Pub Date : 2023-07-17DOI: 10.14710/empati.2023.37351
Mohammad Fakhrul Rozi, Anik Tridianti, Basmah Al Husna, Nadia Rahma Hermayati, Nihlatul Falasifah
Penelitian yang bertujuan untuk mengenal dan mengetahui hubungan antara tipe kepribadian introvert dalam interaksi di lingkup sosial mahasiswa program studi pengembangan masyarakat islam angkatan tahun 2021 UIN Sunan Ampel Surabaya. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh kepribadian introvert terhadap perubahan lingkungan sosial mahasiswa Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam 2021 UIN Sunan Ampel Surabaya. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa program studi pengembangan masyarakat islam angkatan tahun 2021 UIN Sunan Ampel Surabaya. Pengumpulan data ini menggunakan Skala Likert yang dikembangkan oleh Rensis Likert pada tahun 1932. Penelitian ini menggunakan metode skala likert dalam bentuk kuesioner untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kepribadian introvert terhadap lingkup sosial mahasiswa/i prodi PMI UIN Sunan Ampel Surabaya angkatan 2021. Kepribadian introvert berpengaruh positif dan signifikan terhadap bidang sosial mahasiswa.
{"title":"PENGARUH KEPRIBADIAN INTROVERT TERHADAP PERUBAHAN LINGKUP SOSIAL MAHASISWA PRODI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM ANGKATAN TAHUN 2021","authors":"Mohammad Fakhrul Rozi, Anik Tridianti, Basmah Al Husna, Nadia Rahma Hermayati, Nihlatul Falasifah","doi":"10.14710/empati.2023.37351","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/empati.2023.37351","url":null,"abstract":"Penelitian yang bertujuan untuk mengenal dan mengetahui hubungan antara tipe kepribadian introvert dalam interaksi di lingkup sosial mahasiswa program studi pengembangan masyarakat islam angkatan tahun 2021 UIN Sunan Ampel Surabaya. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh kepribadian introvert terhadap perubahan lingkungan sosial mahasiswa Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam 2021 UIN Sunan Ampel Surabaya. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa program studi pengembangan masyarakat islam angkatan tahun 2021 UIN Sunan Ampel Surabaya. Pengumpulan data ini menggunakan Skala Likert yang dikembangkan oleh Rensis Likert pada tahun 1932. Penelitian ini menggunakan metode skala likert dalam bentuk kuesioner untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kepribadian introvert terhadap lingkup sosial mahasiswa/i prodi PMI UIN Sunan Ampel Surabaya angkatan 2021. Kepribadian introvert berpengaruh positif dan signifikan terhadap bidang sosial mahasiswa.","PeriodicalId":395599,"journal":{"name":"Jurnal EMPATI","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127702651","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-12DOI: 10.14710/empati.2023.36976
Amalia Fauziah
Masalah ketidakhadiran dan demotivasi pada siswa SMA menjadi fenomena yang sering kali muncul pada pembelajaran jarak jauh (PJJ) di masa pandemi ini. Hal tersebut bisa indikasi masalah yang lebih besar terutama bagi anak-anak memiliki potensi di atas performansi belajar yang ditunjukkan (underachievement). Sebab utama bisa disebabkan oleh regulasi diri yang bermasalah yang dikombinasikan dengan kondisi belajar daring yang memperparah masalah tersebut. Tujuan penlitian ini adalah untuk meningkatkan regulasi diri siswa pada pembelajaran jarak jauh (PJJ). Penelitian menggunakan single case intervention yang dilakukan dalam 5 sesi dengan masing-masing sesi selama 30-40 menit. Partisipan adalah anak laki-laki berusia 15-tahun-10-bulan yang berada di kelas 11 SMA. Teknik intervensi menggunakan pendekatan experiential learning cyle dari Kolb dan dilakukan secara daring. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan yang tidak signifikan namun rata-rata jawaban meningkat 1 poin dan total peningkatan sebanyak 18 poin dari 18 item soal.
{"title":"EFEKTIVITAS PROGRAM INTERVENSI REGULASI DIRI SECARA DARING PADA SISWA UNDERACHIEVER","authors":"Amalia Fauziah","doi":"10.14710/empati.2023.36976","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/empati.2023.36976","url":null,"abstract":"Masalah ketidakhadiran dan demotivasi pada siswa SMA menjadi fenomena yang sering kali muncul pada pembelajaran jarak jauh (PJJ) di masa pandemi ini. Hal tersebut bisa indikasi masalah yang lebih besar terutama bagi anak-anak memiliki potensi di atas performansi belajar yang ditunjukkan (underachievement). Sebab utama bisa disebabkan oleh regulasi diri yang bermasalah yang dikombinasikan dengan kondisi belajar daring yang memperparah masalah tersebut. Tujuan penlitian ini adalah untuk meningkatkan regulasi diri siswa pada pembelajaran jarak jauh (PJJ). Penelitian menggunakan single case intervention yang dilakukan dalam 5 sesi dengan masing-masing sesi selama 30-40 menit. Partisipan adalah anak laki-laki berusia 15-tahun-10-bulan yang berada di kelas 11 SMA. Teknik intervensi menggunakan pendekatan experiential learning cyle dari Kolb dan dilakukan secara daring. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan yang tidak signifikan namun rata-rata jawaban meningkat 1 poin dan total peningkatan sebanyak 18 poin dari 18 item soal.","PeriodicalId":395599,"journal":{"name":"Jurnal EMPATI","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126758084","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-12DOI: 10.14710/empati.2023.38739
Aura Tsania La Biba, Diory Singgya Zefanya, Daffa Rifaldy, Muhammad Zulfa Alfaruqy
Pandemi COVID-19 mengubah perilaku dan kebiasaan masyarakat, termasuk generasi Z. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui persepsi generasi Z terhadap komunikasi publik pemerintah. Penelitian eksploratif dilakukan dengan pendekatan indigenous psychology. Penelitian melibatkan 259 subjek generasi Z yang berstatus sebagai mahasiswa dan berusia kurang dari 23 tahun. Data kuesioner open-ended dianalisis menggunakan analisis konten. Penelitian menemukan bahwa subjek percaya informasi terkait COVID-19 dengan pertimbangan kelogisan informasi (50,44%), kredibilitas komunikator (38,64%), dan sentuhan emosional (10,91%). Subjek mempersepsi Satgas COVID-19 dan IDI sebagai komunikator terpercaya. Temuan berimplikasi pada urgensi komunikasi publik yang mampu meningkatkan motivasi intrinsik generasi Z guna terciptanya kepatuhan terhadap protokol kesehatan.
{"title":"PERSEPSI GENERASI Z TERHADAP KOMUNIKASI PUBLIK DI MASA PANDEMI COVID-19","authors":"Aura Tsania La Biba, Diory Singgya Zefanya, Daffa Rifaldy, Muhammad Zulfa Alfaruqy","doi":"10.14710/empati.2023.38739","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/empati.2023.38739","url":null,"abstract":"Pandemi COVID-19 mengubah perilaku dan kebiasaan masyarakat, termasuk generasi Z. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui persepsi generasi Z terhadap komunikasi publik pemerintah. Penelitian eksploratif dilakukan dengan pendekatan indigenous psychology. Penelitian melibatkan 259 subjek generasi Z yang berstatus sebagai mahasiswa dan berusia kurang dari 23 tahun. Data kuesioner open-ended dianalisis menggunakan analisis konten. Penelitian menemukan bahwa subjek percaya informasi terkait COVID-19 dengan pertimbangan kelogisan informasi (50,44%), kredibilitas komunikator (38,64%), dan sentuhan emosional (10,91%). Subjek mempersepsi Satgas COVID-19 dan IDI sebagai komunikator terpercaya. Temuan berimplikasi pada urgensi komunikasi publik yang mampu meningkatkan motivasi intrinsik generasi Z guna terciptanya kepatuhan terhadap protokol kesehatan.","PeriodicalId":395599,"journal":{"name":"Jurnal EMPATI","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130463681","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-12DOI: 10.14710/empati.2023.28338
Ellda Salwa Firdauz, Erin Ratna Kustanti
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kesepian dengan kecemasan jauh dari smartphone pada siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Tegal. Kecemasan jauh dari smartphone adalah perasaan tidak menyenangkan dan kekhawatiran yang ditandai dengan munculnya respon negatif dari aspek kognitif, afektif, perilaku, dan fisiologis ketika berjauhan atau tidak terhubung dengan smartphone. Kesepian merupakan perasaan yang tidak menyenangkan yang dialami oleh individu karena minimnya hubungan sosial yang ada serta tidak tercapainya harapan untuk memiliki hubungan yang akrab dan bermakna dengan orang lain. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 336 orang siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tegal, dengan sampel sebanyak 178 orang siswa yang diambil melalui teknik cluster random sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Kesepian (49 aitem, α = 0,958) dan Skala Kecemasan Jauh dari Smartphone (51 aitem, α = 0,949). Analisis data dilakukan dengan analisis Spearman’s Rho menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara kesepian dengan kecemasan jauh dari smartphone pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tegal (rxy = 0,392 dan p = 0,000). Hubungan yang positif memiliki makna bahwa semakin tinggi kesepian maka semakin tinggi pula kecemasan jauh dari smartphone.
{"title":"HUBUNGAN ANTARA KESEPIAN DENGAN KECEMASAN JAUH DARI SMARTPHONE PADA SISWA KELAS XI SMAN 1 TEGAL","authors":"Ellda Salwa Firdauz, Erin Ratna Kustanti","doi":"10.14710/empati.2023.28338","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/empati.2023.28338","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kesepian dengan kecemasan jauh dari smartphone pada siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Tegal. Kecemasan jauh dari smartphone adalah perasaan tidak menyenangkan dan kekhawatiran yang ditandai dengan munculnya respon negatif dari aspek kognitif, afektif, perilaku, dan fisiologis ketika berjauhan atau tidak terhubung dengan smartphone. Kesepian merupakan perasaan yang tidak menyenangkan yang dialami oleh individu karena minimnya hubungan sosial yang ada serta tidak tercapainya harapan untuk memiliki hubungan yang akrab dan bermakna dengan orang lain. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 336 orang siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tegal, dengan sampel sebanyak 178 orang siswa yang diambil melalui teknik cluster random sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Kesepian (49 aitem, α = 0,958) dan Skala Kecemasan Jauh dari Smartphone (51 aitem, α = 0,949). Analisis data dilakukan dengan analisis Spearman’s Rho menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara kesepian dengan kecemasan jauh dari smartphone pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tegal (rxy = 0,392 dan p = 0,000). Hubungan yang positif memiliki makna bahwa semakin tinggi kesepian maka semakin tinggi pula kecemasan jauh dari smartphone. ","PeriodicalId":395599,"journal":{"name":"Jurnal EMPATI","volume":"147 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123767943","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-12DOI: 10.14710/empati.2023.27466
Natasha Regita Wardani, D. Sawitri
Keterikatan kerja karyawan perlu diperhatikan oleh setiap organisasi, terutama karyawan milenial yang identik dengan tingkat turnover tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara person-organization fit dan keterikatan kerja pada karyawan milenial BPJS Ketenagakerjaan Pusat. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 265 karyawan milenial. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah convenience sampling sejumlah 155 karyawan milenial. Alat ukur yang digunakan adalah Skala Person-Organization Fit (26 aitem; α = 0,931) dan Skala Keterikatan Kerja (31 aitem; α = 0,929). Analisis Rank Spearman menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara person-organization fit dan keterikatan kerja pada karyawan milenial BPJS Ketenagakerjaan Pusat (rxy = 0,699; p =0,000). Berdasarkan hasil tersebut, hipotesis peneliti dapat diterima dengan penjelasan bahwa semakin tinggi P-O Fit, maka semakin tinggi keterikatan kerja dan begitupun sebaliknya.
{"title":"Hubungan antara Person-Orgaization Fit dan Keterikatan Kerja pada Karyawan Milenial BPJS Ketenagakerjaan Pusat","authors":"Natasha Regita Wardani, D. Sawitri","doi":"10.14710/empati.2023.27466","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/empati.2023.27466","url":null,"abstract":"Keterikatan kerja karyawan perlu diperhatikan oleh setiap organisasi, terutama karyawan milenial yang identik dengan tingkat turnover tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara person-organization fit dan keterikatan kerja pada karyawan milenial BPJS Ketenagakerjaan Pusat. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 265 karyawan milenial. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah convenience sampling sejumlah 155 karyawan milenial. Alat ukur yang digunakan adalah Skala Person-Organization Fit (26 aitem; α = 0,931) dan Skala Keterikatan Kerja (31 aitem; α = 0,929). Analisis Rank Spearman menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara person-organization fit dan keterikatan kerja pada karyawan milenial BPJS Ketenagakerjaan Pusat (rxy = 0,699; p =0,000). Berdasarkan hasil tersebut, hipotesis peneliti dapat diterima dengan penjelasan bahwa semakin tinggi P-O Fit, maka semakin tinggi keterikatan kerja dan begitupun sebaliknya.","PeriodicalId":395599,"journal":{"name":"Jurnal EMPATI","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133847980","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-12DOI: 10.14710/empati.2023.28292
Ervandi Ikhsantoro, Endah Mujiasih
Materialisme adalah sikap yang menekankan pentingnya memiliki barang untuk mendapatkan kebanggaan agar terlihat lebih eksis/sukses. Membeli secara kompulsif adalah perilaku membeli yang tidak terkontrol pada individu dan melakukannya dengan rasa senang serta adanya kenikmatan saat berbelanja yang mengakibatkan pengeluaran disfungsional dan rasa bersalah setelah membeli. Ciri dari membeli kompulsif ini karena adanya perasaan negatif, untuk mengalihkan atau menghilangkan perasaan negatif tersebut dengan berbelanja dengan intensitas yang berlebihan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keterkaitan antara materialisme dengan membeli fashion secara kompulsif pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro. Populasi penelitian ini berjumlah 261 mahasiswa dengan sampel berjumlah 99. Pengambilan sampel menggunakan teknik Convenience sampling. Alat ukur yang digunakan adalah skala membeli kompulsif (23 aitem valid dengan =0, 867) dan skala materialisme (21 aitem valid dengan =0,818). Berdasarkan analisis Pearson Product Moment Correlation didapatkan hubungan positif yang signifikan antara materialisme dengan membeli fashion secara kompulsif pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro. Koefisien korelasi 0,611 yang mengartikan hubungan yang kuat dan signifikansi 0,000 dengan artian terdapat hubungan positif yang signifikan sehingga semakin tinggi materialisme maka semakin tinggi pula membeli fashion secara kompulsif, sebaliknya semakin rendah materialismenya maka semakin rendah pula membeli fashion secara kompulsifnya. Materialisme memberikan sumbangan efektif sebesar 37,4% terhadap membeli secara kompulsif.
{"title":"Hubungan Antara Materialisme Dengan Membeli Fashion Secara Kompulsif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro","authors":"Ervandi Ikhsantoro, Endah Mujiasih","doi":"10.14710/empati.2023.28292","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/empati.2023.28292","url":null,"abstract":" Materialisme adalah sikap yang menekankan pentingnya memiliki barang untuk mendapatkan kebanggaan agar terlihat lebih eksis/sukses. Membeli secara kompulsif adalah perilaku membeli yang tidak terkontrol pada individu dan melakukannya dengan rasa senang serta adanya kenikmatan saat berbelanja yang mengakibatkan pengeluaran disfungsional dan rasa bersalah setelah membeli. Ciri dari membeli kompulsif ini karena adanya perasaan negatif, untuk mengalihkan atau menghilangkan perasaan negatif tersebut dengan berbelanja dengan intensitas yang berlebihan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keterkaitan antara materialisme dengan membeli fashion secara kompulsif pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro. Populasi penelitian ini berjumlah 261 mahasiswa dengan sampel berjumlah 99. Pengambilan sampel menggunakan teknik Convenience sampling. Alat ukur yang digunakan adalah skala membeli kompulsif (23 aitem valid dengan =0, 867) dan skala materialisme (21 aitem valid dengan =0,818). Berdasarkan analisis Pearson Product Moment Correlation didapatkan hubungan positif yang signifikan antara materialisme dengan membeli fashion secara kompulsif pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro. Koefisien korelasi 0,611 yang mengartikan hubungan yang kuat dan signifikansi 0,000 dengan artian terdapat hubungan positif yang signifikan sehingga semakin tinggi materialisme maka semakin tinggi pula membeli fashion secara kompulsif, sebaliknya semakin rendah materialismenya maka semakin rendah pula membeli fashion secara kompulsifnya. Materialisme memberikan sumbangan efektif sebesar 37,4% terhadap membeli secara kompulsif.","PeriodicalId":395599,"journal":{"name":"Jurnal EMPATI","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128476341","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-12DOI: 10.14710/empati.2023.28298
A. Kusumaningtyas, Amalia Rahmandani
Penyesuaian diri adalah kemampuan seorang dalam menghadapi situasi atau perubahan kondisi, seperti transisi ke lingkungan perkuliahan dan sistem pembelajaran teori-praktik. Self-disclosure adalah sebuah komunikasi dimana seseorang mengungkapkan informasi mengenai dirinya dan biasanya bersifat tersembunyi. Setiap mahasiswa akan mengalami masa transisi ke lingkungan baru, termasuk mahasiswa keperawatan. Masa transisi ini akan mendorong mahasiswa keperawatan untuk beradaptasi dengan suasana baru dan kurikulum baru. Pengungkapan diri akan membantu mahasiswa keperawatan untuk berkomunikasi mengenai kesulitan yang dialami dalam menyesuaikan diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self-disclosure dengan penyesuaian diri pada mahasiswa Prodi D3 Keperawatan Poltekkes Semarang. Subjek penelitian ini adalah 132 mahasiswa keperawatan diperoleh menggunakan teknik cluster random sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Skala Self-Disclosure (24 aitem, α = 0,872) dan Skala Penyesuaian Diri (41 aitem, α = 0,930). Analisis data menggunakan Spearman’s Rho menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara self-disclosure dengan penyesuaian diri pada subjek penelitian ini (rxy = 0,678; p = 0,000). Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi self-disclosure, maka semakin baik penyesuaian diri yang dimiliki mahasiswa. Sebaliknya, semakin rendah self-disclosure, maka semakin buruk juga penyesuaian diri yang dimiliki mahasiswa.
{"title":"HUBUNGAN ANTARA SELF-DISCLOSURE DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PRODI D3 KEPERAWATAN POLTEKKES SEMARANG","authors":"A. Kusumaningtyas, Amalia Rahmandani","doi":"10.14710/empati.2023.28298","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/empati.2023.28298","url":null,"abstract":"Penyesuaian diri adalah kemampuan seorang dalam menghadapi situasi atau perubahan kondisi, seperti transisi ke lingkungan perkuliahan dan sistem pembelajaran teori-praktik. Self-disclosure adalah sebuah komunikasi dimana seseorang mengungkapkan informasi mengenai dirinya dan biasanya bersifat tersembunyi. Setiap mahasiswa akan mengalami masa transisi ke lingkungan baru, termasuk mahasiswa keperawatan. Masa transisi ini akan mendorong mahasiswa keperawatan untuk beradaptasi dengan suasana baru dan kurikulum baru. Pengungkapan diri akan membantu mahasiswa keperawatan untuk berkomunikasi mengenai kesulitan yang dialami dalam menyesuaikan diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self-disclosure dengan penyesuaian diri pada mahasiswa Prodi D3 Keperawatan Poltekkes Semarang. Subjek penelitian ini adalah 132 mahasiswa keperawatan diperoleh menggunakan teknik cluster random sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Skala Self-Disclosure (24 aitem, α = 0,872) dan Skala Penyesuaian Diri (41 aitem, α = 0,930). Analisis data menggunakan Spearman’s Rho menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara self-disclosure dengan penyesuaian diri pada subjek penelitian ini (rxy = 0,678; p = 0,000). Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi self-disclosure, maka semakin baik penyesuaian diri yang dimiliki mahasiswa. Sebaliknya, semakin rendah self-disclosure, maka semakin buruk juga penyesuaian diri yang dimiliki mahasiswa.","PeriodicalId":395599,"journal":{"name":"Jurnal EMPATI","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126611226","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-12DOI: 10.14710/empati.2023.37580
Dinda Permatasari Harahap
Masih minimnya penelitian tentang perkembangan literasi pada anak usia dini membuat peneliti tertarik mengembangkan panduan dalam melakukan observasi keterampilan stimulasi literasi. Metode yang digunakan dalam pengembangan panduan observasi keterampilan stimulasi literasi adalah melalui uji validitas dan uji reliabilitas terhadap panduan observasi yang disusun peneliti. Peneliti melakukan uji validitas isi dengan menyebarkan panduan kepada 20 expert judgment untuk memberikan penilaian. Hasil uji validitas isi dianalisis dengan metode Aiken’s dan menunjukkan bahwa koefisien Aiken’s V pada indikator keperilakuan dalam panduan observasi orang tua dalam memberikan stimulasi literasi bergerak dari angka 0,812 sampai dengan 0,962 yang yang dapat dikatakan valid. Sebelum dilakukan uji reliabilitas, terlebih dahulu dilakukan uji keterbacaan panduan observasi kepada lima orang observer. Uji reliabilitas panduan observasi dilakukan menggunakan teknik inter-rater reliability. Hasil analisis uji reliabilitas menunjukkan bahwa koefisien inter-rater reliability untuk masing-masing observer adalah 0,937. Hasil tersebut menunjukkan bahwa koefisien inter-rater reliability tergolong dalam kategori sangat baik. Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas yang dilakukan terhadap panduan observasi keterampilan stimulasi literasi maka dapat disimpulkan bahwa panduan observasi keterampilan stimulasi literasi sudah dapat digunakan karena melampaui standar uji validitas dan reliabilitas dengan baik.
{"title":"Pengembangan Panduan Observasi Keterampilan Stimulasi Literasi","authors":"Dinda Permatasari Harahap","doi":"10.14710/empati.2023.37580","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/empati.2023.37580","url":null,"abstract":"Masih minimnya penelitian tentang perkembangan literasi pada anak usia dini membuat peneliti tertarik mengembangkan panduan dalam melakukan observasi keterampilan stimulasi literasi. Metode yang digunakan dalam pengembangan panduan observasi keterampilan stimulasi literasi adalah melalui uji validitas dan uji reliabilitas terhadap panduan observasi yang disusun peneliti. Peneliti melakukan uji validitas isi dengan menyebarkan panduan kepada 20 expert judgment untuk memberikan penilaian. Hasil uji validitas isi dianalisis dengan metode Aiken’s dan menunjukkan bahwa koefisien Aiken’s V pada indikator keperilakuan dalam panduan observasi orang tua dalam memberikan stimulasi literasi bergerak dari angka 0,812 sampai dengan 0,962 yang yang dapat dikatakan valid. Sebelum dilakukan uji reliabilitas, terlebih dahulu dilakukan uji keterbacaan panduan observasi kepada lima orang observer. Uji reliabilitas panduan observasi dilakukan menggunakan teknik inter-rater reliability. Hasil analisis uji reliabilitas menunjukkan bahwa koefisien inter-rater reliability untuk masing-masing observer adalah 0,937. Hasil tersebut menunjukkan bahwa koefisien inter-rater reliability tergolong dalam kategori sangat baik. Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas yang dilakukan terhadap panduan observasi keterampilan stimulasi literasi maka dapat disimpulkan bahwa panduan observasi keterampilan stimulasi literasi sudah dapat digunakan karena melampaui standar uji validitas dan reliabilitas dengan baik.","PeriodicalId":395599,"journal":{"name":"Jurnal EMPATI","volume":"50 2","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120821439","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-12DOI: 10.14710/empati.2023.28676
Fanindiya Indriadi Rasyid, Diana Rusmawati
Efikasi diri akademik merupakan keyakinan individu atas kemampuannya dalam menyelesaikan tuntutan akademik yang sulit, sehingga dapat mencapai tujuan akademik. Hardiness akademik merupakan kemampuan yang dimiliki individu dalam menyelesaikan tuntutan yang sulit yang mencakup komitemen, kontrol, dan tantangan, sehingga individu dapat mencapai tujuan akademik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara hardiness akademik dengan efikasi diri akademik pada mahasiswa rantau dari Pulau Sumatera di Universitas Diponegoro. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 258 yang tergabung dalam organisasi daerah IKAMMI, IKMR, dan PARADIPO dengan subjek penelitian berjumlah 86 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan ialah teknik incidental cluster sampling. Alat ukur yang digunakan ialah Skala Hardiness Akademik (23 item; α = 0,904) dan Skala Efikasi Diri Akademik (29 item; α = 0,924). Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana yang dilakukan, ditemukan bahwa terdapat hubungan positif antara hardiness akademik dengan efikasi diri akademik pada mahasiswa rantau (rxy= 0,817; p = 0,000). Hardiness akademik memberikan sumbangan efektif terhadap efikasi diri akademik sebesar 66,7%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi hardiness akademik yang dimiliki mahasiswa rantau maka semakin tinggi pula efikasi diri akademiknya. Begitupun sebaliknya, semakin rendah hardiness akademik yang dimiliki mahasiswa rantau maka semakin rendah pula efikasi diri akademiknya.
{"title":"Hubungan antara Hardiness dengan Efikasi Diri Akademik pada Mahasiswa Rantau dari Pulau Sumatera di Universitas Diponegoro","authors":"Fanindiya Indriadi Rasyid, Diana Rusmawati","doi":"10.14710/empati.2023.28676","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/empati.2023.28676","url":null,"abstract":"Efikasi diri akademik merupakan keyakinan individu atas kemampuannya dalam menyelesaikan tuntutan akademik yang sulit, sehingga dapat mencapai tujuan akademik. Hardiness akademik merupakan kemampuan yang dimiliki individu dalam menyelesaikan tuntutan yang sulit yang mencakup komitemen, kontrol, dan tantangan, sehingga individu dapat mencapai tujuan akademik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara hardiness akademik dengan efikasi diri akademik pada mahasiswa rantau dari Pulau Sumatera di Universitas Diponegoro. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 258 yang tergabung dalam organisasi daerah IKAMMI, IKMR, dan PARADIPO dengan subjek penelitian berjumlah 86 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan ialah teknik incidental cluster sampling. Alat ukur yang digunakan ialah Skala Hardiness Akademik (23 item; α = 0,904) dan Skala Efikasi Diri Akademik (29 item; α = 0,924). Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana yang dilakukan, ditemukan bahwa terdapat hubungan positif antara hardiness akademik dengan efikasi diri akademik pada mahasiswa rantau (rxy= 0,817; p = 0,000). Hardiness akademik memberikan sumbangan efektif terhadap efikasi diri akademik sebesar 66,7%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi hardiness akademik yang dimiliki mahasiswa rantau maka semakin tinggi pula efikasi diri akademiknya. Begitupun sebaliknya, semakin rendah hardiness akademik yang dimiliki mahasiswa rantau maka semakin rendah pula efikasi diri akademiknya.","PeriodicalId":395599,"journal":{"name":"Jurnal EMPATI","volume":"51 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117094132","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-12DOI: 10.14710/empati.2023.28301
Stella Giovanni Purba, Yohanis Franz La Kahija
Caregiver adiyuswa merupakan jenis caregiver yang masuk ke dalam kategori pekerja sosial. Pekerja sosial adalah seseorang yang dibayar dalam suatu kemampuan profesional untuk mengadakan tugas konseling maupun perencanaan perawatan dan perlindungan sosial. Dalam hal ini, caregiver adiyuswa bertugas untuk merawat dan melayani para adiyuswa yang tinggal di Panti Wredha. Penelitian ini adalah penelitian fenomenologis yang bertujuan untuk memahami pengalaman bekerja sebagai caregiver adiyuswa. Pemilihan partisipan dilakukan dengan teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan wawancara semi terstruktur untuk memperoleh data dan menggunakan Interpretative Phenomenological Analysis untuk menganalisis data. Ditemukan delapan tema superordinat, yakni (1) Keputusan bekerja sebagai caregiver, (2) Usaha untuk bertahan dalam pekerjaan, (3) Penerimaan akan kondisi pekerjaan, (4) Responsivitas dalam mengasuh, (5) Skill pengasuhan yang berkembang, (6) Keberhasilan dalam pekerjaan sebagai caregiver, (7) Pekerjaan yang membebani, (8) Kesulitan awal bekerja. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memahami pengalaman sebagai caregiver adiyuswa dan memberi informasi penting tentang dinamika psikologis pada caregiver adiyuswa.
{"title":"INTERPRETATIVE PHENOMENOLOGICAL ANALYSIS PADA PENGALAMAN BEKERJA SEBAGAI CAREGIVER ADIYUSWA DI PANTI WREDHA (X)","authors":"Stella Giovanni Purba, Yohanis Franz La Kahija","doi":"10.14710/empati.2023.28301","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/empati.2023.28301","url":null,"abstract":"Caregiver adiyuswa merupakan jenis caregiver yang masuk ke dalam kategori pekerja sosial. Pekerja sosial adalah seseorang yang dibayar dalam suatu kemampuan profesional untuk mengadakan tugas konseling maupun perencanaan perawatan dan perlindungan sosial. Dalam hal ini, caregiver adiyuswa bertugas untuk merawat dan melayani para adiyuswa yang tinggal di Panti Wredha. Penelitian ini adalah penelitian fenomenologis yang bertujuan untuk memahami pengalaman bekerja sebagai caregiver adiyuswa. Pemilihan partisipan dilakukan dengan teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan wawancara semi terstruktur untuk memperoleh data dan menggunakan Interpretative Phenomenological Analysis untuk menganalisis data. Ditemukan delapan tema superordinat, yakni (1) Keputusan bekerja sebagai caregiver, (2) Usaha untuk bertahan dalam pekerjaan, (3) Penerimaan akan kondisi pekerjaan, (4) Responsivitas dalam mengasuh, (5) Skill pengasuhan yang berkembang, (6) Keberhasilan dalam pekerjaan sebagai caregiver, (7) Pekerjaan yang membebani, (8) Kesulitan awal bekerja. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memahami pengalaman sebagai caregiver adiyuswa dan memberi informasi penting tentang dinamika psikologis pada caregiver adiyuswa.","PeriodicalId":395599,"journal":{"name":"Jurnal EMPATI","volume":"124 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134291557","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}