Salah satu teknologi yang dapat diterapkan untuk mengatasi terbuangnya emisi gas CO2 keatmosfir bumi dari industri yang menggunakan bahan bakar fosil adalah Carbon Capture andStorage (CCS). Dengan teknologi ini emisi gas CO2 dapat dipisahkan, disalurkan dan kemudiandiinjeksikan ke tempat penyimpanan (sekuestrasi) di formasi geologi, atau dalam rangka penerapanEnhanced Oil Recovery (EOR) untuk meningkatkan produksi dari reservoir minyak pada tahaptersier. Emisi gas CO2 tersebut dapat juga disimpan pada depleted reservoir gas, lapisan batubaraatau saline aquifer (reservoir air bersalinitas tinggi). Sebagai tempat penyimpanan gas CO2,saline aquifer dianggap cukup aman karena dengan berjalannya waktu, maka gas CO2 yang larutdalam air garam akan mengalami proses mineralisasi dan pengendapan. Di dalam reservoir salineaquifer, mekanisme penyimpanan gas CO2 terdiri atas tiga tahap yaitu pada tahap pertama, gasCO2 akan disimpan sebagai gas atau fluida supercritical pada reservoir yang mempunyai lapisantidak permeabel sebagai lapisan penutup (cap rock). Pada tahap kedua, gas CO2 akan larut kedalam air yang mengakibatkan perubahan sifat kebasaan air dan memengaruhi kelarutan mineralyang terkandung dalam batuan. Dan tahap ketiga, gas CO2 akan berinteraksi dengan mineralyang terkandung dalam batuan dan menghasilkan mineral baru yang dapat menyimpan gas CO2.Pemodelan simulasi sekuestrasi gas CO2 pada saline aquifer berbentuk radial satu dimensi telahdilakukan dengan menggunakan simulator ToughReact yang dapat merepresentasikan mekanismepenyimpanan gas CO2 tersebut diatas dan memperkirakan kapasitas atau kemampuan reservoirmenyimpan gas CO2. Selain itu dapat diketahui penyebaran distribusi saturasi gas CO2, perubahanpH yang mengakibatkan proses geokimia antara gas CO2 dengan mineral dalam batuan pasir sertamineral yang terbentuk dari proses geokimia, dan perubahan porositas akibat perubahan mineral.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa potensi gas CO2 yang dapat tersekuestrasi secara permanenpada saline aquifer untuk laju alir injeksi sebesar 90 kg/detik, 140 kg/detik dan 190 kg/detik selama10 tahun masing masing sebesar 28.4 juta ton, 44.2 juta ton, dan 60.0 juta ton CO2.
{"title":"Pemodelan Sekuestrasi Gas CO2 pada Saline Aquifer dengan Mekanisme Perubahan Fase dan Alterasi Mineral","authors":"Septi Anggraeni, E. Tobing","doi":"10.29017/lpmgb.45.2.690","DOIUrl":"https://doi.org/10.29017/lpmgb.45.2.690","url":null,"abstract":"Salah satu teknologi yang dapat diterapkan untuk mengatasi terbuangnya emisi gas CO2 keatmosfir bumi dari industri yang menggunakan bahan bakar fosil adalah Carbon Capture andStorage (CCS). Dengan teknologi ini emisi gas CO2 dapat dipisahkan, disalurkan dan kemudiandiinjeksikan ke tempat penyimpanan (sekuestrasi) di formasi geologi, atau dalam rangka penerapanEnhanced Oil Recovery (EOR) untuk meningkatkan produksi dari reservoir minyak pada tahaptersier. Emisi gas CO2 tersebut dapat juga disimpan pada depleted reservoir gas, lapisan batubaraatau saline aquifer (reservoir air bersalinitas tinggi). Sebagai tempat penyimpanan gas CO2,saline aquifer dianggap cukup aman karena dengan berjalannya waktu, maka gas CO2 yang larutdalam air garam akan mengalami proses mineralisasi dan pengendapan. Di dalam reservoir salineaquifer, mekanisme penyimpanan gas CO2 terdiri atas tiga tahap yaitu pada tahap pertama, gasCO2 akan disimpan sebagai gas atau fluida supercritical pada reservoir yang mempunyai lapisantidak permeabel sebagai lapisan penutup (cap rock). Pada tahap kedua, gas CO2 akan larut kedalam air yang mengakibatkan perubahan sifat kebasaan air dan memengaruhi kelarutan mineralyang terkandung dalam batuan. Dan tahap ketiga, gas CO2 akan berinteraksi dengan mineralyang terkandung dalam batuan dan menghasilkan mineral baru yang dapat menyimpan gas CO2.Pemodelan simulasi sekuestrasi gas CO2 pada saline aquifer berbentuk radial satu dimensi telahdilakukan dengan menggunakan simulator ToughReact yang dapat merepresentasikan mekanismepenyimpanan gas CO2 tersebut diatas dan memperkirakan kapasitas atau kemampuan reservoirmenyimpan gas CO2. Selain itu dapat diketahui penyebaran distribusi saturasi gas CO2, perubahanpH yang mengakibatkan proses geokimia antara gas CO2 dengan mineral dalam batuan pasir sertamineral yang terbentuk dari proses geokimia, dan perubahan porositas akibat perubahan mineral.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa potensi gas CO2 yang dapat tersekuestrasi secara permanenpada saline aquifer untuk laju alir injeksi sebesar 90 kg/detik, 140 kg/detik dan 190 kg/detik selama10 tahun masing masing sebesar 28.4 juta ton, 44.2 juta ton, dan 60.0 juta ton CO2.","PeriodicalId":281406,"journal":{"name":"Lembaran publikasi minyak dan gas bumi","volume":"52 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120962099","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Gangguan pasokan minyak mentah dan bahan bakar minyak berakibat parah kepadaperekonomian negara yang terkena, bahkan juga kepada situasi yang dapat menimbulkanketidakstabilan sosial politik. Untuk itu diperlukan cadangan penyangga energi untuk ketahananenergi negara tersebut.Keamanan energi Indonesia sudah dalam situasi rawan terhadap gangguan pasokan, baikdalam hal distribusi bahan bakar minyak di dalam negeri maupun dalam pengadaan impor minyakmentah untuk kilang-kilang di dalam negeri dan impor bahan bakar minyakUndang-undang dan peraturan-peraturan terkait sudah mengamanatkan ketersediaan energipenyangga ataupun cadangan strategis minyak bumi dan penyediaan bahan bakar minyak nasional.Disarankan agar Indonesia membangun simpanan minyak mentah dan bahan bakar minyak,pada tahap awal, sekurangnya untuk 30 hari impor.Tangki-tangki yang tidak terpakai sepenuhnya yang berada di Pertamina maupun di badanusaha kontrak kerja sama serta di depot-depot dan kilang-kilang dapat dimanfaatkan sebagaipenyimpan cadangan minyak dan bahan bakar minyak.Kerja sama regional ASEAN harus lebih dikonkretkan, untuk dapat memperkuat keamananenergi para anggotanya, terutama di saat kritis atau kelangkaan pasokan.
{"title":"Cadangan Strategis Minyak untuk Keamanan Energi Indonesia","authors":"Maizar Rahman","doi":"10.29017/lpmgb.45.1.681","DOIUrl":"https://doi.org/10.29017/lpmgb.45.1.681","url":null,"abstract":"Gangguan pasokan minyak mentah dan bahan bakar minyak berakibat parah kepadaperekonomian negara yang terkena, bahkan juga kepada situasi yang dapat menimbulkanketidakstabilan sosial politik. Untuk itu diperlukan cadangan penyangga energi untuk ketahananenergi negara tersebut.Keamanan energi Indonesia sudah dalam situasi rawan terhadap gangguan pasokan, baikdalam hal distribusi bahan bakar minyak di dalam negeri maupun dalam pengadaan impor minyakmentah untuk kilang-kilang di dalam negeri dan impor bahan bakar minyakUndang-undang dan peraturan-peraturan terkait sudah mengamanatkan ketersediaan energipenyangga ataupun cadangan strategis minyak bumi dan penyediaan bahan bakar minyak nasional.Disarankan agar Indonesia membangun simpanan minyak mentah dan bahan bakar minyak,pada tahap awal, sekurangnya untuk 30 hari impor.Tangki-tangki yang tidak terpakai sepenuhnya yang berada di Pertamina maupun di badanusaha kontrak kerja sama serta di depot-depot dan kilang-kilang dapat dimanfaatkan sebagaipenyimpan cadangan minyak dan bahan bakar minyak.Kerja sama regional ASEAN harus lebih dikonkretkan, untuk dapat memperkuat keamananenergi para anggotanya, terutama di saat kritis atau kelangkaan pasokan.","PeriodicalId":281406,"journal":{"name":"Lembaran publikasi minyak dan gas bumi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129519623","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Hasil screening metoda Enhanced Oil Recovery (EOR) pada reservoir minyak “Q” menunjukkanbahwa metoda EOR yang cocok diterapkan adalah injeksi kimia surfaktan-polimer. Uji terhadapair formasi, minyak, surfaktan dan polimer, serta penentuan campuran surfaktan-polimer untukinjeksi pada reservoir tersebut telah dilakukan. Campuran konsentrasi optimum yang diperolehterdiri atas 0.005% berat surfaktan dan 0.05% berat polimer. Pemodelan simulasi injeksi surfaktanpolimerke dalam reservoir minyak dengan pola quartered five spot telah dilakukan menggunakansimulator injeksi kimia tiga dimensi UTCHEM. Model tersebut digunakan untuk mengetahuipengaruh injeksi surfaktan-polimer tersebut terhadap peningkatan perolehan minyak. Denganmenggunakan konsentrasi surfaktan-polimer tersebut di atas, yang kemudian dinyatakan sebagaibase case dengan rancangan urutan injeksi terdiri atas 0.65 PV air formasi yang dilanjutkan dengan0.4 PV Surfaktan-Polimer dan kembali dilakukan injeksi 1.45 PV air formasi, dan menghasilkankumulatif perolehan minyak sebesar 79.52% OOIP. Berdasarkan model base case tersebut,selanjutnya dilakukan uji sensitivitas perolehan minyak terhadap parameter volume kumulatifinjeksi air dan surfaktan-polimer, konsentrasi surfaktan dan polimer. Dari hasil uji sensitivitas,kemudian dipilih dari ketiga parameter tersebut yang optimum dan menghasilkan kumulatifperolehan minyak sebesar 85.1% OOIP.
{"title":"Injeksi Surfaktan Polimer dengan Pola Quartered Five Spot pada Reservoir Minyak","authors":"E. Tobing","doi":"10.29017/lpmgb.45.2.688","DOIUrl":"https://doi.org/10.29017/lpmgb.45.2.688","url":null,"abstract":"Hasil screening metoda Enhanced Oil Recovery (EOR) pada reservoir minyak “Q” menunjukkanbahwa metoda EOR yang cocok diterapkan adalah injeksi kimia surfaktan-polimer. Uji terhadapair formasi, minyak, surfaktan dan polimer, serta penentuan campuran surfaktan-polimer untukinjeksi pada reservoir tersebut telah dilakukan. Campuran konsentrasi optimum yang diperolehterdiri atas 0.005% berat surfaktan dan 0.05% berat polimer. Pemodelan simulasi injeksi surfaktanpolimerke dalam reservoir minyak dengan pola quartered five spot telah dilakukan menggunakansimulator injeksi kimia tiga dimensi UTCHEM. Model tersebut digunakan untuk mengetahuipengaruh injeksi surfaktan-polimer tersebut terhadap peningkatan perolehan minyak. Denganmenggunakan konsentrasi surfaktan-polimer tersebut di atas, yang kemudian dinyatakan sebagaibase case dengan rancangan urutan injeksi terdiri atas 0.65 PV air formasi yang dilanjutkan dengan0.4 PV Surfaktan-Polimer dan kembali dilakukan injeksi 1.45 PV air formasi, dan menghasilkankumulatif perolehan minyak sebesar 79.52% OOIP. Berdasarkan model base case tersebut,selanjutnya dilakukan uji sensitivitas perolehan minyak terhadap parameter volume kumulatifinjeksi air dan surfaktan-polimer, konsentrasi surfaktan dan polimer. Dari hasil uji sensitivitas,kemudian dipilih dari ketiga parameter tersebut yang optimum dan menghasilkan kumulatifperolehan minyak sebesar 85.1% OOIP.","PeriodicalId":281406,"journal":{"name":"Lembaran publikasi minyak dan gas bumi","volume":"23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128081251","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Beberapa penelitian yang telah dilakukan di Kabupaten Banjarnegara, adanya pengembangan sistem minyak di Kali Serayu, dan telah dilakukan uji terhadap minyak rembesan tersebut yang hasilnya menunjukkan TOC diatas 2%, dan reservoir berada pada Formasi Rambatan (Tmr). ) berumur Miosen Tengah sampai Miosen Awal. Penelitian - penelitian yang telah dilakukan tersebut belum sampai kepada hasil yang dapat memberikan gambaran tentang potensi migas secara tuntas, sehingga perlu kajian lanjutan yang diharapkan dapat memberikan informasi di bawah permukaan secara saintifik terkait dengan migrasi minyak/HC (fluida) yang mengarah ke selatan Banjarnegara. Diantara metode geofisika yang dapat memberikan dan melengkapi dari penelitian sebelumnya, mencoba memproses berdasarkan kajian gayaberat. Data gayaberat yang digunakan sebanyak 520 melingkupi Banjarnegara Utara sampai Banjarnegara Selatan, dimana data tersebut digunakan di beberapa tahapan yaitu pemisahan gayaberat dan selanjutnya dilakukan anomali gayaberat regional dimana disebut sebagai anomali gayaberat residual atau sisa sehingga akan diperoleh gambaran efek samping yang sesuai dengan geologi permukaannya. Kemudian berdasarkan nilai turunan kedua vertikal (SVD) maupun horizontal dari data anomali gayaberat, dan dianalisis terhadap nilai densitasnya (p) dengan menggunakan "fungsi Green". Berdasarkan analisis data gayaberat melalui proses SVD, perhitungan nilai densitas dengan Green maka daerah Banjarnegara bagian utara diduga sebagai daerah reservoarnya dan mengalami migrasi ke arah selatan yang ditunjuk oleh tipe sesar naik dan adanya pengurang nilai densitas dari utara dan bertambah di bagian selatan, sehingga dideskripsikan terbentuknya cebakan yang ditandai oleh batas antiklin atau punggungan. indikasi zonasi berdasarkan kontur anomali gayaberat turunan turunan kedua (SVD), juga ditunjukkan oleh penuruan nilai pada peta kontur anomali gayaberat dengan nilai antara +22.1 mGal sampai 0 mGal, kemudian oleh nilai anomali gayaberat antara 0 mGal sampai -7.0 mGal, artinya adanya migrasi dari utara. Hasil analisis analisis spektral diperoleh kedalaman sekitar 2000 m sampai 2500 m di bagian utara dengan tipe sesar naik dari arah utara.
{"title":"Deformasi dan Kedalaman Batuan Sedimen Daerah Banjarnegara Berdasarkan Analisis Gayaberat","authors":"Eddy Supriyana, Tatang Padmawidjaja, R. Akbar","doi":"10.29017/lpmgb.55.3.704","DOIUrl":"https://doi.org/10.29017/lpmgb.55.3.704","url":null,"abstract":"Beberapa penelitian yang telah dilakukan di Kabupaten Banjarnegara, adanya pengembangan sistem minyak di Kali Serayu, dan telah dilakukan uji terhadap minyak rembesan tersebut yang hasilnya menunjukkan TOC diatas 2%, dan reservoir berada pada Formasi Rambatan (Tmr). ) berumur Miosen Tengah sampai Miosen Awal. Penelitian - penelitian yang telah dilakukan tersebut belum sampai kepada hasil yang dapat memberikan gambaran tentang potensi migas secara tuntas, sehingga perlu kajian lanjutan yang diharapkan dapat memberikan informasi di bawah permukaan secara saintifik terkait dengan migrasi minyak/HC (fluida) yang mengarah ke selatan Banjarnegara. Diantara metode geofisika yang dapat memberikan dan melengkapi dari penelitian sebelumnya, mencoba memproses berdasarkan kajian gayaberat. Data gayaberat yang digunakan sebanyak 520 melingkupi Banjarnegara Utara sampai Banjarnegara Selatan, dimana data tersebut digunakan di beberapa tahapan yaitu pemisahan gayaberat dan selanjutnya dilakukan anomali gayaberat regional dimana disebut sebagai anomali gayaberat residual atau sisa sehingga akan diperoleh gambaran efek samping yang sesuai dengan geologi permukaannya. Kemudian berdasarkan nilai turunan kedua vertikal (SVD) maupun horizontal dari data anomali gayaberat, dan dianalisis terhadap nilai densitasnya (p) dengan menggunakan \"fungsi Green\". Berdasarkan analisis data gayaberat melalui proses SVD, perhitungan nilai densitas dengan Green maka daerah Banjarnegara bagian utara diduga sebagai daerah reservoarnya dan mengalami migrasi ke arah selatan yang ditunjuk oleh tipe sesar naik dan adanya pengurang nilai densitas dari utara dan bertambah di bagian selatan, sehingga dideskripsikan terbentuknya cebakan yang ditandai oleh batas antiklin atau punggungan. indikasi zonasi berdasarkan kontur anomali gayaberat turunan turunan kedua (SVD), juga ditunjukkan oleh penuruan nilai pada peta kontur anomali gayaberat dengan nilai antara +22.1 mGal sampai 0 mGal, kemudian oleh nilai anomali gayaberat antara 0 mGal sampai -7.0 mGal, artinya adanya migrasi dari utara. Hasil analisis analisis spektral diperoleh kedalaman sekitar 2000 m sampai 2500 m di bagian utara dengan tipe sesar naik dari arah utara.","PeriodicalId":281406,"journal":{"name":"Lembaran publikasi minyak dan gas bumi","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125302924","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
CCUS dan CCS merupakan teknologi yang dapat diimplementasikan untuk mencapai target penurunan emisi Gas Rumah Kaca dan menghambat kenaikan suhu bumi antara 1,50°C sampai 2°C. Kedua teknologi tersebut dapat menurunkan emisi Gas Rumah Kaca secara masif dibandingkan teknologi lainnya. Keuntungan implementasi teknologi CCS dibandingkan CCUS, CCS hanya berguna untuk menyimpan CO, sedangkan CCUS selain untuk menyimpan CO, dapat menaikan produksi minyak dengan proses injeksi CO,-EOR. Sebagai penelitian awal, telah dilakukan penyaringan dan pemeringkatan cekungan sedimen Indonesia terutama dari yang telah diketahui sekitar 60 cekungan sedimen (Sunarjanto, 2008) berdasarkan metode Bachu 2003. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil dengan peringkat tiga besar adalah: cekungan sedimen Kutai, Sumatera Selatan, dan Sumatera Tengah. Kemudian dilakukan penelitian laboratorium dengan dua lapangan target yang lokasinya dekat dengan sumber CO, yaitu lapangan Ak dan St. Dari uji laboratorium injeksi CO,-EOR pada dua lapangan terpilih menunjukan hasil yang sangat potensial untuk meningkatkan perolehan minyak. Kemudian prediksi kebutuhan CO, dan kenaikan peningkatan perolehan minyak juga menunjukkan hasil yang cukup baik. Namun hasil ini perlu dikaji lebih dalam pada studi lapangan lebih lanjut. Source sink matching untuk kedua lapangan At dan St dapat digunakan sumber CO, yang utama dari Kilang LNG Badak dan Kilang Unit-V Balikpapan. CO, dari sumber kilang tidak perlu biaya pemasangan alat untuk pemisahan CO, dan mempunyai jarak hanya sekitar 50 km.
{"title":"Penyaringan dan Peringkat Cekungan Kalimantan Timur serta Potensinya untuk Implementasi CCUS","authors":"Sugihardjo Sugihardjo","doi":"10.29017/lpmgb.55.3.706","DOIUrl":"https://doi.org/10.29017/lpmgb.55.3.706","url":null,"abstract":"CCUS dan CCS merupakan teknologi yang dapat diimplementasikan untuk mencapai target penurunan emisi Gas Rumah Kaca dan menghambat kenaikan suhu bumi antara 1,50°C sampai 2°C. Kedua teknologi tersebut dapat menurunkan emisi Gas Rumah Kaca secara masif dibandingkan teknologi lainnya. Keuntungan implementasi teknologi CCS dibandingkan CCUS, CCS hanya berguna untuk menyimpan CO, sedangkan CCUS selain untuk menyimpan CO, dapat menaikan produksi minyak dengan proses injeksi CO,-EOR. Sebagai penelitian awal, telah dilakukan penyaringan dan pemeringkatan cekungan sedimen Indonesia terutama dari yang telah diketahui sekitar 60 cekungan sedimen (Sunarjanto, 2008) berdasarkan metode Bachu 2003. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil dengan peringkat tiga besar adalah: cekungan sedimen Kutai, Sumatera Selatan, dan Sumatera Tengah. Kemudian dilakukan penelitian laboratorium dengan dua lapangan target yang lokasinya dekat dengan sumber CO, yaitu lapangan Ak dan St. Dari uji laboratorium injeksi CO,-EOR pada dua lapangan terpilih menunjukan hasil yang sangat potensial untuk meningkatkan perolehan minyak. Kemudian prediksi kebutuhan CO, dan kenaikan peningkatan perolehan minyak juga menunjukkan hasil yang cukup baik. Namun hasil ini perlu dikaji lebih dalam pada studi lapangan lebih lanjut. Source sink matching untuk kedua lapangan At dan St dapat digunakan sumber CO, yang utama dari Kilang LNG Badak dan Kilang Unit-V Balikpapan. CO, dari sumber kilang tidak perlu biaya pemasangan alat untuk pemisahan CO, dan mempunyai jarak hanya sekitar 50 km.","PeriodicalId":281406,"journal":{"name":"Lembaran publikasi minyak dan gas bumi","volume":"62 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128636447","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Puspawana Lestari, Udi Harmoko, M. I. Nurwidyanto, T. Susantoro
Cekungan Akimeugah merupakan salah satu cekungan di Papua yang memiliki cadangan minyak besar (giantfield). Kajian tahap awal mengenai potensi di Cekungan Akimeugah adalah penyebaran anomali permukaan. Identifikasi penyebaran anomali permukaan dapat dilakukan menggunakan metode penginderaan jauh dengan memanfaatkan data Citra Landsat-8 OLI dan ketinggian data DEMNAS. Hasil dari pengolahan data citra satelit Landsat-8 terdapat 5 kelas klasifikasi untuk hasil citra NDVI dengan rincian nilai -1 - (-0,16078) dapat diindikasikan tidak terdapat vegetasi, batuan tandus atau badan air. Nilai NDVI dengan rentang 0,30 – 0,45 dapat diidentifikasikan di daerah tersebut kerapatan vegetasinya rendah dan vegetasinya dapat berupa seperti semak belukar, padang rumput, tanaman tua, ataupun tanaman yang stres. Nilai +1 yang merupakan pariwisata di daerah tersebut sangat tinggi Hasil yang diperoleh dari pengolahan data DEMNAS adalah kelurusan dominan pada daerah penelitian sebesar 43,2 atau 223,2 arah timur laut - barat daya. Terdapat 16 wilayah dengan sebaran nilai densitas kelurusannya tinggi hingga sangat tinggi yaitu 158.529524 - 242.066040. Wilayah dengan densitas kelurusan yang tinggi, terdapat struktur antiklin dan berada di formasi yang mungkin adalah wilayah dengan nomor 4,11 dan 14. Nomor 4 yang berada di wilayah Kegata, nomor 11 berada dalam cakupan wilayah Deiyai dan nomor 14 yang berada di wilayah Tembagapura dan Kabupaten Mimika.
{"title":"Kajian Potensi Hidrokarbon di Cekungan Sedimen Akimeugah Berdasarkan Pemetaan Anomali Permukaan Data Penginderaan Jauh Landsat 8 dan DEMNAS","authors":"Puspawana Lestari, Udi Harmoko, M. I. Nurwidyanto, T. Susantoro","doi":"10.29017/lpmgb.55.3.705","DOIUrl":"https://doi.org/10.29017/lpmgb.55.3.705","url":null,"abstract":"Cekungan Akimeugah merupakan salah satu cekungan di Papua yang memiliki cadangan minyak besar (giantfield). Kajian tahap awal mengenai potensi di Cekungan Akimeugah adalah penyebaran anomali permukaan. Identifikasi penyebaran anomali permukaan dapat dilakukan menggunakan metode penginderaan jauh dengan memanfaatkan data Citra Landsat-8 OLI dan ketinggian data DEMNAS. Hasil dari pengolahan data citra satelit Landsat-8 terdapat 5 kelas klasifikasi untuk hasil citra NDVI dengan rincian nilai -1 - (-0,16078) dapat diindikasikan tidak terdapat vegetasi, batuan tandus atau badan air. Nilai NDVI dengan rentang 0,30 – 0,45 dapat diidentifikasikan di daerah tersebut kerapatan vegetasinya rendah dan vegetasinya dapat berupa seperti semak belukar, padang rumput, tanaman tua, ataupun tanaman yang stres. Nilai +1 yang merupakan pariwisata di daerah tersebut sangat tinggi Hasil yang diperoleh dari pengolahan data DEMNAS adalah kelurusan dominan pada daerah penelitian sebesar 43,2 atau 223,2 arah timur laut - barat daya. Terdapat 16 wilayah dengan sebaran nilai densitas kelurusannya tinggi hingga sangat tinggi yaitu 158.529524 - 242.066040. Wilayah dengan densitas kelurusan yang tinggi, terdapat struktur antiklin dan berada di formasi yang mungkin adalah wilayah dengan nomor 4,11 dan 14. Nomor 4 yang berada di wilayah Kegata, nomor 11 berada dalam cakupan wilayah Deiyai dan nomor 14 yang berada di wilayah Tembagapura dan Kabupaten Mimika.","PeriodicalId":281406,"journal":{"name":"Lembaran publikasi minyak dan gas bumi","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124459266","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sumatera Selatan sebagai provinsi sumber energi perlu tetap dijaga kelestarian dan keberlanjutannya. Dua hal antara sumber energi dan menjaga kawasan berwawasan lingkungan, memunculkan ide mengoptimalkan Gas Co, sebagai hasil limbah PLTU untuk dikelola menjadi bermanfaat, dengan menginjeksikannya ke lapangan migas di Sumatera Selatan. Metodologi penelitian menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif data primer dan sekunder, baik data sumber dan target injeksi CO,. Hasil identifikasi data dilakukan analisis awal untuk menentukan lokasi terpilih di Sumatera Selatan. Survey lapangan berbasis Sistem Informasi Geografi di PLTU Simpang Belimbing dan sekitarnya guna menyusun Peta Network Clustering. Analisis buffer digunakan untuk mengetahui lokasi terbaik penempatan fasilitas integrasi CO,, distance analisis digunakan untuk mengetahui prioritas target berdasarkan jarak dari sumber, serta morfologi analisis digunakan untuk mengetahui fasilitas distribusi yang efektif bagi tiap pasangan sumber-target. Hasilnya diperoleh beberapa pasangan sumber-target yang secara jarak dan kebutuhan-ketersedian CO, mencukupi untuk dilakukan injeksi CO,-EOR. Alternatif skenario buffer zone dengan target Cluster Lapangan Migas PQR Sumatera Selatan, pada radius 100 km utamanya akan didukung CO, hasil PLTU Simpang Belimbing dan dua lapangan migas terpilih sebagai kandidat pada Klaster PQR. Jumlah isi minyak awal pada lapangan tersebut 365,850.00 MSTB, terdapat potensi produksi injeksi CO, sebesar 54,877.50 MSTB dan kebutuhan CO, untuk injeksi sebesar 21,951.00 MTon. Skenario radius 100 km akan ditambah dari Instalasi stasiun pengumpul gas Grisik dan Suban, dan seterusnya makin besar radius buffer akan banyak PLTU yang siap sebagai sumber CO,. Dilakukan pengukuran jarak datar yang sekaligus merupakan perhitungan panjang pipa dari lapangan migas ke sumber CO, terpilih, dalam radius 100 kilometer, minimum diperlukan pipa distribusi sepanjang 203.65 kilometer. Kelebihan penelitian ini terintegrasinya subsektor migas, mineral (batubara), dan energi guna menciptakan pengembangan energi hulu - hilir ramah lingkungan.
{"title":"Lapangan Migas Potensial Sebagai CCUS-EOR Studi Kasus: Prospek Injeksi CO, di Sumatera Selatan","authors":"M. Romli, Sugihardjo Sugihardjo, Djoko Sunarjanto, Suliantara Suliantara, Nurus Firdaus, Dadan Dsm Saputra","doi":"10.29017/lpmgb.55.3.707","DOIUrl":"https://doi.org/10.29017/lpmgb.55.3.707","url":null,"abstract":" Sumatera Selatan sebagai provinsi sumber energi perlu tetap dijaga kelestarian dan keberlanjutannya. Dua hal antara sumber energi dan menjaga kawasan berwawasan lingkungan, memunculkan ide mengoptimalkan Gas Co, sebagai hasil limbah PLTU untuk dikelola menjadi bermanfaat, dengan menginjeksikannya ke lapangan migas di Sumatera Selatan. Metodologi penelitian menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif data primer dan sekunder, baik data sumber dan target injeksi CO,. Hasil identifikasi data dilakukan analisis awal untuk menentukan lokasi terpilih di Sumatera Selatan. Survey lapangan berbasis Sistem Informasi Geografi di PLTU Simpang Belimbing dan sekitarnya guna menyusun Peta Network Clustering. Analisis buffer digunakan untuk mengetahui lokasi terbaik penempatan fasilitas integrasi CO,, distance analisis digunakan untuk mengetahui prioritas target berdasarkan jarak dari sumber, serta morfologi analisis digunakan untuk mengetahui fasilitas distribusi yang efektif bagi tiap pasangan sumber-target. Hasilnya diperoleh beberapa pasangan sumber-target yang secara jarak dan kebutuhan-ketersedian CO, mencukupi untuk dilakukan injeksi CO,-EOR. Alternatif skenario buffer zone dengan target Cluster Lapangan Migas PQR Sumatera Selatan, pada radius 100 km utamanya akan didukung CO, hasil PLTU Simpang Belimbing dan dua lapangan migas terpilih sebagai kandidat pada Klaster PQR. Jumlah isi minyak awal pada lapangan tersebut 365,850.00 MSTB, terdapat potensi produksi injeksi CO, sebesar 54,877.50 MSTB dan kebutuhan CO, untuk injeksi sebesar 21,951.00 MTon. Skenario radius 100 km akan ditambah dari Instalasi stasiun pengumpul gas Grisik dan Suban, dan seterusnya makin besar radius buffer akan banyak PLTU yang siap sebagai sumber CO,. Dilakukan pengukuran jarak datar yang sekaligus merupakan perhitungan panjang pipa dari lapangan migas ke sumber CO, terpilih, dalam radius 100 kilometer, minimum diperlukan pipa distribusi sepanjang 203.65 kilometer. Kelebihan penelitian ini terintegrasinya subsektor migas, mineral (batubara), dan energi guna menciptakan pengembangan energi hulu - hilir ramah lingkungan.","PeriodicalId":281406,"journal":{"name":"Lembaran publikasi minyak dan gas bumi","volume":"124 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114480744","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Rian Cahya Rohmana, Iqbal Fardiansyah, Leon Taufani, Dicky Haris Hidayat
Pemetaan digital dapat menghasilkan analogi digital dari singkapan sebagai representasi dan gambaran kondisi bawah permukaan pada daerah yang memiliki kesamaan karakteristik geologi. Penerapan metode ini memungkinkan interpretasi dan pengukuran fitur geologi secara digital untuk keperluan karakterisasi reservoar hidrokarbon. Selain itu, metode ini tidak memerlukan biaya tinggi seperti akuisisi seismik atau wireline logging, schingga eksplorasi hidrokarbon, khususnya untuk mengetahui karakter reservoar jauh lebih mudah dan murah. Penelitian ini dilakukan di wilayah Desa Binangun, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, karena memiliki penyebaran Formasi Ngrayong yang cukup baik. Tujuan penelitian ini adalah memetakan secara digital singkapan batuan untuk memberikan gambaran awal karakteristik reservoar serta menghitung reservoar quality index (RQI). Metode pemetaan digital ini menggunakan kamera digital, quadcopter drone, dan perangkat global positioning system. Integrasi data pemetaan digital menghasilkan model fasies, properti (porositas dan permeabilitas), serta model RQI. Berdasarkan model RQI didapatkan tiga potential flow units, yakni high quality (porositas 25-35%, permeabilitas 500 mD), medium - high quality (porositas 27 - 30%, permeabilitas 90 - 500 mD) dan medium quality (porositas 24 - 33%, permeabilitas 85-95 mD). Metode pemetaan digital berhasil menggambarkan karakterisasi reservoar dan memberikan informasi lebih banyak pada daerah yang sedikit ataupun tidak memiliki data bawah permukaan, serta dapat mengurangi resiko dan ketidakpastian di bawah permukaan.
{"title":"Karakteristik dan Indeks Kualitas Reservoar Hidrokarbon Menggunakan Metode Pemetaan Digital pada Formasi Ngrayong, Cekungan Jawa Timur Utara","authors":"Rian Cahya Rohmana, Iqbal Fardiansyah, Leon Taufani, Dicky Haris Hidayat","doi":"10.29017/lpmgb.55.3.708","DOIUrl":"https://doi.org/10.29017/lpmgb.55.3.708","url":null,"abstract":"Pemetaan digital dapat menghasilkan analogi digital dari singkapan sebagai representasi dan gambaran kondisi bawah permukaan pada daerah yang memiliki kesamaan karakteristik geologi. Penerapan metode ini memungkinkan interpretasi dan pengukuran fitur geologi secara digital untuk keperluan karakterisasi reservoar hidrokarbon. Selain itu, metode ini tidak memerlukan biaya tinggi seperti akuisisi seismik atau wireline logging, schingga eksplorasi hidrokarbon, khususnya untuk mengetahui karakter reservoar jauh lebih mudah dan murah. Penelitian ini dilakukan di wilayah Desa Binangun, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, karena memiliki penyebaran Formasi Ngrayong yang cukup baik. Tujuan penelitian ini adalah memetakan secara digital singkapan batuan untuk memberikan gambaran awal karakteristik reservoar serta menghitung reservoar quality index (RQI). Metode pemetaan digital ini menggunakan kamera digital, quadcopter drone, dan perangkat global positioning system. Integrasi data pemetaan digital menghasilkan model fasies, properti (porositas dan permeabilitas), serta model RQI. Berdasarkan model RQI didapatkan tiga potential flow units, yakni high quality (porositas 25-35%, permeabilitas 500 mD), medium - high quality (porositas 27 - 30%, permeabilitas 90 - 500 mD) dan medium quality (porositas 24 - 33%, permeabilitas 85-95 mD). Metode pemetaan digital berhasil menggambarkan karakterisasi reservoar dan memberikan informasi lebih banyak pada daerah yang sedikit ataupun tidak memiliki data bawah permukaan, serta dapat mengurangi resiko dan ketidakpastian di bawah permukaan. ","PeriodicalId":281406,"journal":{"name":"Lembaran publikasi minyak dan gas bumi","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122455009","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Minyak Bumi yang tersedia cenderung meningkat kadar belerang dan massa jenisnya. Bersamaan dengan itu, kebutuhan akan bahan bakar ringan (bensin, kerosin, solar) tampaknya akan lebih tinggi dari pada bahan bakar berat (minyak bakar), menuntut agar kelebihan produksi residu dimanfaatkan dengan mengolah lebih lanjut residu dengan proses konversi. kedua maslaah tersebut dapat sekaligus diatasi dengan menciptakan minyak solar formulasi baru yang ramah lingkungan.
{"title":"PENGEMBANGAN PROSES PENGILANGAN UNTUK PEMBUATAN SOLAR RAMAH LINGKUNGAN","authors":"A. Nasution","doi":"10.29017/lpmgb.39.1.651","DOIUrl":"https://doi.org/10.29017/lpmgb.39.1.651","url":null,"abstract":"Minyak Bumi yang tersedia cenderung meningkat kadar belerang dan massa jenisnya. Bersamaan dengan itu, kebutuhan akan bahan bakar ringan (bensin, kerosin, solar) tampaknya akan lebih tinggi dari pada bahan bakar berat (minyak bakar), menuntut agar kelebihan produksi residu dimanfaatkan dengan mengolah lebih lanjut residu dengan proses konversi. kedua maslaah tersebut dapat sekaligus diatasi dengan menciptakan minyak solar formulasi baru yang ramah lingkungan.","PeriodicalId":281406,"journal":{"name":"Lembaran publikasi minyak dan gas bumi","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129991433","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dalam perjalanan setiap pemakai kendaraan selalu menginginkan agar ia dapat berjalan dengan lancar di jalan raya. Kendaraannnya dapat melaju dengan kecepatan tinggi sehingga dapat sampai ketujuan dalam waktu yang singkat. Namun kenyataan berbeda dengan harapan, terutama dikota-kota besar kendaraan merayap pada jam-jam sibuk. Kondisi operasi mesin stop dan jalan terjadi kendaraan berjalan dengan sangat lambatpada kecepatan antara 0 sampai dengan 20 km per jam dengan posisi gigi persneling 1 sampai 2.
{"title":"ANALISA KONSUMSI BAHAN BAKAR KENDARAAN BERMOTOR BENSIN DIATAS CHASSIS DYNAMOMETER","authors":"Pallawagau La Puppung","doi":"10.29017/lpmgb.39.1.654","DOIUrl":"https://doi.org/10.29017/lpmgb.39.1.654","url":null,"abstract":"Dalam perjalanan setiap pemakai kendaraan selalu menginginkan agar ia dapat berjalan dengan lancar di jalan raya. Kendaraannnya dapat melaju dengan kecepatan tinggi sehingga dapat sampai ketujuan dalam waktu yang singkat. Namun kenyataan berbeda dengan harapan, terutama dikota-kota besar kendaraan merayap pada jam-jam sibuk. Kondisi operasi mesin stop dan jalan terjadi kendaraan berjalan dengan sangat lambatpada kecepatan antara 0 sampai dengan 20 km per jam dengan posisi gigi persneling 1 sampai 2.","PeriodicalId":281406,"journal":{"name":"Lembaran publikasi minyak dan gas bumi","volume":"2005 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123856632","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}