ABSTRACTKubu Raya Regency retains potential fisheries sector, yet its development is constrained by subsistence and traditional characteristic pertaining to fishermen, poor facilities and infrastructure, as well as limited information related to the fisheries sector. The purpose of the study is to determine strategies of sustainable coastal fisheries management in Kubu Raya Regency. It is conducted through survey and in-depth interviews with knowledgeable respondents to collect information related to SWOT variable and alternative strategies. Data consist of primary and secondary data. Primary data include strengths, weaknesses, opportunities and threats in the management of coastal fisheries in Kubu Raya Regency, whilst the later incorporates the utilization of fishing facilities and infrastructure in addition to fisheries production data. The study was conducted from April to August 2017. A combination of SWOT and AHP analysis was applied to select important strategies in sustainable fisheries management in Kubu Raya Regency. The result shows that priorities should be given to the improvement of infrastructure (0,404), the increasing of technology adoption (0,367) and the development of human and institutional resources (0,228). Keywords: Management strategies, fisheries, coastal areasABSTRAKKabupaten Kubu Raya berpotensi dalam pengembangan sektor perikanan, namun terkendala dengan karakteristik nelayan yang bersifat subsisten dan tradisional, minimnya sarana dan prasarana perikanan, serta kurangnya informasi bidang perikanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyusun strategi pengelolaan perikanan tangkap berkelanjutan di wilayah pesisir Kabupaten Kubu Raya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dan wawancara mendalam dengan menggunakan key informan untuk mendapatkan variabel SWOT dan alternatif strategi. Data penelitian yang dikumpulkan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer meliputi variabel kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam pengelolaan perikanan tangkap di Kabupaten Kubu Raya. Data sekunder meliputi data penggunaan sarana dan prasarana penangkapan ikan dan data produksi perikanan di Kabupaten Kubu Raya. Penelitian dilakukan bulan April hingga Agustus 2017. Analisis data menggunakan kombinasi analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportuinities, Threats) dan AHP (Analytical Hierarchy Process) untuk menentukan prioritas strategi pengelolaan perikanan tangkap berkelanjutan di Kabupaten Kubu Raya. Hasil penelitian menunjukkan urutan prioritas strategi pengelolaan perikanan tangkap berkelanjutan yaitu peningkatan sarana dan prasarana (bobot 0,404), peningkatan adopsi teknologi (bobot 0,367) serta pengembangan sumber daya manusia dan kelembagaan (bobot 0,228).Kata kunci: strategi pengelolaan, perikanan, wilayah pesisir
kubu Raya Regency保留了潜在的渔业部门,但其发展受到渔民的生存和传统特征、落后的设施和基础设施以及与渔业部门相关的信息有限的限制。这项研究的目的是确定库布拉亚摄政的可持续沿海渔业管理战略。它是通过调查和与知识渊博的受访者进行深入访谈,以收集有关SWOT变量和替代策略的信息。数据包括主要数据和次要数据。初级数据包括Kubu Raya reggency沿海渔业管理的优势、劣势、机会和威胁,而后期数据除了渔业生产数据外,还包括渔业设施和基础设施的利用情况。该研究于2017年4月至8月进行。采用SWOT和AHP相结合的方法,选择了库布拉亚县渔业可持续管理的重要策略。结果表明,应优先考虑基础设施的改善(0,404),技术采用的增加(0,367)和人力和制度资源的开发(0,228)。关键词:管理策略;渔业;沿海地区;渔业资源;图瓦卢·佩内利特尼·库布·拉亚尼·库布·拉亚尼·库布·拉亚尼·库布·拉亚尼·库布·拉亚尼·库布·拉亚尼。方法penelitian yang digunakan adalah方法调查dan wawanakan mendalam denengan menggunakan关键信息源untuk mendapatkan变量SWOT dan替代策略。数据peneltian yang dikumpulkan yitu数据primer dan数据查找。数据引物meliputi变量kekuatan, kelemahan, peluang danancaman dalam pengelolaan perikanan tangkap di Kabupaten Kubu Raya。数据搜索在meliputi Data penggunaan sarana和prasarana penangkapan ikan和Data producksi perikanan和Kabupaten Kubu Raya下。2017年4月8日。分析数据,分析SWOT(优势、劣势、机会、威胁)和AHP(层次分析法),以确定战略的优先顺序。Hasil penelitian menunjukkan urutan prioritas strategi penelolaan perikanan tangkap berkelanjuutan yitu peningkatan sarana dan prasarana (bobot 0,404), peningkatan adopsi technology (bobot 0,367), peningbangan sumber daya manusia dan kelembagaan (bobot 0,228)。Kata kunci:战略,penelolaan, perikanan, wilayah pesisir
{"title":"STRATEGI PENGELOLAAN PERIKANAN TANGKAP BERKELANJUTAN DI WILAYAH PESISIR KABUPATEN KUBU RAYA","authors":"Imelda, Novira Kusrini, Rakhmad Hidayat","doi":"10.29244/jmf.10.1.%p","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/jmf.10.1.%p","url":null,"abstract":"ABSTRACTKubu Raya Regency retains potential fisheries sector, yet its development is constrained by subsistence and traditional characteristic pertaining to fishermen, poor facilities and infrastructure, as well as limited information related to the fisheries sector. The purpose of the study is to determine strategies of sustainable coastal fisheries management in Kubu Raya Regency. It is conducted through survey and in-depth interviews with knowledgeable respondents to collect information related to SWOT variable and alternative strategies. Data consist of primary and secondary data. Primary data include strengths, weaknesses, opportunities and threats in the management of coastal fisheries in Kubu Raya Regency, whilst the later incorporates the utilization of fishing facilities and infrastructure in addition to fisheries production data. The study was conducted from April to August 2017. A combination of SWOT and AHP analysis was applied to select important strategies in sustainable fisheries management in Kubu Raya Regency. The result shows that priorities should be given to the improvement of infrastructure (0,404), the increasing of technology adoption (0,367) and the development of human and institutional resources (0,228). Keywords: Management strategies, fisheries, coastal areasABSTRAKKabupaten Kubu Raya berpotensi dalam pengembangan sektor perikanan, namun terkendala dengan karakteristik nelayan yang bersifat subsisten dan tradisional, minimnya sarana dan prasarana perikanan, serta kurangnya informasi bidang perikanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyusun strategi pengelolaan perikanan tangkap berkelanjutan di wilayah pesisir Kabupaten Kubu Raya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dan wawancara mendalam dengan menggunakan key informan untuk mendapatkan variabel SWOT dan alternatif strategi. Data penelitian yang dikumpulkan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer meliputi variabel kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam pengelolaan perikanan tangkap di Kabupaten Kubu Raya. Data sekunder meliputi data penggunaan sarana dan prasarana penangkapan ikan dan data produksi perikanan di Kabupaten Kubu Raya. Penelitian dilakukan bulan April hingga Agustus 2017. Analisis data menggunakan kombinasi analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportuinities, Threats) dan AHP (Analytical Hierarchy Process) untuk menentukan prioritas strategi pengelolaan perikanan tangkap berkelanjutan di Kabupaten Kubu Raya. Hasil penelitian menunjukkan urutan prioritas strategi pengelolaan perikanan tangkap berkelanjutan yaitu peningkatan sarana dan prasarana (bobot 0,404), peningkatan adopsi teknologi (bobot 0,367) serta pengembangan sumber daya manusia dan kelembagaan (bobot 0,228).Kata kunci: strategi pengelolaan, perikanan, wilayah pesisir","PeriodicalId":59401,"journal":{"name":"海洋渔业","volume":"49 1","pages":"59-69"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79050085","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-11-27DOI: 10.29244/jmf.9.2.169-181
Teuku Athaillah, A. H. Hamid
ABSTRACT
Tuna fish is one of the easily perishable consumed food. Therefore before it reaches the consumers a well-designed and well-prepared supply management system is required The objectives of the research are to analyze the product, financial and information flows of tuna fish chain of supply in Banda Aceh through analyzing the performance efficiency of tuna fish supply chain performance at CV Tuah Bahari and PT Nagata Prima Tuna in Banda Aceh. Descriptive analysis is the method used to analyze the product, financial and information flows. Supply Chain Operation Reference (SCOR). Is the method used to measure the supply chain performance efficiency. SCOR preceded with hierarchy preparation based on the SCOR process, i.e. plan, source, make, delivery and return with common dimensions i.e. reliability, responsiveness, flexibility, cost and asset. The supply chain performance efficiency measurement in this research is also supported by the Analytical Hierarchy Process (AHP) and Objective Matrix (OMAX) methods The result of the research pointed out that the tuna fish product and information flow at CV Tuah Bahari and PT Nagata Prima Tuna is not optimal yet, while the financial flow is optimal. In the outcome of CV Tuah Bahari performance efficiency, 4 KPI (Key Performance Indicator) is at Poor category, while at PT Nagata Prima 9 KPI are categorized as Poor. The total performance value of the company is at Average category, with total index value of 62.9 and PT Nagata Prima Tuna 52.7.
Keywords:performance efficiency, SCOR, supply chain, tuna fish
ABSTRAK
Ikan tuna tergolong bahan pangan yang memiliki karakteristik mudah rusak. Oleh karena itu, untuk sampai ke konsumen diperlukan suatu sistem manajemen rantai pasok yang baik dan memadai. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis aliran produk, aliran keuangan dan aliran informasi pada rantai pasok ikan tuna di Banda Aceh, dengan menganalisis efisiensi kinerja rantai pasok ikan tuna pada CV. Tuah Bahari dan PT Nagata Prima Tuna di Banda Aceh. Metode yang digunakan untuk menganalisis aliran produk, aliran keuangan, dan aliran informasi adalah analisis deskriptif. Metode yang digunakan untuk mengukur efisiensi kinerja rantai pasok adalah SupplyChainOperationReference (SCOR). SCOR diawali dengan pembuatan hierarki awal yang didasarkan pada proses dalam SCOR, yaitu plan, source, make, delivery, dan return dengan dimensi umum, yaitu reliability, responsiveness, flexibility, cost, dan asset. Pengukuran efisiensi kinerja rantai pasok dalam penelitian ini juga didukung dengan metode
摘要金枪鱼是易腐烂的食用食品之一。因此,在它到达消费者之前,需要一个精心设计和精心准备的供应管理系统。本研究的目的是通过分析班达亚齐的金枪鱼供应链绩效效率,分析班达亚齐金枪鱼供应链绩效的产品、财务和信息流。描述性分析是用来分析产品、财务和信息流的方法。供应链操作参考(SCOR)。是用来衡量供应链绩效效率的方法。在SCOR之前,根据SCOR流程进行分层准备,即计划、来源、制造、交付和返回,并具有共同的维度,即可靠性、响应性、灵活性、成本和资产。研究结果表明,Tuah Bahari和PT Nagata Prima tuna两家公司的金枪鱼产品和信息流都不是最优的,而财务流是最优的。在CV Tuah Bahari绩效效率的结果中,4个KPI(关键绩效指标)属于差类别,而PT Nagata Prima的9个KPI被归类为差类别。公司的总绩效值处于平均类别,总指数值为62.9,PT长田金枪鱼为52.7。关键词:绩效效率、SCOR、供应链、金枪鱼奥列·卡瑞纳图,untuk sampai, konsumen diperlukan suatu系统管理,rantai pasok yang baik dan memadai。Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisanaliran产品,aliran keangan danaliran informasi padantai pasok ikan tuna di Banda Aceh, dengan menganalisandefisiensi kinerja rantai pasok ikan tuna padas CV。Tuah Bahari dan PT Nagata Prima Tuna di Banda Aceh。Metode yang digunakan untuk, aliran产品,aliran keangan, aliran信息,alala分析文档。《供应链运作参考》(SCOR)。SCOR didiwali dengan pembuatan hierarki awal yang didiasarkan pagada处理dalam SCOR, yitu计划,来源,制造,交付,dan返回dengan维度,yitu可靠性,响应性,灵活性,成本,dan资产。分析层次分析法(AHP)和目标矩阵法(OMAX)。哈西尔penelitian menunjukkan bahwa aliran产品和aliran信息的rantai pasok ikan金枪鱼di CV。Tuah Bahari dan PT. Nagata Prima Tuna belum optimal, sedangkan alian keuangan sudah optimal。Hasil企鹅,efisiensi, kinerja, CV。Tuah Bahari, 4个KPI(关键绩效指标)berada pada ategori Poor, sementara pada PT Nagata Prima Tuna terdapat 9个KPI berada pada ategori Poor。尼罗莱的总表现为:平均,登根尼罗莱指数总CV。Tuah Bahari 62.9, PT. Nagata Prima Tuna 52.7。Kata kunci: efisiensi kinerja, SCOR, rantai pasok, ikkan tuna
{"title":"ANALISIS EFISIENSI KINERJA RANTAI PASOK IKAN TUNA PADA CV. TUAH BAHARI DAN PT. NAGATA PRIMA TUNA DI BANDA ACEH","authors":"Teuku Athaillah, A. H. Hamid","doi":"10.29244/jmf.9.2.169-181","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/jmf.9.2.169-181","url":null,"abstract":"<p align=\"center\"><strong><em>ABSTRACT</em></strong><strong><em></em></strong></p><p class=\"Abstractisi\">Tuna fish is one of the easily perishable consumed food. Therefore before it reaches the consumers a well-designed and well-prepared supply management system is required The objectives of the research are to analyze the product, financial and information flows of tuna fish chain of supply in Banda Aceh through analyzing the performance efficiency of tuna fish supply chain performance at CV Tuah Bahari and PT Nagata Prima Tuna in Banda Aceh. Descriptive analysis is the method used to analyze the product, financial and information flows. Supply Chain Operation Reference (SCOR). Is the method used to measure the supply chain performance efficiency. SCOR preceded with hierarchy preparation based on the SCOR process, i.e. plan, source, make, delivery and return with common dimensions i.e. reliability, responsiveness, flexibility, cost and asset. The supply chain performance efficiency measurement in this research is also supported by the Analytical Hierarchy Process (AHP) and Objective Matrix (OMAX) methods The result of the research pointed out that the tuna fish product and information flow at CV Tuah Bahari and PT Nagata Prima Tuna is not optimal yet, while the financial flow is optimal. In the outcome of CV Tuah Bahari performance efficiency, 4 KPI (Key Performance Indicator) is at Poor category, while at PT Nagata Prima 9 KPI are categorized as Poor. The total performance value of the company is at Average category, with total index value of 62.9 and PT Nagata Prima Tuna 52.7. </p><p class=\"TubuhTulisanAll\"><strong><em>Keywords:</em></strong><strong><em> </em></strong><em>performance efficiency, SCOR, supply chain, tuna fish</em></p><p class=\"TubuhTulisanAll\" align=\"center\"><strong> </strong></p><p class=\"TubuhTulisanAll\" align=\"center\"><strong>ABSTRAK</strong></p><p class=\"Abstrakisi\">Ikan tuna tergolong bahan pangan yang memiliki karakteristik mudah rusak. Oleh karena itu, untuk sampai ke konsumen diperlukan suatu sistem manajemen rantai pasok yang baik dan memadai. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis aliran produk, aliran keuangan dan aliran informasi pada rantai pasok ikan tuna di Banda Aceh, dengan menganalisis efisiensi kinerja rantai pasok ikan tuna pada CV. Tuah Bahari dan PT Nagata Prima Tuna di Banda Aceh. Metode yang digunakan untuk menganalisis aliran produk, aliran keuangan, dan aliran informasi adalah analisis deskriptif. Metode yang digunakan untuk mengukur efisiensi kinerja rantai pasok adalah <em>Supply</em> <em>Chain</em> <em>Operation</em> <em>Reference</em> (SCOR). SCOR diawali dengan pembuatan hierarki awal yang didasarkan pada proses dalam SCOR, yaitu <em>plan, source, make, delivery,</em> dan <em>return</em> dengan dimensi umum, yaitu <em>reliability, responsiveness, flexibility, cost, </em>dan<em> asset</em>. Pengukuran efisiensi kinerja rantai pasok dalam penelitian ini juga didukung dengan metode","PeriodicalId":59401,"journal":{"name":"海洋渔业","volume":"49 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77170595","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-11-27DOI: 10.29244/JMF.9.2.209-220
Fathur Rochman, Irwan Jatmiko, Zulkarnaen Fahmi
ABSTRACTThis study presents information about the dynamics of industrial scale tuna longline development in Indonesia, especially tuna longline fisheries in the Eastern Indian Ocean. This study uses a descriptive method based on tuna longline enumeration data landed at Benoa port from 2012 to 2015. Benoa is one of the three main fishing ports in Indonesia, besides Nizam Zachman (Jakarta) and Cilacap (Central Java). It contributes the largest number of tuna catches to 60% of the total long-scale tuna catch industry in the Indian Ocean. This makes Benoa as the main barometer of industrial tuna fisheries in Indonesia. Industrial scale of tuna longline fisheries activities have dropped significantly to 76% from 2004 to 2015. Highest decline occurred in 2004 to 2006 by 43% followed by 2009 to 2010 at 41% and 2014 to 2015 at 19%. Enumeration data coverage in Benoa port is about 57% to 64% of total ship landing. Catch dominated by export products followed by local quality and bycatch products. The catch composition is dominated by four tuna species (BET, YFT, SBT and ALB) which reach 88% of the total catch followed by bycatch of 6.23% and fish with beaks of 5.46%. In period 2012 to 2014, fishing efforts are directly proportional to the number of ships and tuna production, but in 2015, capture efforts, CPUE and catch production increased along with the decline in the number of ships operating.Keyword: Benoa Port, enumeration program, tuna longlineABSTRAKStudi ini menyajikan informasi tentang dinamika perkembangan rawai tuna skala industri di Indonesia khususnya perikanan rawai tuna di Samudera Hindia Bagian Timur. Studi ini menggunakan metode deskriptif yang berbasis data enumerasi perikanan rawai tuna yang didaratkan di Pelabuhan Benoa tahun 2012 sampai dengan 2015. Pelabuhan Benoa merupakan satu dari tiga pelabuhan perikanan utama di Indonesia disamping Nizam Zachman (Jakarta) dan Cilacap (Jawa Tengah). Pelabuhan Benoa menyumbangkan jumlah tangkapan ikan tuna terbesar mencapai 60% dari total tangkapan rawai tuna skalaindustri di Samudera Hindia. Hal ini menjadikan Pelabuhan Benoa sebagai barometer utama perikanan tuna skala industri di Indonesia. Kegiatan perikanan rawai tuna skala industri telah menurun secara signifikan hingga 76% dari 2004 sampai 2015. Penurunan tertinggi terjadi pada 2004 sampai 2006 sebesar 43% diikuti 2009 hingga 2010 sebesar 41% dan 2014 sampai 2015 sebesar 19%. Cakupan data enumerasi di Pelabuhan Benoa adalah 57% sampai 64% dari total pendaratan kapal. Hasil tangkapan didominasi oleh produk ekport diikuti oleh produk kualitas lokal dan produk hasil sampingan. Komposisi hasil tangkapan didominasi oleh empat spesies tuna (BET, YFT, SBT dan ALB) yang mencapai 88% dari total tangkapan diikuti oleh hasil tangkapan sampingan sebesar 6,23% dan ikan berparuh sebesar 5,46%. Pada periode 2012 sampai 2014, upaya penangkapan berbanding lurus dengan jumlah kapal dan produksi tuna namun pada tahun 2015 upaya penangkapan, CPUE dan produksi
摘要本文介绍了印度尼西亚工业规模金枪鱼延绳钓的发展动态,特别是东印度洋金枪鱼延绳钓渔业的发展动态。本研究采用基于2012 - 2015年Benoa港金枪鱼延绳钓计数数据的描述性方法。Benoa是印度尼西亚的三个主要渔港之一,另外两个是Nizam Zachman(雅加达)和Cilacap(中爪哇)。它的金枪鱼捕获量最大,占印度洋长期金枪鱼捕捞业总量的60%。这使得Benoa成为印度尼西亚工业金枪鱼渔业的主要晴雨表。2004年至2015年,金枪鱼延绳钓渔业活动的产业规模大幅下降至76%。2004年至2006年的降幅最大,为43%,其次是2009年至2010年的41%和2014年至2015年的19%。Benoa港的枚举数据覆盖率约占船舶总登陆量的57% ~ 64%。渔获量以出口产品为主,其次是本地质量和副渔获产品。渔获构成以四种金枪鱼(BET、YFT、SBT和ALB)为主,占总渔获量的88%,副渔获量占6.23%,长喙鱼占5.46%。在2012年至2014年期间,捕捞努力量与船舶数量和金枪鱼产量成正比,但在2015年,捕捞努力量、CPUE和捕捞产量随着作业船舶数量的减少而增加。关键词:贝诺阿港,金枪鱼延绳钓,金枪鱼延绳钓研究了孟古纳坎的方法,描述了杨伯伯的基础数据,枚举了佩里卡南拉瓦尼金枪鱼,杨伯伯尼金枪鱼,杨伯伯尼金枪鱼,贝诺阿塔洪,2012年,桑帕登甘,2015年。Pelabuhan Benoa merupakan satu dari tiga Pelabuhan perikanan utama di Indonesia解除了尼扎姆扎克曼(雅加达)和奇拉卡普(爪哇登加)。Pelabuhan Benoa menyumbangkan jumlah tangkapan ikan金枪鱼terbesar mencapai 60%达总tangkapan rawai金枪鱼skalainindustries di Samudera hinindia。哈尔尼menjadikan Pelabuhan Benoa sebagai晴雨表utama perikanan金枪鱼skala工业,印度尼西亚。Kegiatan perkanan rawai金枪鱼skala产业,telah menurun secara signifikan hingga 76% dari 2004 sampai 2015。Penurunan terjadi paada 2004 sampai 2006 sebesar 43% diikuti 2009 hinga 2010 sebesar 41% 2014 sampai 2015 sebesar 19%加库潘的数据统计数据显示,总资本为57%,总资本为64%。Hasil tangkapan didominasi oleh产品ekport diikuti oleh产品kualitas当地丹产品Hasil sampingan。Komposisi hasil tangkapan didominasi oleh empat种金枪鱼(BET, YFT, SBT和ALB) yang mencapai 88% dari total tangkapan diikuti oleh hasil tangkapan sampingan sebesar 6,23% kan berparuh sebesar 5,46%。Pada时期2012 sampai 2014, upaya penangkapan berbanding lurus dengan jumlah kapal dan producksi tuna namun Pada tahun 2015 upaya penangkapan, CPUE dan producksi hasil tangkapan meningkat seiring dengan turunnya jumlah kapal yang beroperasi。Kata kunci: Pelabuhan Benoa, program enumerasi,拉威金枪鱼
{"title":"DINAMIKA INDUSTRI RAWAI TUNA DI PELABUHAN BENOA","authors":"Fathur Rochman, Irwan Jatmiko, Zulkarnaen Fahmi","doi":"10.29244/JMF.9.2.209-220","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/JMF.9.2.209-220","url":null,"abstract":"ABSTRACTThis study presents information about the dynamics of industrial scale tuna longline development in Indonesia, especially tuna longline fisheries in the Eastern Indian Ocean. This study uses a descriptive method based on tuna longline enumeration data landed at Benoa port from 2012 to 2015. Benoa is one of the three main fishing ports in Indonesia, besides Nizam Zachman (Jakarta) and Cilacap (Central Java). It contributes the largest number of tuna catches to 60% of the total long-scale tuna catch industry in the Indian Ocean. This makes Benoa as the main barometer of industrial tuna fisheries in Indonesia. Industrial scale of tuna longline fisheries activities have dropped significantly to 76% from 2004 to 2015. Highest decline occurred in 2004 to 2006 by 43% followed by 2009 to 2010 at 41% and 2014 to 2015 at 19%. Enumeration data coverage in Benoa port is about 57% to 64% of total ship landing. Catch dominated by export products followed by local quality and bycatch products. The catch composition is dominated by four tuna species (BET, YFT, SBT and ALB) which reach 88% of the total catch followed by bycatch of 6.23% and fish with beaks of 5.46%. In period 2012 to 2014, fishing efforts are directly proportional to the number of ships and tuna production, but in 2015, capture efforts, CPUE and catch production increased along with the decline in the number of ships operating.Keyword: Benoa Port, enumeration program, tuna longlineABSTRAKStudi ini menyajikan informasi tentang dinamika perkembangan rawai tuna skala industri di Indonesia khususnya perikanan rawai tuna di Samudera Hindia Bagian Timur. Studi ini menggunakan metode deskriptif yang berbasis data enumerasi perikanan rawai tuna yang didaratkan di Pelabuhan Benoa tahun 2012 sampai dengan 2015. Pelabuhan Benoa merupakan satu dari tiga pelabuhan perikanan utama di Indonesia disamping Nizam Zachman (Jakarta) dan Cilacap (Jawa Tengah). Pelabuhan Benoa menyumbangkan jumlah tangkapan ikan tuna terbesar mencapai 60% dari total tangkapan rawai tuna skalaindustri di Samudera Hindia. Hal ini menjadikan Pelabuhan Benoa sebagai barometer utama perikanan tuna skala industri di Indonesia. Kegiatan perikanan rawai tuna skala industri telah menurun secara signifikan hingga 76% dari 2004 sampai 2015. Penurunan tertinggi terjadi pada 2004 sampai 2006 sebesar 43% diikuti 2009 hingga 2010 sebesar 41% dan 2014 sampai 2015 sebesar 19%. Cakupan data enumerasi di Pelabuhan Benoa adalah 57% sampai 64% dari total pendaratan kapal. Hasil tangkapan didominasi oleh produk ekport diikuti oleh produk kualitas lokal dan produk hasil sampingan. Komposisi hasil tangkapan didominasi oleh empat spesies tuna (BET, YFT, SBT dan ALB) yang mencapai 88% dari total tangkapan diikuti oleh hasil tangkapan sampingan sebesar 6,23% dan ikan berparuh sebesar 5,46%. Pada periode 2012 sampai 2014, upaya penangkapan berbanding lurus dengan jumlah kapal dan produksi tuna namun pada tahun 2015 upaya penangkapan, CPUE dan produksi ","PeriodicalId":59401,"journal":{"name":"海洋渔业","volume":"42 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75533894","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-11-27DOI: 10.29244/JMF.9.2.119-131
S. Agustina, M. Natsir, M. Boer, Purwanto, I. Yulianto
ABSTRACT
Groupers are important fisheries resources in the tropic and sub-tropic due to it has high economic value, so that continuously exploitation even in some waters have collapsed and high capture pressureThe study aimed to identify population parameters of coral grouper (Plectropomus sp.) in Karimunjawa waters as basic information for fisheries management. Sampling method using fish landing observation method for fish catches in 14 days every month since 2010-2015 caught in Karimunjawa waters. Growth parameters, mortality, length at first capture, and recruitment pattern analysis using the Rstudio, FiSAT II and spawning potential ratio with LB-SPR analysis. The growth rate is relatively slow with k values ranging from 0.10 to 0.13 and lifespan of 21.93-27.73 years. The stock condition of the coral grouper species of P. leopardus, P. maculatus, and P. Oligacanthus was indicated overfished with E> 0.5 and SPR of 0.14, 0.22, and 0.25. These indicate that the 3 species of Plectropomus sp. in Karimunjawa is at unsustainable levels. Coral grouper type P. areolatus has E=0.45 and SPR=0.52, meaning that this type of grouper has a low exploitation rate and high spawning potential compared to other species coral grouper in Karimunjawa waters.
Keywords:coral grouper, fisheries, Karimunjawa waters, stock status
ABSTRAK
Ikan kerapu adalah sumber perikanan penting di daerah tropis dan sub-tropis karena bernilai ekonomis tinggi, sehingga terus dilakukan eksploitasi bahkan beberapa perairan telah mengalami collapse dan tekanan penangkapan yang tinggi. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi parameter-parameter populasi ikan kerapu sunu (Plectropomus sp.) di perairan Karimunjawa sebagai informasi dasar dalam pengelolaan perikanan. Metode pengambilan data menggunakan metode observasi (pengamatan) terhadap hasil tangkapan ikan selama 14 hari dalam satu bulan dari tahun 2010-2015 yang ditangkap di Perairan Karimunjawa. Analisis parameter pertumbuhan, mortalitas, length first capture, dan recruitment pattern menggunakan program Rstudio, FiSAT II dan rasio potensi pemijahan dengan analisis LB-SPR. Laju pertumbuhan tergolong lambat dengan nilai k berkisar 0,10-0,13 dan lifespan 21,93-27,73 tahun. Kondisi stok ikan kerapu sunu jenis P. leopardus, P. maculatus, dan P. oligacanthus diindikasikan mengalami kondisi tangkap lebih dengan E > 0,5 dan SPR sebesar 0,14, 0,22, dan 0,25. Hal ini menunjukkan bahwa penangkapan saat ini untuk 3 spesies kerapu sunu di Karimunjawa berada pada tingkat yang tidak berkelanjutan. Kerapu sunu jenis P. areolatus memiliki E sebesar 0,45 dan SPR 0,52, artinya kerapu jenis ini memiliki tingkat eksploitasi yang rend
摘要石斑鱼具有很高的经济价值,是热带和亚热带地区重要的渔业资源,在某些海域捕捞压力大、捕捞面积大的情况下仍需持续开发。本研究旨在确定卡里蒙爪哇海域石斑鱼(plectropus sp.)的种群参数,为渔业管理提供基础信息。抽样方法采用鱼类登陆观察法,对2010-2015年以来每个月14天在Karimunjawa海域捕获的鱼类进行取样。使用Rstudio和FiSAT II分析生长参数、死亡率、首次捕获长度和招募模式,并使用LB-SPR分析产卵潜力比。生长速度相对较慢,k值在0.10 ~ 0.13之间,寿命为21.93 ~ 27.73年。斑马鱼、斑马鱼和少棘石斑鱼的种群状况为过度捕捞,E> 0.5, SPR分别为0.14、0.22和0.25。这表明,卡里蒙贾瓦3种棘足目蝇处于不可持续的水平。石斑鱼类型的E=0.45, SPR=0.52,表明该类型的石斑鱼相对于卡里蒙爪哇海域其他种类的石斑鱼具有较低的捕捞率和较高的产卵潜力。关键词:石斑鱼,渔业,卡里蒙加瓦水域,种群状况;关键词:石斑鱼,渔业,种群状况;关键词:石斑鱼,种群数量;Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi参数-parameter populasi kan kerapu sunu (plectroomus sp.) di perairan Karimunjawa sebagai informasi dasar dalam penelolaan perkanan。气象数据,气象观测站,气象站,气象站,气象站,气象站,气象台,气象台,气象台,气象台,气象台,气象台,气象台,气象台,气象台,气象台,气象台,气象台,气象台,气象台,气象台,气象台,气象台,气象台,2010-2015。分析参数pertumbuhan,死亡率,长度优先捕获,dan招募模式menggunakan程序Rstudio, FiSAT II dan rasio potential pemijahan dengan analysis。拉州pertumbuhan tergolong lamat dengan nilai k berkisar[0,10-0,13]寿命[21,93-27,73]tahun。Kondisi stok ikkan kerapu sunu jenis豹纹P.,斑纹P., dan oligacanthus diindikasikan mengalami Kondisi tangkap lebih dengan E > 0,5 dan SPR sebesar 0,14, 0,22, 0,25。3种kerapu sunu di Karimunjawa berada padtingkat yang tidak berkelanjutan。喀拉拉邦sunu jenis P. areolatus memiliki E . sebesar 0,45和SPR 0,52, artinya Kerapu jenis ini memiliki tingkat ekspploitasi yang rendah dan poteni pemijahan yang tinggi dibandingkan jenis Kerapu sunu lainnya di Perairan Karimunjawa。Kata kunci: kerapu sunu, perikanan, Perairan Karimunjawa, status stock
{"title":"PARAMETER POPULASI KERAPU SUNU (Plectropomus sp.) DAN OPSI PENGELOLAANNYA DI PERAIRAN KARIMUNJAWA","authors":"S. Agustina, M. Natsir, M. Boer, Purwanto, I. Yulianto","doi":"10.29244/JMF.9.2.119-131","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/JMF.9.2.119-131","url":null,"abstract":"<p align=\"center\"><strong><em>ABSTRACT</em></strong><strong><em></em></strong></p><p class=\"Abstractisi\">Groupers are important fisheries resources in the tropic and sub-tropic due to it has high economic value, so that continuously exploitation even in some waters have collapsed and high capture pressureThe study aimed to identify population parameters of coral grouper (Plectropomus sp.) in Karimunjawa waters as basic information for fisheries management. Sampling method using fish landing observation method for fish catches in 14 days every month since 2010-2015 caught in Karimunjawa waters. Growth parameters, mortality, length at first capture, and recruitment pattern analysis using the Rstudio, FiSAT II and spawning potential ratio with LB-SPR analysis. The growth rate is relatively slow with k values ranging from 0.10 to 0.13 and lifespan of 21.93-27.73 years. The stock condition of the coral grouper species of P. leopardus, P. maculatus, and P. Oligacanthus was indicated overfished with E> 0.5 and SPR of 0.14, 0.22, and 0.25. These indicate that the 3 species of Plectropomus sp. in Karimunjawa is at unsustainable levels. Coral grouper type P. areolatus has E=0.45 and SPR=0.52, meaning that this type of grouper has a low exploitation rate and high spawning potential compared to other species coral grouper in Karimunjawa waters.</p><p class=\"TubuhTulisanAll\"><strong><em>Keywords:</em></strong><strong><em> </em></strong><em>coral grouper, fisheries, Karimunjawa waters, stock status</em><strong></strong></p><p class=\"TubuhTulisanAll\" align=\"center\"><strong>ABSTRAK</strong></p><p class=\"Abstrakisi\">Ikan kerapu adalah sumber perikanan penting di daerah tropis dan sub-tropis karena bernilai ekonomis tinggi, sehingga terus dilakukan eksploitasi bahkan beberapa perairan telah mengalami collapse dan tekanan penangkapan yang tinggi. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi parameter-parameter populasi ikan kerapu sunu (Plectropomus sp.) di perairan Karimunjawa sebagai informasi dasar dalam pengelolaan perikanan. Metode pengambilan data menggunakan metode observasi (pengamatan) terhadap hasil tangkapan ikan selama 14 hari dalam satu bulan dari tahun 2010-2015 yang ditangkap di Perairan Karimunjawa. Analisis parameter pertumbuhan, mortalitas, length first capture, dan recruitment pattern menggunakan program Rstudio, FiSAT II dan rasio potensi pemijahan dengan analisis LB-SPR. Laju pertumbuhan tergolong lambat dengan nilai k berkisar 0,10-0,13 dan lifespan 21,93-27,73 tahun. Kondisi stok ikan kerapu sunu jenis <em>P. leopardus</em>, <em>P. maculatus</em>, dan <em>P. oligacanthus</em> diindikasikan mengalami kondisi tangkap lebih dengan E > 0,5 dan SPR sebesar 0,14, 0,22, dan 0,25. Hal ini menunjukkan bahwa penangkapan saat ini untuk 3 spesies kerapu sunu di Karimunjawa berada pada tingkat yang tidak berkelanjutan. Kerapu sunu jenis <em>P. areolatus</em> memiliki E sebesar 0,45 dan SPR 0,52, artinya kerapu jenis ini memiliki tingkat eksploitasi yang rend","PeriodicalId":59401,"journal":{"name":"海洋渔业","volume":"63 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84893673","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Filter net has a mesh size in small size pockets of the net. This allows filter net has the potential to be non-selective fishing gear about the fish size and the target species catch. If the fishing gear allowed, hence its existence will ultimately have a negative impact on the sustainability of fisheries resources, especially in coastal waters. The objective of this research is to calculate compositions and proportions of the main catch, bycatch and discard of the filter net. It is expected by knowing the composition and proportion of the main catch, bycatch and discard can provide an overview of the pressure on the stock and sustainability of fisheries resources in waters where it is operated. This research was used survey method. A series of survey activities was conducted directly in the field to identify and count species of filter net‘s fishing catches. Based on the main catch, bycatch and discard of the filter net, it shows that Sergetes similis is the dominant species caught bythe filter net(98.455%). The main catch for Escualosa thoracata reaches 1.354%. Besides, the main catches that were caught were Metapenaus monocerus, Parapenaeopsis sp, Panulirus sp and Paneeus monodon with the catch percentage ranging from 0.011 to 0.024%. Percentage of by-catches reached 0.04-0.00004% of the 24 species caught and the catch removed was around 0.001-0.0005% of the 3 species caught.
Keywords:bycatch, discard, filter net, fisheries resources, main catch
ABSTRAK
Gombang memiliki ukuran mata jaring pada kantong berukuran kecil. Hal ini memungkinkan alat tangkap gombang berpotensi menjadi alat tangkap yang tidak selektif terhadap ukuran ikan dan jenis yang menjadi sasaran tangkapannya. Apabila alat tangkap ini dibiarkan, maka keberadaannya pada akhirnya akan memberikan dampak yang negatif terhadap keberlanjutan sumberdaya ikan terutama di perairan pantai. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung komposisi dan proporsi hasil tangkapan utama (main catch), hasil tangkapan sampingan (bycatch) dan hasil tangkapan yang dibuang (discard).Diharapkan dengan mengetahui komposisi dan proporsi hasil tangkapan utama, sampingan dan yang dibuang dapat memberikan gambaran tentang tekanan terhadap stok dan kelestarian sumberdaya perikanan di perairan dimana gombang dioperasikan.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei.Serangkaian aktivitas survei dilakukan secara langsung di lapang untuk mengidentifikasi dan menghitung jenis spesies yang tertangkap oleh alat tangkap gombang.Berdasarkan persentase hasil tangkapan utama, sampingan dan buangan per jenis, menunjukkan Sergetes similis merupakan spesies
【摘要】滤网在网的小口袋中有一个网孔大小。这使得滤网有可能是非选择性的渔具关于鱼的大小和目标物种捕获。如果渔具允许,那么它的存在最终将对渔业资源的可持续性产生负面影响,特别是在沿海水域。本研究的目的是计算滤网的主要渔获物、副渔获物和丢弃物的组成和比例。预计通过了解主要渔获物、副渔获物和丢弃物的组成和比例,可以概述其作业水域渔业资源的存量和可持续性所面临的压力。本研究采用问卷调查法。在实地直接进行了一系列调查活动,以确定和统计滤网渔获物的种类。通过对过滤网主要渔获物、副渔获物和丢弃物的分析,结果表明,相似绒螯蟹为优势捕获种(98.455%)。主要捕获量为1.354%。渔获量主要为单尾绦虫、副绦虫、单尾绦虫和单尾绦虫,渔获率为0.011% ~ 0.024%。副渔获量占捕获的24种鱼种的0.04-0.00004%,去除的渔获量约占捕获的3种鱼种的0.001-0.0005%。关键词:副渔获物、弃物、滤网、渔业资源、主要渔获物halini menungkinkan alat tangkap gombang berpotensi menjadi alat tangkap yang tidak selektif terhadap ukuran janis yang menjadi sasaran tangkapannya。Apabila alat tangkap ini dibiarkan, maka keberadaannya pada akhirnya akan成员kan dampak yang阴性,keberlanjutan sumberdayan ikan terutama di perairan pantai。Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung komposisi dan proporsi hasil tangkapan utama(主要捕捞),hasil tangkapan sampingan(副捕捞)dan hasil tangkapan yang dibuang(丢弃)。Diharapkan dengan mengetahui komposisi dan proporsi hasil tangkapan utama, sampingan dan danang dibuang dapat memberikan gambaran tentang tekanan terhadap stock dan kelestarian sumberdaya perikanan di perairan dimana gombang dioperasikan。方法杨diunakan dalam penelitian ini adalah方法测量。Serangkaian aktivitas survei dilakukan secara langsung di lapang untuk montuk monhitung jenis种yang tertangkap oleh alat tangkap gombang。Berdasarkan代表了hasil tangkapan utama, sampingan dan buangan per jenis, menunjukkan Sergetes similis merupakan种yang dominan tertangkap oleh alat tangkap gombang(98,455%)。Hasil tangkapan utama untuk Escualosa胸大胸大,1,354%。Selain itu hasil tangkapan utama yang tertangkapan ialah .单尾绦虫,副绦虫,单尾绦虫,单尾绦虫denengan代表酶hasil tangkapan berkisar . 0,011-0,024%。Persentase hasil tangkapan sampingan mancapai 0,04- 0,004%达24种,yang tertangkap danhasil tangkapan yang dibuang berkisar 0,001-0,0005%达3种,yang tertangkap。副渔获物、弃物、gombang、sumberdaya perikanan、主要渔获物
{"title":"HASIL TANGKAPAN SAMPINGAN (BYCATCH DAN DISCARD) PADA ALAT TANGKAP GOMBANG (FILTER NET) SEBAGAI ANCAMAN BAGI KELESTARIAN SUMBERDAYA PERIKANAN","authors":"Nofrizal, Romie Jhonnerie, Alit Hindri Yani, Alfin","doi":"10.29244/JMF.9.2.221-233","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/JMF.9.2.221-233","url":null,"abstract":"<p align=\"center\"><strong><em>ABSTRACT</em></strong><strong><em></em></strong></p><p class=\"Abstractisi\">Filter net has a mesh size in small size pockets of the net. This allows filter net has the potential to be non-selective fishing gear about the fish size and the target species catch. If the fishing gear allowed, hence its existence will ultimately have a negative impact on the sustainability of fisheries resources, especially in coastal waters. The objective of this research is to calculate compositions and proportions of the main catch, bycatch and discard of the filter net. It is expected by knowing the composition and proportion of the main catch, bycatch and discard can provide an overview of the pressure on the stock and sustainability of fisheries resources in waters where it is operated. This research was used survey method. A series of survey activities was conducted directly in the field to identify and count species of filter net‘s fishing catches. Based on the main catch, bycatch and discard of the filter net, it shows that Sergetes similis is the dominant species caught bythe filter net(98.455%). The main catch for Escualosa thoracata reaches 1.354%. Besides, the main catches that were caught were Metapenaus monocerus, Parapenaeopsis sp, Panulirus sp and Paneeus monodon with the catch percentage ranging from 0.011 to 0.024%. Percentage of by-catches reached 0.04-0.00004% of the 24 species caught and the catch removed was around 0.001-0.0005% of the 3 species caught.</p><p class=\"TubuhTulisanAll\"><strong><em>Keywords:</em></strong><strong><em> </em></strong><em>bycatch, discard, filter net, fisheries resources</em><em>, main catch</em><strong></strong></p><p class=\"TubuhTulisanAll\" align=\"center\"><strong>ABSTRAK</strong></p><p class=\"Abstrakisi\">Gombang memiliki ukuran mata jaring pada kantong berukuran kecil. Hal ini memungkinkan alat tangkap gombang berpotensi menjadi alat tangkap yang tidak selektif terhadap ukuran ikan dan jenis yang menjadi sasaran tangkapannya. Apabila alat tangkap ini dibiarkan, maka keberadaannya pada akhirnya akan memberikan dampak yang negatif terhadap keberlanjutan sumberdaya ikan terutama di perairan pantai. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung komposisi dan proporsi hasil tangkapan utama (<em>main catch</em>), hasil tangkapan sampingan (<em>bycatch</em>) dan hasil tangkapan yang dibuang (<em>discard</em>).Diharapkan dengan mengetahui komposisi dan proporsi hasil tangkapan utama, sampingan dan yang dibuang dapat memberikan gambaran tentang tekanan terhadap stok dan kelestarian sumberdaya perikanan di perairan dimana gombang dioperasikan.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei.Serangkaian aktivitas survei dilakukan secara langsung di lapang untuk mengidentifikasi dan menghitung jenis spesies yang tertangkap oleh alat tangkap gombang.Berdasarkan persentase hasil tangkapan utama, sampingan dan buangan per jenis, menunjukkan <em>Sergetes similis</em> merupakan spesies ","PeriodicalId":59401,"journal":{"name":"海洋渔业","volume":"352 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77409917","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Multigear has been commonly used in small-scale fishery activities in Sungsang waters. The aim of using the multigear is to enable the fishermen carry out their activities at every catching season. Inaccurate and inefficient use of the multigears are the concern that will present inefficiency or even conflict among the fishermen. Therefore the research was carried out with the objective to determine the best type of a multigear that will be used in the small scale fishery at Sungsang waters based on economic, productivity, social and biological aspects. Multiple Criteria Analysis (MCA) is the method of assessment on the quality type of the multigear. The outcome of the research presented that the best quality type of the multigear is 1) the multigear type with the combination of trammelnet and drift longline; 2) the multigear type with the combination of drift gillnet (mesh, 3 inches) and drift long line; 3) the multigear type with the combination of drift gillnet (mesh, 2 inches) and trammel nets.
Key Words: MA analysis,small-scale fishery, the best quality multigear,
ABSTRAK
Multigear telah banyak digunakan pada usaha perikanan tangkap skala kecil di Perairan Sungsang. Tujuan penggunaan multigear adalah dikarenakan agar nelayan dapat terus melakukan aktivitas penangkapan dalam setiap setiap musim penangkapan. Penggunaan multigear yang tidak tepat dan bijak, dikhawatirnya malah akan menimbulkan inefisiensi atau bahkan menimbulkan konflik antar nelayan. Oleh kerana itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan jenis multigear unggulan pada usaha perikanan tangkap skala kecil di Perairan Sungsang berdasarkan aspek ekonomi, aspek produktivitas, aspek sosial, dan aspek biologi. Penilaian keunggulan jenis multigear menggunakan metoda Multiple Criteria Analysis (MCA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis multigear unggulan adalah: 1) jenis multigear dangan kombinasi jaring udang dan rawai hanyut; 2) jenis multigear dangan kombinasi jaring insang hanyut (mesh, 3 inci) dengan rawai hanyut (umpan), dan 3) jenis multigear dengan kombinasi jaring insang hanyut (mesh, 2 inci) dan jaring udang.
Kata kunci: MCA analysis, perikanan skala kecil, multigear unggulan
在松山海域的小规模渔业活动中普遍使用多齿轮渔具。使用多装置的目的是使渔民能够在每个捕捞季节进行他们的活动。对多年制的不准确和低效率的使用将导致渔民之间的效率低下甚至冲突。因此,进行这项研究的目的是根据经济、生产力、社会和生物方面的情况,确定将用于sunsang水域小规模渔业的最佳多轮渔具类型。多准则分析(MCA)是评价多齿轮质量类型的一种方法。研究结果表明:质量最好的多齿轮类型是1)带网和漂移延绳钓组合的多齿轮类型;2)带有漂刺网(目数,3寸)和漂长线组合的多齿轮式;3)多齿轮式与漂刺网(网目,2寸)和束缚网相结合。关键词:MA分析;小规模渔业;优质多档鱼;槟榔屿多年轮adalah dikarenakan agar nelayan dapat terus melakukan aktivitas penangkapan dalam setija penangkapan穆斯林。彭古南多年轮阳风,阳风,阳风,阳风,阳风,阳风,阳风,阳风,阳风,阳风,阳风,阳风。语言经济学,语言生产活动,语言社会,语言生物学,语言生物学。Penilaian keguulan jenis multigear menggunakan meta - multicriteria Analysis (MCA)。Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis multigear unggulan adalah: 1) jenis multigear dangan kombinasi jaring udang dan rawai hanyut;2) jenis多齿轮dangan kombinasi jaring hanut(网目,3英寸)dengan rawai hanut (umpan),丹3)jenis多齿轮dengan kombinasi jaring hanut(网目,2英寸)丹jaring udang。Kata kunci: MCA分析,perikanan skala kecil, multi - gear unggulan
{"title":"PENILAIAN JENIS MULTIGEAR PADA USAHA PERIKANAN TANGKAP SKALA KECIL DI PERAIRAN SUNGSANG KABUPATEN BANYUASIN SUMATERA SELATAN","authors":"Fauziyah, Fitri Agustriani, Bakti Satria, Apriansyah Putra, Welly Nailis","doi":"10.29244/jmf.9.2.183-197","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/jmf.9.2.183-197","url":null,"abstract":"<p align=\"center\"><strong><em>ABSTRACT </em></strong><strong><em></em></strong></p><p><em>Multigear has been commonly used in small-sc</em><em>ale fishery activities in Sungsang waters</em><em>. </em><em>The </em><em>aim of using the multigear is to enable the fishermen carry out their activities at e</em><em>very</em><em> catching season. </em><em>Inaccurate and inefficient use of the multigear</em><em>s</em><em> are the concern that will present inefficiency or even conflict among the fishermen. </em><em> </em><em>Therefore the research was carried out with the objective to determine the best type of a multigear that will be used in the small scale fishery at Sungsang waters based on economic, productivity, social and biological aspects. </em><em>Multiple Criteria Analysis (MCA)</em><em> is the method of assessment on the quality type of the multigear. The outcome of the research presented that </em><em>the </em><em>best quality type of the multigear is 1) </em><em>the multigear type with the combination of trammel</em><em> </em><em>net and drift longline; 2) the multigear type with the combination of drif</em><em>t</em><em> gillnet (mesh, 3 inches) and drift long line; 3) the multigear type with the combination of drif</em><em>t</em><em> gillnet (mesh, 2 inches) and trammel nets. </em></p><p><strong><em>Key Words: </em></strong><em>MA analysis,</em><em> </em><em>small-scale fishery, </em><em>the </em><em>best quality multigear,</em><em></em></p><p align=\"center\"><strong>ABSTRAK</strong></p><p><em>Multigear</em> telah banyak digunakan pada usaha perikanan tangkap skala kecil di Perairan Sungsang. Tujuan penggunaan <em>multigear</em> adalah dikarenakan agar nelayan dapat terus melakukan aktivitas penangkapan dalam setiap setiap musim penangkapan. Penggunaan <em>multigear </em>yang tidak tepat dan bijak, dikhawatirnya malah akan menimbulkan inefisiensi atau bahkan menimbulkan konflik antar nelayan. Oleh kerana itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan jenis <em>multigear</em> unggulan pada usaha perikanan tangkap skala kecil di Perairan Sungsang berdasarkan aspek ekonomi, aspek produktivitas, aspek sosial, dan aspek biologi. Penilaian keunggulan jenis <em>multigear</em> menggunakan metoda <em>Multiple Criteria Analysis</em> (MCA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis <em>multigear</em> unggulan adalah: 1) jenis <em>multigear</em> dangan kombinasi jaring udang dan rawai hanyut; 2) jenis <em>multigear </em>dangan kombinasi jaring insang hanyut (<em>mesh,</em> 3 inci) dengan rawai hanyut (umpan), dan 3) jenis <em>multigear</em> dengan kombinasi jaring insang hanyut (<em>mesh</em>, 2 inci) dan jaring udang. </p><strong>Kata kunci: </strong>MCA analysis, perikanan skala kecil, <em>m</em><em>ultigear</em> unggulan","PeriodicalId":59401,"journal":{"name":"海洋渔业","volume":"80 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89092777","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-11-27DOI: 10.29244/JMF.9.2.145-155
A. Susanto, M. S. Baskoro, Sugeng Hari Wisudo, Mochammad Riyanto, Fis Purwangka
ABSTRACT
Fishing activity using light emitting diode (LED) on a fixed lift net in Banten Bay is equipped using blue and white LED as its attractor.The colour and intensity of the lighting affects the successful capture of the lift nets.The colour selection is influenced by the interaction of the fish as the target.The objective of this study is to determine the optimum colour and intensity for Yellowstripe Scad (Selaroides leptolepis) based on their behavioural response and light adaptation to different colours of green and white at three different intensities which are low (1.53 x 10-5 – 2.42 x 10-5 W/cm²), medium (5.39 x 10-5 – 7.60 x 10-5 W/cm²), and high (9.03 x 10-5 – 9.42 x 10-5 W/cm²). The behavioural response of the fish was conducted using a tank experiment to measure the preferences zone, the nearest neighbour distance (NND), and behavioural response pattern for different colours and light intensity. Histological approach for each experimental light colour and intensity was used to investigate the retinal adaptations. The results showed that the schooling position of fish was dominant found in the bright zone (67%) for all colours and intensities.The average NND showed the tendency to gradually decrease with the increased light intensity. While, the cell cone index and swimming speed of fish were slightly increased with increasing intensity.The highest light adaptation was found in white LED at high intensity about 97.52%.The schooling pattern in the green LED indicated that the fish gradually swam closely and stable regularly to the neighbour with increasing light intensity. However, the fish swam widely and randomly in accordance to the increased white LED intensity. This information suggests that the green LED may be regarded as an excellent fishing light to control the behaviour in order to harvest the yellow stripe scad in lift net fishing.
Efisiensi aktivitas penangkapan ikan dengan menggunakan bagan tancap sangat ditentukan oleh penggunaan cahaya sebagai atraktornya. Ketepatan warna dan intensitas cahaya sangat menentukan keberhasilan operasional bagan tancap. Penetapan warna dan intensitas cahaya yang tepat sangat dipengaruhi oleh respon yang dihasilkan oleh ikan target. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menentukan warna dan intensitas cahaya lampu LED yang optimum untuk penangkapan ikan selar (Selaroides l
摘要采用蓝白光二极体作为吸引体,在万腾湾固定吊网上进行LED捕鱼活动。灯光的颜色和强度影响到电梯网的成功捕获。颜色的选择受到作为目标的鱼的相互作用的影响。本研究的目的是根据黄条Scad (Selaroides leptolepis)在低(1.53 × 10-5 - 2.42 × 10-5 W/cm²)、中(5.39 × 10-5 - 7.60 × 10-5 W/cm²)和高(9.03 × 10-5 - 9.42 × 10-5 W/cm²)三种不同强度下对不同颜色的绿色和白色的行为反应和光适应性,确定黄条Scad (Selaroides leptolepis)的最佳颜色和强度。采用鱼缸实验,测量鱼对不同颜色和光照强度的偏好区、最近邻距离(NND)和行为反应模式。对每个实验光的颜色和强度采用组织学方法来研究视网膜的适应性。结果表明,在所有颜色和强度下,鱼的鱼群位置在亮区占主导地位(67%)。随着光强的增加,平均NND有逐渐降低的趋势。随着强度的增加,细胞锥指数和游动速度略有增加。高强度白光LED的光适应性最高,为97.52%。绿色LED中的鱼群模式表明,随着光强度的增加,鱼逐渐向邻居游得更近、更稳定、更有规律。然而,随着白光LED强度的增加,这些鱼游得更广、更随机。这一信息表明,绿色LED可能被视为一种很好的捕鱼灯,可以控制行为,以便在吊网捕鱼中收获黄色条纹鱼片。关键词:颜色、提拉网、光、黄条纹斑纹Ketepatan warna dan intensitas cahaya sangat menentukan keberhasilan operational bagan tancap。日本警告称,中国将加强对中国的打击力度,以回应中国的打击力度。Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menentukan warna dan intensitas cahaya lampu LED yang优化untuk penangkapan ikkan selar (Selaroides leptolepis) berdasarkan响应tingkah laku dan adaptastasya terhadap warna dan intensitas cahaya yang berbeda。Penelitian dilakukan secara的实验研究和Teluk Banten dengan目标penangkapan adalah ikkan selar (Selaroides leptolepis)。Penelitian dilakukan dengan menggunakan dua kelompok perlakuan yitu warna danintensitas cahaya。Perlakuan warna adalah dunan menggunakan lampu LED berwarna hijau dan putih。Adapun perlakuan intensitas cahaya adalah dunan menggunakan tiga intensitas cahaya yitu intensitas rendah 1,53 × 10-5 - 2,42 × 10-5 W/cm²;色堂5,39 x 10-5 - 7,60 x 10-5 W/cm²;tinggi 9,03 x 10-5 - 9,42 x 10-5 W/cm²。Penelitian dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap响应an target family Engraulidae dan Carangidae。Pengamatan响应tingkah laku dilakukan篇贝克Pengamatan为她menentukan带preferensi,最近邻距离(adi)丹·普拉tingkah laku鱼terhadap连结丹intensitas berbeda。适应性视网膜透析,病理组织学,视网膜病变,视网膜病变,视网膜病变。Berdasarkan在学校教育方面具有较强的优势,在学校教育方面具有较强的优势(67%),在学校教育方面具有较强的优势(67%)。Nilai NND cenderung turing sering dengan peningkatan intensitas caberikan, sedangkan索引kondankeepatan renang semakin tingji dengan penambahan intensitas cahaya yang diberikan。Nilai自适应发光二极管(diperperolled)、发光二极管(发光二极管)、发光二极管(发光二极管)、发光二极管(发光二极管)、发光二极管(发光二极管)、发光二极管(发光二极管)、发光二极管(发光二极管)。Pola tingkah laku ikan pada hijau semakin ternur dengan jarak semakin dekat seringya intensitas。Namun pola renang就像一名印度裔美国人,他的名字是“印度裔美国人”。哈西尔penelitian menginkasikan bahwa LED hijau lebih最优untuk digunakan sebagai lampu pengumpui, pengkonsentrasi dan拖拽,penangkapan ikan selar dengan bagan tanap。Kata kunci: bagan, cahaya, warna, ikan selar (selarides leptolepis)
{"title":"PENENTUAN WARNA DAN INTENSITAS LAMPU LIGHT EMIITTING DIODE (LED) YANG OPTIMUM PADA PENANGKAPAN IKAN SELAR KUNING (SELAROIDES LEPTOLEPIS) UNTUK PERIKANAN BAGAN TANCAP","authors":"A. Susanto, M. S. Baskoro, Sugeng Hari Wisudo, Mochammad Riyanto, Fis Purwangka","doi":"10.29244/JMF.9.2.145-155","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/JMF.9.2.145-155","url":null,"abstract":"<p align=\"center\"><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p><p><em>Fishing activity using light emitting diode (LED) on </em><em>a </em><em>fixed lift net in Banten Bay is </em><em>equipped </em><em>using blue and white LED as its attractor.</em><em> </em><em>The colour and intensity of the lighting affects the successful capture of the lift nets.</em><em> </em><em>The colour selection is influenced by the interaction of the fish as the target.</em><em> </em><em>The objective of this study is to determine the optimum colo</em><em>u</em><em>r and intensity for Yellowstripe Scad (Selaroides leptolepis) based on their behavioural response and light adaptation to different colours of green and white at three different intensities which are low (1.53 x 10<sup>-5</sup> – 2.42 x 10<sup>-5</sup> W/cm²), medium (5.39 x 10<sup>-5</sup> – 7.60 x 10<sup>-5</sup> W/cm²), and high (9.03 x 10<sup>-5</sup> – 9.42 x 10<sup>-5</sup> W/cm²)</em><em>. </em><em>The behavioural response of </em><em>the </em><em>fish was conducted using a tank experiment to measure the preferences zone, </em><em>the </em><em>nearest neighbour distance (NND), and behavioural response pattern </em><em>for</em><em> different colours and light intensity. Histological approach for each experimental light colour and intensity was used to investigate the retinal adaptations. The results showed</em><em> that</em><em> the schooling position of fish was dominant found in the bright zone (67%) for all colours and intensities.</em><em> </em><em>The average NND showed the tendency to gradually decrease </em><em>with the </em><em>increased light intensity. While, the cell cone index and swimming speed of fish were slightly increased with increasing intensity.</em><em> </em><em>The highest light adaptation was found in white LED at high intensity about 97.52%.</em><em> </em><em>The schooling pattern in the green LED indicated that the fish gradually swam closely and stable regularly to the neighbour with increasing light intensity. However, the fish swam widely and randomly in accordance </em><em>to the</em><em> increased white LED intensity. This information suggests that the green LED may be regarded as an excellent fishing light to control the behaviour in order to harvest the yellow stripe scad in lift net fishing.</em></p><p><strong><em>Keywords</em></strong><em>: colour, lift net, light, yellowstripe scad</em><em></em></p><p align=\"center\"><strong> </strong></p><p align=\"center\"><strong>ABSTRAK</strong></p><p>Efisiensi aktivitas penangkapan ikan dengan menggunakan bagan tancap sangat ditentukan oleh penggunaan cahaya sebagai atraktornya. Ketepatan warna dan intensitas cahaya sangat menentukan keberhasilan operasional bagan tancap. Penetapan warna dan intensitas cahaya yang tepat sangat dipengaruhi oleh respon yang dihasilkan oleh ikan target. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menentukan warna dan intensitas cahaya lampu LED yang optimum untuk penangkapan ikan selar (<em>Selaroides l","PeriodicalId":59401,"journal":{"name":"海洋渔业","volume":"352 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75795001","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-11-27DOI: 10.29244/jmf.9.2.235-244
Am Azbas Taurusman, Dadang Shafrudin, T. Nurani, Didin Komarudin
ABSTRACT
Kepulauan Seribu known as Thousand Islands is one of the sea cucumbers producing centers in Indonesia. Sea cucumber has been considered as one of the fishery export commodities with high selling prices. In the last two decades, the catch has been indicating a serious declining. The high intensity of catching and habitat degradation are two main factors that threaten the sustainability of sea cucumber fisheries. In order to recovery the stock, a restocking program in frame of ecosystem approach to fishery has been piloted in Thousand Islands, Jakarta. This research covers the bio-technical aspects of sea cucumber fisheries in an integrated manner with the ecosystem approach. There were several steps in conducting the restocking study, namely thestudy of habitat status and feasibility, preparation of maintenance sites for biota, seed spreading, monitoring and evaluation. A well coordination and collaboration with local institutions (Kepulauan Seribu National Park) was needed to build previously. The results of the study indicated that efforts to restore sea cucumber fisheries should be integrated with conservation of seagrass ecosystems which as sea cucumbers habitat and a proper maintenance system. Eight species of sea cucumbers, consist of 4 species of Holothuridae (Bohadschia bivittata, Actinopyga lecanora, Holothuria leucospilota, H. scabra), and 4 species Stichopodidae (Stichopus herrmanni, S. ocellatus, S. horren, S. monotuberculatus) have been identified and restocking in this area. The released biota can live and grow well and breed at the research site.The construction of seagrass-based sea cucumber ecosystem restocking system has become one of the new tourist attractions integrated with the Thousand Islands National Park tourist facilities, which are very attractive to visitors.
Kepulauan Seribu merupakan salah satu sentra penghasil teripang di Indonesia. Teripang merupakan salah satu komoditi ekspor perikanan dengan harga jual yang tinggi. Dalam dua dekade terakhir, tangkapan teripang telah menunjukkan penurunan tajam. Tingginya intensitas penangkapan dan degradasi habitat merupakan dua faktor utama yang mengancam keberlanjutan perikanan teripang. Salah satu upaya untuk pemulihan stok teripang melalui pendekatan ekosistem telah diujicobakan di wilayah Kepulauan Seribu, Jakarta. Tulisan ini mencakup aspek bio-teknis upaya pemulihan perikanan te
【摘要】千岛群岛(kepulauan Seribu)是印尼海参生产中心之一。海参被认为是一种价格较高的渔业出口商品。在过去的二十年里,捕获量一直在严重下降。高捕捞强度和生境退化是威胁海参渔业可持续性的两个主要因素。为了恢复种群,在雅加达千岛岛试点了一项生态系统渔业方法框架下的重新放养计划。本研究以生态系统方法综合研究海参渔业的生物技术方面。进行再放养研究有几个步骤,即生境状况和可行性研究、准备生物群维持地点、种子传播、监测和评价。之前的建设需要与当地机构(Kepulauan Seribu国家公园)进行良好的协调和合作。研究结果表明,恢复海参渔业的努力应与保护作为海参栖息地的海草生态系统和适当的维护系统相结合。在该海域共发现海参8种,其中海参科4种(bivittata Bohadschia bivittata、lecanora Actinopyga lecanora、Holothuria leucospilota、H. scabra),刺参科4种(Stichopus herrmanni、S. ocellatus、S. horren、S. monotuberculatus)。释放的生物群可以在研究地点良好地生存、生长和繁殖。以海草为基础的海参生态补养系统的建设,已成为千岛国家公园与旅游设施相结合的新旅游景点之一,对游客非常有吸引力。关键词:生态系统方法渔业管理(EAFM),鱼群恢复,海参渔业,海草生态系统Teripang merupakan salah - sato komoditi ekspor perkanan dengan harga jual yang tinggi。我是Dalam dua dekade terakhir,我是donkapan teripang telah menunjukkan penurunan tajam。槟城甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲甲Salah satu upaya untuk pemulihan stock teripang melalui pendekatan生态系统telah diujicobakan di wilayah Kepulauan Seribu,雅加达。生物技术的发展与发展,对生态系统的发展具有重要意义。南水北调,南水北调,南水北调,南水北调,南水北调,南水北调,南水北调,南水北调,南水北调监测与评价。Sebelum kegiatan dilakukan, terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan institui locali (Balai Taman national Kepulauan Seribu)。Hasil kajian menunjukkan bahwa upaya pemulihan perkanan teripang harus diselaraskan dengan upaya konservasi生态系统lamun sebagai栖息地teripang dan系统pemeliharaan yang layak secara teknis。4种恙螨科(bihaschia bivittata, lecanactinopyga lecanora, Holothuria leucospilota, H. scabra), 4种恙螨科(Stichopus herrmanni, S. ocellatus, S. horren, S. monotuberculatus), 4种恙螨科(terendentifikasi di-restocking di lokasi)。生物类群yang dilepas dapat hidup dan tumbuh dengan baik dan berkembangbiak di lokasi penelitian。农业系统、农业系统、农业系统、农业系统、农业系统、农业系统、农业系统、农业系统、农业系统、农业系统、农业系统、农业系统、农业系统。生态学:生态系统(EAFM),复植,生态系统,生态系统
{"title":"PEMULIHAN STOK TANGKAPAN PERIKANAN TERIPANG DI KEPULAUAN SERIBU: SUATU PENDEKATAN EKOSISTEM","authors":"Am Azbas Taurusman, Dadang Shafrudin, T. Nurani, Didin Komarudin","doi":"10.29244/jmf.9.2.235-244","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/jmf.9.2.235-244","url":null,"abstract":"<p align=\"center\"><strong><em>ABSTRACT</em></strong><strong><em></em></strong></p><p class=\"TubuhTulisanAll\"><em>Kepulauan Seribu known as Thousand Islands is one of the sea cucumbers producing centers in Indonesia. Sea cucumber has been considered as one of the fishery export commodities with high selling prices. In the last two decades, the catch has been indicating a serious declining. The high intensity of catching and habitat degradation are two main factors that threaten the sustainability of sea cucumber fisheries. In order to recovery the stock, a restocking program in frame of ecosystem approach to fishery has been piloted in Thousand Islands, Jakarta. This research covers the bio-technical aspects of sea cucumber fisheries in an integrated manner with the ecosystem approach. </em><em>There were </em><em>several </em><em>steps in conducting the restocking study, namely</em><em> the</em><em> </em><em>study </em><em>of habitat status and feasibility, prepar</em><em>ation of maintenance sites for biota</em><em>, seed </em><em>spreading</em><em>, monitoring and evaluation. A well coordination and collaboration with local institution</em><em>s</em><em> (Kepulauan Seribu National Park) was needed to build previously. </em><em>The results of the study indicated that efforts to restore sea cucumber fisheries should be integrated with conservation of seagrass ecosystems which as sea cucumbers habitat and a proper maintenance system. Eight species of sea cucumbers, consist of 4 species of Holothuridae (Bohadschia bivittata, Actinopyga lecanora, Holothuria leucospilota, H. scabra), and 4 species Stichopodidae (Stichopus herrmanni, S. ocellatus, S. horren, S. monotuberculatus) have been identified and restocking in this area. </em><em>The released biota can live and grow well and breed at the research site.</em><em> </em><em>The construction of seagrass-based sea cucumber ecosystem restocking system has become one of the new tourist attractions integrated with the Thousand Islands National Park tourist facilities, which are very attractive to visitors.</em></p><p class=\"TubuhTulisanAll\" align=\"left\"><strong><em>Keywords:</em></strong><em> ecosystem approach fishery</em><em> </em><em>managemen</em><em> </em><em>(EAFM), restocking, sea cucumbers fishery, seagrass ecosystem</em><em></em></p><p class=\"TubuhTulisanAll\" align=\"center\"><strong>ABSTRAK</strong></p><p class=\"Abstrakisi\">Kepulauan Seribu merupakan salah satu sentra penghasil teripang di Indonesia. Teripang merupakan salah satu komoditi ekspor perikanan dengan harga jual yang tinggi. Dalam dua dekade terakhir, tangkapan teripang telah menunjukkan penurunan tajam. Tingginya intensitas penangkapan dan degradasi habitat merupakan dua faktor utama yang mengancam keberlanjutan perikanan teripang. Salah satu upaya untuk pemulihan stok teripang melalui pendekatan ekosistem telah diujicobakan di wilayah Kepulauan Seribu, Jakarta. Tulisan ini mencakup aspek bio-teknis upaya pemulihan perikanan te","PeriodicalId":59401,"journal":{"name":"海洋渔业","volume":"13 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81688932","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-11-27DOI: 10.29244/jmf.9.2.157-167
Wayan Kantun, Lukman Darris, Wayan Suma Arsana
ABSTRACTThe objective of the researcah is to analyze the species composition and size of fish caught at shallow and deep FAD at Makassar strait. In obtaining the data, the research is using survei method carried out for four months, starting April to July 2016 at Makassar strait. The data obtained was descriptively analyzed. The research result presented that the number of fish caught at shallow FAD 568 fish (45.92%), consisted of skipjack tuna Katsuwonus pelamis (9.86%), Bullet tuna Auxis rochei (8.65%), Yellowfin Tuna Thunnus albacares (11.16%) and Indian Mackerel Rastrelliger kanagurta (16.25%). While 669 fish (54.08%) caught at deep FAD consisted of Katsuwonus pelamis (11.80%), and Rastrelliger kanagurta (18.35%). The size spread of skipjack tuna (23-42 cm and 29-53 cm), Bullet Tuna (16.5-25.0 cm and 18.5-28.5 cm), Yellowfin Tuna (25-120 cm and 80-160 cm) and Indian mackerel (16-25 cm and 16-25 cm) for shallow and deep FAD respectively. The fish size distribution caught at shallow and deep FAD was skipjack tuna, whereas the Auxis rochei rochei and Thunnus albacares had bigger size distribution in deep sea FAD, while the Rastrelliger kanagurta had relatively similar size distribution in shallow or deep sea FAD. Keywords: fish size, fish species composition, hand-line, shallow and deep sea FADABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis komposisi jenis dan ukuran ikan yang ditangkap pada rumpon laut dangkal dan rumpon laut dalam di Selat Makassar. Penelitian ini menggunakan metode survei dalam pengambilan data dan dilakukan selama 4 bulan mulai April-Juli 2016 di Selat Makassar. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan yang ditangkap pada rumpon laut dangkal berjumlah 568 ekor (45,92%), terdiri dari ikan cakalang 9,86%, tongkol lisong 8,65%, tuna madidihang 11,16% dan kembung lelaki 16,25%. Ikan yang ditangkap pada rumpon laut dalam berjumlah 669 ekor (54,08%), terdiri dari ikan cakalang 11,80%, tongkol lisong 12,21%, tuna madidihang 11,72% dan kembung lelaki 18,35%. Sebaran ukuran ikan cakalang berkisar 23-42 cm dan 29-53 cm, tongkol lisong 16,5-25,0 cm dan 18,5-28,5 cm, tuna madidihang berkisar 25-120 cm dan 80-160 cm serta ikan kembung lelaki berkisar 16-25 cm dan 16-25 cm masing-masing untuk rumpon laut dangkal dan rumpon laut dalam. Distribusi ukuran ikan yang ditangkap pada rumpon laut dangkal dan rumpon dalam dari jenis ikan cakalang, ikan tongkol lisong dan tuna madidihang memiliki distribusi ukuran lebih besar pada rumpon laut dalam, sedangkan ikan kembung lelaki baik pada rumpon dangkal dan dalam memiliki distribusi ukuran relatif sama.Kata kunci: ukuran ikan, komposisi jenis ikan, pancing ulur, rumpon dangkal dan dalam
摘要本研究的目的是分析望加锡海峡浅海和深水海域渔获的鱼类种类组成和大小。为了获得数据,研究使用了四个月的调查方法,从2016年4月到7月在望加锡海峡进行。对所得数据进行描述性分析。研究结果表明,浅层FAD捕获鱼568条(45.92%),其中鲣鱼(9.86%)、箭鳍金枪鱼(8.65%)、黄鳍金枪鱼(11.16%)和印度鲭鱼(16.25%)。深层FAD共捕获669条鱼(54.08%),其中大圆螯虾(11.80%)和神龙螯虾(18.35%)。鲣鱼(23-42 cm和29-53 cm)、子弹金枪鱼(16.5-25.0 cm和18.5-28.5 cm)、黄鳍金枪鱼(25-120 cm和80-160 cm)和印度鲭鱼(16-25 cm和16-25 cm)在浅部和深层FAD中的尺寸分布。浅海和深海FAD捕获的鱼类尺寸分布以鲣鱼为主,深海FAD捕获的鱼尺寸分布较大,而浅海和深海FAD捕获的鱼尺寸分布相对相似。关键词:鱼类大小、鱼类种类组成、手线、浅海和深海Penelitian ini menggunakan方法测量dalam pengambilan数据dan dilakukan selama 4 bulan mulai 2016年4月- 7月在Selat Makassar。数据阳diperoleh分析secara桌面。Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan yang ditangkap padrumpon laut dangkal berjumlah 568 ekor (45,92%), terdiri dari ikan cakalang 9,86%, tongkol lisong 8,65%, tuna maddidihang 11,16%, dan kembung lelaki 16,25%。Ikan yang ditangkap padrumpon laut dalam berjumlah 669 ekor (54,08%), terdiri dari Ikan cakalang 11,80%, tongkol lisong 12,21%, tuna maddidihang 11,72%, dan kembung lelaki 18,35%。Sebaran ukuran ikkan cakalang berkisar 23-42厘米,长度29-53厘米,tongkol lisong 16,5-25,0厘米,长度18,5-28,5厘米,金枪鱼maddidihang berkisar 25-120厘米,长度80-160厘米,serta ikkan kembung lelaki berkisar 16-25厘米,长度16-25厘米,长度16-25厘米。distribution busi ukuran ikan yang, ditangkap, padumpon, danpon, danpon, danpon, danpon, danpon, danpon, danpon, danpon, danpon, danpon, danpon, danpon, danpon, dididihang, memiliki, Distribusi ukuran, akalang, dididihang, dididihang, memiliki, distribui ukuran, cadalang, sedangkan, kembung, lelaki, baik, padumon, dangkal, dandam, memiliki, distribui ukuran,相对,sama。Kata kunci: ukuran ikan, komposisi jenis ikan, pponon dangkal dan dalam
{"title":"KOMPOSISI JENIS DAN UKURAN IKAN YANG DITANGKAP PADA RUMPON DENGAN PANCING ULUR DI SELAT MAKASSAR","authors":"Wayan Kantun, Lukman Darris, Wayan Suma Arsana","doi":"10.29244/jmf.9.2.157-167","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/jmf.9.2.157-167","url":null,"abstract":"ABSTRACTThe objective of the researcah is to analyze the species composition and size of fish caught at shallow and deep FAD at Makassar strait. In obtaining the data, the research is using survei method carried out for four months, starting April to July 2016 at Makassar strait. The data obtained was descriptively analyzed. The research result presented that the number of fish caught at shallow FAD 568 fish (45.92%), consisted of skipjack tuna Katsuwonus pelamis (9.86%), Bullet tuna Auxis rochei (8.65%), Yellowfin Tuna Thunnus albacares (11.16%) and Indian Mackerel Rastrelliger kanagurta (16.25%). While 669 fish (54.08%) caught at deep FAD consisted of Katsuwonus pelamis (11.80%), and Rastrelliger kanagurta (18.35%). The size spread of skipjack tuna (23-42 cm and 29-53 cm), Bullet Tuna (16.5-25.0 cm and 18.5-28.5 cm), Yellowfin Tuna (25-120 cm and 80-160 cm) and Indian mackerel (16-25 cm and 16-25 cm) for shallow and deep FAD respectively. The fish size distribution caught at shallow and deep FAD was skipjack tuna, whereas the Auxis rochei rochei and Thunnus albacares had bigger size distribution in deep sea FAD, while the Rastrelliger kanagurta had relatively similar size distribution in shallow or deep sea FAD. Keywords: fish size, fish species composition, hand-line, shallow and deep sea FADABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis komposisi jenis dan ukuran ikan yang ditangkap pada rumpon laut dangkal dan rumpon laut dalam di Selat Makassar. Penelitian ini menggunakan metode survei dalam pengambilan data dan dilakukan selama 4 bulan mulai April-Juli 2016 di Selat Makassar. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan yang ditangkap pada rumpon laut dangkal berjumlah 568 ekor (45,92%), terdiri dari ikan cakalang 9,86%, tongkol lisong 8,65%, tuna madidihang 11,16% dan kembung lelaki 16,25%. Ikan yang ditangkap pada rumpon laut dalam berjumlah 669 ekor (54,08%), terdiri dari ikan cakalang 11,80%, tongkol lisong 12,21%, tuna madidihang 11,72% dan kembung lelaki 18,35%. Sebaran ukuran ikan cakalang berkisar 23-42 cm dan 29-53 cm, tongkol lisong 16,5-25,0 cm dan 18,5-28,5 cm, tuna madidihang berkisar 25-120 cm dan 80-160 cm serta ikan kembung lelaki berkisar 16-25 cm dan 16-25 cm masing-masing untuk rumpon laut dangkal dan rumpon laut dalam. Distribusi ukuran ikan yang ditangkap pada rumpon laut dangkal dan rumpon dalam dari jenis ikan cakalang, ikan tongkol lisong dan tuna madidihang memiliki distribusi ukuran lebih besar pada rumpon laut dalam, sedangkan ikan kembung lelaki baik pada rumpon dangkal dan dalam memiliki distribusi ukuran relatif sama.Kata kunci: ukuran ikan, komposisi jenis ikan, pancing ulur, rumpon dangkal dan dalam","PeriodicalId":59401,"journal":{"name":"海洋渔业","volume":"10 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79687729","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-11-27DOI: 10.29244/jmf.9.2.133-144
Darmawan, Aditya Setianingtyas, M. A. Sondita
ABSTRACTCatch allocation scheme generally establish based on country’s historic catch data. Growing membership from coastal states in the Indian Ocean Tuna Commission (IOTC), raise issue about the importance of geographical position in determining a catch allocation criteria. In 2009, Scientific Committee of IOTC estimated that landings of yellowfin tuna and bigeye tuna had nearly or even exceeded its maximum sustainable yield (MSY). Therefore, in 2010, IOTC adopted resolution to establish a system and criteria on allocation of catch for yellow fin and bigeye tuna and invited member countries to submit proposal. Indonesia proposes criteria on historic catch, economic dependency toward tuna, coastal state status, bio-ecological significance of the fishing ground, IOTC membership and level of compliance. Japan, which represents the state long-distance fishing, proposes historic catch, sustainable management plan, IOTC membership, level of compliance, financial contribution, contribution to research and data collection, and utilization of allocated quota.Objective of the research is to analyse comparation of both proposals with regards to coastal states’ rights and jurisdiction in accord with UNCLOS 1982 and resource management rights concept in Schlager and Ostrom (1992). The research used a qualitative approach in which literature and report reviews had been conducted as data collection method, strengthened with depth interviews of resource persons, particularly Indonesia’s delegates and other relevant parties. Data obtained were analyzed descriptively using simulation calculations according to the proposed criteria. Results show that Indonesian proposed criteriaprovide advantages for coastal states, but will be disadvantaged for Japan and other distant fishing countries. It needs an approach and further deliberation to reach agreement on tuna catch allocation criteria in the IOTC.Keywords: catch allocation criteria, coastal states, management rights ABSTRAKSkema alokasi kuota tangkapan seringkali ditentukan berdasarkan catatan sejarah hasil tangkapan armada tiap negara. Meningkatnya keanggotaan Indian Ocean Tuna Commission (IOTC) yang berasal dari negara pantai di Samudera Hindia, menjadikan kriteria alokasi tangkapan berdasarkan posisi geografis menjadi isu yang sangat penting. Pada tahun 2009, stok tuna sirip kuning (yellowfin) dan tuna mata besar (bigeye) di Samudera Hindia diduga telah mendekati atau bahkan melebihi perkiraan nilai maximum sustainable yield (MSY) nya. Oleh sebab itu tahun 2010, IOTC mengeluarkan resolusi untuk menyusun sistem dan kriteria alokasi tangkapan dan meminta usulan proposal. Kriteria yang diusulkan Indonesia meliputi sejarah penangkapan, ketergantungan ekonomi terhadap tuna, posisi negara pantai, signifikansi perairan negara, keanggotaan IOTC dan tingkat kepatuhan. Adapun Jepang yang mewakili negara penangkap ikan jarak jauh mengusung kriteria sejarah penangkapan, rencana perikanan berkelanjutan, keanggotaan
摘要渔获量分配方案一般是根据各国历史渔获量数据制定的。印度洋金枪鱼委员会(IOTC)中沿海国家的成员不断增加,这引发了地理位置在确定捕捞分配标准中的重要性的问题。2009年,IOTC科学委员会估计黄鳍金枪鱼和大眼金枪鱼的捕捞量已接近甚至超过其最大可持续产量(MSY)。因此,2010年,IOTC通过决议,建立黄鳍金枪鱼和大眼金枪鱼捕捞分配制度和标准,并邀请成员国提交提案。印度尼西亚提出了关于历史捕获量、对金枪鱼的经济依赖、沿海国地位、渔场的生物生态意义、国际渔业委员会成员资格和遵守程度的标准。代表国家长距离捕捞的日本提出了历史捕获量、可持续管理计划、IOTC成员资格、合规水平、财政贡献、对研究和数据收集的贡献以及分配配额的利用。本研究的目的是分析比较两种提案在沿海国根据1982年《联合国海洋法公约》的权利和管辖权以及Schlager和Ostrom(1992)的资源管理权概念方面的差异。这项研究采用了一种定性方法,其中文献和报告审查作为数据收集方法,并加强了对资源人员,特别是印度尼西亚代表和其他有关方面的深入访谈。根据提出的准则,利用模拟计算对所得数据进行描述性分析。结果表明,印尼提出的标准对沿海国家有利,但对日本和其他遥远的渔业国家不利。在国际金枪鱼捕捞委员会中就金枪鱼捕捞分配标准达成协议需要一种方法和进一步的审议。关键词:渔获分配标准,沿海国家,管理权印度洋金枪鱼委员会(IOTC),印度,印度,印度,印度,印度,印度,印度,印度,印度,印度,印度,印度,印度,印度。2009年,金枪鱼sirip kuning(黄鳍)和金枪鱼mata besar(大眼)di Samudera Hindia diduga telah mendekati atau bahkan melebihi perkiraan nilai最大可持续产量(MSY) nya。Oleh sebab itu tahun 2010, IOTC mengeluarkan决议,提出了一种新的menusuun系统和标准,并提出了一种新的menusuan方案。kiteria yang diusulkan Indonesia meliputi sejarah penangkapan, ketergantungan ekonomi terhadap tuna, posisi negara pantai, signifinkansi perairan negara, keanggotaan IOTC dan tingkat kepatuhan。apapun Jepang yang mewakili negara penangkap ikan jarak jauh mengusung kriteria sejarah penangkapan, rencana perikanan berkelanjutan, keanggotaan IOTC, tingkat kepatuhan, kontribusi keuangan, kontribusi patada riset dan pendatan serta tingkat pemanfaatan alokasi kuota。Penelitian ini bertujuan membandingkan kriterteria kedua usulan tersebut dari sudut pandang hak-hak negara pantai dalam konvensi hukum laut international dan konsep kepemilikan sumber dayan ikan (Schlager dan Ostrom 1992)。Penelitian dilakukan melalukan pendekatan质量数据和信息,diperoleh melalukan pustaka danwanancara terhadap ketua atau anggota代表团,印度尼西亚serta pihak-pihak terkait lainnya。数据阳双透光分析技术的技术描述。登安蒙古纳坎模拟perhitungan sesuai标准阳双透光坎。哈西尔penelitian menunjukkan bahwa kriteria yang diusulkan Indonesia lebih menguntunkan bagi印度尼西亚,tetapi成员Jepang dan negara penangkap ikan jarak jauit untuk menerimanya。Diperlukan pendekatan dandiskusi lebih lanjut untuk mencapai kesepakatan kria alokasi tangkapan tuna di IOTC。Kata kunci: kiteria alokasi tangkapan, negara pantai, hak penelolaan
{"title":"KRITERIA ALOKASI TANGKAPAN TUNA UNTUK KOMISI TUNA SAMUDERA HINDIA (IOTC)","authors":"Darmawan, Aditya Setianingtyas, M. A. Sondita","doi":"10.29244/jmf.9.2.133-144","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/jmf.9.2.133-144","url":null,"abstract":"ABSTRACTCatch allocation scheme generally establish based on country’s historic catch data. Growing membership from coastal states in the Indian Ocean Tuna Commission (IOTC), raise issue about the importance of geographical position in determining a catch allocation criteria. In 2009, Scientific Committee of IOTC estimated that landings of yellowfin tuna and bigeye tuna had nearly or even exceeded its maximum sustainable yield (MSY). Therefore, in 2010, IOTC adopted resolution to establish a system and criteria on allocation of catch for yellow fin and bigeye tuna and invited member countries to submit proposal. Indonesia proposes criteria on historic catch, economic dependency toward tuna, coastal state status, bio-ecological significance of the fishing ground, IOTC membership and level of compliance. Japan, which represents the state long-distance fishing, proposes historic catch, sustainable management plan, IOTC membership, level of compliance, financial contribution, contribution to research and data collection, and utilization of allocated quota.Objective of the research is to analyse comparation of both proposals with regards to coastal states’ rights and jurisdiction in accord with UNCLOS 1982 and resource management rights concept in Schlager and Ostrom (1992). The research used a qualitative approach in which literature and report reviews had been conducted as data collection method, strengthened with depth interviews of resource persons, particularly Indonesia’s delegates and other relevant parties. Data obtained were analyzed descriptively using simulation calculations according to the proposed criteria. Results show that Indonesian proposed criteriaprovide advantages for coastal states, but will be disadvantaged for Japan and other distant fishing countries. It needs an approach and further deliberation to reach agreement on tuna catch allocation criteria in the IOTC.Keywords: catch allocation criteria, coastal states, management rights ABSTRAKSkema alokasi kuota tangkapan seringkali ditentukan berdasarkan catatan sejarah hasil tangkapan armada tiap negara. Meningkatnya keanggotaan Indian Ocean Tuna Commission (IOTC) yang berasal dari negara pantai di Samudera Hindia, menjadikan kriteria alokasi tangkapan berdasarkan posisi geografis menjadi isu yang sangat penting. Pada tahun 2009, stok tuna sirip kuning (yellowfin) dan tuna mata besar (bigeye) di Samudera Hindia diduga telah mendekati atau bahkan melebihi perkiraan nilai maximum sustainable yield (MSY) nya. Oleh sebab itu tahun 2010, IOTC mengeluarkan resolusi untuk menyusun sistem dan kriteria alokasi tangkapan dan meminta usulan proposal. Kriteria yang diusulkan Indonesia meliputi sejarah penangkapan, ketergantungan ekonomi terhadap tuna, posisi negara pantai, signifikansi perairan negara, keanggotaan IOTC dan tingkat kepatuhan. Adapun Jepang yang mewakili negara penangkap ikan jarak jauh mengusung kriteria sejarah penangkapan, rencana perikanan berkelanjutan, keanggotaan ","PeriodicalId":59401,"journal":{"name":"海洋渔业","volume":"116 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79659558","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}