Pub Date : 2018-10-02DOI: 10.5614/jtki.2013.12.2.6
T. W. Samadhi, Pambudi Pajar Pratama
SYNTHESIS OF GEOPOLYMER FROM METAKAOLIN AND FLY ASH.Geopolymer is an inorganic polymer produced by reacting aluminosilicate solids with a strongly basic activator. Geopolymers can be applied as construction adhesives, replacing ordinary Portland cement. Geopolymerization reaction may occur near room temperatures, implying less energy consumption compared to Portland cement. A variety of inorganic wastes may be selected as the aluminosilicate reactant, which makes geopolymer useful in managing solid wastes. This study builds upon a previous preliminary study, which has proven the technical feasibility of using domestically available raw materials to produce geopolymers. This particular study evaluates the resistance of geopolymers to high temperature, which simulates fire in civil structures. A 24 full factorial design experiment has been undertaken to evaluate the impact of aluminosilicate type (metakaolin and fly ash), base activator type (NaOH and KOH), curing temperature (60 and 80 oC), and heating at 800oC for 2 hours on the compressive strength of the mortar. Combining fly ash, KOH, and higher curing temperature produces the highest compressive strength. Heating at 800 oC reduces the strength of metakaolin geopolymer by inducing crystallization which consumes the geopolymer gel phase, but improves the strength of the fly ash geopolymer mortar by increasing the cohesion of fly ash particles.Keywords: geopolymer, mortar, OPC, compressive strength, heat resistance AbstrakGeopolimer merupakan polimer anorganik yang tersusun oleh rantai-rantai atom Al, Si, dan O, dan dihasilkan melalui reaksi padatan aluminosilikat dengan aktivator basa kuat. Geopolimer dapat digunakan sebagai bahan perekat untuk konstruksi sebagai pengganti semen Portland. Reaksi geopolimerisasi dapat berlangsung di sekitar temperatur kamar, sehingga konsumsi energi produksi geopolimer lebih rendah daripada OPC. Berbagai limbah anorganik dapat digunakan sebagai reaktan aluminosilikat, sehingga geopolimer juga berguna dalam pengelolaan limbah padat. Kajian ini merupakan kelanjutan dari kajian awal yang membuktikan kelayakan teknis pemanfaatan bahan-bahan dalam negeri untuk sintesis geopolimer. Kajian ini mengevaluasi daya tahan geopolimer terhadap temperatur tinggi, yang mencerminkan kejadian kebakaran pada struktur bangunan sipil. Suatu percobaan faktorial 24 dijalankan untuk mengevaluasi pengaruh jenis bahan aluminosilikat (metakaolin dan abu terbang), jenis aktivator basa (NaOH dan KOH), temperatur pematangan mortar geopolimer (60 dan 80 oC), serta pemanasan pada 800 oC selama 2 jam terhadap kuat tekan mortar geopolimer. Kombinasi abu terbang, aktivator KOH, serta temperatur pematangan 80 oC memberikan kuat tekan tertinggi, yang bahkan lebih tinggi daripada mortar OPC. Pemanasan pada 800 oC merusak struktur jaringan geopolimer metakaolin dengan mendorong kristalisasi yang mengkonsumsi fasa gel geopolimer, sementara justru memperkuat geopolimer abu terbang dengan meningkatkan
偏高岭土与粉煤灰合成地聚合物。地聚合物是由铝硅酸盐固体与强碱性活化剂反应而成的无机聚合物。地聚合物可替代普通硅酸盐水泥作为建筑胶粘剂。地聚合反应可以在室温下发生,这意味着与波特兰水泥相比能耗更低。可选择多种无机废弃物作为铝硅酸盐的反应物,使地聚合物在处理固体废弃物方面发挥了重要作用。这项研究建立在先前的初步研究的基础上,该研究已经证明了使用国内可用的原材料生产地聚合物的技术可行性。这项特别的研究评估了地聚合物对高温的抵抗力,模拟了民用结构中的火灾。采用24全因子设计试验,评价了铝硅酸盐类型(偏高岭土和粉煤灰)、碱性活化剂类型(NaOH和KOH)、养护温度(60和80℃)、800℃加热2小时对砂浆抗压强度的影响。粉煤灰、KOH和较高的养护温度相结合可产生最高的抗压强度。800℃加热诱导偏高岭土地聚合物结晶,消耗了地聚合物凝胶相,降低了地聚合物的强度,而粉煤灰地聚合物砂浆的强度则增加了粉煤灰颗粒的内聚性。摘要:地高聚物、聚合物、无机极性极性聚合物、无机极性极性聚合物、无机极性极性聚合物、无机极性极性聚合物、无机极性极性聚合物、无机极性极性聚合物、无机极性极性聚合物、无机极性极性聚合物、无机极性极性聚合物、无机极性极性聚合物、无机极性极性聚合物、无机极性极性聚合物、无机极性极性聚合物、无机极性极性聚合物、无机极性极性聚合物、无机极性极性聚合物、无机极性极性聚合物。地理聚合物dapat digunakan sebagai bahan perekat untuk konstruksi sebagai pengganti semen Portland。Reaksi geo - olimerisasi dapat berlangsung di sekitar temperature kamar, seingga konsumsi energy producksi geo - olimerlebih rendah daripada OPC。Berbagai limbah anorganik dapat digunakan sebagai reaktan aluminosilikat, sehinga geooliimer juga berguna dalam pengelolaan limbah padat。Kajian ini merupakan kelanjutan dari Kajian awal yang membuktikan kelayakan teknis pemanfaatan bahan-bahan dalam negeri untuk sintis地质聚合物。[3]地质聚合物热稳定性评价[j],地质聚合物热稳定性评价[j]。Suatu percobaan faktorial 24 dijalankan为她mengevaluasi pengaruh jenis bahan aluminosilikat (dan阿布terbang偏高岭土)jenis aktivator波沙(氢氧化钠丹KOH),温pematangan砂浆geopolimer(60丹80 oC),舒达pemanasan篇800 oC selama果酱terhadap夸tekan迫击炮geopolimer。Kombinasi abu terbang,活化剂KOH,起始温度为80℃,成员为:kuat tekan tertinggi, yang bakan lebih tertinggi砂浆OPC。Pemanasan pada 800 oC merusak构造地质聚合物mettakaolin dengan mendorong kristalisasi yang mengkonsumsi fasa gel geopolymer, sementara justru memperkuat geopolymer abu terbang dengan meningkatkan kohesi antara partikel-partikel abu terbang。Kata kunci: geopolymer, mortar, OPC, kuat tekan, daya tahan panas
{"title":"Pembuatan geopolimer dari metakaolin dan abu terbang","authors":"T. W. Samadhi, Pambudi Pajar Pratama","doi":"10.5614/jtki.2013.12.2.6","DOIUrl":"https://doi.org/10.5614/jtki.2013.12.2.6","url":null,"abstract":"SYNTHESIS OF GEOPOLYMER FROM METAKAOLIN AND FLY ASH.Geopolymer is an inorganic polymer produced by reacting aluminosilicate solids with a strongly basic activator. Geopolymers can be applied as construction adhesives, replacing ordinary Portland cement. Geopolymerization reaction may occur near room temperatures, implying less energy consumption compared to Portland cement. A variety of inorganic wastes may be selected as the aluminosilicate reactant, which makes geopolymer useful in managing solid wastes. This study builds upon a previous preliminary study, which has proven the technical feasibility of using domestically available raw materials to produce geopolymers. This particular study evaluates the resistance of geopolymers to high temperature, which simulates fire in civil structures. A 24 full factorial design experiment has been undertaken to evaluate the impact of aluminosilicate type (metakaolin and fly ash), base activator type (NaOH and KOH), curing temperature (60 and 80 oC), and heating at 800oC for 2 hours on the compressive strength of the mortar. Combining fly ash, KOH, and higher curing temperature produces the highest compressive strength. Heating at 800 oC reduces the strength of metakaolin geopolymer by inducing crystallization which consumes the geopolymer gel phase, but improves the strength of the fly ash geopolymer mortar by increasing the cohesion of fly ash particles.Keywords: geopolymer, mortar, OPC, compressive strength, heat resistance AbstrakGeopolimer merupakan polimer anorganik yang tersusun oleh rantai-rantai atom Al, Si, dan O, dan dihasilkan melalui reaksi padatan aluminosilikat dengan aktivator basa kuat. Geopolimer dapat digunakan sebagai bahan perekat untuk konstruksi sebagai pengganti semen Portland. Reaksi geopolimerisasi dapat berlangsung di sekitar temperatur kamar, sehingga konsumsi energi produksi geopolimer lebih rendah daripada OPC. Berbagai limbah anorganik dapat digunakan sebagai reaktan aluminosilikat, sehingga geopolimer juga berguna dalam pengelolaan limbah padat. Kajian ini merupakan kelanjutan dari kajian awal yang membuktikan kelayakan teknis pemanfaatan bahan-bahan dalam negeri untuk sintesis geopolimer. Kajian ini mengevaluasi daya tahan geopolimer terhadap temperatur tinggi, yang mencerminkan kejadian kebakaran pada struktur bangunan sipil. Suatu percobaan faktorial 24 dijalankan untuk mengevaluasi pengaruh jenis bahan aluminosilikat (metakaolin dan abu terbang), jenis aktivator basa (NaOH dan KOH), temperatur pematangan mortar geopolimer (60 dan 80 oC), serta pemanasan pada 800 oC selama 2 jam terhadap kuat tekan mortar geopolimer. Kombinasi abu terbang, aktivator KOH, serta temperatur pematangan 80 oC memberikan kuat tekan tertinggi, yang bahkan lebih tinggi daripada mortar OPC. Pemanasan pada 800 oC merusak struktur jaringan geopolimer metakaolin dengan mendorong kristalisasi yang mengkonsumsi fasa gel geopolimer, sementara justru memperkuat geopolimer abu terbang dengan meningkatkan ","PeriodicalId":138501,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Kimia Indonesia","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125821401","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-10-02DOI: 10.5614/jtki.2012.11.1.8
P. Sutrisna, F. S. Lingganingrum, I. Wenten
Nowadays, oil-in-water (O/W) emulsion has become an important topic in many industries. Petroleum industry is one of these industries. O/W emulsion produced in crude oil recovery causes problems at different stages in petroleum industry. Produced water can not be injected again into the well, because it contains high concentrations of oil, grease and suspended particles. Recently, membrane technology has been applied in separation of O/W emulsion. One membrane that has been developed special for oil filtration is slotted true surface filter. This research investigated influences of pore size and initial concentration of feed emulsion during oil filtration using slotted pore membrane. From the experiment, oil rejection will be higher if we use membrane with smaller pore size, emulsion with high stability and small trans membrane pressure. Based on the slot width it can be concluded that 33 microns membrane gives better oil rejection than 80 microns membrane. Initial concentrations of challenge emulsion also influence value of flux and oil rejection, which will also influence our decision to choose suitable membrane in relation with hydrophilicity of the membrane. During microfiltration process, there was deformation of oil particle through slot of membrane, which can be analyzed by observing size of oil drops in feed and permeate sides. Keywords: emulsion, microfiltration, slotted pore membraneAbstrakSaat ini penanganan limbah emulsi minyak dalam air menjadi topik penting di berbagai industri. Salah satunya adalah industri perminyakan. Emulsi yang dihasilkan dalam proses penambangan minyak mentah menimbulkan masalah pada beberapa tahapan proses di industri. Air yang mengandung minyak tidak dapat digunakan kembali untuk meningkatkan perolehan minyak karena mengandung minyak, lemak dan partikel tersuspensi dalam konsentrasi tinggi. Sehingga dibutuhkan proses pemisahan emulsi minyak dalam air. Akhir–akhir ini teknologi membran telah digunakan untuk memisahkan emulsi tersebut. Salah satu membrane yang dikembangkan adalah membrane berslot seperti yang digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini telah berupaya mengamati pengaruh variasi ukuran pori dan konsentrasi umpan terhadap performa membrane berslot dalam memisahkan emulsi minyak dalam air. Dari percobaan, diperoleh hasil bahwa rejeksi membran terhadap minyak meningkat jika digunakan membrane dengan ukuran ori lebih kecil, emulsi dengan kestabilan yang tinggi, dan beda tekanan yang kecil. Disimpulkan bahwa membrane dengan ukuran pori 33 mikrometer memberikan rejeksi membrane lebih tinggi dibandingkan membrane dengan ukuran pori 80 mikrometer. Konsentrasi awal umpan mempengaruhi fluks dan rejeksi serta mempengaruhi pilihan kita dalam memilih jenis membran yang digunakan. Selama proses filtrasi, terjadi perubahan bentuk atau deformasi partikel minyak melewati slot atau pori membrane yang diamati melalui distribusi ukuran partikel.Kata kunci: emulsi, mikrofiltrasi, membran berslot
目前,水包油乳化液已成为许多行业的重要课题。石油工业就是其中之一。原油开采过程中产生的油水乳状液在石油工业的各个阶段都存在问题。采出水不能再次注入井中,因为它含有高浓度的油、油脂和悬浮颗粒。近年来,膜技术已广泛应用于油水乳状液的分离。一种专门用于油过滤的膜是开槽式真面过滤器。研究了孔径和初始浓度对开孔膜滤油过程的影响。实验结果表明,采用孔径较小的膜、稳定性较高的乳化液、小的跨膜压力可以获得较高的排油率。根据膜槽宽度,可以得出33微米膜的排油效果优于80微米膜。攻毒乳液的初始浓度也会影响通量值和排油率,这也会影响我们选择合适膜的决定,这与膜的亲水性有关。在微滤过程中,油颗粒通过膜槽发生变形,通过观察进料侧和渗透侧的油滴大小来分析。关键词:乳化液,微滤,开孔膜。关键词:乳化液,微滤,开孔膜。关键词:乳化液,微滤,开孔膜Salah satunya adalah industrii perminyakan。mulsi yang dihasilkan dalam propropenambangan minyak mentah menimbulkan masalah padbeberapa tahapan proprodi industry。Air yang mengandung minyak tidak dapat digunakan kembali untuk meningkatkan perolehan minyak karena mengandung minyak, lemak danpartikel tersuspensi dalam konsentrasi tinggi。sehinga dibutuhkan制作pesmiahan乳剂,minyak dalam air。akir - akir是一种技术,它是一种膜,它是一种膜,它是一种乳剂。Salah satu membrane yang dikembangkan adalah membrane berslot seperti yang digunakan dalam penelitian ini。Penelitian ini telah berupaya mengamati pengaruh varasi ukuran pori dan konsentrasi umpan terhadap性能膜berslot dalam memisahkan乳剂minyak dalam air。Dari percobaan, diperoleh hasil bahwa rejeksi膜terhadap minyak meningkat jika digunakan膜dengan ukuran ori lebih kecil,乳剂dengan kestabilan yang tinggi, dan beda tekanan yang kecil。dispulkan bahwa膜dengan ukuran pori 33微米,memberikan rejeksi膜lebih tinggi dibandingkan膜dengan ukuran pori 80微米。Konsentrasi awal umpan mempengaruhi fluks dan rejeksi serta mempengaruhi pilihan kita dalam memilih jenis memunakan yang digunakan。Selama处理滤液,terjadi perubahan bentuk atau变形颗粒minyak melewati槽atau孔隙膜yang diamati melalui分布于ukuran颗粒。Kata kunci:乳剂、微滤液、膜槽
{"title":"Separation of oil-in-water emulsion using slotted pore membrane","authors":"P. Sutrisna, F. S. Lingganingrum, I. Wenten","doi":"10.5614/jtki.2012.11.1.8","DOIUrl":"https://doi.org/10.5614/jtki.2012.11.1.8","url":null,"abstract":"Nowadays, oil-in-water (O/W) emulsion has become an important topic in many industries. Petroleum industry is one of these industries. O/W emulsion produced in crude oil recovery causes problems at different stages in petroleum industry. Produced water can not be injected again into the well, because it contains high concentrations of oil, grease and suspended particles. Recently, membrane technology has been applied in separation of O/W emulsion. One membrane that has been developed special for oil filtration is slotted true surface filter. This research investigated influences of pore size and initial concentration of feed emulsion during oil filtration using slotted pore membrane. From the experiment, oil rejection will be higher if we use membrane with smaller pore size, emulsion with high stability and small trans membrane pressure. Based on the slot width it can be concluded that 33 microns membrane gives better oil rejection than 80 microns membrane. Initial concentrations of challenge emulsion also influence value of flux and oil rejection, which will also influence our decision to choose suitable membrane in relation with hydrophilicity of the membrane. During microfiltration process, there was deformation of oil particle through slot of membrane, which can be analyzed by observing size of oil drops in feed and permeate sides. Keywords: emulsion, microfiltration, slotted pore membraneAbstrakSaat ini penanganan limbah emulsi minyak dalam air menjadi topik penting di berbagai industri. Salah satunya adalah industri perminyakan. Emulsi yang dihasilkan dalam proses penambangan minyak mentah menimbulkan masalah pada beberapa tahapan proses di industri. Air yang mengandung minyak tidak dapat digunakan kembali untuk meningkatkan perolehan minyak karena mengandung minyak, lemak dan partikel tersuspensi dalam konsentrasi tinggi. Sehingga dibutuhkan proses pemisahan emulsi minyak dalam air. Akhir–akhir ini teknologi membran telah digunakan untuk memisahkan emulsi tersebut. Salah satu membrane yang dikembangkan adalah membrane berslot seperti yang digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini telah berupaya mengamati pengaruh variasi ukuran pori dan konsentrasi umpan terhadap performa membrane berslot dalam memisahkan emulsi minyak dalam air. Dari percobaan, diperoleh hasil bahwa rejeksi membran terhadap minyak meningkat jika digunakan membrane dengan ukuran ori lebih kecil, emulsi dengan kestabilan yang tinggi, dan beda tekanan yang kecil. Disimpulkan bahwa membrane dengan ukuran pori 33 mikrometer memberikan rejeksi membrane lebih tinggi dibandingkan membrane dengan ukuran pori 80 mikrometer. Konsentrasi awal umpan mempengaruhi fluks dan rejeksi serta mempengaruhi pilihan kita dalam memilih jenis membran yang digunakan. Selama proses filtrasi, terjadi perubahan bentuk atau deformasi partikel minyak melewati slot atau pori membrane yang diamati melalui distribusi ukuran partikel.Kata kunci: emulsi, mikrofiltrasi, membran berslot","PeriodicalId":138501,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Kimia Indonesia","volume":"172 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125990062","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-10-02DOI: 10.5614/JTKI.2011.10.1.2
Frita Yuliati, H. Susanto
The study of rice husk charcoal utilization as gasification waste water treatment Our laboratory works showed that activated char with a specific surface area of 145 m2/g and adsorption capacity of 1.35 mg/g could be prepared by activating rice husk char using 0.5 M of NaOH solution, at 92 oC (boiling point at atmospheric pressure) for 3 hours. Using this simple process, a cheap activated char could be produced, so that the cost of wastewater treatment might be reduced. Base on common rice mill capacity of 6 tonnes/day in north part of West Java, a production of activated char with a daily capacity of 480 kg might be expected. With assumptions of a plant life time of 8 years, an activated char price is IDR 5,000/kg, and an investment of IDR 545 millions, a production unit of activated char based on rice husk was found to be economically attractive with estimated Net Present Value of IDR 1.22 billions and Return on Investment of 27%. Keywords: Rice Husk, Activated Char, Wastewater, Phenol Adsorption, Economic Feasibility AbstrakAdsorpsi dengan arang aktif merupakan salah satu cara pengolahan air limbah yang mengandung senyawa-senyawa turunan fenol. Pemanfaatan sekam padi diharapkan dapat menghasilkan arang aktif yang murah, sehingga penggunaannya dapat mengurangi biaya operasi di dalam pengolahan air limbah industri. Prosedur pembuatan arang aktif sederhana telah dikembangkan di laboratorium, yaitu aktivasi arang sekam padi dengan larutan NaOH 0,5 M, pada titik didih atmosferik dan selama 3 jam. Arang aktif yang diperoleh memiliki luas permukaan spesifik 145 m2/g dan kapasitas adsorpsi fenol sekitar 1,35 mg/g dari air limbah gasifikasi yang mengandung fenol antara 39-44 mg/L. Laju adsorpsi fenol sesuai dengan persamaan pseudo-orde 1 Lagergren, sehingga diduga proses adsorpsi yang dominan dalam percobaan ini adalah adsorpsi fisik. Atas dasar hasil percobaan ini, sebuah unit usaha kecil/menengah diusulkan untuk dikembangkan bersamaan dengan unit penggilingan gabah yang banyak terdapat di pantai utara Jawa Barat. Unit produksi ini dirancang untuk menghasilkan arang aktif dengan kapasitas 480 kg/hari atas dasar kapasitas penggilingan gabah 30 ton/hari. Dengan asumsi umur pabrik 8 tahun, harga arang sekam aktif sebesar Rp 5.000/kg, investasi sebesar Rp 545 juta menghasilkan NPV sebesar Rp 1,22 miliar dan ROI sebesar 27%. Kata Kunci: Sekam Padi, Arang Aktif, Air Limbah, Adsorpsi Fenol, Kelayakan Ekonomi
利用稻壳炭处理气化废水的实验研究表明,用0.5 M的NaOH溶液,在92℃(常压沸点)下活化稻壳炭3小时,可制得比表面积为145 m2/g、吸附量为1.35 mg/g的活性炭。利用这种简单的方法,可以生产出廉价的活性炭,从而降低废水处理的成本。根据西爪哇北部普通碾米厂6吨/天的生产能力,预计活性炭的生产能力为480公斤/天。假设植物寿命为8年,活性炭价格为5,000印尼盾/公斤,投资为5.45亿印尼盾,发现以稻壳为基础的活性炭生产单位具有经济吸引力,估计净现值为12.2亿印尼盾,投资回报率为27%。关键词:稻壳,活性炭,废水,苯酚吸附,经济可行性彭达丰,彭达丰,彭达丰,彭达丰,彭达丰,彭达丰,彭达丰,彭达丰,彭达丰,彭达丰,彭达丰,彭达丰,彭达丰,彭达丰,彭达丰检控官彭瓦丹·阿卡迪迪实验室,yyitu阿卡迪迪·阿卡迪迪实验室,阿卡迪·阿卡迪实验室,阿卡迪·阿卡迪实验室,阿卡迪·阿卡迪实验室。Arang aktif yang diperoleh memiliki permukaan spilik 145 m2/g, kapasitas吸附苯酚sekitar 1 35 mg/g, air limbah gasasfikasi yang mengandung fenol antara 39-44 mg/L。Laju吸附苯酚,sesuai dengan persamaan伪序1 Lagergren, sehinga diduga工艺吸附yang dominand dalam percobaan ini adalah吸附fisik。Atas dasar hasil percobaan ini, sebuah unit usaha kecil/menengah diusulkan untuk dikembangkan bersamaan和dengan unit penggilingan和gabah yang banyak terdapat di pantai utara Jawa Barat。单位生产ini dirancang untuk menghasilkan arang aktif dengan kapasitas 480 kg/hari, dasar kapasitas penggilingan gabah 30吨/hari。登干假设乌纱布8吨吨,哈尔加·阿朗·乌纱布5 000卢比/公斤,投资乌纱布545卢比/公斤,乌纱布NPV 1 22万卢比/公斤,投资回报率为27%。Kata Kunci: Sekam Padi, Arang Aktif, Air Limbah, Adsorpsi Fenol, Kelayakan ekonoman
{"title":"Kajian pemanfaatan arang sekam padi aktif sebagai pengolah air limbah gasifikasi","authors":"Frita Yuliati, H. Susanto","doi":"10.5614/JTKI.2011.10.1.2","DOIUrl":"https://doi.org/10.5614/JTKI.2011.10.1.2","url":null,"abstract":"The study of rice husk charcoal utilization as gasification waste water treatment Our laboratory works showed that activated char with a specific surface area of 145 m2/g and adsorption capacity of 1.35 mg/g could be prepared by activating rice husk char using 0.5 M of NaOH solution, at 92 oC (boiling point at atmospheric pressure) for 3 hours. Using this simple process, a cheap activated char could be produced, so that the cost of wastewater treatment might be reduced. Base on common rice mill capacity of 6 tonnes/day in north part of West Java, a production of activated char with a daily capacity of 480 kg might be expected. With assumptions of a plant life time of 8 years, an activated char price is IDR 5,000/kg, and an investment of IDR 545 millions, a production unit of activated char based on rice husk was found to be economically attractive with estimated Net Present Value of IDR 1.22 billions and Return on Investment of 27%. Keywords: Rice Husk, Activated Char, Wastewater, Phenol Adsorption, Economic Feasibility AbstrakAdsorpsi dengan arang aktif merupakan salah satu cara pengolahan air limbah yang mengandung senyawa-senyawa turunan fenol. Pemanfaatan sekam padi diharapkan dapat menghasilkan arang aktif yang murah, sehingga penggunaannya dapat mengurangi biaya operasi di dalam pengolahan air limbah industri. Prosedur pembuatan arang aktif sederhana telah dikembangkan di laboratorium, yaitu aktivasi arang sekam padi dengan larutan NaOH 0,5 M, pada titik didih atmosferik dan selama 3 jam. Arang aktif yang diperoleh memiliki luas permukaan spesifik 145 m2/g dan kapasitas adsorpsi fenol sekitar 1,35 mg/g dari air limbah gasifikasi yang mengandung fenol antara 39-44 mg/L. Laju adsorpsi fenol sesuai dengan persamaan pseudo-orde 1 Lagergren, sehingga diduga proses adsorpsi yang dominan dalam percobaan ini adalah adsorpsi fisik. Atas dasar hasil percobaan ini, sebuah unit usaha kecil/menengah diusulkan untuk dikembangkan bersamaan dengan unit penggilingan gabah yang banyak terdapat di pantai utara Jawa Barat. Unit produksi ini dirancang untuk menghasilkan arang aktif dengan kapasitas 480 kg/hari atas dasar kapasitas penggilingan gabah 30 ton/hari. Dengan asumsi umur pabrik 8 tahun, harga arang sekam aktif sebesar Rp 5.000/kg, investasi sebesar Rp 545 juta menghasilkan NPV sebesar Rp 1,22 miliar dan ROI sebesar 27%. Kata Kunci: Sekam Padi, Arang Aktif, Air Limbah, Adsorpsi Fenol, Kelayakan Ekonomi","PeriodicalId":138501,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Kimia Indonesia","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123493974","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-10-02DOI: 10.5614/jtki.2012.11.3.3
Nelson Saksono, Fakhrian Abqari, Setijo Bismo
Plasma electrolysis technology applications in Chlor-Alkali process productionChlor-alkali industry sector is one of the important industrial sectorsin chemical industry. However, the chlor-alkali industry is one of the industry sectors that consume the most electrical energy due to the production using the methodof electrolysis. Plasma electrolysis is an electrolysis process with high voltage so that produce the glow discharge plasma in electrolyte solution. This method can be applied in the production of chlor-alkali and can reduce energy consumption several times. This research is aimed to observe the plasma electrolysis method in producing chlorine gas and also to measure the electricity consumption needed in chlor-alkali production process. This study was conducted by using plasma electrolysis reactor equipped by electrodes and cooling system. Process variables observed are voltage, NaCl concntration, and anode depth. Result of this research shows that the increase of all variables will cause the increase of chlorine gas production. The highest chlorine gas production is 1.44 mmol for 15 minutes at 400 V and 0.15 M NaCl solution where the anode position is at the surface of solution. Energy consumption of the process reaches 284 kJ/mmol Cl2, which is 38 times lower than electrolysis process in the same reactor configuration.Keywords: electrolysis, plasma electrolysis, production of chlor-alkali AbstrakIndustri klor-alkali merupakan salah satu industri penting dalam industri kimia dengan konsumsi energi listrik yang tinggi karena proses produksinya menggunakan metode elektrolisis. Elektrolisis plasma merupakan proses elektrolisis dengan tegangan yang jauh lebih tinggi sehingga terbentuk lecutan api listrik pada larutan elektrolit. Metode ini dapat diterapkan dalam aplikasi produksi klor-alkali dan mampu mengurangi konsumsi energi listrik hingga beberapa kali lipat. Penelitian ini bertujuan untuk menguji metode elektrolisis plasma dalam menghasilkan gas klor serta mengukur konsumsi energi listrik yang dibutuhkan dalam proses produksi klor-alkali. Penelitian dilakukan menggunakan reaktor elektrolisis plasma yang telah dilengkapi elektroda dan sistem pendingin. Variabel proses yang diamati meliputi tegangan, konsentrasi NaCl, dan kedalaman anoda. Hasil percobaan menunjukkan kenaikan produksi gas klor dengan meningkatnya tegangan, konsentrasi NaCl dan kedalaman anoda. Produksi gas klor tertinggi adalah sebesar 1,44 mmol yang diperoleh selama 15 menit proses pada tegangan 400 V dan konsentrasi NaCl 0,15 M dimana posisi anoda pada permukaan larutan. Konsumsi energi listrik mencapai 284 kJ/mmol Cl2 yang berarti 38 kali lebih rendah dibanding proses elektrolisis dalam konfigurasi reaktor yang sama.Kata kunci: elektrolisis, elektrolisis plasma, produksi klor-alkali
等离子体电解技术在氯碱工艺生产中的应用氯碱工业部门是化学工业中重要的工业部门之一。然而,氯碱工业由于采用电解法生产,是消耗电能最多的工业部门之一。等离子体电解是用高压在电解液中产生辉光放电等离子体的电解过程。该方法可应用于氯碱生产,能耗可降低数倍。本研究旨在观察等离子体电解法生产氯气的过程,并测量氯碱生产过程所需的电耗。本研究采用配备电极和冷却系统的等离子体电解反应器进行。观察到的过程变量有电压、NaCl浓度和阳极深度。研究结果表明,各变量的增加都会导致氯气产量的增加。在400 V、0.15 M NaCl溶液中,阳极位于溶液表面,反应15 min,氯气产量最高,为1.44 mmol。该工艺能耗达到284 kJ/mmol Cl2,比相同反应器配置下的电解工艺能耗低38倍。关键词:电解,等离子体电解,氯碱生产,工业氯碱,碱,碱,碱,碱,碱,碱,碱,碱,碱,碱,碱,碱,碱,碱,碱,碱,碱,碱,碱,碱,碱,碱,碱,碱,碱,碱,碱,碱,碱,碱,碱,碱,碱,碱,碱,碱,碱,碱,碱,碱,碱,碱,碱,碱,碱,碱,碱,碱,碱,碱,碱,碱。电解液等离子体加工电解液,电解液,电解液,电解液,电解液,电解液,电解液,电解液。本文介绍了一种利用氯碱生产氯碱的方法,并对氯碱生产氯碱的方法进行了分析。Penelitian ini bertujuan untuk menguji方法电解等离子体dalam menghasilkan气体klor serta mengukur konsumsi能源链yang dibutukhan dalam加工产品kksi kalkali。Penelitian dilakukan menggunakan reaktor电激等离子体yang telah dilengkapi电激体系统待定。变量分析表明:洋胺酸盐,konsentrasi NaCl,和kedalaman anoda。Hasil percobaan menunjukkan kenaikan produksi gas klor dengan meningkatnya tegangan, konsentrasi NaCl和kedalaman anoda。产气氯化物处理方法:1,44毫摩尔,阳二硝酸钠1,15毫摩尔,用氯化钠1,15毫摩尔,用氯化钠4,400毫摩尔,用氯化钠0,15毫摩尔,用氯化钠处理,1,15毫摩尔,用氯化钠处理。能量表显示:284 kJ/mmol Cl2的能量表,38 kali - lebih - dah - didiah - didiah - didiah - didiah - didiah - didiah - didiah - didiah - didiah - didiah。Kata kunci:电解液,电解等离子体,产品氯碱
{"title":"Aplikasi teknologi elektrolisis plasma pada proses produksi Klor-Alkali","authors":"Nelson Saksono, Fakhrian Abqari, Setijo Bismo","doi":"10.5614/jtki.2012.11.3.3","DOIUrl":"https://doi.org/10.5614/jtki.2012.11.3.3","url":null,"abstract":"Plasma electrolysis technology applications in Chlor-Alkali process productionChlor-alkali industry sector is one of the important industrial sectorsin chemical industry. However, the chlor-alkali industry is one of the industry sectors that consume the most electrical energy due to the production using the methodof electrolysis. Plasma electrolysis is an electrolysis process with high voltage so that produce the glow discharge plasma in electrolyte solution. This method can be applied in the production of chlor-alkali and can reduce energy consumption several times. This research is aimed to observe the plasma electrolysis method in producing chlorine gas and also to measure the electricity consumption needed in chlor-alkali production process. This study was conducted by using plasma electrolysis reactor equipped by electrodes and cooling system. Process variables observed are voltage, NaCl concntration, and anode depth. Result of this research shows that the increase of all variables will cause the increase of chlorine gas production. The highest chlorine gas production is 1.44 mmol for 15 minutes at 400 V and 0.15 M NaCl solution where the anode position is at the surface of solution. Energy consumption of the process reaches 284 kJ/mmol Cl2, which is 38 times lower than electrolysis process in the same reactor configuration.Keywords: electrolysis, plasma electrolysis, production of chlor-alkali AbstrakIndustri klor-alkali merupakan salah satu industri penting dalam industri kimia dengan konsumsi energi listrik yang tinggi karena proses produksinya menggunakan metode elektrolisis. Elektrolisis plasma merupakan proses elektrolisis dengan tegangan yang jauh lebih tinggi sehingga terbentuk lecutan api listrik pada larutan elektrolit. Metode ini dapat diterapkan dalam aplikasi produksi klor-alkali dan mampu mengurangi konsumsi energi listrik hingga beberapa kali lipat. Penelitian ini bertujuan untuk menguji metode elektrolisis plasma dalam menghasilkan gas klor serta mengukur konsumsi energi listrik yang dibutuhkan dalam proses produksi klor-alkali. Penelitian dilakukan menggunakan reaktor elektrolisis plasma yang telah dilengkapi elektroda dan sistem pendingin. Variabel proses yang diamati meliputi tegangan, konsentrasi NaCl, dan kedalaman anoda. Hasil percobaan menunjukkan kenaikan produksi gas klor dengan meningkatnya tegangan, konsentrasi NaCl dan kedalaman anoda. Produksi gas klor tertinggi adalah sebesar 1,44 mmol yang diperoleh selama 15 menit proses pada tegangan 400 V dan konsentrasi NaCl 0,15 M dimana posisi anoda pada permukaan larutan. Konsumsi energi listrik mencapai 284 kJ/mmol Cl2 yang berarti 38 kali lebih rendah dibanding proses elektrolisis dalam konfigurasi reaktor yang sama.Kata kunci: elektrolisis, elektrolisis plasma, produksi klor-alkali","PeriodicalId":138501,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Kimia Indonesia","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125637166","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-10-02DOI: 10.5614/JTKI.2012.11.1.6
I. Kartika, Muhammad Yani, D. Ariono, P. Evon, L. Rigal
The objective of this study was to investigate in situ trans-esterification allowing direct production biodiesel from jatropha seed. The influences of amount of KOH catalyst, methanol to seed ratio, amount of n-hexane to methanol and seed ratio, stirring speed, temperature and reaction time were examined to define the best performance of biodiesel yield and quality. Generally, methanol to seed ratio, amount of KOH and n-hexane to methanol and seed ratio affected biodiesel yield. An increase of biodiesel yield was observed as methanol to seed ratio, amount of KOH and n-hexane to methanol and seed ratio were increased. Stirring speed, temperature and reaction time did not affected biodiesel yield. Highest biodiesel yield (89%) was obtained under 6:1 methanol to seed ratio, 0.075 mole/L KOH in methanol, 3:3:1 n-hexane to methanol and seed ratio, 600 rpm stirring speed, 40 °C temperature and 6 h reaction time. The effect of process parameters on biodiesel quality was less important. In all experiments tested, the biodiesel quality was very good (acid value < 0.3 mg of KOH/g, viscosity < 5.5 cSt, saponification value > 183 mg of KOH/g). The quality of biodiesel produced under optimum reaction condition was in accordance with the Indonesian Biodiesel Standard. Keywords: biodiesel, in situ, jatropha seed, transesterificationAbstrakPenelitian ini bertujuan untuk memproduksi biodiesel secara langsung dari biji jarak pagar melalui proses transesterifikasi in situ. Parameter proses yang dipelajari adalah pengaruh konsentrasi katalis KOH, rasio metanol terhadap bahan, rasio n-heksan terhadap metanol dan bahan, kecepatan pengadukan, suhu dan waktu reaksi terhadap rendemen biodiesel dan kualitasnya. Rasio metanol terhadap bahan, konsentrasi KOH dan rasio n-heksan terhadap metanol dan bahan berpengaruh nyata terhadap rendemen biodiesel. Semakin tinggi rasio metanol terhadap bahan, konsentrasi KOH dan rasio n-heksan terhadap metanol dan bahan, rendemen biodiesel semakin meningkat. Kecepatan pengadukan, suhu dan waktu reaksi tidak berpengaruh nyata terhadap rendemen biodiesel. Rendemen biodiesel tertinggi (89%) diperoleh dari perlakuan rasio metanol terhadap bahan 6:1, 0.075 mol/L KOH dalam metanol, rasio n-heksan terhadap metanol dan bahan 3:3:1, kecepatan pengadukan 600 rpm, suhu 40 °C dan waktu reaksi 6 jam. Kualitas biodiesel yang dihasilkan dari proses transesterifikasi in situ biji jarak pagar pada seluruh perlakuan yang diuji sangat baik (bilangan asam < 0.3 mg KOH/g, viskositas < 5.5 cSt, bilangan penyabunan > 183 mg KOH/g), dan tidak dipengaruhi oleh parameter-parameter proses. Kualitas biodiesel yang dihasilkan dari kondisi proses optimum memenuhi Standar Biodiesel Indonesia.Kata kunci: biodiesel, in situ, biji jarak, transesterifikasi
本研究的目的是研究原位反式酯化反应,使麻疯树种子直接生产生物柴油。考察了KOH催化剂用量、甲醇与种子比、正己烷与甲醇的用量和种子比、搅拌速度、温度和反应时间对生物柴油产率和质量的影响。甲醇与种子比、KOH和正己烷与甲醇的量以及种子比影响生物柴油的产率。随着甲醇与种子比、KOH和正己烷与甲醇的量以及种子比的增加,生物柴油的产率均有所提高。搅拌速度、温度和反应时间对生物柴油的产率没有影响。在甲醇与种子比为6:1、甲醇中KOH浓度为0.075 mol /L、正己烷与甲醇及种子比为3:3:1、搅拌速度为600 rpm、温度为40℃、反应时间为6 h的条件下,生物柴油收率最高(89%)。工艺参数对生物柴油质量的影响较小。在所有实验中,生物柴油的酸值< 0.3 mg KOH/g,粘度< 5.5 cSt,皂化值> 183 mg KOH/g,质量都很好。在最佳反应条件下生产的生物柴油质量符合印尼生物柴油标准。关键词:生物柴油,原位,麻疯树种子,酯交换abstract: penelitian ini bertujuan untuk memproksi生物柴油secara langsung dari biji jarak pagar melalui过程原位酯交换。参数化工艺yang dipelajari adalah pengaruh konsentrasi katalis KOH, rasio mehadap bahan, rasio n-heksan terhadap mehadap bahan, keepatan pengadukan, suhu dan waktu reaksi terhadap制备生物柴油dankualasya。乙醇乙醇制备生物柴油;乙醇乙醇制备生物柴油。制备生物柴油Semakin tinggi rbr br, konsentrasi KOH - rbr br,制备生物柴油Semakin meningkat。keepatan pengadukan, suhu dan waktu reaksi tidak berpengaruh nyata terhadap rendering生物柴油。Rendemen生物柴油tertinggi (89%) diperoleh达里语perlakuan rasio metanol terhadap bahan 6:1, 0.075 mol / L KOH dalam metanol, rasio n-heksan terhadap metanol丹bahan 3:3:1, kecepatan pengadukan 600 rpm,苏沪40°C丹waktu reaksi 6果酱。Kualitas生物柴油yang dihasilkan dari工艺在原位biji jarak pagar padseluruh perlakuan yang diuji sangat baik (bilangan asam < 0.3 mg KOH/g, viskositas < 5.5 cSt, bilangan penyabunan > 183 mg KOH/g), dan tidak dipengaruhi oleh参数-参数工艺。Kualitas生物柴油yang dihasilkan dari kondisi在印度尼西亚标准生物柴油上提出了最佳方案。Kata kunci:生物柴油,原位,biji jarak,酯交换菌
{"title":"In situ trans-esterification of oil-containing Jatropha curcas seeds to produce biodiesel fuel","authors":"I. Kartika, Muhammad Yani, D. Ariono, P. Evon, L. Rigal","doi":"10.5614/JTKI.2012.11.1.6","DOIUrl":"https://doi.org/10.5614/JTKI.2012.11.1.6","url":null,"abstract":"The objective of this study was to investigate in situ trans-esterification allowing direct production biodiesel from jatropha seed. The influences of amount of KOH catalyst, methanol to seed ratio, amount of n-hexane to methanol and seed ratio, stirring speed, temperature and reaction time were examined to define the best performance of biodiesel yield and quality. Generally, methanol to seed ratio, amount of KOH and n-hexane to methanol and seed ratio affected biodiesel yield. An increase of biodiesel yield was observed as methanol to seed ratio, amount of KOH and n-hexane to methanol and seed ratio were increased. Stirring speed, temperature and reaction time did not affected biodiesel yield. Highest biodiesel yield (89%) was obtained under 6:1 methanol to seed ratio, 0.075 mole/L KOH in methanol, 3:3:1 n-hexane to methanol and seed ratio, 600 rpm stirring speed, 40 °C temperature and 6 h reaction time. The effect of process parameters on biodiesel quality was less important. In all experiments tested, the biodiesel quality was very good (acid value < 0.3 mg of KOH/g, viscosity < 5.5 cSt, saponification value > 183 mg of KOH/g). The quality of biodiesel produced under optimum reaction condition was in accordance with the Indonesian Biodiesel Standard. Keywords: biodiesel, in situ, jatropha seed, transesterificationAbstrakPenelitian ini bertujuan untuk memproduksi biodiesel secara langsung dari biji jarak pagar melalui proses transesterifikasi in situ. Parameter proses yang dipelajari adalah pengaruh konsentrasi katalis KOH, rasio metanol terhadap bahan, rasio n-heksan terhadap metanol dan bahan, kecepatan pengadukan, suhu dan waktu reaksi terhadap rendemen biodiesel dan kualitasnya. Rasio metanol terhadap bahan, konsentrasi KOH dan rasio n-heksan terhadap metanol dan bahan berpengaruh nyata terhadap rendemen biodiesel. Semakin tinggi rasio metanol terhadap bahan, konsentrasi KOH dan rasio n-heksan terhadap metanol dan bahan, rendemen biodiesel semakin meningkat. Kecepatan pengadukan, suhu dan waktu reaksi tidak berpengaruh nyata terhadap rendemen biodiesel. Rendemen biodiesel tertinggi (89%) diperoleh dari perlakuan rasio metanol terhadap bahan 6:1, 0.075 mol/L KOH dalam metanol, rasio n-heksan terhadap metanol dan bahan 3:3:1, kecepatan pengadukan 600 rpm, suhu 40 °C dan waktu reaksi 6 jam. Kualitas biodiesel yang dihasilkan dari proses transesterifikasi in situ biji jarak pagar pada seluruh perlakuan yang diuji sangat baik (bilangan asam < 0.3 mg KOH/g, viskositas < 5.5 cSt, bilangan penyabunan > 183 mg KOH/g), dan tidak dipengaruhi oleh parameter-parameter proses. Kualitas biodiesel yang dihasilkan dari kondisi proses optimum memenuhi Standar Biodiesel Indonesia.Kata kunci: biodiesel, in situ, biji jarak, transesterifikasi","PeriodicalId":138501,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Kimia Indonesia","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127470430","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Optimization of Ni loading and operating conditions for carbon dioxide reforming of methane over NiO/CeO2 catalyst using response surface methodologyModelling and optimization of Carbon Dioxide Reforming of Methane (CORM) reaction over NiO/CeO2 catalyst were developed using Response Surface Methodology (RSM). Relationship between responses, i.e. CH, conversion, H2 and CO selectivities, and three independent variables, i.e. reactor temperature, CO2/CH4 ratio, and wt. % Ni in the CeO-supported catalyst, were presented as empirical mathematical models. The models showed a good fitting to the experimental data statistically. The NiO/CeO2 showed a potential catalyst for the CORM process, though some coking formations were found. The catalysts exhibited a promising catalytic performance with the unity H2/CO ratio in the product, high methane conversion, and low reverse water gas shift reaction. The reactor temperature, CO2/CH4 ratio, and wt. % Ni in the CeO2-supported catalyst being 840oC, 1, and 6.5%, respectively were suggested with respect to CH4 conversion, H2 and CO selectivity, and H2/CO ratio of 75.7%, 68.5%, 54.5%, and 1.03, respectively. Keywords: Carbon dioxide reforming of methane, NiO/CeO, catalyst, Response Surface Methodology AbstrakPermodelan dan optimisasi reaksi pembentukan kembali metana dengan karbondioksida (CORM) melalui katalis NiO/CeO2 telah dikembangkan dengan menggunakan Response Surface Methodology (RSM). Hubungan antara respon-respon (konversi CH, selektifitas H2 and CO) dengan tiga peubah tak bergantung (temperatur reaktor; rasio CO2/CH4, dan % berat Ni dalam katalis berpenyangga CeO) dinyatakan dalam model matematika empiris. Model empiris tersebut secara statistik menunjukkan korelasi yang baik terhadap data-data eksperimen. NiO/CeO2 tersebut menunjukkan sebuah katalis yang berpotensi untuk proses CORM. Katalis tersebut menunjukkan kinerja katalitik yang menjanjikan dengan rasio H2/CO mendekati satu dalam produk, konversi metana yang tinggi, dan reaksi reverse water gas shift yang rendah. Temperatur reactor 840oC, rasio CO2/CH4, 1, dan 6.5 wt. % Ni adalah direkomendasikan dengan konversi CH4 75.7%, selektifitas H2 68.5%, selektifitas CO 54.5%, dan rasio H2/CO 1.03. Kata Kunci: Pembentukan kembali metana dengan karbondioksida, Katalis NiO/CeO2, Response Surface Methodology
响应面法优化NiO/CeO2催化剂上甲烷二氧化碳重整(CORM)反应的Ni负载和操作条件利用响应面法(RSM)对NiO/CeO2催化剂上甲烷二氧化碳重整(CORM)反应进行建模和优化。在ceo负载型催化剂中,CH、转化率、H2和CO选择性反应与反应器温度、CO2/CH4比和wt. % Ni三个自变量之间的关系被建立为经验数学模型。模型在统计上与实验数据拟合较好。NiO/CeO2是CORM过程的潜在催化剂,但也发现了一些结焦现象。产物H2/CO比统一,甲烷转化率高,反水气转换反应低,具有良好的催化性能。在ceo2负载型催化剂中,反应器温度为840oC, CO2/CH4比为1,wt. % Ni为6.5%时,CH4转化率、H2和CO选择性分别为75.7%、68.5%、54.5%和1.03。关键词:甲烷二氧化碳重整,NiO/CeO,催化剂,响应面法摘要:响应面法(RSM)是一种模拟和优化的反应面法。Hubungan antara response - response (konversi CH, selektifitas H2 and CO) dengan tiga peubah tak bergantung(温度反应堆);比值CO2/CH4,与Ni dalam katalis berpenyangga的比值(p < 0.05)。模型经验比较简单,但数据统计方法比较简单。NiO/CeO2对CORM过程的影响。Katalis tersebut menunjukkan kinerja katalitik yang menjanjikan dengan rasio H2/CO mendekati satu dalam production, konversi metana yang tinggi, danreaksi reverse water gas shift yang rendah。反应器温度840oC,比CO2/ ch1,丹6.5 wt. % Ni adalah direkomendaskan dengan konversi CH4 75.7%,比H2 68.5%,比CO 54.5%,比H2/CO 1.03。Kata Kunci: Pembentukan kembali metana dengan karbondioksida, Katalis NiO/CeO2,响应面方法
{"title":"Optimization of Ni loading and operating conditions for carbon dioxide reforming of methane over NiO/CeO2 catalyst using response surface methodology","authors":"I. Istadi, N. Amin, Mohd. Sanusi","doi":"10.5614/jtki.2005.4.2.8","DOIUrl":"https://doi.org/10.5614/jtki.2005.4.2.8","url":null,"abstract":"Optimization of Ni loading and operating conditions for carbon dioxide reforming of methane over NiO/CeO2 catalyst using response surface methodologyModelling and optimization of Carbon Dioxide Reforming of Methane (CORM) reaction over NiO/CeO2 catalyst were developed using Response Surface Methodology (RSM). Relationship between responses, i.e. CH, conversion, H2 and CO selectivities, and three independent variables, i.e. reactor temperature, CO2/CH4 ratio, and wt. % Ni in the CeO-supported catalyst, were presented as empirical mathematical models. The models showed a good fitting to the experimental data statistically. The NiO/CeO2 showed a potential catalyst for the CORM process, though some coking formations were found. The catalysts exhibited a promising catalytic performance with the unity H2/CO ratio in the product, high methane conversion, and low reverse water gas shift reaction. The reactor temperature, CO2/CH4 ratio, and wt. % Ni in the CeO2-supported catalyst being 840oC, 1, and 6.5%, respectively were suggested with respect to CH4 conversion, H2 and CO selectivity, and H2/CO ratio of 75.7%, 68.5%, 54.5%, and 1.03, respectively. Keywords: Carbon dioxide reforming of methane, NiO/CeO, catalyst, Response Surface Methodology AbstrakPermodelan dan optimisasi reaksi pembentukan kembali metana dengan karbondioksida (CORM) melalui katalis NiO/CeO2 telah dikembangkan dengan menggunakan Response Surface Methodology (RSM). Hubungan antara respon-respon (konversi CH, selektifitas H2 and CO) dengan tiga peubah tak bergantung (temperatur reaktor; rasio CO2/CH4, dan % berat Ni dalam katalis berpenyangga CeO) dinyatakan dalam model matematika empiris. Model empiris tersebut secara statistik menunjukkan korelasi yang baik terhadap data-data eksperimen. NiO/CeO2 tersebut menunjukkan sebuah katalis yang berpotensi untuk proses CORM. Katalis tersebut menunjukkan kinerja katalitik yang menjanjikan dengan rasio H2/CO mendekati satu dalam produk, konversi metana yang tinggi, dan reaksi reverse water gas shift yang rendah. Temperatur reactor 840oC, rasio CO2/CH4, 1, dan 6.5 wt. % Ni adalah direkomendasikan dengan konversi CH4 75.7%, selektifitas H2 68.5%, selektifitas CO 54.5%, dan rasio H2/CO 1.03. Kata Kunci: Pembentukan kembali metana dengan karbondioksida, Katalis NiO/CeO2, Response Surface Methodology","PeriodicalId":138501,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Kimia Indonesia","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129440638","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-10-02DOI: 10.5614/jtki.2012.11.3.4
T. W. Samadhi, Febrinaldo Eka Nugraha
Develpment of Zeolite as FCC catalyst support using Kaolin as a raw materialThis study is a preliminary evaluation of the feasibility of manufacturing fluid catalytic cracking (FCC) catalysts using Indonesian kaolins. A Belitung kaolin sample was spray-dried to form kaolin microspheres, and divided into two parts. One part is processed by low calcination (at 700-850 oC) and the other by high calcination (1000 oC). Metakaolins produced by these treatments were mixed, and reacted with concentrated NaOH solution hydrothermally at 100-110 oC. A reaction period of 18-24 hours produced faujasite phase growth on the microsphere surface, as identified by X-ray diffraction and SEM morphology characterization. Measurement of textural properties by nitrogen adsorption produced a specific surface area of 10.5-142.1 m2/g, pore volume of 0.007-0.097 cm3/g, and median pore size of 13.1-15.6 Å. Except for the pore diameter, these properties were still substantially lower than FCC catalysts described in the literature. ANOVA data analysis identified calcination time and the interaction between calcination temperature and hydrothermal reaction period as significant effects. Based on this analysis, the specific surface area may be increased by setting the low calcination period at low level (approximately 2 hours) while simultaneously setting calcination temperature and hydrothermal reaction period at high levels (approximately 850 oC and 24 hours, respectively).Keywords: kaolin microsphere, Belitung, metakaolin, faujasite, FC AbstrakKajian ini merupakan evaluasi awal kelayakan pembuatan katalis fluid catalytic cracking (FCC) dari kaolin Indonesia. Kaolin Belitung mula-mula diolah menjadi mikrosfer kaolin dengan pengeringan sembur. Mikrosfer kemudian dipilah menjadi dua bagian, satu bagian dikenai perlakuan kalsinasi rendah (pada temperatur 700-850 oC) dan sisanya dikenai kalsinasi tinggi (1000 oC). Metakaolin hasil kalsinasi pada kedua tingkat temperatur ini dicampurkan, dan direaksikan dengan larutan NaOH secara hidrotermal pada temperatur 100-110 oC. Reaksi hidrotermal selama 18-24 jam membentuk fasa faujasit pada permukaan mikrosfer kaolin, yang diidentifikasi dengan metode difraksi sinar-X dan dengan pengamatan morfologi menggunakan metode SEM. Karakterisasi tekstural produk dengan adsorpsi nitrogen menghasilkan luas permukaan spesifik sebesar 10,5-142,1 m2/g, volume pori 0,007-0,097 cm3/g, serta median diameter pori 13,1-15,6 Å. Selain diameter pori, sifat-sifat tekstural ini masih kurang dibandingkan dengan katalis-katalis FCC yang dipaparkan di literatur. Pengolahan data percobaan dengan metode ANOVA mengidentifikasi periode waktu kalsinasi rendah serta interaksi antara temperatur kalsinasi rendah dan periode reaksi hidrotermal sebagai faktor-faktor yang menentukan luas permukaan spesifik. Berdasarkan analisis ini, luas permukaan dapat ditingkatkan dengan memilih waktu kalsinasi rendah yang relatif singkat (sekitar 2 jam), dan mengatur temperatur kalsina
以印尼高岭土为原料,沸石作为催化裂化催化剂载体的开发本研究对印尼高岭土生产催化裂化催化剂的可行性进行了初步评价。将别里洞高岭土样品喷雾干燥形成高岭土微球,并将其分为两部分。一部分经低煅烧(700-850℃)处理,另一部分经高煅烧(1000℃)处理。将这些处理产生的中高高林与浓NaOH溶液在100-110℃下进行水热反应。通过x射线衍射和扫描电镜形貌表征发现,反应时间为18-24小时,微球表面生长出faujasite相。通过氮吸附法测定其结构性能,得到比表面积10.5-142.1 m2/g,孔体积0.007-0.097 cm3/g,中位孔径13.1-15.6 Å。除了孔径外,这些性能仍明显低于文献中描述的FCC催化剂。方差分析发现,煅烧时间和煅烧温度与水热反应周期的交互作用是显著影响。根据以上分析,在较低水平(约2小时)设置低焙烧周期,同时在较高水平(约850℃和24小时)设置煅烧温度和水热反应周期,可以增加比表面积。关键词:高岭土微球,别里东,偏高岭土,faujasite, FC abstract, kajian ini merupakan评价,awal kelayakan pembuatan katalis流体催化裂化(FCC), dari高岭土印度尼西亚高岭土belittung mula-mula - mula-mula - menjadi mikrosfer高岭土登高,登高,登高,登高。Mikrosfer kemudian dipilah menjadi dua bagian, satu bagian dikenai perlakuan kalsinasi rendah(温度700-850℃)dan sisanya dikenai kalsinasi tinggi(1000℃)。偏高岭土的热压温度为1℃~ 110℃,热压温度为1℃~ 110℃。热阿克西湿热岩18-24 jam membentuk fasa faujasit pada permukaan mikrosfer高岭土,yang diidentifikasi dengan memede difraksi sinar-X dengan pengamatan morfologologymenggunakan memesem。Karakterisasi结构产物dengan吸附氮menghasilkan luas permukaan spifik sebesar 10,5-142,1 m2/g,体积孔隙率0.007 - 0.0097 cm3/g, serta中位直径孔隙率13,1-15,6 Å。Selain直径孔,sitat - sitat结构ini masih kurang dibandingkan dengan katalis-katalis FCC yang dipaparkan di文献。Pengolahan的数据用方差分析(ANOVA)确定了kasi周期、waktu、kalsinasi、rendah、interaksi、antara温度、kalsinasi、rendah、period、reaksi、hydroteral、sebagai因子-因子与yang menentukan、luas、permukaan的相关性。Berdasarkan analysis ini, luas permukaan dapat ditingkatkan dengan memilih waktu kalsinasi rendah yang relatifsingkat (sekitar 2 jam), dan mengatur temperature . kalsinasi dan periode waktu reaksi hydrothermal secara serempak padtingkat tinggi (masing-masing sekitar 850 oC dan24 jam)。Kata kunci:高岭土,别里东,偏高岭土,faujasit, FCC
{"title":"Rekayasa mikrosfer Zeolit sebagai sebagai penyangga katalis FCC dengan bahan baku mineral Kaolin","authors":"T. W. Samadhi, Febrinaldo Eka Nugraha","doi":"10.5614/jtki.2012.11.3.4","DOIUrl":"https://doi.org/10.5614/jtki.2012.11.3.4","url":null,"abstract":"Develpment of Zeolite as FCC catalyst support using Kaolin as a raw materialThis study is a preliminary evaluation of the feasibility of manufacturing fluid catalytic cracking (FCC) catalysts using Indonesian kaolins. A Belitung kaolin sample was spray-dried to form kaolin microspheres, and divided into two parts. One part is processed by low calcination (at 700-850 oC) and the other by high calcination (1000 oC). Metakaolins produced by these treatments were mixed, and reacted with concentrated NaOH solution hydrothermally at 100-110 oC. A reaction period of 18-24 hours produced faujasite phase growth on the microsphere surface, as identified by X-ray diffraction and SEM morphology characterization. Measurement of textural properties by nitrogen adsorption produced a specific surface area of 10.5-142.1 m2/g, pore volume of 0.007-0.097 cm3/g, and median pore size of 13.1-15.6 Å. Except for the pore diameter, these properties were still substantially lower than FCC catalysts described in the literature. ANOVA data analysis identified calcination time and the interaction between calcination temperature and hydrothermal reaction period as significant effects. Based on this analysis, the specific surface area may be increased by setting the low calcination period at low level (approximately 2 hours) while simultaneously setting calcination temperature and hydrothermal reaction period at high levels (approximately 850 oC and 24 hours, respectively).Keywords: kaolin microsphere, Belitung, metakaolin, faujasite, FC AbstrakKajian ini merupakan evaluasi awal kelayakan pembuatan katalis fluid catalytic cracking (FCC) dari kaolin Indonesia. Kaolin Belitung mula-mula diolah menjadi mikrosfer kaolin dengan pengeringan sembur. Mikrosfer kemudian dipilah menjadi dua bagian, satu bagian dikenai perlakuan kalsinasi rendah (pada temperatur 700-850 oC) dan sisanya dikenai kalsinasi tinggi (1000 oC). Metakaolin hasil kalsinasi pada kedua tingkat temperatur ini dicampurkan, dan direaksikan dengan larutan NaOH secara hidrotermal pada temperatur 100-110 oC. Reaksi hidrotermal selama 18-24 jam membentuk fasa faujasit pada permukaan mikrosfer kaolin, yang diidentifikasi dengan metode difraksi sinar-X dan dengan pengamatan morfologi menggunakan metode SEM. Karakterisasi tekstural produk dengan adsorpsi nitrogen menghasilkan luas permukaan spesifik sebesar 10,5-142,1 m2/g, volume pori 0,007-0,097 cm3/g, serta median diameter pori 13,1-15,6 Å. Selain diameter pori, sifat-sifat tekstural ini masih kurang dibandingkan dengan katalis-katalis FCC yang dipaparkan di literatur. Pengolahan data percobaan dengan metode ANOVA mengidentifikasi periode waktu kalsinasi rendah serta interaksi antara temperatur kalsinasi rendah dan periode reaksi hidrotermal sebagai faktor-faktor yang menentukan luas permukaan spesifik. Berdasarkan analisis ini, luas permukaan dapat ditingkatkan dengan memilih waktu kalsinasi rendah yang relatif singkat (sekitar 2 jam), dan mengatur temperatur kalsina","PeriodicalId":138501,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Kimia Indonesia","volume":"43 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126306490","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Yazid Bindar, Abrar Riza, H. Susanto, Dwiwahju Sasongko
The coal gasification theoretical performance is usually estimated using a thermodynamic model. This model should produce idealistic performances of a gasifier. However, the thermodynamic approach reqitires a known chemical formula of the coal. Coal is known as a hydrocarbon solid fuel. Its chemical formula is very complex and unknown. The solution for this problem is solved by decomposing the coal into known chemical substances. The present decomposing method of the coal is developed by complying to mass balance of the coal using both ultimate and proximate analysis's. The coal is composed into light gases, tars and char. The components of these substances are determined from the established devolatization theory. The light gases are considered as a mixture of Hp, C01, HCN, CH4, H2S, CO, and H2. Tars can be represented by C16H10, C10H14O2, C9H7N, and C4H4S. The char remains carbon only (C). The ash is still as ash. This present method is more realistic method than a conventional one. The calculated gasification performances using decomposed coal from this method are also considered to be more realistic. With this method, effect of coal types on their gasification performances can be investigated.Keywords: Coal, Decomposition, Devolatilisation, Gasification AbstrakKajian kinerja gasifikasi batubara pada kondisi kesetimbangan kimia memerlukan infomasi rumus molekul bahan yang terlibat. Rumus molekul batubara sendiri belum didifinisikan secara pasti. Masalah ini diatasi dengan cara pendekomposian batubara ke komponen kimia yang diketahui rumus molekulnya. Makalah ini menyampaikan hasil penelitian dalam hal pengembangan metoda dekomposisi yang didasari oleh neraca unsur dengan menggunakan data analisa proksimat dan ultima!. Disamping ini, teori devolatilisasi digunakan dalam memperkirakan jenis bahan teruap yang dihasilkan oleh peristiwa dekomposisi batubara. Batubara terdekomposisi menjadi gas-gas ringan, tar-tar dan arang. Komponen dan fraksi massanya dipekirakan mengikuti kaidah neraca massa dan teori devolatilisasi. Gas-gas ringan yang dimaksud adalah gas-gas Hp, C01, HCN, CH4, H2S, CO, and H2. Tar yang dilibatkan dalam bentuk senyawa C16H10, C10H14O2, C9H7N, and C4H4S. Arang tetap diwakili oleh karbon (C) dan abu tetap dalam bentuk abu. Metoda dekomposisi yang dikembangkan sekarang adalah metoda yang realistik berlandaskan teori devolatilisasi. Metoda ini disebut metoda dekomposisi realistik. Perkiraan kinerja gasifikasi untuk batubara yang didekomposisi dengan metoda realistik memberikan hasil yang lebih realistik dimana gas-gas ringan dan tar dapat tercakup sebagai komponen-komponen yang terurai dari hasil devolatilisasi. Metoda inijuga membuka kajian-kajian lebih mendalam untuk gasifikasi batubara dengan melibatkan tipe batubara itu sendiri.Kata Kunci: Batubara, Dekomposisi, Devolatilisasi, Gasifikasi
煤的气化理论性能通常用热力学模型来估计。该模型应产生理想的气化炉性能。然而,热力学方法需要已知的煤的化学式。煤被称为碳氢化合物固体燃料。它的化学式是非常复杂和未知的。这个问题的解决办法是把煤分解成已知的化学物质。本文提出的分解方法是根据煤的质量平衡规律,采用极限分析和近似分析相结合的方法开发的。煤由轻质气体、焦油和焦炭组成。这些物质的成分是根据已建立的脱挥发理论确定的。轻气体被认为是Hp、C01、HCN、CH4、H2S、CO和H2的混合物。焦油可以用C16H10、C10H14O2、C9H7N、C4H4S来表示。炭只剩下碳(C)。灰仍然是灰。这种方法比传统的方法更现实。用该方法计算的分解煤的气化性能也更为真实。利用该方法,可以研究不同煤种对其气化性能的影响。关键词:煤,分解,脱挥发物,气化abstract: kajian kinerja gasasfikasi batubara pada kondisi kesetimbangan kimia memerlukan infomasi rumus分子bahan yang terlibat瘤鼠属植物。[3]瘤胃分子生物学[j]。[3] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [1] [2]Disamping ini, teori de挥发性物质是digunakan dalam成员perkirakan jenis bahan teruap yang dihasilkan oleh peristiwa dekomposisi batubara。Batubara terdekomposisi menjadi gas-gas ringan, tar-tar dan arang。土壤土壤挥发性分析:土壤土壤挥发性分析。气-气Hp、C01、HCN、CH4、H2S、CO、H2。Tar yang dililibatkan dalam bentuk senyawa C16H10, C10H14O2, C9H7N和C4H4S。Arang tetap diwakili oleh karbon (C) dan abu tetap dalam bentuk abu。mettoda dekomposisi yang dikembangkan sekarang adalah Metoda yang realisk berlandaskan teori de挥发性分析。后处理是否定的,后处理是不现实的。Perkiraan kinerja gasisfikasi untuk batubara yang didekomposisi dengan mettoda realistk memberikan hasil yang lebih realistk dididekomposisi dengan mettoda realistk dimana gas gas ringan dantardapat tercup sebagai komponen-komponen yang terurai dari hasil devolatilisasi。Metoda inijuga menbuka kajian-kajian lebih mendalam untuk gasifikasi batubara dengan melibatkan tipe batubara itsendiri。Kata Kunci: Batubara, Dekomposisi, Devolatilisasi, Gasifikasi
{"title":"Metoda dekomposisi batubara berdasarkan neraca elemen dan teori devolatilisasi dari data analisa proksimat dan ultimat","authors":"Yazid Bindar, Abrar Riza, H. Susanto, Dwiwahju Sasongko","doi":"10.5614/jtki.2007.6.1.3","DOIUrl":"https://doi.org/10.5614/jtki.2007.6.1.3","url":null,"abstract":"The coal gasification theoretical performance is usually estimated using a thermodynamic model. This model should produce idealistic performances of a gasifier. However, the thermodynamic approach reqitires a known chemical formula of the coal. Coal is known as a hydrocarbon solid fuel. Its chemical formula is very complex and unknown. The solution for this problem is solved by decomposing the coal into known chemical substances. The present decomposing method of the coal is developed by complying to mass balance of the coal using both ultimate and proximate analysis's. The coal is composed into light gases, tars and char. The components of these substances are determined from the established devolatization theory. The light gases are considered as a mixture of Hp, C01, HCN, CH4, H2S, CO, and H2. Tars can be represented by C16H10, C10H14O2, C9H7N, and C4H4S. The char remains carbon only (C). The ash is still as ash. This present method is more realistic method than a conventional one. The calculated gasification performances using decomposed coal from this method are also considered to be more realistic. With this method, effect of coal types on their gasification performances can be investigated.Keywords: Coal, Decomposition, Devolatilisation, Gasification AbstrakKajian kinerja gasifikasi batubara pada kondisi kesetimbangan kimia memerlukan infomasi rumus molekul bahan yang terlibat. Rumus molekul batubara sendiri belum didifinisikan secara pasti. Masalah ini diatasi dengan cara pendekomposian batubara ke komponen kimia yang diketahui rumus molekulnya. Makalah ini menyampaikan hasil penelitian dalam hal pengembangan metoda dekomposisi yang didasari oleh neraca unsur dengan menggunakan data analisa proksimat dan ultima!. Disamping ini, teori devolatilisasi digunakan dalam memperkirakan jenis bahan teruap yang dihasilkan oleh peristiwa dekomposisi batubara. Batubara terdekomposisi menjadi gas-gas ringan, tar-tar dan arang. Komponen dan fraksi massanya dipekirakan mengikuti kaidah neraca massa dan teori devolatilisasi. Gas-gas ringan yang dimaksud adalah gas-gas Hp, C01, HCN, CH4, H2S, CO, and H2. Tar yang dilibatkan dalam bentuk senyawa C16H10, C10H14O2, C9H7N, and C4H4S. Arang tetap diwakili oleh karbon (C) dan abu tetap dalam bentuk abu. Metoda dekomposisi yang dikembangkan sekarang adalah metoda yang realistik berlandaskan teori devolatilisasi. Metoda ini disebut metoda dekomposisi realistik. Perkiraan kinerja gasifikasi untuk batubara yang didekomposisi dengan metoda realistik memberikan hasil yang lebih realistik dimana gas-gas ringan dan tar dapat tercakup sebagai komponen-komponen yang terurai dari hasil devolatilisasi. Metoda inijuga membuka kajian-kajian lebih mendalam untuk gasifikasi batubara dengan melibatkan tipe batubara itu sendiri.Kata Kunci: Batubara, Dekomposisi, Devolatilisasi, Gasifikasi","PeriodicalId":138501,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Kimia Indonesia","volume":"421 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127602664","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
In principle, reactor perturbation by flow reversal can be used for manipulation of catalyst surface coverage if a dedicated and proper operation procedure can be developed. A mathematical model and analysis of reverse flow reactor behaviour for the ammonia oxidation over platinum have been performed. Series of reverse flow experiments were carried out on a laboratory reactor scale. The influence of flow reversals on the conversion and selectivity at various switching times was observed and evaluated. Other process variables such as gas residence time, reaction temperature, and oxygen concentration in the feed were points of interest. Assessment of reactor dynamics in the kinetic regimes can be achieved most expediently by implementing a comparable switching time and gas residence time. Model and experimental results indicate that regular reverse flow operation for manipulation of catalyst surface coverage always induces a decrease of conversion. It was also found that the selectivity due to flow reversal was rather insensitive to changes in the switching frequency.Keywords: Ammonia oxidation, Kinetic regime, Reactor modeling, Residence time distribution, Reverse flow reactor operation, Transient operation AbstrakPada dasarnya pertubasi reaktor oleh aliran balik dapat digunakan untuk mengatasi penutupan permukaan katalis manakala suatu suatu prosedur operasi yang spesifik dan sesuai bisa dibangun. Analisa dan model matematika kelakuan reaktor batik untuk oksidasi amoniak pada pelat platina telah dilakukan. Serangkaian percobaan aliran balik telah dilangsungkan dalam skala laboratorium. Pengaruh aliran batik terhadap konversi dan selektivitas pada berbagaijumlah putaran aliran telah diamati dan dievaluasi. Variabel proses lainnya, seperti waktu tinggal gas, temperature reaksi, dan konsentrasi oksigen pada umpan telah menjadi perhatian pada penelitian ini. Perkiraan dinamika reaktor dalam rejim kinetika umumnya dapat diperoleh melalui penelusuran implementasi jumlah putaran aliran dan waktu tinggal gas dengan perbandingan tertentu. Hasil percobaan dan pemodelan mengindikasikan bahwa operasi aliran batik reguler untuk memanipulasi penutupan permukaan katalis selalu mengakibatkan penurunan konversi. Selain itu, ditemukan juga bahwa selectivitas terhadap pembalikan aliran kurang sensitif terhadap perubahan pada frekuensi putaran aliran.Keywords: Distribusi waktu tinggal, Operasi reaktor aliran batik, Operasi transient, Oksidasi amoniak, Pemodelan reaktor, Rejim kinetika
原则上,如果能够制定专门的和适当的操作程序,则通过流动反转引起的反应器扰动可用于操纵催化剂表面覆盖。建立了一个数学模型,并对铂上氨氧化的逆流反应器行为进行了分析。在实验室反应器规模上进行了一系列的逆流实验。观察并评价了在不同的切换时间,回流对转化率和选择性的影响。其他过程变量,如气体停留时间,反应温度和进料中的氧气浓度是感兴趣的点。通过比较开关时间和气体停留时间,可以最方便地评估动力学状态下的反应器动力学。模型和实验结果表明,对催化剂表面覆盖度进行常规的逆流操作总是会导致转化率降低。还发现,由于流动反转的选择性对开关频率的变化相当不敏感。关键词:氨氧化,动力学机制,反应器建模,停留时间分布,逆流反应器运行,瞬态运行分析和模型matmatatika kelakan反应堆蜡染untuk - oksidasi在oniak pada pelatplatina telah dilakukan。Serangkaian percobaan aliran balik telah dilangsungkan dalam skala实验室。彭加鲁·阿卡兰·阿卡兰·阿卡兰·阿卡兰·阿卡兰·阿卡兰·阿卡兰·阿卡兰·阿卡兰·阿卡兰·阿卡兰·阿卡兰·阿卡兰·阿卡兰·阿卡兰·阿卡兰·阿卡兰·阿卡兰·阿卡兰·阿卡兰·阿卡兰·阿卡兰变量过程的温度变化、温度变化、温度变化、温度变化、温度变化、温度变化、温度变化等。Perkiraan dinamika reaktor dalam rejim kinetika umumnya dapat diperoleh melaluis peneluuran implementas jumlah putaran aliran danwaktu tinggal gas dengan perbandingan tentenu。Hasil percobaan dan peemodelan mengindikasikan bahwa operasanaliran蜡染调节器untuk memanipulasi penutupan permukaan katalis selalu mengakibatkan penurunan konversi。Selain itu, ditemukan juga bawa selectivitas terhadap pembalikan aliran kurang sensitidap perubahan pada frekuensi putaran aliran。关键词:分布waktu tinggal, Operasi reaktor aliran蜡染,Operasi transient, Oksidasi amoniak, Pemodelan reaktor, Rejim kinetika
{"title":"Characteristics of flow reversal in the kinetic regime","authors":"Y. Budhi","doi":"10.5614/jtki.2006.5.3.4","DOIUrl":"https://doi.org/10.5614/jtki.2006.5.3.4","url":null,"abstract":"In principle, reactor perturbation by flow reversal can be used for manipulation of catalyst surface coverage if a dedicated and proper operation procedure can be developed. A mathematical model and analysis of reverse flow reactor behaviour for the ammonia oxidation over platinum have been performed. Series of reverse flow experiments were carried out on a laboratory reactor scale. The influence of flow reversals on the conversion and selectivity at various switching times was observed and evaluated. Other process variables such as gas residence time, reaction temperature, and oxygen concentration in the feed were points of interest. Assessment of reactor dynamics in the kinetic regimes can be achieved most expediently by implementing a comparable switching time and gas residence time. Model and experimental results indicate that regular reverse flow operation for manipulation of catalyst surface coverage always induces a decrease of conversion. It was also found that the selectivity due to flow reversal was rather insensitive to changes in the switching frequency.Keywords: Ammonia oxidation, Kinetic regime, Reactor modeling, Residence time distribution, Reverse flow reactor operation, Transient operation AbstrakPada dasarnya pertubasi reaktor oleh aliran balik dapat digunakan untuk mengatasi penutupan permukaan katalis manakala suatu suatu prosedur operasi yang spesifik dan sesuai bisa dibangun. Analisa dan model matematika kelakuan reaktor batik untuk oksidasi amoniak pada pelat platina telah dilakukan. Serangkaian percobaan aliran balik telah dilangsungkan dalam skala laboratorium. Pengaruh aliran batik terhadap konversi dan selektivitas pada berbagaijumlah putaran aliran telah diamati dan dievaluasi. Variabel proses lainnya, seperti waktu tinggal gas, temperature reaksi, dan konsentrasi oksigen pada umpan telah menjadi perhatian pada penelitian ini. Perkiraan dinamika reaktor dalam rejim kinetika umumnya dapat diperoleh melalui penelusuran implementasi jumlah putaran aliran dan waktu tinggal gas dengan perbandingan tertentu. Hasil percobaan dan pemodelan mengindikasikan bahwa operasi aliran batik reguler untuk memanipulasi penutupan permukaan katalis selalu mengakibatkan penurunan konversi. Selain itu, ditemukan juga bahwa selectivitas terhadap pembalikan aliran kurang sensitif terhadap perubahan pada frekuensi putaran aliran.Keywords: Distribusi waktu tinggal, Operasi reaktor aliran batik, Operasi transient, Oksidasi amoniak, Pemodelan reaktor, Rejim kinetika","PeriodicalId":138501,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Kimia Indonesia","volume":"74 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115302021","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
The anaerobic digestion is a basic technique in reducing bio-sludge. The eficiency process anaerob doing based on value ratio COD and BOD. One simple test for knowing biochemical methane potential was developed in 1779 by Owen group. A study on BMP (Biochemical Methane Potential) and ATA (Anaerobic Toxicity Assay) on bio-sludge were carried out in this research. The effect of pretreatment to biodegradability and toxicity were also studied The results of experiments showed that toxicity of raw bio-sludge, ozonation, and sonication on bio-sludge have no toxic effect to the production rate of gas on low concentration (around 4%), but it has been toxic on higher concentration. The potential measurement of methane production that was developed by Owen et al., was not accurate enough to be applied on bio-sludge. The extended ATA measurements gave a better result especially on low concentration (around 4%) or on COD level around 1.500 mg/L. Based on extended ATA measurement, biochemical methane production was relatively high as biodegradability valued around 62%. Keywords: Anaerobic Digestion, ATA, BMP, BOD, COD AbstrakProses anaerob merupakan teknik yang paling fundamental untuk mengurangi biolumpur. Uji efisiensi proses anaerob selama ini dilakukan berdasarkan nilai rasio nilai COD dan BOD. Pada tahun 1979, kelompok Owen mengembangkan suatu uji sederhana untuk mengetahui potensi pembentukan metana biokimia yang relatif lebih mewakili kondisi anaerob sebenarnya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan metoda uji potensi pembentukan metana terhadap biolumpur. yakni berdasarkan uji ATA (Anaerobic Toxicity Assay) lanjutan dan metoda BMP (Biochemical Methane Potential) yang dikembangkan oleh kelompok Owen. Selain itu, dalam penelitian ini juga dilakukan uji tingkat racun (ATA). Hasil penelitian memperlihatkan bahwa tingkat racun biolumpur segar, biolumpur hasil ozonasi, dan biolumpur hasil sonikasi cenderung tidak menghambat laju produksi gas pada konsentrasi rendah (4%), namun bersifat raczm pada konsentrasi lebih tinggi, untuk biolumpur, perhitungan potensi pembentukan metana dengan metoda BMP yang dikembangkan oleh kelompok Owen kurang tepat, namun uji ATA lanjutan memberikan hasil lebih baik, terutama pada konsentrasi uji yang rendah (sekitar 4 %) atau pada beban COD berkisar 1.500 mg/L. Potensi pembentukan metana biokimia berdasarkan uji ATA lanjutan ternyata relatif tinggi, dengan nilai biodegradabilitas yang mencapai sekitar 62%.Kata Kunci: ATA, BMP, BOD, COD, Proses Anaerob
厌氧消化是生物污泥减量化的一项基本技术。基于COD和BOD值比的高效厌氧处理。1779年,欧文小组发明了一种简单的测定生化甲烷势的方法。对生物污泥进行了生化甲烷势(BMP)和厌氧毒性试验(ATA)的研究。研究了预处理对生物污泥可生化性和毒性的影响。实验结果表明,原料污泥、臭氧化和超声处理对生物污泥的毒性在低浓度(4%左右)时对产气率无毒性影响,但在高浓度时有毒性。欧文等人开发的潜在甲烷产量测量方法不够精确,无法应用于生物污泥。扩展的ATA测量给出了更好的结果,特别是在低浓度(约4%)或约1.500 mg/L的COD水平。基于扩展ATA测量,生化甲烷产量相对较高,生物降解率约为62%。关键词:厌氧消化,ATA, BMP, BOD, CODUji efisiensis在厌氧环境下生产污泥污泥,并对污泥污泥的COD和BOD进行分析。Pada tahun 1979, kelompok Owen mengembangkan suatu uji sederhana untuk menggetahui potential pembentukan metana bikiia yang相对于mewakili kondisi厌氧sebenarya。Penelitian ini bertujuan untuk menentukan mettoda uji potentisi pembentukan metana terhadap biolumpur。yanni berdasarkan uji ATA(厌氧毒性试验)lanjutan dan metoda BMP(生化甲烷势)yang dikembangkan oleh kelompok Owen。Selain itu, dalam penelitian ini juga dilakukan uji tingkat racun (ATA)。Hasil penelitian memberperlihatkan bahwa tingkat racun biolumpur segar, biolumpur Hasil ozonasi, dan biolumpur Hasil sonikasi cenderung tidak menghambat laju produksi gas pada konsentrasi lebih tinggi, untuk biolumpur, perhitungan potentisi pembentukan metana dengan mettoda BMP yang dikembangkan oleh kelompok Owen kurang tepat, namun uji ATA lanjutan memberikan Hasil lebih baik,terutama paada konsentrasasuji yang rendah (sekitar 4%) atau paada beban COD berkisar 1.500 mg/L。potential potential pembentukan metana biokimia berdasarkan uji ATA lanjutan ternyata, dungan nilai生物降解性yang menapai sekitar 62%。Kata Kunci: ATA, BMP, BOD, COD, Proses厌氧
{"title":"Uji potensi metana biokimia terhadap biolumpur dengan pengolahan awal ozonisasi dan sonikasi","authors":"D. Desiana, Tjandra Setiadi","doi":"10.5614/jtki.2006.5.1.7","DOIUrl":"https://doi.org/10.5614/jtki.2006.5.1.7","url":null,"abstract":"The anaerobic digestion is a basic technique in reducing bio-sludge. The eficiency process anaerob doing based on value ratio COD and BOD. One simple test for knowing biochemical methane potential was developed in 1779 by Owen group. A study on BMP (Biochemical Methane Potential) and ATA (Anaerobic Toxicity Assay) on bio-sludge were carried out in this research. The effect of pretreatment to biodegradability and toxicity were also studied The results of experiments showed that toxicity of raw bio-sludge, ozonation, and sonication on bio-sludge have no toxic effect to the production rate of gas on low concentration (around 4%), but it has been toxic on higher concentration. The potential measurement of methane production that was developed by Owen et al., was not accurate enough to be applied on bio-sludge. The extended ATA measurements gave a better result especially on low concentration (around 4%) or on COD level around 1.500 mg/L. Based on extended ATA measurement, biochemical methane production was relatively high as biodegradability valued around 62%. Keywords: Anaerobic Digestion, ATA, BMP, BOD, COD AbstrakProses anaerob merupakan teknik yang paling fundamental untuk mengurangi biolumpur. Uji efisiensi proses anaerob selama ini dilakukan berdasarkan nilai rasio nilai COD dan BOD. Pada tahun 1979, kelompok Owen mengembangkan suatu uji sederhana untuk mengetahui potensi pembentukan metana biokimia yang relatif lebih mewakili kondisi anaerob sebenarnya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan metoda uji potensi pembentukan metana terhadap biolumpur. yakni berdasarkan uji ATA (Anaerobic Toxicity Assay) lanjutan dan metoda BMP (Biochemical Methane Potential) yang dikembangkan oleh kelompok Owen. Selain itu, dalam penelitian ini juga dilakukan uji tingkat racun (ATA). Hasil penelitian memperlihatkan bahwa tingkat racun biolumpur segar, biolumpur hasil ozonasi, dan biolumpur hasil sonikasi cenderung tidak menghambat laju produksi gas pada konsentrasi rendah (4%), namun bersifat raczm pada konsentrasi lebih tinggi, untuk biolumpur, perhitungan potensi pembentukan metana dengan metoda BMP yang dikembangkan oleh kelompok Owen kurang tepat, namun uji ATA lanjutan memberikan hasil lebih baik, terutama pada konsentrasi uji yang rendah (sekitar 4 %) atau pada beban COD berkisar 1.500 mg/L. Potensi pembentukan metana biokimia berdasarkan uji ATA lanjutan ternyata relatif tinggi, dengan nilai biodegradabilitas yang mencapai sekitar 62%.Kata Kunci: ATA, BMP, BOD, COD, Proses Anaerob","PeriodicalId":138501,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Kimia Indonesia","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127497717","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}