首页 > 最新文献

JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)最新文献

英文 中文
Keamanan Penggunaan Propofol Auto-Coinduction Dibandingkan Dengan Midazolam Coinduction Berdasarkan Perubahan Hemodinamik Pada Induksi Anestesi Pasien Yang Dilakukan General Anestesi 异丙酚的使用安全性与咪达唑仑联合是基于一般麻醉病人诱导的血液动力学变化
Pub Date : 2019-03-01 DOI: 10.14710/JAI.V11I1.22039
I. N. Yesua, Puger Rahardjo, Pesta Parulian Maurid Edwar
Latar Belakang: Pemilihan obat anestesi untuk induksi bagi seorang ahli anestesi merupakan hal yang krusial dan didasarkan atas efek farmakodinamik terhadap sistem kardiovaskular.Tujuan: Menganalisa apakah penggunaan propofol auto-coinduction (pre-dosing propofol) dapat digunakan sebagai alternatif midazolam sebagai obat coinduction, dilihat dari segi keamanan pasien (perubahan hemodinamik yang terjadi) dan biaya yang dikeluarkan.Metode: Penelitian eksperimental dengan desain pre-posttest single blind group ini melibatkan 52 pasien yang menjalani operasi elektif dengan anestesi umum di Kamar Operasi Gedung Bedah Pusat Terpadu (GBPT) RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada bulan September-Oktober 2018. Dua kelompok pasien masing-masing mendapatkan midazolam 0,03 mg/KgBB (kelompok M, n=26) dan propofol 0,4 mg/KgBB (kelompok P, n=26) 2 menit sebelum induksi dengan propofol titrasi sampai hilang kontak verbal. Dosis propofol yang digunakan, tekanan darah sebelum dan sesudah dilakukan induksi serta biaya induksi dicatat.Hasil: Rerata Arterial Pressure (MAP) pra-induksi pada kelompok M adalah 96,35 ±11,366 mmHg dan pada kelompok P 90,54 ±7.732 mmHg, sedangkan MAP pascainduksi pada kelompok M sebesar 79.96 ±9.21mmHG dan pada kelompok P adalah 73,96 ±5,03mmHg (p=0,037). Total biaya yang digunakan pada kelompok M adalah Rp. 7.890 ±1.448.89 sedangkan pada kelompok P Rp. 7.082 ±1.403.89 (p=0.047).Kesimpulan: Terdapat perbedaan bermakna pada perubahan MAP yang disebabkan oleh penggunaan propofol auto-coinduction bila dibandingkan dengan midazolam coinduction. Tidak terdapat perbedaan signifikan penurunan tekanan darah dan nadi, serta dosis propofol yang digunakan antara kedua kelompok. Biaya induksi pada kelompok auto-coinduction propofol secara signifikan lebih rendah.
背景:对麻醉师进行诱导麻醉药的选择是至关重要的,是基于药理学对心血管系统的影响。目的:从患者的安全(发生的血液动力变化)和成本变化来看,分析使用异丙酚(前期异丙酚)是否可以用作药物替代咪达唑仑。方法:在2018年9月至10月期间,共有52名患者在综合体外科病房(GBPT)接受选择性麻醉治疗。两组患者分别获得midazolam 0.03 mg/KgBB(组M, n=26)和异丙酚0.4 mg/KgBB(组P, n=26),直到言语接触结束前2分钟。使用的异丙酚剂量包括诱导和诱导成本。结果:平均动脉压(文件夹)pra-induksi公元小组是96.35±11,366 mmHg和组织的P 90.54±7732 mmHg,而地图pascainduksi公元组共计79。96±9 . 21mmHG和组织的P是73.96±5,03mmHg (P = 0.037)。公元小组使用的是总成本为Rp。7.890±1.448 89而组织的P Rp。7082±1.403 89 (P = 0.047)。结论:与咪达唑菌联合相比,使用异丙酚自动诱导的地图变化存在显著差异。血压和脉搏明显下降,以及两组之间使用的异丙酚剂量没有显著差异。异丙酚的自合成代谢成本明显较低。
{"title":"Keamanan Penggunaan Propofol Auto-Coinduction Dibandingkan Dengan Midazolam Coinduction Berdasarkan Perubahan Hemodinamik Pada Induksi Anestesi Pasien Yang Dilakukan General Anestesi","authors":"I. N. Yesua, Puger Rahardjo, Pesta Parulian Maurid Edwar","doi":"10.14710/JAI.V11I1.22039","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/JAI.V11I1.22039","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Pemilihan obat anestesi untuk induksi bagi seorang ahli anestesi merupakan hal yang krusial dan didasarkan atas efek farmakodinamik terhadap sistem kardiovaskular.Tujuan: Menganalisa apakah penggunaan propofol auto-coinduction (pre-dosing propofol) dapat digunakan sebagai alternatif midazolam sebagai obat coinduction, dilihat dari segi keamanan pasien (perubahan hemodinamik yang terjadi) dan biaya yang dikeluarkan.Metode: Penelitian eksperimental dengan desain pre-posttest single blind group ini melibatkan 52 pasien yang menjalani operasi elektif dengan anestesi umum di Kamar Operasi Gedung Bedah Pusat Terpadu (GBPT) RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada bulan September-Oktober 2018. Dua kelompok pasien masing-masing mendapatkan midazolam 0,03 mg/KgBB (kelompok M, n=26) dan propofol 0,4 mg/KgBB (kelompok P, n=26) 2 menit sebelum induksi dengan propofol titrasi sampai hilang kontak verbal. Dosis propofol yang digunakan, tekanan darah sebelum dan sesudah dilakukan induksi serta biaya induksi dicatat.Hasil: Rerata Arterial Pressure (MAP) pra-induksi pada kelompok M adalah 96,35 ±11,366 mmHg dan pada kelompok P 90,54 ±7.732 mmHg, sedangkan MAP pascainduksi pada kelompok M sebesar 79.96 ±9.21mmHG dan pada kelompok P adalah 73,96 ±5,03mmHg (p=0,037). Total biaya yang digunakan pada kelompok M adalah Rp. 7.890 ±1.448.89 sedangkan pada kelompok P Rp. 7.082 ±1.403.89 (p=0.047).Kesimpulan: Terdapat perbedaan bermakna pada perubahan MAP yang disebabkan oleh penggunaan propofol auto-coinduction bila dibandingkan dengan midazolam coinduction. Tidak terdapat perbedaan signifikan penurunan tekanan darah dan nadi, serta dosis propofol yang digunakan antara kedua kelompok. Biaya induksi pada kelompok auto-coinduction propofol secara signifikan lebih rendah.","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"52 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132947701","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Kejadian Drop Foot Setelah Anestesi Spinal 足部瘫痪后脊椎麻醉
Pub Date : 2019-03-01 DOI: 10.14710/JAI.V11I1.23859
Satrio Adi Wicaksono, Bhimo Priambodo
Latar Belakang: Komplikasi neurologi setelah prosedur anestesi spinal dapat disebabkan oleh cedera saraf secara langsung, hipotensi yang berat, henti jantung, masalah terkait peralatan, efek yang tidak diinginkan dari obat, pemberian obat yang tidak benar, dan kesalahan lokasi penyuntikan. Namun komplikasi neurologi serius yang disebabkan oleh anestesi regional jarang terjadi. Drop Foot merupakan salah satu komplikasi langsung dari cedera saraf.Kasus: Seorang wanita berusia 44 tahun telah dijadwalkan untuk operasi histerektomi. Pasien mengalami penurunan daya lihat, visus mata kanan 1/300 sedangkan mata kiri adalah 1/~. Melalui teknik aseptik, 25 G jarum spinal disuntikan di interspatium L3-L4. Ruang subarachnoid dicapai setelah beberapa kali suntikan. Setelah itu, bupivakain spinal 0,5% 20 mg diinjeksikan.Satu hari setelah operasi, pasien menyadari bahwa ia tidak mampu menggerakkan kaki kirinya dan kaki kanan normal. Kasus ini dikonsulkan ke bagian neurologi dan rehabilitasi medik dan akupuntur. Tiga minggu pascaoperasi kekuatan motorik skala 1, sensorik hampir kembali normal, sensasi panas di kulit hampir hilang. Setelah 4 minggu, sebagian kekuatan motorik telah pulih, 8 minggu kemudian pulih total.Pembahasan: Jenis dan luasnya cedera saraf dapat bervariasi sesuai dengan orientasi jarum. Ketika bevel sejajar dengan sumbu panjang saraf, jarum lebih mudah untuk melewati serabut saraf. Saat jarum menyilang ke serabut saraf, lukanya lebih besar. Beberapa gangguan sensorik dan kelemahan anggota gerak dapat berlangsung lebih dari satu tahun. Pemeriksaan konduksi saraf berguna untuk melokalisasi dan menilai cedera saraf. Tanda-tanda denervasi pada elektromiogram (EMG) setelah cedera saraf akut membutuhkan 18-21 hari untuk berkembang.Kesimpulan: Dalam kasus ini, komplikasi muncul segera setelah pemulihan dari anestesi spinal dan pasien mengalami pemulihan total setelah 2 bulan. Komplikasi neurologi ini muncul dan diterapi dengan kortikosteroid, obat anti inflamasi, dan akupunktur tanpa adanya efek samping.
背景:脊髓麻醉后的神经并发症可能是由于直接神经损伤、严重的低血压、心脏停止跳动、与设备有关的问题、药物不受欢迎的影响、药物分配不当以及注射地点错误引起的。但区域麻醉引起的严重神经并发症是罕见的。摔倒是神经损伤的直接并发症之一。例:一名44岁的妇女预定做子宫切除术。患者的视力下降,右眼1/300,而左眼是1/~。通过无菌技术,25克脊髓针在interspaces L3-L4中注射。subarachnoid是在注射几次之后到达的。在那之后,血清素0.5% 20毫克。手术后的一天,病人意识到他的左腿和右腿都动不了。部分案件dikonsulkan到神经和针灸医疗和康复。手术后三周,1级运动能力,感觉几乎恢复正常,皮肤上的热感觉几乎消失。4周后,部分运动能力恢复,8周后完全恢复。讨论:神经损伤的类型和程度可能因针头的方向而不同。当表皮与神经长轴平行时,针更容易穿过神经纤维。当针扎入神经纤维时,伤口更大。一些感觉障碍和肢体运动的弱点可能持续一年多。神经传导检查有助于局部化和评估神经损伤。急性神经损伤后,神经损伤的影响迹象需要18到21天的进化。结论:在这种情况下,脊髓麻醉恢复后立即出现并发症,患者在2个月后完全康复。神经并发症出现并接受皮质类固醇、消炎药和针灸的治疗,没有副作用。
{"title":"Kejadian Drop Foot Setelah Anestesi Spinal","authors":"Satrio Adi Wicaksono, Bhimo Priambodo","doi":"10.14710/JAI.V11I1.23859","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/JAI.V11I1.23859","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Komplikasi neurologi setelah prosedur anestesi spinal dapat disebabkan oleh cedera saraf secara langsung, hipotensi yang berat, henti jantung, masalah terkait peralatan, efek yang tidak diinginkan dari obat, pemberian obat yang tidak benar, dan kesalahan lokasi penyuntikan. Namun komplikasi neurologi serius yang disebabkan oleh anestesi regional jarang terjadi. Drop Foot merupakan salah satu komplikasi langsung dari cedera saraf.Kasus: Seorang wanita berusia 44 tahun telah dijadwalkan untuk operasi histerektomi. Pasien mengalami penurunan daya lihat, visus mata kanan 1/300 sedangkan mata kiri adalah 1/~. Melalui teknik aseptik, 25 G jarum spinal disuntikan di interspatium L3-L4. Ruang subarachnoid dicapai setelah beberapa kali suntikan. Setelah itu, bupivakain spinal 0,5% 20 mg diinjeksikan.Satu hari setelah operasi, pasien menyadari bahwa ia tidak mampu menggerakkan kaki kirinya dan kaki kanan normal. Kasus ini dikonsulkan ke bagian neurologi dan rehabilitasi medik dan akupuntur. Tiga minggu pascaoperasi kekuatan motorik skala 1, sensorik hampir kembali normal, sensasi panas di kulit hampir hilang. Setelah 4 minggu, sebagian kekuatan motorik telah pulih, 8 minggu kemudian pulih total.Pembahasan: Jenis dan luasnya cedera saraf dapat bervariasi sesuai dengan orientasi jarum. Ketika bevel sejajar dengan sumbu panjang saraf, jarum lebih mudah untuk melewati serabut saraf. Saat jarum menyilang ke serabut saraf, lukanya lebih besar. Beberapa gangguan sensorik dan kelemahan anggota gerak dapat berlangsung lebih dari satu tahun. Pemeriksaan konduksi saraf berguna untuk melokalisasi dan menilai cedera saraf. Tanda-tanda denervasi pada elektromiogram (EMG) setelah cedera saraf akut membutuhkan 18-21 hari untuk berkembang.Kesimpulan: Dalam kasus ini, komplikasi muncul segera setelah pemulihan dari anestesi spinal dan pasien mengalami pemulihan total setelah 2 bulan. Komplikasi neurologi ini muncul dan diterapi dengan kortikosteroid, obat anti inflamasi, dan akupunktur tanpa adanya efek samping.","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115327279","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Analisis Anesthesia Ready Time Dalam Pelayanan Anestesi untuk Pembedahan Darurat di Kamar Operasi IGD RSUD Dr. Soetomo Surabaya Tahun 2018 紧急手术的麻醉时间传道准备麻醉分析。住友医院医生在手术室急诊室县2018年泗水
Pub Date : 2018-11-01 DOI: 10.14710/JAI.V10I3.20278
Yudha Adi Prabowo, April Poerwanto Basoeki, Teguh Sylvaranto, Pesta Parulian Maurid Edwar
Latar Belakang: Pelayanan anestesi untuk operasi darurat bertujuan memberikan kedalaman anestesi secara cepat dan adekuat untuk dilakukan pembedahan. Survei pendahuluan di kamar operasi elektif RSUD Dr. Soetomo pada Oktober hinggaDesember 2017 menunjukkan bahwa pada lebih dari 30% pasien, waktu sejak masuk kamar operasi hingga manipulasi pembedahanmencapai lebih dari 60 menit, sedangkan waktu benchmark internasional adalah kurang dari 45 menit. Tujuan: Untuk menganalisis Anesthesia Ready Time (ART) dalam pelayanan anestesi di kamar operasi darurat IGD RSUD Dr. Soetomo, Surabaya.Metode: 254 subyek dengan Pasien Status (PS) ASA 1-4 yang menjalani operasi darurat di RSUD Dr. Soetomo selama April 2018 yang terlibat dalam penelitian ini. Waktu dicatat sejak pemasangan monitor, waktu induksi anestesi, waktu pemasangan prosedur invasif, dan deklarasi pasien siap dilakukan manipulasi bedah. Kesulitan dan kendala yang terjadi dari pemasangan monitor hingga deklarasi siap operasi juga dicatat.Hasil: ART di kamar operasi darurat IGD RSUD Dr. Soetomo 24,00 menit untuk PS ASA 1;22,08 menit untuk PS ASA 2;29,03 menit untuk PS ASA 3;25,00 menit untuk PS ASA 4;23,34 menit untuk Sub Arachnoid Block (SAB); 36,67 menit untuk epidural; 21,71 menit untuk pemasangan ABP ; dan 21,25 menit untuk pemasangan Central Venous Catheter (CVC). Faktor yang mempengaruhi lamanya ART adalah menunggu kedatangan operator (42,5%), pemasangan prosedur invasif anestesi (7,3%), dan menunggu kedatangan PPDS anestesi yang lebih senior untuk mendampingi proses induksi anestesi (5,2%).Kesimpulan: ART di kamar operasi darurat IGD RSUD Dr. Soetomo sudah mendekati benchmark internasional.
背景:紧急手术的麻醉服务旨在为紧急手术提供快速的麻醉深度和稳定的条件。2017年10月至12月,苏tomo医生癌症病房进行的初步调查显示,从入院到控制手术时间超过60分钟,而benchmark国际时间不到45分钟。目的:分析泗水Soetomo医生紧急手术室麻醉药服务中的麻醉准备时间(ART)。方法:254名患者(PS) ASA 1-4的患者在2018年4月在Soetomo博士医院接受紧急手术,参与这项研究。从安装监视器、麻醉药诱导的时间、侵入性手术的时间和用于手术操作的声明病人的时间记录下来。从安装监视器到准备操作宣言,所发生的困难和障碍也被记录下来。结果:ART在急诊室急诊室休学医生24d RSUD手术时间为PS ASA 1; 22.08分钟为PS ASA 2; 2903分钟为PS ASA 3分钟;硬膜外麻醉36.67分钟;271分钟安装ABP;还有21.25分钟的中央维纳斯山头安装。影响艺术长度的因素包括等待操作员(42.5%)的到来,安装侵入性麻醉药程序(7.3%),以及等待高级PPDS麻醉师的到来来支持麻醉药进程(5.2%)。结束。
{"title":"Analisis Anesthesia Ready Time Dalam Pelayanan Anestesi untuk Pembedahan Darurat di Kamar Operasi IGD RSUD Dr. Soetomo Surabaya Tahun 2018","authors":"Yudha Adi Prabowo, April Poerwanto Basoeki, Teguh Sylvaranto, Pesta Parulian Maurid Edwar","doi":"10.14710/JAI.V10I3.20278","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/JAI.V10I3.20278","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Pelayanan anestesi untuk operasi darurat bertujuan memberikan kedalaman anestesi secara cepat dan adekuat untuk dilakukan pembedahan. Survei pendahuluan di kamar operasi elektif RSUD Dr. Soetomo pada Oktober hinggaDesember 2017 menunjukkan bahwa pada lebih dari 30% pasien, waktu sejak masuk kamar operasi hingga manipulasi pembedahanmencapai lebih dari 60 menit, sedangkan waktu benchmark internasional adalah kurang dari 45 menit. Tujuan: Untuk menganalisis Anesthesia Ready Time (ART) dalam pelayanan anestesi di kamar operasi darurat IGD RSUD Dr. Soetomo, Surabaya.Metode: 254 subyek dengan Pasien Status (PS) ASA 1-4 yang menjalani operasi darurat di RSUD Dr. Soetomo selama April 2018 yang terlibat dalam penelitian ini. Waktu dicatat sejak pemasangan monitor, waktu induksi anestesi, waktu pemasangan prosedur invasif, dan deklarasi pasien siap dilakukan manipulasi bedah. Kesulitan dan kendala yang terjadi dari pemasangan monitor hingga deklarasi siap operasi juga dicatat.Hasil: ART di kamar operasi darurat IGD RSUD Dr. Soetomo 24,00 menit untuk PS ASA 1;22,08 menit untuk PS ASA 2;29,03 menit untuk PS ASA 3;25,00 menit untuk PS ASA 4;23,34 menit untuk Sub Arachnoid Block (SAB); 36,67 menit untuk epidural; 21,71 menit untuk pemasangan ABP ; dan 21,25 menit untuk pemasangan Central Venous Catheter (CVC). Faktor yang mempengaruhi lamanya ART adalah menunggu kedatangan operator (42,5%), pemasangan prosedur invasif anestesi (7,3%), dan menunggu kedatangan PPDS anestesi yang lebih senior untuk mendampingi proses induksi anestesi (5,2%).Kesimpulan: ART di kamar operasi darurat IGD RSUD Dr. Soetomo sudah mendekati benchmark internasional.","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"94 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129229684","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Penilaian Praoperasi Bedah Jantung 心脏术前评估
Pub Date : 2018-11-01 DOI: 10.14710/JAI.V10I3.22428
Donni Indra Kusuma, Heru Dwi Jatmiko
Meskipun perkembangan ilmu kedokteran mengenai patofisiologi penyakit kardiovaskular sudah berkembang, namun penyakit ini tetap menjadi penyebab kematian terbanyak di seluruh dunia. Bedah jantung menawarkan potensi yang cukup menguntungkan bagi sebagian besar pasien. Berbagai macam cara dilakukan untuk mengoptimalkan hasil dari bedah jantung dan menurunkan tingkat mortalitas pascaoperasi. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah penilaian praoperasi pasien sebelum melakukan bedah jantung. Penilaian praoperasi pasien yang akan dilakukan operasi jantung meliputi empat hal utama, yaitu anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan kardiologi.Penilaian risiko diperlukan oleh dokter anestesi untuk menilai faktor-faktor risiko yang dimiliki pasien dan bagaimana pengaruhnya dengan tingkat mortalitas pasien apabila dilakukan operasi jantung. Sistem penilaian yang sering digunakan antara lain indeks risiko jantung praoperasi dari Detsky, sistem penilaian European System for Cardiac Operative Risk Evaluation (EuroSCORE), dan Cardiac Anaesthesia Risk Evaluation Score (CARE). American College of Cardiology (ACC) dan American Heart Association (AHA) menyusun sebuah algoritme mengenai pendekatan dalam pemeriksaan jantung praoperasi. Algoritme ini membantu dokter dalam memberikan informed consent dan sebagai panduan dalam manajemen perioperatif untuk meminimalkan risiko.
虽然心血管疾病的病理生理科学已经发展,但它仍然是世界上死亡人数最多的原因。心脏手术为大多数病人提供了相当高的潜力。有各种方法可以优化心脏手术的结果,降低手术后的死亡率。一种方法是在做心脏手术前对病人进行预手术评估。患者的心脏术前评估包括以下四件事:anamnesis、体检、实验室检查和心脏病学检查。麻醉师需要对病人的风险因素进行风险评估,并评估病人在接受心脏手术时的死亡率。最常用的评估系统包括德斯基前心脏风险指数、欧洲碳汇评估系统(EuroSCORE)和Cardiac分析风险评分系统。美国心脏病学会(ACC)和美国心脏协会(American Heart Association)设计了一种治疗前心脏检查方法的算法。这些算法帮助医生提供知情同意意见,并作为减少风险的周期性管理指南。
{"title":"Penilaian Praoperasi Bedah Jantung","authors":"Donni Indra Kusuma, Heru Dwi Jatmiko","doi":"10.14710/JAI.V10I3.22428","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/JAI.V10I3.22428","url":null,"abstract":"Meskipun perkembangan ilmu kedokteran mengenai patofisiologi penyakit kardiovaskular sudah berkembang, namun penyakit ini tetap menjadi penyebab kematian terbanyak di seluruh dunia. Bedah jantung menawarkan potensi yang cukup menguntungkan bagi sebagian besar pasien. Berbagai macam cara dilakukan untuk mengoptimalkan hasil dari bedah jantung dan menurunkan tingkat mortalitas pascaoperasi. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah penilaian praoperasi pasien sebelum melakukan bedah jantung. Penilaian praoperasi pasien yang akan dilakukan operasi jantung meliputi empat hal utama, yaitu anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan kardiologi.Penilaian risiko diperlukan oleh dokter anestesi untuk menilai faktor-faktor risiko yang dimiliki pasien dan bagaimana pengaruhnya dengan tingkat mortalitas pasien apabila dilakukan operasi jantung. Sistem penilaian yang sering digunakan antara lain indeks risiko jantung praoperasi dari Detsky, sistem penilaian European System for Cardiac Operative Risk Evaluation (EuroSCORE), dan Cardiac Anaesthesia Risk Evaluation Score (CARE). American College of Cardiology (ACC) dan American Heart Association (AHA) menyusun sebuah algoritme mengenai pendekatan dalam pemeriksaan jantung praoperasi. Algoritme ini membantu dokter dalam memberikan informed consent dan sebagai panduan dalam manajemen perioperatif untuk meminimalkan risiko.","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126923913","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Anestesi Spinal Dosis Rendah Untuk Pasien Operasi Sesar dengan Stenosis Mitral Berat 低剂量剖腹产硬丝分裂患者脊髓麻醉
Pub Date : 2018-11-01 DOI: 10.14710/JAI.V10I3.20769
Ruddi Hartono, Isngadi Isngadi, Dewi Puspitorini Husodo
Latar belakang: Stenosis mitral banyak ditemukan pada kehamilan, dimana sekitar 25% pasien akan mengalami gejala pada kehamilan pertama. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan volume darah dan nadi. Beberapa literatur menyebutkan bahwa anestesi spinal dikontraindikasikan pada pasien yang akan menjalani operasi dengan kelainan stenosis mitral karena risiko terjadinya hipotensi dan takikardia.Kasus: Perempuan 24 tahun primigravida, usia kehamilan 32-34 minggu dengan stenosis mitral berat, regurgitasi mitral ringan, regurgitasi trikuspid sedang, regurgitasi pulmonal sedang (EF 62%), hipertensi pulmonal sedang (PASP 65 mmHg), gagal jantung stadium C kelas fungsional III menjalani operasi sesar dengan low dose anestesi spinal menggunakan 5 mg bupivacaine heavy 0,5% dan 50 mcg fentanyl volume total 2 ml. Blok spinal dicapai dalam waktu 5 menit. Hemodinamik stabil selama perioperatif. Tidak terjadi gagal jantung akut maupun perburukan hemodinamik pascaoperasi.Pembahasan: Prinsip pembiusan pasien dengan mitral stenosis adalah menghindari takikardia, menjaga kondisi sinus rhytm  dan secara agresif mengatasi atrial fibrilasi baik farmakologis maupun dengan kardioversi terutama pada pasien dengan hemodinamik tidak stabil, menghindari penurunan SVR yang akan meningkatkan denyut jantung sehingga memperberat kerja jantung, menghindari hipovolemi, kelebihan cairan, dan faktor yang meningkatkan tekanan arteri pulmonal seperti hipoksia dan hiperkarbia maupun nyeri.Kesimpulan: anestesi spinal dosis rendah menggunakan 5 mg bupivakain dan ajuvan fentanyl dapat digunakan pada operasi operasi sesar pada pasien dengan stenosis mitral berat karena awitan yang cepat, level blok yang adekuat, durasi blok hemodinamik yang stabil dan bayi yang lahir dengan kondisi yang baik.
背景:有男子气概的男子气概在怀孕期间很常见,大约25%的患者会在第一次怀孕时出现症状。这是由于血液和脉搏量的增加。有文献表明,脊髓麻醉是指因低血压和心动风险而接受有丝分裂性丝绞痛手术的患者。怀孕年龄:24岁的女儿primigravida为例,狭窄情况32 - 34周的字重,轻反刍字,反刍trikuspid在反刍pulmonal(62%),高血压pulmonal正在(PASP 65 mmHg)功能,心脏衰竭阶段C班三世剖腹产手术低剂量脊髓麻醉用芬太尼5 mg bupivacaine heavy。5%和50 mcg脊髓体积总共2 ml。街区在5分钟内完成。血动力学稳定在周期性。没有急性心脏衰竭或术后血液动力学治疗。讨论:麻醉病人狭窄情况和人字的原则是避免心动过速,保持窦房条件节奏和积极应对颤动atrial无论是药理复律尤其是同步于病人的血流动力学不稳定,避免SVR下降会增加心率,心脏的工作,避免hipovolemi多余的液体,和增加压力的因素pulmonal像动脉缺氧hiperkarbia和疼痛。结论:低剂量脊髓麻醉使用5毫克的布皮卡金和阿尤万·芬太尼(aprial bupivakain)和一种甲基麻醉剂,可以用于快速硬膜性支架手术的剖腹产、高强度的块、稳定的血液动力块和出生时处于良好状态的婴儿。
{"title":"Anestesi Spinal Dosis Rendah Untuk Pasien Operasi Sesar dengan Stenosis Mitral Berat","authors":"Ruddi Hartono, Isngadi Isngadi, Dewi Puspitorini Husodo","doi":"10.14710/JAI.V10I3.20769","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/JAI.V10I3.20769","url":null,"abstract":"Latar belakang: Stenosis mitral banyak ditemukan pada kehamilan, dimana sekitar 25% pasien akan mengalami gejala pada kehamilan pertama. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan volume darah dan nadi. Beberapa literatur menyebutkan bahwa anestesi spinal dikontraindikasikan pada pasien yang akan menjalani operasi dengan kelainan stenosis mitral karena risiko terjadinya hipotensi dan takikardia.Kasus: Perempuan 24 tahun primigravida, usia kehamilan 32-34 minggu dengan stenosis mitral berat, regurgitasi mitral ringan, regurgitasi trikuspid sedang, regurgitasi pulmonal sedang (EF 62%), hipertensi pulmonal sedang (PASP 65 mmHg), gagal jantung stadium C kelas fungsional III menjalani operasi sesar dengan low dose anestesi spinal menggunakan 5 mg bupivacaine heavy 0,5% dan 50 mcg fentanyl volume total 2 ml. Blok spinal dicapai dalam waktu 5 menit. Hemodinamik stabil selama perioperatif. Tidak terjadi gagal jantung akut maupun perburukan hemodinamik pascaoperasi.Pembahasan: Prinsip pembiusan pasien dengan mitral stenosis adalah menghindari takikardia, menjaga kondisi sinus rhytm  dan secara agresif mengatasi atrial fibrilasi baik farmakologis maupun dengan kardioversi terutama pada pasien dengan hemodinamik tidak stabil, menghindari penurunan SVR yang akan meningkatkan denyut jantung sehingga memperberat kerja jantung, menghindari hipovolemi, kelebihan cairan, dan faktor yang meningkatkan tekanan arteri pulmonal seperti hipoksia dan hiperkarbia maupun nyeri.Kesimpulan: anestesi spinal dosis rendah menggunakan 5 mg bupivakain dan ajuvan fentanyl dapat digunakan pada operasi operasi sesar pada pasien dengan stenosis mitral berat karena awitan yang cepat, level blok yang adekuat, durasi blok hemodinamik yang stabil dan bayi yang lahir dengan kondisi yang baik.","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117079312","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
Perbandingan Visualisasi Laring dan Glotis pada Maneken Intubasi Sulit menggunakan Video Laryngoscope C-MAC dan VL-Scope
Pub Date : 2018-11-01 DOI: 10.14710/JAI.V10I3.20666
Abdul Kadir Munsy, N. M. Rehatta, Maulydia Maulydia, Agustina Salinding, Arie Utariani, Teguh Sylvaranto, Elizeus Hanindito
Latar Belakang: Video laryngoscope C-MAC terbukti sangat membantu dalam tindakan intubasi terutama pada pasien kasus dengan difficult airway. Departemen Anestesiologi dan Reanimasi Rumah Sakit Dokter Soetomo Surabaya telah menciptakan video laryngoscope VL-Scope dengan fitur perekam audiovisual dengan harga yang jauh lebih murah.Tujuan: Membandingkan waktu yang dibutuhkan oleh video laryngoscope C-MAC dan VL-Scope pada simulasi maneken imobilisasi cervical spine dengan rigid collar neck.Metode: Penelitian dengan desain eksperimental acak ini melibatkan residen untuk melakukan intubasi dengan 2 video laringoskop yaitu C-MAC dan VL-Scope pada simulasi maneken imobilisasi cervical spine dengan rigid collar neck. Penelitian dilakukan dengan cara mengobservasi perbedaan waktu yang diperlukan untuk melihat plica vocalis, lama intubasi dan penekanan pada gigi menggunakan  laringoskop C-MAC dan video laringoskop VL-ScopeHasil: Video laryngoscope C-MAC mempersingkat waktu rata-rata untuk menilai derajat Cormarck and Lehane (8.57 ± 2,64 ) dan intubasi (17.89 ± 5,92) dibandingkan dengan video laringoskop VL-Scope (12.24±5,83) dan (20,68±5,83) detik. Namun frekuensi kejadian penekanan terhadap gigi saat tindakan laringoskopi adalah sama menggunakan kedua alat tersebut 2/37(5,4%)Kesimpulan: Intubasi menggunakan video laryngoscope C-MAC lebih efektif pada maneken imobilisasi cervical spine dengan rigid collar neck namun angka kejadian penekanan gigi pada tindakan tersebut adalah sama.
背景:laryngoscope cmac视频被证明对插管尤其有帮助,尤其是对困难的airway患者。Soetomo泗水医院麻醉学和康复科医生已经创建了一段视频,其功能是一种便宜得多的视听记录器。目标:比较录像laryngoscope cmac和VL-Scope在manevical固定机动cervical spine模拟与rigid领颈的需要时间。方法:这种随机实验设计的研究涉及采用2个laringoglass视频为cmac和VL-Scope进行插管。观察不同方式所需的时间做研究看到plica vocalis,牙齿长期插管,强调使用C-MAC和视频laringoskop VL-ScopeHasil:气道C-MAC缩短平均的时间来判断视频Cormarck和Lehane(8度。57±2,64)和插管(17 . 89±5.92)相比,视频laringoskop VL-Scope(12 . 24±5.83)和(20.68±5.83)秒。但是喉镜手术时强调牙齿的频率是一样的2/37(5.4%)结论:
{"title":"Perbandingan Visualisasi Laring dan Glotis pada Maneken Intubasi Sulit menggunakan Video Laryngoscope C-MAC dan VL-Scope","authors":"Abdul Kadir Munsy, N. M. Rehatta, Maulydia Maulydia, Agustina Salinding, Arie Utariani, Teguh Sylvaranto, Elizeus Hanindito","doi":"10.14710/JAI.V10I3.20666","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/JAI.V10I3.20666","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Video laryngoscope C-MAC terbukti sangat membantu dalam tindakan intubasi terutama pada pasien kasus dengan difficult airway. Departemen Anestesiologi dan Reanimasi Rumah Sakit Dokter Soetomo Surabaya telah menciptakan video laryngoscope VL-Scope dengan fitur perekam audiovisual dengan harga yang jauh lebih murah.Tujuan: Membandingkan waktu yang dibutuhkan oleh video laryngoscope C-MAC dan VL-Scope pada simulasi maneken imobilisasi cervical spine dengan rigid collar neck.Metode: Penelitian dengan desain eksperimental acak ini melibatkan residen untuk melakukan intubasi dengan 2 video laringoskop yaitu C-MAC dan VL-Scope pada simulasi maneken imobilisasi cervical spine dengan rigid collar neck. Penelitian dilakukan dengan cara mengobservasi perbedaan waktu yang diperlukan untuk melihat plica vocalis, lama intubasi dan penekanan pada gigi menggunakan  laringoskop C-MAC dan video laringoskop VL-ScopeHasil: Video laryngoscope C-MAC mempersingkat waktu rata-rata untuk menilai derajat Cormarck and Lehane (8.57 ± 2,64 ) dan intubasi (17.89 ± 5,92) dibandingkan dengan video laringoskop VL-Scope (12.24±5,83) dan (20,68±5,83) detik. Namun frekuensi kejadian penekanan terhadap gigi saat tindakan laringoskopi adalah sama menggunakan kedua alat tersebut 2/37(5,4%)Kesimpulan: Intubasi menggunakan video laryngoscope C-MAC lebih efektif pada maneken imobilisasi cervical spine dengan rigid collar neck namun angka kejadian penekanan gigi pada tindakan tersebut adalah sama.","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"24 5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131662703","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Manajemen Hipertensi Pulmonal Perioperatif pada Bedah Jantung 心脏手术的肺周高血压管理
Pub Date : 2018-11-01 DOI: 10.14710/JAI.V10I3.20724
S. Habibah
Pembedahan pada pasien dengan hipertensi pulmonal merupakan pembedahan dengan kategori risiko tinggi dan merupakan tantangan besar untuk dokter anestesi maupun bedah. Hipertensi pulmonal merupakan salah satu penyebab utama peningkatan morbiditas dan mortalitas perioperatif. Komplikasi serius yang dapat terjadi diantaranya adalah  gagal jantung kanan, aritmia dan kematian dini pascaoperasi. Pasien dengan hipertensi pulmonal membutuhkan evaluasi dan manajemen penyakit yang komprehensif untuk mengurangi risiko secara optimal dan meningkatkan outcome. Pada tulisan ini dijelaskan mengenai patofisiologi, penilaian praoperasidan penanganan perioperatif pasien PH yang akan menjalani bedah jantung.
肺动脉高血压患者的手术是高风险的手术,对麻醉师和外科医生来说都是一个巨大的挑战。肺动脉高血压是导致月经发病率和周死亡的主要原因之一。其中可能出现严重的并发症是右心衰、心律失常和术后过早死亡。肺动脉高血压患者需要全面的疾病评估和管理,以最佳降低风险和改善结果。这篇文章描述了病理生理学、术前评估和PH患者心脏手术的临床治疗。
{"title":"Manajemen Hipertensi Pulmonal Perioperatif pada Bedah Jantung","authors":"S. Habibah","doi":"10.14710/JAI.V10I3.20724","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/JAI.V10I3.20724","url":null,"abstract":"Pembedahan pada pasien dengan hipertensi pulmonal merupakan pembedahan dengan kategori risiko tinggi dan merupakan tantangan besar untuk dokter anestesi maupun bedah. Hipertensi pulmonal merupakan salah satu penyebab utama peningkatan morbiditas dan mortalitas perioperatif. Komplikasi serius yang dapat terjadi diantaranya adalah  gagal jantung kanan, aritmia dan kematian dini pascaoperasi. Pasien dengan hipertensi pulmonal membutuhkan evaluasi dan manajemen penyakit yang komprehensif untuk mengurangi risiko secara optimal dan meningkatkan outcome. Pada tulisan ini dijelaskan mengenai patofisiologi, penilaian praoperasidan penanganan perioperatif pasien PH yang akan menjalani bedah jantung.","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"177 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114432508","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Perbedaan Pengaruh Parasetamol dan Parecoxib Terhadap Aktivitas Agregasi Trombosit pada Pasien SIRS atau Sepsis 扑热息痛和Parecoxib对感冒或败血症患者的血小板集活性的不同影响
Pub Date : 2018-11-01 DOI: 10.14710/JAI.V10I3.13493
Admaji Wibowo
Latar Belakang: Parasetamol dan parecoxib adalah Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS) yang paling banyak digunakan pada pasien yang dirawat dengan SIRS atau sepsis di ICU sebagai antipiretik dan anti inflamasi. Kedua obat tersebut dapat mempengaruhi agregasi trombosit yang dapat kita nilai melalui tes agregasi trombosit.Tujuan: Mengetahui perbedaan pengaruh pemberian parasetamol dan parecoxib terhadap aktivitas agregasi trombosit pada pasien SIRS atau sepsis.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian experimental dengan pendekatan uji klinis dengan rancangan penelitian pre dan post. Terdapat 34 subjek penelitian pasien SIRS atau sepsis yang dirawat di ICU dengan umur antara 17 - 65 tahun. Distribusi sampel meliputi 17 subjek dengan pemberian parasetamol dan 17 subjek dengan pemberian parecoxib. Setelah dilakukan pengacakan dilakukan pemeriksaan agregasi trombosit sebelum perlakuan dan 120 menit sesudah perlakuan dengan menggunakan induktor 10 µM ADP.Hasil: Berdasarkan hasil uji beda Mann Whitney pada kelompok tidak berpasangan mendapatkan nilai p=0,310, yang berarti bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hal agregasi trombosit antara kelompok parasetamol dan parecoxib sebelum perlakuan dan nilai p=0,013 (p<0,05), yang berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok parasetamol dan parecoxib setelah perlakuan. Analisa selanjutnya berdasarkan hasil uji beda Wilcoxon pada kelompok berpasangan mendapat nilai p=0,020 (p<0,05) yang berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pemberian parasetamol.Kesimpulan: Penggunaan parasetamol akan berdampak pada penurunan agregasi trombosit secara signifikan secara statistik dibandingkan dengan parecoxib (p=0,013).
背景:扑热息痛和扑热息痛是作为抗炎和消炎药在重症监护室治疗感冒或败血症的患者中最常用的非甾体药物。这两种药物都可以影响血小板集,我们可以通过血小板集测试来确定其价值。目的:确定对感冒或败血症患者血小板聚合作用的不同影响。方法:本研究是一种临床试验方法与术前和产前研究设计的研究方法。西尔斯或败血症患者共34名研究对象,年龄在17 - 65岁之间。样本的分布包括17个受试者的扑热息痛和17个受试者的扑热息痛。做炒蛋血小板集合之前检查后待遇和120分钟之后用induktor 10µM ADP待遇。惠特尼曼测试结果:根据不同的群体没有成绩p = 0.310配对,意味着方面没有显著差异的血小板集合之前扑热息痛和parecoxib群体之间和p值= 0.013 (p < 0。05待遇),也就是说,有显著的区别待遇后扑热息痛和parecoxib群体。进一步的分析是基于Wilcoxon对组的不同测试结果,分别得到p= 020 (p< 0.05),这意味着该样本在扑热息伤之前和之后有重大差异。结论:使用扑热息痛将导致血小症总比parecoxib (p= 013)在统计学上显著减少。
{"title":"Perbedaan Pengaruh Parasetamol dan Parecoxib Terhadap Aktivitas Agregasi Trombosit pada Pasien SIRS atau Sepsis","authors":"Admaji Wibowo","doi":"10.14710/JAI.V10I3.13493","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/JAI.V10I3.13493","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Parasetamol dan parecoxib adalah Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS) yang paling banyak digunakan pada pasien yang dirawat dengan SIRS atau sepsis di ICU sebagai antipiretik dan anti inflamasi. Kedua obat tersebut dapat mempengaruhi agregasi trombosit yang dapat kita nilai melalui tes agregasi trombosit.Tujuan: Mengetahui perbedaan pengaruh pemberian parasetamol dan parecoxib terhadap aktivitas agregasi trombosit pada pasien SIRS atau sepsis.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian experimental dengan pendekatan uji klinis dengan rancangan penelitian pre dan post. Terdapat 34 subjek penelitian pasien SIRS atau sepsis yang dirawat di ICU dengan umur antara 17 - 65 tahun. Distribusi sampel meliputi 17 subjek dengan pemberian parasetamol dan 17 subjek dengan pemberian parecoxib. Setelah dilakukan pengacakan dilakukan pemeriksaan agregasi trombosit sebelum perlakuan dan 120 menit sesudah perlakuan dengan menggunakan induktor 10 µM ADP.Hasil: Berdasarkan hasil uji beda Mann Whitney pada kelompok tidak berpasangan mendapatkan nilai p=0,310, yang berarti bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hal agregasi trombosit antara kelompok parasetamol dan parecoxib sebelum perlakuan dan nilai p=0,013 (p<0,05), yang berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok parasetamol dan parecoxib setelah perlakuan. Analisa selanjutnya berdasarkan hasil uji beda Wilcoxon pada kelompok berpasangan mendapat nilai p=0,020 (p<0,05) yang berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pemberian parasetamol.Kesimpulan: Penggunaan parasetamol akan berdampak pada penurunan agregasi trombosit secara signifikan secara statistik dibandingkan dengan parecoxib (p=0,013).","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126618673","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Perbandingan Efektivitas Patient-Controlled Analgesia (PCA) Fentanil, PCA Morfin dan Tramadol Intravena Sebagai Analgetik Pasca Operasi Modified Radical Mastectomy (MRM)
Pub Date : 2018-07-01 DOI: 10.14710/JAI.V10I2.22248
Arie Faishal Madjan, W. Nurcahyo
Latar Belakang: Operasi Modified Radical Mastectomy menimbulkan nyeri derajat sedang hingga berat pasca operasi. Sebagian pasien yang mendapat kombinasi anagetik tramadol dan ketorolak secara berkala, masih mengeluh nyeri. PCA merupakan metode baru pemberian analgetik. Penggunaan PCA fentanil dan PCA morfin diharapkan dapat lebih efektif dalam mengatasi nyeri pasca operasi MRM.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan efektivitas, efek samping dan tingkat kepuasan pasien antara penggunaan PCA fentanil, PCA morfin dan tramadol intravena sebagai analgetik pasca operasi MRM.Metode:Dilakukan uji klinis tersamar ganda terhadap 36 pasien rencana operasi MRM yang memenuhi kriteria penelitian. Setelah dilakukan anestesi umum, pasien dibagi dalam 3 kelompok perlakuan pemberian analgetik pasca operasi: (1) kelompok PCA fentanil dengan fentanil loading dose 50 mcg, demand dose 20 mcg, lockout interval 10 menit, limitdose 70 mcg/jam, background infusion 30 mcg/jam; (2) kelompok PCA morfin dengan morfin loading dose 4 mg, demand dose 1 mg, lockout interval 10 menit, limit dose 6 mg/jam, tanpa background infusion; (3)kelompok tramadol yang mendapat tramadol intravena 100 mg/8jam. Dilakukan penilaian berkala skor NRS, RASS, tanda vital, efek samping dan tingkat kepuasan pasien selama 24 jam pasca operasi. Data dianalisa dengan Shapiro-Wilk dilanjutkan Kruskal-Wallis atau One way ANOVA, dianggap bermakna bila p< 0,05.Hasil:Efektivitas terbaik pada PCA fentanil, diikuti PCA morfin lalu tramadol. Skor RASS PCA fentanil dan PCA morfin lebih rendah dari tramadol (p=0,000). Terdapat efek samping mual, muntah dan dizziness yang secara statistik tidak berbeda bermakna. Tingkat kepuasan pasien tertinggi pada kelompok PCA fentanil, sedangkan antara kelompok PCA morfin dan tramadol tidak berbeda bermakna(p=0,009).Simpulan: PCA fentanil dan PCA morfin lebih efektif dibandingkan tramadol. PCA fentanil memberikan tingkat kepuasan pasien yang lebih tinggi dibanding PCA morfin dan tramadol. Terdapat efek samping mual, muntah dan dizziness namun secara statistik tidak berbeda bermakna.
背景:经修改的放射Mastectomy手术导致中度到术后疼痛。一些经常结合曲马多和酮酸结合的患者仍然抱怨疼痛。PCA是一种新的镇痛方法。希望使用PCA fentanil和PCA吗啡能更有效地治疗MRM手术后的疼痛。目的:本研究旨在了解患者在mri手术后使用PCA fentanil、PCA吗啡和曲马多静脉注射作为麻醉剂之间的有效性、副作用和满意度的比较。方法:对36名符合研究标准的MRM计划患者进行双重临床试验。全身麻醉后,患者分为三组术后麻醉治疗:(1)PCA(2)一组PCA吗啡装载剂量为4 mg, demand dose为1 mg,间隔10分钟,限额为6毫克/小时,没有背景噪音;(3)曲马多集团获得了一种曲马多静脉注射100毫克/8小时。定期评估NRS分数、rasss分数、生命体征、副作用和患者术后24小时满意度。数据是通过shapirowilk进行的Kruskal-Wallis或One way ANOVA进行分析的,在p< 0.05时被认为是有意义的。结果:PCA fentanil的最佳效果,然后是PCA吗啡,然后是tramadol。PCA fentanil和PCA吗啡的含量比tramadol低。有恶心、呕吐和恶心的副作用,这在统计学上没有什么不同。PCA fentanil的患者满意度最高,而PCA吗啡和曲马多症的群体没有什么不同(p= 0.009)。结论:PCA fentanil和PCA吗啡比tramadol更有效。PCA fentanil提供的病人满意度比PCA吗啡和曲马多好多了。有恶心、呕吐和恶心的副作用,但统计数据上没有什么不同。
{"title":"Perbandingan Efektivitas Patient-Controlled Analgesia (PCA) Fentanil, PCA Morfin dan Tramadol Intravena Sebagai Analgetik Pasca Operasi Modified Radical Mastectomy (MRM)","authors":"Arie Faishal Madjan, W. Nurcahyo","doi":"10.14710/JAI.V10I2.22248","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/JAI.V10I2.22248","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Operasi Modified Radical Mastectomy menimbulkan nyeri derajat sedang hingga berat pasca operasi. Sebagian pasien yang mendapat kombinasi anagetik tramadol dan ketorolak secara berkala, masih mengeluh nyeri. PCA merupakan metode baru pemberian analgetik. Penggunaan PCA fentanil dan PCA morfin diharapkan dapat lebih efektif dalam mengatasi nyeri pasca operasi MRM.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan efektivitas, efek samping dan tingkat kepuasan pasien antara penggunaan PCA fentanil, PCA morfin dan tramadol intravena sebagai analgetik pasca operasi MRM.Metode:Dilakukan uji klinis tersamar ganda terhadap 36 pasien rencana operasi MRM yang memenuhi kriteria penelitian. Setelah dilakukan anestesi umum, pasien dibagi dalam 3 kelompok perlakuan pemberian analgetik pasca operasi: (1) kelompok PCA fentanil dengan fentanil loading dose 50 mcg, demand dose 20 mcg, lockout interval 10 menit, limitdose 70 mcg/jam, background infusion 30 mcg/jam; (2) kelompok PCA morfin dengan morfin loading dose 4 mg, demand dose 1 mg, lockout interval 10 menit, limit dose 6 mg/jam, tanpa background infusion; (3)kelompok tramadol yang mendapat tramadol intravena 100 mg/8jam. Dilakukan penilaian berkala skor NRS, RASS, tanda vital, efek samping dan tingkat kepuasan pasien selama 24 jam pasca operasi. Data dianalisa dengan Shapiro-Wilk dilanjutkan Kruskal-Wallis atau One way ANOVA, dianggap bermakna bila p< 0,05.Hasil:Efektivitas terbaik pada PCA fentanil, diikuti PCA morfin lalu tramadol. Skor RASS PCA fentanil dan PCA morfin lebih rendah dari tramadol (p=0,000). Terdapat efek samping mual, muntah dan dizziness yang secara statistik tidak berbeda bermakna. Tingkat kepuasan pasien tertinggi pada kelompok PCA fentanil, sedangkan antara kelompok PCA morfin dan tramadol tidak berbeda bermakna(p=0,009).Simpulan: PCA fentanil dan PCA morfin lebih efektif dibandingkan tramadol. PCA fentanil memberikan tingkat kepuasan pasien yang lebih tinggi dibanding PCA morfin dan tramadol. Terdapat efek samping mual, muntah dan dizziness namun secara statistik tidak berbeda bermakna.","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115691355","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Kateter Epidural Terputus Saat Dipasang 硬膜导管在安装时被切断
Pub Date : 2018-07-01 DOI: 10.14710/JAI.V10I2.22329
M. Hadiyanto, Doso Sutiyono
Latar belakang: Anestesia epidural adalah satu bentuk dari anestesia regional dan merupakan salah satu bentuk teknik blok neuroaksial, dimana penggunaannya lebih luas daripada anesthesia spinal. Teknik epidural sangat luas penggunaanya pada anestesia operatif, analgesia untuk kasus obstetri, analgesia post operatif dan untuk nyeri kronis. Morbiditas dan bahkan mortalitas pascaoperasi dapat dikurangi ketika blokade neuraksial digunakan, baik sebagai agen tunggal maupun sebagai kombinasi dengan anestesi umum. Kasus: Seorang wanita usia 45th, ASA II dengan Adenokarsinoma Lambung yang akan menjalani operasi Gastrektomi Parsial. Penilaian preoperasi pasien sudah dalam kondisi yang optimal. Direncanakan akan dilakukan anestesi dengan teknik Epidural, insersi pada ruang intervertebra lumbal 3-4 dengan pemasangan kateter epidural tetapi gagal dipasang dan terputus 1cm saat pencabutan. Kemudian teknik anestesi dikonversi menjadi anestesi umum.Pembahasan: Kerusakan kateter adalah komplikasi yang dapat dikenali pada anestesi epidural, sering dikaitkan dengan trauma pada penusukan jarum epidural atau kekuatan yang berlebihan saat penarikan kateter. Pemeriksaan CT scan lebih sensitif daripada MRI dalam mendeteksi fragmen kateter dalam ruang epidural dan lebih sensitif dengan radiografi polos, terutama untuk fragmen kecil. Pengelolaan post operasi, potongan kateter epidural yang dianggap benda asing umumnya dianggap sebagai tidak aktif dan seharusnya tidak menghasilkan reaksi tubuh.Kesimpulan: Meskipun dikatakan potongan kateter epidural yang dianggap benda asing umumnya tidak menghasilkan reaksi tubuh. Pada kebanyakan kasus, standard penanganan terputusnya segmen kateter epidural, adalah dengan membiarkan dengan pengawasan sampai muncul gejala simptomatik. Namun, ada situasi di mana operasi pengangkatan harus dilakukan. 
背景:外麻醉是区域麻醉的一种形式,也是神经轴阻滞剂技术的一种形式,其使用比脊髓麻醉更广泛。硬膜外麻醉技术在麻醉品作用非常广泛,产科患者的镇痛,镇痛后手术和慢性疼痛都有其作用。手术后的发病率甚至死亡率可以减少,因为神经障碍既是一种单独的手术,也是一种与全身麻醉的结合。案例:一名45岁的胃癌女孩ASA II将接受胃癌部分切除手术。病人的术前评估处于最佳状态。该计划采用硬膜外麻醉,这是腰椎间插管3-4的梗塞,硬膜导管安装失败,拔牙时断了1厘米。然后麻醉技术被转化为普通麻醉。讨论:导管损伤是硬膜麻醉的一种可识别的并发症,常与硬膜针的穿刺或导管拔拔时的过度用力有关。CT扫描比核磁共振成像在硬膜外探测导管碎片时要敏感,对纯射线特别敏感。手术后管理,硬膜导管被认为是异物,通常被认为是不活跃的,不应该产生身体反应。结论:虽然经上说,被认为是异物的硬导管切割通常不会引起身体反应。在大多数情况下,硬膜导管段的退行性治疗方法是保持警惕,直到出现简单症状。然而,在某些情况下,必须进行预约手术。
{"title":"Kateter Epidural Terputus Saat Dipasang","authors":"M. Hadiyanto, Doso Sutiyono","doi":"10.14710/JAI.V10I2.22329","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/JAI.V10I2.22329","url":null,"abstract":"Latar belakang: Anestesia epidural adalah satu bentuk dari anestesia regional dan merupakan salah satu bentuk teknik blok neuroaksial, dimana penggunaannya lebih luas daripada anesthesia spinal. Teknik epidural sangat luas penggunaanya pada anestesia operatif, analgesia untuk kasus obstetri, analgesia post operatif dan untuk nyeri kronis. Morbiditas dan bahkan mortalitas pascaoperasi dapat dikurangi ketika blokade neuraksial digunakan, baik sebagai agen tunggal maupun sebagai kombinasi dengan anestesi umum. Kasus: Seorang wanita usia 45th, ASA II dengan Adenokarsinoma Lambung yang akan menjalani operasi Gastrektomi Parsial. Penilaian preoperasi pasien sudah dalam kondisi yang optimal. Direncanakan akan dilakukan anestesi dengan teknik Epidural, insersi pada ruang intervertebra lumbal 3-4 dengan pemasangan kateter epidural tetapi gagal dipasang dan terputus 1cm saat pencabutan. Kemudian teknik anestesi dikonversi menjadi anestesi umum.Pembahasan: Kerusakan kateter adalah komplikasi yang dapat dikenali pada anestesi epidural, sering dikaitkan dengan trauma pada penusukan jarum epidural atau kekuatan yang berlebihan saat penarikan kateter. Pemeriksaan CT scan lebih sensitif daripada MRI dalam mendeteksi fragmen kateter dalam ruang epidural dan lebih sensitif dengan radiografi polos, terutama untuk fragmen kecil. Pengelolaan post operasi, potongan kateter epidural yang dianggap benda asing umumnya dianggap sebagai tidak aktif dan seharusnya tidak menghasilkan reaksi tubuh.Kesimpulan: Meskipun dikatakan potongan kateter epidural yang dianggap benda asing umumnya tidak menghasilkan reaksi tubuh. Pada kebanyakan kasus, standard penanganan terputusnya segmen kateter epidural, adalah dengan membiarkan dengan pengawasan sampai muncul gejala simptomatik. Namun, ada situasi di mana operasi pengangkatan harus dilakukan. ","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"94 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129198417","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
期刊
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
全部 Acc. Chem. Res. ACS Applied Bio Materials ACS Appl. Electron. Mater. ACS Appl. Energy Mater. ACS Appl. Mater. Interfaces ACS Appl. Nano Mater. ACS Appl. Polym. Mater. ACS BIOMATER-SCI ENG ACS Catal. ACS Cent. Sci. ACS Chem. Biol. ACS Chemical Health & Safety ACS Chem. Neurosci. ACS Comb. Sci. ACS Earth Space Chem. ACS Energy Lett. ACS Infect. Dis. ACS Macro Lett. ACS Mater. Lett. ACS Med. Chem. Lett. ACS Nano ACS Omega ACS Photonics ACS Sens. ACS Sustainable Chem. Eng. ACS Synth. Biol. Anal. Chem. BIOCHEMISTRY-US Bioconjugate Chem. BIOMACROMOLECULES Chem. Res. Toxicol. Chem. Rev. Chem. Mater. CRYST GROWTH DES ENERG FUEL Environ. Sci. Technol. Environ. Sci. Technol. Lett. Eur. J. Inorg. Chem. IND ENG CHEM RES Inorg. Chem. J. Agric. Food. Chem. J. Chem. Eng. Data J. Chem. Educ. J. Chem. Inf. Model. J. Chem. Theory Comput. J. Med. Chem. J. Nat. Prod. J PROTEOME RES J. Am. Chem. Soc. LANGMUIR MACROMOLECULES Mol. Pharmaceutics Nano Lett. Org. Lett. ORG PROCESS RES DEV ORGANOMETALLICS J. Org. Chem. J. Phys. Chem. J. Phys. Chem. A J. Phys. Chem. B J. Phys. Chem. C J. Phys. Chem. Lett. Analyst Anal. Methods Biomater. Sci. Catal. Sci. Technol. Chem. Commun. Chem. Soc. Rev. CHEM EDUC RES PRACT CRYSTENGCOMM Dalton Trans. Energy Environ. Sci. ENVIRON SCI-NANO ENVIRON SCI-PROC IMP ENVIRON SCI-WAT RES Faraday Discuss. Food Funct. Green Chem. Inorg. Chem. Front. Integr. Biol. J. Anal. At. Spectrom. J. Mater. Chem. A J. Mater. Chem. B J. Mater. Chem. C Lab Chip Mater. Chem. Front. Mater. Horiz. MEDCHEMCOMM Metallomics Mol. Biosyst. Mol. Syst. Des. Eng. Nanoscale Nanoscale Horiz. Nat. Prod. Rep. New J. Chem. Org. Biomol. Chem. Org. Chem. Front. PHOTOCH PHOTOBIO SCI PCCP Polym. Chem.
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1