Pub Date : 2023-10-31DOI: 10.34011/juriskesbdg.v15i2.2312
Ajrina Faustin Izzati, Fajar Fatriadi
Berbagai bahan dan protokol klinis pulp capping telah digunakan selama bertahun-tahun untuk menjaga kesehatan dan vitalitas kompleks pulpa dan menginduksi sel pulpa untuk membentuk jaringan keras (dentin reparatif/tersier). Pulpa dapat diselamatkan dengan perawatan pulp capping. Perawatan ini melibatkan penempatan semacam bahan di atas pulpa untuk melindunginya dan mempertahankan viabilitasnya. Bahan yang paling umum digunakan dalam indirect pulp capping adalah kalsium hidroksida. Laporan kasus ini membahas mengenai perawatan gigi 47 dengan diagnosis pulpitis reversibel dengan menggunakan kalsium hidroksida sebagai bahan indirect pulp capping yang selanjutnya dilakukan perawatan restorasi kelas I komposit. Kalsium hidroksida memiliki beberapa kelemahan, yaitu tingkat kelarutan yang tinggi, kurangnya adhesi dan sifat fisiko-mekanis yang buruk. Tetapi kalsium hidroksida masih menjadi ‘gold standard’. Hal ini karena kemampuannya untuk berdisosiasi menjadi ion kalsium dan hidroksil, memiliki pH tinggi, sifat antibakteri, serta kemampuan untuk merangsang odontoblas dan sel pulpa lainnya untuk membentuk dentin reparatif melalui respon inflamasi. Selain itu, kalsium hidroksida merupakan bahan yang ekonomis dan mudah didapat sehingga menjadi bahan yang paling umum digunakan.
多年来,人们使用了各种牙髓封闭材料和临床方案来维持牙髓复合体的健康和活力,并诱导牙髓细胞形成硬组织(修复/第三牙本质)。牙髓可以通过牙髓覆盖治疗得到挽救。这种治疗方法是在牙髓上覆盖某种材料,以保护牙髓并保持其活力。间接封闭牙髓最常用的材料是氢氧化钙。本病例报告讨论了使用氢氧化钙作为间接牙髓覆盖材料,对诊断为可逆性牙髓炎的第 47 号牙齿进行治疗,然后进行 I 类复合材料修复。氢氧化钙有几个缺点,即溶解度高、缺乏附着力和物理机械性能差。但氢氧化钙仍然是 "黄金标准"。这是因为氢氧化钙能离解成钙离子和羟基离子,pH 值高,具有抗菌特性,并能通过炎症反应刺激牙本质细胞和其他牙髓细胞形成修复性牙本质。此外,氢氧化钙既经济又容易获得,因此是最常用的材料。
{"title":"INDIRECT PULP CAPPING WITH CALCIUM HYDROXIDE IN PERMANENT MOLARS","authors":"Ajrina Faustin Izzati, Fajar Fatriadi","doi":"10.34011/juriskesbdg.v15i2.2312","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v15i2.2312","url":null,"abstract":"Berbagai bahan dan protokol klinis pulp capping telah digunakan selama bertahun-tahun untuk menjaga kesehatan dan vitalitas kompleks pulpa dan menginduksi sel pulpa untuk membentuk jaringan keras (dentin reparatif/tersier). Pulpa dapat diselamatkan dengan perawatan pulp capping. Perawatan ini melibatkan penempatan semacam bahan di atas pulpa untuk melindunginya dan mempertahankan viabilitasnya. Bahan yang paling umum digunakan dalam indirect pulp capping adalah kalsium hidroksida. Laporan kasus ini membahas mengenai perawatan gigi 47 dengan diagnosis pulpitis reversibel dengan menggunakan kalsium hidroksida sebagai bahan indirect pulp capping yang selanjutnya dilakukan perawatan restorasi kelas I komposit. Kalsium hidroksida memiliki beberapa kelemahan, yaitu tingkat kelarutan yang tinggi, kurangnya adhesi dan sifat fisiko-mekanis yang buruk. Tetapi kalsium hidroksida masih menjadi ‘gold standard’. Hal ini karena kemampuannya untuk berdisosiasi menjadi ion kalsium dan hidroksil, memiliki pH tinggi, sifat antibakteri, serta kemampuan untuk merangsang odontoblas dan sel pulpa lainnya untuk membentuk dentin reparatif melalui respon inflamasi. Selain itu, kalsium hidroksida merupakan bahan yang ekonomis dan mudah didapat sehingga menjadi bahan yang paling umum digunakan.","PeriodicalId":269534,"journal":{"name":"Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung","volume":"13 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139307664","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-31DOI: 10.34011/juriskesbdg.v15i2.2311
Novita Dewi Pramanik, Ni Nyoman Sasnitiari
Hubungan intim dalam pernikahan adalah media untuk pemenuhan kebutuhan fisiologis seksual suami dan istri, yang pada akhirnya menjadi jembatan untuk mencapai kepuasan dalam berumah tangga. Salah satu elemen terpenting untuk dibangun dalam menuju kehidupan seksual yang lebih baik adalah komunikasi seksual dengan pasangan. Sebuah studi membuktikan bahwa pasangan yang menyatakan ketidakpuasan akan hubungan seksualnya juga menyatakan kurangnya komunikasi dan ekspresi seksual. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh edukasi komunikasi seksual terhadap pengetahuan dan sikap pasangan calon pengantin. Manfaat penelitian ini adalah untuk menambah masukan mengenai pentingnya edukasi komunikasi seksual pada calon pengantin. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif menggunakan bentuk eksperimen semu nonrandomized control group posttest only design. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan Oktober tahun 2020 di wilayah Kota Bogor. Analisis data meliputi analisis univariat dan multivariat dengan menggunakan uji nonparametrik Mann-Whitney. Hasil uji univariat menunjukkan tidak terdapat perbedaan antara kelompok intervensi dan kontrol dalam tingkat pengetahuan, dimana sebanyak 33,3% responden memiliki pengetahuan yang baik mengenai komunikasi seksual. Dimensi sikap pada kedua kelompok, responden lebih dominan memiliki sikap kurang mendukung terhadap komunikasi seksual (55%). Analisis bivariat menggunakan uji mann-whitney menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna antara kelompok intervensi dan kontrol (p>0,05), pada kedua dimensi, dikarenakan kurangnya pemahaman mengenai komunikasi seksual. Perlu dilakukan edukasi lebih intensif kepada responden dengan metode tatap muka langsung, terutama untuk konten materi yang bersifat sensitif seperti seksualitas. Sehingga dapat diterima dan terserap dengan baik oleh responden.
{"title":"EDUKASI KOMUNIKASI SEKSUAL PADA CALON PENGANTIN: SEBUAH TANTANGAN DALAM KETERBATASAN","authors":"Novita Dewi Pramanik, Ni Nyoman Sasnitiari","doi":"10.34011/juriskesbdg.v15i2.2311","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v15i2.2311","url":null,"abstract":"Hubungan intim dalam pernikahan adalah media untuk pemenuhan kebutuhan fisiologis seksual suami dan istri, yang pada akhirnya menjadi jembatan untuk mencapai kepuasan dalam berumah tangga. Salah satu elemen terpenting untuk dibangun dalam menuju kehidupan seksual yang lebih baik adalah komunikasi seksual dengan pasangan. Sebuah studi membuktikan bahwa pasangan yang menyatakan ketidakpuasan akan hubungan seksualnya juga menyatakan kurangnya komunikasi dan ekspresi seksual. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh edukasi komunikasi seksual terhadap pengetahuan dan sikap pasangan calon pengantin. Manfaat penelitian ini adalah untuk menambah masukan mengenai pentingnya edukasi komunikasi seksual pada calon pengantin. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif menggunakan bentuk eksperimen semu nonrandomized control group posttest only design. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan Oktober tahun 2020 di wilayah Kota Bogor. Analisis data meliputi analisis univariat dan multivariat dengan menggunakan uji nonparametrik Mann-Whitney. Hasil uji univariat menunjukkan tidak terdapat perbedaan antara kelompok intervensi dan kontrol dalam tingkat pengetahuan, dimana sebanyak 33,3% responden memiliki pengetahuan yang baik mengenai komunikasi seksual. Dimensi sikap pada kedua kelompok, responden lebih dominan memiliki sikap kurang mendukung terhadap komunikasi seksual (55%). Analisis bivariat menggunakan uji mann-whitney menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna antara kelompok intervensi dan kontrol (p>0,05), pada kedua dimensi, dikarenakan kurangnya pemahaman mengenai komunikasi seksual. Perlu dilakukan edukasi lebih intensif kepada responden dengan metode tatap muka langsung, terutama untuk konten materi yang bersifat sensitif seperti seksualitas. Sehingga dapat diterima dan terserap dengan baik oleh responden.","PeriodicalId":269534,"journal":{"name":"Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung","volume":"74 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139309494","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-31DOI: 10.34011/juriskesbdg.v15i2.1933
Soraya Soraya, Y. Anggraeni, Hani Setiawati
Aedes sp. merupakan nyamuk yang dapat berperan sebagai vector berbagai macam penyakit, diantaranya demam berdarah dengue (DBD). Lingkungan pendidikan merupakan salah satu tempat yang potensial untuk penyebaran penyakit DBD. Pada masa pandemi seperti sekarang ini, tentunya membuat aktivitas mahasiswa menjadi kurang efektif di kampus dikarenakan adanya kebijakan PPKM dari Pemerintah, sehingga membuat petugas kebersihan menjadi kurang intense dalam membersihkan gedung ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kehadiran serta kepadatan nyamuk Aedes sp. dengan nilai persentase Indeks Ovitrap (IO) yang berada di lingkungan kampus Politeknik Piksi Ganesha Bandung. Metode penelitian dilakukan dengan cara mengamati ovitrap, dan menghitung Indeks Ovitrap. Pemasangan ovitrap diletakkan di dalam dan diluar ruangan di setiap gedung kampus. Hasil penelitian menunjukkan dari 28 Ovitrap yang dipasang di kampus Politeknik Piksi Ganesha Bandung, jumlah Ovitrap positif sebanyak 12 dengan persentase Indeks Ovitrap sebesar 42,85%. Kriteria Indeks Ovitrap untuk lokasi penelitian memiliki skor 4 (IO ≥ 40%) yang menunjukkan wilayah tersebut memiliki potensi kerawanan penyakit DBD tinggi. Pada penelitian selanjutnya perlu memperhatikan pelabelan dan sosialisasi terhadap pemasangan Ovitrap, serta perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan angka bebas jentik serta identifikasi terhadap spesies Aedes yang berada di lingkungan kampus.
{"title":"PENGUKURAN INDEKS OVITRAP TERHADAP POPULASI TELUR Aedes sp.","authors":"Soraya Soraya, Y. Anggraeni, Hani Setiawati","doi":"10.34011/juriskesbdg.v15i2.1933","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v15i2.1933","url":null,"abstract":"Aedes sp. merupakan nyamuk yang dapat berperan sebagai vector berbagai macam penyakit, diantaranya demam berdarah dengue (DBD). Lingkungan pendidikan merupakan salah satu tempat yang potensial untuk penyebaran penyakit DBD. Pada masa pandemi seperti sekarang ini, tentunya membuat aktivitas mahasiswa menjadi kurang efektif di kampus dikarenakan adanya kebijakan PPKM dari Pemerintah, sehingga membuat petugas kebersihan menjadi kurang intense dalam membersihkan gedung ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kehadiran serta kepadatan nyamuk Aedes sp. dengan nilai persentase Indeks Ovitrap (IO) yang berada di lingkungan kampus Politeknik Piksi Ganesha Bandung. Metode penelitian dilakukan dengan cara mengamati ovitrap, dan menghitung Indeks Ovitrap. Pemasangan ovitrap diletakkan di dalam dan diluar ruangan di setiap gedung kampus. Hasil penelitian menunjukkan dari 28 Ovitrap yang dipasang di kampus Politeknik Piksi Ganesha Bandung, jumlah Ovitrap positif sebanyak 12 dengan persentase Indeks Ovitrap sebesar 42,85%. Kriteria Indeks Ovitrap untuk lokasi penelitian memiliki skor 4 (IO ≥ 40%) yang menunjukkan wilayah tersebut memiliki potensi kerawanan penyakit DBD tinggi. Pada penelitian selanjutnya perlu memperhatikan pelabelan dan sosialisasi terhadap pemasangan Ovitrap, serta perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan angka bebas jentik serta identifikasi terhadap spesies Aedes yang berada di lingkungan kampus.","PeriodicalId":269534,"journal":{"name":"Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung","volume":"10 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139308845","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-09-04DOI: 10.34011/juriskesbdg.v15i2.2198
Leila Siti Chairani, Melly Latifah, I. Muflikhati
Pandemi Covid-19 mengharuskan masyarakat, termasuk remaja, beradaptasi dengan segala aspek kehidupan. Hal ini berdampak pada kesejahteraan psikologis remaja. Tujuan utama penelitian ini adalah menganalisis pengaruh kecerdasan emosional, dukungan sosial, dan strategi koping terhadap kesejahteraan psikologis remaja. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study dan pengumpulan data dilakukan secara daring dengan alat bantu kuesioner. Sejumlah 427 siswa SMA di DKI Jakarta terlibat dalam penelitian ini. Data dianalisis dengan uji korelasi spearman dan partial least squares structural equation model (PLS-SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia berhubungan positif dengan kecerdasan emosional dan dukungan sosial. Remaja laki-laki memiliki kecerdasan emosional dan kesejahteraan psikologis lebih tinggi dibandingkan perempuan. Semakin tinggi kecerdasan emosional dan koping adaptif maka semakin tinggi kesejahteraan psikologis remaja. Sementara, semakin tinggi koping maladaptif maka semakin rendah kesejahteraan psikologis remaja. Dukungan sosial tidak terbukti berpengaruh langsung terhadap kesejahteraan psikologis remaja, namun dukungan sosial ditemukan berpengaruh tidak langsung terhadap kesejahteraan psikologis, baik melalui koping adaptif maupun koping maladaptif. Saran berdasarkan hasil penelitian yaitu dalam upaya meningkatkan kesejahteraan psikologis, remaja perlu meningkatkan kecerdasan emosional melalui kemampuan emosional, kemampuan bersosialisasi, pengendalian diri, dan rasa sejahtera. Keluarga dan lingkungan remaja dapat memberikan dukungan sosial yang konstruktif. Disamping itu remaja dapat dibiasakan untuk secara efektif mengatasi masalah sehingga dapat mengurangi dampak emosional negatifnya dan mengurangi strategi yang tidak mengubah situasi atau memperburuk.
{"title":"KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS REMAJA PADA MASA PANDEMI COVID-19: PERAN KECERDASAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, DAN STRATEGI KOPING","authors":"Leila Siti Chairani, Melly Latifah, I. Muflikhati","doi":"10.34011/juriskesbdg.v15i2.2198","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v15i2.2198","url":null,"abstract":"Pandemi Covid-19 mengharuskan masyarakat, termasuk remaja, beradaptasi dengan segala aspek kehidupan. Hal ini berdampak pada kesejahteraan psikologis remaja. Tujuan utama penelitian ini adalah menganalisis pengaruh kecerdasan emosional, dukungan sosial, dan strategi koping terhadap kesejahteraan psikologis remaja. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study dan pengumpulan data dilakukan secara daring dengan alat bantu kuesioner. Sejumlah 427 siswa SMA di DKI Jakarta terlibat dalam penelitian ini. Data dianalisis dengan uji korelasi spearman dan partial least squares structural equation model (PLS-SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia berhubungan positif dengan kecerdasan emosional dan dukungan sosial. Remaja laki-laki memiliki kecerdasan emosional dan kesejahteraan psikologis lebih tinggi dibandingkan perempuan. Semakin tinggi kecerdasan emosional dan koping adaptif maka semakin tinggi kesejahteraan psikologis remaja. Sementara, semakin tinggi koping maladaptif maka semakin rendah kesejahteraan psikologis remaja. Dukungan sosial tidak terbukti berpengaruh langsung terhadap kesejahteraan psikologis remaja, namun dukungan sosial ditemukan berpengaruh tidak langsung terhadap kesejahteraan psikologis, baik melalui koping adaptif maupun koping maladaptif. Saran berdasarkan hasil penelitian yaitu dalam upaya meningkatkan kesejahteraan psikologis, remaja perlu meningkatkan kecerdasan emosional melalui kemampuan emosional, kemampuan bersosialisasi, pengendalian diri, dan rasa sejahtera. Keluarga dan lingkungan remaja dapat memberikan dukungan sosial yang konstruktif. Disamping itu remaja dapat dibiasakan untuk secara efektif mengatasi masalah sehingga dapat mengurangi dampak emosional negatifnya dan mengurangi strategi yang tidak mengubah situasi atau memperburuk.","PeriodicalId":269534,"journal":{"name":"Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung","volume":"60 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122189627","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-08-29DOI: 10.34011/juriskesbdg.v15i2.2196
Muhammad Ikhwan Fathurrahman, Agus Heri Santoso, Yohanes Kristianto, Fitria Dhenok Palupi
Diabetes melitus menyebabkan hiperglikemia yang berdampak buruk pada sel dan organ. Salah satu upaya untuk menanggulangi masalah komplikasi pada diabetes dapat dilakukan dengan pemberian minuman tinggi antioksidan. Brokoli, tempe dan bahan pendukung ikan gabus, serta kunyit adalah bahan pangan yang memiliki peran dalam meningkatkan sekresi insulin dan mengaktivasi insulin. Tujuan penelitian ini adalah membuat formula sirup tinggi antioksidan menggunakan bahan dasar brokoli dan tempe dengan penambahan ikan gabus, kunyit, dan madu sebagai minuman untuk diabetesi. Formulasi sirup dilakukan melalui penelitian laboratorium menggunakan rancangan acak lengkap. Sebagai perlakukan dalam formulasi adalah proporsi ekstrak brokoli dan tempe dengan perbandingan 90:10 (P1), 80:20 (P2), 70:30 (P3), 60:40 (P4). Bahan lain, yaitu ekstrak ikan gabus, kunyit, madu, dan maltodekstrin ditambahkan untuk mendapatkan karakteristik sirup yang baik. Mutu sirup dinilai berdasarkan aktivitas antioksidan produk akhir metode DPPH, kadar kromium, hasil uji hedonik, dan pemilihan perlakuan terbaik. Sirup antioksidan yang dihasilkan memiliki karakteristik seperti minuman berwarna kecoklatan, aroma sedikit langu, dan rasa yang manis. Sirup hasil formulasi mengandung kromium antara 61,404 – 91,1.6 ug/100mL dan aktivitas antioksidan 52-73%. Kadar kromium sirup telah memenuhi ketentuan BPOM dan EFSA. Kadar kromium dan aktivitas antioksidan sirup berkurang seiring dengan penurunan penggunaan ekstrak brokoli. Penggunaan tempe dalam formulasi meningkatkan mutu sensorik sirup. Formulasi sirup P4 terpilih sebagai taraf perlakuan terbaik. Sirup bagi diabetesi yang mengandung antioksidan dan kromium sesuai standar dapat dibuat dengan menggunakan ekstrak brokoli dan tempe menggunakan perbandingan 60:40.
{"title":"PEMBUATAN SIRUP TINGGI ANTIOKSIDAN BERBAHAN DASAR TEMPE DAN BROKOLI","authors":"Muhammad Ikhwan Fathurrahman, Agus Heri Santoso, Yohanes Kristianto, Fitria Dhenok Palupi","doi":"10.34011/juriskesbdg.v15i2.2196","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v15i2.2196","url":null,"abstract":"Diabetes melitus menyebabkan hiperglikemia yang berdampak buruk pada sel dan organ. Salah satu upaya untuk menanggulangi masalah komplikasi pada diabetes dapat dilakukan dengan pemberian minuman tinggi antioksidan. Brokoli, tempe dan bahan pendukung ikan gabus, serta kunyit adalah bahan pangan yang memiliki peran dalam meningkatkan sekresi insulin dan mengaktivasi insulin. Tujuan penelitian ini adalah membuat formula sirup tinggi antioksidan menggunakan bahan dasar brokoli dan tempe dengan penambahan ikan gabus, kunyit, dan madu sebagai minuman untuk diabetesi. Formulasi sirup dilakukan melalui penelitian laboratorium menggunakan rancangan acak lengkap. Sebagai perlakukan dalam formulasi adalah proporsi ekstrak brokoli dan tempe dengan perbandingan 90:10 (P1), 80:20 (P2), 70:30 (P3), 60:40 (P4). Bahan lain, yaitu ekstrak ikan gabus, kunyit, madu, dan maltodekstrin ditambahkan untuk mendapatkan karakteristik sirup yang baik. Mutu sirup dinilai berdasarkan aktivitas antioksidan produk akhir metode DPPH, kadar kromium, hasil uji hedonik, dan pemilihan perlakuan terbaik. Sirup antioksidan yang dihasilkan memiliki karakteristik seperti minuman berwarna kecoklatan, aroma sedikit langu, dan rasa yang manis. Sirup hasil formulasi mengandung kromium antara 61,404 – 91,1.6 ug/100mL dan aktivitas antioksidan 52-73%. Kadar kromium sirup telah memenuhi ketentuan BPOM dan EFSA. Kadar kromium dan aktivitas antioksidan sirup berkurang seiring dengan penurunan penggunaan ekstrak brokoli. Penggunaan tempe dalam formulasi meningkatkan mutu sensorik sirup. Formulasi sirup P4 terpilih sebagai taraf perlakuan terbaik. Sirup bagi diabetesi yang mengandung antioksidan dan kromium sesuai standar dapat dibuat dengan menggunakan ekstrak brokoli dan tempe menggunakan perbandingan 60:40.","PeriodicalId":269534,"journal":{"name":"Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung","volume":"144 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121291372","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-08-23DOI: 10.34011/juriskesbdg.v15i2.2195
Eva Lestari, Zahroh Shaluhiyah, Mateus Sakundarno Adi
Stunting merupakan gangguan pertumbuhan pada anak akibat kekurangan gizi kronis sejak bayi masih dalam kandungan. Rendahnya kesadaran masyarakat dalam mencegah stunting dapat meningkatkan kejadian stunting karena kurangnya pengetahuan dan sikap tentang pencegahan stunting. Pencegahan stunting sebaiknya dilakukan sebelum kehamilan, yaitu sejak menjadi calon pengantin agar dapat mempersiapkan kehamilannya. Peningkatan pengetahuan calon pengantin dapat dilakukan dengan meningkatkan akses informasi tentang stunting yang dapat diperoleh dari berbagai sumber. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan dukungan informasi yang diperoleh dari internet, media sosial, keluarga, kader dan tenaga kesehatan dengan pengetahuan dan sikap calon pengantin dalam pencegahan stunting. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Sampel penelitian adalah calon pengantin wanita yang terdaftar di beberapa Kantor Urusan Agama di Kota Semarang sejumlah 100 orang. Pengumpulan data menggunakan wawancara terstruktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber informasi yang paling banyak digunakan adalah internet (47%) dan media sosial (52%). Dukungan informasi yang menunjukkan hubungan yang signifikan dengan pengetahuan calon pengantin mengenai pencegahan stunting yaitu dari tenaga kesehatan (p = 0,015). Walaupun, informasi tentang stunting banyak dijumpai di internet dan sosial media, dukungan tenaga kesehatan sangat penting karena peran tenaga kesehatan sebagai komunikator, motivator, dan fasilitator dapat membantu meningkatkan pengetahuan hingga perilaku calon pengantin dalam mencegah stunting.
{"title":"HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN INFORMASI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP CALON PENGANTIN DALAM PENCEGAHAN STUNTING DI KOTA SEMARANG","authors":"Eva Lestari, Zahroh Shaluhiyah, Mateus Sakundarno Adi","doi":"10.34011/juriskesbdg.v15i2.2195","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v15i2.2195","url":null,"abstract":"Stunting merupakan gangguan pertumbuhan pada anak akibat kekurangan gizi kronis sejak bayi masih dalam kandungan. Rendahnya kesadaran masyarakat dalam mencegah stunting dapat meningkatkan kejadian stunting karena kurangnya pengetahuan dan sikap tentang pencegahan stunting. Pencegahan stunting sebaiknya dilakukan sebelum kehamilan, yaitu sejak menjadi calon pengantin agar dapat mempersiapkan kehamilannya. Peningkatan pengetahuan calon pengantin dapat dilakukan dengan meningkatkan akses informasi tentang stunting yang dapat diperoleh dari berbagai sumber. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan dukungan informasi yang diperoleh dari internet, media sosial, keluarga, kader dan tenaga kesehatan dengan pengetahuan dan sikap calon pengantin dalam pencegahan stunting. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Sampel penelitian adalah calon pengantin wanita yang terdaftar di beberapa Kantor Urusan Agama di Kota Semarang sejumlah 100 orang. Pengumpulan data menggunakan wawancara terstruktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber informasi yang paling banyak digunakan adalah internet (47%) dan media sosial (52%). Dukungan informasi yang menunjukkan hubungan yang signifikan dengan pengetahuan calon pengantin mengenai pencegahan stunting yaitu dari tenaga kesehatan (p = 0,015). Walaupun, informasi tentang stunting banyak dijumpai di internet dan sosial media, dukungan tenaga kesehatan sangat penting karena peran tenaga kesehatan sebagai komunikator, motivator, dan fasilitator dapat membantu meningkatkan pengetahuan hingga perilaku calon pengantin dalam mencegah stunting.","PeriodicalId":269534,"journal":{"name":"Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130856601","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-08-21DOI: 10.34011/juriskesbdg.v15i2.2251
Anggy Febiarthy, Evi Martha
Penyakit tidak menular (PTM) kronis masih menjadi masalah kesehatan global. Pasien dalam kondisi medis kronis seringkali mengalami kesulitan dalam manajemen penyakitnya secara mandiri terutama setelah keluar dari rumah sakit. Kesenjangan informasi dan kemampuan pasien dalam memelihara dan meningkatkan kondisi kesehatan pasca rawat inap menjadi tantangan tersendiri. Salah satu upaya penanganan penyakit kronis bagi pasien pasca rawat inap adalah pemanfaatan teknologi kesehatan mobile (mHealth). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat dan tantangan penggunaan mHealth dalam pengelolaan mandiri penyakit kronis pada pasien pasca rawat inap. Metode yang digunakan adalah literature review penelusuran artikel pada electronic database yaitu ProQuest, Scopus, dan PubMed dengan tahun publikasi 2019-2023. Hasil review 7 artikel terpilih menunjukkan bahwa penggunaan mHealth pada pasien pasca rawat inap penyakit kronis dapat memfasilitasi pasien dalam perubahan perilaku dan memudahkan interaksi dengan tenaga kesehatan. Selain itu juga berpotensi untuk mengurangi readmisi pasien dan menurunkan biaya perawatan. Adapun yang menjadi tantangan dalam penggunaan mHealth pada pasien pasca rawat inap penyakit kronis adalah rendahnya kepatuhan karena kehilangan minat, ketidaknyamanan saat menggunakan perangkat, kelelahan, status sosial ekonomi dan budaya pasien. Opsi pembuatan mHealth menggunakan strategi gamifikasi untuk meningkatkan motivasi intrinsik perlu dipertimbangkan, namun rekomendasi tentang komponen keceriaan, personalisasi, umpan balik kinerja dan keamanan juga penting. Oleh karena itu, perlu diperhatikan untuk mengkaji preferensi pasien, keterlibatan profesional kesehatan dan perancang mHealth serta kampanye komunikasi yang menekankan tentang pertukaran informasi yang dapat diandalkan dan benar.
{"title":"PENGGUNAAN MHEALTH PADA PASIEN PASCA RAWAT INAP PENYAKIT KRONIS: LITERATURE REVIEW","authors":"Anggy Febiarthy, Evi Martha","doi":"10.34011/juriskesbdg.v15i2.2251","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v15i2.2251","url":null,"abstract":"Penyakit tidak menular (PTM) kronis masih menjadi masalah kesehatan global. Pasien dalam kondisi medis kronis seringkali mengalami kesulitan dalam manajemen penyakitnya secara mandiri terutama setelah keluar dari rumah sakit. Kesenjangan informasi dan kemampuan pasien dalam memelihara dan meningkatkan kondisi kesehatan pasca rawat inap menjadi tantangan tersendiri. Salah satu upaya penanganan penyakit kronis bagi pasien pasca rawat inap adalah pemanfaatan teknologi kesehatan mobile (mHealth). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat dan tantangan penggunaan mHealth dalam pengelolaan mandiri penyakit kronis pada pasien pasca rawat inap. Metode yang digunakan adalah literature review penelusuran artikel pada electronic database yaitu ProQuest, Scopus, dan PubMed dengan tahun publikasi 2019-2023. Hasil review 7 artikel terpilih menunjukkan bahwa penggunaan mHealth pada pasien pasca rawat inap penyakit kronis dapat memfasilitasi pasien dalam perubahan perilaku dan memudahkan interaksi dengan tenaga kesehatan. Selain itu juga berpotensi untuk mengurangi readmisi pasien dan menurunkan biaya perawatan. Adapun yang menjadi tantangan dalam penggunaan mHealth pada pasien pasca rawat inap penyakit kronis adalah rendahnya kepatuhan karena kehilangan minat, ketidaknyamanan saat menggunakan perangkat, kelelahan, status sosial ekonomi dan budaya pasien. Opsi pembuatan mHealth menggunakan strategi gamifikasi untuk meningkatkan motivasi intrinsik perlu dipertimbangkan, namun rekomendasi tentang komponen keceriaan, personalisasi, umpan balik kinerja dan keamanan juga penting. Oleh karena itu, perlu diperhatikan untuk mengkaji preferensi pasien, keterlibatan profesional kesehatan dan perancang mHealth serta kampanye komunikasi yang menekankan tentang pertukaran informasi yang dapat diandalkan dan benar.","PeriodicalId":269534,"journal":{"name":"Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung","volume":"58 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130083443","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-08-18DOI: 10.34011/juriskesbdg.v15i2.2204
Atie Umnia Najikh, Henny Permatasari
Sindrom metabolik dipengaruhi oleh banyak faktor, pekerja merupakan salah satu kelompok yang rentan mengalami sindrom metabolik. Tujuan dari review ini untuk mengidentifikasi dan mendekripsikan hubungan kebiasaan aktivitas fisik, pola diet, pola istirahat, tingkat stress, dan kebiasaan merokok dengan kejadian sindrom metabolik pada pekerja. Sebuah systematic literature review berdasarkan pada PRISMA guideline menggunakan artikel yang bersumber pada Proquest, ScienceDirect dan Clinical Key Nursing dengan kriteria artikel dipublikasikan pada rentang waktu lima tahun terakhir dari 2018-2022, menggunakan Bahasa inggris, dan teks lengkap dengan abstrak. Total 198 artikel diperoleh, setelah dilakukan penapisan judul dan abstrak diperoleh 27 artikel, selanjutnya 18 artikel dikeluarkan setelah melalui seleksi teks lengkap dan kesesuaian topik. Pada akhir seleksi terdapat 7 artikel yang akan dilibatkan dalam proses analisis. Faktor stres kerja dan pola diet berpengaruh terhadap peningkatan risiko gangguan metabolisme pada pekerja. Penelitian lebih lanjut dengan menggunakan jenis literatur yang lebih luas dan jenis tenaga kerja yang bervariasi perlu dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang lebih luas terkait faktor penyebab gangguan metabolisme pada pekerja.
{"title":"FAKTOR RISIKO SINDROM METABOLIK PADA PEKERJA: SISTEMATIK REVIEW","authors":"Atie Umnia Najikh, Henny Permatasari","doi":"10.34011/juriskesbdg.v15i2.2204","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v15i2.2204","url":null,"abstract":"Sindrom metabolik dipengaruhi oleh banyak faktor, pekerja merupakan salah satu kelompok yang rentan mengalami sindrom metabolik. Tujuan dari review ini untuk mengidentifikasi dan mendekripsikan hubungan kebiasaan aktivitas fisik, pola diet, pola istirahat, tingkat stress, dan kebiasaan merokok dengan kejadian sindrom metabolik pada pekerja. Sebuah systematic literature review berdasarkan pada PRISMA guideline menggunakan artikel yang bersumber pada Proquest, ScienceDirect dan Clinical Key Nursing dengan kriteria artikel dipublikasikan pada rentang waktu lima tahun terakhir dari 2018-2022, menggunakan Bahasa inggris, dan teks lengkap dengan abstrak. Total 198 artikel diperoleh, setelah dilakukan penapisan judul dan abstrak diperoleh 27 artikel, selanjutnya 18 artikel dikeluarkan setelah melalui seleksi teks lengkap dan kesesuaian topik. Pada akhir seleksi terdapat 7 artikel yang akan dilibatkan dalam proses analisis. Faktor stres kerja dan pola diet berpengaruh terhadap peningkatan risiko gangguan metabolisme pada pekerja. Penelitian lebih lanjut dengan menggunakan jenis literatur yang lebih luas dan jenis tenaga kerja yang bervariasi perlu dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang lebih luas terkait faktor penyebab gangguan metabolisme pada pekerja. ","PeriodicalId":269534,"journal":{"name":"Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129732968","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-08-15DOI: 10.34011/juriskesbdg.v15i2.2253
Barkah Waladani, Putra Agina Widyaswara Suwaryo, Muhammad As’ad
Pengambilan sampel darah vena adalah tindakan medis yang penting dan membutuhkan keterampilan teknis yang baik. Evaluasi kemampuan mahasiswa sebelum memasukan tahap klinik menjadi pertimbangan dan kelayakan untuk melakukan berbagai tindakan medis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tindakan pengambilan sampel darah vena pada mahasiswa sebelum praktik klinik menggunakan metode Objective Structured Clinical Examination (OSCE). Penelitian ini melibatkan observasi langsung terhadap 82 mahasiswa keperawatan dengan menggunakan checklist yang mencakup empat tahap yaitu pra interaksi, orientasi, kerja, dan terminasi. Hasil penelitian menunjukkan adanya beberapa tantangan yang dihadapi oleh mahasiswa dalam melaksanakan tindakan pengambilan sampel darah vena. Pada tahap pra interaksi, belum semua mahasiswa melakukan cuci tangan secara konsisten sebelum memulai tindakan. Selanjutnya, pada tahap orientasi, belum semua mahasiswa menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan kepada pasien secara memadai. Dalam tahap kerja, ditemukan bahwa mahasiswa masih perlu meningkatkan keterampilan dalam pemasangan torniquet, desinfeksi alcohol, dan tusukan jarum dengan sudut 30 derajat. Terakhir, pada tahap terminasi, belum semua mahasiswa melakukan rencana tindak lanjut dan dokumentasi dengan baik. Penelitian ini memberikan implikasi penting bahwa perlu dilakukan peningkatan dalam pendidikan keterampilan mahasiswa terkait pengambilan sampel darah vena. Pelatihan yang intensif dan berulang-ulang dengan menggunakan simulasi dan manekin dapat membantu meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam tahap kerja.
{"title":"EVALUASI KOMPREHENSIF METODE OSCE DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PENGAMBILAN SAMPEL DARAH VENA PADA TAHAP PRA-KLINIK","authors":"Barkah Waladani, Putra Agina Widyaswara Suwaryo, Muhammad As’ad","doi":"10.34011/juriskesbdg.v15i2.2253","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v15i2.2253","url":null,"abstract":"Pengambilan sampel darah vena adalah tindakan medis yang penting dan membutuhkan keterampilan teknis yang baik. Evaluasi kemampuan mahasiswa sebelum memasukan tahap klinik menjadi pertimbangan dan kelayakan untuk melakukan berbagai tindakan medis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tindakan pengambilan sampel darah vena pada mahasiswa sebelum praktik klinik menggunakan metode Objective Structured Clinical Examination (OSCE). Penelitian ini melibatkan observasi langsung terhadap 82 mahasiswa keperawatan dengan menggunakan checklist yang mencakup empat tahap yaitu pra interaksi, orientasi, kerja, dan terminasi. Hasil penelitian menunjukkan adanya beberapa tantangan yang dihadapi oleh mahasiswa dalam melaksanakan tindakan pengambilan sampel darah vena. Pada tahap pra interaksi, belum semua mahasiswa melakukan cuci tangan secara konsisten sebelum memulai tindakan. Selanjutnya, pada tahap orientasi, belum semua mahasiswa menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan kepada pasien secara memadai. Dalam tahap kerja, ditemukan bahwa mahasiswa masih perlu meningkatkan keterampilan dalam pemasangan torniquet, desinfeksi alcohol, dan tusukan jarum dengan sudut 30 derajat. Terakhir, pada tahap terminasi, belum semua mahasiswa melakukan rencana tindak lanjut dan dokumentasi dengan baik. Penelitian ini memberikan implikasi penting bahwa perlu dilakukan peningkatan dalam pendidikan keterampilan mahasiswa terkait pengambilan sampel darah vena. Pelatihan yang intensif dan berulang-ulang dengan menggunakan simulasi dan manekin dapat membantu meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam tahap kerja.","PeriodicalId":269534,"journal":{"name":"Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung","volume":"33 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114196337","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-08-15DOI: 10.34011/juriskesbdg.v15i2.2192
Sri Slamet Mulyati, Irmawartini Irmawartini, Ade Kamaludini, F. Fatimah
Oli merupakan salah satu polutan hidrokarbon. Secara umum limbah oli terdiri atas air, crude oil, dan solid particulate matter. Substansi bahaya dan bahan toksik lainnya yang terkandung dalam limbah oli, menjadikan limbah tersebut harus diolah untuk mengurangi toksisitasnya. Pb atau timbal merupakan salah satu substansi toksik yang dihasilkan dari kegiatan industri yang menggunakan oli, painting, agrokimia, dan lain-lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan adsorben serbuk gergaji dalam menyisihkan logam berat timbal (Pb) dalam limbah oli. Metode penelitian ini adalah eksperimen semu skala laboratorium untuk aplikasi lapangan. Populasi adalah seluruh limbah oli yang diambil dengan metode grab sample, sedangkan sampel adalah sebagian limbah oli yang diberikan perlakuan dan kontrol. Hasil uji non parametrik menunjukkan bahwa ada perbedaan rata-rata kandungan Pb dalam limbah oli setelah diberi perlakuan berbagai dosis adsorben serbuk gergaji (p-value=0,008). Besar penyisihan kandungan Pb dalam limbah oli pada kisaran 66,55-91,24%. Dapat disimpulkan bahwa adsorben serbuk gergaji mempunyai kemampuan untuk menyisihkan Pb dalam limbah oli.
{"title":"PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI SEBAGAI ADSORBEN DALAM MENYISIHKAN KANDUNGAN PB (TIMBAL) LIMBAH OLI","authors":"Sri Slamet Mulyati, Irmawartini Irmawartini, Ade Kamaludini, F. Fatimah","doi":"10.34011/juriskesbdg.v15i2.2192","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v15i2.2192","url":null,"abstract":"Oli merupakan salah satu polutan hidrokarbon. Secara umum limbah oli terdiri atas air, crude oil, dan solid particulate matter. Substansi bahaya dan bahan toksik lainnya yang terkandung dalam limbah oli, menjadikan limbah tersebut harus diolah untuk mengurangi toksisitasnya. Pb atau timbal merupakan salah satu substansi toksik yang dihasilkan dari kegiatan industri yang menggunakan oli, painting, agrokimia, dan lain-lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan adsorben serbuk gergaji dalam menyisihkan logam berat timbal (Pb) dalam limbah oli. Metode penelitian ini adalah eksperimen semu skala laboratorium untuk aplikasi lapangan. Populasi adalah seluruh limbah oli yang diambil dengan metode grab sample, sedangkan sampel adalah sebagian limbah oli yang diberikan perlakuan dan kontrol. Hasil uji non parametrik menunjukkan bahwa ada perbedaan rata-rata kandungan Pb dalam limbah oli setelah diberi perlakuan berbagai dosis adsorben serbuk gergaji (p-value=0,008). Besar penyisihan kandungan Pb dalam limbah oli pada kisaran 66,55-91,24%. Dapat disimpulkan bahwa adsorben serbuk gergaji mempunyai kemampuan untuk menyisihkan Pb dalam limbah oli. ","PeriodicalId":269534,"journal":{"name":"Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121374522","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}