Pub Date : 2022-04-05DOI: 10.36654/educatif.v4i2.268
Mardhiyah Mardhiyah
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh model pembelajaran Talking Stick dapat Meningkatkan Pemahaman pada Materi Matriks pada Mata Pelajaran Matematika di kelas XI IPA SMA Negeri 2 Meukek Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2020 /2021. Penelitian ini berlangsung dalam 2 siklus yang masing-masing siklus terdiri atas tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi: Hasil belajar siswa yang diambil dari pemberian soal tes pada akhir siklus, kemampuan guru dalam pembelajaran yang diambil dari lembar observasi, aktivitas siswa dalam pembelajaran yang diambil dari lembar observasi, dan data tentang refleksi siswa terhadap pembelajaran yang diambil dari angket pada setiap akhir pertemuan. Talking Stick merupakan model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Dimana model pembelajaran ini memuat unsur permainan sehingga tidak menimbulkan kebosanan pada siswa ketika melaksanakan proses pembelajaran, tapi juga dapat membentuk siswa untuk lebih berani mengemukakan pendapat, melatih keterampilan membaca dan memahami dengan cepat materi yang diberikan. Hasil Belajar siswa harus mencapai KKM yaitu 75 %. Dilihat dari hasil pada observasi Pra Siklus dari 24 siswa yang memiliki nilai telah mencapai ketuntasan sebanyak 9 siswa (38.24 %) Sedangkan yang belum mencapai ketuntasan adalah sebanyak 15 siswa (61.76 %) dengan rata-rata kelas sebesar 71.66 %, Dari hasil tes siklus I, terdapat 15 siswa (58.82 %) yang sudah mencapai ketuntasan belajar, Sedangkan yang belum mencapai ketuntasan adalah sebanyak 9 siswa (41.18 %) dengan nilai rata-rata kelas sebesar 78.75 %. Siklus II dapat diketahui bahwa siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 24 siswa (100,00%) mengalami peningkatan dan niilai rata- rata siswa Siklus II adalah 88.33 %. Maka persentase ketuntasan siswa meningkat dari pra Siklus 38.24 %, siklus I, 58.82 % dan siklus II menjadi 100,00 % atau meningkat 61.76 %.
{"title":"Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Materi Matriks dengan Menggunakan Model Talking Stick di Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Meukek Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2020 /2021","authors":"Mardhiyah Mardhiyah","doi":"10.36654/educatif.v4i2.268","DOIUrl":"https://doi.org/10.36654/educatif.v4i2.268","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh model pembelajaran Talking Stick dapat Meningkatkan Pemahaman pada Materi Matriks pada Mata Pelajaran Matematika di kelas XI IPA SMA Negeri 2 Meukek Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2020 /2021. Penelitian ini berlangsung dalam 2 siklus yang masing-masing siklus terdiri atas tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi: Hasil belajar siswa yang diambil dari pemberian soal tes pada akhir siklus, kemampuan guru dalam pembelajaran yang diambil dari lembar observasi, aktivitas siswa dalam pembelajaran yang diambil dari lembar observasi, dan data tentang refleksi siswa terhadap pembelajaran yang diambil dari angket pada setiap akhir pertemuan. Talking Stick merupakan model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Dimana model pembelajaran ini memuat unsur permainan sehingga tidak menimbulkan kebosanan pada siswa ketika melaksanakan proses pembelajaran, tapi juga dapat membentuk siswa untuk lebih berani mengemukakan pendapat, melatih keterampilan membaca dan memahami dengan cepat materi yang diberikan. Hasil Belajar siswa harus mencapai KKM yaitu 75 %. Dilihat dari hasil pada observasi Pra Siklus dari 24 siswa yang memiliki nilai telah mencapai ketuntasan sebanyak 9 siswa (38.24 %) Sedangkan yang belum mencapai ketuntasan adalah sebanyak 15 siswa (61.76 %) dengan rata-rata kelas sebesar 71.66 %, Dari hasil tes siklus I, terdapat 15 siswa (58.82 %) yang sudah mencapai ketuntasan belajar, Sedangkan yang belum mencapai ketuntasan adalah sebanyak 9 siswa (41.18 %) dengan nilai rata-rata kelas sebesar 78.75 %. Siklus II dapat diketahui bahwa siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 24 siswa (100,00%) mengalami peningkatan dan niilai rata- rata siswa Siklus II adalah 88.33 %. Maka persentase ketuntasan siswa meningkat dari pra Siklus 38.24 %, siklus I, 58.82 % dan siklus II menjadi 100,00 % atau meningkat 61.76 %.","PeriodicalId":399177,"journal":{"name":"Educatif Journal of Education Research","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131189317","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-04-05DOI: 10.36654/educatif.v4i2.267
Warsiyah Warsiyah
Penelitian tindakan kelas ini dilatarbelakangi oleh rendahnya nilai Ilmu Pengetahuan Alam materi rangkaian listrik sederhana Ilmu Pengetahuan Alam materi rangkaian listrik sederhana. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam materi rangkaian listrik sederhana pada siklus 2, dengan menggunakan metode praktikum. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November2011, bertempat di kelas VII 1 SMP Negeri 275 Jakarta. Jenis penelitianadalah Penelitian Tindakan Kelas dengan dua siklus yang terdiri dari tiga kali pertemuan dalam satu siklus, setiap siklus terdiri dari: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.Teknik dan alat pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif terhadap data berupa dokumen hasil pekerjaan siswa, daftar nilai dan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan metode praktikum tejadi suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga hasil belajar siswa meningkat, yaitu dari hasil siklus I ke Siklus II, hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil tes dan analisis hasil tes didapat siswa yang belum tuntas berkurang, lebih sediikit dari siklus I. dalam siklus I siswa yang belum tuntas 12 siswa (51,35 %), pada siklus II siswa yang belum tuntas berkurang. Pada siklus II siswa yang belum tuntas berjumlah 1 (32,43 %). Hal ini menunjukkan bahwa perbaikan pembelajarn pada siklus II membawa perubahan hasil pembelajaran yang lebih baik. Jika dilihat dari tabel analisis hasil tes didapat daya serap siswa hanya 87,57 %, sehingga hasil pembelajaran sudah optimal. Dapat disimpulkan bahwa metode praktikum dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi rangakaian listrik sederhana di kelas VI di SDN Karangudi 2 Ngrampal Sragen Semester 1 tahun pelajaran 2021/2022.
{"title":"Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran IPA Materi Rangkaian Listrik Sederhana Kelas VI Semester I Tahun Pelajaran 2021/2022 di SD Negeri Karangudi 2 Ngrampal Sragen","authors":"Warsiyah Warsiyah","doi":"10.36654/educatif.v4i2.267","DOIUrl":"https://doi.org/10.36654/educatif.v4i2.267","url":null,"abstract":"Penelitian tindakan kelas ini dilatarbelakangi oleh rendahnya nilai Ilmu Pengetahuan Alam materi rangkaian listrik sederhana Ilmu Pengetahuan Alam materi rangkaian listrik sederhana. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam materi rangkaian listrik sederhana pada siklus 2, dengan menggunakan metode praktikum. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November2011, bertempat di kelas VII 1 SMP Negeri 275 Jakarta. Jenis penelitianadalah Penelitian Tindakan Kelas dengan dua siklus yang terdiri dari tiga kali pertemuan dalam satu siklus, setiap siklus terdiri dari: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.Teknik dan alat pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif terhadap data berupa dokumen hasil pekerjaan siswa, daftar nilai dan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan metode praktikum tejadi suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga hasil belajar siswa meningkat, yaitu dari hasil siklus I ke Siklus II, hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil tes dan analisis hasil tes didapat siswa yang belum tuntas berkurang, lebih sediikit dari siklus I. dalam siklus I siswa yang belum tuntas 12 siswa (51,35 %), pada siklus II siswa yang belum tuntas berkurang. Pada siklus II siswa yang belum tuntas berjumlah 1 (32,43 %). Hal ini menunjukkan bahwa perbaikan pembelajarn pada siklus II membawa perubahan hasil pembelajaran yang lebih baik. Jika dilihat dari tabel analisis hasil tes didapat daya serap siswa hanya 87,57 %, sehingga hasil pembelajaran sudah optimal. Dapat disimpulkan bahwa metode praktikum dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi rangakaian listrik sederhana di kelas VI di SDN Karangudi 2 Ngrampal Sragen Semester 1 tahun pelajaran 2021/2022.","PeriodicalId":399177,"journal":{"name":"Educatif Journal of Education Research","volume":"74 2","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120925047","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-04-05DOI: 10.36654/educatif.v4i2.274
Siska Indri Astuti
Tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan melalui Model Pembelajaran Mind Map bagi peserta didik kelas IV SD Negeri Galuhtimur 03 Semester 1 tahun pelajaran 2020/2021. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Galuhtimur 03 dengan subjek penelitian adalah peserta didik kelas IV yang terdiri dari 2 perempuan dan 4 laki-laki, jumlah total 6 peserta didik. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik penilaian tes tertulis dan non tes berupa pengamatan atau observasi terhadap motivasi belajar peserta didik. Analisis data pada penelitian ini adalah deskriptif komparatif. Sebagai tolak ukur keberhasilan penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat dari hasil belajar peserta didik yaitu 70% secara individual dan 85% secara klasikal. Hasilnya terjadi peningkatan motivasi dan hasil belajar dalam pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan setelah menerapkan Model Pembelajaran Mind Map. Ketika pra siklus rata-rata motivasi dan hasil belajar dengan ketuntasan adalah 17% dengan kategori kurang, pada siklus 1 ketuntasan mencapai 50% dengan kategori sedang, dan pada siklus 2 nilai rata-rata motivasi dan hasil belajar dengan rata-rata ketuntasan adalah 100% dengan kategori baik.
{"title":"Penerapan Model Pembelajaran Mind Map untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar PKN Materi Keberagaman Budaya Bangsaku Bagi Peserta Didik Kelas IV SD Negeri Galuhtimur 03 Kecamatan Tonjong Kabupaten Brebes Semester I Tahun Pelajaran 2020/2021","authors":"Siska Indri Astuti","doi":"10.36654/educatif.v4i2.274","DOIUrl":"https://doi.org/10.36654/educatif.v4i2.274","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan melalui Model Pembelajaran Mind Map bagi peserta didik kelas IV SD Negeri Galuhtimur 03 Semester 1 tahun pelajaran 2020/2021. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Galuhtimur 03 dengan subjek penelitian adalah peserta didik kelas IV yang terdiri dari 2 perempuan dan 4 laki-laki, jumlah total 6 peserta didik. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik penilaian tes tertulis dan non tes berupa pengamatan atau observasi terhadap motivasi belajar peserta didik. Analisis data pada penelitian ini adalah deskriptif komparatif. Sebagai tolak ukur keberhasilan penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat dari hasil belajar peserta didik yaitu 70% secara individual dan 85% secara klasikal. Hasilnya terjadi peningkatan motivasi dan hasil belajar dalam pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan setelah menerapkan Model Pembelajaran Mind Map. Ketika pra siklus rata-rata motivasi dan hasil belajar dengan ketuntasan adalah 17% dengan kategori kurang, pada siklus 1 ketuntasan mencapai 50% dengan kategori sedang, dan pada siklus 2 nilai rata-rata motivasi dan hasil belajar dengan rata-rata ketuntasan adalah 100% dengan kategori baik.","PeriodicalId":399177,"journal":{"name":"Educatif Journal of Education Research","volume":"33 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126160079","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-04-04DOI: 10.36654/educatif.v4i2.271
Rina Legawati
Penelitian yang penulis laksanakan dilakukan berdasarkan permasalahan siswa dalam pembelajaran Pendidikan IPA, siswa belum memahami penerapan Konsep Sistem reproduksi pada manusia sehingga peneliti berusaha melaksanakan penelitian ini untuk melihat bagaimanakah hasil belajar siswa sebelum dan sesudah melaksanakan pembelajaran dengan model Cooperative Learning pada pembelajaran pokok bahasan Sistem Reproduksi pada manusia di Kelas IX MTs YASEMI 2 Kecamatan Karangrayung Kabupaten Greobogan Tahun ajaran 2020/ 2021. Proses pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas yang penulis lakukan melalui tiga tahapan, meliputi prasiklus, siklus I, dan siklus II. Setiap kegiatan pembelajaran terdiri atas: perencanaan, pengamatan, evaluasi dan refleksi. Tujuan dilaksanakannya Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan penerapan model Cooperative Learning pada pokok bahasan Sistem Reproduksi pada manusia di Kelas IX MTs YASEMI 2 Kecamatan Karangrayung Kabupaten Greobogan Tahun Ajaran 2020/ 2021. Hasil belajar siswa sebelum penerapan model Cooperative Learning dari 36 jumlah siswa, 29 orang siswa belum mencapai peningkatan nilai hasil belajar. Sedangkan sesudah penerapan model Cooperative Learning baik Siklus 1 dan Siklus 2 seluruh siswa mencapai peningkatan nilai hasil belajar. Hal ini membuktikan bahwa penerapan model Cooperative Learning, dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas Kelas IX MTs YASEMI 2 Kecamatan Karangrayung Kabupaten Greobogan pada pokok bahasan Sistem reproduksi pada manusia sesuai dengan tujuan yang direncanakan.
{"title":"Penerapan Model Cooperative Learning Dapat Meningkatkan Prestasi Siswa Pada Pokok Bahasan Sistem Reproduksi Pada Manusia","authors":"Rina Legawati","doi":"10.36654/educatif.v4i2.271","DOIUrl":"https://doi.org/10.36654/educatif.v4i2.271","url":null,"abstract":"Penelitian yang penulis laksanakan dilakukan berdasarkan permasalahan siswa dalam pembelajaran Pendidikan IPA, siswa belum memahami penerapan Konsep Sistem reproduksi pada manusia sehingga peneliti berusaha melaksanakan penelitian ini untuk melihat bagaimanakah hasil belajar siswa sebelum dan sesudah melaksanakan pembelajaran dengan model Cooperative Learning pada pembelajaran pokok bahasan Sistem Reproduksi pada manusia di Kelas IX MTs YASEMI 2 Kecamatan Karangrayung Kabupaten Greobogan Tahun ajaran 2020/ 2021. Proses pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas yang penulis lakukan melalui tiga tahapan, meliputi prasiklus, siklus I, dan siklus II. Setiap kegiatan pembelajaran terdiri atas: perencanaan, pengamatan, evaluasi dan refleksi. Tujuan dilaksanakannya Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan penerapan model Cooperative Learning pada pokok bahasan Sistem Reproduksi pada manusia di Kelas IX MTs YASEMI 2 Kecamatan Karangrayung Kabupaten Greobogan Tahun Ajaran 2020/ 2021. Hasil belajar siswa sebelum penerapan model Cooperative Learning dari 36 jumlah siswa, 29 orang siswa belum mencapai peningkatan nilai hasil belajar. Sedangkan sesudah penerapan model Cooperative Learning baik Siklus 1 dan Siklus 2 seluruh siswa mencapai peningkatan nilai hasil belajar. Hal ini membuktikan bahwa penerapan model Cooperative Learning, dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas Kelas IX MTs YASEMI 2 Kecamatan Karangrayung Kabupaten Greobogan pada pokok bahasan Sistem reproduksi pada manusia sesuai dengan tujuan yang direncanakan.","PeriodicalId":399177,"journal":{"name":"Educatif Journal of Education Research","volume":"23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116661705","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-02-02DOI: 10.36654/educatif.v4i1.202
E. Astuti
Lingkungan sangat berdampak terhadap bahasa anak dalam berbicara. Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dalam pemerolehan bahasa anak. Karena dengan lingkungan runinitas anak dapat berjalan dengan baik tanpa kesulitan dalam berinteraksi di lingkungan sosial dan proses pemerolehan bahasa juga di mulai dari lingkungan baik lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. Rangsangan yang diperoleh anak melalui lingkungan berpengaruh terhadap perkembangan bahasa anak. Rangsangan yang diterima secara perlahan akan mempengaruhi perkembangan bahasa anak. Rangsangan orang tua terdekatnya akan diproses oleh anak sehingga menjadikan anak seperti itu matang dalam pola pikir, pola, dan pola tutur. Peran orang tua yang begitu penting menuntut orang tua untuk berhati-hati dan cermat dalam mendidik anaknya. Orang tua perlu memahami langkah-langkah perkembangan bahasa pada anak untuk dapat memberikan stimulus pada tahap perkembangan yang sesuai dengan usianya. Perkembangan bahasa merupakan salah satu indikator perkembangan kognitif seorang anak, hal ini berkaitan dengan keberhasilan atau keterlambatan dalam berpikir dan berkomunikasi di daerah tersebut. Seorang anak yang dikatakan lambat dalam berbicara dapat mempengaruhi kemampuan koneksi dalam sehari-hari secara pribadi atau lingkungan sosial, yaitu untuk mendapatkan kesulitan belajar, bersosialisasi dan aktivitas kerja lainnya ketika dewasa nanti. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan bahasa anak antara lain: perkembangan otak dan kecerdasan, jenis kelamin,kondisi fisik, lingkungan keluarga, kondisi ekonomi, lingkungan sosial/budaya, kedwibahasaan (2 bahasa).
{"title":"Dampak Pemerolehan Bahasa Anak Dalam Berbicara Terhadap Peran Lingkungan","authors":"E. Astuti","doi":"10.36654/educatif.v4i1.202","DOIUrl":"https://doi.org/10.36654/educatif.v4i1.202","url":null,"abstract":"Lingkungan sangat berdampak terhadap bahasa anak dalam berbicara. Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dalam pemerolehan bahasa anak. Karena dengan lingkungan runinitas anak dapat berjalan dengan baik tanpa kesulitan dalam berinteraksi di lingkungan sosial dan proses pemerolehan bahasa juga di mulai dari lingkungan baik lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. Rangsangan yang diperoleh anak melalui lingkungan berpengaruh terhadap perkembangan bahasa anak. Rangsangan yang diterima secara perlahan akan mempengaruhi perkembangan bahasa anak. Rangsangan orang tua terdekatnya akan diproses oleh anak sehingga menjadikan anak seperti itu matang dalam pola pikir, pola, dan pola tutur. Peran orang tua yang begitu penting menuntut orang tua untuk berhati-hati dan cermat dalam mendidik anaknya. Orang tua perlu memahami langkah-langkah perkembangan bahasa pada anak untuk dapat memberikan stimulus pada tahap perkembangan yang sesuai dengan usianya. Perkembangan bahasa merupakan salah satu indikator perkembangan kognitif seorang anak, hal ini berkaitan dengan keberhasilan atau keterlambatan dalam berpikir dan berkomunikasi di daerah tersebut. Seorang anak yang dikatakan lambat dalam berbicara dapat mempengaruhi kemampuan koneksi dalam sehari-hari secara pribadi atau lingkungan sosial, yaitu untuk mendapatkan kesulitan belajar, bersosialisasi dan aktivitas kerja lainnya ketika dewasa nanti. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan bahasa anak antara lain: perkembangan otak dan kecerdasan, jenis kelamin,kondisi fisik, lingkungan keluarga, kondisi ekonomi, lingkungan sosial/budaya, kedwibahasaan (2 bahasa).","PeriodicalId":399177,"journal":{"name":"Educatif Journal of Education Research","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114985256","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-01-22DOI: 10.36654/educatif.v4i1.201
Kundari Lusinah
Penelitian Tindakan Sekolah. Latar belakang masalah yang menjadi fokus pembelajaran adalah Pendekatan supervisi individual tidak terlalu efektif untuk meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan tugasnya khususnya yang berkaitan dengan kompetensi profesionalnya, berdasarkan observasi yang diadakan kepala sekolah terhadap guru-guru di SDN Jeruklegi Kulon 06 Kecamatan Jeruklegi menunjukkan bahwa kompetensi profesional guru masih rendah terutama pada kompetensi guru dalam mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif. Berdasarkan masalah tersebut, maka penelitian ini peneliti menerapkan Pendekatan Supervisi Kolaboratif dalam meningkatkan kompetensi profesional sehingga dapat meningkatkan kompetensi guru dan prestasi sekolah. Penelitian dilakukan melalui proses pengkajian berdaur (PTS) yang meliputi empat tahapan yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflection). Dari hasil analisis data, diperoleh hasil Peningkatan kompetensi profesional guru di SDN Jeruklegi Kulon 06 Kecamatan Jeruklegi dari pra-siklus ke siklus I sebesar 20,31 poin. Rata-rata kompetensi profesional guru pada pra-siklus sebesar 61,719 dengan kriteria cukup dan pada siklus I sebesar 82,031 dengan kriteria baik. Kompetensi profesional guru juga mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 10,156 poin. Rata-rata kompetensi profesional guru pada siklus II sebesar 92,188 dengan kriteria sangat baik. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kompetensi profesional guru di SDN Jeruklegi Kulon 06 Kecamatan Jeruklegi dapat ditingkatkan melalui penerapan pendekatan supervisi kolaboratif
行为学校研究。学习重点问题的背景是,个人监督方法对提高教师在执行任务方面的能力,特别是那些与专业能力有关的能力,根据学校校长对德国SDN jeuklegi Kulon 06省教师的观察,教师的专业能力仍然很低,尤其是在开发创造性学习材料方面。基于这些问题,这项研究人员采用了一种协作监督方法来提高专业能力,从而提高教师能力和学校成绩。这项研究是通过设计、执行、观察和反射等四个步骤进行的。根据数据分析,在SDN Jeruklegi Kulon 06的Jeruklegi街道上,教师专业能力提高了,从pre -循环到I循环的20。31分。教师在周期前的专业能力平均为61.719,在I周期中平均为82.031。教师的专业能力还从第一个周期增加到第二次周期增加了10.156分。教师在II周期的专业能力平均为92.188,标准很高。因此,可以得出结论,教师在SDN jeuklegi Kulon 06街道上的专业能力可以通过合作监察方法的应用而得到提升
{"title":"Penerapan Pendekatan Supervisi Kolaboratif untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru Di SDN Jeruklegi Kulon 06 Jeruklegi Tahun Pelajaran 2021/2022","authors":"Kundari Lusinah","doi":"10.36654/educatif.v4i1.201","DOIUrl":"https://doi.org/10.36654/educatif.v4i1.201","url":null,"abstract":"Penelitian Tindakan Sekolah. Latar belakang masalah yang menjadi fokus pembelajaran adalah Pendekatan supervisi individual tidak terlalu efektif untuk meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan tugasnya khususnya yang berkaitan dengan kompetensi profesionalnya, berdasarkan observasi yang diadakan kepala sekolah terhadap guru-guru di SDN Jeruklegi Kulon 06 Kecamatan Jeruklegi menunjukkan bahwa kompetensi profesional guru masih rendah terutama pada kompetensi guru dalam mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif. Berdasarkan masalah tersebut, maka penelitian ini peneliti menerapkan Pendekatan Supervisi Kolaboratif dalam meningkatkan kompetensi profesional sehingga dapat meningkatkan kompetensi guru dan prestasi sekolah. Penelitian dilakukan melalui proses pengkajian berdaur (PTS) yang meliputi empat tahapan yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflection). Dari hasil analisis data, diperoleh hasil Peningkatan kompetensi profesional guru di SDN Jeruklegi Kulon 06 Kecamatan Jeruklegi dari pra-siklus ke siklus I sebesar 20,31 poin. Rata-rata kompetensi profesional guru pada pra-siklus sebesar 61,719 dengan kriteria cukup dan pada siklus I sebesar 82,031 dengan kriteria baik. Kompetensi profesional guru juga mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 10,156 poin. Rata-rata kompetensi profesional guru pada siklus II sebesar 92,188 dengan kriteria sangat baik. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kompetensi profesional guru di SDN Jeruklegi Kulon 06 Kecamatan Jeruklegi dapat ditingkatkan melalui penerapan pendekatan supervisi kolaboratif","PeriodicalId":399177,"journal":{"name":"Educatif Journal of Education Research","volume":"71 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117085803","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-01-10DOI: 10.36654/educatif.v4i1.275
Nur Azizah
Pelajaran Bahasa Inggris diajarkan kepada semua siswa SMP/MTSN sebagaimana tercantum dalam Kurikulum 2013. Pemberian materi ini antara lain untuk menumbuhkan semangat belajar bahasa inggris sejak dini. Belajar bahasa inggris berarti belajar empat pila keterampilan dasar, mendengarkan, berbicara, menulis dan membaca. Oleh karenanya upaya yang dilakukan dalam pembelajaran bahasa inggris adalah menerapkan Metode Role Playing. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan berbicara melalui teknik bermain peran (Role Playing) pada mata pelajran bahasa inggris. Metode role play, yaitu suatu cara penugasan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Berbicara merupakan sebuah ujaran sebagai suatu sarana berkomunikasi untuk mengungkapkan pikiran, pendapat, gagasan, perasaan, dan keinginan dengan bantuan lambang-lambang yang disebut kata-kata. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Instrument yang digunakan adalah tes, lembar observasi aktivitas guru dan siswa, serta lembar angket dan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Subjek penelitian ini 30 siswa, pada siklus I, siswa yang tuntas belajar adalah 14 siswa dengan persentase ketuntasan klasikal 46,7% dan pada siklus II, siswa yang tuntas belajar adalah 26 orang dengan persentase ketuntasan klasikal 86,67%. Dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan metode role playing dapat meningkatkan keterampilan berbicara dan motivasi belajar siswa dalam menguasai Congatulations Expressions.
{"title":"Penerapan Metode Role Playing Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara dan Motivasi Belajar Siswa dalam Menguasai Congratulations Expressions","authors":"Nur Azizah","doi":"10.36654/educatif.v4i1.275","DOIUrl":"https://doi.org/10.36654/educatif.v4i1.275","url":null,"abstract":"Pelajaran Bahasa Inggris diajarkan kepada semua siswa SMP/MTSN sebagaimana tercantum dalam Kurikulum 2013. Pemberian materi ini antara lain untuk menumbuhkan semangat belajar bahasa inggris sejak dini. Belajar bahasa inggris berarti belajar empat pila keterampilan dasar, mendengarkan, berbicara, menulis dan membaca. Oleh karenanya upaya yang dilakukan dalam pembelajaran bahasa inggris adalah menerapkan Metode Role Playing. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan berbicara melalui teknik bermain peran (Role Playing) pada mata pelajran bahasa inggris. Metode role play, yaitu suatu cara penugasan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Berbicara merupakan sebuah ujaran sebagai suatu sarana berkomunikasi untuk mengungkapkan pikiran, pendapat, gagasan, perasaan, dan keinginan dengan bantuan lambang-lambang yang disebut kata-kata. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Instrument yang digunakan adalah tes, lembar observasi aktivitas guru dan siswa, serta lembar angket dan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Subjek penelitian ini 30 siswa, pada siklus I, siswa yang tuntas belajar adalah 14 siswa dengan persentase ketuntasan klasikal 46,7% dan pada siklus II, siswa yang tuntas belajar adalah 26 orang dengan persentase ketuntasan klasikal 86,67%. Dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan metode role playing dapat meningkatkan keterampilan berbicara dan motivasi belajar siswa dalam menguasai Congatulations Expressions.","PeriodicalId":399177,"journal":{"name":"Educatif Journal of Education Research","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115934082","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-01-04DOI: 10.36654/educatif.v4i1.270
Irma Yulianti
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar model pembelajaran Project Based Learning dapat meningkatkan pemahaman pada materi Ikatan Kimia pada mata pelajaran Kimia di kelas X MIA1 SMA Negeri 1 Labuhanhaji Timur. Penelitian ini berlangsung dalam 2 siklus yang masing- masing siklus terdiri atas tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi: Hasil belajar siswa yang diambil dari pemberian soal tes pada akhir siklus, kemampuan guru dalam pembelajaran yang diambil dari lembar observasi, aktivitas siswa dalam pembelajaran yang diambil dari lembar observasi, dan data tentang refleksi siswa terhadap pembelajaran yang diambil dari angket pada setiap akhir pertemuan. Project Based Learning merupakan model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Dimana siswa bias bekerjasama bersama peserta didik lain untuk menyelesaikan permasalahan, dengan begitu juga dapat membentuk siswa untuk lebih berani mengemukakan pendapat, melatih keterampilan membaca dan memahami dengan cepat materi yang diberikan.
{"title":"Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning pada Materi Ikatan Kimia Kelas X di SMA Negeri 1 Labuhanhaji Timur","authors":"Irma Yulianti","doi":"10.36654/educatif.v4i1.270","DOIUrl":"https://doi.org/10.36654/educatif.v4i1.270","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar model pembelajaran Project Based Learning dapat meningkatkan pemahaman pada materi Ikatan Kimia pada mata pelajaran Kimia di kelas X MIA1 SMA Negeri 1 Labuhanhaji Timur. Penelitian ini berlangsung dalam 2 siklus yang masing- masing siklus terdiri atas tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi: Hasil belajar siswa yang diambil dari pemberian soal tes pada akhir siklus, kemampuan guru dalam pembelajaran yang diambil dari lembar observasi, aktivitas siswa dalam pembelajaran yang diambil dari lembar observasi, dan data tentang refleksi siswa terhadap pembelajaran yang diambil dari angket pada setiap akhir pertemuan. Project Based Learning merupakan model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Dimana siswa bias bekerjasama bersama peserta didik lain untuk menyelesaikan permasalahan, dengan begitu juga dapat membentuk siswa untuk lebih berani mengemukakan pendapat, melatih keterampilan membaca dan memahami dengan cepat materi yang diberikan.","PeriodicalId":399177,"journal":{"name":"Educatif Journal of Education Research","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129216192","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-01-03DOI: 10.36654/educatif.v4i1.266
Isna Erianti
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar metode pembelajaran Talking Stick dapat Meningkatkan hasil Belajarpeserta didik Pada Materi Telling Time Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris di kelas VII SMP Negeri 1 Lembah Sabil Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2021/2022. Penelitian ini berlangsung dalam 2 siklus yang masing-masing siklus terdiri atas tahap perencanaan, tindakan,observasi, dan refleksi. Hasil antara siklus I dengan siklus II ada perubahan secara signifikan , hal ini ditandai dengan peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar. Dengan melihat perbandingan hasil tes siklus I dan siklus II ada peningkatan yang cukup signifikan, baik dilihat dari ketuntasan belajar dari 58.82 % menjadi 100.00 % atau meningkat 41.18 % sedangkan hasil perolehan nilai rata- rata kelas dari 78.75 % menjadi 88.33 % atau meningkat 10.30 %. Berdasarkan hasil yang di peroleh dapat di simpulkan bahwa metode Talking Stick merupakan model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Dimana model pembelajaran ini memuat unsur permainan sehingga tidak menimbulkan kebosanan pada siswa ketika melaksanakan proses pembelajaran, tapi juga dapat membentuk siswa untuk lebih berani mengemukakan pendapat, melatih keterampilan membaca dan memahami dengan cepat materi yang diberikan.
{"title":"Meningkatkan Hasil Belajar Materi Telling Time Pada Pembelajaran Bahasa Inggris Melalui Metode Talking Stick","authors":"Isna Erianti","doi":"10.36654/educatif.v4i1.266","DOIUrl":"https://doi.org/10.36654/educatif.v4i1.266","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar metode pembelajaran Talking Stick dapat Meningkatkan hasil Belajarpeserta didik Pada Materi Telling Time Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris di kelas VII SMP Negeri 1 Lembah Sabil Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2021/2022. Penelitian ini berlangsung dalam 2 siklus yang masing-masing siklus terdiri atas tahap perencanaan, tindakan,observasi, dan refleksi. Hasil antara siklus I dengan siklus II ada perubahan secara signifikan , hal ini ditandai dengan peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar. Dengan melihat perbandingan hasil tes siklus I dan siklus II ada peningkatan yang cukup signifikan, baik dilihat dari ketuntasan belajar dari 58.82 % menjadi 100.00 % atau meningkat 41.18 % sedangkan hasil perolehan nilai rata- rata kelas dari 78.75 % menjadi 88.33 % atau meningkat 10.30 %. Berdasarkan hasil yang di peroleh dapat di simpulkan bahwa metode Talking Stick merupakan model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Dimana model pembelajaran ini memuat unsur permainan sehingga tidak menimbulkan kebosanan pada siswa ketika melaksanakan proses pembelajaran, tapi juga dapat membentuk siswa untuk lebih berani mengemukakan pendapat, melatih keterampilan membaca dan memahami dengan cepat materi yang diberikan.","PeriodicalId":399177,"journal":{"name":"Educatif Journal of Education Research","volume":"49 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127578284","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-05DOI: 10.36654/educatif.v3i1.198
Wasiyanti Adi Tiyasrini
Pembelajaran berbasis masalah Problem Based Learning adalah model pembelajaran yang membantu siswa untuk mengembangkan ketrampilan berpikir dan mengatasi masalah secara mandiri dimana peran guru dalam pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai fasilitator atau yang memfasilitasi, menyodorkan masalah pembelajaran melalui penyelidikan dan mendukung pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dimana model pembelajaran ini pengembangannya atas dasar teori belajar yang dikemukakan pertama kali oleh Barrows dan Tamblyn (1980) pada akhir abad ke 20 (Wina Sanjaya,2007).Pada awalnya Problem Based Learning dikembangkan dalam dunia Pendidikan kedokteran.Akan tetapi , saat ini Problem Based Learning telah dipakai secara luas pada semua jenjang Pendidikan.Pembelajaran ini pengembangannya atas dasar teori psikologi oleh Piaget yaitu Kontruktivisme. Model pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based Learning adalah rangkaian aktivitas pembelajaran yang memuat fase-fase kegiatan pembelajaran yang dikembangkan dengan menggunakan Langkah-langkah atau sintak yang diawali dengan orientasi siswa kepada masalah, mengorganisasikan siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya ,terakhir menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.Melalui sintak-sintak tersebut model pembelajaran problem based learning sesuai jika diterapkan pada pembelajaran IPS di sekolah dasar karena sesuai dengan tujuan pembelajaran IPS yang bermuara pada tercapainya hasil belajar IPS yang ingin diharapkan. Penggunaan model pembelajaran berbasis masalah ini akan diterapkan di SDN Dawuhansengon II Kecamatan Purwodadi Kabupaten Pasuruan dikelas VI pada tema 5 tentang kegiatan ekonomi di negara Asean.Semua siswa aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran.Hasil lainnya, siswa aktif dalam berdiskusi lebih banyak daripada pembelajaran dengan model klasikal biasa.Bila ditinjau dari hasil pembelajaran , penggunaan model pembelajaran ini berdampak positif terhadap tingkat penguasaan materi oleh siswa.Materi yang disajikan dengan model pembelajaran ini akan meningkat hasil KKM nya. Melalui penggunaan model Problem Based Learning, aspek yang berkembang bukan hanya kognitif tetapi juga aspek afektif dan psikomotor mereka.Selain itu, siswa dapat melatih diri sendiri untuk lebih kreatif,inovatif dan mandiri.
基于问题的学习基础学习是一种学习模式,帮助学生发展思考技能和独立解决问题,教师在问题基础学习中的作用是作为主持人或促进,通过研究推动学习问题,并支持学生的学习,这些学习模式是基于巴罗斯和坦布林(1980)在20世纪晚期提出的第一种学习理论(维也纳Sanjaya,2007)。最初,基础学习的问题是在医学教育领域发展起来的。然而,目前,基于学习的问题已被广泛应用于所有教育领域。研究是基于皮亚杰所谓的建筑理论的心理学基础。基于问题的学习模型或基于问题的学习是一系列的学习活动,包含了月相的使用步骤或sintak开发的学习活动以学生向取向问题,组织学生学习,引导个人和团体的调查,发展和最后呈现的作品,分析和评估在解决问题的过程。通过这种基于学习的问题学习模式,它适用于小学的IPS学习,因为它符合IPS学习的目的,从而实现了预期的IPS学习结果。以问题为基础的学习模式的使用将适用于SDN Dawuhansengon II jalan Purwodadi district VI,主题5是东盟国家经济活动的主题。所有学生都积极参与学习活动。另一个结果是,学生们积极地进行的讨论比普通的学习模式更有成效。回顾学习结果,这种学习模式的使用对学生的材料掌握水平有积极的影响。与本学习模式一起呈现的材料将增加公里的结果。通过使用基于学习的问题模型,不仅是认知方面的发展,而且是情感和精神运动方面的发展。此外,学生可以训练自己更有创造力、更创新、更自立。
{"title":"Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Problem Based Learning (PBL) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Materi Kegiatan Ekonomi Di Negara Asean Pada Siswa Kelas VI SDN Dawuhansengon II Tahun 2020","authors":"Wasiyanti Adi Tiyasrini","doi":"10.36654/educatif.v3i1.198","DOIUrl":"https://doi.org/10.36654/educatif.v3i1.198","url":null,"abstract":"Pembelajaran berbasis masalah Problem Based Learning adalah model pembelajaran yang membantu siswa untuk mengembangkan ketrampilan berpikir dan mengatasi masalah secara mandiri dimana peran guru dalam pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai fasilitator atau yang memfasilitasi, menyodorkan masalah pembelajaran melalui penyelidikan dan mendukung pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dimana model pembelajaran ini pengembangannya atas dasar teori belajar yang dikemukakan pertama kali oleh Barrows dan Tamblyn (1980) pada akhir abad ke 20 (Wina Sanjaya,2007).Pada awalnya Problem Based Learning dikembangkan dalam dunia Pendidikan kedokteran.Akan tetapi , saat ini Problem Based Learning telah dipakai secara luas pada semua jenjang Pendidikan.Pembelajaran ini pengembangannya atas dasar teori psikologi oleh Piaget yaitu Kontruktivisme. Model pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based Learning adalah rangkaian aktivitas pembelajaran yang memuat fase-fase kegiatan pembelajaran yang dikembangkan dengan menggunakan Langkah-langkah atau sintak yang diawali dengan orientasi siswa kepada masalah, mengorganisasikan siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya ,terakhir menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.Melalui sintak-sintak tersebut model pembelajaran problem based learning sesuai jika diterapkan pada pembelajaran IPS di sekolah dasar karena sesuai dengan tujuan pembelajaran IPS yang bermuara pada tercapainya hasil belajar IPS yang ingin diharapkan. Penggunaan model pembelajaran berbasis masalah ini akan diterapkan di SDN Dawuhansengon II Kecamatan Purwodadi Kabupaten Pasuruan dikelas VI pada tema 5 tentang kegiatan ekonomi di negara Asean.Semua siswa aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran.Hasil lainnya, siswa aktif dalam berdiskusi lebih banyak daripada pembelajaran dengan model klasikal biasa.Bila ditinjau dari hasil pembelajaran , penggunaan model pembelajaran ini berdampak positif terhadap tingkat penguasaan materi oleh siswa.Materi yang disajikan dengan model pembelajaran ini akan meningkat hasil KKM nya. Melalui penggunaan model Problem Based Learning, aspek yang berkembang bukan hanya kognitif tetapi juga aspek afektif dan psikomotor mereka.Selain itu, siswa dapat melatih diri sendiri untuk lebih kreatif,inovatif dan mandiri.","PeriodicalId":399177,"journal":{"name":"Educatif Journal of Education Research","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131952144","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}