Pub Date : 2018-10-02DOI: 10.5614/jtki.2013.12.2.5
Ratni Ariatmi Nugrahani, Flora Elvistia Firdaus, Y. Widyawati, Hana Firginia, Riris Purnama
Hydroxylation kinetics of jatropha oil epoxy using bentonite catalyst. Based on chemical properties such as fatty acid compositions and iodium value, jatropha curcas oil can potentially be applied as lubricant. Unsaturation of this oil decreases its oxidative stability. Improvement of this property may be done by chemical modification involving epoxidation and oxirane ring opening with bentonite catalyst, forming polyol by hydroxylation. The purpose of this research is to characterize the products and kinetics of the oxirane ring opening reaction. The results of chemical analysis by titration for residual oxiranes and hydroxyl formed in the reaction system, was showed using ir spectroscopy. Their effects were to reduce epoxy groups at 824-842 cm−1 and appearance of hydroxyl groups at the oh characteristic absorption peak from 3450-3800 cm−1. The oxirane number of epoxidized jatropha oil was reduced from 4.7% to 0.05% by ring opening. The kinetics of the oxirane ring opening of epoxidized jatropha curcas oil by methanol with bentonite was studied at 50, 60, and 65 oc. The oxirane ring opening analyzed by the pseudo-homogeneous approach followed a pseudo-first order kinetics. From the temperature dependence of the rate, reaction enthalpy (δh) and activation energy (δea) were found to be 8,27 kcal mol−1 and 7,63 kcal mol−1, respectively.Keywords: epoxidized jatropha curcas, hydroxyl, oxirane, bentonite, kinetic AbstrakBerdasarkan sifat-sifat komposisi asam lemak dan bilangan iodium, minyak jarak pagar (Jatropha curcas) berpotensi menjadi bahan dasar pelumas. Meskipun demikian, kandungan ikatan tidak jenuh minyak ini menurunkan kestabilan oksidasinya. Kestabilan oksidasi ini dapat diperbaiki melalui modifikasi kimiawi dengan reaksi epoksidasi yang menghilangkan ikatan rangkap. Ini dilakukan melalui reaksi hidroksilasi dengan membuka ikatan gugus oksirana epoksi. Tujuan penelitian ini adalah mengkarakterisasi produk, serta mempelajari kinetika reaksi pembukaan cincin oksirana oleh metanol dengan katalis bentonit untuk membentuk poliol. Hasil analisis FTIR produk reaksi menunjukkan penurunan intensitas gugus epoksi pada bilangan gelombang 824-842 cm−1 dan munculnya gugus hidroksil pada bilangan gelombang 3450-3800 cm−1. Bilangan oksirana epoksi jarak pagar berkurang dari 4,7% menjadi 0,05% setelah pembukaan cincin. Bilangan hidroksil poliol adalah sebesar 165,77. Pengukuran kinetika pembukaan cincin pada gugus oksirana dari epoksi jarak pagar dilakukan pada 50, 60, dan 65oC. Analisis data laju reaksi yang dianalisis dengan pendekatan sistem pseudohomogen menunjukkan bahwa reaksi mengikut kinetika orde-1 semu. Dari perubahan laju reaksi terhadap temperatur diperoleh nilai entalpi reaksi dan energi aktivasi sebesar masing-masing 8,27 kkal mol-1 dan 7,63 kkal mol-1.Kata kunci: epoksi jarak pagar, hidroksil, oksirana, bentonit, kinetika
膨润土催化麻疯树油环氧树脂羟基化动力学。基于脂肪酸组成和碘值等化学性质,麻疯树油可以潜在地用作润滑剂。这种油的不饱和降低了它的氧化稳定性。该性能的改善可通过膨润土催化剂的环氧化和氧环开环化学改性,通过羟基化形成多元醇来完成。本研究的目的是表征氧环开环反应的产物和动力学。用红外光谱法对反应体系中残留的氧环烷和羟基进行了化学分析。它们的作用是在824 ~ 842 cm−1范围内减少环氧基团,并在3450 ~ 3800 cm−1范围内出现羟基。开环可使环氧化麻风树油的氧环数由4.7%降至0.05%。研究了膨润土在50、60、65℃条件下,甲醇催化环氧化麻疯树油氧环开环的动力学。用准均相方法分析的氧环开环过程遵循准一级动力学。反应焓δh和活化能δea分别为8.27 kcal mol−1和7.63 kcal mol−1。关键词:环氧化麻疯树,羟基,氧烷,膨润土,动力学文摘,麻疯树,麻疯树,麻疯树,麻疯树,麻疯树Meskipun demikian, kandungan ikatan tidak jenuh minyak ini menurunkan kestabilan oksidasinya。【翻译】:Kestabilan oksidasi ini dapat diperbaiki melaluki modifiki kimiki kimiki, dengan reaksi, yangmenghilangkan, ikatan rangkka。我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。土娟penpenelitian ini adalah mengkarakterisisi产品,serta menpelajari kinetika reaki pembukaan cincin oksirana oleh甲醇,dengalis bentonit untuk membentuk poliol。Hasil分析的FTIR产品分析结果为:menunjukkan penurunan intensitas gugus epoksi pada bilangan gelombang 824-842 cm−1,而munculnya gugus hidroksil pada bilangan gelombang 3450-3800 cm−1。Bilangan oksirana epoksi jarak pagar berkurang dari 4,7% menjadi 0,05% setelah penbukaan cincini。Bilangan hidroksil poliol adalah sebesar 165,77。企鹅kinetika pembukaan cincinin pada gugus oksirana dari epoksi jarak pagar dilakukan pada 50,60, dan 65℃。分析数据laju reaksi yang dianalis dengan pendekatan系统假同质menunjukkan bahwa reaksi mengikut kinetika序1 semu。Dari perubahan laju reaksi terhadap温度diperoleh nilai entalpi reaksi dan energy aktivasi sebesar masmasing - masmasing 8,27 kkal mol-1和7,63 kkal mol-1。Kata kunci: epoksi jarak pagar, hidroksil, oksirana, bentonit, kinetika
{"title":"Kinetika reaksi hidroksilasi epoksi minyak jarak pagar menggunakan katalis bentonit","authors":"Ratni Ariatmi Nugrahani, Flora Elvistia Firdaus, Y. Widyawati, Hana Firginia, Riris Purnama","doi":"10.5614/jtki.2013.12.2.5","DOIUrl":"https://doi.org/10.5614/jtki.2013.12.2.5","url":null,"abstract":"Hydroxylation kinetics of jatropha oil epoxy using bentonite catalyst. Based on chemical properties such as fatty acid compositions and iodium value, jatropha curcas oil can potentially be applied as lubricant. Unsaturation of this oil decreases its oxidative stability. Improvement of this property may be done by chemical modification involving epoxidation and oxirane ring opening with bentonite catalyst, forming polyol by hydroxylation. The purpose of this research is to characterize the products and kinetics of the oxirane ring opening reaction. The results of chemical analysis by titration for residual oxiranes and hydroxyl formed in the reaction system, was showed using ir spectroscopy. Their effects were to reduce epoxy groups at 824-842 cm−1 and appearance of hydroxyl groups at the oh characteristic absorption peak from 3450-3800 cm−1. The oxirane number of epoxidized jatropha oil was reduced from 4.7% to 0.05% by ring opening. The kinetics of the oxirane ring opening of epoxidized jatropha curcas oil by methanol with bentonite was studied at 50, 60, and 65 oc. The oxirane ring opening analyzed by the pseudo-homogeneous approach followed a pseudo-first order kinetics. From the temperature dependence of the rate, reaction enthalpy (δh) and activation energy (δea) were found to be 8,27 kcal mol−1 and 7,63 kcal mol−1, respectively.Keywords: epoxidized jatropha curcas, hydroxyl, oxirane, bentonite, kinetic AbstrakBerdasarkan sifat-sifat komposisi asam lemak dan bilangan iodium, minyak jarak pagar (Jatropha curcas) berpotensi menjadi bahan dasar pelumas. Meskipun demikian, kandungan ikatan tidak jenuh minyak ini menurunkan kestabilan oksidasinya. Kestabilan oksidasi ini dapat diperbaiki melalui modifikasi kimiawi dengan reaksi epoksidasi yang menghilangkan ikatan rangkap. Ini dilakukan melalui reaksi hidroksilasi dengan membuka ikatan gugus oksirana epoksi. Tujuan penelitian ini adalah mengkarakterisasi produk, serta mempelajari kinetika reaksi pembukaan cincin oksirana oleh metanol dengan katalis bentonit untuk membentuk poliol. Hasil analisis FTIR produk reaksi menunjukkan penurunan intensitas gugus epoksi pada bilangan gelombang 824-842 cm−1 dan munculnya gugus hidroksil pada bilangan gelombang 3450-3800 cm−1. Bilangan oksirana epoksi jarak pagar berkurang dari 4,7% menjadi 0,05% setelah pembukaan cincin. Bilangan hidroksil poliol adalah sebesar 165,77. Pengukuran kinetika pembukaan cincin pada gugus oksirana dari epoksi jarak pagar dilakukan pada 50, 60, dan 65oC. Analisis data laju reaksi yang dianalisis dengan pendekatan sistem pseudohomogen menunjukkan bahwa reaksi mengikut kinetika orde-1 semu. Dari perubahan laju reaksi terhadap temperatur diperoleh nilai entalpi reaksi dan energi aktivasi sebesar masing-masing 8,27 kkal mol-1 dan 7,63 kkal mol-1.Kata kunci: epoksi jarak pagar, hidroksil, oksirana, bentonit, kinetika","PeriodicalId":138501,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Kimia Indonesia","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128601904","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
The experimental study of equilibrium of Cadmium (II) adsorbed with fly ash has been performed. The experimental rig was consisted of a 0.5 L three neck flask, a stirrer, a condenser and a thermometer. The rig was immersed in a water bath that was used to control the experimental temperature. The three neck flask was filled with 0.3 L Cadmium solution of a fixed concentration and then 0.3 g of flay ash was put into the flask. Chemical composition of fly ash are as follows (weight %): SiO2 = 54,23; Al2O3 = 25,38; H2O = 2,5; MgO = 1,O; Ca0 = 4,63; Na20 = 0,32; K20 = 0,60; Mn0 = 0,014; Fe2O3 = 6,01; TiO2 = 0,007; P2O5 = 0,042 and loss of ignition (LOI) is 5,26. Cation exchange capacity is 990 meq/kg fly ash. Each run was conducted for 2 hours, and at the end of each experiment Cadmium (II) was analyzed with Atomic Absorbtion Spectrophotometer (AAS). Variables studied were temperature ranging from 303 to 323 K and initial concentration of Cadmium (II) from 7 to 10 mg Cadmium (II) L-1. Experimental data were evaluated with both Langmuir and Freundlich models. It is found that the experimental data is in a good agreement with Langmuir model. Relationships between K for Langmuir and Freundlich and temperature are, respectively, KLangmuir = 2,841066e(-35401,01/RT) and KFreundlich = 4, 75104e(-34403,20/RT) Keywords: fly ash, Langmuir, Freundlich, Cadmium, equilibrium Abstrak Pengambilan Cd(II) dari air limbah simulasi diteliti dengan menggunakan fly ash sebagai adsorben. Tujuan utama penelitian ini adalah mempelajari kesetimbangan adsorpsi Cd(II) dengan fly ash. Disamping itu juga bertujuan untuk mengetahui kapasitas maksimum adsorpsi fly ash. Setiap percobaan dilakukan dalam suatu reaktor batch yang suhunya dipertahankan tetap. Reaktor yang digunakan adalah labu leher tiga dengan volum 0, 5 L yang dilengkapi dengan pengaduk merkuri, pendingin balik, dan termometer. Fly ash dengan berat 0,3 gram dimasukkan ke dalam reaktor yang telah diisi dengan suatu larutan Cadmium dengan volume 0,3 L dan konsentrasi tertentu. Komposisi kimia fly ash adalah (% berat): %): SiO2 = 54,23; Al2O3 = 25,38; H2O = 2,5; MgO = 1,O; Ca0 = 4,63; Na20 = 0,32; K20 = 0,60; Mn0 = 0,014; Fe2O3 = 6,01; TiO2 = 0,007; P2O5 = 0,042 dan berat hilang = 5,26. Fly ash yang dipakai mempunyai nilai kapasitas pertukaran kation (KPK) yang nilainya sama dengan 990 meq/kg fly ash. Setiap percobaan dilakukan selama dua jam, dan kemudian konsentrasi Cd(II) di dalam larutan dianalisis kadar Cd(II)-nya menggunakan Atomic Absorbtion Spectrophotometer (AAS). Variabel yang dipelajari adalah suhu (T) dan konsentrasi awal (Co) larutan. Kisaran suhu yang diteliti adalah 303 sampai 323 K dan konsentrasi awal (Co) antara 7 sampai 10 mg Cd(11) L-1. Data percobaan dievaluasi dengan model Langmuir dan Freundlich. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adsorpsi Cd(II) dengan fly ash lebih sesuai dengan model Langmuir. Hubungan K untuk Langmuir dan Freundlrich dengan suhu berturut adaIah KLangmuir = 2,841066e(-35401,0
对粉煤灰吸附镉(II)的平衡进行了实验研究。实验装置由0.5 L三颈烧瓶、搅拌器、冷凝器和温度计组成。该装置被浸入用于控制实验温度的水浴中。在三颈烧瓶中加入0.3 L固定浓度的镉溶液,再向烧瓶中加入0.3 g粉煤灰。粉煤灰的化学成分(重量%)为:SiO2 = 54,23;Al2O3 = 25,38;H2o = 2,5;MgO = 1,O;Ca0 = 4,63;Na20 = 0,32;K20 = 0,60;Mn0 = 0,014;Fe2O3 = 6,01;TiO2 = 0,007;P2O5 = 0.042,燃失量(LOI)为5.26。阳离子交换容量为990 meq/kg粉煤灰。每次运行2小时,每次实验结束时用原子吸收分光光度计(AAS)分析镉(II)。研究的变量为温度范围为303 ~ 323 K,镉(II)的初始浓度为7 ~ 10 mg镉(II) L-1。实验数据用Langmuir和Freundlich模型进行评估。实验数据与Langmuir模型吻合较好。K for Langmuir和Freundlich与温度的关系分别为:KLangmuir = 2,841066e(-35401,01/RT)和KFreundlich = 4,75104e (-34403,20/RT)关键词:粉煤灰,Langmuir, Freundlich,镉,平衡摘要:Pengambilan Cd(II) dari air limba模拟,diteliti dengan menggunakan粉煤灰sebagai吸附。对飞灰中Cd(II)的吸附研究。对飞灰的吸附。设置percobaan dilakukan dalam suatu反应堆批次yang suhunya dipertahankan tetap。Reaktor yang digunakan adalah labu leher tiga dengan volume 0,5 L yang dilunakan dengan pengaduk merkuri, pendingin balik, dan温度计。飞灰登革0,3克迪马苏坎克达拉姆反应堆阳特拉迪马坎水特拉镉登革量0,3克迪马坎水特拉镉登革量0,3克迪马坎水特拉坎。Komposisi kimia粉煤灰adalah (% berat): %): SiO2 = 54,23;Al2O3 = 25,38;H2o = 2,5;MgO = 1,O;Ca0 = 4,63;Na20 = 0,32;K20 = 0,60;Mn0 = 0,014;Fe2O3 = 6,01;TiO2 = 0,007;P2O5 = 0,042,但berat hilang = 5,26。飞灰yang dipakai mempunyai nilai kapasitas pertukaran kation (KPK) yang nilainya sama dengan 990 meq/kg飞灰。用原子吸收分光光度计(AAS)测定Cd(II)-nya menggunakan原子吸收分光光度计。变量杨dipelajari adalah suhu (T)和konsentrasi awal (Co) larutan。Kisaran suhu yang diteliti adalah 303 sampai 323 K dan konsentrasi awal (Co) antara 7 sampai 10 mg Cd(11) L-1。Langmuir dan Freundlich采用登根模型对数据进行二次评价。hail penelitian menunjukkan bahwa吸附Cd(II)的研究。Hubungan K untuk Langmuir dan Freundlrich dengan suhu berturut adaIah KLangmuir = 2,841066e(-35401,01/RT)和KFreundlich = 4,75104e (-34403,20/RT)Kata kunci:粉煤灰,Langmuir, Freundlich,镉,kesetimbangan
{"title":"Pengambilan ion cadmium (II) dari air limbah simulasi menggunakan fly ash aktif: studi kesetimbangan","authors":"I. M. Bendiyasa, D. Setiawan, R. Octaviany","doi":"10.5614/jtki.2008.7.2.6","DOIUrl":"https://doi.org/10.5614/jtki.2008.7.2.6","url":null,"abstract":"The experimental study of equilibrium of Cadmium (II) adsorbed with fly ash has been performed. The experimental rig was consisted of a 0.5 L three neck flask, a stirrer, a condenser and a thermometer. The rig was immersed in a water bath that was used to control the experimental temperature. The three neck flask was filled with 0.3 L Cadmium solution of a fixed concentration and then 0.3 g of flay ash was put into the flask. Chemical composition of fly ash are as follows (weight %): SiO2 = 54,23; Al2O3 = 25,38; H2O = 2,5; MgO = 1,O; Ca0 = 4,63; Na20 = 0,32; K20 = 0,60; Mn0 = 0,014; Fe2O3 = 6,01; TiO2 = 0,007; P2O5 = 0,042 and loss of ignition (LOI) is 5,26. Cation exchange capacity is 990 meq/kg fly ash. Each run was conducted for 2 hours, and at the end of each experiment Cadmium (II) was analyzed with Atomic Absorbtion Spectrophotometer (AAS). Variables studied were temperature ranging from 303 to 323 K and initial concentration of Cadmium (II) from 7 to 10 mg Cadmium (II) L-1. Experimental data were evaluated with both Langmuir and Freundlich models. It is found that the experimental data is in a good agreement with Langmuir model. Relationships between K for Langmuir and Freundlich and temperature are, respectively, KLangmuir = 2,841066e(-35401,01/RT) and KFreundlich = 4, 75104e(-34403,20/RT) Keywords: fly ash, Langmuir, Freundlich, Cadmium, equilibrium Abstrak Pengambilan Cd(II) dari air limbah simulasi diteliti dengan menggunakan fly ash sebagai adsorben. Tujuan utama penelitian ini adalah mempelajari kesetimbangan adsorpsi Cd(II) dengan fly ash. Disamping itu juga bertujuan untuk mengetahui kapasitas maksimum adsorpsi fly ash. Setiap percobaan dilakukan dalam suatu reaktor batch yang suhunya dipertahankan tetap. Reaktor yang digunakan adalah labu leher tiga dengan volum 0, 5 L yang dilengkapi dengan pengaduk merkuri, pendingin balik, dan termometer. Fly ash dengan berat 0,3 gram dimasukkan ke dalam reaktor yang telah diisi dengan suatu larutan Cadmium dengan volume 0,3 L dan konsentrasi tertentu. Komposisi kimia fly ash adalah (% berat): %): SiO2 = 54,23; Al2O3 = 25,38; H2O = 2,5; MgO = 1,O; Ca0 = 4,63; Na20 = 0,32; K20 = 0,60; Mn0 = 0,014; Fe2O3 = 6,01; TiO2 = 0,007; P2O5 = 0,042 dan berat hilang = 5,26. Fly ash yang dipakai mempunyai nilai kapasitas pertukaran kation (KPK) yang nilainya sama dengan 990 meq/kg fly ash. Setiap percobaan dilakukan selama dua jam, dan kemudian konsentrasi Cd(II) di dalam larutan dianalisis kadar Cd(II)-nya menggunakan Atomic Absorbtion Spectrophotometer (AAS). Variabel yang dipelajari adalah suhu (T) dan konsentrasi awal (Co) larutan. Kisaran suhu yang diteliti adalah 303 sampai 323 K dan konsentrasi awal (Co) antara 7 sampai 10 mg Cd(11) L-1. Data percobaan dievaluasi dengan model Langmuir dan Freundlich. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adsorpsi Cd(II) dengan fly ash lebih sesuai dengan model Langmuir. Hubungan K untuk Langmuir dan Freundlrich dengan suhu berturut adaIah KLangmuir = 2,841066e(-35401,0","PeriodicalId":138501,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Kimia Indonesia","volume":"57 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128682117","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Isdiriayani Nurdin, R. A. Pratiwi, A AdityaFarhan, P FikriAnggara, Rennie Sari
Inhibitor addition is one of the common corrosion control methods. Potassium metavanadate (KVO3) is the common corrosion inhibitor for Benfield solution in CO2 absorber. Former research shows that KVO3 is also able to inhibit the corrosion in seawater containing Sulphate Reducing Bacteria (SRB) due to its capacity as biocide. Chloride and Sulfide are common corrosive ions found in process fluids in industries. Therefore, this research is carried out to study the performance of KVO3 as a corrosion inhibitor for low- carbon steel in chloride and sulfide contaminated environment. The objective of this research was achieved by measuring low-carbon steel corrosion rate in various concentrations of contaminants. The corrosion rate was measured by Tafel method. The corrosion inhibition mechanisms were studied using cyclic voltammetry method. Meanwhile the corrosion products were identified by X - ray diffraction spectrometry (XRD). This research results that KVO3 is an effective corrosion inhibitor in chloride environment when the chloride concentration ranges between 20 g/L and 30 g/L. In this range of concentration, KVO3 performs more than 99% efficiency. While in sulfide environment, KVO3 is an ineffective corrosion inhibitor. On the other hand, the addition of KVO3 reduces the corrosion rate of carbon steel in seawater containing sulfide, although its performance does not meet the effective inhibitor criteria. Higher concentration of sulfide results the higher inhibition efficiency of KVO3.Keywords: Potassium metavanadate, low - carbon steel, corrosion inhibitor AbstrakPenambahan inhibitor merupakan salah satu metode pengendalian korosi. Kalium metavanadat (KVO3) sering digunakan sebagai inhibitor korosi pada absorber CO2 yang menggunakan larutan Benfield. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa KVO3 mampu menginhibisi korosi baja karbon rendah dalam air laut yang mengandung bakteri pereduksi sulfat (SRB) dengan bertindak sebagai biosida. Klorida dan sulfida merupakan ion-ion korosif yang umum ditemui dalam fluida proses di industri. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari kinerja KVO3 sebagai inhibitor korosi baja karbon rendah dalam lingkungan akuatik yang terkontaminasi klorida, ataupun sulfida. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan pengukuran laju korosi baja karbon rendah dengan jenis dan konsentrasi kontaminan bervariasi. Pengukuran laju korosi dilakukan dengan metode Tafel. Mekanisme inhibisi diprediksi dengan metode voltametri siklik. Sedangkan produk korosi diidentifikasi dengan menggunakan spektrometri difraksi sinar X (XRD). Dari penelitian ini, diperoleh hasil bahwa KVO3 efektif sebagai inhibitor korosi baja karbon rendah pada lingkungan klorida berkonsentrasi antara 20 g/L hingga 30 g/L dengan efisiensi di atas 99%. Pada lingkungan sulfida, KVO3 kurang efektif menginhibisi korosi baja karbon rendah. Sedangkan pada air laut sintetik yang mengandung sulfida, walaupun belum termasuk kategori inhibitor efektif, namun KVO3 dapat
添加缓蚀剂是常用的腐蚀控制方法之一。偏氰酸钾(KVO3)是二氧化碳吸收器中本菲尔德溶液常用的缓蚀剂。已有研究表明,KVO3由于具有杀菌剂的作用,在含有硫酸盐还原菌(SRB)的海水中也具有抑制腐蚀的作用。氯化物和硫化物是工业流体中常见的腐蚀性离子。因此,本研究开展了KVO3作为低碳钢在氯化物和硫化物污染环境中的缓蚀剂的性能研究。本研究的目的是通过测量低碳钢在不同浓度污染物中的腐蚀速率来实现的。用Tafel法测定腐蚀速率。采用循环伏安法对其缓蚀机理进行了研究。同时用X射线衍射光谱(XRD)对腐蚀产物进行了鉴定。研究结果表明,在氯离子浓度为20 ~ 30 g/L的氯离子环境中,KVO3是一种有效的缓蚀剂。在这个浓度范围内,KVO3的效率超过99%。而在硫化物环境中,KVO3是一种无效的缓蚀剂。另一方面,KVO3的加入降低了碳钢在含硫化物海水中的腐蚀速率,但其性能不符合有效缓蚀剂标准。硫化物浓度越高,对KVO3的抑制效果越好。关键词:偏氰酸钾;低碳钢;缓蚀剂;异氰酸钾(KVO3)在digunakan sebagai抑制剂korosi paada吸收剂CO2中的应用。Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa KVO3 mampu menginhibisi korosi baja karbon rendah dalam air laut yang mengandung bakteri pereduksi sulfat (SRB) dengan bertindak sebagai biosida。杨Klorida丹sulfida merupakan离子间korosif umum ditemui dalam fluida di industri散文。Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari kinerja KVO3 sebagai抑制剂korosi baja karbon rendah dalam lingkungan akuatik yang terkontaminasklorida, ataupun sulida。Untuk menapai tujuan tersebut dilakukan pengukuran laju korosi baja karbon rendah dengan jenis dan konsentrasi kontaminan bervariasi。企鹅拉朱korosi dilakukan登根方法Tafel。Mekanisme抑制diprediksi的研究。用X射线衍射(XRD)对世当坎产品进行了鉴定。Dari penelitian ini, diperoleh hasil bahwa KVO3 efektif sebagai抑制剂korosi baja karbrendah paada lingkungan klorida berkonsentrasi antara 20 g/L tingga 30 g/L dengan efisiensis di数据99%。Pada lingkungan硫酸盐,KVO3 kurang效应,monmon抑制剂,korosi baja,炭素。Sedangkan pada air laut sinintetik yang mengandung sulida, walaupun belum termasuk kategori inhibitor efektif, namun KVO3 dapat menurunkan laju korosi baja carbon dengan efisiensis inhibitor yang meningkat seiring dengan kenaikan konsentrasi sulida。Kata kunci:异氰化钾,baja karbon rendah,抑制剂korosi
{"title":"Kinerja kalium metavanadat sebagai inhibitor korosi baja karbon rendah dalam lingkungan klorida dan sulfida","authors":"Isdiriayani Nurdin, R. A. Pratiwi, A AdityaFarhan, P FikriAnggara, Rennie Sari","doi":"10.5614/jtki.2008.7.3.3","DOIUrl":"https://doi.org/10.5614/jtki.2008.7.3.3","url":null,"abstract":"Inhibitor addition is one of the common corrosion control methods. Potassium metavanadate (KVO3) is the common corrosion inhibitor for Benfield solution in CO2 absorber. Former research shows that KVO3 is also able to inhibit the corrosion in seawater containing Sulphate Reducing Bacteria (SRB) due to its capacity as biocide. Chloride and Sulfide are common corrosive ions found in process fluids in industries. Therefore, this research is carried out to study the performance of KVO3 as a corrosion inhibitor for low- carbon steel in chloride and sulfide contaminated environment. The objective of this research was achieved by measuring low-carbon steel corrosion rate in various concentrations of contaminants. The corrosion rate was measured by Tafel method. The corrosion inhibition mechanisms were studied using cyclic voltammetry method. Meanwhile the corrosion products were identified by X - ray diffraction spectrometry (XRD). This research results that KVO3 is an effective corrosion inhibitor in chloride environment when the chloride concentration ranges between 20 g/L and 30 g/L. In this range of concentration, KVO3 performs more than 99% efficiency. While in sulfide environment, KVO3 is an ineffective corrosion inhibitor. On the other hand, the addition of KVO3 reduces the corrosion rate of carbon steel in seawater containing sulfide, although its performance does not meet the effective inhibitor criteria. Higher concentration of sulfide results the higher inhibition efficiency of KVO3.Keywords: Potassium metavanadate, low - carbon steel, corrosion inhibitor AbstrakPenambahan inhibitor merupakan salah satu metode pengendalian korosi. Kalium metavanadat (KVO3) sering digunakan sebagai inhibitor korosi pada absorber CO2 yang menggunakan larutan Benfield. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa KVO3 mampu menginhibisi korosi baja karbon rendah dalam air laut yang mengandung bakteri pereduksi sulfat (SRB) dengan bertindak sebagai biosida. Klorida dan sulfida merupakan ion-ion korosif yang umum ditemui dalam fluida proses di industri. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari kinerja KVO3 sebagai inhibitor korosi baja karbon rendah dalam lingkungan akuatik yang terkontaminasi klorida, ataupun sulfida. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan pengukuran laju korosi baja karbon rendah dengan jenis dan konsentrasi kontaminan bervariasi. Pengukuran laju korosi dilakukan dengan metode Tafel. Mekanisme inhibisi diprediksi dengan metode voltametri siklik. Sedangkan produk korosi diidentifikasi dengan menggunakan spektrometri difraksi sinar X (XRD). Dari penelitian ini, diperoleh hasil bahwa KVO3 efektif sebagai inhibitor korosi baja karbon rendah pada lingkungan klorida berkonsentrasi antara 20 g/L hingga 30 g/L dengan efisiensi di atas 99%. Pada lingkungan sulfida, KVO3 kurang efektif menginhibisi korosi baja karbon rendah. Sedangkan pada air laut sintetik yang mengandung sulfida, walaupun belum termasuk kategori inhibitor efektif, namun KVO3 dapat ","PeriodicalId":138501,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Kimia Indonesia","volume":"47 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114596293","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
T. Prakoso, Danu Wicaksana, Roy Winarso, T. H. Soerawidjaja
The syntesis of healty cooking oil (Diacylglycerol)Diglyceride I Diacylglycerol (DAG) oil is a compound resulting from the chemical bonding between glycerol and two free fatty acid molecules which follows a different metabolic route compared to triglyceride-type oils so that this type of oil does not cause fat accumulation in the body. This research isfocused at obtaining experimental evidence from the Archer-Daniels-Midland (2002) synthesis method, identifying the effect of the molar ratio between the reactants and reaction time on the DAG yield using the glycerolysis method, and at synthesizing a cooking oil with diglycerides as its major component. The diglyceride synthesis process in this research was done via glycerolysis with a varying glycerol : TAG ratio of 1:1, 3:2, 2:1 and 5:2. Reaction time was varied at 1 and 3 hours. The synthesis was undertaken at 190°C, using CH3COOK as catalyst at a dose of 1% of the mass ofTAG reactant. Experimental results indicate that longer reaction time increases the molar amount of diglycerides formed in the healthy cooking oil product. The molar ratio of glycerol to triglycerides which produces the highest DAG yield was 2:1, with a reaction time of 3 hours, which resulted in a yield of 97. 726%-mol DAG per mol TAG reactant. Higher molar ratio of glycerol to tryglycerides also increases the percentage of monoglycerides (MAG)formed.Keywords: DAG (Diglycerides), glycerolysis, TAG (Triglycerides) AbstrakMinyak Digliserida/Diacylglycerol (DAG) adalah senyawa hasil ikatan kimia antara g/iserol dengan 2 buah asam lemak bebas yang mengikuti jalur metabolik yang khas dan berbeda dengan jenis minyak trigliserida sehingga tidak menyebabkan penimbunan lemak dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mendapat bukti eksperimental dari metode Archer-Daniels-Midland (2002), mengetahui pengaruh rasio mol reaktan dan waktu reaksi terhadap perolehan DAG dari metode gliserolisis dan mendapatkan hasil minyak goreng yang memiliki kandungan utama digliserida. Proses sintesa digliserida dalam penelitian ini dilakukan dengan reaksi gliserolisis yang menggunakan variasi rasio reaktan gliserol : TAG 1:1, 3:2, 2:1 dan 5:2. dengan dan variasi waktu 1 dan 3 jam. Sintesa ini berlangsung pada temperatur 190°C dan menggunakan katalis CH3COOK sebanyak 1% dari berat TAG yang digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin lama waktu reaksi gliserolisis, semakin tinggi jumlah mol dig/iserida yang terbentuk di dalam minyak goreng sehat. Rasia mol reaktan gliserol: trigliserida yang menghasilkan perolehan DAG tertinggi adalah rasio 2:1 dengan waktu reaksi 3 jam, yaitu sebesar 97, 726%-mol DAG per mol TAG mula-mula. Semakin tinggi rasio mol reaktan gliserol : trigliserida, %-monogliserida (MAG) yang terbentuk juga semakin tinggi.Kata Kunci: DAG (Digliserida), gliserolisis, TAG (Trigliserida)
二甘油酯二甘油酯(DAG)油是由甘油和两个游离脂肪酸分子之间的化学键形成的化合物,与甘油三酯类型的油相比,它遵循不同的代谢途径,因此这种类型的油不会导致脂肪在体内堆积。本研究的重点是从Archer-Daniels-Midland(2002)合成方法中获得实验证据,利用甘油水解法确定反应物之间的摩尔比和反应时间对DAG产量的影响,并以双甘油酯为主要成分合成食用油。本研究采用甘油与TAG的比例分别为1:1、3:2、2:1和5:2的甘油水解法合成双甘油酯。反应时间分别为1小时和3小时。在190℃条件下,以CH3COOK为催化剂,用量为tag反应物质量的1%进行合成。实验结果表明,延长反应时间可增加健康食用油产品中双甘油酯的摩尔量。甘油与甘油三酯的摩尔比为2:1,反应时间为3小时,产率为97。726%-mol DAG / mol TAG反应物。较高的甘油与甘油三酯的摩尔比也增加了形成的单甘油三酯(MAG)的百分比。关键词:DAG(双甘酯)、glycerolysis标签(甘油三酯)AbstrakMinyak Digliserida /甘油二酯(DAG) adalah senyawa hasil ikatan kimia安塔拉g / iserol dengan 2 buah asam laksa贝巴杨mengikuti jalur metabolik杨-丹berbeda dengan jenis minyak trigliserida sehingga有些menyebabkan penimbunan laksa dalam tubuh。(2002),中国农业大学学报(自然科学版),中国农业大学学报(自然科学版),中国农业大学学报(自然科学版)Proses sintesa digliserida dalam penelitian ini dilakukan dengan reaksi gliserolis yang menggunakan variasi rasio reaktan gliserol: TAG 1:1, 3:2, 2:1但5:2。登干丹瓦里西瓦图1丹3果酱。Sintesa ini berlangsung pagada温度190°C dan menggunakan katalis CH3COOK sebanyak 1% dari berat TAG yang digunakan。Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin lama waktu reaksi gliserolis, semakin tinglah moldig /iserida yang terbentuk di dalam minyak gogoit。甘油三酯,甘油三酯,甘油三酯,甘油三酯,甘油三酯,甘油三酯,甘油三酯,甘油三酯,甘油三酯,甘油三酯,甘油三酯,甘油三酯。三甘油三酯,%-单甘油三酯(MAG) yang terbentuk, Semakin tinggi。Kata Kunci: DAG (disliserida), gliserolisis, TAG (Trigliserida)
{"title":"Sintesis minyak goreng sehat (Diacylglycerol)","authors":"T. Prakoso, Danu Wicaksana, Roy Winarso, T. H. Soerawidjaja","doi":"10.5614/jtki.2007.6.2.1","DOIUrl":"https://doi.org/10.5614/jtki.2007.6.2.1","url":null,"abstract":"The syntesis of healty cooking oil (Diacylglycerol)Diglyceride I Diacylglycerol (DAG) oil is a compound resulting from the chemical bonding between glycerol and two free fatty acid molecules which follows a different metabolic route compared to triglyceride-type oils so that this type of oil does not cause fat accumulation in the body. This research isfocused at obtaining experimental evidence from the Archer-Daniels-Midland (2002) synthesis method, identifying the effect of the molar ratio between the reactants and reaction time on the DAG yield using the glycerolysis method, and at synthesizing a cooking oil with diglycerides as its major component. The diglyceride synthesis process in this research was done via glycerolysis with a varying glycerol : TAG ratio of 1:1, 3:2, 2:1 and 5:2. Reaction time was varied at 1 and 3 hours. The synthesis was undertaken at 190°C, using CH3COOK as catalyst at a dose of 1% of the mass ofTAG reactant. Experimental results indicate that longer reaction time increases the molar amount of diglycerides formed in the healthy cooking oil product. The molar ratio of glycerol to triglycerides which produces the highest DAG yield was 2:1, with a reaction time of 3 hours, which resulted in a yield of 97. 726%-mol DAG per mol TAG reactant. Higher molar ratio of glycerol to tryglycerides also increases the percentage of monoglycerides (MAG)formed.Keywords: DAG (Diglycerides), glycerolysis, TAG (Triglycerides) AbstrakMinyak Digliserida/Diacylglycerol (DAG) adalah senyawa hasil ikatan kimia antara g/iserol dengan 2 buah asam lemak bebas yang mengikuti jalur metabolik yang khas dan berbeda dengan jenis minyak trigliserida sehingga tidak menyebabkan penimbunan lemak dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mendapat bukti eksperimental dari metode Archer-Daniels-Midland (2002), mengetahui pengaruh rasio mol reaktan dan waktu reaksi terhadap perolehan DAG dari metode gliserolisis dan mendapatkan hasil minyak goreng yang memiliki kandungan utama digliserida. Proses sintesa digliserida dalam penelitian ini dilakukan dengan reaksi gliserolisis yang menggunakan variasi rasio reaktan gliserol : TAG 1:1, 3:2, 2:1 dan 5:2. dengan dan variasi waktu 1 dan 3 jam. Sintesa ini berlangsung pada temperatur 190°C dan menggunakan katalis CH3COOK sebanyak 1% dari berat TAG yang digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin lama waktu reaksi gliserolisis, semakin tinggi jumlah mol dig/iserida yang terbentuk di dalam minyak goreng sehat. Rasia mol reaktan gliserol: trigliserida yang menghasilkan perolehan DAG tertinggi adalah rasio 2:1 dengan waktu reaksi 3 jam, yaitu sebesar 97, 726%-mol DAG per mol TAG mula-mula. Semakin tinggi rasio mol reaktan gliserol : trigliserida, %-monogliserida (MAG) yang terbentuk juga semakin tinggi.Kata Kunci: DAG (Digliserida), gliserolisis, TAG (Trigliserida)","PeriodicalId":138501,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Kimia Indonesia","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126414194","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-10-02DOI: 10.5614/JTKI.2011.10.1.5
Jayanudin
The chemical composition of clove leaf essential oil obtained from steam distillation process Essential oils are needed in various industries such as industrial perfumes, cosmetics, pharmaceuticals, food industry, and beverages. This study aims to determine the chemical composition of clove leaf essential oil from steam distillation process using GCMS. Dry clove leaves weighing 1.5 kg are included in the kettle flute and sealed properly. Steam from the boiler flows into the kettle with the pressure of 0.5 barG, 1 barG and 1.5 barG for 5, 6 and 7 hours. Mixture oil and water out of the condenser are accommodated and let stand for 24 hours to separate water and oil. Clove leaf oil was purified with 10% bentonite by weight of oil at a temperature of 50oC with stirring for 1 hour. Clove leaf oil that has separated from bentonite added anhydrous Na2SO4 and let stand for 15 minutes and then separate the water and Na2SO4 in oil. Samples with % yield of the largest in its chemical composition analysis using GCMS. Based on the results obtained the largest yield is 1.84% with content of eugenol is 65.03% and 20.94% trans-caryophyllene. Keywords : Clove leaf, Eugenol, Essential Oil, Steam distillationAbstrakMinyak atsiri sangat dibutuhkan dalam berbagai industri seperti industri parfum, kosmetik, farmasi, industri makanan, dan minuman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi kimia minyak atsiri daun cengkeh dari proses penyulingan uap menggunakan analisa GCMS. Daun cengkeh kering seberat 1,5 kg yang sudah bersih dari kotoran dimasukkan dalam ketel suling dan ditutup dengan rapat. Steam dari boiler dialirkan ke ketel suling dengan tekanan 0,5 barG, 1 barG dan 1,5 barG selama 5, 6 dan 7 jam. Campuran minyak dan air yang keluar dari kondenser ditampung dan diamkan selama 24 jam untuk memisahkan air dan minyak. Minyak daun cengkeh dimurnikan dengan bentonit 10% dari berat minyak pada suhu 50oC sambil diaduk selama 1 jam. Minyak daun cengkeh yang telah terpisah dari bentonit ditambahkan Na2SO4 anhidrat dan diamkan selama 15 menit kemudian pisahkan air dan Na2SO4 dalam minyak. Sampel dengan % rendemen terbesar di analisa komposisi kimianya menggunakan GCMS. Berdasarkan hasil penelitian didapat rendemen terbesar adalah 1,84% dengan kadar yaitu eugenol 65,03% dan trans-caryophyllene 20.94%.Kata kunci : Daun cengkeh, Eugenol, Minyak atsiri, Penyulingan uap
丁香叶精油在工业香水、化妆品、医药、食品、饮料等行业中都有应用。本研究旨在利用气相色谱法测定蒸汽蒸馏过程中丁香叶精油的化学成分。干丁香叶重1.5公斤,包括在壶笛和密封妥善。锅炉蒸汽以0.5 barG、1 barG、1.5 barG的压力流入釜内,持续5、6、7小时。将混合油和水从冷凝器中放出来,静置24小时,使水和油分离。用10%的膨润土在50℃的温度下搅拌1小时提纯丁香叶油。从膨润土中分离出来的丁香叶油加入无水Na2SO4静置15分钟后,将油中的水和Na2SO4分离。用气相色谱法分析其化学成分时产率最大。结果表明,产率最高为1.84%,丁香酚含量为65.03%,反式石竹烯含量为20.94%。关键词:丁香叶,丁香酚,香精油,蒸汽蒸馏摘要丁香香叶,丁香香叶,丁香香叶,丁香香叶,丁香香叶,丁香香叶,丁香香叶,丁香香叶,丁香香叶,丁香香叶Penelitian ini bertujuan为她mengetahui komposisi kimia minyak atsiri daun cengkeh达里语散文penyulingan uap menggunakan analisa全球大气环流模型。1, 1,5公斤,阳,水,净,净,净,净,净。锅炉蒸汽达里语dialirkan ke成田苏玲dengan tekanan 0 5巴格,1巴格丹5包世勋selama 5、6丹7果酱。Campuran minyak dan air yang keluar dari kondenser diampung dan diamkan selama 24 jam untuk memisahkan air dan minyak。Minyak dawn cengkeh dimurnikan dengan bentonit 10% dari berat Minyak pakadsuhu 50oC sambil diaduk selama 1 jam。Minyak dawn cengkeh yang telah terpisah dari bentonit ditambahkan Na2SO4 anhidrat dan diamkan selama 15 menit kemudian pisahkan air dan Na2SO4 dalam Minyak。样品登革率的测定与分析。Berdasarkan hasil penelitian didapdaprenmen terbesar adalah 1,84% dengan kadar yitu丁香酚65,03%丹反式石竹烯20.94%。卡塔昆奇:丹青克,丁香酚,明雅克,潘玉林和乌普
{"title":"Komposisi kimia minyak atsiri daun cengkeh dari proses penyulingan uap","authors":"Jayanudin","doi":"10.5614/JTKI.2011.10.1.5","DOIUrl":"https://doi.org/10.5614/JTKI.2011.10.1.5","url":null,"abstract":"The chemical composition of clove leaf essential oil obtained from steam distillation process Essential oils are needed in various industries such as industrial perfumes, cosmetics, pharmaceuticals, food industry, and beverages. This study aims to determine the chemical composition of clove leaf essential oil from steam distillation process using GCMS. Dry clove leaves weighing 1.5 kg are included in the kettle flute and sealed properly. Steam from the boiler flows into the kettle with the pressure of 0.5 barG, 1 barG and 1.5 barG for 5, 6 and 7 hours. Mixture oil and water out of the condenser are accommodated and let stand for 24 hours to separate water and oil. Clove leaf oil was purified with 10% bentonite by weight of oil at a temperature of 50oC with stirring for 1 hour. Clove leaf oil that has separated from bentonite added anhydrous Na2SO4 and let stand for 15 minutes and then separate the water and Na2SO4 in oil. Samples with % yield of the largest in its chemical composition analysis using GCMS. Based on the results obtained the largest yield is 1.84% with content of eugenol is 65.03% and 20.94% trans-caryophyllene. Keywords : Clove leaf, Eugenol, Essential Oil, Steam distillationAbstrakMinyak atsiri sangat dibutuhkan dalam berbagai industri seperti industri parfum, kosmetik, farmasi, industri makanan, dan minuman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi kimia minyak atsiri daun cengkeh dari proses penyulingan uap menggunakan analisa GCMS. Daun cengkeh kering seberat 1,5 kg yang sudah bersih dari kotoran dimasukkan dalam ketel suling dan ditutup dengan rapat. Steam dari boiler dialirkan ke ketel suling dengan tekanan 0,5 barG, 1 barG dan 1,5 barG selama 5, 6 dan 7 jam. Campuran minyak dan air yang keluar dari kondenser ditampung dan diamkan selama 24 jam untuk memisahkan air dan minyak. Minyak daun cengkeh dimurnikan dengan bentonit 10% dari berat minyak pada suhu 50oC sambil diaduk selama 1 jam. Minyak daun cengkeh yang telah terpisah dari bentonit ditambahkan Na2SO4 anhidrat dan diamkan selama 15 menit kemudian pisahkan air dan Na2SO4 dalam minyak. Sampel dengan % rendemen terbesar di analisa komposisi kimianya menggunakan GCMS. Berdasarkan hasil penelitian didapat rendemen terbesar adalah 1,84% dengan kadar yaitu eugenol 65,03% dan trans-caryophyllene 20.94%.Kata kunci : Daun cengkeh, Eugenol, Minyak atsiri, Penyulingan uap","PeriodicalId":138501,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Kimia Indonesia","volume":"168 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124689477","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Study on raw water coagulation process for potable water production in the post-tsunami disaster areas district aceh besarThe coagulation – flocculation process in potable water treatment is very important to be studied in greater detail, since it has a very major impact on subsequent water purification processes and the quality of the water product. Types of coagulant that are commonly used are aluminum sulfate (alum) and poly-aluminum chloride (PAC). The objective of this research was to determine the optimum coagulant type and concentration to be applied for the treatment of surface water in post-tsunami disaster areas. This research is urgently required to design clean water installation in such area. Jar test of coagulants was performed to measure the efficiency of coagulation and sampling interval. From the obtained results, it can be concluded that the raw water turbidity influences the sedimentation time. At turbidity below 15 NTU, the optimum sedimentation time was 5 minutes. At turbidities above 15 NTU, the sedimentation was quicker, namely 1 minute. Based on jar test results on Krueng Raya river water, it can be observed that this river water can be treated with aluminum sulfate coagulant at 20 ppm dose. When PAC coagulant was used, the optimum dose was 15 ppm.Keyword: coagulant, efficiency, coagulation, water quality.AbstrakProses koagulasi flokulasi dalam pengolahan air minum sangat penting untuk ditinjau lebih jauh karena mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap proses purifikasi air berikutnya dan kualitas air produksi. Jenis koagulan yang sering dipakai adalah alumunium sulfat (alum) dan poly alumunium chloride (PAC). Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan tipe dan konsentrasi optimal koagulan yang diaplikasikan pada air baku berupa air permukaan di wilayah bencana pasca tsunami. Hal ini sangat diperlukan untuk membuat perencanaan rancangan instalasi pengolahan air bersih di wilayah tersebut. Jar test koagulan dilakukan untuk menentukan efisiensi koagulasi dan waktu sampling. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan kekeruhan air baku mempengaruhi waktu sedimentasi. Pada kekeruhan di bawah 15 Nephelometric Turbidity Unit (NTU), waktu optimum sedimentasi adalah lima menit, tetapi pada air baku yang kekeruhannya di atas 15 NTU, waktu sedimentasi lebih cepat yaitu satu menit saja. Dari hasil jar tes yang dilakukan terhadap air di sungai Krueng Raya dapat dilihat bahwa air sungai Krueng Raya dapat diolah dengan bahan koagulan aluminium sulfat pada dosis 20 ppm, sedangkan jika menggunakan bahan koagulan PAC memerlukan dosis optimal 15 ppm.Kata kunci : koagulan, efisiensi, koagulasi, kualitas air
亚齐灾后地区饮用水生产原水混凝工艺研究饮用水处理中的混凝-絮凝工艺非常重要,因为它对后续的水净化工艺和水产品质量有非常重要的影响,需要进行更详细的研究。常用的混凝剂类型有硫酸铝(明矾)和聚合氯化铝(PAC)。本研究的目的是确定用于海啸后灾区地表水处理的最佳混凝剂类型和浓度。该研究迫切需要对该地区的净水装置进行设计。通过混凝剂瓶试验,考察混凝效率和采样间隔。从所得结果可以得出原水浊度对沉淀时间的影响。浊度低于15 NTU时,最佳沉降时间为5分钟。在浊度大于15 NTU时,沉降速度更快,即1分钟。通过对Krueng Raya河水的罐子试验结果,可以观察到该河水可以用20 ppm剂量的硫酸铝混凝剂处理。使用PAC混凝剂时,最佳投加量为15ppm。关键词:混凝剂;效率;混凝;[摘要]生产koagulasi flkulasi dalam pengolahan空气最小浓度sangat penting untuk diinjau lebih jauh karena mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap生产净化空气berikutnya和kualitas空气产品。Jenis koagulan yang介绍了硫酸铝(明矾)和聚氯化铝(PAC)。Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan tipe dan konsentrasi optimal koagulan yang diapplikasikan pada air baku berupa air permukaan di wilayah benana pasca tsunami。哈尔尼·桑加特·迪佩鲁坎·乌图克成员,永久居民,永久居民,永久居民,永久居民,永久居民,永久居民,永久居民,永久居民,永久居民。瓶试红枣,红枣,红枣,红枣,红枣,红枣取样。Dari hasil penelitian ini dapat dispulpkan kekeruhan air baku mempengaruhi waktusedimentasi。Pada kekeruhan di bawah 15浊度测量单元(NTU), waktu最佳沉积asi adalah lima menit, tetapi Pada air baku yang kekeruhannya di ata 15 NTU, waktu sedimentasi lebih cepat yaitu satu menit saja。Dari hasil jar tes yang dilakukan terhadap air di sungai Krueng Raya dapat dililihat bahwa air sungai Krueng Raya dapat diolah dengan bahan koagulan硫酸铝剂量为20 ppm, sedangkan jika menggunakan bahan koagulan PAC memerlukan剂量为最佳15 ppm。Kata kunci: koagulan, efisiensi, koagulasi, kualitas air
{"title":"Studi proses koagulasi air baku untuk air bersih di wilayah bencana pasca tsunami kabupaten aceh besar","authors":"I. Sutapa","doi":"10.5614/JTKI.2009.8.1.3","DOIUrl":"https://doi.org/10.5614/JTKI.2009.8.1.3","url":null,"abstract":"Study on raw water coagulation process for potable water production in the post-tsunami disaster areas district aceh besarThe coagulation – flocculation process in potable water treatment is very important to be studied in greater detail, since it has a very major impact on subsequent water purification processes and the quality of the water product. Types of coagulant that are commonly used are aluminum sulfate (alum) and poly-aluminum chloride (PAC). The objective of this research was to determine the optimum coagulant type and concentration to be applied for the treatment of surface water in post-tsunami disaster areas. This research is urgently required to design clean water installation in such area. Jar test of coagulants was performed to measure the efficiency of coagulation and sampling interval. From the obtained results, it can be concluded that the raw water turbidity influences the sedimentation time. At turbidity below 15 NTU, the optimum sedimentation time was 5 minutes. At turbidities above 15 NTU, the sedimentation was quicker, namely 1 minute. Based on jar test results on Krueng Raya river water, it can be observed that this river water can be treated with aluminum sulfate coagulant at 20 ppm dose. When PAC coagulant was used, the optimum dose was 15 ppm.Keyword: coagulant, efficiency, coagulation, water quality.AbstrakProses koagulasi flokulasi dalam pengolahan air minum sangat penting untuk ditinjau lebih jauh karena mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap proses purifikasi air berikutnya dan kualitas air produksi. Jenis koagulan yang sering dipakai adalah alumunium sulfat (alum) dan poly alumunium chloride (PAC). Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan tipe dan konsentrasi optimal koagulan yang diaplikasikan pada air baku berupa air permukaan di wilayah bencana pasca tsunami. Hal ini sangat diperlukan untuk membuat perencanaan rancangan instalasi pengolahan air bersih di wilayah tersebut. Jar test koagulan dilakukan untuk menentukan efisiensi koagulasi dan waktu sampling. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan kekeruhan air baku mempengaruhi waktu sedimentasi. Pada kekeruhan di bawah 15 Nephelometric Turbidity Unit (NTU), waktu optimum sedimentasi adalah lima menit, tetapi pada air baku yang kekeruhannya di atas 15 NTU, waktu sedimentasi lebih cepat yaitu satu menit saja. Dari hasil jar tes yang dilakukan terhadap air di sungai Krueng Raya dapat dilihat bahwa air sungai Krueng Raya dapat diolah dengan bahan koagulan aluminium sulfat pada dosis 20 ppm, sedangkan jika menggunakan bahan koagulan PAC memerlukan dosis optimal 15 ppm.Kata kunci : koagulan, efisiensi, koagulasi, kualitas air","PeriodicalId":138501,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Kimia Indonesia","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115044196","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-10-02DOI: 10.5614/jtki.2012.11.3.1
S. Santoso, Niko Sanjaya, Aning Ayucitra
The use of cassava peels as raw material for Sodium Carboxymethyl Cellulose productionCassava peels are abundantly available and may be used as an lowcost cellulose source (80-85% cellulose per weight cassava peel). the study was to evaluate the effect of the concentration of sodium hydroxide, sodium chloroacetate, and temperature reaction on the sodium carboxymethyl cellulose (sodium-CMC) characteristics i.e. yield, purity, and degree of substitution in sodium-CMC preparation. Sodium-CMC functional group was determined using FTIR spectrophotometer. Cassava peels was dried and grounded to 50 mesh. Lignin was eliminated from cassava peel by extraction of grounded cassava peel with 10% NaOH at 35 °C for 5 h. Cassava peel free lignin was then re-extracted using 10% of acetic acid and sodium chloride at 75 °C for 1 h, thus cellulose free hemicellulose was obtained. Alkalization at 30 °C for 90 min was performed by adding sodium hydroxyde at 10-40% to cellulose using isopropyl alcohol solvent. Following this, etherification was conducted by adding sodium chloroacetate of 1-5 g at 50-80 °C for 6 h. As result, the highest purity of sodium-CMC (96.20%) was obtained from alkalization using 20% of sodium hydroxide and etherification using 3 g sodium chloroacetate at 70 °C. Sodium-CMC yield was 22% and degree of substitution 0.705.Keywords: cassava peel, carboxymethyl cellulose, sodium-CMC, etherification AbstrakKulit singkong merupakan sumber selulosa yang berlimpah dan murah, dengan kadar selulosa 80-85% dari berat kulit singkong. Tujuan penelitian ini adalah memanfaatkan selulosa dalam kulit singkong sebagai bahan baku pembuatan natrium karboksimetil selulosa (Na-CMC), mempelajari pengaruh natrium hidroksida, natrium kloroasetat serta suhu pada karakteristik Na-CMC seperti perolehan, kemurnian, dan derajat substitusi, serta menentukan kondisi operasi optimum untuk pembuatan Na-CMC berdasarkan kemurnian Na-CMC terbesar. Gugus fungsi Na-CMC ditentukan menggunakan Fourier Transform Infrared Spectra. Mula-mula, kulit singkong dikeringkan dan dihancurkan sehingga berukuran 50 mesh. Kulit singkong diekstraksi dengan NaOH 10% di suhu 35 °C selama 5 jam, untuk melarutkan lignin. Kulit singkong bebas lignin diekstrak dengan asam asetat 10% dan natrium klorida dengan pemanasan 750 °C selama 1 jam untuk melarutkan hemiselulosa sehingga didapatkan selulosa. Alkalisasi dilakukan dengan mereaksikan selulosa dengan NaOH 10-40% dengan pelarut isopropil alkohol pada suhu 30 °C selama 90 menit, dilanjutkan eterifikasi dengan natrium kloroasetat 1-5 g pada suhu 50-80 °C selama 6 jam. Berdasarkan hasil penelitian, karakteristik Na-CMC terbaik didapatkan dari alkalisasi selulosa menggunakan NaOH 20% serta eterifikasi menggunakan 3 g natrium kloroasetat pada suhu 70 °C. Perolehan Na-CMC yang didapat adalah sebesar 22%, kemurnian 96,20%, derajat substitusi 0,705; termasuk dalam grade kedua menurut SNI 06-3736-1995.Kata kunci: kulit singkong, karboksimetil selulosa, Na-CMC, et
使用木薯皮作为生产羧甲基纤维素钠的原料木薯皮储量丰富,可作为低成本的纤维素来源(每重量木薯皮含80-85%纤维素)。研究了氢氧化钠、氯乙酸钠的浓度和反应温度对羧甲基纤维素钠收率、纯度和取代度的影响。用FTIR分光光度计测定钠- cmc官能团。木薯皮晒干后磨成50目。将木薯皮磨碎后,用10% NaOH在35℃条件下提取5 h,去除木薯皮中的木质素。再用10%醋酸和氯化钠在75℃条件下提取1 h,得到无纤维素半纤维素。采用异丙醇溶剂,在纤维素中加入10-40%的氢氧化钠,在30℃下碱化90 min。然后,加入1-5 g氯乙酸钠,在50-80℃下醚化6 h。结果表明,在20%的氢氧化钠碱化和3 g氯乙酸钠在70℃下醚化,cmc钠纯度最高,为96.20%。钠- cmc收率为22%,取代度为0.705。关键词:木薯皮,羧甲基纤维素,钠- cmc,醚化【关键词】木薯皮,羧甲基纤维素,钠- cmc,醚化【关键词】木薯皮,羧甲基纤维素,钠- cmc,醚化【关键词】木薯皮,羧甲基纤维素Tujuan penelitian ini adalah memanfaatkan selulosa dalam singkong sebagai bahan baku pembuatan natrium karboksimetil selulosa (Na-CMC), mempelajari pengaruh natrium hidroksida, natrium kloasetat serta suhu pada karakteristik Na-CMC perperolehan, kemurnian, dan derajat替代品,serta menentukan kondisi operasi optimum untuk pembuatan Na-CMC berdasarkan kemurnian Na-CMC terbesar。古古菌Na-CMC的傅里叶变换红外光谱。Mula-mula, kulit singkong dikeringkan dan dihanancurkan sehinga berukuran 50目。Kulit singkong diekstraksi dengan NaOH 10% di suhu 35°C selama 5 jam, untuk melanutkan木质素。Kulit singkong be木质素diekstrak dengan asam aset, 10%丹钠klorida dengan permanasan 750°C selama 1 jam untuk melarutkan hemiselulosa sehinga didapatkan selulosa。碱基苯丙醇10-40%苯丙醇30°C苯丙醇90°C苯丙醇1-5 g苯丙醇50-80°C苯丙醇6°C苯丙醇。Berdasarkan hasil penelitian, karakteristik Na-CMC terbaik didapatkan dari alkisasi selulosa menggunakan NaOH 20% serta eterifikasi menggunakan 3 g klorasetat pahsuhu 70°C。perolhan Na-CMC yang didapat adalah sebesar 22%, kemurnian 96,20%, derajat代谢物0,705;termasuk dalam等级kedua menurut SNI 06-3736-1995。Kata kunci: kulit singkong, karboksimetil selulosa, Na-CMC, eterifikasi
{"title":"Pemanfaatan kulit singkong sebagai bahan baku pembuatan Natrium Karbosimetil Selulosa","authors":"S. Santoso, Niko Sanjaya, Aning Ayucitra","doi":"10.5614/jtki.2012.11.3.1","DOIUrl":"https://doi.org/10.5614/jtki.2012.11.3.1","url":null,"abstract":"The use of cassava peels as raw material for Sodium Carboxymethyl Cellulose productionCassava peels are abundantly available and may be used as an lowcost cellulose source (80-85% cellulose per weight cassava peel). the study was to evaluate the effect of the concentration of sodium hydroxide, sodium chloroacetate, and temperature reaction on the sodium carboxymethyl cellulose (sodium-CMC) characteristics i.e. yield, purity, and degree of substitution in sodium-CMC preparation. Sodium-CMC functional group was determined using FTIR spectrophotometer. Cassava peels was dried and grounded to 50 mesh. Lignin was eliminated from cassava peel by extraction of grounded cassava peel with 10% NaOH at 35 °C for 5 h. Cassava peel free lignin was then re-extracted using 10% of acetic acid and sodium chloride at 75 °C for 1 h, thus cellulose free hemicellulose was obtained. Alkalization at 30 °C for 90 min was performed by adding sodium hydroxyde at 10-40% to cellulose using isopropyl alcohol solvent. Following this, etherification was conducted by adding sodium chloroacetate of 1-5 g at 50-80 °C for 6 h. As result, the highest purity of sodium-CMC (96.20%) was obtained from alkalization using 20% of sodium hydroxide and etherification using 3 g sodium chloroacetate at 70 °C. Sodium-CMC yield was 22% and degree of substitution 0.705.Keywords: cassava peel, carboxymethyl cellulose, sodium-CMC, etherification AbstrakKulit singkong merupakan sumber selulosa yang berlimpah dan murah, dengan kadar selulosa 80-85% dari berat kulit singkong. Tujuan penelitian ini adalah memanfaatkan selulosa dalam kulit singkong sebagai bahan baku pembuatan natrium karboksimetil selulosa (Na-CMC), mempelajari pengaruh natrium hidroksida, natrium kloroasetat serta suhu pada karakteristik Na-CMC seperti perolehan, kemurnian, dan derajat substitusi, serta menentukan kondisi operasi optimum untuk pembuatan Na-CMC berdasarkan kemurnian Na-CMC terbesar. Gugus fungsi Na-CMC ditentukan menggunakan Fourier Transform Infrared Spectra. Mula-mula, kulit singkong dikeringkan dan dihancurkan sehingga berukuran 50 mesh. Kulit singkong diekstraksi dengan NaOH 10% di suhu 35 °C selama 5 jam, untuk melarutkan lignin. Kulit singkong bebas lignin diekstrak dengan asam asetat 10% dan natrium klorida dengan pemanasan 750 °C selama 1 jam untuk melarutkan hemiselulosa sehingga didapatkan selulosa. Alkalisasi dilakukan dengan mereaksikan selulosa dengan NaOH 10-40% dengan pelarut isopropil alkohol pada suhu 30 °C selama 90 menit, dilanjutkan eterifikasi dengan natrium kloroasetat 1-5 g pada suhu 50-80 °C selama 6 jam. Berdasarkan hasil penelitian, karakteristik Na-CMC terbaik didapatkan dari alkalisasi selulosa menggunakan NaOH 20% serta eterifikasi menggunakan 3 g natrium kloroasetat pada suhu 70 °C. Perolehan Na-CMC yang didapat adalah sebesar 22%, kemurnian 96,20%, derajat substitusi 0,705; termasuk dalam grade kedua menurut SNI 06-3736-1995.Kata kunci: kulit singkong, karboksimetil selulosa, Na-CMC, et","PeriodicalId":138501,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Kimia Indonesia","volume":"55 3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130942355","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-10-02DOI: 10.5614/jtki.2012.11.2.6
Yosephine Allita, V. Gala, Aning Ayu Citra, Ery Susiany Retnoningtyas
The utilization of sugarcane baggase and banana peel for mixed-fiber-paper production Mixed fiber paper, also known as composite paper, is a paper made of two different fibers that aims to strengthen the paper. In this study, mixed fiber paper for packaging purposes was made by utilizing bagasse pulp and used newsprint pulp. As a binder, banana peel may be used since it contains starch and fiber. The objectives of this research were to study the effect of bagasse pulp composition and newsprint pulp, as well as to determine the mass amount of binder used in producing mixed fiber paper which has both tear resistance and tensile strength suitable for packaging paper. Mixed fiber paper was made by varying the ratio of bagasse pulp and newsprint pulp as follows: 0:100, 10:90, 30:70, 50:50, 70:30, 90:10, and 100:0. The study also carried out variation in binder concentration from banana skin flour of 15, 25, 35, 45, and 55 g/4 L. As results, mixed fiber papers produced in this study have met the requirement of Indonesia National Standard (SNI) of base paper for wrapping (SNI 14-6519-2001). Mixed fiber paper with composition of 30% bagasse pulp and 35 g/4 L banana peel binder concentration has tear resistance of 4,018 kN/m and tensile strength of 20,5 N, although the grammage of all papers is above the standard. Keywords: mixed fiber paper, bagasse pulp, banana peel binder, packaging paperAbstrakKertas serat campuran (atau kertas komposit) merupakan kertas yang terbuat dari dua jenis serat berbeda yang bertujuan untuk memperkuat kertas tersebut. Dalam penelitian ini, pulp ampas tebu dan pulp kertas koran bekas digunakan untuk membuat kertas serat campuran dengan tujuan aplikasi kertas kemasan. Sebagai binder, digunakan kulit pisang yang mengandung pati dan serat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari komposisi pulp ampas tebu dan pulp kertas koran, serta untuk mengetahui massa binder yang digunakan agar dihasilkan kertas serat campuran dengan ketahanan sobek dan kekuatan tarik yang paling sesuai untuk aplikasi kertas kemasan. Proses yang digunakan untuk membuat pulp ampas tebu adalah proses acetosolv. Kertas serat campuran dibuat dengan variasi komposisi pulp ampas tebu dan pulp kertas koran dengan perbandingan 0:100, 10:90, 30:70, 50:50, dan 70:30. Selain itu, dilakukan juga variasi konsentrasi binder kulit pisang sebanyak 15, 25, 35, 45, dan 55 g/4 L. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kertas serat campuran yang dihasilkan telah memenuhi standar kertas dasar kertas bungkus berlaminasi sesuai SNI 14-6519-2001. Kertas serat campuran yang dibuat dengan komposisi pulp ampas tebu 30% dan konsentrasi binder 35 g/4 L menghasilkan ketahanan sobek sebesar 4,018 KN/m dan kekuatan tarik sebesar 20,5 N walaupun gramatur kertas lebih besar dari standar yang ditetapkan.Kata kunci: kertas serat campuran, pulp ampas tebu, binder kulit pisang, kertas kemasan
混合纤维纸又称复合纸,是由两种不同的纤维制成的纸张,目的是增强纸张的强度。以甘蔗渣纸浆和废新闻纸纸浆为原料,制备了包装用混合纤维纸。由于香蕉皮含有淀粉和纤维,所以可以用作粘合剂。本研究的目的是研究蔗渣纸浆组成和新闻纸纸浆的影响,并确定粘合剂的质量用量,以生产出既抗撕裂又抗拉伸强度适合于包装纸的混合纤维纸。将甘蔗渣纸浆与新闻纸纸浆的比例分别调整为:0:100、10:90、30:70、50:50、70:30、90:10、100:0,制成混合纤维纸。本研究还对香蕉皮粉15、25、35、45、55 g/4 l的粘结剂浓度进行了变化。结果表明,本研究生产的混合纤维纸达到了印尼国家标准(SNI 14-6519-2001)包装原纸的要求。甘蔗渣纸浆用量为30%,香蕉皮粘结剂用量为35 g/4 L,混合纤维纸的抗撕裂性能为4018 kN/m,抗拉强度为20.5 N,但所有纸张的克重均高于标准。关键词:混合纤维纸,甘蔗渣纸浆,香蕉皮粘结剂,包装纸摘要:木质素(atau kertas komposit)木质素(merupakan kertas yang terbuat dari dua jenis serat berbeda yang bertujuan untuk)木质素(kuat kertas tersebut)。Dalam penelitian ini,纸浆ampas tebu dan纸浆kertas koran bekas digunakan untuk成员,kertas serat campuran dengan tujuan应用,kertas kemasan。Sebagai binder, digunakan kulit pisang yang mengandung pati dan serat。Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari komposisi pulp ampas tebu dan pulp kertas koran, serta untuk mengetahui massa binder yang digunakan agar dihasilkan kertas serat campuran dengan ketahanan sobek dankekuatan tarik yang paling sesuai untuk applikasi kertas kemasan。处理洋地古那坎,处理膜浆,处理阿达拉,处理丙酮。Kertas serat campuran dibuat dengan variasi komposisi pulp ampas tebu dan pulp Kertas koran dengan perbandingan 0:100, 10:90, 30:70, 50:50, dan 70:30。Selain itu, dilakukan juga variasi konsentrasi binder kulit pisang sebanyak 15,25,35,45, dan 55 g/4 . Hasil penelitian menunjukkan bahwa kertas serat campuran yang dihasilkan telah memenuhi standar kertas dasar kertas bungkus berlaminasi sesuai SNI 14-6519-2001。Kertas serat campuran yang dibuan komposisi纸浆ampas tebu 30% dan konsentrasi粘合剂35 g/4 L menghasilkan ketahanan sobek sebesar 4,018 KN/m dan kekuatan tarik sebesar 20,5 N walaupun gramatur Kertas lebih besar dari标准yang ditetapkan。Kata kunci: kertas serat campuran,纸浆ampas tebu,粘合剂kulit pisang, kertas kemasan
{"title":"Pemanfaatan ampas tebu dan kulit pisang dalam pembuatan kertas serat campuran","authors":"Yosephine Allita, V. Gala, Aning Ayu Citra, Ery Susiany Retnoningtyas","doi":"10.5614/jtki.2012.11.2.6","DOIUrl":"https://doi.org/10.5614/jtki.2012.11.2.6","url":null,"abstract":"The utilization of sugarcane baggase and banana peel for mixed-fiber-paper production Mixed fiber paper, also known as composite paper, is a paper made of two different fibers that aims to strengthen the paper. In this study, mixed fiber paper for packaging purposes was made by utilizing bagasse pulp and used newsprint pulp. As a binder, banana peel may be used since it contains starch and fiber. The objectives of this research were to study the effect of bagasse pulp composition and newsprint pulp, as well as to determine the mass amount of binder used in producing mixed fiber paper which has both tear resistance and tensile strength suitable for packaging paper. Mixed fiber paper was made by varying the ratio of bagasse pulp and newsprint pulp as follows: 0:100, 10:90, 30:70, 50:50, 70:30, 90:10, and 100:0. The study also carried out variation in binder concentration from banana skin flour of 15, 25, 35, 45, and 55 g/4 L. As results, mixed fiber papers produced in this study have met the requirement of Indonesia National Standard (SNI) of base paper for wrapping (SNI 14-6519-2001). Mixed fiber paper with composition of 30% bagasse pulp and 35 g/4 L banana peel binder concentration has tear resistance of 4,018 kN/m and tensile strength of 20,5 N, although the grammage of all papers is above the standard. Keywords: mixed fiber paper, bagasse pulp, banana peel binder, packaging paperAbstrakKertas serat campuran (atau kertas komposit) merupakan kertas yang terbuat dari dua jenis serat berbeda yang bertujuan untuk memperkuat kertas tersebut. Dalam penelitian ini, pulp ampas tebu dan pulp kertas koran bekas digunakan untuk membuat kertas serat campuran dengan tujuan aplikasi kertas kemasan. Sebagai binder, digunakan kulit pisang yang mengandung pati dan serat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari komposisi pulp ampas tebu dan pulp kertas koran, serta untuk mengetahui massa binder yang digunakan agar dihasilkan kertas serat campuran dengan ketahanan sobek dan kekuatan tarik yang paling sesuai untuk aplikasi kertas kemasan. Proses yang digunakan untuk membuat pulp ampas tebu adalah proses acetosolv. Kertas serat campuran dibuat dengan variasi komposisi pulp ampas tebu dan pulp kertas koran dengan perbandingan 0:100, 10:90, 30:70, 50:50, dan 70:30. Selain itu, dilakukan juga variasi konsentrasi binder kulit pisang sebanyak 15, 25, 35, 45, dan 55 g/4 L. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kertas serat campuran yang dihasilkan telah memenuhi standar kertas dasar kertas bungkus berlaminasi sesuai SNI 14-6519-2001. Kertas serat campuran yang dibuat dengan komposisi pulp ampas tebu 30% dan konsentrasi binder 35 g/4 L menghasilkan ketahanan sobek sebesar 4,018 KN/m dan kekuatan tarik sebesar 20,5 N walaupun gramatur kertas lebih besar dari standar yang ditetapkan.Kata kunci: kertas serat campuran, pulp ampas tebu, binder kulit pisang, kertas kemasan","PeriodicalId":138501,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Kimia Indonesia","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114899148","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Utilization of nanofiltration membrane for high valence ion and organic compound removing from high salinized water source.The influence of solvent selection to membrane morphology for cellulose acetate nanofiltration membrane preparation in mass transfer of a multistage reverse osmosis process is studied. Membrane is prepared via precipitation immersion technique. The polymer used in this study is cellulose acetate (CA) with a concentration of 25 %-w. The feed concentration of univalent ion solution (NaCl) is varied between 2000-16.000 mg/L. The operating pressure is adjusted such that the operating pressure is three times of the osmotic pressure of NaCl solution. The concentration of bivalent ion (CaCl2), trivalent ion (FeCl3), and organic substance (glucose) are 200 mg/L, 50 mg/L, and 100 mg/L, respectively. The morphology of the membrane is characterized using Scanning Electron Microscopy (SEM). Membrane CA-01 (CA/DMF/Water) is a nanofiltration membrane with a thinner active layer and a more porous support layer than membrane CA-02 (CA/Aceton/Watter) which is categorized as a reverse osmosis membrane. A reduced feed concentration (at a fixed operating pressure) gives an elevated flux however the rejection is decreased. Meanwhile, an elevated operating pressure (at a fixed feed concentration) gives an elevated flux and rejection. Membrane CA-01 has met the requirement as a nanofiltration membrane since it gives 66 % rejection for NaCl at 20 Bar. At the same operating pressure, membrane CA-01 gives rejection for CaCl2, FeCl3, and glucose of 80.45%, 82.14%, and 83.42%, respectively.Keywords: Cellulose Acetate, Membrane, Multistage, Nanotiltration, Reverse Osmosis, Saline WaterAbstrakPenelitian ini dilakukan untuk mempelajari pengaruh jenis pelarut dalam pembuatan membran nanofiltrasi dari polimer selulosa asetat terhadap struktur morfologi membran dalam peristiwa perpindahan massa pada proses pemisalan osmosis balik multitahap. Teknik pembuatan membran yang digunakan adalah presipitasi imersi. Polimer membran yang digunakan adalah seulosa asetat (CA) pada konsentrasi 25 %-berat. Umpan yang digunakan adalah larutan ion valensi satu (NaCl) dengan variasi konsentrasi antara 2000 hingga 16.000 mg/L. Tekanan operasi diatur sedemikian rupa sehingga nilai rekanan operasi adalah sekitar tiga kali tekanan osmotik larutan NaCl. Percobaan juga dilakukan untuk umpan larutan ion valensi dua (CaCl2), ion valensi tiga (FeCl3), dan senyawa organik (glukosa) dengan konsentrasi, berturut-turut, adalah 200 mg/L, 50 mg/L, dan 100 mg/L. Struktur morfologi membran diuji menggunakan metoda Scanning Electron Microscopy (SEM). Membran CA-01 (CA/DMF/Air) merupakan membran nanofiltrasi dengan lapisan aktif yang lebih tipis dan ukuran pori lapisan penyangga yang lebih besar daripada membran CA-02 (CA/Aseton/Air), yang termasuk ke dalam membran osmosis balik. Penurunan konsentrasi umpan pada tekanan operasi yang tetap memberikan nilai fluks yang meningkat, namun memberikan
纳滤膜去除高盐水源中高价离子和有机物的研究。研究了多级反渗透传质工艺中溶剂选择对制备醋酸纤维素纳滤膜膜形态的影响。采用沉淀浸没法制备膜。本研究中使用的聚合物是浓度为25% -w的醋酸纤维素(CA)。一价离子溶液(NaCl)的进料浓度在2000 ~ 16.000 mg/L之间变化。调整操作压力,使操作压力为NaCl溶液渗透压的3倍。二价离子(CaCl2)、三价离子(FeCl3)、有机物(葡萄糖)的浓度分别为200mg /L、50mg /L、100mg /L。利用扫描电子显微镜(SEM)对膜的形貌进行了表征。CA-01膜(CA/DMF/Water)是一种活性层比CA-02膜(CA/Aceton/ Water)更薄、支撑层更多孔的纳滤膜,属于反渗透膜。降低进料浓度(在固定的操作压力下)使通量升高,但排出量降低。同时,提高操作压力(在固定进料浓度下)会提高通量和排阻。CA-01膜对20bar NaCl的去除率为66%,满足纳滤膜的要求。在相同的操作压力下,CA-01膜对CaCl2、FeCl3和葡萄糖的去除率分别为80.45%、82.14%和83.42%。关键词:醋酸纤维素,膜,多级,纳米渗滤,反渗透,盐水摘要:penelitian ini dilakukan untuk mempelajari pengaruh jenis pelarut dalam pembuatan膜纳米滤膜聚合物selulosa asethadap结构形态膜dalam peristiwa perpindahan massa paada处理中间层渗透balik multitahap。国会议员杨迪古纳坎是国会主席。高分子膜yang digunakan adalah selosa asetat (CA) padadonsentrasi 25% -berat。[3] [2] [3] [3] [1] [2] [1] [2] [1] [1] [1] [1] [4]Tekanan operatatatatur sedemikian rupa sehinga nilai rekanan operatasadalah sekitar tiga kali Tekanan osmotitik larutan NaCl。Percobaan juga dilakukan untuk umpan larutan ion valensi dua (CaCl2), ion valensi tiga (FeCl3), dan senyawa organik (glukosa) dengan konsentrasi, berturut-turut, adalah 200mg /L, 50mg /L, dan 100mg /L。构造形态学膜。扫描电镜。膜CA-01 (CA/DMF/Air) merupakan膜纳米滤膜dengan lapisan aktif yang lebih tipis danukuran pori lapisan penyangga yang lebih besar daripada膜CA-02 (CA/Aseton/Air), yang termasuk ke dalam膜渗透滤膜。Penurunan konsentrasi umpan pada tekanan operasi yang tetap memberikan nilai fluks yang menmenkat, namun memberikan nilai rejeksi yang menurun。Sementara itu, peningkatan tekanan operasaspada konsentrasasumpan yang tekanan memberikan nilai fluks和rejeksi yang meningkat。膜CA-01、膜、膜、膜、膜、膜、膜、膜、膜、膜、膜、膜、膜、膜、膜、膜、膜、膜、膜、膜、膜、膜、膜、膜、膜、膜、膜、膜、膜、膜、膜、膜、膜、膜、膜、膜。Pada tekanan yang sama member CA-01 memberkan nilai rejeksi untuk CaCl2, FeCl3, dan glukosa berturut-turut sebesar 80,45%, 82,14%, dan 83,42%。Kata Kunci:空气盐碱厂Tinggi,膜,Multitahap,纳米滤膜,渗透Balik, Selulosa Asetat。
{"title":"Membran nonofiltrasi untuk penghilangan ion valensi tinggi dan senyawa organik dari sumber air salinitas tinggi","authors":"Iman Ciptaraharja, V. S. Praptowidodo","doi":"10.5614/JTKI.2006.5.3.3","DOIUrl":"https://doi.org/10.5614/JTKI.2006.5.3.3","url":null,"abstract":"Utilization of nanofiltration membrane for high valence ion and organic compound removing from high salinized water source.The influence of solvent selection to membrane morphology for cellulose acetate nanofiltration membrane preparation in mass transfer of a multistage reverse osmosis process is studied. Membrane is prepared via precipitation immersion technique. The polymer used in this study is cellulose acetate (CA) with a concentration of 25 %-w. The feed concentration of univalent ion solution (NaCl) is varied between 2000-16.000 mg/L. The operating pressure is adjusted such that the operating pressure is three times of the osmotic pressure of NaCl solution. The concentration of bivalent ion (CaCl2), trivalent ion (FeCl3), and organic substance (glucose) are 200 mg/L, 50 mg/L, and 100 mg/L, respectively. The morphology of the membrane is characterized using Scanning Electron Microscopy (SEM). Membrane CA-01 (CA/DMF/Water) is a nanofiltration membrane with a thinner active layer and a more porous support layer than membrane CA-02 (CA/Aceton/Watter) which is categorized as a reverse osmosis membrane. A reduced feed concentration (at a fixed operating pressure) gives an elevated flux however the rejection is decreased. Meanwhile, an elevated operating pressure (at a fixed feed concentration) gives an elevated flux and rejection. Membrane CA-01 has met the requirement as a nanofiltration membrane since it gives 66 % rejection for NaCl at 20 Bar. At the same operating pressure, membrane CA-01 gives rejection for CaCl2, FeCl3, and glucose of 80.45%, 82.14%, and 83.42%, respectively.Keywords: Cellulose Acetate, Membrane, Multistage, Nanotiltration, Reverse Osmosis, Saline WaterAbstrakPenelitian ini dilakukan untuk mempelajari pengaruh jenis pelarut dalam pembuatan membran nanofiltrasi dari polimer selulosa asetat terhadap struktur morfologi membran dalam peristiwa perpindahan massa pada proses pemisalan osmosis balik multitahap. Teknik pembuatan membran yang digunakan adalah presipitasi imersi. Polimer membran yang digunakan adalah seulosa asetat (CA) pada konsentrasi 25 %-berat. Umpan yang digunakan adalah larutan ion valensi satu (NaCl) dengan variasi konsentrasi antara 2000 hingga 16.000 mg/L. Tekanan operasi diatur sedemikian rupa sehingga nilai rekanan operasi adalah sekitar tiga kali tekanan osmotik larutan NaCl. Percobaan juga dilakukan untuk umpan larutan ion valensi dua (CaCl2), ion valensi tiga (FeCl3), dan senyawa organik (glukosa) dengan konsentrasi, berturut-turut, adalah 200 mg/L, 50 mg/L, dan 100 mg/L. Struktur morfologi membran diuji menggunakan metoda Scanning Electron Microscopy (SEM). Membran CA-01 (CA/DMF/Air) merupakan membran nanofiltrasi dengan lapisan aktif yang lebih tipis dan ukuran pori lapisan penyangga yang lebih besar daripada membran CA-02 (CA/Aseton/Air), yang termasuk ke dalam membran osmosis balik. Penurunan konsentrasi umpan pada tekanan operasi yang tetap memberikan nilai fluks yang meningkat, namun memberikan","PeriodicalId":138501,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Kimia Indonesia","volume":"72 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116724420","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
I. Noezar, V. S. Praptowidodo, R. Nugraheni, M. H. Nasution
The objective of this research is to learn and to make the biodegradable polymer, Poly(lactic acid), from lactic acid by condensation polymerization without catalyst. Poly(lactic acid) that will be produced in this research should have the molecular weight between 3000-5000 grams/mole. The scopes of this research are the_purification of lactic acid, purity analysis, polymerization reaction, and polymer's characteristic analysis. The method of lactic acid purification is distillation in nitrogen atmosphere. Polymerization reaction which is used in this research is the condensation polymerization without catalyst. The polymer's characteristics that will be analyzed are molecular weight and degradation time Molecular weight is analyzed by viscosimetry method and Gel Permeation Chromatography. Degradation time is analyzed by landfill method Based on this research, purification of D,L-lactic acid (91%-weight) reaches 98%-weight and for L-lactic acid (93%-weight) reaches 96%-berat. Molecular weight of D,L-lactic acid between 450-3600 grams/mole and L-lactic acid between 4200-8500 grams/mole. The degradation time of polymer is 5 weeks.Keywords: Poly(lactic acid), polymer, biodegradable AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mempelajari dan mensintesis biodegradable polymer, Poly(lactic acid) dari asam laktat melalui reaksi polimerisasi kondensasi tanpa katalis. Poly(lactic acid) yang dihasilkan dalam penelitian ini diharapkan memiliki berat molekul antara 3000-5000 gram/mol. Ruang lingkup penelitian meliputi pemurnian asam laktat, analisa kemurnian asam laktat, reaksi polimerisasi kondensasi dan karakterisasi polimer. Pemurnian asam laktat dilakukan melalui distilasi pada atmosfer nitrogen dan tekanan 1 atmosfer. Reaksi polimerisasi dilakukan melalui polimerisasi kondensasi tanpa katalis dengan variasi waktu reaksi pengadukan mekanik dan laju pemanasan. Karakteristik polimer yang dianalisis adalah berat molekul dan waktu degradasi. Berat molekul dianalisis dengan metode GPC (Gel Permeation Chromatography) dan viskosimetri. Degradasi polimer dilakukan secara landfill. Berdasarkan hasil percobaan, pemurnian asam laktat untuk monomer D,L-Lacticacid (91%-berat) mencapai 98%-berat sedangkan untuk monomer L-Lactic acid (93%-berat) mencapai 96%-berat. Berat molekul yang dihasilkan untuk monomer D,L-Lactic acid adalah 450 - 3600 gram/mol sedangkan untuk monomer L-Lactic acid adalah 4200- 8500 gram/mol. Waktu degradasi polimer secara landfill adalah 5 minggu.Kata kunci : Poly(lactic acid), polimer, biodegradable
本研究的目的是学习和制备生物可降解聚合物,聚乳酸,由乳酸缩聚无催化剂。本研究将生产的聚乳酸的分子量应在3000-5000克/摩尔之间。本研究的范围是乳酸的纯化、纯度分析、聚合反应和聚合物的特性分析。乳酸提纯的方法是在氮气气氛中蒸馏。本研究采用的聚合反应是无催化剂的缩聚反应。聚合物的特性是分子量和降解时间。分子量的分析采用粘度法和凝胶渗透色谱法。采用填埋法对降解时间进行了分析。在本研究的基础上,D, l -乳酸(91%重量)的净化达到98%重量,l -乳酸(93%重量)的净化达到96%重量。D, l -乳酸的分子量在450-3600克/摩尔之间,l -乳酸的分子量在4200-8500克/摩尔之间。聚合物降解时间为5周。关键词:聚乳酸,聚合物,可生物降解abstract: penelitian ini bertujuan untuk mempelajari danmensinensis可生物降解聚合物,聚乳酸,dari asam laktat melalui reaksi polerisasi kondensasi tanpa katalis。聚(乳酸)洋迪哈希坎达拉姆penelitian尼迪哈希坎memoriliki berat分子antara 3000-5000克/mol。Ruang lingup penelitian melputi pemurnian asam lakat, analisa kemurnian asam lakat, reaksi polimisasi kondensasi dan karakterisasi polymer。Pemurnian asam laktat dilakukan melalui distilasi pada atmosphere氮和tekanan 1 atmosphere。我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。Karakteristik聚合物阳电分析与分子降解的关系。凝胶渗透色谱法(GPC)和粘度计。可降解聚合物的研究。Berdasarkan hasil percobaan, pemurnian asam laktatuntuk单体D, l -乳酸(91%-berat)门限98%-berat sedangkan untuk单体l -乳酸(93%-berat)门限96%-berat。Berat分子yang dihasilkan untuk单体D, l -乳酸adalah 450 - 3600克/mol sedangkan untuk单体l -乳酸adalah 4200- 8500克/mol。Waktu降解聚合物secara填埋adalah 5 minggu。Kata kunci:聚乳酸,聚合物,可生物降解
{"title":"Biodegradable polymer dari asam laktat","authors":"I. Noezar, V. S. Praptowidodo, R. Nugraheni, M. H. Nasution","doi":"10.5614/jtki.2007.6.2.5","DOIUrl":"https://doi.org/10.5614/jtki.2007.6.2.5","url":null,"abstract":"The objective of this research is to learn and to make the biodegradable polymer, Poly(lactic acid), from lactic acid by condensation polymerization without catalyst. Poly(lactic acid) that will be produced in this research should have the molecular weight between 3000-5000 grams/mole. The scopes of this research are the_purification of lactic acid, purity analysis, polymerization reaction, and polymer's characteristic analysis. The method of lactic acid purification is distillation in nitrogen atmosphere. Polymerization reaction which is used in this research is the condensation polymerization without catalyst. The polymer's characteristics that will be analyzed are molecular weight and degradation time Molecular weight is analyzed by viscosimetry method and Gel Permeation Chromatography. Degradation time is analyzed by landfill method Based on this research, purification of D,L-lactic acid (91%-weight) reaches 98%-weight and for L-lactic acid (93%-weight) reaches 96%-berat. Molecular weight of D,L-lactic acid between 450-3600 grams/mole and L-lactic acid between 4200-8500 grams/mole. The degradation time of polymer is 5 weeks.Keywords: Poly(lactic acid), polymer, biodegradable AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mempelajari dan mensintesis biodegradable polymer, Poly(lactic acid) dari asam laktat melalui reaksi polimerisasi kondensasi tanpa katalis. Poly(lactic acid) yang dihasilkan dalam penelitian ini diharapkan memiliki berat molekul antara 3000-5000 gram/mol. Ruang lingkup penelitian meliputi pemurnian asam laktat, analisa kemurnian asam laktat, reaksi polimerisasi kondensasi dan karakterisasi polimer. Pemurnian asam laktat dilakukan melalui distilasi pada atmosfer nitrogen dan tekanan 1 atmosfer. Reaksi polimerisasi dilakukan melalui polimerisasi kondensasi tanpa katalis dengan variasi waktu reaksi pengadukan mekanik dan laju pemanasan. Karakteristik polimer yang dianalisis adalah berat molekul dan waktu degradasi. Berat molekul dianalisis dengan metode GPC (Gel Permeation Chromatography) dan viskosimetri. Degradasi polimer dilakukan secara landfill. Berdasarkan hasil percobaan, pemurnian asam laktat untuk monomer D,L-Lacticacid (91%-berat) mencapai 98%-berat sedangkan untuk monomer L-Lactic acid (93%-berat) mencapai 96%-berat. Berat molekul yang dihasilkan untuk monomer D,L-Lactic acid adalah 450 - 3600 gram/mol sedangkan untuk monomer L-Lactic acid adalah 4200- 8500 gram/mol. Waktu degradasi polimer secara landfill adalah 5 minggu.Kata kunci : Poly(lactic acid), polimer, biodegradable","PeriodicalId":138501,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Kimia Indonesia","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128689607","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}