首页 > 最新文献

Jurnal Entomologi Indonesia最新文献

英文 中文
Gejala serangan dan tingkat serangan Sparganobasis subcruciata Marshall sebagai hama baru pada kelapa sawit di Indonesia bagian timur 印尼东部沙特椰子上的一种新的滨鹬,攻击迹象和攻击程度
Pub Date : 2019-08-22 DOI: 10.5994/JEI.16.1.41
A. Prasetyo, Tjut Ahmad Perdana Rozziansha, Muhayat Muhayat, Roch Desmier de Chenon
Sparganobasis subcruciata Marshall merupakan jenis kumbang moncong di Papua dan Indonesia Timur yang mulai dilaporkan menimbulkan kerusakan pada tanaman kelapa sawit di Boven Digoel. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gejala serangan S. subcruciata dan tingkat serangannya di salah satu perkebunan kelapa sawit di Boven Digoel, Papua. Penelitian dilakukan dengan mengamati karakteristik gejala tanaman terserang dan tingkat kerusakan yang ditimbulkan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa stadia yang menyerang adalah larva yang menggerek batang tanaman terutama pada bagian bawah sehingga membentuk gejala mirip dengan gejala penyakit Ganoderma, yakni kemunculan daun tombak lebih dari tiga, pelepah tua menggantung, mengering hingga tanaman tumbang. Hama ini telah mengakibatkan kematian tanaman kelapa sawit tua hampir di semua blok yang dikunjungi sehingga dapat dikategorikan sebagai hama utama pada perkebunan kelapa sawit di Papua dan berpotensi menjadi hama utama di Indonesia Bagian Timur. Deteksi dini sangat sulit dilakukan. Pengendalian dengan pemutusan siklus hidup hama kumbang menggunakan feromon perlu dikembangkan.
马绍尔语下壳虫是巴布亚和印度尼西亚东部的一种甲虫,据报道,这种甲虫开始对博文提格尔的棕榈油造成破坏。这项研究的目的是确定潜艇攻击的症状及其对巴布亚博文提格尔一个棕榈油种植园的攻击程度。这项研究是通过观察植物病变的特征和损害程度来进行的。观察结果显示,受攻击的休眠状态是幼虫,它们在根部的底部挣扎,形成类似于Ganoderma疾病的症状。这种害虫几乎在所有访问过的街区导致老油棕死亡,因此可以被归类为巴布亚油棕种植园的主要害虫,也可能是印度尼西亚东部的主要害虫。早期发现很难做到。利用信息素来抑制甲虫的生命周期是必要的。
{"title":"Gejala serangan dan tingkat serangan Sparganobasis subcruciata Marshall sebagai hama baru pada kelapa sawit di Indonesia bagian timur","authors":"A. Prasetyo, Tjut Ahmad Perdana Rozziansha, Muhayat Muhayat, Roch Desmier de Chenon","doi":"10.5994/JEI.16.1.41","DOIUrl":"https://doi.org/10.5994/JEI.16.1.41","url":null,"abstract":"Sparganobasis subcruciata Marshall merupakan jenis kumbang moncong di Papua dan Indonesia Timur yang mulai dilaporkan menimbulkan kerusakan pada tanaman kelapa sawit di Boven Digoel. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gejala serangan S. subcruciata dan tingkat serangannya di salah satu perkebunan kelapa sawit di Boven Digoel, Papua. Penelitian dilakukan dengan mengamati karakteristik gejala tanaman terserang dan tingkat kerusakan yang ditimbulkan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa stadia yang menyerang adalah larva yang menggerek batang tanaman terutama pada bagian bawah sehingga membentuk gejala mirip dengan gejala penyakit Ganoderma, yakni kemunculan daun tombak lebih dari tiga, pelepah tua menggantung, mengering hingga tanaman tumbang. Hama ini telah mengakibatkan kematian tanaman kelapa sawit tua hampir di semua blok yang dikunjungi sehingga dapat dikategorikan sebagai hama utama pada perkebunan kelapa sawit di Papua dan berpotensi menjadi hama utama di Indonesia Bagian Timur. Deteksi dini sangat sulit dilakukan. Pengendalian dengan pemutusan siklus hidup hama kumbang menggunakan feromon perlu dikembangkan.","PeriodicalId":31609,"journal":{"name":"Jurnal Entomologi Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46468781","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Perilaku bertelur dan pemilihan habitat bertelur oleh capung jarum Pseudagrion pruinosum (Burmeister) (Odonata: Coenagrionidae)
Pub Date : 2019-08-22 DOI: 10.5994/JEI.16.1.29
Uci Sugiman, Helmi Romdhoni, Alexander Kurniawan Sariyanto Putera, Rusnia J Robo, Fenny Oktavia, Rika Raffiudin
Capung jarum Pseudagrion pruinosum (Burmeister) merupakan capung yang terdistribusi di kawasan Asia Tenggara. Namun, informasi terkait perilaku dan habitat bertelur capung jarum ini masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tipe perilaku dan teknik capung jarum saat peletakan telur serta karakterisasi habitat yang digunakan untuk bertelur. Penelitian perilaku menggunakan metode focal sampling terhadap pasangan capung yang meletakkan telur (n = 9 pasangan), serta pengukuran parameter habitat di lokasi peletakan telur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada peletakkan telur P. pruinosum terdapat penjagaan pasangan betina saat meletakkan telur dengan cara tetap membentuk formasi tandem (contact mate guarding) kemudian melepaskan betina dan melakukan penjagaan di sekitar betina meletakkan telur (noncontact mate guarding). Telur diletakkan pada jaringan tumbuhan dengan teknik posisi tubuh tetap di permukaan dan masuk ke dalam air. Tidak ada kecenderungan dari perilaku P. pruinosum terhadap salah satu tipe atau teknik. Berdasarkan hasil analisis komponen utama, 75,8% habitat peletakkan telur bisa dijelaskan oleh suhu udara, total dissolved solid (TDS), pH, kedalaman, intensitas cahaya, kelembaban udara, heterogenitas tumbuhan, dan suhu air. Suhu udara, pH, intensitas cahaya, dan heterogenitas tumbuhan berkorelasi positif terhadap terjadinya peletakkan telur, sedangkan TDS, kelembaban, kedalaman air, dan suhu air berkorelasi negatif. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa ciri tipe dan teknik peletakkan telur P. pruinosum termasuk tipe yang terdapat penjagaan jantan baik secara contact maupun non contact mate guarding dengan teknik meletakkan telur mulai dari permukaan sampai masuk ke dalam air.
蜻蜓针伪菌是一种分布在东南亚地区的蜻蜓。然而,关于这种针蜻蜓产卵的行为和栖息地的信息仍然有限。本研究旨在了解蜻蜓产卵的行为类型和针刺技术以及用于产卵的栖息地特征。对在产卵地点产卵的蜻蜓伴侣进行focal抽样行为研究,以及对产卵地点的栖息地参数进行测量。研究结果表明,在产前产卵时,女性伴侣会通过保持一种联系伴侣的方式来保护卵子,然后释放女性并在产前进行观察(不接触伴侣监护)。鸡蛋被放置在植物的组织中,通过技术将身体固定在表面并进入水中。P. pruinosum行为不倾向于任何一种类型或技术。根据对主要成分的分析,75.8%的产卵栖息地可以用空气温度、总中和固体(TDS)、pH、深度、光强度、湿度、植物异质性和水温度来解释。空气温度、pH、光度和植物的异质与蛋蛋发生积极相关,而TDS、湿度、水温和水温都是负相关的。这项研究的结论是,P. pruinosum的产卵类型和技术属于一种男性保护的类型,这种保护既涉及到从表面到水中的产卵技术。
{"title":"Perilaku bertelur dan pemilihan habitat bertelur oleh capung jarum Pseudagrion pruinosum (Burmeister) (Odonata: Coenagrionidae)","authors":"Uci Sugiman, Helmi Romdhoni, Alexander Kurniawan Sariyanto Putera, Rusnia J Robo, Fenny Oktavia, Rika Raffiudin","doi":"10.5994/JEI.16.1.29","DOIUrl":"https://doi.org/10.5994/JEI.16.1.29","url":null,"abstract":"Capung jarum Pseudagrion pruinosum (Burmeister) merupakan capung yang terdistribusi di kawasan Asia Tenggara. Namun, informasi terkait perilaku dan habitat bertelur capung jarum ini masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tipe perilaku dan teknik capung jarum saat peletakan telur serta karakterisasi habitat yang digunakan untuk bertelur. Penelitian perilaku menggunakan metode focal sampling terhadap pasangan capung yang meletakkan telur (n = 9 pasangan), serta pengukuran parameter habitat di lokasi peletakan telur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada peletakkan telur P. pruinosum terdapat penjagaan pasangan betina saat meletakkan telur dengan cara tetap membentuk formasi tandem (contact mate guarding) kemudian melepaskan betina dan melakukan penjagaan di sekitar betina meletakkan telur (noncontact mate guarding). Telur diletakkan pada jaringan tumbuhan dengan teknik posisi tubuh tetap di permukaan dan masuk ke dalam air. Tidak ada kecenderungan dari perilaku P. pruinosum terhadap salah satu tipe atau teknik. Berdasarkan hasil analisis komponen utama, 75,8% habitat peletakkan telur bisa dijelaskan oleh suhu udara, total dissolved solid (TDS), pH, kedalaman, intensitas cahaya, kelembaban udara, heterogenitas tumbuhan, dan suhu air. Suhu udara, pH, intensitas cahaya, dan heterogenitas tumbuhan berkorelasi positif terhadap terjadinya peletakkan telur, sedangkan TDS, kelembaban, kedalaman air, dan suhu air berkorelasi negatif. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa ciri tipe dan teknik peletakkan telur P. pruinosum termasuk tipe yang terdapat penjagaan jantan baik secara contact maupun non contact mate guarding dengan teknik meletakkan telur mulai dari permukaan sampai masuk ke dalam air.","PeriodicalId":31609,"journal":{"name":"Jurnal Entomologi Indonesia","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43357422","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Komunitas serangga hama padi rawa lebak yang ditanam dengan berbagai jarak tanam 由不同距离种植的水稻沼泽水稻群
Pub Date : 2019-04-25 DOI: 10.5994/JEI.15.3.151
Siti Herlinda, Hesti Apryanti, S. Susilawati, Erise Anggraini
Jarak tanam padi mempengaruhi spesies dan populasi serangga hama. Jarak tanam lebih rapat ideal untuk habitat dan relung serangga hama. Penelitian ini bertujuan untuk mengobservasi perbandingan komunitas serangga hama padi rawa lebak yang ditanam dengan berbagai jarak tanam. Percobaan lapangan dilaksanakan pada padi di lahan rawa lebak seluas 15 ha yang ditanam dengan jarak tanam tegel (25 cm x 25 cm) dan jajar legowo pada berbagai kombinasi jarak (4:1, 5:1, 6:1, dan 7:1). Serangga hama diambil menggunakan jaring serangga. Semua spesies serangga hama yang ditemukan pada satu musim tanam padi pada penelitian ini adalah 27 spesies. Spesies yang dominan ditemukan pada padi fase vegetatif adalah Oxya chinensis (Thunberg), Acrida turrita (Linnaeus), Nilaparvata lugens (Stål), Nephotettix virescens (Distant), dan Cofana spectra (Distant), sedangkan pada fase generatif didominasi oleh Leptocorisa acuta (Fabricius) dan Riptortus sp. Populasi N. lugens dan N. virescens tidak dipengaruhi oleh jarak tanam. Populasi kedua jenis wereng tersebut rendah dan tidak menjadi hama utama di padi rawa lebak. Spesies serangga hama utama adalah L. acuta dan populasinya dipengaruhi oleh jarak tanam padi. Populasi hama lebih tinggi pada padi dengan jarak tanam yang lebih rapat, yaitu jajar legowo 6:1, 7:1, dan tegel dibandingkan dengan jajar legowo 4:1 dan 5:1. Untuk itu, jajar legowo 4:1 atau 5:1 sebaiknya diterapkan di sawah rawa lebak untuk menekan populasi fitofag agar tidak menjadi hama penting.
水稻的距离影响了害虫的物种和数量。更紧密的种植距离有利于栖息地和清除害虫。本研究旨在观察观察在不同作物距离下种植的稻米沼泽病虫害群体。在15公顷(15公顷)的泥沼中,在不同的距离(4:1,5×25厘米)和jajar legowo之间进行了现场测试。害虫用渔网捕获。在这项研究中,在一个季节里发现的所有害虫都是27种。在植物学阶段的水稻中发现的占主导地位的物种是Oxya chinensis (Thunberg)、Acrida turrita (inrida)、点帕提塔病毒(植物)、Nephotettix virecens(已确定)和点状玉米,而在表现性阶段则由Leptocorisa acuta和瑞普托图斯等因素主导,而在这一阶段,Leptocorisa acutus和瑞普托图斯N. lugens和virescens N. virescens的种群不受作物范围的影响。田鼠的数量都很低,也不是勒巴克沼泽水稻的主要害虫。主要的害虫是acuta,它的种群受到水稻距离的影响。稻谷的病虫害数量比稻谷的距离还长,这是一种更密集的水稻,即jajar legowo, 7:1, tegel,而不是jajar legowo 4:1和5:1。为此,jajar legowo应该应用于lebak稻田,以抑制植物噬菌体的数量,以免成为重要的害虫。
{"title":"Komunitas serangga hama padi rawa lebak yang ditanam dengan berbagai jarak tanam","authors":"Siti Herlinda, Hesti Apryanti, S. Susilawati, Erise Anggraini","doi":"10.5994/JEI.15.3.151","DOIUrl":"https://doi.org/10.5994/JEI.15.3.151","url":null,"abstract":"Jarak tanam padi mempengaruhi spesies dan populasi serangga hama. Jarak tanam lebih rapat ideal untuk habitat dan relung serangga hama. Penelitian ini bertujuan untuk mengobservasi perbandingan komunitas serangga hama padi rawa lebak yang ditanam dengan berbagai jarak tanam. Percobaan lapangan dilaksanakan pada padi di lahan rawa lebak seluas 15 ha yang ditanam dengan jarak tanam tegel (25 cm x 25 cm) dan jajar legowo pada berbagai kombinasi jarak (4:1, 5:1, 6:1, dan 7:1). Serangga hama diambil menggunakan jaring serangga. Semua spesies serangga hama yang ditemukan pada satu musim tanam padi pada penelitian ini adalah 27 spesies. Spesies yang dominan ditemukan pada padi fase vegetatif adalah Oxya chinensis (Thunberg), Acrida turrita (Linnaeus), Nilaparvata lugens (Stål), Nephotettix virescens (Distant), dan Cofana spectra (Distant), sedangkan pada fase generatif didominasi oleh Leptocorisa acuta (Fabricius) dan Riptortus sp. Populasi N. lugens dan N. virescens tidak dipengaruhi oleh jarak tanam. Populasi kedua jenis wereng tersebut rendah dan tidak menjadi hama utama di padi rawa lebak. Spesies serangga hama utama adalah L. acuta dan populasinya dipengaruhi oleh jarak tanam padi. Populasi hama lebih tinggi pada padi dengan jarak tanam yang lebih rapat, yaitu jajar legowo 6:1, 7:1, dan tegel dibandingkan dengan jajar legowo 4:1 dan 5:1. Untuk itu, jajar legowo 4:1 atau 5:1 sebaiknya diterapkan di sawah rawa lebak untuk menekan populasi fitofag agar tidak menjadi hama penting.","PeriodicalId":31609,"journal":{"name":"Jurnal Entomologi Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43901619","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Keanekaragaman spesies kutukebul (Hemiptera: Aleyrodidae) pada tanaman hortikultura dengan ketinggian tempat berbeda di Jawa Barat 在西爪哇不同高度的园艺植物中,有各种各样的丘脑物种(半翅目:Aleyrodidae)
Pub Date : 2019-04-25 DOI: 10.5994/JEI.15.3.143
Lia Nurulalia, Damayanti Buchori, P. Hidayat
Kutukebul (Hemiptera: Aleyrodidae) merupakan serangga yang berperan sebagai hama pada tanaman hortikultura (buah-buahan, sayuran, dan tanaman hias). Kutukebul telah dikenal di Indonesia, tetapi belum banyak informasi mengenai keanekaragaman spesiesnya pada tanaman hortikultura. Penelitian ini bertujuan mengetahui keanekaragaman spesies kutukebul di tanaman hortikultura yang menjadi tanaman inang kutukebul pada ketinggian tempat yang berbeda. Sampel kutukebul dikoleksi dari tanaman sayuran, buah-buahan, dan tanaman hias di lima wilayah di Jawa Barat, yaitu Bogor, Sukabumi, Cianjur, Bandung, dan Garut. Tempat pengambilan sampel dikelompokkan menjadi tiga kisaran ketinggian, yaitu dataran rendah, sedang, dan tinggi. Jumlah individu dan spesies kutukebul yang diperoleh dari masing-masing tanaman inang dan ketinggian dianalisis dengan menggunakan analisis keragaman (ANOVA) dengan uji lanjut Tukey (α = 0,05). Hubungan antara ketinggian tempat dan kelimpahan serta jumlah spesies kutukebul dianalisis dengan analisis regresi linier. Keanekaragaman spesies kutukebul diukur dengan indeks keanekaragaman Shannon dan Simpson. Rata-rata jumlah individu kutukebul yang terbanyak ditemukan pada tanaman sayuran (121,8 individu per tanaman), tetapi jumlah spesies terbanyak diperoleh dari tanaman buah-buahan (2,4 spesies per tanaman). Berdasarkan ketinggian tempat, rata-rata jumlah spesies kutukebul yang terbanyak ditemukan di dataran rendah (4,7 spesies), sedangkan yang paling sedikit ditemukan di dataran tinggi (1,6 spesies). Kelimpahan individu kutukebul meningkat seiring dengan peningkatan ketinggian tempat, sebaliknya jumlah spesiesnya menurun seiring dengan peningkatan ketinggian tempat. Keanekaragaman spesies kutukebul yang tertinggi terdapat di dataran rendah (H’ = 2,08), sedangkan keanekaragaman spesies yang terendah ada di dataran tinggi (H’ = 0,38). Namun berdasarkan indeks Simpson, di dataran tinggi ternyata terdapat dominasi spesies kutukebul (D = 0,54), yaitu dari spesies Aleurodicus dugesii Cockerell.
半翅目(Aleyrodidae)是一种在园艺植物中发挥作用的昆虫。Kutukebul在印度尼西亚已经为人所知,但关于其园艺植物物种多样性的信息不多。这项研究旨在发现园艺植物中甲虫物种的多样性,这些甲虫在不同的海拔高度被收割。花粉样本是由西爪哇省、茂物省、苏加布米省、安珠尔省、万隆省和加鲁特省的蔬菜、水果和装饰品制成的。采样点分为三个高度维度,即低、流和高。使用多样性分析(ANOVA)和进一步的Tukey检验(α=0.05)分析从每种寄主植物和高度获得的昆虫个体和种类的数量。通过线性回归分析,分析了该地点的高度与入侵物种的丰度和数量之间的关系。被诅咒物种的多样性通过Shannon和Simpson多样性指数来衡量。大多数花粉个体的平均数量在蔬菜植物中发现(每株121.8个),但种类最多的是水果植物(每株2.4个)。根据场地的高度,在低平原发现的甲虫平均数量为4.7种,而在高平原发现的最小(1.6种)。个体的累积密度与场地高度成比例地增加,而物种数量与场地高度呈比例地减少。最高极性物种的多样性在低平面(H’=2.08),而最低极性物种在高平面(H‘=0.38)。但根据辛普森指数,在高平面上,发现极地物种占主导地位(D=0.54),这就是Aleurodicus猜测的Cockerell物种。
{"title":"Keanekaragaman spesies kutukebul (Hemiptera: Aleyrodidae) pada tanaman hortikultura dengan ketinggian tempat berbeda di Jawa Barat","authors":"Lia Nurulalia, Damayanti Buchori, P. Hidayat","doi":"10.5994/JEI.15.3.143","DOIUrl":"https://doi.org/10.5994/JEI.15.3.143","url":null,"abstract":"Kutukebul (Hemiptera: Aleyrodidae) merupakan serangga yang berperan sebagai hama pada tanaman hortikultura (buah-buahan, sayuran, dan tanaman hias). Kutukebul telah dikenal di Indonesia, tetapi belum banyak informasi mengenai keanekaragaman spesiesnya pada tanaman hortikultura. Penelitian ini bertujuan mengetahui keanekaragaman spesies kutukebul di tanaman hortikultura yang menjadi tanaman inang kutukebul pada ketinggian tempat yang berbeda. Sampel kutukebul dikoleksi dari tanaman sayuran, buah-buahan, dan tanaman hias di lima wilayah di Jawa Barat, yaitu Bogor, Sukabumi, Cianjur, Bandung, dan Garut. Tempat pengambilan sampel dikelompokkan menjadi tiga kisaran ketinggian, yaitu dataran rendah, sedang, dan tinggi. Jumlah individu dan spesies kutukebul yang diperoleh dari masing-masing tanaman inang dan ketinggian dianalisis dengan menggunakan analisis keragaman (ANOVA) dengan uji lanjut Tukey (α = 0,05). Hubungan antara ketinggian tempat dan kelimpahan serta jumlah spesies kutukebul dianalisis dengan analisis regresi linier. Keanekaragaman spesies kutukebul diukur dengan indeks keanekaragaman Shannon dan Simpson. Rata-rata jumlah individu kutukebul yang terbanyak ditemukan pada tanaman sayuran (121,8 individu per tanaman), tetapi jumlah spesies terbanyak diperoleh dari tanaman buah-buahan (2,4 spesies per tanaman). Berdasarkan ketinggian tempat, rata-rata jumlah spesies kutukebul yang terbanyak ditemukan di dataran rendah (4,7 spesies), sedangkan yang paling sedikit ditemukan di dataran tinggi (1,6 spesies). Kelimpahan individu kutukebul meningkat seiring dengan peningkatan ketinggian tempat, sebaliknya jumlah spesiesnya menurun seiring dengan peningkatan ketinggian tempat. Keanekaragaman spesies kutukebul yang tertinggi terdapat di dataran rendah (H’ = 2,08), sedangkan keanekaragaman spesies yang terendah ada di dataran tinggi (H’ = 0,38). Namun berdasarkan indeks Simpson, di dataran tinggi ternyata terdapat dominasi spesies kutukebul (D = 0,54), yaitu dari spesies Aleurodicus dugesii Cockerell.","PeriodicalId":31609,"journal":{"name":"Jurnal Entomologi Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48686548","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Neraca kehidupan dan parameter demografi Henosepilachna vigintioctopunctata Fabricius (Coleoptera: Coccinellidae) pada empat tanaman inang berbeda 四种不同宠物的预期寿命和人口统计学参数
Pub Date : 2019-04-25 DOI: 10.5994/JEI.15.3.115
Adi Waskito, Tri Atmowidi, Sih Kahono
Kumbang lembing Henosepilachna vigintioctopunctata Fabricius (Coleoptera: Cocinellidae) mempunyai tanaman inang yang luas, terutama pada famili Solanaceae. Spesies ini dapat menjadi hama yang serius bagi tanaman terung-terungan, seperti terong dan kentang. Penelitian ini bertujuan menyusun neraca kehidupan dan mengukur parameter demografi H. vigintioctopunctata yang diberi pakan empat tanaman inang yang berbeda, yaitu daun Solanum torvum, S. nigrum, S. melongena, dan Brugmansia suaveolens. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama hidup imago paling lama (68,7 hari, jantan dan 79 hari, betina) terjadi pada kumbang H. vigintioctopunctata yang diberi pakan daun S. nigrum, diikuti oleh S. torvum (20,6 hari, jantan dan 31,7 hari, betina), S. melongena (1,5 hari, jantan dan 2,5 hari, betina), dan B. suaveolens (1,8 hari, jantan dan 1,7 hari, betina). Parameter demografi H. vigintioctopunctata menunjukkan bahwa laju reproduksi bersih tertinggi terjadi pada pemberian daun S. torvum (R0  = 2,11 betina/induk), diikuti S. nigrum (R0 = 0,64 betina/induk), S. melongena (R0 = 0,06 betina/induk), dan B. suaveolens (R0 = 0,006 betina/induk). Waktu generasi paling lama terjadi pada pemberian daun S. nigrum (28,53 hari), diikuti S. torvum (27,42 hari), B. suaveolens (5,9 hari), dan S. melongena (2,5 hari). Pemberian daun S. torvum menghasilkan laju pertumbuhan intrinsik H. vigintioctopunctata yang tinggi (r = 0,0094 betina/induk/hari). Berdasarkan neraca kehidupan dan parameter demografi, S. torvum merupakan tanaman inang yang sesuai untuk perkembangan H. vigintioctopunctata.
木甲虫有一种巨大的寄主植物,尤其是索纳科。这个物种可能是风茄、茄子和土豆等害虫的严重害虫。该研究旨在建立生命的资产负重,并测量由四种不同寄主植物为食的H. vigintiopunctata。研究结果表明,长期生活意象最多(68.7天,雄性和雌性79天,H)发生在甲虫。叶子的喂养vigintioctopunctata S nigrum),其次是S . torvum(2060天,雄性和雌性31.7一天,),S . melongena(1.5天,雄性和雌性2.5天,),B . suaveolens(1.8天,雄性和雌性170天,)。H. vigintiopunctata的人口统计参数表明,最大的净繁殖速度发生在S. torvum (R0 = 2.11雌性/母)、S. nitgrum (R0 = 0.64只雌性/母)和B. suaveolens (R0 = 0.06只雌性/母)和B. suaveolens (R0 = 0.006只雌性/母)。最多代的时间是给尼格拉姆(2853天),然后是torvum河(27.42天),B. suaveolens(5.9天)和S. longena(2.5天)。torvum叶的增长率导致了高海拔H. vigintiotopunctata的内在增长速度(r = 0.0094雌性/母亲/日)。根据生命的资产负债表和人口统计学参数,S. torvum是发展起来的病毒株。
{"title":"Neraca kehidupan dan parameter demografi Henosepilachna vigintioctopunctata Fabricius (Coleoptera: Coccinellidae) pada empat tanaman inang berbeda","authors":"Adi Waskito, Tri Atmowidi, Sih Kahono","doi":"10.5994/JEI.15.3.115","DOIUrl":"https://doi.org/10.5994/JEI.15.3.115","url":null,"abstract":"Kumbang lembing Henosepilachna vigintioctopunctata Fabricius (Coleoptera: Cocinellidae) mempunyai tanaman inang yang luas, terutama pada famili Solanaceae. Spesies ini dapat menjadi hama yang serius bagi tanaman terung-terungan, seperti terong dan kentang. Penelitian ini bertujuan menyusun neraca kehidupan dan mengukur parameter demografi H. vigintioctopunctata yang diberi pakan empat tanaman inang yang berbeda, yaitu daun Solanum torvum, S. nigrum, S. melongena, dan Brugmansia suaveolens. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama hidup imago paling lama (68,7 hari, jantan dan 79 hari, betina) terjadi pada kumbang H. vigintioctopunctata yang diberi pakan daun S. nigrum, diikuti oleh S. torvum (20,6 hari, jantan dan 31,7 hari, betina), S. melongena (1,5 hari, jantan dan 2,5 hari, betina), dan B. suaveolens (1,8 hari, jantan dan 1,7 hari, betina). Parameter demografi H. vigintioctopunctata menunjukkan bahwa laju reproduksi bersih tertinggi terjadi pada pemberian daun S. torvum (R0  = 2,11 betina/induk), diikuti S. nigrum (R0 = 0,64 betina/induk), S. melongena (R0 = 0,06 betina/induk), dan B. suaveolens (R0 = 0,006 betina/induk). Waktu generasi paling lama terjadi pada pemberian daun S. nigrum (28,53 hari), diikuti S. torvum (27,42 hari), B. suaveolens (5,9 hari), dan S. melongena (2,5 hari). Pemberian daun S. torvum menghasilkan laju pertumbuhan intrinsik H. vigintioctopunctata yang tinggi (r = 0,0094 betina/induk/hari). Berdasarkan neraca kehidupan dan parameter demografi, S. torvum merupakan tanaman inang yang sesuai untuk perkembangan H. vigintioctopunctata.","PeriodicalId":31609,"journal":{"name":"Jurnal Entomologi Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47196778","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Kompleksitas lanskap pertanian dan pengaruhnya terhadap keanekaragaman Hymenoptera parasitika 农业景观复杂性及其对寄生膜翅目昆虫多样性的影响
Pub Date : 2019-04-25 DOI: 10.5994/JEI.15.3.124
Sumeinika Fitria Lizmah, D. Buchori, Pudjianto Pudjianto, Akhmad Rizali
Kompleksitas lanskap pertanian mempengaruhi keanekaragaman hayati pada suatu agro ekosistem. Lanskap pertanian yang kompleks cenderung memiliki keanekaragaman dan komposisi spesies yang lebih tinggi dibandingkan dengan lanskap pertanian yang sederhana. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari keanekaragaman dan komposisi spesies Hymenoptera parasitika pada kompleksitas lanskap pertanian yang berbeda. Penelitian dilakukan pada empat lahan pertanaman mentimun di Kabupaten Bogor dengan dua lahan terletak pada lanskap pertanian kompleks dan dua lahan pada lanskap pertanian sederhana. Di setiap lahan mentimun, ditentukan plot pengambilan contoh berukuran 25 m x 50 m dan dilakukan pengambilan contoh Hymenoptera parasitika dengan menggunakan perangkap nampan kuning, perangkap malaise, dan pengambilan inang. Sebanyak 233 spesies Hymenoptera parasitika diperoleh dari empat lahan mentimun selama dua musim tanam berbeda. Hasil analisis menunjukkan bahwa keanekaragaman dan komposisi spesies Hymenoptera parasitika tidak menunjukkan perbedaan pada lanskap pertanian yang sederhana dan yang kompleks. Hal tersebut menunjukkan bahwa keanekaragaman dan komposisi spesies Hymenoptera parasitika pada lahan pertanaman mentimun di Bogor tidak dipengaruhi oleh kompleksitas lanskap.
农业景观的复杂性影响着农业生态系统中的生物多样性。复杂的农业景观往往比简单的农业景观具有更高的多样性和物种组成。本研究旨在研究不同农业景观复杂性中寄生膜翅目物种的多样性和组成。对茂物县的四块棉田进行了研究,其中两块位于复杂的农田上,两块位于简单的农田上。在每个玉米地中,定义了一个25 m x 50 m的采样区,并使用黄眼陷阱、不适陷阱和人质拍摄了一个寄生膜翅目的例子。从四块玉米地中获得了多达233种寄生膜翅目昆虫,用于两种不同的作物。分析表明,在简单和复杂的农业景观中,寄生膜翅目昆虫的多样性和组成没有任何差异。结果表明,茂物棉田寄生膜翅目昆虫的多样性和组成不受景观复杂性的影响。
{"title":"Kompleksitas lanskap pertanian dan pengaruhnya terhadap keanekaragaman Hymenoptera parasitika","authors":"Sumeinika Fitria Lizmah, D. Buchori, Pudjianto Pudjianto, Akhmad Rizali","doi":"10.5994/JEI.15.3.124","DOIUrl":"https://doi.org/10.5994/JEI.15.3.124","url":null,"abstract":"Kompleksitas lanskap pertanian mempengaruhi keanekaragaman hayati pada suatu agro ekosistem. Lanskap pertanian yang kompleks cenderung memiliki keanekaragaman dan komposisi spesies yang lebih tinggi dibandingkan dengan lanskap pertanian yang sederhana. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari keanekaragaman dan komposisi spesies Hymenoptera parasitika pada kompleksitas lanskap pertanian yang berbeda. Penelitian dilakukan pada empat lahan pertanaman mentimun di Kabupaten Bogor dengan dua lahan terletak pada lanskap pertanian kompleks dan dua lahan pada lanskap pertanian sederhana. Di setiap lahan mentimun, ditentukan plot pengambilan contoh berukuran 25 m x 50 m dan dilakukan pengambilan contoh Hymenoptera parasitika dengan menggunakan perangkap nampan kuning, perangkap malaise, dan pengambilan inang. Sebanyak 233 spesies Hymenoptera parasitika diperoleh dari empat lahan mentimun selama dua musim tanam berbeda. Hasil analisis menunjukkan bahwa keanekaragaman dan komposisi spesies Hymenoptera parasitika tidak menunjukkan perbedaan pada lanskap pertanian yang sederhana dan yang kompleks. Hal tersebut menunjukkan bahwa keanekaragaman dan komposisi spesies Hymenoptera parasitika pada lahan pertanaman mentimun di Bogor tidak dipengaruhi oleh kompleksitas lanskap.","PeriodicalId":31609,"journal":{"name":"Jurnal Entomologi Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43658410","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
Investigasi resistensi Anopheles sp. terhadap insektisida piretroid dan kemungkinan terjadinya mutasi gen voltage gated sodium channel (VGSC) 对抗药性感染的抗逆转录病毒及其可能变异的voltage gated钠通道基因突变的调查。
Pub Date : 2019-04-25 DOI: 10.5994/JEI.15.3.134
Didid Haryanto, Dalilah Dalilah, C. Anwar, Gita Dwi Prasasti, Dwi Handayani, Ahmad Ghiffari
Penggunaan insektisida golongan piretroid secara luas dan terus menerus dalam pencegahan penularan malaria dapat menimbulkan mutasi gen voltage gate sodium channel (VGSC) pada vektor nyamuk yang dikenal dengan mutasi knockdown resistance (kdr). Mutasi gen ini membuat sensitifitas ikatan protein VGSC dengan insektisida menurun sehingga menyebabkan resistensi. Timbulnya resistensi insektisida piretroid pada nyamuk vektor dapat menjadi penghambat keberhasilan pemutusan penularan penyakit malaria sehingga deteksi adanya mutasi mutlak diperlukan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui status resistensi insektisida piretroid dan mengidentifikasi mutasi pada gen VGSC kodon 1014 penanda resistensi nyamuk Anopheles sp. yang menjadi vektor malaria di Provinsi Sumatera Selatan. Sampel diambil di tiga Kabupaten, yaitu Muara Enim, Ogan  Komering Ulu (OKU), dan Lahat. Uji awal kerentanan terhadap insektisida piretroid (permetrin 0,75%) dilakukan sesuai standar WHO tahun 2016 pada spesies dominan, yaitu Anopheles vagus Dönitz. Selanjutnya, identifikasi mutasi gen VGSC pada kodon 1014 dilakukan pada An. vagus dan spesies Anopheles barbirostris van der Wulp yang tertangkap, dengan teknik seminested-PCR dan dilanjutkan dengan analisis sekuensing. Hasil uji kerentanan Anopheles sp. di Kabupaten Muara Enim menunjukkan resisten terhadap piretroid, sedangkan di Kabupaten Lahat dan OKU masih rentan terhadap insektisida piretroid. Sementara, analisis sekuensing PCR menunjukkan tidak terjadi perubahan basa alel kdr pada target site insektisida gen VGSC sehingga dapat disimpulkan secara molekuler belum ditemukan adanya mutasi pada gen VGSC kdr allel penanda resistensi insektisida piretroid. 
pi逆转录病毒杀虫剂在预防疟疾方面的广泛和持续的持续使用可能会在蚊子载体上引发一种被称为“knockdown电阻”(kdr)的voltage gate钠通道(VGSC)基因突变。这些基因突变使VGSC蛋白粘合度降低,杀虫剂减少,产生抗药性。感染媒介蚊子的杀虫剂感染逆转录病毒的上升可能是阻止疟疾传播成功的原因,从而对突变的检测是绝对必要的。本研究的目的是确定病毒性抗药性病毒的状态,并确定VGSC kodon基因1014的突变。样本是在三个地区采集的,包括河口,Ogan商业Ulu和Lahat。对杀虫剂皮雷(permetrin 0.75%)的脆弱性的初步测试是根据世卫组织2016年对主要物种vagus Donitz的标准进行的。然后,在1014 kodons发现VGSC基因突变是在An中进行的。vagus和我们的物种barbirostris van der Wulp被捕获,采用小型pcr技术,然后进行测序分析。Enim摄政对禽流感病毒的抗药性检测结果显示,Lahat和OKU摄政仍然容易感染逆转录病毒杀虫剂。与此同时,对PCR序列的分析表明,VGSC基因杀虫剂站点的目标位置的kdr碱基没有发生任何变化,因此可以推断出VGSC kdr基因突变的分子标记为抗逆转录病毒。
{"title":"Investigasi resistensi Anopheles sp. terhadap insektisida piretroid dan kemungkinan terjadinya mutasi gen voltage gated sodium channel (VGSC)","authors":"Didid Haryanto, Dalilah Dalilah, C. Anwar, Gita Dwi Prasasti, Dwi Handayani, Ahmad Ghiffari","doi":"10.5994/JEI.15.3.134","DOIUrl":"https://doi.org/10.5994/JEI.15.3.134","url":null,"abstract":"Penggunaan insektisida golongan piretroid secara luas dan terus menerus dalam pencegahan penularan malaria dapat menimbulkan mutasi gen voltage gate sodium channel (VGSC) pada vektor nyamuk yang dikenal dengan mutasi knockdown resistance (kdr). Mutasi gen ini membuat sensitifitas ikatan protein VGSC dengan insektisida menurun sehingga menyebabkan resistensi. Timbulnya resistensi insektisida piretroid pada nyamuk vektor dapat menjadi penghambat keberhasilan pemutusan penularan penyakit malaria sehingga deteksi adanya mutasi mutlak diperlukan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui status resistensi insektisida piretroid dan mengidentifikasi mutasi pada gen VGSC kodon 1014 penanda resistensi nyamuk Anopheles sp. yang menjadi vektor malaria di Provinsi Sumatera Selatan. Sampel diambil di tiga Kabupaten, yaitu Muara Enim, Ogan  Komering Ulu (OKU), dan Lahat. Uji awal kerentanan terhadap insektisida piretroid (permetrin 0,75%) dilakukan sesuai standar WHO tahun 2016 pada spesies dominan, yaitu Anopheles vagus Dönitz. Selanjutnya, identifikasi mutasi gen VGSC pada kodon 1014 dilakukan pada An. vagus dan spesies Anopheles barbirostris van der Wulp yang tertangkap, dengan teknik seminested-PCR dan dilanjutkan dengan analisis sekuensing. Hasil uji kerentanan Anopheles sp. di Kabupaten Muara Enim menunjukkan resisten terhadap piretroid, sedangkan di Kabupaten Lahat dan OKU masih rentan terhadap insektisida piretroid. Sementara, analisis sekuensing PCR menunjukkan tidak terjadi perubahan basa alel kdr pada target site insektisida gen VGSC sehingga dapat disimpulkan secara molekuler belum ditemukan adanya mutasi pada gen VGSC kdr allel penanda resistensi insektisida piretroid. ","PeriodicalId":31609,"journal":{"name":"Jurnal Entomologi Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48012542","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
Keanekaragaman kumbang sungut panjang (Coleoptera: Cerambycidae) di Hutan Lindung Wehea, Kalimantan Timur 东加里曼丹Wehea Lindung森林中长河甲虫的多样性(鞘翅目:角蚧科)
Pub Date : 2019-04-25 DOI: 10.5994/JEI.15.3.166
S. Sugiarto, Chandradewana Boer, Djumali Mardji, Liris Lis Komara
Kumbang sungut panjang (longhorn beetle) (Coleoptera: Cerambycidae) adalah kelompok serangga yang terdiri atas banyak spesies dan bernilai penting secara ekonomi, berasosiasi dengan beragam spesies tumbuhan inang dan merupakan famili kumbang yang paling terkenal. Kehadiran famili ini di Hutan Lindung Wehea (HLW), Kecamatan Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur belum pernah dilaporkan sehingga tulisan ini adalah informasi pertama mengenai keanekaragaman spesies kumbang sungut panjang di HLW. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman spesies, spesies yang dominan, subdominan dan kemerataan penyebaran individu kumbang sungut panjang Famili Cerambycidae di HLW. Kumbang ditangkap dengan menggunakan perangkap malaise dan perangkap dari daun nangka (Artocarpus heterophyllus) di dalam plot penelitian berukuran 20 m x 100 m (0,2 ha). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa indeks keanekaragaman Simpson adalah sebesar 0,93 (keanekaragaman tinggi). Di antara 42 spesies yang ditemukan, 6 spesies termasuk dominan, 8 spesies subdominan, dan 28 spesies tidak dominan. Spesies yang dominan adalah Epepeotes spinosus (Thomson), E. luscus (Fabricius), Acalolepta rusticatrix (Fabricius), Ropica quadricristata (Breuning), Pterolophia melanura Pascoe, dan Egesina (Callienispia) minuta (Fisher). Indeks kemerataan Simpson (E) adalah sebesar 0,36 (penyebaran individu masing-masing spesies tidak merata).
长触角甲虫(长角甲虫:Cerambycidae)是一种多物种的昆虫,在经济上具有重要价值,与许多种类的寄主植物融合在一起,是最著名的甲虫科。该家族的成员出现在东加里曼丹省Kutai区的Wahau河口地区(HLW)。这项研究的目的是了解物种的多样性,占主导地位的物种,亚显性的物种,以及长趾甲虫家族在HLW家族的个体分布的放大。甲虫是用马林鱼和牛角果的叶子捕捉到的,这些叶子长20米×100米(0.2公顷)。本研究表明,辛普森多样性指数为0.93(高多样性)。在发现的42种物种中,6种属于占主导地位的、8种亚种和28种非占主导地位的物种。占主导主导的物种是Epepeotes spinosus, E. luscus, acalopta rusticatrix (fabricus), Ropica quadricristata (Breuning), mumucho melanura Pascoe和Egesina (Callienispia)。辛普森乌鸦指数(E)为0.36(个别物种的分布不均匀)。
{"title":"Keanekaragaman kumbang sungut panjang (Coleoptera: Cerambycidae) di Hutan Lindung Wehea, Kalimantan Timur","authors":"S. Sugiarto, Chandradewana Boer, Djumali Mardji, Liris Lis Komara","doi":"10.5994/JEI.15.3.166","DOIUrl":"https://doi.org/10.5994/JEI.15.3.166","url":null,"abstract":"Kumbang sungut panjang (longhorn beetle) (Coleoptera: Cerambycidae) adalah kelompok serangga yang terdiri atas banyak spesies dan bernilai penting secara ekonomi, berasosiasi dengan beragam spesies tumbuhan inang dan merupakan famili kumbang yang paling terkenal. Kehadiran famili ini di Hutan Lindung Wehea (HLW), Kecamatan Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur belum pernah dilaporkan sehingga tulisan ini adalah informasi pertama mengenai keanekaragaman spesies kumbang sungut panjang di HLW. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman spesies, spesies yang dominan, subdominan dan kemerataan penyebaran individu kumbang sungut panjang Famili Cerambycidae di HLW. Kumbang ditangkap dengan menggunakan perangkap malaise dan perangkap dari daun nangka (Artocarpus heterophyllus) di dalam plot penelitian berukuran 20 m x 100 m (0,2 ha). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa indeks keanekaragaman Simpson adalah sebesar 0,93 (keanekaragaman tinggi). Di antara 42 spesies yang ditemukan, 6 spesies termasuk dominan, 8 spesies subdominan, dan 28 spesies tidak dominan. Spesies yang dominan adalah Epepeotes spinosus (Thomson), E. luscus (Fabricius), Acalolepta rusticatrix (Fabricius), Ropica quadricristata (Breuning), Pterolophia melanura Pascoe, dan Egesina (Callienispia) minuta (Fisher). Indeks kemerataan Simpson (E) adalah sebesar 0,36 (penyebaran individu masing-masing spesies tidak merata).","PeriodicalId":31609,"journal":{"name":"Jurnal Entomologi Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46645744","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
The effect of mixed cultivars plantings on pest abundance and grain yields in rice 混合栽培对水稻害虫丰富度和产量的影响
Pub Date : 2019-04-08 DOI: 10.5994/JEI.15.2.101
A. K. Dewi, H. Triwidodo, M. Chozin, H. Aswidinnoor
A field study was carried out to assess the effects of mixed cultivar plantings on grain yields and on the abundance of pests in rice. Increasing plantation species diversity through cultivar mixtures is often claimed to decrease pest problems while stabilizing or even increasing yield, but the effects on pest abundance of planting rice cultivar mixtures in Indonesia have not been extensively studied. We tested for changes in pest abundance in experimental plots planted with five genetically distinct rice cultivars, combined in two different mixture arrangements (seed mix and row mix). These mixes were cultivated in lowland paddy areas, in replicated randomized block designs, during two growing seasons. Pest abundance was measured weekly in all plots, and rice yields were measured at harvest time. The results showed that the average abundance of pests was reduced in plots planted with cultivar mixes, compared to those planted with monocrops comprised of each of the component cultivars. Plots planted with the seed mix showed consistently reduced brown plant-hopper (Nilaparvata lugens (Stål)) abundance compared to monocrops in each growing season, with a relative reduction in pest abundance of 29.83% at the end of season 1 and 6.61% at the end of season 2, respectively. Plots planted with the row mix consistently showed decreased stem borer abundance compared to monocrops in each growing season, with a relative reduction in pest abundance of 100% at the end of season 1 and 1.4% at the end of season 2, respectively. In terms of yield, plant height proved to be a consistent yield component character, correlating positively with plant yield for both seed mix and row mix in both growing seasons. Our results showed higher average yields –and plant heights--for the mixed genotype plots compared to pure genotype stands in 2013. We found a greater relative increase in the yield of seed mix plots than row mix, measuring 7.26% and  4.63%, respectively in 2013. Among the two types of mixtures, seed mix showed higher overall grain yield. Our findings suggest that rice farmers can both increase yield and decrease pest abundance by planting cultivar mixes.
进行了一项实地研究,以评估混合栽培对水稻产量和害虫数量的影响。通过品种混合物增加种植园物种多样性通常被认为可以在稳定甚至提高产量的同时减少害虫问题,但在印度尼西亚种植水稻品种混合物对害虫丰度的影响尚未得到广泛研究。我们测试了五个基因不同的水稻品种在两种不同的混合安排(种子混合和行混合)中种植的试验地块中害虫丰度的变化。在两个生长季节,这些混合物在低地稻田以重复的随机区组设计进行种植。每周对所有地块的害虫丰度进行测量,并在收获时测量水稻产量。结果表明,与种植由每个组成品种组成的单作的地块相比,种植混合品种的地块的害虫平均丰度降低。与单作相比,在每个生长季节,用混合种子种植的地块的褐飞虱(Nilaparvata lugens(Stål))数量持续减少,第一季末和第二季末害虫数量分别相对减少29.83%和6.61%。在每个生长季节,与单作相比,采用行混合种植的地块的蛀虫数量持续下降,第一季末和第二季末的害虫数量分别相对减少了100%和1.4%。就产量而言,株高被证明是一个一致的产量构成特征,在两个生长季节,种子组合和行组合都与植株产量呈正相关。我们的研究结果显示,2013年,与纯基因型林分相比,混合基因型林分的平均产量和株高更高。我们发现,2013年,种子混合地块的产量比行混合地块的相对增长更大,分别为7.26%和4.63%。在两种类型的混合物中,种子混合物表现出较高的总产量。我们的研究结果表明,稻农可以通过种植品种组合来提高产量并减少害虫的数量。
{"title":"The effect of mixed cultivars plantings on pest abundance and grain yields in rice","authors":"A. K. Dewi, H. Triwidodo, M. Chozin, H. Aswidinnoor","doi":"10.5994/JEI.15.2.101","DOIUrl":"https://doi.org/10.5994/JEI.15.2.101","url":null,"abstract":"A field study was carried out to assess the effects of mixed cultivar plantings on grain yields and on the abundance of pests in rice. Increasing plantation species diversity through cultivar mixtures is often claimed to decrease pest problems while stabilizing or even increasing yield, but the effects on pest abundance of planting rice cultivar mixtures in Indonesia have not been extensively studied. We tested for changes in pest abundance in experimental plots planted with five genetically distinct rice cultivars, combined in two different mixture arrangements (seed mix and row mix). These mixes were cultivated in lowland paddy areas, in replicated randomized block designs, during two growing seasons. Pest abundance was measured weekly in all plots, and rice yields were measured at harvest time. The results showed that the average abundance of pests was reduced in plots planted with cultivar mixes, compared to those planted with monocrops comprised of each of the component cultivars. Plots planted with the seed mix showed consistently reduced brown plant-hopper (Nilaparvata lugens (Stål)) abundance compared to monocrops in each growing season, with a relative reduction in pest abundance of 29.83% at the end of season 1 and 6.61% at the end of season 2, respectively. Plots planted with the row mix consistently showed decreased stem borer abundance compared to monocrops in each growing season, with a relative reduction in pest abundance of 100% at the end of season 1 and 1.4% at the end of season 2, respectively. In terms of yield, plant height proved to be a consistent yield component character, correlating positively with plant yield for both seed mix and row mix in both growing seasons. Our results showed higher average yields –and plant heights--for the mixed genotype plots compared to pure genotype stands in 2013. We found a greater relative increase in the yield of seed mix plots than row mix, measuring 7.26% and  4.63%, respectively in 2013. Among the two types of mixtures, seed mix showed higher overall grain yield. Our findings suggest that rice farmers can both increase yield and decrease pest abundance by planting cultivar mixes.","PeriodicalId":31609,"journal":{"name":"Jurnal Entomologi Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46867366","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Kutudaun (Hemiptera: Aphididae) pada gulma di sekitar lahan pertanian di Jawa Barat beserta kunci identifikasinya 蚜虫(Hemiptera: Aphididae)生长在西爪哇农场周围的杂草中,并带有标识键
Pub Date : 2018-12-09 DOI: 10.5994/JEI.15.2.68
Yani Maharani, P. Hidayat, Aunu Rauf, Nina Maryana
Kutudaun (Hemiptera: Aphididae) merupakan hama penting pada tanaman budi daya. Sebagian besar kutudaun berperan sebagai hama dan vektor virus penyakit tanaman, terutama pada tanaman hortikultura. Gulma yang tumbuh di sekitar tanaman budi daya dapat berperan sebagai alternatif inang bagi kutudaun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui spesies kutudaun yang berasosiasi pada gulma di sekitar tanaman budi daya di Jawa Barat dan membuat kunci untuk identifikasi. Kutudaun yang diidentifikasi berasal dari 13 spesies (5 famili) gulma di 9 kabupaten atau kota di Jawa Barat. Identifikasi kutudaun dilakukan berdasarkan karakter morfologi imago kutudaun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kutudaun yang ditemukan berasosiasi dengan  gulma di sekitar tanaman budi daya di Jawa Barat ada 12 spesies. Tiga di antara 12 spesies kutudaun yang ditemukan itu, belum pernah dilaporkan keberadaannya di Jawa Barat. Ketiga spesies itu, ialah Epameibaphis frigidae (Oestlund), Metopolophium dirhodum (Walker), dan Pseudaphis sijui (Eastop). Spesies kutudaun yang paling banyak ditemukan ialah Schizaphis graminum (Rondani) yang hidup di gulma Eleusine indica (rumput belulang).
蚜虫是一种重要的作物害虫。大多数蚜虫以害虫和植物疾病的传播媒介的形式出现,尤其是在园艺植物中。在农作物周围生长的杂草可以作为蚜虫的替代品。本研究的目的是确定西爪哇庄稼周围杂草中含有的蚜虫,并确定身份的关键。在西爪哇省或城市的9个地区,发现了13种(5科)杂草。蚜虫识别是根据imago蚜虫的形态特征进行的。研究表明,在西爪哇发现的蚜虫与植物周围的杂草有12种。在西爪哇发现的12种蚜虫中,有3种从未被报告存在。有袋动物有袋动物,有袋动物有袋动物,有袋动物有袋动物,有袋动物有袋动物。最常见的蚜虫种类是生活在籼稻灰绿色中的黑色素杂草。
{"title":"Kutudaun (Hemiptera: Aphididae) pada gulma di sekitar lahan pertanian di Jawa Barat beserta kunci identifikasinya","authors":"Yani Maharani, P. Hidayat, Aunu Rauf, Nina Maryana","doi":"10.5994/JEI.15.2.68","DOIUrl":"https://doi.org/10.5994/JEI.15.2.68","url":null,"abstract":"Kutudaun (Hemiptera: Aphididae) merupakan hama penting pada tanaman budi daya. Sebagian besar kutudaun berperan sebagai hama dan vektor virus penyakit tanaman, terutama pada tanaman hortikultura. Gulma yang tumbuh di sekitar tanaman budi daya dapat berperan sebagai alternatif inang bagi kutudaun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui spesies kutudaun yang berasosiasi pada gulma di sekitar tanaman budi daya di Jawa Barat dan membuat kunci untuk identifikasi. Kutudaun yang diidentifikasi berasal dari 13 spesies (5 famili) gulma di 9 kabupaten atau kota di Jawa Barat. Identifikasi kutudaun dilakukan berdasarkan karakter morfologi imago kutudaun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kutudaun yang ditemukan berasosiasi dengan  gulma di sekitar tanaman budi daya di Jawa Barat ada 12 spesies. Tiga di antara 12 spesies kutudaun yang ditemukan itu, belum pernah dilaporkan keberadaannya di Jawa Barat. Ketiga spesies itu, ialah Epameibaphis frigidae (Oestlund), Metopolophium dirhodum (Walker), dan Pseudaphis sijui (Eastop). Spesies kutudaun yang paling banyak ditemukan ialah Schizaphis graminum (Rondani) yang hidup di gulma Eleusine indica (rumput belulang).","PeriodicalId":31609,"journal":{"name":"Jurnal Entomologi Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45674360","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
期刊
Jurnal Entomologi Indonesia
全部 Acc. Chem. Res. ACS Applied Bio Materials ACS Appl. Electron. Mater. ACS Appl. Energy Mater. ACS Appl. Mater. Interfaces ACS Appl. Nano Mater. ACS Appl. Polym. Mater. ACS BIOMATER-SCI ENG ACS Catal. ACS Cent. Sci. ACS Chem. Biol. ACS Chemical Health & Safety ACS Chem. Neurosci. ACS Comb. Sci. ACS Earth Space Chem. ACS Energy Lett. ACS Infect. Dis. ACS Macro Lett. ACS Mater. Lett. ACS Med. Chem. Lett. ACS Nano ACS Omega ACS Photonics ACS Sens. ACS Sustainable Chem. Eng. ACS Synth. Biol. Anal. Chem. BIOCHEMISTRY-US Bioconjugate Chem. BIOMACROMOLECULES Chem. Res. Toxicol. Chem. Rev. Chem. Mater. CRYST GROWTH DES ENERG FUEL Environ. Sci. Technol. Environ. Sci. Technol. Lett. Eur. J. Inorg. Chem. IND ENG CHEM RES Inorg. Chem. J. Agric. Food. Chem. J. Chem. Eng. Data J. Chem. Educ. J. Chem. Inf. Model. J. Chem. Theory Comput. J. Med. Chem. J. Nat. Prod. J PROTEOME RES J. Am. Chem. Soc. LANGMUIR MACROMOLECULES Mol. Pharmaceutics Nano Lett. Org. Lett. ORG PROCESS RES DEV ORGANOMETALLICS J. Org. Chem. J. Phys. Chem. J. Phys. Chem. A J. Phys. Chem. B J. Phys. Chem. C J. Phys. Chem. Lett. Analyst Anal. Methods Biomater. Sci. Catal. Sci. Technol. Chem. Commun. Chem. Soc. Rev. CHEM EDUC RES PRACT CRYSTENGCOMM Dalton Trans. Energy Environ. Sci. ENVIRON SCI-NANO ENVIRON SCI-PROC IMP ENVIRON SCI-WAT RES Faraday Discuss. Food Funct. Green Chem. Inorg. Chem. Front. Integr. Biol. J. Anal. At. Spectrom. J. Mater. Chem. A J. Mater. Chem. B J. Mater. Chem. C Lab Chip Mater. Chem. Front. Mater. Horiz. MEDCHEMCOMM Metallomics Mol. Biosyst. Mol. Syst. Des. Eng. Nanoscale Nanoscale Horiz. Nat. Prod. Rep. New J. Chem. Org. Biomol. Chem. Org. Chem. Front. PHOTOCH PHOTOBIO SCI PCCP Polym. Chem.
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1