Pemerintah Daerah (Pemda) menganggarkan pembangunan jalan pada Belanja Modal Jalan Irigasi dan Jaringan setiap tahunnya. Belanja modal merupakan salah satu porsi terbesar dalam APBD suatu daerah. BPK selaku Lembaga tinggi yang bertindak sebagai auditor eksternal pemerintah bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara, salah satu pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan atas belanja modal jalan. Pemeriksaan belanja modal jalan pada Kabupaten MS dan PS dilakukan pada 12 paket pekerjaan jalan dengan total belanja sebesar Rp39.963.570.500,00. Pemeriksaan dilakukan pada item pekerjaan Laston AC-WC, Laston AC-BC, Lapis Pondasi Agregat A (LPA A), dan Pasangan Batu Talud. Pemeriksaan dilakukan dengan menguji volume dan spesifikasi item pekerjaan berdasarkan kontrak. Hasil pengujian item pekerjaan Laston AC-WC dan AC-BC pada 12 paket pekerjaan menunjukkan pekerjaan ketebalan Laston AC-WC berkisar antara 1,45 - 4,00cm dengan kepadatan 85% - 101,75% dan ketebalan Laston AC-BC berkisar antara 2,86 – 5,56 cm dengan kepadatan 88,65% - 102,17%. Hasil tersebut menunjukkan hanya 21,05% ketebalan Laston AC-WC dan 5,26% kepadatan dari total benda uji Laston AC-WC yang tercapai atau sesuai kontrak, sedangkan untuk Laston AC-BC semua benda uji tidak memenuhi ketebalan kontrak dan hanya 5,41% kepadatan yang sesuai kontrak. Hasil pengujian volume LPA A pada 4 paket pekerjaan menunjukkan Volume yang terpasang di lapangan hanya 54,92% - 80,96% dari volume kontrak. Hasil pengujian pasangan batu talud pada 4 paket pekerjaan menunjukkan volume yang terpasang hanya 71,25% - 87,55% dari volume kontrak ataupun volume yang dibayarkan. Selain itu terdapat permasalahan kerusakan jalan yang baru diserahterimakan seperti keretakan, amblas, bergelombang, dan berlubang Lemahnya tingkat pengawasan yang dilakukan oleh PPK, Pengawas Lapangan, dan Tim PHO menyebabkan permasalahan kurang volume sering terjadi, Selain itu permasalahan ini terjadi karena ketidak jujuran dari penyedia jasa yang hanya mengejar keuntungan tanpa bertanggungjawab atas pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Permasalahan tersebut menyebabkan kelebihan pembayaran kepada penyedia jasa konstruksi sebesar Rp6.141.076.413,70 dan berkurangnya masa manfaat jalan yang disebabkan oleh kekurangan volume dan ketidak sesuaian spesifikasi pembangunan jalan.
{"title":"Pekerjaan Kurang Volume Dan Tidak Sesuai Spesifikasi Kontrak Pada Belanja Modal Jalan di Kabupaten MS dan Kabupaten PS di Provinsi LM","authors":"Apriansyah KM, Dikpride Despa, Ratna Widyawati","doi":"10.23960/snip.v3i2.437","DOIUrl":"https://doi.org/10.23960/snip.v3i2.437","url":null,"abstract":"Pemerintah Daerah (Pemda) menganggarkan pembangunan jalan pada Belanja Modal Jalan Irigasi dan Jaringan setiap tahunnya. Belanja modal merupakan salah satu porsi terbesar dalam APBD suatu daerah. BPK selaku Lembaga tinggi yang bertindak sebagai auditor eksternal pemerintah bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara, salah satu pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan atas belanja modal jalan. Pemeriksaan belanja modal jalan pada Kabupaten MS dan PS dilakukan pada 12 paket pekerjaan jalan dengan total belanja sebesar Rp39.963.570.500,00. Pemeriksaan dilakukan pada item pekerjaan Laston AC-WC, Laston AC-BC, Lapis Pondasi Agregat A (LPA A), dan Pasangan Batu Talud. Pemeriksaan dilakukan dengan menguji volume dan spesifikasi item pekerjaan berdasarkan kontrak. Hasil pengujian item pekerjaan Laston AC-WC dan AC-BC pada 12 paket pekerjaan menunjukkan pekerjaan ketebalan Laston AC-WC berkisar antara 1,45 - 4,00cm dengan kepadatan 85% - 101,75% dan ketebalan Laston AC-BC berkisar antara 2,86 – 5,56 cm dengan kepadatan 88,65% - 102,17%. Hasil tersebut menunjukkan hanya 21,05% ketebalan Laston AC-WC dan 5,26% kepadatan dari total benda uji Laston AC-WC yang tercapai atau sesuai kontrak, sedangkan untuk Laston AC-BC semua benda uji tidak memenuhi ketebalan kontrak dan hanya 5,41% kepadatan yang sesuai kontrak. Hasil pengujian volume LPA A pada 4 paket pekerjaan menunjukkan Volume yang terpasang di lapangan hanya 54,92% - 80,96% dari volume kontrak. Hasil pengujian pasangan batu talud pada 4 paket pekerjaan menunjukkan volume yang terpasang hanya 71,25% - 87,55% dari volume kontrak ataupun volume yang dibayarkan. Selain itu terdapat permasalahan kerusakan jalan yang baru diserahterimakan seperti keretakan, amblas, bergelombang, dan berlubang Lemahnya tingkat pengawasan yang dilakukan oleh PPK, Pengawas Lapangan, dan Tim PHO menyebabkan permasalahan kurang volume sering terjadi, Selain itu permasalahan ini terjadi karena ketidak jujuran dari penyedia jasa yang hanya mengejar keuntungan tanpa bertanggungjawab atas pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Permasalahan tersebut menyebabkan kelebihan pembayaran kepada penyedia jasa konstruksi sebesar Rp6.141.076.413,70 dan berkurangnya masa manfaat jalan yang disebabkan oleh kekurangan volume dan ketidak sesuaian spesifikasi pembangunan jalan.","PeriodicalId":21736,"journal":{"name":"Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135942943","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kereta api Rajabasa memiliki harga tiket lebih tinggi dibandingkan kereta api lain, dikarenakan kereta api Rajabasa memiliki perjalanan lebih jauh dibandingkan dengan kereta api lainnya pada stasiun pemberhentian terakhir di stasiun Kertapati. Tujuan penelitian mengevaluasi kinerja operasional kereta api Rajabasa jurusan Tanjungkarang -Kotabumi. Analisis penelitian menggunakan metode Importance Performance Analysis (IPA). Dari hasil diperoleh load factor rata – rata tahun 2018 sebesar 0,864 dan tahun 2019 sebesar 0,869. Waktu tempuh rute Tanjungkarang – Kotabumi adalah 81 menit dan waktu tempuh dengan rute sebaliknya adalah 89 menit. Waktu henti rute Tanjungkarang – Kotabumi maupun rute sebaliknya memenuhi standar yaitu 2 – 10 menit. Persentase keandalan tahun 2018 dan 2019 rute Tanjungkarang – Kotabumi berkisar antara 94% – 100%. Kinerja pelayanan pada kereta api Rajabasa memiliki tingkat kesesuaian antara tingkat kinerja serta tingkat pelayanan, rata – rata perolehan secara onboard dan online sebesar 97,27% dan 96,56%.
{"title":"EVALUASI KINERJA OPERASIONAL ANGKUTAN KERETA API RAJABASA JURUSAN TANJUNGKARANG – KOTABUMI","authors":"Meutia Nadia Karunia, Abi Berkah Nadi, Deta Deta","doi":"10.23960/snip.v3i2.520","DOIUrl":"https://doi.org/10.23960/snip.v3i2.520","url":null,"abstract":"Kereta api Rajabasa memiliki harga tiket lebih tinggi dibandingkan kereta api lain, dikarenakan kereta api Rajabasa memiliki perjalanan lebih jauh dibandingkan dengan kereta api lainnya pada stasiun pemberhentian terakhir di stasiun Kertapati. Tujuan penelitian mengevaluasi kinerja operasional kereta api Rajabasa jurusan Tanjungkarang -Kotabumi. Analisis penelitian menggunakan metode Importance Performance Analysis (IPA). Dari hasil diperoleh load factor rata – rata tahun 2018 sebesar 0,864 dan tahun 2019 sebesar 0,869. Waktu tempuh rute Tanjungkarang – Kotabumi adalah 81 menit dan waktu tempuh dengan rute sebaliknya adalah 89 menit. Waktu henti rute Tanjungkarang – Kotabumi maupun rute sebaliknya memenuhi standar yaitu 2 – 10 menit. Persentase keandalan tahun 2018 dan 2019 rute Tanjungkarang – Kotabumi berkisar antara 94% – 100%. Kinerja pelayanan pada kereta api Rajabasa memiliki tingkat kesesuaian antara tingkat kinerja serta tingkat pelayanan, rata – rata perolehan secara onboard dan online sebesar 97,27% dan 96,56%.","PeriodicalId":21736,"journal":{"name":"Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP)","volume":"46 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135943556","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji situasi aset jaringan irigasi, menganalisis kinerja jaringan irigasi, dan untuk merumuskan alternatif kebijakan penanganan kerusakan jaringan yang terjadi di daerah irigasi Kepayang Kecamatan Lempuing. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kombinasi kualitatif kuantitatif berbasis Elektronik Pengelolaan Aset dan Kinerja Sistem Irigasi (EPAKSI). Pengambilan data dilakukan dengan survei berbasis EPAKSI sepanjang jaringan irigasi primer sampai sekunder melalui tahap survei PAI dan IKSI. Data PAI menunjukkan situasi jaringan irigasi Kepayang Kecamatan Lempuing memiliki aset irigasi sebanyak 39 bangunan irigasi dan 2 ruas saluran primer serta 17 ruas saluran sekunder dengan tipikal yang berbeda di setiap ruas. Sedangkan hasil analisis data IKSI menunjukkan kinerja jaringan irigasi Kepayang Kecamatan Lempuing secara kualitatif berada pada kondisi ‘jelek’ dengan tingkat kerusakan ‘rusak berat’, dan secara kuantitatif memiliki indeks kinerja dibawah 40% yaitu sebesar 16,68% terhadap indikator prasarana fisik atau sebesar 37,07% terhadap keseluruhan indikator utama fisik dan non fisik sistem irigasi. Berdasarkan kondisi tersebut dirumuskan alternatif kebijakan penanganan kerusakan jaringan irigasi Kepayang Kecamatan Lempuing yaitu berupa pemeliharaan berkala yang bersifat perbaikan berat dan penggantian aset. Penanganan kerusakan sistem irigasi merupakan perwujudan dari pembangunan berkelanjutan yaitu untuk mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan nutrisi yang lebih baik serta mendukung pertanian berkelanjutan.
{"title":"IDENTIFIKASI KETIDAKSESUAIAN PENGGUNAAN LAHAN DI KAWASAN PERMUKIMAN PADA KECAMATAN CIPUTAT DAN PONDOK AREN KOTA TANGERANG SELATAN","authors":"JHONI IRAWAN,ST, Dikpride Despa, Mardiana Mardiana","doi":"10.23960/snip.v3i2.526","DOIUrl":"https://doi.org/10.23960/snip.v3i2.526","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji situasi aset jaringan irigasi, menganalisis kinerja jaringan irigasi, dan untuk merumuskan alternatif kebijakan penanganan kerusakan jaringan yang terjadi di daerah irigasi Kepayang Kecamatan Lempuing. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kombinasi kualitatif kuantitatif berbasis Elektronik Pengelolaan Aset dan Kinerja Sistem Irigasi (EPAKSI). Pengambilan data dilakukan dengan survei berbasis EPAKSI sepanjang jaringan irigasi primer sampai sekunder melalui tahap survei PAI dan IKSI. Data PAI menunjukkan situasi jaringan irigasi Kepayang Kecamatan Lempuing memiliki aset irigasi sebanyak 39 bangunan irigasi dan 2 ruas saluran primer serta 17 ruas saluran sekunder dengan tipikal yang berbeda di setiap ruas. Sedangkan hasil analisis data IKSI menunjukkan kinerja jaringan irigasi Kepayang Kecamatan Lempuing secara kualitatif berada pada kondisi ‘jelek’ dengan tingkat kerusakan ‘rusak berat’, dan secara kuantitatif memiliki indeks kinerja dibawah 40% yaitu sebesar 16,68% terhadap indikator prasarana fisik atau sebesar 37,07% terhadap keseluruhan indikator utama fisik dan non fisik sistem irigasi. Berdasarkan kondisi tersebut dirumuskan alternatif kebijakan penanganan kerusakan jaringan irigasi Kepayang Kecamatan Lempuing yaitu berupa pemeliharaan berkala yang bersifat perbaikan berat dan penggantian aset. Penanganan kerusakan sistem irigasi merupakan perwujudan dari pembangunan berkelanjutan yaitu untuk mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan nutrisi yang lebih baik serta mendukung pertanian berkelanjutan.","PeriodicalId":21736,"journal":{"name":"Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP)","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135943559","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Gedung Samsat Rajabasa Kota Bandar Lampung merupakan salah satu gedung pelayanan umum yang ada di Kota Bandar Lampung. Memasuki umur bangunan lebih dari sepuluh tahun, terlihat retakan-retakan yang mengkhawatirkan pada sambungan balok – kolom juga retakan yang ada di hampir semua bagian dinding bangunan baik itu dilantai satu maupun di lantai dua. Adanya retakan yang terihat jelas ini, mengakibatkan ketidaknyamanan bagi para pemakai bangunan baik itu Pegawai Pemerintah Daerah ataupun Masyarakat yang sesekali datang untuk melakukan pembayaran registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor.
Tujuan Penelitain ini adalah : (1) Mengetahui Jenis kerusakan yang terjadi Pada Gedung Samsat Rajabasa; (2) Mengetahui Kuat Tekan Beton Gedung Samsat Rajabasa, (3) Mengetahui Kedalaman Tanah Keras di Sekitar Bangunan Gedung Samsat Rajabasa.
Berdasarkan Pengamatan langsung di lapangan, Pengujian Hammer Test dan Pengujian Sondir yang dilakukan didapat kesimpulan bahwa nilai kuat tekan (fc’) beton struktur eksisting gedung kurang dari nilai kuat tekan beston struktur yang disyaratkan oleh SNI dalam Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung Standar Nasional Indonesia
{"title":"ANALISIS KEKUATAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG SAMSAT RAJABASA","authors":"Ria Oktaviani Sinia, Ratna Widyawati, Muh Sarkowi","doi":"10.23960/snip.v3i2.459","DOIUrl":"https://doi.org/10.23960/snip.v3i2.459","url":null,"abstract":"Gedung Samsat Rajabasa Kota Bandar Lampung merupakan salah satu gedung pelayanan umum yang ada di Kota Bandar Lampung. Memasuki umur bangunan lebih dari sepuluh tahun, terlihat retakan-retakan yang mengkhawatirkan pada sambungan balok – kolom juga retakan yang ada di hampir semua bagian dinding bangunan baik itu dilantai satu maupun di lantai dua. Adanya retakan yang terihat jelas ini, mengakibatkan ketidaknyamanan bagi para pemakai bangunan baik itu Pegawai Pemerintah Daerah ataupun Masyarakat yang sesekali datang untuk melakukan pembayaran registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor.
 Tujuan Penelitain ini adalah : (1) Mengetahui Jenis kerusakan yang terjadi Pada Gedung Samsat Rajabasa; (2) Mengetahui Kuat Tekan Beton Gedung Samsat Rajabasa, (3) Mengetahui Kedalaman Tanah Keras di Sekitar Bangunan Gedung Samsat Rajabasa.
 Berdasarkan Pengamatan langsung di lapangan, Pengujian Hammer Test dan Pengujian Sondir yang dilakukan didapat kesimpulan bahwa nilai kuat tekan (fc’) beton struktur eksisting gedung kurang dari nilai kuat tekan beston struktur yang disyaratkan oleh SNI dalam Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung Standar Nasional Indonesia","PeriodicalId":21736,"journal":{"name":"Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP)","volume":"215 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135943823","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Wilayah Pesisir merupakan wilayah dinamis yang menjadi wilayah pertemuan dua ekosistem besar yaitu ekosistem laut dan ekosistem darat. Budidaya tambak merupakan potensi di wilayah pesisir pantai timur yang ada di Kabupaten Ogan Komering Ilir.Untuk mengoptimalisasikan tambak ikan dan udang di pesisir pantai timur Kabupaten Ogan Komering Ilir, maka perlu dilakukan pemetaan lahan terhadap lokasi pesisir sebagai kawasan budidaya tambak. Seiring perubahan cuaca yang tak menentu, ketersediaan lahan tambak pasti mengalami perubahan yang dikarenakan beberapa faktor yang mempengaruhi seperti tinggi nya air laut saat pasang, pengalihan fungsi lahan tambak dan faktor lain yang disebabkan oleh alam maupun manusia. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengukur langsung ke lapangan dan wawancara dengan pemilik lahan tambak. Data lapangan yang diperoleh tersebut kemudian diolah menggunakan software ArcGIS 10.8 sehingga dihasilkan suatu peta dasar tematik selanjutnya dapat dilakukan analisis kesesuaian lahan tambak berdasarkan parameter karakteristik lahan dan kesesuaian lahan. Hasil dalam penelitian ini yaitu adanya sebaran tambak di Kecamatan Sungai Menang dan Analisis kesesuaian lahan
{"title":"Studi Kawasan Tambak Di Pesisir Pantai Timur Kecamatan Sungai Menang Kabupaten Ogan Komering Ilir","authors":"Eko Wahid Apriansyah, Herry Wardono, Armijon Armijon","doi":"10.23960/snip.v3i2.496","DOIUrl":"https://doi.org/10.23960/snip.v3i2.496","url":null,"abstract":"Wilayah Pesisir merupakan wilayah dinamis yang menjadi wilayah pertemuan dua ekosistem besar yaitu ekosistem laut dan ekosistem darat. Budidaya tambak merupakan potensi di wilayah pesisir pantai timur yang ada di Kabupaten Ogan Komering Ilir.Untuk mengoptimalisasikan tambak ikan dan udang di pesisir pantai timur Kabupaten Ogan Komering Ilir, maka perlu dilakukan pemetaan lahan terhadap lokasi pesisir sebagai kawasan budidaya tambak. Seiring perubahan cuaca yang tak menentu, ketersediaan lahan tambak pasti mengalami perubahan yang dikarenakan beberapa faktor yang mempengaruhi seperti tinggi nya air laut saat pasang, pengalihan fungsi lahan tambak dan faktor lain yang disebabkan oleh alam maupun manusia. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengukur langsung ke lapangan dan wawancara dengan pemilik lahan tambak. Data lapangan yang diperoleh tersebut kemudian diolah menggunakan software ArcGIS 10.8 sehingga dihasilkan suatu peta dasar tematik selanjutnya dapat dilakukan analisis kesesuaian lahan tambak berdasarkan parameter karakteristik lahan dan kesesuaian lahan. Hasil dalam penelitian ini yaitu adanya sebaran tambak di Kecamatan Sungai Menang dan Analisis kesesuaian lahan","PeriodicalId":21736,"journal":{"name":"Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP)","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135943825","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Irigasi rawa adalah usaha penyediaan, pengaturan dan pembangunan air melalui jaringan irigasi rawa pada Kawasan budidaya pertanian. Irigasi rawa dapat perfungsi dengan baik jika dilakukannya Operasi dan Pemeliharaan yang baik dan benar. Dimana Operasi dan Pemeliharaan ini didasarkan atas kebutuhan faktual yang dapat meningkatkan fungsi sarana dan prasarana irigasi tersebut. Penilaian kinerja dan Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan (AKNOP) adalah kegiatan dimana untuk mengetahui Indeks kinerja dan Biaya Operasi dan Pemeliharaan yang diperlukan. Oleh karena itu kegiatan Penilaian Kinerja dan AKNOP Perlu dilakukan untuk mengetahui indeks kinerja, Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi. Salah Satu Irigasi yang ada diprovinsi lampung yang memiliki peranan penting dalam pertanian adalah Irigasi Rawa Jitu di Kabupaten Tulang Bawang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data primer dan sekunder. pengambilan data primer adalah dengan melakukan Inventarisasi Lapangan dan melakukan Penilaian Kinerja dari masing-masing prasarana jaringan tersebut. Sedangkan Data Sekunder diperoleh dari studi terdahulu terkait Irigasi Rawa Jitu yang berfungsi sebagai acuan data sebelum pengambilan data primer. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan bahwa Indeks Kinerja Irigasi Rawa Jitu Sebesar 67.84 yang artinya perlu adanya tindak lanjut pemeliharaan rutin dan berkala. Dan untuk biaya Operasi dan Pemeliharaan nya adalah Biaya Operasi Sebesar Rp. 77.700.000, Biaya Pemeliharaan Rutin 2.084.037.572 dan Pemeliharaan Berkala 499.026.718. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Irigasi Rawa Jitu Kabupaten Tulang Bawang masih dalam kondisi Cukup Baik dan Perlu tindak lanjut untuk dilakukan Pemeliharaan Rutin dan Berkala.
{"title":"Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP Irigasi Rawa Jitu Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung Tahun 2022","authors":"Puji Tri Andika, M. Sarkowi, Nandi Haerudin","doi":"10.23960/snip.v3i1.368","DOIUrl":"https://doi.org/10.23960/snip.v3i1.368","url":null,"abstract":"Irigasi rawa adalah usaha penyediaan, pengaturan dan pembangunan air melalui jaringan irigasi rawa pada Kawasan budidaya pertanian. Irigasi rawa dapat perfungsi dengan baik jika dilakukannya Operasi dan Pemeliharaan yang baik dan benar. Dimana Operasi dan Pemeliharaan ini didasarkan atas kebutuhan faktual yang dapat meningkatkan fungsi sarana dan prasarana irigasi tersebut. Penilaian kinerja dan Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan (AKNOP) adalah kegiatan dimana untuk mengetahui Indeks kinerja dan Biaya Operasi dan Pemeliharaan yang diperlukan. Oleh karena itu kegiatan Penilaian Kinerja dan AKNOP Perlu dilakukan untuk mengetahui indeks kinerja, Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi. Salah Satu Irigasi yang ada diprovinsi lampung yang memiliki peranan penting dalam pertanian adalah Irigasi Rawa Jitu di Kabupaten Tulang Bawang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data primer dan sekunder. pengambilan data primer adalah dengan melakukan Inventarisasi Lapangan dan melakukan Penilaian Kinerja dari masing-masing prasarana jaringan tersebut. Sedangkan Data Sekunder diperoleh dari studi terdahulu terkait Irigasi Rawa Jitu yang berfungsi sebagai acuan data sebelum pengambilan data primer. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan bahwa Indeks Kinerja Irigasi Rawa Jitu Sebesar 67.84 yang artinya perlu adanya tindak lanjut pemeliharaan rutin dan berkala. Dan untuk biaya Operasi dan Pemeliharaan nya adalah Biaya Operasi Sebesar Rp. 77.700.000, Biaya Pemeliharaan Rutin 2.084.037.572 dan Pemeliharaan Berkala 499.026.718. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Irigasi Rawa Jitu Kabupaten Tulang Bawang masih dalam kondisi Cukup Baik dan Perlu tindak lanjut untuk dilakukan Pemeliharaan Rutin dan Berkala.","PeriodicalId":21736,"journal":{"name":"Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP)","volume":"105 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73029395","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pembangunan infrastruktur seperti konstruksi jalan tol merupakan salah satu tujuan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dimana tujuan dan manfaat dalam penyelenggaraan pembangunan jalan tol merupakan salah satu wujud untuk menciptakan perkembangan pertumbuhan ekonomi dan sosial. Jalan Tol Trans Sumatera adalah jaringan Jalan Tol sepanjang 2.818 Km yang merupakan terpanjang di Indonesia untuk saat ini. Pembangunan Jalan Tol yang menghubungkan kota-kota mulai dari Lampung hingga Aceh. Kehadiran Pembangunan Ruas Jalan Tol Kuala Tanjung – Inderapura sepanjang 18,05 Km yang terletak di Kabupaten Batubara Provinsi Sumatera Utara, merupakan koneksi menghubungkan Pelabuhan Internasional Kuala Tanjung dan Industrial Estate, sehingga akses pendistribusian logistik dari Kota Medan ke kawasan industri sekitarnya hingga ke pelabuhan menjadi semakin lebih mudah dan cepat. Dalam konstruksi pembangunan Jalan Tol di Kuala Tanjung – Inderapura memiliki tipikal desain yang hampir sama dengan konstruksi Jalan Tol lainnya, seperti perkerasan jalan menggunakan Rigid Pavement, Bangunan Struktur Jembatan, Struktur Overpass dan Bangunan Crossing Air (Box Culvert). Setelah perijinan konstruksi didapatkan dari BBWS Sumatera Utara, tim pelaksanaan konstruksi melakukan pengecekkan bersama oleh 3 (tiga) pihak yaitu Owner, Konsultan Supervisi dan Kontraktor Pelaksana, terdapat Aliran Sungai Sei Sipare-pare beserta Tanggul Buatan dan Tanggul Alami yang melintasi Trase Jalan Tol yang akan dibangun. Pada saat pengecekan bersama ini, terdapat debit air atau muka air banjir yang cukup tinggi dan datang secara tiba-tiba. Dari hasil tinjauan tersebut ada 2 alternatif metode konstruksi yang dapat dikerjakan yaitu pertama menggunakan metode erection launching gantry tetapi harus menyelesaikan pekerjaan pile slab dahulu baru dapat dilakukan erection yang cukup memakan waktu sekitar 160 hari dan metode kedua menggunakan erection girder dengan crawler crane (3 Crane) erection girder dapat berjalan beriringan dengan pekerjaan pile slab tetapi dengan resiko erection yang cukup tinggi dengan waktu 50 hari sehingga perlu dilakukan review ulang secara waktu dan biaya konstruksi dengan metode matriks pemilihan metode yang cepat dan tetap aman proses konstruksi.
{"title":"Matriks Pemilihan Jenis Metode Erection Pada Konstruksi Jalan Tol (Studi Kasus :Pemilihan Metode Erection Girder Menggunakan Metode Lauching Gantry Atau Metode Clawer Crane)","authors":"Rizal Ardiana, Ratna Widyawati, A. Purba","doi":"10.23960/snip.v3i1.407","DOIUrl":"https://doi.org/10.23960/snip.v3i1.407","url":null,"abstract":"Pembangunan infrastruktur seperti konstruksi jalan tol merupakan salah satu tujuan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dimana tujuan dan manfaat dalam penyelenggaraan pembangunan jalan tol merupakan salah satu wujud untuk menciptakan perkembangan pertumbuhan ekonomi dan sosial. Jalan Tol Trans Sumatera adalah jaringan Jalan Tol sepanjang 2.818 Km yang merupakan terpanjang di Indonesia untuk saat ini. Pembangunan Jalan Tol yang menghubungkan kota-kota mulai dari Lampung hingga Aceh. Kehadiran Pembangunan Ruas Jalan Tol Kuala Tanjung – Inderapura sepanjang 18,05 Km yang terletak di Kabupaten Batubara Provinsi Sumatera Utara, merupakan koneksi menghubungkan Pelabuhan Internasional Kuala Tanjung dan Industrial Estate, sehingga akses pendistribusian logistik dari Kota Medan ke kawasan industri sekitarnya hingga ke pelabuhan menjadi semakin lebih mudah dan cepat. Dalam konstruksi pembangunan Jalan Tol di Kuala Tanjung – Inderapura memiliki tipikal desain yang hampir sama dengan konstruksi Jalan Tol lainnya, seperti perkerasan jalan menggunakan Rigid Pavement, Bangunan Struktur Jembatan, Struktur Overpass dan Bangunan Crossing Air (Box Culvert). Setelah perijinan konstruksi didapatkan dari BBWS Sumatera Utara, tim pelaksanaan konstruksi melakukan pengecekkan bersama oleh 3 (tiga) pihak yaitu Owner, Konsultan Supervisi dan Kontraktor Pelaksana, terdapat Aliran Sungai Sei Sipare-pare beserta Tanggul Buatan dan Tanggul Alami yang melintasi Trase Jalan Tol yang akan dibangun. Pada saat pengecekan bersama ini, terdapat debit air atau muka air banjir yang cukup tinggi dan datang secara tiba-tiba. Dari hasil tinjauan tersebut ada 2 alternatif metode konstruksi yang dapat dikerjakan yaitu pertama menggunakan metode erection launching gantry tetapi harus menyelesaikan pekerjaan pile slab dahulu baru dapat dilakukan erection yang cukup memakan waktu sekitar 160 hari dan metode kedua menggunakan erection girder dengan crawler crane (3 Crane) erection girder dapat berjalan beriringan dengan pekerjaan pile slab tetapi dengan resiko erection yang cukup tinggi dengan waktu 50 hari sehingga perlu dilakukan review ulang secara waktu dan biaya konstruksi dengan metode matriks pemilihan metode yang cepat dan tetap aman proses konstruksi.","PeriodicalId":21736,"journal":{"name":"Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP)","volume":"5 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79340194","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pembangunan Jalan Tol Ruas Kayu Agung - Palembang - Betung Paket IV seksi 2A memiliki panjang 15,2 km + 3,4 km untuk Interchange (IC) Musi Landas. Kondisi tanah pada area proyek tol Kayu Agung – Palembang– Betung yang merupakan mayoritas adalah tanah lunak menyebabkan sulitnya melakukan pekerjaan tanah. Differential settlement yang terjadi pada ruas tol sebelumnya yaitu di Gerbang tol Kramasan dan dampak dari kendaraan Over Dimension and Over loading (ODOL) inilah yang mendasari penggunaan sistem Cakar Ayam Modifikasi (CAM) pada area gerbang tol IC Musi Landas, untuk memitigasi risiko yang terjadi di ruas sebelumnya. Sistem CAM masih mampu menjaga kerataannya karena adanya pipa-pipa CAM yang ditancapkan ke dalam tanah (tanah timbunan) memiliki kemampuan untuk mendukung gaya vertikal ke bawah, gaya vertikal ke atas (sebagai angkur yang mampu menyatukan pelat dengan permukaan tanah agar pelat tidak terangkat – tidak terjadi gap / celah antara tanah dengan permukaan bawah pelat), mendukung momen yang besar ke semua arah, mendukung gaya horizontal (rotasi pipa) ke semua arah. Kekakuan Sistem CAM ini menjaga terjadinya perbedaan penurunan dalam jangka panjang (Jaminan Desain CAM 10 Tahun) dibandingkan dengan konstruksi lain yang diterapkan di atas timbunan yang sama.
{"title":"Penggunaan Sistem Cakar Ayam Modifikasi (CAM) pada Area Gerbang Tol IC Musi Landas Jalan Tol Kayu Agung – Palembang – Betung, Sumatera Selatan","authors":"Agung Notonegoro, A. Purba, D. Despa","doi":"10.23960/snip.v3i1.398","DOIUrl":"https://doi.org/10.23960/snip.v3i1.398","url":null,"abstract":"\u0000 \u0000 \u0000 \u0000Pembangunan Jalan Tol Ruas Kayu Agung - Palembang - Betung Paket IV seksi 2A memiliki panjang 15,2 km + 3,4 km untuk Interchange (IC) Musi Landas. Kondisi tanah pada area proyek tol Kayu Agung – Palembang– Betung yang merupakan mayoritas adalah tanah lunak menyebabkan sulitnya melakukan pekerjaan tanah. Differential settlement yang terjadi pada ruas tol sebelumnya yaitu di Gerbang tol Kramasan dan dampak dari kendaraan Over Dimension and Over loading (ODOL) inilah yang mendasari penggunaan sistem Cakar Ayam Modifikasi (CAM) pada area gerbang tol IC Musi Landas, untuk memitigasi risiko yang terjadi di ruas sebelumnya. Sistem CAM masih mampu menjaga kerataannya karena adanya pipa-pipa CAM yang ditancapkan ke dalam tanah (tanah timbunan) memiliki kemampuan untuk mendukung gaya vertikal ke bawah, gaya vertikal ke atas (sebagai angkur yang mampu menyatukan pelat dengan permukaan tanah agar pelat tidak terangkat – tidak terjadi gap / celah antara tanah dengan permukaan bawah pelat), mendukung momen yang besar ke semua arah, mendukung gaya horizontal (rotasi pipa) ke semua arah. Kekakuan Sistem CAM ini menjaga terjadinya perbedaan penurunan dalam jangka panjang (Jaminan Desain CAM 10 Tahun) dibandingkan dengan konstruksi lain yang diterapkan di atas timbunan yang sama. \u0000 \u0000 \u0000 \u0000","PeriodicalId":21736,"journal":{"name":"Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP)","volume":"8 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84206788","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pembangunan infrastruktur jalan tol merupakan salah satu prioritas pembangunan infrastruktur di Indonesia saat ini. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan konektivitas antar kota atau wilayah. Jalan tol Kayu Agung – Palembang – Betung merupakan salah satu ruas utama dari rangkaian ruas tol Trans Sumatera yang membentang dari Provinsi Lampung sampai Provinsi Aceh. Tol Kayu – Agung – Palembang – Betung ini berlokasi di Provinsi Sumatera Selatan dengan Panjang total 111,69 km. Dalam pembangunannya terdapat beberapa lokasi pertemuan dengan jalan lintas sumatera. Pada lokasi ini terdapat konstruksi bangunan struktur berupa Jembatan Undepass di STA 65+743 yang terletak di KM 22 Jalan Lintas Timur Sumatera ruas Palembang Jambi. Selain berada di atas jalan lintas sumatera, pembangunan jembatan ini bersinggungan dengan beberapa utilitas, diantaranya Pipa PT. Petamina Gas (1 pipa gas, 4 pipa minyak), kabel udara PT. PLN dan kabel PT. Telkom. Pemilihan metode pekerjaan erection girder dilokasi ini dilakukan dengan membuat matrix perbandingan antara metode menggunakan crane dan metode menggunakan launcher gantry. Faktor – faktor pembanding yang digunakan adalah biaya, kemudahan pengerjaan, keselamatan dan keamanan kerja, serta durasi waktu pelaksanaan. Pembobotan diberikan pada tiap faktor pembanding untuk nantinya dinilai. Hasil analisis tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa metode launcher gantry adalah metode yang paling tepat digunakan pada lokasi pekerjaan ini.
{"title":"Pemilihan Metode Pekerjaan Erection Girder Bentang 45,8 m Dengan Metode Launcher","authors":"Devada Aswin Armadhoni, D. Despa, Trisya Septiana","doi":"10.23960/snip.v3i1.369","DOIUrl":"https://doi.org/10.23960/snip.v3i1.369","url":null,"abstract":"Pembangunan infrastruktur jalan tol merupakan salah satu prioritas pembangunan infrastruktur di Indonesia saat ini. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan konektivitas antar kota atau wilayah. Jalan tol Kayu Agung – Palembang – Betung merupakan salah satu ruas utama dari rangkaian ruas tol Trans Sumatera yang membentang dari Provinsi Lampung sampai Provinsi Aceh. Tol Kayu – Agung – Palembang – Betung ini berlokasi di Provinsi Sumatera Selatan dengan Panjang total 111,69 km. Dalam pembangunannya terdapat beberapa lokasi pertemuan dengan jalan lintas sumatera. Pada lokasi ini terdapat konstruksi bangunan struktur berupa Jembatan Undepass di STA 65+743 yang terletak di KM 22 Jalan Lintas Timur Sumatera ruas Palembang Jambi. Selain berada di atas jalan lintas sumatera, pembangunan jembatan ini bersinggungan dengan beberapa utilitas, diantaranya Pipa PT. Petamina Gas (1 pipa gas, 4 pipa minyak), kabel udara PT. PLN dan kabel PT. Telkom. Pemilihan metode pekerjaan erection girder dilokasi ini dilakukan dengan membuat matrix perbandingan antara metode menggunakan crane dan metode menggunakan launcher gantry. Faktor – faktor pembanding yang digunakan adalah biaya, kemudahan pengerjaan, keselamatan dan keamanan kerja, serta durasi waktu pelaksanaan. Pembobotan diberikan pada tiap faktor pembanding untuk nantinya dinilai. Hasil analisis tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa metode launcher gantry adalah metode yang paling tepat digunakan pada lokasi pekerjaan ini.","PeriodicalId":21736,"journal":{"name":"Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP)","volume":"157 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73170149","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Bendung Gerak Jabung dibangun pada sudetan Way Sekampung di desa Marga Batin, Kecamatan Waway Karya, Kabupaten Lampung Timur. Semula konstruksi bendung Jabung adalah bendung karet dilengkapi dengan intake dan saluran pembawa sepanjang kurang lebih 100 m yang dibangun pada tahun 1999-2000. Bendung Karet ini belum pernah berfungsi, karena belum adanya saluran pembawa dan jaringan irigasinya, dan kondisinya rusak berat, karet sudah banyak yang robek, mesin pompa sudah hilang pada beberapa bagian, pintu intake sudah hilang. Bendung Gerak Jabung didesain sebagai bendung dengan 4 (empat) pintu banjir selebar 21 m dan 2 pintu scouring dengan lebar 9.50 m. Total lebar bendung adalah 115.5 m, terdiri dari 4 pintu banjir selebar 84 m, 2 pintu scouring 19.0 m dan 5 pier total selebar 16.5 m. Lebar ekisting sungai Way Sekampung pada lokasi ini kurang lebih 60 m. Desain bendung ini didasarkan perhitungan debit banjir untuk periode ulang 100 tahun dengan lebar bersih bendung 84 m. Dari hasil penelusuran dan pengamatan ke hulu bendung ini, didapatkan informasi adanya peninggian muka air sungai di hulu bendung dan menggenangi beberapa areal pertanian pada daerah dataran rendah yang menimbulkan adanya reaksi dari petani-petani di hulu bendung akibat penutupan pintu-pintu banjir untuk keperluan percobaan pengetesan pintu banjir. Pengoperasian pintu-pintu bendung gerak jabung menimbulkan dampak genangan akibat adanya peninggian muka air sungai di hulu bendung dan menggenangi beberapa areal pertanian pada daerah dataran rendah yang berpotensi menimbulkan masalah sosial dengan adanya reaksi dari petani-petani di hulu bendung, hal ini akan menggangu operasional bendung gerak jabung.
{"title":"Analisis Operasi dan Pemeliharaan Pintu Bendung Gerak Jabung","authors":"Achmad Samudra, Ratna Widyawati, Sarkowi","doi":"10.23960/snip.v3i1.373","DOIUrl":"https://doi.org/10.23960/snip.v3i1.373","url":null,"abstract":"\u0000 \u0000 \u0000 \u0000Bendung Gerak Jabung dibangun pada sudetan Way Sekampung di desa Marga Batin, Kecamatan Waway Karya, Kabupaten Lampung Timur. Semula konstruksi bendung Jabung adalah bendung karet dilengkapi dengan intake dan saluran pembawa sepanjang kurang lebih 100 m yang dibangun pada tahun 1999-2000. Bendung Karet ini belum pernah berfungsi, karena belum adanya saluran pembawa dan jaringan irigasinya, dan kondisinya rusak berat, karet sudah banyak yang robek, mesin pompa sudah hilang pada beberapa bagian, pintu intake sudah hilang. Bendung Gerak Jabung didesain sebagai bendung dengan 4 (empat) pintu banjir selebar 21 m dan 2 pintu scouring dengan lebar 9.50 m. Total lebar bendung adalah 115.5 m, terdiri dari 4 pintu banjir selebar 84 m, 2 pintu scouring 19.0 m dan 5 pier total selebar 16.5 m. Lebar ekisting sungai Way Sekampung pada lokasi ini kurang lebih 60 m. Desain bendung ini didasarkan perhitungan debit banjir untuk periode ulang 100 tahun dengan lebar bersih bendung 84 m. Dari hasil penelusuran dan pengamatan ke hulu bendung ini, didapatkan informasi adanya peninggian muka air sungai di hulu bendung dan menggenangi beberapa areal pertanian pada daerah dataran rendah yang menimbulkan adanya reaksi dari petani-petani di hulu bendung akibat penutupan pintu-pintu banjir untuk keperluan percobaan pengetesan pintu banjir. Pengoperasian pintu-pintu bendung gerak jabung menimbulkan dampak genangan akibat adanya peninggian muka air sungai di hulu bendung dan menggenangi beberapa areal pertanian pada daerah dataran rendah yang berpotensi menimbulkan masalah sosial dengan adanya reaksi dari petani-petani di hulu bendung, hal ini akan menggangu operasional bendung gerak jabung. \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000","PeriodicalId":21736,"journal":{"name":"Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP)","volume":"10 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81940856","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}