Muhammad Agus Suprayudi, Muhammad Roikhan Amanullah, Dedi Jusadi, Hasan Nasrullah, Ahmad Yazid Latif
Selenium is an essential micromineral needed in small amounts in the body, but affects themetabolism and health of aquaculture organisms. This study aimed to analyze the growth of catfish(Clarias gariepinus) supplemented with selenium peptide through the coating method on feed. Therewere four different treatments, namely K (feed without selenium peptide), A (feed with seleniumpeptide of 3 g kg-1feed), B (feed with selenium peptide of 6 g kg-1feed), and C (feed with seleniumpeptide of 9 g kg-1feed). A total of 15 catfish with weight of 21.80 ± 0.29 g were kept in an aquariumat dimension of 90 x 40 x 45 cm3filled with water at a depth of 35 cm (Volume of 108 L) for 45 days.Fish were fed three times a day at satiation. Water quality management was carried out by the use ofsimple filtration in the container and water replacement to ensure optimum water quality values forcatfish growth. The results showed that the growth performance parameters (final biomass, finalindividual weight, survival rate, and daily growth rate) of catfish fed with selenium peptide weresignificantly different (p<0.05) from catfish fed without selenium peptide. Based on this study, thebest dose of feed additive in catfish feed was 3 g kg-1of feed.Keyword: Clarias gariepinus, selenium peptide, growthABSTRAKSelenium termasuk ke dalam mikromineral esensial yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit padatubuh, akan tetapi mampu berpengaruh terhadap metabolisme dan kesehatan organisme akuakultur.Penelitian ini bertujuan menganalisis pertumbuhan ikan lele (Clarias gariepinus) yang ditambahselenium peptida melalui metode coating pada pakan. Terdapat empat perlakuan berbeda, yaitu K(pakan tanpa selenium peptida), A (pakan dengan selenium peptida 3 g kg-1pakan), B (pakan denganselenium peptida 6 g kg-1pakan), dan C (pakan dengan selenium peptida 9 g kg-1pakan). Ikan leleukuran 21,80 ± 0,29 g sebanyak 15 ekor dipelihara dalam akuarium berukuran 90 x 40 x 45 cm dengankedalaman air 35 cm (Volume 108 L) selama 45 hari. Ikan diberi pakan tiga kali sehari secara atsatiation. Pengelolaan kualitas air dilakukan dengan cara penggunaan filtrasi sederhana pada wadahdan penggantian air untuk memastikan nilai-nilai kualitas air optimum untuk pertumbuhan ikan lele.Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter kinerja pertumbuhan (biomassa akhir, bobot individuakhir, tingkat kelangsungan hidup, dan laju pertumbuhan harian) ikan lele yang diberi pakan denganselenium peptida menunjukkan berbeda nyata (p<0,05) terhadap ikan lele yang diberi pakan tanpaselenium peptida. Berdasarkan penelitian ini, dosis terbaik dalam penggunaan selenium peptida padapakan ikan lele, yaitu 3 g kg-1pakan.Keyword: Clarias gariepinus, pertumbuhan, selenium peptida
硒是人体必需的微量矿物质,但影响着水产养殖生物的新陈代谢和健康。本试验旨在通过饲料包被法研究添加硒肽对鲶鱼(Clarias gariepinus)生长的影响。试验设K(不含硒肽饲料)、A(添加3 g kg-1硒肽饲料)、B(添加6 g kg-1硒肽饲料)和C(添加9 g kg-1硒肽饲料)4个不同处理。将15只体重21.80±0.29 g的鲶鱼置于尺寸为90 × 40 × 45 cm3的水族箱中,水族箱装水深度为35 cm(体积为108 L),饲养45天。鱼一天吃三次饱。通过在容器中使用简单过滤和换水来进行水质管理,以确保鲶鱼生长的最佳水质值。结果表明,添加硒肽的鲶鱼的生长性能参数(最终生物量、最终单重、存活率和日生长率)与未添加硒肽的鲶鱼差异显著(p<0.05)。根据本研究,鲶鱼饲料中饲料添加剂的最佳添加量为3 g kg-1。【关键词】大鲵,硒肽,生长【关键词】大鲵,硒肽,微生物培养】大鲵,微量元素必需,大鲵,大鲵,大鲵,大鲵,大鲵。Penelitian ini bertujuan menganalis pertumbuhan ikan lele (Clarias gariepus) yang ditambase peptide melalui mede coating paada pakan。Terdapat empat perlakuan berbeda, yitu K(pakan tanpa硒肽),A (pakan dengan硒肽3g kg-1pakan), B (pakan dengan硒肽6g kg-1pakan), dan C (pakan dengan硒肽9g kg-1pakan)。Ikan leleukuran 21,80±0.29 g sebanyak 15 ekor dipelihara dalam akuarium berukuran 90 x 40 x 45 cm dengankedalaman air 35 cm (Volume 108 L) selama 45 hari。Ikan diberi pakan tiga kali sehari secara atsatiation。彭加田空气公司:彭加田空气公司:彭加田空气公司:彭加田空气公司:彭加田空气公司:彭加田空气公司:彭加田空气公司:彭加田空气公司:彭加田空气公司:Hasil penelitian menunjukkan bahwa参数kinerja pertumbuhan (biomassa akhir, bobot individuakhir, tingkat kelangsungan hidup, dan laju pertumbuhan harian) ikan lele yang diberi pakan denganse peptide menunjukkan berbeda nyata (p< 0.05) terhadap ikan lele yang diberi pakan tanpasenium peptide。Berdasarkan penelitian ini, dosis terbaik dalam penggunaan硒肽padapakan ikan leele, yitu 3 g kg-1pakan。关键词:鸡尾Clarias, pertumbuhan,硒肽
{"title":"Dietary Selenium Peptide Supplementation for Increasing the Growth of African Catfish Clarias gariepinus","authors":"Muhammad Agus Suprayudi, Muhammad Roikhan Amanullah, Dedi Jusadi, Hasan Nasrullah, Ahmad Yazid Latif","doi":"10.19027/jai.22.1.80-86","DOIUrl":"https://doi.org/10.19027/jai.22.1.80-86","url":null,"abstract":"Selenium is an essential micromineral needed in small amounts in the body, but affects themetabolism and health of aquaculture organisms. This study aimed to analyze the growth of catfish(Clarias gariepinus) supplemented with selenium peptide through the coating method on feed. Therewere four different treatments, namely K (feed without selenium peptide), A (feed with seleniumpeptide of 3 g kg-1feed), B (feed with selenium peptide of 6 g kg-1feed), and C (feed with seleniumpeptide of 9 g kg-1feed). A total of 15 catfish with weight of 21.80 ± 0.29 g were kept in an aquariumat dimension of 90 x 40 x 45 cm3filled with water at a depth of 35 cm (Volume of 108 L) for 45 days.Fish were fed three times a day at satiation. Water quality management was carried out by the use ofsimple filtration in the container and water replacement to ensure optimum water quality values forcatfish growth. The results showed that the growth performance parameters (final biomass, finalindividual weight, survival rate, and daily growth rate) of catfish fed with selenium peptide weresignificantly different (p<0.05) from catfish fed without selenium peptide. Based on this study, thebest dose of feed additive in catfish feed was 3 g kg-1of feed.Keyword: Clarias gariepinus, selenium peptide, growthABSTRAKSelenium termasuk ke dalam mikromineral esensial yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit padatubuh, akan tetapi mampu berpengaruh terhadap metabolisme dan kesehatan organisme akuakultur.Penelitian ini bertujuan menganalisis pertumbuhan ikan lele (Clarias gariepinus) yang ditambahselenium peptida melalui metode coating pada pakan. Terdapat empat perlakuan berbeda, yaitu K(pakan tanpa selenium peptida), A (pakan dengan selenium peptida 3 g kg-1pakan), B (pakan denganselenium peptida 6 g kg-1pakan), dan C (pakan dengan selenium peptida 9 g kg-1pakan). Ikan leleukuran 21,80 ± 0,29 g sebanyak 15 ekor dipelihara dalam akuarium berukuran 90 x 40 x 45 cm dengankedalaman air 35 cm (Volume 108 L) selama 45 hari. Ikan diberi pakan tiga kali sehari secara atsatiation. Pengelolaan kualitas air dilakukan dengan cara penggunaan filtrasi sederhana pada wadahdan penggantian air untuk memastikan nilai-nilai kualitas air optimum untuk pertumbuhan ikan lele.Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter kinerja pertumbuhan (biomassa akhir, bobot individuakhir, tingkat kelangsungan hidup, dan laju pertumbuhan harian) ikan lele yang diberi pakan denganselenium peptida menunjukkan berbeda nyata (p<0,05) terhadap ikan lele yang diberi pakan tanpaselenium peptida. Berdasarkan penelitian ini, dosis terbaik dalam penggunaan selenium peptida padapakan ikan lele, yaitu 3 g kg-1pakan.Keyword: Clarias gariepinus, pertumbuhan, selenium peptida","PeriodicalId":32090,"journal":{"name":"Jurnal Akuakultur Indonesia","volume":"2 2 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79640545","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Radi Ihlas Albani, T. Budiardi, Yani Hadiroseyani, Julie Ekasari
Aquaponics and biofloc are aquaculture techniques for reducing nitrogenous waste with less water exchange. Aquaponics reduces nitrate (NO3-) through the role of vegetable plants, while biofloc assimilates ammonia (NH4+) through the role of floc-forming bacteria. In this study a collaboration was designed between aquaponics and biofloc called aquabioponics. This study was conducted to evaluate the performance of tilapia production, as well as to observe the dynamics of P, K, Ca, Mg, Fe, Mn, Zn, and Cu minerals formed in the system. This study used a completely randomized design with three treatments and three replications, namely aquaponics (AP), biofloc (BF), and aquabioponics (AB). The AP integrates water in fish tank with vegetable, and does not use additional organic carbon sources. BF uses the addition of an organic carbon source, but does not integrate vegetables. Meanwhile, AB uses the addition of an organic carbon source (half of the dose in BF) and also integrates vegetables. Nile tilapia Oreochromis niloticus with a length of 5.56 ± 0.13 cm and a weight of 5.92 ± 0.47 g totaling 200 individuals were monitored for 60 days in a fiber tank containing 500 L of water in each treatment. The vegetables used in the AP and AB are Pok Choi which is harvested every 30 days. In this study, aquabioponics is a system that produces the best tilapia production performance. The minerals Ca, Mg, Mn, Zn, and Cu are thought to be essential in aquaponics and aquabioponics, while Mg is thought to be essential in bioflocs. Keywords: aquaponic, aquabioponic, biofloc, minerals, Nile tilapia ABSTRAK Akuaponik dan bioflok adalah teknik akuakultur untuk mereduksi limbah nitrogen dengan sedikit pertukaran air. Akuaponik mereduksi nitrat (NO3-) melalui peran tanaman sayuran, sedangkan bioflok mengasimilasi amonia (NH4+) melalui peran bakteri pembentuk flok. Penelitian ini merancang kolaborasi antara akuaponik dan bioflok yang disebut akuabioponik. Penelitian dilakukan untuk mengevaluasi kinerja produksi ikan nila, serta mengamati dinamika mineral P, K, Ca, Mg, Fe, Mn, Zn, dan Cu yang terbentuk di dalam sistem. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan tiga perlakuan dan tiga ulangan, yaitu akuaponik (AP), bioflok (BF), dan akuabioponik (AB). AP mengintegrasikan air pemeliharaan ikan dengan penanaman sayur, dan tidak menggunakan penambahan sumber karbon organik. BF menggunakan penambahan sumber karbon organik, namun tidak menggintegrasikan sayuran. AB menggunakan penambahan sumber karbon organik (setengah dari dosis pada BF) dan juga mengintegrasikan sayuran. Ikan nila Oreochromis niloticus dengan panjang 5.56±0.13 cm dan bobot 5.92 ± 0.47 g sebanyak 200 ekor dipelihara selama 60 hari pada bak fiber berisi 500 L air di setiap perlakuan. Sayuran pada AP dan AB adalah Pok Choi yang dipanen setiap 30 hari. Pada penelitian ini, akuabioponik merupakan sistem yang menghasilkan kinerja produksi ikan nila terbaik. Mineral Ca, Mg, Mn, Zn, dan Cu didu
水培和生物絮团是减少含氮废物和较少水交换的水产养殖技术。水培法通过蔬菜植物的作用降低硝酸盐(NO3-),而生物絮凝体通过形成絮凝菌的作用同化氨(NH4+)。在这项研究中,设计了一种鱼菜共生和生物絮凝之间的合作,称为鱼菜共生。本研究旨在评价罗非鱼生产性能,并观察系统中形成的P、K、Ca、Mg、Fe、Mn、Zn和Cu矿物的动态变化。本研究采用完全随机设计,3个处理,3个重复,分别为水菜共生(AP)、生物絮团(BF)和水菜共生(AB)。AP将鱼缸里的水和蔬菜结合在一起,不使用额外的有机碳源。BF使用添加有机碳源,但不整合蔬菜。同时,AB采用了添加有机碳源(BF用量的一半),并整合了蔬菜。选取长度为5.56±0.13 cm、体重为5.92±0.47 g的尼罗罗非鱼200尾,在纤维池中监测60 d,每次处理500 L水。AP和AB使用的蔬菜是薄菜,每30天收获一次。在本研究中,水培系统是罗非鱼生产性能最好的系统。矿物质Ca, Mg, Mn, Zn和Cu被认为是水共生和水共生所必需的,而Mg被认为是生物絮团所必需的。关键词:水培共生,水培共生,生物絮团,矿物质,尼罗罗非鱼abstract: Akuaponik dan biolok adalah teknik akuakulu untuk mereduksi limbah氮素,dengan sedikit pertukaran airAkuaponik mereduksi nitrat (NO3-) melalui peran tanaman sayuran, sedangkan biooflook mengasimilasi amonia (NH4+) melalui peran bakteri pembentuk群体。Penelitian ini merancang kolaborasi antara akuaponik与生物形态学yang disebut akuabonik。Penelitian dilakukan untuk mengevaluasi kinerja的产物是kan nila, serta mengamati dinamika矿物P, K, Ca, Mg, Fe, Mn, Zn, dan Cu yang terbentukdi dalam体系。Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan tiga perlakuan dan tiga ulangan, yitu akuaponik (AP), bioflok (BF), dan akuabioponik (AB)。AP mengintegrasikan air pemeliharaan ikan dengan penanaman sayur, dan tidak menggunakan penambahan碳有机化合物。孟古那肯,孟古那肯;孟古那肯;孟古那肯;b .孟古那肯,penambahan, sumcarbon organik (setengah dari dosis pada BF), danjuga,孟古那肯,sayuran。Ikan nila Oreochromis niloticus dengan panjang 5.56±0.13 cm丹bobot 5.92±0.47 g sebanyak 200 ekor dipelihara selama 60 hari pada bak纤维berisi 500 L空气设置perlakuan。Sayuran pada AP dan AB adalah薄彩杨dipanen设置30 hari。Pada penelitian ini, akuabioponik merupakan系统,yang menghasilkan kinerja产品,ikan nila terbaik。矿物Ca、Mg、Mn、Zn、dan Cu、diduga必不可少的pada akuaponik、sedangkan pada生物样矿物yang diduga必不可少的adalah Mg。Kata kunci: akuaponik, akuabioponik, bioflook, ikkan nila,矿物
{"title":"Production performance of Nile tilapia Oreochromis niloticus and mineral balance in aquaponic, biofloc, and aquabioponic culture systems","authors":"Radi Ihlas Albani, T. Budiardi, Yani Hadiroseyani, Julie Ekasari","doi":"10.19027/jai.22.1.66-79","DOIUrl":"https://doi.org/10.19027/jai.22.1.66-79","url":null,"abstract":"Aquaponics and biofloc are aquaculture techniques for reducing nitrogenous waste with less water exchange. Aquaponics reduces nitrate (NO3-) through the role of vegetable plants, while biofloc assimilates ammonia (NH4+) through the role of floc-forming bacteria. In this study a collaboration was designed between aquaponics and biofloc called aquabioponics. This study was conducted to evaluate the performance of tilapia production, as well as to observe the dynamics of P, K, Ca, Mg, Fe, Mn, Zn, and Cu minerals formed in the system. This study used a completely randomized design with three treatments and three replications, namely aquaponics (AP), biofloc (BF), and aquabioponics (AB). The AP integrates water in fish tank with vegetable, and does not use additional organic carbon sources. BF uses the addition of an organic carbon source, but does not integrate vegetables. Meanwhile, AB uses the addition of an organic carbon source (half of the dose in BF) and also integrates vegetables. Nile tilapia Oreochromis niloticus with a length of 5.56 ± 0.13 cm and a weight of 5.92 ± 0.47 g totaling 200 individuals were monitored for 60 days in a fiber tank containing 500 L of water in each treatment. The vegetables used in the AP and AB are Pok Choi which is harvested every 30 days. In this study, aquabioponics is a system that produces the best tilapia production performance. The minerals Ca, Mg, Mn, Zn, and Cu are thought to be essential in aquaponics and aquabioponics, while Mg is thought to be essential in bioflocs. \u0000 \u0000Keywords: aquaponic, aquabioponic, biofloc, minerals, Nile tilapia \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000 \u0000Akuaponik dan bioflok adalah teknik akuakultur untuk mereduksi limbah nitrogen dengan sedikit pertukaran air. Akuaponik mereduksi nitrat (NO3-) melalui peran tanaman sayuran, sedangkan bioflok mengasimilasi amonia (NH4+) melalui peran bakteri pembentuk flok. Penelitian ini merancang kolaborasi antara akuaponik dan bioflok yang disebut akuabioponik. Penelitian dilakukan untuk mengevaluasi kinerja produksi ikan nila, serta mengamati dinamika mineral P, K, Ca, Mg, Fe, Mn, Zn, dan Cu yang terbentuk di dalam sistem. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan tiga perlakuan dan tiga ulangan, yaitu akuaponik (AP), bioflok (BF), dan akuabioponik (AB). AP mengintegrasikan air pemeliharaan ikan dengan penanaman sayur, dan tidak menggunakan penambahan sumber karbon organik. BF menggunakan penambahan sumber karbon organik, namun tidak menggintegrasikan sayuran. AB menggunakan penambahan sumber karbon organik (setengah dari dosis pada BF) dan juga mengintegrasikan sayuran. Ikan nila Oreochromis niloticus dengan panjang 5.56±0.13 cm dan bobot 5.92 ± 0.47 g sebanyak 200 ekor dipelihara selama 60 hari pada bak fiber berisi 500 L air di setiap perlakuan. Sayuran pada AP dan AB adalah Pok Choi yang dipanen setiap 30 hari. Pada penelitian ini, akuabioponik merupakan sistem yang menghasilkan kinerja produksi ikan nila terbaik. Mineral Ca, Mg, Mn, Zn, dan Cu didu","PeriodicalId":32090,"journal":{"name":"Jurnal Akuakultur Indonesia","volume":"74 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80403780","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Y. Hadiroseyani, I. Diatin, Miftah Fajri Faozar, A. Vinasyiam
Bonylip barb fish Osteochilus hasselti is traditionally cultivated as a by-product in a polyculture system due to the problem of seed availability. The increase in local market demand for O. hasselti has not been met due to the low productivity of the growers. In an effort to increase the availability of fish seeds, intensification at the nursery stage has the potential to be effective in overcoming the limitations of land and water for cultivation. The aquaponic system can maximize yields through vertical use of space and also overcome water limitations with a recirculation system. This study aimed to evaluate the effectiveness of the aquaponics system on the intensification of O. hasselti nursery. The treatment tested was the stocking density of O. hasselti at an initial length of 4.28 ± 0.52 cm and a weight of 0.73 ± 0.29 g as many as 100 ind./m2, 150 ind./m2, and 200 ind./m2 in an aquaponic system with bok choy plants (Brassica rapa subsp. chinensis). Bonylip barb fish nursery for 30 days using aquaponic system showed that the treatment resulted in maximum survival with absolute length growth, feed conversion ratio, coefficient of variation in length and weight which were not significantly different (P>0.05). At densities above 100 ind./m2, the absolute weight growth value and the specific growth rate were higher. Overall, it can be concluded that the aquaponics system can be used for O. hasselti nursery at high stocking densities with the best production performance at a stocking density of 200 ind./m2. Keywords: fish density, growth, intensification, pak choi ABSTRAK Ikan nilem Osteochilus hasselti dibudidayakan secara tradisional sebagai produk sampingan dalam sistem polikultur karena masalah ketersediaan benih. Peningkatan permintaan pasar lokal terhadap nilem belum dapat dipenuhi karena rendahnya produktivitas pembesaran. Dalam upaya meningkatkan ketersediaan benih ikan, intensifikasi pada tahap pendederan berpotensi efektif mengatasi keterbatasan lahan dan air untuk budidaya. Perkembangan teknologi budidaya dengan sistem akuaponik dapat memaksimalkan hasil melalui pemanfaatan ruang secara vertikal dan mengatasi keterbatasan air dengan sistem resirkulasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas sistem akuaponik terhadap intensifikasi pendederan ikan nilem. Perlakuan yang diuji adalah padat tebar ikan nilem dengan panjang 4,28 ± 0,52 cm dan bobot 0,73 ± 0,29 g sebanyak 100 ekor/m2, 150 ekor/m2, dan 200 ekor/m2 pada sistem akuaponik dengan tanaman pak choi Brassica rapa subsp. chinensis. Pendederan nilem selama 30 hari dalam sistem akuaponik memperlihatkan bahwa perlakuan menghasilkan kelangsungan hidup serta panjang dan bobot yang tidak berbeda nyata (P>0,05). Pada kepadatan di atas 100 ekor/m2 diperoleh nilai pertumbuhan bobot mutlak dan laju pertumbuhan spesifik yang lebih tinggi. Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa sistem akuaponik dapat digunakan untuk pendederan ikan nilem pada padat tebar yang tinggi
由于种子可得性的问题,Bonylip有倒刺鱼Osteochilus hasselti传统上是作为混养系统的副产品栽培的。由于种植者的生产力低下,当地市场对O. hasselti的需求并未得到满足。为了增加鱼类种子的供应,苗圃阶段的集约化有可能有效地克服耕种土地和水的限制。水培系统可以通过垂直利用空间来最大限度地提高产量,也可以通过再循环系统克服水的限制。本研究旨在评价水培系统对哈塞草苗圃的强化效果。试验处理是在初始长度为4.28±0.52 cm、重量为0.73±0.29 g时,在与小白菜(Brassica rapa subsp.)共生的条件下,哈塞草的放养密度分别为100、150和200个/m2。对)。水培系统育苗30 d的结果表明,该处理对大褐刺鱼的成活率影响最大,其绝对体长、饲料系数、体长和体重变异系数均无显著差异(P>0.05)。密度大于100 ind./m2时,绝对生长值和比生长率较高。综上所述,在高放养密度条件下,水培系统可用于黄颡鱼苗圃,放养密度为200个/m2时生产性能最佳。关键词:鱼密度,生长,集约化,小白菜abstract: Ikan nilem, Osteochilus hasselti, dibudidayakan secara,传统的小白菜产品,采样和dalam系统,公共文化karena masalah, ketersediaan benh。Peningkatan permintaan pasar local terhadap nilem belum dapat dipenuhi karena rendahnya productivitas pembesaran。Dalam upaya mengatasi keterbatasan lahan dan air untuk budidaya。Perkembangan technologii buddidaya登干系统akuaponik dapat memaksimalkan hasil melalui pmanfaatan runang secara垂直登干系统keterbatasan空气登干系统ressirkulasi。Penelitian ini bertujuan为她mengevaluasi efektivitas sistem akuaponik terhadap intensifikasi pendederan鱼nilem。Perlakuan yang diuji adalah padat tebar ikan nilem dengan panjang 4,28±0.52 cm丹bobot 0,73±0.29 g sebanyak 100 ekor/m2, 150 ekor/m2,丹200 ekor/m2帕达系统akuaponik dengan tanaman pak choi Brassica rapa亚种。对。Pendederan nilem selama 30 hari dalam系统akuaponik memperlihatkan bahwa perlakuan menghasilkan kelangsungan hidup serta panjang dan bobot yang tidak berbeda nyata (P> 0.05)。帕达·帕达丹·迪达尔(100 ekor/m2), perperoleh nilai pertumbuhan bobot mutlak danlaju pertumbuhan specfik yang lebih tinggi。Secara keseluruhan, dapat dispulpulkan bahwa system, akuaponik, dapat digunakan, untuk pendederan, ikan nilem, padat tebar, yang tinggi, dengan, kinerja, producksi, terbaik, padat tebar 200 ekor/m2。Kata kunci: padat tebar, pertumbuhan, intensifikasi, pak choi
{"title":"Nursery of bonylip barb fish Osteochilus hasselti in an aquaponics system","authors":"Y. Hadiroseyani, I. Diatin, Miftah Fajri Faozar, A. Vinasyiam","doi":"10.19027/jai.22.1.55-65","DOIUrl":"https://doi.org/10.19027/jai.22.1.55-65","url":null,"abstract":"Bonylip barb fish Osteochilus hasselti is traditionally cultivated as a by-product in a polyculture system due to the problem of seed availability. The increase in local market demand for O. hasselti has not been met due to the low productivity of the growers. In an effort to increase the availability of fish seeds, intensification at the nursery stage has the potential to be effective in overcoming the limitations of land and water for cultivation. The aquaponic system can maximize yields through vertical use of space and also overcome water limitations with a recirculation system. This study aimed to evaluate the effectiveness of the aquaponics system on the intensification of O. hasselti nursery. The treatment tested was the stocking density of O. hasselti at an initial length of 4.28 ± 0.52 cm and a weight of 0.73 ± 0.29 g as many as 100 ind./m2, 150 ind./m2, and 200 ind./m2 in an aquaponic system with bok choy plants (Brassica rapa subsp. chinensis). Bonylip barb fish nursery for 30 days using aquaponic system showed that the treatment resulted in maximum survival with absolute length growth, feed conversion ratio, coefficient of variation in length and weight which were not significantly different (P>0.05). At densities above 100 ind./m2, the absolute weight growth value and the specific growth rate were higher. Overall, it can be concluded that the aquaponics system can be used for O. hasselti nursery at high stocking densities with the best production performance at a stocking density of 200 ind./m2. \u0000Keywords: fish density, growth, intensification, pak choi \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000 \u0000Ikan nilem Osteochilus hasselti dibudidayakan secara tradisional sebagai produk sampingan dalam sistem polikultur karena masalah ketersediaan benih. Peningkatan permintaan pasar lokal terhadap nilem belum dapat dipenuhi karena rendahnya produktivitas pembesaran. Dalam upaya meningkatkan ketersediaan benih ikan, intensifikasi pada tahap pendederan berpotensi efektif mengatasi keterbatasan lahan dan air untuk budidaya. Perkembangan teknologi budidaya dengan sistem akuaponik dapat memaksimalkan hasil melalui pemanfaatan ruang secara vertikal dan mengatasi keterbatasan air dengan sistem resirkulasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas sistem akuaponik terhadap intensifikasi pendederan ikan nilem. Perlakuan yang diuji adalah padat tebar ikan nilem dengan panjang 4,28 ± 0,52 cm dan bobot 0,73 ± 0,29 g sebanyak 100 ekor/m2, 150 ekor/m2, dan 200 ekor/m2 pada sistem akuaponik dengan tanaman pak choi Brassica rapa subsp. chinensis. Pendederan nilem selama 30 hari dalam sistem akuaponik memperlihatkan bahwa perlakuan menghasilkan kelangsungan hidup serta panjang dan bobot yang tidak berbeda nyata (P>0,05). Pada kepadatan di atas 100 ekor/m2 diperoleh nilai pertumbuhan bobot mutlak dan laju pertumbuhan spesifik yang lebih tinggi. Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa sistem akuaponik dapat digunakan untuk pendederan ikan nilem pada padat tebar yang tinggi","PeriodicalId":32090,"journal":{"name":"Jurnal Akuakultur Indonesia","volume":"16 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"72822649","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Wiyoto Wiyoto, R. Siskandar, Ratih Kemala Dewi, Wida Lesmanawati, M. A. Mulya, J. Ekasari
Aquaponics is the cultivation of fish and plants in a series of systems, either in one container or in separate containers, by paying attention to the balance between fish, plants, and aquatic microorganisms. One of the obstacles in aquaponic activities is that vegetable growth is not optimal due to a lack of dissolved nutrients, so further research is needed to make better plant growth. This study aimed to evaluate catfish and water spinach growth performance in an aquaponic system by adding AB mix nutrients at different fish stocking densities. This study used a completely randomized design with three differences in stocking densities of catfish (150 fish/m3, 200 fish/m3, and 250 fish/m3) as test animals with four replications where AB mix was added to each treatment. The growth performance of catfish is better in control with a stocking density of 250 fish/m3 and without adding nutrients. The growth performance of catfish decreased with the addition of AB mix nutrients, while the growth of water spinach was better. The growth rate of catfish without adding AB mix nutrients was higher than in other treatments. In contrast, all treatments with the addition of AB mix increased the growth performance of water spinach, with the stocking density of catfish not affecting the growth of water spinach plants. Keywords: aquaponics, water spinach, catfish, growth ABSTRAK Akuaponik merupakan budidaya ikan dan tanaman dalam satu rangkaian sistem, baik dalam satu wadah maupun dalam wadah terpisah dengan memperhatikan keseimbangan antara ikan, tanaman dan mikroorganisme perairan. Salah satu kendala sistem akuaponik adalah pertumbuhan sayuran yang tidak optimal karena kurangnya nutrisi terlarut. Tujuan dari penelitian ini untuk mengevaluasi performa pertumbuhan lele dan kangkung dalam sistem akuaponik dengan penambahan nutrisi AB mix dan pada padat tebar ikan yang berbeda. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan tiga perbedaan padat tebar ikan lele (150 ekor/m3, 200 ekor/m3, dan 250 ekor/m3) sebagai hewan uji sebanyak empat ulangan di mana nutrien AB mix ditambahkan disetiap perlakuan. Kinerja pertumbuhan ikan lele lebih baik pada perlakuan kontrol dengan padat tebar 250 ekor/m3 dan tanpa penambahan nutrisi AB mix. Performa pertumbuhan ikan lele menurun dengan adanya penambahan nutrisi AB mix, sedangkan pertumbuhan tanaman kangkung lebih baik. Laju pertumbuhan ikan lele dengan tanpa penambahan nutrisi AB mix lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya, sedangkan semua perlakuan dengan penambahan AB mix meningkatkan performa pertumbuhan tanaman kangkung dengan jumlah padat tebar ikan lele tidak berpengaruh pada pertumbuhan tanaman kangkung. Kata kunci: akuaponik, kangkung, lele, pertumbuhan
鱼菜共生是通过关注鱼、植物和水生微生物之间的平衡,在一系列系统中养殖鱼类和植物,无论是在一个容器中还是在单独的容器中。水培活动的障碍之一是由于缺乏溶解性营养物质而导致蔬菜生长不理想,因此需要进一步研究以使植物更好地生长。本试验旨在通过在不同放养密度下添加AB混合营养物,评价鱼养系统中鲶鱼和水菠菜的生长性能。本研究采用完全随机设计,将三种不同放养密度的鲶鱼(150条/m3、200条/m3和250条/m3)作为试验动物,在每个处理中添加AB混合物,共4个重复。在放养密度为250尾/m3、不添加营养的情况下,鲶鱼的生长性能较好。添加AB混合营养物质后,鲶鱼的生长性能下降,而水菠菜的生长性能较好。不添加AB混合营养的鲶鱼生长速率高于其他处理。相反,添加AB混合料的各处理均提高了水菠菜的生长性能,鲶鱼的放养密度对水菠菜植株的生长没有影响。【关键词】水培共生;水菠菜;鲶鱼;健康系统,健康系统,健康系统,健康系统,健康系统,健康系统,健康系统。Tujuan dari penelitian ini untuk mengevaluasi pertumbuhan leele dankangkung dalam系统akuaponik dengan penambahan nutrisi AB混合dan padat padat tebar ikan yang berbeda。Penelitian menggunakan ranancan acak lengkap dengan tiga perbedaan and padat tebarkan leele (150 ekor/m3, 200 ekor/m3, 250 ekor/m3) sebagai hewan uji sebanyak empat ulangan di mana nutrien AB mix ditambahkan disetiap perlakuan。金花pertumbuhan ikan leele lebih baik pada perlakuan control dengan padat tebar 250 ekor/m3丹tanpa penambahan nutrisi AB混合料。pertumbuhan ikan leele menurun dengan adanya penambahan nutrisi AB mix, sedangkan pertumbuhan tanaman kangkung lebih baik。Laju pertumbuhan ikan lele dengan tanpa penambahan nutrisi AB mix lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya, sedangkan semua perlakuan dengan penambahan AB mix meningkatkan pertumbuhan tanaman kangkung dengan jumlah padat tebar ikan lele tidak berpengaruh pada pertumbuhan tanaman kangkung。Kata kunci: akuaponik, kangkung, lele, pertumbuhan
{"title":"Effect of stocking density on growth performance of African catfish Clarias gariepinus and water spinach Ipomoea aquatica in aquaponics systems with the addition of AB mix nutrient","authors":"Wiyoto Wiyoto, R. Siskandar, Ratih Kemala Dewi, Wida Lesmanawati, M. A. Mulya, J. Ekasari","doi":"10.19027/jai.22.1.47-54","DOIUrl":"https://doi.org/10.19027/jai.22.1.47-54","url":null,"abstract":"Aquaponics is the cultivation of fish and plants in a series of systems, either in one container or in separate containers, by paying attention to the balance between fish, plants, and aquatic microorganisms. One of the obstacles in aquaponic activities is that vegetable growth is not optimal due to a lack of dissolved nutrients, so further research is needed to make better plant growth. This study aimed to evaluate catfish and water spinach growth performance in an aquaponic system by adding AB mix nutrients at different fish stocking densities. This study used a completely randomized design with three differences in stocking densities of catfish (150 fish/m3, 200 fish/m3, and 250 fish/m3) as test animals with four replications where AB mix was added to each treatment. The growth performance of catfish is better in control with a stocking density of 250 fish/m3 and without adding nutrients. The growth performance of catfish decreased with the addition of AB mix nutrients, while the growth of water spinach was better. The growth rate of catfish without adding AB mix nutrients was higher than in other treatments. In contrast, all treatments with the addition of AB mix increased the growth performance of water spinach, with the stocking density of catfish not affecting the growth of water spinach plants. \u0000Keywords: aquaponics, water spinach, catfish, growth \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000Akuaponik merupakan budidaya ikan dan tanaman dalam satu rangkaian sistem, baik dalam satu wadah maupun dalam wadah terpisah dengan memperhatikan keseimbangan antara ikan, tanaman dan mikroorganisme perairan. Salah satu kendala sistem akuaponik adalah pertumbuhan sayuran yang tidak optimal karena kurangnya nutrisi terlarut. Tujuan dari penelitian ini untuk mengevaluasi performa pertumbuhan lele dan kangkung dalam sistem akuaponik dengan penambahan nutrisi AB mix dan pada padat tebar ikan yang berbeda. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan tiga perbedaan padat tebar ikan lele (150 ekor/m3, 200 ekor/m3, dan 250 ekor/m3) sebagai hewan uji sebanyak empat ulangan di mana nutrien AB mix ditambahkan disetiap perlakuan. Kinerja pertumbuhan ikan lele lebih baik pada perlakuan kontrol dengan padat tebar 250 ekor/m3 dan tanpa penambahan nutrisi AB mix. Performa pertumbuhan ikan lele menurun dengan adanya penambahan nutrisi AB mix, sedangkan pertumbuhan tanaman kangkung lebih baik. Laju pertumbuhan ikan lele dengan tanpa penambahan nutrisi AB mix lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya, sedangkan semua perlakuan dengan penambahan AB mix meningkatkan performa pertumbuhan tanaman kangkung dengan jumlah padat tebar ikan lele tidak berpengaruh pada pertumbuhan tanaman kangkung. \u0000Kata kunci: akuaponik, kangkung, lele, pertumbuhan","PeriodicalId":32090,"journal":{"name":"Jurnal Akuakultur Indonesia","volume":"31 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89297098","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Rafiatun Indriani, Y. Hadiroseyani, I. Diatin, M. Nugraha
This study aimed to evaluate the physiological performance and status of comet goldfish (Carassius auratus) in aquascape system with different aquatic plant species. Comet goldfish (6.5 ± 0.073 cm length and 9.1 ± 0.1 g weight in average) were reared in aquaria with 10 fish/L density per aquarium for 45 days. The results obtained a positive correlation between SR value and SGR value, followed by a significant different value among the treatments applied (P<0.05). Based on the total chromatophore cells, comet goldfish reared in aquarium containing aquatic plants had a significant different (P<0.05) on the total chromatophore cells compared to aquarium without aquatic plants (control). After blood glucose test, comet goldfish reared with aquatic plants consistently showed a lower blood glucose level than without aquatic plants. The liver SOD level of comet goldfish obtained a significant different value between fish reared with aquatic plants and without aquatic plants, while the MDA value on all treatments was insignificantly different. Also, increased total erythrocytes, total leucocytes, hemoglobin, and hematocrit were found on comet goldfish reared with aquatic plants. This study concludes that aquatic plants in rearing system can improve the survival rate, specific growth rate, health status of comet goldfish due to mutualistic symbiosis discovered between fish and aquatic plants. Key words: aquatic plants, comet goldfish, growth performance, and health status.
{"title":"The The Growth Performance and Physiological Status of Comet Goldfish (Carassius auratus) in Aquascape System with Different Aquatic Plant Species","authors":"Rafiatun Indriani, Y. Hadiroseyani, I. Diatin, M. Nugraha","doi":"10.19027/jai.22.1.36-46","DOIUrl":"https://doi.org/10.19027/jai.22.1.36-46","url":null,"abstract":"This study aimed to evaluate the physiological performance and status of comet goldfish (Carassius auratus) in aquascape system with different aquatic plant species. Comet goldfish (6.5 ± 0.073 cm length and 9.1 ± 0.1 g weight in average) were reared in aquaria with 10 fish/L density per aquarium for 45 days. The results obtained a positive correlation between SR value and SGR value, followed by a significant different value among the treatments applied (P<0.05). Based on the total chromatophore cells, comet goldfish reared in aquarium containing aquatic plants had a significant different (P<0.05) on the total chromatophore cells compared to aquarium without aquatic plants (control). After blood glucose test, comet goldfish reared with aquatic plants consistently showed a lower blood glucose level than without aquatic plants. The liver SOD level of comet goldfish obtained a significant different value between fish reared with aquatic plants and without aquatic plants, while the MDA value on all treatments was insignificantly different. Also, increased total erythrocytes, total leucocytes, hemoglobin, and hematocrit were found on comet goldfish reared with aquatic plants. This study concludes that aquatic plants in rearing system can improve the survival rate, specific growth rate, health status of comet goldfish due to mutualistic symbiosis discovered between fish and aquatic plants. \u0000Key words: aquatic plants, comet goldfish, growth performance, and health status.","PeriodicalId":32090,"journal":{"name":"Jurnal Akuakultur Indonesia","volume":"25 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81512366","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAK Ikan plati merupakan ikan hias air tawar yang banyak diminati masyarakat karena memiliki bentuk dan warna tubuh yang indah, selain itu harganya yang terjangkau membuat ikan ini laris di pasaran. Permasalahan utama yang dihadapi pembudidaya ikan plati adalah belum tercapainya target produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar. Penelitian ini bertujuan mengaji pengaruh penambahan Oodev dan tepung kunyit serta kombinasi keduanya yang diberi pada pakan terhadap jumlah produksi ikan plati. Rancangan percobaan pada penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan empat perlakuan yaitu perlakuan A (kontrol), B (Oodev 0.5 ml/kg induk), C (tepung kunyit 3%/kg pakan), dan D (Oodev 0.5 ml/kg induk + tepung kunyit 3%/kg pakan). Terdapat tiga ulangan pada masing-masing perlakuan. Parameter penelitian yang diamati diantaranya presentase induk bunting, presentase induk melahirkan, frekuensi induk melahirkan, produksi larva, dan tingkat kelangsungan hidup larva. Data diolah menggunakan ANOVA dan diuji lanjut dengan uji Duncan dengan selang kepercayaan 95% Hasil menunjukkan bahwa penambahan Oodev, tepung kunyit, dan kombinasi antara keduanya pada pakan setiap satu minggu dapat meningkatkan rata-rata produksi larva yang dihasilkan. Produksi larva total pada seluruh perlakuan diurut dari yang terbanyak adalah perlakuan D, B, C, dan A dengan masing-masing produksi larva yaitu 428, 251, 209, dan 93 ekor. Penambahan Oodev 0.5 ml/kg induk, tepung kunyit 3%/kg pakan, dan kombinasi keduanya pada pakan meningkatkan produksi larva sebanyak 3, 2, dan 5 kali dibanding kontrol. Persentase kelangsungan hidup larva diurut dari yang tertinggi terdapat pada perlakuan D, B, C, A yaitu 97.51%, 95.79%, 95.65%, 93.32%. Kata kunci: larva, Oodev, plati, tepung kunyit
{"title":"Pengaruh Penambahan Oodev dan Tepung Kunyit pada Pakan Terhadap Performa Reproduksi Ikan Plati Sunset (Xiphophorus maculatus)","authors":"Hartonarfah, Odang Carman, Muhamad Fathurrizki Darmawan, Fajar Maulana","doi":"10.19027/jai.22.1.27-35","DOIUrl":"https://doi.org/10.19027/jai.22.1.27-35","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000 \u0000Ikan plati merupakan ikan hias air tawar yang banyak diminati masyarakat karena memiliki bentuk dan warna tubuh yang indah, selain itu harganya yang terjangkau membuat ikan ini laris di pasaran. Permasalahan utama yang dihadapi pembudidaya ikan plati adalah belum tercapainya target produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar. Penelitian ini bertujuan mengaji pengaruh penambahan Oodev dan tepung kunyit serta kombinasi keduanya yang diberi pada pakan terhadap jumlah produksi ikan plati. Rancangan percobaan pada penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan empat perlakuan yaitu perlakuan A (kontrol), B (Oodev 0.5 ml/kg induk), C (tepung kunyit 3%/kg pakan), dan D (Oodev 0.5 ml/kg induk + tepung kunyit 3%/kg pakan). Terdapat tiga ulangan pada masing-masing perlakuan. Parameter penelitian yang diamati diantaranya presentase induk bunting, presentase induk melahirkan, frekuensi induk melahirkan, produksi larva, dan tingkat kelangsungan hidup larva. Data diolah menggunakan ANOVA dan diuji lanjut dengan uji Duncan dengan selang kepercayaan 95% Hasil menunjukkan bahwa penambahan Oodev, tepung kunyit, dan kombinasi antara keduanya pada pakan setiap satu minggu dapat meningkatkan rata-rata produksi larva yang dihasilkan. Produksi larva total pada seluruh perlakuan diurut dari yang terbanyak adalah perlakuan D, B, C, dan A dengan masing-masing produksi larva yaitu 428, 251, 209, dan 93 ekor. Penambahan Oodev 0.5 ml/kg induk, tepung kunyit 3%/kg pakan, dan kombinasi keduanya pada pakan meningkatkan produksi larva sebanyak 3, 2, dan 5 kali dibanding kontrol. Persentase kelangsungan hidup larva diurut dari yang tertinggi terdapat pada perlakuan D, B, C, A yaitu 97.51%, 95.79%, 95.65%, 93.32%. \u0000Kata kunci: larva, Oodev, plati, tepung kunyit","PeriodicalId":32090,"journal":{"name":"Jurnal Akuakultur Indonesia","volume":"49 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75300497","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Azmi Afriansyah, M. Setiawati, Muhammad Agus Suprayudi, Ichsan Achmad Fauzi
Coffee by-products can be used as a feed additive for red Nile tilapia. This study aimed to evaluate the utilization of different dietary coffee husk supplementation dosages on the growth and antioxidative activity of red Nile tilapia (Oreochromis sp.). This study was designed following the completely randomized design experimental method, containing five dietary supplementation treatments, namely P0 (control, 0%), P1 (1%), P2 (2%), P3 (3%), and P4 (4%). Fish were reared for 8 weeks and fed three times a day. Parameters observed contained growth performance and antioxidative activity. The results showed that dietary coffee husk powder supplementation treatments provide higher growth than control treatment. Based on blood chemicals, coffee husk-supplemented diets could enhance the HDL content and reduce cholesterol, triglycerides, and LDL (P<0.05). Superoxide dismutase enzyme was also found higher in coffee husk supplemented diets than in control diet (P<0.05). The MDA level decreased on the coffee husk-supplemented diet treatment and was lower than the control treatment (P<0.05). Dietary supplementation of coffee husk could positively affect liver performance, based on hepatosomatic index and glycogen level. This study concludes that 4% coffee husk in the diet is considered the best treatment to improve the growth and antioxidation level of red Nile tilapia. Keywords: antioxidant, coffee husk, diet, growth, tilapia ABSTRAK Coffee by- product dapat digunakan dalam pakan ikan nila sebagai feed additive. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pemanfaatan tepung kulit dengan dosis berbeda terhadap kinerja pertumbuhan dan antioksidan ikan nila merah (Oreochromis sp.). Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari lima perlakuan pakan, yaitu P0 (Kontrol), P1 (1%), P2 (2%), P3 (3%) dan P4 (4%). Pemeliharaan dilakukan selama 60 hari dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak 3 kali sehari. Parameter yang diamati adalah kinerja pertumbuhan dan antioksidan. Hasil menunjukkan bahwa pemberian tepung kulit kopi dalam pakan memberikan pertumbuhan yang lebih tinggi dari perlakuan kontrol. Profil biokimia darah menunjukkan bahwa penambahan tepung kulit kopi meningkatkan HDL dan menurunkan kolesterol, trigliserida dan LDL pada ikan yang diberi pakan perlakuan yang mengandung kulit kopi lebih tinggi dibandingkan dengan control (P<0,05). Enzim SOD lebih tinggi pada ikan yang diberi pakan perlakuan kulit kopi dibandingkan control (P<0,05). Kadar MDA menurun pada perlakuan penambahan tepung kulit kopi dan lebih rendah dari perlakuan control (P<0,05). Suplementasi tepung kulit kopi berpengaruh positif terhadap kinerja hati yang ditunjukkan pada nilai indeks hepatosomatik dan glikogen hati. Penelitian ini menyimpulkan bahwa, penggunaan tepung kulit sebesar 4% dalam pakan dianggap paling baik dalam meningkatkan kinerja pertumbuhan dan antioksidan pada ikan nila. Kata kunci: antioksidan, kulit kopi, pakan, per
咖啡副产品可作为红尼罗罗非鱼的饲料添加剂。本试验旨在研究不同咖啡皮添加量对红尼罗罗非鱼生长和抗氧化活性的影响。本研究采用完全随机设计试验方法设计,共设5个饲粮添加处理,分别为P0(对照,0%)、P1(1%)、P2(2%)、P3(3%)和P4(4%)。鱼饲养8周,每天投喂3次。观察到的参数包括生长性能和抗氧化活性。结果表明,饲粮中添加咖啡壳粉处理的生长速度高于对照处理。从血液化学成分来看,添加咖啡壳的饲粮可以提高高密度脂蛋白含量,降低胆固醇、甘油三酯和低密度脂蛋白(P<0.05)。咖啡壳添加组的超氧化物歧化酶也高于对照组(P<0.05)。咖啡壳添加日粮处理MDA水平降低,且低于对照组(P<0.05)。从肝体指数和糖原水平来看,饲粮中添加咖啡皮对肝脏性能有积极影响。本研究认为,饲粮中添加4%咖啡皮是提高红尼罗罗非鱼生长和抗氧化水平的最佳处理。关键词:抗氧化剂,咖啡壳,日粮,生长,罗非鱼abstract abstract咖啡副产品,达帕特迪古纳坎,达拉姆,巴坎,尼拉,塞巴盖饲料添加剂。Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pmanfaatan tepung kulit dengan dosis berbeda terhadap kinerja pertumbuhan and antioksidan ikan nila merah (Oreochromis sp.)。ranangan percobaan yang digunakan adalah ranangan Acak Lengkap yang terdiri dari lima perlakuan pakan, yitu P0 (control), P1 (1%), P2 (2%), P3(3%)和P4(4%)。【中文译文】【中文译文】【中文译文】参数yang diamati adalah kinerja pertumbuhan dan antioksidan。Hasil menunjukkan bahwa pemberian tepunit kopi dalam pakan成员pertumbuhan yang lebih tinggi dari perlakuan控制。资料biokimia darah menunjukkan bahwa penambahan tepung kulit产meningkatkan HDL丹menurunkan kolesterol, trigliserida丹LDL篇鱼阳diberi pakan perlakuan杨mengandung kulit产lebih丁宜受困dibandingkan dengan控制(P < 0 05)。Enzim SOD lebih tinggi paada ikan yang diberi pakan perlakuan kulit kopi dibandingkan对照(P< 0.05)。Kadar MDA menurun pada perlakuan penambahan tepunt kulit kopi danlebih rendah dari perlakuan对照(P< 0.05)。补品tepung kulit kopi berpengaruh阳性,hahadap kinerja hadi yang, tunjukkan pada nilai指标肝细胞和细胞因子hadi。Penelitian ini menypulkkan bahwa, penggunaan tepunt kulit sebesar 4% dalam pakan dianggap palk dalam meningkatkan kinerja pertumbuhan dan antioksidan padikan nila。Kata kunci: antioksidan, kulit kopi, pakan, pertumbuhan, ikkan nila
{"title":"Evaluation of dietary coffee Coffee canephora husk supplementation on the growth, blood chemicals, and antioxidative activity of red Nile tilapia Oreochromis sp.","authors":"Azmi Afriansyah, M. Setiawati, Muhammad Agus Suprayudi, Ichsan Achmad Fauzi","doi":"10.19027/jai.22.1.18-26","DOIUrl":"https://doi.org/10.19027/jai.22.1.18-26","url":null,"abstract":"Coffee by-products can be used as a feed additive for red Nile tilapia. This study aimed to evaluate the utilization of different dietary coffee husk supplementation dosages on the growth and antioxidative activity of red Nile tilapia (Oreochromis sp.). This study was designed following the completely randomized design experimental method, containing five dietary supplementation treatments, namely P0 (control, 0%), P1 (1%), P2 (2%), P3 (3%), and P4 (4%). Fish were reared for 8 weeks and fed three times a day. Parameters observed contained growth performance and antioxidative activity. The results showed that dietary coffee husk powder supplementation treatments provide higher growth than control treatment. Based on blood chemicals, coffee husk-supplemented diets could enhance the HDL content and reduce cholesterol, triglycerides, and LDL (P<0.05). Superoxide dismutase enzyme was also found higher in coffee husk supplemented diets than in control diet (P<0.05). The MDA level decreased on the coffee husk-supplemented diet treatment and was lower than the control treatment (P<0.05). Dietary supplementation of coffee husk could positively affect liver performance, based on hepatosomatic index and glycogen level. This study concludes that 4% coffee husk in the diet is considered the best treatment to improve the growth and antioxidation level of red Nile tilapia. \u0000 \u0000Keywords: antioxidant, coffee husk, diet, growth, tilapia \u0000 \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000 \u0000Coffee by- product dapat digunakan dalam pakan ikan nila sebagai feed additive. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pemanfaatan tepung kulit dengan dosis berbeda terhadap kinerja pertumbuhan dan antioksidan ikan nila merah (Oreochromis sp.). Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari lima perlakuan pakan, yaitu P0 (Kontrol), P1 (1%), P2 (2%), P3 (3%) dan P4 (4%). Pemeliharaan dilakukan selama 60 hari dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak 3 kali sehari. Parameter yang diamati adalah kinerja pertumbuhan dan antioksidan. Hasil menunjukkan bahwa pemberian tepung kulit kopi dalam pakan memberikan pertumbuhan yang lebih tinggi dari perlakuan kontrol. Profil biokimia darah menunjukkan bahwa penambahan tepung kulit kopi meningkatkan HDL dan menurunkan kolesterol, trigliserida dan LDL pada ikan yang diberi pakan perlakuan yang mengandung kulit kopi lebih tinggi dibandingkan dengan control (P<0,05). Enzim SOD lebih tinggi pada ikan yang diberi pakan perlakuan kulit kopi dibandingkan control (P<0,05). Kadar MDA menurun pada perlakuan penambahan tepung kulit kopi dan lebih rendah dari perlakuan control (P<0,05). Suplementasi tepung kulit kopi berpengaruh positif terhadap kinerja hati yang ditunjukkan pada nilai indeks hepatosomatik dan glikogen hati. Penelitian ini menyimpulkan bahwa, penggunaan tepung kulit sebesar 4% dalam pakan dianggap paling baik dalam meningkatkan kinerja pertumbuhan dan antioksidan pada ikan nila. \u0000 \u0000Kata kunci: antioksidan, kulit kopi, pakan, per","PeriodicalId":32090,"journal":{"name":"Jurnal Akuakultur Indonesia","volume":"260 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90951208","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Grouper has a large market demand and to meet this, the intensification of grouper cultivation is being carried out more massively. This situation increases the spread of diseases, one of which is sea leeches. This study aimed to obtain the concentration and duration of immersion garlic powder for the control of leeches that infects hybrid grouper (Epinephelus fuscoguttatus >< E. lanceolatus). This study used a factorial randomized design (concentration factor and garlic soaking time factor) with nine treatments and three replications. The treatment in this study was a combination of 0 g/L 0,375 g/L, and 0,750 g/L garlic powder concentration and immersion times of 20 minutes, 40 minutes, and 60 minutes. The results showed that concentrations of 0.375 g/L and 0.750 g/L were able to significantly reduce the intensity of leeches infecting hybrid grouper, namely 7.43% and 13.29%, respectively. The interaction between concentration and duration of immersion garlic powder on the percentage decrease in intensity was not significantly different. Immersion of garlic powder for 60 minutes was able to reduce the intensity of the leech by 9.56% and the results were significantly different with the immersion time of 20 and 40 minutes. However, the concentration and duration of soaking garlic powder were not able to reduce the prevalence of hybrid grouper infected with leeches. The R2 value of 0.748 means that there is a relationship between garlic powder concentration and the decrease in leech intensity in hybrid grouper. Powder garlic concentration of 0.750 g/L and immersion time of 60 minutes was able to reduce the intensity of leeches in hybrid grouper, but it was not effective in reducing the prevalence of fish infected with leeches. Keyword: garlic, hybrid grouper, sea leech ABSTRAK Ikan kerapu memiliki permintaan pasar yang besar dan untuk memenuhi hal tersebut, maka intensifikasi budidaya ikan kerapu perlu dilakukan secara lebih masif. Keadaan ini meningkatkan penyebaran penyakit, salah satunya lintah laut. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi dan lama perendaman tepung bawang putih untuk pengendalian lintah yang menginfeksi ikan kerapu hibrida (Epinephelus fuscoguttatus >< E. lanceolatus). Penelitian ini menggunakan rancangan acak faktorial (faktor konsentrasi dan faktor lama perendaman bawang putih) dengan sembilan perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan di dalam penelitian ini adalah kombinasi antara konsentrasi tepung bawang putih 0%, 3%, 6%, dan lama perendaman 20 menit, 40 menit, dan 60 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi 0,375 mg/L dan 0,750 mg/L mampu menurunkan intensitas lintah yang menginfeksi ikan kerapu cantang secara signifikan, yaitu sebesar 7,43% dan 13,29%. Interaksi antara konsentrasi dan lama perendaman bubuk bawang putih tidak berbeda signifikan terhadap penurunan intensitas lintah. Perendaman bawang putih selama 60 menit mampu menurunkan intensitas lintah sebesar 9,56% dan hasilnya berbe
石斑鱼有很大的市场需求,为了满足这一需求,石斑鱼的集约化养殖正在更大规模地进行。这种情况增加了疾病的传播,其中之一就是海水蛭。本研究旨在获得大蒜粉浸泡浓度和浸泡时间对杂交石斑鱼(Epinephelus fuscoguttatus >< E. lanceolatus)水蛭的防治效果。本研究采用浓度因子和大蒜浸泡时间因子的因子随机设计,共9个处理,3个重复。本研究处理大蒜粉浓度为0 g/L、375 g/L和0 750 g/L,浸泡时间分别为20分钟、40分钟和60分钟。结果表明,0.375 g/L和0.750 g/L浓度能显著降低杂交石斑鱼水蛭感染强度,分别降低7.43%和13.29%;大蒜粉浸泡浓度和浸泡时间对强度下降百分比的交互作用无显著差异。大蒜粉浸泡60分钟可使水蛭强度降低9.56%,浸泡20分钟和浸泡40分钟效果差异显著。然而,大蒜粉浸泡的浓度和时间不能降低水蛭感染杂交石斑鱼的患病率。当R2值为0.748时,表明大蒜粉浓度与杂交石斑鱼水蛭强度的降低存在一定的关系。大蒜粉浓度为0.750 g/L,浸泡时间为60 min,可以降低杂交石斑鱼体内水蛭的强度,但对降低水蛭感染鱼的流行率没有效果。关键词:大蒜,杂交石斑鱼,海獭,海獭,海獭,海獭,海獭,海獭,海獭,海獭。Keadaan ini meningkatkan penyebaran penyakit, salah satunya lintah laut。Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi dan lama perendaman tepung bawang putih untuk pengendalian lintah yang menginfeksi ikkan kerapu hibrida (Epinephelus fuscoguttatus >< E. lanceolatus)。peneltian ini mongunakan ranganan akak factory (ktor konsentrasi dan faktor lama perendaman bawangputih)登干sembilan perlakan dantiga ulangan。Perlakuan di dalam penelitian ini adalah kombinasi antara konsentrasi tepung bawangputi0%, 3%, 6%, dan lama perendaman 20, 40, 60。Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi 0,375 mg/L和0,750 mg/L mampu menununkan intensitas lintah yang menginfeksi ikkan kerapu cantang secara signifikan, yitu sebesar 7,43%和13,29%。Interaksi antara konsentrasi dan lama perendaman bubuk bawang putith是一种具有重要意义的文化,可以帮助人们更好地了解中国文化。Perendaman bawang putima 60分钟,mampu menurunkan intensitas lintah sebesar 9,56%的dan hasilnya berbeda显着,dan dengan lama Perendaman 20分钟,40分钟。Namun konsentrasi dan lama perendaman bawang putih, mampu menurunkan angka prevalensi kerapu cantang yang terinfeksi lintah。Nilai R2 sebesar 0,748 menunjukkan hubungan antara konsentrasi bubuk bwangang putih与penurunan intensitas lintah paidkan kerapu cantang。Konsentrasi bawang puth为0.750 g/L,但waktu perendaman为60 menpu menurunkan intensitas为serangan和lintah为kerapu hibrida, namentiak ekektif menurunkan prevalensis为kan terinfeksi lintah。Kata kunci: bawang putih, ikan kerapu cantang, lintah laut
{"title":"Control of marine leeches infecting hybrid grouper Epinephelus fuscoguttatus >< E. lanceolatus with garlic Allium sativum powder","authors":"Aminatul Zahra, Dwi Septiani Putri","doi":"10.19027/jai.22.1.12-17","DOIUrl":"https://doi.org/10.19027/jai.22.1.12-17","url":null,"abstract":"Grouper has a large market demand and to meet this, the intensification of grouper cultivation is being carried out more massively. This situation increases the spread of diseases, one of which is sea leeches. This study aimed to obtain the concentration and duration of immersion garlic powder for the control of leeches that infects hybrid grouper (Epinephelus fuscoguttatus >< E. lanceolatus). This study used a factorial randomized design (concentration factor and garlic soaking time factor) with nine treatments and three replications. The treatment in this study was a combination of 0 g/L 0,375 g/L, and 0,750 g/L garlic powder concentration and immersion times of 20 minutes, 40 minutes, and 60 minutes. The results showed that concentrations of 0.375 g/L and 0.750 g/L were able to significantly reduce the intensity of leeches infecting hybrid grouper, namely 7.43% and 13.29%, respectively. The interaction between concentration and duration of immersion garlic powder on the percentage decrease in intensity was not significantly different. Immersion of garlic powder for 60 minutes was able to reduce the intensity of the leech by 9.56% and the results were significantly different with the immersion time of 20 and 40 minutes. However, the concentration and duration of soaking garlic powder were not able to reduce the prevalence of hybrid grouper infected with leeches. The R2 value of 0.748 means that there is a relationship between garlic powder concentration and the decrease in leech intensity in hybrid grouper. Powder garlic concentration of 0.750 g/L and immersion time of 60 minutes was able to reduce the intensity of leeches in hybrid grouper, but it was not effective in reducing the prevalence of fish infected with leeches. \u0000 \u0000Keyword: garlic, hybrid grouper, sea leech \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000 \u0000Ikan kerapu memiliki permintaan pasar yang besar dan untuk memenuhi hal tersebut, maka intensifikasi budidaya ikan kerapu perlu dilakukan secara lebih masif. Keadaan ini meningkatkan penyebaran penyakit, salah satunya lintah laut. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi dan lama perendaman tepung bawang putih untuk pengendalian lintah yang menginfeksi ikan kerapu hibrida (Epinephelus fuscoguttatus >< E. lanceolatus). Penelitian ini menggunakan rancangan acak faktorial (faktor konsentrasi dan faktor lama perendaman bawang putih) dengan sembilan perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan di dalam penelitian ini adalah kombinasi antara konsentrasi tepung bawang putih 0%, 3%, 6%, dan lama perendaman 20 menit, 40 menit, dan 60 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi 0,375 mg/L dan 0,750 mg/L mampu menurunkan intensitas lintah yang menginfeksi ikan kerapu cantang secara signifikan, yaitu sebesar 7,43% dan 13,29%. Interaksi antara konsentrasi dan lama perendaman bubuk bawang putih tidak berbeda signifikan terhadap penurunan intensitas lintah. Perendaman bawang putih selama 60 menit mampu menurunkan intensitas lintah sebesar 9,56% dan hasilnya berbe","PeriodicalId":32090,"journal":{"name":"Jurnal Akuakultur Indonesia","volume":"38 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77857558","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Inem Ode, Sukenda, Widanarni, Dinamella Wahjuningrum, Munti Yuhana, Mia Setiawati
Vibrio alginolyticus which becomes the main cause of vibriosis disease in grouper culture and causes great economic loss in Asian aquaculture industries. This study investigated the antibacterial activity of clove extract and the effect of adding clove powder to the diet on survival cantang grouper infected with V. alginolyticus. The clove extraction used a maceration method. Two dose levels of clove powder were used, namely 10 and 15 g kg−1. The control treatments without clove powder supplementation contained positive control (CP) and negative control treatment (CN). The results found that the clove extract contained five major compounds. The highest compound was phenol, 2-methoxy-4-(2-propenyl)-Eugenol (64.07%). Phytochemical analysis of clove extract contained phenolics, flavonoids, and tannins at (28.53 ± 0.00) mg/g, (0.38 ± 0.00) mg/g, and (0.15 ± 0.00) %, respectively. The diameter of the clove extract inhibition zone was significantly different (P < 0.05) in all treatments. The Scanning Electron Microscopy (SEM) result presents that the clove extract can alter the V. alginolyticus cell morphology. The dietary supplementation of clove powder improves the survival rate significantly higher (P<0.05) post-challenge test. The conclusion of this research is that clove extract has antibacterial activity that can inhibit growth and cause cell morphological damage to V. alginolyticus. The application of clove powder at a dose of 15g kg-1 was able to improve the survival value which was a higher post-challenge test. Keyword: antibacterial activity, clove, grouper, phytochemical, Vibrio alginolyticus
溶藻弧菌是造成石斑鱼养殖弧菌病的主要原因,给亚洲水产养殖业造成了巨大的经济损失。本试验研究了丁香提取物的抑菌活性以及在饲料中添加丁香粉对溶藻弧菌感染的沧塘石斑鱼存活率的影响。丁香提取采用浸渍法。丁香粉使用了两个剂量水平,即10和15 g kg - 1。不添加丁香粉的对照处理分为阳性对照(CP)和阴性对照(CN)。结果发现丁香提取物含有五种主要化合物。苯酚,2-甲氧基-4-(2-丙烯基)-丁香酚(64.07%)含量最高。丁香提取物中酚类物质含量为(28.53±0.00)mg/g,黄酮含量为(0.38±0.00)mg/g,单宁含量为(0.15±0.00)%。丁香提取物抑菌带直径在各处理间差异有统计学意义(P < 0.05)。扫描电镜(SEM)结果表明丁香提取物能改变溶藻弧菌的细胞形态。饲粮中添加丁香粉可显著提高攻毒后成活率(P<0.05)。本研究的结论是丁香提取物具有抑菌活性,可抑制藻毒弧菌的生长并引起细胞形态损伤。丁香粉15g kg-1的剂量能提高攻毒后试验的存活率。关键词:抗菌活性,丁香,石斑鱼,植物化学,溶藻弧菌
{"title":"The antibacterial activity of clove Syzygium aromaticum extract and its effects on the survival rate of hybrid grouper Epinephelus fuscoguttatus ♀ × E. lanceolatus ♂ infected with Vibrio alginolyticus","authors":"Inem Ode, Sukenda, Widanarni, Dinamella Wahjuningrum, Munti Yuhana, Mia Setiawati","doi":"10.19027/jai.22.1.1-11","DOIUrl":"https://doi.org/10.19027/jai.22.1.1-11","url":null,"abstract":"Vibrio alginolyticus which becomes the main cause of vibriosis disease in grouper culture and causes great economic loss in Asian aquaculture industries. This study investigated the antibacterial activity of clove extract and the effect of adding clove powder to the diet on survival cantang grouper infected with V. alginolyticus. The clove extraction used a maceration method. Two dose levels of clove powder were used, namely 10 and 15 g kg−1. The control treatments without clove powder supplementation contained positive control (CP) and negative control treatment (CN). The results found that the clove extract contained five major compounds. The highest compound was phenol, 2-methoxy-4-(2-propenyl)-Eugenol (64.07%). Phytochemical analysis of clove extract contained phenolics, flavonoids, and tannins at (28.53 ± 0.00) mg/g, (0.38 ± 0.00) mg/g, and (0.15 ± 0.00) %, respectively. The diameter of the clove extract inhibition zone was significantly different (P < 0.05) in all treatments. The Scanning Electron Microscopy (SEM) result presents that the clove extract can alter the V. alginolyticus cell morphology. The dietary supplementation of clove powder improves the survival rate significantly higher (P<0.05) post-challenge test. The conclusion of this research is that clove extract has antibacterial activity that can inhibit growth and cause cell morphological damage to V. alginolyticus. The application of clove powder at a dose of 15g kg-1 was able to improve the survival value which was a higher post-challenge test. \u0000 \u0000Keyword: antibacterial activity, clove, grouper, phytochemical, Vibrio alginolyticus","PeriodicalId":32090,"journal":{"name":"Jurnal Akuakultur Indonesia","volume":"GE-19 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84609262","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
The aim of the study is to test the effectiveness of adding various paraprobiotic doses of Bacillus sp. NP5 through feed in improving the immune responses and resistance of tilapia juvenile (Oreochromis niloticus) to infection of Streptococcus agalactiae. Bacillus sp. NP5 paraprobiotic was produced through heat-inactivation at 95°C for 1 h. This study used a completely randomized design, which consisted of four treatments with three repetitions. The test feed was enriched with 1% paraprobiotic with a density of 108, 109, and 1010 CFU ml-1. The tilapia juvenile (10.29 ± 0.22 g) were reared for 30 days and on day 31, the fish was challenge tested with S. agalactiae (107 CFU ml-1) injected by intraperitoneal route unless the negative control was injected with PBS. The results of this study showed significantly improved growth performances and immune responses (P<0.05), compared to the control group after 30 days of paraprobiotic Bacillus sp. NP5 administered. The increased of immune responses in paraprobiotic of Bacillus sp. NP5 showed a higher survival rate (P<0.05), than positive control after the challenge tested with S. agalactiae. Administration of paraprobiotic Bacillus sp. NP5 through the commercial feed able to improve the growth performances, immune responses, and resistance of nile tilapia against S. agalactiae infection with the best result at dose of 1010 CFU ml-1.
{"title":"Different dosage applications of Bacillus sp. NP5 para-probiotic on the growth performance and resistance of Nile tilapia against Streptococcus agalactiae infection","authors":"Widanarni, Sukenda, Annisa Astri Anggraeni, Rr. Bellya Anasti Maharani, Aldy Mulyadin, Munti Yuhana","doi":"10.19027/jai.21.2.186-197","DOIUrl":"https://doi.org/10.19027/jai.21.2.186-197","url":null,"abstract":"The aim of the study is to test the effectiveness of adding various paraprobiotic doses of Bacillus sp. NP5 through feed in improving the immune responses and resistance of tilapia juvenile (Oreochromis niloticus) to infection of Streptococcus agalactiae. Bacillus sp. NP5 paraprobiotic was produced through heat-inactivation at 95°C for 1 h. This study used a completely randomized design, which consisted of four treatments with three repetitions. The test feed was enriched with 1% paraprobiotic with a density of 108, 109, and 1010 CFU ml-1. The tilapia juvenile (10.29 ± 0.22 g) were reared for 30 days and on day 31, the fish was challenge tested with S. agalactiae (107 CFU ml-1) injected by intraperitoneal route unless the negative control was injected with PBS. The results of this study showed significantly improved growth performances and immune responses (P<0.05), compared to the control group after 30 days of paraprobiotic Bacillus sp. NP5 administered. The increased of immune responses in paraprobiotic of Bacillus sp. NP5 showed a higher survival rate (P<0.05), than positive control after the challenge tested with S. agalactiae. Administration of paraprobiotic Bacillus sp. NP5 through the commercial feed able to improve the growth performances, immune responses, and resistance of nile tilapia against S. agalactiae infection with the best result at dose of 1010 CFU ml-1.","PeriodicalId":32090,"journal":{"name":"Jurnal Akuakultur Indonesia","volume":"100 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74841687","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}