Pub Date : 2020-04-21DOI: 10.14710/baf.5.1.2020.75-83
R. Fitriani, Agung Janika Sitasiwi, S. Isdadiyanto
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur hepar dan rasio bobot hepar terhadap bobot tubuh mencit (Mus musculus L) jantan setelah pemberian ekstrak etanol daun mimba (Azadirachta indica A.Juss). Penelitian ini menggunakan 2 kelompok perlakuan yaitu Kontrol (akuades) dan Perlakuan (mimba). Perlakuan diberikan secara oral selama 21 hari. Hepar ditimbang dan dibuat preparat menggunakan metode parafin dengan pewarnaan Hematoksilin Eosin. Pengukuran diameter hepatosit dilakukan dalam 4 bidang pandang. Bobot hepar dan bobot tubuh digunakan untuk menghitung nilai HSI. Data dianalisis dengan uji t. Hasil analisis menunjukan adanya pengaruh nyata terhadap diameter hepatosit tetapi menunjukan pengaruh tidak nyata terhadap bobot tubuh, bobot hepar dan nilai Hepatosomatik indek (HSI). Hal ini dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak etanol daun mimba (Azadirachta indica) sebagai obat tradisional dengan dosis 14 mg/KgBB tidak mempengaruhi struktur hepar dan rasio bobot hepar terhadap bobot tubuh mencit (Mus musculus) jantan. Kata kunci : daun mimba, hepar, diameter hepatosit dan HSI
这项研究的目的是确定mimba提取物(Azadirachta indica A.Juss)雄蛙的结构和雄蛙的体重比。该研究采用两种治疗方法,即控制(针灸)和治疗(mimba)。口服持续21天。赫帕用乳木西林染色法称重并制成品。hepatosit的直径测量有四个视图。重量和身体重量被用来计算HSI的值。通过t测试分析数据,分析结果表明,它对病原直径有明显的影响,但对身体质量、hepar重量和indek indek身心值没有明显的影响。这可能会得出结论,mimba提性剂(Azadirachta indica)作为一种传统药物,剂量为14毫克/KgBB,不会影响hepar的结构,也不会影响雄性小肠的重量比。关键词:mimba、hepar、hepatosit and HSI
{"title":"Struktur Hepar dan Rasio Bobot Hepar Terhadap Bobot Tubuh Mencit (Mus Musculus L.) Jantan Setelah Pemberian Ekstrak Etanol Daun Mimba (Azadirachta Indica A.Juss)","authors":"R. Fitriani, Agung Janika Sitasiwi, S. Isdadiyanto","doi":"10.14710/baf.5.1.2020.75-83","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/baf.5.1.2020.75-83","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur hepar dan rasio bobot hepar terhadap bobot tubuh mencit (Mus musculus L) jantan setelah pemberian ekstrak etanol daun mimba (Azadirachta indica A.Juss). Penelitian ini menggunakan 2 kelompok perlakuan yaitu Kontrol (akuades) dan Perlakuan (mimba). Perlakuan diberikan secara oral selama 21 hari. Hepar ditimbang dan dibuat preparat menggunakan metode parafin dengan pewarnaan Hematoksilin Eosin. Pengukuran diameter hepatosit dilakukan dalam 4 bidang pandang. Bobot hepar dan bobot tubuh digunakan untuk menghitung nilai HSI. Data dianalisis dengan uji t. Hasil analisis menunjukan adanya pengaruh nyata terhadap diameter hepatosit tetapi menunjukan pengaruh tidak nyata terhadap bobot tubuh, bobot hepar dan nilai Hepatosomatik indek (HSI). Hal ini dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak etanol daun mimba (Azadirachta indica) sebagai obat tradisional dengan dosis 14 mg/KgBB tidak mempengaruhi struktur hepar dan rasio bobot hepar terhadap bobot tubuh mencit (Mus musculus) jantan. Kata kunci : daun mimba, hepar, diameter hepatosit dan HSI","PeriodicalId":127406,"journal":{"name":"Buletin Anatomi dan Fisiologi","volume":"54 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-04-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131032645","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-04-21DOI: 10.14710/baf.5.1.2020.43-51
Raditya Setiawan, T. Saraswati, Silvana Tana
Daun lakum (Cayratia trifolia) dan buah kersen (Muntingia calabura) mengandung senyawa flavonoid, terpenoid, steroid dan kaya akan antioksidan. Beberapa senyawa antioksidan seperti squalene, nimbidin dan saponin berpotensi meningkatkan metabolisme HDL dalam tubuh sehingga dapat mengurangi timbunan lemak tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan bobot badan dan bobot lemak abdominal tikus putih (Rattus norvegicus) strain wistar jantan hiperlipidemia setelah pemberian jus buah kersen dan ekstrak etanol daun lakum. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang teridiri atas 5 perlakuan dengan 4 kali ulangan, yaitu kelompok kontrol, kelompok pakan hiperlipid positif, kelompok pemberian pakan jus kersen, kelompok pemberian pakan ekstrak lakum dan kelompok pemberian simvastatin. Pakan hiperlipid diberikan selama enam minggu, dimulai dari tikus umur tiga bulan. Pengukuran variable bobot badan diukur tiap minggu dan bobot lemak abdominal di akhir penelitian. Data dianalisis dengan Analysis of Variance (ANOVA) yang dilanjutkan dengan Uji Duncan pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian tambahan jus buah kersen dan ekstrak etanol daun lakum memberikan pengaruh yang signifikan pada bobot badan dan bobot lemak abdominal (p<0,05) Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian jus buah kersen dan ekstrak etanol daun lakum pada tikus putih jantan hiperlipidemia tidak berpotensi menurunkan bobot badan, namun berpotensi menurunkan bobot lemak abdominal. Kata kunci : Cayratia trifolia, Muntingia calabura, antioksidan, bobot badan, bobot lemak abdominal
{"title":"Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun Lakum (Cayratia trifolia L.) dan Buah Kersen (Muntingia calabura L.) terhadap Bobot Tubuh dan Bobot Lemak Abdominal Rattus norvegicus L. Strain Wistar Jantan Hiperlipidemia","authors":"Raditya Setiawan, T. Saraswati, Silvana Tana","doi":"10.14710/baf.5.1.2020.43-51","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/baf.5.1.2020.43-51","url":null,"abstract":"Daun lakum (Cayratia trifolia) dan buah kersen (Muntingia calabura) mengandung senyawa flavonoid, terpenoid, steroid dan kaya akan antioksidan. Beberapa senyawa antioksidan seperti squalene, nimbidin dan saponin berpotensi meningkatkan metabolisme HDL dalam tubuh sehingga dapat mengurangi timbunan lemak tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan bobot badan dan bobot lemak abdominal tikus putih (Rattus norvegicus) strain wistar jantan hiperlipidemia setelah pemberian jus buah kersen dan ekstrak etanol daun lakum. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang teridiri atas 5 perlakuan dengan 4 kali ulangan, yaitu kelompok kontrol, kelompok pakan hiperlipid positif, kelompok pemberian pakan jus kersen, kelompok pemberian pakan ekstrak lakum dan kelompok pemberian simvastatin. Pakan hiperlipid diberikan selama enam minggu, dimulai dari tikus umur tiga bulan. Pengukuran variable bobot badan diukur tiap minggu dan bobot lemak abdominal di akhir penelitian. Data dianalisis dengan Analysis of Variance (ANOVA) yang dilanjutkan dengan Uji Duncan pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian tambahan jus buah kersen dan ekstrak etanol daun lakum memberikan pengaruh yang signifikan pada bobot badan dan bobot lemak abdominal (p<0,05) Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian jus buah kersen dan ekstrak etanol daun lakum pada tikus putih jantan hiperlipidemia tidak berpotensi menurunkan bobot badan, namun berpotensi menurunkan bobot lemak abdominal. Kata kunci : Cayratia trifolia, Muntingia calabura, antioksidan, bobot badan, bobot lemak abdominal","PeriodicalId":127406,"journal":{"name":"Buletin Anatomi dan Fisiologi","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-04-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124812507","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-04-21DOI: 10.14710/baf.5.1.2020.84-89
Sifron Akbar, D. R. Lukiwati, F. Kusmiyati
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penggunaan formalin dan periode simpan terhadap viabilitas dan pertumbuhan awal benih kelengkeng. Rancangan percobaan berdasarkan rancangan acak lengkap faktorial dengan 4 ulangan. Faktor pertama adalah formalin (0%, 0,5%, 1% dan 2%). Faktor kedua adalah periode simpan dengan 3 taraf (tanpa penyimpanan, 15 dan 30 hari). Parameter yang diamati adalah daya kecambah, kecepatan berkecambah, Jumlah daun dan tinggi bibit kelengkeng. Data yang diperoleh dianalisis ragam taraf 5% dan apabila berpengaruh nyata (p<0,05), dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meningkatnya kadar formalin, nyata menurunkan daya kecambah dan kecepatan berkecambah, sedangkan kadar formalin 0,5% dengan 30 hari periode simpan optimal meningkatkan jumlah daun dan tinggi tanaman. Kata kunci : kelengkeng, formalin, periode simpan, viabilitas, pertumbuhan awal
{"title":"Pengaruh Formalin dan Periode Simpan terhadap Viabilitas dan Pertumbuhan Awal Benih Kelengkeng (Dimocarpus longan)","authors":"Sifron Akbar, D. R. Lukiwati, F. Kusmiyati","doi":"10.14710/baf.5.1.2020.84-89","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/baf.5.1.2020.84-89","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penggunaan formalin dan periode simpan terhadap viabilitas dan pertumbuhan awal benih kelengkeng. Rancangan percobaan berdasarkan rancangan acak lengkap faktorial dengan 4 ulangan. Faktor pertama adalah formalin (0%, 0,5%, 1% dan 2%). Faktor kedua adalah periode simpan dengan 3 taraf (tanpa penyimpanan, 15 dan 30 hari). Parameter yang diamati adalah daya kecambah, kecepatan berkecambah, Jumlah daun dan tinggi bibit kelengkeng. Data yang diperoleh dianalisis ragam taraf 5% dan apabila berpengaruh nyata (p<0,05), dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meningkatnya kadar formalin, nyata menurunkan daya kecambah dan kecepatan berkecambah, sedangkan kadar formalin 0,5% dengan 30 hari periode simpan optimal meningkatkan jumlah daun dan tinggi tanaman. Kata kunci : kelengkeng, formalin, periode simpan, viabilitas, pertumbuhan awal ","PeriodicalId":127406,"journal":{"name":"Buletin Anatomi dan Fisiologi","volume":"92 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-04-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122404515","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-04-21DOI: 10.14710/baf.5.1.2020.35-42
T. Suprihatin, S. Rahayu, Muhaimin Rifa’i, Sri Widyarti
Tanaman kunyit secara tradisional sudah sejak lama banyak digunakan sebagai tanaman obat. Negara India dan China menggunakan tanaman kunyit untuk mengobati penyakit empedu, selesma, batuk, diabetes, rematik, sinusitis, penyakit kulit, infeksi parasit, inflamasi, dan biliary disorders. Potensi tanaman kunyit sebagai tanaman obat menimbulkan ide untuk melakukan penelitian yang bertujuan mengetahui kandungan senyawa pada serbuk rimpang kunyit yang berpotensi sebagai antioksidan. Penelitian dilakukan dengan menganalisis kandungan senyawa pada serbuk rimpang kunyit (turmeric powder) menggunakan metode LC-MS dan dilanjutkan dengan menganalisis senyawa yang terkandung pada serbuk rimpang kunyit yang berpotensi sebagai antioksidan dengan metode in silico. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 49 senyawa aktif yang ditemukan pada serbuk rimpang kunyit, kurkumin adalah senyawa dengan konsentrasi paling tinggi dibandingkan dengan senyawa yang lain yaitu sebesar 7,798%. Sedangkan senyawa yang berpotensi sebagai antioksidan berdasarkan analisis in silico diperoleh 11 senyawa yaitu Ascorbic acid, Quercetin, β Carotene, Arabinose, Bis Demethoxycurcumin, Demethoxycurcumin, Curcumin, Caffeic acid, Cinnamic acid, Letestuianin A, dan Calebin A. Kata kunci: turmeric powder, kurkumin, LC-MS, in silico
姜黄在传统上长期被用作药用。印度和中国国家使用姜黄治疗胆汁、感冒、咳嗽、糖尿病、风湿病、鼻窦炎、皮肤病、寄生虫感染、炎症和胆红症。姜黄作为一种药用植物的潜力引发了一项研究,目的是确定姜黄根茎的潜在抗氧化剂化合物含量。这项研究通过使用LC-MS方法对姜黄根茎粉尘中的化合物含量进行分析,然后通过硅胶溶液中含有潜在的抗氧化剂颗粒的化合物进行分析。研究表明,在姜黄根茎粉末中发现的49种活性化合物是一种浓度最高的化合物,比其他化合物增加了7.798%。而获得潜在的化合物作为抗氧化剂根据分析in silico 11血酸、Quercetin化合物βCarotene Arabinose Demethoxycurcumin巴士,Demethoxycurcumin Curcumin Caffeic酸,Cinnamic酸,Letestuianin A, Calebin。关键词:turmeric粉末,kurkumin LC-MS in silico
{"title":"Senyawa pada Serbuk Rimpang Kunyit (Curcuma longa L.) yang Berpotensi sebagai Antioksidan","authors":"T. Suprihatin, S. Rahayu, Muhaimin Rifa’i, Sri Widyarti","doi":"10.14710/baf.5.1.2020.35-42","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/baf.5.1.2020.35-42","url":null,"abstract":"Tanaman kunyit secara tradisional sudah sejak lama banyak digunakan sebagai tanaman obat. Negara India dan China menggunakan tanaman kunyit untuk mengobati penyakit empedu, selesma, batuk, diabetes, rematik, sinusitis, penyakit kulit, infeksi parasit, inflamasi, dan biliary disorders. Potensi tanaman kunyit sebagai tanaman obat menimbulkan ide untuk melakukan penelitian yang bertujuan mengetahui kandungan senyawa pada serbuk rimpang kunyit yang berpotensi sebagai antioksidan. Penelitian dilakukan dengan menganalisis kandungan senyawa pada serbuk rimpang kunyit (turmeric powder) menggunakan metode LC-MS dan dilanjutkan dengan menganalisis senyawa yang terkandung pada serbuk rimpang kunyit yang berpotensi sebagai antioksidan dengan metode in silico. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 49 senyawa aktif yang ditemukan pada serbuk rimpang kunyit, kurkumin adalah senyawa dengan konsentrasi paling tinggi dibandingkan dengan senyawa yang lain yaitu sebesar 7,798%. Sedangkan senyawa yang berpotensi sebagai antioksidan berdasarkan analisis in silico diperoleh 11 senyawa yaitu Ascorbic acid, Quercetin, β Carotene, Arabinose, Bis Demethoxycurcumin, Demethoxycurcumin, Curcumin, Caffeic acid, Cinnamic acid, Letestuianin A, dan Calebin A. Kata kunci: turmeric powder, kurkumin, LC-MS, in silico","PeriodicalId":127406,"journal":{"name":"Buletin Anatomi dan Fisiologi","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-04-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130692367","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-04-21DOI: 10.14710/baf.5.1.2020.18-24
Devi Adityarini, Sri Widodo Agung Suedy, Sri Darmanti
Madu merupakan cairan alami yang dihasilkan oleh lebah madu,berasal dari nektar bunga atau bagian lain dari tumbuhan. Madu dinyatakan memiliki kualitas baik apabila memenuhi standar kualitas madu. Kualitas madu dapat ditentukan berdasarkan kadar air, gula dan keasaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas madu lokal di Kabupaten Magelang. Pengambilan sampel secara purposive sampling dari lima wilayah Kabupaten Magelang, yaitu Desa Kaliurang, Ringinanom, Kaliabu, Munggangsari, danKebonrejo. Penentuan kadar air dan gula total dengan metode refraktometri, sedangkan keasaman dengan metode titrasi asam-basa. Analisis kadar air, gula total, keasaman dibandingkan dengan standar kualitas madu. Hasil uji kualitas madu menunjukkan nilai kadar air berkisar antara 20,72-31,72%, gula total 66,33-77,89˚Brix, keasaman 37,12-271,35 ml NaOH/kg di mana kualitas madu Desa Kaliurang dan Desa Munggangsari telah memenuhi standar SNI 01-3545-2013 dan U.S. Patent Application Publication.
{"title":"Kualitas Madu Lokal Berdasarkan Kadar Air, Gula Total dan Keasaman dari Kabupaten Magelang","authors":"Devi Adityarini, Sri Widodo Agung Suedy, Sri Darmanti","doi":"10.14710/baf.5.1.2020.18-24","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/baf.5.1.2020.18-24","url":null,"abstract":"Madu merupakan cairan alami yang dihasilkan oleh lebah madu,berasal dari nektar bunga atau bagian lain dari tumbuhan. Madu dinyatakan memiliki kualitas baik apabila memenuhi standar kualitas madu. Kualitas madu dapat ditentukan berdasarkan kadar air, gula dan keasaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas madu lokal di Kabupaten Magelang. Pengambilan sampel secara purposive sampling dari lima wilayah Kabupaten Magelang, yaitu Desa Kaliurang, Ringinanom, Kaliabu, Munggangsari, danKebonrejo. Penentuan kadar air dan gula total dengan metode refraktometri, sedangkan keasaman dengan metode titrasi asam-basa. Analisis kadar air, gula total, keasaman dibandingkan dengan standar kualitas madu. Hasil uji kualitas madu menunjukkan nilai kadar air berkisar antara 20,72-31,72%, gula total 66,33-77,89˚Brix, keasaman 37,12-271,35 ml NaOH/kg di mana kualitas madu Desa Kaliurang dan Desa Munggangsari telah memenuhi standar SNI 01-3545-2013 dan U.S. Patent Application Publication. ","PeriodicalId":127406,"journal":{"name":"Buletin Anatomi dan Fisiologi","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-04-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133679737","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-04-21DOI: 10.14710/baf.5.1.2020.1-7
Yusuf Suebu, Rosye H.R. Tanjung, Suharno Suharno
Sagu (Metroxylon sagu) merupakan tanaman kelompok palm yang mengandung zat pati tinggi, dan telah dimanfaatkan sebagai bahan pangan pokok bagi masyarakat Papua. Semua bagian dari tanaman ini dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia. Namun, ampas sebagai bagian dari sisa produk zat pati belum dimanfaatkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh fermentasi ampas sagu (FAS) sebagai pakan alternatif untuk pertumbuhan ayam kampung. Penelitian ini dilakukan dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan, yaitu : P0 =Kontrol (PB 100% dan FAS 0%), P1 =PB 96% dan FAS 4%, P2 =PB 92% dan FAS 8%, dan P3 =PB 88% dan FAS 12%. Parameter yang diukur antara lain adalah tinggi badan dan bobot ayam. Analisis dilakukan pada ampas sagu baik sebelum fermentasi maupun setelah proses fermentasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa FAS mengandung protein kasar, serat kasar, dan lemak kasar mengalami peningkatan masing-masing sebesar 66,5%, 21,1%, 54,5% dibandingkan sebelum dilakukan fermentasi. Perlakuan FAS tidak memberikan pengaruh terhadap peningkatan tinggi tubuh ayam kampung. Perlakuan signifikan nampak pada parameter bobot tubuh ayam kampung. Peningkatan terbaik bobot ayam terjadi pada perlakuan P1 (PB 96% dan FAS 4%). Perlakuan P1 mampu meningkatkan bobot ayam hingga mencapai 17,8%, sedangkan P2 mencapai 10%. FAS dapat dimanfaatkan sebagai pakan alternatif dalam meningkatkan pertumbuhan bobot ayam kampung. Kata kunci : sagu, fermentasi, pertumbuhan, ayam kampung
{"title":"Fermentasi Ampas Sagu (FAS) sebagai Pakan Alternatif Untuk Meningkatan Pertumbuhan Bobot Ayam Kampung","authors":"Yusuf Suebu, Rosye H.R. Tanjung, Suharno Suharno","doi":"10.14710/baf.5.1.2020.1-7","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/baf.5.1.2020.1-7","url":null,"abstract":"Sagu (Metroxylon sagu) merupakan tanaman kelompok palm yang mengandung zat pati tinggi, dan telah dimanfaatkan sebagai bahan pangan pokok bagi masyarakat Papua. Semua bagian dari tanaman ini dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia. Namun, ampas sebagai bagian dari sisa produk zat pati belum dimanfaatkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh fermentasi ampas sagu (FAS) sebagai pakan alternatif untuk pertumbuhan ayam kampung. Penelitian ini dilakukan dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan, yaitu : P0 =Kontrol (PB 100% dan FAS 0%), P1 =PB 96% dan FAS 4%, P2 =PB 92% dan FAS 8%, dan P3 =PB 88% dan FAS 12%. Parameter yang diukur antara lain adalah tinggi badan dan bobot ayam. Analisis dilakukan pada ampas sagu baik sebelum fermentasi maupun setelah proses fermentasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa FAS mengandung protein kasar, serat kasar, dan lemak kasar mengalami peningkatan masing-masing sebesar 66,5%, 21,1%, 54,5% dibandingkan sebelum dilakukan fermentasi. Perlakuan FAS tidak memberikan pengaruh terhadap peningkatan tinggi tubuh ayam kampung. Perlakuan signifikan nampak pada parameter bobot tubuh ayam kampung. Peningkatan terbaik bobot ayam terjadi pada perlakuan P1 (PB 96% dan FAS 4%). Perlakuan P1 mampu meningkatkan bobot ayam hingga mencapai 17,8%, sedangkan P2 mencapai 10%. FAS dapat dimanfaatkan sebagai pakan alternatif dalam meningkatkan pertumbuhan bobot ayam kampung. Kata kunci : sagu, fermentasi, pertumbuhan, ayam kampung","PeriodicalId":127406,"journal":{"name":"Buletin Anatomi dan Fisiologi","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-04-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128623538","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-04-20DOI: 10.14710/baf.5.1.2020.52-59
Murtinah Murtinah, Eny Fuskhah, Adriani Darmawati
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penggunaan jenis pupuk kandang dan berbagai konsentrasi plant growth promoting rhizobacteria (PGPR) terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai hitam (Glycine max L. Merill). Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap pola faktorial. Faktor pertama adalah jenis pupuk kandang (tanpa pupuk, pupuk kandang ayam dan pupuk kandang kambing) dan faktor kedua adalah konsentrasi PGPR (PGPR komersial 5 ml/l air, 0 ml/l air, 5 ml/l air, 12,5 ml/l air, dan 20 ml/l air). Parameter pertumbuhan yang diamati meliputi tinggi tanaman dan jumlah daun. Parameter produksi yang diamati yaitu jumlah polong, berat polong dan bobot 100 biji. Data dianalisis dengan analisis ragam dan dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan (Duncan’s Multiple Range Test). Hasil penelitian menunjukkan jenis pupuk kandang mampu meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah polong, berat polong dan bobot 100 biji. Peningkatan konsentrasi PGPR hanya meningkatkan tinggi tanaman. Tidak menunjukkan adanya interaksi antara jenis pupuk kandang dan konsentrasi PGPR dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi kedelai hitam. Kata kunci : pupuk kandang ayam, pupuk kandang kambing, PGPR, kedelai hitam
{"title":"Pertumbuhan dan Produksi Kedelai Hitam (Glycine max L. Merill) pada Berbagai Jenis Pupuk Kandang dan Konsentrasi Plant Growth Promoting Rhizobacteria","authors":"Murtinah Murtinah, Eny Fuskhah, Adriani Darmawati","doi":"10.14710/baf.5.1.2020.52-59","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/baf.5.1.2020.52-59","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penggunaan jenis pupuk kandang dan berbagai konsentrasi plant growth promoting rhizobacteria (PGPR) terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai hitam (Glycine max L. Merill). Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap pola faktorial. Faktor pertama adalah jenis pupuk kandang (tanpa pupuk, pupuk kandang ayam dan pupuk kandang kambing) dan faktor kedua adalah konsentrasi PGPR (PGPR komersial 5 ml/l air, 0 ml/l air, 5 ml/l air, 12,5 ml/l air, dan 20 ml/l air). Parameter pertumbuhan yang diamati meliputi tinggi tanaman dan jumlah daun. Parameter produksi yang diamati yaitu jumlah polong, berat polong dan bobot 100 biji. Data dianalisis dengan analisis ragam dan dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan (Duncan’s Multiple Range Test). Hasil penelitian menunjukkan jenis pupuk kandang mampu meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah polong, berat polong dan bobot 100 biji. Peningkatan konsentrasi PGPR hanya meningkatkan tinggi tanaman. Tidak menunjukkan adanya interaksi antara jenis pupuk kandang dan konsentrasi PGPR dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi kedelai hitam. Kata kunci : pupuk kandang ayam, pupuk kandang kambing, PGPR, kedelai hitam","PeriodicalId":127406,"journal":{"name":"Buletin Anatomi dan Fisiologi","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-04-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134142042","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-08-31DOI: 10.14710/baf.4.2.2019.152-159
Istiyana Istiyana, S. Budiyanto, W. Slamet
Keberadaan limbah kulit pisang sangat mengganggu selain dapat membuat lingkungan menjadi kotor juga dapat menimbulkan bau busuk apabila sudah tertimbun lama. Penelitian bertujuan untuk mengkaji pengaruh MOL ikan rucah dalam Pupuk Organik Cair (POC) kulit pisang serta pemberian pupuk kandang sapi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman okra. Rancangan percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial. Faktor pertama adalah pemberian MOL yaitu 0 ml (A0), 5 ml (A1) dan 10 ml (A2). faktor kedua adalah pelakuan penambahan pupuk kandang sapi yaitu 350 g/polybag (P1), 400 g/polybag (P2) dan 450 g/polybag (P3). Tiap unit perlakuan dengan tiga kali ulangan, parameter yang diamati yaitu jumlah daun, diameter batang, umur berbunga, persentase bunga menjadi buah, diameter buah, jumlah buah, dan berat buah. Data analisis ragam (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) untuk melihat beda antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan penambahan dosis MOL pada pemupukan 400 g N/Polybag menaikan jumlah daun, diameter batang, diameter buah, jumlah buah dan berat buah tanaman Okra. Perlakuan dosis pemupukan pukan sapi 400 g N/Polybag dengan penambahan MOL 5 ml menghasilkan hasil paling tinggi dibandingkan perlakuan lainnya sehingga dapat digunakan sebagai alternatif paling baik untuk usaha budidaya tanaman Okra. Kata kunci : kulit pisang, ikan rucah
香蕉皮的存在是非常令人不安的,除了它会使环境变得肮脏,而且它在长期积累后会产生腐烂的气味。研究的目的是研究香蕉皮有机肥料中的鼹鼠鼹鼠的影响,以及对秋葵植物生长和生产的贡献。实验设计使用病征模式的全部随机设计。第一个因素是鼹鼠的奖励是0 ml (A0), 5 ml (A1)和10 ml (A2)。第二个因素是增加牛粪包括350克/polybag (P1)、400 g/polybag (P2)和450 g/polybag (P3)。每一个治疗单位都有三次重复,观察到的参数是叶子的数量、茎的直径、开花年龄、花的百分比变成果实、果实的直径、水果的数量和水果的重量。分析数据为(ANOVA),然后进行邓肯的多程测试(DMRT),查看治疗方法之间的不同。研究结果表明,受精过程中增加的摩尔剂量增加了400克/多孔,增加了叶的数量,茎的直径,水果的直径,秋葵的果实的数量和重量。用超过5毫升的摩尔加进400克/多糖治疗对牛的喂养效果最高,因此可以被用作最好的替代秋葵作物种植。关键词:香蕉皮,凤尾鱼
{"title":"Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Okra (Abelmoschus Esculentus) Akibat Pemberian POC Terfermentasi MOL dan Pukan Sapi yang Berbeda","authors":"Istiyana Istiyana, S. Budiyanto, W. Slamet","doi":"10.14710/baf.4.2.2019.152-159","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/baf.4.2.2019.152-159","url":null,"abstract":"Keberadaan limbah kulit pisang sangat mengganggu selain dapat membuat lingkungan menjadi kotor juga dapat menimbulkan bau busuk apabila sudah tertimbun lama. Penelitian bertujuan untuk mengkaji pengaruh MOL ikan rucah dalam Pupuk Organik Cair (POC) kulit pisang serta pemberian pupuk kandang sapi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman okra. Rancangan percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial. Faktor pertama adalah pemberian MOL yaitu 0 ml (A0), 5 ml (A1) dan 10 ml (A2). faktor kedua adalah pelakuan penambahan pupuk kandang sapi yaitu 350 g/polybag (P1), 400 g/polybag (P2) dan 450 g/polybag (P3). Tiap unit perlakuan dengan tiga kali ulangan, parameter yang diamati yaitu jumlah daun, diameter batang, umur berbunga, persentase bunga menjadi buah, diameter buah, jumlah buah, dan berat buah. Data analisis ragam (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) untuk melihat beda antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan penambahan dosis MOL pada pemupukan 400 g N/Polybag menaikan jumlah daun, diameter batang, diameter buah, jumlah buah dan berat buah tanaman Okra. Perlakuan dosis pemupukan pukan sapi 400 g N/Polybag dengan penambahan MOL 5 ml menghasilkan hasil paling tinggi dibandingkan perlakuan lainnya sehingga dapat digunakan sebagai alternatif paling baik untuk usaha budidaya tanaman Okra. Kata kunci : kulit pisang, ikan rucah","PeriodicalId":127406,"journal":{"name":"Buletin Anatomi dan Fisiologi","volume":"229 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115667039","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-08-31DOI: 10.14710/baf.4.2.2019.168-174
Risty Dwi Sylviana, B. Kristanto, E. D. Purbajanti
Bunga mawar memiliki nilai ekonomi tinggi dan permintaan bunga potong ataupun tanaman hias terus meningkat, maka mawar perlu dikembangkan menjadi produk unggulan agribisnis. Penelitian bertujuan untuk mengetahui bagian batang tanaman yang masih dapat digunakan sebagai bahan stek dan konsentrasi IBA yang mampu memacu pertumbuhan stek batang tanaman mawar. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap faktorial 3×5. Faktor pertama adalah umur bahan stek yaitu umur bahan stekmuda (10 cm dari ujung), umurbahanstek sedang (antara 20-40 cm dari ujung) dan umur bahan stek tua (40-50 cm dari ujung). Faktor kedua adalah konsentrasi IBA, yaitu 0, 25, 50, 75, dan 100 ppm. Data yang diperoleh kemudian dianalisis ragam dan dilanjutkan dengan uji Duncan's Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bagian ujung batang atau cabang tanaman berumur muda tidak dapat digunakan sebagai bahan stek. Umur bahan stek sedang diperlukan konsentrasi IBA 50 ppm dan umur bahan stek tua diperlukan konsentrasi 75 ppm untuk dapat mempercepat proses pertumbuhan pasa stek tanaman mawar. Kata kunci : auksin, pertumbuhan, tunas
{"title":"Respon Umur Fisiologi Bahan Stek Mawar (Rosa Sp.) pada Pemberian Konsentrasi indole-3-butyric acid (IBA) yang Berbeda","authors":"Risty Dwi Sylviana, B. Kristanto, E. D. Purbajanti","doi":"10.14710/baf.4.2.2019.168-174","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/baf.4.2.2019.168-174","url":null,"abstract":"Bunga mawar memiliki nilai ekonomi tinggi dan permintaan bunga potong ataupun tanaman hias terus meningkat, maka mawar perlu dikembangkan menjadi produk unggulan agribisnis. Penelitian bertujuan untuk mengetahui bagian batang tanaman yang masih dapat digunakan sebagai bahan stek dan konsentrasi IBA yang mampu memacu pertumbuhan stek batang tanaman mawar. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap faktorial 3×5. Faktor pertama adalah umur bahan stek yaitu umur bahan stekmuda (10 cm dari ujung), umurbahanstek sedang (antara 20-40 cm dari ujung) dan umur bahan stek tua (40-50 cm dari ujung). Faktor kedua adalah konsentrasi IBA, yaitu 0, 25, 50, 75, dan 100 ppm. Data yang diperoleh kemudian dianalisis ragam dan dilanjutkan dengan uji Duncan's Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bagian ujung batang atau cabang tanaman berumur muda tidak dapat digunakan sebagai bahan stek. Umur bahan stek sedang diperlukan konsentrasi IBA 50 ppm dan umur bahan stek tua diperlukan konsentrasi 75 ppm untuk dapat mempercepat proses pertumbuhan pasa stek tanaman mawar. Kata kunci : auksin, pertumbuhan, tunas","PeriodicalId":127406,"journal":{"name":"Buletin Anatomi dan Fisiologi","volume":"3 2","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131752407","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-08-31DOI: 10.14710/baf.4.2.2019.137-143
Yanu Andria Sucianto, S. Sutarno, Syaiful Anwar
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perlakuan invigorasi dengan menggunakan zat pengatur tumbuh terhadap viabilitas benih kelor setelah mengalami penyimpanan dan mengetahui konsentrasi yang tepat untuk invigorasi pada benih kelor. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial 3x2 dengan 5 kali ulangan. Faktor pertama yaitu konsentrasi ZPT (zat pengatur tumbuh) yang terdiri atas 3 taraf yaitu D0: 0 ppm, D1: 50 pm, D2:100 ppm. Faktor kedua yaitu jenis zat pengatur tumbuh yang terdiri atas 2 jenis yaitu M1: (Giberelin Acid) GA3, M2: (Naphthalene Acetic Acid) NAA. Parameter yang diamati dalam penelitian ini terbagi atas parameter perkecambahan benih dan parameter pertumbuhan bibit. Paremeter perkecambahan yaitu daya kecambah, potensi tumbuh maksimum, tinggi kecambah, panjang akar kecambah, kecepatan berkecambahan dan parameter pertumbuhan bibit yaitu jumlah daun, diameter batang, tinggi tanaman, bobot biomasa basah dan bobot biomasa kering. Data dianalisis ragam (uji F) dan dilanjut dengan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan hormon GA3 pada benih kelor lebih responsif dari penggunaan hormon NAA pada hampir semua parameter yang diamati. Kata kunci : kelor, zat pengatur tumbuh, pertumbuhan
{"title":"Invigorasi Benih Kelor (Moringa oleifera) dengan Berbagai Konsentrasi dan Jenis ZPT Terhadap Pertumbuhan dan Bobot Biomasa","authors":"Yanu Andria Sucianto, S. Sutarno, Syaiful Anwar","doi":"10.14710/baf.4.2.2019.137-143","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/baf.4.2.2019.137-143","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perlakuan invigorasi dengan menggunakan zat pengatur tumbuh terhadap viabilitas benih kelor setelah mengalami penyimpanan dan mengetahui konsentrasi yang tepat untuk invigorasi pada benih kelor. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial 3x2 dengan 5 kali ulangan. Faktor pertama yaitu konsentrasi ZPT (zat pengatur tumbuh) yang terdiri atas 3 taraf yaitu D0: 0 ppm, D1: 50 pm, D2:100 ppm. Faktor kedua yaitu jenis zat pengatur tumbuh yang terdiri atas 2 jenis yaitu M1: (Giberelin Acid) GA3, M2: (Naphthalene Acetic Acid) NAA. Parameter yang diamati dalam penelitian ini terbagi atas parameter perkecambahan benih dan parameter pertumbuhan bibit. Paremeter perkecambahan yaitu daya kecambah, potensi tumbuh maksimum, tinggi kecambah, panjang akar kecambah, kecepatan berkecambahan dan parameter pertumbuhan bibit yaitu jumlah daun, diameter batang, tinggi tanaman, bobot biomasa basah dan bobot biomasa kering. Data dianalisis ragam (uji F) dan dilanjut dengan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan hormon GA3 pada benih kelor lebih responsif dari penggunaan hormon NAA pada hampir semua parameter yang diamati. Kata kunci : kelor, zat pengatur tumbuh, pertumbuhan","PeriodicalId":127406,"journal":{"name":"Buletin Anatomi dan Fisiologi","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122651093","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}