Abstract: The Office of Religious Affairs (KUA) is an institution under the auspices of the Ministry of Religious Affairs providing services to muslim communities in terms of marriage registration. As a service center, kua is expected to always provide optimal effort in order to create satisfaction in the community. In the midst of the Covid-19 Pandemic, KUA services must also be able to be done optimally by making new policies so as not to hamper the work program that has been established. This study analyzed the effectiveness of KUA services of Sumenep City Subdistrict. This type of research is normative legal research. The approach used is socio-legal. The solution of legal issues is analyzed qualitatively. The data collection techniques used are observations, interviews and documentation. The results of this study show that the effectiveness of Kua services of Sumenep City Subdistrict is classified as effective. That can be seen in the absence of denial of service during the Covid-19 Pandemic. That is because there is a system of employee work that is done alternately. Several supporting factors and inhibitory factors influence the effectiveness of KUA services in the Sumenep City District. Its supporting factors are the work environment, discipline and work ethic, community environment, and facilities and infrastructure. These supportive factors can accelerate and make a service run effectively. At the same time, the inhibiting factors are the limitations of Human Resources (HR) and distant locations. Keywords: Effectiveness, Service, Office of Religion Affairs (KUA), District of Sumenep City Abstrak: Kantor Urusan Agama (KUA) merupakan lembaga yang berada di bawah naungan Kementerian agama memberikan pelayanan kepada masyarakat yang beragama Islam dalam hal pencatatan nikah. Sebagai sebuah pusat pelayanan, diharapkan KUA selalu memberikan usaha yang optimal agar terciptanya kepuasan di dalam masyarakat. Di tengah Pandemi Covid-19 ini, pelayanan KUA juga harus dapat dilakukan secara optimal dengan cara membuat kebijakan-kebijakan baru agar tidak menghambat program kerja yang telah ditetapkan. Penelitian ini menganalisis efektivitas pelayanan KUA Kecamatan Kota Sumenep. Jenis Penelitian ini adalah penelitian hukum normatif. Pendekatan yang digunakan adalah socio-legal. Adapun pemecahan isu hukum dianalisis secara kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi (pengamatan), wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa efektivitas pelayanan KUA Kecamatan Kota Sumenep tergolong efektif. Hal ini dapat dilihat dengan tidak adanya penolakan pelayanan masa Pandemi Covid-19. Hal tersebut karena terdapatnya sistem kerja pegawai yang dilakukan secara bergantian. Efektivitas pelayanan KUA Kecamatan Kota Sumenep dipengaruhi beberapa faktor pendukung dan faktor penghambat. Di antara faktor pendukungnya adalah Lingkungan kerja, disiplin dan etos kerja, lingkungan masyarakat, dan sarana dan prasarana. Faktor penduku
摘要:宗教事务办公室(KUA)是宗教事务部下属的为穆斯林社区提供婚姻登记服务的机构。作为一个服务中心,我们希望始终提供最佳的努力,以创造满意的社会。在2019冠状病毒病大流行期间,还必须能够通过制定新政策来优化KUA服务,以免妨碍已制定的工作计划。本研究分析苏梅内普市街道KUA服务的有效性。这种类型的研究就是规范性法律研究。所使用的方法是社会法律的。对法律问题的解决进行定性分析。所使用的数据收集技术是观察、访谈和记录。研究结果表明,苏梅内普市街道夸服务的有效性为有效。这一点从Covid-19大流行期间没有出现拒绝服务就可以看出。这是因为员工的工作是交替完成的。若干支持因素和抑制因素影响了苏梅内普城区KUA服务的有效性。它的支持因素是工作环境、纪律和职业道德、社区环境和设施和基础设施。这些支持性因素可以加速并使服务有效运行。同时,人力资源的限制和地理位置的遥远也是制约因素。关键词:有效性,服务,宗教事务办公室(KUA),苏梅内普市。摘要:Kantor Urusan Agama (KUA) merupakan lembaga yang berada di bawah naungan Kementerian Agama memberikan pelayanan kepada masyarakat yang beragama Islam dalam hal pencatatan nikah。Sebagai sebuah pusat pelayakan, diharapkan KUA selalu成员,usaha yang最优琼脂模型,kepuasan di dalam masyarakat。迪登加新冠肺炎大流行ini, pelayanan KUA juga harus dapat dilakukan secara最优登加卡拉成员kebijakan-kebijakan baru agar tidak menghambat计划kerja yang telah ditetapkan。Penelitian ini menganalysis, ekatamatan Kota Sumenep。Jenis Penelitian ini adalah Penelitian hukum normatim。Pendekatan yang digunakan adalah社会法律。适应佩佩卡汗是一种特殊的分析方法。[j] .中国科学院学报(自然科学版)。哈西尔penelitian ini menunjukkan bahwa ekktivitas pelayanan KUA Kecamatan Kota Sumenep tergolong effektif。我要为新冠肺炎做准备。我的意思是,我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思。ekektivitas pelayanan KUA Kecamatan Kota Sumenep dipengaruhi beberapa fakto pendukung dan fakto penghambat。diantara faktor pendukungnya adalah Lingkungan kerja, disisplin dan etos kerja, Lingkungan masyarakat, dan sarana dan prasana。事实上,这是一种很有意义的记忆,但它是一种很有意义的记忆,一种很有意义的记忆。Sedangkan factor to penghambat yitu keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) dan lokasi yang jauh。Kata Kunci: Efektivitas, Pelayanan, Kantor Urusan Agama (KUA), Kecamatan Kota Sumenep。
{"title":"Efektivitas Pelayanan di Kantor Urusan Agama Kecamatan Kota Sumenep pada Masa Pandemi Covid-19","authors":"Khosnol Khotimah, Holilur Rohman","doi":"10.15642/mal.v2i5.107","DOIUrl":"https://doi.org/10.15642/mal.v2i5.107","url":null,"abstract":"Abstract:\u0000The Office of Religious Affairs (KUA) is an institution under the auspices of the Ministry of Religious Affairs providing services to muslim communities in terms of marriage registration. As a service center, kua is expected to always provide optimal effort in order to create satisfaction in the community. In the midst of the Covid-19 Pandemic, KUA services must also be able to be done optimally by making new policies so as not to hamper the work program that has been established. This study analyzed the effectiveness of KUA services of Sumenep City Subdistrict. This type of research is normative legal research. The approach used is socio-legal. The solution of legal issues is analyzed qualitatively. The data collection techniques used are observations, interviews and documentation. The results of this study show that the effectiveness of Kua services of Sumenep City Subdistrict is classified as effective. That can be seen in the absence of denial of service during the Covid-19 Pandemic. That is because there is a system of employee work that is done alternately. Several supporting factors and inhibitory factors influence the effectiveness of KUA services in the Sumenep City District. Its supporting factors are the work environment, discipline and work ethic, community environment, and facilities and infrastructure. These supportive factors can accelerate and make a service run effectively. At the same time, the inhibiting factors are the limitations of Human Resources (HR) and distant locations.\u0000Keywords: Effectiveness, Service, Office of Religion Affairs (KUA), District of Sumenep City\u0000Abstrak: Kantor Urusan Agama (KUA) merupakan lembaga yang berada di bawah naungan Kementerian agama memberikan pelayanan kepada masyarakat yang beragama Islam dalam hal pencatatan nikah. Sebagai sebuah pusat pelayanan, diharapkan KUA selalu memberikan usaha yang optimal agar terciptanya kepuasan di dalam masyarakat. Di tengah Pandemi Covid-19 ini, pelayanan KUA juga harus dapat dilakukan secara optimal dengan cara membuat kebijakan-kebijakan baru agar tidak menghambat program kerja yang telah ditetapkan. Penelitian ini menganalisis efektivitas pelayanan KUA Kecamatan Kota Sumenep. Jenis Penelitian ini adalah penelitian hukum normatif. Pendekatan yang digunakan adalah socio-legal. Adapun pemecahan isu hukum dianalisis secara kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi (pengamatan), wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa efektivitas pelayanan KUA Kecamatan Kota Sumenep tergolong efektif. Hal ini dapat dilihat dengan tidak adanya penolakan pelayanan masa Pandemi Covid-19. Hal tersebut karena terdapatnya sistem kerja pegawai yang dilakukan secara bergantian. Efektivitas pelayanan KUA Kecamatan Kota Sumenep dipengaruhi beberapa faktor pendukung dan faktor penghambat. Di antara faktor pendukungnya adalah Lingkungan kerja, disiplin dan etos kerja, lingkungan masyarakat, dan sarana dan prasarana. Faktor penduku","PeriodicalId":377312,"journal":{"name":"Ma’mal: Jurnal Laboratorium Syariah dan Hukum","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121422368","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Muhammad Muadz Dzulikrom, Akmadi Akmadi, Ely Luthfiyatul Hidayah, Faizatur Rohmah, Masfufatus Shafa, Arif Wijaya
Abstract: Parents must care for and educate children. Despite the divorce, a father is still obliged to give a living to his son. This article aims to analyze the verdict Number 4800/Pdt.G/2019/PA. Kab.Mlg about the child's livelihood that occurred in the Malang District Religious Court. This research is literature research by juridically analyzing the verdict Number 4800 / Pdt.G / 2019 / PA. Kab.Mlg. The results in the ruling stated that the responsibility of the child's maintenance and education is the father's responsibility, even though the parents are divorced. These obligations are already in the provisions of Law No. 1 of 1974 Article 45 paragraphs 1 and 2. Then in the Compilation of Islamic Law, it is also mentioned that all the costs of the child's money and livelihood become dependents of the father according to his ability, at least until the child is an adult and can take care of himself (21 years). The case study also mentioned that the father's ability to provide for his child is still low because his job is odd and his salary is not settled. So in this situation, the defendant (father) cannot provide a living to his son. The court set the amount of costs for the maintenance and education of the child. The verdict from the court is determined so that the child gets a good life guarantee in meeting his needs. The ruling is following applicable law in Indonesia. Keywords: Responsibility, Child Care, Divorce, Religious Court. Abstrak: Orang tua memiliki kewajiban merawat dan mendidik anak. Meski terjadi perceraian, seorang bapak tetap berkewajiban memberikan nafkah kepada anaknya. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis putusan Nomor 4800/Pdt.G/2019/PA.Kab.Mlg tentang nafkah anak yang terjadi di Pengadilan Agama Kabupaten Malang. Penelitian ini adalah penelitian pustaka dengan menganalisis secara yuridis putusan Nomor 4800/Pdt.G/2019/PA.Kab.Mlg. Hasil dalam putusan tersebut menyebutkan bahwa tanggung jawab pemeliharaan dan pendidikan anak merupakan tanggung jawab ayah, meskipun orang tua sudah bercerai. Kewajiban tersebut sudah ada dalam ketentuan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 45 ayat 1 dan 2. Kemudian di dalam Kompilasi Hukum Islam juga disebutkan bahwa semua biaya hadhanah dan nafkah anak menjadi tanggungan ayah menurut kemampuannya, sekurang-kurangnya sampai anak tersebut dewasa dan dapat mengurus dirinya sendiri (21 tahun). Dalam studi kasus tersebut juga disebutkan bahwa kemampuan ayah dalam menafkahi anaknya masih rendah dikarenakan pekerjaannya serabutan dan gajinya tidak menetap. Sehingga dalam situasi ini, tergugat (ayah) tidak dapat memberikan nafkah kepada anaknya. Mengingat kemampuan dari tergugat di atas, pengadilan menetapkan jumlah biaya untuk pemeliharaan dan pendidikan anak.sebagaimana kemampuan ayahnya. Putusan dari pengadilan tersebut ditetapkan supaya anak mendapatkan jaminan hidup yang baik dalam memenuhi kebutuhannya. Putusan tersebut telah sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Kata Kunci : Tang
摘要:父母必须关心和教育孩子。尽管离婚了,父亲仍有义务养活儿子。本文旨在分析第4800/Pdt.G/2019/PA号判决书。出租车。在玛琅地区宗教法院发生的关于孩子生计的诉讼。本研究通过对第4800 / Pdt号判决书的司法分析,进行文献研究。G / 2019 / pa。Kab.Mlg。判决结果表明,即使父母离婚,抚养和教育孩子的责任也是父亲的责任。1974年第1号法律第45条第1款和第2款已经规定了这些义务。然后在《伊斯兰教法汇编》中也提到,根据父亲的能力,孩子的所有金钱和生活费用都依赖于父亲,至少直到孩子成年并能照顾自己(21岁)。该案例还提到,父亲抚养孩子的能力仍然很低,因为他的工作很奇怪,他的工资也没有固定下来。所以在这种情况下,被告(父亲)不能为他的儿子提供生活。法院规定了孩子的抚养和教育费用的数额。法院的判决是确定的,这样孩子就能在满足他的需要的同时得到良好的生活保障。该裁决遵循了印度尼西亚的适用法律。关键词:责任,儿童保育,离婚,宗教法庭。摘要:桔梗、桔梗、桔梗、桔梗、桔梗。Meski terjadi peraian, seorang bapak tetap berkewajiban成员nafkah kepaada anaknya。引用本文:Artikel ini bertujuan untuk menganalysis putusan Nomor 4800/Pdt.G/2019/PA.Kab。我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿。Penelitian ini adalah Penelitian pustaka dengan menganalis secara yuridis putusan Nomor 4800/Pdt.G/2019/ pa . ab. mlg。Hasil dalam putusan tersebut menyebutkan bahwa tanggung jawab pemeliharaan dan pendidikan anak merupakan tanggung jawab ayah, meskipun ang tusudah berceri。Kewajiban tersebut sudah ada dalam ketentuan undang undang Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 45 ayat 1 dan 2。Kemudian di dalam Kompilasi Hukum Islam juga disebutkan bahwa semua biaya hadhanah dan nafkah anak menjadi tanggungan ayah menurut kemampuannya, sekurang-kurangnya sampai anak tersebut dewasa dan dapat mengurus dirinya sendiri (21 tahun)。Dalam研究kasus tersebut juga disebutkan bahwa kemampuan ayah Dalam menafkahi anaknya masih rendah dikarenakan pekerjaannya serabutan dan gajinya tidak menetap。seingga dalam sitasi ini, tergugat (ayah) tatak dapat成员,nafkah kepada anaknya。我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是我的意思。Sebagaimana kemampuan ayahnya。普陀山达里彭达迪兰,但他的女儿,她的女儿,她的女儿,她的女儿,她的女儿,她的女儿,她的女儿,她的女儿。Putusan tersebut telah sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia。Kata Kunci: Tanggung jawab, Nafkah Anak, percerian, Pengadilan Agama。
{"title":"Nafkah Anak Pasca Perceraian dalam Putusan Nomor 800/Pdt.G/2019/PA.Kab.Mlg","authors":"Muhammad Muadz Dzulikrom, Akmadi Akmadi, Ely Luthfiyatul Hidayah, Faizatur Rohmah, Masfufatus Shafa, Arif Wijaya","doi":"10.15642/mal.v2i5.66","DOIUrl":"https://doi.org/10.15642/mal.v2i5.66","url":null,"abstract":"Abstract: Parents must care for and educate children. Despite the divorce, a father is still obliged to give a living to his son. This article aims to analyze the verdict Number 4800/Pdt.G/2019/PA. Kab.Mlg about the child's livelihood that occurred in the Malang District Religious Court. This research is literature research by juridically analyzing the verdict Number 4800 / Pdt.G / 2019 / PA. Kab.Mlg. The results in the ruling stated that the responsibility of the child's maintenance and education is the father's responsibility, even though the parents are divorced. These obligations are already in the provisions of Law No. 1 of 1974 Article 45 paragraphs 1 and 2. Then in the Compilation of Islamic Law, it is also mentioned that all the costs of the child's money and livelihood become dependents of the father according to his ability, at least until the child is an adult and can take care of himself (21 years). The case study also mentioned that the father's ability to provide for his child is still low because his job is odd and his salary is not settled. So in this situation, the defendant (father) cannot provide a living to his son. The court set the amount of costs for the maintenance and education of the child. The verdict from the court is determined so that the child gets a good life guarantee in meeting his needs. The ruling is following applicable law in Indonesia.\u0000Keywords: Responsibility, Child Care, Divorce, Religious Court.\u0000Abstrak: Orang tua memiliki kewajiban merawat dan mendidik anak. Meski terjadi perceraian, seorang bapak tetap berkewajiban memberikan nafkah kepada anaknya. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis putusan Nomor 4800/Pdt.G/2019/PA.Kab.Mlg tentang nafkah anak yang terjadi di Pengadilan Agama Kabupaten Malang. Penelitian ini adalah penelitian pustaka dengan menganalisis secara yuridis putusan Nomor 4800/Pdt.G/2019/PA.Kab.Mlg. Hasil dalam putusan tersebut menyebutkan bahwa tanggung jawab pemeliharaan dan pendidikan anak merupakan tanggung jawab ayah, meskipun orang tua sudah bercerai. Kewajiban tersebut sudah ada dalam ketentuan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 45 ayat 1 dan 2. Kemudian di dalam Kompilasi Hukum Islam juga disebutkan bahwa semua biaya hadhanah dan nafkah anak menjadi tanggungan ayah menurut kemampuannya, sekurang-kurangnya sampai anak tersebut dewasa dan dapat mengurus dirinya sendiri (21 tahun). Dalam studi kasus tersebut juga disebutkan bahwa kemampuan ayah dalam menafkahi anaknya masih rendah dikarenakan pekerjaannya serabutan dan gajinya tidak menetap. Sehingga dalam situasi ini, tergugat (ayah) tidak dapat memberikan nafkah kepada anaknya. Mengingat kemampuan dari tergugat di atas, pengadilan menetapkan jumlah biaya untuk pemeliharaan dan pendidikan anak.sebagaimana kemampuan ayahnya. Putusan dari pengadilan tersebut ditetapkan supaya anak mendapatkan jaminan hidup yang baik dalam memenuhi kebutuhannya. Putusan tersebut telah sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia.\u0000Kata Kunci : Tang","PeriodicalId":377312,"journal":{"name":"Ma’mal: Jurnal Laboratorium Syariah dan Hukum","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125131547","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Muhammad Sholahudin Ayyubi, Rizky Luthfiandari, Ahmad Fauzi
Abstract: Correctional institutions in Indonesia often experience overcrowed. That is a big problem in dealing with the Covid-19 pandemic because the virus is easily spread if someone is close or clustered. This article discusses the Pamekasan district correctional institution in preventing and dealing with Covid-19. The research methods used in this article are descriptive qualitative research methods. This study concluded that the efforts made to avoid the spread of Covid-19 in Pamekasan District Correctional Institution are guided by policies published by the Ministry of Law and Defense. Among the efforts made are educating the built citizens about covid-19, coordinating the provision of vaccines, regulating the mechanism of visits and luggage of visitors, providing assimilation rights, and coordinating with hospitals. It is only unfortunate that the strategy has not been maximal because it is constrained in several ways ranging from facilities and a lack of awareness of the built citizens related to the dangers of Covid-19. Keywords: Strategy, Prevention, Handling, Covid-19, Correctional Institutions. Abstrak: Lembaga Pemasyarakatan di Indonesia sering sekali mengalami overcrowed. Hal ini menjadi suatu masalah yang besar dalam menghadapi pandemi Covid-19, karena virus tersebut mudah tersebar apabila seseorang saling berdekatan atau berkerumun. Maka artikel ini membahas secara mendalam tentang cara lembaga pemasyarakatan Kabupaten Pamekasan dalam mencegah dan menangani Covid-19. Metode penelitian yang digunakan dalam artikel ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian ini menyimpulkan bahwa upaya yang dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19 di Lembaga Pemasyarakatan Kabupaten Pamekasan adalah berpedoman pada kebijakan yang telah diterbitkan oleh KEMENKUMHAM. Di antara upaya yang dilakukan adalah mengedukasi kepada warga binaan tentang covid-19, mengkoordinir pemberian vaksin, mengatur mekanisme kunjungan dan barang bawaan pengunjung, memberikan hak asisimilasi, dan berkoordinasi dengan rumah sakit. Hanya disayangkan strategi tersebut belum maksimal karena terkendala dalam beberapa hal mulai dari fasilitas dan juga kurangnya kesadaran warga binaan terkait bahaya Covid-19. Kata Kunci: Strategi, Pencegahan, Penanganan, Covid-19, Lembaga Pemasyarkatan.
摘要:印度尼西亚的惩教机构经常出现人满为患的情况。这是应对Covid-19大流行的一个大问题,因为如果有人离得很近或聚集在一起,病毒很容易传播。本文探讨了帕梅卡桑区惩教机构在预防和应对新冠肺炎方面的工作。本文采用的研究方法是描述性定性研究方法。该研究得出的结论是,为避免新冠病毒在帕梅卡桑地区惩教所传播所做的努力以法律和国防部发布的政策为指导。其中包括对建成公民进行新冠肺炎教育,协调提供疫苗,规范访客访问和行李机制,提供同化权利,以及与医院协调。遗憾的是,该战略未能发挥最大的作用,因为它在设施和建筑公民缺乏与Covid-19危险相关的意识等方面受到了限制。关键词:策略,预防,处理,新冠肺炎,惩教机构摘要:印度尼西亚Lembaga Pemasyarakatan serkali mengalami过度拥挤。新冠肺炎大流行是指甲型h1n1流感病毒,是指甲型h1n1流感病毒,而不是指甲型h1n1流感病毒。Maka artikel ini membahas secara mendalam tentang lembaga pemasyarakatan Kabupaten Pamekasan dalam menegah dan menangani Covid-19。方法penelitian yang digunakan dalam artikel ini adalah方法penelitian定性描述。Penelitian ini menypulkan bahwa upaya yang dilakukan untuk menegah penyebaran新冠肺炎肺炎肺炎肺炎肺炎肺炎肺炎肺炎肺炎肺炎肺炎肺炎肺炎肺炎肺炎肺炎肺炎肺炎肺炎肺炎肺炎肺炎肺炎我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是我的意思。这是一种新的战略,但它是一种新的战略,是一种新的战略,一种新的战略,一种新的战略。Kata Kunci:战略、penegahan、Penanganan、Covid-19、Lembaga Pemasyarkatan。
{"title":"Strategi Pencegahan dan Penanganan Penyebaran Covid-19 di Lembaga Pemasyarakatan Pamekasan","authors":"Muhammad Sholahudin Ayyubi, Rizky Luthfiandari, Ahmad Fauzi","doi":"10.15642/mal.v2i5.105","DOIUrl":"https://doi.org/10.15642/mal.v2i5.105","url":null,"abstract":"Abstract: Correctional institutions in Indonesia often experience overcrowed. That is a big problem in dealing with the Covid-19 pandemic because the virus is easily spread if someone is close or clustered. This article discusses the Pamekasan district correctional institution in preventing and dealing with Covid-19. The research methods used in this article are descriptive qualitative research methods. This study concluded that the efforts made to avoid the spread of Covid-19 in Pamekasan District Correctional Institution are guided by policies published by the Ministry of Law and Defense. Among the efforts made are educating the built citizens about covid-19, coordinating the provision of vaccines, regulating the mechanism of visits and luggage of visitors, providing assimilation rights, and coordinating with hospitals. It is only unfortunate that the strategy has not been maximal because it is constrained in several ways ranging from facilities and a lack of awareness of the built citizens related to the dangers of Covid-19.\u0000Keywords: Strategy, Prevention, Handling, Covid-19, Correctional Institutions.\u0000Abstrak: Lembaga Pemasyarakatan di Indonesia sering sekali mengalami overcrowed. Hal ini menjadi suatu masalah yang besar dalam menghadapi pandemi Covid-19, karena virus tersebut mudah tersebar apabila seseorang saling berdekatan atau berkerumun. Maka artikel ini membahas secara mendalam tentang cara lembaga pemasyarakatan Kabupaten Pamekasan dalam mencegah dan menangani Covid-19. Metode penelitian yang digunakan dalam artikel ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian ini menyimpulkan bahwa upaya yang dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19 di Lembaga Pemasyarakatan Kabupaten Pamekasan adalah berpedoman pada kebijakan yang telah diterbitkan oleh KEMENKUMHAM. Di antara upaya yang dilakukan adalah mengedukasi kepada warga binaan tentang covid-19, mengkoordinir pemberian vaksin, mengatur mekanisme kunjungan dan barang bawaan pengunjung, memberikan hak asisimilasi, dan berkoordinasi dengan rumah sakit. Hanya disayangkan strategi tersebut belum maksimal karena terkendala dalam beberapa hal mulai dari fasilitas dan juga kurangnya kesadaran warga binaan terkait bahaya Covid-19.\u0000Kata Kunci: Strategi, Pencegahan, Penanganan, Covid-19, Lembaga Pemasyarkatan.","PeriodicalId":377312,"journal":{"name":"Ma’mal: Jurnal Laboratorium Syariah dan Hukum","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133120704","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract: Marriage is a dream of a man who has grown up, marriage is also one of the sunnah recommended by the Prophet (peace be upon him). If the marriage is performed before adulthood, it must apply for marriage dispensation in a religious court. The study was conducted to analyze the concept of sharia maqashid against increased marital dispensation during the covid-19 pandemic at the Mojokerto Religious Court. This research uses a qualitative method approach with field research ( field research ). Data collection is conducted in-depth, accessible, and non-use of guidelines to obtain information about marital dispensation during the covid-19 pandemic at the Mojokerto Religious Court. The results of this study are not entirely increased marital dispensation due to the covid-19 pandemic. In addition, there is a change in the law regarding the age limit of marriage. At first, at least the age of 19 years for men and 16 years for women to be at least 19 years old for men and women, while both brides-to-be have already spread invitations. Seeing the verdict from the Mojokerto Religious Court Judge on the application for marriage dispensation, the Judge used the basis of consideration of the purpose of Islamic sharia (Maqashid Syariah). Marriage dispensation can only be granted if it is based on proven legal facts at trial. After consideration from various aspects, both syar'i, juridical, sociological, psychological, and also health, the marriage is very urgent to be carried out. It’s to realize the purpose of Islamic sharia (maqashid sharia) is to maintain the safety of offspring (hifz an-nasl) without endangering the safety of the child's life given marriage dispensation (hifz an-nafs) and the sustainability of his education (hifzu al-'aql). The purpose must be at the level of al-dharuriyyah or at least al-Hajiyyah. Keywords: Maqashid Syariah, Marriage Dispensation, Covid-19 Pandemic Abstrak: Perkawinan merupakan sebuah impian manusia yang telah dewasa, pernikahan juga merupakan salah satu sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah saw. Jika perkawinan dilakukan sebelum dewasa maka harus mengajukan dispensasi perkawinan di pengadilan agama. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis konsep maqashid syariah terhadap dispensasi perkawinan yang meningkat selama pandemi covid-19 di Pengadilan Agama Mojokerto. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kualitatif dengan penelitian lapangan (field research). Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara secara mendalam, bebas, dan tanpa menggunakan pedoman, guna memperoleh informasi seputar dispensasi perkawinan selama pandemi covid-19 di Pengadilan Agama Mojokerto. Hasil penelitian ini adalah tidak seluruhnya peningkatan dispensasi perkawinan disebabkan karena adanya pandemi covid-19. Selain dari itu yakni adanya perubahan Undang-Undang mengenai batas usia perkawinan. Pada awalnya minimal usia 19 tahun untuk la
摘要:婚姻是一个成年男人的梦想,也是先知(愿主福安之)推荐的圣行之一。如果在成年前结婚,必须向宗教法院申请婚姻豁免。这项研究是在Mojokerto宗教法院进行的,目的是分析在2019冠状病毒病大流行期间伊斯兰教法的概念,以防止婚姻分配的增加。本研究采用定性方法进行实地调查(field research)。Mojokerto宗教法院在covid-19大流行期间进行了深入、可获取和不使用指南的数据收集,以获取有关婚姻分配的信息。这项研究的结果并不完全是由于covid-19大流行而增加的婚姻分配。此外,关于结婚年龄限制的法律也有了变化。首先,男性年龄不低于19岁,女性年龄不低于16岁,男女年龄不低于19岁,而准新娘双方都已经发出请柬。看到Mojokerto宗教法院法官对婚姻豁免申请的判决,法官以考虑伊斯兰教法(Maqashid Syariah)的目的为基础。婚姻豁免只有在审判中有确凿的法律事实的情况下才能被批准。从伊斯兰、法律、社会、心理、健康等各方面考虑后,这一婚姻是非常迫切的。这是为了实现伊斯兰教法(maqashid sharia)的目的,即在不危及孩子的生命安全(hifz an-nasl)的情况下,在婚姻豁免(hifz an-nafs)和教育的可持续性(hifzu al-'aql)的情况下,维护孩子的安全(hifz an-nasl)。目的必须达到al-dharuriyyah或至少al-Hajiyyah的水平。关键词:Maqashid Syariah,婚姻豁免,Covid-19大流行 杨Abstrak: Perkawinan merupakan sebuah impian manusia telah dewasa, pernikahan轭merupakan salah研究sunnah杨dianjurkan oleh pokalchuk Rasulullah看到。【原文】【原文】【原文】【原文】【原文】【原文】【原文】【原文】【原文】【原文】Penelitian ini dilakukan untuk menganalis konsep maqashid syariah terhadap dispensasi perkawinan yang脑膜炎大流行covid-19 di Pengadilan Agama Mojokerto。peneltian ini menggunakan pendekatan方法定性研究(实地研究)。Pengadilan数据dilakukan melalui wawancara secara mendalam, bebas, dan tanpa menggunakan pedoman, guna memperperoleh信息,seputar dispensasas perkawan - selama covid-19大流行在Pengadilan Agama Mojokerto。新冠肺炎大流行。Selain dari itu yakni adanya perubahan undang undang mengenai batas usia perkawinan。Pada awalnya minimal usia 19 tahun untuk laki-laki dan 16 tahun untuk perempuan menjadi minimal usia 19 tahun untuk laki-laki dan perempuan, sedangkan kedua calon mempelai sudah terlanjur menyebarkan undangan。哈基姆·彭迪兰·阿迦玛·莫乔克托,哈基姆·蒙古纳坎·达喀尔·彭迪兰·阿迦玛·莫乔克托,哈基姆·蒙古纳坎·达喀尔·潘蒂安·图安·伊斯兰教(伊斯兰教)。我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。Setelah dipertimbangkan dari berbagai ask, baik syar 'i, yuridis,社会学,心理学,dan juga kesehatan, pernikahan tersebut sangat mendesak untuk dilangsungkan。halitu guna mewujudkan tujuan syariah伊斯兰教(maqashid syariah) guna menjaga keselamatan keturunan (hifz an-nasl), tanpa membahayakan keselamatan jiwa anak yang diberikan dispensasi nikah (hifz an- nass) serta keberlanjutan pendidikannya (hifz al- aql)。Tujuan tersebut mesti berada pada tingkatan al- dharuriyah atau sekurang-kurangnya al-hajiyyah。Kata kunci: Maqashid Syariah, Dispensasi perkawinan, Covid-19大流行。
{"title":"Analisis Maqashid Syariah terhadap Meningkatnya Dispensasi Perkawinan Selama Pandemi Covid-19 di Pengadilan Agama Mojokerto","authors":"Jamilatun Nadhiroh, Elok Dewi Larashati","doi":"10.15642/mal.v2i5.101","DOIUrl":"https://doi.org/10.15642/mal.v2i5.101","url":null,"abstract":"Abstract: Marriage is a dream of a man who has grown up, marriage is also one of the sunnah recommended by the Prophet (peace be upon him). If the marriage is performed before adulthood, it must apply for marriage dispensation in a religious court. The study was conducted to analyze the concept of sharia maqashid against increased marital dispensation during the covid-19 pandemic at the Mojokerto Religious Court. This research uses a qualitative method approach with field research ( field research ). Data collection is conducted in-depth, accessible, and non-use of guidelines to obtain information about marital dispensation during the covid-19 pandemic at the Mojokerto Religious Court. The results of this study are not entirely increased marital dispensation due to the covid-19 pandemic. In addition, there is a change in the law regarding the age limit of marriage. At first, at least the age of 19 years for men and 16 years for women to be at least 19 years old for men and women, while both brides-to-be have already spread invitations. Seeing the verdict from the Mojokerto Religious Court Judge on the application for marriage dispensation, the Judge used the basis of consideration of the purpose of Islamic sharia (Maqashid Syariah). Marriage dispensation can only be granted if it is based on proven legal facts at trial. After consideration from various aspects, both syar'i, juridical, sociological, psychological, and also health, the marriage is very urgent to be carried out. It’s to realize the purpose of Islamic sharia (maqashid sharia) is to maintain the safety of offspring (hifz an-nasl) without endangering the safety of the child's life given marriage dispensation (hifz an-nafs) and the sustainability of his education (hifzu al-'aql). The purpose must be at the level of al-dharuriyyah or at least al-Hajiyyah.\u0000Keywords: Maqashid Syariah, Marriage Dispensation, Covid-19 Pandemic\u0000 \u0000Abstrak: Perkawinan merupakan sebuah impian manusia yang telah dewasa, pernikahan juga merupakan salah satu sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah saw. Jika perkawinan dilakukan sebelum dewasa maka harus mengajukan dispensasi perkawinan di pengadilan agama. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis konsep maqashid syariah terhadap dispensasi perkawinan yang meningkat selama pandemi covid-19 di Pengadilan Agama Mojokerto. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kualitatif dengan penelitian lapangan (field research). Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara secara mendalam, bebas, dan tanpa menggunakan pedoman, guna memperoleh informasi seputar dispensasi perkawinan selama pandemi covid-19 di Pengadilan Agama Mojokerto. Hasil penelitian ini adalah tidak seluruhnya peningkatan dispensasi perkawinan disebabkan karena adanya pandemi covid-19. Selain dari itu yakni adanya perubahan Undang-Undang mengenai batas usia perkawinan. Pada awalnya minimal usia 19 tahun untuk la","PeriodicalId":377312,"journal":{"name":"Ma’mal: Jurnal Laboratorium Syariah dan Hukum","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125721928","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrack: This article is lifted from the problem determining the beginning of the Qamariyah month, which always occurs every year. This problem continues to arise because it relates to Muslim worship activities. The determination of the beginning of the month of Qamariyah is closely associated with religious organizations in Indonesia, one example of which is the Indonesian Islamic Da'wah Institute (LDII). The new moon concept used by LDII is the same as the new moon concept used by the Government. That means that the idea used by LDII is the IMkan Rukyat MABIMS Criteria. The Hilal concept used by the Government is 2-3-8 (the height of the Hilal is at least 2 degrees, the angle of elongation of the moon is 3 degrees, and the age of the moon is at least 8 hours after ijtima. The method of determining the beginning of the month of Qomariyah carried out by LDII uses the Hisab method and the Rukyat method. That is by what is described in the MUI Fatwa No. 2 of 2004 concerning Determining the beginning of the month. The fatwa explained that the Government established two methods to determine the month's start: Rukyat or Hisab. If no results are obtained in the implementation of Rukyat due to bad weather, then the month is fulfilled to be 30 days or standardized. Keywords: LDII, Hisab, Rukyat Abstrak: Jurnal ini diangkat dari problematika penentuan awal bulan Qamariyah yang selalu terjadi setiap tahunnya. Problematika ini terus muncul karena ia berhubungan dengan kegiatan ibadah umat Islam. Problematika penentuan awal bulan Qamariyah tak luput dari pengaruh organisasi keagamaan yang ada di Indonesia, salah satu contohnya yakni Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII). Konsep hilal yang digunakan oleh LDII sama dengan konsep hilal yang dipakai Pemerintah. Artinya, konsep yang digunakan LDII adalah Kriteria Imkan Rukyat MABIMS. Konsep Hilal yang digunakan Pemerintah ialah 2-3-8 (ketinggian Hilal minimal 2 derajat, sudut elongasi bulan 3 derajat, dan umur bulan minimal 8 jam setelah ijtimak). Metode penentuan awal bulan Qomariyah yang dilakukan oleh LDII menggunakan metode Hisab dan metode Rukyat. Hal tersebut sesuai dengan yang dijelaskan dalam Fatwa MUI No. 2 Tahun 2004 tentang Penentuan awal bulan. Fatwa tersebut menjelaskan bahwa Pemerintah menetapkan dua metode dalam penentuan awal bulan, yaitu Rukyat atau Hisab. Apabila dalam pelaksanaan Rukyat tidak didapatkan hasil karena cuaca buruk, maka bulan tersebut digenapkan menjadi 30 hari atau diistikmalkan. Kata Kunci: LDII, Hisab, Rukyat.
摘要:本文从确定每年都会发生的卡马利亚月开始的问题出发。这个问题继续出现,因为它涉及穆斯林的礼拜活动。确定卡马利亚月的开始与印度尼西亚的宗教组织密切相关,其中一个例子是印度尼西亚伊斯兰达瓦研究所。LDII使用的新月概念与政府使用的新月概念相同。这意味着LDII使用的思想是IMkan Rukyat MABIMS标准。政府使用的希拉尔概念是2-3-8(希拉尔的高度至少为2度,月亮的伸长角为3度,月亮的年龄至少为满月后8小时)。LDII确定Qomariyah月开始的方法采用Hisab法和Rukyat法。这是2004年MUI关于确定月初的第2号法特瓦所描述的。法特瓦解释说,政府制定了两种确定月开始的方法:Rukyat或Hisab。如果由于恶劣天气导致Rukyat的实施没有取得结果,则该月完成为30天或标准化。关键词:LDII, Hisab, Rukyat摘要:journal of digangkat dari problematika penentuan awal bulan Qamariyah yang selalu terjadi setap tahunya。问题是,伊斯兰教的问题是,伊斯兰教的问题。问题是,印度尼西亚的伊斯兰教组织,印度尼西亚的伊斯兰教组织,印度尼西亚的伊斯兰教组织。Konsep hilal yang digunakan oleh LDII samama dengan Konsep hilal yang dipakai Pemerintah。Artinya, konsep yang digunakan LDII adalah Kriteria Imkan Rukyat MABIMS。Konsep Hilal yang digunakan Pemerintah ialah 2-3-8 (ketinggian Hilal minimum 2 derajat, sudut elongasi bulan 3 derajat, dan umur bulan minimum 8 jam setelah ijtimak)。方法penentuan awal bulan Qomariyah yang dilakakan oleh LDII menggunakan方法Hisab dan方法Rukyat。Hal tersebut sesuai dengan yang dijelaskan dalam Fatwa MUI No. 2 Tahun 2004 tenang Penentuan awal bulan。Fatwa tersebut menjelaskan bahwa Pemerintah menetapkan dua mede dalam penentuan awal bulan, yitu Rukyat atau Hisab。Apabila dalam pelaksanaan Rukyat tidak didapatkan hasil karena cuaca buruk, maka bulan tersebut digenapkan menjadi 30 hari atau diistikmalkan。Kata Kunci: LDII, Hisab, Rukyat。
{"title":"Fiqih Mawaqit Hilal Lembaga Dakwah Islam Indonesia","authors":"Adam Firmansyah Ahmad","doi":"10.15642/mal.v2i4.74","DOIUrl":"https://doi.org/10.15642/mal.v2i4.74","url":null,"abstract":"Abstrack: This article is lifted from the problem determining the beginning of the Qamariyah month, which always occurs every year. This problem continues to arise because it relates to Muslim worship activities. The determination of the beginning of the month of Qamariyah is closely associated with religious organizations in Indonesia, one example of which is the Indonesian Islamic Da'wah Institute (LDII). The new moon concept used by LDII is the same as the new moon concept used by the Government. That means that the idea used by LDII is the IMkan Rukyat MABIMS Criteria. The Hilal concept used by the Government is 2-3-8 (the height of the Hilal is at least 2 degrees, the angle of elongation of the moon is 3 degrees, and the age of the moon is at least 8 hours after ijtima. The method of determining the beginning of the month of Qomariyah carried out by LDII uses the Hisab method and the Rukyat method. That is by what is described in the MUI Fatwa No. 2 of 2004 concerning Determining the beginning of the month. The fatwa explained that the Government established two methods to determine the month's start: Rukyat or Hisab. If no results are obtained in the implementation of Rukyat due to bad weather, then the month is fulfilled to be 30 days or standardized. \u0000Keywords: LDII, Hisab, Rukyat \u0000 \u0000Abstrak: Jurnal ini diangkat dari problematika penentuan awal bulan Qamariyah yang selalu terjadi setiap tahunnya. Problematika ini terus muncul karena ia berhubungan dengan kegiatan ibadah umat Islam. Problematika penentuan awal bulan Qamariyah tak luput dari pengaruh organisasi keagamaan yang ada di Indonesia, salah satu contohnya yakni Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII). Konsep hilal yang digunakan oleh LDII sama dengan konsep hilal yang dipakai Pemerintah. Artinya, konsep yang digunakan LDII adalah Kriteria Imkan Rukyat MABIMS. Konsep Hilal yang digunakan Pemerintah ialah 2-3-8 (ketinggian Hilal minimal 2 derajat, sudut elongasi bulan 3 derajat, dan umur bulan minimal 8 jam setelah ijtimak). Metode penentuan awal bulan Qomariyah yang dilakukan oleh LDII menggunakan metode Hisab dan metode Rukyat. Hal tersebut sesuai dengan yang dijelaskan dalam Fatwa MUI No. 2 Tahun 2004 tentang Penentuan awal bulan. Fatwa tersebut menjelaskan bahwa Pemerintah menetapkan dua metode dalam penentuan awal bulan, yaitu Rukyat atau Hisab. Apabila dalam pelaksanaan Rukyat tidak didapatkan hasil karena cuaca buruk, maka bulan tersebut digenapkan menjadi 30 hari atau diistikmalkan.\u0000Kata Kunci: LDII, Hisab, Rukyat.","PeriodicalId":377312,"journal":{"name":"Ma’mal: Jurnal Laboratorium Syariah dan Hukum","volume":"56 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128144377","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Siti Lailatul Rif'ah al Fariza, Kafi Muhammad Fahruddin, Mohammad Farid, Nurul Kasanah, Nur Aini, Siti Khotimatun Khasanah, Sanuri .
Abstract: This study aims to analyze the Decision of the Religious Court of the City of Kediri Number 0026/Pdt.G/2020/PA.Kdr regarding litigation. This research is juridical-normative research based on the results of data analysis of literature studies to obtain primary and secondary data. The data are collected into one; then, the data is analyzed using inductive analysis. In this case, the consideration of the judges of the Religious Court of Kediri City referred to Article 22 of Government Regulation Number 9 of 1975 and Article 116 letter (f) Compilation of Islamic Law as well as evidence and witnesses from the plaintiffs that were proven to be true. In Islamic law, it has been explained that "leaving damage is more important than taking benefit." Thus, the Panel of Judges in deciding this case has been by applicable law. Keywords: Divorce, religious court, law. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Putusan Pengadilan Agama Kota Kediri Nomor 0026/Pdt.G/2020/PA.Kdr tentang cerai gugat. jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian yuridis-normatif yang didasarkan pada hasil analisis data studi kepustakaan guna untuk memperoleh data primer maupun data sekunder. Data dihimpun dan dikumpulkan menjadi satu, kemudian data dianalisis dengan menggunakan analisis induktif. Berdasarkan penjelasan teori mengenai perceraian, deskripsi singkat putusan, dan pertimbangan majelis hakim pengadilan dapat diketahui bahwa dalam memustuskan perkara ini Majelis Hakim Pengadilan Agama Kediri merujuk dalam Pasal 22 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 dan Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam serta bukti dan saksi dari penggugat yang terbukti kebenarannya. Dalam hukum Islampun telah dijelaskan “meninggalkan kerusakan lebih utama daripada mengambil kemashlahatan”. Dengan demikian Majelis Hakim dalam memutuskan perkara ini telah sesuai menurut hukum yang berlaku. Kata Kunci: Perceraian, pengadilan agama, hukum.
摘要:本研究旨在分析Kediri市宗教法院第0026/Pdt.G/2020/PA号判决书。关于诉讼。本研究是以文献研究的数据分析结果为基础,获取一手资料和第二手资料的司法规范研究。数据被收集成一个;然后,运用归纳分析法对数据进行分析。在本案中,Kediri市宗教法院法官的审议参考了1975年第9号政府条例第22条和第116条(f)《伊斯兰法汇编》以及原告提供的经证明属实的证据和证人。在伊斯兰教法中,有人解释说,“留下损害比获取利益更重要。”因此,法官小组在裁决此案时已根据适用法律。关键词:离婚,宗教法庭,法律。摘要:Penelitian ini bertujuan untuk menganalis Putusan Pengadilan Agama Kota Kediri Nomor 0026/Pdt.G/2020/PA。Kdr tentang:我的意思是。本文主要研究了数据分析、数据分析、数据分析和数据分析等方面的问题。数据dihimpun dan dikumpulkan menjadi satu, kemudian数据dianalysis dengan menggunakan分析industriktif。【译文】我是说,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿。Dalam hukum Islampun telah dijelaskan“meninggalkan kerusakan lebih utama daripada mengambil kemashlahatan”。邓干德米克安·马杰利斯·哈基姆·达拉姆·马穆图斯坎·佩卡拉尼·特拉尼·特拉尼·梅努拉特·胡库姆·杨。Kata Kunci: Perceraian, pengadian agama, hukum。
{"title":"Analisis Putusan Pengadilan Agama Kediri Nomor 0026/PDT.G/2020/PA.KDR Tentang Cerai Gugat","authors":"Siti Lailatul Rif'ah al Fariza, Kafi Muhammad Fahruddin, Mohammad Farid, Nurul Kasanah, Nur Aini, Siti Khotimatun Khasanah, Sanuri .","doi":"10.15642/mal.v2i3.55","DOIUrl":"https://doi.org/10.15642/mal.v2i3.55","url":null,"abstract":"Abstract: This study aims to analyze the Decision of the Religious Court of the City of Kediri Number 0026/Pdt.G/2020/PA.Kdr regarding litigation. This research is juridical-normative research based on the results of data analysis of literature studies to obtain primary and secondary data. The data are collected into one; then, the data is analyzed using inductive analysis. In this case, the consideration of the judges of the Religious Court of Kediri City referred to Article 22 of Government Regulation Number 9 of 1975 and Article 116 letter (f) Compilation of Islamic Law as well as evidence and witnesses from the plaintiffs that were proven to be true. In Islamic law, it has been explained that \"leaving damage is more important than taking benefit.\" Thus, the Panel of Judges in deciding this case has been by applicable law.\u0000Keywords: Divorce, religious court, law.\u0000Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Putusan Pengadilan Agama Kota Kediri Nomor 0026/Pdt.G/2020/PA.Kdr tentang cerai gugat. jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian yuridis-normatif yang didasarkan pada hasil analisis data studi kepustakaan guna untuk memperoleh data primer maupun data sekunder. Data dihimpun dan dikumpulkan menjadi satu, kemudian data dianalisis dengan menggunakan analisis induktif. Berdasarkan penjelasan teori mengenai perceraian, deskripsi singkat putusan, dan pertimbangan majelis hakim pengadilan dapat diketahui bahwa dalam memustuskan perkara ini Majelis Hakim Pengadilan Agama Kediri merujuk dalam Pasal 22 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 dan Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam serta bukti dan saksi dari penggugat yang terbukti kebenarannya. Dalam hukum Islampun telah dijelaskan “meninggalkan kerusakan lebih utama daripada mengambil kemashlahatan”. Dengan demikian Majelis Hakim dalam memutuskan perkara ini telah sesuai menurut hukum yang berlaku.\u0000Kata Kunci: Perceraian, pengadilan agama, hukum.","PeriodicalId":377312,"journal":{"name":"Ma’mal: Jurnal Laboratorium Syariah dan Hukum","volume":"42 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123812044","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract: State Civil Apparatus (ASN) are civil servants and government employees with work agreements who work for government agencies. In this case, ASN is part of the state government, wherein they must be honest, responsible, have high integrity, and comply with the position code of ethics. ASN who violates the code of ethics can be dishonorably discharged by issuing a decision by a state administrative official. Including the case of committing a criminal act by ASN can reduce his integrity as a state official. This study discusses the dismissal of ASN from their position when committing an illegal act of corruption outside of the office, namely the Surabaya Administrative Court decision number 71/G/2020/PTUN.SBY granted the applicant's request to cancel the Situbondo Regent's decree Number: X.888/0116/431,303. 3.3/SK./2020 January 23, 2020, which declares the dishonorable discharge of the applicant. The regent's decree is legally flawed because it does not have a proper legal basis. ASN employees who commit crimes outside of the office cannot be dishonorably discharged, except for criminal acts sentenced to imprisonment for more than two years. Meanwhile, Article 87, paragraph 4 of Law Number 5 of 2014 concerning State Civil Apparatus, states that an ASN can only be dishonorably dismissed if he commits a crime of office/crime related to his position. Keywords: State Civil Apparatus, Administrative Court, Crime, corruption. Abstrak: Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Dalam hal ini ASN menjadi bagian dari pemerintahan negara dimana dalam menjalankan profensinya harus jujur, bertanggung jawab dan berintegeritas tinggi serta mematuhi kode etik jabatan. ASN yang melanggar kode etik dapat diberhentikan secara tidak hormat dengan dikeluarkan keputusan pejabat tata usaha negara. Termasuk dalam hal dilakukannya tindak pidana oleh ASN yang dapat mengurangi integritasnya sebagai pejabat negara. Penelitian ini membahas tentang pemberhentian ASN dari jabatannya ketika melakukan tindak pidana korupsi diluar jabatan, yaitu putusan PTUN Surabaya nomor 71/G/2020/PTUN.SBY yang mengabulkan permohonan pemohon untuk membatalkan surat keputusan Bupati Situbondo Nomor: X.888/0116/431.303.3.3/SK./2020 Tanggal 23 Januari 2020 yang menyatakan pemberhentian tidak terhormat atas pemohon. Surat keputusan bupati tersebut adalah cacat yuridis karena tidak memiliki dasar hukum yang tepat. Pegawai ASN yang melakukan tindak pidana di luar jabatan tidak dapat diberhentikan secara tidak hormat kecuali tindak pidana yang dijatuhi hukuman penjara lebih dari 2 tahun. Sementara itu pada Pasal 87 ayat 4 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara menyatakan sesorang ASN hanya dapat dipecat dengan tidak hormat apabila melakukan tindak pidana jabatan/tindak pidana yang berhubungan dengan jabatan. Kata Kunci: Aparatur Sipil Negara, PTUN, Tindak Pidana, k
摘要:国家民事机构(ASN)是指在政府机关工作的公务员和有工作协议的政府雇员。在这种情况下,ASN是州政府的一部分,他们必须诚实,负责,具有高度的诚信,并遵守职位道德规范。违反道德准则的ASN可以由国家行政官员发布决定予以开除。包括ASN犯下犯罪行为的案件可能会降低他作为国家官员的诚信。本研究讨论了ASN在办公室外实施非法腐败行为时被解雇的情况,即泗水行政法院第71/G/2020/PTUN号判决。SBY批准了申请人取消斯图邦多摄政王法令的请求:X.888/0116/431,303。3.3 / SK。2020年1月23日,宣布申请人被开除军籍。摄政王的法令在法律上是有缺陷的,因为它没有适当的法律依据。爱生员工在办公室外犯罪,除被判处两年以上监禁的犯罪行为外,不会被开除。同时,2014年关于国家民用机器的第5号法律第87条第4款规定,如果ASN犯了与其职位有关的职务犯罪/犯罪,则只能被不体面地解雇。关键词:国家民事机构;行政法院;犯罪;摘要:Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan pegawai negeri Sipil dan pegawai peremerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja padas instansi pemerintah。Dalam hal ini ASN menjadi bagian dari pemerininhan negara Dalam menjankan profensinya harus jujur, bertanggung jawab dan integeritas serta mematuhi kode etik jabatan。爱生爱生,爱生爱,爱生爱,爱生爱,爱生爱,爱生爱,爱生爱。Termasuk dalam hal dilakukannya tindak pidana oleh ASN yang dapat mengurangi integritya sebagai pejabat negara。Penelitian ini成员已tentang pemberhentian ASN dari jabatannya ketika melakukan tindak pidana korupsi dilar jabatan, yitu putusan PTUN泗水71/G/2020/PTUN。by yang mengabulkan permohonan pemohon untuk membatalkan surat keputusan Bupati sitbondo Nomor: X.888/0116/431.303.3.3/SK。/2020唐加尔2020年1月23日yang menyatakan pemberhenentian tidak terma atatas pemohon。苏拉特·克普图桑·布帕蒂特,但阿达拉·卡特,尤利希斯,karena, kiliki, dasar, hukum yang, tepat。别加威,杨,美拉古坎,美拉古坎,美拉古坎,美拉古坎,美拉古坎,美拉古坎,美拉古坎,美拉古坎,美拉古坎,美拉古坎,美拉古坎,美拉古坎,美拉古坎,美拉古坎,美拉古坎,美拉古坎。2014年7月1日,在新加坡,在新加坡,在新加坡,在新加坡,在新加坡,在新加坡,在新加坡,在新加坡,在新加坡,在新加坡,在新加坡,在新加坡,在新加坡,在新加坡,在新加坡,在新加坡,在新加坡,在新加坡,在新加坡。Kata Kunci: Aparatur Sipil Negara, PTUN, Tindak Pidana, korupsi。
{"title":"Analisis Yuridis terhadap Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil yang Melakukan Tindak Pidana Korupsi","authors":"Hanifatuz Zissa Rohmana, Rizal Faiz Mahtum, Zian Marchyana, Fatkhur Roziqin","doi":"10.15642/mal.v2i2.52","DOIUrl":"https://doi.org/10.15642/mal.v2i2.52","url":null,"abstract":"Abstract: State Civil Apparatus (ASN) are civil servants and government employees with work agreements who work for government agencies. In this case, ASN is part of the state government, wherein they must be honest, responsible, have high integrity, and comply with the position code of ethics. ASN who violates the code of ethics can be dishonorably discharged by issuing a decision by a state administrative official. Including the case of committing a criminal act by ASN can reduce his integrity as a state official. This study discusses the dismissal of ASN from their position when committing an illegal act of corruption outside of the office, namely the Surabaya Administrative Court decision number 71/G/2020/PTUN.SBY granted the applicant's request to cancel the Situbondo Regent's decree Number: X.888/0116/431,303. 3.3/SK./2020 January 23, 2020, which declares the dishonorable discharge of the applicant. The regent's decree is legally flawed because it does not have a proper legal basis. ASN employees who commit crimes outside of the office cannot be dishonorably discharged, except for criminal acts sentenced to imprisonment for more than two years. Meanwhile, Article 87, paragraph 4 of Law Number 5 of 2014 concerning State Civil Apparatus, states that an ASN can only be dishonorably dismissed if he commits a crime of office/crime related to his position. Keywords: State Civil Apparatus, Administrative Court, Crime, corruption. Abstrak: Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Dalam hal ini ASN menjadi bagian dari pemerintahan negara dimana dalam menjalankan profensinya harus jujur, bertanggung jawab dan berintegeritas tinggi serta mematuhi kode etik jabatan. ASN yang melanggar kode etik dapat diberhentikan secara tidak hormat dengan dikeluarkan keputusan pejabat tata usaha negara. Termasuk dalam hal dilakukannya tindak pidana oleh ASN yang dapat mengurangi integritasnya sebagai pejabat negara. Penelitian ini membahas tentang pemberhentian ASN dari jabatannya ketika melakukan tindak pidana korupsi diluar jabatan, yaitu putusan PTUN Surabaya nomor 71/G/2020/PTUN.SBY yang mengabulkan permohonan pemohon untuk membatalkan surat keputusan Bupati Situbondo Nomor: X.888/0116/431.303.3.3/SK./2020 Tanggal 23 Januari 2020 yang menyatakan pemberhentian tidak terhormat atas pemohon. Surat keputusan bupati tersebut adalah cacat yuridis karena tidak memiliki dasar hukum yang tepat. Pegawai ASN yang melakukan tindak pidana di luar jabatan tidak dapat diberhentikan secara tidak hormat kecuali tindak pidana yang dijatuhi hukuman penjara lebih dari 2 tahun. Sementara itu pada Pasal 87 ayat 4 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara menyatakan sesorang ASN hanya dapat dipecat dengan tidak hormat apabila melakukan tindak pidana jabatan/tindak pidana yang berhubungan dengan jabatan. Kata Kunci: Aparatur Sipil Negara, PTUN, Tindak Pidana, k","PeriodicalId":377312,"journal":{"name":"Ma’mal: Jurnal Laboratorium Syariah dan Hukum","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122265167","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract: This study aims to find out how the implications of the Supreme Court's Decision No. 44 P/Hum/2019 on the position of the presidential and vice-presidential elections in 2019 and 2024. This research is normative juridical research that examines Law no. 7 of 2017 concerning General Elections and Law no. 42 of 2008 concern the General Election of President and Vice President. In addition, the author also uses the Constitutional Court Decision No. 50/PUU-XII/2014 and Supreme Court Decision No. 44 P/Hum/2019 as a form of different decisions that result in different views regarding the determination of the results of the 2019 presidential and vice-presidential elections. The conclusion of this study is Supreme Court Decision No. 44/P/Hum/2019 has no implications for the elected pairs of presidential and vice-presidential candidates. The elected president is still declared valid in the first round of voting even though there are differences between the Supreme Court's decisions and the Constitutional Court because the findings of the Constitutional Court are final and binding. The suggestions from this research are, first, to make a clear separation between the authority of the Constitutional Court and the Supreme Court so that the main functions of the court of justice and the court of law are precise. Second, revise Law Number 7 of 2017 concerning General Elections related to the number of votes to determine the elected presidential and vice-presidential candidates. Keywords: Constitutional Court, Supreme Court, Judicial Review, General Election. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implikasi Putusan Mahkamah Agung No. 44 P/Hum/2019 terhadap kedudukan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2019 dan 2024. Penelitian ini adalah penelitian yuridis normatif yang mengkaji Undang-undang No. 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum dan Undang-undang No. 42 tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden. Selain itu, penulis juga menggunakan Putusan Mahkamah Konstitusi No. 50/PUU-XII/2014 dan Putusan Mahkamah Agung No. 44 P/Hum/2019 sebagai bentuk perbedaan putusan yang berakibat pada perbedaan pandangan terkait penetapan hasil pemilihan presiden dan wakil presiden terpilih 2019. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Putusan Mahkamah Agung No. 44/P/Hum/2019 tidak berimplikasi terhadap pasangan terpilih calon presiden dan wakil presiden 2019. Presiden terpilih tetap dinyatakan sah pada pemilihan suara putaran pertama sekalipun terdapat perbedaan antara putusan Mahkamah Agung dan juga Mahkamah Konstitusi, dikarenakan putusan Mahkamah Konstitusi yang bersifat final and binding. Saran dari penelitian ini yaitu pertama, melakukan pemisahan yang jelas antara kewenangan Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung, sehingga jelas tupoksi antara court of justice dan court of law. Kedua, melakukan revisi terhadap Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum terkait jumlah suara penetapan calon presiden dan wakil preside
摘要:本研究旨在探讨美国最高法院第44号P/Hum/2019号判决对2019年和2024年美国总统和副总统选举形势的影响。本研究是检验第1号法的规范性法学研究。2017年第7号关于大选的法律。2008年第42号决议涉及总统和副总统大选。此外,提交人还使用宪法法院第50/PUU-XII/2014号决定和最高法院第44 P/Hum/2019号决定作为不同决定的一种形式,导致对2019年总统和副总统选举结果的确定产生不同的看法。这项研究的结论是,最高法院第44/P/Hum/2019号决定对当选的总统和副总统候选人没有影响。尽管大法院和宪法法院的判决存在差异,但在第一轮投票中,当选总统仍然被宣布为有效,因为宪法法院的判决是最终的,具有约束力。本文提出的建议是:首先,明确区分宪法法院和大法院的权限,明确法院和法院的主要职能。第二,修改2017年第7号《议会选举法》中有关总统、副总统候选人得票数的规定。关键词:宪法法院,最高法院,司法审查,大选摘要:Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implikasi Putusan Mahkamah Agung No. 44 P/Hum/2019 terhadap kedudukan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2019 dan 2024。Penelitian ini adalah Penelitian yuridis normatim yang mengkaji Undang-undang 7号tahun 2017 tenang Pemilihan Umum dan Undang-undang unang -undang 42号tahun 2008 tenang Pemilihan Umum主席dan Wakil主席。Selain itu, penulis juga menggunakan Putusan Mahkamah konstitui No. 50/PUU-XII/2014 dan Putusan Mahkamah Agung No. 44 P/Hum/2019 sebagai bentuk perbedaan Putusan yang berakibat pada perbedaan pandangan terkait penetapan hasil pemilihan presiden danwakil presiden terpilih 2019。kespulpulan dari penelitian ini adalah Putusan Mahkamah Agung No. 44/P/Hum/2019 tidak berimplikasi terhadap pasangan terpilih calon presiden dan wakil presiden 2019。主席terpilii tettyatakan sada penilihan suara putaran pertama sekalipun terdapat perbedaan antara putuan Mahkamah Agung dan juga Mahkamah Konstitusi, dikarenakan putusan Mahkamah Konstitusi yang是最终和有约束力的。Saran dari penelitian ini yyitu pertama, melakukan pesmiahan yang jelas antara kewenangan Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung, sehinga jelas tupoksi antara法院和法院。2017年10月7日,马来西亚人民代表大会主席兼全国人民代表大会主席兼全国人民代表大会主席。Kata Kunci: Mahkamah Konstitusi, Mahkamah Agung,司法审查,Pemilihan Umum。
{"title":"Implikasi Putusan Uji Materi Mahkamah Agung terhadap Kedudukan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2019 dan 2024","authors":"Khosnol Khotimah","doi":"10.15642/mal.v2i2.85","DOIUrl":"https://doi.org/10.15642/mal.v2i2.85","url":null,"abstract":"Abstract: This study aims to find out how the implications of the Supreme Court's Decision No. 44 P/Hum/2019 on the position of the presidential and vice-presidential elections in 2019 and 2024. This research is normative juridical research that examines Law no. 7 of 2017 concerning General Elections and Law no. 42 of 2008 concern the General Election of President and Vice President. In addition, the author also uses the Constitutional Court Decision No. 50/PUU-XII/2014 and Supreme Court Decision No. 44 P/Hum/2019 as a form of different decisions that result in different views regarding the determination of the results of the 2019 presidential and vice-presidential elections. The conclusion of this study is Supreme Court Decision No. 44/P/Hum/2019 has no implications for the elected pairs of presidential and vice-presidential candidates. The elected president is still declared valid in the first round of voting even though there are differences between the Supreme Court's decisions and the Constitutional Court because the findings of the Constitutional Court are final and binding. The suggestions from this research are, first, to make a clear separation between the authority of the Constitutional Court and the Supreme Court so that the main functions of the court of justice and the court of law are precise. Second, revise Law Number 7 of 2017 concerning General Elections related to the number of votes to determine the elected presidential and vice-presidential candidates.\u0000Keywords: Constitutional Court, Supreme Court, Judicial Review, General Election.\u0000 \u0000Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implikasi Putusan Mahkamah Agung No. 44 P/Hum/2019 terhadap kedudukan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2019 dan 2024. Penelitian ini adalah penelitian yuridis normatif yang mengkaji Undang-undang No. 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum dan Undang-undang No. 42 tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden. Selain itu, penulis juga menggunakan Putusan Mahkamah Konstitusi No. 50/PUU-XII/2014 dan Putusan Mahkamah Agung No. 44 P/Hum/2019 sebagai bentuk perbedaan putusan yang berakibat pada perbedaan pandangan terkait penetapan hasil pemilihan presiden dan wakil presiden terpilih 2019. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Putusan Mahkamah Agung No. 44/P/Hum/2019 tidak berimplikasi terhadap pasangan terpilih calon presiden dan wakil presiden 2019. Presiden terpilih tetap dinyatakan sah pada pemilihan suara putaran pertama sekalipun terdapat perbedaan antara putusan Mahkamah Agung dan juga Mahkamah Konstitusi, dikarenakan putusan Mahkamah Konstitusi yang bersifat final and binding. Saran dari penelitian ini yaitu pertama, melakukan pemisahan yang jelas antara kewenangan Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung, sehingga jelas tupoksi antara court of justice dan court of law. Kedua, melakukan revisi terhadap Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum terkait jumlah suara penetapan calon presiden dan wakil preside","PeriodicalId":377312,"journal":{"name":"Ma’mal: Jurnal Laboratorium Syariah dan Hukum","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116702685","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract: This study aims to determine how zakat and sadaqah management in the Darussalam Mosque Rayung Kepuhrejo Kudu Jombang district during the Covid-19 pandemic. This study uses a descriptive research method that describes the implementation and management of administration, calculation, and distribution of zakat and sadaqah in the Darussalam Mosque Rayung Kepuhrejo. Data collection techniques in this study used primary and secondary data sources as the basis of reference obtained through observation and interviews and literature and literature reviews. This study indicates that the management of zakat and sadaqah at the Darussalam Mosque during the Covid 19 pandemic went well and by Islamic law. Darussalam Mosque receives zakat from muzakki and distributes it to the needy, poor, and amil at the end of Ramadan. While the acquisition of sadaqah funds comes from the congregation of Friday prayers, Eid prayers, and Eid prayers. The sadaqah funds are used as compensation to residents in need and to repair and renovate the Darussalam Mosque Keywords: Management, Zakat, Shadaqah, Darussalam mosque. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan zakat dan shadaqah di Masjid Darussalam dusun Rayung desa Kepuhrejo kecamatan Kudu kabupaten Jombang pada masa pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yang menjelaskan mengenai pelaksanaan dan pengelolaan zakat dan shadaqah di Masjid Darussalam Rayung Kepuhrejo Jombang Jawa Timur. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan sumber data primer yaitu ta’mir dan jama’ah masjid Darussalam dan sumber data sekunder yaitu buku-buku yang berkaitan dengan zakat dan shadaqah. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan zakat dan shadaqah di Masjid Darussalam pada masa pandemi covid 19 berjalan dengan baik dan sesuai dengan syariat Islam. Masjid Darussalam menerima zakat dari para muzakki dan menyalurkannya kepada fakir, miskin dan amil di akhir bulan Ramadhan. Sedangkan perolehanan dana shadaqah berasal dari jama'ah shalat Jum'at, shalat hari Raya Idul Fitri dan shalat hari Raya Idul Adha. Dana shadaqah tersebut digunakan sebagai santunan ke warga yang membutuhkan dan untuk keperluan memperbaiki dan merenovasi Masjid Darussalam. Kata Kunci : Pengelolaan, Zakat, Shadaqah, Masjid Darussalam.
摘要:本研究旨在了解新冠疫情期间,达鲁萨兰国清真寺Rayung Kepuhrejo Kudu Jombang区的天课和斋戒管理情况。本研究采用描述性研究方法,描述了达鲁萨兰国清真寺Rayung Kepuhrejo的天课和sadaqah的行政、计算和分配的实施和管理。本研究的数据收集技术采用一手和二手数据来源作为参考依据,通过观察和访谈以及文献和文献综述获得。这项研究表明,在新冠肺炎大流行期间,达鲁萨兰国清真寺的天课和斋戒管理进展顺利,符合伊斯兰教法。达鲁萨兰国清真寺从穆扎基那里接受天课,并在斋月结束时将其分发给有需要的人、穷人和军队。而sadaqah资金的获取则来自星期五祈祷,开斋节祈祷和开斋节祈祷的集会。萨达卡基金用于补偿有需要的居民,并用于修复和翻新达鲁萨兰国清真寺。关键词:管理,天课,沙达卡,达鲁萨兰国清真寺。摘要:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalis pengelolaan zakat dan shadaqah di Masjid Darussalam dusun Rayung desa Kepuhrejo kecamatan Kudu kabupaten Jombang pada masa Covid-19。Penelitian ini menggunakan方法Penelitian desktitif alitatif yang menjelaskan mengenai pelaksanaan dan penelolaan zakat dan shadaqah di Masjid Darussalam Rayung Kepuhrejo jjbang Jawa Timur。Teknik pengumpulan数据dalam penelitian ini menggunakan sumber数据底漆yaitu ta 'mir丹jama 'ah masjid丹达鲁萨兰国sumber数据sekunder yaitu buku-buku杨berkaitan dengan天课丹shadaqah。数据、数据、观测、数据和文献。我在这里是说,我在这里是说,我在这里是说,我在这里是说,我在这里是说,我在这里是说。达鲁萨兰国清真寺,斋月,斋月。Sedangkan perolehanan dana shadaqah berasal dari jama'ah shalat jumat, shalat hari Raya Idul Fitri dan shalat hari Raya Idul Adha。Dana shadaqah tersebut digunakan sebagai sanunan ke warga yang membutuhkan dan untuk keperluan memperbaiki dan merenovasi清真寺达鲁萨兰国。Kata Kunci: Pengelolaan,天课,Shadaqah,达鲁萨兰国清真寺。
{"title":"Pengelolaan Zakat dan Shadaqah di Masjid Darussalam Rayung Kepuhrejo Kudu Jombang pada Masa Pandemi Covid 19","authors":"Inggita Khusnul Qotimah, Iin Indriani, Imron Mustofa, Nurlailatul Musyafa’ah","doi":"10.15642/mal.v2i2.91","DOIUrl":"https://doi.org/10.15642/mal.v2i2.91","url":null,"abstract":"Abstract: This study aims to determine how zakat and sadaqah management in the Darussalam Mosque Rayung Kepuhrejo Kudu Jombang district during the Covid-19 pandemic. This study uses a descriptive research method that describes the implementation and management of administration, calculation, and distribution of zakat and sadaqah in the Darussalam Mosque Rayung Kepuhrejo. Data collection techniques in this study used primary and secondary data sources as the basis of reference obtained through observation and interviews and literature and literature reviews. This study indicates that the management of zakat and sadaqah at the Darussalam Mosque during the Covid 19 pandemic went well and by Islamic law. Darussalam Mosque receives zakat from muzakki and distributes it to the needy, poor, and amil at the end of Ramadan. While the acquisition of sadaqah funds comes from the congregation of Friday prayers, Eid prayers, and Eid prayers. The sadaqah funds are used as compensation to residents in need and to repair and renovate the Darussalam Mosque\u0000Keywords: Management, Zakat, Shadaqah, Darussalam mosque.\u0000Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan zakat dan shadaqah di Masjid Darussalam dusun Rayung desa Kepuhrejo kecamatan Kudu kabupaten Jombang pada masa pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yang menjelaskan mengenai pelaksanaan dan pengelolaan zakat dan shadaqah di Masjid Darussalam Rayung Kepuhrejo Jombang Jawa Timur. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan sumber data primer yaitu ta’mir dan jama’ah masjid Darussalam dan sumber data sekunder yaitu buku-buku yang berkaitan dengan zakat dan shadaqah. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan zakat dan shadaqah di Masjid Darussalam pada masa pandemi covid 19 berjalan dengan baik dan sesuai dengan syariat Islam. Masjid Darussalam menerima zakat dari para muzakki dan menyalurkannya kepada fakir, miskin dan amil di akhir bulan Ramadhan. Sedangkan perolehanan dana shadaqah berasal dari jama'ah shalat Jum'at, shalat hari Raya Idul Fitri dan shalat hari Raya Idul Adha. Dana shadaqah tersebut digunakan sebagai santunan ke warga yang membutuhkan dan untuk keperluan memperbaiki dan merenovasi Masjid Darussalam.\u0000Kata Kunci : Pengelolaan, Zakat, Shadaqah, Masjid Darussalam.","PeriodicalId":377312,"journal":{"name":"Ma’mal: Jurnal Laboratorium Syariah dan Hukum","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122774243","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
N. Fahmi, Nurul Hikmah, Moh. Usvi, D. Nur, Eka Chandra, Sanuri Sanuri
Abstract: This study aims to analyze the Kediri Religious Court Number 0018/Pdt.P/2020/PA decision.Kdr. About Marriage Dispensation. Marriage dispensation has the meaning of an exception from the general rule for exceptional circumstances concerning the age of marriage, namely relief from restrictions. In the case of a marriage dispensation application filed at the Kediri Religious Court, the judge granted the Petitioner's request with a marriage dispensation to his 18-year-old daughter. The verdict is based on evidence and witnesses in court. Among the witness statements are that although the daughter is still 18 years old, she is already good at taking care of the housework, the husband-to-be who works as an entrepreneur earns Rp. 2,500,000 every month, the prospective bride and groom have been in love for two years, so the marriage is done to prevent forbidden things between them. In the perspective of Islamic law, the request is by the fiqh rule "Rejecting damage takes precedence over bringing benefit (which is not certain)." Keywords: Kediri City Religious Court, Prospective Bride, Marriage Dispensation. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis putusan Pengadilan Agama Kediri Nomor 0018/Pdt.P/2020/PA.Kdr. tentag Dispensasi Kawin. Dispensasi kawin mempunyai arti pengecualian dari aturan umum untuk keadaan yang khusus tentang usia perkawinan, yakni keringanan atas batasan. Pada perkara permohonan dispensasi kawin yang diajukan di Pengadilan Agama kediri ini, hakim mengabulkan permohonan Pemohon dengan dispensasi kawin kepada putrinya yang berusia 18 tahun. Putusan tersebut didasarkan pada bukti dan saksi di pengadilan. Di antara keterangan saksi adalah meski sang anak perempuan masih berusia 18 namun ia sudah pandai mengurus pekerjaan rumah, calon suami yang bekerja sebagai wiraswasta berpenghasilan Rp. 2.500.000 setiap bulan, calon mempelai telah menjalin asmara selama 2 tahun sehingga perkawinan dilakukan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang terlarang di antara keduanya. Dalam perspetif hukum Islam, permohonan tersebut sesuai dengan kaidah fikih “Menolak kerusakan lebih didahulukan daripada mendatangkan kemaslahatan (yang belum pasti)”. Kata Kunci: Pengadilan Agama Kota Kediri, Calon Mempelai, Dispensasi Kawin.
摘要:本研究旨在分析Kediri宗教法庭编号0018/Pdt。P / 2020 / PA decision.Kdr。关于婚姻分配。婚姻豁免的含义是对有关结婚年龄的例外情况的一般规则的例外,即免除限制。在Kediri宗教法院提出的婚姻豁免申请中,法官批准了请愿人的请求,并批准了他18岁的女儿的婚姻豁免。判决是根据法庭上的证据和证人作出的。在证人的陈述中,女儿虽然还只有18岁,但她已经很擅长做家务,未来的丈夫是一名企业家,每月收入250万卢比,未来的新娘和新郎已经恋爱两年了,所以结婚是为了防止他们之间发生禁忌的事情。从伊斯兰教法的角度来看,这一请求是根据“拒绝损害优先于带来利益(这是不确定的)”的伊斯兰教规提出的。关键词:克迪里市宗教法院,准新娘,婚姻豁免。摘要:Penelitian ini bertujuan untuk menganalis putusan Pengadilan Agama Kediri Nomor 0018/Pdt.P/2020/PA.Kdr。tentag Dispensasi Kawin。这是一个很好的例子,它是一个很好的例子,它是一个很好的例子,它是一个很好的例子。padadperkara permohonan dispensasi kawin yang diajukan di Pengadilan Agama kediri ini, hakim mengabulkan permohonan Pemohon dengan dispensasi kawin kepada putrinya yang berusia 18 tahun。Putusan tersebut didasarkan pada bukti dan saksi di pengadilan。2.中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:“Menolak kerusakan lebih didahulukan daripada mendatangkan kemaslahatan (yang belum pasti)”。Kata Kunci: Pengadilan Agama Kota Kediri, Calon Mempelai, Dispensasi Kawin。
{"title":"Analisis Putusan Pengadilan Agama Kota Kediri Nomor 0018/Pdt.P/2020/PA.Kdr tentang Dispensasi Kawin","authors":"N. Fahmi, Nurul Hikmah, Moh. Usvi, D. Nur, Eka Chandra, Sanuri Sanuri","doi":"10.15642/mal.v2i2.59","DOIUrl":"https://doi.org/10.15642/mal.v2i2.59","url":null,"abstract":"Abstract: This study aims to analyze the Kediri Religious Court Number 0018/Pdt.P/2020/PA decision.Kdr. About Marriage Dispensation. Marriage dispensation has the meaning of an exception from the general rule for exceptional circumstances concerning the age of marriage, namely relief from restrictions. In the case of a marriage dispensation application filed at the Kediri Religious Court, the judge granted the Petitioner's request with a marriage dispensation to his 18-year-old daughter. The verdict is based on evidence and witnesses in court. Among the witness statements are that although the daughter is still 18 years old, she is already good at taking care of the housework, the husband-to-be who works as an entrepreneur earns Rp. 2,500,000 every month, the prospective bride and groom have been in love for two years, so the marriage is done to prevent forbidden things between them. In the perspective of Islamic law, the request is by the fiqh rule \"Rejecting damage takes precedence over bringing benefit (which is not certain).\"\u0000Keywords: Kediri City Religious Court, Prospective Bride, Marriage Dispensation.\u0000Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis putusan Pengadilan Agama Kediri Nomor 0018/Pdt.P/2020/PA.Kdr. tentag Dispensasi Kawin. Dispensasi kawin mempunyai arti pengecualian dari aturan umum untuk keadaan yang khusus tentang usia perkawinan, yakni keringanan atas batasan. Pada perkara permohonan dispensasi kawin yang diajukan di Pengadilan Agama kediri ini, hakim mengabulkan permohonan Pemohon dengan dispensasi kawin kepada putrinya yang berusia 18 tahun. Putusan tersebut didasarkan pada bukti dan saksi di pengadilan. Di antara keterangan saksi adalah meski sang anak perempuan masih berusia 18 namun ia sudah pandai mengurus pekerjaan rumah, calon suami yang bekerja sebagai wiraswasta berpenghasilan Rp. 2.500.000 setiap bulan, calon mempelai telah menjalin asmara selama 2 tahun sehingga perkawinan dilakukan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang terlarang di antara keduanya. Dalam perspetif hukum Islam, permohonan tersebut sesuai dengan kaidah fikih “Menolak kerusakan lebih didahulukan daripada mendatangkan kemaslahatan (yang belum pasti)”.\u0000Kata Kunci: Pengadilan Agama Kota Kediri, Calon Mempelai, Dispensasi Kawin.","PeriodicalId":377312,"journal":{"name":"Ma’mal: Jurnal Laboratorium Syariah dan Hukum","volume":"68 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125762768","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}