Pub Date : 2019-12-01DOI: 10.24815/JKS.V19I3.18117
Agus Hendra Al Rahmad
Abstrak. Kabupaten Aceh mempunyai potret buram berdasarkan situasi status gizi. Balita mengalami malnutirisi seperti wasting (22,5%), stunting (25,0%) dan underweight (26,6%) sehingga berdampak terhadap masalah kesehatan. Malnutrisi terjadi merupakan akibat dari karaktristik keluarga seperti sosial ekonomi dan pendidikan orang tua. Tujuan penelitian untuk mengukur perbedaan status gizi balita berdasarkan karakteristik keluarga di Kabupaten Aceh Besar. Penelitian berdesain potong-lintang, dilakukan di Aceh Besar dengan sampel rumah tangga yang mempunyai balita. Penelitian menggunakan data sekunder yaitu data PSG Aceh tahun 2015, diperoleh melalui studi dokumentasi/observasi dan diolah mulai tahapan editing, coding, transfering sampai tabulating. Analisis data secara univariat dan bivariat menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian, tidak terdapat perbedaan status gizi balita (BB/TB) berdasarkan pendidikan dan pekerjaan orang tua (p-value 0,05). Status gizi menurut indeks TB/U menunjukan perbedaan signifikan berdasarkan pendidikan dan pekerjaan orang tua (p-value 0,05). Begitu juga dengan status gizi menurut indeks BB/U juga menunjukan perbedaan berdasarkan pendidikan dan pekerjaan. Kesimpulan, tidak terdapat perbedaan status gizi balita menurut indeks BB/TB dan indeks TB/U, begitu juga dengan status gizi indeks BB/U juga menunjukan perbedaan bermakna secara proporsi. Saran, perlu upaya untuk mengurangi kendala sosial ekonomi dianggap paling penting dan menjadi suatu program yang harus diprioritaskan.Kata kunci: Balita, karakteristik orang tua, status giziAbstract. Aceh District has blurred portraits based on nutritional status situations. Toddlers have malnutrition such as wasting (22,5%), stunting (25,0%) and underweight (26,6%) so that impact to a health problem. Malnutrition occurs as a result of family characteristics such as socioeconomic and parental education. The objective of the study was to measure the difference of nutritional status of children under five based on family characteristics in Aceh Besar District. Cross-sectional design study, was conducted in Aceh Besar with a sample of households with toddlers. The study used secondary data that is PSG Aceh data in 2015, obtained through documentation/observation study and processed from editing, coding, transferring to tabulating. Univariate and bivariate data analysis using the Chi-Square test. The result of research, there is no difference of nutritional status of a toddler (WFH) based on education and work of parent (p-value 0,05). Nutritional status according to HFA index shows significant difference based on education and parent work (p-value 0,05). Similarly, nutritional status according to the index WFA also shows differences based on education and employment. In conclusion, there was no difference in nutritional status of under-five children according to WFH index and HFA index, as well as nutritional status of index WFA also showed significant differences in proportion. Sugg
抽象。亚齐地区的营养状况不佳。幼儿因长期失业(22.5%)、发育迟缓(25.0%)和失重(26.6%)等疾病而受到影响。营养不良是社会经济和父母教育等家庭特征的结果。这项研究的目的是根据亚齐地区的家庭特征来衡量幼儿的营养状况。这项研究是根据亚齐地区的家庭样本进行的。利用2015年PSG亚齐的次要数据进行的研究,通过文献/观察获得,并从编辑、编码、转移到tabra进行准备。使用Chi-Square测试进行单变量和双变量数据分析。研究表明,根据父母的教育和工作(p值0.05),幼儿的营养状况没有差异。根据TB/U的营养状况,在教育和就业基础上存在显著差异(p值0.05)。BB/U指数上的营养状况也显示了教育和就业基础上的差异。结论:根据BB/TB和TB/U的指数,幼儿的营养状况没有区别,BB/U的营养状况也没有区别。建议,减少社会经济障碍的努力被认为是最重要的,并成为一个优先项目。关键词:幼儿、父母特征、giziAbstract地位。亚齐地区基于营养状况的两极分化。Toddlers有如此浪费的malnutrition(22.5%)、特技(250%)和低体重(26.6%),因此影响了健康问题。营养事件是一种类似社会经济教育的常见现象。这项研究的对象是在亚齐地区五种基于家庭特征的儿童的营养差异。跨部门设计研究,是根据家庭成员和蹒跚者的样本进行的。研究中使用的第二种数据是2015年的PSG数据,通过编辑、编码、转移进行核实。使用chi广场测试的单变量和双变量数据分析。研究的结果,基于父母的教育和工作的儿童的营养状况没有什么不同。Nutritional status according to HFA指数有重大差异基于教育和居民性工作(p比0.05)。类似地,营养地位适应指数WFA还基于教育和就业方面的不同。在conclusion中,5个孩子的营养状况没有区别建议,减少社会经济限制是必要的,并成为一个应该优先考虑的项目
{"title":"Perbedaan status gizi balita berdasarkan karakteristik keluarga di Aceh Besar","authors":"Agus Hendra Al Rahmad","doi":"10.24815/JKS.V19I3.18117","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/JKS.V19I3.18117","url":null,"abstract":"Abstrak. Kabupaten Aceh mempunyai potret buram berdasarkan situasi status gizi. Balita mengalami malnutirisi seperti wasting (22,5%), stunting (25,0%) dan underweight (26,6%) sehingga berdampak terhadap masalah kesehatan. Malnutrisi terjadi merupakan akibat dari karaktristik keluarga seperti sosial ekonomi dan pendidikan orang tua. Tujuan penelitian untuk mengukur perbedaan status gizi balita berdasarkan karakteristik keluarga di Kabupaten Aceh Besar. Penelitian berdesain potong-lintang, dilakukan di Aceh Besar dengan sampel rumah tangga yang mempunyai balita. Penelitian menggunakan data sekunder yaitu data PSG Aceh tahun 2015, diperoleh melalui studi dokumentasi/observasi dan diolah mulai tahapan editing, coding, transfering sampai tabulating. Analisis data secara univariat dan bivariat menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian, tidak terdapat perbedaan status gizi balita (BB/TB) berdasarkan pendidikan dan pekerjaan orang tua (p-value 0,05). Status gizi menurut indeks TB/U menunjukan perbedaan signifikan berdasarkan pendidikan dan pekerjaan orang tua (p-value 0,05). Begitu juga dengan status gizi menurut indeks BB/U juga menunjukan perbedaan berdasarkan pendidikan dan pekerjaan. Kesimpulan, tidak terdapat perbedaan status gizi balita menurut indeks BB/TB dan indeks TB/U, begitu juga dengan status gizi indeks BB/U juga menunjukan perbedaan bermakna secara proporsi. Saran, perlu upaya untuk mengurangi kendala sosial ekonomi dianggap paling penting dan menjadi suatu program yang harus diprioritaskan.Kata kunci: Balita, karakteristik orang tua, status giziAbstract. Aceh District has blurred portraits based on nutritional status situations. Toddlers have malnutrition such as wasting (22,5%), stunting (25,0%) and underweight (26,6%) so that impact to a health problem. Malnutrition occurs as a result of family characteristics such as socioeconomic and parental education. The objective of the study was to measure the difference of nutritional status of children under five based on family characteristics in Aceh Besar District. Cross-sectional design study, was conducted in Aceh Besar with a sample of households with toddlers. The study used secondary data that is PSG Aceh data in 2015, obtained through documentation/observation study and processed from editing, coding, transferring to tabulating. Univariate and bivariate data analysis using the Chi-Square test. The result of research, there is no difference of nutritional status of a toddler (WFH) based on education and work of parent (p-value 0,05). Nutritional status according to HFA index shows significant difference based on education and parent work (p-value 0,05). Similarly, nutritional status according to the index WFA also shows differences based on education and employment. In conclusion, there was no difference in nutritional status of under-five children according to WFH index and HFA index, as well as nutritional status of index WFA also showed significant differences in proportion. Sugg","PeriodicalId":32458,"journal":{"name":"JKS Jurnal Kedokteran Syiah Kuala","volume":"30 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75419963","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-12-01DOI: 10.24815/JKS.V19I3.14591
Lilia Putri Pratama
Abstrak. Kurma (Phoenix dactylifera L.) telah dikonsumsi secara luas di seluruh duniadan diketahui memiliki banyak manfaat di bidan kesehatan. Salah satu mafaatnya yaitu sebagai obat terhadap faringitis yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes. Terdapat ±517.000 kematian pertahun yang disebabkan oleh infeksi Streptococcus pyogenes dan komplikasinya. Sejauh ini telah banyak studi mengenai manfaat daging kurma, namun manfaat terhadap biji kurma belum banyak diteliti. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk menguji efek antibakteri ekstrak etanol biji kurma Mesir (Phoenix dactylifera L.) pada Streptococus pyogenes secara in vitro dengan uji Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) menggunakan metode dilusi serial dan uji Konsentrasi Bunuh Minimal (KBM) dengan inokulasi pada media agar darah. Konsentrasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1428.57 mg/ml, 714,29 mg/ml, 357.14 mg/ml, 178.57 mg/ml, 89.29 mg/ml, 44,64 mg/ml, 22,32 mg/ml, dan 11,16 mg/ml. Dari penelitian tersebut didapatkan bahwa Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) tidak dapat ditentukan dan nilai Konsentrasi Bunuh Minimal (KBM) sebesar 1428.57 mg/ml. Ekstrak etanol biji kurma Mesir (Phoenix dactylifera L.) efektif sebagai antibakteri terhadap Streptococcus pyogenes dengan nilai signifikan 0,002 (p0,05)Kata Kunci: Biji Kurma Mesir, Phoenix dactylifera L., Streptococcus pyogenes, faringitis Abstract. Dates (Phoenix dactylifera L.) are widely consumed in various parts of the world and are known to have many benefits in the health sector. One of them is pharyngitis medication caused by Streptococcus pyogenes. There are ±517.000 deaths per year which caused by Streptococcus pyogenes infection and its complication. So far there have been many studies on the benefits of date flesh, but the benefits of the seeds have not been widely studied. The aim of this study is to test the anti-bacterial effect of the ethanol extract of Egyptian Phoenix dactylifera L. seed on Streptococcus pyogenes in vitro by Minimum Inhibitory Concentration test using serial dilution method and Minimum Bactericidal Concentration (MBC) in blood agar plate inoculates. The concentration used in this study are 1428.57 mg/ml, 714,29 mg/ml, 357.14 mg/ml, 178.57 mg/ml, 89.29 mg/ml, 44,64 mg/ml, 22,32 mg/ml, and 11,16 mg/ml. From this study the Minimum Inhibitory Concentration (MIC) can not be determined and the Minimum Bactericidal Concentration is 1428.57 mg/ml. Ethanol extract of Egyptian Phoenix dactylifera L. seed effective as antibacteri against Streptococcus pyogenes with a significant value of 0,002 (p 0,05).Keywords: date palm seeds, Phoenix dactylifera L, Streptococcus pyogenes, pharyngitis.
{"title":"Efektivitas ekstrak etanol biji kurma mesir (Phoenix dactylifera L.) sebagai antibakteri terhadap Streptococcus pyogenes secara in vitro","authors":"Lilia Putri Pratama","doi":"10.24815/JKS.V19I3.14591","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/JKS.V19I3.14591","url":null,"abstract":"Abstrak. Kurma (Phoenix dactylifera L.) telah dikonsumsi secara luas di seluruh duniadan diketahui memiliki banyak manfaat di bidan kesehatan. Salah satu mafaatnya yaitu sebagai obat terhadap faringitis yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes. Terdapat ±517.000 kematian pertahun yang disebabkan oleh infeksi Streptococcus pyogenes dan komplikasinya. Sejauh ini telah banyak studi mengenai manfaat daging kurma, namun manfaat terhadap biji kurma belum banyak diteliti. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk menguji efek antibakteri ekstrak etanol biji kurma Mesir (Phoenix dactylifera L.) pada Streptococus pyogenes secara in vitro dengan uji Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) menggunakan metode dilusi serial dan uji Konsentrasi Bunuh Minimal (KBM) dengan inokulasi pada media agar darah. Konsentrasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1428.57 mg/ml, 714,29 mg/ml, 357.14 mg/ml, 178.57 mg/ml, 89.29 mg/ml, 44,64 mg/ml, 22,32 mg/ml, dan 11,16 mg/ml. Dari penelitian tersebut didapatkan bahwa Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) tidak dapat ditentukan dan nilai Konsentrasi Bunuh Minimal (KBM) sebesar 1428.57 mg/ml. Ekstrak etanol biji kurma Mesir (Phoenix dactylifera L.) efektif sebagai antibakteri terhadap Streptococcus pyogenes dengan nilai signifikan 0,002 (p0,05)Kata Kunci: Biji Kurma Mesir, Phoenix dactylifera L., Streptococcus pyogenes, faringitis Abstract. Dates (Phoenix dactylifera L.) are widely consumed in various parts of the world and are known to have many benefits in the health sector. One of them is pharyngitis medication caused by Streptococcus pyogenes. There are ±517.000 deaths per year which caused by Streptococcus pyogenes infection and its complication. So far there have been many studies on the benefits of date flesh, but the benefits of the seeds have not been widely studied. The aim of this study is to test the anti-bacterial effect of the ethanol extract of Egyptian Phoenix dactylifera L. seed on Streptococcus pyogenes in vitro by Minimum Inhibitory Concentration test using serial dilution method and Minimum Bactericidal Concentration (MBC) in blood agar plate inoculates. The concentration used in this study are 1428.57 mg/ml, 714,29 mg/ml, 357.14 mg/ml, 178.57 mg/ml, 89.29 mg/ml, 44,64 mg/ml, 22,32 mg/ml, and 11,16 mg/ml. From this study the Minimum Inhibitory Concentration (MIC) can not be determined and the Minimum Bactericidal Concentration is 1428.57 mg/ml. Ethanol extract of Egyptian Phoenix dactylifera L. seed effective as antibacteri against Streptococcus pyogenes with a significant value of 0,002 (p 0,05).Keywords: date palm seeds, Phoenix dactylifera L, Streptococcus pyogenes, pharyngitis.","PeriodicalId":32458,"journal":{"name":"JKS Jurnal Kedokteran Syiah Kuala","volume":"51 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73243503","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-12-01DOI: 10.24815/jks.v19i3.18114
N. Andayani, Lia Meuthia Zaini, Telavani Umri
Abstrak: Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru yang ditandai adanya hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat progresif akibat inflamasi kronik yang disebabkan oleh merokok ataupun terpapar partikel gas beracun. Adanya keterbatasan aliran udara ini menyebabkan pasien PPOK mengalami sesak napas. Hal ini membuat pasien PPOK cenderung pasif dan menghindari aktivitas agar tidak sesak napas. Apabila hal ini terus berlanjut pasien PPOK cenderung mengalami depresi karena kehidupannya yang serba ketergantungan terhadap obat dan orang lain. Secara keseluruhan hal ini akan menurunkan kualitas hidup pasien PPOK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan derajat sesak napas dan depresi terhadap kualitas hidup pasien PPOK di Poliklinik Paru RSUDZA Banda Aceh. Penelitian ini merupakan analitik observasional dengan desain crosssectional. Teknik sampling yang digunakan ialah accidental sampling dengan jumlah responden 65 orang. Hasil analisis komparatif dengan uji Spearman menunjukkan hubungan yang signifikan antara derajat sesak napas dengan kualitas hidup (p = 0,000) dan terdapat hubungan yang signifikan antara depresi dengan kualitas hidup (p = 0,002) pada pasien PPOK di Poliklinik Paru RSUDZA Banda Aceh.Kata kunci: derajat sesak napas, depresi, kualitas hidup.Abstract: Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) is a pulmonary disease that marked by airflow limitation in respiratory tract progressively because of chronic inflammation by cigarette or toxic gases. This airflow limitation may cause COPD patient got dyspnea. This could make people with COPD tend to be passive and avoid doing activities. If this happen continuously people with COPD tend to depression because of his/her dependence on drugs or someone else. Overall that would decrease the quality of life people with COPD. This study aims to search the association between degree of dyspnea and depression in people living with COPD in RSUDZA. This study is analytical observation with crossectional design. The sampling method is a accidental sampling with 65 sample. The result using statistical Spearman test show that there is a significant relationship between degree of dyspnea with depression (p = 0.000) and also significant relationship between degree of dyspnea with depression (p = 0.000) in people with COPD in RSUDZA.Keywords: dyspnea, depression, quality of life.
{"title":"Hubungan derajat sesak napas dengan depresi dan kualitas hidup pada pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) di RSUDZA Banda Aceh","authors":"N. Andayani, Lia Meuthia Zaini, Telavani Umri","doi":"10.24815/jks.v19i3.18114","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/jks.v19i3.18114","url":null,"abstract":"Abstrak: Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru yang ditandai adanya hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat progresif akibat inflamasi kronik yang disebabkan oleh merokok ataupun terpapar partikel gas beracun. Adanya keterbatasan aliran udara ini menyebabkan pasien PPOK mengalami sesak napas. Hal ini membuat pasien PPOK cenderung pasif dan menghindari aktivitas agar tidak sesak napas. Apabila hal ini terus berlanjut pasien PPOK cenderung mengalami depresi karena kehidupannya yang serba ketergantungan terhadap obat dan orang lain. Secara keseluruhan hal ini akan menurunkan kualitas hidup pasien PPOK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan derajat sesak napas dan depresi terhadap kualitas hidup pasien PPOK di Poliklinik Paru RSUDZA Banda Aceh. Penelitian ini merupakan analitik observasional dengan desain crosssectional. Teknik sampling yang digunakan ialah accidental sampling dengan jumlah responden 65 orang. Hasil analisis komparatif dengan uji Spearman menunjukkan hubungan yang signifikan antara derajat sesak napas dengan kualitas hidup (p = 0,000) dan terdapat hubungan yang signifikan antara depresi dengan kualitas hidup (p = 0,002) pada pasien PPOK di Poliklinik Paru RSUDZA Banda Aceh.Kata kunci: derajat sesak napas, depresi, kualitas hidup.Abstract: Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) is a pulmonary disease that marked by airflow limitation in respiratory tract progressively because of chronic inflammation by cigarette or toxic gases. This airflow limitation may cause COPD patient got dyspnea. This could make people with COPD tend to be passive and avoid doing activities. If this happen continuously people with COPD tend to depression because of his/her dependence on drugs or someone else. Overall that would decrease the quality of life people with COPD. This study aims to search the association between degree of dyspnea and depression in people living with COPD in RSUDZA. This study is analytical observation with crossectional design. The sampling method is a accidental sampling with 65 sample. The result using statistical Spearman test show that there is a significant relationship between degree of dyspnea with depression (p = 0.000) and also significant relationship between degree of dyspnea with depression (p = 0.000) in people with COPD in RSUDZA.Keywords: dyspnea, depression, quality of life.","PeriodicalId":32458,"journal":{"name":"JKS Jurnal Kedokteran Syiah Kuala","volume":"29 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83438501","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-12-01DOI: 10.24815/jks.v19i3.18120
Lia Meuthia Zaini
Abstrak. Eales disease merupakan kelainan vaskulopati obliteratif idiopatik primer, yang ditandai dengan adanya inflamasi pembuluh darah, oklusi, dan neovaskularisai pada retina, terutama mengenai pembuluh vena retina perifer. Kelainan ini pertama kali dideskripsikan oleh Henry Eales pada tahun 1882. Eales disease ditemukan di negara Inggris, Amerika, dan Kanada pada pertengahan abad ke-19 dan awal abad ke-20. Namun saat ini lebih sering ditemukan di negara India, dengan insidensi 1 dari 200-250 pasien dengan kelainan mata. Pada awal penyakit, beberapa pasien tidak menunjukkan gejala, namun yang lainnya menunjukkan gejala berupa adanya bintik-bintik yang melayang (floaters), serta pandangan kabur atau berkabut yang mungkin diakibatkan dari perdarahan vitreous.Terapi dengan kortikosteroid saat ini masih menjadi terapi utama dalam menangani vaskulitis yang terjadi pada retina. Beberapa tindakan lain yang juga dapat dilakukan adalah pemberian anti-VEGF, laser fotokoagulasi, penggunaan obat anti-tuberculosa, serta bedah vitreo-retina untuk mengatasi perdarahan vitreous yang terjadi. Kata kunci : Eales’disease, vaskulitis retina, tuberculosisAbstract. Eales disease is a primary idiopathic occlusive vasculopathy, characterized by venous inflammation (vasculitis), occlusion, and retinal neovascularization that usually involves the peripheral retina. This disease was first describe by Henry Eales in 1882. Eales disease was initially reported in United Kingdom, U.S.A, and Canada in the mid 19th century and the beginning of the 20th century. Now seen more commonly in the Indian, with the incidence was 1 in 200-250 ophthalmic patients. In the initial stages, some patients are often asymptomatic, but some may develop symptoms such as floaters and blurring vision due to vitreous hemorrhage. Corticosteroids remain the mainstay therapy to treat vasculitis in the retina. Others management are anti VEGF, laser photocoagulation, anti tuberculosis drugs, and vitreo-retinal surgery to manage unresolved vitreous hemorrhage. Key words: Eales’disease, retinal vaskulitis, tuberculosis
{"title":"Eales disease’ : etiopatogenesis dan tatalaksana","authors":"Lia Meuthia Zaini","doi":"10.24815/jks.v19i3.18120","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/jks.v19i3.18120","url":null,"abstract":"Abstrak. Eales disease merupakan kelainan vaskulopati obliteratif idiopatik primer, yang ditandai dengan adanya inflamasi pembuluh darah, oklusi, dan neovaskularisai pada retina, terutama mengenai pembuluh vena retina perifer. Kelainan ini pertama kali dideskripsikan oleh Henry Eales pada tahun 1882. Eales disease ditemukan di negara Inggris, Amerika, dan Kanada pada pertengahan abad ke-19 dan awal abad ke-20. Namun saat ini lebih sering ditemukan di negara India, dengan insidensi 1 dari 200-250 pasien dengan kelainan mata. Pada awal penyakit, beberapa pasien tidak menunjukkan gejala, namun yang lainnya menunjukkan gejala berupa adanya bintik-bintik yang melayang (floaters), serta pandangan kabur atau berkabut yang mungkin diakibatkan dari perdarahan vitreous.Terapi dengan kortikosteroid saat ini masih menjadi terapi utama dalam menangani vaskulitis yang terjadi pada retina. Beberapa tindakan lain yang juga dapat dilakukan adalah pemberian anti-VEGF, laser fotokoagulasi, penggunaan obat anti-tuberculosa, serta bedah vitreo-retina untuk mengatasi perdarahan vitreous yang terjadi. Kata kunci : Eales’disease, vaskulitis retina, tuberculosisAbstract. Eales disease is a primary idiopathic occlusive vasculopathy, characterized by venous inflammation (vasculitis), occlusion, and retinal neovascularization that usually involves the peripheral retina. This disease was first describe by Henry Eales in 1882. Eales disease was initially reported in United Kingdom, U.S.A, and Canada in the mid 19th century and the beginning of the 20th century. Now seen more commonly in the Indian, with the incidence was 1 in 200-250 ophthalmic patients. In the initial stages, some patients are often asymptomatic, but some may develop symptoms such as floaters and blurring vision due to vitreous hemorrhage. Corticosteroids remain the mainstay therapy to treat vasculitis in the retina. Others management are anti VEGF, laser photocoagulation, anti tuberculosis drugs, and vitreo-retinal surgery to manage unresolved vitreous hemorrhage. Key words: Eales’disease, retinal vaskulitis, tuberculosis","PeriodicalId":32458,"journal":{"name":"JKS Jurnal Kedokteran Syiah Kuala","volume":"32 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82389858","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-12-01DOI: 10.24815/jks.v19i3.18115
Sukmawati Tansil Tan, Yohanes Firmansyah, Yana Sylvana
Abstrak: Population Reference Bureau (PRB) memperkirakan bahwa Indonesia akan mengalami lonjakan populasi menjadi 365,3 juta jiwa pada tahun 2030 yang selanjutnya akan berdampak terhadap lonjakan populasi lanjut usia serta peningkatan permasalahan kesehatan yang terjadi pada lansia. Salah satu permasalahan kesehatan lansia yang sering terjadi pada kulit adalah masalah hidrasi kulit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari peningkatan kadar hidrasi kulit lansia setelah penelitian intervensi berupa krim ekstrak plasenta domba. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimental, dengan metode pengambilan sampel berupa total sampling. Penelitian dilakukan di Panti STW RIA Pembangunan Cibubur pada periode September 2019, dengan hasil penelitian uji statistik Cochran dan uji statistik Friedman didapatkan perubahan status hidrasi kulit yang lebih baik setelah penggunaan krim ekstrak plasenta domba secara rutin selama 3 minggu (p-value 0,05). Dianjurkan untuk secara terus menerus (rutin) menggunakan krim ekstrak plasenta domba minimal 3 minggu dalam rangka agar terjadi perbaikan kadar hidrasi dan status hidrasi kulit, serta tidak perlu khawatir untuk digunakan dalam jangka panjang.
{"title":"PERBAIKAN STATUS HIDRASI KULIT DENGAN INTERVENSI KRIM PLASENTA DOMBA PADA LANSIA STW CIBUBUR PERIODE SEPTEMBER 2019","authors":"Sukmawati Tansil Tan, Yohanes Firmansyah, Yana Sylvana","doi":"10.24815/jks.v19i3.18115","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/jks.v19i3.18115","url":null,"abstract":"Abstrak: Population Reference Bureau (PRB) memperkirakan bahwa Indonesia akan mengalami lonjakan populasi menjadi 365,3 juta jiwa pada tahun 2030 yang selanjutnya akan berdampak terhadap lonjakan populasi lanjut usia serta peningkatan permasalahan kesehatan yang terjadi pada lansia. Salah satu permasalahan kesehatan lansia yang sering terjadi pada kulit adalah masalah hidrasi kulit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari peningkatan kadar hidrasi kulit lansia setelah penelitian intervensi berupa krim ekstrak plasenta domba. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimental, dengan metode pengambilan sampel berupa total sampling. Penelitian dilakukan di Panti STW RIA Pembangunan Cibubur pada periode September 2019, dengan hasil penelitian uji statistik Cochran dan uji statistik Friedman didapatkan perubahan status hidrasi kulit yang lebih baik setelah penggunaan krim ekstrak plasenta domba secara rutin selama 3 minggu (p-value 0,05). Dianjurkan untuk secara terus menerus (rutin) menggunakan krim ekstrak plasenta domba minimal 3 minggu dalam rangka agar terjadi perbaikan kadar hidrasi dan status hidrasi kulit, serta tidak perlu khawatir untuk digunakan dalam jangka panjang.","PeriodicalId":32458,"journal":{"name":"JKS Jurnal Kedokteran Syiah Kuala","volume":"48 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89818524","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-12-01DOI: 10.24815/jks.v19i3.18112
I. Rangkuti, P. Hasibuan, T. Widyawati, M. Ichwan
Abstrak. Latar Belakang. Kanker payudara merupakan penyakit berlebihnya pertumbuhan atau tidak terkendalinya perkembangan sel kanker payudara. Kanker merupakan suatu penyakit yang disebabkan kelainan genetik berupa mutasi DNA yang menyebakan hilangnya kontrol pertumbuhan. Gangguan genetik ini menyebabkan terganggunya siklus sel dan apoptosis. Metformin merupakan suatu antihiperglikemik yang digunakan pada pasien diabetes melitus tipe 2. Penurunan risiko kanker terjadi pada pasien diabetes melitus tipe 2 yang menggunakan metformin. Uji sitotoksik untuk agen anti kanker merupakan uji skrining awal untuk menilai potensi efek anti kanker. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek sitotoksik metformin hidroklorida terhadap pertumbuhan sel kanker payudara T47D. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental uji invitro terhadap sel kanker payudara T47D yang dipaparkan metformin HCl konsentrasi 5000; 2500; 1250; 312.5 dan 156,25 μM selama 24 jam. Sebagai pembanding digunakan paclitaxel konsentrasi 1000; 500; 250; 31,25 dan 15,625 nM. Uji sitotoksik menggunakan metode MTT untuk menentukan IC50.Data dianalaisis menggunakan analisa probit. Hasil : IC50 metformin HCl adalah 13457.3 ± 1096,5 μM. IC50 paclitaxel adalah 1577.2 ± 115.3 nM. Efek anti kanker metformin lebih kecil dibanding paclitaxel. Kata Kunci: Metformin HCl, T47D, uji sitotoksik, IC50 Abstract. Breast cancer is a disease in which there is excessive growth or uncontrolled development of breast tissue cells. Cancer is a disease caused by genetic disorders caused by DNA mutations that cause loss of growth control. This genetic disorder affects the cell cycle and cell apoptosis and causes the formation of cancer. Metformin is an antihyperglycemic in type 2 diabetes mellitus patient. The decrease in cancer risk occured in patients with type 2 diabetes mellitus who used metformin. Cytotoxic test for agent anti cancer is screening test to investigate the potency cancer effect of substance. The goal of this study was determining the cytotoxic effect of metformin hydrochloride to T47D breast cancer cell. The method : This sudy was experimental study, invitro test to T47D breast cancer cell using metformin HCl 5000; 2500; 1250; 312.5; and 156.25 μM for 24 hours. Paclitaxel used as postiive control with concentration were 1000; 500; 250; 31,25 and 15,625 nM. Cytotoxic test using MTT method to determine IC50. Data were analyzed using probit analysis using SPSS 22 version. The result of cytotoxic test showed that IC50 metformin HCl was 13457.3 ± 1096,5 μM. While IC50 paclitaxel as control was 1577.2 ± 115.3 nM. The effect of cancer metformin HCl was lower than paclitaxel.Keywords: Metformin HCl, T47D, cytotoxic test, IC50
{"title":"Uji sitotoksik metformin hidroklorida terhadap sel kanker payudara T47D","authors":"I. Rangkuti, P. Hasibuan, T. Widyawati, M. Ichwan","doi":"10.24815/jks.v19i3.18112","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/jks.v19i3.18112","url":null,"abstract":"Abstrak. Latar Belakang. Kanker payudara merupakan penyakit berlebihnya pertumbuhan atau tidak terkendalinya perkembangan sel kanker payudara. Kanker merupakan suatu penyakit yang disebabkan kelainan genetik berupa mutasi DNA yang menyebakan hilangnya kontrol pertumbuhan. Gangguan genetik ini menyebabkan terganggunya siklus sel dan apoptosis. Metformin merupakan suatu antihiperglikemik yang digunakan pada pasien diabetes melitus tipe 2. Penurunan risiko kanker terjadi pada pasien diabetes melitus tipe 2 yang menggunakan metformin. Uji sitotoksik untuk agen anti kanker merupakan uji skrining awal untuk menilai potensi efek anti kanker. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek sitotoksik metformin hidroklorida terhadap pertumbuhan sel kanker payudara T47D. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental uji invitro terhadap sel kanker payudara T47D yang dipaparkan metformin HCl konsentrasi 5000; 2500; 1250; 312.5 dan 156,25 μM selama 24 jam. Sebagai pembanding digunakan paclitaxel konsentrasi 1000; 500; 250; 31,25 dan 15,625 nM. Uji sitotoksik menggunakan metode MTT untuk menentukan IC50.Data dianalaisis menggunakan analisa probit. Hasil : IC50 metformin HCl adalah 13457.3 ± 1096,5 μM. IC50 paclitaxel adalah 1577.2 ± 115.3 nM. Efek anti kanker metformin lebih kecil dibanding paclitaxel. Kata Kunci: Metformin HCl, T47D, uji sitotoksik, IC50 Abstract. Breast cancer is a disease in which there is excessive growth or uncontrolled development of breast tissue cells. Cancer is a disease caused by genetic disorders caused by DNA mutations that cause loss of growth control. This genetic disorder affects the cell cycle and cell apoptosis and causes the formation of cancer. Metformin is an antihyperglycemic in type 2 diabetes mellitus patient. The decrease in cancer risk occured in patients with type 2 diabetes mellitus who used metformin. Cytotoxic test for agent anti cancer is screening test to investigate the potency cancer effect of substance. The goal of this study was determining the cytotoxic effect of metformin hydrochloride to T47D breast cancer cell. The method : This sudy was experimental study, invitro test to T47D breast cancer cell using metformin HCl 5000; 2500; 1250; 312.5; and 156.25 μM for 24 hours. Paclitaxel used as postiive control with concentration were 1000; 500; 250; 31,25 and 15,625 nM. Cytotoxic test using MTT method to determine IC50. Data were analyzed using probit analysis using SPSS 22 version. The result of cytotoxic test showed that IC50 metformin HCl was 13457.3 ± 1096,5 μM. While IC50 paclitaxel as control was 1577.2 ± 115.3 nM. The effect of cancer metformin HCl was lower than paclitaxel.Keywords: Metformin HCl, T47D, cytotoxic test, IC50","PeriodicalId":32458,"journal":{"name":"JKS Jurnal Kedokteran Syiah Kuala","volume":"12 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88840953","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-12-01DOI: 10.24815/jks.v19i3.18119
Mohd. Andalas, Cut Rika Maharani, Evans Rizqan Hendrawan, Muhammad Reva Florean, Z. Zulfahmi
Abstrak. Ketuban Pecah Dini (KPD) atau Premature rupture of Membranes (PROM) merupakan pecahnya ketuban yang terjadi sebelum proses persalinan. Ketuban pecah dini terjadi sekitar 1% dari seluruh kehamilan. Ketuban pecah dini menyebabkan terjadinya 1/3 persalinan preterm dan merupakan penyebab 18%-20% dari morbiditas dan mortalitas perinatal. Dalam laporan kasus ini kami melaporkan seorang ibu hamil berusia 35 tahun, gravida 3, hamil aterm dengan ketuban pecah dini, keluhan keluar air dari jalan lahir dan belum inpartu. Laporan kasus ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas diagnosa dini serta penatalaksanaan ketuban pecah dini untuk mengurangi risiko bagi ibu dan janin. Abstract.Premature Rupture of Membranes (PROM) is the rupture of amniotic sac prior to the onset of labor beyond 37 week of gestation. Premature Rupture of Membranes occurs in 1% ofall pregnancies. Premature Rupture of Membranes causes 1/3 preterm delivery and a major 18%-20% cause of perinatal morbidity and mortality. In this case report we reported a 35 year old woman with pregnant 3rd child, aterm wiht Premateur rupture of Membrane (PROM) and prior to labor. This report aims to improve the quality of early diagnosis and management of premature rupture of membranes to reduce the risk for the mother and fetus.
{"title":"Ketuban pecah dini dan tatalaksananya","authors":"Mohd. Andalas, Cut Rika Maharani, Evans Rizqan Hendrawan, Muhammad Reva Florean, Z. Zulfahmi","doi":"10.24815/jks.v19i3.18119","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/jks.v19i3.18119","url":null,"abstract":"Abstrak. Ketuban Pecah Dini (KPD) atau Premature rupture of Membranes (PROM) merupakan pecahnya ketuban yang terjadi sebelum proses persalinan. Ketuban pecah dini terjadi sekitar 1% dari seluruh kehamilan. Ketuban pecah dini menyebabkan terjadinya 1/3 persalinan preterm dan merupakan penyebab 18%-20% dari morbiditas dan mortalitas perinatal. Dalam laporan kasus ini kami melaporkan seorang ibu hamil berusia 35 tahun, gravida 3, hamil aterm dengan ketuban pecah dini, keluhan keluar air dari jalan lahir dan belum inpartu. Laporan kasus ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas diagnosa dini serta penatalaksanaan ketuban pecah dini untuk mengurangi risiko bagi ibu dan janin. Abstract.Premature Rupture of Membranes (PROM) is the rupture of amniotic sac prior to the onset of labor beyond 37 week of gestation. Premature Rupture of Membranes occurs in 1% ofall pregnancies. Premature Rupture of Membranes causes 1/3 preterm delivery and a major 18%-20% cause of perinatal morbidity and mortality. In this case report we reported a 35 year old woman with pregnant 3rd child, aterm wiht Premateur rupture of Membrane (PROM) and prior to labor. This report aims to improve the quality of early diagnosis and management of premature rupture of membranes to reduce the risk for the mother and fetus. ","PeriodicalId":32458,"journal":{"name":"JKS Jurnal Kedokteran Syiah Kuala","volume":"34 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85174529","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-12-01DOI: 10.24815/jks.v19i3.18118
La Rangki, La Ode Alifariki
Abstrak: Perawat yang bekerja di ICU dan IGD sangat rentan terhadap stres. Stres kerja yang dialami perawat akan sangat mempengaruhi kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional dengan stres kerja perawat di ICU dan IGD RSUD Kota Kendari. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik korelasi dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode cross sectional. Data tingkat kecerdasan emosional dan tingkat stres kerja responden dikumpulkan dengan kuesioner. Subyek penelitian berjumlah 18 orang perawat ICU dan IGD dengan kriteria : tidak sedang dalam masa cuti atau mendapat tugas belajar, bersedia menjadi responden, dan bukan kepala ruang. Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2018. Kecerdasan emosional perawat berada pada tingkatan sedang yakni 55,56% responden dan rata-rata tingkat stres kerja perawat dalam kategori sedang yakni 55,56% responden. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square pada tingkat kepercayaan 95% (=0.05), diperoleh nilai Contingency Coefficient 0.486 dan nilai hit= 5.580 = 3.841 yang berarti H0 ditolak sehingga disimpulkan bahwa ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan tingkat stres kerja perawat di instalasi rawat darurat RSUD Kota Kendari.Kata Kunci: Kecerdasan Emosional, Stres Kerja, Perawat, ICU dan IGD Abstract: Nurses working in ICU and IGD are very susceptible to stress. Work stress experienced by nurses will greatly affect the quality of nursing services provided to patients. The purpose of this study was to determine the relationship between emotional intelligence with work stress nurses in ICU and IGD Kendari Regional Hospital. This research is a descriptive analytic correlation research using a quantitative approach with cross sectional method. Data of emotional intelligence level and work stress level of respondent were collected by questionnaire. The subjects of the study were 18 nurses ICU and IGD with criteria: not in the time of leave or get the task of study, willing to be respondent, and not head of space. The study was conducted in February 2018. Emotional intelligence of nurses was at the moderate level of 55.56% of respondents and the average level of nurses' work stress in the medium category ie 55.56% of respondents. The result of statistical test using Chi Square test at 95% confidence level (= 0.05), obtained the value of Contingency Coefficient 0.486 and the value 2 hit = 5.580 〖x〗 ^ 2 = 3.841 which means H0 is rejected so it is concluded that there is a relationship between intelligence emotional with the level of nurses work stress at the emergency hospital installation RSUD Kendari.Keywords: Emotional Intelligence, Working Stress, Nurse, ICU and IGD
{"title":"Hubungan kecerdasan emosional dengan tingkat stres kerja perawat di ICU dan IGD RSUD kota Kendari","authors":"La Rangki, La Ode Alifariki","doi":"10.24815/jks.v19i3.18118","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/jks.v19i3.18118","url":null,"abstract":"Abstrak: Perawat yang bekerja di ICU dan IGD sangat rentan terhadap stres. Stres kerja yang dialami perawat akan sangat mempengaruhi kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional dengan stres kerja perawat di ICU dan IGD RSUD Kota Kendari. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik korelasi dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode cross sectional. Data tingkat kecerdasan emosional dan tingkat stres kerja responden dikumpulkan dengan kuesioner. Subyek penelitian berjumlah 18 orang perawat ICU dan IGD dengan kriteria : tidak sedang dalam masa cuti atau mendapat tugas belajar, bersedia menjadi responden, dan bukan kepala ruang. Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2018. Kecerdasan emosional perawat berada pada tingkatan sedang yakni 55,56% responden dan rata-rata tingkat stres kerja perawat dalam kategori sedang yakni 55,56% responden. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square pada tingkat kepercayaan 95% (=0.05), diperoleh nilai Contingency Coefficient 0.486 dan nilai hit= 5.580 = 3.841 yang berarti H0 ditolak sehingga disimpulkan bahwa ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan tingkat stres kerja perawat di instalasi rawat darurat RSUD Kota Kendari.Kata Kunci: Kecerdasan Emosional, Stres Kerja, Perawat, ICU dan IGD Abstract: Nurses working in ICU and IGD are very susceptible to stress. Work stress experienced by nurses will greatly affect the quality of nursing services provided to patients. The purpose of this study was to determine the relationship between emotional intelligence with work stress nurses in ICU and IGD Kendari Regional Hospital. This research is a descriptive analytic correlation research using a quantitative approach with cross sectional method. Data of emotional intelligence level and work stress level of respondent were collected by questionnaire. The subjects of the study were 18 nurses ICU and IGD with criteria: not in the time of leave or get the task of study, willing to be respondent, and not head of space. The study was conducted in February 2018. Emotional intelligence of nurses was at the moderate level of 55.56% of respondents and the average level of nurses' work stress in the medium category ie 55.56% of respondents. The result of statistical test using Chi Square test at 95% confidence level (= 0.05), obtained the value of Contingency Coefficient 0.486 and the value 2 hit = 5.580 〖x〗 ^ 2 = 3.841 which means H0 is rejected so it is concluded that there is a relationship between intelligence emotional with the level of nurses work stress at the emergency hospital installation RSUD Kendari.Keywords: Emotional Intelligence, Working Stress, Nurse, ICU and IGD","PeriodicalId":32458,"journal":{"name":"JKS Jurnal Kedokteran Syiah Kuala","volume":"23 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81481636","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-12-01DOI: 10.24815/jks.v19i3.10907
Raipati Fahlevi
Ketuban Pecah Dini (KPD) atau Premature rupture of Membranes (PROM) merupakan pecahnya ketuban yang terjadi sebelum proses persalinan. Ketuban pecah dini terjadi sekitar 1% dari seluruh kehamilan. Ketuban pecah dini menyebabkan terjadinya 1/3 persalinan preterm dan merupakan penyebab 18%-20% dari morbiditas dan mortalitas perinatal.Dalam laporan kasus ini kami melaporkan seorang ibu hamil berusia 35 tahun, gravida 3, hamil aterm dengan ketuban pecah dini, keluhan keluar air dari jalan lahir dan belum inpartu. Laporan kasus ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas diagnosa dini serta penatalaksanaan ketuban pecah dini untuk mengurangi risiko bagi ibu dan janin.
{"title":"Ketuban Pecah Dini dan Tatalaksananya, sebuah tinjauan kasu","authors":"Raipati Fahlevi","doi":"10.24815/jks.v19i3.10907","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/jks.v19i3.10907","url":null,"abstract":"Ketuban Pecah Dini (KPD) atau Premature rupture of Membranes (PROM) merupakan pecahnya ketuban yang terjadi sebelum proses persalinan. Ketuban pecah dini terjadi sekitar 1% dari seluruh kehamilan. Ketuban pecah dini menyebabkan terjadinya 1/3 persalinan preterm dan merupakan penyebab 18%-20% dari morbiditas dan mortalitas perinatal.Dalam laporan kasus ini kami melaporkan seorang ibu hamil berusia 35 tahun, gravida 3, hamil aterm dengan ketuban pecah dini, keluhan keluar air dari jalan lahir dan belum inpartu. Laporan kasus ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas diagnosa dini serta penatalaksanaan ketuban pecah dini untuk mengurangi risiko bagi ibu dan janin.","PeriodicalId":32458,"journal":{"name":"JKS Jurnal Kedokteran Syiah Kuala","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79302584","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-12-01DOI: 10.24815/jks.v19i3.12504
Candra Dwantara Ramadhan, Maftuchah Rochmanti, N. M. Rehatta
Abstrak. Pediatri adalah spesialisasi ilmu kedokteran yang berkaitan dengan bayi dan anak-anak. Ada beberapa materi yang perlu dipelajari termasuk 14 bab di mana ada total 48 topik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya belajar, lama waktu belajar, dan mitra belajar terhadap nilai ujian utama Ilmu Kesehatan Anak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan cross-sectional. Menganalisis pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat dengan menggunakan kuesioner. Sebagian besar gaya belajar mahasiswa semester 7 yang mengikuti ujian utama Ilmu Kesehatan Anak adalah gaya Visual (62,4%), Auditori dan Kinestetik memiliki persentase yang sama (18,8%). Mayoritas mahasiswa belajar lebih dari 2 jam (68%) sisanya kurang dari 2 jam (32%). Mayoritas mahasiswa belajar mandiri (58,4%) sisanya belajar dengan tutor teman sebaya (41,6%). Tidak ada pengaruh yang signifikan antara gaya belajar dan nilai ujian utama Ilmu Kesehatan Anak. Tetapi, ada pengaruh antara lama waktu belajar (p=0,033) dan mitra belajar (p=0,003) terhadap nilai ujian utama Ilmu Kesehatan Anak. Tidak ada pengaruh antara gaya belajar dan nilai ujian Ilmu Kesehatan Anak. Terdapat pengaruh antara lama waktu belajar, mitra belajar, terhadap nilai ujian Ilmu Kesehatan Anak. Kata kunci: gaya belajar, lama waktu belajar, mitra belajar. Abstract. Pediatrics is a medical science specialization related to babies and children. There are some material that needs to be studied including 14 chapters in which there are a total of 48 topics. This study aims to determine the influence of learning styles, length of study time, and learning partners on result of the main pediatric exam. The method used in this study is a cross-sectional approach. Analyzing the influence of independent variables with dependent variables using a questionnaire. Most of 7th semester student who attend the pediatric main exam in 2017 learning styles is visual (62,4%), Auditory and Kinesthetic have the same percentage (18,8%). Most of students study more than 2 hours (68%) the rest are below 2 hours (32%). Most of students study by themselves (58,4%) the rest are study with their friend as a tutor (41,6%). There are no correlation between learning style and the result of pediatric main exam. But there are a correlation between length study time (p=0,033) and learning partners (p=0,003) towards the result of pediatric main exam. There are no correlation between learning style and the result of pediatric main exam. But there are a correlation between length study time and learning partners towards the result of pediatric main exam. Keywords: learning styles, length of study time, learning partners.
{"title":"Pengaruh gaya belajar, lama waktu belajar, dan mitra belajar terhadap nilai ujian utama mata kuliah ilmu kesehatan anak pada program studi S1 pendidikan dokter fakultas kedokteran Universitas Airlangga","authors":"Candra Dwantara Ramadhan, Maftuchah Rochmanti, N. M. Rehatta","doi":"10.24815/jks.v19i3.12504","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/jks.v19i3.12504","url":null,"abstract":"Abstrak. Pediatri adalah spesialisasi ilmu kedokteran yang berkaitan dengan bayi dan anak-anak. Ada beberapa materi yang perlu dipelajari termasuk 14 bab di mana ada total 48 topik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya belajar, lama waktu belajar, dan mitra belajar terhadap nilai ujian utama Ilmu Kesehatan Anak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan cross-sectional. Menganalisis pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat dengan menggunakan kuesioner. Sebagian besar gaya belajar mahasiswa semester 7 yang mengikuti ujian utama Ilmu Kesehatan Anak adalah gaya Visual (62,4%), Auditori dan Kinestetik memiliki persentase yang sama (18,8%). Mayoritas mahasiswa belajar lebih dari 2 jam (68%) sisanya kurang dari 2 jam (32%). Mayoritas mahasiswa belajar mandiri (58,4%) sisanya belajar dengan tutor teman sebaya (41,6%). Tidak ada pengaruh yang signifikan antara gaya belajar dan nilai ujian utama Ilmu Kesehatan Anak. Tetapi, ada pengaruh antara lama waktu belajar (p=0,033) dan mitra belajar (p=0,003) terhadap nilai ujian utama Ilmu Kesehatan Anak. Tidak ada pengaruh antara gaya belajar dan nilai ujian Ilmu Kesehatan Anak. Terdapat pengaruh antara lama waktu belajar, mitra belajar, terhadap nilai ujian Ilmu Kesehatan Anak. Kata kunci: gaya belajar, lama waktu belajar, mitra belajar. Abstract. Pediatrics is a medical science specialization related to babies and children. There are some material that needs to be studied including 14 chapters in which there are a total of 48 topics. This study aims to determine the influence of learning styles, length of study time, and learning partners on result of the main pediatric exam. The method used in this study is a cross-sectional approach. Analyzing the influence of independent variables with dependent variables using a questionnaire. Most of 7th semester student who attend the pediatric main exam in 2017 learning styles is visual (62,4%), Auditory and Kinesthetic have the same percentage (18,8%). Most of students study more than 2 hours (68%) the rest are below 2 hours (32%). Most of students study by themselves (58,4%) the rest are study with their friend as a tutor (41,6%). There are no correlation between learning style and the result of pediatric main exam. But there are a correlation between length study time (p=0,033) and learning partners (p=0,003) towards the result of pediatric main exam. There are no correlation between learning style and the result of pediatric main exam. But there are a correlation between length study time and learning partners towards the result of pediatric main exam. Keywords: learning styles, length of study time, learning partners.","PeriodicalId":32458,"journal":{"name":"JKS Jurnal Kedokteran Syiah Kuala","volume":"25 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87866748","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}