Pub Date : 2023-03-20DOI: 10.53441/jl.vol6.iss1.82
I. N. Reteq, Paulina Maria Yovita Kosat, Jeladu Kosmas
Masalah dalam penelitian ini adalah nilai-nilai religious apa sajakah yang tersirat dalam kitab Siwaratri Kalpa karya Empu Tanakung. Tujuan penelitian mendeskripsikan nilai-nilai religious apa sajakan yang tersirat dalam kitab Siwaratri Kalpa karya Empu Tanakung. Adapun metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode ini di gunakan karena penelitian ini menggunakan data deskriptif dengan cara memaparkan, memeriksa, atau mendeskripsikan sesuatu data yang sudah ada. Data dalam penelitian ini adalah berupa kata, kalimat atau paragraph yang diindikasikan memiliki nilai-nilai sosiologis yang terdapat dalam kitab Siwaratri Kalpa karya Empu Tanakung. Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan teknik pustaka yaitu dengan menganalisis isi. Pada analisis ini peneliti menyimak kemudian mencatat dokumen-dokumen yang diambil dari data primer yang berkaitan dengan masalah dan tujuan penelitian. Datanya berupa data novel, maka penelitian mencoba menelaah isi novel.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nilai religius yang tersirat dalam diri Lubdaka sebagai seorang pemburu kalua dihubungkan dengan keadaan masyarakat pasa zaman sekarang yang serba modern ternyata masih banyak diantara umat manusia yang lebih suka berburu kepuasan jasmani maka ia akan lebih cenderung mementingkan materi, seolah-olah materi adalah prestise yang paling hakiki di dunia ini. Dia tidak akan merasa materi sebenarnya akan dapat menggiring manusia ke lembah dosa andaikata manusia tidak dapat mengontrolnya. Kemudian manusia terlanjur terjerumus ke dalam lembah dosa akan selalu merasa jauh dari Tuhan Yang Maha Esa. Kalau manusia sudah merasa jauh dari Tuhan maka dia akan seolah-olah lupa dengan hakekat kemanusiaan. Andaikata manusia sudah jauh dari Sang Penciptanya, maka ia berarti sudah melupakan hakekat kemanusiaannya. Kata Kunci: Nilai Religius, Siwa Ratri Kalpa, Sosiologi Sastra
{"title":"NILAI RELIGIUS KITAB SIWA RATRI KALPA KARYA EMPU TANAKUNG (SEBUAH KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA)","authors":"I. N. Reteq, Paulina Maria Yovita Kosat, Jeladu Kosmas","doi":"10.53441/jl.vol6.iss1.82","DOIUrl":"https://doi.org/10.53441/jl.vol6.iss1.82","url":null,"abstract":"Masalah dalam penelitian ini adalah nilai-nilai religious apa sajakah yang tersirat dalam kitab Siwaratri Kalpa karya Empu Tanakung. Tujuan penelitian mendeskripsikan nilai-nilai religious apa sajakan yang tersirat dalam kitab Siwaratri Kalpa karya Empu Tanakung. Adapun metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode ini di gunakan karena penelitian ini menggunakan data deskriptif dengan cara memaparkan, memeriksa, atau mendeskripsikan sesuatu data yang sudah ada. Data dalam penelitian ini adalah berupa kata, kalimat atau paragraph yang diindikasikan memiliki nilai-nilai sosiologis yang terdapat dalam kitab Siwaratri Kalpa karya Empu Tanakung. Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan teknik pustaka yaitu dengan menganalisis isi. Pada analisis ini peneliti menyimak kemudian mencatat dokumen-dokumen yang diambil dari data primer yang berkaitan dengan masalah dan tujuan penelitian. Datanya berupa data novel, maka penelitian mencoba menelaah isi novel.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nilai religius yang tersirat dalam diri Lubdaka sebagai seorang pemburu kalua dihubungkan dengan keadaan masyarakat pasa zaman sekarang yang serba modern ternyata masih banyak diantara umat manusia yang lebih suka berburu kepuasan jasmani maka ia akan lebih cenderung mementingkan materi, seolah-olah materi adalah prestise yang paling hakiki di dunia ini. Dia tidak akan merasa materi sebenarnya akan dapat menggiring manusia ke lembah dosa andaikata manusia tidak dapat mengontrolnya. Kemudian manusia terlanjur terjerumus ke dalam lembah dosa akan selalu merasa jauh dari Tuhan Yang Maha Esa. Kalau manusia sudah merasa jauh dari Tuhan maka dia akan seolah-olah lupa dengan hakekat kemanusiaan. Andaikata manusia sudah jauh dari Sang Penciptanya, maka ia berarti sudah melupakan hakekat kemanusiaannya. \u0000Kata Kunci: Nilai Religius, Siwa Ratri Kalpa, Sosiologi Sastra","PeriodicalId":367260,"journal":{"name":"Jurnal Lazuardi","volume":"44 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125971022","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-03-20DOI: 10.53441/jl.vol6.iss1.79
Melilla Eviana
Artikel ini merupakan hasil penelitian tindakan kelas tentang penerapan pembelajaran berdiferensiasi ini sebagai upaya memberikan layanan pendidikan sesuai dengan kebutuhan siswa di dalam kelas. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan pembelajaran berdiferensiasi di kelas VI yang dihipotesiskan mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami konsep luas permukaan dan mengatasi kejenuhan pada siswa yang telah memahami konsep luas permukaan geometri. Penelitian ini dilakukan di SD Inpres Labat dengan subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas VIa SD Pres. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Kemmis dan Taggar. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket, observasi, dan tes tertulis. Data ditabulasi dan dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar yang diperoleh melalui tes tulis dalam evaluasi pembelajaran, peningkatan hasil belajar sebagai indikator peningkatan pemahaman konsep luas permukaan bangun ruang dan peningkatan aktivitas belajar siswa sebagai indikator kemampuan siswa. dipertahankan dari jenuh. Pada kondisi awal rata-rata hasil belajar siswa 70,77 dengan ketuntasan kelas 50%, terjadi peningkatan pada siklus 1 dimana rata-rata hasil belajar menjadi 73 dengan ketuntasan 76,92% dan pada siklus 2 rata-rata hasil belajar meningkat 75,5 dan ketuntasan kelas 88,46%. Siswa lain yang belum tamat juga mengalami peningkatan hasil belajar. Kata kunci: pembelajaran diferensiasi, bangun datar, luas permukaan.
{"title":"PENERAPAN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP LUAS PERMUKAAN BANGUN RUANG DAN MENGATASI KEJENUHAN PADA SISWA KELAS VI A SDI LABAT KOTA KUPANG TAHUN PELAJARAN 2021/2022","authors":"Melilla Eviana","doi":"10.53441/jl.vol6.iss1.79","DOIUrl":"https://doi.org/10.53441/jl.vol6.iss1.79","url":null,"abstract":"Artikel ini merupakan hasil penelitian tindakan kelas tentang penerapan pembelajaran berdiferensiasi ini sebagai upaya memberikan layanan pendidikan sesuai dengan kebutuhan siswa di dalam kelas. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan pembelajaran berdiferensiasi di kelas VI yang dihipotesiskan mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami konsep luas permukaan dan mengatasi kejenuhan pada siswa yang telah memahami konsep luas permukaan geometri. Penelitian ini dilakukan di SD Inpres Labat dengan subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas VIa SD Pres. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Kemmis dan Taggar. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket, observasi, dan tes tertulis. Data ditabulasi dan dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. \u0000Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar yang diperoleh melalui tes tulis dalam evaluasi pembelajaran, peningkatan hasil belajar sebagai indikator peningkatan pemahaman konsep luas permukaan bangun ruang dan peningkatan aktivitas belajar siswa sebagai indikator kemampuan siswa. dipertahankan dari jenuh. Pada kondisi awal rata-rata hasil belajar siswa 70,77 dengan ketuntasan kelas 50%, terjadi peningkatan pada siklus 1 dimana rata-rata hasil belajar menjadi 73 dengan ketuntasan 76,92% dan pada siklus 2 rata-rata hasil belajar meningkat 75,5 dan ketuntasan kelas 88,46%. Siswa lain yang belum tamat juga mengalami peningkatan hasil belajar. \u0000Kata kunci: pembelajaran diferensiasi, bangun datar, luas permukaan.","PeriodicalId":367260,"journal":{"name":"Jurnal Lazuardi","volume":"103 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117309859","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-03-20DOI: 10.53441/jl.vol6.iss1.83
Mikhael Kolo
Matematika khususnya dalam berhitung adalah sebuah pengajaran teknik Jarimatika.Metode hitung dengan jari tangan yang bertujuan untuk membantu siswa dalam mengoperasikan aritmatika terutama dalam berhitung penjumlahan dan pengurangan.Permasalahan yang dihadapi guru dan siswa berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa. Seperti halnya di SDN Sontoi, yaitu: siswa kurang memperhatikan penjelasan dari guru, banyak siswa yang membicarakan hal-hal diluar materi, masih ada siswa yang mencontoh hasil dari teman yang lain ketika mengerjakan. Berdasarkan analisis tersebut, maka peneliti akan memaparkan hasil belajar siswa kelas SDN Sontoi Kecamatan Bikomi Tengah mulai dari paparan sebelum siklus atau sampai dengan paparan data siklus I. Berdasarkan observasi hasil belajar prasiklus yang dilakukan peneliti, diperoleh rata-rata kelas sebesar 61,6 dengan ketuntasan belajar klasikal hanya 61,6% Hal tersebut menggambarkan bahwa hasil belajar matematika siswa masih rendah. Hal ini disebabkan karena penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat. Kegiatan pembelajaran berpusat pada guru, sehingga siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Pada siklus I pembelajaran matematika memalui penerapan metode jarimatika telah dilaksanakan guru dengan baik. Hal ini bisa dilihat dari aktifitas belajar siswa, hasil belajar, serta dalam pelaksanaan pembelajaran sudah berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan. Dengan demikian penggunaan metode jarimatika dapat meningkatkan kemampuan berhitung dan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa penerapan metode jarimatika dapat meningkatkan hasil belajar matematika pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan bilangan siswa kelas III SDN Sontoi kecamatan Bikomi Tengah. Hal tersebut ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata kelas yaitu pada saat prasiklus 61.6 menjadi 81,8 pada siklus I. Penerapan penggunaan metode jarimatika berhasil meningkatkan penguasaan materi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika. Kata Kunci : Jarimatika, Matematika, Kemampuan siswa
{"title":"MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE JARIMATIKA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI SONTOI","authors":"Mikhael Kolo","doi":"10.53441/jl.vol6.iss1.83","DOIUrl":"https://doi.org/10.53441/jl.vol6.iss1.83","url":null,"abstract":"Matematika khususnya dalam berhitung adalah sebuah pengajaran teknik Jarimatika.Metode hitung dengan jari tangan yang bertujuan untuk membantu siswa dalam mengoperasikan aritmatika terutama dalam berhitung penjumlahan dan pengurangan.Permasalahan yang dihadapi guru dan siswa berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa. Seperti halnya di SDN Sontoi, yaitu: siswa kurang memperhatikan penjelasan dari guru, banyak siswa yang membicarakan hal-hal diluar materi, masih ada siswa yang mencontoh hasil dari teman yang lain ketika mengerjakan. Berdasarkan analisis tersebut, maka peneliti akan memaparkan hasil belajar siswa kelas SDN Sontoi Kecamatan Bikomi Tengah mulai dari paparan sebelum siklus atau sampai dengan paparan data siklus I. Berdasarkan observasi hasil belajar prasiklus yang dilakukan peneliti, diperoleh rata-rata kelas sebesar 61,6 dengan ketuntasan belajar klasikal hanya 61,6% Hal tersebut menggambarkan bahwa hasil belajar matematika siswa masih rendah. Hal ini disebabkan karena penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat. Kegiatan pembelajaran berpusat pada guru, sehingga siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Pada siklus I pembelajaran matematika memalui penerapan metode jarimatika telah dilaksanakan guru dengan baik. Hal ini bisa dilihat dari aktifitas belajar siswa, hasil belajar, serta dalam pelaksanaan pembelajaran sudah berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan. Dengan demikian penggunaan metode jarimatika dapat meningkatkan kemampuan berhitung dan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa penerapan metode jarimatika dapat meningkatkan hasil belajar matematika pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan bilangan siswa kelas III SDN Sontoi kecamatan Bikomi Tengah. Hal tersebut ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata kelas yaitu pada saat prasiklus 61.6 menjadi 81,8 pada siklus I. Penerapan penggunaan metode jarimatika berhasil meningkatkan penguasaan materi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika. \u0000Kata Kunci : Jarimatika, Matematika, Kemampuan siswa","PeriodicalId":367260,"journal":{"name":"Jurnal Lazuardi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122044182","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-03-20DOI: 10.53441/jl.vol6.iss1.80
Arista Nurhuda
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kepercayaan yang ada dalam budaya Jawa terhadap mitos yang tergambar dalam novel Delusi karya Supaat I. Lathief. Desain penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu untuk mendeskripsikan isi novel sesuai dengan aspek-aspek yang telah diidentifikasi sebelumnya seperti kebiasaan pada masa lampau, tradisi, dan kepercayaan terhadap mitos. Teknik kajian penelitian ini menggunakan teknik kepustakaan yaitu dengan memelajari buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Peneliti mendapatkan data yang diawali dengan kegiatan membaca, memelajari, kemudian mengelompokkan data yang didapat. Setelah semua data terkumpul kemudian menganalisis dan mendeskripsikan data tersebut berdasarkan aspek yang dikaji. Berdasarkan hasil kajian terhadap penggambaran novel Delusi tentang pemahaman atau pola pikir masyarakat Jawa terhadap mitos tentang adanya sistem kepercayaan yang tergambar dalam novel Delusi karya Supaat I. Lathief (kajian antropologi sastra) bahwa kebanyakan masyarakat Jawa percaya terhadap mitos yang berkembang di desanya. Kebanyakan dari warga desa tersebut masih menganut sistem kepercayaan terhadap adanya roh yang mendiami benda-benda dan memberinya sesajen dengan tujuan agar desanya tenang. Warga juga percaya bahwa memohon pada makam dapat mendatangkan rezeki yang berlimpah. Peristiwa yang terjadi yang disebabkan oleh adanya sistem kepercayaan terhadap adanya mitos tentang keselamatan, rezeki yang berlimpah, dan keberhasilan terhadap hasil panen bila disadari merupakan hasil upaya dari diri sendiri dan kehendak Tuan Yanng MahaEsa, bukan dari apa yang selama ini mereka percayai terhadap hal-hal yang sifatnya mistis. Kata kunci: mitos, kebudayaan Jawa, antropologi sastra
这项研究的目的是了解爪哇文化中存在的信仰如何与Supaat I. Lathief的妄想小说中所描绘的神话形成对比。本研究采用定性性描述性方法,即根据过去的习俗、传统和神话信仰等已确定的方面来描述小说的内容。本研究采用的研究技术是研究与研究问题相关的书籍。研究人员从阅读活动开始,学习,然后对数据进行分类。一旦收集了所有的数据,然后根据调查的方面分析和描述这些数据。根据对虚构小说的描述,爪哇人对信仰体系的理解或思维模式的研究,大多数爪哇人相信他们村子里的神话。大多数村民仍然相信一种信仰体系,即灵魂存在于物品中,并为他的村庄提供安抚。居民们也相信,对坟墓的乞求会带来丰厚的回报。所发生的事件是由于一种信仰体系对得救的神话、丰富性的繁荣和成功的认识,这是一个人的努力和他自己的意志的结果,而不是一个人对神秘事物的看法。关键词:神话、爪哇文化、文学人类学
{"title":"MITOS KEBUDAYAAN JAWA DALAM NOVEL DELUSI KARYA SUPAAT I. LATHIEF (KAJIAN ANTROPOLOGI SASTRA)","authors":"Arista Nurhuda","doi":"10.53441/jl.vol6.iss1.80","DOIUrl":"https://doi.org/10.53441/jl.vol6.iss1.80","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kepercayaan yang ada dalam budaya Jawa terhadap mitos yang tergambar dalam novel Delusi karya Supaat I. Lathief. Desain penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu untuk mendeskripsikan isi novel sesuai dengan aspek-aspek yang telah diidentifikasi sebelumnya seperti kebiasaan pada masa lampau, tradisi, dan kepercayaan terhadap mitos. Teknik kajian penelitian ini menggunakan teknik kepustakaan yaitu dengan memelajari buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Peneliti mendapatkan data yang diawali dengan kegiatan membaca, memelajari, kemudian mengelompokkan data yang didapat. Setelah semua data terkumpul kemudian menganalisis dan mendeskripsikan data tersebut berdasarkan aspek yang dikaji. \u0000Berdasarkan hasil kajian terhadap penggambaran novel Delusi tentang pemahaman atau pola pikir masyarakat Jawa terhadap mitos tentang adanya sistem kepercayaan yang tergambar dalam novel Delusi karya Supaat I. Lathief (kajian antropologi sastra) bahwa kebanyakan masyarakat Jawa percaya terhadap mitos yang berkembang di desanya. Kebanyakan dari warga desa tersebut masih menganut sistem kepercayaan terhadap adanya roh yang mendiami benda-benda dan memberinya sesajen dengan tujuan agar desanya tenang. Warga juga percaya bahwa memohon pada makam dapat mendatangkan rezeki yang berlimpah. Peristiwa yang terjadi yang disebabkan oleh adanya sistem kepercayaan terhadap adanya mitos tentang keselamatan, rezeki yang berlimpah, dan keberhasilan terhadap hasil panen bila disadari merupakan hasil upaya dari diri sendiri dan kehendak Tuan Yanng MahaEsa, bukan dari apa yang selama ini mereka percayai terhadap hal-hal yang sifatnya mistis. \u0000Kata kunci: mitos, kebudayaan Jawa, antropologi sastra","PeriodicalId":367260,"journal":{"name":"Jurnal Lazuardi","volume":"58 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133198876","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-03-20DOI: 10.53441/jl.vol6.iss1.81
Narantoputrayadi Makan Malay
Penelitian ini berfokus pada Tuturan Ritual Amungtape, yang disingkat TRA, dan di dalam ritual ini terdapat tiga tuturan pendukung yaitu; Tuturan Ritual Amung Kala Tape, Tuturan Ritual Neng Jing, dan Tuturan Ritual Amung Luk pada Masyarakat di Desa Lakatuli Dusun Padailaka di Kabupaten Alor. Penelitian ini dikaji dari perspektif linguistik kebudayaan. Sasaran pengkajiannya mencakup karakteristik bentuk, makna dan nilai TRA dalam kehidupan masyarakat di Desa Lakatuli Dusun Padailaka. Dilihat dari karakter masalah yang ditelaah, penelitian ini dikategorikan dalam penelitian deskripsi. Dalam pengumpulan data oleh peneliti selama sebulan lebih dari tanggal 27 April 2012 sampai berakhir tanggal 30 Mei 2012 digunakan beberapa teknik, yaitu: teknik pengamatan, wawancara, diskusi kelompok terarah, perekaman, simak-catat, dan studi dokumentasi. Untuk memperoleh data yang akurat, enam orang dipilih dari penutur asli bahasa Abui yang terdiri dari empat orang dipilih sebagai informen kunci dan dua orang lainnya sebagai informan pendamping. Data yang telah dikumpulkan dianalisis secara deskriptif kualitatif serta terurai dengan jelas dari seluruh pemaparannya. Kata kunci: Tuturan ritual Amungtape, linguistik kebudayaan, bentuk, makna dan nilai.
{"title":"TUTURAN RITUAL AMUNGTAPE PADA MASYARAKAT PADAILAKA DI KABUPATEN ALOR","authors":"Narantoputrayadi Makan Malay","doi":"10.53441/jl.vol6.iss1.81","DOIUrl":"https://doi.org/10.53441/jl.vol6.iss1.81","url":null,"abstract":"Penelitian ini berfokus pada Tuturan Ritual Amungtape, yang disingkat TRA, dan di dalam ritual ini terdapat tiga tuturan pendukung yaitu; Tuturan Ritual Amung Kala Tape, Tuturan Ritual Neng Jing, dan Tuturan Ritual Amung Luk pada Masyarakat di Desa Lakatuli Dusun Padailaka di Kabupaten Alor. Penelitian ini dikaji dari perspektif linguistik kebudayaan. Sasaran pengkajiannya mencakup karakteristik bentuk, makna dan nilai TRA dalam kehidupan masyarakat di Desa Lakatuli Dusun Padailaka. Dilihat dari karakter masalah yang ditelaah, penelitian ini dikategorikan dalam penelitian deskripsi. Dalam pengumpulan data oleh peneliti selama sebulan lebih dari tanggal 27 April 2012 sampai berakhir tanggal 30 Mei 2012 digunakan beberapa teknik, yaitu: teknik pengamatan, wawancara, diskusi kelompok terarah, perekaman, simak-catat, dan studi dokumentasi. Untuk memperoleh data yang akurat, enam orang dipilih dari penutur asli bahasa Abui yang terdiri dari empat orang dipilih sebagai informen kunci dan dua orang lainnya sebagai informan pendamping. Data yang telah dikumpulkan dianalisis secara deskriptif kualitatif serta terurai dengan jelas dari seluruh pemaparannya. \u0000 \u0000Kata kunci: Tuturan ritual Amungtape, linguistik kebudayaan, bentuk, makna dan nilai.","PeriodicalId":367260,"journal":{"name":"Jurnal Lazuardi","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121959802","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-03-20DOI: 10.53441/jl.vol6.iss1.84
Mikhael Kolo
Masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana cara menerapkan metode diskusi dalam pembelajaran PKn pada materi sistem pemerintahan desa dan kecamatan ? dan bagaimana pengaruh penerapan metode diskusi pada materi sistem pemerintahan desa dan kecamatan dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa ? Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang akan dicapai adalah menerapkan metode diskusi dalam pembelajaran PKn terutama materi Sistem Pemerintahan Desa dan Kecamata, mengetahui pengaruh penerapan metode diskusi pada materi Sistem Pemerintahan Desa dan Kecamatan dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa. Sebelum perbaikan pembelajaran dari 31 siswa yang tuntas belajar hanya 6 siswa atau 19 % dan 25 siswa atau 81 % belum tuntas. Hal ini menunjukkan kegagalan dalam pembelajaran. Pada perbaikan pembelajaran siklus I menggunakan metode diskusi yang setiap kelompok terdiri dari 6-7 siswa. Hasil evaluasi yang diperoleh dari 31 siswa ada 15 siswa yang mendapat nilai 75 ke atas atau 48 % siswa tuntas belajar, sedangkan 16 siswa atau 52 % siswa masih belum tuntas belajar. Nilai rata-rata yang diperoleh pada perbaikan pembelajaran siklus I dibanding dengan sebelum perbaikan pembelajaran ada peningkatan, dari 55,5 menjadi 67,9 atau ada kenaikan nilai sebesar 12,4. Pada siklus II peneliti menggunakan metode diskusi dengan jumlah tiap kelompok diskusi adalah 5 siswa. Selain itu peneliti juga menggunakan media seperti makanan cepat saji, soft drink, dll. Hal ini sesuai dengan pendapat para ahli tentang penggunaan media pembelajaran atau alat peraga dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran. Peneliti memperoleh hasil pada perbaikan pembelajaran siklus II. Dari 31 siswa semua siswa sudah tuntas belajar, dengan nilai 75 ke atas, dan nilai rata-ratanya adalah 81,8. Melihat hasil yang telah diperoleh maka peneliti tidak melakukan perbaikan pembelajaran siklus III pada mata pelajaran PKn kelas IV dengan materi Sistem Pemerintahan Desa dan Kecamatan di SDN Sontoi. Kata Kunci : Diskusi, Hasil Belajar
{"title":"UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN MELALUI METODE DISKUSI UNTUK MATERI SISTEM PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI SOTOI TAHUN PELAJARAN 2021/2022","authors":"Mikhael Kolo","doi":"10.53441/jl.vol6.iss1.84","DOIUrl":"https://doi.org/10.53441/jl.vol6.iss1.84","url":null,"abstract":"Masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana cara menerapkan metode diskusi dalam pembelajaran PKn pada materi sistem pemerintahan desa dan kecamatan ? dan bagaimana pengaruh penerapan metode diskusi pada materi sistem pemerintahan desa dan kecamatan dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa ? \u0000Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang akan dicapai adalah menerapkan metode diskusi dalam pembelajaran PKn terutama materi Sistem Pemerintahan Desa dan Kecamata, mengetahui pengaruh penerapan metode diskusi pada materi Sistem Pemerintahan Desa dan Kecamatan dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa. \u0000 Sebelum perbaikan pembelajaran dari 31 siswa yang tuntas belajar hanya 6 siswa atau 19 % dan 25 siswa atau 81 % belum tuntas. Hal ini menunjukkan kegagalan dalam pembelajaran. \u0000 Pada perbaikan pembelajaran siklus I menggunakan metode diskusi yang setiap kelompok terdiri dari 6-7 siswa. Hasil evaluasi yang diperoleh dari 31 siswa ada 15 siswa yang mendapat nilai 75 ke atas atau 48 % siswa tuntas belajar, sedangkan 16 siswa atau 52 % siswa masih belum tuntas belajar. Nilai rata-rata yang diperoleh pada perbaikan pembelajaran siklus I dibanding dengan sebelum perbaikan pembelajaran ada peningkatan, dari 55,5 menjadi 67,9 atau ada kenaikan nilai sebesar 12,4. \u0000 Pada siklus II peneliti menggunakan metode diskusi dengan jumlah tiap kelompok diskusi adalah 5 siswa. Selain itu peneliti juga menggunakan media seperti makanan cepat saji, soft drink, dll. Hal ini sesuai dengan pendapat para ahli tentang penggunaan media pembelajaran atau alat peraga dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran. \u0000Peneliti memperoleh hasil pada perbaikan pembelajaran siklus II. Dari 31 siswa semua siswa sudah tuntas belajar, dengan nilai 75 ke atas, dan nilai rata-ratanya adalah 81,8. Melihat hasil yang telah diperoleh maka peneliti tidak melakukan perbaikan pembelajaran siklus III pada mata pelajaran PKn kelas IV dengan materi Sistem Pemerintahan Desa dan Kecamatan di SDN Sontoi. \u0000 Kata Kunci : Diskusi, Hasil Belajar","PeriodicalId":367260,"journal":{"name":"Jurnal Lazuardi","volume":"115 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123462166","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-10-06DOI: 10.53441/jl.vol5.iss2.77
Emmy Renoat
Penelitian ini berisi analisis penerapan metode problem base learning. Jenis penelitian ini adalah Kuantitatif yaitu eksperimen semu (Quasi Experiment) dengan rancangan penelitian Nonequivalent Control Group Design. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa tes, observasi dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini yaitu analisis data terkait pemahaman konsep Pendidikan Bahasa Indonesia. Hasil analisis deskriptif kuantitatif menunjukkan bahwa rata-rata nilai kemampuan siswa yang dibelajarkan dengan model Problem Based Learning sebesar 80.29% sedangkan rata-rata nilai kemapuan siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional sebesar 74.375%.Dengan demikian, model Problem Based Learning memiliki pengaruh yang lebih baik dari pada model pembelajaran konvensional terhadap kemampuan (hasil belajar) siswa.
本研究包括对基础学习方法问题的应用分析。这类研究是一种量化的伪实验,具有非equivalent research Control Group设计设计设计。本研究采用了测试、观察和文档等数据收集技术。本研究的数据分析是对印尼语教育概念的理解相关数据分析。定量描述性分析的结果表明,学生在学习模式下与问题学习模式进行比较的平均成绩为80.29%,而与传统学习模式进行比较的学生平均成绩为74,375%。因此,基于学习的问题模型对学生能力的影响比传统学习模式要好。
{"title":"PENERAPAN METODE PROBLEM BASE LEARNING DALAM MATAKULIAH BAHASA INDONESIA","authors":"Emmy Renoat","doi":"10.53441/jl.vol5.iss2.77","DOIUrl":"https://doi.org/10.53441/jl.vol5.iss2.77","url":null,"abstract":"Penelitian ini berisi analisis penerapan metode problem base learning. Jenis penelitian ini adalah Kuantitatif yaitu eksperimen semu (Quasi Experiment) dengan rancangan penelitian Nonequivalent Control Group Design. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa tes, observasi dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini yaitu analisis data terkait pemahaman konsep Pendidikan Bahasa Indonesia. Hasil analisis deskriptif kuantitatif menunjukkan bahwa rata-rata nilai kemampuan siswa yang dibelajarkan dengan model Problem Based Learning sebesar 80.29% sedangkan rata-rata nilai kemapuan siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional sebesar 74.375%.Dengan demikian, model Problem Based Learning memiliki pengaruh yang lebih baik dari pada model pembelajaran konvensional terhadap kemampuan (hasil belajar) siswa.","PeriodicalId":367260,"journal":{"name":"Jurnal Lazuardi","volume":"66 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132240573","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-10-03DOI: 10.53441/jl.vol5.iss2.74
Emmy Renoat
Penelitian ini berfokus pada derivasi bahasa melayu Kupang. Dua masalah yang melandasi penelitian ini adalah (1) kelas kata apa saja dalam bahasa melayu kupang yang mengalami proses derivasi dan (2) bagaimana proses derivasi dalam bahasa melayu Kupang. Analisis dilakukan pada data yang bersumber dari penutur bahasa melayu Kupang menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik agih. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa proses derivasi terjadi karena adanya proses afiksasi dengan penambahan beberapa prefiks. Prefiks- prefiks yang melekat pada kelas kata dasar yang dapat mengubah bentuk, makna dan mengasilkan kelas kata baru yakni prefiks ba-, pa-, par-, dan ta-. Penambahan Prefiks ba- pada kelas kata dasar nomina mengasilkan bentuk, makna dan kelas kata baru yakni verba dan ajektiva. Sedangkan pada kelas kata dasar ajektiva, penambahan prefiks ba- mengubah bentuk, makana dan kelas kata menjadi verba. Penambahan prefiks pa- pada kelas kata dasar ajektiva mengubah bentuk, makna dan kelas kata baru menjadi nomina. Derivasi nomina dengan penambahan prefiks par- mengubah bentuk, makna dan kelas kata baru menjadi ajektiva. Derivasi verba dengan penambahan prefiks ta- mengubah bentuk, makna dan kelas kata dasar verba menjadi ajektiva. Proses derivasi ini secara umum dapat dikaidahkan. Makna yang timbul akibat proses derivasi ini juga berubah dari makna kata dasar sebelumnya.
{"title":"DERIVASI BAHASA MELAYU KUPANG","authors":"Emmy Renoat","doi":"10.53441/jl.vol5.iss2.74","DOIUrl":"https://doi.org/10.53441/jl.vol5.iss2.74","url":null,"abstract":"Penelitian ini berfokus pada derivasi bahasa melayu Kupang. Dua masalah yang melandasi penelitian ini adalah (1) kelas kata apa saja dalam bahasa melayu kupang yang mengalami proses derivasi dan (2) bagaimana proses derivasi dalam bahasa melayu Kupang. Analisis dilakukan pada data yang bersumber dari penutur bahasa melayu Kupang menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik agih. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa proses derivasi terjadi karena adanya proses afiksasi dengan penambahan beberapa prefiks. Prefiks- prefiks yang melekat pada kelas kata dasar yang dapat mengubah bentuk, makna dan mengasilkan kelas kata baru yakni prefiks ba-, pa-, par-, dan ta-. Penambahan Prefiks ba- pada kelas kata dasar nomina mengasilkan bentuk, makna dan kelas kata baru yakni verba dan ajektiva. Sedangkan pada kelas kata dasar ajektiva, penambahan prefiks ba- mengubah bentuk, makana dan kelas kata menjadi verba. Penambahan prefiks pa- pada kelas kata dasar ajektiva mengubah bentuk, makna dan kelas kata baru menjadi nomina. Derivasi nomina dengan penambahan prefiks par- mengubah bentuk, makna dan kelas kata baru menjadi ajektiva. Derivasi verba dengan penambahan prefiks ta- mengubah bentuk, makna dan kelas kata dasar verba menjadi ajektiva. Proses derivasi ini secara umum dapat dikaidahkan. Makna yang timbul akibat proses derivasi ini juga berubah dari makna kata dasar sebelumnya.","PeriodicalId":367260,"journal":{"name":"Jurnal Lazuardi","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130620903","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-10-03DOI: 10.53441/jl.vol5.iss2.75
Petronela Waha Piran
Penelitian ini berdasarkan permasalahan yang ditemukan guru di kelas V SDK St. Herman Yoseph Paupire. Masalahnya adalah siswa tidak dapat menentukan tema dari teks. Namun sebenarnya penentuan tema sudah dipelajari di kelas IV, namun siswa di kelas V tidak bisa menentukan tema. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model pembelajaran DRTA, untuk menjawab permasalahan tersebut. DRTA merupakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan membaca dan dapat meningkatkan aktivitas berpikir. Proses penelitian tindakan ini menggunakan dua siklus. Siklus I menunjukkan 2 siswa sangat mampu menentukan tema, 11 siswa mampu menentukan tema, dan 10 siswa kurang mampu menentukan tema. Pada siklus II menunjukkan bahwa 17 siswa sangat mampu menentukan tema dan 5 siswa mampu menentukan tema. Sehingga dengan model pembelajaran DRTA dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menentukan tema.
{"title":"Meningkatkan Kemampuan Siswa Kelas V SDK St. Herman Yosef Paupire dalam Menentukan Tema Cerita dengan Model Pembelajaran DRTA","authors":"Petronela Waha Piran","doi":"10.53441/jl.vol5.iss2.75","DOIUrl":"https://doi.org/10.53441/jl.vol5.iss2.75","url":null,"abstract":"Penelitian ini berdasarkan permasalahan yang ditemukan guru di kelas V SDK St. Herman Yoseph Paupire. Masalahnya adalah siswa tidak dapat menentukan tema dari teks. Namun sebenarnya penentuan tema sudah dipelajari di kelas IV, namun siswa di kelas V tidak bisa menentukan tema. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model pembelajaran DRTA, untuk menjawab permasalahan tersebut. DRTA merupakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan membaca dan dapat meningkatkan aktivitas berpikir. Proses penelitian tindakan ini menggunakan dua siklus. Siklus I menunjukkan 2 siswa sangat mampu menentukan tema, 11 siswa mampu menentukan tema, dan 10 siswa kurang mampu menentukan tema. Pada siklus II menunjukkan bahwa 17 siswa sangat mampu menentukan tema dan 5 siswa mampu menentukan tema. Sehingga dengan model pembelajaran DRTA dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menentukan tema.","PeriodicalId":367260,"journal":{"name":"Jurnal Lazuardi","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131532503","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-10-03DOI: 10.53441/jl.vol5.iss2.73
Semuel Nitbani
Salah satu teori yang lebih realistis dalam penjelasan tentang motivasi pembelajaran Konstruktivistik adalah teori Ekspektansi Vroom berdasarkan prinsip dalam hubungan antara keduanya. Keterkaitan ini menunjukkan bahwa, (1) siswa akan termotivasi untuk membentuk kemampuan dirinya sendiri apabila terdapat determinator eksternal yang memberikan kemungkinan pencapaian hasil yang siswa inginkan. (2) Proses pembentukan kemampuan diri sendiri oleh siswa berlangsung melalui tahapan-tahapan yang memenuhi syarat, penting, dan meyakinkan, dalam gambaran psikologis siswa pada rentangan nilai -1 hingga +1, yakni nilai -1 adalah siswa yakin bahwa hasil kedua tidak mungkin dicapai tanpa hasil pertama, hingga +1, yang menunjukkan bahwa siswa yakin bahwa hasil pertama penting dan memenuhi syarat untuk mencapai hasil kedua. Prinsip teori Ekspektansi ini kogruen dengan teori Konstruktivistik Vygoutsky dalam perspektif Scaffollding yang mempersepsi proses sebagai rangkaian hasil-hasil yang meyakinkan dan memenuhi syarat. (3) Implementasi konsep teori Ekspektansi Vroom dalam pembelajaran Konstruktivistik berlangsung melalui berlakunya: (a) Konsep valensi, yakni kepercayaan terhadap karakterisktik individu dan preferensi siswa dalam membentuk kemampuannya sendiri; (b) Konsep instrumentalis, yakni keterpenuhan syarat dalam setiap tahapan pembelajaran; (c) Konsep harapan, yakni kemungkinan pencapaian hasil belajar yang disediakan guru; (d) Konsep kekuatan, yakni daya tarik siswa pada hasil-hasil pembelajaran yang diinginkannya. Motivasi belajar siswa berlaku sejalan dengan derajat kepercayaan terhadap pencapaian hasil-hasil yang diinginkan siswa. Semakin besar kemungkinan pencapaian hasil yang diinginkan maka motivasi belajar akan semakin kuat.
{"title":"MOTIVASI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK (Sebuah Kajian Teoretik Berdasarkan Teori Ekspektansi Vroom)","authors":"Semuel Nitbani","doi":"10.53441/jl.vol5.iss2.73","DOIUrl":"https://doi.org/10.53441/jl.vol5.iss2.73","url":null,"abstract":" Salah satu teori yang lebih realistis dalam penjelasan tentang motivasi pembelajaran Konstruktivistik adalah teori Ekspektansi Vroom berdasarkan prinsip dalam hubungan antara keduanya. Keterkaitan ini menunjukkan bahwa, (1) siswa akan termotivasi untuk membentuk kemampuan dirinya sendiri apabila terdapat determinator eksternal yang memberikan kemungkinan pencapaian hasil yang siswa inginkan. (2) Proses pembentukan kemampuan diri sendiri oleh siswa berlangsung melalui tahapan-tahapan yang memenuhi syarat, penting, dan meyakinkan, dalam gambaran psikologis siswa pada rentangan nilai -1 hingga +1, yakni nilai -1 adalah siswa yakin bahwa hasil kedua tidak mungkin dicapai tanpa hasil pertama, hingga +1, yang menunjukkan bahwa siswa yakin bahwa hasil pertama penting dan memenuhi syarat untuk mencapai hasil kedua. Prinsip teori Ekspektansi ini kogruen dengan teori Konstruktivistik Vygoutsky dalam perspektif Scaffollding yang mempersepsi proses sebagai rangkaian hasil-hasil yang meyakinkan dan memenuhi syarat. (3) Implementasi konsep teori Ekspektansi Vroom dalam pembelajaran Konstruktivistik berlangsung melalui berlakunya: (a) Konsep valensi, yakni kepercayaan terhadap karakterisktik individu dan preferensi siswa dalam membentuk kemampuannya sendiri; (b) Konsep instrumentalis, yakni keterpenuhan syarat dalam setiap tahapan pembelajaran; (c) Konsep harapan, yakni kemungkinan pencapaian hasil belajar yang disediakan guru; (d) Konsep kekuatan, yakni daya tarik siswa pada hasil-hasil pembelajaran yang diinginkannya. Motivasi belajar siswa berlaku sejalan dengan derajat kepercayaan terhadap pencapaian hasil-hasil yang diinginkan siswa. Semakin besar kemungkinan pencapaian hasil yang diinginkan maka motivasi belajar akan semakin kuat.","PeriodicalId":367260,"journal":{"name":"Jurnal Lazuardi","volume":"127 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124215175","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}