Sebagian besar siswa di kelas IX A SMP Negeri 2 Tejakula belum mencapai tingkat ketuntasan belajar yang ditetapkan di sekolah ini yaitu 75. Dari kekurangan yang ada di lapangan tersebut, peneliti mengupayakan sebuah kajian ilmiah dengan melakukan penelitian tidnakan kelas. Tujuan penelitian yangdilakukan ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan model Kooperatif STAD dalam pelaksanaan proses belajar mengajar mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian yang dilakukan dalam dua siklus menggunakan tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi/pengamatan dan refleksi pada setiap siklusnya memfokuskan pencairan datanya menggunakan tes prestasi belajar dan melaksanakan analisis dengan analisis deskriptif. Setelah dilakukan refleksi, terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari ratarata awal 68,76 dengan ketuntasan klasikal 62%, meningkat pada siklus I dengan rata-rata 73,38 dengan ketuntasan klasikal 76% dan pada siklus II dengan rata-rata 80,54 dan ketuntasan klasikal 88%. Data tersebut menunjukkan keberhasilan pelaksanaan penelitian sesuai indikator yang dicanangkan. Akhirnya peneliti berkesimpulan bahwa penerapan model Pembelajaran Kooperatif STAD dalam pelaksanaan proses pembelajaran mampu meningkatkan hasil belajar siswa
{"title":"PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS IX A SMP NEGERI 2 TEJAKULA","authors":"I. K. G. Winarta","doi":"10.37637/dw.v7i3.268","DOIUrl":"https://doi.org/10.37637/dw.v7i3.268","url":null,"abstract":"Sebagian besar siswa di kelas IX A SMP Negeri 2 Tejakula belum mencapai tingkat ketuntasan belajar yang ditetapkan di sekolah ini yaitu 75. Dari kekurangan yang ada di lapangan tersebut, peneliti mengupayakan sebuah kajian ilmiah dengan melakukan penelitian tidnakan kelas. Tujuan penelitian yangdilakukan ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan model Kooperatif STAD dalam pelaksanaan proses belajar mengajar mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian yang dilakukan dalam dua siklus menggunakan tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi/pengamatan dan refleksi pada setiap siklusnya memfokuskan pencairan datanya menggunakan tes prestasi belajar dan melaksanakan analisis dengan analisis deskriptif. Setelah dilakukan refleksi, terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari ratarata awal 68,76 dengan ketuntasan klasikal 62%, meningkat pada siklus I dengan rata-rata 73,38 dengan ketuntasan klasikal 76% dan pada siklus II dengan rata-rata 80,54 dan ketuntasan klasikal 88%. Data tersebut menunjukkan keberhasilan pelaksanaan penelitian sesuai indikator yang dicanangkan. Akhirnya peneliti berkesimpulan bahwa penerapan model Pembelajaran Kooperatif STAD dalam pelaksanaan proses pembelajaran mampu meningkatkan hasil belajar siswa","PeriodicalId":112218,"journal":{"name":"Daiwi Widya","volume":"79 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129514151","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tejakula di Kelas VII F pada semester genap tahun pelajaran 2018/2019 dengan kondisi hasil belajar siswanya untuk mata pelajaran seni budaya rendah, yang dibuktikan dengan prosentase ketercapaian KKM baru mencapai 60,71 %. Tujuan penulisan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan media videodalam pembelajaran seni budaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan langkah-langkah pokok : perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Masingmasing siklus dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Metode pengumpulan datanya adalah tes hasil belajar. Metode analisis datanya adalah deskriptif baik untuk data kualitatif maupun untuk data kuantitatif. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah Penggunaan Media Video dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Ini terbukti adanya perkembangan hasil belajar siswa yang awalnya 62.86 dengan ketuntasan 61%, selanjutnya setelah pelaksanaan siklus I hasil belajar siswa meningkat menjadi 70 dengan ketuntasan klasikal 79%. Dari siklus I ke siklus II terjadi juga peningkatan hasil belajar siswa menjadi 75.18 dengan ketuntasan klasikal 89% dengan katagori tuntas.Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah Penggunaan Media Video pada pembelajaran seni budaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada kelas VII F semester genap tahun pelajaran 2018/2019.
{"title":"PENGGUNAAN MEDIA VIDEO PADA PEMBELAJARAN SENI BUDAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 2 TEJAKULA PADA SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2018/2019","authors":"Ni Made Senawati","doi":"10.37637/dw.v7i3.267","DOIUrl":"https://doi.org/10.37637/dw.v7i3.267","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tejakula di Kelas VII F pada semester genap tahun pelajaran 2018/2019 dengan kondisi hasil belajar siswanya untuk mata pelajaran seni budaya rendah, yang dibuktikan dengan prosentase ketercapaian KKM baru mencapai 60,71 %. Tujuan penulisan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan media videodalam pembelajaran seni budaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan langkah-langkah pokok : perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Masingmasing siklus dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Metode pengumpulan datanya adalah tes hasil belajar. Metode analisis datanya adalah deskriptif baik untuk data kualitatif maupun untuk data kuantitatif. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah Penggunaan Media Video dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Ini terbukti adanya perkembangan hasil belajar siswa yang awalnya 62.86 dengan ketuntasan 61%, selanjutnya setelah pelaksanaan siklus I hasil belajar siswa meningkat menjadi 70 dengan ketuntasan klasikal 79%. Dari siklus I ke siklus II terjadi juga peningkatan hasil belajar siswa menjadi 75.18 dengan ketuntasan klasikal 89% dengan katagori tuntas.Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah Penggunaan Media Video pada pembelajaran seni budaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada kelas VII F semester genap tahun pelajaran 2018/2019.","PeriodicalId":112218,"journal":{"name":"Daiwi Widya","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123349474","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Rendahnya kemampuan berbicara siswa kelas VIIA semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020 SMP Negeri 2 Tejakula ditunjukkan berdasarkan hasil observasi awal yang menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan belum berjalan secara maksimal. Oleh karena itu untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa diperlukan metode pembelajaran yang tepat. Salah satunya adalah metode pembelajaran Role Playing. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa. Lokasi penelitian ini SMP Negeri 2 Tejakula dengan jumlah siswa 32 orang. Data dalam penelitian ini diperoleh dari rubrik keterampilan berbicara yang kemudian dilakukan analisis secara deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus dilakukan berdasar tahapan: (1) menyusun rencana kegiatan, (2) melaksanakan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menurut hasil observasi awal pembelajaran siswa kurang aktif, mudah jenuh, dan perhatian siswa pada penjelasan guru sangat kecil sehingga nilai rata-rata siswa hanya sebesar 59,28. Setelah tindakan siklus I keterampilan berbicara siswa meningkat menjadi rata-rata 65,78 dengan siswa tuntas 19 siswa dan belum tuntas 13 siswa. Hasil tindakan pada siklus II penguasan materi setelah diberikan tes keterampilan berbicara meningkat menjadi rata-rata 73,91 dengan siswa tuntas 30 siswa.Siswa belum tuntas 2 orang. Prosentase ketuntasan belajar pada siklus II 93,75 ini telah memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan dan siklus dinyatakan tidak dilanjutkan, dengan kesimpulan bahwa implementasi metode pembelajaran Role Playing telah mampu dengan baik untuk dijadikan alternatif dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa
VIIA班的学生语言能力低,奇年20 /2020年初中2班Tejakula小学的初步观察显示,所进行的学习还没有达到最佳水平。因此,提高学生的口语技能需要正确的学习方法。其中之一是角色扮演学习方法。本研究旨在提高学生的口语能力。本研究地点为SMP Negeri 2 Tejakula,学生人数为32人。本研究的数据来自于描述性分析后的演讲技巧专题。这项研究以两个周期进行。每个周期都是按顺序进行的:(1)组织活动,(2)执行行动,(3)观察,(4)反射。研究结果表明,根据初步观察,学生学习不太活跃,容易饱和,学生对教师解释的关注非常低,学生的平均成绩只有59。28分。在第一个周期的行动之后,学生的口语技能平均提高到65.78分,学生完成19名学生,未完成13名学生。在进行了第二次语言技能测试后,物质传入周期的结果在学生完成30名学生后平均增加到73.91人。学生还没有完成学业2。本II - 93.75循环中的学习障碍符合既定的成功指标,并宣布循环无效,其结论是,角色扮演学习方法的实施很好地替代了学生提高口语技能的能力
{"title":"IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS IIA SMP NEGERI 2 TEJAKULA","authors":"Cening Wargi","doi":"10.37637/dw.v7i3.265","DOIUrl":"https://doi.org/10.37637/dw.v7i3.265","url":null,"abstract":"Rendahnya kemampuan berbicara siswa kelas VIIA semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020 SMP Negeri 2 Tejakula ditunjukkan berdasarkan hasil observasi awal yang menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan belum berjalan secara maksimal. Oleh karena itu untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa diperlukan metode pembelajaran yang tepat. Salah satunya adalah metode pembelajaran Role Playing. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa. Lokasi penelitian ini SMP Negeri 2 Tejakula dengan jumlah siswa 32 orang. Data dalam penelitian ini diperoleh dari rubrik keterampilan berbicara yang kemudian dilakukan analisis secara deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus dilakukan berdasar tahapan: (1) menyusun rencana kegiatan, (2) melaksanakan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menurut hasil observasi awal pembelajaran siswa kurang aktif, mudah jenuh, dan perhatian siswa pada penjelasan guru sangat kecil sehingga nilai rata-rata siswa hanya sebesar 59,28. Setelah tindakan siklus I keterampilan berbicara siswa meningkat menjadi rata-rata 65,78 dengan siswa tuntas 19 siswa dan belum tuntas 13 siswa. Hasil tindakan pada siklus II penguasan materi setelah diberikan tes keterampilan berbicara meningkat menjadi rata-rata 73,91 dengan siswa tuntas 30 siswa.Siswa belum tuntas 2 orang. Prosentase ketuntasan belajar pada siklus II 93,75 ini telah memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan dan siklus dinyatakan tidak dilanjutkan, dengan kesimpulan bahwa implementasi metode pembelajaran Role Playing telah mampu dengan baik untuk dijadikan alternatif dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa","PeriodicalId":112218,"journal":{"name":"Daiwi Widya","volume":"45 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128274171","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Proses konseling memperhatikan, menghargai, dan menghormati unsurunsur kebudayaan tersebut. Pengentasan masalah individu sangat mungkin dikaitkan dengan budaya yang mempengaruhi individu. Pelayanan konseling menyadarkan klien yang terlibat dengan budaya tertentu; menyadarkan bahwa permasalahan yang timbul, dialami bersangkut paut dengan unsur budaya tertentu, dan pada akhirnya pengentasan masalah individu tersebut perlu dikaitkan dengan unsur budaya yang bersangkutan. Sudah pengetahuan umum bahwa antara konselor dan klien pasti mempunyai perbedaan budaya yang sangat mendasar. Perbedaan budaya itu bisa mengenai nilai nilai, keyakinan, perilaku dan lain sebagainya. Perbedaan ini muncul karena antara konselor dan klien berasal dari budaya yang berbeda. Konseling lintas budaya akan dapat terjadi seperti saat konselor yang orang Bali memberikan layanan konseling pada klien yang berasal dari Ambon atau sebaliknya. Dalam konseling lintas budaya konselor agar komunikasi dapat efektif perlu memikirkan perspektif budaya dalam seperti nilainilai budaya yang relevan, penerapan nilai-nilai budaya seperti keterampilan memperhatikan, memantulkan perasaan, keterampilan menggunakan pertanyaan untuk membuka konseling, keterampilan menstruktur, keterampilan menyelesaikan masalah, keterampilan memahami jalan pikiran klien, dan keterampilan memahami tingkah laku klien.
{"title":"IMPLEMENTASI BUDAYA DALAM KOMUNIKASI KONSELING YANG EFEKTIF","authors":"Ni Luh Yaniasti","doi":"10.37637/dw.v7i3.258","DOIUrl":"https://doi.org/10.37637/dw.v7i3.258","url":null,"abstract":"Proses konseling memperhatikan, menghargai, dan menghormati unsurunsur kebudayaan tersebut. Pengentasan masalah individu sangat mungkin dikaitkan dengan budaya yang mempengaruhi individu. Pelayanan konseling menyadarkan klien yang terlibat dengan budaya tertentu; menyadarkan bahwa permasalahan yang timbul, dialami bersangkut paut dengan unsur budaya tertentu, dan pada akhirnya pengentasan masalah individu tersebut perlu dikaitkan dengan unsur budaya yang bersangkutan. Sudah pengetahuan umum bahwa antara konselor dan klien pasti mempunyai perbedaan budaya yang sangat mendasar. Perbedaan budaya itu bisa mengenai nilai nilai, keyakinan, perilaku dan lain sebagainya. Perbedaan ini muncul karena antara konselor dan klien berasal dari budaya yang berbeda. Konseling lintas budaya akan dapat terjadi seperti saat konselor yang orang Bali memberikan layanan konseling pada klien yang berasal dari Ambon atau sebaliknya. Dalam konseling lintas budaya konselor agar komunikasi dapat efektif perlu memikirkan perspektif budaya dalam seperti nilainilai budaya yang relevan, penerapan nilai-nilai budaya seperti keterampilan memperhatikan, memantulkan perasaan, keterampilan menggunakan pertanyaan untuk membuka konseling, keterampilan menstruktur, keterampilan menyelesaikan masalah, keterampilan memahami jalan pikiran klien, dan keterampilan memahami tingkah laku klien.","PeriodicalId":112218,"journal":{"name":"Daiwi Widya","volume":"23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126031178","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tujuan yang ingin disasar dalam pelaksanaan penelitian ini adalah: untuk mengetahui besarnya kontribusi skor-tampak masing-masing item dari tes kemampuan berpikir mantik di dalam menyusun standar deviasi total distribusi skor tampak, bila dikaji dari indeks reliabilitas item-nya. Penelitian yang dilaksanakan merupakan jenis penelitian evaluasi, yang subjeknya berupa 100 siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Seririt. Pemilihan subjek penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan berupa tes kemampuan berpikir mantik yang dikompilasi oleh peneliti. Untuk menentukan koefisien indeks reliabilitas item (iri) digunakan formula iri. Berdasarkan atas hasil analisis data dengan formula iri diperoleh koefisien iri pada masing-masing butir yang menyusun tes kemampuan berpikir mantik. Setelah ke-54 koefisien iri yang diperoleh dijumlahkan diperoleh nilai sebesar 9,178. Sedangkan nilai standar deviasi total (SDt) dari tes kemampuan berpikir mantik sebesar 9,178. Oleh karena nilai koefisien iri secara total sama dengan nilai SDt dari tes kemampuan berpikir mantik, maka H1 diterima. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa besarnya kontribusi skor-tampak masing-masing item tes kemampuan berpikir mantik di dalam menyusun standar deviasi total (SDt) distribusi skor-tampak sama dengan besarnya indeks reliabilitas item-nya.
{"title":"INDEKS RELIABILITAS ITEM (iri) SEBAGAI PENYUSUN STANDAR DEVIASI TOTAL (SDt) PADA TES KEMAMPUAN BERPIKIR MANTIK","authors":"I. G. N. Puger","doi":"10.37637/dw.v7i3.257","DOIUrl":"https://doi.org/10.37637/dw.v7i3.257","url":null,"abstract":"Tujuan yang ingin disasar dalam pelaksanaan penelitian ini adalah: untuk mengetahui besarnya kontribusi skor-tampak masing-masing item dari tes kemampuan berpikir mantik di dalam menyusun standar deviasi total distribusi skor tampak, bila dikaji dari indeks reliabilitas item-nya. Penelitian yang dilaksanakan merupakan jenis penelitian evaluasi, yang subjeknya berupa 100 siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Seririt. Pemilihan subjek penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan berupa tes kemampuan berpikir mantik yang dikompilasi oleh peneliti. Untuk menentukan koefisien indeks reliabilitas item (iri) digunakan formula iri. Berdasarkan atas hasil analisis data dengan formula iri diperoleh koefisien iri pada masing-masing butir yang menyusun tes kemampuan berpikir mantik. Setelah ke-54 koefisien iri yang diperoleh dijumlahkan diperoleh nilai sebesar 9,178. Sedangkan nilai standar deviasi total (SDt) dari tes kemampuan berpikir mantik sebesar 9,178. Oleh karena nilai koefisien iri secara total sama dengan nilai SDt dari tes kemampuan berpikir mantik, maka H1 diterima. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa besarnya kontribusi skor-tampak masing-masing item tes kemampuan berpikir mantik di dalam menyusun standar deviasi total (SDt) distribusi skor-tampak sama dengan besarnya indeks reliabilitas item-nya.","PeriodicalId":112218,"journal":{"name":"Daiwi Widya","volume":"18 5","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131486387","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Prestasi siswa kelas XI-IPS 2 SMA Negeri 4 Singaraja dalam menyusun teks tulis berbentuk kalimat pasif dalam mata pelajaran Bahasa Inggris masih sangat rendah. Hal ini terlihat dari nilai tes pra-siklus yang diberikan kepada 43 orang siswa hanya sejumlah 13,95% siswa yang mampu memperoleh nilai ≥ KKM yang ditentukan di sekolah ini untuk pelajaran Bahasa Inggris yakni 67, sedangkan rata-rata kelas hanya mencapai 39,30. Oleh karena itu, untuk meningkatkan prestasi belajar siswa diperlukan model pembelajaran dengan model dan strategi yang tepat. Salah satunya adalah penggunaan transformational drill pada model pembelajaran ESA. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas dimana data dalam penelitian ini diperoleh dari tes prestasi belajar yang kemudian dilakukan analisis secara deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus dilakukan berdasarkan tahapan: 1) perencanaan, 2) tindakan, 3) observasi, dan 4) refleksi. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan pada siklus I dimana rata-rata kelas meningkat menjadi 54,88 dan ketuntasan belajar meningkat menjadi 44,19%. Meskipun di siklus I telah menunjukkan peningkatan, hasil ini belum memenuhi indikator keberhasilan penelitian dimana 70% siswa memperoleh nilai ≥ KKM bahasa inggris di kelas XI yaitu 67 ; serta memiliki rata – rata kelas 70. Untuk itu, penelitian dilanjutkan ke siklus II. Hasilnyapun meningkat untuk rata-rata menjadi 71,40 dengan ketuntasan belajar mencapai 72,09%. Dengan peningkatan yang diperoleh pada siklus II yang telah mencapai indikator keberhasilan, maka penelitian dinyatakan tidak dilanjutkan, dengan kesimpulan bahwa pemanfaatan transformational drill pada model pembelajaran ESA mampu meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI-IPS 2 SMA Negeri 4 Singaraja dalam menyusun teks tulis berbentuk kalimat pasif
{"title":"PENGGUNAAN TRANSFORMATIONAL DRILLS PADA MODEL PEMBELAJARAN ESA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI-IPS2 SMAN 4 SINGARAJA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 DALAM MENYUSUN TEKS TULIS BERBENTUK KALIMAT PASIF","authors":"Komang Sri Utami","doi":"10.37637/dw.v7i3.262","DOIUrl":"https://doi.org/10.37637/dw.v7i3.262","url":null,"abstract":"Prestasi siswa kelas XI-IPS 2 SMA Negeri 4 Singaraja dalam menyusun teks tulis berbentuk kalimat pasif dalam mata pelajaran Bahasa Inggris masih sangat rendah. Hal ini terlihat dari nilai tes pra-siklus yang diberikan kepada 43 orang siswa hanya sejumlah 13,95% siswa yang mampu memperoleh nilai ≥ KKM yang ditentukan di sekolah ini untuk pelajaran Bahasa Inggris yakni 67, sedangkan rata-rata kelas hanya mencapai 39,30. Oleh karena itu, untuk meningkatkan prestasi belajar siswa diperlukan model pembelajaran dengan model dan strategi yang tepat. Salah satunya adalah penggunaan transformational drill pada model pembelajaran ESA. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas dimana data dalam penelitian ini diperoleh dari tes prestasi belajar yang kemudian dilakukan analisis secara deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus dilakukan berdasarkan tahapan: 1) perencanaan, 2) tindakan, 3) observasi, dan 4) refleksi. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan pada siklus I dimana rata-rata kelas meningkat menjadi 54,88 dan ketuntasan belajar meningkat menjadi 44,19%. Meskipun di siklus I telah menunjukkan peningkatan, hasil ini belum memenuhi indikator keberhasilan penelitian dimana 70% siswa memperoleh nilai ≥ KKM bahasa inggris di kelas XI yaitu 67 ; serta memiliki rata – rata kelas 70. Untuk itu, penelitian dilanjutkan ke siklus II. Hasilnyapun meningkat untuk rata-rata menjadi 71,40 dengan ketuntasan belajar mencapai 72,09%. Dengan peningkatan yang diperoleh pada siklus II yang telah mencapai indikator keberhasilan, maka penelitian dinyatakan tidak dilanjutkan, dengan kesimpulan bahwa pemanfaatan transformational drill pada model pembelajaran ESA mampu meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI-IPS 2 SMA Negeri 4 Singaraja dalam menyusun teks tulis berbentuk kalimat pasif","PeriodicalId":112218,"journal":{"name":"Daiwi Widya","volume":" 23","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"113946254","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan meningkatkan hasil belajar TIK melalui penerapan metode demonstrasi pada siswa kelas IX A SMP Negeri 2 Tejakula semester genap tahun pelajaran 2018/2019. Penelitian tindakan kelas ini dirancang dalam suatu proses pengkajian berdaur (bersiklus) yang setiap siklusnya terdiri dari 4 fase, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini melibatkan siswa kelas IX A SMP Negeri 2 Tejakula yang berjumlah 30 orang siswa sebagai subyek penelitian. Data dikumpulkan dengan teknik tes hasil belajar. Data dianalisis dengan analisis deskriptif kuantitatif untuk melihat ketercapaian indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX A semester genap tahun pelajaran 2018/2019 yang dibuktikan dengan terjadinya peningkatan hasil belajar antara siklus I dengan siklus II. Pada siklus I daya serap 74,67 %, ketuntasan belajar 53,33% dan pada siklus II daya serap sebesar 80,67%, ketuntasan belajar 90,00 %. Terjadi peningkatan hasil belajar antara siklus I dan siklus II ratarata 6,00% untuk daya serap dan 36,67% untuk ketuntasan belajar klasikal. Kesimpulannya, penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar TIK pada siswa kelas IX A SMP Negeri 2 Tejakula semester genap tahun pelajaran 2018/2019.
本研究旨在通过实施u.a. Negeri 2 . Tejakula 2017 /2019学年满学期的演示方法来提高TIK的学习成绩。本类行动研究是在一个梯形审查过程中设计出来的,每个循环由4个阶段组成,即计划、行动、观察和反思。该研究涉及sma Negeri 2 . Tejakula IX - A班学生30名学生作为研究对象。用学习结果测试技术收集数据。数据通过定量描述性分析来分析既定成功指标的进展。研究结果表明,演示方法的应用可以增加学生在2017 /2019学年结束前的九年级学习成绩,这被证明是在第一个周期和第二次周期之间学习结果的增加。在I吸水性74.67%的周期中,研究结果为53.33%,而在II周期中,吸水性为80.67%,研究容量为90.00 %。研究发现在第一个周期和第二次周期之间的学习结果增加了600%的吸收力和36,67%的学习速度。综上所述,演示方法的应用可以增加中美国中美第2学期Tejakula满学年2018/2019年的实践实践实践。
{"title":"PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TIK SISWA KELAS IX A SMP NEGERI 2 TEJAKULA","authors":"Gede Artana","doi":"10.37637/dw.v7i3.260","DOIUrl":"https://doi.org/10.37637/dw.v7i3.260","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan meningkatkan hasil belajar TIK melalui penerapan metode demonstrasi pada siswa kelas IX A SMP Negeri 2 Tejakula semester genap tahun pelajaran 2018/2019. Penelitian tindakan kelas ini dirancang dalam suatu proses pengkajian berdaur (bersiklus) yang setiap siklusnya terdiri dari 4 fase, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini melibatkan siswa kelas IX A SMP Negeri 2 Tejakula yang berjumlah 30 orang siswa sebagai subyek penelitian. Data dikumpulkan dengan teknik tes hasil belajar. Data dianalisis dengan analisis deskriptif kuantitatif untuk melihat ketercapaian indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX A semester genap tahun pelajaran 2018/2019 yang dibuktikan dengan terjadinya peningkatan hasil belajar antara siklus I dengan siklus II. Pada siklus I daya serap 74,67 %, ketuntasan belajar 53,33% dan pada siklus II daya serap sebesar 80,67%, ketuntasan belajar 90,00 %. Terjadi peningkatan hasil belajar antara siklus I dan siklus II ratarata 6,00% untuk daya serap dan 36,67% untuk ketuntasan belajar klasikal. Kesimpulannya, penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar TIK pada siswa kelas IX A SMP Negeri 2 Tejakula semester genap tahun pelajaran 2018/2019.","PeriodicalId":112218,"journal":{"name":"Daiwi Widya","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132682268","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kedisiplinan belajar siswa melalui penerapan layanan bimbingan kelompok siswa kelas VIII f semester genap tahun pelajaran 2018 / 2019. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan langkah-langkah pokok meliputi: perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Untuk masing masing siklus dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan dan observasi selama 1 bulan, Pengolahan datanya dengan menggunakan metode analisis diskriptif kuantitatif, yaitu dengan menerapkan rumus statistik untuk mencari nilai kedisiplinan belajar dan prosentase ketuntasan untuk memperoleh kesimpulan secara klasikal.Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah penerapan layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan kedisiplinan belajar siswa kelas VIII f semester genap tahun pelajaran 2018 / 2019. Ini terbukti dari adanya peningkatan jumlah ketuntasan kedisiplinan belajar yang dialami siswa yang menjadi subyek penelitian. Dari data awal atau sebelum siklus I siswa yang memiliki katagori tuntas kedisiplinan belajarnya adalah 0 siswa (0%), setelah siklus I siswa yang memiliki katagori tuntas kedisiplinan belajarnya adalah 7 siswa (58%), dan bahkan setelah siklus II semua siswa 12 orang (100%) mencapai katagori tuntas.
{"title":"PENERAPAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 2 TEJAKULA","authors":"Made Sukedana","doi":"10.37637/dw.v7i3.263","DOIUrl":"https://doi.org/10.37637/dw.v7i3.263","url":null,"abstract":"Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kedisiplinan belajar siswa melalui penerapan layanan bimbingan kelompok siswa kelas VIII f semester genap tahun pelajaran 2018 / 2019. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan langkah-langkah pokok meliputi: perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Untuk masing masing siklus dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan dan observasi selama 1 bulan, Pengolahan datanya dengan menggunakan metode analisis diskriptif kuantitatif, yaitu dengan menerapkan rumus statistik untuk mencari nilai kedisiplinan belajar dan prosentase ketuntasan untuk memperoleh kesimpulan secara klasikal.Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah penerapan layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan kedisiplinan belajar siswa kelas VIII f semester genap tahun pelajaran 2018 / 2019. Ini terbukti dari adanya peningkatan jumlah ketuntasan kedisiplinan belajar yang dialami siswa yang menjadi subyek penelitian. Dari data awal atau sebelum siklus I siswa yang memiliki katagori tuntas kedisiplinan belajarnya adalah 0 siswa (0%), setelah siklus I siswa yang memiliki katagori tuntas kedisiplinan belajarnya adalah 7 siswa (58%), dan bahkan setelah siklus II semua siswa 12 orang (100%) mencapai katagori tuntas.","PeriodicalId":112218,"journal":{"name":"Daiwi Widya","volume":"177 3","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131992467","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 2 Tejakula pada siswa Kelas IX D dengan kondisi hasil belajar prakarya siswa rendah. Tujuan penulisan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan metode kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar prakarya pada siswa. Metode pengumpulan data yang dipergunakan adalah tes observasi hasil belajar siswa. Metode analisis datanya adalah metode deskriptif. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah penggunaan metode kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Ini terbukti adanya perkembangan hasil belajar prakarya pada siswa yang awalnya rata-rata kelasnya 68,1, dengan ketuntasan 37,04, selanjutnya setelah pelaksanaan pada siklus I, hasil belajar siswa meningkat rataratanya menjadi 74,44 dengan ketuntasan klasikal 62,96%. Dari Siklus I ke Siklus II juga terjadi peningkatan hasil belajar prakarya siswa dengan rata-rata menjadi 77,03 dan ketuntasan klasikal 100%. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah penggunaan metode kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar prakarya pada siswa kelas IX D semester ganjil SMP N 2 Tejakula tahun pelajaran 2019/2020.
{"title":"PENGGUNAAN METODE KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PRAKARYA PADA SISWA SMP NEGERI 2 TEJAKULA","authors":"Nyoman Arsani","doi":"10.37637/dw.v7i3.264","DOIUrl":"https://doi.org/10.37637/dw.v7i3.264","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 2 Tejakula pada siswa Kelas IX D dengan kondisi hasil belajar prakarya siswa rendah. Tujuan penulisan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan metode kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar prakarya pada siswa. Metode pengumpulan data yang dipergunakan adalah tes observasi hasil belajar siswa. Metode analisis datanya adalah metode deskriptif. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah penggunaan metode kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Ini terbukti adanya perkembangan hasil belajar prakarya pada siswa yang awalnya rata-rata kelasnya 68,1, dengan ketuntasan 37,04, selanjutnya setelah pelaksanaan pada siklus I, hasil belajar siswa meningkat rataratanya menjadi 74,44 dengan ketuntasan klasikal 62,96%. Dari Siklus I ke Siklus II juga terjadi peningkatan hasil belajar prakarya siswa dengan rata-rata menjadi 77,03 dan ketuntasan klasikal 100%. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah penggunaan metode kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar prakarya pada siswa kelas IX D semester ganjil SMP N 2 Tejakula tahun pelajaran 2019/2020.","PeriodicalId":112218,"journal":{"name":"Daiwi Widya","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122314723","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini dilaksanakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX C SMP Negeri 2 Tejakula pada semester genap tahun pelajaran 2018/2019. Dengan kondisi pembelajaran masih didominasi oleh guru, sehingga siswa pasif , motivasi siswa untuk belajar sangat kurang, dampaknya hasil belajar PKn siswa rendah. Ini dapat terlihat dari hasil ulangan harian I kelas IX C rata-rata hasil belajar awal siklus yaitu 71,0 (kategori tidak tuntas), dan ketuntasan klasikal siswa pada awal siklus yaitu 73,0 % (kategori tidak tuntas). Tujuan penulisan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar PKn pada siswa kelas IX C SMP Negeri 2 Tejakula semester genap tahun pelajaran 2018/2019 melalui implementasi model pembelajaran Kooperatif tipe NHT dalam pembelajaran. Metode pengumpulan datanya adalah observasi dan tes hasil belajar siswa. Metode analisis datanya adalah deskriptif baik untuk data kualitatif maupun untuk data kuantitatif. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah implementasi model pembelajaran Kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn. Ini terbukti dari adanya peningkatan hasil belajar siswa. Dimana hasil yang diperoleh skor rata-rata pada awal siklus yaitu 71,0 (kategori tidak tuntas), siklus I yaitu 76,0 (kategori tuntas), dan pada siklus II yaitu 79,8 (kategori tuntas). Terjadi peningkatan hasil belajar dari awal siklus ke siklus I sebesar 7,04 % dan dari siklus I ke siklus II sebesar 5,0 %. Ketuntasan Klasikal siswa pada awal siklus yaitu 73,0 % (kategori tidak tuntas), pada siklus I yaitu 83,0 % (kategori tidak tuntas), dan pada siklus II yaitu 90,0 %. Dari awal siklus ke siklus I Ketuntasan Klasikal terjadi peningkatan sebesar 13,7 %, dan dari siklus I ke siklus II peningkatannya sebesar 8,4 %. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar PKn pada siswa kelas IX C semester genap tahun pelajaran 2018/ 2019.
{"title":"IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS IX C SMP NEGERI 2 TEJAKULA SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2018/2019","authors":"I. N. Sugiartha","doi":"10.37637/dw.v7i3.266","DOIUrl":"https://doi.org/10.37637/dw.v7i3.266","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilaksanakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX C SMP Negeri 2 Tejakula pada semester genap tahun pelajaran 2018/2019. Dengan kondisi pembelajaran masih didominasi oleh guru, sehingga siswa pasif , motivasi siswa untuk belajar sangat kurang, dampaknya hasil belajar PKn siswa rendah. Ini dapat terlihat dari hasil ulangan harian I kelas IX C rata-rata hasil belajar awal siklus yaitu 71,0 (kategori tidak tuntas), dan ketuntasan klasikal siswa pada awal siklus yaitu 73,0 % (kategori tidak tuntas). Tujuan penulisan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar PKn pada siswa kelas IX C SMP Negeri 2 Tejakula semester genap tahun pelajaran 2018/2019 melalui implementasi model pembelajaran Kooperatif tipe NHT dalam pembelajaran. Metode pengumpulan datanya adalah observasi dan tes hasil belajar siswa. Metode analisis datanya adalah deskriptif baik untuk data kualitatif maupun untuk data kuantitatif. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah implementasi model pembelajaran Kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn. Ini terbukti dari adanya peningkatan hasil belajar siswa. Dimana hasil yang diperoleh skor rata-rata pada awal siklus yaitu 71,0 (kategori tidak tuntas), siklus I yaitu 76,0 (kategori tuntas), dan pada siklus II yaitu 79,8 (kategori tuntas). Terjadi peningkatan hasil belajar dari awal siklus ke siklus I sebesar 7,04 % dan dari siklus I ke siklus II sebesar 5,0 %. Ketuntasan Klasikal siswa pada awal siklus yaitu 73,0 % (kategori tidak tuntas), pada siklus I yaitu 83,0 % (kategori tidak tuntas), dan pada siklus II yaitu 90,0 %. Dari awal siklus ke siklus I Ketuntasan Klasikal terjadi peningkatan sebesar 13,7 %, dan dari siklus I ke siklus II peningkatannya sebesar 8,4 %. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar PKn pada siswa kelas IX C semester genap tahun pelajaran 2018/ 2019.","PeriodicalId":112218,"journal":{"name":"Daiwi Widya","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122993866","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}