Pada penelitian sebelumnya fragmen gen 1,9 kb telah berhasil diisolasi dari Kawah Domas, Jawa Barat melalui pendekatan metagenom. Fragmen tersebut diketahui mengandung daerah Open Reading Frame (ORF) utuh dari gen pengkode aldolase kelas II dari uncultured Acidilobus sp. yang kemudian disebut sebagai aldII. Fragmen gen aldII tersebut berhasil diekspresikan menjadi protein termostabil aldolase kelas II yang kemudian disebut sebagai AldII. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan studi bioinformasi terhadap protein AldII tersebut. Protein AldII kemudian diketahui memiliki massa molekul ~21,2 kDa dengan rumus molekul C940H1539N261O281S8. Total residu bermuatan negatif (Asp + Glu) sebanyak 22 residu, sedangkan total residu bermuatan positif (Arg + Lys) adalah 18 residu. Nilai pI teoritis AldII sebesar 5,86. Hasil perhitungan indeks kestabilan protein ini adalah 36,61 dan diklasifikasikan sebagai protein yang stabil. Lewat penjajaran dengan homologi terdekat, ditemukan daerah lestari yang dapat menunjukan residu yang mungkin berperan dalam pengikatan logam dan sisi aktif. Prediksi struktur 3D dilakukan secara ab initio, menunjukan adanya 6 struktur β-sheet dan 6 struktur α-heliks. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa protein AldII dari uncultured Acidilobus sp. diduga memiliki aktivitas enzimatik.
在之前的研究中,1.9 kb的基因片段通过形而上的方法成功地从西爪哇岛的Domas火山口分离出来。这片碎片已知含有一种未培养的sp。aldII基因的碎片被成功地分解成一种温态的二维酶蛋白质,后来被称为aldII。本研究旨在对其中一种蛋白质进行生物信息研究。AldII蛋白后来被发现有分子质量为~ 21.2 kDa,其分子公式为C940H1539N261O281S8。负电荷残渣(Asp + Glu)共22个残渣,而正电荷残渣(Arg + Lys)共18个残渣。AldII的理论pI值为5.86。蛋白质稳定性指数计算结果为36.61,列为稳定蛋白。通过与附近的同源对齐,发现了一个可持续的区域,它可以显示出金属键和活动面中可能存在的残留物。预测进行ab initio 3D结构,暗示6β结构-sheet结构和6α-heliks。因此,我们可以得出结论,sp中非菌性叶子基蛋白被认为具有酶活性。
{"title":"STUDI BIOINFORMASI URUTAN ASAM AMINO DAN STRUKTUR 3D PROTEIN ALDOLASE KELAS II (AldII) DARI Uncultured Acidilobus sp.","authors":"N. Meray, S. Suharti, A. Akhmaloka","doi":"10.20473/jkr.v6i2.31097","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/jkr.v6i2.31097","url":null,"abstract":"Pada penelitian sebelumnya fragmen gen 1,9 kb telah berhasil diisolasi dari Kawah Domas, Jawa Barat melalui pendekatan metagenom. Fragmen tersebut diketahui mengandung daerah Open Reading Frame (ORF) utuh dari gen pengkode aldolase kelas II dari uncultured Acidilobus sp. yang kemudian disebut sebagai aldII. Fragmen gen aldII tersebut berhasil diekspresikan menjadi protein termostabil aldolase kelas II yang kemudian disebut sebagai AldII. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan studi bioinformasi terhadap protein AldII tersebut. Protein AldII kemudian diketahui memiliki massa molekul ~21,2 kDa dengan rumus molekul C940H1539N261O281S8. Total residu bermuatan negatif (Asp + Glu) sebanyak 22 residu, sedangkan total residu bermuatan positif (Arg + Lys) adalah 18 residu. Nilai pI teoritis AldII sebesar 5,86. Hasil perhitungan indeks kestabilan protein ini adalah 36,61 dan diklasifikasikan sebagai protein yang stabil. Lewat penjajaran dengan homologi terdekat, ditemukan daerah lestari yang dapat menunjukan residu yang mungkin berperan dalam pengikatan logam dan sisi aktif. Prediksi struktur 3D dilakukan secara ab initio, menunjukan adanya 6 struktur β-sheet dan 6 struktur α-heliks. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa protein AldII dari uncultured Acidilobus sp. diduga memiliki aktivitas enzimatik.","PeriodicalId":33366,"journal":{"name":"Jurnal Riset Kimia","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"72391797","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pemberian antibiotik pada pasien yang mengalami infeksi piogenik pada kulit di puskesmas proppo belum berdasarkan pada pola kuman dan sensitifitas antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, isolasi serta uji sensitifitas bakteri terhadap beberapa antibiotik sehingga dapat diketahui jenis antibiotik yang paling paten untuk bakteri Staphylococcus aureus. Hasil pengamatan pada isolat pus menunjukkan adanya Staphylococcus aureus dengan ciri kesesuaian. Agar diperoleh bakteri murni dengan jumlah maksimum maka dilakukan isolasi. Telah berhasil diisolasi dan diidentifikasi ke-4 isolat pus yang tumbuh dan memfermentasi pada plat mannitol salt agar, sel berbentuk bulat bergerombol dan bersifat gram positif baik melalui pewarnaan maupun uji secara biokimia. Hasil uji terhadap Chloramphenicol memiliki nilai rata-rata daya hambat 24.0 mm dengan persentase penggunaan mencapai 75.0 %, sedangkan untuk Cefotaxime sodium memiliki nilai rata-rata zona hambat 10.9 mm dengan persentase penggunaan mencapai 25.0 %. Dapat disimpulkan bahwa ke-4 isolat tersebut kesemuanya diidentifikasi sebagai Staphylococcus aureus dengan zona hambat masing-masing isolat sebesar 23.5 mm, 24.2 mm, 24.0 mm dan 24.3 mm yang menunjukkan sensitif terhadap Chloramphenicol sedangkan zona hambat terhadap Cefotaxime sodium masing-masing isolat adalah 5 mm, 10.5 mm, 14.5 mm dan 13,5 mm yang menunjukkan resisten terhadap penggunaan antibiotik tersebut.
{"title":"IDENTIFIKASI DAN UJI RESISTENSI Staphylococcus aureus TERHADAP ANTIBIOTIK (CHLORAMPHENICOL DAN CEFOTAXIME SODIUM) DARI PUS INFEKSI PIOGENIK DI PUSKESMAS PROPPO","authors":"Ratno Budi Yanto, Novrinda Eko Satriawan, Asdwi Suryani","doi":"10.20473/jkr.v6i2.30694","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/jkr.v6i2.30694","url":null,"abstract":"Pemberian antibiotik pada pasien yang mengalami infeksi piogenik pada kulit di puskesmas proppo belum berdasarkan pada pola kuman dan sensitifitas antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, isolasi serta uji sensitifitas bakteri terhadap beberapa antibiotik sehingga dapat diketahui jenis antibiotik yang paling paten untuk bakteri Staphylococcus aureus. Hasil pengamatan pada isolat pus menunjukkan adanya Staphylococcus aureus dengan ciri kesesuaian. Agar diperoleh bakteri murni dengan jumlah maksimum maka dilakukan isolasi. Telah berhasil diisolasi dan diidentifikasi ke-4 isolat pus yang tumbuh dan memfermentasi pada plat mannitol salt agar, sel berbentuk bulat bergerombol dan bersifat gram positif baik melalui pewarnaan maupun uji secara biokimia. Hasil uji terhadap Chloramphenicol memiliki nilai rata-rata daya hambat 24.0 mm dengan persentase penggunaan mencapai 75.0 %, sedangkan untuk Cefotaxime sodium memiliki nilai rata-rata zona hambat 10.9 mm dengan persentase penggunaan mencapai 25.0 %. Dapat disimpulkan bahwa ke-4 isolat tersebut kesemuanya diidentifikasi sebagai Staphylococcus aureus dengan zona hambat masing-masing isolat sebesar 23.5 mm, 24.2 mm, 24.0 mm dan 24.3 mm yang menunjukkan sensitif terhadap Chloramphenicol sedangkan zona hambat terhadap Cefotaxime sodium masing-masing isolat adalah 5 mm, 10.5 mm, 14.5 mm dan 13,5 mm yang menunjukkan resisten terhadap penggunaan antibiotik tersebut.","PeriodicalId":33366,"journal":{"name":"Jurnal Riset Kimia","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82515501","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Limbah Taman Kampus berupa rumput pahitan berpotensi sebagai pakan ternak ruminansia karena kandungan selulosanya yang tinggi, namun selulosa tersebut masih dalam bentuk lignoselulosa yang menurunkan ketercernaannya pada rumen ruminansia sehingga bentuk lignoselulosa tersebut perlu didegradasi untuk menurunkan kadar lignin sebagai zat anti nutrisi. Fermentasi limbah rumput pahitan menggunakan Kapang Pelapuk Kayu Indigenous Thermothelomyces guttulata KLUM2 merupakan metode alternatif untuk menurunkan kadar lignin dalam menciptakan kadidat pakan ternak yang mudah dicerna dari limbah rumput pahitan. Tujuan penelitian ini adalah mengamati pengaruh jumlah spora dan waktu fermentasi terhadap kandungan lignin, lemak kasar, dan protein kasar selama fermentasi rumput pahitan oleh kapang pelapuk kayu Thermothelomyces guttulata KLUM2. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratories menggunakan metode RAL dengan variasi jumlah spora (1,23×107; 3,07×107; dan 6,14×107sel) dan waktu fermentasi (14 dan 21 hari). Tahapan penelitian ini: (1) Preparasi limbah rumput, (2) Preparasi suspensi spora Thermothelomyces guttulata KLUM2, (3) Fermentasi limbah rumput pahitan oleh Thermothelomyces guttulata KLUM2, dan (4) Analisis kadar lignin, protein kasar, dan lemak kasar. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa fermentasi limbah rumput pahitan dengan Thermothelomyces guttulata KLUM2 mampu menurunkan kadar lignin dan meningkatkan kadar lemak serta protein kasar, namun secara umum tidak dipengaruhi oleh variasi lama dan jumlah spora. Kondisi optimum yang diperoleh adalah kombinasi jumlah spora 6,14x107 sel dan waktu fermentasi 21 hari menghasilkan kadar lignin, kadar lemak kasar dan kadar protein kasar berturut-turut sebesar 12,20±0,25%; 2,51±0,38%; dan 11,17±0,08%. Berdasarkan hal tersebut maka fermentasi menggunakan KPK Indigenous Thermothelomyces guttulata KLUM2 berpotensi dalam rangka menciptakan pakan ternak yang mudah dicerna oleh ruminansia.
{"title":"PENURUNAN KADAR LIGNIN OLEH KAPANG PELAPUK KAYU INDIGENOUS Thermothelomyces guttulata KLUM2 SEBAGAI METODE ALTERNATIF UNTUK MENCIPTAKAN KANDIDAT PAKAN TERNAK YANG MUDAH DICERNA","authors":"Sindy Oktari Putri, E. Susanti","doi":"10.20473/jkr.v6i2.31508","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/jkr.v6i2.31508","url":null,"abstract":"Limbah Taman Kampus berupa rumput pahitan berpotensi sebagai pakan ternak ruminansia karena kandungan selulosanya yang tinggi, namun selulosa tersebut masih dalam bentuk lignoselulosa yang menurunkan ketercernaannya pada rumen ruminansia sehingga bentuk lignoselulosa tersebut perlu didegradasi untuk menurunkan kadar lignin sebagai zat anti nutrisi. Fermentasi limbah rumput pahitan menggunakan Kapang Pelapuk Kayu Indigenous Thermothelomyces guttulata KLUM2 merupakan metode alternatif untuk menurunkan kadar lignin dalam menciptakan kadidat pakan ternak yang mudah dicerna dari limbah rumput pahitan. Tujuan penelitian ini adalah mengamati pengaruh jumlah spora dan waktu fermentasi terhadap kandungan lignin, lemak kasar, dan protein kasar selama fermentasi rumput pahitan oleh kapang pelapuk kayu Thermothelomyces guttulata KLUM2. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratories menggunakan metode RAL dengan variasi jumlah spora (1,23×107; 3,07×107; dan 6,14×107sel) dan waktu fermentasi (14 dan 21 hari). Tahapan penelitian ini: (1) Preparasi limbah rumput, (2) Preparasi suspensi spora Thermothelomyces guttulata KLUM2, (3) Fermentasi limbah rumput pahitan oleh Thermothelomyces guttulata KLUM2, dan (4) Analisis kadar lignin, protein kasar, dan lemak kasar. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa fermentasi limbah rumput pahitan dengan Thermothelomyces guttulata KLUM2 mampu menurunkan kadar lignin dan meningkatkan kadar lemak serta protein kasar, namun secara umum tidak dipengaruhi oleh variasi lama dan jumlah spora. Kondisi optimum yang diperoleh adalah kombinasi jumlah spora 6,14x107 sel dan waktu fermentasi 21 hari menghasilkan kadar lignin, kadar lemak kasar dan kadar protein kasar berturut-turut sebesar 12,20±0,25%; 2,51±0,38%; dan 11,17±0,08%. Berdasarkan hal tersebut maka fermentasi menggunakan KPK Indigenous Thermothelomyces guttulata KLUM2 berpotensi dalam rangka menciptakan pakan ternak yang mudah dicerna oleh ruminansia.","PeriodicalId":33366,"journal":{"name":"Jurnal Riset Kimia","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83053712","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Meciadanol merupakan flavanol katekin termetilasi pada posisi C3 yang mampu menghambat pembentukan histamin oleh histidin dekarboksilase. Senyawa ini merupakan target menarik dalam pengembangan agen antikanker karena histamin diketahui terlibat dalam perkembangan kanker. Histamin juga dilaporkan dapat berkaitan dengan death associated protein kinase 1 (DAPK1) yang berhubungan dengan apoptosis. Penelitian ini mempelajari potensi aktivitas antikanker meciadanol terhadap DAPK1 secara in silico. Penambatan molekul terhadap protein DAPK1 (kode 5AUX dan 5AV3) dilakukan dengan Autodock Vina yang dilanjutkan dengan evaluasi sifat fisikokimia dan profil ADMET menggunakan SwissADME dan pkCSM. Nilai afinitas ikatan meciadanol terhadap 5AUX dan 5AV3 masing-masing sebesar -7,4 kkal/mol dan -7,0 kkal/mol. Meciadanol selanjutnya tidak melanggar aturan Lipinski, Ghose, Veber, Egan dan Muegge, dan memiliki profil ADMET yang baik berdasarkan deskriptor evaluasi.
{"title":"PENDEKATAN IN SILICO DALAM MENYINGKAP POTENSI ANTIKANKER MECIADANOL","authors":"Arif Fadlan, Tri Warsito, Sarmoko Sarmoko","doi":"10.20473/jkr.v6i2.31071","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/jkr.v6i2.31071","url":null,"abstract":"Meciadanol merupakan flavanol katekin termetilasi pada posisi C3 yang mampu menghambat pembentukan histamin oleh histidin dekarboksilase. Senyawa ini merupakan target menarik dalam pengembangan agen antikanker karena histamin diketahui terlibat dalam perkembangan kanker. Histamin juga dilaporkan dapat berkaitan dengan death associated protein kinase 1 (DAPK1) yang berhubungan dengan apoptosis. Penelitian ini mempelajari potensi aktivitas antikanker meciadanol terhadap DAPK1 secara in silico. Penambatan molekul terhadap protein DAPK1 (kode 5AUX dan 5AV3) dilakukan dengan Autodock Vina yang dilanjutkan dengan evaluasi sifat fisikokimia dan profil ADMET menggunakan SwissADME dan pkCSM. Nilai afinitas ikatan meciadanol terhadap 5AUX dan 5AV3 masing-masing sebesar -7,4 kkal/mol dan -7,0 kkal/mol. Meciadanol selanjutnya tidak melanggar aturan Lipinski, Ghose, Veber, Egan dan Muegge, dan memiliki profil ADMET yang baik berdasarkan deskriptor evaluasi.","PeriodicalId":33366,"journal":{"name":"Jurnal Riset Kimia","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86356654","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Achmad Fitriadi Akbar, Filza Qurrota 'Aini, Browi Nugroho, Sari Edi Cahyaningrum
Tulang ikan Baung memiliki komposisi kalsium sebesar 30,93% dengan rendemen sebesar 27,77%. Hidroksiapatit merupakan material yang banyak diaplikasikan secara luas untuk regenerasi tulang, implan tulang dan gigi, serta ortopedi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu kalsinasi tulang ikan Baung menggunakan instrumen XRD dan FTIR. Instrumen XRD digunakan untuk mengetahui karakteristik fisika dan FTIR digunakan untuk mengetahui karakteristik kimia. Pada penelitian ini menggunakan metode sol-gel, karena mampu meningkatkan kristalinitas dari HAp dan mengatur komposisi, menghasilkan lapisan homogen, efektif dan murni bagi sintesis hidroksiapatit dalam fasa nano. Rendemen yang diperoleh pada proses kalsinasi sebesar 61,8%, 58,5% dan 62%. Hidroksiapatit yang diperoleh kemudian dikaraterisasi kimia menggunakan instrumen FTIR menunjukkan adanya gugus fungsi PO43- dan CO32- Sedangkan instrumen XRD menunjukkan fasa hidroksiapatit dan fasa pirofosfat Hidroksiapatit dikarakterisasi secara fisika memperoleh derajat kristanilitas sebesar 85,6%, 63,45%, dan 74,24%.
{"title":"SINTESIS DAN KARAKTERISASI HIDROKSIAPATIT TULANG IKAN BAUNG (Hemibagrus nemurus sp.) SEBAGAI KANDIDAT IMPLAN TULANG","authors":"Achmad Fitriadi Akbar, Filza Qurrota 'Aini, Browi Nugroho, Sari Edi Cahyaningrum","doi":"10.20473/jkr.v6i2.30695","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/jkr.v6i2.30695","url":null,"abstract":"Tulang ikan Baung memiliki komposisi kalsium sebesar 30,93% dengan rendemen sebesar 27,77%. Hidroksiapatit merupakan material yang banyak diaplikasikan secara luas untuk regenerasi tulang, implan tulang dan gigi, serta ortopedi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu kalsinasi tulang ikan Baung menggunakan instrumen XRD dan FTIR. Instrumen XRD digunakan untuk mengetahui karakteristik fisika dan FTIR digunakan untuk mengetahui karakteristik kimia. Pada penelitian ini menggunakan metode sol-gel, karena mampu meningkatkan kristalinitas dari HAp dan mengatur komposisi, menghasilkan lapisan homogen, efektif dan murni bagi sintesis hidroksiapatit dalam fasa nano. Rendemen yang diperoleh pada proses kalsinasi sebesar 61,8%, 58,5% dan 62%. Hidroksiapatit yang diperoleh kemudian dikaraterisasi kimia menggunakan instrumen FTIR menunjukkan adanya gugus fungsi PO43- dan CO32- Sedangkan instrumen XRD menunjukkan fasa hidroksiapatit dan fasa pirofosfat Hidroksiapatit dikarakterisasi secara fisika memperoleh derajat kristanilitas sebesar 85,6%, 63,45%, dan 74,24%.","PeriodicalId":33366,"journal":{"name":"Jurnal Riset Kimia","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"72475350","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian dilakukan untuk mengetahui potensi ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum) dalam pH asam sebagai sensitizer pada DSSC. Pada penelitian ini teknik ekstraksi yang digunakan adalah teknik maserasi. Sampel ekstrak daun salam dikarakterisasi dengan menggunakan alat instrumen Spektrofotometer UV-Vis dan Voltameter Siklik untuk mengetahui potensi yang dihasilkan oleh molekul zat warna tersebut sebagai sansitizer pada DSSC. Dari spektrum serapan UV-Vis diketahui bahwa ekstrak daun salam mengandung pigmen klorofil, hal ini dikarenakan puncak serapan maksimal ekstrak daun salam berada pada panjang gelombang 468,50 nm yang diduga merupakan klorofil a dan 662, 50 nm yang diduga merupakan klorofil b. Dari karakterisasi dengan menggunakan voltameter siklik didapatkan hasil terbaik pada ekstrak daun salam pH 1 dengan energi gap sebesar 0,60699 eV.
{"title":"POTENSI EKSTRAK DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) PADA pH ASAM SEBAGAI SENSITIZER PADA DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC)","authors":"Elsa Rishda Hariningtias, P. Setiarso","doi":"10.20473/jkr.v6i2.30506","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/jkr.v6i2.30506","url":null,"abstract":"Penelitian dilakukan untuk mengetahui potensi ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum) dalam pH asam sebagai sensitizer pada DSSC. Pada penelitian ini teknik ekstraksi yang digunakan adalah teknik maserasi. Sampel ekstrak daun salam dikarakterisasi dengan menggunakan alat instrumen Spektrofotometer UV-Vis dan Voltameter Siklik untuk mengetahui potensi yang dihasilkan oleh molekul zat warna tersebut sebagai sansitizer pada DSSC. Dari spektrum serapan UV-Vis diketahui bahwa ekstrak daun salam mengandung pigmen klorofil, hal ini dikarenakan puncak serapan maksimal ekstrak daun salam berada pada panjang gelombang 468,50 nm yang diduga merupakan klorofil a dan 662, 50 nm yang diduga merupakan klorofil b. Dari karakterisasi dengan menggunakan voltameter siklik didapatkan hasil terbaik pada ekstrak daun salam pH 1 dengan energi gap sebesar 0,60699 eV.","PeriodicalId":33366,"journal":{"name":"Jurnal Riset Kimia","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79905932","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kartini Afriani, Vania Dwi Wardani, Puspita Ade Agustin, M. Ridwan
Pada penelitian ini telah dilakukan formulasi gel pembersih tangan (hand sanitizer) berbahan dasar alkohol dengan tambahan water kefir sebagai zat antimikrob. Penggunaan konsentrasi water kefir sebesar 1% (formula I), 1,5% (formula II), dan 2% (formula III) telah memberikan efektivitas antibakteri yang baik, dibuktikan dengan jumlah koloni bakteri yang berkurang sebesar 95%-99% setelah penggunaan gel pembersih tangan. Pengujian fisik didapatkan gel berbentuk semi padat, tidak berwarna, berbau khas gel pembersih tangan dan homogen. Derajat keasaman (pH) ketiga formula yaitu 5,76 ± 0,01; 5,69 ± 0,01; dan 5,56 ± 0,02 dengan viskositas 9680 ± 20; 9520 ± 20; dan 9260 ± 20 Cp.
{"title":"FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN GEL PEMBERSIH TANGAN BERBAHAN AKTIF WATER KEFIR","authors":"Kartini Afriani, Vania Dwi Wardani, Puspita Ade Agustin, M. Ridwan","doi":"10.20473/jkr.v6i2.22305","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/jkr.v6i2.22305","url":null,"abstract":"Pada penelitian ini telah dilakukan formulasi gel pembersih tangan (hand sanitizer) berbahan dasar alkohol dengan tambahan water kefir sebagai zat antimikrob. Penggunaan konsentrasi water kefir sebesar 1% (formula I), 1,5% (formula II), dan 2% (formula III) telah memberikan efektivitas antibakteri yang baik, dibuktikan dengan jumlah koloni bakteri yang berkurang sebesar 95%-99% setelah penggunaan gel pembersih tangan. Pengujian fisik didapatkan gel berbentuk semi padat, tidak berwarna, berbau khas gel pembersih tangan dan homogen. Derajat keasaman (pH) ketiga formula yaitu 5,76 ± 0,01; 5,69 ± 0,01; dan 5,56 ± 0,02 dengan viskositas 9680 ± 20; 9520 ± 20; dan 9260 ± 20 Cp.","PeriodicalId":33366,"journal":{"name":"Jurnal Riset Kimia","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90553068","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Bioplastics are bio-based plastics from natural resources, made to replace conventional plastics. The utilization of biopolymers in bioplastics provide a faster degradation compared to petroleum-based plastics. Starch-based bioplastic from mixing Durio zibethinus Murr starch and glycerol as plasticizer have been conducted. In this research, the concentration of glycerol has been varied to study the effect on starch-based bioplastics mechanical properties. The tensile strength for Durio zibethinus Murr starch-based bioplastic with 20% glycerol was 50.28 MPa with 13.3% elongation. The functional group found on the Fourier transform infrared spectroscopy (FTIR) spectra indicated the presence of O-H stretch, C-H stretch, C=O stretch, and C-O stretch which stated the formation of bioplastic. The image results gained from scanning electron microscope (SEM) showed that the morphology surface of bioplastic was less homogenous and rough. The soil burial test for biodegradability showed Durio zibethinus Murr starch-based bioplastic achieved 38.9% weight loss in a 5-day observation.
{"title":"Production of Starch-Based Bioplastic from Durio zibethinus Murr Seed Using Glycerol as Plasticizer","authors":"N. R. Jannah, N. Jamarun, Y. E. Putri","doi":"10.25077/jrk.v12i2.398","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jrk.v12i2.398","url":null,"abstract":"Bioplastics are bio-based plastics from natural resources, made to replace conventional plastics. The utilization of biopolymers in bioplastics provide a faster degradation compared to petroleum-based plastics. Starch-based bioplastic from mixing Durio zibethinus Murr starch and glycerol as plasticizer have been conducted. In this research, the concentration of glycerol has been varied to study the effect on starch-based bioplastics mechanical properties. The tensile strength for Durio zibethinus Murr starch-based bioplastic with 20% glycerol was 50.28 MPa with 13.3% elongation. The functional group found on the Fourier transform infrared spectroscopy (FTIR) spectra indicated the presence of O-H stretch, C-H stretch, C=O stretch, and C-O stretch which stated the formation of bioplastic. The image results gained from scanning electron microscope (SEM) showed that the morphology surface of bioplastic was less homogenous and rough. The soil burial test for biodegradability showed Durio zibethinus Murr starch-based bioplastic achieved 38.9% weight loss in a 5-day observation.","PeriodicalId":33366,"journal":{"name":"Jurnal Riset Kimia","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47756618","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
The textile industry including batik has provided broad benefits to society from an economic standpoint. However, there is negative impact from wastewater generated in the production process, which is containing dyes. Various types of dyes are used in the coloring process, and methylene blue is one of most used dye. Various ways have been done to treat wastewater containing methylene blue. Methylene blue processing techniques by adsorption have been carried out with various types of adsorbents. Research on the comparison of the ability of commercial activated charcoal and commercial activated zeolite to adsorb methylene blue was carried out with the addition of an Fe catalyst and a hydrogen peroxide oxidizer. The results showed that the addition of Fe catalyst would increase the degradation of methylene blue in the waste either with activated charcoal or activated zeolite. The combination of using Fe catalyst and hydrogen peroxide oxidizer further increases the removal of methylene blue in both types of adsorbents, activated charcoal and activated zeolite. Activated zeolite has the better ability to adsorb methylene blue than activated charcoal under various conditions.
{"title":"Pengolahan Limbah Pewarna Metilen Biru Menggunakan Arang Aktif dan Zeolit Aktif dengan Katalis Fe dan Oksidator Hidrogen Peroksida","authors":"Maryudi Maryudi, Agus Aktawan, Shinta Amelia","doi":"10.25077/jrk.v12i2.414","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jrk.v12i2.414","url":null,"abstract":"The textile industry including batik has provided broad benefits to society from an economic standpoint. However, there is negative impact from wastewater generated in the production process, which is containing dyes. Various types of dyes are used in the coloring process, and methylene blue is one of most used dye. Various ways have been done to treat wastewater containing methylene blue. Methylene blue processing techniques by adsorption have been carried out with various types of adsorbents. Research on the comparison of the ability of commercial activated charcoal and commercial activated zeolite to adsorb methylene blue was carried out with the addition of an Fe catalyst and a hydrogen peroxide oxidizer. The results showed that the addition of Fe catalyst would increase the degradation of methylene blue in the waste either with activated charcoal or activated zeolite. The combination of using Fe catalyst and hydrogen peroxide oxidizer further increases the removal of methylene blue in both types of adsorbents, activated charcoal and activated zeolite. Activated zeolite has the better ability to adsorb methylene blue than activated charcoal under various conditions.","PeriodicalId":33366,"journal":{"name":"Jurnal Riset Kimia","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43171078","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Phycocyanin from Spirulina platensis (S. Platensis) is a pigment-complex protein belong to the light-harvesting phycobiliprotein family. The pigments have high economic value as a natural blue dye as well as the source of antioxidants and anticancer. Production of pure natural phycocyanin remains in high demand. Therefore, this study aimed to obtain phycocyanin with high purity values using modified liquid biphasic flotation (LBF) system and tested for DPPH (1,1-diphenyl-2-pycrilhydrazil) radical scavenging activity. This study produced high purity phycocyanin with purification fold 3.041 ± 0.04 and recovery yields approximately about 70.881%. Purified phycocyanin showed scavenging activity with IC50 of 338.585 mg/mL. Thus, the LBF system yielded high purity phycocyanin pigments.
{"title":"Pemurnian Fikosianin dari Spirulina platensis dengan Metode Liquid Biphasic Flotation (LBF) dan Penentuan Aktivitas Antioksidannya","authors":"Cori Yolanda Elise, Syafrizayanti Syafrizayanti, Marniati Salim","doi":"10.25077/jrk.v12i2.412","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jrk.v12i2.412","url":null,"abstract":"Phycocyanin from Spirulina platensis (S. Platensis) is a pigment-complex protein belong to the light-harvesting phycobiliprotein family. The pigments have high economic value as a natural blue dye as well as the source of antioxidants and anticancer. Production of pure natural phycocyanin remains in high demand. Therefore, this study aimed to obtain phycocyanin with high purity values using modified liquid biphasic flotation (LBF) system and tested for DPPH (1,1-diphenyl-2-pycrilhydrazil) radical scavenging activity. This study produced high purity phycocyanin with purification fold 3.041 ± 0.04 and recovery yields approximately about 70.881%. Purified phycocyanin showed scavenging activity with IC50 of 338.585 mg/mL. Thus, the LBF system yielded high purity phycocyanin pigments.","PeriodicalId":33366,"journal":{"name":"Jurnal Riset Kimia","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43120404","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}