Pub Date : 2021-12-28DOI: 10.15578/jsekp.v16i2.9768
A. Asnawi, Estu Sri Luhur, Siti hajar Suryawati
Pengolahan dan pemasaran hasil perikanan memberi kontribusi yang cukup besar dalam menciptakan produk perikanan bermutu tinggi dan aman dikonsumsi. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kinerja ekspor komoditas udang Indonesia dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ekspor udang Indonesia. Penelitian ini diperlukan untuk menganalisis fenomena kinerja ekspor produk udang yang menunjukkan tren menurun dalam beberapa tahun terakhir. Pasar tujuan ekspor yang dianalisis adalah tiga pasar utama bagi ekspor komoditas udang Indonesia yaitu Jepang, Amerika Serikat dan Uni Eropa. Penelitian ini menggunakan data runtut waktu (time series) dari tahun 1989-2017. Data dianalisis menggunakan Pendekatan Error Correction Model (ECM). Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa model permintaan ekspor udang olahan Indonesia menunjukkan hasil yang baik dilihat dari segi ekonomi maupun statistik. Prospek ekspor udang olahan Indonesia masih mempunyai peluang yang cukup baik untuk pasar Jepang, Amerika Serikat dan Uni Eropa. Daya saing produk udang olahan Indonesia ke pasar Jepang terkait dengan persaingan harga dengan negara-negara pengekspor produk udang olahan ke pasar Jepang. Peningkatan GDP Jepang merupakan peluang bagi para eksportir untuk meningkatkan ekspor produk olahan udang Indonesia ke pasar Jepang. Pasar Amerika Serikat berbeda dengan pasar Jepang, dimana daya saing produk udang olahan Indonesia di pasar Amerika Serikat bukan terletak pada harga. Diduga, yang menjadi persaingan adalah kualitas dan kesinambungan produk udang olahan. Sedangkan untuk pasar Uni Eropa hampir sama dengan pasar Jepang yaitu persaingan harga. Hanya saja, perubahan harga tersebut tidak dapat direspon secara cepat oleh para eksportir. Hal ini ditunjukkan dengan berpengaruhnya variabel lag harga ekspor produk udang olahan Indonesia secara signifikan. Untuk meningkatkan kinerja ekspor produk udang olahan Indonesia ke pasar Jepang, Amerika Serikat dan Uni Eropa, diperlukan kestabilan harga udang domestik, ketersediaan bahan baku yang cukup dan kualitas produk yang terjaga.Title: Model of Export Demand of Indonesian Processed Shrimp by Japan, United States (US) and European Union (EU) Markets An Error Correction Model (ECM) ApproachProcessing and marketing of fisheries products has a significant contribution in creating high quality and safe fisheries products.This study aims to analyze the export performance of Indonesian shrimp commodities and to analyze factors influence demands of Indonesian processed shrimp exports. Research is needed to analyze export performance of shrimp products that showed a decrease trend in recent years. The export destination countries analyzed are Japan, United States (US) and European Union (EU). This study uses time series data from 1989-2017. An Error Correction Model (ECM) approach was employed in this study. Results show that model of export demand of Indonesian Processed Shrimp provides an economic and statistical pers
渔业的加工和营销在创造高质量、安全的渔业产品方面发挥了相当大的作用。本研究的目的是分析印尼大虾的出口性能,并分析影响印尼对虾出口需求的因素。产品出口绩效的提升是必要的研究分析现象显示出下降趋势近年来的虾。目标市场分析是三种对大宗商品出口的主要市场的出口印尼虾就是日本、美国和欧盟。这项研究使用数据出来时间(时间从1989-2017年系列)。数据分析使用错误的方法《(ECM)模型。根据研究的结果显示,印尼虾加工出口需求模型显示了无论是从经济方面的统计数据。印度尼西亚精制对虾出口的前景对日本、美国和欧盟的市场来说仍然是一个很好的机会。印尼精制虾产品对日本市场的竞争力与加工虾产品出口国对日本市场的价格竞争有关。日本GDP的增加给出口商提供了一个机会,将印尼精制虾产品的出口提高到日本市场。市场在美国和日本市场不同,印尼虾加工产品在美国市场的竞争力不是在于价格。据称,竞争的是产品质量和连续性加工虾。至于欧盟市场几乎相当于日本即市场价格的竞争。只是,这种价格的变化不能快速回应的出口商。这与影响力体现在印尼虾加工产品出口价格滞后变量显著。为提高绩效印尼虾加工产品出口到日本、美国和欧盟市场,国内虾价格稳定是必要的,足够的原材料供应和产品质量的清醒。标题:日本、美国和欧洲联盟(u.s.)的出口虾模型(欧盟)损害渔业产品(ECM)对渔业产品的严重限制和销售有重大限制。这个研究印尼出口业绩》aims to analyze commodities虾和to analyze factors影响印尼processed虾exports之需求。研究是需要to analyze虾产品的出口业绩那那里a decrease in大陆年趋势。发展中国家出口目的地analyzed是日本,美国(美国)和欧洲联盟(欧盟)。这项研究的时间扫描数据摘自1989-2017年。不正确的模型(ECM)正在展开这项研究。推荐的节目是印尼输出国捕虾的经济和统计观点。印尼捕虾商对日本、美国和欧盟市场都有很好的机会。印尼加工虾产品与日本的竞争对手竞争。日本GDP的增长是一种机会,增加印尼产虾的机会。美国市场和日本市场不一样。我们不是基于价格竞争,而是基于优质和持续的虾产品。与此同时,欧盟市场拥有与日本市场类似的特点。欧盟市场的价格竞赛也很重要;然而,普莱斯的变化并不立即由出口人员作出反应。它是由印尼加工虾产品的严重后果发布的。为了提高印尼虾在日本市场、美国和欧盟的生产业绩,有必要在国内稳定虾的价格,以保持原始材料的可用性和质量。
{"title":"MODEL PERMINTAAN EKSPOR UDANG OLAHAN INDONESIA OLEH PASAR JEPANG, AMERIKA SERIKAT DAN UNI EROPA PENDEKATAN ERROR CORRECTION MODEL (ECM)","authors":"A. Asnawi, Estu Sri Luhur, Siti hajar Suryawati","doi":"10.15578/jsekp.v16i2.9768","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/jsekp.v16i2.9768","url":null,"abstract":"Pengolahan dan pemasaran hasil perikanan memberi kontribusi yang cukup besar dalam menciptakan produk perikanan bermutu tinggi dan aman dikonsumsi. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kinerja ekspor komoditas udang Indonesia dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ekspor udang Indonesia. Penelitian ini diperlukan untuk menganalisis fenomena kinerja ekspor produk udang yang menunjukkan tren menurun dalam beberapa tahun terakhir. Pasar tujuan ekspor yang dianalisis adalah tiga pasar utama bagi ekspor komoditas udang Indonesia yaitu Jepang, Amerika Serikat dan Uni Eropa. Penelitian ini menggunakan data runtut waktu (time series) dari tahun 1989-2017. Data dianalisis menggunakan Pendekatan Error Correction Model (ECM). Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa model permintaan ekspor udang olahan Indonesia menunjukkan hasil yang baik dilihat dari segi ekonomi maupun statistik. Prospek ekspor udang olahan Indonesia masih mempunyai peluang yang cukup baik untuk pasar Jepang, Amerika Serikat dan Uni Eropa. Daya saing produk udang olahan Indonesia ke pasar Jepang terkait dengan persaingan harga dengan negara-negara pengekspor produk udang olahan ke pasar Jepang. Peningkatan GDP Jepang merupakan peluang bagi para eksportir untuk meningkatkan ekspor produk olahan udang Indonesia ke pasar Jepang. Pasar Amerika Serikat berbeda dengan pasar Jepang, dimana daya saing produk udang olahan Indonesia di pasar Amerika Serikat bukan terletak pada harga. Diduga, yang menjadi persaingan adalah kualitas dan kesinambungan produk udang olahan. Sedangkan untuk pasar Uni Eropa hampir sama dengan pasar Jepang yaitu persaingan harga. Hanya saja, perubahan harga tersebut tidak dapat direspon secara cepat oleh para eksportir. Hal ini ditunjukkan dengan berpengaruhnya variabel lag harga ekspor produk udang olahan Indonesia secara signifikan. Untuk meningkatkan kinerja ekspor produk udang olahan Indonesia ke pasar Jepang, Amerika Serikat dan Uni Eropa, diperlukan kestabilan harga udang domestik, ketersediaan bahan baku yang cukup dan kualitas produk yang terjaga.Title: Model of Export Demand of Indonesian Processed Shrimp by Japan, United States (US) and European Union (EU) Markets An Error Correction Model (ECM) ApproachProcessing and marketing of fisheries products has a significant contribution in creating high quality and safe fisheries products.This study aims to analyze the export performance of Indonesian shrimp commodities and to analyze factors influence demands of Indonesian processed shrimp exports. Research is needed to analyze export performance of shrimp products that showed a decrease trend in recent years. The export destination countries analyzed are Japan, United States (US) and European Union (EU). This study uses time series data from 1989-2017. An Error Correction Model (ECM) approach was employed in this study. Results show that model of export demand of Indonesian Processed Shrimp provides an economic and statistical pers","PeriodicalId":333812,"journal":{"name":"Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan","volume":"89 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122498856","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-28DOI: 10.15578/jsekp.v16i2.8981
A. Nurhayati, Indah Riyantini, I. Nurruhwati, I. Aisah
The spread of the Covid 19 outbreak felt its impact in the fisheries sector. The spread of Corona Virus has brought new challenges and risks in social life, including fisheries businesses. Fishery business practitioners, namely fishermen, fish cultivators, fishery product processors and fishery product marketers, experience logistical and marketing problems. Some indications of the impact of the Covid-19 pandemic are evident in the fisheries business. These indications are a decrease in the price of fishery products, a logistic system that cannot run normally, and a decrease in demand for fishery products, all of which impact on the household income of the fishery business. The disruption of distribution channels between businesses and consumers due to restrictions on human mobility that is applied to overcome the Covid 19 outbreak is the root cause. Regional quarantine as well as large-scale social restrictions do not prohibit mobility in the transportation of goods, but in reality these restrictions significantly impede the traffic of fishery products. This is reminiscent of the implementation of the 4.0 revolution in the fisheries and marine sector, where fisheries and marine businesses including fish farmers to innovate in the use of automation tools that are controlled from smartphone applications. With digital applications, cultivation can use it to anticipate during current conditions, when the Covid 19 pandemic occurs, where market access is directly restricted which can be circumvented by online marketing where producers and consumers do not make transactions directly. This reserach aims to analyze the optimization of the role of social media for the development of fisheries business case studies in the middle of the Covid 19 pandemic in West Java. Research time is from February to May 2020. The research method used was a survey method. The data used are primary and secondary data. Primary data were obtained by taking the technique of non-probability sampling respondents to 40 respondents of fisheries businesses. The analytical tool used in this reserach is non-parametric statistics with Friedman and Kendalls using twigs to scale. Based on the results of research, the level of knowledge of fisheries business operators regarding handling of Covid 19 averages 70% of knowing, understanding and implementing health protocols in carrying out daily activities, the role of social media is high for fisheries business actors consisting of fishermen, fish cultivators, fishery product processors and marketer of fishery products. Social media used include Instagram, Short Message Service (SMS), Websites, Blogs, Facebook and Whatsapps. The most optimal use of social media activities is carried out by fishery product marketers via Whatsapps. and Instagram.
{"title":"Optimizing the Role of Social Media for Fisheries Business Development (Case Study in the Middle of Covid 19 Pandemic in West Java)","authors":"A. Nurhayati, Indah Riyantini, I. Nurruhwati, I. Aisah","doi":"10.15578/jsekp.v16i2.8981","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/jsekp.v16i2.8981","url":null,"abstract":"The spread of the Covid 19 outbreak felt its impact in the fisheries sector. The spread of Corona Virus has brought new challenges and risks in social life, including fisheries businesses. Fishery business practitioners, namely fishermen, fish cultivators, fishery product processors and fishery product marketers, experience logistical and marketing problems. Some indications of the impact of the Covid-19 pandemic are evident in the fisheries business. These indications are a decrease in the price of fishery products, a logistic system that cannot run normally, and a decrease in demand for fishery products, all of which impact on the household income of the fishery business. The disruption of distribution channels between businesses and consumers due to restrictions on human mobility that is applied to overcome the Covid 19 outbreak is the root cause. Regional quarantine as well as large-scale social restrictions do not prohibit mobility in the transportation of goods, but in reality these restrictions significantly impede the traffic of fishery products. This is reminiscent of the implementation of the 4.0 revolution in the fisheries and marine sector, where fisheries and marine businesses including fish farmers to innovate in the use of automation tools that are controlled from smartphone applications. With digital applications, cultivation can use it to anticipate during current conditions, when the Covid 19 pandemic occurs, where market access is directly restricted which can be circumvented by online marketing where producers and consumers do not make transactions directly. This reserach aims to analyze the optimization of the role of social media for the development of fisheries business case studies in the middle of the Covid 19 pandemic in West Java. Research time is from February to May 2020. The research method used was a survey method. The data used are primary and secondary data. Primary data were obtained by taking the technique of non-probability sampling respondents to 40 respondents of fisheries businesses. The analytical tool used in this reserach is non-parametric statistics with Friedman and Kendalls using twigs to scale. Based on the results of research, the level of knowledge of fisheries business operators regarding handling of Covid 19 averages 70% of knowing, understanding and implementing health protocols in carrying out daily activities, the role of social media is high for fisheries business actors consisting of fishermen, fish cultivators, fishery product processors and marketer of fishery products. Social media used include Instagram, Short Message Service (SMS), Websites, Blogs, Facebook and Whatsapps. The most optimal use of social media activities is carried out by fishery product marketers via Whatsapps. and Instagram. ","PeriodicalId":333812,"journal":{"name":"Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129432956","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-28DOI: 10.15578/jsekp.v16i2.10686
Editorial Front and Back Matter
{"title":"Front and Back matter","authors":"Editorial Front and Back Matter","doi":"10.15578/jsekp.v16i2.10686","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/jsekp.v16i2.10686","url":null,"abstract":"","PeriodicalId":333812,"journal":{"name":"Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan","volume":"101 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121484840","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Terdapat pandangan secara global mengenai status sebagai nelayan yang diidentikkan dengan kemiskinan, suatu pandangan yang sejalan dengan beberapa hasil penelitian di Indonesia. Produksi perikanan tangkap laut di Provinsi Jawa Barat relatif besar secara nasional. Produksi perikanan demersal berkontribusi sebesar 34,52% dari total produksi pada tahun 2017. Hasil produksi ini diperoleh dari aktivitas nelayan Provinsi Jawa Barat yang berada di WPP-712 dan di WPP-573. Tujuan pengelolaan perikanan, baik dari sisi ekonomi maupun dari sisi pemerintahan adalah untuk menyejahterakan pelaku usahanya. Indikator yang saat ini digunakan untuk mengukur kesejahteraan nelayan adalah Nilai Tukar Nelayan (NTN). Nilai tersebut untuk Provinsi Jawa Barat adalah 105,06 pada tahun 2014, dan 113,02 pada tahun 2017. Besaran tersebut menunjukkan bahwa secara keseluruhan nelayan di Provinsi Jawa Barat adalah sejahtera. Di sisi lain, konsep NTN tidak menunjukkan bahwa biaya yang dikeluarkan adalah biaya korbanan (opportunity cost), dan tidak mengakomodir konsep time value of money. Melihat kondisi ini maka pertanyaan yang ditimbulkan adalah apakah nelayan di Provinsi Jawa Barat masih sejahtera apabila dilihat melalui indikator lain selain NTN. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kesejahteraan nelayan perikanan demersal di Provinsi Jawa Barat menggunakan Surplus Produsen sebagai alat ukurnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara rata – rata, Surplus Produsen terbesar yang dialami nelayan yang berada di Laut Jawa adalah sebesar Rp3.897.109.483.225,20 pada discount rate 10%, dan nelayan di Samudra Hindia sebesar Rp104.452.115.805,11 pada discount rate 20%. Besaran discount rate tidak seiring dengan peningkatan Surplus Produsen. Perbandingan besaran Surplus Produsen dengan Angka Kemiskinan menunjukkan bahwa nelayan di Laut Jawa tidak dapat dikategorikan sebagai miskin, namun mereka yang berada di Samudra Hindia masih berada tepat di atas garis kemiskinan. Hal ini suatu hasil yang sedikit berbeda dibandingkan dengan angka NTN. Penelitian ini merekomendasikan penggunaan variabel Surplus Produsen sebagai komplemen bagi Nilai Tukar Nelayan sebagai ukuran kesejahteraan nelayan.Title: Producer Surplus Of Demersal Fisheries in West Java Province With Various Discount Rate ValuesThere is a global view of status as a fishers who is identified with poverty, a view that is in line with several research results in Indonesia. Marine capture fisheries production in West Java Province is nationally relatively large. Demersal fisheries production contributed 34.52% of total production in 2017. This production result was obtained from the activities of fishers in West Java Province of WPP-712 and in WPP-573. The purpose of fisheries management, both from an economic perspective and from a government perspective, is the welfare of business actors. The indicator currently used to measure fishers’s welfare is in terms of fishers term of trade index (NTN). The value for West Java Provin
全球的观点认为,渔民的身份与贫困有关,这一观点与印尼的一些研究结果类似。西爪哇省的渔业产量相对较大。消化道渔业生产占2017年总产量的3452%。这一作品来自西爪哇省的wpp712和WPP-573渔民活动。渔业管理的目标,无论是经济的还是政府的,都是吸引企业的人。目前衡量渔民福利的一个指标是渔民的汇率。2014年105.06分,2017年113.02分。这表明西爪哇省的所有渔民都很富裕。另一方面,NTN的概念并不表明所产生的成本是可牺牲的,而不考虑时间价值。考虑到这些情况,人们提出的问题是,西爪哇省的渔民在NTN以外的其他指标是否仍然富裕。这项研究的目的是分析西爪哇省demersal渔业的健康状况,利用生产者盈余作为衡量工具。研究结果表明,在爪哇岛海域,最大的渔民生产率平均为10%的rp327,109483225,20,而在印度洋海域,最低价格为20%的rp104,452,115,805.11。小利率折扣并不等于生产者盈余的增加。生产者盈余与贫困人数的比较表明,爪哇海的渔民不能被归类为穷人,但印度洋上的渔民仍然在贫困线以上。与NTN相比,这是一个稍微不同的结果。本研究建议采用生产者盈余变量作为衡量渔民福利的贸易价值的补充。标题:在西爪哇省产生的Demersal fisheres盈余,具有多种值分解法的全球评估是一个以偏见为特征的国家,一个与极端研究结果相关的观点。海洋捕获捕鱼在西爪哇省生产是国家相对大的。2017年总产量34.52%。这种生产的结果来自于wpp712和WPP-573西爪哇省fishers的活动。渔业管理的目的,以及政府预算的目的,都是商业活动的福利。最近用来描述fishers的福利的术语是贸易指数的终点。2014年是105.06年,2017年是113.02年。这个图形显示,在西爪哇岛省,所有的fishers都是繁荣的。另一方面,NTN的概念并不考虑到投资是一种机会,而不考虑时间价值的货币观念。看到这种情况,在西爪哇省,问题似乎仍然很普遍,当看到其他参与者比NTN更多时,问题仍然很普遍。这项研究的目的是通过外包工具来分析西爪哇省对fiersal fishers的福利状况。根据平均价格,Java Sea中fishers的最大生产剩余产品在10%的折扣中试验,而在印度海洋中收取10%的费用。20%的速率。折扣率是音符》系列与增长》制片人的盈余。不那么可怜》制片人盈余和海境贫穷玩偶节目那fishers Java不能成为美国categorized可怜,但那些在印度海洋仍然只是上面的是贫穷线。这是一个有点不同的论点compared to the NTN玩偶。这个研究recommends用》制片人盈余可变美国complement Fishers交易所率美国》所拘束Fishers的福利。
{"title":"SURPLUS PRODUSEN PERIKANAN DEMERSAL DI PROVINSI JAWA BARAT DENGAN BERBAGAI NILAI DISCOUNT RATE","authors":"Donny Orlando Wijayanto, Akhmad Fauzi, Luky Adrianto","doi":"10.15578/jsekp.v16i2.9593","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/jsekp.v16i2.9593","url":null,"abstract":"Terdapat pandangan secara global mengenai status sebagai nelayan yang diidentikkan dengan kemiskinan, suatu pandangan yang sejalan dengan beberapa hasil penelitian di Indonesia. Produksi perikanan tangkap laut di Provinsi Jawa Barat relatif besar secara nasional. Produksi perikanan demersal berkontribusi sebesar 34,52% dari total produksi pada tahun 2017. Hasil produksi ini diperoleh dari aktivitas nelayan Provinsi Jawa Barat yang berada di WPP-712 dan di WPP-573. Tujuan pengelolaan perikanan, baik dari sisi ekonomi maupun dari sisi pemerintahan adalah untuk menyejahterakan pelaku usahanya. Indikator yang saat ini digunakan untuk mengukur kesejahteraan nelayan adalah Nilai Tukar Nelayan (NTN). Nilai tersebut untuk Provinsi Jawa Barat adalah 105,06 pada tahun 2014, dan 113,02 pada tahun 2017. Besaran tersebut menunjukkan bahwa secara keseluruhan nelayan di Provinsi Jawa Barat adalah sejahtera. Di sisi lain, konsep NTN tidak menunjukkan bahwa biaya yang dikeluarkan adalah biaya korbanan (opportunity cost), dan tidak mengakomodir konsep time value of money. Melihat kondisi ini maka pertanyaan yang ditimbulkan adalah apakah nelayan di Provinsi Jawa Barat masih sejahtera apabila dilihat melalui indikator lain selain NTN. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kesejahteraan nelayan perikanan demersal di Provinsi Jawa Barat menggunakan Surplus Produsen sebagai alat ukurnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara rata – rata, Surplus Produsen terbesar yang dialami nelayan yang berada di Laut Jawa adalah sebesar Rp3.897.109.483.225,20 pada discount rate 10%, dan nelayan di Samudra Hindia sebesar Rp104.452.115.805,11 pada discount rate 20%. Besaran discount rate tidak seiring dengan peningkatan Surplus Produsen. Perbandingan besaran Surplus Produsen dengan Angka Kemiskinan menunjukkan bahwa nelayan di Laut Jawa tidak dapat dikategorikan sebagai miskin, namun mereka yang berada di Samudra Hindia masih berada tepat di atas garis kemiskinan. Hal ini suatu hasil yang sedikit berbeda dibandingkan dengan angka NTN. Penelitian ini merekomendasikan penggunaan variabel Surplus Produsen sebagai komplemen bagi Nilai Tukar Nelayan sebagai ukuran kesejahteraan nelayan.Title: Producer Surplus Of Demersal Fisheries in West Java Province With Various Discount Rate ValuesThere is a global view of status as a fishers who is identified with poverty, a view that is in line with several research results in Indonesia. Marine capture fisheries production in West Java Province is nationally relatively large. Demersal fisheries production contributed 34.52% of total production in 2017. This production result was obtained from the activities of fishers in West Java Province of WPP-712 and in WPP-573. The purpose of fisheries management, both from an economic perspective and from a government perspective, is the welfare of business actors. The indicator currently used to measure fishers’s welfare is in terms of fishers term of trade index (NTN). The value for West Java Provin","PeriodicalId":333812,"journal":{"name":"Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan","volume":"44 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129084027","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-28DOI: 10.15578/jsekp.v16i2.9416
Elinah Elinah, Auliya Al Bayyinah, Devi Nurkhasanah
Kabupaten Cirebon merupakan salah satu wilayah yang memanfaatkan sumber daya perikanan dan kelautan melalui usaha perikanan tangkap. Salah satu alat tangkap yang di gunakan di Kabupaten Cirebon adalah trammel net. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kelayakan usaha penangkapan trammel net di Kabupaten Cirebon. Penelitian ini dilakukan pada bulan April - September 2020. Metode yang digunakan adalah survei dengan responden sebanyak 30 dengan teknik wawancara menggunakan kuisioner. Metode analisis finansial usaha yang digunakan yaitu NPV, IRR, R/C ratio dan PP. Hasil penelitian menunjukan bahwa kapal trammel net berukuran < 5 GT dan memiliki mesin penggerak berkekuatan 24 PK. Hasil analisis kelayakan usaha yang diperoleh nilai NPV rata-rata sebesar Rp150.406.777 dan bernilai positif, nilai R/C ratio sebesar 1,32 lebih dari 1, nilai IRR sebesar 47% dan PP sebesar 2,50 tahun. Hal ini menunjukan bahwa berdasarkan hasil perhitungan kelayakan usaha maka usaha trammel net layak untuk dilanjutkan dan menguntungkan, sedangkan nilai Payback Period (PP) menunjukan bahwa rata-rata nelayan trammel net dapat mengembalikan modal dalam kurun waktu 2 tahun 5 bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa trammel net merupakan salah satu alat tangkap yang digunakan dan layak diusahakan oleh nelayan di Kabupaten Cirebon.Title: Feasibility Analysis of Trammel Net at the Cirebon Regency, West JavaCirebon Regency is one of the areas that utilizes fishery and marine resources in the capture fisheries business. One of the fishing gears used in Cirebon Regency is trammel net. This research aims to analyze business feasibility of trammel net at the Cirebon Regency. The survey was conducted in April to September 2020. The research method used is survey using 30 respondents with interview techniques using a questionnaire. Financial analysis method of NPV, IRR, R/C ratio, and Payback Periods analysis were used in this study. Results showed that the trammel net of <5 GT had a 24 PK propulsion engine. Results of analysis obtained an average NPV value of IDR 150,406,777 and a positive value, an R/C ratio of 1.32 more than 1, NPV 150,406,777, IRR 47% and a PP of 2,50 years. These results showed that trammel net is a feasible fishing gear being used by fishers in Cirebon regency.
{"title":"ANALISIS KELAYAKAN USAHA ALAT TANGKAP JARING UDANG (TRAMMEL NET) DI KABUPATEN CIREBON, JAWA BARAT","authors":"Elinah Elinah, Auliya Al Bayyinah, Devi Nurkhasanah","doi":"10.15578/jsekp.v16i2.9416","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/jsekp.v16i2.9416","url":null,"abstract":"Kabupaten Cirebon merupakan salah satu wilayah yang memanfaatkan sumber daya perikanan dan kelautan melalui usaha perikanan tangkap. Salah satu alat tangkap yang di gunakan di Kabupaten Cirebon adalah trammel net. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kelayakan usaha penangkapan trammel net di Kabupaten Cirebon. Penelitian ini dilakukan pada bulan April - September 2020. Metode yang digunakan adalah survei dengan responden sebanyak 30 dengan teknik wawancara menggunakan kuisioner. Metode analisis finansial usaha yang digunakan yaitu NPV, IRR, R/C ratio dan PP. Hasil penelitian menunjukan bahwa kapal trammel net berukuran < 5 GT dan memiliki mesin penggerak berkekuatan 24 PK. Hasil analisis kelayakan usaha yang diperoleh nilai NPV rata-rata sebesar Rp150.406.777 dan bernilai positif, nilai R/C ratio sebesar 1,32 lebih dari 1, nilai IRR sebesar 47% dan PP sebesar 2,50 tahun. Hal ini menunjukan bahwa berdasarkan hasil perhitungan kelayakan usaha maka usaha trammel net layak untuk dilanjutkan dan menguntungkan, sedangkan nilai Payback Period (PP) menunjukan bahwa rata-rata nelayan trammel net dapat mengembalikan modal dalam kurun waktu 2 tahun 5 bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa trammel net merupakan salah satu alat tangkap yang digunakan dan layak diusahakan oleh nelayan di Kabupaten Cirebon.Title: Feasibility Analysis of Trammel Net at the Cirebon Regency, West JavaCirebon Regency is one of the areas that utilizes fishery and marine resources in the capture fisheries business. One of the fishing gears used in Cirebon Regency is trammel net. This research aims to analyze business feasibility of trammel net at the Cirebon Regency. The survey was conducted in April to September 2020. The research method used is survey using 30 respondents with interview techniques using a questionnaire. Financial analysis method of NPV, IRR, R/C ratio, and Payback Periods analysis were used in this study. Results showed that the trammel net of <5 GT had a 24 PK propulsion engine. Results of analysis obtained an average NPV value of IDR 150,406,777 and a positive value, an R/C ratio of 1.32 more than 1, NPV 150,406,777, IRR 47% and a PP of 2,50 years. These results showed that trammel net is a feasible fishing gear being used by fishers in Cirebon regency.","PeriodicalId":333812,"journal":{"name":"Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122779255","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-28DOI: 10.15578/jsekp.v16i2.9543
I. Fitriani, Asri Sawiji, Noverma Noverma
Perubahan musim mengakibatkan terjadinya pola pergeseran musim barat ataupun timur dan kondisi perairan laut yang tidak dapat diprediksi. Hal ini menyebabkan jumlah hari melaut menjadi tidak menentu yang mempengaruhi besaran pendapatan nelayan. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi besar pendapatan kelompok nelayan di Pantai Dampar, Kabupaten Lumajang saat musim timur dan barat, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi, serta tingkat kerentanan penghidupan nelayan dalam menghadapi variabilitas musim. Jumlah sampel penelitian sebanyak 66 orang dari total 78 orang nelayan di Pantai Dampar yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama Nelayan (KUBN Dampar). Analisis untuk mengetahui besar pendapatan kelompok nelayan diperoleh dari selisih antara penerimaan total dengan total biaya operasional. Selanjutnya, analisis faktor penentu dilakukan menggunakan analisis regresi linear berganda menggunakan SPSS versi 25, sedangkan terkait tingkat kerentanan dianalisis menggunakan metode Livelihood Vulnerability Index (LVI). Hasil analisis menunjukkan bahwa pendapatan nelayan pada musim timur lebih tinggi dibandingkan musim barat. Persentase selisih pendapatan nelayan pada musim timur dibandingkan pada musim barat sebesar 34% pada kelompok nelayan pancing, 14% pada kelompok nelayan jaring dan 16% pada kelompok nelayan pancing dan jaring. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi meliputi: jumlah hari melaut, jarak tempuh, kedalaman, lama melaut, pengalaman, tinggi gelombang, angin dan hujan. Namun lama melaut mempunyai pengaruh paling besar dengan persentase 36,5 %. Hasil analisis LVI menunjukkan bahwa tingkat kerentanan untuk semua kelompok nelayan masuk dalam ketegori rentan dengan skala LVI sebesar 0,28 sampai 0,31. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi skala LVI, maka kelompok nelayan semakin rentan terhadap variabilitas musim, sehingga pendapatan yang diperolehnya lebih sedikit jika dibandingkan dengan kelompok nelayan lainnya. Penilaian pada lima modal yakni modal sosial, ekonomi, manusia, fisik, dan alam masih perlu dilakukan guna mendukung tingkat resiliensi atau kelompok nelayan.Title: Income Estimation and Fishers Livelihood Vulnerability in Facing Season Variability in Lumajang DistrictSeason change results in shifting patterns of west or east monsoons and unpredictable marine conditions. This causes days of fishing become uncertain that may affect income of fishers. This study aims to determine the income of fishers in Dampar Beach, Lumajang Regency during east and west seasons and determine the vulnerability index of fishers’s livelihood in facing season variability. Research was conducted on 66 members of fishers joint venture group in Dampar Beach (KUBN Dampar). Determining income of the fishers group is obtained from the subtraction of total fishing revenue with total operating costs. Furthermore, determinant factors were analyzed by multiple linear regression with SPP version 25; whilst the vulnerability index to se
{"title":"ESTIMASI PENDAPATAN DAN TINGKAT KERENTANAN PENGHIDUPAN NELAYAN DALAM MENGHADAPI VARIABILITAS MUSIM DI KABUPATEN LUMAJANG","authors":"I. Fitriani, Asri Sawiji, Noverma Noverma","doi":"10.15578/jsekp.v16i2.9543","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/jsekp.v16i2.9543","url":null,"abstract":"Perubahan musim mengakibatkan terjadinya pola pergeseran musim barat ataupun timur dan kondisi perairan laut yang tidak dapat diprediksi. Hal ini menyebabkan jumlah hari melaut menjadi tidak menentu yang mempengaruhi besaran pendapatan nelayan. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi besar pendapatan kelompok nelayan di Pantai Dampar, Kabupaten Lumajang saat musim timur dan barat, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi, serta tingkat kerentanan penghidupan nelayan dalam menghadapi variabilitas musim. Jumlah sampel penelitian sebanyak 66 orang dari total 78 orang nelayan di Pantai Dampar yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama Nelayan (KUBN Dampar). Analisis untuk mengetahui besar pendapatan kelompok nelayan diperoleh dari selisih antara penerimaan total dengan total biaya operasional. Selanjutnya, analisis faktor penentu dilakukan menggunakan analisis regresi linear berganda menggunakan SPSS versi 25, sedangkan terkait tingkat kerentanan dianalisis menggunakan metode Livelihood Vulnerability Index (LVI). Hasil analisis menunjukkan bahwa pendapatan nelayan pada musim timur lebih tinggi dibandingkan musim barat. Persentase selisih pendapatan nelayan pada musim timur dibandingkan pada musim barat sebesar 34% pada kelompok nelayan pancing, 14% pada kelompok nelayan jaring dan 16% pada kelompok nelayan pancing dan jaring. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi meliputi: jumlah hari melaut, jarak tempuh, kedalaman, lama melaut, pengalaman, tinggi gelombang, angin dan hujan. Namun lama melaut mempunyai pengaruh paling besar dengan persentase 36,5 %. Hasil analisis LVI menunjukkan bahwa tingkat kerentanan untuk semua kelompok nelayan masuk dalam ketegori rentan dengan skala LVI sebesar 0,28 sampai 0,31. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi skala LVI, maka kelompok nelayan semakin rentan terhadap variabilitas musim, sehingga pendapatan yang diperolehnya lebih sedikit jika dibandingkan dengan kelompok nelayan lainnya. Penilaian pada lima modal yakni modal sosial, ekonomi, manusia, fisik, dan alam masih perlu dilakukan guna mendukung tingkat resiliensi atau kelompok nelayan.Title: Income Estimation and Fishers Livelihood Vulnerability in Facing Season Variability in Lumajang DistrictSeason change results in shifting patterns of west or east monsoons and unpredictable marine conditions. This causes days of fishing become uncertain that may affect income of fishers. This study aims to determine the income of fishers in Dampar Beach, Lumajang Regency during east and west seasons and determine the vulnerability index of fishers’s livelihood in facing season variability. Research was conducted on 66 members of fishers joint venture group in Dampar Beach (KUBN Dampar). Determining income of the fishers group is obtained from the subtraction of total fishing revenue with total operating costs. Furthermore, determinant factors were analyzed by multiple linear regression with SPP version 25; whilst the vulnerability index to se","PeriodicalId":333812,"journal":{"name":"Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan","volume":"43 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120946020","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-28DOI: 10.15578/jsekp.v16i2.10091
Hesa Karunia Fitri, A. Suherman, Herry Boesono
Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tawang adalah penyumbang transaksi hasil perikanan tangkap terbesar di Kabupaten Kendal dengan prosentase 42,56% dari total produksi perikanan tangkap di Kabupaten Kendal yaitu 1.894.351 kg, namun kondisi sarana prasarana dan sistem pengelolaan saat ini yang belum memadai menjadikan peran TPI Tawang belum optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor internal dan eksternal terkait kinerja TPI Tawang dan menyusun strategi pengembangan TPI Tawang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan jumlah responden 50 orang yang terdiri dari nelayan sebanyak 22 orang, 21 orang bakul, 2 personil pengelola TPI, 1 pelaksana KUD Mina Jaya, 2 personil pengelola Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tawang dengan jabatan staf operasional dan kesyahbandaran, serta 2 pengelola UPTD TPI. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis SWOT untuk mengevaluasi faktor internal dan eksternal dalam merumuskan strategi pengembangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi tertinggi di TPI Tawang terjadi pada tahun 2020 sebesar 839.130 kg. Retribusi lelang untuk nelayan dipungut biaya sebesar 3% dan untuk bakul sebesar 2% dengan total sebanyak 5%. Komoditas yang paling banyak dihasilkan di TPI Tawang antara lain Tembang (Sardinella sp.), Tongkol (Euthynnus affinis), Teri (Stolephorus sp.), Kembung (Rastrelliger sp.), dan Peperek (Leiognathus dussumieri). Berdasarkan analisis faktor internal dan eksternal diketahui bahwa sarana prasarana TPI Tawang belum dikelola secara optimal. Berdasarkan analisis SWOT posisi TPI Tawang berada pada kuadran I, dimana pada kuadran tersebut digunakan strategi S-0 sebagai strategi prioritas, yaitu melakukan penguatan dan pengembangan SDM berupa pelatihan, perumusan/internalisasi budaya kerja; pengembangan fasilitas TPI Tawang; pengembangan sentra industri pengolahan ikan yang lebih variatif; dan meningkatkan pelayanan dan menjaga sistem operasional TPI Tawang dengan melakukan survei kepuasan berkala.Title: Strategy of Developing of Tawang Fish Auction (FAP) at Kendal Regency, Central JavaThe Tawang Fish Auction Place (FAP) is the largest contributor to capture fisheries transactions in Kendal Regency with a percentage of 42.56% of the total capture fishery production in Kendal Regency, which is 1,894,351 kg, but the current condition of infrastructure and management systems is not adequate. the role of FAP Tawang has not been optimal. This study aims to analyze internal and external factors related to the performance of FAP Tawang and develop a strategy for developing FAP Tawang. The method used in this research is descriptive method. Sampling used purposive sampling method with 50 respondents consisting of 22 fishermen, 21 wholesellers, 2 FAP management personnel, 1 Mina Jaya KUD implementer, 2 Tawang Coastal Fishery Port (CFP) management personnel with operational and harbor staff positions. , as well as 2
{"title":"STRATEGI PENGEMBANGAN TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) TAWANG, KABUPATEN KENDAL, JAWA TENGAH","authors":"Hesa Karunia Fitri, A. Suherman, Herry Boesono","doi":"10.15578/jsekp.v16i2.10091","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/jsekp.v16i2.10091","url":null,"abstract":"Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tawang adalah penyumbang transaksi hasil perikanan tangkap terbesar di Kabupaten Kendal dengan prosentase 42,56% dari total produksi perikanan tangkap di Kabupaten Kendal yaitu 1.894.351 kg, namun kondisi sarana prasarana dan sistem pengelolaan saat ini yang belum memadai menjadikan peran TPI Tawang belum optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor internal dan eksternal terkait kinerja TPI Tawang dan menyusun strategi pengembangan TPI Tawang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan jumlah responden 50 orang yang terdiri dari nelayan sebanyak 22 orang, 21 orang bakul, 2 personil pengelola TPI, 1 pelaksana KUD Mina Jaya, 2 personil pengelola Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tawang dengan jabatan staf operasional dan kesyahbandaran, serta 2 pengelola UPTD TPI. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis SWOT untuk mengevaluasi faktor internal dan eksternal dalam merumuskan strategi pengembangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi tertinggi di TPI Tawang terjadi pada tahun 2020 sebesar 839.130 kg. Retribusi lelang untuk nelayan dipungut biaya sebesar 3% dan untuk bakul sebesar 2% dengan total sebanyak 5%. Komoditas yang paling banyak dihasilkan di TPI Tawang antara lain Tembang (Sardinella sp.), Tongkol (Euthynnus affinis), Teri (Stolephorus sp.), Kembung (Rastrelliger sp.), dan Peperek (Leiognathus dussumieri). Berdasarkan analisis faktor internal dan eksternal diketahui bahwa sarana prasarana TPI Tawang belum dikelola secara optimal. Berdasarkan analisis SWOT posisi TPI Tawang berada pada kuadran I, dimana pada kuadran tersebut digunakan strategi S-0 sebagai strategi prioritas, yaitu melakukan penguatan dan pengembangan SDM berupa pelatihan, perumusan/internalisasi budaya kerja; pengembangan fasilitas TPI Tawang; pengembangan sentra industri pengolahan ikan yang lebih variatif; dan meningkatkan pelayanan dan menjaga sistem operasional TPI Tawang dengan melakukan survei kepuasan berkala.Title: Strategy of Developing of Tawang Fish Auction (FAP) at Kendal Regency, Central JavaThe Tawang Fish Auction Place (FAP) is the largest contributor to capture fisheries transactions in Kendal Regency with a percentage of 42.56% of the total capture fishery production in Kendal Regency, which is 1,894,351 kg, but the current condition of infrastructure and management systems is not adequate. the role of FAP Tawang has not been optimal. This study aims to analyze internal and external factors related to the performance of FAP Tawang and develop a strategy for developing FAP Tawang. The method used in this research is descriptive method. Sampling used purposive sampling method with 50 respondents consisting of 22 fishermen, 21 wholesellers, 2 FAP management personnel, 1 Mina Jaya KUD implementer, 2 Tawang Coastal Fishery Port (CFP) management personnel with operational and harbor staff positions. , as well as 2 ","PeriodicalId":333812,"journal":{"name":"Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134503366","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-28DOI: 10.15578/jsekp.v16i2.9373
Andhatu Achsa, Rian Destiningsih, Yustirania Septiani, D. Verawati
Penelitian ini dilatarbelakangi adanya penurunan nilai ekspor perikanan yang terjadi di tahun 2003 hingga 2016, walaupun setelah itu mengalami peningkatan kembali. Hal tersebut diduga terjadi karena kuantitas ekspor perikanan mengalami penurunan sebesar -0,15 persen. Adapun usaha awal mencegah penurunan ekspor perikanan semakin berkepanjangan yaitu dengan mengidentifikasi wilayah produksi perikanan yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif. Dalam hal ini, sentra perikanan dibagi menjadi dua kelompok yaitu perikanan tangkap dan perikanan budi daya. Metode yang digunakan antara lain Shiftshare Esteban Marquilas (SS-EM), Revealed Comparative Advantage (RCA) dan metode Ekspor Produk Dinamika (EPD). Hasil penelitian menunjukkan daya saing perikanan hanya ada pada provinsi DIY; sedangkan provinsi lainnya hanya memiliki spesialisasi. Selanjutnya, daya saing perikanan Indonesia pada ketujuh pasar tujuan utama ekspor perikanan yaitu Tiongkok, Jepang, Hongkong, Amerika Serikat, Malaysia, Uni Eropa dan ASEAN memiliki daya saing kuat. Selanjutnya, produk perikanan Indonesia selama tahun 2000-2018 tergolong rising star pada pasar Malaysia, Tiongkok dan Amerika Serikat.Title: Mapping The Competitiveness of Java Island Fishery Products In Main Destination MarketThe decrease of fisheries export values from 2003 to 2016 initiated this research. Despite its increasing afterwards, the decreasing is presumed due to the decrease of export quantities by -0.15 percent. Initial effort to prevent on decreasing of export quantities is identifying fisheries production centers with comparative and competitive advantages. Fisheries production centers are divided into two groups: capture fisheries and aquaculture. Shiftshare Esteban Marquilas (SS-EM), Revealed Comparative Advantage (RCA) and Export Product Dynamics (EPD) methods are employed in this research. The results indicate that fisheries competitiveness is only seen in Yogyakarta, while other provinces only have specialization in fisheries. It is notified that competitiveness of Indonesian fisheries products is considered strong in seven market destination: China, Japan, Hongkong, United States, Malaysia, European Union, and ASEAN countries. Furthermore, Indonesian fisheries products in 2000 - 2018 has been acknowledged as rising star in several market destination: Malaysia, China and United States.
该研究为2003年至2016年渔业出口价值下降提供了证据,尽管随后又有了增长。这可能是由于渔业出口量下降了- 0.15%。至于早期的努力,通过确定渔业生产区域具有比较优势和竞争性,从而防止其出口下降进一步加剧。在这方面,渔业分为渔业、渔业和渔业。使用的方法包括Shiftshare Esteban Marquilas (SS-EM)、启示比较先进和动态产品出口方法。研究结果显示只存在于DIY省渔业竞争力;而其他省份只有专业。接着写道,印尼渔业竞争力在第七渔业出口的主要目标市场是中国,日本、香港、马来西亚、美国、欧盟和东盟有很强的竞争力。此外,2000年至2018年印尼渔业产品并入马来西亚、中国和美国市场的上涨之星。片名:Java Competitiveness》绘图岛Fishery产品在玩目的地MarketThe decrease of fisheries出口价值观从2003年到2016年initiated这个研究。尽管捕捞its increasing afterwards,《decreasing decrease》是presumed帐款到出口quantities由百分之0。15。最初的可预防性供应是一种具有伙伴和竞争优势的渔业中心。渔业中心分为两组:捕获渔业和水务文化。Shiftshare埃斯特班Marquilas (SS-EM),揭示Comparative Advantage (RCA)和出口广告动力学(EPD)方法是employed in this research。煽动叛乱的人只在日惹见过,而其他省份只有渔业专家。据推测,印尼渔民在7个市场目的地中被认为是强大的:中国、日本、香港、美国、马来西亚、欧洲联盟和东盟国家。此外,印度尼西亚渔业在2000年至2018年在塞韦拉尔市场目的地的几颗冉冉升起的星星:马来西亚、中国和美国。
{"title":"PEMETAAN DAYA SAING PRODUK PERIKANAN PULAU JAWA DI PASAR TUJUAN UTAMA","authors":"Andhatu Achsa, Rian Destiningsih, Yustirania Septiani, D. Verawati","doi":"10.15578/jsekp.v16i2.9373","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/jsekp.v16i2.9373","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilatarbelakangi adanya penurunan nilai ekspor perikanan yang terjadi di tahun 2003 hingga 2016, walaupun setelah itu mengalami peningkatan kembali. Hal tersebut diduga terjadi karena kuantitas ekspor perikanan mengalami penurunan sebesar -0,15 persen. Adapun usaha awal mencegah penurunan ekspor perikanan semakin berkepanjangan yaitu dengan mengidentifikasi wilayah produksi perikanan yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif. Dalam hal ini, sentra perikanan dibagi menjadi dua kelompok yaitu perikanan tangkap dan perikanan budi daya. Metode yang digunakan antara lain Shiftshare Esteban Marquilas (SS-EM), Revealed Comparative Advantage (RCA) dan metode Ekspor Produk Dinamika (EPD). Hasil penelitian menunjukkan daya saing perikanan hanya ada pada provinsi DIY; sedangkan provinsi lainnya hanya memiliki spesialisasi. Selanjutnya, daya saing perikanan Indonesia pada ketujuh pasar tujuan utama ekspor perikanan yaitu Tiongkok, Jepang, Hongkong, Amerika Serikat, Malaysia, Uni Eropa dan ASEAN memiliki daya saing kuat. Selanjutnya, produk perikanan Indonesia selama tahun 2000-2018 tergolong rising star pada pasar Malaysia, Tiongkok dan Amerika Serikat.Title: Mapping The Competitiveness of Java Island Fishery Products In Main Destination MarketThe decrease of fisheries export values from 2003 to 2016 initiated this research. Despite its increasing afterwards, the decreasing is presumed due to the decrease of export quantities by -0.15 percent. Initial effort to prevent on decreasing of export quantities is identifying fisheries production centers with comparative and competitive advantages. Fisheries production centers are divided into two groups: capture fisheries and aquaculture. Shiftshare Esteban Marquilas (SS-EM), Revealed Comparative Advantage (RCA) and Export Product Dynamics (EPD) methods are employed in this research. The results indicate that fisheries competitiveness is only seen in Yogyakarta, while other provinces only have specialization in fisheries. It is notified that competitiveness of Indonesian fisheries products is considered strong in seven market destination: China, Japan, Hongkong, United States, Malaysia, European Union, and ASEAN countries. Furthermore, Indonesian fisheries products in 2000 - 2018 has been acknowledged as rising star in several market destination: Malaysia, China and United States.","PeriodicalId":333812,"journal":{"name":"Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan","volume":"82 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131518697","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-28DOI: 10.15578/jsekp.v16i2.9495
Achmad Zamroni, R. Yusuf, Tenny Apriliani
Rantai pasok udang vanamei di daerah produksi di Indonesia tidak selalu sama dan dipengaruhi oleh ketersediaan fasilitas pembenihan sampai dengan unit pengolahan ikan (UPI). Konsekuensinya, jenis dan jumlah biaya logistik bervariasi antara daerah satu dengan yang lain. Riset ini bertujuan untuk; a) mengidentifikasi rantai pasok udang vanamei di daerah produksi, b) menganalisis permasalahan dalam rantai pasok udang vanamei, dan c) merumuskan sistem logistik udang vanamei. Riset dilakukan selama tahun 2019 di beberapa provinsi yang memproduksi udang vanamei yaitu Jawa Timur, Jawa Barat, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan. Riset ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan topik data kepada 12 responden pembenihan, 4 responden UPI, 40 responden pembudidaya udang vanamei, dan 10 pedagang/pengumpul. Data sekunder diperoleh dari laporan hasil riset, data statistik, dan publikasi ilmiah lainnya. Data dianalisis secara deskriptif untuk menggambarkan rantai pasok, pola logistik, dan permasalahan yang terjadi dalam rantai pasok. Hasil analisis menggambarkan bahwa rantai pasok udang vanamei di Indonesia bisa digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu pasokan (bahan baku dan produksi), distribusi (pedagang besar, pedagang kecil, dan pengecer), dan konsumen (pasar lokal, hotel/ restoran/catering -HOREKA- dan UPI). Permasalahan rantai pasok udang vanamei dari produsen benih sampai ke konsumen akhir telah menyebabkan produksi tidak efisien dan berimplikasi pada peningkatan biaya. Secara faktual, ada disparitas stok benih antar daerah dan kebutuhan pemenuhan stok udang di beberapa cold storage. Logistik udang vanamei menggunakan hampir semua jenis moda transportasi yaitu transportasi udara (pesawat terbang), transportasi darat (sepeda motor, mobil bak terbuka, truk biasa, truk kontainer) dan transportasi laut (kapal antar pulau dan antar negara). Sistem logistik udang belum efisien mengingat pengadaan induk udang vanamei masih diimpor dari negara lain oleh beberapa perusahaan pembenihan, dan benih ini harus menyuplai seluruh wilayah Indonesia.Title: Supply Chain and Logistic of Vannamei Shrimp In Production Areas of IndonesiaThe supply chain of vannamei shrimp in production areas of Indonesia is different in each area. It depends on the availability of hatchery facilities and the fish processing unit (UPI). Consequently, the types and logistic costs vary among regions. This research aims to: a) identify the supply chain of vannamei shrimp in the production area, b) formulate a general pattern of the logistic system of vannamei shrimp, and c) analyze the problems in the supply chain of vannamei shrimp. This research was conducted in 2019 in East Java, West Java, Bali, West Nusa Tenggara, and South Sulawesi where those provinces produce vannamei shrimp. This research employs primary and secondary data. Primary data were collected through interviews with five hatchery respondents, four UPI responden
{"title":"RANTAI PASOK DAN LOGISTIK UDANG VANAME DI DAERAH PRODUKSI DI INDONESIA","authors":"Achmad Zamroni, R. Yusuf, Tenny Apriliani","doi":"10.15578/jsekp.v16i2.9495","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/jsekp.v16i2.9495","url":null,"abstract":"Rantai pasok udang vanamei di daerah produksi di Indonesia tidak selalu sama dan dipengaruhi oleh ketersediaan fasilitas pembenihan sampai dengan unit pengolahan ikan (UPI). Konsekuensinya, jenis dan jumlah biaya logistik bervariasi antara daerah satu dengan yang lain. Riset ini bertujuan untuk; a) mengidentifikasi rantai pasok udang vanamei di daerah produksi, b) menganalisis permasalahan dalam rantai pasok udang vanamei, dan c) merumuskan sistem logistik udang vanamei. Riset dilakukan selama tahun 2019 di beberapa provinsi yang memproduksi udang vanamei yaitu Jawa Timur, Jawa Barat, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan. Riset ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan topik data kepada 12 responden pembenihan, 4 responden UPI, 40 responden pembudidaya udang vanamei, dan 10 pedagang/pengumpul. Data sekunder diperoleh dari laporan hasil riset, data statistik, dan publikasi ilmiah lainnya. Data dianalisis secara deskriptif untuk menggambarkan rantai pasok, pola logistik, dan permasalahan yang terjadi dalam rantai pasok. Hasil analisis menggambarkan bahwa rantai pasok udang vanamei di Indonesia bisa digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu pasokan (bahan baku dan produksi), distribusi (pedagang besar, pedagang kecil, dan pengecer), dan konsumen (pasar lokal, hotel/ restoran/catering -HOREKA- dan UPI). Permasalahan rantai pasok udang vanamei dari produsen benih sampai ke konsumen akhir telah menyebabkan produksi tidak efisien dan berimplikasi pada peningkatan biaya. Secara faktual, ada disparitas stok benih antar daerah dan kebutuhan pemenuhan stok udang di beberapa cold storage. Logistik udang vanamei menggunakan hampir semua jenis moda transportasi yaitu transportasi udara (pesawat terbang), transportasi darat (sepeda motor, mobil bak terbuka, truk biasa, truk kontainer) dan transportasi laut (kapal antar pulau dan antar negara). Sistem logistik udang belum efisien mengingat pengadaan induk udang vanamei masih diimpor dari negara lain oleh beberapa perusahaan pembenihan, dan benih ini harus menyuplai seluruh wilayah Indonesia.Title: Supply Chain and Logistic of Vannamei Shrimp In Production Areas of IndonesiaThe supply chain of vannamei shrimp in production areas of Indonesia is different in each area. It depends on the availability of hatchery facilities and the fish processing unit (UPI). Consequently, the types and logistic costs vary among regions. This research aims to: a) identify the supply chain of vannamei shrimp in the production area, b) formulate a general pattern of the logistic system of vannamei shrimp, and c) analyze the problems in the supply chain of vannamei shrimp. This research was conducted in 2019 in East Java, West Java, Bali, West Nusa Tenggara, and South Sulawesi where those provinces produce vannamei shrimp. This research employs primary and secondary data. Primary data were collected through interviews with five hatchery respondents, four UPI responden","PeriodicalId":333812,"journal":{"name":"Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116973612","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-28DOI: 10.15578/jsekp.v16i2.9420
Feti Fatimatuzzahroh, S. P. Hadi, Hartuti Purnaweni
Keterlibatan masyarakat masyarakat merupakan indikator penting dalam keberhasilan rehabilitasi mangrove, karena merekalah yang paling terdampak dari kegiatan rehabilitasi mangrove . Penelitian ini mengkaji keterlibatan masyarakat, peran aktor yang dominan pada partisipasi masyarakat dalam rehabilitasi mangrove di Desa Karangsong. Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, penelitian ini menganalisis keterlibatan masyarakat dengan menggunakan teori Arnstein dan Wilcox. Keterlibatan aktor juga dianalisis dengan software UCINET untuk memperkuat data tersebut dan mengetahui peran aktor dalam rehabilitasi mangrove.Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalam rehabilitasi mangrove di Karangsong berada pada tahap citizen power. Fase ini menunjukkan bahwa masyarakat mampu merencanakan dan membuat kebijakan rehabilitasi mangrove. Hal ini dapat dilihat pada hasil analisis aktor dengan UCINET yang menunjukkan bahwa Kelompok Tani Pantai Lestari merupakan aktor utama dalam rehabilitasi mangrove. Selain dalam perencanaan, mereka juga berperan sebagai fasilitator dan pemberi informasi utama bagi aktor dan stakeholder yang terlibat. Partisipasi masyarakat yang berkelanjutan masih diperlukan dalam pengelolaan mangrove. Oleh karena itu, kebijakan pemerintah daerah diharapkan tetap memperhatikan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan dan rehabilitasi mangrove agar berkelanjutan.Title: Community Level Participation and Actor Analysis of Mangrove Rehabilitation in Karangsong Village, Indramayu Regency West JavaCommunity involvement is an important indicator in the success of mangrove rehabilitation because they are the most directly affected by mangrove rehabilitation. This research has the objective to evaluates the community involvement in mangrove rehabilitation in Karangsong Village, West Java, analyze the role of dominant actor in mangrove rehabilitation, and examine the role of participation in mangrove rehabilitation programme in Karangsong Village. Using descriptive qualitative methods, this study analyzed community involvement based on the theories of Arnstein and Wilcox. The involvement of actors was also analyzed with UCINET software to strengthen the data and to find out the role of actors in mangrove rehabilitation. This research shows that community participation in mangrove rehabilitation in Karangsong is at the citizen power stage. This phase shows that the community can plan and make policies for mangrove rehabilitation. It can be seen in the results of the actor analysis with UCINET which shows that the Pantai Lestari Group is the main actor in mangrove rehabilitation. Apart from planning, Pantai Lestari also acts as a facilitator and provides the main information for the actors and stakeholders involved. Continuing community participation is still needed in mangrove management. Therefore, local government policies are expected to continue to consider community involvement in managing and rehabilitating mangroves to be s
{"title":"TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DAN ANALISIS AKTOR PADA REHABILITASI MANGROVE DI DESA KARANGSONG, KABUPATEN INDRAMAYU, JAWA BARAT","authors":"Feti Fatimatuzzahroh, S. P. Hadi, Hartuti Purnaweni","doi":"10.15578/jsekp.v16i2.9420","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/jsekp.v16i2.9420","url":null,"abstract":"Keterlibatan masyarakat masyarakat merupakan indikator penting dalam keberhasilan rehabilitasi mangrove, karena merekalah yang paling terdampak dari kegiatan rehabilitasi mangrove . Penelitian ini mengkaji keterlibatan masyarakat, peran aktor yang dominan pada partisipasi masyarakat dalam rehabilitasi mangrove di Desa Karangsong. Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, penelitian ini menganalisis keterlibatan masyarakat dengan menggunakan teori Arnstein dan Wilcox. Keterlibatan aktor juga dianalisis dengan software UCINET untuk memperkuat data tersebut dan mengetahui peran aktor dalam rehabilitasi mangrove.Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalam rehabilitasi mangrove di Karangsong berada pada tahap citizen power. Fase ini menunjukkan bahwa masyarakat mampu merencanakan dan membuat kebijakan rehabilitasi mangrove. Hal ini dapat dilihat pada hasil analisis aktor dengan UCINET yang menunjukkan bahwa Kelompok Tani Pantai Lestari merupakan aktor utama dalam rehabilitasi mangrove. Selain dalam perencanaan, mereka juga berperan sebagai fasilitator dan pemberi informasi utama bagi aktor dan stakeholder yang terlibat. Partisipasi masyarakat yang berkelanjutan masih diperlukan dalam pengelolaan mangrove. Oleh karena itu, kebijakan pemerintah daerah diharapkan tetap memperhatikan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan dan rehabilitasi mangrove agar berkelanjutan.Title: Community Level Participation and Actor Analysis of Mangrove Rehabilitation in Karangsong Village, Indramayu Regency West JavaCommunity involvement is an important indicator in the success of mangrove rehabilitation because they are the most directly affected by mangrove rehabilitation. This research has the objective to evaluates the community involvement in mangrove rehabilitation in Karangsong Village, West Java, analyze the role of dominant actor in mangrove rehabilitation, and examine the role of participation in mangrove rehabilitation programme in Karangsong Village. Using descriptive qualitative methods, this study analyzed community involvement based on the theories of Arnstein and Wilcox. The involvement of actors was also analyzed with UCINET software to strengthen the data and to find out the role of actors in mangrove rehabilitation. This research shows that community participation in mangrove rehabilitation in Karangsong is at the citizen power stage. This phase shows that the community can plan and make policies for mangrove rehabilitation. It can be seen in the results of the actor analysis with UCINET which shows that the Pantai Lestari Group is the main actor in mangrove rehabilitation. Apart from planning, Pantai Lestari also acts as a facilitator and provides the main information for the actors and stakeholders involved. Continuing community participation is still needed in mangrove management. Therefore, local government policies are expected to continue to consider community involvement in managing and rehabilitating mangroves to be s","PeriodicalId":333812,"journal":{"name":"Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan","volume":"177 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128469161","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}