Pub Date : 2022-08-08DOI: 10.22435/vektorp.v16i1.5803
Yahya Yahya, S. Santoso, L. Ambarita, Milana Salim, Indah Margarethy, R. I. Pahlepi, Yanelza Supranelfy, Rizki Nurmaliani, Nungki Hapsari Suryaningtyas, Vivin Mahdalena, Maya Arisanti, Desi Asyati, Rahayu Hasti Komaria, Surakhmi Oktavia, K. Rahayu, Hendri Erwadi, Nur Inzana, Betriyon Betriyon, Dheli Ofarimawan Pratomo
ABSTRACT Oreochromis niloticus is a type of fish that is a natural enemy of Anopheles mosquito larvae, a vector for transmitting malaria. This method can be used as an alternative tools and integrated with other malaria control methods. This study aims to compare the density of Anopheles larvae before and after the sowing of O. niloticus, and to empower the community to involve in biological malaria control by utilizing O. niloticus. This research is a Mixed Methods Research. Quantitative data collection is done with a quasi-design approach before-after design experiments. Qualitative data collection is carried out with in-depth interviews with District Health and Fisheries Service Offices and group discussions on the community of fish pond owners and communities living around abandoned ponds. The data from in-depth interviews and group discussions were analyzed thematically. Observation of Anopheles larvae density decreased after sowing O. niloticus into the pond. The results showed that health workers and the public strongly support biological malaria control activities using of O. niloticus. ABSTRAK Ikan nila merah merupakan salah satu jenis ikan yang menjadi musuh alami bagi larva nyamuk Anopheles yang merupakan vektor penular malaria sehingga dapat digunakan sebagai alternatif pengendalian malaria secara biologi. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kepadatan larva Anopheles sebelum dan sesudah ditebar ikan nila merah, serta menggali informasi penerimaan masyarakat dalam pengendalian malaria dengan pemanfaatan ikan nila merah. Penelitian ini merupakan Mixed Methods Research. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan pendekatan rancangan kuasi eksperimen before-after design. Pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap petugas Dinas Kesehatan dan Dinas Perikanan serta diskusi kelompok terhadap masyarakat pemilik kolam ikan dan masyarakat yang tinggal di sekitar kolam yang terbengkalai. Data hasil wawancara mendalam dan diskusi kelompok dilakukan analisis tematik. Pengamatan kepadatan larva Anopheles menunjukkan adanya penurunan setelah penebaran ikan nila merah ke kolam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa petugas kesehatan maupun masyarakat sangat mendukung kegiatan pengendalian malaria secara biologi dengan pemanfaatan ikan nila merah.
摘要nilochromis niloticus是疟疾传播媒介按蚊幼虫的天敌。这种方法可以作为一种替代工具,并与其他疟疾控制方法相结合。本研究旨在比较尼罗按蚊播种前后的按蚊幼虫密度,为利用尼罗按蚊进行疟疾生物防治提供依据。本研究为混合方法研究。定量数据收集采用准设计方法前后设计实验。通过与地区卫生和渔业服务处的深入访谈以及对鱼塘所有者社区和废弃鱼塘周围社区的小组讨论,进行了定性数据收集。对深度访谈和小组讨论的数据进行主题分析。池中播种尼罗按蚊后按蚊幼虫密度下降的观察。结果表明,卫生工作者和公众强烈支持利用niloticus进行疟疾生物防治活动。摘要/ abstract摘要/ abstract摘要/ abstract摘要:伊坎疟蚊(Ikan nila merah merupakan salah satu jenis Ikan yang menjadi mush alami bagi幼虫nyamuk yang merupakan病媒疟原虫(pengendalian malaria secara生物学)。疟蚊是一种新型的疟蚊,是一种新型的疟蚊,是一种新型的疟蚊。Penelitian ini merupakan混合方法研究。彭普兰数据的定量分析采用了前-后设计。彭普兰的数据质量是:dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap petuga Dinas Kesehatan dandinas Perikanan serta diskusi kelompok terhadap masyarakat pemilik kolam ikan danmasyarakat yang tinggal di sekitar kolam yang terbengkalai。数据汇总:数据汇总:数据汇总:按蚊是一种小型按蚊,它是一种小型按蚊。Hasil penelitian menunjukkan bahwa petugas kesehatan maupun masyarakat sangat mendukung kegiatan pengen大连疟疾研究生物学dengan pmanfaatan ikan nila merah。
{"title":"Pengendalian malaria dengan pemanfaatan ikan Oreocromis niloticus sebagai predator larva","authors":"Yahya Yahya, S. Santoso, L. Ambarita, Milana Salim, Indah Margarethy, R. I. Pahlepi, Yanelza Supranelfy, Rizki Nurmaliani, Nungki Hapsari Suryaningtyas, Vivin Mahdalena, Maya Arisanti, Desi Asyati, Rahayu Hasti Komaria, Surakhmi Oktavia, K. Rahayu, Hendri Erwadi, Nur Inzana, Betriyon Betriyon, Dheli Ofarimawan Pratomo","doi":"10.22435/vektorp.v16i1.5803","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/vektorp.v16i1.5803","url":null,"abstract":"ABSTRACT \u0000Oreochromis niloticus is a type of fish that is a natural enemy of Anopheles mosquito larvae, a vector for transmitting malaria. This method can be used as an alternative tools and integrated with other malaria control methods. This study aims to compare the density of Anopheles larvae before and after the sowing of O. niloticus, and to empower the community to involve in biological malaria control by utilizing O. niloticus. This research is a Mixed Methods Research. Quantitative data collection is done with a quasi-design approach before-after design experiments. Qualitative data collection is carried out with in-depth interviews with District Health and Fisheries Service Offices and group discussions on the community of fish pond owners and communities living around abandoned ponds. The data from in-depth interviews and group discussions were analyzed thematically. Observation of Anopheles larvae density decreased after sowing O. niloticus into the pond. The results showed that health workers and the public strongly support biological malaria control activities using of O. niloticus. \u0000ABSTRAK \u0000Ikan nila merah merupakan salah satu jenis ikan yang menjadi musuh alami bagi larva nyamuk Anopheles yang merupakan vektor penular malaria sehingga dapat digunakan sebagai alternatif pengendalian malaria secara biologi. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kepadatan larva Anopheles sebelum dan sesudah ditebar ikan nila merah, serta menggali informasi penerimaan masyarakat dalam pengendalian malaria dengan pemanfaatan ikan nila merah. Penelitian ini merupakan Mixed Methods Research. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan pendekatan rancangan kuasi eksperimen before-after design. Pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap petugas Dinas Kesehatan dan Dinas Perikanan serta diskusi kelompok terhadap masyarakat pemilik kolam ikan dan masyarakat yang tinggal di sekitar kolam yang terbengkalai. Data hasil wawancara mendalam dan diskusi kelompok dilakukan analisis tematik. Pengamatan kepadatan larva Anopheles menunjukkan adanya penurunan setelah penebaran ikan nila merah ke kolam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa petugas kesehatan maupun masyarakat sangat mendukung kegiatan pengendalian malaria secara biologi dengan pemanfaatan ikan nila merah. \u0000 \u0000 ","PeriodicalId":55787,"journal":{"name":"Jurnal Vektor Penyakit","volume":"05 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86130490","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-08-08DOI: 10.22435/vektorp.v16i1.5949
Tri Yuni Sukesi, Surahma Asti Mulasari, Sulistyawati Sulistyawati
ABSTRACT The government, health workers and the public are very focused on controlling Covid 19, this reduces efforts to control DHF so that during the Covid 19 pandemic, dengue cases increase. This study is aimed to know the community awareness of dengue control during the Covid 19 pandemic. A quantitative method with a survey design was used in this study. The sampling technique was accidental sampling with 215 samples throughout Indonesia. Data collection was carried out online using Google Forms from May to June 2021. The results showed that the relationship between gender and all variables of public awareness of DHF control did not have a significant relationship, and the majority of the community were willing to be involved in all efforts to control DHF. There was a significant relationship between education level and willingness to drain clean water reservoirs at home (p value = 0.005) and disease control priority (p value= 0.002). There was a significant relationship between type of work and priority of disease control (p value=0.001). There was a significant relationship between the perception and the willingness to check larvae at home, each showing a significant relationship (p value = 0.015). The awareness of the community for controlling DHF is good. ABSTRAK Kasus DBD terus meningkat akibat menurunya upaya pengendalian DBD karena pemerintah, tenaga kesehatan dan masyarakat fokus pda pengendalian Covid 19. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kepedulian masyarakat terhadap pengendalian DBD pada saat pandemi Covid 19. Metode penelitian adalah kuantitatif dengan desain survei. Teknik pengambilan sampel dengan accidental sampling dengan 215 sampel di Indonesia. Data diambil secara online menggunakan google form pada bulan Mei sampai Juni 2021. Hasil menunjukkan bahwa hubungan antara jenis kelamin dengan semua variabel kepedulian masyarakat terhadap pengendalian DBD tidak terdapat hubungan yang signifikan (p value ≥ 0,05), dan mayoritas masyarakat bersedia dilibatkan dalam semua upaya pengendalian DBD. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan kesediaan menguras tempat penampungan air bersih di rumah (p value = 0,005) dan dengan prioritas pengendalian penyakit (p value = 0,002). Terdapat hubungan yang signifikan antara jenis pekerjaan dengan prioritas pengendalian penyakit (p value = 0,001). Terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi dengan kesediaan memeriksa jentik di rumah masing masing (p value = 0,015). Masyarakat memiliki kepedulian terhadap pengendalian DBD yang baik.
政府、卫生工作者和公众都非常重视控制Covid - 19,这减少了控制登革出血热的努力,因此在Covid - 19大流行期间,登革热病例增加。本研究旨在了解2019冠状病毒病大流行期间社区对登革热控制的认识。本研究采用调查设计的定量方法。抽样技术是随机抽样,在印度尼西亚各地抽样215个样本。数据收集于2021年5月至6月期间使用谷歌表格在线进行。结果表明,性别与公众控制DHF意识各变量之间的关系不显著,大多数社区愿意参与到DHF控制的所有工作中。受教育程度与家庭清洁水库排水意愿(p值= 0.005)与疾病控制优先级(p值= 0.002)存在显著相关。工种与疾病控制优先级之间存在显著相关性(p值=0.001)。知觉与在家检查幼虫意愿存在显著相关关系(p值= 0.015)。社区对控制登革出血热的认识良好。摘要/ abstract摘要/ abstract摘要/ abstract摘要/ abstract摘要/ abstract摘要/ abstract图juan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kepedulian masyarakat terhahadap pengenddalian结核病预防大流行Covid - 19。工程设计测量的数值模拟方法。泰克彭甘比兰样品登根意外取样登根215样品迪印尼。数据diambil secara在线蒙古纳坎谷歌形式帕达布兰梅三派Juni 2021。Hasil menunjukkan bahwa hubungan antara jenis kelamin dengan semua变量kepedulian masyarakat terhadap pengendalian DBD tidak terdapat hubungan yang显著性(p值≥0.05),dan mayoritas masyarakat bersedia dililibatkan dalam semua upaya pengendalian DBD。Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan kesediaan menguras tempat penampungan air bersih di rumah (p值= 0.005)dan dengan prioriitas pengendalian penyakit (p值= 0.002)。Terdapat hubungan yang signfifikan antara jenis pekerjaan dengan priority pengendalian penyakit (p值= 0.001)。Terdapat hubungan yang具有显著性(p值= 0.015)。Masyarakat memoriliki kepedulian terhadap pengendalian DBD yang baik。
{"title":"Kepedulian Masyarakat terhadap Pengendalian Demam Berdarah Dengue (DBD) Saat Pandemi Covid 19 di Indonesia","authors":"Tri Yuni Sukesi, Surahma Asti Mulasari, Sulistyawati Sulistyawati","doi":"10.22435/vektorp.v16i1.5949","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/vektorp.v16i1.5949","url":null,"abstract":"ABSTRACT \u0000The government, health workers and the public are very focused on controlling Covid 19, this reduces efforts to control DHF so that during the Covid 19 pandemic, dengue cases increase. This study is aimed to know the community awareness of dengue control during the Covid 19 pandemic. A quantitative method with a survey design was used in this study. The sampling technique was accidental sampling with 215 samples throughout Indonesia. Data collection was carried out online using Google Forms from May to June 2021. The results showed that the relationship between gender and all variables of public awareness of DHF control did not have a significant relationship, and the majority of the community were willing to be involved in all efforts to control DHF. There was a significant relationship between education level and willingness to drain clean water reservoirs at home (p value = 0.005) and disease control priority (p value= 0.002). There was a significant relationship between type of work and priority of disease control (p value=0.001). There was a significant relationship between the perception and the willingness to check larvae at home, each showing a significant relationship (p value = 0.015). The awareness of the community for controlling DHF is good. \u0000ABSTRAK \u0000 \u0000Kasus DBD terus meningkat akibat menurunya upaya pengendalian DBD karena pemerintah, tenaga kesehatan dan masyarakat fokus pda pengendalian Covid 19. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kepedulian masyarakat terhadap pengendalian DBD pada saat pandemi Covid 19. Metode penelitian adalah kuantitatif dengan desain survei. Teknik pengambilan sampel dengan accidental sampling dengan 215 sampel di Indonesia. Data diambil secara online menggunakan google form pada bulan Mei sampai Juni 2021. Hasil menunjukkan bahwa hubungan antara jenis kelamin dengan semua variabel kepedulian masyarakat terhadap pengendalian DBD tidak terdapat hubungan yang signifikan (p value ≥ 0,05), dan mayoritas masyarakat bersedia dilibatkan dalam semua upaya pengendalian DBD. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan kesediaan menguras tempat penampungan air bersih di rumah (p value = 0,005) dan dengan prioritas pengendalian penyakit (p value = 0,002). Terdapat hubungan yang signifikan antara jenis pekerjaan dengan prioritas pengendalian penyakit (p value = 0,001). Terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi dengan kesediaan memeriksa jentik di rumah masing masing (p value = 0,015). Masyarakat memiliki kepedulian terhadap pengendalian DBD yang baik.","PeriodicalId":55787,"journal":{"name":"Jurnal Vektor Penyakit","volume":"14 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73536744","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRACT Schistosomiasis in Indonesia is caused by the trematode worm S. japonicum, with the snail Oncomelania hupensis lindoensis as the intermediate host. To eliminate schistosomiasis by 2020, cross-sectoral schistosomiasis control is carried out, including implementing environmental management based on the results of mapping the focus areas. This study aimed to determine whether there was a decrease in foci and infection rates in snails with comprehensive cross-sectoral schistosomiasis control activities in the pilot village. This study used a cross-sectional design conducted in six schistosomiasis endemic areas. The results showed that snail density, infection rate, and the number of focus areas decreased after the inter-sectoral intervention. The prevalence of schistosomiasis in snails varied; in some focus areas, the prevalence of schistosomiasis in snails decreased after the intervention, but in some focus areas, the prevalence of snails did not decrease. ABSTRAK Schistosomiasis di Indonesia disebabkan oleh cacing trematoda jenis S. japonicum dengan hospes perantara keong Oncomelania hupensis lindoensis. Eliminasi schistosomiasis pada tahun 2020 pengendalian schistosomiasis dilakukan oleh lintas sektor termasuk didalamnya pelaksanaan manajemen lingkungan yang dilakukan berdasarkan hasil pemetaan daerah fokus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada penurunan jumlah fokus dan infection rate pada keong dengan adanya kegiatan pengendalian schistosomiasis secara komprehensif oleh lintas sektor di desa percontohan. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional yang dilakukan di enam daerah endemis schistosomiasis. Hasil menunjukkan kepadatan keong, infection rate, dan jumlah daerah fokus menurun setelah dilakukan intervensi oleh lintas sektor. Prevalensi schistosomiasis pada keong bervariasi, sebagian daerah fokus prevalensi schistosomiasis pada keong berkurang setelah dilakukan intervensi, namun pada beberapa daerah fokus prevalensi pada keong tidak mengalami penurunan.
印度尼西亚血吸虫病是由吸虫日本血吸虫(S. japonicum)引起,以钉螺为中间宿主。为到2020年消除血吸虫病,开展跨部门血吸虫病防治工作,包括根据重点领域绘制结果实施环境管理。本研究旨在确定在试点村开展跨部门血吸虫病综合防治活动后,钉螺的疫源地和感染率是否有所下降。本研究采用横断面设计,在6个血吸虫病流行地区进行。结果表明,跨部门干预后,钉螺密度、感染率和疫区数量均有所下降。钉螺的血吸虫病患病率各不相同;在一些重点地区,干预后钉螺血吸虫病患病率有所下降,但在一些重点地区,钉螺患病率没有下降。【摘要】印度尼西亚血吸虫病主要有日本血吸虫、登革血吸虫、印尼血吸虫等。消灭血吸虫病,2020年,彭彭市,大连,血吸虫病,疟疾,疟疾,疟疾,疟疾,疟疾,疟疾,疟疾,疟疾,疟疾,疟疾,疟疾,疟疾,疟疾,疟疾,疟疾,疟疾,疟疾,疟疾Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada penurunan jumlah疫区感染率paadong dengan adanya kegiatan penurunan血吸虫病secara综合防治部门和percontohan。Penelitian ini mongunakan desain横截面yang dilakakan研究地方性血吸虫病。哈西尔病毒感染,感染率,病毒感染,病毒感染,病毒感染,病毒感染,病毒感染,病毒感染,病毒感染。广东血吸虫病,广东血吸虫病,广东血吸虫病,广东血吸虫病,广东血吸虫病,广东血吸虫病,广东血吸虫病,广东血吸虫病,广东血吸虫病。
{"title":"Prevalensi Serkaria Schistosoma japonicum pada Keong Oncomelania hupensis lindoensis, Kepadatan Keong, dan Daerah Fokus, di Daerah Endemis, Indonesia","authors":"Hayani Anastasia, Junus Widjaja, Samarang Samarang, Yuyun Srikandi, Risti Risti, Ade Kurniawan","doi":"10.22435/vektorp.v16i1.6015","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/vektorp.v16i1.6015","url":null,"abstract":"ABSTRACT \u0000Schistosomiasis in Indonesia is caused by the trematode worm S. japonicum, with the snail Oncomelania hupensis lindoensis as the intermediate host. To eliminate schistosomiasis by 2020, cross-sectoral schistosomiasis control is carried out, including implementing environmental management based on the results of mapping the focus areas. This study aimed to determine whether there was a decrease in foci and infection rates in snails with comprehensive cross-sectoral schistosomiasis control activities in the pilot village. This study used a cross-sectional design conducted in six schistosomiasis endemic areas. The results showed that snail density, infection rate, and the number of focus areas decreased after the inter-sectoral intervention. The prevalence of schistosomiasis in snails varied; in some focus areas, the prevalence of schistosomiasis in snails decreased after the intervention, but in some focus areas, the prevalence of snails did not decrease. \u0000ABSTRAK \u0000Schistosomiasis di Indonesia disebabkan oleh cacing trematoda jenis S. japonicum dengan hospes perantara keong Oncomelania hupensis lindoensis. Eliminasi schistosomiasis pada tahun 2020 pengendalian schistosomiasis dilakukan oleh lintas sektor termasuk didalamnya pelaksanaan manajemen lingkungan yang dilakukan berdasarkan hasil pemetaan daerah fokus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada penurunan jumlah fokus dan infection rate pada keong dengan adanya kegiatan pengendalian schistosomiasis secara komprehensif oleh lintas sektor di desa percontohan. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional yang dilakukan di enam daerah endemis schistosomiasis. Hasil menunjukkan kepadatan keong, infection rate, dan jumlah daerah fokus menurun setelah dilakukan intervensi oleh lintas sektor. Prevalensi schistosomiasis pada keong bervariasi, sebagian daerah fokus prevalensi schistosomiasis pada keong berkurang setelah dilakukan intervensi, namun pada beberapa daerah fokus prevalensi pada keong tidak mengalami penurunan.","PeriodicalId":55787,"journal":{"name":"Jurnal Vektor Penyakit","volume":"178 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73292039","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-08-08DOI: 10.22435/vektorp.v16i1.5832
Anis Nurwidayati, Junus Widjaja, Afi Nursafingi, A. Kurniawan, L. Lobo, Muhamad Faozan, A. Rauf
ABSTRACT Schistosomiasis in Indonesia is caused by the trematode worm, Schistosoma japonicum, with the snail Oncomelania hupensis lindoensis as the intermediate host. The presence of these snails is an indicator of determining the habitat area for the intermediate host of schistosomiasis. The aim of the study was to map the distribution of snail habitat in the Lindu endemic area. An observational study with a cross-sectional design was conducted in August 2021. The study was conducted in two villages in the Lindu Highlands, Sigi Regency, Central Sulawesi Province. The number of snail habitats in the Lindu Plateau found 25 habitats, covering an area of 27,088 m2. Snail density and infection rate (IR) were found to be 27.06 snails/minute (IR 0.68%). Based on the research, it can be concluded that the distribution pattern of the snail habitat in Lindu was clustered in certain areas. Habitat in Anca Village was most widely found in neglected coffee plantation areas, and a small part in primary forest areas. Snail habitat in Tomado Village was mostly found in watersheds, parapa grass in swamp areas, and uncultivated rice fields. Environmental management that can be carried out by multi sectors are the creating of rice fields, the creation of fish ponds, and the diversion of community paths in the Lore Lindu National Park area that passes through the habitat of schistosomiasis intermediate snails. ABSTRAK Schistosomiasis di Indonesia disebabkan oleh cacing trematoda jenis Schistosoma japonicum dengan hospes perantara keong Oncomelania hupensis lindoensis. Keberadaan keong tersebut sebagai indikator penetapan daerah habitat hospes perantara schistosomiasis. Tujuan penelitian adalah untuk untuk memetakan distribusi habitat keong di wilayah endemis Lindu. Jenis penelitian adalah observasional dengan desain potong lintang yang dilakukan pada bulan Agustus tahun 2021. Penelitian dilakukan di Desa Anca dan Tomado Kecamatan Lindu Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah. Jumlah habitat keong di Dataran Tinggi Lindu ditemukan 25 habitat, seluas 27.088 m2. Kepadatan keong dan tingkat infection rate (IR) ditemukan sebesar 27,06 keong/menit (IR 0,68%). Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa pola persebaran habitat keong di Lindu adalah mengelompok/clustered pada daerah tertentu. Habitat di Desa Anca ditemukan paling banyak di daerah kebun kopi yang terabaikan, dan sebagian kecil di daerah hutan primer dengan kanopi tertutup. Habitat keong di Desa Tomado paling banyak ditemukan di daerah aliran air, parapa, rawa, dan sawah tidak diolah. Manajemen lingkungan yang dapat dilakukan oleh lintas sektor yaitu pencetakan sawah, pembuatan kolam ikan, dan pengalihan jalur masyarakat dalam Kawasan Taman Nasional Lore Lindu yang melewati habitat keong perantara schistosomiasis.
印度尼西亚血吸虫病是由吸虫日本血吸虫(Schistosoma japonicum)引起的,以钉螺为中间宿主。这些蜗牛的存在是确定血吸虫病中间宿主栖息地区域的一个指标。研究的目的是绘制林都地区蜗牛栖息地的分布图。2021年8月进行了一项横断面设计的观察性研究。该研究在中苏拉威西省西吉摄政省林杜高地的两个村庄进行。林都高原蜗牛栖息地共有25个,总面积达27088平方米。钉螺密度和感染率(IR)为27.06只/min (IR 0.68%)。研究结果表明,林都地区蜗牛生境的分布格局具有一定的聚集性。安卡村的生境主要分布在被忽视的咖啡种植区,小部分分布在原始林区。Tomado村的蜗牛栖息地主要分布在流域、沼泽地区的帕拉帕草和未开垦的稻田。可以由多个部门进行的环境管理是稻田的创造,鱼塘的创造,以及在洛林杜国家公园地区通过血吸虫病中间蜗牛栖息地的社区道路的改道。【摘要】印度尼西亚血吸虫病主要有血吸虫病、日本血吸虫病、登革血吸虫病、印度尼西亚血吸虫病、印度尼西亚血吸虫病等。Keberadaan Keberadaan keong tersebagai指标:日本血吸虫病栖息地。土鹃属植物adalah untuk untuk memetakan分布生境keong di wilayah enddemis Lindu。Jenis penelitian adalah观测登甘设计poong lintang yang dilakukan pada bulan Agustus tahun 2021。Penelitian dilakukan di Desa Anca dan Tomado Kecamatan Lindu Kabupaten Sigi, province Sulawesi Tengah。Jumlah生境keong di Dataran Tinggi Lindu ditemukan 25生境,面积27.088 m2。Kepadatan keong dan tingkat感染率(IR)为27,06名/名(IR 0,68%)。Berdasarkan penelitian dapat dispulkan bahwa pola persebaran habitat keong di Lindu adalah mengelompok/clustered padada daerah tertentu。生境di Desa Anca ditemukan palyak di daerah kebun kopi yang terabaikan, dan sebagian kecil di daerah hutan primer dengan kanopi tertutup。生境keong di Desa Tomado palyak ditemukan di daerah aliran air, parapa, rawa, dan sawah tidak diolah。管理人员lingkungan yang dapat dilakukan oleh lintas部门yitu pencetakan sawah, pembuatan kolam ikan, dan pengalihan jalur masyarakat dalam Kawasan Taman national Lore Lindu yang melewati栖息地keong perantara血吸虫病。
{"title":"Persebaran Habitat Keong Perantara Schistosomiasis di Dataran Tinggi Lindu, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah","authors":"Anis Nurwidayati, Junus Widjaja, Afi Nursafingi, A. Kurniawan, L. Lobo, Muhamad Faozan, A. Rauf","doi":"10.22435/vektorp.v16i1.5832","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/vektorp.v16i1.5832","url":null,"abstract":"ABSTRACT \u0000Schistosomiasis in Indonesia is caused by the trematode worm, Schistosoma japonicum, with the snail Oncomelania hupensis lindoensis as the intermediate host. The presence of these snails is an indicator of determining the habitat area for the intermediate host of schistosomiasis. The aim of the study was to map the distribution of snail habitat in the Lindu endemic area. An observational study with a cross-sectional design was conducted in August 2021. The study was conducted in two villages in the Lindu Highlands, Sigi Regency, Central Sulawesi Province. The number of snail habitats in the Lindu Plateau found 25 habitats, covering an area of 27,088 m2. Snail density and infection rate (IR) were found to be 27.06 snails/minute (IR 0.68%). Based on the research, it can be concluded that the distribution pattern of the snail habitat in Lindu was clustered in certain areas. Habitat in Anca Village was most widely found in neglected coffee plantation areas, and a small part in primary forest areas. Snail habitat in Tomado Village was mostly found in watersheds, parapa grass in swamp areas, and uncultivated rice fields. Environmental management that can be carried out by multi sectors are the creating of rice fields, the creation of fish ponds, and the diversion of community paths in the Lore Lindu National Park area that passes through the habitat of schistosomiasis intermediate snails. \u0000ABSTRAK \u0000Schistosomiasis di Indonesia disebabkan oleh cacing trematoda jenis Schistosoma japonicum dengan hospes perantara keong Oncomelania hupensis lindoensis. Keberadaan keong tersebut sebagai indikator penetapan daerah habitat hospes perantara schistosomiasis. Tujuan penelitian adalah untuk untuk memetakan distribusi habitat keong di wilayah endemis Lindu. Jenis penelitian adalah observasional dengan desain potong lintang yang dilakukan pada bulan Agustus tahun 2021. Penelitian dilakukan di Desa Anca dan Tomado Kecamatan Lindu Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah. Jumlah habitat keong di Dataran Tinggi Lindu ditemukan 25 habitat, seluas 27.088 m2. Kepadatan keong dan tingkat infection rate (IR) ditemukan sebesar 27,06 keong/menit (IR 0,68%). Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa pola persebaran habitat keong di Lindu adalah mengelompok/clustered pada daerah tertentu. Habitat di Desa Anca ditemukan paling banyak di daerah kebun kopi yang terabaikan, dan sebagian kecil di daerah hutan primer dengan kanopi tertutup. Habitat keong di Desa Tomado paling banyak ditemukan di daerah aliran air, parapa, rawa, dan sawah tidak diolah. Manajemen lingkungan yang dapat dilakukan oleh lintas sektor yaitu pencetakan sawah, pembuatan kolam ikan, dan pengalihan jalur masyarakat dalam Kawasan Taman Nasional Lore Lindu yang melewati habitat keong perantara schistosomiasis.","PeriodicalId":55787,"journal":{"name":"Jurnal Vektor Penyakit","volume":"13 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84897687","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-08-08DOI: 10.22435/vektorp.v16i1.5646
Afifah Nur Salsabila, Tri Yuni Sukesi
ABSTRACT Cases of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) have increased more than 8 times in the last two decades (2000-2019). DHF caused by the dengue virus which transmitted through the Aedes aegypti mosquito vector. Control is a step to prevent transmission by breaking the vector life cycle, it can be with temephos. However, its use can have side effects for the environment, health and resistance to larvae. Natural larvicides are an alternative and environmentally friendly step. The purpose of this study was to determine the effectiveness of the larvicide infusion of soursop leaf (Annona muricata L.) on the mortality of Aedes aegypti larvae. The type and research design was true experiment with a posttest only control group approach. Extraction of substances in plants used the infusion method. The research samples were 25 larvae instar III Aedes aegypti per container with criteria for being able to move actively. There were 8 treatment groups in the study consisting of negative control (well water), positive control (temephos) and soursop leaf infusion with 6 concentrations (1%; 2%; 3%; 4%; 5%; 6%). Observation time was carried out for 24 hours and three times replicates. Data were analyzed by Kruskal-Wallis, Mann-Whitney and probit analysis. The results of the analysis showed the value of LC50 was 2.611% and LC90 was 4.309%. While LT50 8.467 hours and LT90 14.263 hours. The conclusion of the study showed that soursop leaf infusion (Annona muricata L.) was effective in killed Aedes aegypti larvae. ABSTRAK Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) meningkat lebih dari 8 kali dalam dua dekade terakhir (2000-2019). DBD disebakan oleh virus dengue yang ditularkan melalui vektor nyamuk Aedes aegypri. Pengendalian menjadi langkah untuk mencegah terjadinya penularan dengan memutus siklus hidup vektor, dapat dengan temephos. Namun penggunaannya dapat memberikan efek samping baik bagi lingkungan, kesehatan dan resistensi pada larva. Larvasida alami menjadi langkah alternatif dan ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas larvasida infusa daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap mortalitas larva Aedes aegypti. Jenis dan rancangan penelitian berupa eksperimen murni pendekatan posttest only control group. Pengambilan zat dalam tanaman menggunakan metode infusa. Sampel penelitian adalah larva instar III Aedes aegypti sebanyak 25 ekor per kontainer dengan kriteria dapat bergerak aktif. Terdapat 8 kelompok perlakuan dalam penelitian yang terdiri 2dari kontrol negatif (air sumur), kontrol positif (temephos) dan infusa daun sirsak dengan 6 konsentrasi (1%; 2%; 3%; 4%; 5%; 6%). Waktu pengamatan selama 24 jam sebanyak tiga kali replikasi. Data dianalisis dengan uji Kruskal-Wallis, Mann-Whitney dan uji probit. Hasil analisis menunjukkan nilai dari LC50 adalah 2.611% dan LC90 adalah 4.309%. Sedangkan LT50 8.467 jam dan LT90 14.263 jam. Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa infusa daun sirsak (Annona muricata L.) efektif membunuh larva Aedes aeg
登革热出血热(DHF)病例在过去二十年(2000-2019)中增加了8倍以上。登革出血热由登革热病毒引起,通过埃及伊蚊媒介传播。控制是通过打破病媒生命周期来防止传播的一个步骤,可采用双硫磷。然而,它的使用会对环境、健康和对幼虫的抵抗力产生副作用。天然杀幼虫剂是另一种环保的选择。本研究的目的是确定杀幼虫剂番荔枝叶(Annona muricata L.)浸渍对埃及伊蚊幼虫的死亡率。研究的类型和设计为真正的实验,仅采用后测对照组方法。采用浸渍法提取植物中的物质。研究样本为每个容器25只III龄埃及伊蚊幼虫,标准是能够主动移动。研究共设8个处理组,分别为阴性对照(井水)、阳性对照(双硫磷)和6种浓度(1%;2%;3%;4%;5%;6%)。观察时间为24小时,重复3次。数据采用Kruskal-Wallis、Mann-Whitney和probit分析法进行分析。分析结果显示LC50为2.611%,LC90为4.309%。LT50为8.467小时,LT90为14.263小时。研究结果表明,番荔枝叶浸剂对埃及伊蚊幼虫有较好的杀灭效果。【摘要】2000-2019年美国登革热(DBD)流行病学研究。白斑叶病毒登革杨二种病媒白斑伊蚊。Pengendalian menjadi langkah untuk menegah terjadinya penularan dengan memutus sikus hidup vector, dapat dengan temephos。南门彭家南雅达帕特成员,可采采白暨豚,白暨豚,白暨豚幼虫。幼鼠alami menjadi langkah交替丹ramah lingkungan。埃及伊蚊(Aedes aegypti)Jenis dan rancangan penelitian berupa,实验小鼠pendekatan后验组。彭甘比兰zat dalam tanaman menggunakan方法。样本为埃及伊蚊幼虫幼虫,每容器25公斤,按标准处理。Terdapat 8 kelompok perlakuan dalam penelitian yang terdii 2dari控制阴性(空气湿度),控制阳性(双硫磷),而sirsak dengan 6 konsentrasi (1%);2%;3%;4%;5%;6%)。Waktu pengamatan selama 24 jam sebanyak tiga kali replikasi。数据分析,如Kruskal-Wallis, Mann-Whitney等。Hasil分析menunjukkan nilai dari LC50 adalah 2.611%和LC90 adalah 4.309%。世当坎LT50 8.467果酱丹LT90 14.263果酱。对埃及伊蚊幼虫的影响。
{"title":"Efektivitas Larvasida Infusa Daun Sirsak (Annona muricata L.) terhadap Mortalitas Larva Ae. aegypti","authors":"Afifah Nur Salsabila, Tri Yuni Sukesi","doi":"10.22435/vektorp.v16i1.5646","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/vektorp.v16i1.5646","url":null,"abstract":"ABSTRACT \u0000Cases of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) have increased more than 8 times in the last two decades (2000-2019). DHF caused by the dengue virus which transmitted through the Aedes aegypti mosquito vector. Control is a step to prevent transmission by breaking the vector life cycle, it can be with temephos. However, its use can have side effects for the environment, health and resistance to larvae. Natural larvicides are an alternative and environmentally friendly step. The purpose of this study was to determine the effectiveness of the larvicide infusion of soursop leaf (Annona muricata L.) on the mortality of Aedes aegypti larvae. The type and research design was true experiment with a posttest only control group approach. Extraction of substances in plants used the infusion method. The research samples were 25 larvae instar III Aedes aegypti per container with criteria for being able to move actively. There were 8 treatment groups in the study consisting of negative control (well water), positive control (temephos) and soursop leaf infusion with 6 concentrations (1%; 2%; 3%; 4%; 5%; 6%). Observation time was carried out for 24 hours and three times replicates. Data were analyzed by Kruskal-Wallis, Mann-Whitney and probit analysis. The results of the analysis showed the value of LC50 was 2.611% and LC90 was 4.309%. While LT50 8.467 hours and LT90 14.263 hours. The conclusion of the study showed that soursop leaf infusion (Annona muricata L.) was effective in killed Aedes aegypti larvae. \u0000ABSTRAK \u0000Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) meningkat lebih dari 8 kali dalam dua dekade terakhir (2000-2019). DBD disebakan oleh virus dengue yang ditularkan melalui vektor nyamuk Aedes aegypri. Pengendalian menjadi langkah untuk mencegah terjadinya penularan dengan memutus siklus hidup vektor, dapat dengan temephos. Namun penggunaannya dapat memberikan efek samping baik bagi lingkungan, kesehatan dan resistensi pada larva. Larvasida alami menjadi langkah alternatif dan ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas larvasida infusa daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap mortalitas larva Aedes aegypti. Jenis dan rancangan penelitian berupa eksperimen murni pendekatan posttest only control group. Pengambilan zat dalam tanaman menggunakan metode infusa. Sampel penelitian adalah larva instar III Aedes aegypti sebanyak 25 ekor per kontainer dengan kriteria dapat bergerak aktif. Terdapat 8 kelompok perlakuan dalam penelitian yang terdiri 2dari kontrol negatif (air sumur), kontrol positif (temephos) dan infusa daun sirsak dengan 6 konsentrasi (1%; 2%; 3%; 4%; 5%; 6%). Waktu pengamatan selama 24 jam sebanyak tiga kali replikasi. Data dianalisis dengan uji Kruskal-Wallis, Mann-Whitney dan uji probit. Hasil analisis menunjukkan nilai dari LC50 adalah 2.611% dan LC90 adalah 4.309%. Sedangkan LT50 8.467 jam dan LT90 14.263 jam. Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa infusa daun sirsak (Annona muricata L.) efektif membunuh larva Aedes aeg","PeriodicalId":55787,"journal":{"name":"Jurnal Vektor Penyakit","volume":"35 6 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90070293","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-08-08DOI: 10.22435/vektorp.v16i1.6007
Made Agus Nurjana, Samarang Samarang, Ningsi Ningsi, Octaviani Octaviani
ABSTRACT Toddlers and pregnant women are a group that is vulnerable to contracting malaria because their immune systems are lower than healthy people. A cross-sectional study was conducted to identify the relationship of demographic and environmental characteristics factors to the incidence of malaria in vulnerable groups in Indonesia in 2018. A total of 2915 samples of vulnerable groups were collected at Riskesdas 2018, consisting of 2391 samples of toddlers and 524 samples of pregnant women. Toddlers 0.84% (20/2391) and pregnant women 0.38% (2/524) were positive for malaria based on examination with RDT. Factors related to malaria incidence in children under five are gender, while in pregnant women are age, wastewater disposal, use of mosquito nets, use of electric mosquito repellent, and mosquito netting (p-value <0.05). Using Personal Protective Equipment against mosquito bites is necessary to protect infants and pregnant women from contracting malaria. ABSTRAK Balita dan ibu hamil merupakan kelompok rentan tertular malaria karena sistem kekebalan tubuh yang lebih rendah dibandingkan orang sehat. Studi cross sectional dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan faktor karakteristik demografi dan lingkungan terhadap kejadian malaria pada kelompok rentan di Indonesia tahun 2018. Sebanyak 2915 sampel kelompok rentan dikumpulkan pada Riskesdas 2018 terdiri dari balita 2391 sampel dan ibu hamil 524 sampel. Balita 0,84% (20/2391) dan ibu hamil 0,38% (2/524) positif malaria berdasarkan pemeriksaan dengan RDT. Faktor yang berhubungan dengan kejadian malaria pada balita yaitu jenis kelamin, sedangkan pada ibu hamil yaitu umur, pembungan air limbah, penggunaan kelambu, penggunaan obat nyamuk elektrik dan kasa nyamuk (p-value < 0,05). Perlunya memproteksi balita dan ibu hamil agar tidak terular malaria melalui penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dari gigitan nyamuk.
幼儿和孕妇是一个易感染疟疾的群体,因为他们的免疫系统比健康人低。通过横断面研究,确定2018年印度尼西亚人口统计学和环境特征因素与弱势群体疟疾发病率的关系。2018年Riskesdas共收集弱势群体样本2915个,其中幼儿样本2391个,孕妇样本524个。RDT检查中,幼儿为0.84%(20/2391),孕妇为0.38%(2/524)。与5岁以下儿童疟疾发病率相关的因素是性别,而与孕妇发病率相关的因素是年龄、废水处理、蚊帐的使用、电驱蚊剂的使用和蚊帐(p值<0.05)。使用个人防护设备防止蚊虫叮咬对保护婴儿和孕妇免受疟疾感染是必要的。[摘要]Balita dan ibu hamil merupakan kelompok rentanterterterular malaria karena system, kekebalan tubuh yang lebih rendah dibandingkan orang sehat。研究横截面dilakakan untuk mengidentififikasi hubungan因素,karakakis人口统计学与lingkungan terhahadap, kejadian疟疾研究,kelompok rentan印度尼西亚,2018。Sebanyak 2915 sampel kelompok rentan dikumpulkan pada Riskesdas 2018 terdiri dari balita 2391 sampel dan ibu hamil 524 sampel。Balita 0.84%(20/2391)和ibu hamil 0.38%(2/524)疟疾阳性。Faktor yang berhubungan dengan kejadian malaria pada balita yitu jenis kelamin, sedangkan pada ibu hamil yitu umur, pembungan air limbah, penggunaan kelambu, penggunaan obat nyamuk elektrik dan kasa nyamuk (p值< 0.05)。疟疾病原学研究:疟疾病原学、疟疾病原学、疟疾病原学和疟疾病原学。
{"title":"Malaria pada Kelompok Rentan di Indonesia: (Analisis Data Riskesdas 2018)","authors":"Made Agus Nurjana, Samarang Samarang, Ningsi Ningsi, Octaviani Octaviani","doi":"10.22435/vektorp.v16i1.6007","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/vektorp.v16i1.6007","url":null,"abstract":"ABSTRACT \u0000Toddlers and pregnant women are a group that is vulnerable to contracting malaria because their immune systems are lower than healthy people. A cross-sectional study was conducted to identify the relationship of demographic and environmental characteristics factors to the incidence of malaria in vulnerable groups in Indonesia in 2018. A total of 2915 samples of vulnerable groups were collected at Riskesdas 2018, consisting of 2391 samples of toddlers and 524 samples of pregnant women. Toddlers 0.84% (20/2391) and pregnant women 0.38% (2/524) were positive for malaria based on examination with RDT. Factors related to malaria incidence in children under five are gender, while in pregnant women are age, wastewater disposal, use of mosquito nets, use of electric mosquito repellent, and mosquito netting (p-value <0.05). Using Personal Protective Equipment against mosquito bites is necessary to protect infants and pregnant women from contracting malaria. \u0000ABSTRAK \u0000Balita dan ibu hamil merupakan kelompok rentan tertular malaria karena sistem kekebalan tubuh yang lebih rendah dibandingkan orang sehat. Studi cross sectional dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan faktor karakteristik demografi dan lingkungan terhadap kejadian malaria pada kelompok rentan di Indonesia tahun 2018. Sebanyak 2915 sampel kelompok rentan dikumpulkan pada Riskesdas 2018 terdiri dari balita 2391 sampel dan ibu hamil 524 sampel. Balita 0,84% (20/2391) dan ibu hamil 0,38% (2/524) positif malaria berdasarkan pemeriksaan dengan RDT. Faktor yang berhubungan dengan kejadian malaria pada balita yaitu jenis kelamin, sedangkan pada ibu hamil yaitu umur, pembungan air limbah, penggunaan kelambu, penggunaan obat nyamuk elektrik dan kasa nyamuk (p-value < 0,05). Perlunya memproteksi balita dan ibu hamil agar tidak terular malaria melalui penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dari gigitan nyamuk.","PeriodicalId":55787,"journal":{"name":"Jurnal Vektor Penyakit","volume":"24 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79035826","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-08-08DOI: 10.22435/vektorp.v16i1.5817
Septina Dwi Astuti, D. S. Rejeki, Siti Nurhayati
ABSTRACT The cases of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) in Klaten Regency still increase from the previous year and this disease could be caused by environmental factors spreading widely in one area to another. Therefore, this study aims to determine the relationship between environmental factors and the DHF in Klaten Regency with a sample of 26 subdistrict. The secondary data were used including population density, rainfall, urban areas, the length of the road network, and the area of forestry/plantation. Data were analyzed by univariate and spatial autocorrelation analysis of Moran Index and LISA using Geoda 1.18. The spatial autocorrelation analysis with Moran Index resulted in a positive spatial relationship between population density, rainfall, proportion of urban areas, road density, and vegetation cover with DHF. Meanwhile, local spatial analysis with LISA resulted in positive and negative spatial relationship and resulted in hotspot areas on environmental factors with the DHF. It can be concluded that intervention on environmental conditions would be necessary as to decrease its negative impacts. ABSTRAK Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Klaten masih mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya dan penyakit ini dapat disebabkan oleh faktor lingkungan yang menyebabkan kasus ini menyebar luas dalam satu wilayah ke wilayah lainnya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor lingkungan dengan kejadian DBD di Kabupaten Klaten dengan sampel sebanyak26 kecamatan. Data yang digunakan berupa data sekunder yaitu kepadatan penduduk, curah hujan, wilayah perkotaan, panjang jaringan jalan, serta luas area perhutanan/perkebunan. Data dianalisis secara univariat dan analisis autokorelasi spasial Indeks Moran dan LISA menggunakan Geoda 1.18. Analisis autokorelasi spasialdengan Indeks Moran menghasilkan hubungan spasial yang positif antara kepadatan penduduk, curah hujan, proporsi daerah perkotaan, panjang jalan serta tutupan vegetasi dengan kejadian DBD. Sementara itu, analisis spasial secara lokal dengan LISA menghasilkan hubungan spasial yang positif dan negatif serta menghasilkan daerah hotspot pada variabel faktor lingkungan dengan kejadian DBD. Hal ini dapat disimpulkan bahwa intervensi pada kondisi lingkungan akan diperlukan untuk mengurangi pengaruh yang negatif
克拉滕县登革出血热(DHF)病例数仍呈逐年上升趋势,该病可能由环境因素引起,在不同地区间广泛传播。因此,本研究旨在以克拉丹县26个街道为样本,确定环境因素与DHF的关系。次要数据包括人口密度、降雨量、城市面积、道路网络长度和林业/人工林面积。采用Geoda 1.18对Moran指数和LISA进行单因素分析和空间自相关分析。利用Moran指数进行空间自相关分析,发现人口密度、降雨量、城市面积比例、道路密度和植被覆盖与DHF呈正相关关系。同时,利用LISA进行局部空间分析,得到了与DHF呈正负空间关系的环境因子热点区域。可以得出结论,为了减少其负面影响,有必要对环境条件进行干预。【摘要】Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD)是一种登革热病毒,它是一种登革热病毒,它是一种登革热病毒,它是一种登革热病毒。Oleh karena图,penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara因子lingkungan dengan kejadian DBD di Kabupaten Klaten dengan样品sebanyak26 kecamatan。Data yang digunakan berupa Data sekunder yitu kepadatan penduduk, curah hujan, wilayah perkotaan, panjang jaringan jalan, serta luas area perhutanan/perkebunan。数据分析secara单变量数据分析autokorelasi专用索引Moran dan LISA menggunakan Geoda 1.18。【关键词】新疆新疆维吾尔自治区,新疆维吾尔自治区,新疆维吾尔自治区,新疆维吾尔自治区,新疆维吾尔自治区,新疆维吾尔自治区。孟哈西尔坎和胡邦干,孟哈西尔坎和胡邦干,孟哈西尔坎和胡邦干,孟哈西尔坎和胡邦干,热点和变量因子分析。Hal ini dapat dispulpulkan bahwa intervensi pagada kondisi lingkungan akan diperlukan untuk mengurangi pengaruh yang阴性
{"title":"Analisis Autokorelasi Spasial Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Klaten Tahun 2020","authors":"Septina Dwi Astuti, D. S. Rejeki, Siti Nurhayati","doi":"10.22435/vektorp.v16i1.5817","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/vektorp.v16i1.5817","url":null,"abstract":"ABSTRACT \u0000The cases of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) in Klaten Regency still increase from the previous year and this disease could be caused by environmental factors spreading widely in one area to another. Therefore, this study aims to determine the relationship between environmental factors and the DHF in Klaten Regency with a sample of 26 subdistrict. The secondary data were used including population density, rainfall, urban areas, the length of the road network, and the area of forestry/plantation. Data were analyzed by univariate and spatial autocorrelation analysis of Moran Index and LISA using Geoda 1.18. The spatial autocorrelation analysis with Moran Index resulted in a positive spatial relationship between population density, rainfall, proportion of urban areas, road density, and vegetation cover with DHF. Meanwhile, local spatial analysis with LISA resulted in positive and negative spatial relationship and resulted in hotspot areas on environmental factors with the DHF. It can be concluded that intervention on environmental conditions would be necessary as to decrease its negative impacts. \u0000ABSTRAK \u0000Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Klaten masih mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya dan penyakit ini dapat disebabkan oleh faktor lingkungan yang menyebabkan kasus ini menyebar luas dalam satu wilayah ke wilayah lainnya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor lingkungan dengan kejadian DBD di Kabupaten Klaten dengan sampel sebanyak26 kecamatan. Data yang digunakan berupa data sekunder yaitu kepadatan penduduk, curah hujan, wilayah perkotaan, panjang jaringan jalan, serta luas area perhutanan/perkebunan. Data dianalisis secara univariat dan analisis autokorelasi spasial Indeks Moran dan LISA menggunakan Geoda 1.18. Analisis autokorelasi spasialdengan Indeks Moran menghasilkan hubungan spasial yang positif antara kepadatan penduduk, curah hujan, proporsi daerah perkotaan, panjang jalan serta tutupan vegetasi dengan kejadian DBD. Sementara itu, analisis spasial secara lokal dengan LISA menghasilkan hubungan spasial yang positif dan negatif serta menghasilkan daerah hotspot pada variabel faktor lingkungan dengan kejadian DBD. Hal ini dapat disimpulkan bahwa intervensi pada kondisi lingkungan akan diperlukan untuk mengurangi pengaruh yang negatif","PeriodicalId":55787,"journal":{"name":"Jurnal Vektor Penyakit","volume":"7 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75514598","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-01-07DOI: 10.22435/vektorp.v15i2.5302
Made Agus Nurjana, Junus Widjaja, Yuyun Srikandi, Risti Risti
ABSTRACT First Transmission Assessment Survey (TAS-1) has been carried out successfully in Donggala District. The success was supported by epidemiological aspects, including data on the presence of vectors and the environment that is potential as a breeding places for mosquitoes. In order for Donggala District to achieve filariasis elimination formally, it is important to determine the existence of vectors and itspotential environment so as to continuously control them instead of other epidemiological interventions. A cross-sectional study was conducted to determine the presence of post-TAS-1 vector in Donggala District Activities include mosquito surveys and environmental surveys in two selected locations, namely Kelurahan Kabonga Kecil, Kecamatan Banawa and Sabang Village, Kecamatan Dampelas Donggala District. The results showed that 2,978 mosquitoes were caught from the genera Mansonia, Culex, Aedes, Anopheles, Armigeres, Uranotaenia, Coquilettidia and Aedomvia, the results of PCR examination showed mosquitoes were negative Brugia malayi. The mosquitoes” habitats were tree holes, ponds, rice fields, used goods, post -mining excavations, rivers, waterways, puddles, swamps, ponds, dug holes, springs, boats, water reservoirs, used tires, wells, coconut shells, and used cans. Monitoring and evaluation of program implementation by the local government, including routine vectors and environmental monitoring, must be continued as to maintain the elimination status of filariasis in Donggala District. ABSTRAK Transmission Assessment Survey pertama (TAS-1) telah dilakukan di Kabupaten Donggala dan dinyatakan lulus. Keberhasilan didukung oleh aspek epidemiologi di antaranya adalah data keberadaan vektor dan lingkungan yang potensial sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk. Agar Kabupaten Donggala mencapai eliminasi filariasis maka keberadaan vektor dan lingkungan yang potensial dapat dikendalian disamping intervensi terhadap aspek epidemiologi lainnya. Studi potong-lintang dilakukan untuk mengetahui keberadaan vektor paska TAS-1 di Kabupaten Donggala. Kegiatan meliputi survei nyamuk dan survei lingkungan di dua lokasi terpilih yaitu Kelurahan kabonga Kecil, Kec. Banawa dan Desa Sabang, Kec. Dampelas Kabupaten Donggala. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nyamuk tertangkap sebanyak 2.978 ekor dari genus Mansonia, Culex, Aedes, Anopheles, Armigeres, Uranotaenia, Coquilettidia dan Aedomvia, hasil pemeriksaan PCR menunjukkan nyamuk negatif Brugia malayi. Lingkungan habitat nyamuk yaitu: lubang pohon, kolam, sawah, barang bekas, bekas galian tambang, sungai, saluran air, genangan air, rawa, tambak, lubang galian, mata air, perahu, penampungan air, ban bekas, sumur, batok kelapa, dan kaleng bekas. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan program oleh pemerintah daerah termasuk pemantauan vektor dan lingkungan secara rutin harus terus digalakkan agar status eliminasi filariasis di Kabupaten Donggala dapat dipertahankan.
摘要:东嘎区输电网首次评估调查(TAS-1)已成功开展。这一成功得到了流行病学方面的支持,包括关于存在病媒和可能成为蚊子滋生地的环境的数据。为使东嘎拉区正式实现消灭丝虫病,重要的是确定病媒的存在及其潜在环境,以便持续控制它们,而不是采取其他流行病学干预措施。活动包括在两个选定地点进行蚊子调查和环境调查,即Kecamatan Dampelas东加拉区的Kelurahan Kabonga Kecil、Kecamatan Banawa和Sabang村。结果共捕获曼蚊属、库蚊属、伊蚊属、按蚊属、阿蚊属、乌诺带蚊属、Coquilettidia属和伊蚊属蚊虫2978只,PCR检测结果为马来布鲁氏菌阴性。蚊子的栖息地是树洞、池塘、稻田、旧货、采矿后的挖掘、河流、水道、水坑、沼泽、池塘、挖的洞、泉水、船、水库、旧轮胎、井、椰子壳和用过的罐头。地方政府必须继续对规划实施情况进行监测和评估,包括常规病媒和环境监测,以保持东加拉区丝虫病的消除状态。【摘要】传播评价调查perama (TAS-1) telah dilakukan di Kabupaten Donggala dan dinyatakan lulus。Keberhasilan didukung oleh是一名流行病学专家,他说:“数据显示,keberadaan病媒dan lingkungan yang是潜在的sebagai病媒。”琼脂Kabupaten Donggala孟山都消除丝虫病的媒介,但潜在的dapapalian消除干预措施,可能涉及流行病学分析。研究波东-林堂的研究,并在此基础上进行研究。Kegiatan meliputi survei nyamuk dan survei lingkungan di dua lokasi terpilih yitu Kelurahan kabonga Kecil, Kec。Banawa dan Desa Sabang, Kec。Dampelas Kabupaten Donggala。Mansonia属,库蚊属,伊蚊属,按蚊属,阿蚊属,乌诺塔尼亚属,Coquilettidia dan Aedomvia, Hasil peremeriksaan PCR menunjukkan nyamuk阴性马来布鲁吉亚。Lingkungan生境:lubang pohon, kolam, sawah, barang bekas, bekas galian tambang, sungai, saluran air, genangan air, rawa, tambak, lubang galian, mata air, perahu, penampungan air, ban bekas, sumur, batok kelapa, dan kaleng bekas。监测和评价白蛉病病媒白蛉病媒白蛉病媒白蛉病媒白蛉病媒白蛉病媒白蛉病媒白蛉病媒白蛉病媒白蛉病媒白蛉病媒白蛉病媒
{"title":"Distribusi Vektor Filariasis Paska Transmission Assesment Survey Pertama (TAS-1) di Kabupaten Donggala","authors":"Made Agus Nurjana, Junus Widjaja, Yuyun Srikandi, Risti Risti","doi":"10.22435/vektorp.v15i2.5302","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/vektorp.v15i2.5302","url":null,"abstract":"ABSTRACT \u0000 \u0000First Transmission Assessment Survey (TAS-1) has been carried out successfully in Donggala District. The success was supported by epidemiological aspects, including data on the presence of vectors and the environment that is potential as a breeding places for mosquitoes. In order for Donggala District to achieve filariasis elimination formally, it is important to determine the existence of vectors and itspotential environment so as to continuously control them instead of other epidemiological interventions. \u0000A cross-sectional study was conducted to determine the presence of post-TAS-1 vector in Donggala District Activities include mosquito surveys and environmental surveys in two selected locations, namely Kelurahan Kabonga Kecil, Kecamatan Banawa and Sabang Village, Kecamatan Dampelas Donggala District. \u0000The results showed that 2,978 mosquitoes were caught from the genera Mansonia, Culex, Aedes, Anopheles, Armigeres, Uranotaenia, Coquilettidia and Aedomvia, the results of PCR examination showed mosquitoes were negative Brugia malayi. The mosquitoes” habitats were tree holes, ponds, rice fields, used goods, post -mining excavations, rivers, waterways, puddles, swamps, ponds, dug holes, springs, boats, water reservoirs, used tires, wells, coconut shells, and used cans. \u0000Monitoring and evaluation of program implementation by the local government, including routine vectors and environmental monitoring, must be continued as to maintain the elimination status of filariasis in Donggala District. \u0000ABSTRAK \u0000Transmission Assessment Survey pertama (TAS-1) telah dilakukan di Kabupaten Donggala dan dinyatakan lulus. Keberhasilan didukung oleh aspek epidemiologi di antaranya adalah data keberadaan vektor dan lingkungan yang potensial sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk. Agar Kabupaten Donggala mencapai eliminasi filariasis maka keberadaan vektor dan lingkungan yang potensial dapat dikendalian disamping intervensi terhadap aspek epidemiologi lainnya. \u0000Studi potong-lintang dilakukan untuk mengetahui keberadaan vektor paska TAS-1 di Kabupaten Donggala. Kegiatan meliputi survei nyamuk dan survei lingkungan di dua lokasi terpilih yaitu Kelurahan kabonga Kecil, Kec. Banawa dan Desa Sabang, Kec. Dampelas Kabupaten Donggala. \u0000Hasil penelitian menunjukkan bahwa nyamuk tertangkap sebanyak 2.978 ekor dari genus Mansonia, Culex, Aedes, Anopheles, Armigeres, Uranotaenia, Coquilettidia dan Aedomvia, hasil pemeriksaan PCR menunjukkan nyamuk negatif Brugia malayi. Lingkungan habitat nyamuk yaitu: lubang pohon, kolam, sawah, barang bekas, bekas galian tambang, sungai, saluran air, genangan air, rawa, tambak, lubang galian, mata air, perahu, penampungan air, ban bekas, sumur, batok kelapa, dan kaleng bekas. \u0000Monitoring dan evaluasi pelaksanaan program oleh pemerintah daerah termasuk pemantauan vektor dan lingkungan secara rutin harus terus digalakkan agar status eliminasi filariasis di Kabupaten Donggala dapat dipertahankan. \u0000 ","PeriodicalId":55787,"journal":{"name":"Jurnal Vektor Penyakit","volume":"23 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85743734","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-01-07DOI: 10.22435/vektorp.v15i2.4334
Intan Tolistiawaty, Anis Nurwidayati, T. Wijatmiko, N. Hidayah, A. Kurniawan
ABSTRACT Leptospirosis is an acute infectious disease caused by Leptospira sp bacteria and has zoonotic properties. This disease is passed on through contact with the urine of infected rat or with contaminated water and food. Confirmed cases of Leptospirosis-infected rats in Donggala Regency have been reported thus, there is a potential of it being a reservoir that can pass on the bacteria to humans. This research aims to identify the leptospira bacteria reservoir that infects rats and humans that infects rats and humans using observational descriptive research design with a cross-sectional study. Human serum samples were obtained from patients, treated at the local public health center with clinical leptospirosis symptoms. Mouse serum samples were obtained from local rat captured during three consecutive days collections in three villages. The confirmation of the existence of leptospirosis bacteria on human and rat serum samples was conducted using the MAT method. The tested serovars were Bangkinang, Grippothyphosa, Icterohaemorhagic, Canicola, Pyrogen, Sejreo, Hebdomadis, Pomona, Djasiman, Bataviae, Mini, Sarmin, Manhao, Tarassovi. The research showed that leptospirosis bacteria was found in two species, e.g. Rattus tanezumi (86,27%) and Rattus norvegicus (13,72%). Agglutination was found in human serum samples at titer dilution 1:10 and 1:20, with serovar type of Bangkinang, Icterohaemorrhagie, Djasiman, Hebdomanis, Manhao, Mini, Pyrogen dan Batavia. However that titer couldn not be confirmed positive for leptospirosis. Infection in rat was found at 25,49% with titer dilution of 1:10, with serovar type of Bangkinang, Icterohaemorrhagie, Djasiman, Hebdomanis, Djasiman, Mini, dan Batavia. Based on the research, potential of infection from rat to humans is found. The proposed suggestion is to maintain a good domestic hygiene to prevent contact with rat urine which can be a source of leptospirosis infection. ABSTRAK Leptospirosis adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan bakteri Leptospira sp dan bersifat zoonosis. Penyakit ini ditularkan melalui kontak dengan urin tikus yang terinfeksi atau melalui air dan makanan yang terkontaminasi. Konfirmasi tikus yang terinfeksi oleh Leptospira di Kabupaten Donggala telah dilaporkan sehingga berpotensi sebagai reservoir yang menularkan bakteri tersebut ke manusia. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi serovar bakteri leptospira yang menginfeksi tikus dan manusia dengan menggunakan desain penelitian observasional deskriptif dengan studi potong lintang. Sampel serum manusia diperoleh dari pasien yang berobat ke puskesmas dengan gejala klinis Leptospira menggunakan kriteria WHO SEARO 2009. Sampel serum tikus diperoleh dari tikus yang ditangkap selama tiga hari di tiga desa. Konfirmasi keberadaan bakteri Leptospira pada sampel serum manusia dan tikus dilakukan dengan metode MAT. Serovar yang diujikan antara lain Bangkinang, Grippothyphosa, Icterohaemorhagic, Canicola, Pyrogen, Sejreo, He
钩端螺旋体病是由钩端螺旋体引起的一种急性传染病,具有人畜共患的特点。这种疾病是通过接触受感染老鼠的尿液或受污染的水和食物传播的。在东加拉县已报告了感染钩端螺旋体的老鼠确诊病例,因此,它有可能成为将细菌传播给人类的水库。本研究旨在利用横断面研究的观察性描述性研究设计,确定感染大鼠和人类的钩端螺旋体细菌库。从在当地公共卫生中心接受过钩端螺旋体病临床症状治疗的患者身上采集了人血清样本。小鼠血清样本是在三个村庄连续三天采集的当地大鼠中获得的。采用MAT法对人和大鼠血清样本中钩端螺旋体菌的存在进行确证。检测血清型为Bangkinang、gripothphosa、icterohaemhagic、Canicola、Pyrogen、Sejreo、Hebdomadis、Pomona、Djasiman、Bataviae、Mini、Sarmin、Manhao、Tarassovi。研究结果表明,钩端螺旋体病细菌在2种动物中均有发现,分别为褐家鼠(86.27%)和褐家鼠(13.72%)。在滴度稀释1:10和1:20的人血清样品中发现凝集,血清型为Bangkinang、ictero出血、Djasiman、Hebdomanis、Manhao、Mini、热原和Batavia。然而,该滴度未能证实为钩端螺旋体病阳性。大鼠感染比例为25.49%,滴度稀释为1:10,血清型为Bangkinang型、icterohemorrhage型、Djasiman型、Hebdomanis型、Djasiman型、Mini型、dan Batavia型。在研究的基础上,发现了从大鼠传染给人类的可能性。建议保持良好的家庭卫生,以防止接触鼠尿,这可能是钩端螺旋体病感染的来源。【摘要】钩端螺旋体病是一种人畜共患病。Penyakit ini ditularkan melalui kontak dengan urin tikus yang terinfeksi atau melalui air dan makanan yang terkontaminasi。钩端螺旋体(Konfirmasi tikus yang terinfeksi oleh),钩端螺旋体,钩端螺旋体,钩端螺旋体,钩端螺旋体,钩端螺旋体,钩端螺旋体图隽、孟氏、孟氏、孟氏、孟氏、孟氏、孟氏、孟氏、孟氏、孟氏、孟氏、孟氏、孟氏、孟氏、孟氏、孟氏、孟氏、孟氏、孟氏、孟氏、孟氏、孟氏、孟氏、孟氏、孟氏、孟氏、孟氏、孟氏、孟氏、孟氏、孟氏、孟氏、孟氏、孟氏、孟氏、孟氏、孟氏、孟氏、孟氏、孟氏、孟氏、孟氏、孟氏、孟氏、孟氏、孟氏。蒙古那卡纳钩端螺旋体标准:蒙古那卡纳钩端螺旋体血清样本。样本血清提库,diperoleh, dari提库,ditangkap, selama tiga, hari, di, tiga, desa。【摘要】泰国曼谷、泰国曼谷、泰国曼谷、泰国曼谷、泰国曼谷、泰国曼谷、泰国曼谷、泰国曼谷、泰国曼谷、泰国曼谷、泰国曼谷、泰国曼谷、泰国曼谷、泰国曼谷、泰国曼谷、泰国曼谷、泰国曼谷、泰国曼谷、泰国曼谷、泰国曼谷、泰国曼谷、泰国曼谷、泰国曼谷、泰国曼谷Hasil penelitian menunjukkan tidak ditemukan manusia yang阳性钩端螺旋体病,melainkan hanya tikus yang ditemukan阳性钩端螺旋体病(25.49%)。Berdasarkan hasil penelitian ditemukan tujuh jenis serovar bakteri Leptospira di lokasi penelitian, yitu: Bangkinang, ictero出血,Djasiman, Hebdomanis, Manhao, Mini, Pyrogen dan Batavia。Saran yang dapat dikemukakan adalah pentingnya menjaga kebersihan lingkungan rumah untuk menghindari kontak dengan air kkingus yang bisa menjadi数量penularan钩端螺旋体病。
{"title":"Identifikasi Serovar Bakteri Leptospira sp pada Manusia dan Tikus Di Kabupaten Donggala","authors":"Intan Tolistiawaty, Anis Nurwidayati, T. Wijatmiko, N. Hidayah, A. Kurniawan","doi":"10.22435/vektorp.v15i2.4334","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/vektorp.v15i2.4334","url":null,"abstract":"\u0000 \u0000 \u0000 \u0000 ABSTRACT \u0000Leptospirosis is an acute infectious disease caused by Leptospira sp bacteria and has zoonotic properties. This disease is passed on through contact with the urine of infected rat or with contaminated water and food. Confirmed cases of Leptospirosis-infected rats in Donggala Regency have been reported thus, there is a potential of it being a reservoir that can pass on the bacteria to humans. This research aims to identify the leptospira bacteria reservoir that infects rats and humans that infects rats and humans using observational descriptive research design with a cross-sectional study. Human serum samples were obtained from patients, treated at the local public health center with clinical leptospirosis symptoms. Mouse serum samples were obtained from local rat captured during three consecutive days collections in three villages. The confirmation of the existence of leptospirosis bacteria on human and rat serum samples was conducted using the MAT method. The tested serovars were Bangkinang, Grippothyphosa, Icterohaemorhagic, Canicola, Pyrogen, Sejreo, Hebdomadis, Pomona, Djasiman, Bataviae, Mini, Sarmin, Manhao, Tarassovi. The research showed that leptospirosis bacteria was found in two species, e.g. Rattus tanezumi (86,27%) and Rattus norvegicus (13,72%). Agglutination was found in human serum samples at titer dilution 1:10 and 1:20, with serovar type of Bangkinang, Icterohaemorrhagie, Djasiman, Hebdomanis, Manhao, Mini, Pyrogen dan Batavia. However that titer couldn not be confirmed positive for leptospirosis. Infection in rat was found at 25,49% with titer dilution of 1:10, with serovar type of Bangkinang, Icterohaemorrhagie, Djasiman, Hebdomanis, Djasiman, Mini, dan Batavia. Based on the research, potential of infection from rat to humans is found. The proposed suggestion is to maintain a good domestic hygiene to prevent contact with rat urine which can be a source of leptospirosis infection. \u0000ABSTRAK \u0000Leptospirosis adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan bakteri Leptospira sp dan bersifat zoonosis. Penyakit ini ditularkan melalui kontak dengan urin tikus yang terinfeksi atau melalui air dan makanan yang terkontaminasi. Konfirmasi tikus yang terinfeksi oleh Leptospira di Kabupaten Donggala telah dilaporkan sehingga berpotensi sebagai reservoir yang menularkan bakteri tersebut ke manusia. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi serovar bakteri leptospira yang menginfeksi tikus dan manusia dengan menggunakan desain penelitian observasional deskriptif dengan studi potong lintang. Sampel serum manusia diperoleh dari pasien yang berobat ke puskesmas dengan gejala klinis Leptospira menggunakan kriteria WHO SEARO 2009. Sampel serum tikus diperoleh dari tikus yang ditangkap selama tiga hari di tiga desa. Konfirmasi keberadaan bakteri Leptospira pada sampel serum manusia dan tikus dilakukan dengan metode MAT. Serovar yang diujikan antara lain Bangkinang, Grippothyphosa, Icterohaemorhagic, Canicola, Pyrogen, Sejreo, He","PeriodicalId":55787,"journal":{"name":"Jurnal Vektor Penyakit","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83084269","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-01-07DOI: 10.22435/vektorp.v15i2.5126
C. Yanti, Mila Sari, Ane Triana
ABSTRACT Self-protection against the bite of the Aedes Aegypty mosquito is very necessary today. Especially to avoid the occurrence of vector-borne diseases, one of which is Dengue Hemorrhagic Fever (DHF). Dengue fever is an infectious disease that is a health problem in the world, especially developing countries. For this reason, it is necessary to make efforts to protect oneself from the bite of the Aedes aegypti mosquito vector. One of them is by using a natural repellent, namely citronella (Cymbopogon Winterianus Jowitt). Lemongrass plants can be used to repel mosquitoes because they contain substances such as geraniol, metal heptenon from Cymbopogon winterianus Jowitt oil so that it can be used as a repellent. This study aims to analyze the protective power of citronella by using citronella extract to protect against the bite of the Aedes aegypti mosquito. This research is experimental with the independent variable concentration of citronella extract (75%, 60%, 45%, 30%, 15%) and the dependent variable is mosquito bite protection. The design of this study was a posttest only control group design which was statistically analyzed using Analysis of Variance (ANOVA). The results showed that the most effective concentration of citronella extract was a concentration of 75%. This can be seen from the number of mosquitoes that landed on the hands that had been smeared with citronella extract (Cymbopogon winterianus Jowitt) at a concentration of 75% with a total of 8 tails at 5 hours with a protective power of 92.26%. The results of the study concluded that the extract of citronella (Cymbopogon winterianus Jowitt) was effective against the protective power of Aedes aegypti mosquito bites. The results of this study are expected to be socialized and developed so that it can be used by the community so that it can reduce the incidence of DHF. ABSTRAK Perlindungan diri terhadap gigitan nyamuk Aedes aegypti sangat diperlukan dewasa ini. Terutama untuk menghindari terjadinya penyakit bawaan vektor yang salah satunya adalah Demam Berdarah Dengue (DBD). Penyakit demam berdarah ini merupakan penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan di dunia terutama negara berkembang. Untuk itu perlu dilakukan usaha untuk melindungi diri dari gigitan vektor nyamuk Aedes aegypti. Salah satunya dengan menggunakan repellent berbahan alami yaitu serai wangi (Cymbopogon winterianus Jowitt). Tanaman sereh dapat dimanfaatkan untuk mengusir nyamuk karena mngandung zat-zat seperti geraniol, metal heptenon dari mintak atsiri sereh sehingga bisa digunakan sebagai repellent. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa seberapa besar daya proteksi serai wangi dengan menggunakan ekstrak citronelle untuk melindungi dari gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan variabel independen konsentrasi ekstrak serai wangi (konsentrasi 75%, 60%, 45%, 30%, 15%) dan variabel dependen adalah daya proteksi gigitan nyamuk. Rancangan penelitian
摘要在当今社会,预防埃及伊蚊的叮咬是非常必要的。特别是要避免媒介传播疾病的发生,其中之一是登革出血热(DHF)。登革热是一种传染病,是全世界特别是发展中国家的健康问题。因此,有必要努力保护自己免受埃及伊蚊媒介的叮咬。其中之一是使用天然驱蚊剂,即香茅(Cymbopogon Winterianus Jowitt)。柠檬草可以用来驱蚊,因为它们含有香叶醇、冬香草精油中的金属七烯酮等物质,因此可以用作驱蚊剂。本研究旨在分析香茅提取物对埃及伊蚊叮咬的保护作用。本研究以香茅提取物浓度(75%、60%、45%、30%、15%)为自变量,以防蚊虫叮咬为因变量进行实验。本研究设计为仅后测对照组设计,采用方差分析(ANOVA)进行统计学分析。结果表明,香茅提取物的最有效浓度为75%。这可以从涂抹浓度为75%的香茅提取物(Cymbopogon winterianus Jowitt)后5小时落在手上的蚊子数量中看出,共有8条尾巴,保护力为92.26%。结果表明,香茅提取物对埃及伊蚊叮咬具有较强的保护作用。本研究的结果有望得到社会化和发展,以便为社区所利用,从而减少登革出血热的发病率。【摘要】【摘要】埃及伊蚊是一种具有繁殖能力的巨蚊。Terutama untuk menghindari terjadinya penyakit bawaan vetor yang salah satunya adalah Demam Berdarah Dengue (DBD)。这是我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿。埃及伊蚊病媒:埃及伊蚊。冬虫夏草(cymbopononwinterianus Jowitt)。Tanaman sereh dapat dimanfaatkan untuk mengusir nyamuk karena mngandung zat-zat sepertigeriniol,金属七烯酮dari mintak atsireseingga bisa digunakan sebagai驱蚊剂。埃及伊蚊(埃及伊蚊):埃及伊蚊(埃及伊蚊)Penelitian ini在实验中具有独立变量konsentrasi ekstrak serai wangi (konsentrasi 75%, 60%, 45%, 30%, 15%)和变量依赖于adalah daya proteksi gigitan nyamuk。后验组设计、分析、统计、方差分析(ANOVA)。Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi ekstrak serai wangi yang palekif adalah konsentrasi 75%。Ini dapat dilihat dari jumlah nyamuk yang hinggap ditangan yang telah diolesi ekstrak serai wangi (Cymbopogon winterianus Jowitt) pada konsentrasi 75% dengan jumlah 8 ekor pada jam ke-5 dengan daya proteksi 92,26%。Hasil Penelitian dapat dispulkan bahwa ekstrak serai wangi (cymbpoogon winterianus Jowitt),埃及伊蚊(Aedes aegypti)。Hasil penelitian ini diharapkan dapat disosialisasikan dan dikembangkan agar dapat menekan angka kejadian penyakit DBD。
{"title":"Daya Proteksi Serai Wangi (Cymbopogon winterianus Jowitt) sebagai Repelen dari Nyamuk Aedes aegypti","authors":"C. Yanti, Mila Sari, Ane Triana","doi":"10.22435/vektorp.v15i2.5126","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/vektorp.v15i2.5126","url":null,"abstract":"\u0000 \u0000 \u0000 \u0000 ABSTRACT \u0000Self-protection against the bite of the Aedes Aegypty mosquito is very necessary today. Especially to avoid the occurrence of vector-borne diseases, one of which is Dengue Hemorrhagic Fever (DHF). Dengue fever is an infectious disease that is a health problem in the world, especially developing countries. For this reason, it is necessary to make efforts to protect oneself from the bite of the Aedes aegypti mosquito vector. One of them is by using a natural repellent, namely citronella (Cymbopogon Winterianus Jowitt). Lemongrass plants can be used to repel mosquitoes because they contain substances such as geraniol, metal heptenon from Cymbopogon winterianus Jowitt oil so that it can be used as a repellent. This study aims to analyze the protective power of citronella by using citronella extract to protect against the bite of the Aedes aegypti mosquito. This research is experimental with the independent variable concentration of citronella extract (75%, 60%, 45%, 30%, 15%) and the dependent variable is mosquito bite protection. The design of this study was a posttest only control group design which was statistically analyzed using Analysis of Variance (ANOVA). The results showed that the most effective concentration of citronella extract was a concentration of 75%. This can be seen from the number of mosquitoes that landed on the hands that had been smeared with citronella extract (Cymbopogon winterianus Jowitt) at a concentration of 75% with a total of 8 tails at 5 hours with a protective power of 92.26%. The results of the study concluded that the extract of citronella (Cymbopogon winterianus Jowitt) was effective against the protective power of Aedes aegypti mosquito bites. The results of this study are expected to be socialized and developed so that it can be used by the community so that it can reduce the incidence of DHF. \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 ABSTRAK \u0000Perlindungan diri terhadap gigitan nyamuk Aedes aegypti sangat diperlukan dewasa ini. Terutama untuk menghindari terjadinya penyakit bawaan vektor yang salah satunya adalah Demam Berdarah Dengue (DBD). Penyakit demam berdarah ini merupakan penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan di dunia terutama negara berkembang. Untuk itu perlu dilakukan usaha untuk melindungi diri dari gigitan vektor nyamuk Aedes aegypti. Salah satunya dengan menggunakan repellent berbahan alami yaitu serai wangi (Cymbopogon winterianus Jowitt). Tanaman sereh dapat dimanfaatkan untuk mengusir nyamuk karena mngandung zat-zat seperti geraniol, metal heptenon dari mintak atsiri sereh sehingga bisa digunakan sebagai repellent. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa seberapa besar daya proteksi serai wangi dengan menggunakan ekstrak citronelle untuk melindungi dari gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan variabel independen konsentrasi ekstrak serai wangi (konsentrasi 75%, 60%, 45%, 30%, 15%) dan variabel dependen adalah daya proteksi gigitan nyamuk. Rancangan penelitian","PeriodicalId":55787,"journal":{"name":"Jurnal Vektor Penyakit","volume":"18 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76575162","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}