Pub Date : 2021-10-01DOI: 10.31314/ajamiy.10.2.419-435.2021
Sriwahyuningsih R. Saleh, Cutri Tjalau, Nurain K Paudi
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis makna huruf ba> dalam surah al-Baqarah. Metode penelitian adalah kualitatif deskriptif dengan jenis kajian kepustakaan (library research). Sumber data primer adalah kitab-kitab yang mengkaji makna huruf dalam al-Quran, salah satunya adalah Mu’jam al-Huruf al-Ma’ani fi> al-Quran. Data sekunder diperoleh dari kitab-kitab yang mengkaji tentang ilmu Nahwu. Dari hasi penelitian ditemukan bahwa huruf ba> dalam surah al-Baqarah bisa bermakna; 1) ba> sababi>yah, 2) al-Tawki>d, 3) al-Ilshaq, 4) al-Mulabasa (ha>l) 5) al-Ja>wizah, 6) al-Isti’a>nah, 7) al-Ardh, 8) al-Musha>habah.
{"title":"MA'ĀNĪ HURŪF AL-BĀ’ FĪ SŪRAH AL-BAQARAH","authors":"Sriwahyuningsih R. Saleh, Cutri Tjalau, Nurain K Paudi","doi":"10.31314/ajamiy.10.2.419-435.2021","DOIUrl":"https://doi.org/10.31314/ajamiy.10.2.419-435.2021","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis makna huruf ba> dalam surah al-Baqarah. Metode penelitian adalah kualitatif deskriptif dengan jenis kajian kepustakaan (library research). Sumber data primer adalah kitab-kitab yang mengkaji makna huruf dalam al-Quran, salah satunya adalah Mu’jam al-Huruf al-Ma’ani fi> al-Quran. Data sekunder diperoleh dari kitab-kitab yang mengkaji tentang ilmu Nahwu. Dari hasi penelitian ditemukan bahwa huruf ba> dalam surah al-Baqarah bisa bermakna; 1) ba> sababi>yah, 2) al-Tawki>d, 3) al-Ilshaq, 4) al-Mulabasa (ha>l) 5) al-Ja>wizah, 6) al-Isti’a>nah, 7) al-Ardh, 8) al-Musha>habah.","PeriodicalId":417978,"journal":{"name":"`A Jamiy : Jurnal Bahasa dan Sastra Arab","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129608759","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-09-20DOI: 10.31314/ajamiy.10.2.284-295.2021
Muhammad Ichsan Haikal, Nur Raudhatul Jannah
s meaning and purpose in Surah Yusuf. This study uses a qualitative descriptive method that describes the existing data. The data is obtained from the verses of Surah Yusuf which contains a command sentence (amr). The results of this study indicate that in Surah Yusuf there are commands or amr sentences as many as 32 data contained in the verse, namely in verses 9 (2), 10, 12, 21, 23, 29 (2), 31, 36, 42, 43 , 46, 50 (2), 54, 55, 59, 62, 63, 67, 78, 81 (2), 82, 87, 88, 93, 97, 99, 101 and 108. Of the 32 data, there are 31 data the form belongs to the form of fi'il amr and 1 data belongs to the form of isim fi'il amr which is contained in verse 23. Meanwhile, of the 32 command sentences there are 19 which mean an essential command, besides that there are some deviations in the meaning of the command sentence (amr). In Surah Yusuf, the meaning of irshad is found in verses 29, 50 and 67, the meaning of takhyir is found in verse 9 and the meaning of prayer or request is found in verses 12, 55, 63, 78, 88, 97 and 101.
{"title":"MAKNA KALIMAT PERINTAH DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF","authors":"Muhammad Ichsan Haikal, Nur Raudhatul Jannah","doi":"10.31314/ajamiy.10.2.284-295.2021","DOIUrl":"https://doi.org/10.31314/ajamiy.10.2.284-295.2021","url":null,"abstract":"s meaning and purpose in Surah Yusuf. This study uses a qualitative descriptive method that describes the existing data. The data is obtained from the verses of Surah Yusuf which contains a command sentence (amr). The results of this study indicate that in Surah Yusuf there are commands or amr sentences as many as 32 data contained in the verse, namely in verses 9 (2), 10, 12, 21, 23, 29 (2), 31, 36, 42, 43 , 46, 50 (2), 54, 55, 59, 62, 63, 67, 78, 81 (2), 82, 87, 88, 93, 97, 99, 101 and 108. Of the 32 data, there are 31 data the form belongs to the form of fi'il amr and 1 data belongs to the form of isim fi'il amr which is contained in verse 23. Meanwhile, of the 32 command sentences there are 19 which mean an essential command, besides that there are some deviations in the meaning of the command sentence (amr). In Surah Yusuf, the meaning of irshad is found in verses 29, 50 and 67, the meaning of takhyir is found in verse 9 and the meaning of prayer or request is found in verses 12, 55, 63, 78, 88, 97 and 101.","PeriodicalId":417978,"journal":{"name":"`A Jamiy : Jurnal Bahasa dan Sastra Arab","volume":"160 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123259442","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-09-20DOI: 10.31314/ajamiy.10.2.256-270.2021
Ahmad Hizkil
Maṣādir dan Marāji’ kritik sastra Arab klasik sangat penting diketahui oleh setiap peneliti karena sangat berdampak terhadap penelitiannya. Penyusunan Maṣādir dan Marāji’ yang baik dalam sebuah penelitian ilmiah akan sangat membantu para reviewer, pembaca, maupun peneliti lain yang berminat mengembangkan penelitiannya. Artikel ini mengkaji tentang Maṣādir dan Marāji’ kritik sastra Arab klasik. Bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan Maṣādir dan Marāji’ kritik sastra Arab klasik dan Maṣādir dan Marāji’ pendukungnya melalui tinjauan bibliografis. Metode yang digunakan adalah deskriptif-kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa Maṣādir dan Marāji’ kritik sastra Arab dan Maṣādir dan Marāji’ pendukungnya. Maṣādir jauh lebih sedikit dibandingkan dengan Marāji’ karena Maṣādir adalah buku induk sedangkan Marāji’ adalah buku turunan yang merujuk atau menjelaskan Maṣādir. Maṣādir kritik sastra Arab sebagian besar muncul pada masa Abbasiyah. Maṣādir kritik sastra Arab pada masa ini digabungkan dengan ilmu balaghah karena kritik pada masa tersebut memakai standar ilmu balaghah. Sementara itu untuk Marāji’ kritik sastra Arab klasik lebih banyak berputar dalam pembahasan sejarah kritik dan teori kritik sastra Arab dari pada kritikus-kritikus terdahulu. Kata Kunci: Maṣādir, Marāji’, Kritik
{"title":"Maṣādir Dan Marāji’ Kritik Sastra Arab Klasik (Suatu Tinjauan Bibliografis)","authors":"Ahmad Hizkil","doi":"10.31314/ajamiy.10.2.256-270.2021","DOIUrl":"https://doi.org/10.31314/ajamiy.10.2.256-270.2021","url":null,"abstract":"Maṣādir dan Marāji’ kritik sastra Arab klasik sangat penting diketahui oleh setiap peneliti karena sangat berdampak terhadap penelitiannya. Penyusunan Maṣādir dan Marāji’ yang baik dalam sebuah penelitian ilmiah akan sangat membantu para reviewer, pembaca, maupun peneliti lain yang berminat mengembangkan penelitiannya. Artikel ini mengkaji tentang Maṣādir dan Marāji’ kritik sastra Arab klasik. Bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan Maṣādir dan Marāji’ kritik sastra Arab klasik dan Maṣādir dan Marāji’ pendukungnya melalui tinjauan bibliografis. Metode yang digunakan adalah deskriptif-kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa Maṣādir dan Marāji’ kritik sastra Arab dan Maṣādir dan Marāji’ pendukungnya. Maṣādir jauh lebih sedikit dibandingkan dengan Marāji’ karena Maṣādir adalah buku induk sedangkan Marāji’ adalah buku turunan yang merujuk atau menjelaskan Maṣādir. Maṣādir kritik sastra Arab sebagian besar muncul pada masa Abbasiyah. Maṣādir kritik sastra Arab pada masa ini digabungkan dengan ilmu balaghah karena kritik pada masa tersebut memakai standar ilmu balaghah. Sementara itu untuk Marāji’ kritik sastra Arab klasik lebih banyak berputar dalam pembahasan sejarah kritik dan teori kritik sastra Arab dari pada kritikus-kritikus terdahulu. Kata Kunci: Maṣādir, Marāji’, Kritik","PeriodicalId":417978,"journal":{"name":"`A Jamiy : Jurnal Bahasa dan Sastra Arab","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130462107","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-09-20DOI: 10.31314/ajamiy.10.2.371-384.2021
Siti Marwah
Tulisan ini bertujuan untuk mengungkap makna dari hasil pembacaan heuristik dan hermeunetik dalam syair yair karya penyair Mesir yang terkenal dengan julukan “penyair sungai Nil” yaitu Hafidz Ibrahim yang berjudul “Mis}ro tatahaddas ‘an nafsiha>”. Syair memiliki ketidaklangsungan ekspresi karena ia memiliki tanda-tanda tersembunyi, untuk memahami bahasa atau tanda-tanda yang ada didalamnya bisa dilakukan dengan berbagai pendekatan diantaranya adalah pendekatan semiotika Michael Riffaterre yang hadir dengan gagasan konsep semiotikanya yaitu “semiotics of poetry” yang fokus kajiannya terhadap syair atau puisi, pendekatan inilah yang digunakan penulis dalam memahami tanda-tanda dibalik syair melalui tahapan pembacaan heuristik dan hermeunetiknya. Selain itu untuk menemukan konsep perumpamaan donat yang dijadikan tolak ukur teori Riffaterre dalam menemukan matriks. Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif untuk menjelaskan data-datanya serta diulas secara deskriptif dengan gambaran-gambaran yang menjadi indikator konsep semiotika Riffaterre hingga kemudian dalam penelitian ini terdapat temuan-temuan yang menarik melalui pembacaan heuristik dan hermeunetiknya. Akhirnya untuk syair yang penulis analisis hanya 6 bait saja terdapat hipogram, model, varian, serta matriksnya yang secara umum menonjolkan kata “aku” serta penggunaan dhamir atau kata gantinya yang sama sebagai bentuk kebanggan dan kepercayaan diri negara Mesir dalam kecintaan terhadap apa yang dimilikinya.
这篇文章的目的是揭示埃及诗人哈菲兹·易卜拉欣(Hafidz Ibrahim)“尼罗河诗人”(Mis) ro语法das an phsiha > (Mis)的启发和伦理学解读的意义。诗歌有一种延时的表达,因为它有隐藏的标记,为了理解语言或其中里面的迹象可以通过各种方法是迈克尔符号学方法Riffaterre在场的诗歌”的想法semiotikanya概念就是“semiotics kajiannya关注的诗人或诗歌,作者在引言中所用的方法就是明白歌词背后的迹象。通过阅读启发式和hermeunetiknya阶段。此外,寻找甜甜圈寓言的概念,用来衡量发现矩阵的步枪理论。作者使用一种定性研究方法来解释他的数据,并以一种描述为标枪概念的指示器,这种指示器在后来的研究中有一些有趣的发现,通过他的启发和hermeunee读取。最后,在分析家仅为六节的诗歌中,有一个面膜、一个模型、一个变体和一个矩阵,它通常强调“我”一词,dhamir或代名词的用法与埃及国家对其所拥有的东西的自豪和信心是一致的。
{"title":"MAKNA HEURISTIK DAN HERMEUNETIK DALAM SYAIR MIṢRO TATAHADDAṠ ‘AN NAFSIHĀ KARYA HAFIẒIBRĀHĪM ( STUDI SEMIOTIKA RIFFATERRE)","authors":"Siti Marwah","doi":"10.31314/ajamiy.10.2.371-384.2021","DOIUrl":"https://doi.org/10.31314/ajamiy.10.2.371-384.2021","url":null,"abstract":"Tulisan ini bertujuan untuk mengungkap makna dari hasil pembacaan heuristik dan hermeunetik dalam syair yair karya penyair Mesir yang terkenal dengan julukan “penyair sungai Nil” yaitu Hafidz Ibrahim yang berjudul “Mis}ro tatahaddas ‘an nafsiha>”. Syair memiliki ketidaklangsungan ekspresi karena ia memiliki tanda-tanda tersembunyi, untuk memahami bahasa atau tanda-tanda yang ada didalamnya bisa dilakukan dengan berbagai pendekatan diantaranya adalah pendekatan semiotika Michael Riffaterre yang hadir dengan gagasan konsep semiotikanya yaitu “semiotics of poetry” yang fokus kajiannya terhadap syair atau puisi, pendekatan inilah yang digunakan penulis dalam memahami tanda-tanda dibalik syair melalui tahapan pembacaan heuristik dan hermeunetiknya. Selain itu untuk menemukan konsep perumpamaan donat yang dijadikan tolak ukur teori Riffaterre dalam menemukan matriks. Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif untuk menjelaskan data-datanya serta diulas secara deskriptif dengan gambaran-gambaran yang menjadi indikator konsep semiotika Riffaterre hingga kemudian dalam penelitian ini terdapat temuan-temuan yang menarik melalui pembacaan heuristik dan hermeunetiknya. Akhirnya untuk syair yang penulis analisis hanya 6 bait saja terdapat hipogram, model, varian, serta matriksnya yang secara umum menonjolkan kata “aku” serta penggunaan dhamir atau kata gantinya yang sama sebagai bentuk kebanggan dan kepercayaan diri negara Mesir dalam kecintaan terhadap apa yang dimilikinya.","PeriodicalId":417978,"journal":{"name":"`A Jamiy : Jurnal Bahasa dan Sastra Arab","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125310259","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-09-20DOI: 10.31314/ajamiy.10.2.245-255.2021
Muhammad Naufal Annabil, Tatik Mariyatut Tasnimah
This writing aims to examine the development of Umawy and Abbasy literary criticism. The method used in collecting data in this historical research is the literature method, the researcher looks for all the data related to this research and then records the data into a notebook. The method used in this research is descriptive qualitative method, this method uses interpretation through descriptive media. Meanwhile, the approach applied in this research is a historical approach, in which the researcher looks for history related to the development of literary criticism in Umawy and Abbasy The results of this study are that we can find out the definition and division of literary criticism, and find out about the purpose of prose and poetry Umawy or Abbasy. In addition, this research produces information about literary criticism in Umawi and Abbasy. In Umawy, literary criticism is still in a developmental stage, whereas in Abbasy, literary criticism is in a perfect state.
{"title":"KRITIK SASTRA ARAB ERA UMAWY DAN ABBASY","authors":"Muhammad Naufal Annabil, Tatik Mariyatut Tasnimah","doi":"10.31314/ajamiy.10.2.245-255.2021","DOIUrl":"https://doi.org/10.31314/ajamiy.10.2.245-255.2021","url":null,"abstract":"This writing aims to examine the development of Umawy and Abbasy literary criticism. The method used in collecting data in this historical research is the literature method, the researcher looks for all the data related to this research and then records the data into a notebook. The method used in this research is descriptive qualitative method, this method uses interpretation through descriptive media. Meanwhile, the approach applied in this research is a historical approach, in which the researcher looks for history related to the development of literary criticism in Umawy and Abbasy The results of this study are that we can find out the definition and division of literary criticism, and find out about the purpose of prose and poetry Umawy or Abbasy. In addition, this research produces information about literary criticism in Umawi and Abbasy. In Umawy, literary criticism is still in a developmental stage, whereas in Abbasy, literary criticism is in a perfect state.","PeriodicalId":417978,"journal":{"name":"`A Jamiy : Jurnal Bahasa dan Sastra Arab","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130157809","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-09-20DOI: 10.31314/ajamiy.10.2.271-283.2021
Roisah Fathiyatur Rohmah
Melihat pemerintahan yang berkembang pada masa Umayyah dan Abbasiyah tentunya membawa kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya dalam hal kritik sastra. Pada masa Umayyah mulai berkembang berbagai macam karya sastra, begitupun juga masa Abbasiyah ilmu pengetahuan berkembang semakin pesat. Kedua masa ini disebut sebagai masa kejayaan sastra Arab dan mengalami puncaknya pada masa Abbasiyah. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai pengaruh pemerintahan Umayyah dan Abbasiyah terhadap perkembangan kritik sastra. Penelitian ini menggunakan pendekatan historis atau sejarah dan pengumpulan data dilakukan dengan metode library research. Hasil dari penelitian ini adalah kritik sastra yang awal mulanya pada masa Jahiliyah hanya menilai dari segi qafiyah dan penilaian terhadap harakat, namun pada masa Umayyah kritik sastra berkembang penlilaian terhadap sastra dilihat dari segi bahasa dan sastra itu sendiri. Pada masa Umayyah juga adanya pemberian gelar sastrawan yang terbaik pada masa itu yaitu, Al Farazdaq, Al Akhtal dan Jarir. Pada masa pemerintahan Abbasiyah, perkembangan ilmu pengetahun semakin digencarkan dengan cara menerjemahkan berbagai buku. Dengan adanya penerjemahan tersebut, kritik sastra tidak lagi dinilai dari segi kebahasaan dan sastra itu sendiri, namun para sastrawan membuat teori tentang kritik sastra yang disebut dengan kritik manhaji. Kritk manhaji itulah yang menandai kejayaan kritik sastra pada masa klasik.
{"title":"PENGARUH PEMERINTAHAN TERHADAP KRITIK SASTRA ARAB MASA UMAYYAH DAN ABBASIYAH","authors":"Roisah Fathiyatur Rohmah","doi":"10.31314/ajamiy.10.2.271-283.2021","DOIUrl":"https://doi.org/10.31314/ajamiy.10.2.271-283.2021","url":null,"abstract":"Melihat pemerintahan yang berkembang pada masa Umayyah dan Abbasiyah tentunya membawa kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya dalam hal kritik sastra. Pada masa Umayyah mulai berkembang berbagai macam karya sastra, begitupun juga masa Abbasiyah ilmu pengetahuan berkembang semakin pesat. Kedua masa ini disebut sebagai masa kejayaan sastra Arab dan mengalami puncaknya pada masa Abbasiyah. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai pengaruh pemerintahan Umayyah dan Abbasiyah terhadap perkembangan kritik sastra. Penelitian ini menggunakan pendekatan historis atau sejarah dan pengumpulan data dilakukan dengan metode library research. Hasil dari penelitian ini adalah kritik sastra yang awal mulanya pada masa Jahiliyah hanya menilai dari segi qafiyah dan penilaian terhadap harakat, namun pada masa Umayyah kritik sastra berkembang penlilaian terhadap sastra dilihat dari segi bahasa dan sastra itu sendiri. Pada masa Umayyah juga adanya pemberian gelar sastrawan yang terbaik pada masa itu yaitu, Al Farazdaq, Al Akhtal dan Jarir. Pada masa pemerintahan Abbasiyah, perkembangan ilmu pengetahun semakin digencarkan dengan cara menerjemahkan berbagai buku. Dengan adanya penerjemahan tersebut, kritik sastra tidak lagi dinilai dari segi kebahasaan dan sastra itu sendiri, namun para sastrawan membuat teori tentang kritik sastra yang disebut dengan kritik manhaji. Kritk manhaji itulah yang menandai kejayaan kritik sastra pada masa klasik.","PeriodicalId":417978,"journal":{"name":"`A Jamiy : Jurnal Bahasa dan Sastra Arab","volume":"173 4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125256968","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-09-20DOI: 10.31314/ajamiy.10.2.360-370.2021
Naja Alwi Mawardy, Ahmad Nurcholish
This writing aims to analyze and interpret literary criticism with a pragmatic approach to Sayyidina Ali's sermon known as the "Syiqsyiqiyyah", so that it can be imitated by the current generation that a leader should have the values of tolerance, democracy, integrity, and solidarity. Especially in proving that the sermon has aesthetic values and benefits. The type of research used is library research using critical analysis method (critical analysis) with pragmatic descriptive approach. The result of the study prove that literary criticism of Sayyidina Ali's Syiqsyiqiyyah sermon with literary criticism analysis method produces two pragmatic approaches, namely: (a) literary criticism that produces aesthetic values, and (b) literary criticism that produces useful values.
{"title":"ANALISIS KRITIK SASTRA DENGAN PENDEKATAN PRAGMATIK PADA KHUTBAH SYIQSYIQIYYAH KARYA SAYYIDINA ALI R.A.","authors":"Naja Alwi Mawardy, Ahmad Nurcholish","doi":"10.31314/ajamiy.10.2.360-370.2021","DOIUrl":"https://doi.org/10.31314/ajamiy.10.2.360-370.2021","url":null,"abstract":"This writing aims to analyze and interpret literary criticism with a pragmatic approach to Sayyidina Ali's sermon known as the \"Syiqsyiqiyyah\", so that it can be imitated by the current generation that a leader should have the values of tolerance, democracy, integrity, and solidarity. Especially in proving that the sermon has aesthetic values and benefits. The type of research used is library research using critical analysis method (critical analysis) with pragmatic descriptive approach. The result of the study prove that literary criticism of Sayyidina Ali's Syiqsyiqiyyah sermon with literary criticism analysis method produces two pragmatic approaches, namely: (a) literary criticism that produces aesthetic values, and (b) literary criticism that produces useful values.","PeriodicalId":417978,"journal":{"name":"`A Jamiy : Jurnal Bahasa dan Sastra Arab","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121535130","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-09-20DOI: 10.31314/AJAMIY.10.2.296-307.2021
lisa mutia, Zikrawahyuni Maiza
هذا البحث يبحث عن نطق تلامذ الصوت أو كلمة اللغة العربية. أما الأهداف من هذه البحث فهي لمعرفة عن التدخّل الصوتي في تعلم اللغة العربية لتلاميذ فصل الحادي عشر في مدرسة التربية الإسلامية ياتي كامانج مودك. هذا البحث فوائد لمعلم اللغة العربية في إندونيسيا وخاصة سومطرة غربية. أما نوع البحث المستخدم هو بحث النوعي وصفي من منهج دراسة الحالة. وأدوات جمع البيانات المستعملة هي القرءة المسجل لتلامذ، اما النص الذي سيقرأ لتلاميذ كتاب اللغة العربية بموضوع "آمال المراهقين". بناء على القرءة المسجل لتلامذ وجدت الظواهر التدخّل الصوتي. نطق صوت خ كما ينطق صوت ḥ المينانجكابوية، نطق صوت ض كما ينطق صوت d.صوت ط كما ينطق صوت t.صوت عمثل صوتa المينانجكابوية. ولكن في نهاية الكلمة صوت ع ينطق مثل صوت Ɂ المينانجكابوية. صوت غ في نهاية الكلمة مثل صوت k المينانجكابوية. نطق بعض تلاميذ صوت ق مثل صوت k. تغيير صوت ش بصوت s مثل الكلمة " الشيخ" يكون "السيح". اما عوامل التي تؤثر التدخل الصوتي من اللغة المينانجكابوية في اللغة العربية منها بعض الأصوات اللغة العربية لا توجد في اللغة المينانجكابوية لذلك ينطقون التلامذ كأقرب الأصوات الموجودة في اللغة المينانجكابوية. هناك الأصوات العربية الموجودة في اللغة المبنانجكابوية، لكن النطق بطريقة مختلفة. لا يعريفون تلامذ على النظام الصوتي الخاص باللغة العربية وبلغتهم الأم (اللغة المينانجكابوية). أما التدخّل الصوتي من اللغة المينانجكابوية في اللغة العربية لا يحدث في كل الأصوات العربية ولكن في الأصوات الخاصة من اللغة العربية يعني الأصوات لا موجود في اللغة العربية أوالنطق بطريقة المختلفة.
{"title":"At-Tadakhul As-Shautī min Al-Lughah Al Mināngkābawīyah fī Al Lughah Al-'Arabīyah (Dirāsah Al Hālah fī Adāi Al-Qirāah An-Nash Al-'Arabī)","authors":"lisa mutia, Zikrawahyuni Maiza","doi":"10.31314/AJAMIY.10.2.296-307.2021","DOIUrl":"https://doi.org/10.31314/AJAMIY.10.2.296-307.2021","url":null,"abstract":"هذا البحث يبحث عن نطق تلامذ الصوت أو كلمة اللغة العربية. أما الأهداف من هذه البحث فهي لمعرفة عن التدخّل الصوتي في تعلم اللغة العربية لتلاميذ فصل الحادي عشر في مدرسة التربية الإسلامية ياتي كامانج مودك. هذا البحث فوائد لمعلم اللغة العربية في إندونيسيا وخاصة سومطرة غربية. أما نوع البحث المستخدم هو بحث النوعي وصفي من منهج دراسة الحالة. وأدوات جمع البيانات المستعملة هي القرءة المسجل لتلامذ، اما النص الذي سيقرأ لتلاميذ كتاب اللغة العربية بموضوع \"آمال المراهقين\". بناء على القرءة المسجل لتلامذ وجدت الظواهر التدخّل الصوتي. نطق صوت خ كما ينطق صوت ḥ المينانجكابوية، نطق صوت ض كما ينطق صوت d.صوت ط كما ينطق صوت t.صوت عمثل صوتa المينانجكابوية. ولكن في نهاية الكلمة صوت ع ينطق مثل صوت Ɂ المينانجكابوية. صوت غ في نهاية الكلمة مثل صوت k المينانجكابوية. نطق بعض تلاميذ صوت ق مثل صوت k. تغيير صوت ش بصوت s مثل الكلمة \" الشيخ\" يكون \"السيح\". اما عوامل التي تؤثر التدخل الصوتي من اللغة المينانجكابوية في اللغة العربية منها بعض الأصوات اللغة العربية لا توجد في اللغة المينانجكابوية لذلك ينطقون التلامذ كأقرب الأصوات الموجودة في اللغة المينانجكابوية. هناك الأصوات العربية الموجودة في اللغة المبنانجكابوية، لكن النطق بطريقة مختلفة. لا يعريفون تلامذ على النظام الصوتي الخاص باللغة العربية وبلغتهم الأم (اللغة المينانجكابوية). أما التدخّل الصوتي من اللغة المينانجكابوية في اللغة العربية لا يحدث في كل الأصوات العربية ولكن في الأصوات الخاصة من اللغة العربية يعني الأصوات لا موجود في اللغة العربية أوالنطق بطريقة المختلفة.","PeriodicalId":417978,"journal":{"name":"`A Jamiy : Jurnal Bahasa dan Sastra Arab","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114071536","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-09-01DOI: 10.31314/ajamiy.10.2.385-418.2021
I. N. Hula, Amrah Kasim
This study examines the six rules and their uniqueness in the writing of the Qur'an, which consists of the following rules: 1) al-Hazf, 2) al-Ziyadah, 3) al-Ibdal, 4) al-Hamazat, 5) al-Wasl and al-Fasl, dan 6) Fihi Qira’atani wa Kutiba ‘ala Ihdahuma. The method used is library research, through descriptive analysis techniques, by identifying, classifying, tabulating, analyzing, and describing. The results showed that 1) al-Qawaid al-Sittah has six basic principles in the science of writing and copying letters, words, and their diacritical marks in manuscripts. These six rules have various passages in some of their orthography; namely: a) alif, ya, waw, lam, nun, on al-hazf, b) alif, ya and waw on al-ziyadah, c) alif derive from ya, alif derive from waw and alif whose origin is unknown on rules al-ibdal, d) according to the rule of al-wasl and fasl, each of them has 17 agreed on words, they are disputed and even excluded, e) in the hamazat rule, the location of a letter affects the form of writing, such as hamzah at the beginning, in the middle, at the end of the word f) Rasm is also influenced by qira'at and can choose one of them in writing it. 2) The differences in writing are dominated by reasons, references, and writing patterns which generally refer to the madhzab with their respective references, namely: 1) Al-Dani with the book al-muqni and 2) Abu Dawud with the book al-tabyin, or madhzab other than the two. 3) In the aspect of exception (mustasnayat) and its uniqueness, it can be seen in the aspect of al-Iqtisar, whose writing patterns are diverse and cannot be equated.
本研究考察了《古兰经》写作中的六个规则及其独特性,包括以下规则:1)哈兹夫规则,2)齐亚达规则,3)伊布达规则,4)哈玛扎特规则,5)wasl和fasl规则,6)Fihi Qira ' atani wa Kutiba ' ala Ihdahuma规则。使用的方法是图书馆研究,通过描述性分析技术,通过识别、分类、制表、分析和描述。结果显示,al-Qawaid al-Sittah在书写和抄写字母、单词及其手稿上的变音符符号方面有六条基本原则。这六条规则在一些正字法上有不同的段落;即:A) alif, ya, waw, lam, nun, on al-hazf, b) alif, ya和waw on al-ziyadah, c) alif源自ya, alif源自waw和alif,其起源在al-ibdal规则中未知,d)根据al-wasl和fasl规则,它们各自有17个商定的单词,它们有争议甚至被排除在外,e)在hamazat规则中,字母的位置影响书写形式,例如hamzah在开头,在中间,f) Rasm也受到qira'at的影响,可以选择其中一个来写。2)写作上的差异主要是由原因、参考文献和写作模式决定的,这些参考文献通常都是指madhzab,即:1)Al-Dani指的是al-muqni, 2) Abu Dawud指的是al-tabyin,或者两者之外的madhzab。3)在例外(mustasnayat)及其独特性方面,体现在al-Iqtisar方面,其写作模式多样,不可等同。
{"title":"AL-QAWAID AL-SITTAH DALAM RASM AL-MUSHAF (Six Rules of Rasm and the Uniqueness in Qur'an)","authors":"I. N. Hula, Amrah Kasim","doi":"10.31314/ajamiy.10.2.385-418.2021","DOIUrl":"https://doi.org/10.31314/ajamiy.10.2.385-418.2021","url":null,"abstract":"This study examines the six rules and their uniqueness in the writing of the Qur'an, which consists of the following rules: 1) al-Hazf, 2) al-Ziyadah, 3) al-Ibdal, 4) al-Hamazat, 5) al-Wasl and al-Fasl, dan 6) Fihi Qira’atani wa Kutiba ‘ala Ihdahuma. The method used is library research, through descriptive analysis techniques, by identifying, classifying, tabulating, analyzing, and describing. The results showed that 1) al-Qawaid al-Sittah has six basic principles in the science of writing and copying letters, words, and their diacritical marks in manuscripts. These six rules have various passages in some of their orthography; namely: a) alif, ya, waw, lam, nun, on al-hazf, b) alif, ya and waw on al-ziyadah, c) alif derive from ya, alif derive from waw and alif whose origin is unknown on rules al-ibdal, d) according to the rule of al-wasl and fasl, each of them has 17 agreed on words, they are disputed and even excluded, e) in the hamazat rule, the location of a letter affects the form of writing, such as hamzah at the beginning, in the middle, at the end of the word f) Rasm is also influenced by qira'at and can choose one of them in writing it. 2) The differences in writing are dominated by reasons, references, and writing patterns which generally refer to the madhzab with their respective references, namely: 1) Al-Dani with the book al-muqni and 2) Abu Dawud with the book al-tabyin, or madhzab other than the two. 3) In the aspect of exception (mustasnayat) and its uniqueness, it can be seen in the aspect of al-Iqtisar, whose writing patterns are diverse and cannot be equated.","PeriodicalId":417978,"journal":{"name":"`A Jamiy : Jurnal Bahasa dan Sastra Arab","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125384191","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-07-03DOI: 10.31314/AJAMIY.10.1.189-204.2021
Sriwahyuningsih R. Saleh, Chaterina Puteri Doni
Penelitian ini membahas tentang isim-isim yang mabny (Mabnīyāt al-Asmā’) dalam surah al-Nabah, yang dianalisis dengan pendekatan ilmu Nahwu. Dalam penelitian ini dianalisis dua pokok masalah penelitian yaitu; 1) mengidentifikasi yata-ayat dalam surah al-Nabah yang di dalamn ya terdapay isim mabniy (mabnīyāt al-asmā), 2) bagaimana ‘irab dari isim-isim yang mabni dalam surah al-Naba. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dengan jenis penelitian kajian pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ayat-ayat yang di dalamnya terdapat mabnīyāt al-asmā dalam surah al-Naba’ adalah 14 ayat terdiri dari Dhamir (kata ganti), ism al-isyarah 1 ayat, ism al-Maushul 1 ayat, ism syat 1 ayat, ism istifham 2 ayat dan al-Dzharf 1 ayat.
{"title":"Mabnīyāt al-Asmā’ (Dirāsah Tahlīlīyah Thatbīqīyah fī Sūrati al-Naba’)","authors":"Sriwahyuningsih R. Saleh, Chaterina Puteri Doni","doi":"10.31314/AJAMIY.10.1.189-204.2021","DOIUrl":"https://doi.org/10.31314/AJAMIY.10.1.189-204.2021","url":null,"abstract":"Penelitian ini membahas tentang isim-isim yang mabny (Mabnīyāt al-Asmā’) dalam surah al-Nabah, yang dianalisis dengan pendekatan ilmu Nahwu. Dalam penelitian ini dianalisis dua pokok masalah penelitian yaitu; 1) mengidentifikasi yata-ayat dalam surah al-Nabah yang di dalamn ya terdapay isim mabniy (mabnīyāt al-asmā), 2) bagaimana ‘irab dari isim-isim yang mabni dalam surah al-Naba. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dengan jenis penelitian kajian pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ayat-ayat yang di dalamnya terdapat mabnīyāt al-asmā dalam surah al-Naba’ adalah 14 ayat terdiri dari Dhamir (kata ganti), ism al-isyarah 1 ayat, ism al-Maushul 1 ayat, ism syat 1 ayat, ism istifham 2 ayat dan al-Dzharf 1 ayat.","PeriodicalId":417978,"journal":{"name":"`A Jamiy : Jurnal Bahasa dan Sastra Arab","volume":"63 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121415288","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}