Saat ini persoalan yang ada di tengah masyarakat begitu kompleks. Selain itu, masyarakat dunia berada di era disrupsi, yaitu era yang serba cepat dan tidak menentu. Untuk itu, persoalan yang muncul perlu dilihat dari berbagai sudut, bahkan sampai diperlukan sebuah pendekatan yang transdisipliner. Pendekatan transdisipliner ini merupakan salah satu pendekatan futuristik yang berpeluang besar untuk dimanfaatkan banyak orang untuk menjawab persoalan di masa depan. Tulisan ini merupakan hasil kajian pustaka yang dapat menambah wawasan pembaca terkait peluang munculnya teori-teori baru yang bersifat transdisipliner. Untuk menghasilkan teori dan pendekatan yang transdisipliner perlu adanya pengujian kebenaran secara filosofis. Ada sejumlah teori kebenaran yang dapat dipergunakan sebagai penguji konstruksi teori baru agar teori tersebut dapat diterima di tengah masyarakat dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Pengujian kebenaran ini diawali dengan pengkajian teori sebelumnya yang kemudian dielaborasi dengan persoalan yang ditemukan di lapangan. Kemudian dilanjutkan dengan mengkaji teori baru secara ontologis, aksiologis, dan epistemologis. Melalui proses ini didapatkanlah teori baru yang dapat dimanfaatkan untuk penelitian transdisipliner.
{"title":"PENTINGNYA KAJIAN FUTURISTIK: PENGUJIAN REKONSTRUKSI TEORI BARU MENUJU TRANSDISIPLINER","authors":"Purwati Anggraini, Suyatno, Tengsoe Tjahjono, Budinuryanta Yohanes","doi":"10.23887/jfi.v6i1.52008","DOIUrl":"https://doi.org/10.23887/jfi.v6i1.52008","url":null,"abstract":"Saat ini persoalan yang ada di tengah masyarakat begitu kompleks. Selain itu, masyarakat dunia berada di era disrupsi, yaitu era yang serba cepat dan tidak menentu. Untuk itu, persoalan yang muncul perlu dilihat dari berbagai sudut, bahkan sampai diperlukan sebuah pendekatan yang transdisipliner. Pendekatan transdisipliner ini merupakan salah satu pendekatan futuristik yang berpeluang besar untuk dimanfaatkan banyak orang untuk menjawab persoalan di masa depan. Tulisan ini merupakan hasil kajian pustaka yang dapat menambah wawasan pembaca terkait peluang munculnya teori-teori baru yang bersifat transdisipliner. Untuk menghasilkan teori dan pendekatan yang transdisipliner perlu adanya pengujian kebenaran secara filosofis. Ada sejumlah teori kebenaran yang dapat dipergunakan sebagai penguji konstruksi teori baru agar teori tersebut dapat diterima di tengah masyarakat dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Pengujian kebenaran ini diawali dengan pengkajian teori sebelumnya yang kemudian dielaborasi dengan persoalan yang ditemukan di lapangan. Kemudian dilanjutkan dengan mengkaji teori baru secara ontologis, aksiologis, dan epistemologis. Melalui proses ini didapatkanlah teori baru yang dapat dimanfaatkan untuk penelitian transdisipliner.","PeriodicalId":344212,"journal":{"name":"Jurnal Filsafat Indonesia","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122076985","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Fokus studi ini ialah relasi umat beragama. Studi ini menaruh perhatian pada kehidupan umat beragama. Hidup beragama di masa ini amat kontekstual untuk ditinjau. Hal ini seringkali menimbulkan berbagai kesalapahaman terlebih dalam relasi dengan Liyan. Hidup keagaaman yang ramah terhadap liyan menjadi dasar untuk keberlangsungan hidup bersama di tengah-tengah masyarakat multikultural. Pada kesempatan ini penulis ingin meninjau relasi seperti apa yang sudah terjadi selama ini. Studi ini melihat sejauh mana dialog interreligius dapat mencegah konflik keagamaan yang seringkali terjadi. Metodologi yang digunakan dalam studi ini ialah depth interview dalam menganalisis data-data serta secara filosofis merumuskannya dalam pemikiran Martin Buber. Temuan dari studi ini ialah hidup beragama yang ramah dalam hidup bersama dengan liyan. Penulis meninjau sikap-sikap yang saat ini dibangun untuk hidup beragama dalam situasi multikultural. Pengaruh-pengaruh dialog interreligius dalam relasi umat beragama. Model hidup beragama seperti apa yang cocok digunakan untuk jaman sekarang dalam berelasi dengan liyan.
{"title":"Pengaruh Dialog Interreligius Dalam Mencegah Konflik Sosial Antar Umat Beragama Di Karang Besuki Malang","authors":"Handika Fajar, Adrianus Nero, F.X Armada Riyanto","doi":"10.23887/jfi.v6i1.46927","DOIUrl":"https://doi.org/10.23887/jfi.v6i1.46927","url":null,"abstract":"Fokus studi ini ialah relasi umat beragama. Studi ini menaruh perhatian pada kehidupan umat beragama. Hidup beragama di masa ini amat kontekstual untuk ditinjau. Hal ini seringkali menimbulkan berbagai kesalapahaman terlebih dalam relasi dengan Liyan. Hidup keagaaman yang ramah terhadap liyan menjadi dasar untuk keberlangsungan hidup bersama di tengah-tengah masyarakat multikultural. Pada kesempatan ini penulis ingin meninjau relasi seperti apa yang sudah terjadi selama ini. Studi ini melihat sejauh mana dialog interreligius dapat mencegah konflik keagamaan yang seringkali terjadi. Metodologi yang digunakan dalam studi ini ialah depth interview dalam menganalisis data-data serta secara filosofis merumuskannya dalam pemikiran Martin Buber. Temuan dari studi ini ialah hidup beragama yang ramah dalam hidup bersama dengan liyan. Penulis meninjau sikap-sikap yang saat ini dibangun untuk hidup beragama dalam situasi multikultural. Pengaruh-pengaruh dialog interreligius dalam relasi umat beragama. Model hidup beragama seperti apa yang cocok digunakan untuk jaman sekarang dalam berelasi dengan liyan.","PeriodicalId":344212,"journal":{"name":"Jurnal Filsafat Indonesia","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130725072","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemikiran Viktor Frank tentang makna hidup dan relevansinya dengan krisis saat ini (COVID-19). Menggunakan metode literature review pada berbagai sumber (artikel dan buku ilmiah) yang berkaitan dengan topik bahasan. Hasil penelitian ini menemukan bahwa untuk membantu individu bermasalah (depresi, cemas, tidak berguna) akibat kehilangan makna hidup selama krisis COVID-19; seorang konselor dapat menggunakan konseling individu dengan pendekatan logoterapi Viktor Frankl dengan bantuan beberapa teknik seperti intensi paradoks, derefleksi, pertanyaan Socrates.
{"title":"Pendekatan Konseling Viktor Frankl dan Relevansinya Bagi Pendampingan Siswa di Masa Krisis","authors":"Ach. Sudrajad Nurismawan, Anisa Ultari Lisnanti, Herlin Ika Nafilasari, Budi Purwoko","doi":"10.23887/jfi.v6i1.56065","DOIUrl":"https://doi.org/10.23887/jfi.v6i1.56065","url":null,"abstract":"Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemikiran Viktor Frank tentang makna hidup dan relevansinya dengan krisis saat ini (COVID-19). Menggunakan metode literature review pada berbagai sumber (artikel dan buku ilmiah) yang berkaitan dengan topik bahasan. Hasil penelitian ini menemukan bahwa untuk membantu individu bermasalah (depresi, cemas, tidak berguna) akibat kehilangan makna hidup selama krisis COVID-19; seorang konselor dapat menggunakan konseling individu dengan pendekatan logoterapi Viktor Frankl dengan bantuan beberapa teknik seperti intensi paradoks, derefleksi, pertanyaan Socrates.","PeriodicalId":344212,"journal":{"name":"Jurnal Filsafat Indonesia","volume":"120 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134206887","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pendekatan matematika yang dikenal dapat memberikan solusi yang eksak seringkali sulit untuk diterapkan, terutama pada permasalahan yang sangat kompleks. Metode numerik merupakan pendekatan matematika yang menjadi metode alternatif dari metode analitik. Metode numerik memiliki manfaat praktis pada perkembangan ilmu pengetahuan dengan cara mengefektifkan waktu yang dibutuhkan ilmuwan dalam menyelesaikan persoalan matematis. Di sisi lain keberadaan metode numerik menunjukkan bahwa perkembangan keilmuan tidak hanya didasarkan pada teori korespondensi, melainkan juga dengan pertimbangan manfaat praktisnya. Penelitian ini berusaha menganalisis metode numerik menggunakan sudut pandang teori kebenaran pragmatis dan aliran epistemologi pragmatisme. Hasi dari penelitian menunjukkan bahwa keberadaan metode numerik merupakan hasil dari pola berpikir pragmatis yang muncul di kalangan komunitas ilmiah. Adapun kesimpulan kedua menunjukkan adanya hubungan yang berbanding terbalik antara tingkat akurasi dan efektivitas dalam perhitungan pada metode numerik.
{"title":"KEBENARAN METODE NUMERIK DALAM PERSPEKTIF EPISTEMOLOGI PRAGMATISME","authors":"Rilliandi Arindra Putawa","doi":"10.23887/jfi.v6i1.45633","DOIUrl":"https://doi.org/10.23887/jfi.v6i1.45633","url":null,"abstract":"Pendekatan matematika yang dikenal dapat memberikan solusi yang eksak seringkali sulit untuk diterapkan, terutama pada permasalahan yang sangat kompleks. Metode numerik merupakan pendekatan matematika yang menjadi metode alternatif dari metode analitik. Metode numerik memiliki manfaat praktis pada perkembangan ilmu pengetahuan dengan cara mengefektifkan waktu yang dibutuhkan ilmuwan dalam menyelesaikan persoalan matematis. Di sisi lain keberadaan metode numerik menunjukkan bahwa perkembangan keilmuan tidak hanya didasarkan pada teori korespondensi, melainkan juga dengan pertimbangan manfaat praktisnya. Penelitian ini berusaha menganalisis metode numerik menggunakan sudut pandang teori kebenaran pragmatis dan aliran epistemologi pragmatisme. Hasi dari penelitian menunjukkan bahwa keberadaan metode numerik merupakan hasil dari pola berpikir pragmatis yang muncul di kalangan komunitas ilmiah. Adapun kesimpulan kedua menunjukkan adanya hubungan yang berbanding terbalik antara tingkat akurasi dan efektivitas dalam perhitungan pada metode numerik.","PeriodicalId":344212,"journal":{"name":"Jurnal Filsafat Indonesia","volume":"46 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123157721","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang berelasi dan bermartabat. Menyadari hakikat tersebut, tulisan ini bertujuan untuk melihat kasus kekerasan seksual di lingkungan Kampus dalam relasi Aku dan Liyan perspektif Armada Riyanto. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Kasus kekerasan seksual di lingkungan kampus memberikan gambaran yang sangat ironis. Kampus yang sebenarnya menjadi tempat menimba ilmu dan membina karakter manusia justru menjadi tempat terjadinya pelanggaran martabat manusia. Kekerasan seksual masih saja terjadi karena dalam relasi masih terpengaruh konsep patriarki yang melihat perempuan sebagai objek. Akibatnya, perempuan sering menjadi korban kekerasan seksual. Adapun temuan penulis ialah kekerasan seksual di lingkungan kampus disebabkan oleh adanya relasi subjek-objek yaitu relasi yang memandang Liyan sebagai objek, bukan bagian dari Aku. Dalam menangani kasus kekerasan seksual tersebut perlu adanya relasi intersubjektif (subjek-subjek). Relasi intersubjektif adalah relasi yang memandang Liyan sebagai bagian dari Aku. Singkatnya, kepenuhan Aku terdapat dalam Liyan. Relasi ini pula membantu pemerintah untuk merealisasikan peraturan yang telah dibuat yakni peraturan yang bermotif menjunjung tinggi martabat manusia.
{"title":"KEKERASAN SEKSUAL DI LINGKUNGAN KAMPUS (RELASI AKU DAN LIYAN ARMADA RIYANTO)","authors":"Pius Pandor, Mauritius Damang, Robertus Syukur","doi":"10.23887/jfi.v6i1.42178","DOIUrl":"https://doi.org/10.23887/jfi.v6i1.42178","url":null,"abstract":"Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang berelasi dan bermartabat. Menyadari hakikat tersebut, tulisan ini bertujuan untuk melihat kasus kekerasan seksual di lingkungan Kampus dalam relasi Aku dan Liyan perspektif Armada Riyanto. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Kasus kekerasan seksual di lingkungan kampus memberikan gambaran yang sangat ironis. Kampus yang sebenarnya menjadi tempat menimba ilmu dan membina karakter manusia justru menjadi tempat terjadinya pelanggaran martabat manusia. Kekerasan seksual masih saja terjadi karena dalam relasi masih terpengaruh konsep patriarki yang melihat perempuan sebagai objek. Akibatnya, perempuan sering menjadi korban kekerasan seksual. Adapun temuan penulis ialah kekerasan seksual di lingkungan kampus disebabkan oleh adanya relasi subjek-objek yaitu relasi yang memandang Liyan sebagai objek, bukan bagian dari Aku. Dalam menangani kasus kekerasan seksual tersebut perlu adanya relasi intersubjektif (subjek-subjek). Relasi intersubjektif adalah relasi yang memandang Liyan sebagai bagian dari Aku. Singkatnya, kepenuhan Aku terdapat dalam Liyan. Relasi ini pula membantu pemerintah untuk merealisasikan peraturan yang telah dibuat yakni peraturan yang bermotif menjunjung tinggi martabat manusia. ","PeriodicalId":344212,"journal":{"name":"Jurnal Filsafat Indonesia","volume":"73 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115960385","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kehadiran kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) telah mengubah banyak sistem dalam lini kehidupan. Hal yang paling nyata adalah buramnya privasi lantaran penerapan sistem AI dalam beragam lini kehidupan, sehingga kebebasan dan hak atas hidup privat sebagai salah satu elemen dari martabat manusia melemah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara etis masalah AI dalam perjumpaan dengan manusia sebagai pengembang, pengguna (dan objek) di zaman sekarang ini khususnya dampak terhadap martabat manusia. Penelitian ini adalah bagian dari keterlibatan untuk turut serta berfilsafat secara kontekstual dengan menginterupsi dan mengoreksi laju perkembangan secara etis, sekaligus mengantisipasi permasalahan-permasalahan di masa depan khususnya yang menyangkut martabat manusia. Penelitian ini menjalankan tugas pokok filsafat sebagai interuptor dan induk segala ilmu (mater scientiarum). Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif melalui analisis literatur, penulis sampai pada kesimpulan bahwa kecerdasan buatan di satu sisi telah memberikan banyak manfaat dalam kehidupan manusia modern. Namun, besarnya manfaat yang diberikan menyisakan sebuah tantangan besar perihal dampak terhadap martabat manusia sebagai elemen paling mendasar dalam diskusi mengenai kemanusiaan. Dalam Etika, sudah merupakan syarat mutlak bahwa manusia harus selalu menjadi tujuan dalam setiap perkembangan dan kemajuan, termasuk perkembangan teknologi kecerdasan buatan.
{"title":"Era Kecerdasan Buatan dan Dampak terhadap Martabat Manusia dalam Kajian Etis","authors":"Michael Reskiantio Pabubung","doi":"10.23887/jfi.v6i1.49293","DOIUrl":"https://doi.org/10.23887/jfi.v6i1.49293","url":null,"abstract":"Kehadiran kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) telah mengubah banyak sistem dalam lini kehidupan. Hal yang paling nyata adalah buramnya privasi lantaran penerapan sistem AI dalam beragam lini kehidupan, sehingga kebebasan dan hak atas hidup privat sebagai salah satu elemen dari martabat manusia melemah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara etis masalah AI dalam perjumpaan dengan manusia sebagai pengembang, pengguna (dan objek) di zaman sekarang ini khususnya dampak terhadap martabat manusia. Penelitian ini adalah bagian dari keterlibatan untuk turut serta berfilsafat secara kontekstual dengan menginterupsi dan mengoreksi laju perkembangan secara etis, sekaligus mengantisipasi permasalahan-permasalahan di masa depan khususnya yang menyangkut martabat manusia. Penelitian ini menjalankan tugas pokok filsafat sebagai interuptor dan induk segala ilmu (mater scientiarum). Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif melalui analisis literatur, penulis sampai pada kesimpulan bahwa kecerdasan buatan di satu sisi telah memberikan banyak manfaat dalam kehidupan manusia modern. Namun, besarnya manfaat yang diberikan menyisakan sebuah tantangan besar perihal dampak terhadap martabat manusia sebagai elemen paling mendasar dalam diskusi mengenai kemanusiaan. Dalam Etika, sudah merupakan syarat mutlak bahwa manusia harus selalu menjadi tujuan dalam setiap perkembangan dan kemajuan, termasuk perkembangan teknologi kecerdasan buatan.","PeriodicalId":344212,"journal":{"name":"Jurnal Filsafat Indonesia","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131122624","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sebagai salah satu tokoh eksistensialisme, Kierkegaard menawarkan satu konsep tentang keputusasaan manusia. Konsep ini tentu berguna bagi setiap manusia yang ingin merealisasikan dirinya menjadi lebih baik. Konsep keputusasaan ini dapat membantu seseorang dalam berpikir dan mengambil refleksi tentang jati dirinya sebagai manusia yang sementara ini hidup di dunia. Bagaimana konsep ini dapat dipahami sebagai sebuah sumbangan bagi masyarakat dan bagi eksistensialisme? Apa tanggapan kritis terhadap konsep keputusasaan Kierkegaard? Paparan konsep keputusasaan dalam tulisan ini menggunakan penelitian literatur dari sumber primer. Pokok-pokok paparan coba diuraikan bagian per bagian sesuai pemikiran Kierkegaard. Selanjutnya, tanggapan atas konsep tersebut disandingkan dengan beberapa penulis lain yang telah mengulas Kierkegaard. Keputusasaan menurut Kierkegaard disebabkan kegagalan manusia menyeimbangkan unsur-unsur pokok dalam dirinya serta kegagalan untuk menghubungkan dirinya dengan Yang Abadi. Unsur-unsur antara ketakterbatasan dan keterbatasan serta kemungkinan dan keharusan jatuh pada ekstrem yang berlainan. Penolakan diri sebagai ia yang terbatas pun ambil peran dalam kegagalan manusia merealisasikan dirinya di hadapan Yang Abadi.
{"title":"KEPUTUSASAAN MENURUT KIERKEGAARD DALAM THE SICKNESS UNTO DEATH","authors":"Imanuel Eko Anggun Sugiyono","doi":"10.23887/jfi.v6i1.47334","DOIUrl":"https://doi.org/10.23887/jfi.v6i1.47334","url":null,"abstract":"Sebagai salah satu tokoh eksistensialisme, Kierkegaard menawarkan satu konsep tentang keputusasaan manusia. Konsep ini tentu berguna bagi setiap manusia yang ingin merealisasikan dirinya menjadi lebih baik. Konsep keputusasaan ini dapat membantu seseorang dalam berpikir dan mengambil refleksi tentang jati dirinya sebagai manusia yang sementara ini hidup di dunia. Bagaimana konsep ini dapat dipahami sebagai sebuah sumbangan bagi masyarakat dan bagi eksistensialisme? Apa tanggapan kritis terhadap konsep keputusasaan Kierkegaard? Paparan konsep keputusasaan dalam tulisan ini menggunakan penelitian literatur dari sumber primer. Pokok-pokok paparan coba diuraikan bagian per bagian sesuai pemikiran Kierkegaard. Selanjutnya, tanggapan atas konsep tersebut disandingkan dengan beberapa penulis lain yang telah mengulas Kierkegaard. Keputusasaan menurut Kierkegaard disebabkan kegagalan manusia menyeimbangkan unsur-unsur pokok dalam dirinya serta kegagalan untuk menghubungkan dirinya dengan Yang Abadi. Unsur-unsur antara ketakterbatasan dan keterbatasan serta kemungkinan dan keharusan jatuh pada ekstrem yang berlainan. Penolakan diri sebagai ia yang terbatas pun ambil peran dalam kegagalan manusia merealisasikan dirinya di hadapan Yang Abadi.","PeriodicalId":344212,"journal":{"name":"Jurnal Filsafat Indonesia","volume":"63 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124844617","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
The industrial revolution plays a very important role in making the world more advanced, for example with the creation of motor vehicles, power plants, and fertilizers used in agriculture. There have been many disasters that have occurred caused by global warming such as storms, hurricanes, heavy rains, and changes in planting seasons. One way that can be done is by doing a geoengineering strategy. Geoengineering is an attempt to manipulate the Earth's climate to counter the effects of global warming. In the study of axiology, a science or theory must be studied about its uses which include ethics, goodness, badness, and aesthetics. Some of the world's leading Institutes have and will research geoengineering and seek the potential benefits of this science. However, if the concept of climate manipulation is misused as a weapon of war (Operation Popeye) and technology to destroy an area (HAARP), then geoengineering is said to have violated scientific ethics. Therefore, an axiological study of geoengineering strategies is important to do.
{"title":"Pandangan Aksiologi terhadap Geoengineering sebagai Usaha Untuk Mengatasi Pemanasan Global","authors":"Hazrati Ashel","doi":"10.23887/jfi.v6i1.42467","DOIUrl":"https://doi.org/10.23887/jfi.v6i1.42467","url":null,"abstract":"The industrial revolution plays a very important role in making the world more advanced, for example with the creation of motor vehicles, power plants, and fertilizers used in agriculture. There have been many disasters that have occurred caused by global warming such as storms, hurricanes, heavy rains, and changes in planting seasons. One way that can be done is by doing a geoengineering strategy. Geoengineering is an attempt to manipulate the Earth's climate to counter the effects of global warming. In the study of axiology, a science or theory must be studied about its uses which include ethics, goodness, badness, and aesthetics. Some of the world's leading Institutes have and will research geoengineering and seek the potential benefits of this science. However, if the concept of climate manipulation is misused as a weapon of war (Operation Popeye) and technology to destroy an area (HAARP), then geoengineering is said to have violated scientific ethics. Therefore, an axiological study of geoengineering strategies is important to do.","PeriodicalId":344212,"journal":{"name":"Jurnal Filsafat Indonesia","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115523999","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
F. E. Jelahut, Monika Wutun, Henny L. L. Lada, Abner Paulus Raya Sanga
The purpose of this study was to determine the representation of political communication without morality from the perspective of the modern philosopher Niccolo Machiavelli. The focus of this research is the concept of political thought without morality by Niccolo Machiavelli. Machiavelli's concept of thought is a completely new methodology in political studies. This change does not lie in its orientation to the analysis of real political behavior because in the previous centuries Aristotle had collected factual data as a requirement for political formulation. Instead he seeks to completely separate the ethical context from political reality. This study uses a qualitative method with the type of literature study in which the researcher traces the important relevant works of the political philosopher Niccolo Machiavelli. The results of the study describe the representation of political communication in the concept of politics without morals along with the functions of the concept.
{"title":"Representation of Political Communication Without Morality Perspective of Modern Philosopher Niccolo Machiavelli","authors":"F. E. Jelahut, Monika Wutun, Henny L. L. Lada, Abner Paulus Raya Sanga","doi":"10.23887/jfi.v6i1.52362","DOIUrl":"https://doi.org/10.23887/jfi.v6i1.52362","url":null,"abstract":"The purpose of this study was to determine the representation of political communication without morality from the perspective of the modern philosopher Niccolo Machiavelli. The focus of this research is the concept of political thought without morality by Niccolo Machiavelli. Machiavelli's concept of thought is a completely new methodology in political studies. This change does not lie in its orientation to the analysis of real political behavior because in the previous centuries Aristotle had collected factual data as a requirement for political formulation. Instead he seeks to completely separate the ethical context from political reality. This study uses a qualitative method with the type of literature study in which the researcher traces the important relevant works of the political philosopher Niccolo Machiavelli. The results of the study describe the representation of political communication in the concept of politics without morals along with the functions of the concept.","PeriodicalId":344212,"journal":{"name":"Jurnal Filsafat Indonesia","volume":"67 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126029630","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
AbstrakPembelajaran antara pendidik dan peserta didik harus dilakukan di lingkungan sekolah. Karena merupakan tempat pertemuan yang ideal antara pendidik dan peserta didik untuk mencapai pendidikan yang berkualitas. Pendidikan mengandung nilai-nilai etika, moral, estetika, dan sosial untuk mencapai keberhasilan pendidikan. Namun hal itu berubah ketika aktivitas belajar mulai terjadi secara online di rumah. Semua pihak mulai menyesuaikan diri yang berbeda menjadi sangat sulit. Sekolah dan pendidik harus bekerja keras untuk menemukan internet yang sesuai sebagai media pembelajaran. Siswa dan orang tua di rumah berjuang untuk mengikuti pembelajaran online. Setelah pelaksanaannya, ternyata banyak kendala yang dihadapi oleh para pihak. Kasus yang menjadi perhatian besar adalah menurunnya minat belajar anak. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif untuk menggambarkan permasalahan yang muncul. Hasil pendataan yang dilakukan, diketahui bahwa menurunnya minat belajar anak dan kurangnya belajar, yang memotivasi anak untuk semangat dalam belajar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengimplementasikan nilai-nilai etika, dukungan sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Disimpulkan bahwa; penurunan minat belajar anak (malas) dari kajian aksiologi nilai dan perilaku buruk tidak boleh diterima dengan alasan apapun.Kata Kunci: Minat Belajar, Belajar Biologi, AksiologiAbstract Learning between educators and students must be carried out in the school environment. Because it is an ideal meeting place between educators and students to achieve quality education. Education contains ethical, moral, aesthetic, and social values to achieve educational success. But that changed when learning activities started happening online at home. All parties begin to adjust the different becomes very difficult. Schools and educators must work hard to find the appropriate Internet as a learning medium. Students and parents at home struggle to keep up with online learning. After its implementation, it turned out that there were many obstacles faced by the parties. Cases that are of great interest are children's declining interest in learning. In this study, the authors use qualitative methods to describe the problems that arise. The results of data collection carried out, it is known that the decline in children's interest in learning and lack of learning, which motivates children to be enthusiastic in learning. The purpose of this research is to implement ethical values, social support in social life. It was concluded that; a decrease in children's interest in learning (lazy) from axiological studies of values and bad behavior should not be accepted for any reason.
教育者和学习者之间的AbstrakPembelajaran必须在学校的环境中进行。因为这是教育工作者和学习者实现高质量教育的理想场所。含有伦理价值观、道德、审美教育和社会教育来取得成功。但当学习活动开始在家里上网时,情况就改变了。各方开始适应不同的变得非常困难。学校和教育工作者应该努力找到合适的互联网作为媒体学习。在家的学生和家长努力跟上在线学习。在实现这一目标后,当局发现面临着许多障碍。儿童学习兴趣下降是一个备受关注的案例。在这项研究中,作者用定性的方法来描述出现的问题。做的记录,结果发现,孩子缺乏学习兴趣下降,促使孩子学习的精神。这项研究的目的是社会生活中贯彻伦理价值观,社会支持。推断;孩子学习兴趣下降aksiologi(懒)的研究价值和不良行为以任何理由不能接受。关键词:兴趣学习生物学,AksiologiAbstract学习educators和学生之间一定carried out in the学校环境。会议,因为它是一个理想的地方educators和学生之间,为品质教育》。教育联系教育成功的伦理、道德、懒惰和社会价值。但当学习活动在家里开始在网上发生时,情况就变了。所有各方开始调整迎不同变成了非常更加。学校和教育工作者必须努力寻找互联网作为一种学习媒介的优势。在家学习和家长努力跟上在线学习。在它实现后,党出现了许多obstacles的面孔。这是孩子们学习的兴趣。在这个研究中,授权用有资格的方法来解释这个问题。收集数据的结果令人担忧,即儿童对学习和学习感兴趣的基数,这激励儿童积极学习。这项研究的目的是实现社会价值、社会生活的社会支持。结果就是这样;从价值观和坏行为研究中得出的结论不应该被认为有任何原因。
{"title":"Rendahnya Minat Belajar Siswa pada Masa Covid-19: Kajian Aksiologi","authors":"Leni Hartati, Jimmy Copriadi","doi":"10.23887/jfi.v6i1.41551","DOIUrl":"https://doi.org/10.23887/jfi.v6i1.41551","url":null,"abstract":"AbstrakPembelajaran antara pendidik dan peserta didik harus dilakukan di lingkungan sekolah. Karena merupakan tempat pertemuan yang ideal antara pendidik dan peserta didik untuk mencapai pendidikan yang berkualitas. Pendidikan mengandung nilai-nilai etika, moral, estetika, dan sosial untuk mencapai keberhasilan pendidikan. Namun hal itu berubah ketika aktivitas belajar mulai terjadi secara online di rumah. Semua pihak mulai menyesuaikan diri yang berbeda menjadi sangat sulit. Sekolah dan pendidik harus bekerja keras untuk menemukan internet yang sesuai sebagai media pembelajaran. Siswa dan orang tua di rumah berjuang untuk mengikuti pembelajaran online. Setelah pelaksanaannya, ternyata banyak kendala yang dihadapi oleh para pihak. Kasus yang menjadi perhatian besar adalah menurunnya minat belajar anak. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif untuk menggambarkan permasalahan yang muncul. Hasil pendataan yang dilakukan, diketahui bahwa menurunnya minat belajar anak dan kurangnya belajar, yang memotivasi anak untuk semangat dalam belajar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengimplementasikan nilai-nilai etika, dukungan sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Disimpulkan bahwa; penurunan minat belajar anak (malas) dari kajian aksiologi nilai dan perilaku buruk tidak boleh diterima dengan alasan apapun.Kata Kunci: Minat Belajar, Belajar Biologi, AksiologiAbstract Learning between educators and students must be carried out in the school environment. Because it is an ideal meeting place between educators and students to achieve quality education. Education contains ethical, moral, aesthetic, and social values to achieve educational success. But that changed when learning activities started happening online at home. All parties begin to adjust the different becomes very difficult. Schools and educators must work hard to find the appropriate Internet as a learning medium. Students and parents at home struggle to keep up with online learning. After its implementation, it turned out that there were many obstacles faced by the parties. Cases that are of great interest are children's declining interest in learning. In this study, the authors use qualitative methods to describe the problems that arise. The results of data collection carried out, it is known that the decline in children's interest in learning and lack of learning, which motivates children to be enthusiastic in learning. The purpose of this research is to implement ethical values, social support in social life. It was concluded that; a decrease in children's interest in learning (lazy) from axiological studies of values and bad behavior should not be accepted for any reason. ","PeriodicalId":344212,"journal":{"name":"Jurnal Filsafat Indonesia","volume":"56 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130818508","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}