Perbedaan generasi dalam memasuki dunia kerja dapat menimbulkan masalah tersendiri. Perbedaan tersebut terjadi antara generasi X dan generasi Y. Karakter berbeda yang dibawa oleh generasi Y mengharuskan perusahaan untuk menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan karakter generasi Y. gaya kepemimpinan yang sesuai akan meningkatkan work engagement generasi Y sehingga dapat membuat mereka tidak hanya loyal dengan pekerjaannya tetapi juga loyal terhadap perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gaya kepemimpinan coaching dengan work engagement pada karyawan generasi Y. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan generasi Y di PT. Karya Satria di Semarang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu teknik sampling populasi atau teknik sampling jenuh.. Alat ukur yang digunakan adalah skala gaya kepemimpinan coaching (26 aitem, α= 0,892) dan Skala work engagement yang di modifikasi dari The Utrecht Wrok Egagement Scale (UWES) (29 aitem, α= 0,907). Analisis data menggunakan regresi sederhana dengan hasil yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara gaya kepemimpinan coaching dengan work engagement pada karyawan generasi Y sebesar rxy=0.653; dengan p = 0,000 (p<0,001).
{"title":"HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN COACHING DENGAN WORK ENGAGEMENT KARYAWAN GENERASI MILENIAL DI PT. KARYA SATRIA JAWA TENGAH","authors":"Endah Mujiasih","doi":"10.14710/empati.0.36744","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/empati.0.36744","url":null,"abstract":"Perbedaan generasi dalam memasuki dunia kerja dapat menimbulkan masalah tersendiri. Perbedaan tersebut terjadi antara generasi X dan generasi Y. Karakter berbeda yang dibawa oleh generasi Y mengharuskan perusahaan untuk menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan karakter generasi Y. gaya kepemimpinan yang sesuai akan meningkatkan work engagement generasi Y sehingga dapat membuat mereka tidak hanya loyal dengan pekerjaannya tetapi juga loyal terhadap perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gaya kepemimpinan coaching dengan work engagement pada karyawan generasi Y. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan generasi Y di PT. Karya Satria di Semarang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu teknik sampling populasi atau teknik sampling jenuh.. Alat ukur yang digunakan adalah skala gaya kepemimpinan coaching (26 aitem, α= 0,892) dan Skala work engagement yang di modifikasi dari The Utrecht Wrok Egagement Scale (UWES) (29 aitem, α= 0,907). Analisis data menggunakan regresi sederhana dengan hasil yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara gaya kepemimpinan coaching dengan work engagement pada karyawan generasi Y sebesar rxy=0.653; dengan p = 0,000 (p<0,001).","PeriodicalId":395599,"journal":{"name":"Jurnal EMPATI","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124496551","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pondok pesantren mahasiswa merupakan lembaga pendidikan ilmu agama Islam yang menampung santri sekaligus berstatus sebagai mahasiswa. Efikasi diri akademik merupakan keyakinan individu terhadap kemampuan dalam mencapai performansi akademik yang diinginkan. Setiap individu memiliki faktor penentu keberhasilan akademik, salah satunya adalah keterlibatan individu dalam kegiatan akademik yang disebut dengan student engagement. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri akademik dengan student engagement pada santri di Pondok Pesantren Mahasiswa Bina Khoirul Insan Semarang. Populasi dalam penelitian ini adalah santri PPM Bina Khoirul Insan Semarang yang memenuhi karakteristik penelitian sebanyak 140 santri dengan sampel penelitian sebanyak 100 santri. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu teknik purposive sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Skala Efikasi Diri Akademik (22 aitem, α = 0,028) dan Skala Student Engagement (27 aitem, α = 0,018). Hasil penelitian menggunakan data uji non parametrik Rank-Spearman menunjukkan bahwa adanya hubungan yang positif antara variabel efikasi diri akademik dan student engagement (r = 0,660; p = 0.00). Hal ini menunjukkan semakin tinggi efikasi diri akademik, maka semakin tinggi student engagement santri di pondok pesantren mahasiswa. Sebaliknya, semakin rendah efikasi diri akademik, maka semakin rendah student engagement santri di pondok pesantren mahasiswa.
学生寄宿学校是一所伊斯兰宗教科学教育机构,容纳santri和他的学生身份。学术自我辩护是个人对完成学术表现的能力的信心。每个人都有一个决定学术成功的因素,其中一个因素是个人参与所谓的学生参与的学术活动。本研究的目的是确定学术自我正人化与学生在学生学生Bina Khoirul Insan Semarang的对生关系。本研究的种群为santri PPM Bina Khoirul Insan Semarang,其特征为140 santri研究,样本为100 santri进行研究。采用的抽样技术是采样技术。仪表的使用范围是学术Efikasi自己(22 aitem,α= 0.028)和学生规模订婚(27 aitem,α= 0.018)。使用Rank-Spearman的非参数数据进行的研究表明,学术自我定义变量与学生接触(r = 660;p = 0)。这表明学生的自我意识越高,学生对学生寄宿学校的要求就越高。相反,学术情态越低,学生对学生寄宿学校的接触就越低。
{"title":"HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN STUDENT ENGAGEMENT PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN MAHASISWA BINA KHOIRUL INSAN SEMARANG","authors":"Fadhillah Rahmawati Agustina, Diana Rusmawati","doi":"10.14710/empati.0.36741","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/empati.0.36741","url":null,"abstract":"Pondok pesantren mahasiswa merupakan lembaga pendidikan ilmu agama Islam yang menampung santri sekaligus berstatus sebagai mahasiswa. Efikasi diri akademik merupakan keyakinan individu terhadap kemampuan dalam mencapai performansi akademik yang diinginkan. Setiap individu memiliki faktor penentu keberhasilan akademik, salah satunya adalah keterlibatan individu dalam kegiatan akademik yang disebut dengan student engagement. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri akademik dengan student engagement pada santri di Pondok Pesantren Mahasiswa Bina Khoirul Insan Semarang. Populasi dalam penelitian ini adalah santri PPM Bina Khoirul Insan Semarang yang memenuhi karakteristik penelitian sebanyak 140 santri dengan sampel penelitian sebanyak 100 santri. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu teknik purposive sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Skala Efikasi Diri Akademik (22 aitem, α = 0,028) dan Skala Student Engagement (27 aitem, α = 0,018). Hasil penelitian menggunakan data uji non parametrik Rank-Spearman menunjukkan bahwa adanya hubungan yang positif antara variabel efikasi diri akademik dan student engagement (r = 0,660; p = 0.00). Hal ini menunjukkan semakin tinggi efikasi diri akademik, maka semakin tinggi student engagement santri di pondok pesantren mahasiswa. Sebaliknya, semakin rendah efikasi diri akademik, maka semakin rendah student engagement santri di pondok pesantren mahasiswa.","PeriodicalId":395599,"journal":{"name":"Jurnal EMPATI","volume":"134 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123260699","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Burnout merupakan sindrom psikologis dari kelelahan, sinisme, dan inefficacy, yang dialami sebagai respon terhadap stres kerja kronis (Maslach & Leiter, 2007). Salah satu faktor yang mempengaruhi burnout yaitu psychological well-being. Penelitian ini bertujuan untuk menguji adanya hubungan negatif antara psychological well-being dengan burnout pada pekerja. Subjek dalam penelitian ini adalah pekerja PT. Pertamina Geothermal Energy Area Lahendong dengan status sebagai pwtt (pekerja waktu tidak tertentu) sebanyak 42 orang dipilih berdasarkan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu berupa kuisioner. Skala yang digunakan untuk mengukur psychological well-being yaitu skala yang disusun oleh Ryff (1989), dan untuk mengukur burnout digunakan skala Maslach Burnout Inventory-General Survey (1996). Hubungan antara psychological well-being dengan burnout diuji dengan menggunakan uji korelasi product-moment pearson. Hasil dari penelitian menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara psychological well-being dengan burnout pada pekerja PT. Pertamina Geothermal Energy Area Lahendong dengan r = -0,286 dengan sig = 0,033 (p<0,05).
{"title":"HUBUNGAN ANTARA PSYCHOLOGICAL WELL-BEING DENGAN BURNOUT PADA PEKERJA PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY AREA LAHENDONG","authors":"Gloria G. Saraun Saraun, K. D. Ambarwati","doi":"10.14710/empati.0.36745","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/empati.0.36745","url":null,"abstract":"Burnout merupakan sindrom psikologis dari kelelahan, sinisme, dan inefficacy, yang dialami sebagai respon terhadap stres kerja kronis (Maslach & Leiter, 2007). Salah satu faktor yang mempengaruhi burnout yaitu psychological well-being. Penelitian ini bertujuan untuk menguji adanya hubungan negatif antara psychological well-being dengan burnout pada pekerja. Subjek dalam penelitian ini adalah pekerja PT. Pertamina Geothermal Energy Area Lahendong dengan status sebagai pwtt (pekerja waktu tidak tertentu) sebanyak 42 orang dipilih berdasarkan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu berupa kuisioner. Skala yang digunakan untuk mengukur psychological well-being yaitu skala yang disusun oleh Ryff (1989), dan untuk mengukur burnout digunakan skala Maslach Burnout Inventory-General Survey (1996). Hubungan antara psychological well-being dengan burnout diuji dengan menggunakan uji korelasi product-moment pearson. Hasil dari penelitian menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara psychological well-being dengan burnout pada pekerja PT. Pertamina Geothermal Energy Area Lahendong dengan r = -0,286 dengan sig = 0,033 (p<0,05).","PeriodicalId":395599,"journal":{"name":"Jurnal EMPATI","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129093997","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara leader-member exchange dengan job crafting pada karyawan Biro Administrasi Umum dan Keuangan (BAUK) Undip. Leader-member exchange merupakan sebuah persepsi yang muncul terhadap kualitas interaksi antara atasan dengan bawahan maupun sebaliknya yang terjalin di tempat kerja. Job crafting merupakan suatu perubahan yang dilakukan karyawan di tempat kerjanya baik secara fisik maupun kognitif dengan tujuan untuk memberikan pemaknaan baru bagi karyawan. Tiga dimensi pada job crafting ialah task crafting, relational crafting, dan cognitive crafting. Populasi penelitian ini berjumlah 92 orang karyawan BAUK dengan sampel sebanyak 60 orang dengan menggunakan teknik proportional sampling. Pengambilan data dilakukan menggunakan Skala Leader-Member Exchange (19 aitem: α = 0,753) dan Skala Job Crafting (31 aitem: α = 0,666). Analisis penelitian menggunakan regresi sederhana menghasilkan rxy = 0,557 dan p = 0,000 (p<0,05) yang berarti terdapat hubungan positif antara leader-member exchange dengan job crafting pada karyawan BAUK Undip. Leader-member exchange memberikan sumbangan efektif sebesar 31,1% terhadap job crafting, sedangkan sisa 68,9% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini.
{"title":"HUBUNGAN ANTARA LEADER-MEMBER EXCHANGE DENGAN JOB CRAFTING PADA KARYAWAN BIRO ADMINISTRASI UMUM DAN KEUANGAN UNIVERSITAS DIPONEGORO","authors":"Athiyyah Nanda Gumai, Harlina Nurtjahjanti","doi":"10.14710/empati.0.36737","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/empati.0.36737","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara leader-member exchange dengan job crafting pada karyawan Biro Administrasi Umum dan Keuangan (BAUK) Undip. Leader-member exchange merupakan sebuah persepsi yang muncul terhadap kualitas interaksi antara atasan dengan bawahan maupun sebaliknya yang terjalin di tempat kerja. Job crafting merupakan suatu perubahan yang dilakukan karyawan di tempat kerjanya baik secara fisik maupun kognitif dengan tujuan untuk memberikan pemaknaan baru bagi karyawan. Tiga dimensi pada job crafting ialah task crafting, relational crafting, dan cognitive crafting. Populasi penelitian ini berjumlah 92 orang karyawan BAUK dengan sampel sebanyak 60 orang dengan menggunakan teknik proportional sampling. Pengambilan data dilakukan menggunakan Skala Leader-Member Exchange (19 aitem: α = 0,753) dan Skala Job Crafting (31 aitem: α = 0,666). Analisis penelitian menggunakan regresi sederhana menghasilkan rxy = 0,557 dan p = 0,000 (p<0,05) yang berarti terdapat hubungan positif antara leader-member exchange dengan job crafting pada karyawan BAUK Undip. Leader-member exchange memberikan sumbangan efektif sebesar 31,1% terhadap job crafting, sedangkan sisa 68,9% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini.","PeriodicalId":395599,"journal":{"name":"Jurnal EMPATI","volume":"196 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133093777","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Remaja merupakan masa perubahan dari kanak-kanak menuju dewasa dan dipenuhi berbagai pergolakan, termasuk dalam beragama. Namun, terdapat remaja yang berafiliasi erat dengan komunitas beragama, bahkan bersedia melayani sebagai pengurus organisasi remaja gereja. Penelitian ini bertujuan memahami pengalaman remaja yang menjadi pengurus organisasi remaja gereja. Penelitian dilakukan dengan tiga orang partisipan yang dipilih dengan metode purposive sampling. Data diambil dengan metode wawancara semi-terstruktur dan dianalisis dengan Descriptive Phenomenological Analysis (DPA). Terdapat delapan sintesis tema yang ditemukan, yaitu: (1) Dorongan dan dukungan untuk aktif melayani di organisasi; (2) Perasaan cemas dan ragu ketika melayani; (3) Konflik dengan rekan organisasi; (4) Pelayanan terbaik sebagai wujud syukur; (5) Kesenangan dan kepuasan dalam melayani; (6) Kepedulian pada regenerasi dan kemajuan organisasi; (7) Dorongan memiliki kehidupan rohani yang lebih baik, dan (8) Dampak melayani bagi kehidupan personal. Esensi yang dapat diambil adalah adanya kohesivitas dalam organisasi tersebut, sehingga individu yang tadinya pasif memiliki keinginan untuk aktif di dalamnya. Selain itu, adanya pertumbuhan kerohanian dan personal yang dirasakan oleh individu yang terlibat dalam organisasi remaja gereja. Temuan dari penelitian ini dapat menjadi masukan dalam psikologi agama, khususnya terkait agama dan remaja.
{"title":"AKU MAU MELAYANIMU SEJAK MASA REMAJAKU” STUDI FENOMENOLOGIS DESKRIPTIF TENTANG PENGALAMAN REMAJA PENGURUS ORGANISASI REMAJA GEREJA DI GEREJA KRISTEN INDONESIA","authors":"Julietta Engelbertha Wiraputri, Y. L. Kahija","doi":"10.14710/empati.0.36738","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/empati.0.36738","url":null,"abstract":"Remaja merupakan masa perubahan dari kanak-kanak menuju dewasa dan dipenuhi berbagai pergolakan, termasuk dalam beragama. Namun, terdapat remaja yang berafiliasi erat dengan komunitas beragama, bahkan bersedia melayani sebagai pengurus organisasi remaja gereja. Penelitian ini bertujuan memahami pengalaman remaja yang menjadi pengurus organisasi remaja gereja. Penelitian dilakukan dengan tiga orang partisipan yang dipilih dengan metode purposive sampling. Data diambil dengan metode wawancara semi-terstruktur dan dianalisis dengan Descriptive Phenomenological Analysis (DPA). Terdapat delapan sintesis tema yang ditemukan, yaitu: (1) Dorongan dan dukungan untuk aktif melayani di organisasi; (2) Perasaan cemas dan ragu ketika melayani; (3) Konflik dengan rekan organisasi; (4) Pelayanan terbaik sebagai wujud syukur; (5) Kesenangan dan kepuasan dalam melayani; (6) Kepedulian pada regenerasi dan kemajuan organisasi; (7) Dorongan memiliki kehidupan rohani yang lebih baik, dan (8) Dampak melayani bagi kehidupan personal. Esensi yang dapat diambil adalah adanya kohesivitas dalam organisasi tersebut, sehingga individu yang tadinya pasif memiliki keinginan untuk aktif di dalamnya. Selain itu, adanya pertumbuhan kerohanian dan personal yang dirasakan oleh individu yang terlibat dalam organisasi remaja gereja. Temuan dari penelitian ini dapat menjadi masukan dalam psikologi agama, khususnya terkait agama dan remaja.","PeriodicalId":395599,"journal":{"name":"Jurnal EMPATI","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124012457","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Individu melakukan pengungkapan diri kepada orang yang dirasa dekat dan dapat dipercaya. Namun, di era digital ini, individu cenderung melakukan pengungkapan diri di media sosial seperti Instagram yang dapat dilihat siapapun termasuk orang yang tidak dekat atau tidak dikenal. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara pertemanan di dunia maya dengan pengungkapan diri pada pengguna Instagram. Populasi penelitian ini adalah pengguna Instagram di Indonesia dengan sampel penelitian berjumlah 241 orang pengguna Instagram berusia 18-24 tahun yang ditentukan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen UGM’s Online Friendship Scale (19 aitem, α=0,880) dan Skala Pengungkapan Diri (20 aitem, α=0,870) yang disusun peneliti digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Hasil analisis data menggunakan uji korelasi Spearmans’s Rho menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara pertemanan online dengan pengungkapan diri pada pengguna Instagram (rs=0,509; p<0,001). Hal ini menunjukkan semakin kuat hubungan pertemanan online individu maka semakin tinggi kecenderungan individu melakukan pengungkapan diri di Instagram, dan sebaliknya.
{"title":"PERTEMANAN ONLINE DAN PENGUNGKAPAN DIRI PADA DEWASA AWAL PENGGUNA INSTAGRAM","authors":"A. Rahmayanti, Annastasia Ediati","doi":"10.14710/empati.0.36740","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/empati.0.36740","url":null,"abstract":"Individu melakukan pengungkapan diri kepada orang yang dirasa dekat dan dapat dipercaya. Namun, di era digital ini, individu cenderung melakukan pengungkapan diri di media sosial seperti Instagram yang dapat dilihat siapapun termasuk orang yang tidak dekat atau tidak dikenal. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara pertemanan di dunia maya dengan pengungkapan diri pada pengguna Instagram. Populasi penelitian ini adalah pengguna Instagram di Indonesia dengan sampel penelitian berjumlah 241 orang pengguna Instagram berusia 18-24 tahun yang ditentukan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen UGM’s Online Friendship Scale (19 aitem, α=0,880) dan Skala Pengungkapan Diri (20 aitem, α=0,870) yang disusun peneliti digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Hasil analisis data menggunakan uji korelasi Spearmans’s Rho menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara pertemanan online dengan pengungkapan diri pada pengguna Instagram (rs=0,509; p<0,001). Hal ini menunjukkan semakin kuat hubungan pertemanan online individu maka semakin tinggi kecenderungan individu melakukan pengungkapan diri di Instagram, dan sebaliknya.","PeriodicalId":395599,"journal":{"name":"Jurnal EMPATI","volume":"65 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131873625","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kesiapan bersekolah dalam persepsi orang tua siswa PAUD. Kesiapan bersekolah merupakan prediktor bagi prestasi anak di jenjang pendidikan dasar sehingga menjadi sebuah konsep penting untuk diupayakan oleh orang tua dan guru. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif eksplorasial. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner terbuka. Analisis data atas respon dari 39 orang tua siswa memberikan gambaran mengenai kondisi yang dinilai penting dan teridentifikasi dari anak sebagai dasar orang tua memutuskan anak siap bersekolah. Prioritas kondisi yang penting bagi kesiapan bersekolah anak dimulai dari kemampuan fisik, kesehatan dan motorik serta kemampuan berkomunikasi, disusul kematangan kognitif, kemampuan motivasional, serta kemampuan kepedulian lingkungan pada urutan terakhir.
{"title":"KESIAPAN BERSEKOLAH ANAK DI MATA ORANG TUA SISWA PAUD","authors":"D. Febriyanti, Endah Kumala Dewi, Diana Rusmawati","doi":"10.14710/empati.0.36742","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/empati.0.36742","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kesiapan bersekolah dalam persepsi orang tua siswa PAUD. Kesiapan bersekolah merupakan prediktor bagi prestasi anak di jenjang pendidikan dasar sehingga menjadi sebuah konsep penting untuk diupayakan oleh orang tua dan guru. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif eksplorasial. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner terbuka. Analisis data atas respon dari 39 orang tua siswa memberikan gambaran mengenai kondisi yang dinilai penting dan teridentifikasi dari anak sebagai dasar orang tua memutuskan anak siap bersekolah. Prioritas kondisi yang penting bagi kesiapan bersekolah anak dimulai dari kemampuan fisik, kesehatan dan motorik serta kemampuan berkomunikasi, disusul kematangan kognitif, kemampuan motivasional, serta kemampuan kepedulian lingkungan pada urutan terakhir.","PeriodicalId":395599,"journal":{"name":"Jurnal EMPATI","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131697599","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara dukungan sosial orangtua dengan kecemasan menghadapi dunia kerja pada mahasiswa tingkat akhir Fakultas Hukum Universitas Diponegoro. Dukungan sosial adalah dukungan yang dapat diperoleh dari berbagai pihak yaitu keluarga, orangtua, atau teman. Kecemasan menghadapi dunia kerja adalah sebuah perasaan khawatir yang timbul saat individu menghadapi atau mulai memasuki dunia kerja. Sampel penelitian berjumlah 210 mahasiswa yang dipilih menggunakan teknik convenience sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan skala model likert yang terdiri dari dua skala, yaitu skala Dukungan Sosial Orangtua (46 aitem, α=0,952) dan skala Kecemasan Menghadapi Dunia Kerja (39 aitem, α=0,904) yang sudah dilakukan uji coba pada 54 mahasiswa. Analisis data menggunakan analisis regresi sederhana yang menunjukkan koefisien korelasi R = -0,337, dengan nilai (t = -5,158 ; p< 0,001), R2 = 0,113, F = (1, 208) = 26,602, p< 0,001 dan β= -0,337. Hasil tersebut menunjukkan terdapat hubungan negatif yang signifikan antara dukungan sosial orangtua dengan kecemasan menghadapi dunia kerja. Semakin positif dukungan sosial orangtua maka semakin rendah kecemasan menghadapi dunia kerja. Nilai koefisien determinasi sebesar 0,113, artinya dukungan sosial orangtua memberikan sumbangan efektif sebesar 11,3% pada kecemasan menghadapi dunia kerja, sedangkan 88,7% lainnya dipengaruhi oleh faktor lainya di luar penelitian ini.
这项研究的目的是确定在Diponegoro大学法学院(university of Diponegoro)的社会支持与工作焦虑之间的联系。社会支持是来自不同方面的家庭、父母或朋友的支持。职场焦虑是当一个人遇到或开始进入职场时产生的一种焦虑感。该研究样本由210名学生组成,他们使用样本技术进行选择。数据收集技术使用likert模型的尺度范围由两部分组成,即社会支持量表(46 aitem,α= 0.952)的父母,面对职场焦虑量表(39 aitemα= 0.904 54)已经完成了试验的学生。数据分析使用一个简单的回归分析,显示相关性R = - 0.337,值(t = - 5.158;p < 0.001), R2 = 0.113 F = (1, 208) = 26.602, p < 0.001,β= -0,337。结果表明,家长的社会支持与工作焦虑之间存在显著的负面联系。父母的社会支持越积极,对工作的焦虑就越少。确定性系数为0.113,这意味着父母的社会支持为工作焦虑提供了11.3%的有效贡献,而其他88.7%受到了研究之外的其他因素的影响。
{"title":"HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS DIPONEGORO","authors":"Dinan Anggun Setyowati, E. Indrawati","doi":"10.14710/empati.0.36739","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/empati.0.36739","url":null,"abstract":"Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara dukungan sosial orangtua dengan kecemasan menghadapi dunia kerja pada mahasiswa tingkat akhir Fakultas Hukum Universitas Diponegoro. Dukungan sosial adalah dukungan yang dapat diperoleh dari berbagai pihak yaitu keluarga, orangtua, atau teman. Kecemasan menghadapi dunia kerja adalah sebuah perasaan khawatir yang timbul saat individu menghadapi atau mulai memasuki dunia kerja. Sampel penelitian berjumlah 210 mahasiswa yang dipilih menggunakan teknik convenience sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan skala model likert yang terdiri dari dua skala, yaitu skala Dukungan Sosial Orangtua (46 aitem, α=0,952) dan skala Kecemasan Menghadapi Dunia Kerja (39 aitem, α=0,904) yang sudah dilakukan uji coba pada 54 mahasiswa. Analisis data menggunakan analisis regresi sederhana yang menunjukkan koefisien korelasi R = -0,337, dengan nilai (t = -5,158 ; p< 0,001), R2 = 0,113, F = (1, 208) = 26,602, p< 0,001 dan β= -0,337. Hasil tersebut menunjukkan terdapat hubungan negatif yang signifikan antara dukungan sosial orangtua dengan kecemasan menghadapi dunia kerja. Semakin positif dukungan sosial orangtua maka semakin rendah kecemasan menghadapi dunia kerja. Nilai koefisien determinasi sebesar 0,113, artinya dukungan sosial orangtua memberikan sumbangan efektif sebesar 11,3% pada kecemasan menghadapi dunia kerja, sedangkan 88,7% lainnya dipengaruhi oleh faktor lainya di luar penelitian ini.","PeriodicalId":395599,"journal":{"name":"Jurnal EMPATI","volume":"237 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132498981","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan keterampilan membuat inferensi terhadap pemahaman membaca dalam teks ekspositori. Pelatihan kelompok eksperimen dilakukan selama 1 x 30 menit. Ini menekankan mengaktifkan pengetahuan tentang latar belakang menggunakan metode think aloud dan pertanyaan inferensial. Kelompok kontrol tidak menerima pelatihan atau kegiatan lainnya. Kelompok eksperimen dan kontrol masing-masing terdiri dari tiga mahasiswa. Tes pemahaman membaca dibangun untuk penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan tidak meningkatkan pemahaman membaca teks ekspositori kelompok eksperimen. Penjelasan hasil dan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya dibahas
{"title":"PENGARUH PELATIHAN KETERAMPILAN MEMBUAT INFERENSI PADA PEMAHAMAN TEKS EKSPOSITORI","authors":"Anita Listiara, P. Widodo, Diana Rusmawati","doi":"10.14710/empati.0.36743","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/empati.0.36743","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan keterampilan membuat inferensi terhadap pemahaman membaca dalam teks ekspositori. Pelatihan kelompok eksperimen dilakukan selama 1 x 30 menit. Ini menekankan mengaktifkan pengetahuan tentang latar belakang menggunakan metode think aloud dan pertanyaan inferensial. Kelompok kontrol tidak menerima pelatihan atau kegiatan lainnya. Kelompok eksperimen dan kontrol masing-masing terdiri dari tiga mahasiswa. Tes pemahaman membaca dibangun untuk penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan tidak meningkatkan pemahaman membaca teks ekspositori kelompok eksperimen. Penjelasan hasil dan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya dibahas","PeriodicalId":395599,"journal":{"name":"Jurnal EMPATI","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121652909","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Mahasiswa perantau menghadapi tekanan akademik, permasalahan finansial, konflik antar pribadi, kesulitan menghadapi perubahan serta perbedaan bahasa dan budaya, merasa ketakutan, kesepian dan ketidakmampuan, merasakan kesedihan dan kerinduan dengan keluarga. Resiliensi merupakan kemampuan individu untuk beradaptasi, mengatasi, bertahan dan kembali pada keadaan semula serta dapat memperbaiki dan mengembalikan ketenangan setelah menghadapi suatu tekanan ataupun kesulitan dalam hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dengan resiliensi pada mahasiswa perantau. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa perantau Universitas Diponegoro yang berasal dari luar pulau Jawa. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu cluster random sampling dengan jumlah subjek 276 mahasiswa. Instrumen penelitian terdiri dari dua skala yaitu Skala Resiliensi (36 aitem; α = 0,920) dan Skala Konsep Diri (28 aitem; α = 0,882). Hasil analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis regresi sederhana menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan (rxy = 0,715; p < 0,05) antara konsep diri dan resiliensi pada mahasiswa perantau Universitas Diponegoro. Konsep diri memberikan sumbangan efektif sebesar 51,1% terhadap resiliensi.
{"title":"HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN RESILIENSI PADA MAHASISWA PERANTAU UNIVERSITAS DIPONEGORO","authors":"N. Hartati, Amalia Rahmandani","doi":"10.14710/empati.0.36470","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/empati.0.36470","url":null,"abstract":"Mahasiswa perantau menghadapi tekanan akademik, permasalahan finansial, konflik antar pribadi, kesulitan menghadapi perubahan serta perbedaan bahasa dan budaya, merasa ketakutan, kesepian dan ketidakmampuan, merasakan kesedihan dan kerinduan dengan keluarga. Resiliensi merupakan kemampuan individu untuk beradaptasi, mengatasi, bertahan dan kembali pada keadaan semula serta dapat memperbaiki dan mengembalikan ketenangan setelah menghadapi suatu tekanan ataupun kesulitan dalam hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dengan resiliensi pada mahasiswa perantau. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa perantau Universitas Diponegoro yang berasal dari luar pulau Jawa. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu cluster random sampling dengan jumlah subjek 276 mahasiswa. Instrumen penelitian terdiri dari dua skala yaitu Skala Resiliensi (36 aitem; α = 0,920) dan Skala Konsep Diri (28 aitem; α = 0,882). Hasil analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis regresi sederhana menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan (rxy = 0,715; p < 0,05) antara konsep diri dan resiliensi pada mahasiswa perantau Universitas Diponegoro. Konsep diri memberikan sumbangan efektif sebesar 51,1% terhadap resiliensi.","PeriodicalId":395599,"journal":{"name":"Jurnal EMPATI","volume":"43 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122174611","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}