhnya melalui film dengan cara menaruhspor film-电影好莱坞好莱坞好莱坞好莱坞melasililitasi berbagai kebutuhan perfilman韩国Selatan melaluilembaga -lembaga美国Serikat yang terkait。Pengaruh Amerika Serikat terhadap perfilman韩国Selatan padtahun 1950年和kemudian berupa nilai-nilai现代和国际化Perang Dingin dari Amerika Serikat dalam seluruh演讲电影。
{"title":"Pengaruh Amerika Serikat dalam Budaya Perfilman Korea Selatan 1950-an: Madame Freedom Karya Han Hyung-mo","authors":"Meutia Khaliya, Agus Setiawan","doi":"10.29408/fhs.v7i1.7269","DOIUrl":"https://doi.org/10.29408/fhs.v7i1.7269","url":null,"abstract":"In the 1950s around the Korean War, the United States provided a lot of assistance to South Korea, including in the field of film. Hollywood films are increasingly influencing Korean cinema, including films by Han Hyung-mo who is considered one of the pioneers in South Korean cinema, especially after he released the film Madame Freedom. Therefore, the formulation of the problem in this study is what was the role of the United States in South Korean films in the 1950s and how was the influence of the United States included in the film Madame Freedom. This study uses the historical method with four stages, namely heuristics, source criticism, interpretation, and historiography. The purpose of this study is to show the influence of the United States on South Korean film culture in the 1950s. The results of this study show that the United States exerts its influence through films by importing Hollywood films and facilitating various South Korean film needs through related US institutions. The influence of the United States on South Korean film in the 1950s then took the form of the values of modernity and Cold War cosmopolitanism from the United States in all aspects of the film.Ketika Perang Korea terjadi pada tahun 1950 sampai 1953, Amerika Serikat memberikan banyak bantuan bagi Korea Selatan, termasuk dalam bidang perfilman. Film-film Hollywood pun semakin mempengaruhi perfilman Korea, termasuk film-film karya Han Hyung-mo yang dianggap sebagai salah satu pionir dalam perfilman Korea Selatan, terutama setelah ia merilis film Madame Freedom. Oleh karena itu, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana peran Amerika Serikat dalam perfilman Korea Selatan pada tahun 1950-an dan bagaimana pengaruh Amerika Serikat yang masuk dalam film Madame Freedom. Penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan empat tahapan, yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan pengaruh Amerika Serikat dalam budaya perfilman Korea Selatan pada tahun 1950-an. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Amerika Serikat memasukkan pengaruhnya melalui film dengan cara mengekspor film-film Hollywood dan memfasilitasi berbagai kebutuhan perfilman Korea Selatan melalui lembaga-lembaga Amerika Serikat yang terkait. Pengaruh Amerika Serikat terhadap perfilman Korea Selatan pada tahun 1950-an kemudian berupa nilai-nilai modernitas dan kosmopolitan Perang Dingin dari Amerika Serikat dalam seluruh aspek film.","PeriodicalId":33328,"journal":{"name":"Istoria","volume":"27 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78899085","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
In the early decades of the 20th century, the Dutch East Indies government implemented the "ethical policy" in Bone. Bone was a potentially lucrative land that provided surplus growth to the economy, with the majority of its population relying on agriculture. The land was primarily managed by a rain-fed system, which presented opportunities for improving irrigation and increasing production. The purpose of this research is to understand how irrigation development supported agriculture in Bone between 1911 and 1942. The study employs historical methods consisting of heuristic, verification, interpretation, and historiography stages. The sources include documents, artifacts, newspapers, and magazines. The findings indicate that irrigation served as a transitional means of peace in the traditional-to-modern way of life for the community. Irrigation development was implemented gradually, from dam structures to canal channels, and built semi-permanently and permanently. Irrigation was intensively developed from 1920 to 1942 in Lerang, Maradda, Palakka, Pattiro, Palengoreng, Amali, Wolangi, Melle, Pacing, Bengo, Lanca, and Padang Lampe. These developments resulted in increased agricultural production and the export of crops through shipping and trading activities at Pallime, Bajoe, Ujung Pattiro and Barebbo ports.Dekade awal abad ke-20, pemerintah Hindia Belanda melaksanakan kebijakan politik etis di Bone. Bone merupakan lahan potensial yang memberikan surplus terhadap pertumbuhan ekonomi. Mayoritas masyarakatnya bergantung pada pertanian. Lahan yang dikelola didominasi sistem tadah hujan, memberikan peluang pendekatan tersedianya kebutuhan air dan peningkatan produksi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pembangunan irigasi dalam menopang pertanian di Bone kurun tahun 1911-1942. Penelitian ini menggunakan metode sejarah, terdiri dari tahapan heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Sumber diperoleh berupa arsip, artefak, koran, dan majalah. Hasil penelitian menunjukkan irigasi menjadi sarana perdamaian transisi kehidupan masyarakat tradisional ke modern. Pembangunan irigasi dilaksanakan secara bertahap, dari bangunan bendung hingga saluran kanal, dan dibangun secara semi dan permanen. Irigasi dibangun secara intensif dari Kurun tahun 1920-1942, di Lerang, Maradda, Palakka, Pattiro, Palengoreng, Amali, Wolangi, Melle, Pacing, Bengo, Lanca, dan Padang Lampe. Pembangunan tersebut menunjukkan peningkatan hasil produksi dan ekspor hasil pertanian melalui kegiatan pelayaran dan perdagangan di pelabuhan Pallime, Bajoe, Ujung Pattiro dan Barebbo.
20世纪初,荷属东印度政府在波恩实施了“伦理政策”。波恩是一块潜在的有利可图的土地,为经济提供了剩余的增长,其大多数人口依赖农业。土地主要由雨养系统管理,这为改善灌溉和提高产量提供了机会。本研究的目的是了解1911年至1942年间波恩灌溉发展如何支持农业。本研究采用启发式、验证、解释、史学四个阶段的史学研究方法。这些资料来源包括文件、文物、报纸和杂志。研究结果表明,灌溉是社区从传统到现代生活方式的和平过渡手段。灌溉发展是逐步实施的,从水坝结构到运河渠道,并建立了半永久和永久。从1920年到1942年,灌溉在Lerang、Maradda、Palakka、Pattiro、Palengoreng、Amali、Wolangi、Melle、佩斯、Bengo、Lanca和Padang Lampe得到了大力发展。这些发展增加了农业生产,并通过Pallime、Bajoe、Ujung Pattiro和Barebbo港口的航运和贸易活动增加了农作物出口。20世纪20年代,印度总理贝兰达(Belanda melaksanakan)表示,他的政治生涯将持续一段时间。骨子里的富余是潜在的富余。Mayoritas masyarakatnya bergantung padpertanian。拉汗阳dikelola didominasi系统tadah hujan,成员peluang pendekatan tersedianya kebutuhan空气dan peningkatan产品。图juan penelitian ini untuk mengetahui pembangunan irigasi dalam绝经期妇女骨库伦塔hun 1911-1942。Penelitian ini menggunakan metode sejarah, terdiri dari tahapan启发,验证,解释,和史学。《古兰经》(koran)、《古兰经》(dan majalah)。Hasil penelitian menunjukkan irigasi menjadi sarana perdamaian transisi kehidupan masyarakat传统还是现代。Pembangunan irigasi dilaksanakan secara bertahap, dari bangunan bendung hinga saluran kanal, dan dibangun secara semi dan permanen。1920-1942年,迪勒朗、马拉达、帕拉卡、帕蒂罗、帕伦戈伦、阿马利、沃兰吉、梅勒、佩斯、本戈、兰卡、丹巴东兰佩。Pembangunan tersebut menunjukkan peningkatan hasil produksi dan ekspor hasil pertanian melalui kegiatan pelayaran dan perdagangan di pelabuhan Pallime, bajo, Ujung Pattiro dan Barebbo。
{"title":"Pertanian dan Irigasi Kolonial di Bone, 1911-1942","authors":"Suratman Suardi, Amrullah Amir, Suriadi Mappangara","doi":"10.29408/fhs.v7i1.11146","DOIUrl":"https://doi.org/10.29408/fhs.v7i1.11146","url":null,"abstract":"In the early decades of the 20th century, the Dutch East Indies government implemented the \"ethical policy\" in Bone. Bone was a potentially lucrative land that provided surplus growth to the economy, with the majority of its population relying on agriculture. The land was primarily managed by a rain-fed system, which presented opportunities for improving irrigation and increasing production. The purpose of this research is to understand how irrigation development supported agriculture in Bone between 1911 and 1942. The study employs historical methods consisting of heuristic, verification, interpretation, and historiography stages. The sources include documents, artifacts, newspapers, and magazines. The findings indicate that irrigation served as a transitional means of peace in the traditional-to-modern way of life for the community. Irrigation development was implemented gradually, from dam structures to canal channels, and built semi-permanently and permanently. Irrigation was intensively developed from 1920 to 1942 in Lerang, Maradda, Palakka, Pattiro, Palengoreng, Amali, Wolangi, Melle, Pacing, Bengo, Lanca, and Padang Lampe. These developments resulted in increased agricultural production and the export of crops through shipping and trading activities at Pallime, Bajoe, Ujung Pattiro and Barebbo ports.Dekade awal abad ke-20, pemerintah Hindia Belanda melaksanakan kebijakan politik etis di Bone. Bone merupakan lahan potensial yang memberikan surplus terhadap pertumbuhan ekonomi. Mayoritas masyarakatnya bergantung pada pertanian. Lahan yang dikelola didominasi sistem tadah hujan, memberikan peluang pendekatan tersedianya kebutuhan air dan peningkatan produksi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pembangunan irigasi dalam menopang pertanian di Bone kurun tahun 1911-1942. Penelitian ini menggunakan metode sejarah, terdiri dari tahapan heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Sumber diperoleh berupa arsip, artefak, koran, dan majalah. Hasil penelitian menunjukkan irigasi menjadi sarana perdamaian transisi kehidupan masyarakat tradisional ke modern. Pembangunan irigasi dilaksanakan secara bertahap, dari bangunan bendung hingga saluran kanal, dan dibangun secara semi dan permanen. Irigasi dibangun secara intensif dari Kurun tahun 1920-1942, di Lerang, Maradda, Palakka, Pattiro, Palengoreng, Amali, Wolangi, Melle, Pacing, Bengo, Lanca, dan Padang Lampe. Pembangunan tersebut menunjukkan peningkatan hasil produksi dan ekspor hasil pertanian melalui kegiatan pelayaran dan perdagangan di pelabuhan Pallime, Bajoe, Ujung Pattiro dan Barebbo.","PeriodicalId":33328,"journal":{"name":"Istoria","volume":"5 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80657678","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
The presence of rivers in human life has provided many benefits. One of the rivers that play a role in human life is the Serayu river in Central Java. So this study aims to analyze the origin, role and development of the Serayu river in Central Java, especially in the Cilacap region during the Dutch East Indies period. This research has a novelty in the study of the Serayu river in maritime history review. The method used in this study is a historical method consisting of four steps, namely heuristics, source criticism, interpretation and historiography. The results showed that the origin of the Serayu river originated from the migration process of the people of Kalimantan island to Java in the early century AD until it developed into a river that played a role in maritime activities such as shipping and trade in Cilacap during the Dutch East Indies. The conclusion of this study is that the Serayu river during the Dutch East Indies period (1830-1942) had a role and influence on the development of the Cilacap region as one of the centers of economic activity on the south coast of Java.Kehadiran sungai dalam kehidupan manusia telah memberikan banyak manfaat. Salah satu sungai yang turut berperan dalam kehidupan manusia adalah sungai Serayu di Jawa Tengah. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk menganalisis asal-usul, peran dan perkembangan sungai Serayu di Jawa Tengah khususnya pada wilayah Cilacap pada masa Hindia Belanda. Penelitian ini memiliki kebaharuan dalam kajian sungai Serayu dalam tinjauan sejarah maritim. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis yang terdiri dari empat langkah yakni heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian menunjukan bahwa asal-usul sungai Serayu berawal dari proses migrasi penduduk pulau Kalimantan menuju Jawa pada awal abad masehi hingga berkembang menjadi sebuah sungai yang berperan dalam aktivitas kemaritiman seperti pelayaran dan perdagangan di Cilacap pada masa Hindia Belanda. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sungai Serayu pada masa Hindia Belanda (1830-1942) memiliki peran dan pengaruhnya terhadap perkembangan wilayah Cilacap sebagai salah satu pusat dari aktivitas ekonomi di pesisir Selatan pantai Jawa.
河流的存在给人类生活带来了许多好处。在人类生活中发挥作用的河流之一是中爪哇的Serayu河。因此,本研究旨在分析荷属东印度群岛时期Serayu河在中爪哇,特别是在Cilacap地区的起源、作用和发展。本研究在海洋史综述中对西流江的研究具有新颖之处。本研究采用的史学方法包括启发式、来源批判、阐释和史学四个步骤。结果表明,塞拉尤河的起源起源于公元初加里曼丹岛居民向爪哇岛的迁移过程,直到它发展成为一条河流,在荷属东印度群岛期间在奇拉卡普的航运和贸易等海上活动中发挥了作用。本研究的结论是,塞拉尤河在荷属东印度群岛时期(1830-1942)对作为爪哇南海岸经济活动中心之一的Cilacap地区的发展发挥了作用和影响。Kehadiran sungai dalam kehidupan manusia telah成员an yanak manfaat。我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是。我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。Penelitian ini memoriliki kebaharuan dalam kajian sungai Serayu dalam tinjauan sejarah maritime。Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode historis yang terdiri dari empat langkah yakni heuristics, kritik number, interpretasi dan史学。在加里曼丹,我的朋友们,我的朋友们,我的朋友们,我的朋友们,我的朋友们,我的朋友们,我的朋友们,我的朋友们,我的朋友们,我的朋友们,我的朋友们,我的朋友们,我的朋友们。印度总理贝兰达(1830年-1942年),总统潘泰·贾瓦的经济学家,总统潘泰·贾瓦的经济学家。
{"title":"Sungai Serayu dalam Tinjauan Sejarah Maritim: Peran dan Perkembangannya di Cilacap Pada Masa Hindia Belanda, 1830-1942","authors":"Gery Erlangga, Andi Andi","doi":"10.29408/fhs.v7i1.12040","DOIUrl":"https://doi.org/10.29408/fhs.v7i1.12040","url":null,"abstract":"The presence of rivers in human life has provided many benefits. One of the rivers that play a role in human life is the Serayu river in Central Java. So this study aims to analyze the origin, role and development of the Serayu river in Central Java, especially in the Cilacap region during the Dutch East Indies period. This research has a novelty in the study of the Serayu river in maritime history review. The method used in this study is a historical method consisting of four steps, namely heuristics, source criticism, interpretation and historiography. The results showed that the origin of the Serayu river originated from the migration process of the people of Kalimantan island to Java in the early century AD until it developed into a river that played a role in maritime activities such as shipping and trade in Cilacap during the Dutch East Indies. The conclusion of this study is that the Serayu river during the Dutch East Indies period (1830-1942) had a role and influence on the development of the Cilacap region as one of the centers of economic activity on the south coast of Java.Kehadiran sungai dalam kehidupan manusia telah memberikan banyak manfaat. Salah satu sungai yang turut berperan dalam kehidupan manusia adalah sungai Serayu di Jawa Tengah. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk menganalisis asal-usul, peran dan perkembangan sungai Serayu di Jawa Tengah khususnya pada wilayah Cilacap pada masa Hindia Belanda. Penelitian ini memiliki kebaharuan dalam kajian sungai Serayu dalam tinjauan sejarah maritim. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis yang terdiri dari empat langkah yakni heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian menunjukan bahwa asal-usul sungai Serayu berawal dari proses migrasi penduduk pulau Kalimantan menuju Jawa pada awal abad masehi hingga berkembang menjadi sebuah sungai yang berperan dalam aktivitas kemaritiman seperti pelayaran dan perdagangan di Cilacap pada masa Hindia Belanda. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sungai Serayu pada masa Hindia Belanda (1830-1942) memiliki peran dan pengaruhnya terhadap perkembangan wilayah Cilacap sebagai salah satu pusat dari aktivitas ekonomi di pesisir Selatan pantai Jawa.","PeriodicalId":33328,"journal":{"name":"Istoria","volume":"31 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85925830","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Stakeholders in the education world are striving to use technology as a tool to advance education, especially in the learning of Arabic language. By combining various media such as audio, visual, and text, learning can be improved and deepened compared to using only one type of media. Arabic is the second foreign language taught in Indonesia, so it is important to utilize technology in learning this language. Therefore, this research aims to describe the problems and solutions of Arabic language learning in the development of learning media. This research uses a qualitative design method and data is obtained from articles and reading sources related to the discussion topic. It can be concluded that linguistic problems include phonetics, morphology, and structure, while non-linguistic problems include learning motivation, learning facilities, teaching methods, learning time, and learning environment. Meanwhile, language learning problems also vary depending on the age of the students and different learning environments. Solutions in media development must be adjusted to linguistic and non-linguistic problems.
{"title":"Pembelajaran Bahasa Arab di Era Digital: Problematika dan Solusi dalam Pengembangan Media","authors":"Samsul Haq","doi":"10.30743/mkd.v7i1.6937","DOIUrl":"https://doi.org/10.30743/mkd.v7i1.6937","url":null,"abstract":"Stakeholders in the education world are striving to use technology as a tool to advance education, especially in the learning of Arabic language. By combining various media such as audio, visual, and text, learning can be improved and deepened compared to using only one type of media. Arabic is the second foreign language taught in Indonesia, so it is important to utilize technology in learning this language. Therefore, this research aims to describe the problems and solutions of Arabic language learning in the development of learning media. This research uses a qualitative design method and data is obtained from articles and reading sources related to the discussion topic. It can be concluded that linguistic problems include phonetics, morphology, and structure, while non-linguistic problems include learning motivation, learning facilities, teaching methods, learning time, and learning environment. Meanwhile, language learning problems also vary depending on the age of the students and different learning environments. Solutions in media development must be adjusted to linguistic and non-linguistic problems.","PeriodicalId":33328,"journal":{"name":"Istoria","volume":"11 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90870396","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Peran Komunikasi Interpersonal Single Mother Bekerja dalam Membangun Kelekatan dengan Anak di Lingkungan Perumnas Urung Kompas Rantau Prapat","authors":"Anggi Damayanti, Solihah Titin Sumanti","doi":"10.30743/mkd.v7i1.6949","DOIUrl":"https://doi.org/10.30743/mkd.v7i1.6949","url":null,"abstract":"ABSTRACT","PeriodicalId":33328,"journal":{"name":"Istoria","volume":"22 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83948825","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}