Pub Date : 2020-12-27DOI: 10.46918/IDIOMATIK.V3I2.675
Irwan Fadli, Kasmawati Kasmawati
Penutur dan mitra tutur dalam suatu peristiwa tutur tak terlepaskan dari kaidah yang mengatur tindakan penggunaan bahasa agar pertuturan dapat berjalan dengan baik. Salah satu prinsip berbahasa dalam studi pragmatik adalah prinsip kerja sama atau maksim kerja sama Grice yang membagi prinsip-prinsip yang dimaksud yakni, 1) maksim kuantitas (maxim of quantity), 2) maksim kualitas (maxim of quality), 3) maksim relevansi (maxim of relevance), dan 4) maksim pelaksanaan (maxim of manner). Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui penerapan maksim kerja sama berbahasa Grice dalam peristiwa tutur di Pasar Tramo Kabupaten Maros. Populasi penelitian ini dalah seluruh pedagang dan pembeli yang sedang bertransaksi dalam lingkup Pasar Tramo Kabupaten Maros. Sedangkan, penentuan sampel dilakukan dengan teknik random sampling atau penetapan sampel secara acak dengan mengambil sebanyak 10 hingga 15 sampel percakapan dalam transaksi pedagang dan pembeli. Pengumpulan data dilaksakanan dengan teknik sadap atau rekam. Analisis data dilaksanakan dalam tiga tahap yakni, reduksi data, model data, dan penarikan/verifikasi kesimpulan. Diperoleh gambaran tiga dari empat maksim kerjasama berbahasa Grice terpenuhi. simpulan ini ditarik dari hasil olah atauanalisis datayang diperoleh selama penelitian berlangsung. Ketiga maksim yang dipenuhi antara lain da; 1) maksim kuantitas (maxim of quantity), 2) maksim kualitas (maxim of quality), dan 3) maksim pelaksanaan (maxim of manner). Sedangkan maksim yang dilanggar adalah maksim relevansi (maxim of relevance). Salah satu alas an maksim relevansi dilanggar leh pedangang bertujuan untuk pengalihan perhatian. Hal ini bertujuan untuk menawarkan atau memperkealkan barang dagangan lain apabila barang yang dibutuhkan pembeli sedang tidak tersedia atau habis.
{"title":"Maksim Kerja Sama Berbahasa Model Grice dalam Peristiwa Tutur Di Pasar Tramo Kabupaten Maros: Kajian Pragmatik","authors":"Irwan Fadli, Kasmawati Kasmawati","doi":"10.46918/IDIOMATIK.V3I2.675","DOIUrl":"https://doi.org/10.46918/IDIOMATIK.V3I2.675","url":null,"abstract":"Penutur dan mitra tutur dalam suatu peristiwa tutur tak terlepaskan dari kaidah yang mengatur tindakan penggunaan bahasa agar pertuturan dapat berjalan dengan baik. Salah satu prinsip berbahasa dalam studi pragmatik adalah prinsip kerja sama atau maksim kerja sama Grice yang membagi prinsip-prinsip yang dimaksud yakni, 1) maksim kuantitas (maxim of quantity), 2) maksim kualitas (maxim of quality), 3) maksim relevansi (maxim of relevance), dan 4) maksim pelaksanaan (maxim of manner). Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui penerapan maksim kerja sama berbahasa Grice dalam peristiwa tutur di Pasar Tramo Kabupaten Maros. Populasi penelitian ini dalah seluruh pedagang dan pembeli yang sedang bertransaksi dalam lingkup Pasar Tramo Kabupaten Maros. Sedangkan, penentuan sampel dilakukan dengan teknik random sampling atau penetapan sampel secara acak dengan mengambil sebanyak 10 hingga 15 sampel percakapan dalam transaksi pedagang dan pembeli. Pengumpulan data dilaksakanan dengan teknik sadap atau rekam. Analisis data dilaksanakan dalam tiga tahap yakni, reduksi data, model data, dan penarikan/verifikasi kesimpulan. Diperoleh gambaran tiga dari empat maksim kerjasama berbahasa Grice terpenuhi. simpulan ini ditarik dari hasil olah atauanalisis datayang diperoleh selama penelitian berlangsung. Ketiga maksim yang dipenuhi antara lain da; 1) maksim kuantitas (maxim of quantity), 2) maksim kualitas (maxim of quality), dan 3) maksim pelaksanaan (maxim of manner). Sedangkan maksim yang dilanggar adalah maksim relevansi (maxim of relevance). Salah satu alas an maksim relevansi dilanggar leh pedangang bertujuan untuk pengalihan perhatian. Hal ini bertujuan untuk menawarkan atau memperkealkan barang dagangan lain apabila barang yang dibutuhkan pembeli sedang tidak tersedia atau habis.","PeriodicalId":32036,"journal":{"name":"JPBSI Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76799190","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Bahasa mempunyai peran vital dalam kehidupan manusia. Komunikasi yang dilakukan manusia dilakukan dengan menggunakan bahasa. Film merupakan jenis komunikasi secara tertulis. Dalam film terjadi bentuk komunikasi dan interaksi yang dilakukan tokoh melalui tuturan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk dan fungsi tindak tutur direktif dalam film Aku Ingin Ibu Pulang karya Monty Tiwa serta mendeskripsikan implementasi tindak tutur direktif yang terdapat dalam film Aku Ingin Ibu Pulang karya Monty Tiwa sebagai alternatif bahan ajar teks drama kelas XI SMA. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif. Teknik pengumpulan data ini adalah simak dan catat. Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri (human instrument) dibantu dengan alat bantu berupa kartu data. Sedangkan teknik analisis data penelitian ini meliputi, (1) pengumpulan data, (2) reduksi data, (3) penyajian data, dan (4) penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, 1) tindak tutur direktif tidak dapat dipisahkan dari kelangsungan hidup manusia dan 2) tindak tutur direktif dalam film Aku Ingin Ibu Pulang karya Monty Tiwa dapat diimplementasikan sebagai alternatif bahan ajar pada pembelajaran teks drama kelas XI SMA.
{"title":"TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM FILM AKU INGIN IBU PULANG KARYA MONTY TIWA SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR TEKS DRAMA KELAS XI SMA","authors":"Nur Khasanah, Evi Chamalah, Meilan Arsanti","doi":"10.30659/J.8.2.123-136","DOIUrl":"https://doi.org/10.30659/J.8.2.123-136","url":null,"abstract":"Bahasa mempunyai peran vital dalam kehidupan manusia. Komunikasi yang dilakukan manusia dilakukan dengan menggunakan bahasa. Film merupakan jenis komunikasi secara tertulis. Dalam film terjadi bentuk komunikasi dan interaksi yang dilakukan tokoh melalui tuturan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk dan fungsi tindak tutur direktif dalam film Aku Ingin Ibu Pulang karya Monty Tiwa serta mendeskripsikan implementasi tindak tutur direktif yang terdapat dalam film Aku Ingin Ibu Pulang karya Monty Tiwa sebagai alternatif bahan ajar teks drama kelas XI SMA. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif. Teknik pengumpulan data ini adalah simak dan catat. Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri (human instrument) dibantu dengan alat bantu berupa kartu data. Sedangkan teknik analisis data penelitian ini meliputi, (1) pengumpulan data, (2) reduksi data, (3) penyajian data, dan (4) penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, 1) tindak tutur direktif tidak dapat dipisahkan dari kelangsungan hidup manusia dan 2) tindak tutur direktif dalam film Aku Ingin Ibu Pulang karya Monty Tiwa dapat diimplementasikan sebagai alternatif bahan ajar pada pembelajaran teks drama kelas XI SMA.","PeriodicalId":32036,"journal":{"name":"JPBSI Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82937438","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 19 Kebah. Pelitian dilkaukan dengan motede Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) yang terdiri dari dua siklus. Pada siklus I ini, guru sudah mulai faham dan mampu mengajar di kelas dan tergolong maksimal karena skor yang di dapat dari hasil observasi adalah 53 dan Skor Rata-rata 9,2 dengan kriteria Skor maksimal tiap guru: 3X 4= 12 Skor maksimal semua guru 12 X 6= 72 yang berarti Profesionalisme guru dalam proses pembelajaran sudah sangat baik. Pada siklus II ini, guru sudah mampu mengajar di kelas dan sudah maksimal karena skor yang di dapat dari hasil observasi adalah 89 dengan kriteria Skor maksimal tiap guru: 3X 4= 12 Skor maksimal semua guru 12 X 6 = 72 yang berarti kemampuan guru dalam mengajar di kelas baik. Pada siklus II juga, kepala sekolah mengadakan observasi terhadap Profesionalisme guru dalam proses pembelajaran, hasil yang di peroleh pada siklus II mencapai skor 65 dan skor rata-rata mencapai 11 artinya Profesionalisme guru dalam proses pembelajaran sudah sangat baik. Kata kunci: Profesionalis Guru, Supervisi KlinisPenelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 19 Kebah. Pelitian dilkaukan dengan motede Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) yang terdiri dari dua siklus. Pada siklus I ini, guru sudah mulai faham dan mampu mengajar di kelas dan tergolong maksimal karena skor yang di dapat dari hasil observasi adalah 53 dan Skor Rata-rata 9,2 dengan kriteria Skor maksimal tiap guru: 3X 4= 12 Skor maksimal semua guru 12 X 6= 72 yang berarti Profesionalisme guru dalam proses pembelajaran sudah sangat baik. Pada siklus II ini, guru sudah mampu mengajar di kelas dan sudah maksimal karena skor yang di dapat dari hasil observasi adalah 89 dengan kriteria Skor maksimal tiap guru: 3X 4= 12 Skor maksimal semua guru 12 X 6 = 72 yang berarti kemampuan guru dalam mengajar di kelas baik. Pada siklus II juga, kepala sekolah mengadakan observasi terhadap Profesionalisme guru dalam proses pembelajaran, hasil yang di peroleh pada siklus II mencapai skor 65 dan skor rata-rata mencapai 11 artinya Profesionalisme guru dalam proses pembelajaran sudah sangat baik. Kata kunci: Profesionalis Guru, Supervisi Klinis
{"title":"MENINGKATAKAN PROFESIONALISME GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI KLINIS","authors":"N. Natalia","doi":"10.31932/JPBS.V5I2.1006","DOIUrl":"https://doi.org/10.31932/JPBS.V5I2.1006","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 19 Kebah. Pelitian dilkaukan dengan motede Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) yang terdiri dari dua siklus. Pada siklus I ini, guru sudah mulai faham dan mampu mengajar di kelas dan tergolong maksimal karena skor yang di dapat dari hasil observasi adalah 53 dan Skor Rata-rata 9,2 dengan kriteria Skor maksimal tiap guru: 3X 4= 12 Skor maksimal semua guru 12 X 6= 72 yang berarti Profesionalisme guru dalam proses pembelajaran sudah sangat baik. Pada siklus II ini, guru sudah mampu mengajar di kelas dan sudah maksimal karena skor yang di dapat dari hasil observasi adalah 89 dengan kriteria Skor maksimal tiap guru: 3X 4= 12 Skor maksimal semua guru 12 X 6 = 72 yang berarti kemampuan guru dalam mengajar di kelas baik. Pada siklus II juga, kepala sekolah mengadakan observasi terhadap Profesionalisme guru dalam proses pembelajaran, hasil yang di peroleh pada siklus II mencapai skor 65 dan skor rata-rata mencapai 11 artinya Profesionalisme guru dalam proses pembelajaran sudah sangat baik. Kata kunci: Profesionalis Guru, Supervisi KlinisPenelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 19 Kebah. Pelitian dilkaukan dengan motede Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) yang terdiri dari dua siklus. Pada siklus I ini, guru sudah mulai faham dan mampu mengajar di kelas dan tergolong maksimal karena skor yang di dapat dari hasil observasi adalah 53 dan Skor Rata-rata 9,2 dengan kriteria Skor maksimal tiap guru: 3X 4= 12 Skor maksimal semua guru 12 X 6= 72 yang berarti Profesionalisme guru dalam proses pembelajaran sudah sangat baik. Pada siklus II ini, guru sudah mampu mengajar di kelas dan sudah maksimal karena skor yang di dapat dari hasil observasi adalah 89 dengan kriteria Skor maksimal tiap guru: 3X 4= 12 Skor maksimal semua guru 12 X 6 = 72 yang berarti kemampuan guru dalam mengajar di kelas baik. Pada siklus II juga, kepala sekolah mengadakan observasi terhadap Profesionalisme guru dalam proses pembelajaran, hasil yang di peroleh pada siklus II mencapai skor 65 dan skor rata-rata mencapai 11 artinya Profesionalisme guru dalam proses pembelajaran sudah sangat baik. Kata kunci: Profesionalis Guru, Supervisi Klinis","PeriodicalId":32036,"journal":{"name":"JPBSI Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84920150","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan ketuntasan nilai ujian menggunakan analisis SWOT di Madrasah Aliyah Negeri Kalibeber. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, pendekatan dimana data-data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka. Sampel sejumlah 106 terdiri dari kepala madrasah, guru, staf tata usaha, orang tua/ wali peserta didik dengan teknik purposive sampling. Upaya untuk mencapai strategi WO tersebut antara lain:penerimaan input peserta didik baru yang masih rendah, sebagian besar kondisi ekonomi orang tua/ wali peserta didik cukup lemah, motivasi para peserta didik dalam belajar masih rendah, motivasi orang tua dalam mendorong anaknya untuk belajar masih rendah, belum semua guru menerapkan model pembelajaran secara PAIKEM, buku-buku referensi mata pelajaran bahasa Inggris belum lengkap jumlah guru baik membeli dari percetakan dan bantuan dari pemerintah serta penggadaan buku oleh pihak madrasah; target ketidaktuntasan mulai tahun pelajaran yamg akan datang adalah 10%. Kata Kunci: Ketuntasan Nilai Ujian, Analisis Swot
{"title":"UPAYA MENINGKATKAN KETUNTASAN NILAI UJIAN MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT DI MADRASAH ALIYAH NEGERI KALIBEBER","authors":"Sofiati Sofiati","doi":"10.31932/JPBS.V5I2.1007","DOIUrl":"https://doi.org/10.31932/JPBS.V5I2.1007","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan ketuntasan nilai ujian menggunakan analisis SWOT di Madrasah Aliyah Negeri Kalibeber. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, pendekatan dimana data-data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka. Sampel sejumlah 106 terdiri dari kepala madrasah, guru, staf tata usaha, orang tua/ wali peserta didik dengan teknik purposive sampling. Upaya untuk mencapai strategi WO tersebut antara lain:penerimaan input peserta didik baru yang masih rendah, sebagian besar kondisi ekonomi orang tua/ wali peserta didik cukup lemah, motivasi para peserta didik dalam belajar masih rendah, motivasi orang tua dalam mendorong anaknya untuk belajar masih rendah, belum semua guru menerapkan model pembelajaran secara PAIKEM, buku-buku referensi mata pelajaran bahasa Inggris belum lengkap jumlah guru baik membeli dari percetakan dan bantuan dari pemerintah serta penggadaan buku oleh pihak madrasah; target ketidaktuntasan mulai tahun pelajaran yamg akan datang adalah 10%. Kata Kunci: Ketuntasan Nilai Ujian, Analisis Swot","PeriodicalId":32036,"journal":{"name":"JPBSI Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79681099","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Herpanus Herpanus, Debora Korining Tyas, Muhammad Dwiky Gusti Sultan
Penelitian ini mendeskripsikan bentuk, fungsi, dan makna gramatikal afiks dalam Bahasa Melayu Serawai (BMS). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Lokasi penelitian di Desa Tanjung Raya, Kecamatan Serawai, Kabupaten Sintang. Data penelitian berupa 11 cerita rakyat. Teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam. Data ditranskripsi dengan aplikasi Elan versi 5.4 dan diinterlinier ke aplikasi Toolbox versi 1.6.3. Peneliti menemukan adanya 26 afiks. Afiks tersebut terdiri dari 14 prefiks yaitu prefiks ber-, di-, em-, ke, m-, meN-, n-, ng-, ny-, peN-, pem-, per-, se-, dan ter-. Satu sufiks -an dan 11 imbuhan gabung yaitu: be-h-, di-kan, di-b-, di-pe-, ke-ng-, me-n-kan, meng-ke, pe-ng-, per-an, se-n- dan se-peny. Fungsi afiks sebagai pembentuk nomina, verba aktif, verba pasif, adjektiva, adverbial, pronomina, dan numeralia. Makna gramatikal afiks meliputi: dalam keadaan, melakukan perbuatan, beberapa, saling, mempunyai, memberi, dikenai perbuatan, dijadikan, proses, sesuatu yang di-, diberi, menyatakan milik, berhubungan dengan, memiliki hubungan, menemukan, kata, yang berhubungan dengan, orang, sesuatu yang dapat di-, berhubungan, satu, bagian, saat itu juga, sesudah, tempat, sama, satuan bilangan, ketidaksengajaan, posisi, mengerjakan, alat, perihal dan sebatas.Kata Kunci: Afiksasi, Melayu Serawai, Cerita Rakyat
该研究描述了马来语(BMS)中词缀的形式、功能和词义。本研究采用描述性质的方法。研究地点:新唐省丹戎杜拉斯村。研究数据是11个民间传说。带着深入面试的数据收集技术。数据是用5.4版的Elan应用程序转录的,并将其链接到1.6.3版本的工具箱应用程序中。调查人员发现有26个蚜虫。蚜虫由14个前缀组成,即前缀,即p -, m-, m-, p -, n-, n-, n-, n-, n-, n-, n-, n-, n-, p -, p -, p -, p -, se-, t -。一个苏菲和11个新词是:beh -, di-b-, di-p -p - di-p -p -ke词缀作为名词的形式、主动动词、被动动词、形容词、副词、副词、代词和numeralia的功能。语法词缀的意义包括:在这种情况下,犯了罪,有一些,互相给予,收取行为,作为过程,在-,给的东西,表达属于,与关系,找到有关的词,人们可以在-,有关的东西,当时的一个部分,也同样的地方,之后,单位数,事故位置,做的工具,至于而已。安全用语:废弃,维护,平民故事
{"title":"AFIKSASI BAHASA MELAYU SERAWAI DALAM CERITA RAKYAT","authors":"Herpanus Herpanus, Debora Korining Tyas, Muhammad Dwiky Gusti Sultan","doi":"10.31932/jpbs.v5i2.1000","DOIUrl":"https://doi.org/10.31932/jpbs.v5i2.1000","url":null,"abstract":"Penelitian ini mendeskripsikan bentuk, fungsi, dan makna gramatikal afiks dalam Bahasa Melayu Serawai (BMS). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Lokasi penelitian di Desa Tanjung Raya, Kecamatan Serawai, Kabupaten Sintang. Data penelitian berupa 11 cerita rakyat. Teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam. Data ditranskripsi dengan aplikasi Elan versi 5.4 dan diinterlinier ke aplikasi Toolbox versi 1.6.3. Peneliti menemukan adanya 26 afiks. Afiks tersebut terdiri dari 14 prefiks yaitu prefiks ber-, di-, em-, ke, m-, meN-, n-, ng-, ny-, peN-, pem-, per-, se-, dan ter-. Satu sufiks -an dan 11 imbuhan gabung yaitu: be-h-, di-kan, di-b-, di-pe-, ke-ng-, me-n-kan, meng-ke, pe-ng-, per-an, se-n- dan se-peny. Fungsi afiks sebagai pembentuk nomina, verba aktif, verba pasif, adjektiva, adverbial, pronomina, dan numeralia. Makna gramatikal afiks meliputi: dalam keadaan, melakukan perbuatan, beberapa, saling, mempunyai, memberi, dikenai perbuatan, dijadikan, proses, sesuatu yang di-, diberi, menyatakan milik, berhubungan dengan, memiliki hubungan, menemukan, kata, yang berhubungan dengan, orang, sesuatu yang dapat di-, berhubungan, satu, bagian, saat itu juga, sesudah, tempat, sama, satuan bilangan, ketidaksengajaan, posisi, mengerjakan, alat, perihal dan sebatas.Kata Kunci: Afiksasi, Melayu Serawai, Cerita Rakyat","PeriodicalId":32036,"journal":{"name":"JPBSI Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76252722","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan agar mengetahui bagaimana jenis, makna, dan fungsi gaya bahasa antologi cerita pendek dalam cerpen Bingkisan Petir cerpenis Kalimantan Timur. Penelitian ini menghasilkan simpulan: 1) gaya bahasa berdasarkan pilihan kata, terdapat 177 gaya bahasa yang merupakan gaya bahasa tak resmi. 2) gaya bahasa berdasarkan nada, terdapat 235 gaya bahasa yang merupakan gaya menengah. 3) gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat, terdapat 98 gaya bahasa klimaks, 39 gaya bahasa antiklimaks, 21 gaya bahasa paralelisme, 11 gaya bahasa antitesis, 39 gaya bahasa repetisi. 4) gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna, gaya bahasa retoris terdapat 103 gaya bahasa yang terbagi menjadi 81 gaya bahasa hiperbola, 8 gaya bahasa erotesis atau pertanyaan retoris, 6 gaya bahasa pleonasme, 7 gaya bahasa elipsis, 2 gaya bahasa litotes, dan 1 gaya bahasa asonansi. Gaya bahasa kiasan terdapat 105 gaya bahasa yang terbagi menjadi 54 gaya bahasa metonimia, 32 gaya bahasa personifikasi, 13 gaya bahasa persamaan atau simile, 2 gaya bahasa ironi, 2 gaya bahasa sinekdoke, 1 gaya bahasa metafora, 1 gaya bahasa sarkasme.Kata Kunci: Gaya Bahasa, Antologi Cerpen
{"title":"GAYA BAHASA ANTOLOGI CERITA PENDEK DALAM CERPEN BINGKISAN PETIR CERPENIS KALIMANTAN TIMUR","authors":"Ursula Dwioktaviani, Irwan Zulkarnain","doi":"10.31932/JPBS.V5I2.1004","DOIUrl":"https://doi.org/10.31932/JPBS.V5I2.1004","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan agar mengetahui bagaimana jenis, makna, dan fungsi gaya bahasa antologi cerita pendek dalam cerpen Bingkisan Petir cerpenis Kalimantan Timur. Penelitian ini menghasilkan simpulan: 1) gaya bahasa berdasarkan pilihan kata, terdapat 177 gaya bahasa yang merupakan gaya bahasa tak resmi. 2) gaya bahasa berdasarkan nada, terdapat 235 gaya bahasa yang merupakan gaya menengah. 3) gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat, terdapat 98 gaya bahasa klimaks, 39 gaya bahasa antiklimaks, 21 gaya bahasa paralelisme, 11 gaya bahasa antitesis, 39 gaya bahasa repetisi. 4) gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna, gaya bahasa retoris terdapat 103 gaya bahasa yang terbagi menjadi 81 gaya bahasa hiperbola, 8 gaya bahasa erotesis atau pertanyaan retoris, 6 gaya bahasa pleonasme, 7 gaya bahasa elipsis, 2 gaya bahasa litotes, dan 1 gaya bahasa asonansi. Gaya bahasa kiasan terdapat 105 gaya bahasa yang terbagi menjadi 54 gaya bahasa metonimia, 32 gaya bahasa personifikasi, 13 gaya bahasa persamaan atau simile, 2 gaya bahasa ironi, 2 gaya bahasa sinekdoke, 1 gaya bahasa metafora, 1 gaya bahasa sarkasme.Kata Kunci: Gaya Bahasa, Antologi Cerpen","PeriodicalId":32036,"journal":{"name":"JPBSI Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78419647","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini mengenai alih kode dan campur kode pada film pendek �KTP� oleh BPMPT dan merelevansikannya pada pembelajaran bahasa Indonesia di SMA dengan media video. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah wujud alih kode dan campur kode dalam film pendek �KTP� oleh BPMPT serta relevansinya pada pembelajaran bahasa Indonesia di SMA.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Data dalam penelitian ini berupa tuturan tokoh dalam film pendek �KTP�, sedangkan sumber data diambil dari video film pendek �KTP� yang berdurasi 15 menit 32 detik. Teknik pengumpulan data yang digunakan� yaitu teknik simak bebas libat cakap kemudian teknik catat.Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh maka dapat menghasilkan penelitian sebagai berikut. Pertama, bentuk alih kode dan campur kode pada tuturan film pendek �KTP� oleh BPMPT yaitu terdapat 3 alih kode yaitu dari bahasa Indonesia ke bahasa Jawa dan 25 campur kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Jawa dan Inggris.. Kedua, Relevansi film pendek �KTP� oleh BPMPT dinyatakan relevan terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di SMA kelas X semester 1 dengan KD 4.2 yaitu Mengonstruksi teks laporan hasil observasi dengan memerhatikan isi dan aspek kebahasaan. Relevansi tersebut bisa dijadikan sebagai bahan pembelajaran bahasa Indonesia di SMA dengan media video (audio dan visual).
{"title":"ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA TUTURAN FILM PENDEK �KTP� OLEH BALAI PENGEMBANGAN MEDIA TELEVISI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN (BPMPT) DAN RELEVANSINYA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA","authors":"Nadia Cintya Dewi, Leli Nisfi Setiana, A. Azizah","doi":"10.30659/J.8.1.49-69","DOIUrl":"https://doi.org/10.30659/J.8.1.49-69","url":null,"abstract":"Penelitian ini mengenai alih kode dan campur kode pada film pendek �KTP� oleh BPMPT dan merelevansikannya pada pembelajaran bahasa Indonesia di SMA dengan media video. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah wujud alih kode dan campur kode dalam film pendek �KTP� oleh BPMPT serta relevansinya pada pembelajaran bahasa Indonesia di SMA.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Data dalam penelitian ini berupa tuturan tokoh dalam film pendek �KTP�, sedangkan sumber data diambil dari video film pendek �KTP� yang berdurasi 15 menit 32 detik. Teknik pengumpulan data yang digunakan� yaitu teknik simak bebas libat cakap kemudian teknik catat.Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh maka dapat menghasilkan penelitian sebagai berikut. Pertama, bentuk alih kode dan campur kode pada tuturan film pendek �KTP� oleh BPMPT yaitu terdapat 3 alih kode yaitu dari bahasa Indonesia ke bahasa Jawa dan 25 campur kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Jawa dan Inggris.. Kedua, Relevansi film pendek �KTP� oleh BPMPT dinyatakan relevan terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di SMA kelas X semester 1 dengan KD 4.2 yaitu Mengonstruksi teks laporan hasil observasi dengan memerhatikan isi dan aspek kebahasaan. Relevansi tersebut bisa dijadikan sebagai bahan pembelajaran bahasa Indonesia di SMA dengan media video (audio dan visual).","PeriodicalId":32036,"journal":{"name":"JPBSI Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-08-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85200976","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pembentukan kata dan morfem dalam bahasa Indonesia merupakan fokus artikel ini. Bahasa merupakan sebuah sistem tanda dan bunyi, berarti bahwa bahasa itu sistemis sekaligus sistematis. Dengan demikian, untuk memahami suatu bahasa terlebih dahulu kita harus memahami proses pembentukan kata dan morfem sebagai bagian terkecil dari bahasa itu sendiri. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Dengan maksud untuk mengungkapkan proses pembentukan bahasa secara objektif dan apa adanya, yaitu dengan teknik menganalisa contoh kata dan morfem dalam bahasa Indonesia, selanjutnya menganalisa proses pembentukan tiap kata dan morfem tersebut. Proses pembentukan bahasa sejatinya melalui proses morfemis (a) derivasi zero, (b) afiksasi, (c) reduplikasi, (d) komposisi, (e) abrevasi, (f) derivasi balik, (g) metanalisis, (h) analogi dan (i) kombinasi proses sekaligus proses morfofonemik (a) �pemunculan �fonem; �(b) �pelesapan �fonem; �(c) peluluhan �fonem; �(d) perubahan �fonem; �(e) �pergeseran �fonem. Proses tersebut perlu dipahami sebagai bentuk kegiatan berkomunikasi untuk mengungkapkan makna, baik sebagai ide untuk mengungkap perasaan, permintaan, penolakan maupun yang lainnya. Ide tersebutlah yang kemudian disampaikan dalam bentuk kalimat yang mengandung makna.�
{"title":"STRUKTUR BAHASA; Pembentukan Kata dan Morfem sebagai Proses Morfemis dan Morfofonemik dalam Bahasa Indonesia","authors":"Siti Rumilah, Ibnu Cahyani","doi":"10.30659/J.8.1.70-87","DOIUrl":"https://doi.org/10.30659/J.8.1.70-87","url":null,"abstract":"Pembentukan kata dan morfem dalam bahasa Indonesia merupakan fokus artikel ini. Bahasa merupakan sebuah sistem tanda dan bunyi, berarti bahwa bahasa itu sistemis sekaligus sistematis. Dengan demikian, untuk memahami suatu bahasa terlebih dahulu kita harus memahami proses pembentukan kata dan morfem sebagai bagian terkecil dari bahasa itu sendiri. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Dengan maksud untuk mengungkapkan proses pembentukan bahasa secara objektif dan apa adanya, yaitu dengan teknik menganalisa contoh kata dan morfem dalam bahasa Indonesia, selanjutnya menganalisa proses pembentukan tiap kata dan morfem tersebut. Proses pembentukan bahasa sejatinya melalui proses morfemis (a) derivasi zero, (b) afiksasi, (c) reduplikasi, (d) komposisi, (e) abrevasi, (f) derivasi balik, (g) metanalisis, (h) analogi dan (i) kombinasi proses sekaligus proses morfofonemik (a) �pemunculan �fonem; �(b) �pelesapan �fonem; �(c) peluluhan �fonem; �(d) perubahan �fonem; �(e) �pergeseran �fonem. Proses tersebut perlu dipahami sebagai bentuk kegiatan berkomunikasi untuk mengungkapkan makna, baik sebagai ide untuk mengungkap perasaan, permintaan, penolakan maupun yang lainnya. Ide tersebutlah yang kemudian disampaikan dalam bentuk kalimat yang mengandung makna.�","PeriodicalId":32036,"journal":{"name":"JPBSI Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-08-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80123888","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Siti Sururiyatur Rohmah, Meilan Arsanti, O. Wardani
Dalam pembelejaran keterampilan menulis harus diimbangi dengan penguasaan ejaan. Penguasaan dan analisis kesalahan ejaan dalam sebuah penulisan kata, klausa, kalimat, dan paragraf merupakan elemen penting yang harus diperhatikan dalam penulisan karangan terutama pada karangan teks eksposisi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rancangan deskriptif kualitatif untuk menggambarkan bentuk kesalahan dan daerah kesalahan ejaan yang dianlisis pada bidang pemakaian huruf, penulisan kata, tanda baca dan pedoman pemenggalan kata. Selanjutnya kesalahan-kesalahan tersebut diklasifikasikan menurut daerah kesalahannya yang meliputi fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Penelitian ini dilakukan pada peserta didik kelas X IPA 2 dan kelas X IPS 2 SMA Sultan Agung 3 Semarang. Peneliti menggunakan metode simak dan catat dalam menentukan analisis teks peserta didik. Dari hasil penelitian diketahui terdapat 97 kesalahan data dari 48 karangan teks eksposisi kelas X IPA 2 dan X IPS 2 SMA Sultan Agung 3 Semarang. Kesalahan paling banyak pada penggunaan ejaan yang didominasi oleh pemakaian huruf kapital yang berjumlah 38, 26 kesalahan penulisan kata, 24 kesalahan tanda baca, dan 9 kesalahan pemenggalan kata. Kesalahan-kesalahan tersebut kemudian dikalasifikasikan menurut daerah kesalahannya yaitu fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Untuk mempermudah dalam menganalisis data peneliti memberikan tabel kartu data untuk memberikan gambaran data-data yang telah dianalisis. Kesalahan-kesalahan yang ditemukan cenderung diulang-ulang bahkan pengulanganya lebih dari dua kali dalam satu paragraf. Terbukti dari 48 karangan peserta didik yang telah dianalisis rata-rata setiap karangan dari peserta didik ditemukan dua kasus kesalahan ejaan, seperti kesalahan pemakaian huruf kapital dan dan penulisan kata. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis peserta didik belum diimbangi dengan penguasaan ejaan. Melihat hal tersebut hendaknya pendidik memberikan pembelajaran mengenai Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) secara lebih baik lagi pada peserta didik.
{"title":"KESALAHAN EJAAN DALAM KARANGAN TEKS EKSPOSISI KELAS X SMA SULTAN AGUNG 3 SEMARANG","authors":"Siti Sururiyatur Rohmah, Meilan Arsanti, O. Wardani","doi":"10.30659/J.8.1.88-100","DOIUrl":"https://doi.org/10.30659/J.8.1.88-100","url":null,"abstract":"Dalam pembelejaran keterampilan menulis harus diimbangi dengan penguasaan ejaan. Penguasaan dan analisis kesalahan ejaan dalam sebuah penulisan kata, klausa, kalimat, dan paragraf merupakan elemen penting yang harus diperhatikan dalam penulisan karangan terutama pada karangan teks eksposisi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rancangan deskriptif kualitatif untuk menggambarkan bentuk kesalahan dan daerah kesalahan ejaan yang dianlisis pada bidang pemakaian huruf, penulisan kata, tanda baca dan pedoman pemenggalan kata. Selanjutnya kesalahan-kesalahan tersebut diklasifikasikan menurut daerah kesalahannya yang meliputi fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Penelitian ini dilakukan pada peserta didik kelas X IPA 2 dan kelas X IPS 2 SMA Sultan Agung 3 Semarang. Peneliti menggunakan metode simak dan catat dalam menentukan analisis teks peserta didik. Dari hasil penelitian diketahui terdapat 97 kesalahan data dari 48 karangan teks eksposisi kelas X IPA 2 dan X IPS 2 SMA Sultan Agung 3 Semarang. Kesalahan paling banyak pada penggunaan ejaan yang didominasi oleh pemakaian huruf kapital yang berjumlah 38, 26 kesalahan penulisan kata, 24 kesalahan tanda baca, dan 9 kesalahan pemenggalan kata. Kesalahan-kesalahan tersebut kemudian dikalasifikasikan menurut daerah kesalahannya yaitu fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Untuk mempermudah dalam menganalisis data peneliti memberikan tabel kartu data untuk memberikan gambaran data-data yang telah dianalisis. Kesalahan-kesalahan yang ditemukan cenderung diulang-ulang bahkan pengulanganya lebih dari dua kali dalam satu paragraf. Terbukti dari 48 karangan peserta didik yang telah dianalisis rata-rata setiap karangan dari peserta didik ditemukan dua kasus kesalahan ejaan, seperti kesalahan pemakaian huruf kapital dan dan penulisan kata. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis peserta didik belum diimbangi dengan penguasaan ejaan. Melihat hal tersebut hendaknya pendidik memberikan pembelajaran mengenai Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) secara lebih baik lagi pada peserta didik.","PeriodicalId":32036,"journal":{"name":"JPBSI Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-08-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80246784","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Andrea Hirata seorang novelis Indonesia paling fenomenal, menghadirkan Sebelas Patriot sebagai novel ketujuhnya dalam bahasa Indonesia. �Ikal berusaha dan bertekad untuk menjadi tim nasional junior PSSI, agar bisa membahagiakan ayahnya, tetapi cita-citanya itu tidak berhasil ia lakukan. Ia sedih dan putus asa, beruntunglah ayahnya memberikan semangat dan agar tetap berjiwa besar. Tujuan penelitian ini untuk mendiskripsikan Aspek Patriotisme dan Religius Novel Sebelas Patriot Karya Andrea Hirata. Penelitian ini menggunakan kajian sosiologi sastra dan Implementasinya sebagai bahan ajar di Perguruan Tinggi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dan strategi penelitian yang digunakan berupa penelitian terpancang dan studi kasus tunggal atau embedded and case study. Dalam penelitian ini Ikal digambarkan sebagai seorang anak yang patriot atau pantang menyerah dalam menggapai mimpi-mimpinya dan juga religius dalam kesehariannya. Hasil penelitian ini dijabarkan menggunakan dua aspek yaitu aspek patriotisme dan aspek religius. Aspek patriotisme dijelaskan menggunakan penjabaran dari patriotisme yang meliputi sikap berani, pantang menyerah, dan rela berkorban. Sementara aspek religius diuraikan dengan aqidah, syariah, dan akhlak. Novel Sebelas Patriot mengajarkan materi tentang sastra, gaya bahasa, dan diksi dalam implementasi pembelajarannya.
{"title":"ASPEK PATRIOTISME DAN RELIGIUS NOVEL SEBELAS PATRIOT KARYA ANDREA HIRATA","authors":"M. Marwanto","doi":"10.30659/J.8.1.36-48","DOIUrl":"https://doi.org/10.30659/J.8.1.36-48","url":null,"abstract":"Andrea Hirata seorang novelis Indonesia paling fenomenal, menghadirkan Sebelas Patriot sebagai novel ketujuhnya dalam bahasa Indonesia. �Ikal berusaha dan bertekad untuk menjadi tim nasional junior PSSI, agar bisa membahagiakan ayahnya, tetapi cita-citanya itu tidak berhasil ia lakukan. Ia sedih dan putus asa, beruntunglah ayahnya memberikan semangat dan agar tetap berjiwa besar. Tujuan penelitian ini untuk mendiskripsikan Aspek Patriotisme dan Religius Novel Sebelas Patriot Karya Andrea Hirata. Penelitian ini menggunakan kajian sosiologi sastra dan Implementasinya sebagai bahan ajar di Perguruan Tinggi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dan strategi penelitian yang digunakan berupa penelitian terpancang dan studi kasus tunggal atau embedded and case study. Dalam penelitian ini Ikal digambarkan sebagai seorang anak yang patriot atau pantang menyerah dalam menggapai mimpi-mimpinya dan juga religius dalam kesehariannya. Hasil penelitian ini dijabarkan menggunakan dua aspek yaitu aspek patriotisme dan aspek religius. Aspek patriotisme dijelaskan menggunakan penjabaran dari patriotisme yang meliputi sikap berani, pantang menyerah, dan rela berkorban. Sementara aspek religius diuraikan dengan aqidah, syariah, dan akhlak. Novel Sebelas Patriot mengajarkan materi tentang sastra, gaya bahasa, dan diksi dalam implementasi pembelajarannya.","PeriodicalId":32036,"journal":{"name":"JPBSI Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-08-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77657264","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}