Pub Date : 2021-12-13DOI: 10.53441/jl.vol4.iss2.58
S. S. Ola
Tulisan ini membahas tentang beberapa aspek budaya yang dapat dijadikan landasan pembangunan daerah. Fakta menunjukkan bahwa pembangunan berbasis budaya belum menyeluruh. Banyak nilai budaya yang terabaikan dalam pembangunan daerah. Setidaknya ada empat aspek pembangunan yang dapat memanfaatkan budaya lokal-tradisional, yaitu: masalah mata pencaharian, masalah pemerintahan, politik, dan masalah agama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Penyajian fakta mengenai keempat hal tersebut di atas merupakan cerminan dari kebangkitan nilai-nilai. Refleksi ini akan memacu semua kebijakan pemerintah untuk memanfaatkan aspek budaya lokal sebagai bahan pertimbangan dalam merancang dan melaksanakan pembangunan di daerah.
{"title":"KEBUDAYAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (Sebuah Refleksi Kebangkitan Nilai)","authors":"S. S. Ola","doi":"10.53441/jl.vol4.iss2.58","DOIUrl":"https://doi.org/10.53441/jl.vol4.iss2.58","url":null,"abstract":"Tulisan ini membahas tentang beberapa aspek budaya yang dapat dijadikan landasan pembangunan daerah. Fakta menunjukkan bahwa pembangunan berbasis budaya belum menyeluruh. Banyak nilai budaya yang terabaikan dalam pembangunan daerah. Setidaknya ada empat aspek pembangunan yang dapat memanfaatkan budaya lokal-tradisional, yaitu: masalah mata pencaharian, masalah pemerintahan, politik, dan masalah agama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Penyajian fakta mengenai keempat hal tersebut di atas merupakan cerminan dari kebangkitan nilai-nilai. Refleksi ini akan memacu semua kebijakan pemerintah untuk memanfaatkan aspek budaya lokal sebagai bahan pertimbangan dalam merancang dan melaksanakan pembangunan di daerah.","PeriodicalId":367260,"journal":{"name":"Jurnal Lazuardi","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117304342","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-13DOI: 10.53441/jl.vol4.iss2.60
F. A. Nai
Meskipun penelitian ini tidak berfokus pada kaidah-kaidah linguistik yang merupakan media utama iklan, namun pembahasan tentang konstruksi merupakan salah satu aspek penting dalam penelitian ini. Salah satu konstruksi kalimat adalah proposisi atau penalaran. Samhis Setiawan (2021) dengan mengutip para ahli menegaskan bahwa proposisi merupakan satu tutur atau pernyataan yang melukiskan beberapa keadaan yang belum tentu benar atau salah dalam bentuk sebuah kalimat berita. Proposisi adalah istilah yang dipergunakan dalam analisis logika. Keadaan dan peristiwa-peristiwa itu pada umumnya melibatkan pribadi atau orang yang dirujuk oleh ujaran dalam kalimat. Terdapat 3 bentuk proposisi yakni proposisi kategorik, proposisi hipotesis, dan proposisi disyungtif. Salah satu jenis dalam proposisi hipotesis disebut proposisi kondisional. yang menyatakan suatu kondisi hubungan ketergantungan antara dua proposisi. Hubungan tersebut menunjukkan bahwa proposisi yang satu pasti mengikuti proposisi yang lainnya karena adanya suatu kondisi tertentu. Artinya, bila syarat terpenuhi maka kebenaran terjadi. Sebaliknya, jika syarat tidak terpenuhi maka kebenaran tidak terjadi. Suatu proposisi kondisional biasanya ditandai dengan “Jika…Maka”, “Kalau…Maka”, “Bila…Maka”, “Apabila…Maka”, “Andaikata…Maka”. Melalui proposisi kondisional serta makna yang terkandung di dalamnya Pemerintah, menawarkan sebuah kondisi yang baik agar masyarakat hidup secara sehat selama dan pasca Pandemic Covid-19.
{"title":"PROPOSISI KONDISIONAL DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT MASA PANDEMIC COVID-19","authors":"F. A. Nai","doi":"10.53441/jl.vol4.iss2.60","DOIUrl":"https://doi.org/10.53441/jl.vol4.iss2.60","url":null,"abstract":"Meskipun penelitian ini tidak berfokus pada kaidah-kaidah linguistik yang merupakan media utama iklan, namun pembahasan tentang konstruksi merupakan salah satu aspek penting dalam penelitian ini. Salah satu konstruksi kalimat adalah proposisi atau penalaran. Samhis Setiawan (2021) dengan mengutip para ahli menegaskan bahwa proposisi merupakan satu tutur atau pernyataan yang melukiskan beberapa keadaan yang belum tentu benar atau salah dalam bentuk sebuah kalimat berita. Proposisi adalah istilah yang dipergunakan dalam analisis logika. Keadaan dan peristiwa-peristiwa itu pada umumnya melibatkan pribadi atau orang yang dirujuk oleh ujaran dalam kalimat. Terdapat 3 bentuk proposisi yakni proposisi kategorik, proposisi hipotesis, dan proposisi disyungtif. Salah satu jenis dalam proposisi hipotesis disebut proposisi kondisional. yang menyatakan suatu kondisi hubungan ketergantungan antara dua proposisi. Hubungan tersebut menunjukkan bahwa proposisi yang satu pasti mengikuti proposisi yang lainnya karena adanya suatu kondisi tertentu. Artinya, bila syarat terpenuhi maka kebenaran terjadi. Sebaliknya, jika syarat tidak terpenuhi maka kebenaran tidak terjadi. Suatu proposisi kondisional biasanya ditandai dengan “Jika…Maka”, “Kalau…Maka”, “Bila…Maka”, “Apabila…Maka”, “Andaikata…Maka”. Melalui proposisi kondisional serta makna yang terkandung di dalamnya Pemerintah, menawarkan sebuah kondisi yang baik agar masyarakat hidup secara sehat selama dan pasca Pandemic Covid-19.","PeriodicalId":367260,"journal":{"name":"Jurnal Lazuardi","volume":"196 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122312709","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-13DOI: 10.53441/jl.vol4.iss2.59
Semuel Nitbani
Struktur kalimat menghendaki satuan-satuan pembentuknya memenuhi sayarat gramatikal dan fonologis agar kalimat itu menjadi satuan bunyi bahasa yang mampu mengungkapkan maksud seperti yang diinginkan dalam komunikasi. Dalam bahasa Dawan, perubahan struktur fonologis kata memainkan peran penting dalam menghasilkan satuan-satuan gramatikal baik pada tataran morfologis (pembentukan kata) maupun pada tataran sintaksis (pembentukan frasa, dan klausa) dalam pembentukan kalimat melalui pelesapan, perpindahan posisi fonem, perubahan posisi fonem dengan pergantian fonem. Gejala ini kompleks dalam bahasa Dawan. Tulisan ini hanya membahas perubahan struktur fonologis kata yang terdiri atas 2 suku kata dengan pola KV-KV, dengan vokal pada suku kata pertama sama dengan vokal pada suku kedua (V1 = V2), dan kata berpola KV-KV dengan vokal pada suku pertama tidak sama dengan vokal pada suku kedua (V1 V2). Pelesapan terjadi pada kata dengan pola V1 = V2, dan berlaku juga pada pola V1 V2 dengan V1 = e, V2 = i; V1 = o, V2 = a; V1 = i, V2 = a; V1 = e, V2 = a. Perpindahan posisi fonem terjadi pada-pola V1 V2 dengan V1 = a, V2 = i; V1 = a, V2 = u; V1 = a, V2 = e; V1 = a, V2 = o. Perpindahan posisi fonem dengan perubahan fonem V2 terjadi pada pola V1 V2 dengan e i, i e, o u. Perubahan dengan pola pelesapan menjadi kata yang terdiri atas 2 suku kata dengan pola KV-KV menjadi 1 suku kata dengan pola KVK. Demikian pula, perubahan struktur dengan perpindahan baik dengan perubahan fonem maupun tanpa perubahan fonem menjadikan vokal (V2) mengalami pergeseran dari vokal menjadi semivokal sehingga kata yang tadinya terdiri atas 2 suku kata dengan pola KV-KV menjadi 1 suku kata dengan pola KVVK. Penggambaran 2 vokal dalam pola KVVK menunjukkan bahwa V2 tidak kehilangan identitas fonemisnya dalam proses ini.
句子的结构要求组成单位符合语法和音韵学的先决条件,使它们成为表达交流中所期望的意图的语言单元。在达万语中,单词的音韵学结构的改变在形态形态(单词的形成)和句法(单词的形成和句法)的形成中产生语法单位和句法(短语的形成和从句)中起着至关重要的作用。这些症状在达恩语中是复杂的。这篇文章只讨论了由两个带有KV-KV模式的音节组成的音韵学结构的变化,第一个音节的元音对应于第一个部落的元音(V1 = V2),而第一个部落的元音KV-KV与第一个部落的元音不匹配(V1 V2)。刀刀出现在单词V1 = V2,也适用于模式V1 = V2 = V1 = e, V2 = i;V1 = o, V2 = a;V1 = i, V2 = a;V1 = e, V2 = a.音素位移发生在V1 - V2与V1 = a, V2 = i;V1 = a, V2 = u;V1 = a, V2 = e;V1 = a, V2 = o. fonem的位置随着V2的变化发生在V1 V2模式和e i, i e, o u。同样地,随着音素的变化和没有音素的变化,元音(V2)的变化也经历了元音(V2)从元音到半元音的变化,使曾经由两个音节组成的单词具有KV-KV模式,变成了一个具有KVVK模式的音节。KVVK模式中的双元音点画表明V2在这个过程中不会失去音位标识。
{"title":"PARADIGMA PERUBAHAN STRUKTUR FONOLOGIS KATA BERPOLA DASAR KV-KV DALAM BAHASA DAWAN (Sebuah kajian Linguistik Struktural)","authors":"Semuel Nitbani","doi":"10.53441/jl.vol4.iss2.59","DOIUrl":"https://doi.org/10.53441/jl.vol4.iss2.59","url":null,"abstract":"Struktur kalimat menghendaki satuan-satuan pembentuknya memenuhi sayarat gramatikal dan fonologis agar kalimat itu menjadi satuan bunyi bahasa yang mampu mengungkapkan maksud seperti yang diinginkan dalam komunikasi. Dalam bahasa Dawan, perubahan struktur fonologis kata memainkan peran penting dalam menghasilkan satuan-satuan gramatikal baik pada tataran morfologis (pembentukan kata) maupun pada tataran sintaksis (pembentukan frasa, dan klausa) dalam pembentukan kalimat melalui pelesapan, perpindahan posisi fonem, perubahan posisi fonem dengan pergantian fonem. Gejala ini kompleks dalam bahasa Dawan. Tulisan ini hanya membahas perubahan struktur fonologis kata yang terdiri atas 2 suku kata dengan pola KV-KV, dengan vokal pada suku kata pertama sama dengan vokal pada suku kedua (V1 = V2), dan kata berpola KV-KV dengan vokal pada suku pertama tidak sama dengan vokal pada suku kedua (V1 V2). Pelesapan terjadi pada kata dengan pola V1 = V2, dan berlaku juga pada pola V1 V2 dengan V1 = e, V2 = i; V1 = o, V2 = a; V1 = i, V2 = a; V1 = e, V2 = a. Perpindahan posisi fonem terjadi pada-pola V1 V2 dengan V1 = a, V2 = i; V1 = a, V2 = u; V1 = a, V2 = e; V1 = a, V2 = o. Perpindahan posisi fonem dengan perubahan fonem V2 terjadi pada pola V1 V2 dengan e i, i e, o u. Perubahan dengan pola pelesapan menjadi kata yang terdiri atas 2 suku kata dengan pola KV-KV menjadi 1 suku kata dengan pola KVK. Demikian pula, perubahan struktur dengan perpindahan baik dengan perubahan fonem maupun tanpa perubahan fonem menjadikan vokal (V2) mengalami pergeseran dari vokal menjadi semivokal sehingga kata yang tadinya terdiri atas 2 suku kata dengan pola KV-KV menjadi 1 suku kata dengan pola KVVK. Penggambaran 2 vokal dalam pola KVVK menunjukkan bahwa V2 tidak kehilangan identitas fonemisnya dalam proses ini. ","PeriodicalId":367260,"journal":{"name":"Jurnal Lazuardi","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130085123","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-13DOI: 10.53441/jl.vol4.iss2.61
Hendrikus Jehane
Penelitian ini dilakukan untuk mewujudkan bahan pembelajaran berbasis penelitian. Yang dimaksudkan bahan pembelajaran berbasis penelitian adalah bahan pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan hasil penelitian atau pengkajian ilmiah yang dilakukan oleh dosen itu sendiri. Dengan demikian, bahan pembelajaran yang baik adalah produk penelitian ilmiah yang dilakukan oleh dosen sendiri, bukan hanya hasil kompilasi dari buku-buku yang ditulis oleh para ahli sebelumnya. Masalah penelitian ini adalah: (1) Bagaimanakah struktur kalimat majemuk dalam teks ilmiah? (2) Bagaimanakah hubungan antarklausa dalam kalimat majemuk bahasa Indonesia dalam teks ilmiah? Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengeksplanasikan struktur kalimat majemuk dalam teks ilmiah, (2) untuk memaparkan hubungan antarklausa dalam kalimat majemuk bahasa Indonesia yang terdapat dalam teks ilmiah. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan suatu fenomena sebagaimana adanya pada waktu penelitian. Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif berusaha mengungkap gejala secara menyeluruh dan sesuai dengan konteks (holistik-kontekstual) melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci. Hasil penelitian menemukan kalimat majemuk dalam teks ilmiah terdiri atas tiga macam yaitu kalimat majemuk koordinatif, kalimat majemuk subordinatif, dan kalimat majemuk kompleks. Kalimat majemuk koordinatif ada yang terdiri atas dua klausa dan ada pula yang terdiri atas 3 klausa. Kalimat majemuk subordinatif dalam teks ilmiah ada yang terdiri atas dua klausa dan ada pula yang terdiri atas tiga klausa. Struktur kalimat majemuk subordinatif terdiri atas lima tipe. Struktur kalimat majemuk kompleks terdiri atas 7 tipe. Terdapat tiga macam hubungan semantik antarklausa dalam kalimat majemuk koordinatif bahasa Indonesia dalam teks ilmiah, yaitu: (1) hubungan perlawanan, (2) pemilihan, dan (3) penjumlahan/penambahan. Terdapat empat macam hubungan antarklausa dalam kalimat majemuk subordinatif dalam teks ilmiah, yaitu: (1) hubungan tujuan, (2) hubungan syarat, (4) hubungan atributif, dan hubungan penyebaban. Ditemukan tujuh macam hubungan antarklausa dalam kalimat majemuk kompleks, yaitu: (1) hubungan penjelasan, (2) hubungan konsesif, (3) hubungan syarat, (4) hubungan penyebaban, (5) hubungan atributif , (6) hubungan akibat, dan (7) hubungan tujuan.
{"title":"ANALISIS KALIMAT MAJEMUK BAHASA INDONESIA DALAM TEKS ILMIAH SEBAGAI BAHAN PENGAYAAN MATA KULIAH SINTAKSIS","authors":"Hendrikus Jehane","doi":"10.53441/jl.vol4.iss2.61","DOIUrl":"https://doi.org/10.53441/jl.vol4.iss2.61","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilakukan untuk mewujudkan bahan pembelajaran berbasis penelitian. Yang dimaksudkan bahan pembelajaran berbasis penelitian adalah bahan pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan hasil penelitian atau pengkajian ilmiah yang dilakukan oleh dosen itu sendiri. Dengan demikian, bahan pembelajaran yang baik adalah produk penelitian ilmiah yang dilakukan oleh dosen sendiri, bukan hanya hasil kompilasi dari buku-buku yang ditulis oleh para ahli sebelumnya. \u0000Masalah penelitian ini adalah: (1) Bagaimanakah struktur kalimat majemuk dalam teks ilmiah? (2) Bagaimanakah hubungan antarklausa dalam kalimat majemuk bahasa Indonesia dalam teks ilmiah? Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengeksplanasikan struktur kalimat majemuk dalam teks ilmiah, (2) untuk memaparkan hubungan antarklausa dalam kalimat majemuk bahasa Indonesia yang terdapat dalam teks ilmiah. \u0000Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan suatu fenomena sebagaimana adanya pada waktu penelitian. Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif berusaha mengungkap gejala secara menyeluruh dan sesuai dengan konteks (holistik-kontekstual) melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci. \u0000 Hasil penelitian menemukan kalimat majemuk dalam teks ilmiah terdiri atas tiga macam yaitu kalimat majemuk koordinatif, kalimat majemuk subordinatif, dan kalimat majemuk kompleks. Kalimat majemuk koordinatif ada yang terdiri atas dua klausa dan ada pula yang terdiri atas 3 klausa. Kalimat majemuk subordinatif dalam teks ilmiah ada yang terdiri atas dua klausa dan ada pula yang terdiri atas tiga klausa. Struktur kalimat majemuk subordinatif terdiri atas lima tipe. Struktur kalimat majemuk kompleks terdiri atas 7 tipe. \u0000Terdapat tiga macam hubungan semantik antarklausa dalam kalimat majemuk koordinatif bahasa Indonesia dalam teks ilmiah, yaitu: (1) hubungan perlawanan, (2) pemilihan, dan (3) penjumlahan/penambahan. Terdapat empat macam hubungan antarklausa dalam kalimat majemuk subordinatif dalam teks ilmiah, yaitu: (1) hubungan tujuan, (2) hubungan syarat, (4) hubungan atributif, dan hubungan penyebaban. Ditemukan tujuh macam hubungan antarklausa dalam kalimat majemuk kompleks, yaitu: (1) hubungan penjelasan, (2) hubungan konsesif, (3) hubungan syarat, (4) hubungan penyebaban, (5) hubungan atributif , (6) hubungan akibat, dan (7) hubungan tujuan.","PeriodicalId":367260,"journal":{"name":"Jurnal Lazuardi","volume":"59 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123567480","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-04-28DOI: 10.53441/jl.vol4.iss1.54
Oktavianus
Tulisan ini merupakan suatu upaya untuk mengkaji bentangan bahasa tulis di ruang publik dalam upaya pencegahan virus korona. Ruang publik adalah temat-tempat di mana anggota masyarakat berkumpul bersama, berinteraksi, dan berkomunikasi seperti di sekolah, tempat ibadah, pasar, jalan-jalan umum, rumah sakit, bandar udara, dan di kenderaan-kendaraan umum. Kajian difokuskan kepada disain dan fungsi bahasa tulis di ruang publik. Data untuk keperluan kajian ini diambilkan dari penggunaan bahasa tulis yang terkait dengan virus korona yang ditempatkan pada baliho dan spanduk. Kajian dilakukan dari perspektif pendekatan lanskap linguistik dan analisis wacana. Hasil kajian menunjukkan bahwa bahasa di ruang publik sangat dinamis dan memiliki keberagaman disain. Dari segi penggunaan tanda, bentangan bahasa di ruang publik adalah kombinasi antara bentuk-bentuk lingual dan bentuk nonlingual dengan rancangan dan tata letak yang menarik. Dari segi fungsi, bahasa tulis di ruang publik yang dipajang dalam bentuk baliho dan spanduk memiliki fungsi sebagai media untuk mendidik masyarakat untuk menghindari penularan virus korona.
{"title":"LANSKAP LINGUISTIK BAHASA TULIS DI RUANG PUBLIK DAN UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN VIRUS KORONA","authors":"Oktavianus","doi":"10.53441/jl.vol4.iss1.54","DOIUrl":"https://doi.org/10.53441/jl.vol4.iss1.54","url":null,"abstract":"Tulisan ini merupakan suatu upaya untuk mengkaji bentangan bahasa tulis di ruang publik dalam upaya pencegahan virus korona. Ruang publik adalah temat-tempat di mana anggota masyarakat berkumpul bersama, berinteraksi, dan berkomunikasi seperti di sekolah, tempat ibadah, pasar, jalan-jalan umum, rumah sakit, bandar udara, dan di kenderaan-kendaraan umum. Kajian difokuskan kepada disain dan fungsi bahasa tulis di ruang publik. Data untuk keperluan kajian ini diambilkan dari penggunaan bahasa tulis yang terkait dengan virus korona yang ditempatkan pada baliho dan spanduk. Kajian dilakukan dari perspektif pendekatan lanskap linguistik dan analisis wacana. Hasil kajian menunjukkan bahwa bahasa di ruang publik sangat dinamis dan memiliki keberagaman disain. Dari segi penggunaan tanda, bentangan bahasa di ruang publik adalah kombinasi antara bentuk-bentuk lingual dan bentuk nonlingual dengan rancangan dan tata letak yang menarik. Dari segi fungsi, bahasa tulis di ruang publik yang dipajang dalam bentuk baliho dan spanduk memiliki fungsi sebagai media untuk mendidik masyarakat untuk menghindari penularan virus korona.","PeriodicalId":367260,"journal":{"name":"Jurnal Lazuardi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131102541","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-04-28DOI: 10.53441/jl.vol4.iss1.55
Alexander Bala
Kekerasan verbal telah menjadi konsekuensi logis dari peristiwa komunikasi dalam interaksi sosial. Penelitian ini menelaah tentang kekerasan verbal dalam cerpen Jagal karya Dorothea Rosa Herliany. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kepustakaan dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Teori yang digunakan adalah teori kekerasan verbal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kekerasan verbal dalam cerpen Jagal karya Dorothea Rosa Herliany terjadi pada tokoh utama Karto dengan masyarakat setempat yang berwujud frase dan kalimat.
言语暴力已成为社会交流互动中,事件的逻辑结果。这项研究是关于多萝西娅·罗莎·赫利亚尼在她的屠宰场里的口头暴力。研究方法是一种带有描述性定性方法的文学方法。所使用的理论是言语暴力理论。这项研究的结果表明,多萝西娅·罗莎·哈利亚尼(Dorothea Rosa Herliany)在当地社区的主要人物卡尔托身上发生了口头暴力。
{"title":"Kekerasan Verbal dalam cerpen Jagal karya Dorothea Rosa Herliany","authors":"Alexander Bala","doi":"10.53441/jl.vol4.iss1.55","DOIUrl":"https://doi.org/10.53441/jl.vol4.iss1.55","url":null,"abstract":"Kekerasan verbal telah menjadi konsekuensi logis dari peristiwa komunikasi dalam interaksi sosial. Penelitian ini menelaah tentang kekerasan verbal dalam cerpen Jagal karya Dorothea Rosa Herliany. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kepustakaan dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Teori yang digunakan adalah teori kekerasan verbal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kekerasan verbal dalam cerpen Jagal karya Dorothea Rosa Herliany terjadi pada tokoh utama Karto dengan masyarakat setempat yang berwujud frase dan kalimat.","PeriodicalId":367260,"journal":{"name":"Jurnal Lazuardi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129432791","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-04-28DOI: 10.53441/jl.vol4.iss1.56
Gracia M. N. Otta
Imagination of the author was very broad, that affects the impressions and imagination, where the readers were forced to have a free imagination in finding out the meanings and differences of each literary sentences. Using figurative language makes the novel more interesting also challenging to read, and the reades are pleased to imagine about the story based on the illustration. This article was conducted to identify and to describe the animal metaphors in literary sentences that contained in A Walk To Remember novel and to describe the meaning dennotatively and connotatively of each literary sentences. Descriptive qualitative method was applied since the data presented in the form of language. The data were collected through reading and identifying the metaphors found in the novel. The results of this study showed eight items of animal metaphors.
{"title":"ANIMAL METAPHORS IN “A WALK TO REMEMBER” NOVEL BY NICHOLAS SPARKS","authors":"Gracia M. N. Otta","doi":"10.53441/jl.vol4.iss1.56","DOIUrl":"https://doi.org/10.53441/jl.vol4.iss1.56","url":null,"abstract":"Imagination of the author was very broad, that affects the impressions and imagination, where the readers were forced to have a free imagination in finding out the meanings and differences of each literary sentences. Using figurative language makes the novel more interesting also challenging to read, and the reades are pleased to imagine about the story based on the illustration. This article was conducted to identify and to describe the animal metaphors in literary sentences that contained in A Walk To Remember novel and to describe the meaning dennotatively and connotatively of each literary sentences. Descriptive qualitative method was applied since the data presented in the form of language. The data were collected through reading and identifying the metaphors found in the novel. The results of this study showed eight items of animal metaphors.","PeriodicalId":367260,"journal":{"name":"Jurnal Lazuardi","volume":"8 2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129934696","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-04-28DOI: 10.53441/jl.vol1.iss1.51
S. S. Ola
Artikel ini membahas tentang pengembangan karakter, kesadaran akan keberagaman dan pendidikan multikultural. Karakter tidak dapat dikembangkan melalui slogan, retorika, atau ceramah, melalui berbagai kegiatan yang bersifat alamiah yang menunjukkan berbagai sikap, nilai, dan karakter. Salah satu kegiatan yang menuntut penggunaan bahasa dalam berbagai komunitas tata bahasa. Berbicara tentang masyarakat dengan berbagai bahasa tidak bisa dilepaskan dari pertanyaan tentang keberagaman (multikulturalisme). Mengenai hak setiap bahasa dan penuturnya, diperlukan perspektif multikultural untuk mengatasi perbedaan interaksi sosial dan interaksi budaya. Proses interaksi yang disepakati memungkinkan terbentuknya norma-norma dan nilai-nilai yang mengarah pada pembentukan karakter. Berdasarkan pengamatan terhadap situasi keberagaman dengan berbagai karakteristik, maka dapat dibentuk karakter yang dapat dikembangkan dari situasi keberagaman. Karakter-karakter tersebut diidentifikasi melalui berbagai tipologi bahasa, berbagai repertoar, kesadaran tentang keibuan, diglosia yang dinamis, ciri-ciri pilihan bahasa, peran bahasa Indonesia dalam perspektif multikulturalisme. Karakter yang disetujui antara lain: setuju, disepakati bersama, peduli sosial, religius, semangat kebangsaan dan cinta tanah air. Dengan demikian keberagaman dapat menjadi media pendidikan dan pengembangan karakter dalam pembangunan multikulturalisme.
{"title":"KEANEKABAHASAAN DAN PENGEMBANGAN KARAKTER DARI PERSPEKTIF PENDIDIKAN MULTIKULTURAL","authors":"S. S. Ola","doi":"10.53441/jl.vol1.iss1.51","DOIUrl":"https://doi.org/10.53441/jl.vol1.iss1.51","url":null,"abstract":" \u0000Artikel ini membahas tentang pengembangan karakter, kesadaran akan keberagaman dan pendidikan multikultural. Karakter tidak dapat dikembangkan melalui slogan, retorika, atau ceramah, melalui berbagai kegiatan yang bersifat alamiah yang menunjukkan berbagai sikap, nilai, dan karakter. Salah satu kegiatan yang menuntut penggunaan bahasa dalam berbagai komunitas tata bahasa. Berbicara tentang masyarakat dengan berbagai bahasa tidak bisa dilepaskan dari pertanyaan tentang keberagaman (multikulturalisme). Mengenai hak setiap bahasa dan penuturnya, diperlukan perspektif multikultural untuk mengatasi perbedaan interaksi sosial dan interaksi budaya. Proses interaksi yang disepakati memungkinkan terbentuknya norma-norma dan nilai-nilai yang mengarah pada pembentukan karakter. Berdasarkan pengamatan terhadap situasi keberagaman dengan berbagai karakteristik, maka dapat dibentuk karakter yang dapat dikembangkan dari situasi keberagaman. Karakter-karakter tersebut diidentifikasi melalui berbagai tipologi bahasa, berbagai repertoar, kesadaran tentang keibuan, diglosia yang dinamis, ciri-ciri pilihan bahasa, peran bahasa Indonesia dalam perspektif multikulturalisme. Karakter yang disetujui antara lain: setuju, disepakati bersama, peduli sosial, religius, semangat kebangsaan dan cinta tanah air. Dengan demikian keberagaman dapat menjadi media pendidikan dan pengembangan karakter dalam pembangunan multikulturalisme.","PeriodicalId":367260,"journal":{"name":"Jurnal Lazuardi","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129144240","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-12-09DOI: 10.53441/jl.vol3.iss3.44
Fransiskus Sanda, Hendrikus Jehane, Jeladu Kosmas, M. Djokaho, N. M. Malay, Matilda Indriani Umbu Warata, Nestri Bana Laparia
Tahapan penerapan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia, meliputi tahapan pertama, membangun konteks teks, tahapan kedua men-dekonstruksi dan menelaah model teks, tahapan ketiga membimbing siswa secara berjenjang dalam mengonstruksi teks, dan tahapan keempat memotivasi dan menugaskan siswa mengonstruksi teks secara mandiri. Keempat tahapan tersebut hendaknya difasilitasi guru yang membelajarkan mata pelajaran Bahasa Indonesia pada setiap kelas di tingkat satuan SMP maupun SMA. Ukuran keberhasilan seseorang siswa yang belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia, baik pada tingkat satuan SMP maupun SMA adalah hasil capaian kompetensi minimum harus setara atau mendekati kompetensi dasar kompetensi dasar (KD) Bahasa Indonesia K-13 (permendikbud nomor 37 tahun 2018). Mutu capaian hasil belajar bergantung pada, bagaimana ketaatan seorang guru mata pelajaran Bahasa Indonesia menjabarkan, melaksanakan, mencapai indikator capaian. Penelitian ini menyimpulkan bahwa capaian hasil belajar dapat dipotret melalui gambaran RPP. Penelusuran terhadap rumusan langkah pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis teks, para siswa SMPK Sta Maria Assumpta telah, dan dapat mencapai tahapan ke tiga, yakni menghasilkan teks melalui proses pendampingan dan kerjasama (joint construction). Proses pencapaian tahapan ke empat yang merupakan kulminasi dari proses pembelajaran berbasis teks, yakni siswa mengonstruksi teks secara mandiri (independent construction), para guru SMPK Sta Maria Assumpta Kupang masih perlu didampingi. Pendampingan diutamakan pada rumusan inti pembelajaran, mulai dari upaya membangun skemata siswa melalui strategi apersepsi, pelaksanaan 5M scientific pada proses inti, hingga me-review pemahaman, dan penyiapan instrumen penugasan pada tahapan penutup pembelajaran.
印度尼西亚语学习课程的应用阶段,包括第一阶段、建立文本背景、解构和学习文本模型的第二阶段、第三阶段引导学生进行层次的解构,第四阶段激励和分配学生独立地重组文本。这四个阶段应该促进教师在初中和高中阶段的每一门课上的英语课程的对齐。对初中生在中学生中学习的成功的衡量标准,无论是初中还是高中,都是最低限度的基本能力提高或接近基本能力(KD)的结果。成绩的质量取决于英语教师的服从是如何定义、执行和达到目标指标的。这项研究的结论是,研究成果可以通过RPP图像拍摄。以文本为基础的印尼语学习步骤的学生SMPK Sta Maria Assumpta已经,并可能达到第三阶段,通过分散和合作过程产生文本。以文本为基础的学习过程的第四阶段的实现过程是学生独立编写文本的过程,SMPK Sta Maria Assumpta Kupang教师需要有人陪同。
{"title":"APLIKASI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS TEKS PADA SMPK STA. MARIA ASSUMPTA KOTA KUPANG, NUSA TENGGARA TIMUR","authors":"Fransiskus Sanda, Hendrikus Jehane, Jeladu Kosmas, M. Djokaho, N. M. Malay, Matilda Indriani Umbu Warata, Nestri Bana Laparia","doi":"10.53441/jl.vol3.iss3.44","DOIUrl":"https://doi.org/10.53441/jl.vol3.iss3.44","url":null,"abstract":"Tahapan penerapan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia, meliputi tahapan pertama, membangun konteks teks, tahapan kedua men-dekonstruksi dan menelaah model teks, tahapan ketiga membimbing siswa secara berjenjang dalam mengonstruksi teks, dan tahapan keempat memotivasi dan menugaskan siswa mengonstruksi teks secara mandiri. Keempat tahapan tersebut hendaknya difasilitasi guru yang membelajarkan mata pelajaran Bahasa Indonesia pada setiap kelas di tingkat satuan SMP maupun SMA. Ukuran keberhasilan seseorang siswa yang belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia, baik pada tingkat satuan SMP maupun SMA adalah hasil capaian kompetensi minimum harus setara atau mendekati kompetensi dasar kompetensi dasar (KD) Bahasa Indonesia K-13 (permendikbud nomor 37 tahun 2018). Mutu capaian hasil belajar bergantung pada, bagaimana ketaatan seorang guru mata pelajaran Bahasa Indonesia menjabarkan, melaksanakan, mencapai indikator capaian. \u0000Penelitian ini menyimpulkan bahwa capaian hasil belajar dapat dipotret melalui gambaran RPP. Penelusuran terhadap rumusan langkah pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis teks, para siswa SMPK Sta Maria Assumpta telah, dan dapat mencapai tahapan ke tiga, yakni menghasilkan teks melalui proses pendampingan dan kerjasama (joint construction). Proses pencapaian tahapan ke empat yang merupakan kulminasi dari proses pembelajaran berbasis teks, yakni siswa mengonstruksi teks secara mandiri (independent construction), para guru SMPK Sta Maria Assumpta Kupang masih perlu didampingi. \u0000Pendampingan diutamakan pada rumusan inti pembelajaran, mulai dari upaya membangun skemata siswa melalui strategi apersepsi, pelaksanaan 5M scientific pada proses inti, hingga me-review pemahaman, dan penyiapan instrumen penugasan pada tahapan penutup pembelajaran. ","PeriodicalId":367260,"journal":{"name":"Jurnal Lazuardi","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131274842","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-12-09DOI: 10.53441/jl.vol3.iss3.36
Semuel Nitbani
Sistem bahasa Dawan menunjukkan kekhasan yang menonjol dari segi proses klitisasi kata ganti persona dalam pembentukan kata kerja (verba) yang menjalankan fungsi predikat dalam berbagai bentuk kalimat. Bentuk-bentuk klitik kata ganti persona memainkan berbagai macam peran untuk membentuk konstruksi verba. Salah satunya adalah verba reflektif. Konstruksi verbal reflektif ini terbenuk dari klitik reflektif atau yang disebut dalam tulisan ini sebagai klitik reflektor dalam kesatuannya dengan enklitik kata ganti persona. Konstruksi verbal reflektif merupakan produk kebahasaan yang masih aktif digunakan dalam masyarakat pemilik dan pemakai bahasa Dawan. Konsistensi penggunaan unsur kebahasaan secara tepat menunjukkan sikap positif masyarakat ini terhadap bahasanya. Konstrukasi verbal reflektif terbentuk dari proklitik kata ganti persona. bentuk dasar, morfem reflektor, dan enklitik kata ganti persona. Prinsip dasar pembentukan verbal reflektif adalah adanya penggunaan morfem reflektor yaitu { -o- }. Secara relatif, morfem ini menyatakan makna ‘pada diri sendiri’ yang dalam penggunaannya menyatu dengan enklitik kata ganti persona. Proses pembentukan konstruksi verbal reflektif dapat terjadi pada bentuk dasar kata berproklitik kata ganti persona melalui penggunaan reflektor yang menyatu dengan enklitik dari kata ganti persona. Baik proklitik maupun enklitik dalam konstruksi verbal reflektif merupakan kata ganti persona yang sama.
{"title":"PERAN MORFEM REFLEKTOR DALAM KONSTRUKSI VERBAL REFLEKTIF DALAM BAHASA DAWAN","authors":"Semuel Nitbani","doi":"10.53441/jl.vol3.iss3.36","DOIUrl":"https://doi.org/10.53441/jl.vol3.iss3.36","url":null,"abstract":"Sistem bahasa Dawan menunjukkan kekhasan yang menonjol dari segi proses klitisasi kata ganti persona dalam pembentukan kata kerja (verba) yang menjalankan fungsi predikat dalam berbagai bentuk kalimat. Bentuk-bentuk klitik kata ganti persona memainkan berbagai macam peran untuk membentuk konstruksi verba. Salah satunya adalah verba reflektif. Konstruksi verbal reflektif ini terbenuk dari klitik reflektif atau yang disebut dalam tulisan ini sebagai klitik reflektor dalam kesatuannya dengan enklitik kata ganti persona. Konstruksi verbal reflektif merupakan produk kebahasaan yang masih aktif digunakan dalam masyarakat pemilik dan pemakai bahasa Dawan. Konsistensi penggunaan unsur kebahasaan secara tepat menunjukkan sikap positif masyarakat ini terhadap bahasanya. Konstrukasi verbal reflektif terbentuk dari proklitik kata ganti persona. bentuk dasar, morfem reflektor, dan enklitik kata ganti persona. Prinsip dasar pembentukan verbal reflektif adalah adanya penggunaan morfem reflektor yaitu { -o- }. Secara relatif, morfem ini menyatakan makna ‘pada diri sendiri’ yang dalam penggunaannya menyatu dengan enklitik kata ganti persona. Proses pembentukan konstruksi verbal reflektif dapat terjadi pada bentuk dasar kata berproklitik kata ganti persona melalui penggunaan reflektor yang menyatu dengan enklitik dari kata ganti persona. Baik proklitik maupun enklitik dalam konstruksi verbal reflektif merupakan kata ganti persona yang sama.","PeriodicalId":367260,"journal":{"name":"Jurnal Lazuardi","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127950961","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}