Pub Date : 2020-06-01DOI: 10.26740/ifi.v9n2.p15-20
Durrotun Nisa’, F. U. Ermawati
Abstrak Keramik berbasis MgTiO3 banyak dilaporkan sebagai bahan yang berpotensi untuk aplikasi sistem komunikasi pada frekuensi gelombang mikro. Pada artikel ini dilaporkan hasil fabrikasi keramik (Mg0,6Zn0,4)TiO3 (MZT04) + x wt.% Bi2O3 (x = 0, 1 dan 5) dan dikaji pengaruhnya terhadap struktur dan densitasnya. Fabrikasi ketiga keramik tersebut diperoleh dari serbuk hasil sintesis dengan metode pencampuran larutan menggunakan bahan awal serbuk logam Mg, Zn, dan Ti (Merck) serta HCl 12 M dan dikalsinasi pada suhu 550 ℃ selama 2 jam. Pencampuran Bi2O3 dilakukan dengan proses ball milling dan kompaksi dengan tekanan 10 MPa kemudian disinter pada suhu 1000 ℃ selama 4 jam. Analisis struktur dengan uji XRD menunjukkan bahwa serbuk MZT04 terdiri dari fasa MgTiO3 sebagai fasa utama dan TiO2 sebagai fasa impuritas. Sedangkan untuk keramik dengan penambahan 0, 1 dan 5 wt.% Bi2O3 terdiri dari fasa MgTiO3 sebagai fasa utama dengan % molar = (96,47 ± 2,95), (96,79 ± 1,79) dan (97,53 ± 1,88) dan sisanya MgO sebagai fasa impuritas. Bertambahnya wt.% Bi2O3 menyebabkan penurunan % molar fasa MgO, memperkecil ukuran parameter kisi dan volume sel satuan. Fakta tersebut didukung dengan terjadinya pergeseran posisi 2θ puncak MgTiO3 (104) dari 32,86 menjadi 33,02°. Penambahan wt.% Bi2O3 tersebut juga mampu meningkatkan densitas Archimedes dari 3,315 menjadi 3,762 g/cm3. Dapat disimpulkan bahwa variasi penambahan 0, 1 dan 5 wt.% Bi2O3 pada keramik MZT04 berpengaruh terhadap struktur dan densitasnya, yaitu menyebabkan pembentukan fasa MgTiO3 hampir tunggal, memperkecil ukuran parameter kisi dan volume sel satuan serta meningkatkan nilai densitas Archimedes. Kata Kunci: (Mg0,6Zn0,4)TiO3, wt.% Bi2O3, keramik, struktur, densitas Archimedes Abstract MgTiO3-based ceramics are widely reported as potential materials for communication system applications at microwave frequencies. In this article, the ceramic fabrication of (Mg0.6Zn0.4)TiO3 (MZT04) + x wt.% Bi2O3 (x = 0, 1 and 5) were examined and their effects on structure and density were reported. Fabrication of the three ceramics was obtained from the powder synthesized by liquid mixing method from Mg, Zn, and Ti (Merck) metal powder as well as 12 M HCl and calcined at 550 ℃ for 2 hours. Bi2O3 mixing was carried out by ball milling and compacting with a pressure of 10 MPa and sintered at 1000 ℃ for 4 hours. Analysis of the structure by XRD showed that MZT04 powders consisted of the MgTiO3 phase as the main phase and TiO2 as the impurity phase. While for the ceramics with 0, 1 and 5 wt.% Bi2O3, the samples consist of MgTiO3 phase as the main phase with % molar = (96.47 ± 2.95), (96.79 ± 1.79) and (97.53 ± 1.88) and the remaining MgO as an impurity phase. The increase in % wt Bi2O3 causes a decrease in the presence of the MgO phase, reducing the size of the lattice parameter and the volume of unit cells. This fact was supported by the shifting of of the (104) MgTiO3 peak from 2θ = 32.86 to 33.02°. The addition of wt.% B
{"title":"FABRIKASI KERAMIK (Mg0,6Zn0,4)TiO3+x wt.% Bi2O3 HASIL SINTESIS DENGAN METODE PENCAMPURAN LARUTAN DAN PENGARUH VARIASI x wt.% Bi2O3 TERHADAP STRUKTUR DAN DENSITAS KERAMIK","authors":"Durrotun Nisa’, F. U. Ermawati","doi":"10.26740/ifi.v9n2.p15-20","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/ifi.v9n2.p15-20","url":null,"abstract":"Abstrak Keramik berbasis MgTiO3 banyak dilaporkan sebagai bahan yang berpotensi untuk aplikasi sistem komunikasi pada frekuensi gelombang mikro. Pada artikel ini dilaporkan hasil fabrikasi keramik (Mg0,6Zn0,4)TiO3 (MZT04) + x wt.% Bi2O3 (x = 0, 1 dan 5) dan dikaji pengaruhnya terhadap struktur dan densitasnya. Fabrikasi ketiga keramik tersebut diperoleh dari serbuk hasil sintesis dengan metode pencampuran larutan menggunakan bahan awal serbuk logam Mg, Zn, dan Ti (Merck) serta HCl 12 M dan dikalsinasi pada suhu 550 ℃ selama 2 jam. Pencampuran Bi2O3 dilakukan dengan proses ball milling dan kompaksi dengan tekanan 10 MPa kemudian disinter pada suhu 1000 ℃ selama 4 jam. Analisis struktur dengan uji XRD menunjukkan bahwa serbuk MZT04 terdiri dari fasa MgTiO3 sebagai fasa utama dan TiO2 sebagai fasa impuritas. Sedangkan untuk keramik dengan penambahan 0, 1 dan 5 wt.% Bi2O3 terdiri dari fasa MgTiO3 sebagai fasa utama dengan % molar = (96,47 ± 2,95), (96,79 ± 1,79) dan (97,53 ± 1,88) dan sisanya MgO sebagai fasa impuritas. Bertambahnya wt.% Bi2O3 menyebabkan penurunan % molar fasa MgO, memperkecil ukuran parameter kisi dan volume sel satuan. Fakta tersebut didukung dengan terjadinya pergeseran posisi 2θ puncak MgTiO3 (104) dari 32,86 menjadi 33,02°. Penambahan wt.% Bi2O3 tersebut juga mampu meningkatkan densitas Archimedes dari 3,315 menjadi 3,762 g/cm3. Dapat disimpulkan bahwa variasi penambahan 0, 1 dan 5 wt.% Bi2O3 pada keramik MZT04 berpengaruh terhadap struktur dan densitasnya, yaitu menyebabkan pembentukan fasa MgTiO3 hampir tunggal, memperkecil ukuran parameter kisi dan volume sel satuan serta meningkatkan nilai densitas Archimedes. Kata Kunci: (Mg0,6Zn0,4)TiO3, wt.% Bi2O3, keramik, struktur, densitas Archimedes Abstract MgTiO3-based ceramics are widely reported as potential materials for communication system applications at microwave frequencies. In this article, the ceramic fabrication of (Mg0.6Zn0.4)TiO3 (MZT04) + x wt.% Bi2O3 (x = 0, 1 and 5) were examined and their effects on structure and density were reported. Fabrication of the three ceramics was obtained from the powder synthesized by liquid mixing method from Mg, Zn, and Ti (Merck) metal powder as well as 12 M HCl and calcined at 550 ℃ for 2 hours. Bi2O3 mixing was carried out by ball milling and compacting with a pressure of 10 MPa and sintered at 1000 ℃ for 4 hours. Analysis of the structure by XRD showed that MZT04 powders consisted of the MgTiO3 phase as the main phase and TiO2 as the impurity phase. While for the ceramics with 0, 1 and 5 wt.% Bi2O3, the samples consist of MgTiO3 phase as the main phase with % molar = (96.47 ± 2.95), (96.79 ± 1.79) and (97.53 ± 1.88) and the remaining MgO as an impurity phase. The increase in % wt Bi2O3 causes a decrease in the presence of the MgO phase, reducing the size of the lattice parameter and the volume of unit cells. This fact was supported by the shifting of of the (104) MgTiO3 peak from 2θ = 32.86 to 33.02°. The addition of wt.% B","PeriodicalId":56254,"journal":{"name":"Inovasi Fisika Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43985364","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak Fe3O4 adalah material magnetik dan termasuk dalam kelompok besi oksida. Fasa yang terbentuk pada material yaitu magnetit serta memiliki potensi dalam berbagai bidang seperti kedokteran dan industri, potensi tersebut muncul apabila material berukuran nano yaitu 1-100 nm. Tujuan dari penelitian ini adalah (1)menganalisis fasa yang terbentuk pada sampel menggunakan software match! dan (2)menganalisis ukuran kristal Fe3O4 menggunakan persamaan Scherrer. Pasir mineral wilayah Tulungagung, Jawa Timur merupakan salah satu bahan alam yang dapat digunakan dalam sintesis Fe3O4 karena memiliki komposisi unsur besi 86%. Namun pengetahuan masyarakat yang kurang mengenai manfaat pasir mineral menyebabkan bahan tersebut kurang dimanfaatkan secara maksimal sehingga berdampak pada harga jual yang rendah. Dalam kondisi tersebut mendorong peneliti untuk memanfaatkan bahan alam tersebut menjadi material multifungsi seperti Fe3O4. Kopresipitasi merupakan contoh metode yang digunakan dalam sintesis Fe3O4, keunggulan dari metode tersebut diantaranya tidak membutuhkan waktu yang lama, menggunakan suhu ruang dalam percobaan dan biaya operasional relatif terjangkau. Hasil uji X-Ray Diffraction (XRD) yaitu didapatkan sudut 2 theta optimum sebesar 35,42° dengan orientasi kristal (311), sudut tersebut menunjukkan material memiliki fasa magnetit karena sesuai dengan data Join Committee On Powder Diffraction Standard (JCPDS) no. 19-0629 dan diketahui telah terbentuk ukuran nanopartikel yang dihitung dengan persamaan Scherrer sebesar 8,57 nm. Kata Kunci: Pasir mineral, Fe3O4, metode kopresipitasi. Abstract Fe3O4 is a magnetic material and belongs to the iron oxide group. The phase formed in the material is magnetite and has potential in various fields such as medicine and industry, the potential arises when the material is nano-sized which is 1-100 nm. The purpose of this study is (1)to analyze the phases formed in the sample using match! and (2)analyzing Fe3O4 crystal size using the Scherrer equation. mineral sand Tulungagung region, East Java is one of the natural materials that can be used in the synthesis of Fe3O4 because it has an 86% iron element composition. However, the lack of public knowledge about the benefits of mineral sand causes the material to be underutilized to the maximum, resulting in a low selling price. These conditions encourage researchers to utilize these natural ingredients into multifunctional materials such as Fe3O4. Coprecipitation is an example of the method used in the synthesis of Fe3O4, the advantages of this method include not requiring a long time, using room temperature in the experiment and relatively affordable operational costs. The X-Ray Diffraction (XRD) test results obtained an optimal theta angle of 35.42° with a crystal orientation (311), the angle indicates the material has a magnetite phase because according to the Committee to Join the Powder Diffraction Standard (JCPDS) number 19-0629 and it is known that the size of the
{"title":"Sintesis Fe3O4 dari Pasir Mineral Tulungagung Menggunakan Metode Kopresipitasi","authors":"Ajeng Hefdea, L. Rohmawati","doi":"10.26740/ifi.v9n2.p1-4","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/ifi.v9n2.p1-4","url":null,"abstract":"Abstrak Fe3O4 adalah material magnetik dan termasuk dalam kelompok besi oksida. Fasa yang terbentuk pada material yaitu magnetit serta memiliki potensi dalam berbagai bidang seperti kedokteran dan industri, potensi tersebut muncul apabila material berukuran nano yaitu 1-100 nm. Tujuan dari penelitian ini adalah (1)menganalisis fasa yang terbentuk pada sampel menggunakan software match! dan (2)menganalisis ukuran kristal Fe3O4 menggunakan persamaan Scherrer. Pasir mineral wilayah Tulungagung, Jawa Timur merupakan salah satu bahan alam yang dapat digunakan dalam sintesis Fe3O4 karena memiliki komposisi unsur besi 86%. Namun pengetahuan masyarakat yang kurang mengenai manfaat pasir mineral menyebabkan bahan tersebut kurang dimanfaatkan secara maksimal sehingga berdampak pada harga jual yang rendah. Dalam kondisi tersebut mendorong peneliti untuk memanfaatkan bahan alam tersebut menjadi material multifungsi seperti Fe3O4. Kopresipitasi merupakan contoh metode yang digunakan dalam sintesis Fe3O4, keunggulan dari metode tersebut diantaranya tidak membutuhkan waktu yang lama, menggunakan suhu ruang dalam percobaan dan biaya operasional relatif terjangkau. Hasil uji X-Ray Diffraction (XRD) yaitu didapatkan sudut 2 theta optimum sebesar 35,42° dengan orientasi kristal (311), sudut tersebut menunjukkan material memiliki fasa magnetit karena sesuai dengan data Join Committee On Powder Diffraction Standard (JCPDS) no. 19-0629 dan diketahui telah terbentuk ukuran nanopartikel yang dihitung dengan persamaan Scherrer sebesar 8,57 nm. Kata Kunci: Pasir mineral, Fe3O4, metode kopresipitasi. Abstract Fe3O4 is a magnetic material and belongs to the iron oxide group. The phase formed in the material is magnetite and has potential in various fields such as medicine and industry, the potential arises when the material is nano-sized which is 1-100 nm. The purpose of this study is (1)to analyze the phases formed in the sample using match! and (2)analyzing Fe3O4 crystal size using the Scherrer equation. mineral sand Tulungagung region, East Java is one of the natural materials that can be used in the synthesis of Fe3O4 because it has an 86% iron element composition. However, the lack of public knowledge about the benefits of mineral sand causes the material to be underutilized to the maximum, resulting in a low selling price. These conditions encourage researchers to utilize these natural ingredients into multifunctional materials such as Fe3O4. Coprecipitation is an example of the method used in the synthesis of Fe3O4, the advantages of this method include not requiring a long time, using room temperature in the experiment and relatively affordable operational costs. The X-Ray Diffraction (XRD) test results obtained an optimal theta angle of 35.42° with a crystal orientation (311), the angle indicates the material has a magnetite phase because according to the Committee to Join the Powder Diffraction Standard (JCPDS) number 19-0629 and it is known that the size of the","PeriodicalId":56254,"journal":{"name":"Inovasi Fisika Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44076342","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-06-01DOI: 10.26740/ifi.v9n2.p25-33
Nanda Rettiningtyas, F. U. Ermawati
Abstrak Telah dilakukan sintesis serbuk (Mg0,8Zn0,2)TiO3 disingkat MZT02 dan fabrikasi keramik MZT02 + 2 wt% Bi2O3 disingkat MZT02-2. Sintesis serbuk MZT02 tersebut dilakukan menggunakan metode pencampuran larutan dengan bahan awal berupa serbuk logam Mg, Zn, Ti (Merck) dan HCl 12 M (37 %) sebagai pelarut. Serbuk MZT02 hasil sintesis dikalsinasi pada suhu 550 °C selama 2 jam. Fabrikasi keramik MZT02-2 dilakukan dengan ball milling serbuk MZT02 + 2 wt% Bi2O3 (untuk mempercepat proses pemadatan), kompaksi pada tekanan 20 MPa dan sinter pada suhu 1100 °C dengan variasi waktu tahan 4, 6 dan 8 jam. Karakterisasi struktur dengan uji XRD menunjukkan bahwa serbuk MZT02 mengandung MgTiO3 dengan % molar = 8,76; sedangkan keramik dengan waktu tahan sinter 4 dan 6 jam mengandung MgTiO3 dengan % molar = 92,61 dan 94,44 sisanya TiO2 rutile sebagai fasa impuritas. Pada keramik dengan waktu tahan sinter 8 jam terdapat 3 fasa, yaitu MgTiO3 = 83,83 % molar; MgTi2O5 = 8,44 % molar dan sisanya TiO2 rutile. Bertambahnya waktu tahan sinter menyebabkan parameter kisi dan volume sel satuan pada keramik MZT02-2 berkurang. Karakterisasi densitas dilakukan dengan uji densitimeter menggunakan metode Archimedes yang hasilnya berturut-turut 3,382; 3,582 dan 3,667 g/cm3 untuk keramik dengan waktu tahan sinter 4, 6 dan 8 jam. Dapat disimpulkan bahwa waktu tahan sinter mempengaruhi struktur maupun densitas keramik MZT02-2. Kandungan MgTiO3 yang tinggi (> 90 % molar) dan densitas yang tinggi (≥ 3,5) menunjukkan bahwa keramik MZT02-2 berpotensi sebagai kandidat bahan dielektrik yang baik, misalnya komponen untuk divais elektronik dan sistem komunikasi nirkabel. Kata Kunci: metode pencampuran larutan, fabrikasi keramik, MZT02, MZT02-2, Bi2O3. Abstract Synthesis of powder (Mg0,8Zn0,2)TiO3 abbreviated as MZT02 and fabrication of MZT02 + 2 wt% Bi2O3 ceramics (abbreviated as MZT02-2) have been carried out. The MZT02 powder synthesis was completed using a liquid mixing methode with starting material in the form of metal powder Mg, Zn, Ti (Merck) and 12 M HCl (37%) as a solvent. The MZT02 powder was calcined at 550 °C for 2 hours. Fabrication of MZT02-2 ceramics was carried out with ball milling MZT02 powder + 2 wt% Bi2O3 (to speed up the compaction process) and press the compacted powder at 20 MPa followed by sinter at 1100 °C with variations in a holding time of 4, 6 and 8 hours. Structure characterization by XRD showed that the MZT02 powder contained MgTiO3 with a % molar = 88,76; while ceramics with a holding time of 4 and 6 hours contain MgTiO3 with a % molar = 92,61 and 94,44; the remaining is TiO2 rutile as an impurity phase. There are 3 phases in ceramics with holding time of 8 hours, namely MgTiO3 = 83,83 % molar; MgTi2O5 = 8,44 % molar and the remaining is TiO2 rutile. Increasing the holding time causes lattice parameters and unit cell volumes in MZT02-2 ceramics to decrease. Density characterization of the ceramics was carried out using the Archimedes method and the result
摘要做了粉合成(mg0.8zn0.2)TiO3缩写MZT02和制造陶瓷MZT02 + 2 wt% Bi2O3缩写mztt2。MZT02粉末合成是用一种方法,将溶液与初始成分Mg、Zn、Ti (Merck)和HCl 12米(37%)作为溶剂混合而成。花粉MZT02 dikalsinasi合成结果在550°C的温度下两个小时。捏造MZT02-2通过陶瓷球密林MZT02粉+ 2 wt % Bi2O3(促进气态的过程),kompaksi 20 MPa压力和1100°C温度下sinter等等4、6和8小时的变化。XRD检测对结构的描述表明,MZT02粉末含有MgTiO3,带有%磨床= 8.76;而带有固定时间4和6小时的陶瓷则含有MgTiO3,带有% molar = 92,61和94.44剩下的TiO2 rutile作为脉冲相。3个阶段,即MgTiO3 = 83.83 %磨牙;MgTi2O5 = 8.44%的臼齿和剩下的TiO2 rutile。持续的持续时间增加,导致陶瓷MZT02-2的网格参数和单元单元体积减少。密度的特性是用阿基米德方法进行的反敏仪检测,结果为3.382;3.582和3.667 g/cm3陶瓷持续时间4、6和8小时。我们可以得出结论,持续时间影响陶瓷的结构和密度MZT02-2。MgTiO3含量高(> 90%)和磨牙的高(≥3.5)的密度表明良好的介电陶瓷材料MZT02-2潜在候选人的身份,例如无线通信系统和电子设备的成分。关键词:溶液混合方法,陶瓷制造,MZT02, MZT02-2, Bi2O3。powder合集(mg0.8zn0.2)TiO3 abbbvied as MZT02 + 2 wt% Bi2O3 briccs (as mztt2)被肢解。MZT02粉末合成器采用了一种液体混合的方法,从金属粉末形式的Mg、Zn、Ti (Merck)和12m HCl(37%)等材料制成。MZT02粉是calcined at 550°C for 2小时。Fabrication of MZT02-2 ceramics是carried out with密林MZT02粉球+ 2 wt % Bi2O3(为了加速《compacted compaction的过程)和出版社sinter偏粉at 20 MPa跟着at 1100°C和variations in a持有文物》(4、6和8小时。XRD指示,MZT02粉末含有MgTiO3,带有%磨牙= 88.76;与持续4到6小时的神经学结合MgTiO3与%臼齿= 92,61和94.44;活化过程就像模糊相位一样有趣。在色中有3个阶段持续8个小时,namely MgTiO3 = 83.83 %的臼齿;MgTi2O5 = 8.44%的臼齿和titile TiO2。增加在MZT02-2原子分裂的持续时间和体积单元。运用阿基米德的方法和结果3.382;3。582和3,667为4、6和8小时的等待。它可以得出结论,拖延时间会影响MZT02-2段角的强度和强度。MgTiO3高中内容》(> 90%)和磨牙的高密度(≥3.5)indicates that MZT02-2是潜在的candidates for good dielectric为电子设备和材料,为美国操作components无线通信系统。音调:液体混合卫理公会,神经制造,MZT02, mzt2 -2, Bi2O3。
{"title":"SINTESIS DAN FABRIKASI KERAMIK (Mg0,8Zn0,2)TiO3 + 2 wt% Bi2O3 SEBAGAI BAHAN DIELEKTRIK SERTA KARAKTERISASI STRUKTUR DAN DENSITASNYA AKIBAT VARIASI WAKTU TAHAN SINTER","authors":"Nanda Rettiningtyas, F. U. Ermawati","doi":"10.26740/ifi.v9n2.p25-33","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/ifi.v9n2.p25-33","url":null,"abstract":"Abstrak Telah dilakukan sintesis serbuk (Mg0,8Zn0,2)TiO3 disingkat MZT02 dan fabrikasi keramik MZT02 + 2 wt% Bi2O3 disingkat MZT02-2. Sintesis serbuk MZT02 tersebut dilakukan menggunakan metode pencampuran larutan dengan bahan awal berupa serbuk logam Mg, Zn, Ti (Merck) dan HCl 12 M (37 %) sebagai pelarut. Serbuk MZT02 hasil sintesis dikalsinasi pada suhu 550 °C selama 2 jam. Fabrikasi keramik MZT02-2 dilakukan dengan ball milling serbuk MZT02 + 2 wt% Bi2O3 (untuk mempercepat proses pemadatan), kompaksi pada tekanan 20 MPa dan sinter pada suhu 1100 °C dengan variasi waktu tahan 4, 6 dan 8 jam. Karakterisasi struktur dengan uji XRD menunjukkan bahwa serbuk MZT02 mengandung MgTiO3 dengan % molar = 8,76; sedangkan keramik dengan waktu tahan sinter 4 dan 6 jam mengandung MgTiO3 dengan % molar = 92,61 dan 94,44 sisanya TiO2 rutile sebagai fasa impuritas. Pada keramik dengan waktu tahan sinter 8 jam terdapat 3 fasa, yaitu MgTiO3 = 83,83 % molar; MgTi2O5 = 8,44 % molar dan sisanya TiO2 rutile. Bertambahnya waktu tahan sinter menyebabkan parameter kisi dan volume sel satuan pada keramik MZT02-2 berkurang. Karakterisasi densitas dilakukan dengan uji densitimeter menggunakan metode Archimedes yang hasilnya berturut-turut 3,382; 3,582 dan 3,667 g/cm3 untuk keramik dengan waktu tahan sinter 4, 6 dan 8 jam. Dapat disimpulkan bahwa waktu tahan sinter mempengaruhi struktur maupun densitas keramik MZT02-2. Kandungan MgTiO3 yang tinggi (> 90 % molar) dan densitas yang tinggi (≥ 3,5) menunjukkan bahwa keramik MZT02-2 berpotensi sebagai kandidat bahan dielektrik yang baik, misalnya komponen untuk divais elektronik dan sistem komunikasi nirkabel. Kata Kunci: metode pencampuran larutan, fabrikasi keramik, MZT02, MZT02-2, Bi2O3. Abstract Synthesis of powder (Mg0,8Zn0,2)TiO3 abbreviated as MZT02 and fabrication of MZT02 + 2 wt% Bi2O3 ceramics (abbreviated as MZT02-2) have been carried out. The MZT02 powder synthesis was completed using a liquid mixing methode with starting material in the form of metal powder Mg, Zn, Ti (Merck) and 12 M HCl (37%) as a solvent. The MZT02 powder was calcined at 550 °C for 2 hours. Fabrication of MZT02-2 ceramics was carried out with ball milling MZT02 powder + 2 wt% Bi2O3 (to speed up the compaction process) and press the compacted powder at 20 MPa followed by sinter at 1100 °C with variations in a holding time of 4, 6 and 8 hours. Structure characterization by XRD showed that the MZT02 powder contained MgTiO3 with a % molar = 88,76; while ceramics with a holding time of 4 and 6 hours contain MgTiO3 with a % molar = 92,61 and 94,44; the remaining is TiO2 rutile as an impurity phase. There are 3 phases in ceramics with holding time of 8 hours, namely MgTiO3 = 83,83 % molar; MgTi2O5 = 8,44 % molar and the remaining is TiO2 rutile. Increasing the holding time causes lattice parameters and unit cell volumes in MZT02-2 ceramics to decrease. Density characterization of the ceramics was carried out using the Archimedes method and the result","PeriodicalId":56254,"journal":{"name":"Inovasi Fisika Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46451431","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-06-01DOI: 10.26740/ifi.v9n2.p34-40
Neni Indah Astuti
Abstrak Penelitian skripsi ini bertujuan untuk menentukan nilai viskositas dinamik fluida uji dan kecepatan terminal bola uji dengan menerapkan metode bola jatuh. Instrumen ukur yang digunakan dalam penelitian adalah perangkat keras dan lunak yang meliputi sistem sensor transmitter-receiver (LED infra merah dan dioda-foto sebanyak 2 pasang) dan mikrokontroler. Bola uji yang digunakan berdiameter 1,1 cm, 1,5 cm dan 1,9 cm dan tabung silinder berdiameter penampang 3,6 cm dan 5,6 cm sedangkan fluida viskos yang diuji adalah minyak pelumas jenis SAE 30 dan SAE 40. Temuan penelitian ini adalah: (1) viskositas minyak pelumas SAE 30, 0,19 Pa.s berbeda 5% dari nilai referensi sebesar 0,20 Pa.s (https://physics.info/viscosity) dan viskositas minyak pelumas SAE 40, 0,30 Pa.s berbeda 6% dari nilai referensi sebesar 0,32 Pa.s menurut laman tersebut; dan (2) kecepatan terminal bola uji ditemukan lebih besar untuk percobaan dengan diameter bola uji yang lebih besar dengan penyimpangan hasil ukur dalam kisaran 5-8%. Penyimpangan hasil ukur dan sebesar itu masih bisa diterima dengan pertimbangan ketelitian instrumen ukur, teknik pengukuran dan experimental set-up. Kesulitan utama percobaan uji viskositas dengan metode bola jatuh adalah akurasi penentuan panjang fase pengamatan dan akurasi pencatatan selang waktu terukur . Nilai viskositas fluida uji tidak ditentukan oleh kecepatan terminal bola uji karena viskositas adalah besaran karakterisik fluida yang nilainya bergantung pada struktur ikatan molekul dan tidak bergantung pada jenis dan metode percobaan, serta ragam instrumen dan teknik pengukuran. Sebaliknya, kecepatan terminal bola uji merupakan besaran kinematik yang dipengaruhi oleh jenis dan metode percobaan, serta ragam instrumen dan teknik pengukuran. Kata Kunci: percobaan uji viskositas, viskositas dinamik, kecepatan terminal Abstract This study aims to determine viscosity of a fluid and a terminal velocity using a series of falling ball experiments. Experimental instruments include hardware and software involving transmitter-receiver system (2 pairs of infrared LED dan photo-diode) and microcontroller. Falling balls used have dimensions of 1.1 cm, 1.5 cm and 1.9 cm in diameter and cylndrical tubes of 3.6 cm and 5.6 cm in diameter whereas tested fluids are two types of lubricant oils, namely SAE 30 and SAE 40. The results are as follows: (1) the viscosity of SAE 30, 0,19 Pa.s differing from reference for oil of the same type of 0,20 Pa.s given by https://physics.info/viscosity by 5% and the viscosity of SAE 40, 0,30 Pa.s differing from reference for oil of the same type of 0,32 Pa.s referred to the same site by 6%; and (2) terminal velocity for falling balls increases with increasing sizes of the balls with deviations from predicted terminal velocity for measurements are found to be in the range 5-8%. Such deviations are acceptable in the limitation of uncertainties in instruments used, measurement techniques and experimental set-ups. The
{"title":"PENENTUAN VISKOSITAS FLUIDA DAN KECEPATAN TERMINAL BOLA UJI DENGAN PENDEKATAN TEORI DAN EKSPERIMEN","authors":"Neni Indah Astuti","doi":"10.26740/ifi.v9n2.p34-40","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/ifi.v9n2.p34-40","url":null,"abstract":"Abstrak Penelitian skripsi ini bertujuan untuk menentukan nilai viskositas dinamik fluida uji dan kecepatan terminal bola uji dengan menerapkan metode bola jatuh. Instrumen ukur yang digunakan dalam penelitian adalah perangkat keras dan lunak yang meliputi sistem sensor transmitter-receiver (LED infra merah dan dioda-foto sebanyak 2 pasang) dan mikrokontroler. Bola uji yang digunakan berdiameter 1,1 cm, 1,5 cm dan 1,9 cm dan tabung silinder berdiameter penampang 3,6 cm dan 5,6 cm sedangkan fluida viskos yang diuji adalah minyak pelumas jenis SAE 30 dan SAE 40. Temuan penelitian ini adalah: (1) viskositas minyak pelumas SAE 30, 0,19 Pa.s berbeda 5% dari nilai referensi sebesar 0,20 Pa.s (https://physics.info/viscosity) dan viskositas minyak pelumas SAE 40, 0,30 Pa.s berbeda 6% dari nilai referensi sebesar 0,32 Pa.s menurut laman tersebut; dan (2) kecepatan terminal bola uji ditemukan lebih besar untuk percobaan dengan diameter bola uji yang lebih besar dengan penyimpangan hasil ukur dalam kisaran 5-8%. Penyimpangan hasil ukur dan sebesar itu masih bisa diterima dengan pertimbangan ketelitian instrumen ukur, teknik pengukuran dan experimental set-up. Kesulitan utama percobaan uji viskositas dengan metode bola jatuh adalah akurasi penentuan panjang fase pengamatan dan akurasi pencatatan selang waktu terukur . Nilai viskositas fluida uji tidak ditentukan oleh kecepatan terminal bola uji karena viskositas adalah besaran karakterisik fluida yang nilainya bergantung pada struktur ikatan molekul dan tidak bergantung pada jenis dan metode percobaan, serta ragam instrumen dan teknik pengukuran. Sebaliknya, kecepatan terminal bola uji merupakan besaran kinematik yang dipengaruhi oleh jenis dan metode percobaan, serta ragam instrumen dan teknik pengukuran. Kata Kunci: percobaan uji viskositas, viskositas dinamik, kecepatan terminal Abstract This study aims to determine viscosity of a fluid and a terminal velocity using a series of falling ball experiments. Experimental instruments include hardware and software involving transmitter-receiver system (2 pairs of infrared LED dan photo-diode) and microcontroller. Falling balls used have dimensions of 1.1 cm, 1.5 cm and 1.9 cm in diameter and cylndrical tubes of 3.6 cm and 5.6 cm in diameter whereas tested fluids are two types of lubricant oils, namely SAE 30 and SAE 40. The results are as follows: (1) the viscosity of SAE 30, 0,19 Pa.s differing from reference for oil of the same type of 0,20 Pa.s given by https://physics.info/viscosity by 5% and the viscosity of SAE 40, 0,30 Pa.s differing from reference for oil of the same type of 0,32 Pa.s referred to the same site by 6%; and (2) terminal velocity for falling balls increases with increasing sizes of the balls with deviations from predicted terminal velocity for measurements are found to be in the range 5-8%. Such deviations are acceptable in the limitation of uncertainties in instruments used, measurement techniques and experimental set-ups. The","PeriodicalId":56254,"journal":{"name":"Inovasi Fisika Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43360108","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak Gempa tektonik dan tsunami merupakan bencana kebumian paling berbahaya bila dilihat dari dampak kerusakan dan cakupan wilayah terdampak. Meskipun termasuk penting namun sampai saat ini belum banyak penelitian yang menganalisis relasi antara magnitudo momen gempa dan amplitudo maksimum tsunami. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menemukan dan menganalisis persamaan empiris yang mendiskripsikan hubungan antara magnitudo momen gempa dan amplitudo maksimum tsunami dengan bantuan 7 kasus tsunami lintas Samudera Pasifik (Kuril, Rusia 2006, Selandia Baru 2009, Maule, Chili 2010, Tohoku, Jepang 2011, Solomon 2013, Iquique, Chili 2014, dan Illapel, Chili 2015) dan 6 kasus tsunami di Indonesia, (Aceh 2004, Sumatera 2007, Sumatera 2010, Mentawai 2010, Sumatera 2012, dan Sumatera 2016). Data penelitian merupakan data sekunder yang diperoleh dari instrumen ukur pemantau tsunami DART buoys dan tide gauges yang dapat diakses di https://nctr.pmel.noaa.gov/database_devel.html dan http://ngdc.noaa.gov yang dikelola dan dikontrol oleh National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) dan http://ptwc.weather.gov/ yang dikelola oleh Pacific Tsunami Warning Centre (PTWC). Hasil-hasil penelitian dalam bentuk persamaan empiris relasi antara dan untuk 7 kasus tsunami trans-Pasifik (far-field observations) adalah sedangkan untuk kasus 6 tsunami di Indonesia (both near-field and far-field observations), . Perbedaan faktor pengali fungsi logaritmik pada kedua persamaam empiris tersebut karena perbedaan kompleksitas topografi dan batimetri lautan dan variasi perilaku perambatan gelombang tsunami pada tsunami directivity yang berbeda antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Temuan penting penelitian ini adalah kedua persamaan empiris tersebut menunjukkan bahwa magnitudo momen gempa pemicu tsunami merupakan fungsi logaritmik dari amplitudo maksimum tsunami yang sesuai dengan temuan penelitian terdahulu. Kata Kunci: magnitudo momen gempa, amplitudo maksimum tsunami, tsunami trans-Pasifik Abstract Tectonic earthquakes and tsunamis are the most dangerous geological hazards considering damaging impacts on living things, human properties, and affected areas. Despite its importance, little is known about a relationship between earthquake moment magnitude and tsunami maximum amplitude. Hence, this study aims to find and analyse empirical equations relating earthquake sizes measured as moment magnitudes to tsunami maximum amplitudes for cases of 7 trans-Pacific occurrences (the 2006 Kuril, Russian, 2009 New Zealand, 2010 Maule, Chili, 2011 Tohoku, Japan, 2013 Solomon, 2014 Iquique, Chili, and 2015 Illapel, Chili events) and 6 Indonesian tsunamis (the 2004 Indian Ocean, 2007 Sumatera, 2010 Sumatera, 2010 Mentawai, 2012 Sumatera, and 2016 Sumatera events). Data in this study were acquired from field measurements by tsunami monitoring instrument (DART surface buoys and tide gauges) available at https://nctr.pmel.noaa.gov/database_devel.html and h
{"title":"ANALISIS RELASI ANTARA MAGNITUDO MOMEN GEMPA TEKTONIK DAN AMPLITUDO MAKSIMUM TSUNAMI UNTUK KASUS TSUNAMI LINTAS SAMUDERA PASIFIK DAN TSUNAMI INDONESIA","authors":"Asiyah Khoiril Bariyah, T. Prastowo","doi":"10.26740/ifi.v9n2.p5-14","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/ifi.v9n2.p5-14","url":null,"abstract":"Abstrak Gempa tektonik dan tsunami merupakan bencana kebumian paling berbahaya bila dilihat dari dampak kerusakan dan cakupan wilayah terdampak. Meskipun termasuk penting namun sampai saat ini belum banyak penelitian yang menganalisis relasi antara magnitudo momen gempa dan amplitudo maksimum tsunami. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menemukan dan menganalisis persamaan empiris yang mendiskripsikan hubungan antara magnitudo momen gempa dan amplitudo maksimum tsunami dengan bantuan 7 kasus tsunami lintas Samudera Pasifik (Kuril, Rusia 2006, Selandia Baru 2009, Maule, Chili 2010, Tohoku, Jepang 2011, Solomon 2013, Iquique, Chili 2014, dan Illapel, Chili 2015) dan 6 kasus tsunami di Indonesia, (Aceh 2004, Sumatera 2007, Sumatera 2010, Mentawai 2010, Sumatera 2012, dan Sumatera 2016). Data penelitian merupakan data sekunder yang diperoleh dari instrumen ukur pemantau tsunami DART buoys dan tide gauges yang dapat diakses di https://nctr.pmel.noaa.gov/database_devel.html dan http://ngdc.noaa.gov yang dikelola dan dikontrol oleh National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) dan http://ptwc.weather.gov/ yang dikelola oleh Pacific Tsunami Warning Centre (PTWC). Hasil-hasil penelitian dalam bentuk persamaan empiris relasi antara dan untuk 7 kasus tsunami trans-Pasifik (far-field observations) adalah sedangkan untuk kasus 6 tsunami di Indonesia (both near-field and far-field observations), . Perbedaan faktor pengali fungsi logaritmik pada kedua persamaam empiris tersebut karena perbedaan kompleksitas topografi dan batimetri lautan dan variasi perilaku perambatan gelombang tsunami pada tsunami directivity yang berbeda antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Temuan penting penelitian ini adalah kedua persamaan empiris tersebut menunjukkan bahwa magnitudo momen gempa pemicu tsunami merupakan fungsi logaritmik dari amplitudo maksimum tsunami yang sesuai dengan temuan penelitian terdahulu. Kata Kunci: magnitudo momen gempa, amplitudo maksimum tsunami, tsunami trans-Pasifik Abstract Tectonic earthquakes and tsunamis are the most dangerous geological hazards considering damaging impacts on living things, human properties, and affected areas. Despite its importance, little is known about a relationship between earthquake moment magnitude and tsunami maximum amplitude. Hence, this study aims to find and analyse empirical equations relating earthquake sizes measured as moment magnitudes to tsunami maximum amplitudes for cases of 7 trans-Pacific occurrences (the 2006 Kuril, Russian, 2009 New Zealand, 2010 Maule, Chili, 2011 Tohoku, Japan, 2013 Solomon, 2014 Iquique, Chili, and 2015 Illapel, Chili events) and 6 Indonesian tsunamis (the 2004 Indian Ocean, 2007 Sumatera, 2010 Sumatera, 2010 Mentawai, 2012 Sumatera, and 2016 Sumatera events). Data in this study were acquired from field measurements by tsunami monitoring instrument (DART surface buoys and tide gauges) available at https://nctr.pmel.noaa.gov/database_devel.html and h","PeriodicalId":56254,"journal":{"name":"Inovasi Fisika Indonesia","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41558218","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-06-01DOI: 10.26740/ifi.v9n2.p21-24
Entang Wulancahayani, L. Rohmawati
Abstrak Dolomit merupakan jenis batuan kapur yang tersedia melimpah di alam. Melalui proses kalsinasi sederhana dolomit dapat menghasilkan nanokristalin CaCO3/MgO yang memiliki manfaat dalam menghambat terjadinya erosi gigi serta menghambat pertumbuhan bakteri. Untuk itu dalam penelitian ini dilakukan kalsinasi dolomit pada suhu 700°C dengan tujuan untuk menghasilkan material nanokristalin CaCO3/MgO yang berpotensi sebagai material pencegah erosi gigi dan material antibakteri. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pembakaran pada batu kapur dolomit Bangkalan. Kemudian dihaluskan menggunakan mortar alu dan diayak menggunakan ayakan 200 mesh. Setelah itu serbuk dikalsinasi pada suhu 700°C dengan holding time 1 jam. Selanjutnya dikarakterisasi XRD untuk mengetahui struktur kristal dari CaCO3/MgO dari dolomit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kalsinasi dolomit pada suhu 700°C memiliki fasa optimum CaCO3/MgO dengan persentase 44,8% CaCO3 dan 38,1% MgO. Hasil analisis rietveld menunjukkan bahwa dolomit hasil kalsinasi memiliki ukuran kristal CaCO3 sebesar 10,95 nm dan MgO sebesar 46,54 nm yang termasuk ke dalam material nanokristalin yang berpotensi sebagai material pencegah erosi gigi dan material antibakteri yang baik dan ramah lingkungan. Kata Kunci: Dolomit, Nanokristalin, CaCO3/MgO dan Rietveld. Abstract Dolomite is a variety of limestone that is available in abundance in nature. Through a simple calcination process dolomite can produce nanocrystalline CaCO3 / MgO which effective in preventing tooth erosion and suppressing bacterial growth. For this reason, dolomite calcination at 700 ° C was conducted in this study in order to obtain CaCO3 / MgO nanocrystalline material which potentially able to prevent tooth erosion and antibacterial material. This study was done by conducting incineration on Bangkalan dolomite limestone. Then the dolomite was mashed using pestle mortar and sieved with a 200 mesh sieve. Afyer that, the powder was calcined at 700 degree celcius in an hour holding time. Next, XRD characterization was conducted to reveal the crystal structure of CaCo3/MgO from the dolomite. The results show that dolomite calcination at the temperature of 700 degree celcius produce an optimum of CaCO3/MgO phase with a percentage of 44.8% CaCO3 and 38.1% MgO. The results of the Rietveld analysis showed that calcined dolomite contain CaCO3 and MgO crystals with the dimension of 10.95 nm and 46.54 nm respectively which is a good and environmentally friendly nanocrystalline material that has the potential to prevent tooth erosion and antibacterial material. Keywords: Dolomite, Nanocrystaline, CaCO3/MgO and Rietvield.
{"title":"ANALISIS UKURAN KRISTALIN SERBUK CaCO3/MgO HASIL KALSINASI DOLOMIT","authors":"Entang Wulancahayani, L. Rohmawati","doi":"10.26740/ifi.v9n2.p21-24","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/ifi.v9n2.p21-24","url":null,"abstract":"Abstrak Dolomit merupakan jenis batuan kapur yang tersedia melimpah di alam. Melalui proses kalsinasi sederhana dolomit dapat menghasilkan nanokristalin CaCO3/MgO yang memiliki manfaat dalam menghambat terjadinya erosi gigi serta menghambat pertumbuhan bakteri. Untuk itu dalam penelitian ini dilakukan kalsinasi dolomit pada suhu 700°C dengan tujuan untuk menghasilkan material nanokristalin CaCO3/MgO yang berpotensi sebagai material pencegah erosi gigi dan material antibakteri. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pembakaran pada batu kapur dolomit Bangkalan. Kemudian dihaluskan menggunakan mortar alu dan diayak menggunakan ayakan 200 mesh. Setelah itu serbuk dikalsinasi pada suhu 700°C dengan holding time 1 jam. Selanjutnya dikarakterisasi XRD untuk mengetahui struktur kristal dari CaCO3/MgO dari dolomit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kalsinasi dolomit pada suhu 700°C memiliki fasa optimum CaCO3/MgO dengan persentase 44,8% CaCO3 dan 38,1% MgO. Hasil analisis rietveld menunjukkan bahwa dolomit hasil kalsinasi memiliki ukuran kristal CaCO3 sebesar 10,95 nm dan MgO sebesar 46,54 nm yang termasuk ke dalam material nanokristalin yang berpotensi sebagai material pencegah erosi gigi dan material antibakteri yang baik dan ramah lingkungan. Kata Kunci: Dolomit, Nanokristalin, CaCO3/MgO dan Rietveld. Abstract Dolomite is a variety of limestone that is available in abundance in nature. Through a simple calcination process dolomite can produce nanocrystalline CaCO3 / MgO which effective in preventing tooth erosion and suppressing bacterial growth. For this reason, dolomite calcination at 700 ° C was conducted in this study in order to obtain CaCO3 / MgO nanocrystalline material which potentially able to prevent tooth erosion and antibacterial material. This study was done by conducting incineration on Bangkalan dolomite limestone. Then the dolomite was mashed using pestle mortar and sieved with a 200 mesh sieve. Afyer that, the powder was calcined at 700 degree celcius in an hour holding time. Next, XRD characterization was conducted to reveal the crystal structure of CaCo3/MgO from the dolomite. The results show that dolomite calcination at the temperature of 700 degree celcius produce an optimum of CaCO3/MgO phase with a percentage of 44.8% CaCO3 and 38.1% MgO. The results of the Rietveld analysis showed that calcined dolomite contain CaCO3 and MgO crystals with the dimension of 10.95 nm and 46.54 nm respectively which is a good and environmentally friendly nanocrystalline material that has the potential to prevent tooth erosion and antibacterial material. Keywords: Dolomite, Nanocrystaline, CaCO3/MgO and Rietvield.","PeriodicalId":56254,"journal":{"name":"Inovasi Fisika Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47259347","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-01-23DOI: 10.26740/ifi.v9n1.p20-23
Tantriana Nugroho, M. Munasir
Abstrak Kebutuhan air untuk kehidupan manusia sangat tinggi, terutama untuk memenuhi permintaan pasokan air, seperti untuk air minum, memasak, mencuci, mandi, dan lain-lain. Campuran kompleks senyawa organik yang termasuk polutan organik adalah asam humat. Metode adsropsi digunakan untuk mengetahui kapasitas adsorpsi, efisiensi adsorpsi dan konsentrasi sisa asam humat menggunakan hasil dari UV-Vis. Hasil penelitian XRD dan FTIR nanokomposit Fe3O4/SiO2 menunjukkan bahwa Fe3O4 telah berhasil terlapisi oleh silika dan teridentifikasi gugus fungsi ikatan Fe-O-Fe dan ikatan Si-O-Si. Hasil uji UV-Vis menunjukkan bahwa nanokomposit Fe3O4/SiO2 dapat mengadsorpsi polutan organik yaitu asam humat. Massa yang paling baik digunakan adalah 0,05 gram dengan nilai kapasitas adsorpsi 0,280 mg/g. Kata kunci : Nanokomposit, asam humat, adsorpsi, kapasitas adsorpsi
{"title":"Nanokomposit Fe3O4/SiO2 sebagai Aplikasi Penyerap Asam Humat dalam Air","authors":"Tantriana Nugroho, M. Munasir","doi":"10.26740/ifi.v9n1.p20-23","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/ifi.v9n1.p20-23","url":null,"abstract":"Abstrak Kebutuhan air untuk kehidupan manusia sangat tinggi, terutama untuk memenuhi permintaan pasokan air, seperti untuk air minum, memasak, mencuci, mandi, dan lain-lain. Campuran kompleks senyawa organik yang termasuk polutan organik adalah asam humat. Metode adsropsi digunakan untuk mengetahui kapasitas adsorpsi, efisiensi adsorpsi dan konsentrasi sisa asam humat menggunakan hasil dari UV-Vis. Hasil penelitian XRD dan FTIR nanokomposit Fe3O4/SiO2 menunjukkan bahwa Fe3O4 telah berhasil terlapisi oleh silika dan teridentifikasi gugus fungsi ikatan Fe-O-Fe dan ikatan Si-O-Si. Hasil uji UV-Vis menunjukkan bahwa nanokomposit Fe3O4/SiO2 dapat mengadsorpsi polutan organik yaitu asam humat. Massa yang paling baik digunakan adalah 0,05 gram dengan nilai kapasitas adsorpsi 0,280 mg/g. Kata kunci : Nanokomposit, asam humat, adsorpsi, kapasitas adsorpsi","PeriodicalId":56254,"journal":{"name":"Inovasi Fisika Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-01-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43588638","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak Monitoring secara realtime terhadap parameter tanah longsor merupakan suatu upaya mitigasi dini bencana tanah longsor. Teknologi sensor ketika diintegrasikan dengan teknologi interface visual menawarkan cara yang menjanjikan untuk memantau kondisi zona rawan longsor. Artikel ini menjelaskan sistem realtime monitoring dan warning system tanah longsor yang dilakukan oleh teknologi Delphi sebagai basis pengolah data. Sistem monitoring ini dibangun pada Personal Computer (PC) dengan input data dari sensor LSM menggunakan metode ADDIE. Sistem monitoring ini memberikan warning system dan pantauan perubahan parameter tanah longsor secara grafis dengan memperhitungkan faktor keamanan berdasarkan kontribusi kelembapan tanah dan pergeseran tanah pada kemiringan tertentu terhadap kerawanan longsor. Warning system ditampilkan secara spesifik ketika nilai-nilai yang dibatasi tercapai. Selain itu, sistem monitoring juga memberikan informasi mengenai waktu monitoring secara realtime dan nilai besaran parameter. Uji kelayakan sistem monitoring menunjukan bahwa sistem realtime monitoring akurat dengan akurasi 100%. Sehingga, diharapkan melalui teknologi realtime monitoring ini dapat memberikan peringatan dini tanah longsor yang cepat dan akurat sehingga mengurangi jatuhnya korban jiwa. Kata kunci: tanah longsor, realtime, monitoring, warning system Abstract Realtime monitoring of landslide parameters is an early effort to mitigate landslides. Sensor technology when integrated with visual interface technology offers a promising way to monitor landslide prone zones. The paper describes a landsliding monitoring and warning system that is carried out by Delphi technology as a data processing base. This monitoring system was built on a Personal Computer (PC) with LSM sensor data input using the ADDIE method. This monitoring system provides an early warning system and monitors changes in landslide parameters graphically by taking into account the safety factor based on the constribution of soil humidity and land shifts at a certain slope to landslide vulnerability. An early warning system that are specifically displayed when restricted values are reached. In addition, the monitoring system also provides information on realtime monitoring time and parameter value. Monitoring system feasibility test shows that the realtime monitoring system is accurate with 100% accuracy. Through this realtime monitoring technology it is expected to provide a quick and accurate early warning of landslides so as to reduce the victims. Keywords: landslide, realtime, monitoring, warning system
{"title":"Pengembangan Realtime Monitoring Berbasis Delphi 7 Sebagai Upaya Mitigasi Dini Bencana Tanah Longsor","authors":"Pero NIKA FITRIANI, M. Madlazim","doi":"10.26740/ifi.v9n1.p9-14","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/ifi.v9n1.p9-14","url":null,"abstract":"Abstrak \u0000Monitoring secara realtime terhadap parameter tanah longsor merupakan suatu upaya mitigasi dini bencana tanah longsor. Teknologi sensor ketika diintegrasikan dengan teknologi interface visual menawarkan cara yang menjanjikan untuk memantau kondisi zona rawan longsor. Artikel ini menjelaskan sistem realtime monitoring dan warning system tanah longsor yang dilakukan oleh teknologi Delphi sebagai basis pengolah data. Sistem monitoring ini dibangun pada Personal Computer (PC) dengan input data dari sensor LSM menggunakan metode ADDIE. Sistem monitoring ini memberikan warning system dan pantauan perubahan parameter tanah longsor secara grafis dengan memperhitungkan faktor keamanan berdasarkan kontribusi kelembapan tanah dan pergeseran tanah pada kemiringan tertentu terhadap kerawanan longsor. Warning system ditampilkan secara spesifik ketika nilai-nilai yang dibatasi tercapai. Selain itu, sistem monitoring juga memberikan informasi mengenai waktu monitoring secara realtime dan nilai besaran parameter. Uji kelayakan sistem monitoring menunjukan bahwa sistem realtime monitoring akurat dengan akurasi 100%. Sehingga, diharapkan melalui teknologi realtime monitoring ini dapat memberikan peringatan dini tanah longsor yang cepat dan akurat sehingga mengurangi jatuhnya korban jiwa. \u0000Kata kunci: tanah longsor, realtime, monitoring, warning system \u0000Abstract \u0000Realtime monitoring of landslide parameters is an early effort to mitigate landslides. Sensor technology when integrated with visual interface technology offers a promising way to monitor landslide prone zones. The paper describes a landsliding monitoring and warning system that is carried out by Delphi technology as a data processing base. This monitoring system was built on a Personal Computer (PC) with LSM sensor data input using the ADDIE method. This monitoring system provides an early warning system and monitors changes in landslide parameters graphically by taking into account the safety factor based on the constribution of soil humidity and land shifts at a certain slope to landslide vulnerability. An early warning system that are specifically displayed when restricted values are reached. In addition, the monitoring system also provides information on realtime monitoring time and parameter value. Monitoring system feasibility test shows that the realtime monitoring system is accurate with 100% accuracy. Through this realtime monitoring technology it is expected to provide a quick and accurate early warning of landslides so as to reduce the victims. \u0000 \u0000Keywords: landslide, realtime, monitoring, warning system","PeriodicalId":56254,"journal":{"name":"Inovasi Fisika Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-01-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46356847","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-01-14DOI: 10.26740/ifi.v9n1.p15-19
Kusumawati DWI LESTARI, M. Madlazim
Abstrak Pengiriman data melalui modul wireless dipilih pada perangkat prototipe karena lebih efisien dan cepat dalam transmisi data dengan jangkauan jarak tertentu. Selain itu, pengiriman dari transmitter ke receiver pada prototipe LSM dapat menampilkan hasil deteksi secara real time. Metode yang digunakan untuk analisis kinerja pengiriman data modul HC12 pada prototipe LSM adalah metode eksperimen. Pengujian dilakukan dengan memanipulasi jarak dari transmitter ke recaiver setiap perubahan 50m. Parameter nilai deteksi sensor soil moisture dan potensiometer slider dikontrol pada nilai tertentu. Hasil yang didapatkan pada pengujian modul wireless HC12 pada prototipe LSM adalah ketika jarak antara transmitter dan receiver ≥750m, maka receiver (papan informasi digital) tidak dapat menampilkan nilai deteksi sensor sekaligus warning system. Hal ini dikarenakan adanya redaman dan juga noise pada saat penguijian performansi modul HC12 berlangsung. Akan teteapi, modul wireless HC12 lebih tepat dijadikan sebagai perangkat pengiriman data dari transmitter ke receiver pada prototipe LSM untuk monitoring bencana tanah longsor dibandingkan perangkat modul wireless yang lainnya. Sehingga, pemantauan dapat dilakukan secara cepat, akurat, dan real time untuk dapat mengurangi kerugian material dan korban jiwa. Kata kunci: modul wireless HC12; jarak transmisi; loss data Abstract Transmission of data via wireless module was chosen on prototype devices due to its efficiency and speed in transmitting data with a certain distance range. Additionally, transmitter dispatch to the receiver on a prototype of LSM can display the detection results in real time. The HC12 module on the LSM prototype is an experimental method. System evaluation was tested by manipulating the distance from the transmitter to the receiver every 50m. The parameters of the detection value of the soil moisture sensor and potentiometer slider are controlled at a certain value. The results of the HC12 wireless module evaluation on the prototype LSM are when the distance between the transmitter and the receiver ≥750m, the receiver (digital information board) cannot display the sensor detection value as well as the warning system. This is due to the attenuation and also noise during the performance measurement of the HC12 module. But the HC12 wireless module is more appropriate was used as a data transmission device from the transmitter to the receiver on the LSM prototype for monitoring landslides compared to other wireless module devices. Thus, monitoring can be done quickly, accurately, and in real time to be able to reduce material losses and casualties. Key words: HC12 wireless module; transmission distance; data loss
通过无线模块选择在原型设备上的抽象数据传输,因为它在特定距离内的数据传输中更有效、更快。此外,在非政府组织原型上从发射器发送到接收器可以实时显示检测结果。用于分析非政府组织原型上的HC12数据传输性能的方法是实验方法。测试是通过操纵发射器到recaiver的距离进行的,每次变化50米。传感器检测值参数的soil湿度和滑块电位表控制在特定的值。HC12无线模块测试得到的结果对非政府组织的原型是当发射器和接收器之间的距离≥750m,接收器(数字信息板)不可以同时显示检测传感器值警告系统。这是由于演出HC12模块持续不断的阻尼和噪声。在这个视频中,HC12无线模块更准确地被用作一种数据传输工具,从发射器到非政府组织原型上的接收器,监测山体滑坡,而不是任何其他无线模块。因此,监测可以迅速、准确和实时地进行,以减少物质损失和人员伤亡。关键词:HC12无线模块;传输距离;丢失的无线模块的数据传输被选择在其effiency和速度的数据传输中,其距离确定为一段距离。另外,在非政府组织原型上向接收器发送信息,可以实时显示勘探结果。HC12模块的原型是一种实验方法。系统评估是通过每50米从发射器到接收器的距离来测试的。轨道传感器的探测值和电位计被控制在一个确定的点值上。HC12无线模块调查员on The results》原型非政府组织是《发射器与接收器之间的距离的时候,≥750m,《接收器(数码资讯网board)《detection传感器价值as well as显示屏不能警告系统。这在HC12模块的表演中是值得关注的。但是HC12无线模块越来越接近,它被用作一种数据传输装置,从发射器传送到非政府组织原型的接收器,其目的是监测其他无线模块。因此,监测可以迅速完成,准确,并在实时时间可以减少损失和伤亡。关键字:HC12无线模块;传输距离;数据丧失
{"title":"Pengaruh Jarak Transmitter Dan Receiver Terhadap Performasi Modul HC12 Pada Prototipe LSM (Landslide Smart Mitigation)","authors":"Kusumawati DWI LESTARI, M. Madlazim","doi":"10.26740/ifi.v9n1.p15-19","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/ifi.v9n1.p15-19","url":null,"abstract":"Abstrak \u0000Pengiriman data melalui modul wireless dipilih pada perangkat prototipe karena lebih efisien dan cepat dalam transmisi data dengan jangkauan jarak tertentu. Selain itu, pengiriman dari transmitter ke receiver pada prototipe LSM dapat menampilkan hasil deteksi secara real time. Metode yang digunakan untuk analisis kinerja pengiriman data modul HC12 pada prototipe LSM adalah metode eksperimen. Pengujian dilakukan dengan memanipulasi jarak dari transmitter ke recaiver setiap perubahan 50m. Parameter nilai deteksi sensor soil moisture dan potensiometer slider dikontrol pada nilai tertentu. Hasil yang didapatkan pada pengujian modul wireless HC12 pada prototipe LSM adalah ketika jarak antara transmitter dan receiver ≥750m, maka receiver (papan informasi digital) tidak dapat menampilkan nilai deteksi sensor sekaligus warning system. Hal ini dikarenakan adanya redaman dan juga noise pada saat penguijian performansi modul HC12 berlangsung. Akan teteapi, modul wireless HC12 lebih tepat dijadikan sebagai perangkat pengiriman data dari transmitter ke receiver pada prototipe LSM untuk monitoring bencana tanah longsor dibandingkan perangkat modul wireless yang lainnya. Sehingga, pemantauan dapat dilakukan secara cepat, akurat, dan real time untuk dapat mengurangi kerugian material dan korban jiwa. \u0000Kata kunci: modul wireless HC12; jarak transmisi; loss data \u0000Abstract \u0000Transmission of data via wireless module was chosen on prototype devices due to its efficiency and speed in transmitting data with a certain distance range. Additionally, transmitter dispatch to the receiver on a prototype of LSM can display the detection results in real time. The HC12 module on the LSM prototype is an experimental method. System evaluation was tested by manipulating the distance from the transmitter to the receiver every 50m. The parameters of the detection value of the soil moisture sensor and potentiometer slider are controlled at a certain value. The results of the HC12 wireless module evaluation on the prototype LSM are when the distance between the transmitter and the receiver ≥750m, the receiver (digital information board) cannot display the sensor detection value as well as the warning system. This is due to the attenuation and also noise during the performance measurement of the HC12 module. But the HC12 wireless module is more appropriate was used as a data transmission device from the transmitter to the receiver on the LSM prototype for monitoring landslides compared to other wireless module devices. Thus, monitoring can be done quickly, accurately, and in real time to be able to reduce material losses and casualties. \u0000Key words: HC12 wireless module; transmission distance; data loss","PeriodicalId":56254,"journal":{"name":"Inovasi Fisika Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-01-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44547756","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAK Methylene blue merupakan senyawa organik non-biodegradable yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan terutama pencemaran air. Methylene blue merupakan pewarna sintetis yang memiliki gugus benzene dan sulit untuk didegradasi. Sehingga upaya yang bisa dilakukan untuk menghilangkan methylene blue dalam air yaitu menggunakan metode adsorpsi. Metode ini dilakukan dengan mensintesis Fe3O4/SiO2 sebagai absorben dengan metode in-situ, dimana Fe3O4 memiliki sifat kemagnetan yang dapat menghilangkan katalis dan limbah zat warna, sementara SiO2 memiliki sifat kompabilitas yang baik sebagai bahan pelapis magnetik. Nanokomposit Fe3O4/SiO2 sebelum diaplikasikans sebagai adsorpsi dikarakterisasi dengan uji XRD dan FTIR. Dari hasil XRD dapat deketaui pola difraksi nanokomposit Fe3O4/SiO2 bersesuaian dengan pola difraksi Fe3O4, sedangkan FTIR menunjukkan keberdaan SiO2. Pada hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi konsentrasi larutan berpengaruh terhadap nilai kapasitas adsorpsi. Semakin besar konsentrasi larutan methylene blue maka nilai kapasitas adsorpsinya semakin besar yaitu 2,41 mg/g sedangkan nilai efisiensinya menurun yaitu 84%. Kata Kunci: Nanopartikel, Methylene blue, Kapasitas adsorpsi ABSTRACT Methylene blue is a non-biodegradable organic compound that can cause environmental pollution, especially water pollution. Methylene blue is a synthetic dye that has a benzene group and is difficult to degrade. So that efforts can be made to remove methylene blue in water using the adsorption method. This method is carried out by synthesizing Fe3O4/ SiO2 as absorbent by the in-situ method, where Fe3O4 has magnetic properties that can eliminate catalysts and dye waste, while SiO2 has good compatibility properties as a magnetic coating material. Fe3O4/SiO2 nanocomposites before being applied as adsorption were characterized by XRD and FTIR tests. From the XRD results, it can be determined that the Fe3O4/ SiO2 nanocomposite diffraction pattern corresponds to the Fe3O4 diffraction pattern, while the FTIR shows the presence of SiO2. The results showed that variations in the concentration of the solution affect the value of the adsorption capacity. The greater the concentration of the methylene blue solution, the greater the adsorption capacity value is 2.41 mg / g while the efficiency value decreases by 84%. Keywords: Nanoparticle, Methylene blue, Adsorption capacity
{"title":"NANOPARTIKEL FE3O4/SIO2 BERBASIS BAHAN ALAM SEBAGAI MATERIAL PENGADSORPSI PEWARNA DALAM AIR","authors":"Zun WAHYU YULIANTI, M. Munasir","doi":"10.26740/ifi.v9n1.p1-4","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/ifi.v9n1.p1-4","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Methylene blue merupakan senyawa organik non-biodegradable yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan terutama pencemaran air. Methylene blue merupakan pewarna sintetis yang memiliki gugus benzene dan sulit untuk didegradasi. Sehingga upaya yang bisa dilakukan untuk menghilangkan methylene blue dalam air yaitu menggunakan metode adsorpsi. Metode ini dilakukan dengan mensintesis Fe3O4/SiO2 sebagai absorben dengan metode in-situ, dimana Fe3O4 memiliki sifat kemagnetan yang dapat menghilangkan katalis dan limbah zat warna, sementara SiO2 memiliki sifat kompabilitas yang baik sebagai bahan pelapis magnetik. Nanokomposit Fe3O4/SiO2 sebelum diaplikasikans sebagai adsorpsi dikarakterisasi dengan uji XRD dan FTIR. Dari hasil XRD dapat deketaui pola difraksi nanokomposit Fe3O4/SiO2 bersesuaian dengan pola difraksi Fe3O4, sedangkan FTIR menunjukkan keberdaan SiO2. Pada hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi konsentrasi larutan berpengaruh terhadap nilai kapasitas adsorpsi. Semakin besar konsentrasi larutan methylene blue maka nilai kapasitas adsorpsinya semakin besar yaitu 2,41 mg/g sedangkan nilai efisiensinya menurun yaitu 84%. \u0000 \u0000Kata Kunci: Nanopartikel, Methylene blue, Kapasitas adsorpsi \u0000ABSTRACT \u0000Methylene blue is a non-biodegradable organic compound that can cause environmental pollution, especially water pollution. Methylene blue is a synthetic dye that has a benzene group and is difficult to degrade. So that efforts can be made to remove methylene blue in water using the adsorption method. This method is carried out by synthesizing Fe3O4/ SiO2 as absorbent by the in-situ method, where Fe3O4 has magnetic properties that can eliminate catalysts and dye waste, while SiO2 has good compatibility properties as a magnetic coating material. Fe3O4/SiO2 nanocomposites before being applied as adsorption were characterized by XRD and FTIR tests. From the XRD results, it can be determined that the Fe3O4/ SiO2 nanocomposite diffraction pattern corresponds to the Fe3O4 diffraction pattern, while the FTIR shows the presence of SiO2. The results showed that variations in the concentration of the solution affect the value of the adsorption capacity. The greater the concentration of the methylene blue solution, the greater the adsorption capacity value is 2.41 mg / g while the efficiency value decreases by 84%. \u0000 \u0000Keywords: Nanoparticle, Methylene blue, Adsorption capacity \u0000 ","PeriodicalId":56254,"journal":{"name":"Inovasi Fisika Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-01-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43210328","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}