Pub Date : 2021-04-20DOI: 10.35724/sjias.v10i1.3394
F. Fitriani, Edoardus E. Maturbongs
Masyarakat yang berdomisili di Papua dulu mengkonsumsi pangan sumber karbohidrat non beras, saatini berubah mengkonsumsi beras. Kabupaten Merauke ditetapkan secara nasional sebagai lumbung padibagi wilayah Indonesia Timur. Kondisi ini mengurangi pengembangan penganekaragaman panganberbasis sumber daya lokal. Salahsatu perguruan tinggi Kabupaten Merauke adalah UniversitasMusamus, dimana perannya dibutuhkan masyarakat lokal dalam rangka pelestarian dan pengembanganpangan lokal. Penelitian ini bertujuan untuk menciptakan sebuah model keterlibatan Perguruan TinggiNegeri khususnya Unmus dalam rangka pengembangan pangan berbasis sumberdaya lokal. Metodepenelitian yang digunakan adalah dengan metode penelitian kualitatif. Penelitian dilakukan denganmelibatkan akademisi (IBT Unmus) dan masyarakat pada kampung-kampung lokal di sekitar KotaMerauke (Wapeko, Yanggandur, Sota) untuk bersama-sama menganalisis masalah yang ada dalambentuk kegiatan FGD (focus group discussion) dan wawancara. Metode analisis yang digunakan dalampenelitian, secara umum mencakup analisis deskriptif kualitatif (model kebijakan rasional) dan Analisisstrategi yang dilakukan dengan metode SWOT. Hasil dari penelitian ini menemukan 4 (empat) kegiatanutama yaitu (1) Topik Riset, (2) Pendidikan/ Pelatihan/ Sosialisasi Berkelanjutan, (3) PendampinganBerkelanjutan., (4) Local Food Marketing Center. Pada model ini juga terlihat bahwa ada faktor ekternalyang mempengaruhi keterlibatan perguruan tinggi khusus nya Universitas Musamus dalampengembangan pangan lokal di Kabupaten Merauke.
在巴布亚定居的人们过去吃非大米碳水化合物的食物,现在却在改变食用大米的方式。墨洛克区被全国指定为帕尔库被瓜分的印度尼西亚东部地区。这种情况减少了基于当地资源的粮食一致性的发展。墨洛克地区的一所学院是穆塞缪尔斯大学,在那里,当地社区在保护和开发当地食物方面发挥了重要作用。本研究旨在建立一种主要以当地资源为基础的食品发展的大学参与模式。采用的研究方法与定性研究方法相匹配。这项研究涉及到知识分子(IBT Unmus)及其社区在墨洛克镇(Wapeko, yang gandur,所索塔)周围的社区,一起分析FGD活动(焦点小组讨论)和采访中的问题。在研究中使用的分析方法通常包括描述性定性分析(理性政策模型)和模拟战略分析。这项研究的结果发现(4)研究主题(1)可持续教育/培训/社会化,(3)可持续发展奖学金等主要活动。,(4)本地食品市场中心。这一模型还显示,外部因素影响了他在墨洛克郡Musamus大学在当地食品发展中的专科参与。
{"title":"Model Keterlibatan Perguruan Tinggi Dalam Pengembangan Pangan Lokal","authors":"F. Fitriani, Edoardus E. Maturbongs","doi":"10.35724/sjias.v10i1.3394","DOIUrl":"https://doi.org/10.35724/sjias.v10i1.3394","url":null,"abstract":"Masyarakat yang berdomisili di Papua dulu mengkonsumsi pangan sumber karbohidrat non beras, saatini berubah mengkonsumsi beras. Kabupaten Merauke ditetapkan secara nasional sebagai lumbung padibagi wilayah Indonesia Timur. Kondisi ini mengurangi pengembangan penganekaragaman panganberbasis sumber daya lokal. Salahsatu perguruan tinggi Kabupaten Merauke adalah UniversitasMusamus, dimana perannya dibutuhkan masyarakat lokal dalam rangka pelestarian dan pengembanganpangan lokal. Penelitian ini bertujuan untuk menciptakan sebuah model keterlibatan Perguruan TinggiNegeri khususnya Unmus dalam rangka pengembangan pangan berbasis sumberdaya lokal. Metodepenelitian yang digunakan adalah dengan metode penelitian kualitatif. Penelitian dilakukan denganmelibatkan akademisi (IBT Unmus) dan masyarakat pada kampung-kampung lokal di sekitar KotaMerauke (Wapeko, Yanggandur, Sota) untuk bersama-sama menganalisis masalah yang ada dalambentuk kegiatan FGD (focus group discussion) dan wawancara. Metode analisis yang digunakan dalampenelitian, secara umum mencakup analisis deskriptif kualitatif (model kebijakan rasional) dan Analisisstrategi yang dilakukan dengan metode SWOT. Hasil dari penelitian ini menemukan 4 (empat) kegiatanutama yaitu (1) Topik Riset, (2) Pendidikan/ Pelatihan/ Sosialisasi Berkelanjutan, (3) PendampinganBerkelanjutan., (4) Local Food Marketing Center. Pada model ini juga terlihat bahwa ada faktor ekternalyang mempengaruhi keterlibatan perguruan tinggi khusus nya Universitas Musamus dalampengembangan pangan lokal di Kabupaten Merauke.","PeriodicalId":312787,"journal":{"name":"Societas : Jurnal Ilmu Administrasi dan Sosial","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114315715","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-04-20DOI: 10.35724/sjias.v10i1.3263
A. Yusuf, Dapot Pardamean Saragih
Taman Nasional Wasur tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang melekat didalamnya.Pada saat iniumumnya mengalami berbagai permasalahan dihadapi dimana telah terekam dalam media informasi yaituperburuan hewan sejenis kanguru, rusa, cenderawasih dan pembakaran di wilayah hutan seperti datamenunjukkan kejadian kebakaran hutan sejak agustus hingga september 2019 ada sekitar 44 titik api diTaman Nasional Wasur (TNW) Merauke. Permasalahan tersebut merupakan aktivitas masyarakat secarameramu dalam melangsungkan hidupnya untuk menopan perekonomian keluarga. Keberadaan TamanNasional Wasur disyaratkan birokrasi pemerintah berupaya memberdayakan masyarakat sekitar tamannasional wasur. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan upaya birokrasi pemerintah dalampemberdayaan masyarakat lokal. Metode penelitian kualitatif dengan pendekatan kualitatif. Sumber dataprimer dan sekunder. Penelitian dilakukan melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan angketpertanyaan secara mendalam.Teknik Analisis data dilakukan dengan mereduksi, menyajikan danmenyimpulkan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa upaya birokrasi pemerintah dalam pemberdayaankepada masyarakat sekitar taman nasional wasur terdapat beberapa upaya dilakukan dengan adanyakegiatan-kegiatan pemberdayaan kepada masyarakat seperti: pemberian bantuan pengembagan usahaekonomi produktif, mengola penyulingan minyak kayu putih dan mengelola budidaya anggrek danpengembangan usaha jasa wisata. Dengan demikian pemberdayaan masyarakat memberikan nilai tambahterhadap perekonomian masyarakat lokal dan mengalihkan aktivitas masyarakat sebelumnya merusakhutan yang dilindungi menjadi aktivitas pembangunan masyarakat
{"title":"Upaya Birokrasi Pemerintah Dalam Pemberdayaan Masyarakat Lokal Sekitar Taman Nasional Wasur","authors":"A. Yusuf, Dapot Pardamean Saragih","doi":"10.35724/sjias.v10i1.3263","DOIUrl":"https://doi.org/10.35724/sjias.v10i1.3263","url":null,"abstract":"Taman Nasional Wasur tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang melekat didalamnya.Pada saat iniumumnya mengalami berbagai permasalahan dihadapi dimana telah terekam dalam media informasi yaituperburuan hewan sejenis kanguru, rusa, cenderawasih dan pembakaran di wilayah hutan seperti datamenunjukkan kejadian kebakaran hutan sejak agustus hingga september 2019 ada sekitar 44 titik api diTaman Nasional Wasur (TNW) Merauke. Permasalahan tersebut merupakan aktivitas masyarakat secarameramu dalam melangsungkan hidupnya untuk menopan perekonomian keluarga. Keberadaan TamanNasional Wasur disyaratkan birokrasi pemerintah berupaya memberdayakan masyarakat sekitar tamannasional wasur. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan upaya birokrasi pemerintah dalampemberdayaan masyarakat lokal. Metode penelitian kualitatif dengan pendekatan kualitatif. Sumber dataprimer dan sekunder. Penelitian dilakukan melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan angketpertanyaan secara mendalam.Teknik Analisis data dilakukan dengan mereduksi, menyajikan danmenyimpulkan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa upaya birokrasi pemerintah dalam pemberdayaankepada masyarakat sekitar taman nasional wasur terdapat beberapa upaya dilakukan dengan adanyakegiatan-kegiatan pemberdayaan kepada masyarakat seperti: pemberian bantuan pengembagan usahaekonomi produktif, mengola penyulingan minyak kayu putih dan mengelola budidaya anggrek danpengembangan usaha jasa wisata. Dengan demikian pemberdayaan masyarakat memberikan nilai tambahterhadap perekonomian masyarakat lokal dan mengalihkan aktivitas masyarakat sebelumnya merusakhutan yang dilindungi menjadi aktivitas pembangunan masyarakat","PeriodicalId":312787,"journal":{"name":"Societas : Jurnal Ilmu Administrasi dan Sosial","volume":"51 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134481852","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-04-20DOI: 10.35724/sjias.v10i1.3296
Arif Ferdian, Syamjaya Sm, D. Darmawati
Luas hutan mangrove Luwu Utara yakni 16.000 Ha. Dengan panjang garis pantai 53 Km. Namun, 24%ekosistem mangrove-nya dalam kondisi rusak. Kerusakan tersebut tersebar di beberapa titik. Salah satutitik yang mengkhawatirkan adalah kawasan garis pantai Desa Pao dan Desa Pengkajoan. Kerusakandisebabkan konversi lahan hutan mangrove diperuntukan sebagai lahan tambak ikan bandeng dan udang,beralih fungsi menjadi lahan pertanian khususnya pertanian jeruk, kawasan pemukiman dan lahanperkebunan Penelitian ini bertujuan untuk menganilisis pemberdayaan masyarakat melalui konsep modalsosial untuk melestarikan hutan mangrove. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriftif denganpendekatan kualitatif. pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi dan Dokumentsi.Aktivitas dalam analisis terdiri dari kondensasi data (data condensation), penyajian data (data display),serta penarikan kesimpulan dan verivikasi (conclusion drawing/verification). Hasil penelitianmenunjukkan bahwa pemberdayaan masyarakat berbasis modal sosial dalam pelestarian mangrove sudahberjalan hal ini disebabkan kelompok mampu menggerakan anggotanya dalam melestariakan hutanmangrove dengan hanya bermodalkan saling kepercayaan satu sama lain dengan menkedepankan tujuankelompok. Selain itu yang menjadikan kelompok berdaya karena kerjasama dengan pihak pemerintahdaerah maupun perguruan tinggi yang ada di Luwu Raya. Peningkatan kemampuan kelompok jugadisebabkan pelatihan dan pendampngan dari perguruan tinggi khususnya mengenai dampak dariperubahn lahan hutan mangrove.
{"title":"Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Modal Sosial Dalam Rangka Pelestarian Hutan Mangrove","authors":"Arif Ferdian, Syamjaya Sm, D. Darmawati","doi":"10.35724/sjias.v10i1.3296","DOIUrl":"https://doi.org/10.35724/sjias.v10i1.3296","url":null,"abstract":"Luas hutan mangrove Luwu Utara yakni 16.000 Ha. Dengan panjang garis pantai 53 Km. Namun, 24%ekosistem mangrove-nya dalam kondisi rusak. Kerusakan tersebut tersebar di beberapa titik. Salah satutitik yang mengkhawatirkan adalah kawasan garis pantai Desa Pao dan Desa Pengkajoan. Kerusakandisebabkan konversi lahan hutan mangrove diperuntukan sebagai lahan tambak ikan bandeng dan udang,beralih fungsi menjadi lahan pertanian khususnya pertanian jeruk, kawasan pemukiman dan lahanperkebunan Penelitian ini bertujuan untuk menganilisis pemberdayaan masyarakat melalui konsep modalsosial untuk melestarikan hutan mangrove. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriftif denganpendekatan kualitatif. pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi dan Dokumentsi.Aktivitas dalam analisis terdiri dari kondensasi data (data condensation), penyajian data (data display),serta penarikan kesimpulan dan verivikasi (conclusion drawing/verification). Hasil penelitianmenunjukkan bahwa pemberdayaan masyarakat berbasis modal sosial dalam pelestarian mangrove sudahberjalan hal ini disebabkan kelompok mampu menggerakan anggotanya dalam melestariakan hutanmangrove dengan hanya bermodalkan saling kepercayaan satu sama lain dengan menkedepankan tujuankelompok. Selain itu yang menjadikan kelompok berdaya karena kerjasama dengan pihak pemerintahdaerah maupun perguruan tinggi yang ada di Luwu Raya. Peningkatan kemampuan kelompok jugadisebabkan pelatihan dan pendampngan dari perguruan tinggi khususnya mengenai dampak dariperubahn lahan hutan mangrove.","PeriodicalId":312787,"journal":{"name":"Societas : Jurnal Ilmu Administrasi dan Sosial","volume":"158 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124423844","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-11-20DOI: 10.35724/sjias.v9i2.3058
Fit Yanuar, Cucu Sugiarti, Haura Atthahara
Pasar yaitu tempat bertemunya penjual dan pembeli dengan ditandai adanya interaksi jual-beli masalahumum yang sering ditemukan di pasar tradisional adalah penumpukan sampa, bau sampah disekitar pasar,dan pengelolaan sampah oleh pengelola pasar yang dinilai masih belum optimal. Maksud dari penelitianini untuk mengetahui manajemen penananganan dan pengelolaan sampah di Pasar Induk Cibitung.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik mengumpulkan datayang digunakan yaitu wawancara, observasi, dokumentasi, dan triangulasi. Hasil dari penelitianmanajemen penanganan dan pengelolaan sampah di Pasar Induk ini masih menggunakan metode yangkonvensional yaitu kumpul – angkut – buang. Pihak pengelola pasar belum memiliki inovasi serta progreskerja dalam mengelola sampah pasar. Walaupun dengan metode konvensional yang meliputi, kumpul –angkut – buang, kondisi di lapangan, sampah masih sering menumpuk dan tercecer di area pasar sertamenimbulkan bau yang menyengat. Hal temuan lain di lapangan adalah keberadaan TPS hanya ada satu,yang muatannya tidak sebanding dengan volume produksi sampah yangberakibat pada penumpukansampah karena sudah melebihi batas muatan tampungserta bau sampah yang sangat menyengat.Sedangkan hal yang perlu ditingkatkan adalah melakukan pertambahan waktu untuk pengangkutansampah, agar sampah tidak terlalu menumpuk.
{"title":"Manajemen Pemerintah Dalam Penanganan dan Pengelolaan Sampah","authors":"Fit Yanuar, Cucu Sugiarti, Haura Atthahara","doi":"10.35724/sjias.v9i2.3058","DOIUrl":"https://doi.org/10.35724/sjias.v9i2.3058","url":null,"abstract":"Pasar yaitu tempat bertemunya penjual dan pembeli dengan ditandai adanya interaksi jual-beli masalahumum yang sering ditemukan di pasar tradisional adalah penumpukan sampa, bau sampah disekitar pasar,dan pengelolaan sampah oleh pengelola pasar yang dinilai masih belum optimal. Maksud dari penelitianini untuk mengetahui manajemen penananganan dan pengelolaan sampah di Pasar Induk Cibitung.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik mengumpulkan datayang digunakan yaitu wawancara, observasi, dokumentasi, dan triangulasi. Hasil dari penelitianmanajemen penanganan dan pengelolaan sampah di Pasar Induk ini masih menggunakan metode yangkonvensional yaitu kumpul – angkut – buang. Pihak pengelola pasar belum memiliki inovasi serta progreskerja dalam mengelola sampah pasar. Walaupun dengan metode konvensional yang meliputi, kumpul –angkut – buang, kondisi di lapangan, sampah masih sering menumpuk dan tercecer di area pasar sertamenimbulkan bau yang menyengat. Hal temuan lain di lapangan adalah keberadaan TPS hanya ada satu,yang muatannya tidak sebanding dengan volume produksi sampah yangberakibat pada penumpukansampah karena sudah melebihi batas muatan tampungserta bau sampah yang sangat menyengat.Sedangkan hal yang perlu ditingkatkan adalah melakukan pertambahan waktu untuk pengangkutansampah, agar sampah tidak terlalu menumpuk.","PeriodicalId":312787,"journal":{"name":"Societas : Jurnal Ilmu Administrasi dan Sosial","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122343051","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-11-20DOI: 10.35724/sjias.v9i2.3121
Andri Irawan, Laurensia Tanzil
Pada dasarnya telah banyak program bantuan kemiskinan diberikan kepada masyarakat pesisir, namun kenyataannya belum berhasil mengentaskan mereka dari garis kemiskinan. Kurangnya keterlibatan masyarakat dalam setiap program dianggap sebagai salah satu penyebab kegagalan program-program yang diberikan oleh pemerintah. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan dan menganalisis program pemberdayaan masyarakat pesisir perbatasan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan tiga indikator yang digunakan sebagai alat ukur dalam menganalisis pemberdayaan masyarakat pesisir perbatasan yaitu indikator tahap penyadaran dan pembentukan perilaku sudah dilaksanakan dengan baik lewat adanya sosialisasi. Akan tetapi yang disayangkan adalah pendampingan masih kurang rutin dilakukan. Indikator kedua tahap transformasi kemampuan dilakukan dengan memberikan pelatihan terkait tentang teknik pengolahan ikan, manajemen keuangan dan pemasaran. Sedangkan indikator ketiga tahap peningkatan kemampuan intelektual dibuktikan dengan meningkatnya pendirian usaha baru masyarakat kampung terkait dengan kegiatan perikanan serta ada peningkatan sekitar 43 % dalam masyarakat yang telah memperluas usahanya baik untuk kegiatan penangkapan maupun pengolahan ikan. Faktor penghambat dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat di Kampung Tomer adalah masih rendahnya kualitas sumber daya manusia, kurangnya pendampingan dari pemerintah, dan berkaitan dengan anggaran. Sedangkan factor pendukungnya adalah sistem sosial budaya masyarakat setempat, sumber daya alam yang melimpah, serta peran aktif masyarakat lokal.
{"title":"Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Perbatasan dalam Rangka Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat","authors":"Andri Irawan, Laurensia Tanzil","doi":"10.35724/sjias.v9i2.3121","DOIUrl":"https://doi.org/10.35724/sjias.v9i2.3121","url":null,"abstract":"Pada dasarnya telah banyak program bantuan kemiskinan diberikan kepada masyarakat pesisir, namun kenyataannya belum berhasil mengentaskan mereka dari garis kemiskinan. Kurangnya keterlibatan masyarakat dalam setiap program dianggap sebagai salah satu penyebab kegagalan program-program yang diberikan oleh pemerintah. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan dan menganalisis program pemberdayaan masyarakat pesisir perbatasan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan tiga indikator yang digunakan sebagai alat ukur dalam menganalisis pemberdayaan masyarakat pesisir perbatasan yaitu indikator tahap penyadaran dan pembentukan perilaku sudah dilaksanakan dengan baik lewat adanya sosialisasi. Akan tetapi yang disayangkan adalah pendampingan masih kurang rutin dilakukan. Indikator kedua tahap transformasi kemampuan dilakukan dengan memberikan pelatihan terkait tentang teknik pengolahan ikan, manajemen keuangan dan pemasaran. Sedangkan indikator ketiga tahap peningkatan kemampuan intelektual dibuktikan dengan meningkatnya pendirian usaha baru masyarakat kampung terkait dengan kegiatan perikanan serta ada peningkatan sekitar 43 % dalam masyarakat yang telah memperluas usahanya baik untuk kegiatan penangkapan maupun pengolahan ikan. Faktor penghambat dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat di Kampung Tomer adalah masih rendahnya kualitas sumber daya manusia, kurangnya pendampingan dari pemerintah, dan berkaitan dengan anggaran. Sedangkan factor pendukungnya adalah sistem sosial budaya masyarakat setempat, sumber daya alam yang melimpah, serta peran aktif masyarakat lokal.","PeriodicalId":312787,"journal":{"name":"Societas : Jurnal Ilmu Administrasi dan Sosial","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127213148","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-11-20DOI: 10.35724/sjias.v9i2.3079
Hesty Tambajong, Dewi Putri Anjar Wulan
This article aims to determine the work motivation of the role of the Village Deliberative Council(Bamuskam) in Yanggandur and Kuper villages and to identify factors that have an impact on the role ofthe Village Deliberative Council (Bamuskam) in implementing development. By using a qualitativedescriptive type, namely the type of research that explores and clarifies an event or phenomenon in socialfacts. The results obtained indicate that the work motivation of the Village Deliberative Council(Bamuskam) in Yanggandur and Kuper villages is optimal in carrying out development in their respectivevillages. Members of the Yanggandur and Kuper Bamuskam who are motivated or compelled to do a jobwill have the enthusiasm to do their job in building the village. In carrying out development, Bamuskambecomes a forum for accommodating and channeling community aspirations, and also as a supervisor ofthe performance of the Village Head in relation to the Bamuskam function regarding supervision. Inaddition, there are several factors that affect the function and role of the Village Deliberative Council(Bamuskam) in carrying out development which consists of supporting factors, namely the education levelof Bamuskam members during the selection process for Bamuskam members, community factors, factorsof cooperation with village officials, and social factors culture. As for the inhibiting factor, namely theabsence of a Bamuskam secretariat office both in Yanggandur Village and Kuper Village.
{"title":"Motivasi Kerja Badan Musyawarah Kampung dalam Pelaksanaan Pembangunan","authors":"Hesty Tambajong, Dewi Putri Anjar Wulan","doi":"10.35724/sjias.v9i2.3079","DOIUrl":"https://doi.org/10.35724/sjias.v9i2.3079","url":null,"abstract":"This article aims to determine the work motivation of the role of the Village Deliberative Council(Bamuskam) in Yanggandur and Kuper villages and to identify factors that have an impact on the role ofthe Village Deliberative Council (Bamuskam) in implementing development. By using a qualitativedescriptive type, namely the type of research that explores and clarifies an event or phenomenon in socialfacts. The results obtained indicate that the work motivation of the Village Deliberative Council(Bamuskam) in Yanggandur and Kuper villages is optimal in carrying out development in their respectivevillages. Members of the Yanggandur and Kuper Bamuskam who are motivated or compelled to do a jobwill have the enthusiasm to do their job in building the village. In carrying out development, Bamuskambecomes a forum for accommodating and channeling community aspirations, and also as a supervisor ofthe performance of the Village Head in relation to the Bamuskam function regarding supervision. Inaddition, there are several factors that affect the function and role of the Village Deliberative Council(Bamuskam) in carrying out development which consists of supporting factors, namely the education levelof Bamuskam members during the selection process for Bamuskam members, community factors, factorsof cooperation with village officials, and social factors culture. As for the inhibiting factor, namely theabsence of a Bamuskam secretariat office both in Yanggandur Village and Kuper Village.","PeriodicalId":312787,"journal":{"name":"Societas : Jurnal Ilmu Administrasi dan Sosial","volume":"160 12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128974025","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-11-20DOI: 10.35724/sjias.v9i2.2801
Ema Fitri Lubis, Evi Zubaidah
Persoalan kemiskinan masih menjadi tantangan terbesar bagi bangsa Indonesia saat ini. Karakterkemiskinan itu sendiri tidak lepas dari persoalan rendahnya tingkat kesehatan, pendidikan,dan nilaigizi balita, dll. Berbagai kebijakan telah di gulirkan pemerintah salah satunya Program KeluargaHarapan dari Kementerian Sosial.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas EfektivitasProgram Keluarga Harapan Dalam Penanggulangan Kemiskinan dan faktor kendala yang ditemui diKecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalahkuantitatif dengan pendekatan deskriftif. Hasil penelitian dari jawaban responden menunjukkan bahwaefektivitas program keluarga harapan dilihat dari kategori efektif, cukup efektif, dan kurang efektif.Rata-rata jawaban responden berada pada kategori efektif dengan uraian untuk Indikator pendekatansumber (input) yaitu 72 % dari 30 responden, ini menunjukkan bahwa program PKH yang dilaksanakandi Kecamatan Tenayan Raya dari segi sumber daya sudah sesuai dengan tujuan program. Indikatorproses yaitu 71 %, dimana alur kerja penyaluran bantuan PKH sudah sesuai dengan Standar OperasionalProsedur. Indikator sasaran (output) yaitu 77 %, ini menunjukkan bahwa para pemanfaat program sudahmemenuhi kriteria yang layak sebagai penerima program. sedangkan yang menjadi faktor penghambatefektivitas program keluarga harapan ini yaitu kuantitas/jumlah uang yang diterima pemanfaat belummemenuhi keperluan dari masyarakat, koordinasi antara petugas program, dan faktor pengawasan.
{"title":"Efektivitas Program Keluarga Harapan Dalam Penanggulangan Kemiskinan","authors":"Ema Fitri Lubis, Evi Zubaidah","doi":"10.35724/sjias.v9i2.2801","DOIUrl":"https://doi.org/10.35724/sjias.v9i2.2801","url":null,"abstract":"Persoalan kemiskinan masih menjadi tantangan terbesar bagi bangsa Indonesia saat ini. Karakterkemiskinan itu sendiri tidak lepas dari persoalan rendahnya tingkat kesehatan, pendidikan,dan nilaigizi balita, dll. Berbagai kebijakan telah di gulirkan pemerintah salah satunya Program KeluargaHarapan dari Kementerian Sosial.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas EfektivitasProgram Keluarga Harapan Dalam Penanggulangan Kemiskinan dan faktor kendala yang ditemui diKecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalahkuantitatif dengan pendekatan deskriftif. Hasil penelitian dari jawaban responden menunjukkan bahwaefektivitas program keluarga harapan dilihat dari kategori efektif, cukup efektif, dan kurang efektif.Rata-rata jawaban responden berada pada kategori efektif dengan uraian untuk Indikator pendekatansumber (input) yaitu 72 % dari 30 responden, ini menunjukkan bahwa program PKH yang dilaksanakandi Kecamatan Tenayan Raya dari segi sumber daya sudah sesuai dengan tujuan program. Indikatorproses yaitu 71 %, dimana alur kerja penyaluran bantuan PKH sudah sesuai dengan Standar OperasionalProsedur. Indikator sasaran (output) yaitu 77 %, ini menunjukkan bahwa para pemanfaat program sudahmemenuhi kriteria yang layak sebagai penerima program. sedangkan yang menjadi faktor penghambatefektivitas program keluarga harapan ini yaitu kuantitas/jumlah uang yang diterima pemanfaat belummemenuhi keperluan dari masyarakat, koordinasi antara petugas program, dan faktor pengawasan.","PeriodicalId":312787,"journal":{"name":"Societas : Jurnal Ilmu Administrasi dan Sosial","volume":"157 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132715221","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-11-20DOI: 10.35724/sjias.v9i2.3139
Akhmad Firman, Mustakim Mustakim
Masalah migrasi senantiasa menjadi persoalan besar yang dihadapi oleh kependudukan saat ini. Untukkeluar dari zona kemiskinan maka trend gerak migrasi menjadi pintu gerbang dalam menyelesaikanmasalah ketimpangan ekonomi. Kajian penelitian ini tentang fenomena migrasi pada masyarakat pesisirbuton. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami pola gerak migrasi penduduk pesisir Buton.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif dengan proses analisis terdiridari reduksi data, penyadian data dan verifikasi data yang pada akhirnya melakukan penarikankesimpulan dari hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan gerak migrasi disebabkan oleh faktordorong tarik dimana faktor pendorong merupakan pemicu alasan meninggalkan daerah asal sedangkanfaktor penarik adalah alasan memilih daerah tujuan. Dalam analisis motif gerak migrasi penduduk pesisirButon ditengarai oleh factor musiman yang pada gilirannya menjadi factor pendorong bagi masyarakatpesisir Kabupaten Buton untuk bergerak untuk bekerja menjadi buruh cengkeh dimana dari pekerjaantersebut dapat menghasilkan uang sampai puluhan juta rupiah permusimnya. Penulis beragumen bahwagerak daya tarik dan daya dorong menjadi faktor utama gerak migrasi penduduk pesisir
{"title":"Gerak Migrasi Penduduk Pesisir Implikasinya terhadap Ekonomi Kependudukan","authors":"Akhmad Firman, Mustakim Mustakim","doi":"10.35724/sjias.v9i2.3139","DOIUrl":"https://doi.org/10.35724/sjias.v9i2.3139","url":null,"abstract":"Masalah migrasi senantiasa menjadi persoalan besar yang dihadapi oleh kependudukan saat ini. Untukkeluar dari zona kemiskinan maka trend gerak migrasi menjadi pintu gerbang dalam menyelesaikanmasalah ketimpangan ekonomi. Kajian penelitian ini tentang fenomena migrasi pada masyarakat pesisirbuton. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami pola gerak migrasi penduduk pesisir Buton.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif dengan proses analisis terdiridari reduksi data, penyadian data dan verifikasi data yang pada akhirnya melakukan penarikankesimpulan dari hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan gerak migrasi disebabkan oleh faktordorong tarik dimana faktor pendorong merupakan pemicu alasan meninggalkan daerah asal sedangkanfaktor penarik adalah alasan memilih daerah tujuan. Dalam analisis motif gerak migrasi penduduk pesisirButon ditengarai oleh factor musiman yang pada gilirannya menjadi factor pendorong bagi masyarakatpesisir Kabupaten Buton untuk bergerak untuk bekerja menjadi buruh cengkeh dimana dari pekerjaantersebut dapat menghasilkan uang sampai puluhan juta rupiah permusimnya. Penulis beragumen bahwagerak daya tarik dan daya dorong menjadi faktor utama gerak migrasi penduduk pesisir","PeriodicalId":312787,"journal":{"name":"Societas : Jurnal Ilmu Administrasi dan Sosial","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124935318","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-05-12DOI: 10.35724/sjias.v9i1.2748
Nikodimus Nikodimus, Gradila Apriani, Petrus Atong
Ekowisata adalah salah satu cara pembangunan berkelanjutan yang melibatkan masyarakat lokal. Peranpemerintah desa sebagai ujung tombak pembangunan sangat diperlukan dalam pengembangan ekowisata.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi, pembangunan infrastruktur dan kebijakan Desa JeroraSatu Kecamatan Sintang Kabupaten Sintang Provinsi Kalimantan Barat dalam mendukungpengembangan Ekowisata Danau Jemelak. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatifdeskriptif. Data dikumpulkan menggunakan angket, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Analisisdata menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa persepsi Pemerintah DesaJerora Satu terhadap ekowisata Danau Jemelak masih tergolong sedang namun disisi lain mereka yakinbahwa ekowisata akan dapat menjadi salah satu penyolong pendapatan asli desa dimasa depan.Pembangunan infrastruktur penunjang ekowisata Danau Jemelak masih belum ada namun denganpartisipasi semua pihak, penyediaan infrastruktur dapat tercukupi. Kebijakan pemerintah desa belum adayang mendukung pengembangan ekowisata Danau Jemelak, namun kebijakan adat yang sudah ada sejaklama dapat menjadi dasar dalam mendukung kelestarian wilayah Danau Jemelak dan aliran sungai disekitarnya. Pemerintah desa Jerora Satu sedang gencar dalam memberikan penyadaran terhadap wargaakan manfaat menjaga lingkungan salah satunya sebagai destinasi ekowisata yang digunakan sebagaisumber pendapatan masa depan masyarakat.
{"title":"Peran Pemerintah Desa dalam Pengembangan Ekowisata Danau Jemelak","authors":"Nikodimus Nikodimus, Gradila Apriani, Petrus Atong","doi":"10.35724/sjias.v9i1.2748","DOIUrl":"https://doi.org/10.35724/sjias.v9i1.2748","url":null,"abstract":"Ekowisata adalah salah satu cara pembangunan berkelanjutan yang melibatkan masyarakat lokal. Peranpemerintah desa sebagai ujung tombak pembangunan sangat diperlukan dalam pengembangan ekowisata.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi, pembangunan infrastruktur dan kebijakan Desa JeroraSatu Kecamatan Sintang Kabupaten Sintang Provinsi Kalimantan Barat dalam mendukungpengembangan Ekowisata Danau Jemelak. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatifdeskriptif. Data dikumpulkan menggunakan angket, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Analisisdata menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa persepsi Pemerintah DesaJerora Satu terhadap ekowisata Danau Jemelak masih tergolong sedang namun disisi lain mereka yakinbahwa ekowisata akan dapat menjadi salah satu penyolong pendapatan asli desa dimasa depan.Pembangunan infrastruktur penunjang ekowisata Danau Jemelak masih belum ada namun denganpartisipasi semua pihak, penyediaan infrastruktur dapat tercukupi. Kebijakan pemerintah desa belum adayang mendukung pengembangan ekowisata Danau Jemelak, namun kebijakan adat yang sudah ada sejaklama dapat menjadi dasar dalam mendukung kelestarian wilayah Danau Jemelak dan aliran sungai disekitarnya. Pemerintah desa Jerora Satu sedang gencar dalam memberikan penyadaran terhadap wargaakan manfaat menjaga lingkungan salah satunya sebagai destinasi ekowisata yang digunakan sebagaisumber pendapatan masa depan masyarakat.","PeriodicalId":312787,"journal":{"name":"Societas : Jurnal Ilmu Administrasi dan Sosial","volume":"45 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-05-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122684723","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-05-12DOI: 10.35724/sjias.v9i1.2780
A. Yusuf, Albertus Yosep Maturan, Dapot Pardamean Saragih
The certificate service process has problems.The research objectives explain how the quality of publicservice.Qualitative research methods.Primary and secondary data sources.Data collectiontechniques; Observations, interviews, documentation and poll questions.Data analysis techniques;Reduction, presentation, verification or conclusion.Research results, First Process-Related quality ofpublic service shows good process effort but not maximally due to the interconnectedness of theprocess are still many problems that arise as a complex problem, Both Outcomes-Relatedimplementation PTSL applied based on the service system No.1 the year 2010 about standards ofservice and land arrangement by human resources of each task and responsibility for the workload,some of the SDM has a knowledge directly proportional to his education, such as educated SD,SMA/SMK, D1, D3, D4, and S1.Some SDM conditions have not demonstrated professionalism in whichthere are problems of the, Third Image-Related service is trusted to inform the implementation of PTSLstarting in January 2019 precisely in the land office and each village opened to the public for us toreceive a target land bid as many as 6,800 land fields, but For Land Fields Map (PBT) amounted to1,500 fields and the other 5,300 land areas are certified one includes Merauke regency.The publictrust is full of pique with what inconsistency is promised timeliness Issuance of delayed certificatesexperienced protracted applicants until the end of the year 2019 there has been no point of clarity.
{"title":"Kualitas Pelayanan Program Prioritas Nasional Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap","authors":"A. Yusuf, Albertus Yosep Maturan, Dapot Pardamean Saragih","doi":"10.35724/sjias.v9i1.2780","DOIUrl":"https://doi.org/10.35724/sjias.v9i1.2780","url":null,"abstract":"The certificate service process has problems.The research objectives explain how the quality of publicservice.Qualitative research methods.Primary and secondary data sources.Data collectiontechniques; Observations, interviews, documentation and poll questions.Data analysis techniques;Reduction, presentation, verification or conclusion.Research results, First Process-Related quality ofpublic service shows good process effort but not maximally due to the interconnectedness of theprocess are still many problems that arise as a complex problem, Both Outcomes-Relatedimplementation PTSL applied based on the service system No.1 the year 2010 about standards ofservice and land arrangement by human resources of each task and responsibility for the workload,some of the SDM has a knowledge directly proportional to his education, such as educated SD,SMA/SMK, D1, D3, D4, and S1.Some SDM conditions have not demonstrated professionalism in whichthere are problems of the, Third Image-Related service is trusted to inform the implementation of PTSLstarting in January 2019 precisely in the land office and each village opened to the public for us toreceive a target land bid as many as 6,800 land fields, but For Land Fields Map (PBT) amounted to1,500 fields and the other 5,300 land areas are certified one includes Merauke regency.The publictrust is full of pique with what inconsistency is promised timeliness Issuance of delayed certificatesexperienced protracted applicants until the end of the year 2019 there has been no point of clarity.","PeriodicalId":312787,"journal":{"name":"Societas : Jurnal Ilmu Administrasi dan Sosial","volume":"6 4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-05-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127016193","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}