Desti Wahyuningrum, Ariani Arista Putri Pertiwi, T. Harjanto
Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran self-efficacy mahasiswa profesi ners program studi ilmu keperawatan terhadap metode pembelajaran e-learning berdasarkan 3 dimensi self-efficacy yaitu magnitude , generality dan strength . Metode: Penelitian deskriptif kuantitatif dengan rancangan cross-sectional. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa profesi Program Studi Ilmu Keperawatan tahun 2018/2019, Universitas Gadjah Mada, stase manajemen keperawatan dan praktek keperawatan dasar (PKD) yang telah mengikuti program pembelajaran online ( e-learning ). Penentuan sampel menggunakan teknik total sampling dengan jumlah responden 102 mahasiswa (70 mahasiswa stase PKD dan 32 mahasiswa stase manajemen keperawatan). Pengambilan data menggunakan instrumen Online Learning Self-efficacy Scale . Data dianalisis dan dilaporkan dengan distribusi frekuensi. Hasil: Sebanyak 61 (59,8%) mahasiswa profesi ners memiliki self-efficacy yang tinggi terhadap pembelajaran dengan metode e-learning . Rata-rata self-efficacy tinggi pada 2 dimensi yaitu strength (mean=15,44, SD=2,3) dan generality (mean=14,53, SD=2,3), sedangkan tingkat self-efficacy yang rendah pada dimensi magnitude (mean=12,00, SD=3,1). Diskusi: Materi pembelajaran e-learning dengan video dan tugas yang dikemas secara interaktif sangat dibutuhkan untuk meningkatkan rasa percaya diri dan self-efficacy mahasiswa. Penting juga untuk melakukan pengembangan materi dan tugas-tugas yang dimulai dari konsep sederhana secara bertahap ke tingkat kesulitan yang lebih tinggi yang dapat membantu mahasiswa dalam memahami keseluruhan materi pembelajaran. Kesimpulan: Mahasiswa keperawatan yang berada pada fase rotasi klinik memiliki kecenderungan tingkat self-efficacy yang bernilai tinggi terhadap metode pembelajaran online ( e-learning ). Kata kunci: E-learning , mahasiswa keperawatan, pendidikan klinis , self-efficacy Overview of Self-Efficacy of Nurse Professional Students Towards E-Learning ABSTRACT Objective : This research aimed to describe nursing students’ self-efficacy in using e-learning during clinical rotation phase in the nursing study program based on 3 dimensions of self-efficacy, namely magnitude, generality and strength. Methods : This was a descriptive quantitative research with cross-sectional design. The population in this research was nursing students in the clinical rotation phase in the academic year of 2018/2019, Gadjah Mada University, who were in the nursing management stage and basic nursing practice (PKD) stage and participated in the online learning program. Samples were determined using a total sampling technique with the respondents of 102 students (70 students from PKD and 32 students from nursing management stages). Data were collected using the Online Learning Self-Efficacy Scale instrument. Data were analyzed and reported using frequency distribution. Results : 61 students (59.8%) had high self-efficacy towards
{"title":"GAMBARAN SELF-EFFICACY MAHASISWA PROFESI NERS TERHADAP PEMBELAJARAN E-LEARNING","authors":"Desti Wahyuningrum, Ariani Arista Putri Pertiwi, T. Harjanto","doi":"10.32419/JPPNI.V6I2.262","DOIUrl":"https://doi.org/10.32419/JPPNI.V6I2.262","url":null,"abstract":"Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran self-efficacy mahasiswa profesi ners program studi ilmu keperawatan terhadap metode pembelajaran e-learning berdasarkan 3 dimensi self-efficacy yaitu magnitude , generality dan strength . Metode: Penelitian deskriptif kuantitatif dengan rancangan cross-sectional. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa profesi Program Studi Ilmu Keperawatan tahun 2018/2019, Universitas Gadjah Mada, stase manajemen keperawatan dan praktek keperawatan dasar (PKD) yang telah mengikuti program pembelajaran online ( e-learning ). Penentuan sampel menggunakan teknik total sampling dengan jumlah responden 102 mahasiswa (70 mahasiswa stase PKD dan 32 mahasiswa stase manajemen keperawatan). Pengambilan data menggunakan instrumen Online Learning Self-efficacy Scale . Data dianalisis dan dilaporkan dengan distribusi frekuensi. Hasil: Sebanyak 61 (59,8%) mahasiswa profesi ners memiliki self-efficacy yang tinggi terhadap pembelajaran dengan metode e-learning . Rata-rata self-efficacy tinggi pada 2 dimensi yaitu strength (mean=15,44, SD=2,3) dan generality (mean=14,53, SD=2,3), sedangkan tingkat self-efficacy yang rendah pada dimensi magnitude (mean=12,00, SD=3,1). Diskusi: Materi pembelajaran e-learning dengan video dan tugas yang dikemas secara interaktif sangat dibutuhkan untuk meningkatkan rasa percaya diri dan self-efficacy mahasiswa. Penting juga untuk melakukan pengembangan materi dan tugas-tugas yang dimulai dari konsep sederhana secara bertahap ke tingkat kesulitan yang lebih tinggi yang dapat membantu mahasiswa dalam memahami keseluruhan materi pembelajaran. Kesimpulan: Mahasiswa keperawatan yang berada pada fase rotasi klinik memiliki kecenderungan tingkat self-efficacy yang bernilai tinggi terhadap metode pembelajaran online ( e-learning ). Kata kunci: E-learning , mahasiswa keperawatan, pendidikan klinis , self-efficacy Overview of Self-Efficacy of Nurse Professional Students Towards E-Learning ABSTRACT Objective : This research aimed to describe nursing students’ self-efficacy in using e-learning during clinical rotation phase in the nursing study program based on 3 dimensions of self-efficacy, namely magnitude, generality and strength. Methods : This was a descriptive quantitative research with cross-sectional design. The population in this research was nursing students in the clinical rotation phase in the academic year of 2018/2019, Gadjah Mada University, who were in the nursing management stage and basic nursing practice (PKD) stage and participated in the online learning program. Samples were determined using a total sampling technique with the respondents of 102 students (70 students from PKD and 32 students from nursing management stages). Data were collected using the Online Learning Self-Efficacy Scale instrument. Data were analyzed and reported using frequency distribution. Results : 61 students (59.8%) had high self-efficacy towards ","PeriodicalId":356951,"journal":{"name":"Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129174596","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
N. Rahayu, Ni Made Nopita Wati, Ni Putu Risnia Indira Dewi, Putu Gede Subhaktiyasa
Mahasiswa keperawatan berisiko mengalami Academic Burnout Syndrome (ABS) akibat tuntutan akademis yang tinggi. Kondisi ABS pada mahasiswa dapat berdampak pada proses perkuliahan yang tidak maksimal. Gayatri Mantra dan Emotional Freedom Technique (GEFT) adalah terapi nonfarmakologis yang memanfaatkan aliran energi positif dalam tubuh individu itu sendiri, namun masih sedikit diketahui pengaruhnya untuk menurunkan ABS pada mahasiswa. Tujuan: Mengetahui pengaruh GEFT terhadap ABS pada mahasiswa keperawatan. Metode: Desain penelitian ini adalah quasi-experiment dengan pre-post test design with control group. Sampel sebanyak masing-masing 16 orang pada kelompok intervensi dan kontrol yang dipilih melalui purposive sampling. Intervensi GEFT dilakukan selama ± 10 menit, satu kali sehari selama 6 hari berturut-turut. Data dikumpulkan dengan kuesioner MBI-SS. Analisis data menggunakan Uji Paired T-Test dan Uji Independent T-Test. Hasil: Pada kelompok intervensi maupun kontrol saat pre-test sebagian besar responden mengalami burnout berat yaitu sebanyak 56,2%. Namun pada saat post-test pada kelompok intervensi sebanyak 56,2% responden mengalami burnout sedang dengan nilai p=0,000. Pada kelompok kontrol sebanyak 62,5% mengalami burnout berat dengan nilai p=0,917. Diskusi: Perubahan tingkat ABS pada mahasiswa keperawatan sesudah diberikan terapi GEFT dikarenakan pengucapan Gayatri Mantra diyakini dapat membantu membuka chakra pada tubuh manusia. Chakra terletak pada titik meridian tubuh manusia, sehingga bila Gayatri Mantra digabungkan dengan terapi EFT (menstimulasi titik meridian tubuh untuk menyeimbangkan energi) dapat membantu mengoptimalkan kesehatan fisik dan psikis. Kesimpulan: Diharapkan institusi pendidikan dapat melaksanakan latihan GEFT pada mahasiswa yang mengalami ABS agar dapat memelihara kondisi tetap stabil dan meningkatkan performa akademis mahasiswa.Kata Kunci: Academic burnout syndrome, gayatri mantra, emotional freedom technique, mahasiswa keperawatanEffects of Gayatri Mantra and Emotional Freedom Technique (GEFT) on Academic Burnout Syndrome (ABS)ABSTRACTNursing students are at risk of suffering from Academic Burnout Syndrome (ABS) due to high academic demands. The condition of ABS in students may affect their academic activities. Gayatri Mantra and Emotional Freedom Technique (GEFT) are non-pharmacological therapies that utilize positive energy flows in the individual's body, but little is known about their effect on reducing ABS in students. Objective: To reveal the effects of GEFT on ABS in nursing students. Methods: This research design was a quasi-experiment with a pre-posttest design with a control group. A sample size of 16 people each in the intervention and control groups were selected through purposive sampling. The GEFT intervention was made ± 10 minutes, once a day for 6 consecutive days. Data were collected using the MBI-SS questionnaire and analyzed using Paired T-Test and Independent T-Test. Results: In the intervention a
患有多学术性倦怠综合症的风险来自高学术性需求。大学生腹肌的条件可能会影响你不充分的大学生进程。伽亚特里咒语和情感自由技术(GEFT)是一种非药物疗法,它能利用个体体内的正能量流动,但对学生ABS的影响却知之甚少。目的:了解药物对护理学生的腹肌的影响。方法:该研究设计是一种带有前期设计控制组的实验。通过采样选择的干预和控制小组的样本多达16人。GEFT做干预±10分钟,连续6天,每天一次。数据是用MBI-SS问卷收集的。利用配对测试和独立性测试进行数据分析。结果:在大多数前测试受访者中,干预和控制小组的体重为56.2%。但当56.2%的干预小组测试结果时,受访者将倦怠归为p= 0000。在控制组中,高达62.5%的人患有p=0,917的体重倦怠。讨论:由于伽耶特利咒语,一名接受过化学治疗的护理学生腹肌水平的改变被认为可以帮助打开人体脉轮。脉轮位于人体的经络点,因此当伽亚特里法术与EFT疗法结合时,它可以帮助优化身体和精神健康。结论:希望教育机构能够对拥有腹肌的学生进行开源训练,以保持稳定的状态,提高学生的学业成绩。关键词:三年级倦怠综合症、加亚特里法术、表情自由技术、加亚特里法术和情感自由技术的学生。学术界学习腹肌可能会影响他们的学业活动。伽亚特里咒语和情感自由技术(GEFT)不是个体身体中代谢正能量的制药学热,但人们对他们在研究中减少腹肌的效果所知甚微。目标:揭示植株腹肌对腹肌的影响。方法:这个研究设计是一种带有前期设计控制组的实验。每个16个人的干预和控制小组的样本都是经采样挑选的。《GEFT干预就是被逼±10分钟,《a day for consecutive 6天。数据是通过mbi提问和分析过时的测试和独立性测试数据收集的。建议:在预试、主要责任(56.2%)经验不足的情况下进行干预和控制。However, intervention group的5.56 .2%的受访者在推特上体验了中间派的倦怠,后者的得分为p- values。控制组的62.5%的责任经历了几个p-value = 0917的倦怠。讨论:在治疗后,移除学生的腹肌在治疗后发生了变化,因为背诵加亚特里咒语被认为可以帮助人体释放脉轮。脉轮在人体的子午线上涂上了颜色。例如,当伽耶特里咒语与心律疗法结合时,它可以帮助乐观的生理和心理健康。结束语:预计这些教育机构可以在他们的学生中培养出能够保持稳定的条件和改善的学业成绩的知识。伽耶多综合症,伽耶多法术,情感自由技术,移植学生
{"title":"PENGARUH GAYATRI MANTRA & EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQUE (GEFT) TERHADAP ACADEMIC BURNOUT SYNDROME PADA MAHASISWA KEPERAWATAN TINGKAT AKHIR","authors":"N. Rahayu, Ni Made Nopita Wati, Ni Putu Risnia Indira Dewi, Putu Gede Subhaktiyasa","doi":"10.32419/JPPNI.V6I2.215","DOIUrl":"https://doi.org/10.32419/JPPNI.V6I2.215","url":null,"abstract":"Mahasiswa keperawatan berisiko mengalami Academic Burnout Syndrome (ABS) akibat tuntutan akademis yang tinggi. Kondisi ABS pada mahasiswa dapat berdampak pada proses perkuliahan yang tidak maksimal. Gayatri Mantra dan Emotional Freedom Technique (GEFT) adalah terapi nonfarmakologis yang memanfaatkan aliran energi positif dalam tubuh individu itu sendiri, namun masih sedikit diketahui pengaruhnya untuk menurunkan ABS pada mahasiswa. Tujuan: Mengetahui pengaruh GEFT terhadap ABS pada mahasiswa keperawatan. Metode: Desain penelitian ini adalah quasi-experiment dengan pre-post test design with control group. Sampel sebanyak masing-masing 16 orang pada kelompok intervensi dan kontrol yang dipilih melalui purposive sampling. Intervensi GEFT dilakukan selama ± 10 menit, satu kali sehari selama 6 hari berturut-turut. Data dikumpulkan dengan kuesioner MBI-SS. Analisis data menggunakan Uji Paired T-Test dan Uji Independent T-Test. Hasil: Pada kelompok intervensi maupun kontrol saat pre-test sebagian besar responden mengalami burnout berat yaitu sebanyak 56,2%. Namun pada saat post-test pada kelompok intervensi sebanyak 56,2% responden mengalami burnout sedang dengan nilai p=0,000. Pada kelompok kontrol sebanyak 62,5% mengalami burnout berat dengan nilai p=0,917. Diskusi: Perubahan tingkat ABS pada mahasiswa keperawatan sesudah diberikan terapi GEFT dikarenakan pengucapan Gayatri Mantra diyakini dapat membantu membuka chakra pada tubuh manusia. Chakra terletak pada titik meridian tubuh manusia, sehingga bila Gayatri Mantra digabungkan dengan terapi EFT (menstimulasi titik meridian tubuh untuk menyeimbangkan energi) dapat membantu mengoptimalkan kesehatan fisik dan psikis. Kesimpulan: Diharapkan institusi pendidikan dapat melaksanakan latihan GEFT pada mahasiswa yang mengalami ABS agar dapat memelihara kondisi tetap stabil dan meningkatkan performa akademis mahasiswa.Kata Kunci: Academic burnout syndrome, gayatri mantra, emotional freedom technique, mahasiswa keperawatanEffects of Gayatri Mantra and Emotional Freedom Technique (GEFT) on Academic Burnout Syndrome (ABS)ABSTRACTNursing students are at risk of suffering from Academic Burnout Syndrome (ABS) due to high academic demands. The condition of ABS in students may affect their academic activities. Gayatri Mantra and Emotional Freedom Technique (GEFT) are non-pharmacological therapies that utilize positive energy flows in the individual's body, but little is known about their effect on reducing ABS in students. Objective: To reveal the effects of GEFT on ABS in nursing students. Methods: This research design was a quasi-experiment with a pre-posttest design with a control group. A sample size of 16 people each in the intervention and control groups were selected through purposive sampling. The GEFT intervention was made ± 10 minutes, once a day for 6 consecutive days. Data were collected using the MBI-SS questionnaire and analyzed using Paired T-Test and Independent T-Test. Results: In the intervention a","PeriodicalId":356951,"journal":{"name":"Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129172039","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang sangat berbahaya ( sillent killer). Faktor penyebab hipertensi diantaranya adalah faktor genetik dan lingkungan. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang hipertensi menyebabkan tingginya angka kejadian hipertensi. T ujuan : mengetahui dampak pendidikan kesehatan melalui ceramah/seminar terhadap pengetahuan pencegahan stroke pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Penimbung Kabupaten Lombok Barat. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasy Experiment pretest post test with control group design . Pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling . Sampel berjumlah 36 orang dan dibagi dalam 2 kelompok, yaitu kelompok intervensi dan kontrol. P retest dan posttest diukur menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Analisis data menggunakan Paired t-test dan Independent t-test . Hasil: Pada kelompok intervensi terdapat peningkatan yang bermakna pada skor pengetahuan setelah diberikan pendidikan kesehatan dibanding sebelumnya [101,56 (SD=2,406) vs 66,2 (SD=2,61), p=0,000]. Sedangkan pada kelompok kontrol tidak terdapat peningkatan skor pengetahuan yang bermakna [65,22 (SD=0,707) vs 65,06 9(SD=2,263), p=0,331]. Ada perbedaan skor pengetahuan secara bermakna antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol setelah diberikan pendidikan kesehatan [101,56 (SD=2,406) vs 65,22 (SD=0,707), p<0,001]. Diskusi: Penelitian ini membuktikan bahwa pendidikan kesehatan tentang pencegahan stroke pada penderita hipertensi cukup efektif dan efisien serta memberikan pengaruh untuk meningkatkan pengetahuan. Responden pada kelompok intervensi memiliki pengetahuan yang lebih tinggi dalam menjawab pertanyaan kuesioner dan mampu menyebutkan cara pencegahan stroke. Kesimpulan: Terjadi peningkatan pengetahuan tentang pencegahan stroke pada kelompok intervensi. Penelitian selanjutnya diharapkan mengembangkan media dalam memberikan edukasi pada pasien hipertensi. Kepada instansi terkait agar dapat memperbanyak sosialisasi tentang pencegahan stroke. Kata Kunci : hipertensi, pendidikan kesehatan, pengetahuan, stroke Effects of Health Education on Levels of Knowledge About Stroke Prevention in Hypertensive Patients ABSTRACT Hypertension is one of the very dangerous non-communicable diseases (the silent killer). Factors that cause hypertension include genetic and environmental factors. Insufficient knowledge about hypertension causes a high incidence of hypertension. Objective : to reveal the effects of health education through lectures/seminars on knowledge of stroke prevention in hypertensive patients in the working area of the Penimbung Public Health Center, West Lombok Regency. Methods : This research employed a Quasy Experiment pretest-posttest research design with a control group design. Samples were taken using a simple random sampling method. The sample size was 36 people and divided into 2 groups: intervention and control groups. Pretest a
高血压是不会传染(非传染性疾病之一)的(sillent杀手)是非常危险的。其中高血压的原因是遗传因素和环境因素。缺乏关于高血压高血压导致事件数量众多的社会知识。T ujuan:了解预防知识通过健康教育讲座/研讨会影响中风、高血压患者在诊所工作地区Penimbung龙目岛西部地区。方法:本研究使用Quasy研究设计实验前测post)测试和控制集团设计。采用简单的随机抽样方法进行取样。样本共有36人分成两组,即组干预和控制。P retest和posttest使用测试过有效性和可靠性的问卷调查进行了测量。使用配对测试和独立性测试进行数据分析。结果:干预组在卫生教育后的知识分数比以往任何时候都要显著增加[101.56 (SD= 2.406)和66.2 (SD=2,61), p= 10000]。然而在控制组中,有意义的知识分数没有增加[65,22 (SD= 707)到65.06 (SD=2,263), p= 331]。分数是有区别的知识以后干预组和对照组之间的有意义地[101.56卫生教育(SD = 2,406) vs 65.22 (SD = 0.707), p < 0.001)。讨论:这项研究证明,高血压患者的健康预防中风教育是有效的和有效的,并有助于提高知识。干预组受访者在回答问卷中有更高的知识并且能够提到预防中风的方法。结论:干预组发生了中风预防知识的增加。这项研究预计将发展对高血压患者进行教育的媒体。对相关机构,以便增加社会化预防中风。关键词:高血压、中风、知识、健康教育影响institutes of Health)的教育水平上的知识在Hypertensive关于预防中风病人抽象Hypertension一号》是非常危险的non-communicable diseases)(《沉默的杀手。导致基因和环境因素相关的因素。关于高血压的知识不足导致了高度紧张的发展。目标:揭示通过lectures/研讨会关于中风预防在西龙目岛公共健康中心工作场所的影响。方法:这项研究采用了一种基于qu豚鼠的先进研究设计与一个控制小组的设计。样本采用了一种简单的随机抽样方法。样本大小为36人,分为2组:干预和控制小组。前测和后测使用的是验证有效性和可靠性的问题。数据是对配对测试和独立性测试的分析。建议:在拘留小组中,卫生教育之前,知识分数有明显的增加。Meanwhile, in the control组,没有浓厚,增加知识的得分是[65 . 22 (SD = 0.707) vs . 65 (SD = 9。06 2.263),p = 0.331]。健康教育后,在干预小组和控制小组之间的知识产生了重大分歧[101。56 (SD= 2406)和65.22 (SD= 707), p . < .001]。但值得怀疑的是:这项研究证明,关于患中风预防性高强度病人的健康教育是非常有效和令人不安的事实。干预小组的反应回答了更多的问题,并提出了预防中风的方法。结论:关于中风预防小组的知识增加了。预计未来的进一步研究开发媒体提供高焦虑障碍的教育。这是一种提醒,它与预防中风相关的增长机构。关键词:高血压,健康教育,知识,中风
{"title":"PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN PENCEGAHAN STROKE PADA PENDERITA HIPERTENSI","authors":"Marthilda Suprayitna, B. Fatmawati","doi":"10.32419/JPPNI.V6I2.271","DOIUrl":"https://doi.org/10.32419/JPPNI.V6I2.271","url":null,"abstract":"Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang sangat berbahaya ( sillent killer). Faktor penyebab hipertensi diantaranya adalah faktor genetik dan lingkungan. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang hipertensi menyebabkan tingginya angka kejadian hipertensi. T ujuan : mengetahui dampak pendidikan kesehatan melalui ceramah/seminar terhadap pengetahuan pencegahan stroke pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Penimbung Kabupaten Lombok Barat. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasy Experiment pretest post test with control group design . Pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling . Sampel berjumlah 36 orang dan dibagi dalam 2 kelompok, yaitu kelompok intervensi dan kontrol. P retest dan posttest diukur menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Analisis data menggunakan Paired t-test dan Independent t-test . Hasil: Pada kelompok intervensi terdapat peningkatan yang bermakna pada skor pengetahuan setelah diberikan pendidikan kesehatan dibanding sebelumnya [101,56 (SD=2,406) vs 66,2 (SD=2,61), p=0,000]. Sedangkan pada kelompok kontrol tidak terdapat peningkatan skor pengetahuan yang bermakna [65,22 (SD=0,707) vs 65,06 9(SD=2,263), p=0,331]. Ada perbedaan skor pengetahuan secara bermakna antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol setelah diberikan pendidikan kesehatan [101,56 (SD=2,406) vs 65,22 (SD=0,707), p<0,001]. Diskusi: Penelitian ini membuktikan bahwa pendidikan kesehatan tentang pencegahan stroke pada penderita hipertensi cukup efektif dan efisien serta memberikan pengaruh untuk meningkatkan pengetahuan. Responden pada kelompok intervensi memiliki pengetahuan yang lebih tinggi dalam menjawab pertanyaan kuesioner dan mampu menyebutkan cara pencegahan stroke. Kesimpulan: Terjadi peningkatan pengetahuan tentang pencegahan stroke pada kelompok intervensi. Penelitian selanjutnya diharapkan mengembangkan media dalam memberikan edukasi pada pasien hipertensi. Kepada instansi terkait agar dapat memperbanyak sosialisasi tentang pencegahan stroke. Kata Kunci : hipertensi, pendidikan kesehatan, pengetahuan, stroke Effects of Health Education on Levels of Knowledge About Stroke Prevention in Hypertensive Patients ABSTRACT Hypertension is one of the very dangerous non-communicable diseases (the silent killer). Factors that cause hypertension include genetic and environmental factors. Insufficient knowledge about hypertension causes a high incidence of hypertension. Objective : to reveal the effects of health education through lectures/seminars on knowledge of stroke prevention in hypertensive patients in the working area of the Penimbung Public Health Center, West Lombok Regency. Methods : This research employed a Quasy Experiment pretest-posttest research design with a control group design. Samples were taken using a simple random sampling method. The sample size was 36 people and divided into 2 groups: intervention and control groups. Pretest a","PeriodicalId":356951,"journal":{"name":"Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI)","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131082952","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Beban kerja merupakan sesuatu yang muncul dari interaksi antara tuntutan tugas, lingkungan kerja, keterampilan, perilaku dan persepsi dari pekerja. Beban kerja merupakan salah satu faktor yang dapat mengakibatkan kelelahan. Kelelahan kerja perawat merupakan gejala yang berhubungan dengan penurunan efesiensi kerja, keterampilan, serta kebosanan pada perawat. Tujuan Penelitian: menganalisis hubungan beban kerja dengan tingkat kelelahan kerja pada perawat pelaksana di Instalasi Rawat Inap Lantai 1 RSUD Sekarwangi. Metode : Penelitian ini merupakan deskriptif analitik dengan pendekatan cross section al dengan responden sebanyak 58 orang. Cara pengambilan sampel menggunakan total sampling . Instrumen yang dipergunakan adalah kuesioner beban kerja adaptasi dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia dengan 15 pertanyaan dan kuesioner kelelahan kerja dari Tarwaka dengan 30 pertanyaan. Kedua instrumen telah valid dan reliabel. Analisis data menggunakan uji kategorik tidak berpasangan alternatif chi-square Kolmogorov-Smirnov. Hasil : lebih dari setengah responden mengalami beban kerja berat sebesar 56,9%. Sebagian besar responden mengalami kelelahan tinggi yaitu 67,2%. Tidak terdapat hubungan antara beban kerja dengan kelelahan kerja nilai (p=0,338). Diskusi: Beban kerja perawat yang tinggi akan menyebabkan kelelahan kerja perawat. Kelelahan kerja akan berdampak pada pelayanan kepada pasien tidak optimal sehingga berisiko terhadap keselamatan pasien. Meskipun hasil analisis hubungan antar variabel secara statistik tidak bermakna, namun pada kajian secara praktik menunjukkan bahwa beban kerja berlebihan dapat memengaruhi kelelahan kerja. Adanya perbedaan temuan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya kemungkinan dapat disebabkan oleh adanya perbedaan lokasi pengambilan data, instrumen penelitian yang digunakan, dan keterbatasan jumlah sampel. Kesimpulan : Banyak faktor yang memengaruhi kelelahan kerja. Hasil penelitian dapat menjadi tolak ukur serta pertimbangan untuk dikembangkannya materi pembelajaran tentang beban kerja terhadap kelelahan kerja beserta faktor-faktor lainnya yang akan memengaruhi beban kerja perawat. Kata kunci: Beban kerja, kelelahan kerja, perawat Correlation Between Workload and Work Fatigue in Executing Nurses in Inpatient Instalation ABSTRACT Workload is something that emerges from an interaction between task demands, work environment, skills, behavior and perceptions of workers. It is one of the factors that can cause fatigue. Nurses’ work fatigue is a symptom correlated with a decrease in work efficiency, skills, and boredom in nurses. Objective : to analyze the correlation between workload and level of work fatigue in executing nurses at the 1st Floor Inpatient Installation of Sekarwangi Regional Hospital. Methods : This research is descriptive analytic with a cross sectional approach with 58 respondents. Samples were taken using total sampling. The instruments used were an adapted workload questionnaire
{"title":"HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP","authors":"Handri Gumelar, Eny Kusmiran, Mokhamad Sandi Haryanto","doi":"10.32419/JPPNI.V6I2.264","DOIUrl":"https://doi.org/10.32419/JPPNI.V6I2.264","url":null,"abstract":"Beban kerja merupakan sesuatu yang muncul dari interaksi antara tuntutan tugas, lingkungan kerja, keterampilan, perilaku dan persepsi dari pekerja. Beban kerja merupakan salah satu faktor yang dapat mengakibatkan kelelahan. Kelelahan kerja perawat merupakan gejala yang berhubungan dengan penurunan efesiensi kerja, keterampilan, serta kebosanan pada perawat. Tujuan Penelitian: menganalisis hubungan beban kerja dengan tingkat kelelahan kerja pada perawat pelaksana di Instalasi Rawat Inap Lantai 1 RSUD Sekarwangi. Metode : Penelitian ini merupakan deskriptif analitik dengan pendekatan cross section al dengan responden sebanyak 58 orang. Cara pengambilan sampel menggunakan total sampling . Instrumen yang dipergunakan adalah kuesioner beban kerja adaptasi dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia dengan 15 pertanyaan dan kuesioner kelelahan kerja dari Tarwaka dengan 30 pertanyaan. Kedua instrumen telah valid dan reliabel. Analisis data menggunakan uji kategorik tidak berpasangan alternatif chi-square Kolmogorov-Smirnov. Hasil : lebih dari setengah responden mengalami beban kerja berat sebesar 56,9%. Sebagian besar responden mengalami kelelahan tinggi yaitu 67,2%. Tidak terdapat hubungan antara beban kerja dengan kelelahan kerja nilai (p=0,338). Diskusi: Beban kerja perawat yang tinggi akan menyebabkan kelelahan kerja perawat. Kelelahan kerja akan berdampak pada pelayanan kepada pasien tidak optimal sehingga berisiko terhadap keselamatan pasien. Meskipun hasil analisis hubungan antar variabel secara statistik tidak bermakna, namun pada kajian secara praktik menunjukkan bahwa beban kerja berlebihan dapat memengaruhi kelelahan kerja. Adanya perbedaan temuan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya kemungkinan dapat disebabkan oleh adanya perbedaan lokasi pengambilan data, instrumen penelitian yang digunakan, dan keterbatasan jumlah sampel. Kesimpulan : Banyak faktor yang memengaruhi kelelahan kerja. Hasil penelitian dapat menjadi tolak ukur serta pertimbangan untuk dikembangkannya materi pembelajaran tentang beban kerja terhadap kelelahan kerja beserta faktor-faktor lainnya yang akan memengaruhi beban kerja perawat. Kata kunci: Beban kerja, kelelahan kerja, perawat Correlation Between Workload and Work Fatigue in Executing Nurses in Inpatient Instalation ABSTRACT Workload is something that emerges from an interaction between task demands, work environment, skills, behavior and perceptions of workers. It is one of the factors that can cause fatigue. Nurses’ work fatigue is a symptom correlated with a decrease in work efficiency, skills, and boredom in nurses. Objective : to analyze the correlation between workload and level of work fatigue in executing nurses at the 1st Floor Inpatient Installation of Sekarwangi Regional Hospital. Methods : This research is descriptive analytic with a cross sectional approach with 58 respondents. Samples were taken using total sampling. The instruments used were an adapted workload questionnaire ","PeriodicalId":356951,"journal":{"name":"Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI)","volume":"55 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123333348","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
P. Purwanta, Katarina Windhi Anggita Sari, Yayi Suryo Prabandari
Banyaknya ibu rumah tangga (IRT) yang menganggap biasa perilaku merokok anggota keluarganya akibat rendahnya pengetahuan tentang bahaya merokok. Penelitian terdahulu menyebutkan audiovisual dan leaflet dapat meningkatkan pengetahuan, sikap, dan tindakan IRT dalam pengendalian rokok yang signifikan. Tujuan: Mengetahui pengaruh promosi kesehatan dengan media audiovisual dan leaflet pada pengetahuan, sikap, dan tindakan IRT dalam menciptakan rumah bebas asap rokok. Metode: jenis penelitian quasi experimental nonequivalent control group design with pretest-posttest . Pengambilan data pada Januari-Maret 2017 dilakukan menggunakan kuesioner pada 58 IRT, yang terdiri dari 27 sebagai kelompok intervensi dan 31 sebagai kelompok pembanding. Data dianalisis menggunakan uji statitik Wilcoxon , paired t-test , dan Mann-Whitney. Hasil: Peningkatan pengetahuan dan tindakan terjadi pada kelompok intervensi dan pembanding, sedangkan peningkatan sikap hanya terjadi pada kelompok intervensi (p 0,05). Terdapat perbedaan yang signifikan nilai rerata tindakan pada pengambilan data pretest-posttest I kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok pembanding (p=0,043), tetapi hasil posttest I -posttest II tidak menunjukkan perbedaan nilai rerata tindakan yang signifikan pada kedua kelompok (p>0,05). Diskusi: Terdapat peningkatan pengetahuan yang signifikan pada kelompok intervensi yang diberikan media audiovisual dan leaflet karena informasi dari audiovisual dapat dipahami oleh semua tingkat pendidikan. Kelompok pembanding menunjukkan peningkatan pengetahuan dengan promosi kesehatan menggunakan leaflet karena juga disertai penjelasan secara lisan oleh peneliti. Tidak ada perbedaan bermakna pada peningkatan sikap antara kelompok intervensi dan pembanding. Kesimpulan: Promosi kesehatan dengan media audiovisual dan leaflet dapat meningkatkan pengetahuan, sikap, dan tindakan IRT dalam menciptakan rumah bebas asap rokok. Kata kunci: audiovisual , ibu rumah tangga, leaflet , rumah bebas asap rokok Health Promotion Through Audiovisual and Leaflet for Housewives to Create Smoke Free Home ABSTRACT Many housewives (IRT) consider the smoking behavior of their family members to be normal due to low knowledge about the dangers of smoking. Previous studies have stated that audiovisuals and leaflets can significantly increase the knowledge, attitudes, and actions of IRT in controlling cigarettes. Objective: To investigate the effect of health promotion through audiovisual and leaflet for housewives’s knowledge, attitude and behaviour to create smoke free home. Methods: Quasi experimental with non-equivalent pretest-posttest design were conducted with 58 housewives that consisted of 27 housewives as intervention group treated with health promotion through audiovisual and leaflet and 31 housewives as control group treated with health promotion through leaflet. Data was collected in questionnaire from January-March 2017. Data was analyzed using Wilcoxon, paired t-test dan
许多家庭主妇认为,由于缺乏对吸烟危害的认识,他们对家庭成员的吸烟行为并不陌生。过去的研究表明,视听和传单可以提高IRT在重要控制香烟方面的知识、态度和行为。目的:了解视听媒体和传单对IRT创造无烟住房的知识、态度和行为的影响。方法:一种由前期测试的非equivalent控制小组设计的实验类型。2017年3月,数据检索使用58个IRT问卷进行,其中27个是干预小组,31个是对照组。数据使用Wilcoxon stastapoint测试、paired t-test和Mann-Whitney测试进行分析。结果:知识和行为的增加发生在干预集团和比较组,而行为的增加只发生在干预集团(p . 05)。与对照组I -posttest data (p= 043)相比,pretest-posttest I - stest II上的行动重播值有显著差异,但后测试I -posttest II的结果并没有说明这两组(p> 0.05)的重要行为值值差异。讨论:视听媒体和传单对干预小组的了解显著增加,因为所有教育程度都能理解视听资料。比较组指出,使用传单的健康促进知识增加了,因为研究人员还提供了口头解释。干预团体和对照组之间的态度没有明显的区别。结论:视听媒体和传单促进健康促进可以提高IRT在创造无烟家庭方面的知识、态度和行为。关键字:视听、家庭主妇、传单、无烟烟家庭免费提供烟烟,并提供家庭主妇免费提供烟烟许可的传单。先验的研究表明,听觉和树叶可以显著增加知识、吸引力和控制IRT的行动。目标:通过视听技术研究健康促进的效果,并为家庭主妇的知识、态度和行为制作免费烟雾烟雾的传单。方法:非equivalent前期设计的Quasi试验是由27个家庭主妇组成的,她们被认为是通过视听和传单与健康促进团队合作的27个家庭成员,以及31个家庭主妇作为控制小组通过树叶促进与健康促进的结合。数据是从2017年3月开始收集的。数据用Wilcoxon、paired t-test和- whitney进行分析。结果:增加知识和行为在两个groups中都受到影响,增加行为只发生在拘留小组(p . 005)。在平均拘留和控制组之间的介质和平均控制组之间的介质中有明显的意义。讨论:在接受高等教育的群体中,知识的巨大增加是有意义的。comparison集团通过落叶组织展示了其通过口技提供的卫生促进知识的增长。在干预和comparison集团联合合作的影响下,态度和态度之间没有明显的区别:通过视听和传单促进健康促进知识、态度和行为创造免费烟雾。视听,家庭主妇,传单,免费烟
{"title":"PROMOSI KESEHATAN DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL DAN LEAFLET PADA IBU DALAM MENCIPTAKAN RUMAH BEBAS ASAP ROKOK","authors":"P. Purwanta, Katarina Windhi Anggita Sari, Yayi Suryo Prabandari","doi":"10.32419/JPPNI.V6I2.283","DOIUrl":"https://doi.org/10.32419/JPPNI.V6I2.283","url":null,"abstract":"Banyaknya ibu rumah tangga (IRT) yang menganggap biasa perilaku merokok anggota keluarganya akibat rendahnya pengetahuan tentang bahaya merokok. Penelitian terdahulu menyebutkan audiovisual dan leaflet dapat meningkatkan pengetahuan, sikap, dan tindakan IRT dalam pengendalian rokok yang signifikan. Tujuan: Mengetahui pengaruh promosi kesehatan dengan media audiovisual dan leaflet pada pengetahuan, sikap, dan tindakan IRT dalam menciptakan rumah bebas asap rokok. Metode: jenis penelitian quasi experimental nonequivalent control group design with pretest-posttest . Pengambilan data pada Januari-Maret 2017 dilakukan menggunakan kuesioner pada 58 IRT, yang terdiri dari 27 sebagai kelompok intervensi dan 31 sebagai kelompok pembanding. Data dianalisis menggunakan uji statitik Wilcoxon , paired t-test , dan Mann-Whitney. Hasil: Peningkatan pengetahuan dan tindakan terjadi pada kelompok intervensi dan pembanding, sedangkan peningkatan sikap hanya terjadi pada kelompok intervensi (p 0,05). Terdapat perbedaan yang signifikan nilai rerata tindakan pada pengambilan data pretest-posttest I kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok pembanding (p=0,043), tetapi hasil posttest I -posttest II tidak menunjukkan perbedaan nilai rerata tindakan yang signifikan pada kedua kelompok (p>0,05). Diskusi: Terdapat peningkatan pengetahuan yang signifikan pada kelompok intervensi yang diberikan media audiovisual dan leaflet karena informasi dari audiovisual dapat dipahami oleh semua tingkat pendidikan. Kelompok pembanding menunjukkan peningkatan pengetahuan dengan promosi kesehatan menggunakan leaflet karena juga disertai penjelasan secara lisan oleh peneliti. Tidak ada perbedaan bermakna pada peningkatan sikap antara kelompok intervensi dan pembanding. Kesimpulan: Promosi kesehatan dengan media audiovisual dan leaflet dapat meningkatkan pengetahuan, sikap, dan tindakan IRT dalam menciptakan rumah bebas asap rokok. Kata kunci: audiovisual , ibu rumah tangga, leaflet , rumah bebas asap rokok Health Promotion Through Audiovisual and Leaflet for Housewives to Create Smoke Free Home ABSTRACT Many housewives (IRT) consider the smoking behavior of their family members to be normal due to low knowledge about the dangers of smoking. Previous studies have stated that audiovisuals and leaflets can significantly increase the knowledge, attitudes, and actions of IRT in controlling cigarettes. Objective: To investigate the effect of health promotion through audiovisual and leaflet for housewives’s knowledge, attitude and behaviour to create smoke free home. Methods: Quasi experimental with non-equivalent pretest-posttest design were conducted with 58 housewives that consisted of 27 housewives as intervention group treated with health promotion through audiovisual and leaflet and 31 housewives as control group treated with health promotion through leaflet. Data was collected in questionnaire from January-March 2017. Data was analyzed using Wilcoxon, paired t-test dan ","PeriodicalId":356951,"journal":{"name":"Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI)","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134561888","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Galvani Volta Simanjuntak, Amila Amila, Janno Sinaga
Latar Belakang: Cedera kepala merupakan jenis trauma yang paling sering menyebabkan kematian dan kecacatan sehingga pengenalan indikator prognostik sangat penting untuk meningkatkan hasil. Namun masih terdapat perbedaan hasil penelitian mengenai kadar glukosa dan peningkatan risiko mortalitas pada pasien cedera kepala. Tujuan: studi pendahuluan ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan kadar gula darah dengan kematian pasien cedera kepala. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian case-control dengan pendekatan retrospektif. Populasi penelitian adalah rekam medis pasien dewasa yang mengalami cedera kepala pada Januari-Desember 2018 di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan. Sampel penelitian sebanyak 88 rekam medis. Uji statistik yang digunakan adalah chi square tes t. Hasil: Hasil penelitian didapatkan 68,2% berjenis kelamin laki-laki, 79,5% berusia 200 mg/dL sebesar 70%, sedangkan mortalitas pasien dengan kadar gula darah ≤200 mg/dL sebesar 33,3%. Ada hubungan kadar gula terhadap mortalitas pasien cedera kepala (p=0,001, OR=1,654). Diskusi: Peningkatan kadar gula darah dapat menyebabkan kerusakan otak yang luas dan berkaitan dengan prognosis buruk. Simpulan . Kadar gula darah tinggi berhubungan dengan peningkatan risiko kematian pasien cedera kepala. Disarankan untuk melakukan penelitian dengan kelompok pasien yang lebih besar sehingga manfaat potensial dari kontrol glukosa pada cedera kepala dapat diketahui dengan benar. Kata Kunci: Cedera Kepala, Glukosa, Mortalitas Glucose and Mortality in Patients with Head Injury ABSTRACT Background : Head injury is a type of trauma that most frequently causes mortality and disability, so it is essential to introduce prognostic indicators to improve outcomes. However, there are still differences in studies regarding glucose levels and increased risk of mortality in patients with head injury. Objective : This preliminary study aims to identify the correlation between blood sugar levels and mortality in patients with head injury. Methods : This study is a case-control study using a retrospective approach. The population was medical records of adult patients who suffered head injuries in January-December 2018 at the H. Adam Malik Central General Hospital of Medan. The research samples were 88 medical records. Data were analyzed using the chi-square test. Results : The study results indicated that 68.2% were male, 79.5% were aged 200 mg/dL was 70%, while mortality of patients with blood sugar levels ≤200 mg/dL was 33.3%. There was a correlation between blood sugar levels and mortality in patients with head injury (p=0.001, OR=1.654). Discussion : Elevated blood sugar levels may cause extensive brain damage and are associated with a poor prognosis. Conclusion : High blood sugar levels are correlated with an increased risk of mortality in patients with head injury. It is recommended to conduct further studies with a larger group of patients to properly identify the potential benefits of glucose con
背景:头部受伤是导致死亡和残疾最常见的创伤类型,因此确定预后指示器对提高结果至关重要。但是关于葡萄糖水平的研究和头部受伤患者死亡风险的增加仍然存在差异。目的:初步研究旨在确定血糖与头部受伤患者死亡之间的联系。方法:本研究是回顾性控制研究。研究人口是2018年1月至12月在H·亚当·马利克·棉兰总医院头部受伤的成人医疗记录。88个医学记录的研究样本。统计测试使用的是太极广场t测试。结果:研究结果得到68,2%性别男,79,5% 200 mg / dL,而减排70%的病人死亡率和血糖水平≤200 mg / dL高达33.3%。这与头部受伤患者的死亡率有关(p= 001,或= 1654)。讨论:血糖升高会导致广泛的脑损伤,并与不良预后有关。结。高血糖与头部受伤患者死亡的风险增加有关。建议与大患者小组进行研究,以便正确地了解头部损伤葡萄糖控制的潜在好处。关键词:头部受伤、葡萄糖、葡萄糖死亡率和头部受伤的原因:头部受伤是一种很常见的创伤类型,导致死亡和丧失,所以它本质上倾向于内生、内生、内生。However,在以葡萄糖水平为标准的研究中仍然存在差异,并且增加了头部受伤的耐心风险。这项先验研究表明,血液糖水平与头部受伤的患者之间的相关性。方法:这个研究是通过追溯式的方法进行的控制研究。这是2018年1月1日亚当·马利克中心棉兰医院的成人病人医疗记录。研究样本是88医疗记录。用chi square测试进行分析。Results: The study Results indicated that 68 2%是男性,79。5%是老200 mg / dL是70%,而不朽的病人与血糖水平≤200 mg / dL是33。3%。血液糖水平和头部受伤的耐心水平之间有联系(p= 0001,或= 1654)。被质疑:血液糖水平可能导致脑部受伤,与一个贫穷的预后有关。历史性:High blood sugar水平是correlated with an increased不朽在病人与头头部受伤的风险。是recommended指挥路途研究与百万大集团的病人到可以吸引透露潜在benefits of glucose控制》头头部受伤。头部受伤,葡萄糖,死亡率
{"title":"GLUKOSA DAN MORTALITAS PASIEN CEDERA KEPALA","authors":"Galvani Volta Simanjuntak, Amila Amila, Janno Sinaga","doi":"10.32419/JPPNI.V6I2.308","DOIUrl":"https://doi.org/10.32419/JPPNI.V6I2.308","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Cedera kepala merupakan jenis trauma yang paling sering menyebabkan kematian dan kecacatan sehingga pengenalan indikator prognostik sangat penting untuk meningkatkan hasil. Namun masih terdapat perbedaan hasil penelitian mengenai kadar glukosa dan peningkatan risiko mortalitas pada pasien cedera kepala. Tujuan: studi pendahuluan ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan kadar gula darah dengan kematian pasien cedera kepala. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian case-control dengan pendekatan retrospektif. Populasi penelitian adalah rekam medis pasien dewasa yang mengalami cedera kepala pada Januari-Desember 2018 di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan. Sampel penelitian sebanyak 88 rekam medis. Uji statistik yang digunakan adalah chi square tes t. Hasil: Hasil penelitian didapatkan 68,2% berjenis kelamin laki-laki, 79,5% berusia 200 mg/dL sebesar 70%, sedangkan mortalitas pasien dengan kadar gula darah ≤200 mg/dL sebesar 33,3%. Ada hubungan kadar gula terhadap mortalitas pasien cedera kepala (p=0,001, OR=1,654). Diskusi: Peningkatan kadar gula darah dapat menyebabkan kerusakan otak yang luas dan berkaitan dengan prognosis buruk. Simpulan . Kadar gula darah tinggi berhubungan dengan peningkatan risiko kematian pasien cedera kepala. Disarankan untuk melakukan penelitian dengan kelompok pasien yang lebih besar sehingga manfaat potensial dari kontrol glukosa pada cedera kepala dapat diketahui dengan benar. Kata Kunci: Cedera Kepala, Glukosa, Mortalitas Glucose and Mortality in Patients with Head Injury ABSTRACT Background : Head injury is a type of trauma that most frequently causes mortality and disability, so it is essential to introduce prognostic indicators to improve outcomes. However, there are still differences in studies regarding glucose levels and increased risk of mortality in patients with head injury. Objective : This preliminary study aims to identify the correlation between blood sugar levels and mortality in patients with head injury. Methods : This study is a case-control study using a retrospective approach. The population was medical records of adult patients who suffered head injuries in January-December 2018 at the H. Adam Malik Central General Hospital of Medan. The research samples were 88 medical records. Data were analyzed using the chi-square test. Results : The study results indicated that 68.2% were male, 79.5% were aged 200 mg/dL was 70%, while mortality of patients with blood sugar levels ≤200 mg/dL was 33.3%. There was a correlation between blood sugar levels and mortality in patients with head injury (p=0.001, OR=1.654). Discussion : Elevated blood sugar levels may cause extensive brain damage and are associated with a poor prognosis. Conclusion : High blood sugar levels are correlated with an increased risk of mortality in patients with head injury. It is recommended to conduct further studies with a larger group of patients to properly identify the potential benefits of glucose con","PeriodicalId":356951,"journal":{"name":"Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI)","volume":"433 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116547970","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PEMAKAIAN KONTRASEPSI PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS","authors":"Elsi Dwi Hapsari, Naysilla Gisha Agatha, Anisa Rini Rahayu, T. Wahyuni","doi":"10.32419/jppni.v6i1.315","DOIUrl":"https://doi.org/10.32419/jppni.v6i1.315","url":null,"abstract":"","PeriodicalId":356951,"journal":{"name":"Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI)","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114264614","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
A. Permatasari, Elsi Dwi Hapsari, Wiwin Lismidiati
Kondisi bayi berat lahir rendah (BBLR) berdampak pada efikasi diri maternal. Di Indonesia masih sedikit laporan mengenai efikasi diri maternal dikaitkan dengan dukungan sosial dan gejala depresi pada ibu yang memiliki BBLR. Tujuan: mengetahui hubungan efikasi diri ibu dengan dukungan sosial dan gejala depresi pada ibu postpartum primipara yang memiliki BBLR (ibu-BBLR) dibandingkan ibu yang memiliki BBLN (ibu-BBLN) di RS PKU Muhammadiyah Gombong. Metode: penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian cross sectional. Sampel dipilih dengan teknik consecutive sampling . Responden berjumlah 90 orang, meliputi 45 ibu-BBLR dan 45 ibu-BBLN. Pengambilan data pada Januari-Maret 2015 menggunakan kuesioner Perceived Maternal Parenting Self Efficacy (PMP-SE) , dukungan sosial, dan Edinburgh Postnatal Depression Scale yang telah valid dan reliabel. Data dianalisis dengan uji t tidak berpasangan and Chi-square test . Hasil: Tingkat efikasi diri berbeda secara bermakna antara ibu-BBLR dan ibu-BBLN (p=0,07). Kedua kelompok menerima tingkat dukungan sosial yang tinggi (masing-masing 97,8%). Gejala depresi postpartum lebih banyak dialami oleh ibu-BBLR dibanding ibu-BBLN (17,8% vs 13,3%). Tidak ada hubungan antara efikasi diri dengan dukungan sosial (p=0,28) dan gejala depresi pada ibu-BBLR (p=57). Ada hubungan yang bermakna antara efikasi diri dengan dukungan sosial (p=0,04), namun tidak dengan gejala depresi postpartum (p=0,83), pada ibu-BBLN. Diskusi: Ibu-BBLR menunjukkan tingkat kepercayaan diri yang lebih rendah dibanding ibu-BBLN meskipun sama-sama melaporkan mendapatkan dukungan sosial yang tinggi dan tidak ada perbedaan dalam gejala depresi postpartum. Kesimpulan: diharapkan tenaga kesahatan memberikan dukungan sosial dan mendeteksi gejala depresi pada ibu-BBLR. Ibu postpartum diharapkan memanfaatkan sumber-sumber dukungan sosial yang ada di sekitarnya dan mengelola stres atau kecemasan yang dialami. Kata Kunci: bayi berat lahir rendah, depresi, dukungan sosial, efikasi diri maternal, postpartum Self-Efficacy of Women Who Have Low Birth Weight Babies with Social Support and Depression Symptoms ABSTRACT The condition of low birth weight (LBW) babies affects maternal self-efficacy. In Indonesia, there are still few reports of maternal self-efficacy correlated with social support and depression symptoms in mothers who have low birth weight. Objective : to reveal the correlation of maternal self-efficacy with social support and depression symptoms in primiparous postpartum mothers who have LBW babies (LBW mothers) compared to mothers who have NBW babies (NBW mothers) at PKU Muhammadiyah Hospital of Gombong. Methods : This research is quantitative with cross sectional research type. Samples were selected by using consecutive sampling technique. There were 90 respondents, including 45 LBWB mothers and 45 NBWB mothers. Data were collected from January until March 2015 using the Perceived Maternal Parenting Self Efficacy (PMP-SE)
{"title":"EFIKASI DIRI IBU YANG MEMILIKI BAYI BERAT LAHIR RENDAH DENGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN GEJALA DEPRESI","authors":"A. Permatasari, Elsi Dwi Hapsari, Wiwin Lismidiati","doi":"10.32419/JPPNI.V5I3.307","DOIUrl":"https://doi.org/10.32419/JPPNI.V5I3.307","url":null,"abstract":"Kondisi bayi berat lahir rendah (BBLR) berdampak pada efikasi diri maternal. Di Indonesia masih sedikit laporan mengenai efikasi diri maternal dikaitkan dengan dukungan sosial dan gejala depresi pada ibu yang memiliki BBLR. Tujuan: mengetahui hubungan efikasi diri ibu dengan dukungan sosial dan gejala depresi pada ibu postpartum primipara yang memiliki BBLR (ibu-BBLR) dibandingkan ibu yang memiliki BBLN (ibu-BBLN) di RS PKU Muhammadiyah Gombong. Metode: penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian cross sectional. Sampel dipilih dengan teknik consecutive sampling . Responden berjumlah 90 orang, meliputi 45 ibu-BBLR dan 45 ibu-BBLN. Pengambilan data pada Januari-Maret 2015 menggunakan kuesioner Perceived Maternal Parenting Self Efficacy (PMP-SE) , dukungan sosial, dan Edinburgh Postnatal Depression Scale yang telah valid dan reliabel. Data dianalisis dengan uji t tidak berpasangan and Chi-square test . Hasil: Tingkat efikasi diri berbeda secara bermakna antara ibu-BBLR dan ibu-BBLN (p=0,07). Kedua kelompok menerima tingkat dukungan sosial yang tinggi (masing-masing 97,8%). Gejala depresi postpartum lebih banyak dialami oleh ibu-BBLR dibanding ibu-BBLN (17,8% vs 13,3%). Tidak ada hubungan antara efikasi diri dengan dukungan sosial (p=0,28) dan gejala depresi pada ibu-BBLR (p=57). Ada hubungan yang bermakna antara efikasi diri dengan dukungan sosial (p=0,04), namun tidak dengan gejala depresi postpartum (p=0,83), pada ibu-BBLN. Diskusi: Ibu-BBLR menunjukkan tingkat kepercayaan diri yang lebih rendah dibanding ibu-BBLN meskipun sama-sama melaporkan mendapatkan dukungan sosial yang tinggi dan tidak ada perbedaan dalam gejala depresi postpartum. Kesimpulan: diharapkan tenaga kesahatan memberikan dukungan sosial dan mendeteksi gejala depresi pada ibu-BBLR. Ibu postpartum diharapkan memanfaatkan sumber-sumber dukungan sosial yang ada di sekitarnya dan mengelola stres atau kecemasan yang dialami. Kata Kunci: bayi berat lahir rendah, depresi, dukungan sosial, efikasi diri maternal, postpartum Self-Efficacy of Women Who Have Low Birth Weight Babies with Social Support and Depression Symptoms ABSTRACT The condition of low birth weight (LBW) babies affects maternal self-efficacy. In Indonesia, there are still few reports of maternal self-efficacy correlated with social support and depression symptoms in mothers who have low birth weight. Objective : to reveal the correlation of maternal self-efficacy with social support and depression symptoms in primiparous postpartum mothers who have LBW babies (LBW mothers) compared to mothers who have NBW babies (NBW mothers) at PKU Muhammadiyah Hospital of Gombong. Methods : This research is quantitative with cross sectional research type. Samples were selected by using consecutive sampling technique. There were 90 respondents, including 45 LBWB mothers and 45 NBWB mothers. Data were collected from January until March 2015 using the Perceived Maternal Parenting Self Efficacy (PMP-SE) ","PeriodicalId":356951,"journal":{"name":"Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI)","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114409336","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Hemodialisa merupakan masalah kesehatan masyarakat yang cukup serius, selain itu biaya perawatan dan pengobatan cukup mahal. Pasien yang menjalani hemodialisa dalam jangka waktu panjang harus menghadapi berbagai masalah, seperti kesulitan untuk bekerja dan dorongan seksual yang menurun. Gaya hidup yang harus berubah mempengaruhi semangat hidup seseorang dengan konsep diri yang buruk. Pasien yang memiliki konsep diri negatif kemungkinan mengalami depresi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep diri dengan kejadian depresi pada pasien yang menjalani hemodialisa. Metode: Desain penelitian ini menggunakan analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Subjek dalam penelitian ini adalah pasien yang menjalani hemodialisa secara rutin di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh yang berjumlah 37 orang dengan tekhnik pengambilan sampel total sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Konsep Diri dan Beck Depression Inventory (BDI) yang sudah valid dan reliabel dan dianalisis menggunakan uji Chi-square. Hasil: Pasien yang menjalani hemodialisa mayoritas memiliki konsep diri negatif (56,8%). Lebih dari setengah responden yang menjalani hemodialisa mengalami depresi (62,2%). Terdapat hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan kejadian depresi pasien yang menjalani hemodialisa (p=0,002). Diskusi: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan konsep diri yang positif memiliki tingkat depresi yang rendah bila dibandingkan dengan individu dengan konsep diri yang negatif karena akan mempengaruhi individu dalam proses berfikir, bersikap, dan bertingkah laku. Kesimpulan: Perawat perlu memberikan edukasi pada pasien yang menjalani hemodialisa agar tidak mengalami depresi sehingga pengobatan tetap berjalan dan cepat memperoleh kesembuhan.Kata Kunci: Depresi, hemodialisa, konsep diri Self-Concept Correlated with the Incidence of Depression in Hemodialysis Patients ABSTRACTHemodialysis is a serious public health problem, in addition to its expensive cost of treatment and medication. Hemodialysis patients in the long term will face various problems, such as difficulty in working and decreased sex drive. The lifestyle that must change affects the spirit of someone with a negative self-concept. Patients with a negative self-concept are likely to experience depression. Objective: This study aims to reveal the correlation between self-concept and incidence of depression in hemodialysis patients. Methods: The research employed a correlation analytic design with the cross-sectional approach. The subjects were patients who underwent routine hemodialysis at RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh, numbering 37 people taken using a total sampling technique. Data were collected using valid and reliable questionnaires of Self-Concept and Beck Depression Inventory (BDI) and analyzed using the Chi-square test. Results: The majority of hemodialysis patients had a negative self-concept (56.8%). More than half of the hemodialysis respondents experience
{"title":"KONSEP DIRI BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEPRESI PADA PASIEN YANG MENJALANI HEMODIALISA","authors":"Jek Amidos Pardede, Nura Safitra, E. Simanjuntak","doi":"10.32419/JPPNI.V5I3.240","DOIUrl":"https://doi.org/10.32419/JPPNI.V5I3.240","url":null,"abstract":"Hemodialisa merupakan masalah kesehatan masyarakat yang cukup serius, selain itu biaya perawatan dan pengobatan cukup mahal. Pasien yang menjalani hemodialisa dalam jangka waktu panjang harus menghadapi berbagai masalah, seperti kesulitan untuk bekerja dan dorongan seksual yang menurun. Gaya hidup yang harus berubah mempengaruhi semangat hidup seseorang dengan konsep diri yang buruk. Pasien yang memiliki konsep diri negatif kemungkinan mengalami depresi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep diri dengan kejadian depresi pada pasien yang menjalani hemodialisa. Metode: Desain penelitian ini menggunakan analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Subjek dalam penelitian ini adalah pasien yang menjalani hemodialisa secara rutin di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh yang berjumlah 37 orang dengan tekhnik pengambilan sampel total sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Konsep Diri dan Beck Depression Inventory (BDI) yang sudah valid dan reliabel dan dianalisis menggunakan uji Chi-square. Hasil: Pasien yang menjalani hemodialisa mayoritas memiliki konsep diri negatif (56,8%). Lebih dari setengah responden yang menjalani hemodialisa mengalami depresi (62,2%). Terdapat hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan kejadian depresi pasien yang menjalani hemodialisa (p=0,002). Diskusi: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan konsep diri yang positif memiliki tingkat depresi yang rendah bila dibandingkan dengan individu dengan konsep diri yang negatif karena akan mempengaruhi individu dalam proses berfikir, bersikap, dan bertingkah laku. Kesimpulan: Perawat perlu memberikan edukasi pada pasien yang menjalani hemodialisa agar tidak mengalami depresi sehingga pengobatan tetap berjalan dan cepat memperoleh kesembuhan.Kata Kunci: Depresi, hemodialisa, konsep diri Self-Concept Correlated with the Incidence of Depression in Hemodialysis Patients ABSTRACTHemodialysis is a serious public health problem, in addition to its expensive cost of treatment and medication. Hemodialysis patients in the long term will face various problems, such as difficulty in working and decreased sex drive. The lifestyle that must change affects the spirit of someone with a negative self-concept. Patients with a negative self-concept are likely to experience depression. Objective: This study aims to reveal the correlation between self-concept and incidence of depression in hemodialysis patients. Methods: The research employed a correlation analytic design with the cross-sectional approach. The subjects were patients who underwent routine hemodialysis at RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh, numbering 37 people taken using a total sampling technique. Data were collected using valid and reliable questionnaires of Self-Concept and Beck Depression Inventory (BDI) and analyzed using the Chi-square test. Results: The majority of hemodialysis patients had a negative self-concept (56.8%). More than half of the hemodialysis respondents experience","PeriodicalId":356951,"journal":{"name":"Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI)","volume":"64 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132382030","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAK Prevalensi anemia dengan komplikasi perdarahan di dunia sangat tinggi, terutama di negara-negara sedang berkembang termasuk Indonesia, oleh karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak. Tujuan Penelitian : untuk menganalisis hubungan anemia pada kehamilan dengan kejadian perdarahan postpartum di RSDP Serang Tahun 2017. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Populasi penelitian ini penulis ambil dari semua ibu bersalin yang menderita anemia saat bersalin di RSDP Serang. Sampel penelitian sebanyak 84 ibu dengan teknik total sampling . Instrumen penelitian berupa kuesioner. Data dianalisis dengan uji Chi Square, kemudian dilakukan uji multivariat. Hasil penelitian : (1) Tidak terdapat hubungan bermakna antara umur, dan paritas ibu yang mengalami anemia saat hamil dengan kejadian perdarahan postpartum, (2) Terdapat hubungan bermakna antara status kecukupan gizi, frekuensi antenatal care (ANC), pengetahuan dan kepatuhan konsumsi zat besi, pada ibu yang mengalami anemia selama kehamilan dengan kejadian perdarahan postpartum. Diskusi: pengetahuan sangat dominan dalam memengaruhi timbulnya perdarahan postpartum pada ibu yang saat hamilnya mengalami anemia. Kesimpulan : Perlu upaya penurunan kejadian anemia antara lain memberikan penyuluhan penyuluhan kepada ibu hamil tentang cara pencegahan timbulnya anemia, baik berupa kepatuhan minum tablet Fe, pola konsumsi gizi yang cukup, dan cara menjaga kesehatan tubuh ibu hamil sendiri. Kata kunci: anemia, ibu hamil, Perdarahan Correlation Between Anemia in Pregnancy and Postpartum Hemorrhage Incidence ABSTRACT The prevalence of anemia with bleeding complications in the world is very high, especially in developing countries, including Indonesia. Therefore, anemia requires serious attention from all parties. Objective : to analyze the correlation between anemia in pregnancy and the incidence of postpartum hemorrhage at Serang Hospital in 2017. Methods : This research is a quantitative study with a correlational design. The population was taken from all maternity mothers who suffered from anemia during childbirth at Serang Hospital. The research samples were 84 mothers taken using total sampling technique. The research instrument was a questionnaire. Data were analyzed by using Chi Square test, then multivariate test was performed. Results : (1) There was no significant correlation between age and parity of mothers who had anemia during pregnancy with the incidence of postpartum hemorrhage, (2) There was a significant correlation of nutritional adequacy status, frequency of antenatal care (ANC), knowledge and adherence to iron consumption in mothers who had anemia during pregnancy with the incidence of postpartum hemorrhage. Discussion : Knowledge was very dominant in affecting the incidence of postpartum hemorrhage in mothers who had anemia during their pregnancy. Conclusion : It is necessary to make efforts to reduce the incidence of ane
包括印度尼西亚在内的发展中国家在内的患有出血并发症的摘要发病率很高,这就是为什么贫血需要各方关注。研究目的:分析妊娠早期与产后出血事件有关的贫血关系。方法:本研究是一种与关联设计相关的定量研究。这位作家从每一位在RSDP遭受产妇分娩时贫血的孕妇中挑选出。84位具有完整抽样技术的母亲的研究样本。研究工具是问卷调查。用Chi Square测试分析数据,然后进行多变量测试。研究结果:(1)不平等年龄之间的有意义的关系,妈妈在怀孕期间确实有贫血的发生产后出血,(2)有营养状态之间有意义的充分性、产前护理的频率(非国大),合规知识和铁的摄入量,贫血的妈妈在怀孕期间和产后出血事件。讨论:知识是最重要的,它会影响母亲产后出血,因为她患有贫血。结论:减少贫血需要为孕妇提供预防贫血的指导,包括服用Fe片、合理的营养消费模式以及如何保持孕妇的健康。关键词:Pregnancy和产后出血出血出血出血出血出血出血出血出血出血出血出血出血出血出血出血症状严重,尤其是在印尼等发展中国家。这是来自各方的严重需求关注。分析预防和2017年创伤后出血的相关性。方法:这个研究是一个与相关设计的量研究。人口是从儿童袭击医院时患贫血的所有妇女那里得到的。研究样本是84名母亲采用的技术样本。研究仪器受到质疑。数据是用Chi Square测试对其进行的分析,然后进行了多次测试。Results:(1)没有相关之间浓厚,是时代》和母亲谁parity incidence》期间有贫血怀孕和产后hemorrhage,(2)相关的是个有浓厚nutritional adequacy状态,产前护理的频率(非国大),知识和adherence to铁消费”期间在母亲谁有贫血怀孕和产后hemorrhage incidence》。质疑:知识在怀孕期间患贫血的母亲中存在严重的产后积血的根源。历史性:是有必要让efforts to减少贫血,美国如此之incidence:对怀孕妇女提供咨询关于如何,不管in the form of adherence to prevent贫血顶得上应试Fe adequate营养消费”模式,and how to maintain怀孕妇女自己健康》。贫血,孕妇,血肿
{"title":"HUBUNGAN ANEMIA PADA KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM","authors":"Ernawati Umar","doi":"10.32419/JPPNI.V6I1.259","DOIUrl":"https://doi.org/10.32419/JPPNI.V6I1.259","url":null,"abstract":"ABSTRAK Prevalensi anemia dengan komplikasi perdarahan di dunia sangat tinggi, terutama di negara-negara sedang berkembang termasuk Indonesia, oleh karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak. Tujuan Penelitian : untuk menganalisis hubungan anemia pada kehamilan dengan kejadian perdarahan postpartum di RSDP Serang Tahun 2017. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Populasi penelitian ini penulis ambil dari semua ibu bersalin yang menderita anemia saat bersalin di RSDP Serang. Sampel penelitian sebanyak 84 ibu dengan teknik total sampling . Instrumen penelitian berupa kuesioner. Data dianalisis dengan uji Chi Square, kemudian dilakukan uji multivariat. Hasil penelitian : (1) Tidak terdapat hubungan bermakna antara umur, dan paritas ibu yang mengalami anemia saat hamil dengan kejadian perdarahan postpartum, (2) Terdapat hubungan bermakna antara status kecukupan gizi, frekuensi antenatal care (ANC), pengetahuan dan kepatuhan konsumsi zat besi, pada ibu yang mengalami anemia selama kehamilan dengan kejadian perdarahan postpartum. Diskusi: pengetahuan sangat dominan dalam memengaruhi timbulnya perdarahan postpartum pada ibu yang saat hamilnya mengalami anemia. Kesimpulan : Perlu upaya penurunan kejadian anemia antara lain memberikan penyuluhan penyuluhan kepada ibu hamil tentang cara pencegahan timbulnya anemia, baik berupa kepatuhan minum tablet Fe, pola konsumsi gizi yang cukup, dan cara menjaga kesehatan tubuh ibu hamil sendiri. Kata kunci: anemia, ibu hamil, Perdarahan Correlation Between Anemia in Pregnancy and Postpartum Hemorrhage Incidence ABSTRACT The prevalence of anemia with bleeding complications in the world is very high, especially in developing countries, including Indonesia. Therefore, anemia requires serious attention from all parties. Objective : to analyze the correlation between anemia in pregnancy and the incidence of postpartum hemorrhage at Serang Hospital in 2017. Methods : This research is a quantitative study with a correlational design. The population was taken from all maternity mothers who suffered from anemia during childbirth at Serang Hospital. The research samples were 84 mothers taken using total sampling technique. The research instrument was a questionnaire. Data were analyzed by using Chi Square test, then multivariate test was performed. Results : (1) There was no significant correlation between age and parity of mothers who had anemia during pregnancy with the incidence of postpartum hemorrhage, (2) There was a significant correlation of nutritional adequacy status, frequency of antenatal care (ANC), knowledge and adherence to iron consumption in mothers who had anemia during pregnancy with the incidence of postpartum hemorrhage. Discussion : Knowledge was very dominant in affecting the incidence of postpartum hemorrhage in mothers who had anemia during their pregnancy. Conclusion : It is necessary to make efforts to reduce the incidence of ane","PeriodicalId":356951,"journal":{"name":"Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115816643","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}