ABSTRAKTujuan penelitian: untuk menganalisis hubungan pengetahuan ibu tentang gizi balita dan pola pemberian makanan terhadap status gizi anak usia toddler. Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini yaitu ibu yang memiliki anak usia 1-3 tahun di Desa Kunden, Karanganom, Klaten. Sampel berjumlah 56 orang yang diambil dengan teknik concecutive sampling. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2016. Instrumen yang digunakan ialah kuesioner pengetahuan ibu tentang status gizi, kuesioner pola pemberian makanan, timbangan berat badan, serta stature meter. Pengukuran status gizi menggunakan indeks BB/TB. Analisis data menggunakan uji koefisien kontingensi untuk mengetahui korelasi. Hasil: Ibu yang memiliki pengetahuan tentang gizi balita cukup baik sejumlah 41,1% dan ibu yang memiliki pengetahuan tentang pola pemberian makanan baik sejumlah 78,6%. Balita di Desa Kunden sebagian besar memiliki status gizi normal, yaitu sejumlah 62,5%. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan pengetahuan ibu (p=0,166) dan pola pemberian makanan (p=0,313) terhadap status gizi balita (a=0,05). Kesimpulan: Tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi anak usia toddler dan pola pemberian makanan terhadap status gizi anak usia toddler.Kata Kunci: pengetahuan ibu, pola pemberian makanan, status gizi, toddlerCORRELATION OF MOTHER’S KNOWLEDGE AND FEEDING PATTERN WITH NUTRITIONAL STATUS IN TODDLERSABSTRACTObjective: to analyze the correlation of mother’s knowledge about toddler’s nutrition and feeding pattern with nutritional status of toddlers. Methods: This research was analytical descriptive with cross sectional approach. The population was mothers who had children aged 1-3 years in Kunden, Karanganom Village, Klaten. Samples consisted of 56 people taken using consecutive sampling technique. The research was conducted in June-July 2016. The instruments used were a questionnaire of mother’s knowledge about nutritional status, feeding pattern questionnaire, body weight scales, and stature meter. The nutritional status was measured using Weight/Height index. Data were analyzed using contingency coefficient test to figure out the correlation. Results: 41.1% of mothers had relatively good knowledge about nutrition of toddler and 78.6% mothers had good knowledge about feeding pattern. 62.5% of toddlers in Kunden Village mostly had normal nutritional status. The results of statistical test showed that there was no correlation of mother’s knowledge (p=0.166) andfeeding pattern (p=0.313) with nutritional status of toddles (a=0.05). Conclusion: There is no correlation of mother’s knowledge about toddlers’ nutrition and feeding pattern with nutritional status of toddlers.Keywords: mother’s knowledge, feeding pattern, nutritional status, toddlers
{"title":"Hubungan Pengetahuan Ibu dan Pola Pemberian Makanan Terhadap Status Gizi Anak Usia Toddler","authors":"Fitriana Noor Khayati, R. Munawaroh","doi":"10.32419/JPPNI.V2I1.83","DOIUrl":"https://doi.org/10.32419/JPPNI.V2I1.83","url":null,"abstract":"ABSTRAKTujuan penelitian: untuk menganalisis hubungan pengetahuan ibu tentang gizi balita dan pola pemberian makanan terhadap status gizi anak usia toddler. Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini yaitu ibu yang memiliki anak usia 1-3 tahun di Desa Kunden, Karanganom, Klaten. Sampel berjumlah 56 orang yang diambil dengan teknik concecutive sampling. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2016. Instrumen yang digunakan ialah kuesioner pengetahuan ibu tentang status gizi, kuesioner pola pemberian makanan, timbangan berat badan, serta stature meter. Pengukuran status gizi menggunakan indeks BB/TB. Analisis data menggunakan uji koefisien kontingensi untuk mengetahui korelasi. Hasil: Ibu yang memiliki pengetahuan tentang gizi balita cukup baik sejumlah 41,1% dan ibu yang memiliki pengetahuan tentang pola pemberian makanan baik sejumlah 78,6%. Balita di Desa Kunden sebagian besar memiliki status gizi normal, yaitu sejumlah 62,5%. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan pengetahuan ibu (p=0,166) dan pola pemberian makanan (p=0,313) terhadap status gizi balita (a=0,05). Kesimpulan: Tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi anak usia toddler dan pola pemberian makanan terhadap status gizi anak usia toddler.Kata Kunci: pengetahuan ibu, pola pemberian makanan, status gizi, toddlerCORRELATION OF MOTHER’S KNOWLEDGE AND FEEDING PATTERN WITH NUTRITIONAL STATUS IN TODDLERSABSTRACTObjective: to analyze the correlation of mother’s knowledge about toddler’s nutrition and feeding pattern with nutritional status of toddlers. Methods: This research was analytical descriptive with cross sectional approach. The population was mothers who had children aged 1-3 years in Kunden, Karanganom Village, Klaten. Samples consisted of 56 people taken using consecutive sampling technique. The research was conducted in June-July 2016. The instruments used were a questionnaire of mother’s knowledge about nutritional status, feeding pattern questionnaire, body weight scales, and stature meter. The nutritional status was measured using Weight/Height index. Data were analyzed using contingency coefficient test to figure out the correlation. Results: 41.1% of mothers had relatively good knowledge about nutrition of toddler and 78.6% mothers had good knowledge about feeding pattern. 62.5% of toddlers in Kunden Village mostly had normal nutritional status. The results of statistical test showed that there was no correlation of mother’s knowledge (p=0.166) andfeeding pattern (p=0.313) with nutritional status of toddles (a=0.05). Conclusion: There is no correlation of mother’s knowledge about toddlers’ nutrition and feeding pattern with nutritional status of toddlers.Keywords: mother’s knowledge, feeding pattern, nutritional status, toddlers","PeriodicalId":356951,"journal":{"name":"Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI)","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121329546","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Niken Setyaningrum, I. Permana, Falasifah Ani Yuniarti
ABSTRAKTujuan penelitian: untuk mengetahui efektivitas teknikprogressive muscle relaxation dan slow deep breathing terhadap peningkatan kualitas tidur dan penurunan tingkat stres. Metode: penelitian ini menggunakan quasi experimental design with comparison group. Pengambilan sampel penelitian menggunakan purposive sampling. Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Gamping 2 Yogyakarta. Besar sampel dalam penelitian ini sebanyak 60 responden dengan pembagian sampel masing-masing 20 responden pada kelompok intervensi, kelompok kontrol 1, dan kelompok kontrol 2. Pengambilan data dilakukan pada bulan April sampai Juni 2015. Instrumen penelitian ini menggunakan PSQI (Pittburgh Sleep Quality Index) untuk mengukur kualitas tidur dengan nilai validitas 0,89 dan reliabilitas sebesar 0,73, sedangkan PSS (Perceived Stress Scale) untuk mengukur tingkat stres dengan nilai validitas 0,85 dan reliabilitas sebesar 0,75. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan Anova dilanjutkan uji post-hoc Bonferroni. Hasil: Terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok intervensi, kelompok kontrol 1, dan kelompok kontrol 2 terhadap peningkatan kualitas tidur (p = 0,025). Terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok intervensi, kelompok control 1 dan kelompok kontrol 2 terhadap penurunan tingkat stres (p = 0,009). Diskusi: Hipertensi berkaitan dengan kualitas tidur dan tingkat stres karena berhubungan dengan respons saraf simpatis. Jika tidak diidentifikasi dengan baik, hal tersebut dapat memperburuk kondisi penderita hipertensi. Hipertensi dapat dikontrol dengan terapi nonfarmakologi menggunakan teknik relaksasi progressive muscle relaxation dan slow deep breathing. Kesimpulan: teknik progressive muscle relaxation efektif untuk meningkatkan kualitas tidur dan slow deep breathing efektif untuk menurunkan tingkat stres.Kata Kunci: hipertensi, kualitas tidur, tingkat stres, progressive muscle relaxation, slow deep breathingPROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION AND SLOW DEEP BREATHING IN HYPERTENSION PATIENTSABSTRACTObjective: to identify the effectiveness of progressive muscle relaxation and slow deep breathing on improving sleep quality and decreasing stress levels. Methods: This study employed quasi experimental design with comparison group. Samples were taken using purposive sampling. The study was conducted in the working area of Puskesmas (Public Health Center) Gamping 2 Yogyakarta. The sample size was 60 respondents with 20 respondents in each of the intervention group, control group 1, and control group 2. Data were collected from April to June 2015. The research used PSQI (Pittsburgh Sleep Quality Index) to measure the quality of sleep with a validity value of 0.89 and a reliability value of 0.73 and PSS (Perceived Stress Scale) to measure stress levels with a validity value of 0.85 and a reliability value of 0.75. Data were analyzed using Anova and followed by using Bonferroni post-hoc test. Results: There were significant differences between intervention
{"title":"Progressive Muscle Relaxation dan Slow Deep Breathing pada Penderita Hipertensi","authors":"Niken Setyaningrum, I. Permana, Falasifah Ani Yuniarti","doi":"10.32419/JPPNI.V2I1.81","DOIUrl":"https://doi.org/10.32419/JPPNI.V2I1.81","url":null,"abstract":"ABSTRAKTujuan penelitian: untuk mengetahui efektivitas teknikprogressive muscle relaxation dan slow deep breathing terhadap peningkatan kualitas tidur dan penurunan tingkat stres. Metode: penelitian ini menggunakan quasi experimental design with comparison group. Pengambilan sampel penelitian menggunakan purposive sampling. Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Gamping 2 Yogyakarta. Besar sampel dalam penelitian ini sebanyak 60 responden dengan pembagian sampel masing-masing 20 responden pada kelompok intervensi, kelompok kontrol 1, dan kelompok kontrol 2. Pengambilan data dilakukan pada bulan April sampai Juni 2015. Instrumen penelitian ini menggunakan PSQI (Pittburgh Sleep Quality Index) untuk mengukur kualitas tidur dengan nilai validitas 0,89 dan reliabilitas sebesar 0,73, sedangkan PSS (Perceived Stress Scale) untuk mengukur tingkat stres dengan nilai validitas 0,85 dan reliabilitas sebesar 0,75. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan Anova dilanjutkan uji post-hoc Bonferroni. Hasil: Terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok intervensi, kelompok kontrol 1, dan kelompok kontrol 2 terhadap peningkatan kualitas tidur (p = 0,025). Terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok intervensi, kelompok control 1 dan kelompok kontrol 2 terhadap penurunan tingkat stres (p = 0,009). Diskusi: Hipertensi berkaitan dengan kualitas tidur dan tingkat stres karena berhubungan dengan respons saraf simpatis. Jika tidak diidentifikasi dengan baik, hal tersebut dapat memperburuk kondisi penderita hipertensi. Hipertensi dapat dikontrol dengan terapi nonfarmakologi menggunakan teknik relaksasi progressive muscle relaxation dan slow deep breathing. Kesimpulan: teknik progressive muscle relaxation efektif untuk meningkatkan kualitas tidur dan slow deep breathing efektif untuk menurunkan tingkat stres.Kata Kunci: hipertensi, kualitas tidur, tingkat stres, progressive muscle relaxation, slow deep breathingPROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION AND SLOW DEEP BREATHING IN HYPERTENSION PATIENTSABSTRACTObjective: to identify the effectiveness of progressive muscle relaxation and slow deep breathing on improving sleep quality and decreasing stress levels. Methods: This study employed quasi experimental design with comparison group. Samples were taken using purposive sampling. The study was conducted in the working area of Puskesmas (Public Health Center) Gamping 2 Yogyakarta. The sample size was 60 respondents with 20 respondents in each of the intervention group, control group 1, and control group 2. Data were collected from April to June 2015. The research used PSQI (Pittsburgh Sleep Quality Index) to measure the quality of sleep with a validity value of 0.89 and a reliability value of 0.73 and PSS (Perceived Stress Scale) to measure stress levels with a validity value of 0.85 and a reliability value of 0.75. Data were analyzed using Anova and followed by using Bonferroni post-hoc test. Results: There were significant differences between intervention","PeriodicalId":356951,"journal":{"name":"Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI)","volume":"134 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122907978","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ayu G C Hartina, Takdir Tahir, Nurhaya Nurdin, Midawati Djafar
ABSTRAKTujuan penelitian: Mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan kelulusan dalam pelaksanaan UKNI di institusi regional Sulawesi. Metode: Penelitian ini menggunakan survei analitik dengan model pendekatan cross sectional study. Penelitian ini menggunakan kuesioner dengan skala Guttman. Pengambilan data dilakukan pada 16 Desember 2016-19 April 2017, sebanyak 72 orang lulusan ners sebagai sampel dari berbagai institusi keperawatan di wilayah Sulawesi, pengambilan sampel dilakukan secara cluster sampling, lalu diberikan kuesioner saat briefing H-1 sebelum ujian kompetensi ners. Uji statistik yang digunakan yaitu uji Pearson correlation dengan tingkat kemaknaan p-value =0,05. Hasil: Ada hubungan kesiapan ujian (p=0,001), try out UKNI (p=0,03), prestasi akademik (p=0,03), dan peran institusi (p=0,005) dengan tingkat kelulusan uji kompetensi ners dan tidak ada hubungan kondisi fisik (p=0,555), praktik profesi dengan tingkat kelulusan uji kompetensi ners. Kesimpulan: Faktor yang paling dominan berhubungan dengan kelulusan uji kompetensi adalah kesiapan uji kompetensi. Perlu dilakukan penelitian lanjutan yang terkait sistem bimbingan profesi dan pemahaman blueprint terhadap kelulusan uji kompetensi ners.Kata Kunci: uji kompetensi, tingkat kelulusan, prestasi akademikFACTORS RELATED TO A PASS IN TEST OF COMPETENCE FOR INDONESIAN NURSES IN SULAWESI REGIONABSTRACTObjective: To identify factors related to the pass in the Test of Competence for Indonesian Nurses in regional institutions of Sulawesi. Methods: This research employed analytical survey with cross sectional study approach. It used Guttman scale for the questionnaire. Data were collected from 16 December 2016 until 19 April 2017, involving 72 nursing graduates as samples from various nursing institutions in Sulawesi, taken using cluster sampling, and given questionnaire during a briefing session held one day before the test of competence for nurses. The statistical test used Pearson correlation test with significance level ofp-value=0.05. Results: There was correlation of test readiness (p=0.001), try-out for the Test of Competence for Indonesian Nurses (p=0.03), academic achievement (p=0.03), and institutional role (p=0.005) with the passing rate of the test of competence for nurses and there was correlation ofphysical condition (p=0.555), professional practice with the passing level of the test of competence for nurses. Conclusion: The most dominant factor related to the pass in the competence test is the readiness for the competence test. It is necessary to conduct further research on professional guidance system and understanding of blueprint concerning the pass in the test of competence for nurses.Keywords: competence test, passing rate, academic achievement
研究对象:确定与UKNI在苏拉威西地区机构毕业有关的因素。方法:该研究采用交叉研究方法模型的分析调查。这项研究使用Guttman规模的调查问卷。数据检索发生在2014年4月16日至19日,共有72名毕业生作为苏拉威西地区护理机构的样本进行抽样采集,然后在绩效考核前的g.1简报中进行调查。使用的统计数据是皮尔森相关测试的p-价值率= 0.05。结果:有一种准备考试的关系(p= 001),尝试UKNI (p= 003),学术成就(p= 003),制度的作用(p= 0500)与能力测试的毕业率和没有身体条件关系(p= 555),职业实践与能力测试的毕业程度。结论:处理能力测试通过的主要因素是能力测试的准备。需要进行与职业指导系统相关的高级研究,以及蓝图理解能力测试的毕业。关键词:能力测试、毕业级别、学术成就与在苏拉威西地区的姐妹考试中通过的考试相关:将事实与过去的关系联系在一起方法:这项研究采用了交叉研究的分析结果。它被称为Guttman,用于提问。数据由2016年12月16日至2017年4月19日收集,以苏拉威西各种护理机构的样本为样本,采用抽样集,在为期一天的监护期会议上提出问题。(播音员)皮尔森利用资源资源测试的重要性质=0.05。Results:有相关of readiness测试(p =冰河世纪)是印尼,预定了for the test of Competence for护士(p = 0 . 03),学业成绩成就奖(p = 0。03),和institutional角色(p = 0.005)和传球率》测试相关ofphysical Competence for护士有著作百科全书》是雾(p = 0.555)和传球水平》,专业实践测试of Competence)为护士。结束语:通过竞争测试的最主要因素是强迫测试的结果。有必要进一步研究专业导航系统和理解蓝图协奏曲Keywords:竞赛测试,冒充身份,学术界成就
{"title":"FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELULUSAN UJI KOMPETENSI NERS INDONESIA (UKNI) DI REGIONAL SULAWESI","authors":"Ayu G C Hartina, Takdir Tahir, Nurhaya Nurdin, Midawati Djafar","doi":"10.32419/jppni.v2i2.84","DOIUrl":"https://doi.org/10.32419/jppni.v2i2.84","url":null,"abstract":"ABSTRAKTujuan penelitian: Mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan kelulusan dalam pelaksanaan UKNI di institusi regional Sulawesi. Metode: Penelitian ini menggunakan survei analitik dengan model pendekatan cross sectional study. Penelitian ini menggunakan kuesioner dengan skala Guttman. Pengambilan data dilakukan pada 16 Desember 2016-19 April 2017, sebanyak 72 orang lulusan ners sebagai sampel dari berbagai institusi keperawatan di wilayah Sulawesi, pengambilan sampel dilakukan secara cluster sampling, lalu diberikan kuesioner saat briefing H-1 sebelum ujian kompetensi ners. Uji statistik yang digunakan yaitu uji Pearson correlation dengan tingkat kemaknaan p-value =0,05. Hasil: Ada hubungan kesiapan ujian (p=0,001), try out UKNI (p=0,03), prestasi akademik (p=0,03), dan peran institusi (p=0,005) dengan tingkat kelulusan uji kompetensi ners dan tidak ada hubungan kondisi fisik (p=0,555), praktik profesi dengan tingkat kelulusan uji kompetensi ners. Kesimpulan: Faktor yang paling dominan berhubungan dengan kelulusan uji kompetensi adalah kesiapan uji kompetensi. Perlu dilakukan penelitian lanjutan yang terkait sistem bimbingan profesi dan pemahaman blueprint terhadap kelulusan uji kompetensi ners.Kata Kunci: uji kompetensi, tingkat kelulusan, prestasi akademikFACTORS RELATED TO A PASS IN TEST OF COMPETENCE FOR INDONESIAN NURSES IN SULAWESI REGIONABSTRACTObjective: To identify factors related to the pass in the Test of Competence for Indonesian Nurses in regional institutions of Sulawesi. Methods: This research employed analytical survey with cross sectional study approach. It used Guttman scale for the questionnaire. Data were collected from 16 December 2016 until 19 April 2017, involving 72 nursing graduates as samples from various nursing institutions in Sulawesi, taken using cluster sampling, and given questionnaire during a briefing session held one day before the test of competence for nurses. The statistical test used Pearson correlation test with significance level ofp-value=0.05. Results: There was correlation of test readiness (p=0.001), try-out for the Test of Competence for Indonesian Nurses (p=0.03), academic achievement (p=0.03), and institutional role (p=0.005) with the passing rate of the test of competence for nurses and there was correlation ofphysical condition (p=0.555), professional practice with the passing level of the test of competence for nurses. Conclusion: The most dominant factor related to the pass in the competence test is the readiness for the competence test. It is necessary to conduct further research on professional guidance system and understanding of blueprint concerning the pass in the test of competence for nurses.Keywords: competence test, passing rate, academic achievement","PeriodicalId":356951,"journal":{"name":"Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131315578","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAKRemaja mengalami pertumbuhan dan perkembangan fisik serta psikologis yang pesat. Hal ini membuat remaja rentan mengalami masalah kesehatan, salah satunya gangguan perilaku makan. Salah satu faktor yang memengaruhi yaitu peer attachment dan parent attachment. Tujuan penelitian: untuk mengetahui adanya hubungan peer dan parent attachment dengan gangguan perilaku makan pada remaja SMA. Metode: Penelitian menggunakan desain cross sectional kepada 65 responden yang diambil berdasarkan purposive sampling. Kriteria responden penelitian yaitu remaja usia 15-17 tahun dan mengalami gangguan perilaku makan. Gangguan perilaku makan diidentifikasi menggunakan alat ukur The Eating Attitudes Test-26 (EAT-26), sedangkan attachment diukur dengan The Inventory of Peer and Parent Attachment (IPPA) yang valid dan reliabel. Penelitian ini telah dinyatakan lolos kaji etik oleh Komite Etik Penelitian Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Hasil: penelitian menunjukkan ada hubungan peer attachment dengan gangguan perilaku makan (p=0,000; r=0,459), dan ada hubungan parent attachment dengan gangguan perilaku makan (p=0,020; r=0,288). Kesimpulan: Rekomendasi adalah sekolah dapat memaksimalkan upaya membangun perilaku hidup sehat dengan mengadakan penyuluhan secara berkala berkaitan dengan berat badan ideal, perilaku makan yang baik, dan gizi seimbangKata Kunci: gangguan perilaku makan, parent attachment, peer attachment, remajaCORRELATION BETWEEN PEER AND PARENT ATTACHMENT WITH DISORDERED EATING BEHAVIORS IN HIGH SCHOOL ADOLESCENTSABSTRACTObjective: This study is aimed to determine the correlation between peer and parent attachment with disordered eating behaviors in high school adolescents. Methods: Its design was cross-sectional with samples and selected through purposive sampling technique.The Criteria of respondents were adolescent aged 15-17 years and experienced disodered eating behaviors. Disordered eating behaviors were identified using the The Eating Attitudes Test-26 (EAT-26), while attachments were measured by The Inventory of Peer and Parent Attachment (IPPA). Both of them are valid and reliable. This research has been declared escaped ethical review by Research Ethics Committee Faculty of Nursing University of Indonesia. Data was analyzed with pearson correlation test. Results: The results showed there were a correlation between peer attachment and disordered eating behaviors (p=0,000; r=0,459). Also, there were a correlation between parent attachment and disordered eating behaviors (p=0,020; r=0,288). Disscussion: Recommendation is schools can maximize efforts to build healthy lifestyles by conducting periodic counseling related to ideal body weight, good eating behavior, and balanced nutrition.Keywords: adolescent, disordered eating behaviors, parent attachment, parent attachment
{"title":"HUBUNGAN PEER AND PARENT ATTACHMENT DENGAN GANGGUAN PERILAKU MAKAN PADA REMAJA SMA","authors":"Mia Yuliana, Mustikasari","doi":"10.32419/JPPNI.V3I2.105","DOIUrl":"https://doi.org/10.32419/JPPNI.V3I2.105","url":null,"abstract":"ABSTRAKRemaja mengalami pertumbuhan dan perkembangan fisik serta psikologis yang pesat. Hal ini membuat remaja rentan mengalami masalah kesehatan, salah satunya gangguan perilaku makan. Salah satu faktor yang memengaruhi yaitu peer attachment dan parent attachment. Tujuan penelitian: untuk mengetahui adanya hubungan peer dan parent attachment dengan gangguan perilaku makan pada remaja SMA. Metode: Penelitian menggunakan desain cross sectional kepada 65 responden yang diambil berdasarkan purposive sampling. Kriteria responden penelitian yaitu remaja usia 15-17 tahun dan mengalami gangguan perilaku makan. Gangguan perilaku makan diidentifikasi menggunakan alat ukur The Eating Attitudes Test-26 (EAT-26), sedangkan attachment diukur dengan The Inventory of Peer and Parent Attachment (IPPA) yang valid dan reliabel. Penelitian ini telah dinyatakan lolos kaji etik oleh Komite Etik Penelitian Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Hasil: penelitian menunjukkan ada hubungan peer attachment dengan gangguan perilaku makan (p=0,000; r=0,459), dan ada hubungan parent attachment dengan gangguan perilaku makan (p=0,020; r=0,288). Kesimpulan: Rekomendasi adalah sekolah dapat memaksimalkan upaya membangun perilaku hidup sehat dengan mengadakan penyuluhan secara berkala berkaitan dengan berat badan ideal, perilaku makan yang baik, dan gizi seimbangKata Kunci: gangguan perilaku makan, parent attachment, peer attachment, remajaCORRELATION BETWEEN PEER AND PARENT ATTACHMENT WITH DISORDERED EATING BEHAVIORS IN HIGH SCHOOL ADOLESCENTSABSTRACTObjective: This study is aimed to determine the correlation between peer and parent attachment with disordered eating behaviors in high school adolescents. Methods: Its design was cross-sectional with samples and selected through purposive sampling technique.The Criteria of respondents were adolescent aged 15-17 years and experienced disodered eating behaviors. Disordered eating behaviors were identified using the The Eating Attitudes Test-26 (EAT-26), while attachments were measured by The Inventory of Peer and Parent Attachment (IPPA). Both of them are valid and reliable. This research has been declared escaped ethical review by Research Ethics Committee Faculty of Nursing University of Indonesia. Data was analyzed with pearson correlation test. Results: The results showed there were a correlation between peer attachment and disordered eating behaviors (p=0,000; r=0,459). Also, there were a correlation between parent attachment and disordered eating behaviors (p=0,020; r=0,288). Disscussion: Recommendation is schools can maximize efforts to build healthy lifestyles by conducting periodic counseling related to ideal body weight, good eating behavior, and balanced nutrition.Keywords: adolescent, disordered eating behaviors, parent attachment, parent attachment","PeriodicalId":356951,"journal":{"name":"Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI)","volume":"41 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132671742","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAKLatar Belakang: Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan salah satu infeksi nasokomial yang dapat dialami pasien rawat di rumah sakit. Salah satu faktor penyebabnya bisa dari penggunaan kateter. Tujuan Penelitian: mengetahui lamanya penggunaan kateter dengan kejadian infeksi saluran kemih. Metode: Jenis penelitiannya adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional study. Jumlah sampel 44 orang yang ditentukan dengan cara purposive sampling dengan kriteria responden adalah pasien rawat yang dipasang kateter saat baru masuk RS dengan diagnosis utama bukan infeksi saluran kemih. Izin etik panelitian diperoleh sebelum pengambilan data dilakukan. Pengumpulan data dilakukan dari 22 Juni-22 Juli 2015 dengan menggunakan lembar observasi dan pemeriksaan spesimen urin responden ke laboratorium. Data dianalisis secara univariat dan bivariate dengan uji chi square. Hasil: ditemukan 43,2% responden mengalami ISK, dari lamanya penggunaan kateter responden, 40,9% tidak sesuai aturan (lebih 7 hari) dan terdapat hubungan bermakna antara lamanya penggunaan kateter dengan kejadian infeksi saluran kemih (p<0,001). Kesimpulan: Pengunaan kateter yang lama memiliki hubungan yang bermakna dengan terjadinya infeksi saluran kemih pada pasien. Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar bagi perawat ruangan dalam merencanakan intervensi pengawasan dan penggantian kateter secara periodik bagi pasien.Kata kunci: Kateter, infeksi saluran kemih, rumah sakit, urinalisisDURATION OF CATETER USE AND INCIDENCE OF URINARY TRACT INFECTION IN PATIENTS WITH INDWELLING CATHETERABSTRACTBackground: Urinary Tract Infection (UTI) is one of the nosocomial infections that can be experienced by hospitalized patients. One of the causes is the use of catheters. Objective: To identify the duration of catheter use and the incidence of urinary tract infections. Methods: The research is descriptive analytic with cross sectional study approach. The number of samples was 44 people whom were taken using purposive sampling. The criterion of respondent was patient with an indwelling catheter when they were newly admitted to the hospital with a primary diagnosis of not having urinary tract infection. Ethical approval for the research was obtained before data were collected. The data were collected from 22 June 2015 to 22 July 2015 by using observation sheets and examining respondents ’urine specimens in the laboratory. They were analyzed through univariate and bivariate using chi square test. Results: 43.2% of respondents had UTI, 40.9% did not comply with the rules (more than 7 days) in terms of the duration of catheter use, and there was a significant correlation between the duration of catheter use and incidence of urinary tract infection (p<0.001). Conclusion: Prolonged catheter use has a significant correlation with the incidence of urinary tract infection in patients. The results of this research can be used as a basis for ward nurses in planning periodic supervision and catheter rep
{"title":"Lamanya Penggunaan Kateter dengan Kejadian Infeksi Saluran Kemih pada Pasien Terpasang Kateter","authors":"Yosi Suryarinilsih, Defiroza, M. Aulia","doi":"10.32419/jppni.v2i3.92","DOIUrl":"https://doi.org/10.32419/jppni.v2i3.92","url":null,"abstract":"ABSTRAKLatar Belakang: Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan salah satu infeksi nasokomial yang dapat dialami pasien rawat di rumah sakit. Salah satu faktor penyebabnya bisa dari penggunaan kateter. Tujuan Penelitian: mengetahui lamanya penggunaan kateter dengan kejadian infeksi saluran kemih. Metode: Jenis penelitiannya adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional study. Jumlah sampel 44 orang yang ditentukan dengan cara purposive sampling dengan kriteria responden adalah pasien rawat yang dipasang kateter saat baru masuk RS dengan diagnosis utama bukan infeksi saluran kemih. Izin etik panelitian diperoleh sebelum pengambilan data dilakukan. Pengumpulan data dilakukan dari 22 Juni-22 Juli 2015 dengan menggunakan lembar observasi dan pemeriksaan spesimen urin responden ke laboratorium. Data dianalisis secara univariat dan bivariate dengan uji chi square. Hasil: ditemukan 43,2% responden mengalami ISK, dari lamanya penggunaan kateter responden, 40,9% tidak sesuai aturan (lebih 7 hari) dan terdapat hubungan bermakna antara lamanya penggunaan kateter dengan kejadian infeksi saluran kemih (p<0,001). Kesimpulan: Pengunaan kateter yang lama memiliki hubungan yang bermakna dengan terjadinya infeksi saluran kemih pada pasien. Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar bagi perawat ruangan dalam merencanakan intervensi pengawasan dan penggantian kateter secara periodik bagi pasien.Kata kunci: Kateter, infeksi saluran kemih, rumah sakit, urinalisisDURATION OF CATETER USE AND INCIDENCE OF URINARY TRACT INFECTION IN PATIENTS WITH INDWELLING CATHETERABSTRACTBackground: Urinary Tract Infection (UTI) is one of the nosocomial infections that can be experienced by hospitalized patients. One of the causes is the use of catheters. Objective: To identify the duration of catheter use and the incidence of urinary tract infections. Methods: The research is descriptive analytic with cross sectional study approach. The number of samples was 44 people whom were taken using purposive sampling. The criterion of respondent was patient with an indwelling catheter when they were newly admitted to the hospital with a primary diagnosis of not having urinary tract infection. Ethical approval for the research was obtained before data were collected. The data were collected from 22 June 2015 to 22 July 2015 by using observation sheets and examining respondents ’urine specimens in the laboratory. They were analyzed through univariate and bivariate using chi square test. Results: 43.2% of respondents had UTI, 40.9% did not comply with the rules (more than 7 days) in terms of the duration of catheter use, and there was a significant correlation between the duration of catheter use and incidence of urinary tract infection (p<0.001). Conclusion: Prolonged catheter use has a significant correlation with the incidence of urinary tract infection in patients. The results of this research can be used as a basis for ward nurses in planning periodic supervision and catheter rep","PeriodicalId":356951,"journal":{"name":"Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI)","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124069416","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
AbstrakLatar belakang: Remaja yang harus menjalani masa masa hukuman akibat tindak kriminal yang pernah dilakukannya sangat rentan mengalami ansietas. Ansietas sebagai salah satu masalah psikososial dapat diatasi dengan beberapa psikoterapi diantaranya terapi logo dan terapi suportif. Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh terapi logo dan terapi suportif terhadap ansietas remaja di rumah tahanan dan lembaga pemasyarakatan wilayah Jawa Barat. Metode: Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experiment pre-post test with control group dengan 78 responden yang merupakan hasil screening berdasarkan kriteria inklusi, terdiri dari 39 responden untuk kelompok intervensi dan 39 responden untuk kelompok kontrol. Terapi ini diberikan dalam 8 sesi yang terdiri dari terapi logo 4 sesi dan terapi suportif 4 sesi. Penelitian ini dilakukan selama 5 minggu. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah State Trait Anxiety Scale-Trait yang telah dilakukan uji validitas dengan nilai r=0,313-0,574 dan nilai reliabilitas=0,770 pada 30 orang remaja di lapas yang terdapat di Kabupaten Garut. Data yang didapatkan dianalisis menggunakan uji independent t test, chi-square dan marginal homogenity. Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh terapi logo dan terapi suportif terhadap penurunan tingkat ansietas remaja yang ditunjukkan dengan p Value=0.000 (a=0.05). Kesimpulan: Terapi logo dan suportif kelompok dapat menurunkan ansietas pada remaja. Rekomendasi penelitian ini ditujukan kepada Kanwil Hukum dan HAM Provinsi Jawa Barat selaku pemegang kebijakan untuk memberikan perhatian terhadap permasalahan psikologis pada warga binaan dengan mengembangkan kegiatan kegiatan kelompok serta bekerja sama dengan pihak akademik dan layanan kesehatan jiwa dalam upaya untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan jiwa pada warga binaan.Kata kunci: ansietas remaja, terapi logo, terapi suportifGROUP LOGO AND SUPORTIVE THERAPIES REDUCE ANXIETY IN ADOLESCENTS AT STATE DETENSION HOUSE AND PRISONAbstractBackground: Adolescents who have to receive a sentence due to crimes they committed are very susceptible to anxiety. A psychosocial problem, anxiety can be overcome with several psychotherapies, including logo therapy and supportive therapy. Objective: This study aims to identify the effect of logo therapy and supportive therapy on anxiety in adolescents at state detention house and prison in West Java. Methods: This study used a quasi-experiment pre-posttest with control group design with 78 respondents who were screened based on the inclusion criteria, consisting of 39 respondents for the intervention group and 39 respondents for the control group. This therapy was given in 8 sessions, consisting of 4 sessions for logo therapy and 4 sessions for supportive therapy. This study was conductedfor 5 weeks. It used State Trait Anxiety Scale-Trait of which validity and reliability had been tested with r value=0.313-0.574 and reliability=0
{"title":"Terapi Logo dan Suportif Kelompok Menurunkan Ansietas Remaja Binaan Rutan dan Lapas","authors":"Efri Widianti, Mustikasari, A. Waluyo","doi":"10.32419/JPPNI.V2I3.90","DOIUrl":"https://doi.org/10.32419/JPPNI.V2I3.90","url":null,"abstract":"AbstrakLatar belakang: Remaja yang harus menjalani masa masa hukuman akibat tindak kriminal yang pernah dilakukannya sangat rentan mengalami ansietas. Ansietas sebagai salah satu masalah psikososial dapat diatasi dengan beberapa psikoterapi diantaranya terapi logo dan terapi suportif. Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh terapi logo dan terapi suportif terhadap ansietas remaja di rumah tahanan dan lembaga pemasyarakatan wilayah Jawa Barat. Metode: Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experiment pre-post test with control group dengan 78 responden yang merupakan hasil screening berdasarkan kriteria inklusi, terdiri dari 39 responden untuk kelompok intervensi dan 39 responden untuk kelompok kontrol. Terapi ini diberikan dalam 8 sesi yang terdiri dari terapi logo 4 sesi dan terapi suportif 4 sesi. Penelitian ini dilakukan selama 5 minggu. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah State Trait Anxiety Scale-Trait yang telah dilakukan uji validitas dengan nilai r=0,313-0,574 dan nilai reliabilitas=0,770 pada 30 orang remaja di lapas yang terdapat di Kabupaten Garut. Data yang didapatkan dianalisis menggunakan uji independent t test, chi-square dan marginal homogenity. Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh terapi logo dan terapi suportif terhadap penurunan tingkat ansietas remaja yang ditunjukkan dengan p Value=0.000 (a=0.05). Kesimpulan: Terapi logo dan suportif kelompok dapat menurunkan ansietas pada remaja. Rekomendasi penelitian ini ditujukan kepada Kanwil Hukum dan HAM Provinsi Jawa Barat selaku pemegang kebijakan untuk memberikan perhatian terhadap permasalahan psikologis pada warga binaan dengan mengembangkan kegiatan kegiatan kelompok serta bekerja sama dengan pihak akademik dan layanan kesehatan jiwa dalam upaya untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan jiwa pada warga binaan.Kata kunci: ansietas remaja, terapi logo, terapi suportifGROUP LOGO AND SUPORTIVE THERAPIES REDUCE ANXIETY IN ADOLESCENTS AT STATE DETENSION HOUSE AND PRISONAbstractBackground: Adolescents who have to receive a sentence due to crimes they committed are very susceptible to anxiety. A psychosocial problem, anxiety can be overcome with several psychotherapies, including logo therapy and supportive therapy. Objective: This study aims to identify the effect of logo therapy and supportive therapy on anxiety in adolescents at state detention house and prison in West Java. Methods: This study used a quasi-experiment pre-posttest with control group design with 78 respondents who were screened based on the inclusion criteria, consisting of 39 respondents for the intervention group and 39 respondents for the control group. This therapy was given in 8 sessions, consisting of 4 sessions for logo therapy and 4 sessions for supportive therapy. This study was conductedfor 5 weeks. It used State Trait Anxiety Scale-Trait of which validity and reliability had been tested with r value=0.313-0.574 and reliability=0","PeriodicalId":356951,"journal":{"name":"Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI)","volume":"36 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124909237","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAKTujuan: Mengidentifikasi masalah penerapan fungsi pengendalian mutu dan mengembangkan solusi pemecahan masalah di ruang rawat inap. Metode: Metode yang digunakan analisis hasil dan gap implementasi menggunakan kajian literatur. Permasalahan dianalisis menggunakan diagramfishbone. Penyelesaian masalah menggunakan tools Plan Do Study Action (PDSA). Data diambil melalui wawancara terstruktur, survei, dan observasi lapangan pada 11 responden kepala ruangan dan 88 staf perawat pada tanggal 19-27 Oktober 2017. Data dianalisis secara deskriptif dengan melihat distribusi frekuensi persepsi kepala ruangan dan staf tentang pengendalian mutu dan pelaksanaan fungsi manajemen dalam pengendalian mutu. Hasil: Fungsi pengendalian mutu keperawatan belum dilaksanakan optimal pada tahap perencanaan, pemantauan dan tindak lanjut masalah (45,45%). Implementasi penyelesaian dalam bentuk sosialisasi dan workshop yaitu panduan, prosedur, kamus dan instrumen pemantauan indikator mutu keperawatan. Hasil evaluasi menunjukkan 62% Kepala Ruangan meningkat pengetahuannya tentang pengendalian mutu dengan rata-rata skor pre-post test meningkat 1,33 poin dari 6,10 menjadi 7,43. Survei pasca implementasi menghasilkan persepsi yang baik dari 86,67% Kepala Ruangan mengenai pengendalian mutu keperawatan. Diskusi: Program pengendalian mutu merupakan salah satu fungsi utama kepala ruangan. Rumah sakit telah memiliki program pengendalian mutu yang dipersyaratkan standar akreditasi rumah sakit, namun kepatuhan penerapannya masih perlu dipertahankan. Rumah sakit dipersyaratkan untuk dapat mempertahankan kepatuhan dan kesinambungan pengendalian mutu guna mengevaluasi proses kerja secara berkelanjutan. Kesimpulan: Sosialisasi mengenai penerapan pengendalian mutu keperawatan cukup efektif meningkatkan pengetahuan kepala ruangan dan tentang program mutu yang dipersyaratkan akreditasi rumah sakit. Pimpinan rumah sakit perlu memberi pengakuan, dukungan, dan motivasi bagi kepala ruangan penerapan pengendalian mutu keperawatan di ruangan rawat.Kata Kunci: fungsi manajemen, mutu keperawatan, pengendalian mutu, perawat manajer.IMPLEMENTATION OF MANAGEMENT FUNCTION OF HEAD OF WARD IN NURSING QUALITY CONTROLABSTRACTObjective: To identify problems in implementing quality control functions and develop solutions to problems in the inpatient ward. Method: The research employed results analysis and implementation gap by using literature review. Problems were analyzed usingfishbone diagram. Problem were solved using Plan Do Study Action (PDSA) tools. Data were taken through structured interviews, surveys, andfield observations in 11 heads ofward and 88 nursing staff between 19 and 27 October 2017. Data were analyzed descriptively by identifying the frequency distribution of the perception of head nurse and staff regarding quality control and the implementation of management functions in quality control. Results: The function of nursing quality control was not optimally implemented at the stages of
{"title":"Penerapan Fungsi Manajemen Kepala Ruangan dalam Pengendalian Mutu Keperawatan","authors":"Nurdiana, R. T. Hariyati, Siti Anisah","doi":"10.32419/JPPNI.V2I3.93","DOIUrl":"https://doi.org/10.32419/JPPNI.V2I3.93","url":null,"abstract":"ABSTRAKTujuan: Mengidentifikasi masalah penerapan fungsi pengendalian mutu dan mengembangkan solusi pemecahan masalah di ruang rawat inap. Metode: Metode yang digunakan analisis hasil dan gap implementasi menggunakan kajian literatur. Permasalahan dianalisis menggunakan diagramfishbone. Penyelesaian masalah menggunakan tools Plan Do Study Action (PDSA). Data diambil melalui wawancara terstruktur, survei, dan observasi lapangan pada 11 responden kepala ruangan dan 88 staf perawat pada tanggal 19-27 Oktober 2017. Data dianalisis secara deskriptif dengan melihat distribusi frekuensi persepsi kepala ruangan dan staf tentang pengendalian mutu dan pelaksanaan fungsi manajemen dalam pengendalian mutu. Hasil: Fungsi pengendalian mutu keperawatan belum dilaksanakan optimal pada tahap perencanaan, pemantauan dan tindak lanjut masalah (45,45%). Implementasi penyelesaian dalam bentuk sosialisasi dan workshop yaitu panduan, prosedur, kamus dan instrumen pemantauan indikator mutu keperawatan. Hasil evaluasi menunjukkan 62% Kepala Ruangan meningkat pengetahuannya tentang pengendalian mutu dengan rata-rata skor pre-post test meningkat 1,33 poin dari 6,10 menjadi 7,43. Survei pasca implementasi menghasilkan persepsi yang baik dari 86,67% Kepala Ruangan mengenai pengendalian mutu keperawatan. Diskusi: Program pengendalian mutu merupakan salah satu fungsi utama kepala ruangan. Rumah sakit telah memiliki program pengendalian mutu yang dipersyaratkan standar akreditasi rumah sakit, namun kepatuhan penerapannya masih perlu dipertahankan. Rumah sakit dipersyaratkan untuk dapat mempertahankan kepatuhan dan kesinambungan pengendalian mutu guna mengevaluasi proses kerja secara berkelanjutan. Kesimpulan: Sosialisasi mengenai penerapan pengendalian mutu keperawatan cukup efektif meningkatkan pengetahuan kepala ruangan dan tentang program mutu yang dipersyaratkan akreditasi rumah sakit. Pimpinan rumah sakit perlu memberi pengakuan, dukungan, dan motivasi bagi kepala ruangan penerapan pengendalian mutu keperawatan di ruangan rawat.Kata Kunci: fungsi manajemen, mutu keperawatan, pengendalian mutu, perawat manajer.IMPLEMENTATION OF MANAGEMENT FUNCTION OF HEAD OF WARD IN NURSING QUALITY CONTROLABSTRACTObjective: To identify problems in implementing quality control functions and develop solutions to problems in the inpatient ward. Method: The research employed results analysis and implementation gap by using literature review. Problems were analyzed usingfishbone diagram. Problem were solved using Plan Do Study Action (PDSA) tools. Data were taken through structured interviews, surveys, andfield observations in 11 heads ofward and 88 nursing staff between 19 and 27 October 2017. Data were analyzed descriptively by identifying the frequency distribution of the perception of head nurse and staff regarding quality control and the implementation of management functions in quality control. Results: The function of nursing quality control was not optimally implemented at the stages of ","PeriodicalId":356951,"journal":{"name":"Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI)","volume":"120 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123760119","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
AbstrakPencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) rumah sakit adalah kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan serta pembinaan dalam upaya menurunkan angka kejadian Infeksi Rumah Sakit (IRS) pada pasien atau petugas rumah sakit dan mengamankan lingkungan rumah sakit dari risiko transmisi infeksi yang dilaksanakan melalui manajemen risiko, tata laksana klinik yang baik dan pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit. Tujuan penelitian: mengeksplorasi pengalaman perawat dalam menerapkan manajemen pengendalian infeksi di RSUP H. Adam Malik Medan. Metode: Jenis penelitian ini merupakan studi kualitatif dengan desain fenomenologi deskriptif. Partisipan dalam penelitian ini adalah IPCLN (Infection Prevention Control Link Nurse) yaitu perawat penghubung pengendali infeksi, ditentukan dengan teknik Purposive Sampling. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara secara mendalam terhadap 12 perawat IPCLN yang terdiri dari IPCLN yang bertugas di ruang rawat inap yang berisiko terjadi infeksi seperti ruang Neurologi (RA 4), RB 1 Obgyn, RA 2, CVCU, RB 4 Anak, R. Inap Kardio Vaskuler Lantai 4, RB 3, VIP B, RB 2 A, R. Inap Kardio Vaskuler Lantai 3, RA 3 THT, ICU Anak, di RSUP. H. Adam Malik Medan. Analisis data dilakukan setelah proses pengumpulan data pada bulan Juli 2016 dengan menggunakan tehnik analisis Colaizzi. Hasil: Hasil penelitian ini menemukan dua tema yaitu melakukan pengawasan yang ketat dan mendapatkan hambatan dalam melaksanakan pengendalian infeksi. Kesimpulan: Pengawasan terkait pengendalian infeksi sudah dilaksanakan dengan baik setiap hari dan setiap ada pasien baru. Hambatan yang didapat seperti beberapa petugas yang kurang patuh untuk menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) dan melaksanakan cuci tangan.Kata kunci: Pengendalian infeksi, manajemen, perawatNURSE’S EXPERIENCE IN APPLYING INFECTION CONTROL MANAGEMENT AT H. ADAM MALIK HOSPITAL OF MEDANAbstractInfection Prevention and Control at hospitals are activities that include planning, implementation and supervision as well as development in order to reduce the incidence of Hospital-acquired infection in patients or hospital personnel and to secure hospital environment from the risk of transmission of infection. It is carried out through management risk, good clinical management and implementation of Hospital Occupational Health and Safety. Objective: To explore the experience of nurses in implementing infection control management at H. Adam Malik Hospital of Medan. Methods: This research is qualitative with descriptive phenomenological design. Participants in this study were the Infection Prevention Control Link Nurses (IPCLNs), whom were taken using purposive sampling technique. Data were collected using in-depth interviews to 12 IPCLNs consisting of IPCLNs who served in the inpatient unit facing the risk of infection such as Neurology room (RA 4), RB 1 Obgyn, RA 2, CVCU, RB 4 for children, Cardio vascular Inpatient room 4th Floor, RB 3, VIP B, RB 2 A, Card
AbstrakPencegahan和医院感染控制(PPI)是活动的规划、执行和监督和辅导过程中,降低医院感染事件(国税局)在医院的病人或官员和医院环境免遭感染传播的风险通过良好的风险管理,诊所的执行和执行我国医院工作的健康和安全。研究目的:探索护士在Adam Malik Medan应用感染控制管理方面的经验。方法:本研究是一种具有描述性现象学设计的定性研究。该项研究的参与者是感染控制分诊护士,由采样技术确定。深入采访和数据收集方法对12名护士组成的IPCLN IPCLN风险发生在住院室值班的感染如神经(RA 4室),妇产科医生,RA 1,2, RB CVCU RB,四个孩子,R . RB住院做有氧运动Vaskuler四楼,3、VIP B, RB 2 A, R。住院做有氧运动Vaskuler三楼,RA三个孩子,在RSUP,耳鼻喉科,被送进了ICU。亚当·马利克·梅兰。数据分析是在2016年7月的数据收集过程之后,使用Colaizzi分析技术进行的。结果:这项研究发现了两个主题:严格监督和实施感染控制障碍。结论:对感染控制的监测已经进行得很好,每个新病人都有。像一些不太听话的官员使用APD和洗手等障碍。关键词:感染控制、管理,perawatNURSE的体验在APPLYING医院感染控制管理AT H .亚当·马利克MEDANAbstractInfection的预防和控制AT hospitals英亩、lds that include策划,implementation and supervision as well as开发在订单减少迎incidence OF Hospital-acquired感染的病人或医院personnel and to安全医院感染的环境风险》从传输。通过管理风险、良好的临床管理和医院occused和安全的实施,它被解决。目标:探索在亚当马利克磁场医院实施受控感染的护士经验。方法:这项研究具有描述现象设计的资格。这项研究的参与者是感染预防链路护士(IPCLNs),他们采用了采样技术。数据是用深入interviews到12 IPCLNs collected consisting of IPCLNs世卫组织《inpatient服务单位面临感染风险》这样的美国RB Neurology室(RA - 4), 1个妇产科医生,RA 2 CVCU RB 4 for children,有氧运动非inpatient VIP室4号3楼,RB, B RB 2 A,有氧运动非inpatient房3楼,RA 3耳鼻喉科,为儿童at H .亚当·马利克医院重症监护室的地形。数据在2016年7月收集后进行分析,使用Colaizzi分析数据方法。结果:这个研究发现的结果是两个主题,namely strict和控制感染的obstacles。当一个新的病人被指派时,每天都被密切关注。有些官员不愿使用个人用品和洗手。威胁控制,管理,护士
{"title":"Pengalaman Perawat dalam Menerapkan Manajemen Pengendalian Infeksi di RSUP H. Adam Malik Medan","authors":"Helfrida Situmorang","doi":"10.32419/JPPNI.V3I1.99","DOIUrl":"https://doi.org/10.32419/JPPNI.V3I1.99","url":null,"abstract":"AbstrakPencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) rumah sakit adalah kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan serta pembinaan dalam upaya menurunkan angka kejadian Infeksi Rumah Sakit (IRS) pada pasien atau petugas rumah sakit dan mengamankan lingkungan rumah sakit dari risiko transmisi infeksi yang dilaksanakan melalui manajemen risiko, tata laksana klinik yang baik dan pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit. Tujuan penelitian: mengeksplorasi pengalaman perawat dalam menerapkan manajemen pengendalian infeksi di RSUP H. Adam Malik Medan. Metode: Jenis penelitian ini merupakan studi kualitatif dengan desain fenomenologi deskriptif. Partisipan dalam penelitian ini adalah IPCLN (Infection Prevention Control Link Nurse) yaitu perawat penghubung pengendali infeksi, ditentukan dengan teknik Purposive Sampling. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara secara mendalam terhadap 12 perawat IPCLN yang terdiri dari IPCLN yang bertugas di ruang rawat inap yang berisiko terjadi infeksi seperti ruang Neurologi (RA 4), RB 1 Obgyn, RA 2, CVCU, RB 4 Anak, R. Inap Kardio Vaskuler Lantai 4, RB 3, VIP B, RB 2 A, R. Inap Kardio Vaskuler Lantai 3, RA 3 THT, ICU Anak, di RSUP. H. Adam Malik Medan. Analisis data dilakukan setelah proses pengumpulan data pada bulan Juli 2016 dengan menggunakan tehnik analisis Colaizzi. Hasil: Hasil penelitian ini menemukan dua tema yaitu melakukan pengawasan yang ketat dan mendapatkan hambatan dalam melaksanakan pengendalian infeksi. Kesimpulan: Pengawasan terkait pengendalian infeksi sudah dilaksanakan dengan baik setiap hari dan setiap ada pasien baru. Hambatan yang didapat seperti beberapa petugas yang kurang patuh untuk menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) dan melaksanakan cuci tangan.Kata kunci: Pengendalian infeksi, manajemen, perawatNURSE’S EXPERIENCE IN APPLYING INFECTION CONTROL MANAGEMENT AT H. ADAM MALIK HOSPITAL OF MEDANAbstractInfection Prevention and Control at hospitals are activities that include planning, implementation and supervision as well as development in order to reduce the incidence of Hospital-acquired infection in patients or hospital personnel and to secure hospital environment from the risk of transmission of infection. It is carried out through management risk, good clinical management and implementation of Hospital Occupational Health and Safety. Objective: To explore the experience of nurses in implementing infection control management at H. Adam Malik Hospital of Medan. Methods: This research is qualitative with descriptive phenomenological design. Participants in this study were the Infection Prevention Control Link Nurses (IPCLNs), whom were taken using purposive sampling technique. Data were collected using in-depth interviews to 12 IPCLNs consisting of IPCLNs who served in the inpatient unit facing the risk of infection such as Neurology room (RA 4), RB 1 Obgyn, RA 2, CVCU, RB 4 for children, Cardio vascular Inpatient room 4th Floor, RB 3, VIP B, RB 2 A, Card","PeriodicalId":356951,"journal":{"name":"Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI)","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-04-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131166049","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAKLatar Belakang: Citra profesi perawat terbentuk dari adanya kontak antara perawat dengan pasien dan tenaga kesehatan lain. Informasi tentang citra profesi perawat dari mahasiswa calon tenaga kesehatan masih kurang. Citra yang dipersepsikan baik nantinya mendukung kolaborasi dalam pelayanan kesehatan. Tujuan Penelitian: Mengetahui citra profesi perawat yang dipersepsikan oleh mahasiswa farmasi di Yogyakarta. Metode: Penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, dilaksanakan di UMY dan UGM pada bulan Februari-Mei 2016. Sampel penelitian adalah mahasiswa farmasi angkatan aktif diambil dengan purposive sampling (n=329). Penelitian menggunakan instrumen berupa kuesioner modifikasi dari penelitian lain, meliputi citra sikap, perilaku, kinerja, profesi dan pelayanan keperawatan, otonomi dan peran perawat. Analisis data secara univariat yang menggambarkan frekuensi dan persentase respon. Hasil: Citra profesi perawat dipersepsikan positif oleh mahasiswa farmasi (57,4%). Responden mempersepsikan positif sikap perawat (84,2%), perilaku perawat (50,5%), kinerja perawat (52,6%), profesi dan pelayanan keperawatan (58,1%). Bagian otonomi dan peran perawat dipersepsikan negatif oleh 51,4% responden. Diskusi: Citra profesi perawat yang dipersepsikan positif ini dapat dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman responden yang baik saat berinteraksi dengan perawat. Sementara persepsi citra yang negatif dapat muncul karena adanya mitos dan miskonsepsi. Kesimpulan: Citra profesi perawat menurut persepsi mahasiswa farmasi tergolong dalam kategori positif. Namun, otonomi/kemandirian perawat masih dinilai rendah dan peran kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain belum maksimal. Perawat dalam pelayanannya perlu meningkatkan peran mandiri dan kolaborasi serta semakin menunjukkan profesionalitas sehingga dapat membangun citra baik di masyarakat.Kata Kunci: citra, perawat, mahasiswa, farmasi, persepsiImage of Nurse Profession Perceived by Health Students (Pharmacy) in YogyakartaABSTRACTBackground: The image of nurse profession is created from contact between nurses with patients and other health professionals. There is only very little information about the image of nurse profession from prospective health professional students. A well-perceived image will later support collaboration in health services. Objective: To identify the image of nurse profession perceived by pharmacy students in Yogyakarta. Methods: This research is quantitative descriptive using cross sectional approach, conducted at UMY and UGM in February 2016-May 2016. The research samples were active pharmacy students taken by using purposive sampling (n=329). The research instrument was modified questionnaires from other research, including attitude, behavior, performance, nursing profession and service, nurse’s autonomy and role. Data were analyzed using univariate analysis that described frequency and percentage of responses. Results: The image of nurse profession was perceived
{"title":"Citra Profesi Perawat Menurut Persepsi Mahasiswa Kesehatan (Farmasi) di Yogyakarta","authors":"Aulia Hanif Fathudin, Elsi Dwi Hapsari","doi":"10.32419/JPPNI.V3I1.100","DOIUrl":"https://doi.org/10.32419/JPPNI.V3I1.100","url":null,"abstract":"ABSTRAKLatar Belakang: Citra profesi perawat terbentuk dari adanya kontak antara perawat dengan pasien dan tenaga kesehatan lain. Informasi tentang citra profesi perawat dari mahasiswa calon tenaga kesehatan masih kurang. Citra yang dipersepsikan baik nantinya mendukung kolaborasi dalam pelayanan kesehatan. Tujuan Penelitian: Mengetahui citra profesi perawat yang dipersepsikan oleh mahasiswa farmasi di Yogyakarta. Metode: Penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, dilaksanakan di UMY dan UGM pada bulan Februari-Mei 2016. Sampel penelitian adalah mahasiswa farmasi angkatan aktif diambil dengan purposive sampling (n=329). Penelitian menggunakan instrumen berupa kuesioner modifikasi dari penelitian lain, meliputi citra sikap, perilaku, kinerja, profesi dan pelayanan keperawatan, otonomi dan peran perawat. Analisis data secara univariat yang menggambarkan frekuensi dan persentase respon. Hasil: Citra profesi perawat dipersepsikan positif oleh mahasiswa farmasi (57,4%). Responden mempersepsikan positif sikap perawat (84,2%), perilaku perawat (50,5%), kinerja perawat (52,6%), profesi dan pelayanan keperawatan (58,1%). Bagian otonomi dan peran perawat dipersepsikan negatif oleh 51,4% responden. Diskusi: Citra profesi perawat yang dipersepsikan positif ini dapat dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman responden yang baik saat berinteraksi dengan perawat. Sementara persepsi citra yang negatif dapat muncul karena adanya mitos dan miskonsepsi. Kesimpulan: Citra profesi perawat menurut persepsi mahasiswa farmasi tergolong dalam kategori positif. Namun, otonomi/kemandirian perawat masih dinilai rendah dan peran kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain belum maksimal. Perawat dalam pelayanannya perlu meningkatkan peran mandiri dan kolaborasi serta semakin menunjukkan profesionalitas sehingga dapat membangun citra baik di masyarakat.Kata Kunci: citra, perawat, mahasiswa, farmasi, persepsiImage of Nurse Profession Perceived by Health Students (Pharmacy) in YogyakartaABSTRACTBackground: The image of nurse profession is created from contact between nurses with patients and other health professionals. There is only very little information about the image of nurse profession from prospective health professional students. A well-perceived image will later support collaboration in health services. Objective: To identify the image of nurse profession perceived by pharmacy students in Yogyakarta. Methods: This research is quantitative descriptive using cross sectional approach, conducted at UMY and UGM in February 2016-May 2016. The research samples were active pharmacy students taken by using purposive sampling (n=329). The research instrument was modified questionnaires from other research, including attitude, behavior, performance, nursing profession and service, nurse’s autonomy and role. Data were analyzed using univariate analysis that described frequency and percentage of responses. Results: The image of nurse profession was perceived","PeriodicalId":356951,"journal":{"name":"Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI)","volume":"64 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-04-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115773631","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAKTujuan penelitian: Mengetahui pengaruh pemberian paket “kiat sehat” terhadap kecemasan pada ibu hamil. Metode: Jenis penelitian ini adalah pra-eksperimental one-group pra-post test design. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 11 Juli 2016-18 Agustus 2016. Pemilihan sampel secara consecutive sampling. Jumlah sampel adalah 51 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang terdiri atas 2 bagian, yaitu karakteristik responden dan kecemasan ibu hamil yang telah digunakan oleh Setyaningsih (2012). Uji wilxocon signed rank test digunakan untuk melihat perbedaan skor kecemasan ibu hamil sebelum dan setelah empat belas hari diberikan paket “kiat sehat”. Hasil: mayoritas responden adalah umur 19-35 tahun (82,4%), pendidikan menengah (52,9%), mendapatkan informasi tentang kehamilan dari petugas kesehatan (78,4%). Median skor dan simpangan baku kecemasan responden sebelum diberikan paket “kiat sehat” adalah 71(10,6) dan setelah diberikan paket “kiat sehat” 61(10). Uji wilcoxon untuk mengukur pengaruh pemberian paket “kiat sehat” terhadap kecemasan menunjukkan nilai p<0,001. Diskusi: pemberian paket “kiat sehat” berpengaruh bermakna secara klinis menurunkan kecemasan pada ibu hamil. Penting untuk membekali diri ibu hamil dengan informasi yang benar tentang kehamilan. Paket “kiat sehat” dapat dimanfaatkan oleh ibu hamil maupun keluarga sebagai bahan bacaan mengenai kiat sehat selama kehamilan sehingga wawasan bertambah dan kecemasan berkurang selama proses kehamilan. Kesimpulan: Ibu hamil perlu dibekali informasi yang benar tentang kehamilan untuk menurunkan kecemasan. Paket ‘kiat sehat’ dapat digunakan sebagai alternatif media pembelajaran yang digunakan oleh petugas kesehatan untuk diberikan pada ibu hamil.Kata kunci: Paket “kiat sehat”, kecemasan, ibu hamilEFFECT OF GIVING “HEALTHY TIPS (KIAT SEHAT)” PACKAGE ON ANXIETY IN PREGNANT WOMENABSTRACTObjective: To identify the effect of “healthy tips (kiat sehat)” package on anxiety in pregnant women. Methods: This research is pre-experimental with one-group pre-posttest design. It was conducted on 11 July 2016-18 August 2016. Samples were taken using consecutive sampling with a sample size of 51 respondents. Data were collected using a questionnaire consisting of 2 parts, namely characteristics of respondents and anxiety of pregnant women that had been used by Setyaningsih (2012). A Wilcoxon signed-rank test was used to see differences anxiety scores in pregnant women before and after fourteen days of being given a “healthy tips” package. Results: The majority of respondents were aged 19-35 years (82.4%), had secondary education (52.9%), obtained information about pregnancy from healthcare workers (78.4%). The median score and standard deviation of respondents’ anxiety before being given the “healthy tips” package was 71 (10.6) and after being given the “healthy tips” package was 61 (10). The Wilcoxon test to measure the effect of giving “healthy tips” package on anxiety showedp value of <0.001. Di
ABSTRAKTujuan研究:知道礼物包裹影响孕妇对焦虑的“健康提示”。方法:这类研究是一组前实验前设计试验。该研究于2016年7月11日至8月18日进行。有效抽样选择样本。样本数量是51的受访者。使用数据收集调查问卷由两部分组成的,即受访者的特点和所使用的孕妇焦虑Setyaningsih(2012)。签约wilxocon等级测试用来测试之前和之后看到了孕妇焦虑得分差异提供14天包裹“健康提示”。结果:大多数受访者是19-35岁(82,4%)、中等教育(52,9%),从健康(78,4%官员那里得到关于怀孕的信息)。中位数得分,前十字路口巴库焦虑的受访者给予包裹“健康提示”是一种71(三十五)和后给予“健康提示”61(10包)。wilcoxon测试来衡量礼物包裹“健康提示”对焦虑的影响显示值p < 0.001。讨论:“健康提示”包裹礼物临床意义降低孕妇焦虑的影响。孕妇提供至关重要的自己对怀孕的信息。包裹“健康提示”可以被孕妇和家庭作为关于怀孕期间健康贴士,以至于材料过程中增加和焦虑减少怀孕的见解。结论:妊娠的孕妇需要有正确的信息来降低焦虑。“健康提示”包裹可以用作替代媒体官员所使用的学习给孕妇的健康。关键词:“健康提示”包裹,焦虑,妈妈给hamilEFFECT》健康小贴士(健康贴士)包裹在焦虑在怀孕WOMENABSTRACTObjective:效应》透露"健康小贴士(健康贴士)“包裹在焦虑在怀孕妇女。方法:这个研究是pre-experimental with one-group pre-posttest设计。是2016年七月八月2016-18 11 conducted on。抽样样本是用consecutive了with a样本大小of respondents 51。数据是用a questionnaire collected consisting of两部分,namely characteristics of respondents and焦虑的怀孕妇女that had been used by Setyaningsih(2012)。A Wilcoxon signed-rank测试很习惯看到分歧都焦虑得分了女性在怀孕之前和之后14天的包裹被赐予A“健康提示”。Results:《多数of respondents提问是老19-35 82年(4%),有这education(52。9%),获得来自医疗资讯网关于怀孕工人78(4%)。中位数得分和standard deviation》respondents焦虑之前,被赐予“健康提示”包裹在71页(10。6),死后被赐予“健康提示”包裹是61(10)。Wilcoxon测试所拘束迎效应》给“健康提示”包裹在焦虑showedp <冰河世纪的价值。受到质疑:给“健康提示”包裹a clinically浓厚效应在reducing焦虑在怀孕妇女。是重要的装备和测量资讯网关于怀孕的怀孕妇女。“健康提示”包裹材料可以被美国怀孕妇女andfamilies以前读书期间concerning健康小贴士怀孕,所以他们那知识increases和焦虑decreases during The怀孕:怀孕妇女,历史性需要测量的资讯网关于怀孕准备一起去减少焦虑。美国“健康提示”包裹可以成为过去的另类学习媒介对医疗给怀孕妇女工人to be。安装:“健康提示”包裹,焦虑,怀孕妇女
{"title":"PENGARUH PEMBERIAN PAKET “KIAT SEHAT” TERHADAP KECEMASAN PADA IBU HAMIL","authors":"J. Hinonaung, Elsi Dwi Hapsari, Widyawati","doi":"10.32419/JPPNI.V3I1.101","DOIUrl":"https://doi.org/10.32419/JPPNI.V3I1.101","url":null,"abstract":"ABSTRAKTujuan penelitian: Mengetahui pengaruh pemberian paket “kiat sehat” terhadap kecemasan pada ibu hamil. Metode: Jenis penelitian ini adalah pra-eksperimental one-group pra-post test design. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 11 Juli 2016-18 Agustus 2016. Pemilihan sampel secara consecutive sampling. Jumlah sampel adalah 51 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang terdiri atas 2 bagian, yaitu karakteristik responden dan kecemasan ibu hamil yang telah digunakan oleh Setyaningsih (2012). Uji wilxocon signed rank test digunakan untuk melihat perbedaan skor kecemasan ibu hamil sebelum dan setelah empat belas hari diberikan paket “kiat sehat”. Hasil: mayoritas responden adalah umur 19-35 tahun (82,4%), pendidikan menengah (52,9%), mendapatkan informasi tentang kehamilan dari petugas kesehatan (78,4%). Median skor dan simpangan baku kecemasan responden sebelum diberikan paket “kiat sehat” adalah 71(10,6) dan setelah diberikan paket “kiat sehat” 61(10). Uji wilcoxon untuk mengukur pengaruh pemberian paket “kiat sehat” terhadap kecemasan menunjukkan nilai p<0,001. Diskusi: pemberian paket “kiat sehat” berpengaruh bermakna secara klinis menurunkan kecemasan pada ibu hamil. Penting untuk membekali diri ibu hamil dengan informasi yang benar tentang kehamilan. Paket “kiat sehat” dapat dimanfaatkan oleh ibu hamil maupun keluarga sebagai bahan bacaan mengenai kiat sehat selama kehamilan sehingga wawasan bertambah dan kecemasan berkurang selama proses kehamilan. Kesimpulan: Ibu hamil perlu dibekali informasi yang benar tentang kehamilan untuk menurunkan kecemasan. Paket ‘kiat sehat’ dapat digunakan sebagai alternatif media pembelajaran yang digunakan oleh petugas kesehatan untuk diberikan pada ibu hamil.Kata kunci: Paket “kiat sehat”, kecemasan, ibu hamilEFFECT OF GIVING “HEALTHY TIPS (KIAT SEHAT)” PACKAGE ON ANXIETY IN PREGNANT WOMENABSTRACTObjective: To identify the effect of “healthy tips (kiat sehat)” package on anxiety in pregnant women. Methods: This research is pre-experimental with one-group pre-posttest design. It was conducted on 11 July 2016-18 August 2016. Samples were taken using consecutive sampling with a sample size of 51 respondents. Data were collected using a questionnaire consisting of 2 parts, namely characteristics of respondents and anxiety of pregnant women that had been used by Setyaningsih (2012). A Wilcoxon signed-rank test was used to see differences anxiety scores in pregnant women before and after fourteen days of being given a “healthy tips” package. Results: The majority of respondents were aged 19-35 years (82.4%), had secondary education (52.9%), obtained information about pregnancy from healthcare workers (78.4%). The median score and standard deviation of respondents’ anxiety before being given the “healthy tips” package was 71 (10.6) and after being given the “healthy tips” package was 61 (10). The Wilcoxon test to measure the effect of giving “healthy tips” package on anxiety showedp value of <0.001. Di","PeriodicalId":356951,"journal":{"name":"Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI)","volume":"43 3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-04-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131275668","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}