首页 > 最新文献

Uti Possidetis: Journal of International Law最新文献

英文 中文
Perjanjian Investasi Bilateral: Self-Judging Sebagai Solusi? 双边投资协议:以自我评价为解决方案?
Pub Date : 2022-10-11 DOI: 10.22437/up.v3i3.19436
Sakina Fakhriah, Ari Afriansyah
This article was prepared to formulate a strategy for formulating the drafting of exclusion clauses in bilateral investment treaties and legal policies that are in accordance with national security without violating international law. In its preparation, doctrinal legal research with legal objects is used which is conceptualized as a statutory rule based on the doctrine of positivism (normative juridical) schools. In the Discussion, it was found that Host Country has several options in implementing policies that put forward the national interest such as, asserting rights in agreements in good faith, including exceptions expressly, establishing definitions appropriately in agreements, mentioning special clause categories in agreements, conducting evaluations in a reasonable manner and self-judging. However, of the seven options already mentioned, self-judging is the most profitable option for host countries in implementing policies that orientate national interests. The self-judging clause is the choice of host country for two reasons. First, the clause gives the state discretion to unilaterally opt-out of international obligations and secondly, the evaluation of the elements for opt-out is not set out completely objectively from an external point of view, but only from the point of view of the state concerned.
编写此条是为了制订一项战略,以便在符合国家安全而又不违反国际法的情况下,拟订双边投资条约和法律政策中的排除条款。在其准备过程中,运用了具有法律客体的理论法学研究,并将其概念化为基于实证主义(规范法学)学派学说的成文法规则。在讨论中发现,东道国在执行提出国家利益的政策时有几个选择,如在协议中善意地主张权利,包括明确的例外,在协议中适当地确定定义,在协议中提及特殊条款类别,以合理的方式进行评估和自我判断。然而,在前面提到的七个选择中,自我判断是东道国在执行以国家利益为导向的政策时最有利的选择。自判条款是东道国的选择,有两个原因。首先,该条款赋予了国家单方面选择退出国际义务的自由裁量权;其次,对选择退出要素的评价并非完全客观地从外部的角度出发,而只是从有关国家的角度出发。
{"title":"Perjanjian Investasi Bilateral: Self-Judging Sebagai Solusi?","authors":"Sakina Fakhriah, Ari Afriansyah","doi":"10.22437/up.v3i3.19436","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/up.v3i3.19436","url":null,"abstract":"This article was prepared to formulate a strategy for formulating the drafting of exclusion clauses in bilateral investment treaties and legal policies that are in accordance with national security without violating international law. In its preparation, doctrinal legal research with legal objects is used which is conceptualized as a statutory rule based on the doctrine of positivism (normative juridical) schools. In the Discussion, it was found that Host Country has several options in implementing policies that put forward the national interest such as, asserting rights in agreements in good faith, including exceptions expressly, establishing definitions appropriately in agreements, mentioning special clause categories in agreements, conducting evaluations in a reasonable manner and self-judging. However, of the seven options already mentioned, self-judging is the most profitable option for host countries in implementing policies that orientate national interests. The self-judging clause is the choice of host country for two reasons. First, the clause gives the state discretion to unilaterally opt-out of international obligations and secondly, the evaluation of the elements for opt-out is not set out completely objectively from an external point of view, but only from the point of view of the state concerned.","PeriodicalId":336517,"journal":{"name":"Uti Possidetis: Journal of International Law","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125371342","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Beijing Treaty on Audiovisual Performances: Sudah Konsistenkah Hukum Indonesia Pasca Ratifikasi? 北京对视听表现的意见:经批准后印尼法律是否一致?
Pub Date : 2022-06-16 DOI: 10.22437/up.v3i2.17180
Tia Andiani, Retno Kusniati
Artikel ini membahas komitmen Indonesia dalam memberikan kepastian hukum terhadap pertunjukan audiovisual di Indonesia. Artikel ini menyimpulkan bahwa belum ada konsistensi hukum Indonesia dalam memberikan perlindungan hukum pertunjukan audiovisual performance yang sudah diratifikasi oleh Indonesia melalui Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2020 atas instrumen hukum internasional Beijing Treaty. Dengan dikeluarkannya Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2020 tidak serta merta memberikan legitimasi untuk menerapkan kaidah tersebut ke dalam hukum nasional Indonesia. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pengembangan hukum dengan membentuk atau merubah undang-undang hak cipta sesuai dengan substansi kewajiban negara dalam Beijing Treaty demi perlindungan semua pihak yang terlibat dalam pertunjukan audiovisual perfomance.
这篇文章讨论了印尼对视听节目的法律保证的承诺。这篇文章的结论是,印尼在保护北京Treaty国际法律仪器第2号批准的视听表现方面还没有法律一致性。2020年总统任期的发布并没有为将该法典纳入印尼国家法律提供合法性。因此,我们必须根据北京Treaty中国家的责任实质来制定或修改版权法,以保护所有参与视听表演的人。
{"title":"Beijing Treaty on Audiovisual Performances: Sudah Konsistenkah Hukum Indonesia Pasca Ratifikasi?","authors":"Tia Andiani, Retno Kusniati","doi":"10.22437/up.v3i2.17180","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/up.v3i2.17180","url":null,"abstract":"Artikel ini membahas komitmen Indonesia dalam memberikan kepastian hukum terhadap pertunjukan audiovisual di Indonesia. Artikel ini menyimpulkan bahwa belum ada konsistensi hukum Indonesia dalam memberikan perlindungan hukum pertunjukan audiovisual performance yang sudah diratifikasi oleh Indonesia melalui Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2020 atas instrumen hukum internasional Beijing Treaty. Dengan dikeluarkannya Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2020 tidak serta merta memberikan legitimasi untuk menerapkan kaidah tersebut ke dalam hukum nasional Indonesia. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pengembangan hukum dengan membentuk atau merubah undang-undang hak cipta sesuai dengan substansi kewajiban negara dalam Beijing Treaty demi perlindungan semua pihak yang terlibat dalam pertunjukan audiovisual perfomance.","PeriodicalId":336517,"journal":{"name":"Uti Possidetis: Journal of International Law","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125322605","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Eksistensi Takhta Suci Vatikan: Relevansinya terhadap Penundukan Diri Suatu Negara 梵蒂冈神圣宝座的存在:它与国家统一的关系
Pub Date : 2022-06-16 DOI: 10.22437/up.v3i2.18059
Yustinus Stevanus Yanubi, Josina Augustina Yvonne Wattimena, J. S. F. Peilouw
Artikel ini membahas mengenai eksistensi Takhta Suci dalam masyarakat internasional khususnya dalam hal spiritual keagamaan untuk melakukan penunjukan uskup sebagai bagian dari haknya sebagai subjek hukum internasional. Eksistensi Takhta Suci sebagai subjek hukum internasional diakui lewat pengakuan negara-negara terhadap keputusan penunjukan uskup oleh Paus. Keputusan penunjukan uskup oleh Paus pada dasarnya dapat membuat negara-negara melakukan penundukan diri. Hal itu tergambar dalam berbagai bentuk pengakuan oleh negara-negara seperti pengakuan hukum positif, pengakuan politik, dan pengakuan diam-diam. Dalam konteks kasus dengan pemerintah Tiongkok dapat diketahui bahwa Tiongkok telah melakukan pengakuan diam-diam terhadap wewenang Paus dalam menunjuk uskup. Sehingga dengan tegas dapat dikatakan pengakuan tersebut merupakan penghormatan terhadap hak Takhta Suci sesuai hukum internasional.
这篇文章讨论了神圣的宝座在国际社会的存在,特别是在宗教精神上的存在,任命主教为其作为国际法主题的一部分。作为国际法主题的神圣宝座的存在,各国通过承认教皇任命主教的决定而得到承认。教皇任命主教的决定基本上可以促使各国下台。它以各种形式被国家承认,如积极的法律承认、政治承认和秘密承认。在中国政府的案例中,可以看出中国在任命主教时已对教皇权威进行了秘密承认。因此,可以肯定地说,这一承认是对神圣宝座根据国际法的权利的一种尊重。
{"title":"Eksistensi Takhta Suci Vatikan: Relevansinya terhadap Penundukan Diri Suatu Negara","authors":"Yustinus Stevanus Yanubi, Josina Augustina Yvonne Wattimena, J. S. F. Peilouw","doi":"10.22437/up.v3i2.18059","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/up.v3i2.18059","url":null,"abstract":"Artikel ini membahas mengenai eksistensi Takhta Suci dalam masyarakat internasional khususnya dalam hal spiritual keagamaan untuk melakukan penunjukan uskup sebagai bagian dari haknya sebagai subjek hukum internasional. Eksistensi Takhta Suci sebagai subjek hukum internasional diakui lewat pengakuan negara-negara terhadap keputusan penunjukan uskup oleh Paus. Keputusan penunjukan uskup oleh Paus pada dasarnya dapat membuat negara-negara melakukan penundukan diri. Hal itu tergambar dalam berbagai bentuk pengakuan oleh negara-negara seperti pengakuan hukum positif, pengakuan politik, dan pengakuan diam-diam. Dalam konteks kasus dengan pemerintah Tiongkok dapat diketahui bahwa Tiongkok telah melakukan pengakuan diam-diam terhadap wewenang Paus dalam menunjuk uskup. Sehingga dengan tegas dapat dikatakan pengakuan tersebut merupakan penghormatan terhadap hak Takhta Suci sesuai hukum internasional.","PeriodicalId":336517,"journal":{"name":"Uti Possidetis: Journal of International Law","volume":"23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121492435","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Legitimasi Hukuman Mati: Perlukah Mandatory Consular Notification Antar Negara?
Pub Date : 2022-06-16 DOI: 10.22437/up.v3i2.17565
Lendra Fatriani, Bernard Sipahutar
Artikel ini mempertanyakan bagaimana praktik Mandatory Consular Notification yang diterapkan oleh Kerajaan Arab Saudi terhadap Indonesia dalam menyelamatkan tenaga kerja yang dijatuhi hukuman mati. Mandatory Consular Notification adalah hak untuk memperoleh informasi dan akses terkait perwakilan negara atas warga negaranya serta hak warga negara atas staf perwakilan negara. Ini merupakan pedoman utama dalam tata laksana hubungan internasional yang telah diatur di Pasal 36 dan Pasal 37 Konvensi Wina 1963. Dalam pelaksanaannya, Kerajaan Arab Saudi tidak melakukan Mandatory Consular Notification sesuai ketentuan yang berlaku. Oleh karena itu Indonesia perlu memastikan upaya-upaya perlindungan hukum  terhadap tenaga kerjanya dengan cara melakukan Memorandum of Understanding dengan Kerajaan Arab Saudi. Selain itu, Indonesia juga perlu mengupayakan langkah hukum lain khususnya dalam bentuk perjanjian agar tercipta kepastian hukum diantara negara pihak.
这篇文章质疑沙特王国在拯救被判死刑的劳动力时对印尼实行的Mandatory Consular Notification的做法。Mandatory Consular Notification是获得国家公民的信息和相关访问以及国家代表人员的公民权利的权利。这是1963年《维也纳公约》第36条和第37条制定的国际关系的主要指导方针。在这样做的过程中,沙特王室不按照规定执行任何命令通知。因此,印度尼西亚需要通过与沙特王室的一份了解备忘录来确保法律保护其就业的努力。此外,印度尼西亚还需要寻求另一项法律步骤,特别是协议的形式,以确保各方之间的法律确定性。
{"title":"Legitimasi Hukuman Mati: Perlukah Mandatory Consular Notification Antar Negara?","authors":"Lendra Fatriani, Bernard Sipahutar","doi":"10.22437/up.v3i2.17565","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/up.v3i2.17565","url":null,"abstract":"Artikel ini mempertanyakan bagaimana praktik Mandatory Consular Notification yang diterapkan oleh Kerajaan Arab Saudi terhadap Indonesia dalam menyelamatkan tenaga kerja yang dijatuhi hukuman mati. Mandatory Consular Notification adalah hak untuk memperoleh informasi dan akses terkait perwakilan negara atas warga negaranya serta hak warga negara atas staf perwakilan negara. Ini merupakan pedoman utama dalam tata laksana hubungan internasional yang telah diatur di Pasal 36 dan Pasal 37 Konvensi Wina 1963. Dalam pelaksanaannya, Kerajaan Arab Saudi tidak melakukan Mandatory Consular Notification sesuai ketentuan yang berlaku. Oleh karena itu Indonesia perlu memastikan upaya-upaya perlindungan hukum  terhadap tenaga kerjanya dengan cara melakukan Memorandum of Understanding dengan Kerajaan Arab Saudi. Selain itu, Indonesia juga perlu mengupayakan langkah hukum lain khususnya dalam bentuk perjanjian agar tercipta kepastian hukum diantara negara pihak.","PeriodicalId":336517,"journal":{"name":"Uti Possidetis: Journal of International Law","volume":"215 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114973533","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Pengantin Pesanan (Mail-Brides Order): Solusi atau Pelanggaran HAM? 邮购新娘:解决方案还是侵犯人权?
Pub Date : 2022-06-16 DOI: 10.22437/up.v3i2.17917
Defri Wim Khameswara, Budi Ardianto
Artikel ini membahas mengenai tanggung jawab negara dalam menghapus praktik perdagangan orang. Salah satu bentuk praktik tersebut adalah mail-brides order. Kebijakan one child policy di Tiongkok menjadi salah satu penyebab. Sementara, adanya kesamaan budaya dan faktor ekonomi menjadikan Singkawang sebagai lokasi transaksi mail-brides order. Untuk mengatasi hal tersebut, Indonesia telah meratifikasi Protokol Palermo dengan membentuk Undang-Undang Nomor 14 tahun 2009 tentang  Protokol untuk Mencegah, Menindak, dan Menghukum Perdagangan Orang, Terutama Perempuan dan Anak-Anak, Melengkapi Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Menentang Tindak Pidana Transnasional yang Terorganisasi. Pelanggaran yang terjadi di Singkawang merupakan bentuk perdagangan orang yang menggunakan 2 cara menurut pasal 5 dan 6 dalam UU tersebut. Oleh karena itu, hal ini akan menjadi penghalang bagi penegak hukum dalam melacak dan memberantas kejahatan perdagangan orang, khususnya terhadap korban dibawah umur atau anak-anak.
这篇文章讨论了国家消除人贩子行为的责任。这种做法的一种形式是邮购订单。中国的一项儿童政策是原因之一。与此同时,文化相似性和经济因素使新加坡成为销售邮购的地点。为了解决这一问题,印度尼西亚于2009年起草了《巴勒莫议定书》第14条,规定要补充联合国反对有组织的跨国罪行公约,防止、镇压和惩罚人口贩运,特别是妇女和儿童。在Singkawang发生的违规行为是根据该法案第5条和第6条使用2种方式的个人交易形式。因此,这将妨碍执法部门追踪和消灭人口贩卖犯罪,特别是针对未成年人或儿童。
{"title":"Pengantin Pesanan (Mail-Brides Order): Solusi atau Pelanggaran HAM?","authors":"Defri Wim Khameswara, Budi Ardianto","doi":"10.22437/up.v3i2.17917","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/up.v3i2.17917","url":null,"abstract":"Artikel ini membahas mengenai tanggung jawab negara dalam menghapus praktik perdagangan orang. Salah satu bentuk praktik tersebut adalah mail-brides order. Kebijakan one child policy di Tiongkok menjadi salah satu penyebab. Sementara, adanya kesamaan budaya dan faktor ekonomi menjadikan Singkawang sebagai lokasi transaksi mail-brides order. Untuk mengatasi hal tersebut, Indonesia telah meratifikasi Protokol Palermo dengan membentuk Undang-Undang Nomor 14 tahun 2009 tentang  Protokol untuk Mencegah, Menindak, dan Menghukum Perdagangan Orang, Terutama Perempuan dan Anak-Anak, Melengkapi Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Menentang Tindak Pidana Transnasional yang Terorganisasi. Pelanggaran yang terjadi di Singkawang merupakan bentuk perdagangan orang yang menggunakan 2 cara menurut pasal 5 dan 6 dalam UU tersebut. Oleh karena itu, hal ini akan menjadi penghalang bagi penegak hukum dalam melacak dan memberantas kejahatan perdagangan orang, khususnya terhadap korban dibawah umur atau anak-anak.","PeriodicalId":336517,"journal":{"name":"Uti Possidetis: Journal of International Law","volume":"109 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129465856","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Perlindungan Hukum Terhadap Anak Yang Berada Di Wilayah Perang Menurut Konvensi Jenewa 1949 Dengan Protokol Tambahan 1977 根据1949年日内瓦公约,在1977年的附加协议下,保护处于战争状态的儿童
Pub Date : 2022-06-16 DOI: 10.22437/up.v3i2.14475
Intan Amini, Dony Yusra Perbrianto
Artikel ini membahas bagaimana perlindungan terhadap anak-anak yang berada di wilayah konflik bersenjata. Perlindungan anak telah diatur pada Konvensi Jenewa 1949, Protokol Tambahan 1977, International Convention on The Rights of  Childs 1989, Optional Protocol on Involvent of Children in Armed Conflict 2000. Namun, para pihak yang berkonflik masih melanggar prinsip pembedaan, prinsip pembatasan, prinsip keseimbangan, dan prinsip perlindungan yang berlaku dalam hukum humaniter internasional.  Padahal, Hukum Humaniter  melarang penduduk sipil dijadikan sebagai objek kekerasan dan wajib diberikan  perlindungan  dari segala hal yang berkaitan dengan peperangan. Sedangkan kombatan dapat dijadikan objek kekerasan saat berperang tetapi tetap wajib  diberikan perlindungan ketika menjadi tawanan perang. Sebagai bentuk tanggung jawab negara, maka sanksi pidana dan ganti rugi perlu diterapkan demi menjamin kepastian hukum dan memberikan keadilan bagi para pihak yang menjadi korban menurut hukum humaniter.
这篇文章讨论了如何保护在武装冲突地区的儿童。儿童保护规定于1949年日内瓦公约,1977年国际儿童权利公约,《儿童权利公约》,可选的2000年限制儿童参与协议。然而,冲突各方仍然违反国际人道主义法中普遍存在的隔离原则、限制原则、平衡原则和保护原则。事实上,人道主义法律禁止平民成为暴力对象,并要求保护他们免受一切与战争有关的东西的伤害。然而,战斗人员在战斗中可以作为暴力的对象,但在俘虏时仍然有义务提供保护。作为国家责任的一种形式,有必要实施惩罚性惩罚和惩罚性赔偿,以确保法律的确定性和对受害者的公正。
{"title":"Perlindungan Hukum Terhadap Anak Yang Berada Di Wilayah Perang Menurut Konvensi Jenewa 1949 Dengan Protokol Tambahan 1977","authors":"Intan Amini, Dony Yusra Perbrianto","doi":"10.22437/up.v3i2.14475","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/up.v3i2.14475","url":null,"abstract":"Artikel ini membahas bagaimana perlindungan terhadap anak-anak yang berada di wilayah konflik bersenjata. Perlindungan anak telah diatur pada Konvensi Jenewa 1949, Protokol Tambahan 1977, International Convention on The Rights of  Childs 1989, Optional Protocol on Involvent of Children in Armed Conflict 2000. Namun, para pihak yang berkonflik masih melanggar prinsip pembedaan, prinsip pembatasan, prinsip keseimbangan, dan prinsip perlindungan yang berlaku dalam hukum humaniter internasional.  Padahal, Hukum Humaniter  melarang penduduk sipil dijadikan sebagai objek kekerasan dan wajib diberikan  perlindungan  dari segala hal yang berkaitan dengan peperangan. Sedangkan kombatan dapat dijadikan objek kekerasan saat berperang tetapi tetap wajib  diberikan perlindungan ketika menjadi tawanan perang. Sebagai bentuk tanggung jawab negara, maka sanksi pidana dan ganti rugi perlu diterapkan demi menjamin kepastian hukum dan memberikan keadilan bagi para pihak yang menjadi korban menurut hukum humaniter.","PeriodicalId":336517,"journal":{"name":"Uti Possidetis: Journal of International Law","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122637494","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Pemaksaan Perkawinan Berkedok Tradisi Budaya: Bagaimana Implementasi CEDAW terhadap Hukum Nasional dalam Melindungi Hak-Hak Perempuan dalam Perkawinan? 基于文化传统的婚姻约束:CEDAW在保护妇女婚姻权利方面如何应用国家法律?
Pub Date : 2022-02-26 DOI: 10.22437/up.v3i1.15452
Junita Fanny Nainggolan, Ramlan Ramlan, Rahayu Repindowaty Harahap
Artikel ini membahas mengenai implementasi CEDAW  kedalam hukum nasional untuk melindungi hak-hak perempuan dalam perkawinan. Meski sudah puluhan tahun konvensi diratifikasi, namun dalam kehidupan bermasyarakat, perempuan masih sering didiskriminasi. Salah satu bentuk diskriminasi di Indonesia masih berupa budaya patriarki yang berkembang di masyarakat. Patriarki yang mendominasi budaya masyarakat menciptakan seksisme dan ketidaksetaraan gender yang mempengaruhi banyak aspek aktivitas manusia, salah satunya adalah masalah pernikahan. Di Indonesia, masih banyak perkawinan yang terjadi di Indonesia karena kawin paksa. Apalagi dilakukan dengan kedok tradisi yang telah mengalami pergeseran nilai budaya. Pilihan untuk menikah dan dengan siapa berkaitan erat dengan penentuan nasib sendiri yang telah diakui dalam Konvensi CEDAW. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa di dalam Konvensi CEDAW, setiap orang memiliki hak yang sama untuk menikah, terlepas dari gender dan jenis kelamin orang tersebut. Namun, di dalam pengimplementasiannya ke dalam hukum nasional, pelaksanaannya masih bersifat diskiminatif dan belum terintegrasi.
这篇文章讨论了CEDAW在国家法律中保护妇女婚姻权利的实施。尽管《公约》获得了几十年的批准,但在公共生活中,妇女仍然受到歧视。印尼的一种歧视形式仍然是社会中日益增长的父权制文化。主导社会文化的父权制创造了性别歧视和性别不平等,影响着人类活动的许多方面,其中之一是婚姻问题。在印尼,由于强迫婚姻,许多婚姻仍然存在。尤其是在文化价值观发生变化的传统的幌子下。选择结婚和嫁给谁与塞杜大会承认的自决密切相关。这项研究表明,在《CEDAW公约》中,每个人都有平等的结婚权利,无论其性别或性别。然而,在实施国家法律的过程中,其执行是未经整合和不整合的。
{"title":"Pemaksaan Perkawinan Berkedok Tradisi Budaya: Bagaimana Implementasi CEDAW terhadap Hukum Nasional dalam Melindungi Hak-Hak Perempuan dalam Perkawinan?","authors":"Junita Fanny Nainggolan, Ramlan Ramlan, Rahayu Repindowaty Harahap","doi":"10.22437/up.v3i1.15452","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/up.v3i1.15452","url":null,"abstract":"Artikel ini membahas mengenai implementasi CEDAW  kedalam hukum nasional untuk melindungi hak-hak perempuan dalam perkawinan. Meski sudah puluhan tahun konvensi diratifikasi, namun dalam kehidupan bermasyarakat, perempuan masih sering didiskriminasi. Salah satu bentuk diskriminasi di Indonesia masih berupa budaya patriarki yang berkembang di masyarakat. Patriarki yang mendominasi budaya masyarakat menciptakan seksisme dan ketidaksetaraan gender yang mempengaruhi banyak aspek aktivitas manusia, salah satunya adalah masalah pernikahan. Di Indonesia, masih banyak perkawinan yang terjadi di Indonesia karena kawin paksa. Apalagi dilakukan dengan kedok tradisi yang telah mengalami pergeseran nilai budaya. Pilihan untuk menikah dan dengan siapa berkaitan erat dengan penentuan nasib sendiri yang telah diakui dalam Konvensi CEDAW. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa di dalam Konvensi CEDAW, setiap orang memiliki hak yang sama untuk menikah, terlepas dari gender dan jenis kelamin orang tersebut. Namun, di dalam pengimplementasiannya ke dalam hukum nasional, pelaksanaannya masih bersifat diskiminatif dan belum terintegrasi.","PeriodicalId":336517,"journal":{"name":"Uti Possidetis: Journal of International Law","volume":"48 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125671538","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Eksploitasi Awak Kapal Asing: Tanggung Jawab Negara Bendera terhadap ABK Indonesia di Kapal China Long Xing 629
Pub Date : 2022-02-26 DOI: 10.22437/up.v3i1.14819
Yudi Dharmawan, Bernard Sipahutar, Mochammad Farisi
Artikel ini membahas tentang bagaimana bentuk perlindungan hukum dan tanggung jawab negara bendera terhadap awak kapal asal Indonesia yang bekerja di kapal asing terhadap eksploitasi ditinjau dari Hukum Internasional. Artikel ini menggunakan metode yuridis normatif, yaitu metode yang dilakukan dengan meneliti bahan pustaka atau data sekunder. Hasil pembahasan artikel ini menunjukan bahwa negara bendera wajib bertanggung jawab dengan melakukan penyelidikan terhadap kapal Long Xing 629 dan/atau perusahaan kapal tersebut. Jika terbukti terjadi pelanggaran HAM berupa eksploitasi terhadap awak kapal asal Indonesia, maka negara bendera harus mengadili para pelaku kejahatan yang dilakukan di atas kapal tersebut. Tanggung jawab tersebut harus dilaksanakan karena perlindungan hukum bagi awak kapal asal yang bekerja di kapal asing tercantum dalam instrumen-instrumen hukum internasional yang bersifat umum maupun khusus. Bentuk perlindungan hukum yang diberikan kepada awak kapal juga disalurkan melalui organisasi-organisasi internasional seperti ILO yang khusus menangani isu-isu buruh internasional.
这篇文章讨论的是如何形式的法律保护和责任国旗是国家对外国船员在船上工作的印尼(united nations high commissioner for refugees)表示剥削国际法。本文采用规范管辖权,即方法的研究文献材料或次要数据。这篇文章讨论的结果显示,国家有义务负责的调查船旗龙629邢和/或公司这艘船。如果证明发生了侵犯人权的罪行对印尼船员的剥削、国旗的国家就得这些船上犯下的罪行的肇事者绳之以法。这些责任必须执行,因为法律保护对外国船员在船上工作的起源中普遍和特殊的仪器国际法。法律保护的形式给船员也通过特殊的国际组织,如国际劳工组织国际劳工问题上。
{"title":"Eksploitasi Awak Kapal Asing: Tanggung Jawab Negara Bendera terhadap ABK Indonesia di Kapal China Long Xing 629","authors":"Yudi Dharmawan, Bernard Sipahutar, Mochammad Farisi","doi":"10.22437/up.v3i1.14819","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/up.v3i1.14819","url":null,"abstract":"Artikel ini membahas tentang bagaimana bentuk perlindungan hukum dan tanggung jawab negara bendera terhadap awak kapal asal Indonesia yang bekerja di kapal asing terhadap eksploitasi ditinjau dari Hukum Internasional. Artikel ini menggunakan metode yuridis normatif, yaitu metode yang dilakukan dengan meneliti bahan pustaka atau data sekunder. Hasil pembahasan artikel ini menunjukan bahwa negara bendera wajib bertanggung jawab dengan melakukan penyelidikan terhadap kapal Long Xing 629 dan/atau perusahaan kapal tersebut. Jika terbukti terjadi pelanggaran HAM berupa eksploitasi terhadap awak kapal asal Indonesia, maka negara bendera harus mengadili para pelaku kejahatan yang dilakukan di atas kapal tersebut. Tanggung jawab tersebut harus dilaksanakan karena perlindungan hukum bagi awak kapal asal yang bekerja di kapal asing tercantum dalam instrumen-instrumen hukum internasional yang bersifat umum maupun khusus. Bentuk perlindungan hukum yang diberikan kepada awak kapal juga disalurkan melalui organisasi-organisasi internasional seperti ILO yang khusus menangani isu-isu buruh internasional.","PeriodicalId":336517,"journal":{"name":"Uti Possidetis: Journal of International Law","volume":"109 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125518828","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Urgensi Larangan Penggunaan Senjata Kimia di Suriah menurut The Chemical Weapon Convention 1993
Pub Date : 2022-02-26 DOI: 10.22437/up.v3i1.15449
Arisa Ananda, Retno Kusniati
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis penerapan The Chemical Weapons Convention 1993 “CWC” dalam larangan Penggunaan Senjata Kimia dan untuk mengetahui dan menganalisis perlindungan korban terhadap dampak penggunaan senjata kimia di Suriah. Metode penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian yuridis normatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan The Chemical Weapons Convention 1993 “CWC” dalam larangan penggunaan senjata kimia bahwa pelanggaran Suriah terhadap ketentuan-ketentuan yang sudah diatur oleh Hukum Humaniter Internasional dan penyelesaian yang dilakukan oleh OPCW dan PBB dalam kerja sama mereka yang diselesaikan hanya sebatas pemusnahan senjata yang dimiliki oleh Suriah lagi-lagi tidak ditemukannya pemberian sanksi pidana terhadap pelaku pelanggaran Hukum Humaniter Internasional. Perlindungan korban terhadap dampak penggunaan senjata kimia di Suriah dilakukan menurut Konvensi Jenewa 1949 berdasarkan Pasal 27 Konvensi Jenewa IV 1949 yaitu Orang yang dilindungi berhak, dalam segala keadaan, untuk memperoleh penghormatan atas dirinya, martabatnya, hak-hak keluarganya, keyakinan dan ibadah keagamaannya, dan kebiasaan serta adat-istiadatnya. Mereka setiap saat diperlakukan secara manusiawi dan dilindungi, terutama terhadap segala bentuk kekerasan atau ancaman kekerasan dan terhadap penghinaan dan keingintahuan publik.
这项研究的目的是了解和分析1993年“CWC”禁止使用化学武器公约的应用,并了解和分析受害者对在叙利亚使用化学武器影响的保护。规范使用的研究方法是研究类型管辖权。研究结果表明,应用自1993年《化学武器公约》中“CWC叙利亚使用化学武器,违反禁令的条款已经由国际Humaniter法和OPCW和联合国所做的结业证书灭绝他们解决的合作仅限于叙利亚所拥有的武器又发现不给予国际不法Humaniter犯罪者的刑事制裁。根据《日内瓦公约》第49章第27条,日内瓦公约第1949年第27条,即在任何情况下都有受保护的个人,以获得对他自己、他的尊严、他的家庭权利、他的信仰和宗教崇拜以及他在叙利亚的习俗和习俗的尊重。他们每次人道对待和保护,特别是针对一切形式的暴力或暴力威胁的侮辱和公众的好奇心。
{"title":"Urgensi Larangan Penggunaan Senjata Kimia di Suriah menurut The Chemical Weapon Convention 1993","authors":"Arisa Ananda, Retno Kusniati","doi":"10.22437/up.v3i1.15449","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/up.v3i1.15449","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis penerapan The Chemical Weapons Convention 1993 “CWC” dalam larangan Penggunaan Senjata Kimia dan untuk mengetahui dan menganalisis perlindungan korban terhadap dampak penggunaan senjata kimia di Suriah. Metode penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian yuridis normatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan The Chemical Weapons Convention 1993 “CWC” dalam larangan penggunaan senjata kimia bahwa pelanggaran Suriah terhadap ketentuan-ketentuan yang sudah diatur oleh Hukum Humaniter Internasional dan penyelesaian yang dilakukan oleh OPCW dan PBB dalam kerja sama mereka yang diselesaikan hanya sebatas pemusnahan senjata yang dimiliki oleh Suriah lagi-lagi tidak ditemukannya pemberian sanksi pidana terhadap pelaku pelanggaran Hukum Humaniter Internasional. Perlindungan korban terhadap dampak penggunaan senjata kimia di Suriah dilakukan menurut Konvensi Jenewa 1949 berdasarkan Pasal 27 Konvensi Jenewa IV 1949 yaitu Orang yang dilindungi berhak, dalam segala keadaan, untuk memperoleh penghormatan atas dirinya, martabatnya, hak-hak keluarganya, keyakinan dan ibadah keagamaannya, dan kebiasaan serta adat-istiadatnya. Mereka setiap saat diperlakukan secara manusiawi dan dilindungi, terutama terhadap segala bentuk kekerasan atau ancaman kekerasan dan terhadap penghinaan dan keingintahuan publik.","PeriodicalId":336517,"journal":{"name":"Uti Possidetis: Journal of International Law","volume":"49 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127813581","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
Pelanggaran Prinsip Kemanusiaan terhadap Tawanan Perang di Penjara Abu Ghraib Ditinjau dari Konvensi Jenewa 1949 1949年日内瓦公约规定,在阿布格莱布监狱违反人道主义原则的行为
Pub Date : 2022-02-26 DOI: 10.22437/up.v3i1.14776
Zuhri Triansyah, Maratun Saadah
This article discusses forms of legal responsibility regarding violations of humanitarian principles in humanitarian law against the treatment of prisoners of war in Abu Ghraib prison in terms of the Geneva convention of 1949. Legal liability is an obligation that arises from violations committed by individuals or the state because they are considered contrary to the law or conventions. applicable. This article uses a normative juridical method with the main source being legal materials containing normative legal rules. The results of the discussion of this article show that the principle of state responsibility related to human rights violations is realized by taking legal action against individual perpetrators and providing compensation to victims and is regulated in the Geneva Conventions. Second, the United States is responsible for the provisions stipulated in the Geneva Conventions of 1949 concerning violations of humanitarian principles by bringing to justice the perpetrators who have violated humanitarian principles through the United States military court.
本文将根据1949年《日内瓦公约》讨论违反人道主义法中有关阿布格莱布监狱战俘待遇的人道主义原则的法律责任形式。法律责任是指因个人或国家违反法律或公约而产生的义务。适用。本文采用规范法学方法,以包含规范性法律规则的法律资料为主要来源。本文的讨论结果表明,与侵犯人权有关的国家责任原则是通过对肇事者个人采取法律行动并向受害者提供赔偿来实现的,并在《日内瓦公约》中得到规范。第二,美国对1949年《日内瓦公约》中关于违反人道主义原则的规定负有责任,通过美国军事法庭将违反人道主义原则的肇事者绳之以法。
{"title":"Pelanggaran Prinsip Kemanusiaan terhadap Tawanan Perang di Penjara Abu Ghraib Ditinjau dari Konvensi Jenewa 1949","authors":"Zuhri Triansyah, Maratun Saadah","doi":"10.22437/up.v3i1.14776","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/up.v3i1.14776","url":null,"abstract":"This article discusses forms of legal responsibility regarding violations of humanitarian principles in humanitarian law against the treatment of prisoners of war in Abu Ghraib prison in terms of the Geneva convention of 1949. Legal liability is an obligation that arises from violations committed by individuals or the state because they are considered contrary to the law or conventions. applicable. This article uses a normative juridical method with the main source being legal materials containing normative legal rules. The results of the discussion of this article show that the principle of state responsibility related to human rights violations is realized by taking legal action against individual perpetrators and providing compensation to victims and is regulated in the Geneva Conventions. Second, the United States is responsible for the provisions stipulated in the Geneva Conventions of 1949 concerning violations of humanitarian principles by bringing to justice the perpetrators who have violated humanitarian principles through the United States military court.","PeriodicalId":336517,"journal":{"name":"Uti Possidetis: Journal of International Law","volume":"61 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116276988","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
期刊
Uti Possidetis: Journal of International Law
全部 Acc. Chem. Res. ACS Applied Bio Materials ACS Appl. Electron. Mater. ACS Appl. Energy Mater. ACS Appl. Mater. Interfaces ACS Appl. Nano Mater. ACS Appl. Polym. Mater. ACS BIOMATER-SCI ENG ACS Catal. ACS Cent. Sci. ACS Chem. Biol. ACS Chemical Health & Safety ACS Chem. Neurosci. ACS Comb. Sci. ACS Earth Space Chem. ACS Energy Lett. ACS Infect. Dis. ACS Macro Lett. ACS Mater. Lett. ACS Med. Chem. Lett. ACS Nano ACS Omega ACS Photonics ACS Sens. ACS Sustainable Chem. Eng. ACS Synth. Biol. Anal. Chem. BIOCHEMISTRY-US Bioconjugate Chem. BIOMACROMOLECULES Chem. Res. Toxicol. Chem. Rev. Chem. Mater. CRYST GROWTH DES ENERG FUEL Environ. Sci. Technol. Environ. Sci. Technol. Lett. Eur. J. Inorg. Chem. IND ENG CHEM RES Inorg. Chem. J. Agric. Food. Chem. J. Chem. Eng. Data J. Chem. Educ. J. Chem. Inf. Model. J. Chem. Theory Comput. J. Med. Chem. J. Nat. Prod. J PROTEOME RES J. Am. Chem. Soc. LANGMUIR MACROMOLECULES Mol. Pharmaceutics Nano Lett. Org. Lett. ORG PROCESS RES DEV ORGANOMETALLICS J. Org. Chem. J. Phys. Chem. J. Phys. Chem. A J. Phys. Chem. B J. Phys. Chem. C J. Phys. Chem. Lett. Analyst Anal. Methods Biomater. Sci. Catal. Sci. Technol. Chem. Commun. Chem. Soc. Rev. CHEM EDUC RES PRACT CRYSTENGCOMM Dalton Trans. Energy Environ. Sci. ENVIRON SCI-NANO ENVIRON SCI-PROC IMP ENVIRON SCI-WAT RES Faraday Discuss. Food Funct. Green Chem. Inorg. Chem. Front. Integr. Biol. J. Anal. At. Spectrom. J. Mater. Chem. A J. Mater. Chem. B J. Mater. Chem. C Lab Chip Mater. Chem. Front. Mater. Horiz. MEDCHEMCOMM Metallomics Mol. Biosyst. Mol. Syst. Des. Eng. Nanoscale Nanoscale Horiz. Nat. Prod. Rep. New J. Chem. Org. Biomol. Chem. Org. Chem. Front. PHOTOCH PHOTOBIO SCI PCCP Polym. Chem.
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1