首页 > 最新文献

Jurnal Vektor Penyakit最新文献

英文 中文
Penyusunan dan Penerapan Peraturan Desa tentang Pengendalian Schistosomiasis di Daerah Endemis
Pub Date : 2022-01-07 DOI: 10.22435/vektorp.v15i2.5492
Junus Widjaja, Ahmad Erlan, Intan Tolistiawaty, Yuyun Srikandi, Hasrida Mustafa
ABSTRACT In Indonesia, schistosomiasis is caused by the blood worm Schistosoma japonicum, resulting  harmful impact on the economy and public health. Can lead to including stunting (stunting) and reduced learning ability, especially in of children. Schistosomiasis elimination strategies include cross-sectoral involvement and community participation. Implementation of the Bada Model is community empowerment in an effort to control schistosomiasis. Implementation of the Schistosomiasis Village Regulation is an important part. Methods were activities of drafting, submitting the drafts to the secretariat of the Poso Regional Government, socializing village regulations and ratifying village regulations and evaluating the implementation of village regulations. There was a decrease in the prevalence of schistosomiasis in humans, increased fecal collection coverage, and a decline in the number of snail foci. The application of village regulations apparently strengthens the control of schistosomiasis in endemic areas. ABSTRAK Di Indonesia, schistosomiasis disebabkan oleh cacing darah Schistosoma japonicum, Dampak buruk pada ekonomi dan kesehatan masyarakat. stunting dan berkurangnya kemampuan belajar pada anak-anak. Strategi eliminasi schistosomiasis antara lain keterlibatan lintas sektor dan peran serta masyarakat, Implementasi Model Bada merupakan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pengendalian schistosomiasis, Pelaksanaan Peraturan Desa Schistosomiasis  merupakan salah bagian yang penting. Metode melalui pembuatan draf, pengajuan draf ke sekretariat Pemda Poso, sosialisasi perdes, pengesahan perdes dan evaluasi penerapan perdes. Adanya penurunan prevalensi schistosomiasis pada manusia, peningkatan cakupan pengumpulan tinja dan berkurangnya jumlah fokus keong. Penerapan Perdes menguatkan pengendalian schistosomiasis di daerah endemis.
在印度尼西亚,血吸虫病是由日本血吸虫(Schistosoma japonicum)血虫引起的,对经济和公共卫生造成有害影响。可导致发育迟缓(发育迟缓)和学习能力下降,尤其是儿童。消除血吸虫病的战略包括跨部门参与和社区参与。Bada模式的实施是在控制血吸虫病的努力中赋予社区权力。实施《血吸虫病村规》是血吸虫病防治工作的重要组成部分。方法是起草、向波索地区政府秘书处提交草案、对村规进行社会化、批准村规和评价村规执行情况等活动。人类血吸虫病流行率下降,粪便收集覆盖率增加,蜗牛疫源地数量下降。村规的实施明显加强了血吸虫病流行地区的控制。【摘要】印度尼西亚血吸虫病的流行病学研究主要集中在日本血吸虫病、日本血吸虫病、印尼血吸虫病、印尼血吸虫病和印尼血吸虫病。发育迟缓的Dan berkurangnya kemampuan belajar pada anak-anak。消除斯里兰卡血吸虫病战略,实施斯里兰卡血吸虫病模型,实施斯里兰卡血吸虫病模型,实施斯里兰卡血吸虫病,实施斯里兰卡血吸虫病,实施斯里兰卡血吸虫病。联合国秘书处拟定的《联合国宪章草案》、《联合国宪章草案》、《联合国宪章》、《联合国宪章》、《联合国宪章》、《联合国宪章》和《联合国宪章》。小儿流行性血吸虫病,小儿流行性血吸虫病,小儿流行性血吸虫病,小儿流行性血吸虫病。日本血吸虫病,日本血吸虫病,日本血吸虫病。
{"title":"Penyusunan dan Penerapan Peraturan Desa tentang Pengendalian Schistosomiasis di Daerah Endemis","authors":"Junus Widjaja, Ahmad Erlan, Intan Tolistiawaty, Yuyun Srikandi, Hasrida Mustafa","doi":"10.22435/vektorp.v15i2.5492","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/vektorp.v15i2.5492","url":null,"abstract":"ABSTRACT \u0000In Indonesia, schistosomiasis is caused by the blood worm Schistosoma japonicum, resulting  harmful impact on the economy and public health. Can lead to including stunting (stunting) and reduced learning ability, especially in of children. Schistosomiasis elimination strategies include cross-sectoral involvement and community participation. Implementation of the Bada Model is community empowerment in an effort to control schistosomiasis. Implementation of the Schistosomiasis Village Regulation is an important part. Methods were activities of drafting, submitting the drafts to the secretariat of the Poso Regional Government, socializing village regulations and ratifying village regulations and evaluating the implementation of village regulations. There was a decrease in the prevalence of schistosomiasis in humans, increased fecal collection coverage, and a decline in the number of snail foci. The application of village regulations apparently strengthens the control of schistosomiasis in endemic areas. \u0000ABSTRAK \u0000Di Indonesia, schistosomiasis disebabkan oleh cacing darah Schistosoma japonicum, Dampak buruk pada ekonomi dan kesehatan masyarakat. stunting dan berkurangnya kemampuan belajar pada anak-anak. Strategi eliminasi schistosomiasis antara lain keterlibatan lintas sektor dan peran serta masyarakat, Implementasi Model Bada merupakan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pengendalian schistosomiasis, Pelaksanaan Peraturan Desa Schistosomiasis  merupakan salah bagian yang penting. Metode melalui pembuatan draf, pengajuan draf ke sekretariat Pemda Poso, sosialisasi perdes, pengesahan perdes dan evaluasi penerapan perdes. Adanya penurunan prevalensi schistosomiasis pada manusia, peningkatan cakupan pengumpulan tinja dan berkurangnya jumlah fokus keong. Penerapan Perdes menguatkan pengendalian schistosomiasis di daerah endemis.","PeriodicalId":55787,"journal":{"name":"Jurnal Vektor Penyakit","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"91257629","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Hubungan Frekuensi Gen Knock-Down Resistance (KDR) V1016G, V410L, dan F1534C dengan Tingkat Resistensi Populasi Aedes aegypti di Denpasar, Bali
Pub Date : 2022-01-07 DOI: 10.22435/vektorp.v15i2.4907
Erly Sintya, K. Sari, N. W. Widhidewi, N. Sukmawati, Ni Putu Diah Witari, Tangking Widarsa
 ABSTRACT Insecticides are used to reduce the number of Aedes aegypti mosquitoes, a vector of the dengue virus that causes dengue hemorrhagic fever in Indonesia, including in Bali. However, in recent years, the resistance of the Ae. aegypti mosquito to insecticides has been reported in Bali. In addition, Ae. aegypti is also identified to be resistant to several types of insecticides whose resistance mechanism is not yet clear. Several studies have stated that the KDR genes are one of the causes of resistance to pyrethroid insecticides. Therefore, a study was conducted to determine the frequency of the KDR genes in the Ae. aegypti population in Denpasar, Bali which had been previously shown resistance to permethrin (type of pyrethroid). Forty-three females Ae. aegypti specimens from bioassay testing using permethrin stored in tubes containing 100% ethanol were used in this study. Each mosquito is put in a different tube. The mosquito DNA was then extracted. Three KDR genes, V1016G, V410L, and F1534C, were analyzed using the quantitative-PCR melt curve method at the Biomolecular Laboratory, FKIK Unwar. In this study, the mutation frequency of 1016G was 98%, 410L was 50%, and 1534C was 3.4%. The 410L mutant gene was shared by all specimens, although only in one allele (heterozygous). Of the 43 specimens, 39 had homozygous mutant V1016G, heterozygous V410L, and wild typehomozygous F1534C. It indicated that the frequency of the 1016G and 410L mutant genes is quite high, while the 1534C gene is low. The combination of the KDR 1016G and 410L genes was the most dominant found in permethrin-resistant Ae. aegypti specimens. Therefore, it is assumed that these two KDR genes play a role in forming permethrin resistance in Ae. aegypti. ABSTRAK Insektisida digunakan untuk menurunkan jumlah nyamuk Aedes aegypti yang merupakan vektor virus dengue penyebab penyakit demam berdarah dengue di Indonesia, termasuk di Bali. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, resistensi nyamuk Ae. aegypti terhadap insektisida dilaporkan sudah terjadi di Bali. Selain itu, Ae. aegypti juga dilaporkan resisten terhadap beberapa jenis insektisida yang mekanisme terjadinya resistensi belum diketahui. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa gen KDR menjadi salah satu penyebab terjadinya mekanisme resistensi terhadap insektisida golongan peritroid. Oleh sebab itu, dilakukan penelitian untuk mengetahui frekuensi gen KDR pada populasi Ae. aegypti di Denpasar, Bali yang sebelumnya telah terbukti memiliki resistensi permetrin (insektisida golongan peritroid). Sebanyak 43 spesimen Ae. aegypti betina hasil dari pengujian bioassay yang tersimpan dalam tabung yang berisi etanol 100% digunakan dalam penelitian ini. Tiap nyamuk dimasukkan dalam tabung yang berbeda. Selanjutnya dilakukan ekstraksi DNA nyamuk. Tiga jenis gen KDR, yaitu V1016G, V410L, and F1534C, dianalisis dengan metode quantitative-PCR melt curve di Laboratorium Biomolekuler FKIK Unwar. Dalam penelitian ini ditemukan frekuensi
杀虫剂用于减少埃及伊蚊的数量,埃及伊蚊是登革热病毒的载体,在印度尼西亚(包括巴厘岛)引起登革热出血热。然而,近年来,伊蚊的抗药性有所增强。在巴厘岛报告了埃及伊蚊对杀虫剂的抗药性。此外,Ae。埃及伊蚊还被发现对几种抗性机制尚不清楚的杀虫剂具有抗性。几项研究表明,KDR基因是对拟除虫菊酯类杀虫剂产生抗药性的原因之一。因此,进行了一项研究,以确定KDR基因在伊蚊中的频率。巴厘登巴萨的埃及伊蚊种群,此前已显示出对氯菊酯(拟除虫菊酯类杀虫剂)的抗性。雌伊蚊43只。本研究使用氯菊酯生物测定法采集的埃及伊蚊标本,保存在含有100%乙醇的试管中。每只蚊子被放进不同的管子里。然后提取蚊子的DNA。KDR基因V1016G、V410L和F1534C在FKIK Unwar生物分子实验室采用定量pcr熔融曲线法进行分析。本研究中1016G的突变频率为98%,410L为50%,1534C为3.4%。410L突变基因是所有标本共有的,尽管只有一个等位基因(杂合)。43个标本中,39个为纯合子突变体V1016G、杂合子V410L和野生型纯合子F1534C。结果表明,1016G和410L突变基因频率较高,而1534C突变基因频率较低。在氯菊酯抗性伊蚊中,KDR 1016G和410L基因组合最为显著。蚊标本。因此,推测这两个KDR基因在氯菊酯抗性形成过程中发挥了作用。蚊。【摘要】埃及伊蚊蚊媒病毒登革,印尼登革,巴厘岛登革。Namun, dalam beberapa tahun terakhir, resistensi nyamuk Ae。埃及在巴厘岛的一个破败不堪的地方发生了一场灾难。Selain itu, Ae。埃及伊蚊(Aegypti juga):埃及伊蚊(Aegypti juga):埃及伊蚊(Aegypti juga):埃及伊蚊(Aegypti juga)Beberapa penelitian menyebutkan bahwa gen KDR menjadi salah satu penyebab terjadinya mekanisme resistensi terhadap insektisida golongan peritroid。我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。埃及伊蚊(aegypti di Denpasar), Bali yang sebelumnya telah terbukti memiliki resistensi permetrin (insektisida golongan)。塞班亚克43岁,女。埃及伊蚊,哈西达,企鹅,生物测定,杨特辛潘,达兰,塔蓬,杨佰利斯乙醇100%迪古纳坎,达兰,佩利特尼。Tiap nyamuk dimasukkan dalam tabung yang berbeda。Selanjutnya dilakukan ekstraksi DNA nyamuk。Tiga jenis gen KDR, yitu V1016G, V410L,和F1534C, dianaldengan法定量pcr熔融曲线,实验室生物分子生物学家FKIK Unwar。Dalam penelitian ini ditemukan frekuensi mutasi 1016G sebesar 98%, 410L 50%, dan1534c sebesar 3,4%。gen mutan 410L dimiliki oleh seluruh spesimen walaupun hanya pada salah satu alel(异源性)。达里43种杨氏异源型,达里39种杨氏异源型基因图谱为V1016G异源型、V410L异源型、F1534C异源型野生型。sehinga dapat dispulpulkan bahwa frekuensi gen mutan 1016G dan 410L cuup tinggi, sedangkan gen 1534C rendah。Kombinasi gen KDR 1016G和410L两种不同类型的木栓和木栓。埃及伊蚊抗性渗透。Kedua gen KDR diumsikan berperan dalam pembentukan resistensi permeter Ae。蚊。
{"title":"Hubungan Frekuensi Gen Knock-Down Resistance (KDR) V1016G, V410L, dan F1534C dengan Tingkat Resistensi Populasi Aedes aegypti di Denpasar, Bali","authors":"Erly Sintya, K. Sari, N. W. Widhidewi, N. Sukmawati, Ni Putu Diah Witari, Tangking Widarsa","doi":"10.22435/vektorp.v15i2.4907","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/vektorp.v15i2.4907","url":null,"abstract":"\u0000 \u0000 \u0000 \u0000 ABSTRACT \u0000Insecticides are used to reduce the number of Aedes aegypti mosquitoes, a vector of the dengue virus that causes dengue hemorrhagic fever in Indonesia, including in Bali. However, in recent years, the resistance of the Ae. aegypti mosquito to insecticides has been reported in Bali. In addition, Ae. aegypti is also identified to be resistant to several types of insecticides whose resistance mechanism is not yet clear. Several studies have stated that the KDR genes are one of the causes of resistance to pyrethroid insecticides. Therefore, a study was conducted to determine the frequency of the KDR genes in the Ae. aegypti population in Denpasar, Bali which had been previously shown resistance to permethrin (type of pyrethroid). Forty-three females Ae. aegypti specimens from bioassay testing using permethrin stored in tubes containing 100% ethanol were used in this study. Each mosquito is put in a different tube. The mosquito DNA was then extracted. Three KDR genes, V1016G, V410L, and F1534C, were analyzed using the quantitative-PCR melt curve method at the Biomolecular Laboratory, FKIK Unwar. In this study, the mutation frequency of 1016G was 98%, 410L was 50%, and 1534C was 3.4%. The 410L mutant gene was shared by all specimens, although only in one allele (heterozygous). Of the 43 specimens, 39 had homozygous mutant V1016G, heterozygous V410L, and wild typehomozygous F1534C. It indicated that the frequency of the 1016G and 410L mutant genes is quite high, while the 1534C gene is low. The combination of the KDR 1016G and 410L genes was the most dominant found in permethrin-resistant Ae. aegypti specimens. Therefore, it is assumed that these two KDR genes play a role in forming permethrin resistance in Ae. aegypti. \u0000ABSTRAK \u0000Insektisida digunakan untuk menurunkan jumlah nyamuk Aedes aegypti yang merupakan vektor virus dengue penyebab penyakit demam berdarah dengue di Indonesia, termasuk di Bali. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, resistensi nyamuk Ae. aegypti terhadap insektisida dilaporkan sudah terjadi di Bali. Selain itu, Ae. aegypti juga dilaporkan resisten terhadap beberapa jenis insektisida yang mekanisme terjadinya resistensi belum diketahui. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa gen KDR menjadi salah satu penyebab terjadinya mekanisme resistensi terhadap insektisida golongan peritroid. Oleh sebab itu, dilakukan penelitian untuk mengetahui frekuensi gen KDR pada populasi Ae. aegypti di Denpasar, Bali yang sebelumnya telah terbukti memiliki resistensi permetrin (insektisida golongan peritroid). Sebanyak 43 spesimen Ae. aegypti betina hasil dari pengujian bioassay yang tersimpan dalam tabung yang berisi etanol 100% digunakan dalam penelitian ini. Tiap nyamuk dimasukkan dalam tabung yang berbeda. Selanjutnya dilakukan ekstraksi DNA nyamuk. Tiga jenis gen KDR, yaitu V1016G, V410L, and F1534C, dianalisis dengan metode quantitative-PCR melt curve di Laboratorium Biomolekuler FKIK Unwar. Dalam penelitian ini ditemukan frekuensi","PeriodicalId":55787,"journal":{"name":"Jurnal Vektor Penyakit","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81044393","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Pengaruh Tempat Penampungan Air dengan Kejadian DBD di Kabupaten Bangka Barat Tahun 2018
Pub Date : 2021-06-30 DOI: 10.22435/vektorp.v15i1.3263
Octaviani Octaviani, Muhammad Rema Putra Kusuma, T. Wahyono
ABSTRACT Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is an endemic disease in the tropical area. The spread of the disease can occur fast if it is not controlled. DHF is caused by the dengue virus that is transmitted through Aedes aegypti dan Aedes albopictus. According to Bangka District Health Office, It was reported that the number of DHF cases in 2017 was 51 and 50 cases in 2018 (until March 2018). The objective of this study was to know the association between the water container and DHF cases in West Bangka District in 2018. This was a case- control study with a total respondent of 183 respondents and the ratio of case and control was 1:2. The results showed that the presence of Aedes larvae (OR=0,007; p-value=0,007; 95% CI: 1,59-19,96), presence of water container (OR=5,12; p-value=0,01; 95% CI: 1,47- 17,86), water container opened/closed (OR=2,72; p-value=0,063; 95% CI: 0,94-7,84) were associated with DHF cases. Houses where Aedes larvae were founded, in or outside the house (with container index >20%) have a 5.6 times higher risk to be contracted with DHF compare to houses with no Aedes larva. In addition, houses with water containers can be founded near the houses have a 5.1 times higher risk to be contracted with DHF. Houses with opened water containers were associated with DHF with 2.7 times higher risk to be infected with DHF. Therefore, community participation in eliminating mosquitoes breeding places needs to be encouraged. ABSTRAK Upaya pengendalian demam berdarah dititik beratkan pada penggerakan potensi masyarakat untuk dapat berperan serta dalam Pengendalian Sarang Nyamuk (PSN) melalui 3M plus. Tempat Penampungan Air (TPA) merupakan salah satu tempat perkembangbiakan jentik Aedes Aegyti, semakin banyak TPA yang digunakan berpotensi untuk menjadi tempat perkembangbiakan jentik. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Barat jumlah kasus DBD pada tahun 2017 sebanyak 51 kasus dan sampai bulan maret 2018 sebanyak 50 kasus terlaporkan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh tempat penampungan air dengan kejadian DBD di Kabupaten Bangka Barat. Desain penelitian adalah case control dengan jumlah total responden adalah 183 responden dengan perbandingan kasus dan kontrol adalah 1:2. Hasil penelitian menunjukkan tempat penampungan air terbuka/tertutup (OR=2,72; p-value=0,063; 95% CI: 0,94-7,84), keberadaan jentik (OR=0,007; p-value=0,007; 95% CI: 1,59-19,96), tempat penampungan air (OR=5,12; p-value=0,01; 95% CI: 1,47-17,86). Rumah dengan tempat penampungan terbuka mempunyai risiko 2,7 kali lebih besar untuk transmisi DBD, rumah yang ditemukan jentik di tempat penampungan air dalam maupun di luar rumah (CI >20%) mempunyai risiko 5,6 kali lebih besar untuk terkena DBD dan rumah yang disekitarnya ditemukan tempat penampungan air berisiko 5,1 kali lebih besar untuk menderita DBD. Pengelola program DBD agar terus melaksanakan kegiatan – kegiatan penanggulangan dan tatalaksana kasus DBD.
登革出血热(DHF)是热带地区的一种地方病。如果不加以控制,这种疾病的传播会很快发生。登革出血热是由通过埃及伊蚊和白纹伊蚊传播的登革热病毒引起的。据邦卡地区卫生办公室称,据报道,2017年的登革出血热病例数为51例,2018年为50例(截至2018年3月)。本研究的目的是了解2018年西邦加地区水容器与登革出血热病例之间的关系。这是一项病例对照研究,共有183名受访者,病例与对照的比例为1:2。结果表明:蚊虫孳生伊蚊幼虫(OR=0,007;假定值= 0007;95% CI: 1,59-19,96),存在水容器(OR=5,12;假定值= 0 01;95% CI: 1,47- 17,86),水容器打开/关闭(OR=2,72;假定值= 0063;95% CI: 0,94-7,84)与DHF病例相关。在房内或房外发现伊蚊幼虫的房屋(容器指数>20%)感染登革出血热的风险比未发现伊蚊幼虫的房屋高5.6倍。此外,房屋附近有水容器的房屋感染登革出血热的风险高出5.1倍。有开放水容器的房屋与登革出血热相关,感染登革出血热的风险高出2.7倍。因此,需要鼓励社区参与灭蚊工作。【摘要】Upaya pengendalian demam berdarah didititik pagengerakan potensi masyarakat untuk dapat berperan seram pengendalian Sarang Nyamuk (PSN) melalui 3M plus。马来西亚航空公司(TPA):马来西亚航空公司(TPA):马来西亚航空公司(TPA):马来西亚航空公司(TPA):马来西亚航空公司(TPA):马来西亚航空公司(TPA)Berdasarkan数据Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Barat jumlah kasus DBD pada tahun 2017年1月1日,kasus dan sampai bulan市场2018年5月1日,kasus terlaporkan。Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh tempat penampungan air dengan kejadian DBD di Kabupaten Bangka Barat。Desain penelitian adalah病例控制dengan jumlah总响应adalah 183响应dengan perbandingan kasus dan control adalah 1:2。Hasil penelitian menunjukkan tempat penampungan air terbuka/ tertutuup (OR=2,72;假定值= 0063;95% CI: 0,94-7,84), keberadaan jentik (OR=0,007;假定值= 0007;95% CI: 1,59-19,96), tempat penampungan air (OR=5,12;假定值= 0 01;95% ci: 1,47-17,86)。Rumah dengan tempat penampungan terbuka mempunyai risko 2,7 kali lebih besar untuk传播DBD, Rumah yang ditemukan jentik di tempat penampungan air dalam maupun di luar Rumah (CI >20%), mempunyai risko 5,6 kali lebih besar untuk terkena DBD, Rumah yang disekitarya ditemukan tempat penampungan air berisiko 5,1 kali lebih besar untuk menderita DBD。Pengelola程序DBD琼脂terus melaksanakan kegiatan - kegiatan penanggulangan dan tatalaksana kasus DBD。
{"title":"Pengaruh Tempat Penampungan Air dengan Kejadian DBD di Kabupaten Bangka Barat Tahun 2018","authors":"Octaviani Octaviani, Muhammad Rema Putra Kusuma, T. Wahyono","doi":"10.22435/vektorp.v15i1.3263","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/vektorp.v15i1.3263","url":null,"abstract":"ABSTRACT \u0000Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is an endemic disease in the tropical area. The spread of the disease can occur fast if it is not controlled. DHF is caused by the dengue virus that is transmitted through Aedes aegypti dan Aedes albopictus. According to Bangka District Health Office, It was reported that the number of DHF cases in 2017 was 51 and 50 cases in 2018 (until March 2018). The objective of this study was to know the association between the water container and DHF cases in West Bangka District in 2018. This was a case- control study with a total respondent of 183 respondents and the ratio of case and control was 1:2. The results showed that the presence of Aedes larvae (OR=0,007; p-value=0,007; 95% CI: 1,59-19,96), presence of water container (OR=5,12; p-value=0,01; 95% CI: 1,47- 17,86), water container opened/closed (OR=2,72; p-value=0,063; 95% CI: 0,94-7,84) were associated with DHF cases. Houses where Aedes larvae were founded, in or outside the house (with container index >20%) have a 5.6 times higher risk to be contracted with DHF compare to houses with no Aedes larva. In addition, houses with water containers can be founded near the houses have a 5.1 times higher risk to be contracted with DHF. Houses with opened water containers were associated with DHF with 2.7 times higher risk to be infected with DHF. Therefore, community participation in eliminating mosquitoes breeding places needs to be encouraged. \u0000ABSTRAK Upaya pengendalian demam berdarah dititik beratkan pada penggerakan potensi masyarakat untuk dapat berperan serta dalam Pengendalian Sarang Nyamuk (PSN) melalui 3M plus. Tempat Penampungan Air (TPA) merupakan salah satu tempat perkembangbiakan jentik Aedes Aegyti, semakin banyak TPA yang digunakan berpotensi untuk menjadi tempat perkembangbiakan jentik. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Barat jumlah kasus DBD pada tahun 2017 sebanyak 51 kasus dan sampai bulan maret 2018 sebanyak 50 kasus terlaporkan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh tempat penampungan air dengan kejadian DBD di Kabupaten Bangka Barat. Desain penelitian adalah case control dengan jumlah total responden adalah 183 responden dengan perbandingan kasus dan kontrol adalah 1:2. Hasil penelitian menunjukkan tempat penampungan air terbuka/tertutup (OR=2,72; p-value=0,063; 95% CI: 0,94-7,84), keberadaan jentik (OR=0,007; p-value=0,007; 95% CI: 1,59-19,96), tempat penampungan air (OR=5,12; p-value=0,01; 95% CI: 1,47-17,86). Rumah dengan tempat penampungan terbuka mempunyai risiko 2,7 kali lebih besar untuk transmisi DBD, rumah yang ditemukan jentik di tempat penampungan air dalam maupun di luar rumah (CI >20%) mempunyai risiko 5,6 kali lebih besar untuk terkena DBD dan rumah yang disekitarnya ditemukan tempat penampungan air berisiko 5,1 kali lebih besar untuk menderita DBD. Pengelola program DBD agar terus melaksanakan kegiatan – kegiatan penanggulangan dan tatalaksana kasus DBD.","PeriodicalId":55787,"journal":{"name":"Jurnal Vektor Penyakit","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"72388186","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
Peran Tikus Got (Rattus norvegicus) dari kelompok tikus dan suncus sebagai Penular Utama Leptospirosis di Kota Semarang 哥特老鼠(学名Rattus norvegicus)是三郎市的主要咽喉老鼠(学名letus norvegicus)
Pub Date : 2021-06-30 DOI: 10.22435/vektorp.v15i1.2607
Zumrotus Sholichah, Bina Ikawati, Dewi Marbawati, Miftahuddin Majid Khoeri, Dewi Puspita Ningsih
ABSTRACT Semarang city is one of leptospirosis endemic area in Central Java Province and the disease is always found annualy with its mortality rate had tendency to increase. The Case Fatality Rate (CFR) in the period 2014-2018 increased from 18% to 25%. Rodents, especially rats are the most important reservoir and a maintenance host. A survey was conducted in Semarang city from March to November 2016. Rats was trapped twice and their kidneys were tested for Leptospira by using PCR. Kidneys containing leptospira were then examined by sequencing. Trap success in Jangli was 15,41% consisting of R. norvegicus, R. tanezumi and insectivora S. murinus. The success trap in Gajahmungkur was 35,89% including Bandicota indica, Rattus norvegicus, Rattus tanezumi and insectivora Suncus murinus. Positive Leptospira was found in Jangli Village (38,09%) and Gajahmungkur Village (56,25%) The positive leptospira were from B. indica, R. norvegicus and R. tanezumi. Result of the sequencing revealed that nine from 17 sample homolog with pathogenic leptospira. Among rat populations, especially norway rats are specific serovar maintenance host in the region and are proved to carry a pathogenic Leptospira bacteria. ABSTRAK Kota Semarang merupakan salah satu daerah endemis leptospirosis dan penyakit tersebut selalu ditemukan setiap tahun dengan angka kematian yang cenderung meningkat. Pada periode 2014–2018 angka kematian leptospirosis meningkat dari 18% menjadi 25%. Tikus merupakan reservoir paling penting dan merupakan maintenance host Leptospira. Survei dilakukan di Kota Semarang yakni di daerah Kelurahan Jangli dan Kelurahan Gajahmungkur pada bulan maret-november 2016. Penangkapan tikus dilakukan sebanyak 2 kali dan diambil sampel ginjal untuk pemeriksaan Leptospira dengan Polymerase Chain Reaction (PCR). Ginjal dengan hasil PCR positif Leptospira dilanjutkan dengan tahapan sekuensing. Keberhasilan penangkapan tikus di Jangli 15,41% dengan spesies Rattus norvegicus, Rattus tanezumi dan Suncus murinus. Keberhasilan penangkapan tikus di Gajahmungkur 35,89% dengan spesies tikus Bandicota indica, Rattus norvegicus, Rattus tanezumi dan Suncus murinus. Positif Leptospira ditemukan di Kelurahan Jangli (38,09%) dan Kelurahan Gajahmungkur (56,25%). Hasil pemeriksaan PCR positif berasal dari spesies Bandicota indica, Rattus norvegicus dan Rattus tanezumi. Hasil sekuensing menunjukkan bahwa 9 dari 17 sampel mempunyai hubungan kekerabatan dengan Leptospira patogenik. Diantara populasi tikus, khususnya tikus got merupakan maintenance host serovar tertentu di wilayah tersebut dan terbukti membawa bakteri Leptospira patogenik.  
三宝垄市是中爪哇省钩端螺旋体病流行区之一,每年都有发现,死亡率有上升趋势。2014-2018年期间的病死率从18%上升到25%。啮齿动物,尤其是大鼠是最重要的宿主和维持宿主。这项调查于2016年3月至11月在三宝垄市进行。捕鼠两次,用PCR法检测大鼠肾脏钩端螺旋体。然后通过测序检查含有钩端螺旋体的肾脏。其中褐家鼠、黄胸家鼠和食虫鼠的诱捕成功率为15.41%。嘎札蒙库尔成功捕鼠35只,其中褐家鼠、褐家鼠、黄家鼠和食虫鼠占89%。长里村(38.09%)和加家蒙库尔村(56.25%)检出阳性钩端螺旋体,阳性钩端螺旋体分别来自印度布氏贝氏体、褐家鼠和黄胸鼠。测序结果显示,17份样品中有9份与致病性钩端螺旋体同源。在大鼠种群中,特别是挪威大鼠是该地区特定的血清维持宿主,并被证明携带致病性钩端螺旋体细菌。【摘要】哥打三宝良钩端螺旋体病是一种地方性的钩端螺旋体病,是一种地方性的钩端螺旋体病,是一种地方性的钩端螺旋体病,是一种地方性的钩端螺旋体病。帕达期2014-2018年安卡克马蒂安脑膜钩端螺旋体病达18%曼贾迪25%。提古斯·梅鲁帕坎水库的围护,维持着梅鲁帕坎宿主钩端螺旋体。Survei dilakukan di Kota三宝垄yakni di daerah Kelurahan Jangli dan Kelurahan Gajahmungkur pada bulan市场- 2016年11月。Penangkapan tikus dilakukan sebanyak 2 kali dan diambil样品geninjal untuk permeikksaan钩端螺旋体邓根聚合酶链反应(PCR)。钩端螺旋体dilanjutkan dengan tahapan sekuensing阳性。Keberhasilan penangkapan tikus di angli 15,41%登干种褐家鼠、黄胸家鼠和褐家鼠。Keberhasilan penangkapan tikus di Gajahmungkur 35,89%的家鼠种为印度提克斯、褐家鼠、黄胸家鼠和褐家鼠。阳性钩端螺旋体dikelurahan Jangli(38.09%)和Kelurahan Gajahmungkur(56.25%)。对褐家鼠、褐家鼠和黄家鼠进行PCR检测。钩端螺旋体(钩端螺旋体)乌龙鱼、乌龙鱼得到了维持宿主merupakan的血清酶,而乌龙鱼则得到了巴氏钩端螺旋体。
{"title":"Peran Tikus Got (Rattus norvegicus) dari kelompok tikus dan suncus sebagai Penular Utama Leptospirosis di Kota Semarang","authors":"Zumrotus Sholichah, Bina Ikawati, Dewi Marbawati, Miftahuddin Majid Khoeri, Dewi Puspita Ningsih","doi":"10.22435/vektorp.v15i1.2607","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/vektorp.v15i1.2607","url":null,"abstract":"ABSTRACT \u0000Semarang city is one of leptospirosis endemic area in Central Java Province and the disease is always found annualy with its mortality rate had tendency to increase. The Case Fatality Rate (CFR) in the period 2014-2018 increased from 18% to 25%. Rodents, especially rats are the most important reservoir and a maintenance host. A survey was conducted in Semarang city from March to November 2016. Rats was trapped twice and their kidneys were tested for Leptospira by using PCR. Kidneys containing leptospira were then examined by sequencing. Trap success in Jangli was 15,41% consisting of R. norvegicus, R. tanezumi and insectivora S. murinus. The success trap in Gajahmungkur was 35,89% including Bandicota indica, Rattus norvegicus, Rattus tanezumi and insectivora Suncus murinus. Positive Leptospira was found in Jangli Village (38,09%) and Gajahmungkur Village (56,25%) The positive leptospira were from B. indica, R. norvegicus and R. tanezumi. Result of the sequencing revealed that nine from 17 sample homolog with pathogenic leptospira. Among rat populations, especially norway rats are specific serovar maintenance host in the region and are proved to carry a pathogenic Leptospira bacteria. \u0000ABSTRAK \u0000Kota Semarang merupakan salah satu daerah endemis leptospirosis dan penyakit tersebut selalu ditemukan setiap tahun dengan angka kematian yang cenderung meningkat. Pada periode 2014–2018 angka kematian leptospirosis meningkat dari 18% menjadi 25%. Tikus merupakan reservoir paling penting dan merupakan maintenance host Leptospira. Survei dilakukan di Kota Semarang yakni di daerah Kelurahan Jangli dan Kelurahan Gajahmungkur pada bulan maret-november 2016. Penangkapan tikus dilakukan sebanyak 2 kali dan diambil sampel ginjal untuk pemeriksaan Leptospira dengan Polymerase Chain Reaction (PCR). Ginjal dengan hasil PCR positif Leptospira dilanjutkan dengan tahapan sekuensing. Keberhasilan penangkapan tikus di Jangli 15,41% dengan spesies Rattus norvegicus, Rattus tanezumi dan Suncus murinus. Keberhasilan penangkapan tikus di Gajahmungkur 35,89% dengan spesies tikus Bandicota indica, Rattus norvegicus, Rattus tanezumi dan Suncus murinus. Positif Leptospira ditemukan di Kelurahan Jangli (38,09%) dan Kelurahan Gajahmungkur (56,25%). Hasil pemeriksaan PCR positif berasal dari spesies Bandicota indica, Rattus norvegicus dan Rattus tanezumi. Hasil sekuensing menunjukkan bahwa 9 dari 17 sampel mempunyai hubungan kekerabatan dengan Leptospira patogenik. Diantara populasi tikus, khususnya tikus got merupakan maintenance host serovar tertentu di wilayah tersebut dan terbukti membawa bakteri Leptospira patogenik. \u0000 ","PeriodicalId":55787,"journal":{"name":"Jurnal Vektor Penyakit","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90825979","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
Gambaran Pengetahuan Masyarakat tentang Malaria Knowlesi di Perbatasan Kecamatan Badau Kabupaten Kapuas Hulu
Pub Date : 2021-06-04 DOI: 10.22435/vektorp.v15i1.4117
Dewi Apriani, Diana Natalia, R. Nugraha
ABSTRACT Knowlesi malaria is a malaria that occurs in long-tailed macaques (Macaca fascicularis) and pig-tailed macaques (Macaca nemestrina) which is caused by Plasmodium knowlesi. Cases of knowlesi malaria found at Sarawak Malaysia in 2004, where the Kecamatan Badau is an area directly adjacent to Sarawak, Malaysia, so the potential for transmission can also occur. Knowledge about Plasmodium knowlesi malaria is the community knowledge about its specific symptoms, vector and host of Plasmodium knowlesi, as wel as the prevention of malaria knowlesi. This research is descriptive statistics of community knowledge concerning knowlesi using cross-sectional design. A purposive sampling was conducted in August 2019 in Desa Janting, Desa Sebindang and Desa Badau to select 94 respondents. Data were collected by using structured questionnaires as research instruments. The results obtained including distribution of proportion of respondents, which were mostly females (75,50%) at the age group of 18-40 years (57,45%), graduated from elementary and junior high school (60,60%), and housewives (53,40%). Respondents in this study had low level of knowledge (72%). In conclusion, the knowledge of respondents concerning knowlesi malaria at subdistrict border of Badau, Kapuas Hulu District was lacking. ABSTRAK Malaria knowlesi merupakan penyakit malaria yang terjadi pada kera ekor panjang (Macaca fascicularis) dan kera ekor babi (Macaca nemestrina) yang disebabkan oleh parasit Plasmodium knowlesi. Kasus malaria knowlesi ditemukan pada manusia di Sarawak Malaysia pada tahun 2004, dimana Kecamatan Badau merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan Sarawak, Malaysia sehingga potensi penularan juga dapat terjadi. Pengetahuan tentang malaria knowlesi adalah pengetahuan masyarakat tentang gejala khasnya, hewan penular dan hospesnya serta tindakan pencegahan malaria knowlesi. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif untuk menentukan pengetahuan masyarakat tentang malaria knowlesi dengan menggunakan desain cross-sectional. Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling dilakukan di bulan Agustus 2019 di Desa Janting, Desa Sebindang dan Desa Badau untuk memilih 94 responden. Data dikumpulkan dengan menggunakan pertanyaan kuesioner terstruktur sebagai instrumen penelitian. Hasil yang didapatkan yaitu distribusi proporsi responden yang paling banyak dalam penelitian ini adalah jenis kelamin perempuan (75,50%) pada kelompok usia 18-40 tahun (57,45%), tamat SD dan SMP (60,60%), ibu rumah tangga (53,40%). Responden dalam penelitian ini memiliki pengetahuan kurang (72%). Disimpulkan pengetahuan masyarakat tentang malaria knowlesi di perbatasan Kecamatan Badau Kabupaten Kapuas Hulu adalah kurang.  
诺氏疟疾是由诺氏疟原虫引起的一种发生在长尾猕猴(Macaca fascicularis)和长尾猕猴(Macaca nemestrina)中的疟疾。2004年在马来西亚沙捞越发现了诺氏疟疾病例,那里的Kecamatan Badau是与马来西亚沙捞越直接相邻的地区,因此也可能发生传播。关于诺氏疟原虫疟疾的知识是指社会对诺氏疟原虫的具体症状、病媒和宿主以及预防诺氏疟疾的知识。本研究采用横断面设计对社区知识进行描述性统计。2019年8月,在德萨詹廷、德萨塞宾当和德萨巴多进行了有目的的抽样调查,选出了94名受访者。数据收集采用结构化问卷作为研究工具。结果包括受访者的比例分布,其中以18-40岁(57,45%)女性居多(75,50%),小学和初中毕业(66,60%),家庭主妇(53,40%)。本研究被调查者的知识水平较低(72%)。综上所述,调查对象对卡普阿斯胡卢区巴道街道边界地区的诺氏疟疾知识缺乏。【摘要】诺氏疟原虫(Plasmodium knowlesi)是指麻花猕猴(Macaca fascicularis)和尼梅斯特猕猴(Macaca nemestrina)。马来西亚,2004年,马来西亚,马来西亚,马来西亚,马来西亚,马来西亚,马来西亚,马来西亚,马来西亚,马来西亚,马来西亚,马来西亚,潜在的penularan juga,马来西亚,马来西亚。彭格塔寰的疟疾知识是一项重要的知识,是一项重要的知识,是一项重要的知识。Penelitian ini adalah Penelitian deskripripf untuk menentukan pengetahuan masyarakat tentenan疟疾知识登甘menggunakan设计截面。彭甘比兰样本有目的抽样:2019年,彭甘比兰、彭甘比兰、彭甘比兰、彭甘比兰、彭甘比兰、彭甘比兰、彭甘比兰、彭甘比兰、彭甘比兰、彭甘比兰等94名受访者。数据:双昆普坎、登坎、蒙古纳坎、佩塔尼亚坎、科斯坎、结构、结构、结构等仪器。Hasil yang didapatkan yaitu分布比例响应yang paling banyak dalam penelitian ini adalah jenis kelamin perempuan (75,50%) pada kelompok usia 18-40 tahun (57,45%), tamat SD dan SMP (66,60%), ibu rumah tangga(53,40%)。Responden dalam penelitian ini memoriliki pengetahuan kurang(72%)。dispulpulkan pengetahuan masyarakat tentenang疟疾知识,我是kat kat,我是kat kat。
{"title":"Gambaran Pengetahuan Masyarakat tentang Malaria Knowlesi di Perbatasan Kecamatan Badau Kabupaten Kapuas Hulu","authors":"Dewi Apriani, Diana Natalia, R. Nugraha","doi":"10.22435/vektorp.v15i1.4117","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/vektorp.v15i1.4117","url":null,"abstract":"ABSTRACT \u0000Knowlesi malaria is a malaria that occurs in long-tailed macaques (Macaca fascicularis) and pig-tailed macaques (Macaca nemestrina) which is caused by Plasmodium knowlesi. Cases of knowlesi malaria found at Sarawak Malaysia in 2004, where the Kecamatan Badau is an area directly adjacent to Sarawak, Malaysia, so the potential for transmission can also occur. Knowledge about Plasmodium knowlesi malaria is the community knowledge about its specific symptoms, vector and host of Plasmodium knowlesi, as wel as the prevention of malaria knowlesi. This research is descriptive statistics of community knowledge concerning knowlesi using cross-sectional design. A purposive sampling was conducted in August 2019 in Desa Janting, Desa Sebindang and Desa Badau to select 94 respondents. Data were collected by using structured questionnaires as research instruments. The results obtained including distribution of proportion of respondents, which were mostly females (75,50%) at the age group of 18-40 years (57,45%), graduated from elementary and junior high school (60,60%), and housewives (53,40%). Respondents in this study had low level of knowledge (72%). In conclusion, the knowledge of respondents concerning knowlesi malaria at subdistrict border of Badau, Kapuas Hulu District was lacking. \u0000ABSTRAK \u0000Malaria knowlesi merupakan penyakit malaria yang terjadi pada kera ekor panjang (Macaca fascicularis) dan kera ekor babi (Macaca nemestrina) yang disebabkan oleh parasit Plasmodium knowlesi. Kasus malaria knowlesi ditemukan pada manusia di Sarawak Malaysia pada tahun 2004, dimana Kecamatan Badau merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan Sarawak, Malaysia sehingga potensi penularan juga dapat terjadi. Pengetahuan tentang malaria knowlesi adalah pengetahuan masyarakat tentang gejala khasnya, hewan penular dan hospesnya serta tindakan pencegahan malaria knowlesi. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif untuk menentukan pengetahuan masyarakat tentang malaria knowlesi dengan menggunakan desain cross-sectional. Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling dilakukan di bulan Agustus 2019 di Desa Janting, Desa Sebindang dan Desa Badau untuk memilih 94 responden. Data dikumpulkan dengan menggunakan pertanyaan kuesioner terstruktur sebagai instrumen penelitian. Hasil yang didapatkan yaitu distribusi proporsi responden yang paling banyak dalam penelitian ini adalah jenis kelamin perempuan (75,50%) pada kelompok usia 18-40 tahun (57,45%), tamat SD dan SMP (60,60%), ibu rumah tangga (53,40%). Responden dalam penelitian ini memiliki pengetahuan kurang (72%). Disimpulkan pengetahuan masyarakat tentang malaria knowlesi di perbatasan Kecamatan Badau Kabupaten Kapuas Hulu adalah kurang. \u0000 ","PeriodicalId":55787,"journal":{"name":"Jurnal Vektor Penyakit","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78298492","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Respon Musca domestica terhadap Target Visual Berwarna Fly Grill 家蝇对彩色苍蝇烧烤目标的反应
Pub Date : 2021-06-04 DOI: 10.22435/VEKTORP.V15I1.3678
C. Yanti, M. Sari, Yulia Yesti, Dendi Herta
ABSTRACT Flies are insects belonging to the Diphtera order which can act as mechanical vectors of a disease. Just like insects in general, flies are sensitive to differences in wavelengths of light (color). Therefore, this study aims to determine the difference in the color of the fly grill with the density of flies. This type of research is experimental with a one shot case study design. This research was conducted at the Nanggalo Siteba market, The measurement points were carried out around the Tempat Pembuangan Sampah. The number of measurement points is five points, the center point, and four points according to the cardinal directions (west, east, north, and south from the center point). Flies density measurements were carried out at each point 10 times repetition for 30 seconds of each measurement, then the mean was sought. The data obtained were analyzed using the ANOVA test. The fly grill used is painted white, blue, yellow, red, black and is not painted. From the ANOVA test calculation, it was found that there were significant results between the color variants of the fly grill and the number of flies that landed. The average fly densities from the lowest to the highest were as follows: blue, white, black, unpainted, yellow and red fly grill. Based on this research, it can be seen that the preferred color of flies is red and those that are not preferred are blue. ABSTRAK Lalat merupakan serangga yang termasuk dalam ordo Diphtera yang dapat bertindak sebagai vektor mekanik dari suatu penyakit. Lalat sama seperti serangga pada umumnya yaitu mempunyai kepekaan terhadap perbedaan panjang gelombang cahaya (warna). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan warna fly grill dengan kepadatan lalat. Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan desain one shot case study. Penelitian dilakukan di pasar Nanggalo Siteba Kota Padang. Titik pengukuran dilakukan sekitar Tempat pembuanganSampah. Jumlah titik pengukuran yaitu lima titik, titik pusat, dan empat titik sesuai dengan arah mata angin (barat, timur, utara, dan selatan dari titik pusat). Pengukuran kepadatan lalat dilakukan pada masing - masing titik sebanyak 10 kali pengulangan selama 30 detik masing-masing pengukuran kemudian dicari reratanya. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji ANOVA. Fly grill yang digunakan dicat warna putih, biru, kuning, merah, hitam dan tidak dicat. Dari perhitungan uji ANOVA, didapatkan hasil yang signifikan antara varian warna fly grill terhadap jumlah lalat yang hinggap. Rerata kepadatan lalat dari yang terendah sampai yang tertinggi adalah sebagai berikut: fly grill biru, putih, hitam, tidak dicat, kuning dan merah. Berdasarkan penelitian ini dapat diketahui warna yang disukai lalat adalah warna merah dan yang tidak disukai adalah biru. 
蝇是双翅目昆虫,可作为疾病的机械媒介。就像一般的昆虫一样,苍蝇对光的波长(颜色)的不同很敏感。因此,本研究旨在确定蝇架颜色随蝇密度的差异。这种类型的研究具有一次性案例研究设计的实验性。本研究在Nanggalo Siteba市场进行,测量点在temat Pembuangan Sampah周围进行。测量点的数量是5个点,中心点,根据基本方向(从中心点开始的西、东、北、南)4个点。在每个点进行蝇密度测量,每次重复10次,每次测量30秒,然后求平均值。所得数据采用方差分析检验进行分析。所使用的飞架涂有白色、蓝色、黄色、红色、黑色和未涂漆。通过方差分析(ANOVA)检验计算,发现蝇架的颜色变化与降落的苍蝇数量之间存在显著结果。平均蝇密度由低到高依次为:蓝蝇、白蝇、黑蝇、未涂蝇、黄蝇、红蝇。通过这项研究可以看出,苍蝇最喜欢的颜色是红色,不喜欢的颜色是蓝色。摘要/ abstract摘要/ abstract摘要:双翅目昆虫是指一种由双翅目昆虫和双翅目昆虫组成的昆虫。Lalat sama seperti serangga pada umumnya yitu mempunyai kepekaan terhadap perbedaan panjang gelombang cahaya (warna)。Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan warna fly grill dengankepadatan lalat。Jenis penelitian ini adalah实验登根设计了一枪案例研究。Penelitian dilakukan di pasar Nanggalo Siteba Kota Padang。Titik pengukuran dilakukan sekitar temat pembuanganSampah。Jumlah titik pengukuran yitu lima titik, titik pusat, dan empat titik sesuai dengan arah mata angin (barat, timur, utara, dan selatan dari titik pusat)。10 kali penagangan和selama 30 detik masing-masing -masing penguin kemudian dicari reratanya。数据采用方差分析(ANOVA)。飞烤架杨迪纳肯字典,瓦纳普提斯,比鲁,昆宁,梅拉,希坦丹达克字典。darpa perhitungan uji ANOVA, didapatkan hasil yang显著性,antara varian警告,fly grill terhadap jumlah lalat yang hinggap。烤肉串,烤肉串,烤肉串,烤肉串,烤肉串。Berdasarkan penelitian ini dapat diketahui warna yang disukai alalat adalah warna merah danyang tidak disukai adalah biru。
{"title":"Respon Musca domestica terhadap Target Visual Berwarna Fly Grill","authors":"C. Yanti, M. Sari, Yulia Yesti, Dendi Herta","doi":"10.22435/VEKTORP.V15I1.3678","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/VEKTORP.V15I1.3678","url":null,"abstract":"ABSTRACT \u0000Flies are insects belonging to the Diphtera order which can act as mechanical vectors of a disease. Just like insects in general, flies are sensitive to differences in wavelengths of light (color). Therefore, this study aims to determine the difference in the color of the fly grill with the density of flies. This type of research is experimental with a one shot case study design. This research was conducted at the Nanggalo Siteba market, The measurement points were carried out around the Tempat Pembuangan Sampah. The number of measurement points is five points, the center point, and four points according to the cardinal directions (west, east, north, and south from the center point). Flies density measurements were carried out at each point 10 times repetition for 30 seconds of each measurement, then the mean was sought. The data obtained were analyzed using the ANOVA test. The fly grill used is painted white, blue, yellow, red, black and is not painted. From the ANOVA test calculation, it was found that there were significant results between the color variants of the fly grill and the number of flies that landed. The average fly densities from the lowest to the highest were as follows: blue, white, black, unpainted, yellow and red fly grill. Based on this research, it can be seen that the preferred color of flies is red and those that are not preferred are blue. \u0000ABSTRAK \u0000Lalat merupakan serangga yang termasuk dalam ordo Diphtera yang dapat bertindak sebagai vektor mekanik dari suatu penyakit. Lalat sama seperti serangga pada umumnya yaitu mempunyai kepekaan terhadap perbedaan panjang gelombang cahaya (warna). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan warna fly grill dengan kepadatan lalat. Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan desain one shot case study. Penelitian dilakukan di pasar Nanggalo Siteba Kota Padang. Titik pengukuran dilakukan sekitar Tempat pembuanganSampah. Jumlah titik pengukuran yaitu lima titik, titik pusat, dan empat titik sesuai dengan arah mata angin (barat, timur, utara, dan selatan dari titik pusat). Pengukuran kepadatan lalat dilakukan pada masing - masing titik sebanyak 10 kali pengulangan selama 30 detik masing-masing pengukuran kemudian dicari reratanya. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji ANOVA. Fly grill yang digunakan dicat warna putih, biru, kuning, merah, hitam dan tidak dicat. Dari perhitungan uji ANOVA, didapatkan hasil yang signifikan antara varian warna fly grill terhadap jumlah lalat yang hinggap. Rerata kepadatan lalat dari yang terendah sampai yang tertinggi adalah sebagai berikut: fly grill biru, putih, hitam, tidak dicat, kuning dan merah. Berdasarkan penelitian ini dapat diketahui warna yang disukai lalat adalah warna merah dan yang tidak disukai adalah biru. ","PeriodicalId":55787,"journal":{"name":"Jurnal Vektor Penyakit","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85817359","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Malaria pada Kelompok Wanita Usia Subur dan Anak di Indonesia: Analisis Data Riskesdas 2013 印度尼西亚育龄妇女和儿童疟疾:2013年Riskesdas数据分析·全球之声
Pub Date : 2021-06-04 DOI: 10.22435/vektorp.v15i1.3170
Revi Rosavika Kinansi, R. Mayasari, Hotnida Sitorus
 ABSTRACT Infants, toddlers, and pregnant women are high-risk groups that often experience deaths from malaria. Difficulty in accessing health services is one of the contributing factors, besides poverty, expensive health costs, lack of health workers, and limited health facilities. This study aims to look at the relationship between socio-economic factors, distance, environment, and community behavior with malaria incidence. This type of research is non-intervention observation with a cross-sectional design description and approach. The study population is all malaria-endemic areas in Indonesia, while a sample of all selected households in the census block (BS). The dependent variable is the incidence of malaria in children 0-14 years and women of childbearing age (WUS), the independent variable is the respondent's characteristics, preventative behavior, environment, and access to health services. The results of the linear regression analysis of the characteristics (age, education, and occupation) of WUS and children aged 0-14 years plus the sex of the child to the incidence of malaria showed a significant relationship. The results of the analysis of prevention behavior towards malaria-borne mosquito bites and the availability of health care facilities in the WUS group were almost all significant variables with the incidence of malaria. While the results of the analysis of prevention behavior against malaria-transmitted mosquito bites such as using the mosquito nets, repellent, and insect spray and then availability of health care facilities for children aged 0-14 years for the presence of health centers / auxiliary health centers and poskesdes / poskestren are significant.  ABSTRAK Bayi, anak balita dan ibu hamil adalah kelompok risiko tinggi yang sering mengalami kematian akibat malaria. Kesulitan akses pelayanan kesehatan merupakan salah satu faktor penyebabnya, disamping kemiskinan, biaya kesehatan yang mahal, kurangnya tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan yang masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan faktor sosial ekonomi, jarak, lingkungan dan perilaku masyarakat dengan kejadian malaria. Jenis penelitian observasi non intervensi dengan desain deskripsi   dan   pendekatan   potong   lintang.   Populasi   penelitian   seluruh masyarakat daerah endemis malaria di Indonesia, sedangkan sampel seluruh rumah tangga yang terpilih di blok sensus (BS). Variabel terikat yaitu kejadian malaria pada anak 0-14 tahun dan wanita usia subur (WUS), variabel bebas yaitu karakteristik responden, perilaku pencegahan, lingkungan dan akses pelayanan kesehatan. Hasil analisis regresi linier terhadap karakteristik (umur, pendidikan dan pekerjaan) pada WUS dan anak usia 0-14 tahun ditambah dengan jenis kelamin anak terhadap kejadian malaria menunjukkan hubungan yang signifikan. Hasil analisis perilaku pencegahan terhadap gigitan nyamuk penular malaria dan ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan pada kelompok WUS hampir semua variabe
婴幼儿和孕妇是疟疾死亡的高危人群。除了贫穷、昂贵的保健费用、缺乏保健工作者和有限的保健设施之外,难以获得保健服务也是造成这种情况的因素之一。本研究旨在探讨社会经济因素、距离、环境和社区行为与疟疾发病率之间的关系。这类研究是采用横断面设计描述和方法的无干预观察。研究人群是印度尼西亚所有疟疾流行地区,而样本是人口普查区所有选定的家庭。因变量是0-14岁儿童和育龄妇女的疟疾发病率(WUS),自变量是被调查者的特征、预防行为、环境和获得卫生服务的机会。WUS的年龄、受教育程度、职业等特征与0 ~ 14岁儿童及儿童性别对疟疾发病率的线性回归分析结果显示有显著相关性。WUS组对疟疾传播的蚊虫叮咬的预防行为和卫生保健设施的可获得性的分析结果几乎都是影响疟疾发病率的显著变量。虽然对预防疟疾传播的蚊虫叮咬行为(如使用蚊帐、驱蚊剂和喷雾剂)的分析结果以及0-14岁儿童保健设施的可用性对保健中心/辅助保健中心和潜在/潜在菌株的存在意义重大。【摘要】八一、八一、八一、八一、八一、八一、八一、八一、八一、八一、八一、八一、八一、八一、八一、八一、八一、八一、八一、八一Kesulitan akses pelayanan kesehatan merupakan salah satu faktor penyebabnya, disamiskinan, biaya kesehatan yang mahal, kurangnya tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan yang masih terbatas。[j] [Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan]社会经济因素,jarak, lingkungan, perrisaku masyarakat dengan kejdian疟疾。]简氏无干涉观测,无干涉观测,无干涉观测,无干涉观测,无干涉观测,无干涉观测,无干涉观测。Populasi penelitian seluruh masyarakat daerah endemis malaria di Indonesia, sedangkan sampel seluruh rumah tangga yang terpilih di blok sensus (BS)。变量bebeat yitu - kejadian疟疾研究报告0-14 tahun dan wanita usia subbur (WUS),变量bebeat yitu karakteristik responden, peraku pencegahan, lingkungan danakses pelayanan和kesehatan。哈什尔分析回归线性线性分析,预测疟疾的发生,预测疟疾的发生,预测疟疾的发生,预测疟疾的发生,预测疟疾的发生,预测疟疾的发生Hasil分析了peraku penegahan - hahap - gigitan nyamuk - penular malaria, ketersedian - fasilitas pelayanan - casilitas pelayanan - pacadkelompok - WUS - hamper - semua变量与登革热和kejadian疟疾的显著关系。Hasil分析perilaku pencegahan terhadap gigitan nyamuk penular疟疾seperti penggunaan kelambu tidur, pemakaian repelen丹penggunaan obat semprot serangga舒达ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan赶出亚衲族篇美国新闻署0 - 14 tahun为她variabel keberadaan puskesmas / puskesmas pembantu丹poskesdes / poskestren bermakna signifikan。
{"title":"Malaria pada Kelompok Wanita Usia Subur dan Anak di Indonesia: Analisis Data Riskesdas 2013","authors":"Revi Rosavika Kinansi, R. Mayasari, Hotnida Sitorus","doi":"10.22435/vektorp.v15i1.3170","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/vektorp.v15i1.3170","url":null,"abstract":" ABSTRACT \u0000Infants, toddlers, and pregnant women are high-risk groups that often experience deaths from malaria. Difficulty in accessing health services is one of the contributing factors, besides poverty, expensive health costs, lack of health workers, and limited health facilities. This study aims to look at the relationship between socio-economic factors, distance, environment, and community behavior with malaria incidence. This type of research is non-intervention observation with a cross-sectional design description and approach. The study population is all malaria-endemic areas in Indonesia, while a sample of all selected households in the census block (BS). The dependent variable is the incidence of malaria in children 0-14 years and women of childbearing age (WUS), the independent variable is the respondent's characteristics, preventative behavior, environment, and access to health services. The results of the linear regression analysis of the characteristics (age, education, and occupation) of WUS and children aged 0-14 years plus the sex of the child to the incidence of malaria showed a significant relationship. The results of the analysis of prevention behavior towards malaria-borne mosquito bites and the availability of health care facilities in the WUS group were almost all significant variables with the incidence of malaria. While the results of the analysis of prevention behavior against malaria-transmitted mosquito bites such as using the mosquito nets, repellent, and insect spray and then availability of health care facilities for children aged 0-14 years for the presence of health centers / auxiliary health centers and poskesdes / poskestren are significant. \u0000 ABSTRAK \u0000Bayi, anak balita dan ibu hamil adalah kelompok risiko tinggi yang sering mengalami kematian akibat malaria. Kesulitan akses pelayanan kesehatan merupakan salah satu faktor penyebabnya, disamping kemiskinan, biaya kesehatan yang mahal, kurangnya tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan yang masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan faktor sosial ekonomi, jarak, lingkungan dan perilaku masyarakat dengan kejadian malaria. Jenis penelitian observasi non intervensi dengan desain deskripsi   dan   pendekatan   potong   lintang.   Populasi   penelitian   seluruh masyarakat daerah endemis malaria di Indonesia, sedangkan sampel seluruh rumah tangga yang terpilih di blok sensus (BS). Variabel terikat yaitu kejadian malaria pada anak 0-14 tahun dan wanita usia subur (WUS), variabel bebas yaitu karakteristik responden, perilaku pencegahan, lingkungan dan akses pelayanan kesehatan. Hasil analisis regresi linier terhadap karakteristik (umur, pendidikan dan pekerjaan) pada WUS dan anak usia 0-14 tahun ditambah dengan jenis kelamin anak terhadap kejadian malaria menunjukkan hubungan yang signifikan. Hasil analisis perilaku pencegahan terhadap gigitan nyamuk penular malaria dan ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan pada kelompok WUS hampir semua variabe","PeriodicalId":55787,"journal":{"name":"Jurnal Vektor Penyakit","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84210008","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Perilaku Mikrofilaria Brugia timori dan Wuchereria bancrofti pada Kasus Filariasis dengan Infeksi Campuran di Kabupaten Sumba Barat Daya
Pub Date : 2021-06-04 DOI: 10.22435/vektorp.v15i1.3391
Rais Yunarko, Yona Patanduk
ABSTRACT Brugia timori is a filariasis worm which distribution is limited in the East Nusa Tenggara Islands, while Wuchereria bancrofti is widespread almost all over the world. The density of microfilariae shows daily behavior that varies depending on the species of microfilariae. Cases of mixed infections between B. timori and W. bancrofti were reported in the Kahale Village, Southwest Sumba Regency. This study aims to determine the microfilariae periodicity of B. timori and W. bancrofti in filariasis patients with mixed infections. The Subjects in this study were five positive people with filariasis with mixed infections of W. bancrofti and B. timori. The Blood sampling was conducted 12 times in 24 hours with intervals of two hours, starting from 2:00 PM to midnight local time. Data were analyzed using Aikat and Das formula. The Circadian rhythm of microfilariae B. timori and W. bancrofti showed those cases had the circadian or harmonic wave. B. timori and W. bancrofti microfilaria had the same periodicity index (D) above 100%, with peak densities (K) both of microfilaria species in peripheral blood circulation, between 11:00 PM to 03:00 AM. The Behaviors of microfilariae B. timori and W. bancrofti in mixed infection cases were not different. The behavior of those microfilariae species was as nocturnal periodic. ABSTRAK Brugia timori merupakan cacing yang penyebarannya terbatas di Kepulauan Nusa Tenggara Timur, sedangkan Wuchereria bancrofti adalah mayoritas penyebab kasus filariasis limfatik di seluruh dunia. Kepadatan mikrofilaria menunjukkan perilaku harian berbeda-beda bergantung dari jenis mikrofilaria. Kasus infeksi campuran antara B. timori dan W. bancrofti dilaporkan terjadi di Desa Kahale, Kabupaten Sumba Barat Daya. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui perilaku B. timori dan W. bancrofti pada penderita filariasis dengan infeksi campuran. Subjek dalam penelitian ini adalah lima orang positif infeksi campuran W. bancrofti dan B. timori. Pengambilan darah dilakukan 12 kali dalam rentang waktu 24 jam dengan interval dua jam, dimulai dari pukul 14.00 sampai pukul 12.00 waktu setempat. Analisis statistik yang digunakan dalam penentuan periodisitas mikrofilaria adalah formula Aikat dan Das. Ritme sirkadian (F) perilaku mikrofilaria B. timori dan W. bancrofti menunjukkan gelombang yang harmonik atau sirkadian. Mikrofilaria B. timori dan W. bancrofti mempunyai indeks periodisitas (D) yang sama diatas nilai 100%, dengan puncak kepadatan (K) kedua spesies mikrofilaria di peredaran darah tepi antara pukul 23.00 sampai pukul 03.00. Tidak ada perbedaan perilaku mikrofilaria B. timori dan W. bancrofti pada kasus infeksi campuran yaitu periodik nokturnal.   
摘要布氏丝虫病(Brugia timori)是一种分布于东努沙登加拉群岛的丝虫病,而班氏乌氏丝虫病(Wuchereria bancrofti)几乎遍布世界各地。微丝虫的密度随微丝虫种类的不同而变化。在松巴县西南部的Kahale村报告了布氏蒂莫里菌和布氏班克罗夫特菌混合感染病例。本研究旨在确定混合感染的丝虫病患者中布氏布氏菌和班氏布氏菌微丝虫病的周期。本研究的研究对象为5例混合感染班氏布氏菌和蒂莫里布氏布氏菌的丝虫病阳性患者。从当地时间下午2点到午夜,在24小时内进行了12次血液采样,每隔2小时进行一次。数据分析采用Aikat和Das公式。蒂莫里布氏微丝虫和班氏布氏微丝虫的昼夜节律表现为昼夜节律或谐波。timori和W. bancrofti微丝蚴的周期指数(D)均在100%以上,外周血循环密度峰值(K)均出现在11:00 ~ 03:00 AM之间。蒂莫氏微丝虫和班氏微丝虫在混合感染病例中的行为无明显差异。这些微丝虫种的行为具有夜间周期性。摘要/ abstract摘要/ abstract摘要/ abstract摘要/ abstract摘要/ abstract微丝虫病的研究。Kasus infeksi campuran antara B. timori dan W. bancrofti orkan terjadi di Desa Kahale, Kabupaten Sumba Barat Daya。Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui peraku B. timori and W. bancrofti patadpenderitasis denan infeksi campuran。题目:dalam penelitian ini adalah lima橙阳性感染,campuran W. bancrofti和B. timori。Pengambilan darah dilakukan 12 kali dalam rentang waktu 24 jam dengan interval dua jam, dimulai dari pukul 14.00 sampai pukul 12.00 waktu 9。分析统计杨迪古纳坎达兰五环周期微丝虫病的配方。(F)紫穗病微丝虫B. timori danw . bancrofti menunjukkan gelombang yang harmonik atau sirkadia。微丝虫B. timori dan W. bancrofti mempunyai indeks periodisitas (D) yang sama diata nilai 100%, dengan puncak kepadatan (K) kedua种微丝虫B. peredaran darah tepi antara pukul 23.00 sampai pukul 03.00。夜蛾、夜蛾、夜蛾、夜蛾、夜蛾。
{"title":"Perilaku Mikrofilaria Brugia timori dan Wuchereria bancrofti pada Kasus Filariasis dengan Infeksi Campuran di Kabupaten Sumba Barat Daya","authors":"Rais Yunarko, Yona Patanduk","doi":"10.22435/vektorp.v15i1.3391","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/vektorp.v15i1.3391","url":null,"abstract":"ABSTRACT \u0000Brugia timori is a filariasis worm which distribution is limited in the East Nusa Tenggara Islands, while Wuchereria bancrofti is widespread almost all over the world. The density of microfilariae shows daily behavior that varies depending on the species of microfilariae. Cases of mixed infections between B. timori and W. bancrofti were reported in the Kahale Village, Southwest Sumba Regency. This study aims to determine the microfilariae periodicity of B. timori and W. bancrofti in filariasis patients with mixed infections. The Subjects in this study were five positive people with filariasis with mixed infections of W. bancrofti and B. timori. The Blood sampling was conducted 12 times in 24 hours with intervals of two hours, starting from 2:00 PM to midnight local time. Data were analyzed using Aikat and Das formula. The Circadian rhythm of microfilariae B. timori and W. bancrofti showed those cases had the circadian or harmonic wave. B. timori and W. bancrofti microfilaria had the same periodicity index (D) above 100%, with peak densities (K) both of microfilaria species in peripheral blood circulation, between 11:00 PM to 03:00 AM. The Behaviors of microfilariae B. timori and W. bancrofti in mixed infection cases were not different. The behavior of those microfilariae species was as nocturnal periodic. \u0000ABSTRAK \u0000Brugia timori merupakan cacing yang penyebarannya terbatas di Kepulauan Nusa Tenggara Timur, sedangkan Wuchereria bancrofti adalah mayoritas penyebab kasus filariasis limfatik di seluruh dunia. Kepadatan mikrofilaria menunjukkan perilaku harian berbeda-beda bergantung dari jenis mikrofilaria. Kasus infeksi campuran antara B. timori dan W. bancrofti dilaporkan terjadi di Desa Kahale, Kabupaten Sumba Barat Daya. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui perilaku B. timori dan W. bancrofti pada penderita filariasis dengan infeksi campuran. Subjek dalam penelitian ini adalah lima orang positif infeksi campuran W. bancrofti dan B. timori. Pengambilan darah dilakukan 12 kali dalam rentang waktu 24 jam dengan interval dua jam, dimulai dari pukul 14.00 sampai pukul 12.00 waktu setempat. Analisis statistik yang digunakan dalam penentuan periodisitas mikrofilaria adalah formula Aikat dan Das. Ritme sirkadian (F) perilaku mikrofilaria B. timori dan W. bancrofti menunjukkan gelombang yang harmonik atau sirkadian. Mikrofilaria B. timori dan W. bancrofti mempunyai indeks periodisitas (D) yang sama diatas nilai 100%, dengan puncak kepadatan (K) kedua spesies mikrofilaria di peredaran darah tepi antara pukul 23.00 sampai pukul 03.00. Tidak ada perbedaan perilaku mikrofilaria B. timori dan W. bancrofti pada kasus infeksi campuran yaitu periodik nokturnal.  \u0000 ","PeriodicalId":55787,"journal":{"name":"Jurnal Vektor Penyakit","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74649191","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Hubungan antara Lama Demam dengan Hasil Pemeriksaan Kualitatif IgM dan IgG pada Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie tahun 2018
Pub Date : 2021-06-04 DOI: 10.22435/vektorp.v15i1.4125
R. Satriadi, J. T. Parinding, Agustina Arundina Triharja Tejoyuwono, Diana Natalia
ABSTRACT Dengue hemorrhagic fever (DHF) is a disease caused by the dengue virus transmitted by the Aedes spp mosquito as a vector. Dengue virus infection can stimulate IgM and IgG-specific antibodies. Determination of the length of the fever period in the serological test of DHF is believed in optimizing the result. This study aimed to determine the relationship between the length of fever with qualitative test results of IgM and IgG in dengue hemorrhagic fever (DHF) patients at Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Hospital in Pontianak, West Kalimantan Province. An observational analytical study was used with a cross-sectional approach. The method of selecting samples is non-probability sampling using consecutive sampling. A total of 61 samples were involved in this study. Data were collected from medical records and analyzed by the Mann-Whitney test. Statistical analysis relieved that there is no significant relationship between the length of fever with qualitative test results of IgM (p=0,869) and IgG (p=0,528). However, IgM and IgG could be biological markers of dengue infection and related to the pathogenicity level of the DHF patients. ABSTRAK Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue melalui vektor nyamuk Aedes spp. Infeksi virus dengue dapat menstimulasi munculnya antibodi spesifik IgM dan IgG. Penentuan lama demam saat melakukan pemeriksaan serologi dapat berperan dalam mengoptimalkan hasil pemeriksaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara lama demam dengan hasil pemeriksaan kualitatif IgM dan IgG pada pasien DBD di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Syarif Mohamad Alkadrie, Pontianak, Kalimantan Barat. Penelitian ini bersifat analitik observasional dengan pendekatan potong lintang. Cara pemilihan sampel adalah non-probability sampling dengan menggunakan consecutive sampling. Jumlah sampel adalah 61 pasien. Pengumpulan data menggunakan rekam medik dan dianalisis dengan uji Mann-Whitney. Analisis statistik membuktikan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara lama demam dengan hasil pemeriksaan kualitatif IgM (p=0,869) dan IgG (p=0,528). Namun demikian, IgM dan IgG tetap merupakan penanda biologis infeksi dengue dan dapat terkait dengan prediktor keparahan penyakit pada pasien DBD.
登革出血热(DHF)是一种由登革热病毒引起的疾病,由伊蚊作为媒介传播。登革热病毒感染可刺激IgM和igg特异性抗体。在DHF血清学检测中确定发热期长度可以优化结果。本研究旨在确定西加里曼丹省Pontianak Sultan Syarif Mohamad Alkadrie医院登革热出血热(DHF)患者的发热时间与IgM和IgG定性检测结果之间的关系。采用横断面方法进行观察性分析研究。选取样本的方法是采用连续抽样的非概率抽样。本研究共涉及61个样本。数据从医疗记录中收集,并通过曼-惠特尼测试进行分析。经统计分析,发热时间与IgM (p= 0.869)、IgG (p= 0.528)定性检测结果无显著相关性。而IgM和IgG可作为登革热感染的生物学标志物,并与DHF患者的致病性水平相关。【摘要】登革(DBD)蚊媒蚊媒登革热病毒(nyamuk Aedes spp.);五环喇嘛demam saat melakukan permeriksaan,血清学研究,研究了五环喇嘛demam saat melakukan permerakan。Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara lama demam dengan hasil permeriksaan kualitatif IgM . dang pagaden DBD . di Rumah Sakit umumdaerah (RSUD)苏丹沙里夫穆罕默德阿尔卡德里,蓬提纳,加里曼丹巴拉。penpenelitian是一种分析、观测、登高、登高、登高、登高。卡拉佩里汉抽样,阿达拉非概率抽样,登干孟古纳坎连续抽样。Jumlah sampel adalah 61名乘客。彭普兰数据,孟古纳坎,医学分析,邓根,曼-惠特尼。统计分析结果显示,IgM (p= 0.869)和IgG (p= 0.528)的差异有统计学意义。Namun demikian, IgM和IgG tetap merupakan和生物学家认为登革热是一种登革热的预测因子。
{"title":"Hubungan antara Lama Demam dengan Hasil Pemeriksaan Kualitatif IgM dan IgG pada Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie tahun 2018","authors":"R. Satriadi, J. T. Parinding, Agustina Arundina Triharja Tejoyuwono, Diana Natalia","doi":"10.22435/vektorp.v15i1.4125","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/vektorp.v15i1.4125","url":null,"abstract":"ABSTRACT \u0000Dengue hemorrhagic fever (DHF) is a disease caused by the dengue virus transmitted by the Aedes spp mosquito as a vector. Dengue virus infection can stimulate IgM and IgG-specific antibodies. Determination of the length of the fever period in the serological test of DHF is believed in optimizing the result. This study aimed to determine the relationship between the length of fever with qualitative test results of IgM and IgG in dengue hemorrhagic fever (DHF) patients at Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Hospital in Pontianak, West Kalimantan Province. An observational analytical study was used with a cross-sectional approach. The method of selecting samples is non-probability sampling using consecutive sampling. A total of 61 samples were involved in this study. Data were collected from medical records and analyzed by the Mann-Whitney test. Statistical analysis relieved that there is no significant relationship between the length of fever with qualitative test results of IgM (p=0,869) and IgG (p=0,528). However, IgM and IgG could be biological markers of dengue infection and related to the pathogenicity level of the DHF patients. \u0000ABSTRAK \u0000Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue melalui vektor nyamuk Aedes spp. Infeksi virus dengue dapat menstimulasi munculnya antibodi spesifik IgM dan IgG. Penentuan lama demam saat melakukan pemeriksaan serologi dapat berperan dalam mengoptimalkan hasil pemeriksaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara lama demam dengan hasil pemeriksaan kualitatif IgM dan IgG pada pasien DBD di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Syarif Mohamad Alkadrie, Pontianak, Kalimantan Barat. Penelitian ini bersifat analitik observasional dengan pendekatan potong lintang. Cara pemilihan sampel adalah non-probability sampling dengan menggunakan consecutive sampling. Jumlah sampel adalah 61 pasien. Pengumpulan data menggunakan rekam medik dan dianalisis dengan uji Mann-Whitney. Analisis statistik membuktikan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara lama demam dengan hasil pemeriksaan kualitatif IgM (p=0,869) dan IgG (p=0,528). Namun demikian, IgM dan IgG tetap merupakan penanda biologis infeksi dengue dan dapat terkait dengan prediktor keparahan penyakit pada pasien DBD.","PeriodicalId":55787,"journal":{"name":"Jurnal Vektor Penyakit","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82157913","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
Program Pengendalian Filariasis di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah
Pub Date : 2020-11-24 DOI: 10.22435/vektorp.v14i2.2512
Made Agus Nurjana, Hayani Anastasia, Junus Widjaja, Yuyun Srikandi, Anis Nur Widayati, Murni Murni, Phetisya Pamela Frederika Sumolang, A. Kurniawan, Mujiyanto Mujiyanto, Resmiwaty Resmiwaty
Abstract Donggala district had successfully conducted Transmission Assesment Survey–1 despite two children found positive for Brugia malayi. This study aimed to determine the progress of the filariasis program in Donggala District, Central Sulawesi. It was conducted in Kabonga Kecil, Banawa Sub-District and Sabang, Dampelas Sub-District from February to November 2017. Data collection included finger blood surveys, detection of Brugia malayi DNA, mosquito surveys, and in-depth interviews. From 638 people tested for finger blood survey, none of them were positive for microfilaria. Twenty children were tested for Brugia malayi DNA and  the results were negative. A total of 2.978 mosquitoes were caught from mosquito surveys which identified as Aedes, Anopheles, Armigeres, Culex, Mansonia, Aedomyia, Uranotaenia, and Coquillettidia. PCR examination results showed all mosquito negative for Brugia malayi. A comprehensive and integrated surveillance strategy with other programs that are cost-effective and sustainable must continue to be carried out therefore the elimination of filariasis in the Donggala district can be achieved. Abstrak Kabupaten Donggala lulus Transmission Assesment Survey-1 meskipun  masih ditemukan dua anak positif antibodi Brugia malayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui capain program filariasis di Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah. Dilaksanakan di Kelurahan Kabonga Kecil, Kecamatan Banawa dan Desa Sabang, Kecamatan Dampelas pada bulan Februari – November 2017. Kegiatan meliputi survei darah jari, deteksi DNA Brugia malayi, survei nyamuk dan wawancara mendalam. Sebanyak 638 masyarakat diperiksa darahnya hasilnya seluruhnya negatif microfilaria. Sebanyak 20 anak diambil sampel darah untuk diperiksa deteksi DNA Brugia malayi hasilnya negatif. Nyamuk tertangkap sebanyak 2.978 nyamuk dari genus Aedes, Anopheles, Armigeres, Culex, Mansonia, Aedomyia, Uranotaenia, dan Coquillettidia. Hasil pemeriksaan PCR menunjukkan seluruh nyamuk negatif Brugia malayi. Strategi surveilans yang comprehensif dan terintegrasi dengan program lain yang cost-effective dan berkesinambungan harus terus dilakukan agar eliminasi filariasis di kabupaten Donggala dapat tercapai.  
东加拉区成功开展了传播评估调查- 1,尽管有两名儿童被发现马来布鲁吉亚菌阳性。本研究旨在确定苏拉威西岛中部东加拉区丝虫病防治计划的进展情况。该调查于2017年2月至11月在Banawa街道Kabonga Kecil和Dampelas街道Sabang进行。数据收集包括手指血调查、马来布鲁氏菌DNA检测、蚊虫调查和深度访谈。638人手指血调查结果显示,微丝虫无一例阳性。对20名儿童进行了马来布鲁吉亚菌DNA检测,结果为阴性。蚊虫调查共捕获蚊虫2978只,鉴定为伊蚊、按蚊、阿蚊、库蚊、曼蚊、伊蚊、乌诺带蚊和科奎莱蒂亚蚊。PCR检测结果均为马来布鲁氏菌阴性。必须继续实施具有成本效益和可持续性的综合监测战略,从而实现东加拉地区消灭丝虫病的目标。摘要马来布鲁贾菌传播评估调查-1马来布鲁贾菌阳性抗体。Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui队长计划丝虫病di Kabupaten Donggala, province Sulawesi Tengah。Dilaksanakan di Kelurahan Kabonga Kecil, Kecamatan Banawa dan Desa Sabang, Kecamatan Dampelas pada bulan 2017年2月至11月。Kegiatan meliputi survei darah jari, deteksi DNA Brugia malayi, survei nyamuk dan wawancara mendalam。Sebanyak 638 masyarakat diperiksa darahnya hasilnya seluruhnya阴性微丝虫。塞尔维亚20年的阿纳匹尔样本经检测,DNA呈阴性。伊蚊属、按蚊属、阿米蚊属、库蚊属、曼蚊属、伊蚊属、乌诺塔尼亚属、丹科奎莱蒂亚属。Hasil pemeriksaan PCR menunjukkan seluruh nyamuk阴性马来布鲁日病。战略监测杨综合和综合登干计划,杨经济高效地消灭了东加拉村村的丝虫病。
{"title":"Program Pengendalian Filariasis di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah","authors":"Made Agus Nurjana, Hayani Anastasia, Junus Widjaja, Yuyun Srikandi, Anis Nur Widayati, Murni Murni, Phetisya Pamela Frederika Sumolang, A. Kurniawan, Mujiyanto Mujiyanto, Resmiwaty Resmiwaty","doi":"10.22435/vektorp.v14i2.2512","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/vektorp.v14i2.2512","url":null,"abstract":"Abstract \u0000Donggala district had successfully conducted Transmission Assesment Survey–1 despite two children found positive for Brugia malayi. This study aimed to determine the progress of the filariasis program in Donggala District, Central Sulawesi. It was conducted in Kabonga Kecil, Banawa Sub-District and Sabang, Dampelas Sub-District from February to November 2017. Data collection included finger blood surveys, detection of Brugia malayi DNA, mosquito surveys, and in-depth interviews. From 638 people tested for finger blood survey, none of them were positive for microfilaria. Twenty children were tested for Brugia malayi DNA and  the results were negative. A total of 2.978 mosquitoes were caught from mosquito surveys which identified as Aedes, Anopheles, Armigeres, Culex, Mansonia, Aedomyia, Uranotaenia, and Coquillettidia. PCR examination results showed all mosquito negative for Brugia malayi. A comprehensive and integrated surveillance strategy with other programs that are cost-effective and sustainable must continue to be carried out therefore the elimination of filariasis in the Donggala district can be achieved. \u0000Abstrak \u0000Kabupaten Donggala lulus Transmission Assesment Survey-1 meskipun  masih ditemukan dua anak positif antibodi Brugia malayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui capain program filariasis di Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah. Dilaksanakan di Kelurahan Kabonga Kecil, Kecamatan Banawa dan Desa Sabang, Kecamatan Dampelas pada bulan Februari – November 2017. Kegiatan meliputi survei darah jari, deteksi DNA Brugia malayi, survei nyamuk dan wawancara mendalam. Sebanyak 638 masyarakat diperiksa darahnya hasilnya seluruhnya negatif microfilaria. Sebanyak 20 anak diambil sampel darah untuk diperiksa deteksi DNA Brugia malayi hasilnya negatif. Nyamuk tertangkap sebanyak 2.978 nyamuk dari genus Aedes, Anopheles, Armigeres, Culex, Mansonia, Aedomyia, Uranotaenia, dan Coquillettidia. Hasil pemeriksaan PCR menunjukkan seluruh nyamuk negatif Brugia malayi. Strategi surveilans yang comprehensif dan terintegrasi dengan program lain yang cost-effective dan berkesinambungan harus terus dilakukan agar eliminasi filariasis di kabupaten Donggala dapat tercapai. \u0000 ","PeriodicalId":55787,"journal":{"name":"Jurnal Vektor Penyakit","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84407239","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
期刊
Jurnal Vektor Penyakit
全部 Acc. Chem. Res. ACS Applied Bio Materials ACS Appl. Electron. Mater. ACS Appl. Energy Mater. ACS Appl. Mater. Interfaces ACS Appl. Nano Mater. ACS Appl. Polym. Mater. ACS BIOMATER-SCI ENG ACS Catal. ACS Cent. Sci. ACS Chem. Biol. ACS Chemical Health & Safety ACS Chem. Neurosci. ACS Comb. Sci. ACS Earth Space Chem. ACS Energy Lett. ACS Infect. Dis. ACS Macro Lett. ACS Mater. Lett. ACS Med. Chem. Lett. ACS Nano ACS Omega ACS Photonics ACS Sens. ACS Sustainable Chem. Eng. ACS Synth. Biol. Anal. Chem. BIOCHEMISTRY-US Bioconjugate Chem. BIOMACROMOLECULES Chem. Res. Toxicol. Chem. Rev. Chem. Mater. CRYST GROWTH DES ENERG FUEL Environ. Sci. Technol. Environ. Sci. Technol. Lett. Eur. J. Inorg. Chem. IND ENG CHEM RES Inorg. Chem. J. Agric. Food. Chem. J. Chem. Eng. Data J. Chem. Educ. J. Chem. Inf. Model. J. Chem. Theory Comput. J. Med. Chem. J. Nat. Prod. J PROTEOME RES J. Am. Chem. Soc. LANGMUIR MACROMOLECULES Mol. Pharmaceutics Nano Lett. Org. Lett. ORG PROCESS RES DEV ORGANOMETALLICS J. Org. Chem. J. Phys. Chem. J. Phys. Chem. A J. Phys. Chem. B J. Phys. Chem. C J. Phys. Chem. Lett. Analyst Anal. Methods Biomater. Sci. Catal. Sci. Technol. Chem. Commun. Chem. Soc. Rev. CHEM EDUC RES PRACT CRYSTENGCOMM Dalton Trans. Energy Environ. Sci. ENVIRON SCI-NANO ENVIRON SCI-PROC IMP ENVIRON SCI-WAT RES Faraday Discuss. Food Funct. Green Chem. Inorg. Chem. Front. Integr. Biol. J. Anal. At. Spectrom. J. Mater. Chem. A J. Mater. Chem. B J. Mater. Chem. C Lab Chip Mater. Chem. Front. Mater. Horiz. MEDCHEMCOMM Metallomics Mol. Biosyst. Mol. Syst. Des. Eng. Nanoscale Nanoscale Horiz. Nat. Prod. Rep. New J. Chem. Org. Biomol. Chem. Org. Chem. Front. PHOTOCH PHOTOBIO SCI PCCP Polym. Chem.
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1