Pub Date : 2023-06-21DOI: 10.14710/empati.2023.28299
Nisfa Fauzia Khairani, Yohanis Franz La Kahija
Tunanetra adalah salah satu jenis disabilitas dengan angka yang cukup mendominasi di Indonesia menurut Susenas 2012, yakni sebesar 1.780.200 jiwa dari total 6.008.661 jiwa penyandang disabilitas. Pernikahan penyandang tunanetra belum banyak diteliti, termasuk individu tunanetra yang secara fisik membutuhkan kemampuan beradaptasi yang lebih besar dalam kehidupan berkeluarga. Penelitian ini bertujuan untuk memahami lebih dalam pengasuhan anak pada pasangan tunanetra. Pemilihan partisipan dilakukan dengan sampling purposif, adapun kriterianya yaitu pasangan tunanetra yang menikah dan memiliki anak kandung berusia minimal enam tahun yang diasuhnya sejak lahir. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara semi-terstruktur dan metode analisis data yang dipilih adalah Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Ditemukan delapan tema superordinat, yakni (1) Proses penantian anak, (2) Usaha perawatan anak, (3) Kebutuhan akan bantuan pengasuhan, (4) Pendampingan belajar, (5) Pengenalan lingkungan sekitar, (6) Pemeliharaan komunikasi keluarga, (7) Penegakan disiplin, dan (8) Penanaman nilai hidup. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memahami bahwa di samping keterbatasan yang dimiliki, individu tunanetra dapat menjalankan tugas dan peran pengasuhannya sebagai orangtua tanpa suatu hambatan berarti dengan menekankan kepada pembentukan karakter anak.
{"title":"Pengalaman Mengasuh Anak Pasangan Tunanetra: Interpretative Phenomenological Analysis","authors":"Nisfa Fauzia Khairani, Yohanis Franz La Kahija","doi":"10.14710/empati.2023.28299","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/empati.2023.28299","url":null,"abstract":"Tunanetra adalah salah satu jenis disabilitas dengan angka yang cukup mendominasi di Indonesia menurut Susenas 2012, yakni sebesar 1.780.200 jiwa dari total 6.008.661 jiwa penyandang disabilitas. Pernikahan penyandang tunanetra belum banyak diteliti, termasuk individu tunanetra yang secara fisik membutuhkan kemampuan beradaptasi yang lebih besar dalam kehidupan berkeluarga. Penelitian ini bertujuan untuk memahami lebih dalam pengasuhan anak pada pasangan tunanetra. Pemilihan partisipan dilakukan dengan sampling purposif, adapun kriterianya yaitu pasangan tunanetra yang menikah dan memiliki anak kandung berusia minimal enam tahun yang diasuhnya sejak lahir. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara semi-terstruktur dan metode analisis data yang dipilih adalah Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Ditemukan delapan tema superordinat, yakni (1) Proses penantian anak, (2) Usaha perawatan anak, (3) Kebutuhan akan bantuan pengasuhan, (4) Pendampingan belajar, (5) Pengenalan lingkungan sekitar, (6) Pemeliharaan komunikasi keluarga, (7) Penegakan disiplin, dan (8) Penanaman nilai hidup. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memahami bahwa di samping keterbatasan yang dimiliki, individu tunanetra dapat menjalankan tugas dan peran pengasuhannya sebagai orangtua tanpa suatu hambatan berarti dengan menekankan kepada pembentukan karakter anak.","PeriodicalId":395599,"journal":{"name":"Jurnal EMPATI","volume":"50 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135045644","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-21DOI: 10.14710/empati.2023.27618
Karlin Chandra, Annastasia Ediati
Penelitian ini bertujuan untuk memahami psychological well-being pada anggota Tarekat Sekular Penebar Ragi Kristus (PRK). Psychological well-being merupakan gambaran kondisi psikologis individu yang berfungsi secara baik dan positif. Tarekat Sekular Penebar Ragi Kristus (PRK) yaitu persekutuan beranggotakan para wanita Katolik yang menjalani kehidupan berdasarkan tiga janji yang sudah diikrarkan saat akan menjadi anggota, yaitu ketaatan, kemurnian, dan kemiskinan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dan dengan metode analisis data Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Pengumpulan data menggunakan wawancara semi terstruktur kepada tiga anggota Tarekat Sekular Penebar Ragi Kristus yang sudah mengikrarkan kaul kekal. Ketiga partisipan (berusia 60 tahun dan 68 tahun) sudah menjadi anggota tarekat selama lebih dari 15 tahun. Pada penelitian ini terdapat tema-tema superordinat yang muncul yaitu kemandirian dalam hidup, hubungan positif dengan orang lain, pengembangan potensi dalam diri, penerimaan atas kehidupan, memiliki tujuan hidup, tantangan sebagai anggota tarekat, komitmen menjadi anggota tarekat, dukungan sosial, dan dampak positif religiusitas. Berdasarkan temuan tema-tema tersebut diperoleh hasil yaitu anggota Tarekat Sekular Penebar Ragi Kristus memiliki kemandirian, hubungan yang positif dengan orang lain, penerimaan atas kehidupan, mampu mengembangkan potensi dalam diri, dan memiliki tujuan hidup yang merupakan komponen-komponen dari psychological well-being. Pencapaian ini tidak terlepas dari faktor- faktor yang memengaruhi yaitu dukungan sosial dan dampak positif religiusitas.
{"title":"MEMAHAMI PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA ANGGOTA TAREKAT SEKULAR PENEBAR RAGI KRISTUS: Sebuah Interpretative Phenomenological Analysis","authors":"Karlin Chandra, Annastasia Ediati","doi":"10.14710/empati.2023.27618","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/empati.2023.27618","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk memahami psychological well-being pada anggota Tarekat Sekular Penebar Ragi Kristus (PRK). Psychological well-being merupakan gambaran kondisi psikologis individu yang berfungsi secara baik dan positif. Tarekat Sekular Penebar Ragi Kristus (PRK) yaitu persekutuan beranggotakan para wanita Katolik yang menjalani kehidupan berdasarkan tiga janji yang sudah diikrarkan saat akan menjadi anggota, yaitu ketaatan, kemurnian, dan kemiskinan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dan dengan metode analisis data Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Pengumpulan data menggunakan wawancara semi terstruktur kepada tiga anggota Tarekat Sekular Penebar Ragi Kristus yang sudah mengikrarkan kaul kekal. Ketiga partisipan (berusia 60 tahun dan 68 tahun) sudah menjadi anggota tarekat selama lebih dari 15 tahun. Pada penelitian ini terdapat tema-tema superordinat yang muncul yaitu kemandirian dalam hidup, hubungan positif dengan orang lain, pengembangan potensi dalam diri, penerimaan atas kehidupan, memiliki tujuan hidup, tantangan sebagai anggota tarekat, komitmen menjadi anggota tarekat, dukungan sosial, dan dampak positif religiusitas. Berdasarkan temuan tema-tema tersebut diperoleh hasil yaitu anggota Tarekat Sekular Penebar Ragi Kristus memiliki kemandirian, hubungan yang positif dengan orang lain, penerimaan atas kehidupan, mampu mengembangkan potensi dalam diri, dan memiliki tujuan hidup yang merupakan komponen-komponen dari psychological well-being. Pencapaian ini tidak terlepas dari faktor- faktor yang memengaruhi yaitu dukungan sosial dan dampak positif religiusitas.","PeriodicalId":395599,"journal":{"name":"Jurnal EMPATI","volume":"219 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135045819","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-21DOI: 10.14710/empati.2023.39363
Apriliana Ajeng Kusuma Putri, Diana Rusmawati, Endah Kumala Dewi
Stres pengasuhan merupakan suatu ketegangan dan kecemasan akibat ketidakmampuan orangtua dalam mengasuh anak, sehingga akan mempengaruhi proses pengasuhan. Kemampuan mengelola emosi negatif ketika mengalami stres pengasuhan dapat membantu proses pengasuhan anak berjalan dengan baik. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara regulasi emosi dengan stres pengasuhan pada ibu dengan anak disabilitas intelektual di Kabupaten Blora. Sampel pada penelitian sebanyak 49 orangtua yang memiliki anak disabilitas intelektual. Sampel diambil dengan menggunakan metode purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan dua skala Likert, yaitu skala regulasi emosi (16 aitem; α=0,838 ) dan skala stres pengasuhan (14 aitem; α=0,872). Hasil analisis data regresi linier sederhana menunjukkan bahwa adanya hubungan negatif antara variabel regulasi emosi dengan stres pengasuhan orangtua anak disabilitas intelektual di Kabupaten Blora (rxy = -0,438; p=0,002). Semakin tinggi nilai regulasi emosi, maka akan semakin rendah stres pengasuhan dan sebaliknya, semakin rendah nilai regulasi emosi, maka nilai stres pengasuhan akan semakin rendah.
{"title":"Hubungan antara Regulasi Emosi dengan Stres Pengasuhan pada Ibu dengan Anak Disabilitas Intelektual di Kabupaten Blora","authors":"Apriliana Ajeng Kusuma Putri, Diana Rusmawati, Endah Kumala Dewi","doi":"10.14710/empati.2023.39363","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/empati.2023.39363","url":null,"abstract":"Stres pengasuhan merupakan suatu ketegangan dan kecemasan akibat ketidakmampuan orangtua dalam mengasuh anak, sehingga akan mempengaruhi proses pengasuhan. Kemampuan mengelola emosi negatif ketika mengalami stres pengasuhan dapat membantu proses pengasuhan anak berjalan dengan baik. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara regulasi emosi dengan stres pengasuhan pada ibu dengan anak disabilitas intelektual di Kabupaten Blora. Sampel pada penelitian sebanyak 49 orangtua yang memiliki anak disabilitas intelektual. Sampel diambil dengan menggunakan metode purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan dua skala Likert, yaitu skala regulasi emosi (16 aitem; α=0,838 ) dan skala stres pengasuhan (14 aitem; α=0,872). Hasil analisis data regresi linier sederhana menunjukkan bahwa adanya hubungan negatif antara variabel regulasi emosi dengan stres pengasuhan orangtua anak disabilitas intelektual di Kabupaten Blora (rxy = -0,438; p=0,002). Semakin tinggi nilai regulasi emosi, maka akan semakin rendah stres pengasuhan dan sebaliknya, semakin rendah nilai regulasi emosi, maka nilai stres pengasuhan akan semakin rendah.","PeriodicalId":395599,"journal":{"name":"Jurnal EMPATI","volume":"40 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128951967","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-21DOI: 10.14710/empati.2023.39379
Imam Setyawan
The purpose of this study is to see an overview of cyberbullying survivors' forgiveness in post-pandemic life. This research uses a quantitative descriptive approach. The research subjects were obtained through a purposive sampling technique, with characteristics, students who are cyberbullying survivors, with an age range of 18-21 years. Screening is carried out with a cyberbullying questionnaire containing questions related to self-identity, types of cyberbullying (based on Willard's theory namely, flaming, harassment, denigration, impersonation, outing & trickery, exclusion, and cyberstalking), repeated experiences of cyberbullying, and perpetrators of cyberbullying, to ensure that the subject is truly are truly survivors of one or more types of cyberbullying. The research subjects were 109 students who were obtained from the screening results and statements of willingness. Data collection uses a scale of forgiveness (25 items, α = .931). Data analysis was performed using the Statistical Packages for Social Sciences (SPSS) version 26.0 program. The results showed that the subject's forgiveness was in the medium category, with a total of 62 people (57%), and the empirical mean was 58.16, within the medium category range (50 – 75). These results indicate that the forgiveness of cyberbullying survivors is not optimal, there are still 32 people (29%), in the low category. This condition occurs because most of the subjects are dealing with more than one type of cyberbullying, as well as the anonymity factor of the perpetrators of cyberbullying, most of whom come from strangers. No significant differences were found between male and female survivors' forgiveness.
{"title":"MENAKAR PEMAAFAN PADA PENYINTAS CYBERBULLYING","authors":"Imam Setyawan","doi":"10.14710/empati.2023.39379","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/empati.2023.39379","url":null,"abstract":"The purpose of this study is to see an overview of cyberbullying survivors' forgiveness in post-pandemic life. This research uses a quantitative descriptive approach. The research subjects were obtained through a purposive sampling technique, with characteristics, students who are cyberbullying survivors, with an age range of 18-21 years. Screening is carried out with a cyberbullying questionnaire containing questions related to self-identity, types of cyberbullying (based on Willard's theory namely, flaming, harassment, denigration, impersonation, outing & trickery, exclusion, and cyberstalking), repeated experiences of cyberbullying, and perpetrators of cyberbullying, to ensure that the subject is truly are truly survivors of one or more types of cyberbullying. The research subjects were 109 students who were obtained from the screening results and statements of willingness. Data collection uses a scale of forgiveness (25 items, α = .931). Data analysis was performed using the Statistical Packages for Social Sciences (SPSS) version 26.0 program. The results showed that the subject's forgiveness was in the medium category, with a total of 62 people (57%), and the empirical mean was 58.16, within the medium category range (50 – 75). These results indicate that the forgiveness of cyberbullying survivors is not optimal, there are still 32 people (29%), in the low category. This condition occurs because most of the subjects are dealing with more than one type of cyberbullying, as well as the anonymity factor of the perpetrators of cyberbullying, most of whom come from strangers. No significant differences were found between male and female survivors' forgiveness.","PeriodicalId":395599,"journal":{"name":"Jurnal EMPATI","volume":"49 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135045633","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-21DOI: 10.14710/empati.2023.28609
Gerri Gradiyanto, E. Indrawati
Masa pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pengambilan keputusan yang banyak terkait dengan masa depan. Masalah pengambilan keputusan yang karier adalah mengembangkan pengetahuan tentang pekerjaan dunia dan berdasarkan minat untuk mengasah kemampuan. Salah satu faktor yang berpengaruh dalam mengambil keputusan bagi siswa adalah keluarga. Orang tua memiliki pola asuh yang berbeda-beda, salah satunya adalah pola asuh otoriter. Pola asuh otoriter merupakan pola asuh yang diberikan orang tua kepada anak yang dipersepsikan mengekang, menuntut, dan membatasi anak. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara pola asuh otoriter dengan pengambilan keputusan karier siswa SMK.Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XII SMK Hidayah Semarang yang mungkin 142 siswa. Subjek pengambilan menggunakan teknik cluster random sampling . Pengumpulan data menggunakan Skala Pola Asuh Otoriter (30 aitem valid dengan α = 0,913) dan Skala Pengambilan Keputusan Karier (25 aitem valid dengan α = 0,920). Analisis data menggunakan metode analisis statistik regresi sederhana menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara pola asuh otoriter dengan pengambilan keputusan karier pada siswa kelas XII SMK Hidayah Semarang (rxy = -0,345; p = 0,000). Pola asuh otoriter memberikan sumbangan efektif sebesar 11,9% terhadap pengambilan keputusan karier.
{"title":"Hubungan Antara Pola Asuh Otoriter Dengan Pengambilan Keputusan Karier Pada Siswa Kelas XII SMK Hidayah Semarang","authors":"Gerri Gradiyanto, E. Indrawati","doi":"10.14710/empati.2023.28609","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/empati.2023.28609","url":null,"abstract":"Masa pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pengambilan keputusan yang banyak terkait dengan masa depan. Masalah pengambilan keputusan yang karier adalah mengembangkan pengetahuan tentang pekerjaan dunia dan berdasarkan minat untuk mengasah kemampuan. Salah satu faktor yang berpengaruh dalam mengambil keputusan bagi siswa adalah keluarga. Orang tua memiliki pola asuh yang berbeda-beda, salah satunya adalah pola asuh otoriter. Pola asuh otoriter merupakan pola asuh yang diberikan orang tua kepada anak yang dipersepsikan mengekang, menuntut, dan membatasi anak. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara pola asuh otoriter dengan pengambilan keputusan karier siswa SMK.Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XII SMK Hidayah Semarang yang mungkin 142 siswa. Subjek pengambilan menggunakan teknik cluster random sampling . Pengumpulan data menggunakan Skala Pola Asuh Otoriter (30 aitem valid dengan α = 0,913) dan Skala Pengambilan Keputusan Karier (25 aitem valid dengan α = 0,920). Analisis data menggunakan metode analisis statistik regresi sederhana menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara pola asuh otoriter dengan pengambilan keputusan karier pada siswa kelas XII SMK Hidayah Semarang (rxy = -0,345; p = 0,000). Pola asuh otoriter memberikan sumbangan efektif sebesar 11,9% terhadap pengambilan keputusan karier.","PeriodicalId":395599,"journal":{"name":"Jurnal EMPATI","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125450613","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-21DOI: 10.14710/empati.2023.28512
Aditya Gunawan, Imelda Ika Dian Oriza
Kecemasan sosial merupakan salah satu gangguan yang dapat mempengaruhi performa akademik mahasiswa. Beberapa teori dan penelitian sebelumnya menyatakan bahwa self-efficacy merupakan mediator yang dapat membantu efektivitas suatu treatment. Acceptance and Commitment Therapy (ACT) merupakan intervensi berbasis mindfulness dan acceptance dengan tujuan untuk pengembangan, perbaikan, atau sebagai alternatif teoritis yang lebih kuat dalam intervensi berbasis kognitif. Diharapkan melalui ACT dapat membantu mahasiswa untuk menghadapi pengalaman negatifnya melalui peningkatan fleksibilitas psikologis. Penelitian ini melakukan replika pada modul Mindfulness and Acceptance based Group Therapy for Social Anxiety Disorder: A treatment Manual Second Edition dari Fleming & Kocovski (2014). ACT dilakukan dalam kelompok yang terdiri dari 4 sesi dengan jeda 1 minggu antar sesi. Sampel dikumpulkan dengan metode purposive sampling. Pengukuran efektivitas intervensi dilakukan menggunakan Liebowitz Social Anxiety Scale (LSAS), General Self-Efficacy Scale (GSAS), dan Acceptance and Action Questionnaire (AAQ-II). Hasil akhir menunjukkan bahwa terdapat penurunan kecemasan sosial serta kenaikan self-efficacy. Kohesivitas dalam kelompok membantu partisipan untuk lebih terbuka dan berdampak positif. Peneliti menduga terdapat faktor lain yang mempengaruhi kecemasan sosial. Ketiadaan peningkatan self-efficacy menunjukkan bahwa ACT dapat digunakan pada populasi yang lebihluas lagi meskipun riset mengenai hal ini masih diperlukan.
{"title":"FISIBILITAS ACCEPTANCE AND COMMITMENT THERAPY (ACT) DALAM SETTING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN SELF-EFFICACY PADA MAHASISWA DENGAN KECEMASAN SOSIAL","authors":"Aditya Gunawan, Imelda Ika Dian Oriza","doi":"10.14710/empati.2023.28512","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/empati.2023.28512","url":null,"abstract":"Kecemasan sosial merupakan salah satu gangguan yang dapat mempengaruhi performa akademik mahasiswa. Beberapa teori dan penelitian sebelumnya menyatakan bahwa self-efficacy merupakan mediator yang dapat membantu efektivitas suatu treatment. Acceptance and Commitment Therapy (ACT) merupakan intervensi berbasis mindfulness dan acceptance dengan tujuan untuk pengembangan, perbaikan, atau sebagai alternatif teoritis yang lebih kuat dalam intervensi berbasis kognitif. Diharapkan melalui ACT dapat membantu mahasiswa untuk menghadapi pengalaman negatifnya melalui peningkatan fleksibilitas psikologis. Penelitian ini melakukan replika pada modul Mindfulness and Acceptance based Group Therapy for Social Anxiety Disorder: A treatment Manual Second Edition dari Fleming & Kocovski (2014). ACT dilakukan dalam kelompok yang terdiri dari 4 sesi dengan jeda 1 minggu antar sesi. Sampel dikumpulkan dengan metode purposive sampling. Pengukuran efektivitas intervensi dilakukan menggunakan Liebowitz Social Anxiety Scale (LSAS), General Self-Efficacy Scale (GSAS), dan Acceptance and Action Questionnaire (AAQ-II). Hasil akhir menunjukkan bahwa terdapat penurunan kecemasan sosial serta kenaikan self-efficacy. Kohesivitas dalam kelompok membantu partisipan untuk lebih terbuka dan berdampak positif. Peneliti menduga terdapat faktor lain yang mempengaruhi kecemasan sosial. Ketiadaan peningkatan self-efficacy menunjukkan bahwa ACT dapat digunakan pada populasi yang lebihluas lagi meskipun riset mengenai hal ini masih diperlukan.","PeriodicalId":395599,"journal":{"name":"Jurnal EMPATI","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135045632","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-21DOI: 10.14710/empati.2023.29443
A. Ningtyas, Yeniar Indriana
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan makna dan gambaran mengenai dinamika psikologis seorang tuna daksa dewasa awal akibat kecelakaan dalam membangun kepercayaan diri. Subjek dalam penelitian berjumlah tiga orang yang mengalami ketunadaksaan akibat kecelakaan dan memiliki status belum menikah. Teknik yang digunakan dalam pencarian subjek adalah purposive sampling dimana sampel dipilih berdasarkan karakteristik penelitian (Patton, 2009). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian yaitu Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) yang berfokus pada pengalaman subjek melalui kehidupan pribadi dengan menggunakan wawancara semi terstruktur sebagai metode pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam membangun kepercayaan diri ketiga subjek melalui proses dan tahapan yang berbeda-beda sehingga akan berpengaruh terhadap kualitas hidup setiap individu. Hal ini juga dipengaruhi oleh faktor internal (seperti, inferior, kurang percaya diri, tidak berdaya, dan lainnya) serta faktor eksternal (seperti dukungan keluarga, stigma dan diskriminasi lingkungan, dan lainnya).
{"title":"STUDI FENOMENOLOGI : PROSES MEMBANGUN KEPERCAYAAN DIRI PADA PENYANDANG TUNADAKSA DEWASA AWAL AKIBAT KECELAKAAN","authors":"A. Ningtyas, Yeniar Indriana","doi":"10.14710/empati.2023.29443","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/empati.2023.29443","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menemukan makna dan gambaran mengenai dinamika psikologis seorang tuna daksa dewasa awal akibat kecelakaan dalam membangun kepercayaan diri. Subjek dalam penelitian berjumlah tiga orang yang mengalami ketunadaksaan akibat kecelakaan dan memiliki status belum menikah. Teknik yang digunakan dalam pencarian subjek adalah purposive sampling dimana sampel dipilih berdasarkan karakteristik penelitian (Patton, 2009). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian yaitu Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) yang berfokus pada pengalaman subjek melalui kehidupan pribadi dengan menggunakan wawancara semi terstruktur sebagai metode pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam membangun kepercayaan diri ketiga subjek melalui proses dan tahapan yang berbeda-beda sehingga akan berpengaruh terhadap kualitas hidup setiap individu. Hal ini juga dipengaruhi oleh faktor internal (seperti, inferior, kurang percaya diri, tidak berdaya, dan lainnya) serta faktor eksternal (seperti dukungan keluarga, stigma dan diskriminasi lingkungan, dan lainnya). ","PeriodicalId":395599,"journal":{"name":"Jurnal EMPATI","volume":"50 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133626891","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-21DOI: 10.14710/empati.2023.38658
Kartika Ratri Andini, Muhammad Zulfa Alfaruqy
Masa remaja merupakan masa bagi individu untuk berusaha melakukan eksplorasi terhadap hal-hal baru yang ada di sekitar individu. Berbagai tren yang berasal dari luar, turut memengaruhi minat remaja untuk memiliki kemauan mengembangkan kebudayaan bangsa, termasuk di dalamnya kesenian reog. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami pengalaman remaja laki-laki sebagai penari reog. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif fenomenologis. Partisipan dalam penelitian ini adalah tiga orang remaja laki-laki berusia 13-18 tahun dan aktif sebagai penari reog yang dipilih secara purposif. Pengambilan data dalam penelitian menggunakan metode in-depth interview semi terstruktur dan menggunakan teknik analisis data Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua tema induk, yaitu (1) intensi penari reog yang didalamnya terdapat keinginan menjadi penari, social support, proses menjadi penari, entertaining possession, konflik penari reog, serta manajemen konflik penari; dan (2) pemaknaan pengalaman yang terdiri dari manfaat menjadi penari reog, kepedulian terhadap budaya, serta risiko menjadi penari reog. Hasil penelitian berperan dalam meluruskan stereotipe terhadap penari reog yang ada di masyarakat. Penelitian yang dilaksanakan diharapkan juga dapat berkontribusi dalam memupuk kepedulian terhadap kebudayaan pada masyarakat, khususnya di kalangan remaja.
{"title":"PENGALAMAN REMAJA LAKI-LAKI SEBAGAI PENARI REOG: SEBUAH INTERPRETATIVE PHENOMENOLOGICAL ANALYSIS","authors":"Kartika Ratri Andini, Muhammad Zulfa Alfaruqy","doi":"10.14710/empati.2023.38658","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/empati.2023.38658","url":null,"abstract":"Masa remaja merupakan masa bagi individu untuk berusaha melakukan eksplorasi terhadap hal-hal baru yang ada di sekitar individu. Berbagai tren yang berasal dari luar, turut memengaruhi minat remaja untuk memiliki kemauan mengembangkan kebudayaan bangsa, termasuk di dalamnya kesenian reog. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami pengalaman remaja laki-laki sebagai penari reog. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif fenomenologis. Partisipan dalam penelitian ini adalah tiga orang remaja laki-laki berusia 13-18 tahun dan aktif sebagai penari reog yang dipilih secara purposif. Pengambilan data dalam penelitian menggunakan metode in-depth interview semi terstruktur dan menggunakan teknik analisis data Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua tema induk, yaitu (1) intensi penari reog yang didalamnya terdapat keinginan menjadi penari, social support, proses menjadi penari, entertaining possession, konflik penari reog, serta manajemen konflik penari; dan (2) pemaknaan pengalaman yang terdiri dari manfaat menjadi penari reog, kepedulian terhadap budaya, serta risiko menjadi penari reog. Hasil penelitian berperan dalam meluruskan stereotipe terhadap penari reog yang ada di masyarakat. Penelitian yang dilaksanakan diharapkan juga dapat berkontribusi dalam memupuk kepedulian terhadap kebudayaan pada masyarakat, khususnya di kalangan remaja.","PeriodicalId":395599,"journal":{"name":"Jurnal EMPATI","volume":"49 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135045406","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-21DOI: 10.14710/empati.2023.28329
Riris Nurwendah, Dian Veronika Sakti Kaloeti
Penelitian ini bertujuan untuk menyusun modul pelatihan gratitude untuk meningkatkan resiliensi pada warga binaan perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Semarang berdasarkan sepuluh langkah melatih gratitude. Metode yang digunakan adalah Research and Development (R&D). Modul pelatihan telah melalui validasi oleh psikolog menggunakan kuesioner dan uji coba kepada kelompok kecil warga binaan perempuan. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modul pelatihan gratitude layak digunakan berdasarkan validasi psikolog dan perlu dilakukan adanya uji coba lanjutan kepada kelompok lebih luas pada warga binaan perempuan guna melihat efektivitas modul pelatihan gratitude.
{"title":"PENYUSUNAN MODUL PELATIHAN GRATITUDE UNTUK MENINGKATKAN RESILIENSI PADA WARGA BINAAN PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN PEREMPUAN KELAS IIA SEMARANG","authors":"Riris Nurwendah, Dian Veronika Sakti Kaloeti","doi":"10.14710/empati.2023.28329","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/empati.2023.28329","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menyusun modul pelatihan gratitude untuk meningkatkan resiliensi pada warga binaan perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Semarang berdasarkan sepuluh langkah melatih gratitude. Metode yang digunakan adalah Research and Development (R&D). Modul pelatihan telah melalui validasi oleh psikolog menggunakan kuesioner dan uji coba kepada kelompok kecil warga binaan perempuan. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modul pelatihan gratitude layak digunakan berdasarkan validasi psikolog dan perlu dilakukan adanya uji coba lanjutan kepada kelompok lebih luas pada warga binaan perempuan guna melihat efektivitas modul pelatihan gratitude.","PeriodicalId":395599,"journal":{"name":"Jurnal EMPATI","volume":"144 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126189890","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-28DOI: 10.14710/empati.2023.27468
Tiolo Helviana Malau, Anggun Resdasari Prasetyo
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara experienced of workplace incivility behavior dengan kepuasan kerja pada perawat di Rumah Sakit Nasional Diponegoro. Experienced of workplace incivility behavior adalah perilaku menyimpang dengan intensitas rendah yang diterima seseorang di tempat kerja dan memiliki maksud untuk menyakiti individu tersebut, melanggar norma tempat kerja, dan norma saling menghormati. Kepuasan kerja adalah perasaan positif yang ditunjukkan individu terhadap pekerjaannya yang terkait dengan hasil evaluasi terhadap pekerjaan dan penyesuaian diri yang sehat atas kondisi dan situasi kerja. Subjek dalam penelitian ini sebanyak 68 perawat dengan teknik pengambilan sampel adalah convenience sampling. Metode pengumpulan data menggunakan dua skala psikologi, yakni skala experienced of workplace incivility behavior dengan 42 aitem (α=0,935) dan skala kepuasan kerja dengan 19 aitem (α=0,892). Metode analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi Rank Spearman dengan hasil rxy= -0,469 dengan nilai signifikansi korelasi p = 0,000 (p<0,05). Hasil tersebut menunjukkan adanya hubungan negatif antara experienced of workplace incivility behavior dengan kepuasan kerja. Semakin tinggi experienced of workplace incivility behavior maka semakin rendah kepuasan kerja perawat, dan begitu pula sebaliknya.
{"title":"HUBUNGAN ANTARA EXPERIENCED OF WORKPLACE INCIVILITY BEHAVIOR DENGAN KEPUASAN KERJA PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT NASIONAL DIPONEGORO","authors":"Tiolo Helviana Malau, Anggun Resdasari Prasetyo","doi":"10.14710/empati.2023.27468","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/empati.2023.27468","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara experienced of workplace incivility behavior dengan kepuasan kerja pada perawat di Rumah Sakit Nasional Diponegoro. Experienced of workplace incivility behavior adalah perilaku menyimpang dengan intensitas rendah yang diterima seseorang di tempat kerja dan memiliki maksud untuk menyakiti individu tersebut, melanggar norma tempat kerja, dan norma saling menghormati. Kepuasan kerja adalah perasaan positif yang ditunjukkan individu terhadap pekerjaannya yang terkait dengan hasil evaluasi terhadap pekerjaan dan penyesuaian diri yang sehat atas kondisi dan situasi kerja. Subjek dalam penelitian ini sebanyak 68 perawat dengan teknik pengambilan sampel adalah convenience sampling. Metode pengumpulan data menggunakan dua skala psikologi, yakni skala experienced of workplace incivility behavior dengan 42 aitem (α=0,935) dan skala kepuasan kerja dengan 19 aitem (α=0,892). Metode analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi Rank Spearman dengan hasil rxy= -0,469 dengan nilai signifikansi korelasi p = 0,000 (p<0,05). Hasil tersebut menunjukkan adanya hubungan negatif antara experienced of workplace incivility behavior dengan kepuasan kerja. Semakin tinggi experienced of workplace incivility behavior maka semakin rendah kepuasan kerja perawat, dan begitu pula sebaliknya.","PeriodicalId":395599,"journal":{"name":"Jurnal EMPATI","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132142161","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}