Pub Date : 2023-07-20DOI: 10.14710/empati.2023.27570
Christine Dessy Barita, D. Sawitri
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dan adaptabilitas karir pada mahasiswa bidikmisi tahun pertama, kedua, ketiga, dan keempat di Fakultas Hukum Universitas Diponegoro. Dukungan sosial pada penelitian ini merujuk pada perceived support yaitu segala bantuan yang berasal dari teman sebaya dan dirasakan oleh individu, sehingga individu merasa diperhatikan, dihargai, dicintai dan dapat diandalkan. Adaptabilitas karir adalah kemampuan individu dalam mempersiapkan dan mengatasi permasalahan kompleks dan tidak terduga yang muncul sebagai perubahan tugas perkembangan karir, dan kondisi yang terkait pekerjaan. Populasi pada penelitian ini adalah 177 mahasiswa bidikmisi tahun pertama sampai keempat di Fakultas Hukum Universitas Diponegoro. Sampel sebanyak 127 mahasiswa yang diperoleh dengan convenience sampling. Alat ukur dalam penelitian ini adalah Skala Dukungan Sosial Teman Sebaya (36 aitem, α 0,951) dan Skala Adaptabilitas Karir (45 aitem, α 0,961). Hasil uji hipotesis analisis regresi sederhana menunjukkan angka rxy = 0,552 dengan signifikansi p = 0,000 (p<0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial teman sebaya dan adaptabilitas karir. Dukungan sosial teman sebaya memberi sumbangan efektif sebesar 30,4% terhadap adaptabilitas karir pada mahasiswa bidikmisi tahun pertama sampai keempat di Fakultas Hukum Universitas Diponegoro.
{"title":"HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DAN ADAPTABILITAS KARIR PADA MAHASISWA BIDIKMISI TAHUN PERTAMA, KEDUA, KETIGA, DAN KEEMPAT DI FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS DIPONEGORO","authors":"Christine Dessy Barita, D. Sawitri","doi":"10.14710/empati.2023.27570","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/empati.2023.27570","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dan adaptabilitas karir pada mahasiswa bidikmisi tahun pertama, kedua, ketiga, dan keempat di Fakultas Hukum Universitas Diponegoro. Dukungan sosial pada penelitian ini merujuk pada perceived support yaitu segala bantuan yang berasal dari teman sebaya dan dirasakan oleh individu, sehingga individu merasa diperhatikan, dihargai, dicintai dan dapat diandalkan. Adaptabilitas karir adalah kemampuan individu dalam mempersiapkan dan mengatasi permasalahan kompleks dan tidak terduga yang muncul sebagai perubahan tugas perkembangan karir, dan kondisi yang terkait pekerjaan. Populasi pada penelitian ini adalah 177 mahasiswa bidikmisi tahun pertama sampai keempat di Fakultas Hukum Universitas Diponegoro. Sampel sebanyak 127 mahasiswa yang diperoleh dengan convenience sampling. Alat ukur dalam penelitian ini adalah Skala Dukungan Sosial Teman Sebaya (36 aitem, α 0,951) dan Skala Adaptabilitas Karir (45 aitem, α 0,961). Hasil uji hipotesis analisis regresi sederhana menunjukkan angka rxy = 0,552 dengan signifikansi p = 0,000 (p<0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial teman sebaya dan adaptabilitas karir. Dukungan sosial teman sebaya memberi sumbangan efektif sebesar 30,4% terhadap adaptabilitas karir pada mahasiswa bidikmisi tahun pertama sampai keempat di Fakultas Hukum Universitas Diponegoro. ","PeriodicalId":395599,"journal":{"name":"Jurnal EMPATI","volume":"98 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115765173","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-17DOI: 10.14710/empati.2023.27563
Irdiatika Damar Intani, D. Sawitri
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial guru bimbingan konseling dan adaptabilitas karir pada siswa kelas XII di SMA Negeri 1 Cilacap. Adaptabilitas karir merupakan kesiapan individu untuk bisa menyesuaikan diri dengan tugas-tugas yang berkaitan dengan mempersiapkan dan berpartisipasi dalam tuntutan pekerjaan dan dengan kondisi pekerjaan, termasuk di dalamnya berpartisipasi dalam tuntutan sekolah dari diri individu dalam mempersiapkan karirnya di masa yang akan datang. Dukungan sosial guru bimbingan konseling yaitu dukungan dari guru bimbingan konseling yang dirasakan siswa, berupa contoh perilaku, kepedulian, pemberian semangat dan motivasi, dukungan emosional, serta ketersediaan bantuan langsung melalui interaksi guru bimbingan konseling dengan siswa, sehingga membuat siswa merasa nyaman, dipedulikan, dibimbing, dan diperhatikan. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas XII SMA Negeri 1 Cilacap yang berjumlah 376 siswa. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 201 siswa kelas XII dengan teknik cluster random sampling. Hasil analisis Rank Spearman menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial guru bimbingan konseling dan adaptabilitas karir (rxy = 0,383; p = 0,000), yang berarti bahwa semakin tinggi dukungan sosial guru bimbingan konseling yang dirasakan oleh siswa maka akan semakin tinggi pula adaptabilitas karir siswa.
{"title":"Hubungan antara Dukungan Sosial Guru Bimbingan Konseling dan Adaptabilitas Karir pada Siswa Kelas XII dI SMA Negeri 1 Cilacap","authors":"Irdiatika Damar Intani, D. Sawitri","doi":"10.14710/empati.2023.27563","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/empati.2023.27563","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial guru bimbingan konseling dan adaptabilitas karir pada siswa kelas XII di SMA Negeri 1 Cilacap. Adaptabilitas karir merupakan kesiapan individu untuk bisa menyesuaikan diri dengan tugas-tugas yang berkaitan dengan mempersiapkan dan berpartisipasi dalam tuntutan pekerjaan dan dengan kondisi pekerjaan, termasuk di dalamnya berpartisipasi dalam tuntutan sekolah dari diri individu dalam mempersiapkan karirnya di masa yang akan datang. Dukungan sosial guru bimbingan konseling yaitu dukungan dari guru bimbingan konseling yang dirasakan siswa, berupa contoh perilaku, kepedulian, pemberian semangat dan motivasi, dukungan emosional, serta ketersediaan bantuan langsung melalui interaksi guru bimbingan konseling dengan siswa, sehingga membuat siswa merasa nyaman, dipedulikan, dibimbing, dan diperhatikan. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas XII SMA Negeri 1 Cilacap yang berjumlah 376 siswa. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 201 siswa kelas XII dengan teknik cluster random sampling. Hasil analisis Rank Spearman menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial guru bimbingan konseling dan adaptabilitas karir (rxy = 0,383; p = 0,000), yang berarti bahwa semakin tinggi dukungan sosial guru bimbingan konseling yang dirasakan oleh siswa maka akan semakin tinggi pula adaptabilitas karir siswa.","PeriodicalId":395599,"journal":{"name":"Jurnal EMPATI","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115389388","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-17DOI: 10.14710/empati.2023.29194
Felix Danar Praditya Phidal Winarko, Hastaning Sakti
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara positive self-talk dan kecemasan bertanding pada atlet beladiri PPLOP Jawa Tengah. Kecemasan bertanding adalahgejala emosi negatif yang muncul karena penilaian atlet terhadap suatu pertandingan.Positive self-talk adalah perilaku verbal berkata pada diri sendiri untuk memberikan motivasi. Populasi pada penelitian ini adalah atlet beladiri PPLOP Jawa Tengah sebanyak 70 atlet dengan sampel penelitian sebesar 64. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling.Alat ukur yang digunakan adalah Skala Positive Self-talk (36 aitem, α= 0,954) dam Skala Kecemasan Bertanding (21 aitem, α= 0,905). Hasil ujii hipotesis analisis regresi sederhana menunjukkan angka rxy = -0,542dengan signifikansi p= 0,000 (p<0,05).Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara positive self-talk dan kecemasan bertanding. Semakin tinggi skor positive self-talkmaka semakin rendah kecemasan bertanding.
{"title":"HUBUNGAN ANTARA POSITIVE SELF-TALK DENGAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET BELADIRI PPLOP JAWA TENGAH","authors":"Felix Danar Praditya Phidal Winarko, Hastaning Sakti","doi":"10.14710/empati.2023.29194","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/empati.2023.29194","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara positive self-talk dan kecemasan bertanding pada atlet beladiri PPLOP Jawa Tengah. Kecemasan bertanding adalahgejala emosi negatif yang muncul karena penilaian atlet terhadap suatu pertandingan.Positive self-talk adalah perilaku verbal berkata pada diri sendiri untuk memberikan motivasi. Populasi pada penelitian ini adalah atlet beladiri PPLOP Jawa Tengah sebanyak 70 atlet dengan sampel penelitian sebesar 64. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling.Alat ukur yang digunakan adalah Skala Positive Self-talk (36 aitem, α= 0,954) dam Skala Kecemasan Bertanding (21 aitem, α= 0,905). Hasil ujii hipotesis analisis regresi sederhana menunjukkan angka rxy = -0,542dengan signifikansi p= 0,000 (p<0,05).Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara positive self-talk dan kecemasan bertanding. Semakin tinggi skor positive self-talkmaka semakin rendah kecemasan bertanding. ","PeriodicalId":395599,"journal":{"name":"Jurnal EMPATI","volume":"123 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116124477","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-17DOI: 10.14710/empati.2023.29173
Karina Esther Monica, Dian Veronika Sakti Kaloeti
Penyakit terminal didefinisikan sebagai penyakit yang aktif, progresif, dan tidak dapat disembuhkan atau tidak terdapat lagi pengobatan yang bisa memberikan harapan untuk pemulihan. Kompleksitas masalah yang dialami orang tua dengan penyakit terminal, memberikan beban tersendiri pada anak (adult-child caregiver) yang terlibat langsung dalam proses perawatan orang tua yang membutuhkan perhatian penuh dan pengawasan total selama 24 jam. Terdapat berbagai dinamika psikologis yang ditemukan selama proses perawatan orang tua dengan penyakit terminal. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk memahami pengalaman adult-child caregiver dalam merawat orang tua dengan penyakit terminal. Pemilihan partisipan yang digunakan peneliti adalah teknik purposive dengan kriteria yaitu: perempuan berusia dewasa produktif (26 – 45 tahun) yang tinggal bersama dan memberikan perawatan pada orang tua kandung sejak mendapat diagnosis penyakit terminal. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menggunakan metode fenomenologis. Teknik pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam yang bersifat semi terstruktur. Analisis data dilakukan dengan teknik Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Hasil dari penelitian ini menghasilkan dua tema induk, yaitu (1) internalisasi nilai adult-child caregiver dan (2) peran eksternal dalam proses perawatan; yang mencakup delapan tema superordinat antarpartisipan, yaitu (1) Gambaran awal penyakit terminal, (2) Stressor peran perawatan, (3) Proyeksi perasaan adultchild caregiver, (4) Bakti pada orang tua, (5) Aspirasi adult-child caregiver, (6) Kepercayaan pada Tuhan, (7) Keterlibatan keluarga besar, (8) Keterlibatan lingkungan selain keluarga; dan satu tema khusus yaitu (1) suicidal ideation.
{"title":"Pengalaman Adult-Child Caregiver dalam Merawat Orang Tua dengan Penyakit","authors":"Karina Esther Monica, Dian Veronika Sakti Kaloeti","doi":"10.14710/empati.2023.29173","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/empati.2023.29173","url":null,"abstract":"Penyakit terminal didefinisikan sebagai penyakit yang aktif, progresif, dan tidak dapat disembuhkan atau tidak terdapat lagi pengobatan yang bisa memberikan harapan untuk pemulihan. Kompleksitas masalah yang dialami orang tua dengan penyakit terminal, memberikan beban tersendiri pada anak (adult-child caregiver) yang terlibat langsung dalam proses perawatan orang tua yang membutuhkan perhatian penuh dan pengawasan total selama 24 jam. Terdapat berbagai dinamika psikologis yang ditemukan selama proses perawatan orang tua dengan penyakit terminal. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk memahami pengalaman adult-child caregiver dalam merawat orang tua dengan penyakit terminal. Pemilihan partisipan yang digunakan peneliti adalah teknik purposive dengan kriteria yaitu: perempuan berusia dewasa produktif (26 – 45 tahun) yang tinggal bersama dan memberikan perawatan pada orang tua kandung sejak mendapat diagnosis penyakit terminal. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menggunakan metode fenomenologis. Teknik pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam yang bersifat semi terstruktur. Analisis data dilakukan dengan teknik Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Hasil dari penelitian ini menghasilkan dua tema induk, yaitu (1) internalisasi nilai adult-child caregiver dan (2) peran eksternal dalam proses perawatan; yang mencakup delapan tema superordinat antarpartisipan, yaitu (1) Gambaran awal penyakit terminal, (2) Stressor peran perawatan, (3) Proyeksi perasaan adultchild caregiver, (4) Bakti pada orang tua, (5) Aspirasi adult-child caregiver, (6) Kepercayaan pada Tuhan, (7) Keterlibatan keluarga besar, (8) Keterlibatan lingkungan selain keluarga; dan satu tema khusus yaitu (1) suicidal ideation.","PeriodicalId":395599,"journal":{"name":"Jurnal EMPATI","volume":"64 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126754737","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-17DOI: 10.14710/empati.2023.29043
Cindy Charolin Simanjuntak, Y. F. La Kahija
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengalaman single mother pascakematian suami dan menganalisis bagaimana single mother memaknai pengalaman tersebut. Jumlah partisipan dalam penelitian ini sebanyak 3 orang single mother yang tinggal bersama anak-anaknya. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif melalui model fenomenologis. Teknik analisis data pada penelitian ini adalah interpretative phenomenological analysis (IPA) yang berfokus pada pengalaman pribadi subjek dengan menggunakan in depth interview. Ditemukan dua tema induk, yakni (1) proses menjalani single mother, (2) peran parenting sebagai single mother dan lima tema superordinat, yakni (1) stress penyesuaian pascakematian suami, (2) penyesuaian diri single mother, (3) komitmen menjalani single mother, (4) perhatian lewat pemenuhan kebutuhan hidup, (5) tanggung jawab sebagai pendidik anak.
{"title":"INTERPRETATIVE PHENOMENOLOGICAL ANALYSIS TENTANG PENGALAMAN SINGLE MOTHER PASCAKEMATIAN SUAMI","authors":"Cindy Charolin Simanjuntak, Y. F. La Kahija","doi":"10.14710/empati.2023.29043","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/empati.2023.29043","url":null,"abstract":"Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengalaman single mother pascakematian suami dan menganalisis bagaimana single mother memaknai pengalaman tersebut. Jumlah partisipan dalam penelitian ini sebanyak 3 orang single mother yang tinggal bersama anak-anaknya. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif melalui model fenomenologis. Teknik analisis data pada penelitian ini adalah interpretative phenomenological analysis (IPA) yang berfokus pada pengalaman pribadi subjek dengan menggunakan in depth interview. Ditemukan dua tema induk, yakni (1) proses menjalani single mother, (2) peran parenting sebagai single mother dan lima tema superordinat, yakni (1) stress penyesuaian pascakematian suami, (2) penyesuaian diri single mother, (3) komitmen menjalani single mother, (4) perhatian lewat pemenuhan kebutuhan hidup, (5) tanggung jawab sebagai pendidik anak. ","PeriodicalId":395599,"journal":{"name":"Jurnal EMPATI","volume":"148 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114157329","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-17DOI: 10.14710/empati.2023.37772
Rihab Said Aqil. S
Istri yang menjalani pernikahan jarak jauh memikul beban dan tanggung jawab lebih berat dibandingkan istri yang hidup seatap dengan pasangannya. Berbagai tantangan dihadapi istri seperti mengurus pekerjaan rumah, mengasuh anak-anak dan berkerja. Penelitian bertujuan menjelaskan pengalaman istri yang menjalani pernikahan jarak jauh dengan pendekatan kualitatif fenomenologi kemudian dianalisis menggunakan interpretative phenomenological analysis (IPA). Pengambilan data dengan wawancara semi terstruktur melibatkan dua orang responden perempuan. Menjalani pernikahan jarak jauh dijalani karena adanya kesepakatan kedua pasangan serta faktor tuntutan kerja. Tantangan yang dialami berupa tekanan dari keluarga, merasa sedih, kesepian hingga kebutuhan biologis yang kurang terpenuhi. Terhadap pengasuhan anak, partisipan seringkali terbebani dan membutuhkan kehadiran suami. Beberapa strategi menghadapi tantangan pernikahan jarak jauh dengan mencari hiburan seperti olahraga, shopping, berkumpul bersama teman hingga menghubungi pasangan, luasnya akses menemukan hiburan tidak luput dari kondisi ekonomi yang mapan dan faktor tempat tinggal di Kota Besar. Kedua partisipan memaknai pernikahan jarak jauh sebagai kehendak dari tuhan, merasa bersyukur karena terhindar dari konflik hingga memaknai kondisi saat ini sebagai cara untuk memupuk cinta dan rindu antar pasangan.
{"title":"“KETIKA BERJAUHAN ADALAH SEBUAH PILIHAN” STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ISTRI YANG BERKERJA MENJALANI PERNIKAHAN JARAK JAUH (LONG DISTANCE MARRIAGE)","authors":"Rihab Said Aqil. S","doi":"10.14710/empati.2023.37772","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/empati.2023.37772","url":null,"abstract":"Istri yang menjalani pernikahan jarak jauh memikul beban dan tanggung jawab lebih berat dibandingkan istri yang hidup seatap dengan pasangannya. Berbagai tantangan dihadapi istri seperti mengurus pekerjaan rumah, mengasuh anak-anak dan berkerja. Penelitian bertujuan menjelaskan pengalaman istri yang menjalani pernikahan jarak jauh dengan pendekatan kualitatif fenomenologi kemudian dianalisis menggunakan interpretative phenomenological analysis (IPA). Pengambilan data dengan wawancara semi terstruktur melibatkan dua orang responden perempuan. Menjalani pernikahan jarak jauh dijalani karena adanya kesepakatan kedua pasangan serta faktor tuntutan kerja. Tantangan yang dialami berupa tekanan dari keluarga, merasa sedih, kesepian hingga kebutuhan biologis yang kurang terpenuhi. Terhadap pengasuhan anak, partisipan seringkali terbebani dan membutuhkan kehadiran suami. Beberapa strategi menghadapi tantangan pernikahan jarak jauh dengan mencari hiburan seperti olahraga, shopping, berkumpul bersama teman hingga menghubungi pasangan, luasnya akses menemukan hiburan tidak luput dari kondisi ekonomi yang mapan dan faktor tempat tinggal di Kota Besar. Kedua partisipan memaknai pernikahan jarak jauh sebagai kehendak dari tuhan, merasa bersyukur karena terhindar dari konflik hingga memaknai kondisi saat ini sebagai cara untuk memupuk cinta dan rindu antar pasangan.","PeriodicalId":395599,"journal":{"name":"Jurnal EMPATI","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123860368","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-17DOI: 10.14710/empati.2023.33339
Zahrah Humaidah Emqi, Nurul Hartini
Kekerasan dalam rumah tangga merupakan masalah kesehatan global yang membutuhkan penanganan dari berbagai lapisan masyarakat. Tenaga kesehatan adalah pihak yang memiliki potensi dan peran penting untuk melakukan deteksi awal terjadinya KDRT pada perempuan yang datang sebagai pasien. Kajian literatur ini bertujuan mengkaji literatur yang meneliti gambaran pengetahuan tenaga kesehatan mengenai KDRT sebagai masalah kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Artikel didapatkan dari beberapa database yaitu ScienceDirect, Springer, dan SagePub dengan kriteria penelitian kualitatif yang terbit pada tahun 2015-2020, berbahasa Inggris, dan dengan teks penuh. Berdasarkan hasil analisis terhadap 6 artikel, diketahui bahwa pengetahuan yang kurang memadai pada tenaga kesehatan menghambat kinerja tenaga kesehatan untuk melakukan skrining dan tindakan lain yang diperlukan terhadap pasien yang rentan mengalami kekerasan. Pengetahuan tersebut mencakup cara melakukan skrining, melakukan rujukan, dan pembagian tugas dengan tenaga kesehatan lainnya. Faktor kurangnya pembekalan bagi tenaga kesehatan dan norma masyarakat berdampak pada hal tersebut. Diperlukan program pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan konteks masyarakat setempat sebagai upaya pencegahan dan penanganan KDRT secara tepat dan berfokus pada korban.
{"title":"PENGETAHUAN TENAGA KESEHATAN TENTANG KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA SEBAGAI MASALAH KESEHATAN","authors":"Zahrah Humaidah Emqi, Nurul Hartini","doi":"10.14710/empati.2023.33339","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/empati.2023.33339","url":null,"abstract":"Kekerasan dalam rumah tangga merupakan masalah kesehatan global yang membutuhkan penanganan dari berbagai lapisan masyarakat. Tenaga kesehatan adalah pihak yang memiliki potensi dan peran penting untuk melakukan deteksi awal terjadinya KDRT pada perempuan yang datang sebagai pasien. Kajian literatur ini bertujuan mengkaji literatur yang meneliti gambaran pengetahuan tenaga kesehatan mengenai KDRT sebagai masalah kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Artikel didapatkan dari beberapa database yaitu ScienceDirect, Springer, dan SagePub dengan kriteria penelitian kualitatif yang terbit pada tahun 2015-2020, berbahasa Inggris, dan dengan teks penuh. Berdasarkan hasil analisis terhadap 6 artikel, diketahui bahwa pengetahuan yang kurang memadai pada tenaga kesehatan menghambat kinerja tenaga kesehatan untuk melakukan skrining dan tindakan lain yang diperlukan terhadap pasien yang rentan mengalami kekerasan. Pengetahuan tersebut mencakup cara melakukan skrining, melakukan rujukan, dan pembagian tugas dengan tenaga kesehatan lainnya. Faktor kurangnya pembekalan bagi tenaga kesehatan dan norma masyarakat berdampak pada hal tersebut. Diperlukan program pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan konteks masyarakat setempat sebagai upaya pencegahan dan penanganan KDRT secara tepat dan berfokus pada korban.","PeriodicalId":395599,"journal":{"name":"Jurnal EMPATI","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126758659","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-17DOI: 10.14710/empati.2023.29809
Fauzan Ashariyanto, E. Indrawati
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara harga diri dengan perilaku bullying pada anggota komunitas RZ Garage Semarang. Perilaku bullying merupakan serangkaian perilaku yang memiliki tujuan untuk memberikan tekanan secara fisik ataupun psikologis. Harga diri merupakan sikap yang ditunjukan individu dalam menilai diri sendiri dan melakukan penerimaan diri dari individu tersebut sehingga membuatnya berharga bagi orang lain. Populasi pada penelitian ini merupakan anggota komunitas RZ Garage sebanyak 76 anggota, dengan sampel penelitian sebanyak 46 anggota. Teknik penelitian tersebut diambil dengan menggunakan teknik random sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Skala Harga Diri (36 aitem; α = 0,888) dan Skala Perilaku Bullying (26 aitem; α = 0,915). Analisis regresi sederhana menunjukan nilai rxy = -0,438 dengan p = 0,002 (p<0,05). Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan negatif antara harga diri dengan perilaku bullying pada anggota komunitas RZ Garage Semarang. Harga diri mempengaruhi sebesar 19,2% terhadap perilaku bullying dan sebesar 80,8% dipengaruhi oleh faktor lain.
{"title":"Hubungan Antara Harga Diri Dengan Perilaku Bullying Pada Komunitas RZ Garage Semarang","authors":"Fauzan Ashariyanto, E. Indrawati","doi":"10.14710/empati.2023.29809","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/empati.2023.29809","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara harga diri dengan perilaku bullying pada anggota komunitas RZ Garage Semarang. Perilaku bullying merupakan serangkaian perilaku yang memiliki tujuan untuk memberikan tekanan secara fisik ataupun psikologis. Harga diri merupakan sikap yang ditunjukan individu dalam menilai diri sendiri dan melakukan penerimaan diri dari individu tersebut sehingga membuatnya berharga bagi orang lain. Populasi pada penelitian ini merupakan anggota komunitas RZ Garage sebanyak 76 anggota, dengan sampel penelitian sebanyak 46 anggota. Teknik penelitian tersebut diambil dengan menggunakan teknik random sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Skala Harga Diri (36 aitem; α = 0,888) dan Skala Perilaku Bullying (26 aitem; α = 0,915). Analisis regresi sederhana menunjukan nilai rxy = -0,438 dengan p = 0,002 (p<0,05). Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan negatif antara harga diri dengan perilaku bullying pada anggota komunitas RZ Garage Semarang. Harga diri mempengaruhi sebesar 19,2% terhadap perilaku bullying dan sebesar 80,8% dipengaruhi oleh faktor lain.","PeriodicalId":395599,"journal":{"name":"Jurnal EMPATI","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130835063","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-17DOI: 10.14710/empati.2023.39070
Yanuarisca NC Pratiwi, Muhammad Zulfa Alfaruqy
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kualitas Leader-Member Exchange (LMX) dengan kepuasan kerja pada perawat RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan. Populasi penelitian yaitu perawat dengan masa kerja minimal satu tahun dan tidak menduduki jabatan sebagai kepala ruangan sejumlah 260 perawat. Teknik sampling yang dipakai dalam penelitian adalah accidental sampling dengan mempertimbangkan tabel Isaac dan Michael sehingga ditentukan bahwa sampel penelitian berjumlah 149 perawat. Alat ukur yang digunakan yaitu dua buah skala psikologi, yakni skala LMX (26 aitem, α = 0,925) dan skala kepuasan kerja (27 aitem, α = 0,892). Data dianalisis menggunakan teknik analisa statistik nonparametrik Kendall’s tau_b dengan bantuan aplikasi SPSS versi 25.0. Hasil pengujian hubungan kedua variabel menunjukkan bahwa terdapat hubungan dengan korelasi positif yang signifikan (τxy = 0,352, p < 0,05). Artinya, semakin tinggi kualitas LMX yang terjalin antara perawat dengan kepala ruangan maka akan semakin tinggi pula tingkat kepuasan kerja yang dirasakan perawat. Penelitian ini berimplikasi pada urgensi penataan manajemen SDM rumah sakit dalam upaya meningkatkan kualitas LMX yang akan meningkatkan motivasi kerja pada perawat sehingga perawat memiliki kepuasan kerja yang tinggi.
{"title":"HUBUNGAN LEADER-MEMBER EXCHANGE (LMX) DENGAN KEPUASAN KERJA PADA PERAWAT RSUD DR. H. SLAMET MARTODIRDJO PAMEKASAN","authors":"Yanuarisca NC Pratiwi, Muhammad Zulfa Alfaruqy","doi":"10.14710/empati.2023.39070","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/empati.2023.39070","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kualitas Leader-Member Exchange (LMX) dengan kepuasan kerja pada perawat RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan. Populasi penelitian yaitu perawat dengan masa kerja minimal satu tahun dan tidak menduduki jabatan sebagai kepala ruangan sejumlah 260 perawat. Teknik sampling yang dipakai dalam penelitian adalah accidental sampling dengan mempertimbangkan tabel Isaac dan Michael sehingga ditentukan bahwa sampel penelitian berjumlah 149 perawat. Alat ukur yang digunakan yaitu dua buah skala psikologi, yakni skala LMX (26 aitem, α = 0,925) dan skala kepuasan kerja (27 aitem, α = 0,892). Data dianalisis menggunakan teknik analisa statistik nonparametrik Kendall’s tau_b dengan bantuan aplikasi SPSS versi 25.0. Hasil pengujian hubungan kedua variabel menunjukkan bahwa terdapat hubungan dengan korelasi positif yang signifikan (τxy = 0,352, p < 0,05). Artinya, semakin tinggi kualitas LMX yang terjalin antara perawat dengan kepala ruangan maka akan semakin tinggi pula tingkat kepuasan kerja yang dirasakan perawat. Penelitian ini berimplikasi pada urgensi penataan manajemen SDM rumah sakit dalam upaya meningkatkan kualitas LMX yang akan meningkatkan motivasi kerja pada perawat sehingga perawat memiliki kepuasan kerja yang tinggi.","PeriodicalId":395599,"journal":{"name":"Jurnal EMPATI","volume":"437 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134174579","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-17DOI: 10.14710/empati.2023.28169
Lailatul Maghfiroh, Erin Ratna Kustanti
Perjodohan merupakan salah satu metode pernikahan yang masih ada hingga saat ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengalaman berkeluarga pada wanita yang dijodohkan. Penelitian ini melibatkan dua partisipan yang dipilih menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria wanita yang menikah karena dijodohkan, perjodohan disebabkan penolakan orang tua terhadap hubungan masa lalu partisipan, memiliki usia pernikahan minimal dua tahun, dan bersedia menjadi partisipan penelitian yang dibuktikan dengan pengisian informed consent. Pengumpulan data menggunakan teknik in-depth interview dan analisis dengan metode Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Terdapat tiga tema induk yang ditemukan dalam penelitian ini, yaitu: (1) latar belakang perjodohan; (2) dinamika proses penyesuaian pernikahan; dan (3) kepuasan pernikahan. Melalui penelitian ini ditemukan bahwa proses penyesuaian partisipan I memerlukan waktu yang cukup lama dibanding partisipan L. Hal tersebut terjadi karena I menerima perjodohan secara terpaksa, sedangkan L sudah melakukan penerimaan sejak awal. Menurut I, pernikahan karena perjodohan bukan sesuatu yang mengerikan, melainkan proses adaptasi antar pasangan menuju kebahagiaan. Sedangkan menurut L, perjodohan merupakan bentuk birrul walidain (berbakti kepada orang tua) yang akan menghantarkan pasangan pada kehidupan pernikahan yang direstui dan berakhir bahagia. Masing-masing partisipan merasakan dampak positif perjodohan dan kepuasan pernikahan setelah melakukan berbagai macam penyesuaian.
{"title":"PENGALAMAN BERKELUARGA PADA WANITA YANG DIJODOHKAN (SEBUAH INTERPRETATIVE PHENOMENOLOGICAL ANALYSIS)","authors":"Lailatul Maghfiroh, Erin Ratna Kustanti","doi":"10.14710/empati.2023.28169","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/empati.2023.28169","url":null,"abstract":"Perjodohan merupakan salah satu metode pernikahan yang masih ada hingga saat ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengalaman berkeluarga pada wanita yang dijodohkan. Penelitian ini melibatkan dua partisipan yang dipilih menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria wanita yang menikah karena dijodohkan, perjodohan disebabkan penolakan orang tua terhadap hubungan masa lalu partisipan, memiliki usia pernikahan minimal dua tahun, dan bersedia menjadi partisipan penelitian yang dibuktikan dengan pengisian informed consent. Pengumpulan data menggunakan teknik in-depth interview dan analisis dengan metode Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Terdapat tiga tema induk yang ditemukan dalam penelitian ini, yaitu: (1) latar belakang perjodohan; (2) dinamika proses penyesuaian pernikahan; dan (3) kepuasan pernikahan. Melalui penelitian ini ditemukan bahwa proses penyesuaian partisipan I memerlukan waktu yang cukup lama dibanding partisipan L. Hal tersebut terjadi karena I menerima perjodohan secara terpaksa, sedangkan L sudah melakukan penerimaan sejak awal. Menurut I, pernikahan karena perjodohan bukan sesuatu yang mengerikan, melainkan proses adaptasi antar pasangan menuju kebahagiaan. Sedangkan menurut L, perjodohan merupakan bentuk birrul walidain (berbakti kepada orang tua) yang akan menghantarkan pasangan pada kehidupan pernikahan yang direstui dan berakhir bahagia. Masing-masing partisipan merasakan dampak positif perjodohan dan kepuasan pernikahan setelah melakukan berbagai macam penyesuaian.","PeriodicalId":395599,"journal":{"name":"Jurnal EMPATI","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130153563","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}