Pub Date : 2018-11-01DOI: 10.15578/JSEKP.V13I1.6967
Freshty Yulia Arthatiani, Nunung Kusnadi, H. Harianto
ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pola konsumsi ikan di Indonesia dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ikan menurut karakteristik rumah tangga di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data SUSENAS yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik pada bulan Maret 2016. Pola konsumsi ikan dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan model permintaan ikan dianalisis dengan menggunakan pendekatan model Linnear Approximation Almost Ideal Demand System (LA/AIDS). Hasil riset menunjukkan bahwa pola konsumsi rumah tangga di Indonesia dikelompokkan menjadi konsumsi ikan air laut segar sebesar 22.10 kg/kapita/tahun, ikan air tawar/payau segar sebesar 16.75 kg/kapita/tahun, udang segar sebesar 9.58 kg/kapita/tahun dan ikan olahan sebesar 4.22 kg/kapita/tahun. Dugaan model permintaan memberikan hasil cukup baik dengan 82.15% dari semua peubah berpengaruh signifikan terhadap fungsi permintaan kelompok ikan dan koefisien determinasi sebesar 27.06%. Nilai elastisitas pendapatan mengindikasikan bahwa seluruh kelompok ikan merupakan barang normal dan ikan olahan cenderung inelastis, sedangkan dari nilai elastisitas harga menunjukkan tanda negatif yang sesuai dengan teori ekonomi. Nilai elastisitas silang antar kelompok ikan menunjukkan hubungan yang bervariasi antar kelompok. Implikasi kebijakan yang dapat disarankan untuk meningkatkan konsumsi ikan segar adalah dengan peningkatan ketersediaan ikan melalui kebijakan peningkatan produksi dan peningkatan efektifitas distribusi ikan. Kebijakan promosi dan edukasi masih diperlukan untuk meningkatkan konsumsi ikan olahan karena sifatnya yang inelastis terhadap perubahan harga dan pendapatan.Title: Analysis of Fish Consumption Patterns and Fish Demand Model Based on Household’s Characteristics in IndonesiaABSTRACTThis study aims to describe the pattern of fish consumption in Indonesia and to identify factors affecting household’s fish demand in Indonesia as well as estimating the elasticities of income and price. The data analyzed were mainly obtained from the SUSENAS Database-a nation social economy survey conduct by the Indonesian Bureau of Statistic (BPS- during march 2016. Fish consumption patterns were analyzed using descriptive statistical analysis, while fish demand models were analyzed by Linnear Approximation Almost Ideal Demand System (LA/AIDS). Research shows that household consumption patterns in Indonesia are grouped into consumption of marine fish at 22.10 kg / capita / year, freshwater/brackish fish at 16.75 kg / capita / year, fresh shrimp at 9.58 kg / capita / year and processed fish amounted to 4.22 kg / capita / year. The estimation of the demand model gives quite good results with82,15% of all variables have a significant effect on the demand function of fish groups and the coefficient of determination is 27.06%. The value of income elasticity showed that all fish groups are normal goods and were negatively related to prices. The cross elasticities s
本研究的动机是描述印尼的鱼类消费模式,并根据印尼家庭的特征确定影响鱼类需求的因素。这项研究使用了中央统计局2016年3月报告的苏塞纳斯数据。使用描述性统计数据和鱼类需求模型分析的方法是采用近乎理想的需求模式(LA/艾滋病)。研究表明,印度尼西亚的家庭消费方式被归类为每年22.10公斤的淡水/咸水鱼,原产于16.75公斤/年的新鲜淡水/咸水鱼,原产于9.58公斤/年的新鲜虾,原产于4.22公斤/年的未加工鱼类。所谓的“需求模型”给出了一个相当不错的结果,88.15%的转变对鱼类群体需求的功能和密度系数为27.06%。收入弹性的价值表明,整个鱼群都是正常的,经过加工的鱼往往是弹性的,而价格弹性值则表示与经济理论相匹配的负面迹象。鱼群之间的弹性值显示了不同群体之间的关系。增加新鲜鱼类消费所建议的政策含义是通过增加生产政策和提高鱼类分布效率的政策增加鱼的可用性。由于加工鱼类对价格和收入变化的影响,促进促进和教育的政策仍然是必要的。片名:鱼消费”模式的分析模型和Fish要求改编自一名士兵上Characteristics IndonesiaABSTRACTThis study aims to描述《鱼性消费模式在印尼还有透露factors # affecting一名士兵的鱼elasticities》要求在印尼as well as estimating收入和价格。数据分析主要来自印尼统计局(BPS- 2016年3月)的SUSENAS databaseFish consumption patterns是用descricrive统计分析分析的,而Fish demand调制解调器是分析nenear Approximation Almost demand System (LA/艾滋病)。研究节目,以至于一名士兵性消费模式在印尼是grouped进入消费”的海洋鱼at 22 . 10公斤capita /年,16 - brackish freshwater fish at。75公斤capita /年,新鲜的虾at 9。58 . kg / capita 4年and processed鱼amounted到22公斤capita /年。对鱼类生长的需求和贡献的影响是27.06%。从弹性城市来的代价是,所有的鱼都长得很正常,而且是负相关的。十字弹性规定了鱼群之间的不同关系。因此,政府下令,可以通过政策增加鱼的生产和有效分配,扩大鱼的生产和效率。我认为,由于鱼的内在需求和收入的变化,教育和促进政策的发展是必要的。
{"title":"ANALISIS POLA KONSUMSI DAN MODEL PERMINTAAN IKAN MENURUT KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA DI INDONESIA","authors":"Freshty Yulia Arthatiani, Nunung Kusnadi, H. Harianto","doi":"10.15578/JSEKP.V13I1.6967","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/JSEKP.V13I1.6967","url":null,"abstract":"ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pola konsumsi ikan di Indonesia dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ikan menurut karakteristik rumah tangga di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data SUSENAS yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik pada bulan Maret 2016. Pola konsumsi ikan dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan model permintaan ikan dianalisis dengan menggunakan pendekatan model Linnear Approximation Almost Ideal Demand System (LA/AIDS). Hasil riset menunjukkan bahwa pola konsumsi rumah tangga di Indonesia dikelompokkan menjadi konsumsi ikan air laut segar sebesar 22.10 kg/kapita/tahun, ikan air tawar/payau segar sebesar 16.75 kg/kapita/tahun, udang segar sebesar 9.58 kg/kapita/tahun dan ikan olahan sebesar 4.22 kg/kapita/tahun. Dugaan model permintaan memberikan hasil cukup baik dengan 82.15% dari semua peubah berpengaruh signifikan terhadap fungsi permintaan kelompok ikan dan koefisien determinasi sebesar 27.06%. Nilai elastisitas pendapatan mengindikasikan bahwa seluruh kelompok ikan merupakan barang normal dan ikan olahan cenderung inelastis, sedangkan dari nilai elastisitas harga menunjukkan tanda negatif yang sesuai dengan teori ekonomi. Nilai elastisitas silang antar kelompok ikan menunjukkan hubungan yang bervariasi antar kelompok. Implikasi kebijakan yang dapat disarankan untuk meningkatkan konsumsi ikan segar adalah dengan peningkatan ketersediaan ikan melalui kebijakan peningkatan produksi dan peningkatan efektifitas distribusi ikan. Kebijakan promosi dan edukasi masih diperlukan untuk meningkatkan konsumsi ikan olahan karena sifatnya yang inelastis terhadap perubahan harga dan pendapatan.Title: Analysis of Fish Consumption Patterns and Fish Demand Model Based on Household’s Characteristics in IndonesiaABSTRACTThis study aims to describe the pattern of fish consumption in Indonesia and to identify factors affecting household’s fish demand in Indonesia as well as estimating the elasticities of income and price. The data analyzed were mainly obtained from the SUSENAS Database-a nation social economy survey conduct by the Indonesian Bureau of Statistic (BPS- during march 2016. Fish consumption patterns were analyzed using descriptive statistical analysis, while fish demand models were analyzed by Linnear Approximation Almost Ideal Demand System (LA/AIDS). Research shows that household consumption patterns in Indonesia are grouped into consumption of marine fish at 22.10 kg / capita / year, freshwater/brackish fish at 16.75 kg / capita / year, fresh shrimp at 9.58 kg / capita / year and processed fish amounted to 4.22 kg / capita / year. The estimation of the demand model gives quite good results with82,15% of all variables have a significant effect on the demand function of fish groups and the coefficient of determination is 27.06%. The value of income elasticity showed that all fish groups are normal goods and were negatively related to prices. The cross elasticities s","PeriodicalId":333812,"journal":{"name":"Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan","volume":"122 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114773504","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-11-01DOI: 10.15578/jsekp.v13i1.6843
Maulana Firdaus, R. Rahadian
ABSTRAKPembangunan wilayah pesisir perbatasan menjadi sebuah tantangan besar karena selalu identik dengan ketertinggalan. Sektor perikanan dianggap telah teruji dan mampu menjadi mesin pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan sektor perikanan di wilayah perbatasan (Kalimantan Barat) Indonesia khususnya yang ada di Kabupaten Sambas. Pendekatan kebutuhan minimum dan analisis ”location quotient” digunakan dalam penelitian ini. Hasil analisis menunjukkan bahwa sektor perikanan di wilayah perbatasan Kalimantan Barat memiliki peranan yang besar. Besarnya peranan sektor perikanan ditunjukkan dengan nilai basis multiplier dari sektor perikanan sebesar1,09 dan nilai LQ sebesar 3,18. Pengembangan sektor perikanan di wilayah perbatasan memerlukan dukungan arah kebijakan dan infrastruktur sehingga sektor perikanan dapat menjadi sektor unggulandan penggerak pertumbuhan.The Role of Fisheres Sector in the Coastal Border Areas of West BorneoABSTRACTDevelopment of coastal border areas becomes a great challenge since it is identically the same with backwardness. Fisheries sector is considered capable to be the engine of economic growth. This study aims to identify the role of the fisheries sector in the border areas (West Borneo) of Indonesia particularly in Sambas district. The Minimum Requirement Approach (MRA) and Location Quotient (LQ) were used in this study. The analysis shows that fisheries sector in West Borneo border areas has asignificant role. It is indicated by the value of multiplier basis of the fishery sector in Sambas district of 1.09 and LQ of 3,18. Government policies and infrastructures are required to develop fisheries sector in the border areas in order to create a leading sector and economic trigger.
{"title":"PERAN SEKTOR PERIKANAN PADA WILAYAH PESISIR PERBATASAN KALIMANTAN BARAT","authors":"Maulana Firdaus, R. Rahadian","doi":"10.15578/jsekp.v13i1.6843","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/jsekp.v13i1.6843","url":null,"abstract":"ABSTRAKPembangunan wilayah pesisir perbatasan menjadi sebuah tantangan besar karena selalu identik dengan ketertinggalan. Sektor perikanan dianggap telah teruji dan mampu menjadi mesin pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan sektor perikanan di wilayah perbatasan (Kalimantan Barat) Indonesia khususnya yang ada di Kabupaten Sambas. Pendekatan kebutuhan minimum dan analisis ”location quotient” digunakan dalam penelitian ini. Hasil analisis menunjukkan bahwa sektor perikanan di wilayah perbatasan Kalimantan Barat memiliki peranan yang besar. Besarnya peranan sektor perikanan ditunjukkan dengan nilai basis multiplier dari sektor perikanan sebesar1,09 dan nilai LQ sebesar 3,18. Pengembangan sektor perikanan di wilayah perbatasan memerlukan dukungan arah kebijakan dan infrastruktur sehingga sektor perikanan dapat menjadi sektor unggulandan penggerak pertumbuhan.The Role of Fisheres Sector in the Coastal Border Areas of West BorneoABSTRACTDevelopment of coastal border areas becomes a great challenge since it is identically the same with backwardness. Fisheries sector is considered capable to be the engine of economic growth. This study aims to identify the role of the fisheries sector in the border areas (West Borneo) of Indonesia particularly in Sambas district. The Minimum Requirement Approach (MRA) and Location Quotient (LQ) were used in this study. The analysis shows that fisheries sector in West Borneo border areas has asignificant role. It is indicated by the value of multiplier basis of the fishery sector in Sambas district of 1.09 and LQ of 3,18. Government policies and infrastructures are required to develop fisheries sector in the border areas in order to create a leading sector and economic trigger.","PeriodicalId":333812,"journal":{"name":"Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115100406","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-11-01DOI: 10.15578/jsekp.v13i1.6860
Anthon Efani, Asfi Manzilati
ABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi implikasi sistem bagi hasil terhadap keberlanjutan usaha tambak udang. Dengan mengunakan pendekatan kulitatif, hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem bagi hasil telah mendorong usaha tambak udang lebih sustain. Terdapat dua hasil yang menarik yaitu, 1) Sistem penggajian memberikan jaminan biaya hidup bagi keluarga karyawan; 2) Sebagai mitra, ada persentase tertentu dari keuntungan pemilik yang diberikan kepada karyawan. Hal ini membuat karyawan bekerja dengan giat untuk mempertahankan usaha agar tetap berjalan dan berkembang. Sistem ini menjadikan kegiatan usaha tidak perlu pengawasan berlebih dari pemilik tambak. Jaminan biaya hidup dan bagi hasil diharapkan akan mendorong keberlanjutan usaha budidaya udang.Title: Implication of Sharing System Towards Business Sustainability(Study in Shrimp Culture, Bayeman Beach, Probolinggo) ABSTRACTThis study aims to identify the implication of sharing system toward shrimp-culture business sustainability. By using qualitative approach, the results show that sharing system has encouraged the sustainability of shrimp-culture business. There are two interesting results: (1) The payroll system gives a guaranteed living cost for employees’ family. (2) As a partner, there is a certain percentage of profit for employees. It leads the employee try hard to maintain the corporate to keep running and developing. This system makes business activities do not need excessive supervision from the owner. Living cost guarantee and expected return will encourage the sustainability of shrimp-culture business.
{"title":"IMPLIKASI SISTEM BAGI HASIL TERHADAP KEBERLANJUTAN USAHA (Studi Kasus di Tambak Udang, Pantai Bayeman, Probolinggo)","authors":"Anthon Efani, Asfi Manzilati","doi":"10.15578/jsekp.v13i1.6860","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/jsekp.v13i1.6860","url":null,"abstract":"ABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi implikasi sistem bagi hasil terhadap keberlanjutan usaha tambak udang. Dengan mengunakan pendekatan kulitatif, hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem bagi hasil telah mendorong usaha tambak udang lebih sustain. Terdapat dua hasil yang menarik yaitu, 1) Sistem penggajian memberikan jaminan biaya hidup bagi keluarga karyawan; 2) Sebagai mitra, ada persentase tertentu dari keuntungan pemilik yang diberikan kepada karyawan. Hal ini membuat karyawan bekerja dengan giat untuk mempertahankan usaha agar tetap berjalan dan berkembang. Sistem ini menjadikan kegiatan usaha tidak perlu pengawasan berlebih dari pemilik tambak. Jaminan biaya hidup dan bagi hasil diharapkan akan mendorong keberlanjutan usaha budidaya udang.Title: Implication of Sharing System Towards Business Sustainability(Study in Shrimp Culture, Bayeman Beach, Probolinggo) ABSTRACTThis study aims to identify the implication of sharing system toward shrimp-culture business sustainability. By using qualitative approach, the results show that sharing system has encouraged the sustainability of shrimp-culture business. There are two interesting results: (1) The payroll system gives a guaranteed living cost for employees’ family. (2) As a partner, there is a certain percentage of profit for employees. It leads the employee try hard to maintain the corporate to keep running and developing. This system makes business activities do not need excessive supervision from the owner. Living cost guarantee and expected return will encourage the sustainability of shrimp-culture business. ","PeriodicalId":333812,"journal":{"name":"Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124776955","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAKIkan layur memiliki nilai ekonomis penting dan tersebar hampir di seluruh wilayah di perairan Indonesia. Kegiatan pemanfaatan sumber daya layur telah memberikan kontribusi yang besar bagi sektorperikanan di Indonesia. Kebutuhan dan tingginya permintaan pasar terhadap ikan layur menyebabkan intensitas penangkapan ikan ini semakin meningkat. Produksi perikanan layur tersebut salah satunyadidaratkan di perairan Teluk Palabuhanratu. Peningkatan aktivitas tangkapan ikan layur di perairan Teluk Palabuhanratu apabila terjadi terus menerus tanpa adanya pengelolaan yang tepat, akan mengakibatkan terjadinya penurunan stok sumber daya ikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa keberlanjutanspesies layur dengan menggunakan analisa peluang dan tantangan pengelolaan perikanan layur berdasarkan indikator pengelolaan perikanan melalui pendekatan ekosistem/ ecosystem approach tofisheries management (EAFM). Hasil evaluasi kondisi pengelolaan perikanan layur di perairan Teluk Palabuhanratu didapatkan nilai rata rata indikator EAFM sebesar 68.1. Hal ini berarti kondisi perikananlayur di perairan Teluk Palabuhanratu termasuk dalam kategori sedang. Strategi pengelolaan ditentukan untuk indikator sumber daya ikan, habitat dan ekosistem, teknologi penangkapan ikan, ekonomi,sosial dan kelembagaan. Langkah taktis dibuat agar dapat mengimplementasikan strategi yang telah ditetapkan.Ecosystem Approach to Largehead hairtail (Trichiurus Lepturus (Linnaeus, 1758)) Management at Palabuhanratu BayABSTRACTLargehead hairtail has an important economic value and widely spread to almost across Indonesian water. The benefit of largehead hairtail resource highly contributes to fisheries sector inIndonesia. The increasing of market demand for Largehead hairtail leads to the increasing number ofits capture. Palabuhanratu is one of the landing port for Largehead hairtail. The continuous impropermanagement for Largehead hairtail, will cause declining offish stock. This study aims to analyze thesustainability of largehead hairtail species by using indicators of ecosystem approach to fisheries management (EAFM). Evaluation for Largehead hairtail management in Palabuhanratu bay results in EAFM score of 68.1. This score indicates that the condition of Largehead hairtail in Palabuhanratu bay isin medium category. Management strategy for Largehead hairtail in Palabuhanratu bay is determined forfish resources, habitats and ecosystems, fishing technology, economic, social and institutional indicator. Some actions should be carried out to ensure the implemention these management strategies.
ABSTRAKIkan layur有重要经济价值和印尼水域分布上几乎所有地区。layur资源开发活动对印尼sektorperikanan产生了巨大的贡献。对鱼的市场需求和需求量大layur引起这么大的捕捞强度增加。这些layur中的satunyadidaratkan Palabuhanratu湾水域渔业生产。在海湾水域捕鱼活动增加layur Palabuhanratu当不断发生在没有得到适当的管理,将导致股票下跌的鱼类资源。本研究旨在分析keberlanjutanspesies layur layur渔业管理用分析机遇和挑战根据通过渔业管理的生态系统方法指标/生态系统进近tofisheries管理》(EAFM)。layur Palabuhanratu湾水域渔业管理状况评估结果得到的平均价值指标1 EAFM 68万。这意味着perikananlayur条件在海湾水域Palabuhanratu包括的范畴。决心指标鱼资源管理策略、生境和生态系统渔业技术、经济、社会和体制。步骤制作,以便实施既定的战略战术。生态系统进近到Largehead hairtail (Trichiurus Lepturus(林奈,1758)管理at Palabuhanratu BayABSTRACTLargehead hairtail有重要的经济价值和印尼widely传播到几乎穿过水。largehead之权益hairtail研究资源强烈contributes fisheries inIndonesia区去。《市场要求为Largehead increasing hairtail却increasing ofits捕获当家》Palabuhanratu港是one of the landing for Largehead hairtail。威尔,《挑战》为Largehead impropermanagement hairtail因为declining offish证券。这个study aims to analyze thesustainability of largehead hairtail物种:用indicators of生态系统进近到fisheries管理》(EAFM)。调查员为Largehead hairtail管理在Palabuhanratu湾results in EAFM比分的1 68。这个分数indicates that the condition of Largehead hairtail在中等Palabuhanratu湾isin类别。管理个会为Largehead hairtail in Palabuhanratu湾is intended forfish资源,habitats ecosystems钓鱼技术,经济,社会和institutional指示器。一些行动会应该向这些主意吗《implemention carried out管理策略。
{"title":"PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN LAYUR (Trichiurus lepturus Linnaeus, 1758) DI PERAIRAN TELUK PALABUHANRATU DENGAN PENDEKATAN EKOSISTEM","authors":"Angga Airlangga, Mennofatria Boer, Zairion Zairion","doi":"10.15578/JSEKP.V13I1.6761","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/JSEKP.V13I1.6761","url":null,"abstract":"ABSTRAKIkan layur memiliki nilai ekonomis penting dan tersebar hampir di seluruh wilayah di perairan Indonesia. Kegiatan pemanfaatan sumber daya layur telah memberikan kontribusi yang besar bagi sektorperikanan di Indonesia. Kebutuhan dan tingginya permintaan pasar terhadap ikan layur menyebabkan intensitas penangkapan ikan ini semakin meningkat. Produksi perikanan layur tersebut salah satunyadidaratkan di perairan Teluk Palabuhanratu. Peningkatan aktivitas tangkapan ikan layur di perairan Teluk Palabuhanratu apabila terjadi terus menerus tanpa adanya pengelolaan yang tepat, akan mengakibatkan terjadinya penurunan stok sumber daya ikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa keberlanjutanspesies layur dengan menggunakan analisa peluang dan tantangan pengelolaan perikanan layur berdasarkan indikator pengelolaan perikanan melalui pendekatan ekosistem/ ecosystem approach tofisheries management (EAFM). Hasil evaluasi kondisi pengelolaan perikanan layur di perairan Teluk Palabuhanratu didapatkan nilai rata rata indikator EAFM sebesar 68.1. Hal ini berarti kondisi perikananlayur di perairan Teluk Palabuhanratu termasuk dalam kategori sedang. Strategi pengelolaan ditentukan untuk indikator sumber daya ikan, habitat dan ekosistem, teknologi penangkapan ikan, ekonomi,sosial dan kelembagaan. Langkah taktis dibuat agar dapat mengimplementasikan strategi yang telah ditetapkan.Ecosystem Approach to Largehead hairtail (Trichiurus Lepturus (Linnaeus, 1758)) Management at Palabuhanratu BayABSTRACTLargehead hairtail has an important economic value and widely spread to almost across Indonesian water. The benefit of largehead hairtail resource highly contributes to fisheries sector inIndonesia. The increasing of market demand for Largehead hairtail leads to the increasing number ofits capture. Palabuhanratu is one of the landing port for Largehead hairtail. The continuous impropermanagement for Largehead hairtail, will cause declining offish stock. This study aims to analyze thesustainability of largehead hairtail species by using indicators of ecosystem approach to fisheries management (EAFM). Evaluation for Largehead hairtail management in Palabuhanratu bay results in EAFM score of 68.1. This score indicates that the condition of Largehead hairtail in Palabuhanratu bay isin medium category. Management strategy for Largehead hairtail in Palabuhanratu bay is determined forfish resources, habitats and ecosystems, fishing technology, economic, social and institutional indicator. Some actions should be carried out to ensure the implemention these management strategies.","PeriodicalId":333812,"journal":{"name":"Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131189719","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-11-01DOI: 10.15578/JSEKP.V13I1.6915
Umi Muawanah, Sopian Hidayat
ABSTRAKProgam COREMAP (Coreal Reef Rehabilitation and Mangement) dicanangkan untuk merehabilitasi dan mengkonservasi terumbu karang di Indonesia. Tujuan dari program ini adalah untuk membantu masyarakat menghadapi dua masalah besar di Indonesia yang dihadapi oleh nelayan yang tinggal di pulau-pulau kecil dan pesisir yaitu: pengentasan kemiskinan dan degradasi karang. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi dampak program COREMAP II dari perspektif nelayan terhadap kondisi keanekaragaman hayati laut sebelum dan sesudah tahun proyek COREMAP II dengan membandingkan persepsi nelayan di daerah COREMAPII dan daerah control (Non-COREMAP II). Responden dalam penelitian ini sebanyak 684 rumah tangga nelayan di Indonesia Timur di Kabupaten Wakatobi, Pangkep dan Raja Ampat (sebagai situs COREMAP II), Muna, Makassar dan Kaimana (sebagai situs control). Survei yang dilakukan dari Januari hingga Maret 2016. Metode deskriptif stastik digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini menemukan bahwa menurut masyarakat pesisir yang kami survei, COREMAP II memberikan dampak positif terhadap kualitas dan biodiversitas ekosistem lautdibandingkan dengan wilayah Non-COREMAP II. Dampak positif ini merupakan salah satu pertanda bahwa program COREMAP II mempunyai potensi berkontribusi secara ekonomi dari perbaikan kualitas sumber daya perikanan dan ekosistem laut.Title: Coastal Communities Perception on the Impact of COREMAP II on Marine Ecosystem and Biodiversity in the Eastern Part of IndonesiaABSTRACTCoral Reef Rehabilitaiton and Management Program (COREMAP) was launched for reef conservation and rehabilition in Indonesia. The ultimate goal of this program is to encourage the coastal communities against two major issues of coastal communities across Indonesia: poverty alleviation and reef resource degradation. The objective of this study is to evaluate COREMAP II impact on marine and fishery resource condition based on people’s perception before and after the COREMAP II by comparing people’s perception both in COREMAP II areas and non-COREMAP II areas (control group). Total respondents were 684 households from eastern part of Indonesia: Wakatobi, Pangkep and Raja ampat (COREMAP areas), Muna, Makassar and Kaimana (control areas). The survey was conducted from January to March 2016. Descriptive statistical analysis was used in this study. This study discovered thatbased on coastal communities’ perception, COREMAP II contributes to positive impact toward quality and biodiversity of marine ecosystem compared to non-COREMAP II areas. This result indicates that COREMAP II gives an economic potential contribution for the impovement of fisheries resources and marine ecosystem.
{"title":"PERSEPSI DAMPAK COREMAP II TERHADAP EKOSISTEM DAN BIODIVERSITAS MASYARAKAT PESISIR EKOSISTEM DAN BIODIVERSITAS LAUT DI INDONESIA BAGIAN TIMUR","authors":"Umi Muawanah, Sopian Hidayat","doi":"10.15578/JSEKP.V13I1.6915","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/JSEKP.V13I1.6915","url":null,"abstract":"ABSTRAKProgam COREMAP (Coreal Reef Rehabilitation and Mangement) dicanangkan untuk merehabilitasi dan mengkonservasi terumbu karang di Indonesia. Tujuan dari program ini adalah untuk membantu masyarakat menghadapi dua masalah besar di Indonesia yang dihadapi oleh nelayan yang tinggal di pulau-pulau kecil dan pesisir yaitu: pengentasan kemiskinan dan degradasi karang. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi dampak program COREMAP II dari perspektif nelayan terhadap kondisi keanekaragaman hayati laut sebelum dan sesudah tahun proyek COREMAP II dengan membandingkan persepsi nelayan di daerah COREMAPII dan daerah control (Non-COREMAP II). Responden dalam penelitian ini sebanyak 684 rumah tangga nelayan di Indonesia Timur di Kabupaten Wakatobi, Pangkep dan Raja Ampat (sebagai situs COREMAP II), Muna, Makassar dan Kaimana (sebagai situs control). Survei yang dilakukan dari Januari hingga Maret 2016. Metode deskriptif stastik digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini menemukan bahwa menurut masyarakat pesisir yang kami survei, COREMAP II memberikan dampak positif terhadap kualitas dan biodiversitas ekosistem lautdibandingkan dengan wilayah Non-COREMAP II. Dampak positif ini merupakan salah satu pertanda bahwa program COREMAP II mempunyai potensi berkontribusi secara ekonomi dari perbaikan kualitas sumber daya perikanan dan ekosistem laut.Title: Coastal Communities Perception on the Impact of COREMAP II on Marine Ecosystem and Biodiversity in the Eastern Part of IndonesiaABSTRACTCoral Reef Rehabilitaiton and Management Program (COREMAP) was launched for reef conservation and rehabilition in Indonesia. The ultimate goal of this program is to encourage the coastal communities against two major issues of coastal communities across Indonesia: poverty alleviation and reef resource degradation. The objective of this study is to evaluate COREMAP II impact on marine and fishery resource condition based on people’s perception before and after the COREMAP II by comparing people’s perception both in COREMAP II areas and non-COREMAP II areas (control group). Total respondents were 684 households from eastern part of Indonesia: Wakatobi, Pangkep and Raja ampat (COREMAP areas), Muna, Makassar and Kaimana (control areas). The survey was conducted from January to March 2016. Descriptive statistical analysis was used in this study. This study discovered thatbased on coastal communities’ perception, COREMAP II contributes to positive impact toward quality and biodiversity of marine ecosystem compared to non-COREMAP II areas. This result indicates that COREMAP II gives an economic potential contribution for the impovement of fisheries resources and marine ecosystem.","PeriodicalId":333812,"journal":{"name":"Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128522091","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-11-01DOI: 10.15578/JSEKP.V13I1.6764
Kania Larasati Hartoyo, Anna Fariyanti, Suharno Suharno
ABSTRAKKecamatan Blanakan merupakan salah satu lokasi produksi udang vannamei di Jawa Barat dan menjadi salah satu lokasi penerapan progam revitalisasi tambak vannamei. Budi daya udang vannameimemiliki risiko produksi yang berasal dari faktor internal dan eksternal yang dapat terlihat pada fluktuasi produktivitas udang vannamei antar petambak. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis faktorfaktoryang memengaruhi produktivitas dan risiko produksi udang vannamei diKecamatan Blanakan. Pemilihan responden dilakukan dengan metodepurposive sampling sebanyak 70 petambak udang vannamei. Model Just and Pope digunakan untuk menganalisis risiko produksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel-variabel yang dapat meningkatkan produktivitas udang vannamei yaitu pakan, kaporit, bakteri, dan dummy musim. Variabel benur merupakan faktor yang meningkatkan risiko sedangkan bakteri, solar, dan dummy musim merupakan faktor yang mengurangi risiko. Petambak perlu berhati-hati dalam menentukan padat tebar benur pada setiap musim serta mengontrol penggunaan tenaga kerja untuk meminimumkan risiko produksi. Peningkatan pendidikan dan pelatihan diperlukan untuk meningkatkan kemampuan tenaga kerja dalam budi daya udang vannamei.Title: Risk and Improvement Strategy of Vannamei Shrimp Production In the Blanakan Sub-district Subang RegencyABSTRACTBlanakan sub-district is one of the region selected by Ministry of Marine and Fisheries to implement shrimp farm revitalization program and become one of the biggest vannamei shrimp producer in West Java Province. However, vannamei shrimp aquaculture also deals with production risk from internal and external factors indicated from fluctuations of each farmers’ productivity. The objectives of this researchare to analyze the factors influencing vannamei shrimp productivity and production risk in Blanakan sub-district. Data were purposively sampled from 70 vannamei shrimp farmers. Just and Pope model was used in production risk analysis. The results show that variables that would increase vannamei shrimp productivity are shrimp feed, disinfectant, probiotic, and season dummy. Variable of shrimp fry is risk inducing factors, while probiotic, diesel fuel, and season dummy are risk reducing factors. Farmers need to be careful in determining shrimp fry density on every seasons and controlling labor usage to minimize production risk. Education and training improvement are necessary to increase labors’ ability in vannamei shrimp aquaculture.
Blanakan是西爪哇省vannamei虾的生产地点之一,也是vannamei养殖场的应用地点之一。vannameiln虾场的生产风险来自内部和外部因素,这可以从观察到vannamei虾效率在农民之间的波动。这项研究的目的是分析影响vannamei虾产量和风险的因素因素。挑选受访者的方法是对70名渔民进行采样。Just和Pope的模型用来分析生产风险。研究结果表明,可以提高vannamei对虾的生产力的变量包括饲料、菌和假虾。变量是增加风险的因素,而细菌、太阳能和虚拟季节是降低风险的因素。农民在每个季节都要小心选择密度高的甘蔗,并控制劳动力使用,以减少生产风险。提高教育和培训是为了提高vannamei虾场的人工养殖能力所必需的。片名:风险》和《Blanakan虾池虾制作Improvement个会苏邦Sub-district RegencyABSTRACTBlanakan Sub-district是一号地区之selected by of Marine and Fisheries) to implement虾农场revitalization部门和项目成为最大的一号》虾池虾制片人Java在西部省。However, vannamei aquaculture也与来自个别农场产品的内部和外部因素的生产有关。这种研究的目的是分析会影响到旺那梅虾的结果和风险在布兰地区。这些数据是从70起凡纳梅虾法默斯中提取的。Just Pope的模特被用于生产风险分析。广告显示,各种各样的品种会增加香草美虾的产品是虾饲料、消毒剂、益生菌和四季。而益生菌、柴油燃料和令季节因素紧张的风险因素。农场工人需要在每个季节都要小心捕虾,并控制实验室进行最低限度的生产风险。教育和培训培训对增加水藻虾的能力是必要的。
{"title":"RISIKO DAN STRATEGI PENINGKATAN PRODUKSI UDANG VANNAMEI DI KECAMATAN BLANAKAN KABUPATEN SUBANG","authors":"Kania Larasati Hartoyo, Anna Fariyanti, Suharno Suharno","doi":"10.15578/JSEKP.V13I1.6764","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/JSEKP.V13I1.6764","url":null,"abstract":"ABSTRAKKecamatan Blanakan merupakan salah satu lokasi produksi udang vannamei di Jawa Barat dan menjadi salah satu lokasi penerapan progam revitalisasi tambak vannamei. Budi daya udang vannameimemiliki risiko produksi yang berasal dari faktor internal dan eksternal yang dapat terlihat pada fluktuasi produktivitas udang vannamei antar petambak. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis faktorfaktoryang memengaruhi produktivitas dan risiko produksi udang vannamei diKecamatan Blanakan. Pemilihan responden dilakukan dengan metodepurposive sampling sebanyak 70 petambak udang vannamei. Model Just and Pope digunakan untuk menganalisis risiko produksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel-variabel yang dapat meningkatkan produktivitas udang vannamei yaitu pakan, kaporit, bakteri, dan dummy musim. Variabel benur merupakan faktor yang meningkatkan risiko sedangkan bakteri, solar, dan dummy musim merupakan faktor yang mengurangi risiko. Petambak perlu berhati-hati dalam menentukan padat tebar benur pada setiap musim serta mengontrol penggunaan tenaga kerja untuk meminimumkan risiko produksi. Peningkatan pendidikan dan pelatihan diperlukan untuk meningkatkan kemampuan tenaga kerja dalam budi daya udang vannamei.Title: Risk and Improvement Strategy of Vannamei Shrimp Production In the Blanakan Sub-district Subang RegencyABSTRACTBlanakan sub-district is one of the region selected by Ministry of Marine and Fisheries to implement shrimp farm revitalization program and become one of the biggest vannamei shrimp producer in West Java Province. However, vannamei shrimp aquaculture also deals with production risk from internal and external factors indicated from fluctuations of each farmers’ productivity. The objectives of this researchare to analyze the factors influencing vannamei shrimp productivity and production risk in Blanakan sub-district. Data were purposively sampled from 70 vannamei shrimp farmers. Just and Pope model was used in production risk analysis. The results show that variables that would increase vannamei shrimp productivity are shrimp feed, disinfectant, probiotic, and season dummy. Variable of shrimp fry is risk inducing factors, while probiotic, diesel fuel, and season dummy are risk reducing factors. Farmers need to be careful in determining shrimp fry density on every seasons and controlling labor usage to minimize production risk. Education and training improvement are necessary to increase labors’ ability in vannamei shrimp aquaculture.","PeriodicalId":333812,"journal":{"name":"Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130354618","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-11-01DOI: 10.15578/JSEKP.V13I1.6959
Cornelia Mirwantini Witomo, Andrian Ramadhan
ABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung potensi ekonomi pariwisata Kabupaten Pulau Morotai. Kabupaten Pulau Morotai sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Bahari menjadikan pariwisata sebagai salah satu sumber pemasukan daerah karena atraksi wisata yang ada berdasarkan potensi sumber daya alam dan peninggalan sejarah. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif metode deskritif dan desk study. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis benefit transfer dari hasil penelitian sebelumnya di Kabupaten Pulau Morotai yang menggunakan metode travel cost method (TCM). Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, daya tarik wisata di Kabupaten Pulau Morotai adalah wisata alam seperti wisata alam bawah laut, wisata pantai serta wisata budaya dari hasil peninggalan sejarah diantaranya peninggalansejarah Perang Dunia II. Berdasarkan hasil perhitungan daya tarik wisata di Kabupaten Pulau Morotai potensi ekonomi Pariwisata Kabupaten Pulau Morotai adalah Rp13.295.140.000. Nilai ini disumbang dari wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Kabupaten Pulau Morotai selama 4 -11 hari. Memasukan potensi ekonomi dalam dokumen perencanaan pengembangan pariwisata Kabupaten Pulau Morotai merupakan salah satu dasar dasar untuk membuka pintu investasi baik untuk menanamkan modal dalam pengembangan pariwisata.Title: Economic Potential of Tourism at the Morotai Island RegencyABSTRACTThis research aims to calculate economic potential of tourism at Morotai Island Regency. Regency of Morotai has tourist attraction due to its natural resources and historical heritage. It is branded as Special Economic Zone (KEK) of Marine Tourism and make tourism as one of the source of its regional income. This research used descriptive qualitative and desk study method. The data is analyzed using benefit transfer analysis from the previous research which uses travel cost method (TCM). Based on interview and observation, marine tourism such as underwater travel, beach and cultural attraction, is a leading tourist attraction at Morotai Island Regency. Tourist attraction calculates the number of economic potential of tourism at Regency of Morotai Island amount IDR 13.295.140.000. It is contributed mostly from domestic and foreign travelers who traveled to Morotai Island for 4 to 11 days. Therefore, economic potential of tourism will lead to investment in tourism development.
这项研究的动机是计算莫罗泰岛旅游业的经济潜力。莫罗泰区是海洋旅游的主要经济来源,其吸引力基于自然资源和历史遗产。本研究采用的方法是台式定性方法研究和台式研究。本efit的数据分析与之前在Morotai区使用的旅行方法TCM的研究结果进行了转述。根据采访和观察,莫罗泰县的旅游业是一种自然的旅行,如海底旅游、海滩旅游和文化旅游,这些都是二战遗留下来的历史遗迹。根据莫罗泰区经济旅游潜力指数的结果,莫罗泰区是rp1329514万欧元。这些分数由国内和外国游客组成,他们在Morotai地区旅游了4 -11天。在莫罗泰岛旅游业发展部规划文件中引入经济潜力,是为资本投资发展奠定基础的。标题:Morotai Island RegencyABSTRACTThis research to calculate econolate Economic潜力在Morotai Island Regency。Morotai摄政对其自然资源和历史遗产的吸引力。它被标记为海洋旅游的特别经济区,并将其作为其区域收入的来源之一。这个研究使用了descrive和desk研究方法。数据分析使用本体传输分析来自学前干细胞研究的高级方法。基于采访和观察,美国海军旅游业水下旅行,海滩和文化吸引,是莫罗泰岛的一种吸引游客的方式。最吸引人的是摩洛泰岛崛起的数字数字imount IDR 1329514万。从国内和国外旅行到莫罗泰岛的时间最长是4到11天。因此,经济潜力将导致对旅游业发展的投资。
{"title":"POTENSI EKONOMI PARIWISATA KABUPATEN PULAU MOROTAI","authors":"Cornelia Mirwantini Witomo, Andrian Ramadhan","doi":"10.15578/JSEKP.V13I1.6959","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/JSEKP.V13I1.6959","url":null,"abstract":"ABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung potensi ekonomi pariwisata Kabupaten Pulau Morotai. Kabupaten Pulau Morotai sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Bahari menjadikan pariwisata sebagai salah satu sumber pemasukan daerah karena atraksi wisata yang ada berdasarkan potensi sumber daya alam dan peninggalan sejarah. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif metode deskritif dan desk study. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis benefit transfer dari hasil penelitian sebelumnya di Kabupaten Pulau Morotai yang menggunakan metode travel cost method (TCM). Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, daya tarik wisata di Kabupaten Pulau Morotai adalah wisata alam seperti wisata alam bawah laut, wisata pantai serta wisata budaya dari hasil peninggalan sejarah diantaranya peninggalansejarah Perang Dunia II. Berdasarkan hasil perhitungan daya tarik wisata di Kabupaten Pulau Morotai potensi ekonomi Pariwisata Kabupaten Pulau Morotai adalah Rp13.295.140.000. Nilai ini disumbang dari wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Kabupaten Pulau Morotai selama 4 -11 hari. Memasukan potensi ekonomi dalam dokumen perencanaan pengembangan pariwisata Kabupaten Pulau Morotai merupakan salah satu dasar dasar untuk membuka pintu investasi baik untuk menanamkan modal dalam pengembangan pariwisata.Title: Economic Potential of Tourism at the Morotai Island RegencyABSTRACTThis research aims to calculate economic potential of tourism at Morotai Island Regency. Regency of Morotai has tourist attraction due to its natural resources and historical heritage. It is branded as Special Economic Zone (KEK) of Marine Tourism and make tourism as one of the source of its regional income. This research used descriptive qualitative and desk study method. The data is analyzed using benefit transfer analysis from the previous research which uses travel cost method (TCM). Based on interview and observation, marine tourism such as underwater travel, beach and cultural attraction, is a leading tourist attraction at Morotai Island Regency. Tourist attraction calculates the number of economic potential of tourism at Regency of Morotai Island amount IDR 13.295.140.000. It is contributed mostly from domestic and foreign travelers who traveled to Morotai Island for 4 to 11 days. Therefore, economic potential of tourism will lead to investment in tourism development.","PeriodicalId":333812,"journal":{"name":"Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan","volume":"171 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123362578","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-11-01DOI: 10.15578/JSEKP.V13I1.6851
Siska Salatan, Victoria E. N. Manoppo, Suria Darwisito
ABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah menentukan strategi pemberdayaan masyarakat nelayan soma pajeko di Kecamatan Salibabu Kabupaten kepulauan Talaud. Metode analisis yang digunakan adalah analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat). Analisis SWOT mempertimbangkan faktor lingkungan internal kekuatan (strength) dan kelemahan (weaknesses). Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberdayaan masyarakat yang paling tepat diterapkan untuk nelayan soma pajeko yaitu (1). Pembangunan/pengoperasian sarana prasarana usaha perikanan, 2) Memberikan akses modal pengembangan usaha, 3) Pendekatan akses perbankan 4) Kebijakan distribusi BBM khususnelayan 5) Pelatihan pengolahan ikan pasca panen, dan 6) Adanya diversifikasi pekerjaan pada nelayan disaat cuaca buruk/ tidak melaut.Title: Strategy for Empowering Purse Seine Fisher’s Community in the Salibabu District of Talaud Islands Regency, North Sulawesi ProvinceABSTRACTThis research aims to determine the empowerment strategy of Purse Seine fisher’s in Salibabu sub district of Talaud Regency. Data were analyzed using SWOT analysis (Strength, Weakness, Opportunity, Threat). SWOT analysis considers the strength and weakness of internal environmental factor. This analysis is constructed upon logical comprehension to maximize the strengths and opportunities, but simultaneously minimize the weaknesses and threats. Results of the research suggests the most applicable empowerment toward Purse Seine fishers are: (1). development/operation of fishery infrastructure, (2) acces to business capital, (3) approach to banking access (4) distribution of fishery fuel policy (5) Post-harvest fish processing training, and; 6) Alternative income for the fishers during bad weather.
从这项研究是确定社会赋权策略ABSTRAKTujuan街道Salibabu县渔民soma pajeko塔罗群岛。采用的分析方法是SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat)分析。SWOT分析考虑内部环境因素(力量)和劣势(weaknesses)的力量。可以最大化的分析是基于逻辑的力量(strengths)和机会(opportunities),但同时可以减少弱点(weaknesses)和(威胁)的威胁。研究结果显示,最合适的申请社会赋权渔民soma pajeko(1)。渔业基础设施建造-操作手段努力,2)给企业发展资本通道,3)4)分配政策BBM银行存取方法khususnelayan 5)培训收获后加工鱼,以及6)分化工作在恶劣天气的时候-不出海渔民。片名:个会Empowering的钱包塞纳河费舍尔的《特区Salibabu塔罗群岛丽晶社区,北苏拉威西ProvinceABSTRACTThis research aims to个重大《empowerment个会钱包塞纳河的费舍尔在塔罗丽晶特区Salibabu潜艇。用SWOT分析(拼搏,数据是analyzed弱点、机会、威胁)。SWOT分析considers内部环境因子的力量和弱点。这个分析是constructed镇逻辑comprehension to maximize《weaknesses strengths and opportunities,但simultaneously最小化和威胁。《头号applicable Results of the research suggests empowerment toward钱包塞纳河fishers是:(1)。发展- fishery基础设施的行动,(2)访问商业资本,(3)接近的地方去参加银行access (4) distribution of fishery燃油政策(5)Post-harvest鱼加工培训,和;6)在恶劣天气里对fishers的替代态度。
{"title":"STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN SOMA PAJEKO DI KECAMATAN SALIBABU KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD SULAWESI UTARA","authors":"Siska Salatan, Victoria E. N. Manoppo, Suria Darwisito","doi":"10.15578/JSEKP.V13I1.6851","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/JSEKP.V13I1.6851","url":null,"abstract":"ABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah menentukan strategi pemberdayaan masyarakat nelayan soma pajeko di Kecamatan Salibabu Kabupaten kepulauan Talaud. Metode analisis yang digunakan adalah analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat). Analisis SWOT mempertimbangkan faktor lingkungan internal kekuatan (strength) dan kelemahan (weaknesses). Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberdayaan masyarakat yang paling tepat diterapkan untuk nelayan soma pajeko yaitu (1). Pembangunan/pengoperasian sarana prasarana usaha perikanan, 2) Memberikan akses modal pengembangan usaha, 3) Pendekatan akses perbankan 4) Kebijakan distribusi BBM khususnelayan 5) Pelatihan pengolahan ikan pasca panen, dan 6) Adanya diversifikasi pekerjaan pada nelayan disaat cuaca buruk/ tidak melaut.Title: Strategy for Empowering Purse Seine Fisher’s Community in the Salibabu District of Talaud Islands Regency, North Sulawesi ProvinceABSTRACTThis research aims to determine the empowerment strategy of Purse Seine fisher’s in Salibabu sub district of Talaud Regency. Data were analyzed using SWOT analysis (Strength, Weakness, Opportunity, Threat). SWOT analysis considers the strength and weakness of internal environmental factor. This analysis is constructed upon logical comprehension to maximize the strengths and opportunities, but simultaneously minimize the weaknesses and threats. Results of the research suggests the most applicable empowerment toward Purse Seine fishers are: (1). development/operation of fishery infrastructure, (2) acces to business capital, (3) approach to banking access (4) distribution of fishery fuel policy (5) Post-harvest fish processing training, and; 6) Alternative income for the fishers during bad weather.","PeriodicalId":333812,"journal":{"name":"Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan","volume":"64 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128567589","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2017-06-18DOI: 10.15578/marina.v2i2.7421
Ilham Ferbiansyah
{"title":"Front and Back Matter","authors":"Ilham Ferbiansyah","doi":"10.15578/marina.v2i2.7421","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/marina.v2i2.7421","url":null,"abstract":"","PeriodicalId":333812,"journal":{"name":"Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-06-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114082885","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}