ABSTRAK
Latar Belakang: Peningkatan prevalensi obesitas dapat disebabkan oleh konsumsi sugar-sweetened beverages (SSBs). Sugar-sweetened beverages mengandung gula yang tinggi, sehingga berkontribusi pada meningkatnya asupan energi dan berkorelasi dengan obesitas. Kombinasi strategi pengaturan diet diperlukan untuk mengendalikan asupan makan terutama konsumsi SSBs dan mencegah terjadinya peningkatan berat badan.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan rata-rata asupan energi dan gula dari SSBs setelah diberikan intervensi konseling gizi dan self-monitoring menggunakan aplikasi smartphone (MyFitnessPal) pada mahasiswa dengan status gizi overweight dan obese di Universitas Alma Ata Yogyakarta.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian pretest-posttest with control group design. Populasi penelitian adalah mahasiswa Universitas Alma Ata Yogyakarta. Subjek penelitian berjumlah 68 orang mahasiswa (34 eksperimen dan 34 kontrol). Pengambilan subjek penelitian untuk menemukan mahasiswa overweight dan obese dengan teknik purposive sampling dan pengambilan subjek penelitian untuk eksperimen dan kontrol menggunakan teknik random sampling. Data asupan energi dan gula dari SSBs dengan formulir semi-quantitative food frequency questionnaire (SQ-FFQ). Analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi dan analisis bivariat menggunakan uji Wilcoxon dan Mann-Whitney. Data dianalisis dengan menggunakan SPSS versi 20 dan nutrisurvey.
Hasil: Hasil analisis menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna pada asupan energi dan gula dari SSBs antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (p<0.05). Penurunan asupan energi dan gula dari SSBs pada kelompok eksperimen lebih besar daripada kelompok kontrol.
Kesimpulan: Terdapat perbedaan yang bermakna pada rata-rata asupan energi dan gula dari SSBs setelah diberikan intervensi pada mahasiswa overweight dan obese. Konseling gizi dan self-monitoring asupan makan menggunakan aplikasi smartphone (MyFitnessPal) memperbaiki asupan energi dan gula dari SSBs.
KATA KUNCI: Konsumsi Sugar-Sweetened Beverages; Konseling Gizi; MyFitnessPal; Self-Monitoring
ABSTRACT
Background: The increase in obesity prevalence can be caused by the consumption of sugar-sweetened beverages (SSBs). Sugar-sweetened beverages contain high levels of sugar, which contribute to increased energy intake and obesity risks. A combination of dietary strategies is needed to control food intake, especially consumption of SSBs, and prevent weight gain.
Objectives: This study aimed to investigate the di
ABSTRAK
Latar Belakang: Prevalensi anemia di Indonesia pada remaja putri meningkat dari 37.1% menurut Riskesdas 2013 menjadi 48.9% pada tahun 2018. Snackbar merupakan cemilan yang digemari oleh remaja. Penambahan tepung umbi bit pada snackbar sebagai sumber zat besi diharapkan menjadi alternatif cemilan sehat bagi remaja putri.
Tujuan: Untuk mengembangkan formula snack bar.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain eksperimental. Formulasi terdiri atas dua tahap yaitu tahap pertama menentukan formula terbaik tanpa penambahan tepung umbi bit. Tahap kedua yaitu formulasi dengan penambahan tepung umbi bit dengan tiga taraf yang berbeda yang terdiri atas F1 40 gram, F2 50 gram, F3 60 gram. Analisis kandungan zat gizi dilakukan melalui uji proksimat dan spektrofotometri.
Hasil: Formula terbaik adalah F1 dengan penambahan tepung umbi bit sebanyak 40 gram. F1 mengandung 11,99% protein; 10,62% lemak; 53,04% karbohidrat; 4,76 mg zat besi (32% memenuhi AKG remaja putri dan 21,6% ALG kelompok umum), dengan total energi sebesar 355,75 kkal/100g.
Kesimpulan: Tepung umbi bit dapat digunakan untuk meningkatkan kandungan zat gizi snack bar, dimana dapat membantu memenuhi kebutuhan zat gizi remaja putri khususnya kebutuhan zat besi. Untuk penelitian selanjutnya, dapat ditambahkan pangan sumber protein hewani agar dapat meningkatkan penyerapan zat besi.
KATA KUNCI: remaja; snackbar; tepung; umbi bit; zat besi
ABSTRACT
Background: In Indonesia, the prevalence of anemia in adolescent girls increased from 37.1% (Riskesdas 2013) to 48.9% (Riskesdas 2018). A snack bar is one of the snacks favored by adolescents. The addition of beetroot flour as a source of iron to snack bars is expected to be an alternative healthy snack for adolescent girls.
Objectives: The objective of this study was to develop a snack bar formulation
Methods: This study used an experimental design. The snack bar was made in two stages. The first stage was to determine the best formula without adding beetroot flour, and the second stage was adding beetroot flour in the following amounts: 40 g (F1), 50 g (F2), and 60 g (F3). Analysis of nutrient content was carried out through the proximate test and spectrophotometry.
Results: The best formula was (F1), i.e., administering 40 g of beetroot flour. F1 contained 11.99% of protein, 10.62% of fat, 53.04% of carbohydrates, and 4.76 mg of iron (32% fulfilling Fe needed by adolescent girls based on the Dietary Reference Intake and 21.6% of the Reference Intake for the general category), with a total energy of 355.75 kcal/100 g.
Conclusions: Beetroot flour co