S. Chairunnisa, N. Setiawan, Irkham, K. Ekawati, A. Anwar, A. Fitri
AUTO-LION is a FADs innovation with a light attractor that can be activated automatically, so it can help fishermen to increase their effectiveness in fish catching, whether day or night. Study of fish behavior need to do to know the success of fishing gear and grade of fish anxiety to response that was given. Fish behavior is fish movement and fish response to the existing situation in the environment. Fish behavior can be influenced by the changes that occur in the waters and the kebiaaan fish. In the fishing coastal, fish can be attracted to fish-collecting equipment used as aids. The fish collection tool is a fishing aids that placed in the waters to attract the attention of the fish, so the fish gather in the area and facilitate the fishermen in the fishing operation. The use of light atractors is considered to be able to assist the fishing process, especially the lights used at night. The purpose of this study is to determine the number of fish approaching and the average response time of fish to the different treatment that is on FADs, light, and prototype AUTO-LION (combination of rumpon and light). The method used in this research is experimental fishing method with indication of fish response time when observation. The results of observation on the average of the approaching fish have differences in each treatment given. There was a difference (sign <0.05) indicating that the behavior of fish with the treatment of the average number of fish approaching, and no difference (sign> 0.05) time of fish to approach when treated. The average interest of the closest approaching fish is the combination of FADs with light.Keywords: AUTO-LION, FADs, light, fishABSTRAKAUTO-LION (Automatic Lighting Rumpon) merupakan inovasi rumpon dengan atraktor cahaya yang dapat aktif secara otomatis sehingga dapat membantu nelayan untuk meningkatkan efektivitas dalam penangkapan, baik siang maupun malam hari. Studi mengenai tingkah laku ikan perlu dilakukan untuk mengetahui keberhasilan alat dan tingkat ketertarikan ikan terhadap respon yang diberikan. Tingkah laku ikan merupakan pergerakan ikan dan respon ikan terhadap keadaan yang ada pada lingkungannya, dapat dipengaruhi oleh adanya perubahan yang terjadi pada perairan dan kebiasaan ikan. Dalam dunia penangkapan, ikan dapat tertarik dengan alat pengumpul ikan yang digunakan sebagai alat bantu. Alat pengumpul ikan adalah suatu alat bantu yang diletakan di perairan untuk menarik perhatian ikan, sehingga ikan berkumpul di daerah tersebut dan memudahkan nelayan dalam operasi penangkapan. Penggunaan atraktor cahaya dianggap mampu membantu proses penangkapan ikan di malam hari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode experimental fishing dengan indikasi waktu respon ikan saat mendekati alat di setiap perlakuan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah ikan yang mendekat dan rata-rata waktu respon ikan terhadap perlakuan yang berbeda yaitu pada rumpon, cahaya, dan prototype AUTO-LION (komb
AUTO-LION是FADs的一项创新产品,它有一个可以自动激活的光吸引器,因此它可以帮助渔民提高他们的捕鱼效率,无论是白天还是晚上。研究鱼的行为需要做的是了解渔具的成功程度和鱼对所给出的焦虑反应的等级。鱼的行为是鱼的运动和鱼对环境中现有情况的反应。鱼类的行为会受到水域和kebiaan鱼发生的变化的影响。在沿海捕鱼时,可以用捕鱼设备作为辅助工具来吸引鱼类。集鱼工具是一种放置在水中以吸引鱼类注意力的捕鱼辅助工具,使鱼类聚集在该区域,方便渔民进行捕鱼作业。使用光吸引器被认为能够协助捕鱼过程,特别是夜间使用的灯。本研究的目的是确定鱼接近的数量和鱼对FADs,光和原型AUTO-LION (rumpon和光的组合)不同处理的平均反应时间。本研究采用的方法为实验捕鱼法,观察时注明鱼的反应时间。对接近的鱼的平均观察结果在每次处理中都有差异。治疗前后鱼的接近时间有差异(p < 0.05)。最接近的鱼的平均兴趣是FADs与光的结合。关键词:AUTO-LION, FADs,光,鱼自动照明Rumpon(自动照明Rumpon) merupakan inovasi Rumpon dengan atraktor cahaya yang dapat aktif secara otomatis sehinga dapat membantu nelayan untuk meningkatkan efektivitas dalam penangkapan, baiang maupun malam hari。研究mengenai tingkah laku ikkan perlu dilakukan untuk mengetahui keberhasilan警报,dantingkat ketertarikan ikhaha响应yang diberikkan。Tingkah laku ikan merupakan pergerakan ikan danrespikan terhadap keadaan yang ada ada lingkungannya, dapat dipengaruhi oleh adanya perubahan yang terjadi pada perairan dan kebiasaan ikan。dam dunia penangkapan, ikan dapat tertarik, dengan pengpul, ikan yang digunakan sebagai alat bantu。Alat pengpukkan adalah suatu Alat bantu yang diletakan di perairan untuk menarik perhakkan, seingga ikan berkumpul di daerah tersebut dan memudahkan nelayan dalam operasi penangkapan。槟城游客cahaya dianggap mampu membantu提出槟城kapan ikan di malam hari。Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode实验捕鱼dengan indikasi waktu响应kanat mendekati alat设置perlakuan。Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah ikan yang mendekat dan rata-rata waktu responsikan terhadap perlakuan yang berbeda yitu pada rumpon, cahaya, dan原型AUTO-LION (kombinasi rumpon dan cahaya)。Hasil pengamatan terhadap rata-rata ikkan yang mendekat memiliki perbedaan and di setiap perlakuan yang diberikan。Terdapat perbedaan (sign < 0.05) yang menunjukan bahwa tingkah laku ikkan dengan adanya perlakuan terhadap rata-rata jumlah ikan yang mendekat, dan tidak Terdapat perbedaan (sign > 0.05) waktu ikkan untuk mendekat saat diberi perlakuan。kettertarikan rata-rata -rata - kan yang mendekat tertingi adalah kombinasi rumpon dengan cahaya。Kata kunci: AUTO-LION, ikan, cahaya, rumpon
{"title":"STUDI TINGKAH LAKU IKAN TERHADAP PROTOTYPE AUTO-LION (SKALA LABORATORIUM) Study of Fish Behavior with AUTO-LION Prototype, (Laboratorium Scale)","authors":"S. Chairunnisa, N. Setiawan, Irkham, K. Ekawati, A. Anwar, A. Fitri","doi":"10.29244/jmf.9.1.53-62","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/jmf.9.1.53-62","url":null,"abstract":"AUTO-LION is a FADs innovation with a light attractor that can be activated automatically, so it can help fishermen to increase their effectiveness in fish catching, whether day or night. Study of fish behavior need to do to know the success of fishing gear and grade of fish anxiety to response that was given. Fish behavior is fish movement and fish response to the existing situation in the environment. Fish behavior can be influenced by the changes that occur in the waters and the kebiaaan fish. In the fishing coastal, fish can be attracted to fish-collecting equipment used as aids. The fish collection tool is a fishing aids that placed in the waters to attract the attention of the fish, so the fish gather in the area and facilitate the fishermen in the fishing operation. The use of light atractors is considered to be able to assist the fishing process, especially the lights used at night. The purpose of this study is to determine the number of fish approaching and the average response time of fish to the different treatment that is on FADs, light, and prototype AUTO-LION (combination of rumpon and light). The method used in this research is experimental fishing method with indication of fish response time when observation. The results of observation on the average of the approaching fish have differences in each treatment given. There was a difference (sign <0.05) indicating that the behavior of fish with the treatment of the average number of fish approaching, and no difference (sign> 0.05) time of fish to approach when treated. The average interest of the closest approaching fish is the combination of FADs with light.Keywords: AUTO-LION, FADs, light, fishABSTRAKAUTO-LION (Automatic Lighting Rumpon) merupakan inovasi rumpon dengan atraktor cahaya yang dapat aktif secara otomatis sehingga dapat membantu nelayan untuk meningkatkan efektivitas dalam penangkapan, baik siang maupun malam hari. Studi mengenai tingkah laku ikan perlu dilakukan untuk mengetahui keberhasilan alat dan tingkat ketertarikan ikan terhadap respon yang diberikan. Tingkah laku ikan merupakan pergerakan ikan dan respon ikan terhadap keadaan yang ada pada lingkungannya, dapat dipengaruhi oleh adanya perubahan yang terjadi pada perairan dan kebiasaan ikan. Dalam dunia penangkapan, ikan dapat tertarik dengan alat pengumpul ikan yang digunakan sebagai alat bantu. Alat pengumpul ikan adalah suatu alat bantu yang diletakan di perairan untuk menarik perhatian ikan, sehingga ikan berkumpul di daerah tersebut dan memudahkan nelayan dalam operasi penangkapan. Penggunaan atraktor cahaya dianggap mampu membantu proses penangkapan ikan di malam hari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode experimental fishing dengan indikasi waktu respon ikan saat mendekati alat di setiap perlakuan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah ikan yang mendekat dan rata-rata waktu respon ikan terhadap perlakuan yang berbeda yaitu pada rumpon, cahaya, dan prototype AUTO-LION (komb","PeriodicalId":59401,"journal":{"name":"海洋渔业","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-05-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75712518","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Scalloped Spiny Lobster (P. homarus) of the genus Panulirus is the most caught species in the coastal waters of Gunung Kidul. The intensity of fishing activities and less environmentally friendly fishing practices caused decline in catch per unit effort (CPUE) of this species. The objective of this study is to analyze the exploitation rate of P. homarus in Gunung Kidul waters using CPUE trend and population parameters as indicators. From February 2013 to January 2014, there were 1067of P. homarus collected using a stratified random sampling method for the duration of the research.The carapace length data were analyzed using analytical model application of ELEFAN I program. Daily catchment product was obtained from middlemen for five consecutive years to identify the CPUE trend. The result showed that there was a decrease in CPUE of P. homarus in 2010 and 2011.The average carapace length of the first capture (Lc) (53 mm CL) was smaller than the size of first sexually mature lobster (Lm) (58,5 mm CL). The exploitation rate of P. homarus had also exceeded 0,5. These factors indicated that Scalloped Spiny Lobster (P. homarus) was over exploited. In this study, mortality rate of fish catches (F) was influenced by the high value of E0.5 which is highly correlated with fishing pressure.Von Bertalanffy growth function shows that both females and males of P. homarus have a slow growth rate (0,46/year and 0,49/year), which is still in the range of Palinuridae family’s growth rate (0,27-0,54/year). The maximum age is between 8-10 years old, which is younger than other lobster species in Palinuridae family. Harvest control and environmentally friendly fishing practices are necessary to reduce fishing pressure of this species. Keywords: CPUE, exploitation, Panulirus homarus, populationABSTRAKLobster pasir (Panulirus homarus) merupakan spesies lobster dari genus Panulirus yang paling banyak tertangkap di perairan Gunung Kidul. Intensitas penangkapan yang dilakukan sepanjang tahun serta ketidakpahaman sebagian besar nelayan terhadap penangkapan yang ramah lingkungan telah mengakibatkan penurunan hasil tangkapan per upaya tangkap (CPUE) dari spesis ini.Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tekanan eksploitasi P. homarus di perairan Gunung Kidul ditinjau dari tren CPUE dan parameter populasinya. Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2013–Januari 2014. Sebanyak 1067 ekor P. homarus dijadikan contoh dengan metode penarikan contoh acak berlapis setiap bulan selama periode penelitian. Data panjang karapas P. Homarus diolah dengan aplikasi model analitik menggunakan program ELEFAN 1. Data hasil tangkapan harian diperoleh melalui catatan pembelian nelayan pengumpul selama lima tahun berturut-turut untuk mengetahui tren CPUE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan CPUE P. homarus pada tahun 2010 dan 2011. Ukuran rata-rata P. homarus pertama kali tertangkap (Lc) lebih kecil (53 mm CL) dari ukuran matang kelamin secara fungsionalnya (Lm) (
扇贝刺龙虾属(P. homarus)是贵州古农沿海水域捕获最多的虾种。捕捞活动的强度和不太环保的捕捞方法导致了该物种单位努力渔获量(CPUE)的下降。本研究以CPUE趋势和种群参数为指标,分析了古农基都尔水域小圆蝽的开采率。2013年2月至2014年1月,采用分层随机抽样的方法,共采集到同类p.s homarus 1067只。应用ELEFAN I程序对甲壳长度数据进行分析。连续5年从中间商处获取每日集水区产品,以确定CPUE趋势。结果表明,2010年和2011年,马齿苋的CPUE呈下降趋势。首次捕获龙虾(Lc)的平均甲壳长度(53 mm CL)小于首次性成熟龙虾(Lm)的平均甲壳长度(58.5 mm CL)。家蝇的开发利用率也超过了0.5。这些因素表明,扇贝龙虾(P. homarus)被过度开发。在本研究中,渔获死亡率(F)受E0.5的高值影响,E0.5与捕捞压力高度相关。Von Bertalanffy生长函数显示,雄性和雌性均有较慢的生长速度(0.46 /年和0.49 /年),仍在Palinuridae科的生长速度(0.27 - 0.54 /年)范围内。最大年龄在8 ~ 10岁之间,比其他龙虾科品种年龄小。为了减少该物种的捕捞压力,有必要进行捕捞控制和采用环境友好型捕捞方法。摘要:大鳞虾(Panulirus homarus),大鳞虾属(Panulirus yang paling banyak tertangkap di perairan);槟城kapan yang dilakukan sepanjang, tahun serta ketidakpahaman sebagian besar neayan terhaha,槟城kapan yang ramah lingkungan telah mengakibatkan penurunan hasil tangkapan per upaya tangkapa (CPUE) dari spesis ini。图juan penelitian, ini adalah untuk menganaly, tekanan ekploiti, P. homarus di perairi, Gunung Kidul, diinjau, dari, trec和参数populasin。Penelitian dilakukan padbulan 2013年2月- 2014年1月。[2007 .] [footnoteref: 1] [footnoteref: 1] [footnoteref: 1] [footnoteref: 1] [footnoteref: 1]数据panjang karapas P. Homarus diolah dengan应用kasi模型分析程序ELEFAN 1。数据为:tangkapan harian diperoleh melalui catatan penbelian nelayan pengumpul selama lima tahun berturut-turut untuk mengetahui tren CPUE。Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan CPUE P. homarus pada tahun 2010和2011。Ukuran rata-rata p.h homarus pertama kali tertangkap (Lc) lebih kecil (53 mm CL) dari Ukuran matang kelamin secara funsionalnya (Lm) (58,5 mm CL)。Nilai laju eksploitasi (E0.5) juga sudah melebihi 0,5。Dua hal ini menjadi指标sudah mengalami tangkap lebih。Nilai laju kematian karena penangkapan (F) berkontribusi besar terhadap tingginya Nilai E dalam penelitan ini, yang dikaitkan erdengan tingginya tekanan penangkapan terhadap spesis ini。Fungsi pertumbuhan von Bertalanffy untuk lobster betina dan jantan menunjukkan bahwa lobster memoriliki pertumbuhan yang lambat (0,46/tahun dan 0,49/tahun) namun masih dalam rentang laju pertumbuhan dari lobster-lobster family Palinuridae pada umumnya (0,27-0,54/tahun)。[8] [a] [a] [a] [a] [b] [a] [b] [b] [b] [b] [a]。Pengendalian penangkapan dan penerapan penangkapan yang ramah lingkungan perlu dilakukan untuk menghindari tekanan penangkapan terhadap spesis ini。Kata kunci: CPUE, ekspploitasi, Panulirus homarus, populasi
{"title":"HASIL TANGKAPAN PER UPAYA DAN PARAMETER POPULASI LOBSTER PASIR (Panulirus homarus) DI PERAIRAN GUNUNG KIDUL Catch per Unit Effort and Population Parameters of Scalloped Spiny Lobster (Panulirus homarus) in Gunung Kidul Waters","authors":"A. Damora, Y. Wardiatno, L. Adrianto","doi":"10.29244/jmf.9.1.11-24","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/jmf.9.1.11-24","url":null,"abstract":"Scalloped Spiny Lobster (P. homarus) of the genus Panulirus is the most caught species in the coastal waters of Gunung Kidul. The intensity of fishing activities and less environmentally friendly fishing practices caused decline in catch per unit effort (CPUE) of this species. The objective of this study is to analyze the exploitation rate of P. homarus in Gunung Kidul waters using CPUE trend and population parameters as indicators. From February 2013 to January 2014, there were 1067of P. homarus collected using a stratified random sampling method for the duration of the research.The carapace length data were analyzed using analytical model application of ELEFAN I program. Daily catchment product was obtained from middlemen for five consecutive years to identify the CPUE trend. The result showed that there was a decrease in CPUE of P. homarus in 2010 and 2011.The average carapace length of the first capture (Lc) (53 mm CL) was smaller than the size of first sexually mature lobster (Lm) (58,5 mm CL). The exploitation rate of P. homarus had also exceeded 0,5. These factors indicated that Scalloped Spiny Lobster (P. homarus) was over exploited. In this study, mortality rate of fish catches (F) was influenced by the high value of E0.5 which is highly correlated with fishing pressure.Von Bertalanffy growth function shows that both females and males of P. homarus have a slow growth rate (0,46/year and 0,49/year), which is still in the range of Palinuridae family’s growth rate (0,27-0,54/year). The maximum age is between 8-10 years old, which is younger than other lobster species in Palinuridae family. Harvest control and environmentally friendly fishing practices are necessary to reduce fishing pressure of this species. Keywords: CPUE, exploitation, Panulirus homarus, populationABSTRAKLobster pasir (Panulirus homarus) merupakan spesies lobster dari genus Panulirus yang paling banyak tertangkap di perairan Gunung Kidul. Intensitas penangkapan yang dilakukan sepanjang tahun serta ketidakpahaman sebagian besar nelayan terhadap penangkapan yang ramah lingkungan telah mengakibatkan penurunan hasil tangkapan per upaya tangkap (CPUE) dari spesis ini.Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tekanan eksploitasi P. homarus di perairan Gunung Kidul ditinjau dari tren CPUE dan parameter populasinya. Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2013–Januari 2014. Sebanyak 1067 ekor P. homarus dijadikan contoh dengan metode penarikan contoh acak berlapis setiap bulan selama periode penelitian. Data panjang karapas P. Homarus diolah dengan aplikasi model analitik menggunakan program ELEFAN 1. Data hasil tangkapan harian diperoleh melalui catatan pembelian nelayan pengumpul selama lima tahun berturut-turut untuk mengetahui tren CPUE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan CPUE P. homarus pada tahun 2010 dan 2011. Ukuran rata-rata P. homarus pertama kali tertangkap (Lc) lebih kecil (53 mm CL) dari ukuran matang kelamin secara fungsionalnya (Lm) (","PeriodicalId":59401,"journal":{"name":"海洋渔业","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-05-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"72560425","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
R. Sala, D. Simbolon, S. H. Wisudo, John Haluan, R. Yusfiandayani
Traditional use zones (TUZ) of Misool is located within the marine protected area of Misool which has high marine biodiversity, especially coral and reef fish. Regulating the use of fishing gears in TUZ of Misool,it is essential to ensure the sustainability of marine ecosystems and fisheries in the region. The objective of this study isto determine the suitability of fishing gear inthe depth zone of less than 50 m and more than 50 m in Misool TUZ, Raja Ampat. The fishing gear suitability was assessed based on bioecological, social, and legal aspects. The method used in this research was analytic hierarchy process (AHP) whichderivesthe prioritiesfor criteria and alternative fishing gear using expert judgment. The results of the analysis showed that fishing gears that wasmost appropriate to be operated in the zone which has thewater depth of less than 50 m was handline. The most decisive criteria for thiswasthat the fishing gear was undestructive to coral reef ecosystem and seagrass ecosystem. In addition,fishing gears that were suitable inthe zone with depth more than 50 m were trolline and handline, and the most decisive criteria wasthe availability of fish target and not causing conflict between fishermen. On the other hand gillnet and liftnet had a low compatibility to be used in both zones.Keywords: Analytic hierarchy process, marine protected area,Misool Raja Ampat,suitability of fishing gear, traditional use zones ABSTRAKZona pemanfaatan tradisional (ZPT) Misool terletak di dalam kawasan lindung laut Misool yang memiliki keanekaragaman hayati laut yang tinggi, terutama ikan dan terumbu karang. Oleh karena itu,pengaturan penggunaan alat tangkap ikan di ZPT Misool sangat penting untuk menjamin keberlanjutan ekosistem laut dan perikanan di wilayah ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian alat tangkap untuk dioperasikan di zona perairan pada kedalaman kurang dari 50 m dan lebih dari 50 m di ZPT Misool, Raja Ampat. Kesesuaian alat penangkapan ikan dinilai berdasarkan aspek bioekologi, sosial dan legal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan pembobotan terhadap kriteria dan alternatif alat tangkap menggunakan penilaian pakar. Hasil analisis menunjukkan bahwa alat tangkap yang paling sesuai digunakan di zona perairan pada kedalaman kurang dari 50 m adalah pancing ulur, dengan kriteria yang paling menentukan adalah tidak merusak ekosistem terumbu karang dan ekosistem padang lamun. Kemudian pada zona perairan pada kedalaman lebih dari 50 m, alat tangkap yang sesuai digunakan adalah pancing tonda dan pancing ulur, dengan kriteria yang paling menentukan adalah ketersediaan target ikan dan tidak menimbulkan konflik antara nelayan. Alat tangkap jarring insang dan bagan perahu memiliki kesesuain yang rendah untuk digunakan dikedua zona.Kata kunci: Analytical Hierarchy Process,kesesuaian alat tangkap, zona pemanfaatan tradisional, Marine Protected Area, Misool Raja Am
米索尔的传统使用区(TUZ)位于米索尔的海洋保护区内,海洋生物多样性高,特别是珊瑚和珊瑚鱼。在米索尔TUZ规范渔具的使用,对于确保该地区海洋生态系统和渔业的可持续性至关重要。本研究的目的是确定在Raja Ampat Misool TUZ小于50 m和大于50 m深度区域的渔具的适用性。从生物生态、社会和法律三个方面对渔具的适宜性进行了评价。本研究采用层次分析法(AHP),通过专家判断得出标准和备选渔具的优先级。分析结果表明,在水深小于50 m的海域,最适合使用的渔具是手钓。最具决定性的标准是渔具对珊瑚礁生态系统和海草生态系统不具有破坏性。此外,适用于50米以上深度区域的渔具有拖钓和手钓,最具决定性的标准是能否获得目标鱼和不会引起渔民之间的冲突。另一方面,刺网和提网在两个层段的相容性较低。关键词:层次分析法,海洋保护区,米索尔拉加安帕特,渔具适宜性,传统利用区(ZPT)米索尔terletak di dalam kawasan lindung laut米索尔yang memiliki keanekaragaman hayati laut yang tinggi, terutama ikan dan terumu karang。我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesessuan alat tangkap untuk dioperasikan di zone perairan paddalaman kurang dari 50 m danlebih dari 50 m di ZPT Misool, Raja Ampat。Kesesuaian alat penangkapan ikkan dinilai berdasarkan讲生物生态学,社会和法律。分析层次分析法(AHP),登高、丹青、丹青、丹青、丹青、丹青、丹青、丹青、丹青、丹青、丹青、丹青。Hasil分析menunjukkan bahwa alat tangkap yang paling sesuai digunakan di zone perairan pada kedalaman kurang dari 50 m adalah pjump ulur, dengan标准yang paling menentukan adalah tidak merusak ekosystem terumbu karang dan ekosystem padang lamun。Kemudian pada zona perairan pada kedalaman lebih dari 50 m, alat tangkap yang sesunakan adalah pancing tonda dan pancing ulur, dengan krist yang paling menentukan adalah ketersedian,目标ikan dan tidak menimbulkan konflik antara nelayan。Alat tangkap jarring insang danbagan perahu memiliki kessuain yang rendah untuk digunakan dikedua zone。Kata kunci:层次分析法,海洋生态系统,海洋保护区,Misool Raja Ampat
{"title":"KESESUAIAN JENIS ALAT PENANGKAPAN IKAN PADA ZONA PEMANFAATAN TRADISIONAL MISOOL, RAJA AMPAT Suitability of Fishing Gear Type in Traditional Use Zone of Misool, Raja Ampat","authors":"R. Sala, D. Simbolon, S. H. Wisudo, John Haluan, R. Yusfiandayani","doi":"10.29244/JMF.9.1.25-38","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/JMF.9.1.25-38","url":null,"abstract":"Traditional use zones (TUZ) of Misool is located within the marine protected area of Misool which has high marine biodiversity, especially coral and reef fish. Regulating the use of fishing gears in TUZ of Misool,it is essential to ensure the sustainability of marine ecosystems and fisheries in the region. The objective of this study isto determine the suitability of fishing gear inthe depth zone of less than 50 m and more than 50 m in Misool TUZ, Raja Ampat. The fishing gear suitability was assessed based on bioecological, social, and legal aspects. The method used in this research was analytic hierarchy process (AHP) whichderivesthe prioritiesfor criteria and alternative fishing gear using expert judgment. The results of the analysis showed that fishing gears that wasmost appropriate to be operated in the zone which has thewater depth of less than 50 m was handline. The most decisive criteria for thiswasthat the fishing gear was undestructive to coral reef ecosystem and seagrass ecosystem. In addition,fishing gears that were suitable inthe zone with depth more than 50 m were trolline and handline, and the most decisive criteria wasthe availability of fish target and not causing conflict between fishermen. On the other hand gillnet and liftnet had a low compatibility to be used in both zones.Keywords: Analytic hierarchy process, marine protected area,Misool Raja Ampat,suitability of fishing gear, traditional use zones ABSTRAKZona pemanfaatan tradisional (ZPT) Misool terletak di dalam kawasan lindung laut Misool yang memiliki keanekaragaman hayati laut yang tinggi, terutama ikan dan terumbu karang. Oleh karena itu,pengaturan penggunaan alat tangkap ikan di ZPT Misool sangat penting untuk menjamin keberlanjutan ekosistem laut dan perikanan di wilayah ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian alat tangkap untuk dioperasikan di zona perairan pada kedalaman kurang dari 50 m dan lebih dari 50 m di ZPT Misool, Raja Ampat. Kesesuaian alat penangkapan ikan dinilai berdasarkan aspek bioekologi, sosial dan legal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan pembobotan terhadap kriteria dan alternatif alat tangkap menggunakan penilaian pakar. Hasil analisis menunjukkan bahwa alat tangkap yang paling sesuai digunakan di zona perairan pada kedalaman kurang dari 50 m adalah pancing ulur, dengan kriteria yang paling menentukan adalah tidak merusak ekosistem terumbu karang dan ekosistem padang lamun. Kemudian pada zona perairan pada kedalaman lebih dari 50 m, alat tangkap yang sesuai digunakan adalah pancing tonda dan pancing ulur, dengan kriteria yang paling menentukan adalah ketersediaan target ikan dan tidak menimbulkan konflik antara nelayan. Alat tangkap jarring insang dan bagan perahu memiliki kesesuain yang rendah untuk digunakan dikedua zona.Kata kunci: Analytical Hierarchy Process,kesesuaian alat tangkap, zona pemanfaatan tradisional, Marine Protected Area, Misool Raja Am","PeriodicalId":59401,"journal":{"name":"海洋渔业","volume":"17 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-05-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79483825","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Acoustic method can be used to objectively solve various scientific purposes and management, especially in fisheries field. Banda Sea is a part of fisheries management area (FMA) 714 which is dominated by small pelagic fish according to 2010 Fisheries Statistics. The dominant pelagic fish in Banda is scad (Decapterus spp.) which belongs to small pelagic fish and is commonly caught in Banda Sea. The objective of this research is to estimate small pelagic fish density through spatial and temporal distribution as informaion on fisheries resources in Banda Sea, especially the location and depthwhere scad is abundant and foundin the highest density. Acoustic survey was conducted on 3-18 February 2016. Spatially, density measurement showed that the small pelagic fish distribution in Banda Sea spreadedalong the track of data acquisition and had the highest density in theswimming depth of 5-20 m. Moreoverhigh density of scad was tended to be found near the slopes of the sea close to the mainland. Temporally,small pelagic fish tended to travel in groups at the day and disperse at night. Density of small pelagic fish distribution according to daily distribution is commonly found at night (06.00 p.m.-05.00 a.m. GMT+8) and dawn (05.00 a.m.-06.00 a.m. GMT+8). Keywords: Banda Sea, fishdensity, small pelagic fish, spatial, temporal ABSTRAKMetode akustik dapat digunakan untuk mengatasi berbagai tujuan ilmiah dan manajemen secara objektif terutama dibidang perikanan, dan berhasil memberikan manfaat. Laut Banda merupakan bagian dari wilayah pengelolaan perikanan (WPP) 714 dengan sumberdaya ikan didominasi oleh kelompok ikan pelagisberdasarkan data Statistik Perikanan tahun 2010. Jenis ikan pelagis yang dominan di perairan Laut Banda adalah ikan layang (Decapterus spp.) yang termasuk kedalamkelompok ikan pelagis kecil dan banyak dimanfaatkan di Laut Banda. Penelitian ini bertujuan mengestimasi densitas ikan pelagis kecil secara spastial dan temporal sebagai informasi mengenai sumber daya perikanan di Laut Banda terutama lokasi dan kedalaman ikan pelagis kecil yang banyak ditemukan. Survei akustikdilaksanakan pada tanggal 3-18 Februari 2016 di Laut Banda.Perhitungan densitas secara spasial densitas ikan pelagis kecil menunjukkan hasil sebaran ikan pelagis kecil di perairan Laut Banda menyebar sesuai lintasan survei dan memiliki ukuran densitas ikan tertinggi berada di kedalaman renang 5-20 meter dengan densitas ikan cenderung tinggi berada di lereng laut yang dekat dengan daratan utama. Secara temporal, tingkah laku ikan pelagis pada siang hari cenderung membentuk kelompok, sedangkan pada malam hari cenderung menyebar. Sebaran densitas ikan pelagis kecil berdasarkan distribusi harian lebih banyak ditemukan pada waktu malam (18.00-05.00 WITA) dan rembang fajar (05.00-06.00 WITA).Kata kunci: densitas ikan, ikan pelagis kecil, Laut Banda, spasial, temporal
声学方法可以客观地解决各种科学目的和管理问题,特别是在渔业领域。根据2010年渔业统计数据,班达海是渔业管理区(FMA) 714的一部分,该区域以小型中上层鱼类为主。班达的主要中上层鱼类是scad (Decapterus spp.),属于小型中上层鱼类,通常在班达海捕捞。本研究的目的是通过时空分布来估计班达海小型中上层鱼类的密度,以此作为班达海渔业资源的信息,特别是鱼苗丰富和密度最高的位置和深度。声学测量于2016年2月3日至18日进行。在空间上,密度测量结果表明,班达海小型中上层鱼类沿数据采集轨迹呈展布分布,在游深5 ~ 20 m处密度最高。此外,在靠近大陆的海边斜坡附近,泥沙密度往往过高。从时间上看,小型远洋鱼类倾向于白天成群结队,晚上分散。小型远洋鱼类按日分布的密度分布通常出现在夜间(下午6点至上午5点)和黎明(上午5点至上午6点)。关键词:班达海;鱼类密度;小型远洋鱼类;统计数据:2010年1月1日统计数据:统计数据:统计数据:统计数据:统计数据:统计数据:统计数据:统计数据:统计数据:统计数据:统计数据:统计数据:统计数据:统计数据:统计数据:统计数据:统计数据:统计数据:Jenis ikan pelagis yang dominan di perairan Laut Banda adalah ikan layang (decaptertermasuk kedalamkelompok ikan pelagis kecil dan banyak dimanfaatkan di Laut Banda)。Penelitian ini bertujuan mengestimasi densitas as kan pelagis keecil seca spatial and temporal sebagai informa mengenai sumger daya perikanan di Laut Banda terutama lokasi and kedalaman an pelagis keecil yang banyak ditemukan。2016年2月3日至18日在劳特班达进行调查。Perhitungan密度为secara特殊密度为kan pelagis keecil menunjukkan hasil sebaran kan pelagis keecil di perairan Laut Banda menyebar sesuiliki ukuran密度为kan tertinggi berada di kedalaman renang 5-20米密度为kan cenderung tinggi berada di leeng Laut yang dekat dengan daratan utama。世卫组织,tingkah laku ikkan pelagis pada siang hari cenderung membentuk kelompok, sedangkan pada malam hari cenderung menyebar。Sebaran densitas ikkan pelagis kecil berdasarkan distribubusi harian lebih banyak ditemukan pada waktu malam (18.00-05.00 WITA)和rembang fajar (05.00-06.00 WITA)。Kata kunci: densitas ikan, ikan pelagis kecil, Laut Banda, special, temporal
{"title":"PENERAPAN TEKNOLOGI HIDROAKUSTIK UNTUK PENGUKURAN SEBARAN SPASIAL DAN TEMPORAL IKAN PELAGIS KECIL DI LAUT BANDA Application of Hydroacoustic Technology to Measure Spatial and Temporal Distribution of Small Pelagic Density in Banda Sea","authors":"H. Manik, T. Sujatmiko, A. Ma'mun, A. Priatna","doi":"10.29244/jmf.9.1.39-52","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/jmf.9.1.39-52","url":null,"abstract":"Acoustic method can be used to objectively solve various scientific purposes and management, especially in fisheries field. Banda Sea is a part of fisheries management area (FMA) 714 which is dominated by small pelagic fish according to 2010 Fisheries Statistics. The dominant pelagic fish in Banda is scad (Decapterus spp.) which belongs to small pelagic fish and is commonly caught in Banda Sea. The objective of this research is to estimate small pelagic fish density through spatial and temporal distribution as informaion on fisheries resources in Banda Sea, especially the location and depthwhere scad is abundant and foundin the highest density. Acoustic survey was conducted on 3-18 February 2016. Spatially, density measurement showed that the small pelagic fish distribution in Banda Sea spreadedalong the track of data acquisition and had the highest density in theswimming depth of 5-20 m. Moreoverhigh density of scad was tended to be found near the slopes of the sea close to the mainland. Temporally,small pelagic fish tended to travel in groups at the day and disperse at night. Density of small pelagic fish distribution according to daily distribution is commonly found at night (06.00 p.m.-05.00 a.m. GMT+8) and dawn (05.00 a.m.-06.00 a.m. GMT+8). Keywords: Banda Sea, fishdensity, small pelagic fish, spatial, temporal ABSTRAKMetode akustik dapat digunakan untuk mengatasi berbagai tujuan ilmiah dan manajemen secara objektif terutama dibidang perikanan, dan berhasil memberikan manfaat. Laut Banda merupakan bagian dari wilayah pengelolaan perikanan (WPP) 714 dengan sumberdaya ikan didominasi oleh kelompok ikan pelagisberdasarkan data Statistik Perikanan tahun 2010. Jenis ikan pelagis yang dominan di perairan Laut Banda adalah ikan layang (Decapterus spp.) yang termasuk kedalamkelompok ikan pelagis kecil dan banyak dimanfaatkan di Laut Banda. Penelitian ini bertujuan mengestimasi densitas ikan pelagis kecil secara spastial dan temporal sebagai informasi mengenai sumber daya perikanan di Laut Banda terutama lokasi dan kedalaman ikan pelagis kecil yang banyak ditemukan. Survei akustikdilaksanakan pada tanggal 3-18 Februari 2016 di Laut Banda.Perhitungan densitas secara spasial densitas ikan pelagis kecil menunjukkan hasil sebaran ikan pelagis kecil di perairan Laut Banda menyebar sesuai lintasan survei dan memiliki ukuran densitas ikan tertinggi berada di kedalaman renang 5-20 meter dengan densitas ikan cenderung tinggi berada di lereng laut yang dekat dengan daratan utama. Secara temporal, tingkah laku ikan pelagis pada siang hari cenderung membentuk kelompok, sedangkan pada malam hari cenderung menyebar. Sebaran densitas ikan pelagis kecil berdasarkan distribusi harian lebih banyak ditemukan pada waktu malam (18.00-05.00 WITA) dan rembang fajar (05.00-06.00 WITA).Kata kunci: densitas ikan, ikan pelagis kecil, Laut Banda, spasial, temporal","PeriodicalId":59401,"journal":{"name":"海洋渔业","volume":"5 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-05-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79300623","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
A. Muhammad, Daeng Paroka, Sabaruddin Rahman, Syarifuddin
The ability of a vessel to obtain catches is known as fishing vessel productivity. This greatly influences the feasibility level of the fishing operation. The objctive of the study is to evaluate the operational feasiblity level of 30 GT fishing vessel that operates in Sulawesi waters (case study INKA MINA 957). The use of Net Present Value (NPV) and Internal Rate of Return (IRR) methods showed that the catch should be of more than minimum 116 ton per year or the NPV value at Rp. 124.797.638,- with 10% interest rate assumption within 10 years. Furthermore, based on the internal rate of return (IRR) the interest obtained was approximately 12.2% which was higher than the market interest rate assumptions at about 2.2%. Keywords: fishing vessel, operational feasibility, NPV and IRRABSTRAKProduktivitas kapal perikanan adalah kemampuan kapal untuk memperoleh hasil tangkapan ikan. Produktivitas ini sangat mempengaruhi tingkat kelayakan operasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kelayakan operasional kapal perikanan 30 GT yang beroperasi di perairan Sulawesi (studi kasus KM INKA MINA 957). Metode Net Present Value (NPV) dan Internal Rate of Return (IRR) telah digunakan untuk mengukur tingkat kelayakan operasional. Hasil analisis menunjukkan bahwa kapal perikanan layak dioperasikan dengan prediksi hasil tangkapan minimal sebesar 116 ton pertahun atau nilai NPV sebesar Rp.124.797.638,- dengan asumsi suku bunga 10% selama 10 tahun. Selanjutnya berdasarkan Metode IRR diperoleh suku bunga 12,2%, hasil ini lebih besar 2,2% sebagaimana asumsi suku bunga dipasaran.Kata kunci: kapal perikanan, kelayakan operasional, NPV dan IRR
渔船获得渔获物的能力被称为渔船生产力。这极大地影响了捕捞作业的可行性水平。本研究的目的是评价在苏拉威西岛水域作业的30 GT渔船的作业可行性水平(案例研究INKA MINA 957)。使用净现值(NPV)和内部收益率(IRR)方法表明,捕获量应超过每年至少116吨或NPV值为Rp. 124.797.638,假设10年内利率为10%。此外,根据内部收益率(IRR),获得的利息约为12.2%,高于市场利率假设的约2.2%。关键词:渔船,作业可行性,净现值和收益文摘,生产力,kapal perkanan adalah kemampuan kapal untuk memperoleh tangkapan ikan生产活动ini sangat mempengaruhi tingkat kelayakan操作。Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kelayakan运营资本perperkanan 30 GT yang beroperasdi perperlawesi (studi kasus KM INKA MINA 957)。方法净现值(NPV)和内部收益率(IRR) telah digunakan untuk mengukur tingkat kelayakan运营。Hasil analysis menunjukkan bahwa kapal perikanan layak dioperasikan dengan prediksi Hasil tangkapan minimal sebesar 116吨pertahun atau nilai NPV sebesar r .124.797.638,- dengan asumsi suku bunga 10% selama 10 tahun。Selanjutnya berdasarkan Metode IRR diperoleh suku bunga 12.2%, hasil ini lebih besar 2.2% sebagaimana asumsi suku bunga dipasaran。Kata kunci: kapal perikanan, kelayakan operational, NPV和IRR
{"title":"TINGKAT KELAYAKAN OPERASIONAL KAPAL PERIKANAN 30 GT PADA PERAIRAN SULAWESI (STUDI KASUS KM INKA MINA 957) The Operational Feasibility Level of 30 GT Fishing Vessel in Sulawesi Waters (case study of KM INKA MINA 957)","authors":"A. Muhammad, Daeng Paroka, Sabaruddin Rahman, Syarifuddin","doi":"10.29244/jmf.9.1.1-9","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/jmf.9.1.1-9","url":null,"abstract":"The ability of a vessel to obtain catches is known as fishing vessel productivity. This greatly influences the feasibility level of the fishing operation. The objctive of the study is to evaluate the operational feasiblity level of 30 GT fishing vessel that operates in Sulawesi waters (case study INKA MINA 957). The use of Net Present Value (NPV) and Internal Rate of Return (IRR) methods showed that the catch should be of more than minimum 116 ton per year or the NPV value at Rp. 124.797.638,- with 10% interest rate assumption within 10 years. Furthermore, based on the internal rate of return (IRR) the interest obtained was approximately 12.2% which was higher than the market interest rate assumptions at about 2.2%. Keywords: fishing vessel, operational feasibility, NPV and IRRABSTRAKProduktivitas kapal perikanan adalah kemampuan kapal untuk memperoleh hasil tangkapan ikan. Produktivitas ini sangat mempengaruhi tingkat kelayakan operasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kelayakan operasional kapal perikanan 30 GT yang beroperasi di perairan Sulawesi (studi kasus KM INKA MINA 957). Metode Net Present Value (NPV) dan Internal Rate of Return (IRR) telah digunakan untuk mengukur tingkat kelayakan operasional. Hasil analisis menunjukkan bahwa kapal perikanan layak dioperasikan dengan prediksi hasil tangkapan minimal sebesar 116 ton pertahun atau nilai NPV sebesar Rp.124.797.638,- dengan asumsi suku bunga 10% selama 10 tahun. Selanjutnya berdasarkan Metode IRR diperoleh suku bunga 12,2%, hasil ini lebih besar 2,2% sebagaimana asumsi suku bunga dipasaran.Kata kunci: kapal perikanan, kelayakan operasional, NPV dan IRR","PeriodicalId":59401,"journal":{"name":"海洋渔业","volume":"16 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-05-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"72512384","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Mercy Patanda, Sugeng Hari Wisudo, Daniel R. Monintja, Budy Wiryawan
Stakeholders, who are agents and actors in this matter play an important role in the management of reef fisheries in Wakatobi National Park. This study aims to identify the agents and actors in Wakatobi Regency and to identify similarities and differences of the perception between agents and actors in the management of conservation areas. The method used is Principal Component Analysis (PCA). The result showed that there was a similar perception between agent and actor in which that the conservation gives benefit for the society in Wakatobi and the lack of regulation in Wakatobi Regency. Different perceptions between actors and agents occurred due to fishermen intention to fully utilize the resources for their welfare while the government intents to limit the fishing area in order to preserve the natural resources and the environment. Therefore, management related to the regulation on legal-size of fish and the effectiveness of marine protected areas are needed. Keywords: Stakeholders, Coral Reef, Conservation, WakatobiABSTRAKPemangku kepentingan sangat berperan penting dalam pengelolaan perikanan karang di Taman Nasional Kabupaten Wakatobi. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi agen dan aktor yang berada di Kabupaten Wakatobi serta melihat persamaan dan perbedaan persepsi antara agen dengan aktor dalam pengelolaan kawasan konservasi. Penelitian ini menggunakan analisis Principal Component Analysis (PCA). Hasil kajian menunjukkan adanya persamaan persepsi antara agen dan aktor yaitu konservasi memberikan manfaat bagi masyarakat yang ada di Wakatobi dan masih kurangnya peraturan di Kabupaten Wakatobi. Perbedaan persepsi pada aktor dan agen karena nelayan ingin memanfaatkan perairan Taman nasional Wakatobi semaksimal mungkin untuk kesejahteraan nelayan sedangkan pemerintah membatasi wilayah penangkapan dalam rangka menjaga sumber daya alam dan lingkungannya sehingga perlu tindakan pengelolaan yaitu penentuan ukuran ikan yang tertangkap dan pengefektifan daerah perlindungan laut.Kata kunci: Pemangku Kepentingan, Perikanan Karang, Konservasi, Wakatobi
作为代理人和行动者的利益相关者在瓦卡托比国家公园的珊瑚礁渔业管理中发挥着重要作用。本研究旨在确定Wakatobi摄政的代理人和行动者,并确定在保护区管理中代理人和行动者之间感知的异同。使用的方法是主成分分析(PCA)。结果表明,主体与行为人之间存在着相似的认知,即Wakatobi的保护为社会带来了利益,而Wakatobi摄政缺乏监管。由于渔民的意图是为了自己的福利而充分利用资源,而政府的意图是为了保护自然资源和环境而限制捕捞面积,因此行为者和行为者之间的认知存在差异。因此,有必要对鱼类的法定大小和海洋保护区的有效性进行管理。关键词:利益相关者,珊瑚礁,保护,Wakatobi图juan penelitian adalah mengidentifikasi agen danaktor yang berada di Kabupaten Wakatobi serta melihat persaman dan perbedaan persesi antara agen dengan aktor dalam penelolaan kawasan konservasi。主成分分析(PCA)。Hasil kajian menunjukkan adanya persamaan persamaan antara是一名高级官员,他是一名高级官员,他是一名高级官员,他是一名高级官员。我的意思是说,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是。Kata kunci: Pemangku Kepentingan, Perikanan Karang, Konservasi, Wakatobi
{"title":"PENGELOLAAN PERIKANAN KARANG DI TAMAN NASIONAL WAKATOBI: PERSPEKTIF AKTOR DAN AGEN","authors":"Mercy Patanda, Sugeng Hari Wisudo, Daniel R. Monintja, Budy Wiryawan","doi":"10.29244/jmf.9.1.89-96","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/jmf.9.1.89-96","url":null,"abstract":"Stakeholders, who are agents and actors in this matter play an important role in the management of reef fisheries in Wakatobi National Park. This study aims to identify the agents and actors in Wakatobi Regency and to identify similarities and differences of the perception between agents and actors in the management of conservation areas. The method used is Principal Component Analysis (PCA). The result showed that there was a similar perception between agent and actor in which that the conservation gives benefit for the society in Wakatobi and the lack of regulation in Wakatobi Regency. Different perceptions between actors and agents occurred due to fishermen intention to fully utilize the resources for their welfare while the government intents to limit the fishing area in order to preserve the natural resources and the environment. Therefore, management related to the regulation on legal-size of fish and the effectiveness of marine protected areas are needed. Keywords: Stakeholders, Coral Reef, Conservation, WakatobiABSTRAKPemangku kepentingan sangat berperan penting dalam pengelolaan perikanan karang di Taman Nasional Kabupaten Wakatobi. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi agen dan aktor yang berada di Kabupaten Wakatobi serta melihat persamaan dan perbedaan persepsi antara agen dengan aktor dalam pengelolaan kawasan konservasi. Penelitian ini menggunakan analisis Principal Component Analysis (PCA). Hasil kajian menunjukkan adanya persamaan persepsi antara agen dan aktor yaitu konservasi memberikan manfaat bagi masyarakat yang ada di Wakatobi dan masih kurangnya peraturan di Kabupaten Wakatobi. Perbedaan persepsi pada aktor dan agen karena nelayan ingin memanfaatkan perairan Taman nasional Wakatobi semaksimal mungkin untuk kesejahteraan nelayan sedangkan pemerintah membatasi wilayah penangkapan dalam rangka menjaga sumber daya alam dan lingkungannya sehingga perlu tindakan pengelolaan yaitu penentuan ukuran ikan yang tertangkap dan pengefektifan daerah perlindungan laut.Kata kunci: Pemangku Kepentingan, Perikanan Karang, Konservasi, Wakatobi","PeriodicalId":59401,"journal":{"name":"海洋渔业","volume":"227 1","pages":"89-96"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-05-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88174793","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
The swimming crab potential is a resource that has high economic value. Therefore the utilization needs to be done continuously and to achieve this is by conducting an important research focussed on the size and the fishing season pattern of the swimming crab by studying the pattern of the catching season, it is expected to improve the efficiency and effectiveness of the catching time. The objective of this research is to 1. Map the distribution of the frequency and size of crab and 2. Determine the pattern of fishing season in Pangkep waters. The research is conducted from March to November 2016. It is located in Pangkep waters regency, South Sulawesi Province. The data is collected through survey method consisted of primary and secondary data. The data were analyzed using frequency distribution analysis approach and time series analysis technique toward catch (kg) of fishing effort. The results obtained showed that the dominant female crab caught with a size > 10.0 cm, as well as dominant male crabs caught with a size > 10 cm. The fishing gear used is trap and gillnet. In addition the catching season is in May, June, July, September, October and November. The peak season of catching season takes place in June and September.Keywords: Size distribution, Season pattern, swimming crab, at Pangkep DistrictABSTRAKPotensi sumberdaya rajungan, merupakan komoditas sumberdaya yang memiliki nilai ekonomis penting, sehingga pemanfaatannya perlu dilakukan secara berkelanjutan. Untuk mencapai hal tersebut maka ukuran hasil tangkapan dan pola musim penangkapan rajungan menjadi penting untuk diteliti. Adanya informasi pola musim penangkapan, diharapkan dapat meningkatkan efesiensi dan efektifitas waktu penangkapan rajungan. Penelitian ini bertujuan untuk 1) memetakan distribusi frekuensi dan ukuran rajungan yang tertangkap, dan 2) menentukan pola musim hasil tangkapan rajungan di perairan Kabupaten Pangkep. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret sampai bulan November 2016, di perairan Kabupaten Pangkep Propinsi Sulawesi Selatan. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode survei. Data yang dikumpulkan terdiri dari data hasil tangkapan rajungan per hari; panjang dan lebar (cm) karapas dan berat (gram/kg) rajungan. Data dianalisis dengan menggunakan pendekatan analisis distribusi frekuensi dan teknik analisis deret waktu (time series) terhadap hasil tangkapan (kg) persatuan upaya penangkapan. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa distribusi frekuensi rajungan betina, tertangkap berukuran 10,0 cm. Demikian juga rajungan jantan ukuran 10,0 cm lebih dominan tertangkap. Alat tangkap yang digunakan adalah bubu lipat, dan gillnet rajungan. Pola musim penangkapan rajungan di perairan Kabupaten Pangkep terjadi pada bulan Mei, Juni, Juli, September, Oktober dan November dan puncak musim berlangsung pada bulan Juni dan September.Kata kunci: distribusi ukuran, pola musim, rajungan, Kabupaten Pangkep
梭子蟹潜力是一种具有较高经济价值的资源。因此,需要不断地进行利用,而要实现这一目标,就需要对游蟹的大小和捕捞季节模式进行重要的研究,通过对捕捞季节模式的研究,有望提高捕捞时间的效率和效益。本研究的目的是:1。绘制螃蟹和2的频率和大小分布。确定庞克普水域的捕鱼季节模式。该研究于2016年3月至11月进行。它位于南苏拉威西省庞格普水域摄政区。数据是通过调查法收集的,由一手数据和二次数据组成。采用频率分布分析法和时间序列分析法对渔获量(kg)进行分析。结果表明,雌蟹的优势捕获尺寸为> ~ 10.0 cm,雄蟹的优势捕获尺寸为> ~ 10cm。使用的渔具是陷阱和刺网。此外,捕捞季节为5月、6月、7月、9月、10月和11月。6月和9月为捕捞旺季。【关键词】庞克普区梭子蟹,梭子蟹,梭子蟹,梭子蟹,梭子蟹,梭子蟹,梭子蟹。Untuk menapai hal tersebut maka ukuran hasil tangkapan dan pola musa penangkapan rajungan menjadi pentuk diteliti。在槟城kapan,我们的信息是为槟城kapan,我们为槟城kapan,我们为槟城kapan。Penelitian ini bertujuan untuk 1) memetakan distribution busi frekuensi dan ukuran rajungan yang tertangkap, dan menentukan pola穆斯林hasil tangkapan rajungan di perairan Kabupaten Pangkep。2016年11月,在苏拉威西西,泰国曼谷,泰国曼谷,泰国曼谷。方法企鹅数量数据的统计和统计是基于方法测量的。数据yang dikumpulkan terdiri dari数据hasil tangkapan rajungan per hari;Panjang Dan lebar(厘米)karapas Dan berat(克/公斤)rajungan。数据分析:dengan menggunakan penangkapan分析:distribution busi frekuensi dan teknik分析:deret waktu(时间序列)terhadap hasil tangkapan (kg) persatuan upaya penangkapan。Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa分布,frekuensi rajungan betina, tertangkap berukuran 10, 000厘米。Demikian juga rajungan jantan ukuran 10, 000厘米,lebih dominan tertangkap。Alat tangkap yang digunakan adalah bubulipat, dan gillnet rajungan。Pola musim penangkapan rajungan di perairan Kabupaten Pangkep terjadi pada bulan Mei, Juni, Juli, September, october, November, danpuncak musim berlangsung pada bulan Juni, September。Kata kunci: distribubusi ukuran, pola musim, rajungan, Kabupaten Pangkep
{"title":"DISTRIBUSI UKURAN DAN POLA MUSIM PENANGKAPAN RAJUNGAN (Portunus pelagicus) DI PERAIRAN KABUPATEN PANGKEP","authors":"Ihsan","doi":"10.29244/JMF.9.1.77-87","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/JMF.9.1.77-87","url":null,"abstract":"The swimming crab potential is a resource that has high economic value. Therefore the utilization needs to be done continuously and to achieve this is by conducting an important research focussed on the size and the fishing season pattern of the swimming crab by studying the pattern of the catching season, it is expected to improve the efficiency and effectiveness of the catching time. The objective of this research is to 1. Map the distribution of the frequency and size of crab and 2. Determine the pattern of fishing season in Pangkep waters. The research is conducted from March to November 2016. It is located in Pangkep waters regency, South Sulawesi Province. The data is collected through survey method consisted of primary and secondary data. The data were analyzed using frequency distribution analysis approach and time series analysis technique toward catch (kg) of fishing effort. The results obtained showed that the dominant female crab caught with a size > 10.0 cm, as well as dominant male crabs caught with a size > 10 cm. The fishing gear used is trap and gillnet. In addition the catching season is in May, June, July, September, October and November. The peak season of catching season takes place in June and September.Keywords: Size distribution, Season pattern, swimming crab, at Pangkep DistrictABSTRAKPotensi sumberdaya rajungan, merupakan komoditas sumberdaya yang memiliki nilai ekonomis penting, sehingga pemanfaatannya perlu dilakukan secara berkelanjutan. Untuk mencapai hal tersebut maka ukuran hasil tangkapan dan pola musim penangkapan rajungan menjadi penting untuk diteliti. Adanya informasi pola musim penangkapan, diharapkan dapat meningkatkan efesiensi dan efektifitas waktu penangkapan rajungan. Penelitian ini bertujuan untuk 1) memetakan distribusi frekuensi dan ukuran rajungan yang tertangkap, dan 2) menentukan pola musim hasil tangkapan rajungan di perairan Kabupaten Pangkep. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret sampai bulan November 2016, di perairan Kabupaten Pangkep Propinsi Sulawesi Selatan. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode survei. Data yang dikumpulkan terdiri dari data hasil tangkapan rajungan per hari; panjang dan lebar (cm) karapas dan berat (gram/kg) rajungan. Data dianalisis dengan menggunakan pendekatan analisis distribusi frekuensi dan teknik analisis deret waktu (time series) terhadap hasil tangkapan (kg) persatuan upaya penangkapan. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa distribusi frekuensi rajungan betina, tertangkap berukuran 10,0 cm. Demikian juga rajungan jantan ukuran 10,0 cm lebih dominan tertangkap. Alat tangkap yang digunakan adalah bubu lipat, dan gillnet rajungan. Pola musim penangkapan rajungan di perairan Kabupaten Pangkep terjadi pada bulan Mei, Juni, Juli, September, Oktober dan November dan puncak musim berlangsung pada bulan Juni dan September.Kata kunci: distribusi ukuran, pola musim, rajungan, Kabupaten Pangkep","PeriodicalId":59401,"journal":{"name":"海洋渔业","volume":"1 1","pages":"77-87"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-05-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79796800","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
The skipjack is one of important fishery commodities in Gulf of Bone waters, exploited by fishermen through the year using kinds of fishing gears such as pole and line, purse seine, traditional seine net, hand line, and predicted that some of these technologies were not sustainable. The objective of research was to analysis sustanaibility or environmental friendly of fishing technology of skipjack in Gulf of Bone waters, and has been done for six months, from January to June, 2017. Biology data of catch, fishing technic, and social economic of fishing unit of pole and line, purse seine, traditional seine net and hand line was collected directely by survey method. The sustainability or environmental friendly of fishing technologies be analyzed using 14 biology, technic, economic and social (Arimoto modified by Mallawa). Result that pole and line reach 76.88 % of sustainability value, pole and line operated in FAD 51.50 %, purse seine 51.25 %, purse seine with FAD 48.75 %, traditional seine net 48.13 $ and hand line 68.18 %. Low sustainability of fishing technologies caused by small size dominantly in catch, percentage of catch suitable length, investment, income, number of labour dan fuell used, and protected organism in catch. Keywords: Sustainability, fishing technology, Skipjack ABSTRAK Ikan cakalang merupakan komoditas perikanan penting di perairan Teluk Bone. Ikan cakalang merupakan salah satu ikan target yang dieksploitasi nelayan sepanjang tahun menggunakan berbagai jenis teknologi penangkapan ikan seperti huhate ( pole and line ), pukat cincin ( purse seine ), payang ( traditional seine net ), pancing tangan ( hand line ) dan diduga ada diantara teknologi tersebut tidak berkelanjutan. Penelitian bertujuan menganalisis keberlanjutan/keramahan lingkungan teknologi penangkapan ikan cakalang di perairan Teluk Bone, selama enam bulan (Januari - Juni 2017). Data biologi hasil tangkapan, teknis alat tangkap dan sosial ekonomi usaha penangkapan huhate, pukat cincin, payang, dan pancing tangan dikumpulkan secara langsung menggunakan metode survei. Keberlanjutan/keramahan lingkungan teknologi penangkapan ikan dianalisis menggunakan 14 kriteria sesuai metode Arimoto modifikasi Mallawa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa huhate rumpon mencapai nilai keberlanjutan 57,50 %, huhate tanpa rumpon 76,88 %, pukat cincin 51,25 %, pukat cincin rumpon 48,75 %, payang 48,13 % dan pancing tangan 68,13 %. Rendahnya tingkat keberlanjutan teknologi penangkapan disebabkan oleh dominannya ikan ukuran kecil dan rendahnya ikan ukuran layak tangkap, nilai investasi, tingkat pendapatan, penggunaan tenaga kerja dan BBM dan tertangkapnya biota laut yang dilindungi. Kata kunci: Keberlanjutan, teknologi penangkapan, ikan cakalang.
鲣鱼是骨湾水域重要的渔业商品之一,渔民常年使用竿线、围网、传统围网、手线等多种渔具进行捕捞,并预测其中一些技术是不可持续的。本研究旨在分析骨湾水域鲣鱼捕捞技术的可持续性或环境友好性,于2017年1月至6月进行了为期6个月的研究。采用调查法直接收集了竿线、围网、传统围网和手线等捕鱼单元的渔获量、捕捞技术和社会经济等生物学数据。渔业技术的可持续性或环境友好性分析使用14生物学,技术,经济和社会(Arimoto修改Mallawa)。结果:鱼竿和鱼线的可持续性值达到76.88%,鱼竿和鱼线在FAD中占51.50%,围网中占51.25%,围网中占48.75%,传统围网中占48.13美元,手钓中占68.18%。渔业技术的可持续性低,主要是由于捕获量小、适宜长度的捕获量百分比、投资、收入、劳动力和燃料的使用数量以及受保护的生物捕获量小。关键词:可持续性,捕捞技术,鲣鱼。关键词:可持续性,捕捞技术,鲣鱼。Ikan cakalang merupakan salah satu Ikan target yang dieksploitasi nelayan sepanjang tahun menggunakan berbagai jenis teknologi penangkapan Ikan seperti huhate(竿和线),pukat cincinin(围网),payang(传统围网网),pancing tangan(手线)dan diduga ada diantara teknologi tersebut tidak berkelanjutan。Penelitian bertujuan menganaliskeberlanjutan /keramahan lingkungan teknologi penangkapan ikan cakalang di perairan Teluk Bone, selama enam bulan(2017年1月- 6月)。数据生物学,技术,科学,社会经济学,研究,研究,研究,研究,研究,研究,研究,研究,研究,研究。[4] [footnoter.com] [footnoter.com] [footnoter.com]Hasil penelitian menunjukkan bahwa huhate rumpon mencapai nilai keberlanjutan 57,50 %, huhate tanpa rumpon 76,88 %, pukat cincin 51,25 %, pukat cincin rumpon 48,75 %, payang 48,13 % dan pancan 68,13 %。penangkapan disebabkan teknologi penangkapan disebabkan oleh dominannya ikkan ukuran kecil danrendahnya ikkan ukuran layak tangkap, nilai investasi, tingkat pendapatan, penggunaan tenaga kerja dan BBM dantertangkapnya biota laut yang dilindungi。Kata kunci: Keberlanjutan, teknologi penangkapan, ikkan cakalang。
{"title":"KEBERLANJUTAN TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DI PERAIRAN TELUK BONE, SULAWESI SELATAN","authors":"A. Mallawa, F. Amir, Safruddin, E. Mallawa","doi":"10.29244/jmf.9.1.97-110","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/jmf.9.1.97-110","url":null,"abstract":"The skipjack is one of important fishery commodities in Gulf of Bone waters, exploited by fishermen through the year using kinds of fishing gears such as pole and line, purse seine, traditional seine net, hand line, and predicted that some of these technologies were not sustainable. The objective of research was to analysis sustanaibility or environmental friendly of fishing technology of skipjack in Gulf of Bone waters, and has been done for six months, from January to June, 2017. Biology data of catch, fishing technic, and social economic of fishing unit of pole and line, purse seine, traditional seine net and hand line was collected directely by survey method. The sustainability or environmental friendly of fishing technologies be analyzed using 14 biology, technic, economic and social (Arimoto modified by Mallawa). Result that pole and line reach 76.88 % of sustainability value, pole and line operated in FAD 51.50 %, purse seine 51.25 %, purse seine with FAD 48.75 %, traditional seine net 48.13 $ and hand line 68.18 %. Low sustainability of fishing technologies caused by small size dominantly in catch, percentage of catch suitable length, investment, income, number of labour dan fuell used, and protected organism in catch. Keywords: Sustainability, fishing technology, Skipjack ABSTRAK Ikan cakalang merupakan komoditas perikanan penting di perairan Teluk Bone. Ikan cakalang merupakan salah satu ikan target yang dieksploitasi nelayan sepanjang tahun menggunakan berbagai jenis teknologi penangkapan ikan seperti huhate ( pole and line ), pukat cincin ( purse seine ), payang ( traditional seine net ), pancing tangan ( hand line ) dan diduga ada diantara teknologi tersebut tidak berkelanjutan. Penelitian bertujuan menganalisis keberlanjutan/keramahan lingkungan teknologi penangkapan ikan cakalang di perairan Teluk Bone, selama enam bulan (Januari - Juni 2017). Data biologi hasil tangkapan, teknis alat tangkap dan sosial ekonomi usaha penangkapan huhate, pukat cincin, payang, dan pancing tangan dikumpulkan secara langsung menggunakan metode survei. Keberlanjutan/keramahan lingkungan teknologi penangkapan ikan dianalisis menggunakan 14 kriteria sesuai metode Arimoto modifikasi Mallawa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa huhate rumpon mencapai nilai keberlanjutan 57,50 %, huhate tanpa rumpon 76,88 %, pukat cincin 51,25 %, pukat cincin rumpon 48,75 %, payang 48,13 % dan pancing tangan 68,13 %. Rendahnya tingkat keberlanjutan teknologi penangkapan disebabkan oleh dominannya ikan ukuran kecil dan rendahnya ikan ukuran layak tangkap, nilai investasi, tingkat pendapatan, penggunaan tenaga kerja dan BBM dan tertangkapnya biota laut yang dilindungi. Kata kunci: Keberlanjutan, teknologi penangkapan, ikan cakalang.","PeriodicalId":59401,"journal":{"name":"海洋渔业","volume":"1 2 1","pages":"97-110"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-05-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78536019","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-05-01DOI: 10.29244/jmf.9.1.111-120
Lukmannul Hakim, E. S. Wiyono, R. I. Wahju
The fishermen in Tegalsari Fishing Port have been using vary of fishing gears that is feared could competing in getting catches. This research aims to identify fishing gear types according to fishing gear vessel’s volume, fishing time and frequency in every operation, fishing gears productivity, and fishing gears competition. The subject of this research are four biggest number of fishing gear units in PPP Tegalsari (cantrang, arad, gillnet, and mini purse seine) with fishing vessel volume below 10 GT. Samples were taken with purposive sampling method and collected through filling out the questionnaires. The fishing gears’s productivity determined by the number of catch per unit effort (CPUE). Furthermore, the fishing gear competition mapped by classified the matrix of transformed fishing gear’s productivity number into some clusters with hierarchycal cluster analysis (HCA). The results show the dominant fishing gear that local fishermen use are cantrang (5, 6, 10 GT), arad (3, 5, 6, 10 GT), gillnet (6 GT), and mini purse seine (9 GT), the highest average of fishing gear operation time is gillnet (3 hours), and the least is mini purse seine (± 1 hour) and the highest average of fishing setting number is cantrang by 27 times/trip and mini purse seine is the least by 5 times/trip, the highest productivity gained by cantrang (5163 kg/trip) and the least is Gillnet (363 kg/trip), and the most intensive fishing gear competition is between cantrang (5 and 6 GT), arad (3,5, and 6 GT), and gillnet (3 GT).Keywords: Competition, fishing gear, productivityABSTRAKNelayan di Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari menggunakan alat tangkap yang beragam. Dikhawatirkan antar alat tangkap saling berkompetisi dalam mendapatkan hasil tangkapan ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis alat tangkap berdasarkan GT kapal, waktu untuk 1 kali operasi dan frekuensinya dalam satu trip penangkapan ikan, produktivitas alat tangkap, dan kompetisi antar alat tangkap. Alat tangkap yang diamati adalah cantrang, arad, gillnet dan mini purse seine yang dioperasikan menggunakan kapal berukuran ≤ 10 GT. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner. Produktivitas alat tangkap ditentukan berdasarkan nilai CPUE dan kompetisi antar alat tangkap ditentukan menggunakan metode hierachycal cluster analysis. Hasil penelitian menunjukkan: jenis alat tangkap berdasarkan GT kapal yakni cantrang (5, 6 dan 10 GT), arad (3, 5, 6 dan 10 GT), gillnet (6 GT), dan mini purse seine (9 GT); waktu untuk 1 kali operasi penangkapan ikan tertinggi pada alat tangkap gillnet (3 jam) dan terendah pada cantrang dan mini purse seine (± 1 jam) serta jumlah operasi penangkapan ikan per trip tertinggi pada alat tangkap cantrang (27 kali/trip) dan terendah pada mini purse seine (5 kali/trip); produktivitas tertinggi pada alat tangkap cantrang (5163 kg/trip) dan terendah pada gillnet (363 kg/trip); dan antar alat tangkap yang berkompetisi secara ketat adalah cantrang
Tegalsari渔港的渔民一直在使用各种各样的渔具,他们担心这些渔具可能会在捕捞中竞争。本研究的目的是根据渔具船的体积、每次作业的捕捞时间和次数、渔具生产率和渔具竞争来确定渔具类型。本研究以PPP Tegalsari渔船体积小于10 GT的四种最大渔具单元(cantrang、arad、刺网和迷你围网)为研究对象,采用有目的抽样的方法,通过填写问卷的方式收集样本。渔具的生产率由单位努力渔获量(CPUE)决定。在此基础上,利用层次聚类分析(HCA)将转化后的渔具生产力数矩阵划分为若干类,绘制出渔具竞争映射。结果表明:当地渔民使用的主要渔具为刺网(5、6、10 GT)、arad(3、5、6、10 GT)、刺网(6 GT)和迷你围网(9 GT),渔具作业时间平均最高的是刺网(3小时),最小的是迷你围网(±1小时),平均捕鱼次数最高的是刺网27次/次,迷你围网最少5次/次;渔获效率最高的是蚕网(5163 kg/次),最低的是刺网(363 kg/次),渔具竞争最激烈的是蚕网(5 ~ 6 GT)、arad (3 ~ 5 ~ 6 GT)和刺网(3 GT)。关键词:竞争;渔具;生产力;Dikhawatirkan antar alat tangkap saling berkompetisi dalam mendapatkan hasil tangkapan ikan。Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis alat tangkap berdasarkan GT kapal, waktu untuk 1 kali operasi dan frekuensinya dalam satu trip penangkapan ikan, producktivitas alat tangkap, dan kompetisi antar alat tangkap。Alat tangkap yang diamati adalah cantrang, arad,刺网和迷你钱包seine yang dioperasikan menggunakan kapal berukuran≤10 GT. pengpulan数据dilakukan melalui penyebaran kuesier。用层次聚类分析的方法研究了内蒙古地区的生产活力、生产能力和竞争能力。Hasil penelitian menunjukkan: jenis alat tangkap berdasarkan GT kapal yakni cantrang(5,6丹10 GT), arad(3,5,6丹10 GT),刺网(6 GT),迷你围网(9 GT);Waktu untuk 1 kali operasi penangkapan ikan tertinggi pada alat tangkap刺网(3卡)丹terendah pada cantrang丹迷你钱包塞纳河(±1卡)serta jumlah operasi penangkapan ikan每趟tertinggi pada alat tangkap cantrang(27卡/趟)丹terendah pada迷你钱包塞纳河(5卡/趟);产量:tertinggi pada alat tangkap cantrang(5163公斤/次)、terendah pada刺网(363公斤/次);[footnoter.com] [footnoter.com] [footnoter.com] [footnoter.com] [footnoter.com] [footnoter.com] [footnoter.com]。
{"title":"KOMPETISI ALAT PENANGKAPAN IKAN SKALA KECIL DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TEGALSARI","authors":"Lukmannul Hakim, E. S. Wiyono, R. I. Wahju","doi":"10.29244/jmf.9.1.111-120","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/jmf.9.1.111-120","url":null,"abstract":"The fishermen in Tegalsari Fishing Port have been using vary of fishing gears that is feared could competing in getting catches. This research aims to identify fishing gear types according to fishing gear vessel’s volume, fishing time and frequency in every operation, fishing gears productivity, and fishing gears competition. The subject of this research are four biggest number of fishing gear units in PPP Tegalsari (cantrang, arad, gillnet, and mini purse seine) with fishing vessel volume below 10 GT. Samples were taken with purposive sampling method and collected through filling out the questionnaires. The fishing gears’s productivity determined by the number of catch per unit effort (CPUE). Furthermore, the fishing gear competition mapped by classified the matrix of transformed fishing gear’s productivity number into some clusters with hierarchycal cluster analysis (HCA). The results show the dominant fishing gear that local fishermen use are cantrang (5, 6, 10 GT), arad (3, 5, 6, 10 GT), gillnet (6 GT), and mini purse seine (9 GT), the highest average of fishing gear operation time is gillnet (3 hours), and the least is mini purse seine (± 1 hour) and the highest average of fishing setting number is cantrang by 27 times/trip and mini purse seine is the least by 5 times/trip, the highest productivity gained by cantrang (5163 kg/trip) and the least is Gillnet (363 kg/trip), and the most intensive fishing gear competition is between cantrang (5 and 6 GT), arad (3,5, and 6 GT), and gillnet (3 GT).Keywords: Competition, fishing gear, productivityABSTRAKNelayan di Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari menggunakan alat tangkap yang beragam. Dikhawatirkan antar alat tangkap saling berkompetisi dalam mendapatkan hasil tangkapan ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis alat tangkap berdasarkan GT kapal, waktu untuk 1 kali operasi dan frekuensinya dalam satu trip penangkapan ikan, produktivitas alat tangkap, dan kompetisi antar alat tangkap. Alat tangkap yang diamati adalah cantrang, arad, gillnet dan mini purse seine yang dioperasikan menggunakan kapal berukuran ≤ 10 GT. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner. Produktivitas alat tangkap ditentukan berdasarkan nilai CPUE dan kompetisi antar alat tangkap ditentukan menggunakan metode hierachycal cluster analysis. Hasil penelitian menunjukkan: jenis alat tangkap berdasarkan GT kapal yakni cantrang (5, 6 dan 10 GT), arad (3, 5, 6 dan 10 GT), gillnet (6 GT), dan mini purse seine (9 GT); waktu untuk 1 kali operasi penangkapan ikan tertinggi pada alat tangkap gillnet (3 jam) dan terendah pada cantrang dan mini purse seine (± 1 jam) serta jumlah operasi penangkapan ikan per trip tertinggi pada alat tangkap cantrang (27 kali/trip) dan terendah pada mini purse seine (5 kali/trip); produktivitas tertinggi pada alat tangkap cantrang (5163 kg/trip) dan terendah pada gillnet (363 kg/trip); dan antar alat tangkap yang berkompetisi secara ketat adalah cantrang","PeriodicalId":59401,"journal":{"name":"海洋渔业","volume":"14 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-05-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"72725368","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abgusta Fajri Wiranata, B. Wiryawan, Sugeng Hari Wisudo, Nimmi Zulbainarni
There are two types of population growth function of the basic formulation of Schaefer’s biology model, however in this study there is a difference in form and value of “r” as one of a biology parameter. In addition to the difference in the method by calculating the process of a and b coefficient. The calculating process of a and b coefficient in Schaefer’s biology model was conducted through linear regression which has not yet been exact. This is due to the model itself which is quadratic. Therefore to provide the solution is through quadratic process. The linear regression shows the value of f msy and Y msy 1.40 and 1.34 times smaller than quadratic process respectively. Based on the two graphs from the calculating process of a and b coefficient, it can be concluded that the utilization of yellowfin tuna fishery was still not optimal. According to the result based on the linear and quadratic regression, the maximum production of yellowfin tuna can be increased to 664,037 and 877,340 kg. Keywords: Population growth function, Schaefer’s Biology Model, Utilization status , Yellowfin tuna ABSTRAK Dua jenis fungsi pertumbuhan populasi menjadi dasar pembentukan model biologi Schaefer, namun dalam kajian ini terdapat perbedaan dalam bentuk dan nilai r sebagai parameter biologi ditambah juga berdasarkan perbedaan metode perhitungan koefisien a dan b . Metode perhitungan koefisien a dan b model biologi Schaefer melalui regresi linear masih kurang tepat, karena model biologi Schaefer berbentuk kuadratik, sehingga penyelesaiannya harus melalui proses kuadratik. Nilai f msy dan Y msy dari proses regresi linear memiliki nilai 1,40 dan 1,34 kali lebih rendah dari proses kuadratik. Berdasarkan kedua kurva dari kedua metode perhitungan koefisien a dan b , maka status pemanfaatan perikanan tuna madidihang diduga masih belum optimal. Sehingga berdasarkan proses regresi linear dan kuadratik, maka produksi maksimal tuna madidihang masih dapat ditingkatkan sampai dengan 664.037 dan 877.340 kg. Kata kunci: Fungsi pertumbuhan populasi, Model biologi Schaefer, Status pemanfaatan Tuna madidihang
Schaefer生物学模型的基本表述有两种类型的种群生长函数,但在本研究中,作为生物学参数之一的“r”在形式和值上有所不同。另外在方法上通过计算过程中的a和b系数的差异。Schaefer生物学模型中a和b系数的计算过程是通过线性回归进行的,目前尚不精确。这是由于模型本身是二次的。因此,通过二次过程来提供解。线性回归结果表明,fmsy和ymsy分别比二次过程小1.40倍和1.34倍。从a和b系数计算过程的两幅图可以看出,黄鳍金枪鱼渔业的利用仍然不是最优的。根据线性和二次回归的结果,黄鳍金枪鱼的最大产量可增加到664,037和877,340 kg。【关键词】黄鳍金枪鱼种群增长函数;Schaefer生物学模型;Schaefer模型;Schaefer模型;Schaefer模型;模型生物学Schaefer berbentuk kuadratik,模型生物学Schaefer berbentuk kuadratik,模型生物学Schaefer berbentuk kuadratik,模型生物学Schaefer berbentuk kuadratik。Nilai of msy dan Y msy dari处理回归线性记忆ililiki Nilai 1,40 dan 1,34 kali lebih rendah dari处理kuadratik。Berdasarkan kedua kurva dari kedua mede perhitungan koefisien a danb, maka status pmanfaatan perikanan tuna maddidihang diduga masih belum最优。sehinga berdasarkan proproi regression linear dan kuadratik, maka producksi maksimal tuna maddidihang masih dapat ditingkatkan sampai dengan 664.037 dan 877.340 kg。【关键词】真菌;模式生物学;Schaefer
{"title":"Status Pemanfaatan Perikanan Tuna Madidihang (Thunnus albacares) Berdasarkan Model Biologi Schaefer","authors":"Abgusta Fajri Wiranata, B. Wiryawan, Sugeng Hari Wisudo, Nimmi Zulbainarni","doi":"10.29244/jmf.9.1.65-75","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/jmf.9.1.65-75","url":null,"abstract":"There are two types of population growth function of the basic formulation of Schaefer’s biology model, however in this study there is a difference in form and value of “r” as one of a biology parameter. In addition to the difference in the method by calculating the process of a and b coefficient. The calculating process of a and b coefficient in Schaefer’s biology model was conducted through linear regression which has not yet been exact. This is due to the model itself which is quadratic. Therefore to provide the solution is through quadratic process. The linear regression shows the value of f msy and Y msy 1.40 and 1.34 times smaller than quadratic process respectively. Based on the two graphs from the calculating process of a and b coefficient, it can be concluded that the utilization of yellowfin tuna fishery was still not optimal. According to the result based on the linear and quadratic regression, the maximum production of yellowfin tuna can be increased to 664,037 and 877,340 kg. Keywords: Population growth function, Schaefer’s Biology Model, Utilization status , Yellowfin tuna ABSTRAK Dua jenis fungsi pertumbuhan populasi menjadi dasar pembentukan model biologi Schaefer, namun dalam kajian ini terdapat perbedaan dalam bentuk dan nilai r sebagai parameter biologi ditambah juga berdasarkan perbedaan metode perhitungan koefisien a dan b . Metode perhitungan koefisien a dan b model biologi Schaefer melalui regresi linear masih kurang tepat, karena model biologi Schaefer berbentuk kuadratik, sehingga penyelesaiannya harus melalui proses kuadratik. Nilai f msy dan Y msy dari proses regresi linear memiliki nilai 1,40 dan 1,34 kali lebih rendah dari proses kuadratik. Berdasarkan kedua kurva dari kedua metode perhitungan koefisien a dan b , maka status pemanfaatan perikanan tuna madidihang diduga masih belum optimal. Sehingga berdasarkan proses regresi linear dan kuadratik, maka produksi maksimal tuna madidihang masih dapat ditingkatkan sampai dengan 664.037 dan 877.340 kg. Kata kunci: Fungsi pertumbuhan populasi, Model biologi Schaefer, Status pemanfaatan Tuna madidihang","PeriodicalId":59401,"journal":{"name":"海洋渔业","volume":"30 1","pages":"65-75"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-05-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81226640","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}