Hari ini, ketidakseimbangan terjadi semakin menjadi–jadi, manusia bekerja tak kenal ruang waktu. Sama seperti robot yang selalu bekerja, bekerja dan bekerja. Padahal jika masih ingin disebut manusia maka perlu sedikit usaha menyeimbangkan pikiran dan jiwa. Karya ini seperti pikiran–pikiran yang menumpuk, tumpang tindih, dan bekerja seperti bom waktu yang siap meledak kapan saja. Secara bentuk, karya ini mencoba menawarkan kembali tentang permasalahan sikap, makna kolaborasi antarmedia seni, dan penyikapan ruang pertunjukan.
Kata kunci: konsep, manusia, pertunjukan, kolaborasi
ABSTRACT
Today, imbalances are increasingly growing up. Humans work without knowing the space of time. It is a robot that always works, works and works. Even if you still want to be called a human, you need a little effort to balance your mind and soul. This work is like thoughts that accumulate, overlap, and work like a time bomb ready to explode at any time. In form, this work tries to offer the attitude issues, the meaning of collaboration between art media, and the performance of performing space.
{"title":"“GIN” REFLEKTIF ZAMAN DALAM KONTEKS PERTUNJUKAN LINTAS MEDIA","authors":"Mochammad Gigin Ginanjar","doi":"10.33153/GLR.V16I1.2336","DOIUrl":"https://doi.org/10.33153/GLR.V16I1.2336","url":null,"abstract":"<p align=\"center\"><strong>ABSTRAK</strong></p><p> </p><p>Hari ini, ketidakseimbangan terjadi semakin menjadi–jadi, manusia bekerja tak kenal ruang waktu. Sama seperti robot yang selalu bekerja, bekerja dan bekerja. Padahal jika masih ingin disebut manusia maka perlu sedikit usaha menyeimbangkan pikiran dan jiwa. Karya ini seperti pikiran–pikiran yang menumpuk, tumpang tindih, dan bekerja seperti bom waktu yang siap meledak kapan saja. Secara bentuk, karya ini mencoba menawarkan kembali tentang permasalahan sikap, makna kolaborasi antarmedia seni, dan penyikapan ruang pertunjukan.</p><p> </p><p><strong>Kata kunci: </strong>konsep, manusia, pertunjukan, kolaborasi</p><p> </p><p> </p><p align=\"center\"><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p><p> </p><p><em>Today, imbalances are increasingly growing up. Humans work without knowing the space of time. It is a robot that always works, works and works. Even if you still want to be called a human, you need a little effort to balance your mind and soul. This work is like thoughts that accumulate, overlap, and work like a time bomb ready to explode at any time. In form, this work tries to offer the attitude issues, the meaning of collaboration between art media, and the performance of performing space.</em></p><p> </p><p><strong><em>Keywords: </em></strong><em>concept, human, performance, collaboration</em></p>","PeriodicalId":33299,"journal":{"name":"Gelar Jurnal Seni Budaya","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42400076","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tulisan ini membahas mengenai gender yang terdapat pada film Salah Bodi melalui semiotika Metz. Pengamatan gender pada tokoh utama yaitu Farhan (Andien) dan Inong (Indra). Metode yang digunakan adalah kualitatifdeskriptif, dengan teknik pengumpulan data yaitu telaah dokumen, studi pustaka, dan wawancara. Hasil dari tulisan ini adalah (a). Menghasilkan pemaparan dari analisis menggunakan semiotika Christian Metz pada film Salah Bodi. Delapan grand sintagmatiknya yaitu Autonomous Shot, Parallel Syntagma, Descriptive Syntagma,Alternating Syntagma, Scene, Episodic Sequence, dan Ordinary Sequence terkandung dalam film Salah Bodikecuali sintagma kurung (Bracket Syntagma). Rangkaian sintagmatik Metz mengungkap adegan-adegan yang berdasarkan atas gender dan bertujuan untuk menunjukkan kepada penonton identitas gender dari tokoh film
(b). gender yang ditampilkan dalam film Salah Bodi memiliki kecenderungan berprilaku tersendiri seperti penampilan fisik, orientasi seksual, kebiasaannya, dan respon sosial dari masyarakat. Meskipun di akhir film ditunjukkan tokoh utama kembali ke kodrat aslinya. Dalam pembahasan ini juga didukung oleh argumen dari pelaku di luar film.
Kata kunci:Gender, Film Salah Bodi, Semiotika Christian Metz.
ABSTRACT
This paper discusses about gender contained in film Salah Bodi through Metz semiotics. The observation of gender is focused on the main characters, Farhan (Andien) and Inong (Indra). The method used is qualitative descriptive, with data collection techniques namely document review, literature study, and interview. The re-sults of this paper are (a). A presentation of the analysis using Christian Metz’s semiotics on the film Salah Bodi. The eight grand syntagmatic namely Autonomous Shot, Parallel Syntagma, Descriptive Syntagma, Alternating Syntagma, Scene, Episodic Sequence, and Ordinary Sequence are contained in the film Salah Bodi except Brackets Syntagm (Bracket Syntagma). The Metz’s syntagmatic sequence reveals the scenes based on gender and aims to show the audience the gender identity of the film character (b). the gender shown in the film Salah Bodi has a tendency to behave in isolation such as physical appearance, sexual orientation, habits, and social responses from the community, even though at the end of the film, the main character is shown back to his original nature. This discussion is also supported by the arguments from actors outside the film.
Keywords: Gender, Film Salah Bodi, Christian Metz Semiotics..
本文从梅茨符号学的角度探讨了《错误的身体》电影中存在的性别问题。性别观察中的主要人物是法尔汉和伊农。使用的方法是描述性的,数据收集技术包括文件布局、图书馆研究和访谈。这个条目的结果是(a)。在《错误的身体》电影中运用克里斯蒂安·梅茨的符号学进行分析。八大分别是《错体》电影中除括号句法外的自主镜头、平行句法、描写句法、交替句法、场景、情节序列和普通序列。梅茨的合成网络揭示了基于性别的场景,旨在向观众展示电影角色的性别认同(b)。《错误的身体》电影中所展现的性别具有独立行为的倾向,如外表、性取向、习惯和社会反应。尽管在电影的最后,主角被带回到了原来的洞穴。这一分歧也得到了电影之外犯罪者的论点的支持。关键词:性别,坏博迪电影,Semiotika Christian Metz。本文从梅茨符号学的角度探讨了电影《萨拉赫·博迪》中所包含的性别问题。对性别的观察集中在主要人物法罕(安定饰)和伊农(因陀罗饰)身上。所使用的方法是定性描述,采用数据收集技术,即文献综述、文献研究和访谈。本文的结果是(a)。运用克里斯蒂安·梅茨的符号学对电影《萨拉赫·博迪》进行分析。电影《萨拉赫·博迪》除括号句法外,还包含了自主镜头、平行句法、描写句法、交替句法、场景、情节序列和普通序列八大句法。梅茨的组合序列揭示了基于性别的场景,旨在向观众展示电影角色的性别认同(b)。电影《萨拉赫·博迪》中所展现的性别有一种孤立的倾向,比如外表、性取向、习惯和来自社区的社会反应,尽管在电影的结尾,主角被展示回了他的本性。这一讨论也得到了电影外演员的支持。〔UNK〕关键词:性别,电影错误的博迪,基督教梅斯符号学。
{"title":"ANALISIS GENDER FILM SALAH BODI MELALUI SEMIOTIKA CHRISTIAN METZ","authors":"Mohammad Mahrush Ali","doi":"10.33153/GLR.V16I1.2340","DOIUrl":"https://doi.org/10.33153/GLR.V16I1.2340","url":null,"abstract":"<p align=\"center\"><strong>ABSTRAK</strong></p><p> </p><p>Tulisan ini membahas mengenai <em>gender</em> yang terdapat pada film Salah Bodi melalui semiotika Metz. Pengamatan <em>gender </em>pada tokoh utama yaitu Farhan (Andien) dan Inong (Indra). Metode yang digunakan adalah kualitatif<em> </em>deskriptif, dengan teknik pengumpulan data yaitu telaah dokumen, studi pustaka, dan wawancara. Hasil dari tulisan ini adalah (a). Menghasilkan pemaparan dari analisis menggunakan semiotika Christian Metz pada film Salah Bodi. Delapan grand sintagmatiknya yaitu <em>Autonomous Shot, Parallel Syntagma, Descriptive Syntagma,</em> <em>Alternating Syntagma, Scene, Episodic Sequence</em>, dan<em> Ordinary Sequence </em>terkandung dalam film Salah Bodi<em> </em>kecuali sintagma kurung (<em>Bracket Syntagma</em>). Rangkaian sintagmatik Metz mengungkap adegan-adegan yang berdasarkan atas <em>gender</em> dan bertujuan untuk menunjukkan kepada penonton identitas gender dari tokoh film</p><p> </p><p>(b). <em>gender</em> yang ditampilkan dalam film Salah Bodi memiliki kecenderungan berprilaku tersendiri seperti penampilan fisik, orientasi seksual, kebiasaannya, dan respon sosial dari masyarakat. Meskipun di akhir film ditunjukkan tokoh utama kembali ke kodrat aslinya. Dalam pembahasan ini juga didukung oleh argumen dari pelaku di luar film.</p><p> </p><p><strong>Kata kunci</strong>:<strong> </strong><em>Gender</em>, Film Salah Bodi, Semiotika Christian Metz.</p><p> </p><p> </p><p align=\"center\"><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p><p> </p><p><em>This paper discusses about gender contained in film Salah Bodi through Metz semiotics. The observation of gender is focused on the main characters, Farhan (Andien) and Inong (Indra). The method used is qualitative descriptive, with data collection techniques namely document review, literature study, and interview. The re-sults of this paper are (a). A presentation of the analysis using Christian Metz’s semiotics on the film Salah Bodi. The eight grand syntagmatic namely Autonomous Shot, Parallel Syntagma, Descriptive Syntagma, Alternating Syntagma, Scene, Episodic Sequence, and Ordinary Sequence are contained in the film Salah Bodi except Brackets Syntagm (Bracket Syntagma). The Metz’s syntagmatic sequence reveals the scenes based on gender and aims to show the audience the gender identity of the film character (b). the gender shown in the film Salah Bodi has a tendency to behave in isolation such as physical appearance, sexual orientation, habits, and social responses from the community, even though at the end of the film, the main character is shown back to his original nature. This discussion is also supported by the arguments from actors outside the film.</em></p><p> </p><p><strong><em>Keywords: </em></strong><em>Gender, Film Salah Bodi, Christian Metz Semiotics.<strong> </strong>.</em></p>","PeriodicalId":33299,"journal":{"name":"Gelar Jurnal Seni Budaya","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45927897","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian berjudul “Mitos Tokoh Perempuan Lakon Abdulmuluk Jauhari Teater Dulmuluk Tunas Harapan” ini menganalisis tentang tokoh perempuan yang dimainkan oleh aktor laki-laki dan mitos tokoh perempuan dalam lakon Abdulmuluk Jauhari. Dengan menggunakan teori semiotika untuk menjawab permasalahan tersebut maka peneliti membuat pertanyaan dalam rumusan masalah yang berkaitan dengan: bagaimana materi mitos wicara tokoh perempuan dalam lakon Abdulmuluk Jauhari pertunjukan teater Dulmuluk kelompok Tunas Harapan. Penelitian ini menggunakan teori semiotika Roland Barthes untuk melihat analisis tokoh perempuan dalam lakon Abdulmuluk Jauhari. Hasil penelitian ini memberikan pemahaman yaitu (1) Tokoh perempuan yang dimainkan oleh aktor laki-laki menampilkan sosok perempuan dengan menggunakan kostum, make-up, hair style, gerak dan nada yang menyerupai perempuan. Tunas Harapan dalam menampilkan tokoh perempuan melalui aktor laki-laki memiliki simbol-simbol kebudayaan yang disampaikan melalui tokoh perempuan. (2) Tunas Harapan menampilkan tokoh perempuan berdasarkan ideologi gender yang menghadirkan mitos perempuan, yaitu perempuan sebagai kesetaraan gender, perempuan sebagai sosok pemberani, perempuan sebagai sosok penguasa, dan perempuan sebagai penyelamat.Kata kunci: Teater Dulmuluk, Tokoh Perempuan, Mitos.The research entitled “ Mitos Tokoh Perempuan Lakon Abdulmuluk Jauhari Teater Dulmuluk Tunas Harapan “ analyzed the female characters played by male actors and the myth of a female character in Abdulmuluk Jauhari’s play. By using semiotic theory to answer these problems, the researcher makes a question in the formulation of the problem related to: how is the material of the myth of the talk of female characters in Abdulmuluk Jauhari’s play Dulmuluk theater group Tunas Harapan. This study uses Roland Barthes’s semiotic theory to look at the analysis of female characters in Abdulmuluk Jauhari’s play. The results of this study provide understanding, namely (1) The female figure played by male actors displays a female figure using costumes, make-up, hair styles, movements and tones that resemble women. Tunas Harapan in presenting female characters through male actors has cultural symbols conveyed through female characters. (2) Tunas Harapan presents women leaders based on gender ideology that presents myths of women, namely women as gender equality, women as brave figures, women as figures of rulers, and women as saviors.Keywords: Theater Dulmuluk, Female Leader, Myth.
一项名为“女性托科·拉孔·阿卜杜穆鲁克·贾哈里·提特尔·杜穆鲁克金枪鱼希望的神话”的研究分析了男演员扮演的女性角色和阿卜杜穆卢克·贾哈里行为中的女性角色神话。利用符号学理论来回答这个问题,研究人员提出了一系列与以下问题相关的问题:阿卜杜勒穆鲁克·贾哈里(Abdulmuluk Jauhari)表演杜穆鲁克剧团“金枪鱼希望”(Tunas Hope)时,女性演讲材料的神话是如何表演的。本研究运用罗兰·巴特的符号学理论来分析阿布杜穆鲁克·贾哈里行为中的女性形象。本研究的结果提供了对以下方面的理解:(1)男演员扮演的女性角色通过西装、化妆、发型、动作和女性风格来展示女性形象。金枪鱼希望通过男演员展现女性角色,具有通过女性角色传达的文化符号。(2) 图纳斯·霍普以女性神话所呈现的性别意识形态为基础,呈现了一个女性形象,即女性是性别平等,女性是勇敢的,女性是统治者,女性是救援者。关键词:杜穆鲁克剧院,女孩的托科,神话。题为“Mitos Tokoh Femme Lakon Abdulmuluk Jauhari Teater Dulmuluk金枪鱼希望”的研究分析了男演员扮演的女性角色和阿不都穆鲁克·贾里戏剧中的女性角色神话,运用符号学理论回答了这些问题,研究者在问题的形成过程中提出了一个问题:阿不都穆鲁克·贾哈里戏剧《杜尔穆鲁克剧团图纳斯·哈拉潘》中女性角色对话神话的素材是怎样的运用罗兰·巴特的符号学理论来分析阿布杜穆鲁克·尤哈里剧作中的女性角色。本研究的结果提供了理解,即(1)男演员扮演的女性形象使用与女性相似的服装、化妆、发型、动作和音调来展示女性形象。金枪鱼希望通过男性演员呈现女性角色,具有通过女性角色传达的文化符号。(2) Tunas Harapan介绍了基于性别意识形态的女性领导人,这些意识形态呈现了女性的神话,即女性是性别平等,女性是勇敢的人物,女性是统治者的人物,以及女性是救世主。关键词:杜穆鲁克剧场,女主,神话。
{"title":"MITOS TOKOH PEREMPUAN LAKON ABDULMULUK JAUHARI TEATER DULMULUK TUNAS HARAPAN","authors":"T. Handayani, I. N. Murtana","doi":"10.33153/glr.v15i2.2220","DOIUrl":"https://doi.org/10.33153/glr.v15i2.2220","url":null,"abstract":"Penelitian berjudul “Mitos Tokoh Perempuan Lakon Abdulmuluk Jauhari Teater Dulmuluk Tunas Harapan” ini menganalisis tentang tokoh perempuan yang dimainkan oleh aktor laki-laki dan mitos tokoh perempuan dalam lakon Abdulmuluk Jauhari. Dengan menggunakan teori semiotika untuk menjawab permasalahan tersebut maka peneliti membuat pertanyaan dalam rumusan masalah yang berkaitan dengan: bagaimana materi mitos wicara tokoh perempuan dalam lakon Abdulmuluk Jauhari pertunjukan teater Dulmuluk kelompok Tunas Harapan. Penelitian ini menggunakan teori semiotika Roland Barthes untuk melihat analisis tokoh perempuan dalam lakon Abdulmuluk Jauhari. Hasil penelitian ini memberikan pemahaman yaitu (1) Tokoh perempuan yang dimainkan oleh aktor laki-laki menampilkan sosok perempuan dengan menggunakan kostum, make-up, hair style, gerak dan nada yang menyerupai perempuan. Tunas Harapan dalam menampilkan tokoh perempuan melalui aktor laki-laki memiliki simbol-simbol kebudayaan yang disampaikan melalui tokoh perempuan. (2) Tunas Harapan menampilkan tokoh perempuan berdasarkan ideologi gender yang menghadirkan mitos perempuan, yaitu perempuan sebagai kesetaraan gender, perempuan sebagai sosok pemberani, perempuan sebagai sosok penguasa, dan perempuan sebagai penyelamat.Kata kunci: Teater Dulmuluk, Tokoh Perempuan, Mitos.The research entitled “ Mitos Tokoh Perempuan Lakon Abdulmuluk Jauhari Teater Dulmuluk Tunas Harapan “ analyzed the female characters played by male actors and the myth of a female character in Abdulmuluk Jauhari’s play. By using semiotic theory to answer these problems, the researcher makes a question in the formulation of the problem related to: how is the material of the myth of the talk of female characters in Abdulmuluk Jauhari’s play Dulmuluk theater group Tunas Harapan. This study uses Roland Barthes’s semiotic theory to look at the analysis of female characters in Abdulmuluk Jauhari’s play. The results of this study provide understanding, namely (1) The female figure played by male actors displays a female figure using costumes, make-up, hair styles, movements and tones that resemble women. Tunas Harapan in presenting female characters through male actors has cultural symbols conveyed through female characters. (2) Tunas Harapan presents women leaders based on gender ideology that presents myths of women, namely women as gender equality, women as brave figures, women as figures of rulers, and women as saviors.Keywords: Theater Dulmuluk, Female Leader, Myth.","PeriodicalId":33299,"journal":{"name":"Gelar Jurnal Seni Budaya","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48587657","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini membahas mengenai bagaimana transformasi budaya adu zatua yang terjadi di Nias. Adu zatua pada awalnya adalah benda ritual kepercayaan suku Nias yang bersifat sakral. Memasuki tahun 2000-an muncul reproduksi adu zatua yang menjadi benda sekuler dan bersifat profan. Budaya tradisi di Nias perlahan mulai berubah dan berkembang menjadi budaya global. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan transformasi budaya pada adu zatua, bentuk dan juga nilai yang diterapkan. Transformasi adu zatua menghasilkan benda pariwisata di Nias. Kuatnya pariwisata budaya ini menjadikan produksi adu zatua bersifat komersil dan komoditas benda budaya.Kata kunci: Transformasi, Adu zatua, Pariwisata. This study discusses how cultural transformation adu zatua is taking place in Nias. Adu zatua was originally a ritual object of the Nias tribe that was sacred. Entering the 2000s came the emergence of substance reproduction which became secular and profane. Cultural traditions in Nias slowly began to change and develop into a global culture. This study aims to find cultural transformations of adu zatua, form and also the values applied. The transformation of zatua produces tourism objects in Nias. The strength of this cultural tourism makes the production of adu zatua, a commercial and cultural commodity.Keywords: Transformation, Adu zatua, Tourism.
{"title":"BUDAYA ADU ZATUA DI NIAS SUMATERA UTARA","authors":"Maria Veronika Br Halawa, Aton Rustandi","doi":"10.33153/glr.v15i2.2225","DOIUrl":"https://doi.org/10.33153/glr.v15i2.2225","url":null,"abstract":"Penelitian ini membahas mengenai bagaimana transformasi budaya adu zatua yang terjadi di Nias. Adu zatua pada awalnya adalah benda ritual kepercayaan suku Nias yang bersifat sakral. Memasuki tahun 2000-an muncul reproduksi adu zatua yang menjadi benda sekuler dan bersifat profan. Budaya tradisi di Nias perlahan mulai berubah dan berkembang menjadi budaya global. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan transformasi budaya pada adu zatua, bentuk dan juga nilai yang diterapkan. Transformasi adu zatua menghasilkan benda pariwisata di Nias. Kuatnya pariwisata budaya ini menjadikan produksi adu zatua bersifat komersil dan komoditas benda budaya.Kata kunci: Transformasi, Adu zatua, Pariwisata. This study discusses how cultural transformation adu zatua is taking place in Nias. Adu zatua was originally a ritual object of the Nias tribe that was sacred. Entering the 2000s came the emergence of substance reproduction which became secular and profane. Cultural traditions in Nias slowly began to change and develop into a global culture. This study aims to find cultural transformations of adu zatua, form and also the values applied. The transformation of zatua produces tourism objects in Nias. The strength of this cultural tourism makes the production of adu zatua, a commercial and cultural commodity.Keywords: Transformation, Adu zatua, Tourism.","PeriodicalId":33299,"journal":{"name":"Gelar Jurnal Seni Budaya","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48789899","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Gadang, basa, batuah. Demikianlah niniak mamak di Minangkabau. Gadang berarti orang yang dituakan dan jadi panutan dalam kaumnya. Basa berarti menjadi pemimpin dan pengatur dalam sukunya. Batuah mengandung arti sebagai orang yang bijaksana, segala perbuatan dan ucapannya menjadi acuan sehingga sangat dihormati dalam nagari. Niniak mamak bukan hanya sekedar gelar yang disematkan kepada seseorang. Lebih dari sekedar gelar, niniak mamak adalah tampuk pimpinan adat dan tiang penyangga dalam nagari. Orang yang teguh dalam berpendirian, berprinsip dalam bersikap, konsisten dalam bicara, dan bertanggung jawab dalam bertindak. Betapa pentingnya peranan niniak mamak dalam tatanan adat Minangkabau dan betapa besarnya tanggung jawab niniak mamak dalam membina, mengayomi dan menuntun anak kemenakan, serta mengatur pemanfaatan harta pusaka tinggi dan tanah warisan kaum untuk anak kemenakannya.Kata kunci: Niniak mamak, pemimpin, Minangkabau.
{"title":"MEMUDARNYA WIBAWA NINIAK MAMAK SEBAGAI URANG NAN GADANG BASA BATUAH DI MINANGKABAU","authors":"Teguh Haniko Putra, Rahayu Supanggah","doi":"10.33153/glr.v15i2.2218","DOIUrl":"https://doi.org/10.33153/glr.v15i2.2218","url":null,"abstract":"Gadang, basa, batuah. Demikianlah niniak mamak di Minangkabau. Gadang berarti orang yang dituakan dan jadi panutan dalam kaumnya. Basa berarti menjadi pemimpin dan pengatur dalam sukunya. Batuah mengandung arti sebagai orang yang bijaksana, segala perbuatan dan ucapannya menjadi acuan sehingga sangat dihormati dalam nagari. Niniak mamak bukan hanya sekedar gelar yang disematkan kepada seseorang. Lebih dari sekedar gelar, niniak mamak adalah tampuk pimpinan adat dan tiang penyangga dalam nagari. Orang yang teguh dalam berpendirian, berprinsip dalam bersikap, konsisten dalam bicara, dan bertanggung jawab dalam bertindak. Betapa pentingnya peranan niniak mamak dalam tatanan adat Minangkabau dan betapa besarnya tanggung jawab niniak mamak dalam membina, mengayomi dan menuntun anak kemenakan, serta mengatur pemanfaatan harta pusaka tinggi dan tanah warisan kaum untuk anak kemenakannya.Kata kunci: Niniak mamak, pemimpin, Minangkabau.","PeriodicalId":33299,"journal":{"name":"Gelar Jurnal Seni Budaya","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43612636","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tulisan ini merupakan bagian dari karya tesis Yulianto, 2017, dengan judul “Seni Lukis karya Koeboe Sarawan, Kritik Seni Holistik.” Keberadaan seni lukis karya Koeboe Sarawan dalam kancah seni rupa modern Indonesia, dipahami sebagai karya seni yang memiliki karakteristik tersendiri. Eksistensi dan konsistensi Koeboe dalam melahirkan karya-karya diyakini tidak lepas dari sebuah proses kreatif, telah melatar belakangi perumusan masalah tulisan ini: 1) Bagaimana proses penciptaan seni lukis Koeboe Sarawan?; 2) Bagaimana bentuk estetis seni lukis karya Koeboe Sarawan?. Penelitan ini merupakan sebuah penelitian kualitatif, dengan menggunakan pendekatan kreativitas. Metode dalam penelitian ini, yakni deskriptif analisis dan didukung analisis interpretatif. Temuan dalam penelitian ini adalah karya seni lukis Koeboe Sarawan merupakan bentuk aktualisasi diri seniman (Koeboe Sarawan) dalam memahami perjalanan dan arti kehidupan sejati. Karya-karya seni lukis karya Koeboe Sarawan telah menghadirkan nilai-nilai estetika; kesatuan, kompleksitas, dan intensitas.Kata kunci: konsep penciptaan, kreativitas, dan estetika. This paper is part of Yulianto’s thesis work, 2017, with the title “Seni Lukis Karya Koeboe Sarawan, Kritik Seni Holistik.” The existence of Koeboe Sarawan’s art of painting in the Indonesian modern art scene is understood as an artwork that has its own characteristics. Koeboe’s existence and consistency in giving birth to the works is believed to be inseparable from a creative process, has been the background of the formulation of this writing problem: 1) What is the process of Koeboe Sarawan’s painting art creation ?; 2) What is the aesthetic form of painting by Koeboe Sarawan? This research is a qualitative research, using a creative approach. The method in this study, which is descriptive analysis and supported by interpretive analysis. The findings in this study are that Koeboe Sarawan’s painting is a form of self-actualization of the artist (Koeboe Sarawan) in understanding the journey and meaning of true life. The works of painting by Koeboe Sarawan have presented aesthetic values; unity, complexity, and intensity.Keywords: creation, creativity, and aesthetic concepts.
这是Yulianto 2017年论文的一部分,题为“Koeboe Sarawan的艺术绘画,整体艺术评论家”Koeboe在被认为不超出创作过程的作品诞生中的共存和一致性支持了这一写作问题的破坏:1)Sarawan-Keboe的艺术创作过程如何2) Koeboe Sarawan的艺术美学如何?。这项研究是一项定性研究,采用了创造性的方法。本研究的方法,即描述性分析和支持性解释性分析。本研究的发现是,科博·萨拉万的绘画作品是科博·萨拉万在理解现实生活的旅程和意义中实现自我的一种形式。Koeboe Sarawan的艺术作品产生了美学价值;统一性、复杂性和强度。关键词:创造、创意、美学的概念。【UNK】本文是Yulianto 2017年论文的一部分,题为“Seni Lukis Karya Koeboe Sarawan,Kritik Seni Holistik”。Koeboe-Sarawan的绘画艺术在印尼现代艺术界的存在被理解为一件有自己特色的艺术品。Koeboe的存在和作品产生的一致性被认为是与一个创作过程密不可分的,一直是这个写作问题形成的背景:1)Koeboe-Sarawan绘画艺术创作的过程是什么?;2) Koeboe Sarawan绘画的美学形式是什么?这项研究是一项定性研究,采用了创造性的方法。本研究的方法是描述性分析,并辅以解释性分析。本研究发现,Koeboe Sarawan的绘画是艺术家(KoeboeSarawan)在理解真实生活的旅程和意义方面的一种自我实现形式。Koeboe Sarawan的绘画作品具有美学价值;统一性、复杂性和强度。关键词:创造、创造力、审美观念。
{"title":"ESTETIKA SENI LUKIS KARYA KOEBOE SARAWAN","authors":"Y. Yulianto, Dharsono Sony Kartika","doi":"10.33153/GLR.V15I2.2223","DOIUrl":"https://doi.org/10.33153/GLR.V15I2.2223","url":null,"abstract":"Tulisan ini merupakan bagian dari karya tesis Yulianto, 2017, dengan judul “Seni Lukis karya Koeboe Sarawan, Kritik Seni Holistik.” Keberadaan seni lukis karya Koeboe Sarawan dalam kancah seni rupa modern Indonesia, dipahami sebagai karya seni yang memiliki karakteristik tersendiri. Eksistensi dan konsistensi Koeboe dalam melahirkan karya-karya diyakini tidak lepas dari sebuah proses kreatif, telah melatar belakangi perumusan masalah tulisan ini: 1) Bagaimana proses penciptaan seni lukis Koeboe Sarawan?; 2) Bagaimana bentuk estetis seni lukis karya Koeboe Sarawan?. Penelitan ini merupakan sebuah penelitian kualitatif, dengan menggunakan pendekatan kreativitas. Metode dalam penelitian ini, yakni deskriptif analisis dan didukung analisis interpretatif. Temuan dalam penelitian ini adalah karya seni lukis Koeboe Sarawan merupakan bentuk aktualisasi diri seniman (Koeboe Sarawan) dalam memahami perjalanan dan arti kehidupan sejati. Karya-karya seni lukis karya Koeboe Sarawan telah menghadirkan nilai-nilai estetika; kesatuan, kompleksitas, dan intensitas.Kata kunci: konsep penciptaan, kreativitas, dan estetika. This paper is part of Yulianto’s thesis work, 2017, with the title “Seni Lukis Karya Koeboe Sarawan, Kritik Seni Holistik.” The existence of Koeboe Sarawan’s art of painting in the Indonesian modern art scene is understood as an artwork that has its own characteristics. Koeboe’s existence and consistency in giving birth to the works is believed to be inseparable from a creative process, has been the background of the formulation of this writing problem: 1) What is the process of Koeboe Sarawan’s painting art creation ?; 2) What is the aesthetic form of painting by Koeboe Sarawan? This research is a qualitative research, using a creative approach. The method in this study, which is descriptive analysis and supported by interpretive analysis. The findings in this study are that Koeboe Sarawan’s painting is a form of self-actualization of the artist (Koeboe Sarawan) in understanding the journey and meaning of true life. The works of painting by Koeboe Sarawan have presented aesthetic values; unity, complexity, and intensity.Keywords: creation, creativity, and aesthetic concepts.","PeriodicalId":33299,"journal":{"name":"Gelar Jurnal Seni Budaya","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49635384","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian bertujuan menggali bentuk dan fungsi sosial seni dalam adat budaya Bandungrejo. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka. Teknik analisis data menggunakan deskriptif interpretatif. Penarikan simpulan melalui verifikasi, yang aktifitas terdiri dari reduksi data, sajian data dan laporan hasil penelitian. Hasil yang dicapai Topeng Ireng memiliki makna penting bagi kehidupan masyarakat Bandungrejo. Banyak fungsi yang berperan aktif kesenian rakyat Topeng Ireng bagi masyarakat di antaranya fungsi estetis, hiburan, perlambang, pengesahan lembaga sosial dan ritus kehidupan, pengintegrasian masyarakat, ritual, dan pendidikan. Faktor-faktor pendukung dan penghambat baik secara intern dan ekstern meliputi kondisi dan situasi masyarakat setempat dan kehadiran masyarakat desa sekitar.Kata kunci: topeng ireng, upacara adat, fungsi, faktor pendukung dan penghambat. The research aims to explore the form and function of social arts in Bandungrejo cultural customs. The Research uses qualitative approaches that are descriptive. The method of collecting data used includes observations, interviews, documentation and literature review. The data analysis uses descriptive and interpretive. Conclusion withdrawal through verification, the activity consists of data reduction, data presentation and research report results. The results achieved by Topeng Ireng have an important meaning for the life of Bandungrejo. Many functions that play an active role in the folk art of Topeng Ireng are among others aesthetic functions, entertainment, symbolism, ratification of social institutions and rites of life, integration of society, rituals, and education. Supporting and inhibiting factors both internally and externally include the conditions and situation of the local community and the presence of the surrounding village community.Keywords: ireng mask, traditional ceremony, function, supporting and inhibiting factors.
{"title":"TARI TOPENG IRENG BANDUNGREJO, NGABLAK, MAGELANG","authors":"Budi Setyastuti","doi":"10.33153/glr.v15i2.2224","DOIUrl":"https://doi.org/10.33153/glr.v15i2.2224","url":null,"abstract":"Penelitian bertujuan menggali bentuk dan fungsi sosial seni dalam adat budaya Bandungrejo. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka. Teknik analisis data menggunakan deskriptif interpretatif. Penarikan simpulan melalui verifikasi, yang aktifitas terdiri dari reduksi data, sajian data dan laporan hasil penelitian. Hasil yang dicapai Topeng Ireng memiliki makna penting bagi kehidupan masyarakat Bandungrejo. Banyak fungsi yang berperan aktif kesenian rakyat Topeng Ireng bagi masyarakat di antaranya fungsi estetis, hiburan, perlambang, pengesahan lembaga sosial dan ritus kehidupan, pengintegrasian masyarakat, ritual, dan pendidikan. Faktor-faktor pendukung dan penghambat baik secara intern dan ekstern meliputi kondisi dan situasi masyarakat setempat dan kehadiran masyarakat desa sekitar.Kata kunci: topeng ireng, upacara adat, fungsi, faktor pendukung dan penghambat. The research aims to explore the form and function of social arts in Bandungrejo cultural customs. The Research uses qualitative approaches that are descriptive. The method of collecting data used includes observations, interviews, documentation and literature review. The data analysis uses descriptive and interpretive. Conclusion withdrawal through verification, the activity consists of data reduction, data presentation and research report results. The results achieved by Topeng Ireng have an important meaning for the life of Bandungrejo. Many functions that play an active role in the folk art of Topeng Ireng are among others aesthetic functions, entertainment, symbolism, ratification of social institutions and rites of life, integration of society, rituals, and education. Supporting and inhibiting factors both internally and externally include the conditions and situation of the local community and the presence of the surrounding village community.Keywords: ireng mask, traditional ceremony, function, supporting and inhibiting factors.","PeriodicalId":33299,"journal":{"name":"Gelar Jurnal Seni Budaya","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46614622","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Siraman adalah salah satu prosesi pokok pernikahan adat Jawa yang mengandung falsafah di dalamnya, yaitu agar calon pengantin membersihkan diri dan hati, sehingga semakin mantap dan yakin untuk melangsungkan pernikahan di keesokan harinya. Momen siraman memotivasi penulis untuk mengekspresikan apa yang dialami menjadi karya busana tapestri. Melalui siraman, penulis membangun suasana dengan simbol-simbol bersifat abstrak, kemudian dikorelasikan dengan pengalaman-pengalaman sosial penulis menjelang pernikahan. Tahap di mana penulis harus mulai menentukan sikap, menentukan pilihan, memantapkan hati untuk menghadapi kehidupan dan tanggung jawab baru. Penulis berusaha menyampaikan wujud keagungan tentang prosesi siraman ke dalam karya busana tapestry. Bentuk-bentuk yang penulis ciptakan lebih mengambil makna dari unsur air siraman yang mengalir, yang diwujudkan dalam bentuk tali-tali yang menggantung ke bawah. Proses pembuatan tapestry penulis rasakan memiliki kesamaan atau kemistri batin dengan prosesi siraman, yaitu sama-sama sebagai sebuah proses yang tidak instan, memerlukan berbagai pertimbangan sebagai puncak pencapaian agar menghasilkan karya yang syarat dengan makna.Kata kunci: Siraman, Sengalaman Sosial, Busana Tapestri.
{"title":"SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA BUSANA TAPESTRI","authors":"Ima Novilasari","doi":"10.33153/GLR.V15I2.2219","DOIUrl":"https://doi.org/10.33153/GLR.V15I2.2219","url":null,"abstract":"Siraman adalah salah satu prosesi pokok pernikahan adat Jawa yang mengandung falsafah di dalamnya, yaitu agar calon pengantin membersihkan diri dan hati, sehingga semakin mantap dan yakin untuk melangsungkan pernikahan di keesokan harinya. Momen siraman memotivasi penulis untuk mengekspresikan apa yang dialami menjadi karya busana tapestri. Melalui siraman, penulis membangun suasana dengan simbol-simbol bersifat abstrak, kemudian dikorelasikan dengan pengalaman-pengalaman sosial penulis menjelang pernikahan. Tahap di mana penulis harus mulai menentukan sikap, menentukan pilihan, memantapkan hati untuk menghadapi kehidupan dan tanggung jawab baru. Penulis berusaha menyampaikan wujud keagungan tentang prosesi siraman ke dalam karya busana tapestry. Bentuk-bentuk yang penulis ciptakan lebih mengambil makna dari unsur air siraman yang mengalir, yang diwujudkan dalam bentuk tali-tali yang menggantung ke bawah. Proses pembuatan tapestry penulis rasakan memiliki kesamaan atau kemistri batin dengan prosesi siraman, yaitu sama-sama sebagai sebuah proses yang tidak instan, memerlukan berbagai pertimbangan sebagai puncak pencapaian agar menghasilkan karya yang syarat dengan makna.Kata kunci: Siraman, Sengalaman Sosial, Busana Tapestri.","PeriodicalId":33299,"journal":{"name":"Gelar Jurnal Seni Budaya","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44204196","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Karya Kleweran Sastro Kinang diinspirasi dari bango Sastro Kinang yang pernah berada di Los C10-11 Pasar Klewer. Karya ini berupaya menampilkan aspek performatif yang natural dan artifisial. Aspek natural terjadi melalui aktivitas transaksi pedagang dan pembeli. Aspek artifisial disajikan melalui tari yang geraknya merupakan hasil eksplorasi laku pedinan di Pasar Klewer. Keseluruhan aspek itu diwadahi dalam karya dengan bentuk pameran atau instalasi aneka produk Pasar Klewer.Kata kunci: Klewer, Sastro Kinang, laku pedinan.The work of Kleweran Sastro Kinang was inspired by Bango Sastro Kinang who was at Los C10-11 Pasar Klewer. This work seeks to display the natural and artificial performative aspects. Natural aspects occur through transaction activities of traders and buyers. An artificial aspect is presented through dance whose motion is the result of laku pedinan exploratory in the Klewer Market. All aspects are accommodated in works with exhibition forms or various installations of Klewer Market products.Keywords: Klewer, Sastro Kinang, laku pedinan.
{"title":"KLEWERAN SASTRO KINANG SEBUAH KARYA SENI PENCIPTAAN TARI","authors":"Maharani Luthvinda Dewi, Eko Supriyanto","doi":"10.33153/GLR.V15I2.2222","DOIUrl":"https://doi.org/10.33153/GLR.V15I2.2222","url":null,"abstract":"Karya Kleweran Sastro Kinang diinspirasi dari bango Sastro Kinang yang pernah berada di Los C10-11 Pasar Klewer. Karya ini berupaya menampilkan aspek performatif yang natural dan artifisial. Aspek natural terjadi melalui aktivitas transaksi pedagang dan pembeli. Aspek artifisial disajikan melalui tari yang geraknya merupakan hasil eksplorasi laku pedinan di Pasar Klewer. Keseluruhan aspek itu diwadahi dalam karya dengan bentuk pameran atau instalasi aneka produk Pasar Klewer.Kata kunci: Klewer, Sastro Kinang, laku pedinan.The work of Kleweran Sastro Kinang was inspired by Bango Sastro Kinang who was at Los C10-11 Pasar Klewer. This work seeks to display the natural and artificial performative aspects. Natural aspects occur through transaction activities of traders and buyers. An artificial aspect is presented through dance whose motion is the result of laku pedinan exploratory in the Klewer Market. All aspects are accommodated in works with exhibition forms or various installations of Klewer Market products.Keywords: Klewer, Sastro Kinang, laku pedinan.","PeriodicalId":33299,"journal":{"name":"Gelar Jurnal Seni Budaya","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41351733","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
“Seni Lukis Karikatur Karya GM. Sudarta.”ini memfokuskan permasalahan pada bagaimana latar belakang seni lukis karikatur GM. Sudarta, mengapa seni lukis GM. Sudarta bergaya karikatural dan bagaimana bentuk estetik seni lukis karikatur karya GM. Sudarta.Tujuan penelitian ini untuk memahami dan menjelaskan latar belakang seni lukis karikatur karya GM.Sudarta, memahami dan menjelaskan seni lukis GM. Sudarta yang bergaya karikatural, memahami dan menjelaskan serta menganalisa estetika seni lukis karikatur GM. Sudarta.Metode atau langkah-langkah penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Lokasi penelitian di studio lukis GM.Sudarta Cisarua, Bogor Jawa Barat. Data yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi (arsip). Analisis data menggunakan interaksi analisis dan interpretasi analisis dengan pendekatan kritik seni Dharsono Sony Kartika, untuk mengetahui makna estetiknya menggunakan teori estetika Monroe Beardsley.Hasil penelitian menunjukkan kepeduliannya rasa cinta bangsa seorang seniman (GM.Sudarta) kepada masyarakat, bangsa dan negara (Indonesia) yang baru dilanda krisis moral, penuh aib korupsi dan keadilan yang belum ditegakkan, dengan teriakan bahasa rupa “kita belum terlambat” masih ada waktu untuk perbaikan.Kata kunci: Latar belakang, Karikatural, Estetika.
“GM人物画艺术。苏达塔。”这主要是关于GM人物画的艺术背景。苏达达,为什么是GM人物画。它已经是讽刺性的,以及GM人物画美术的美学形式。苏达塔。本研究的目的是了解和解释GM人物画艺术的背景,使用定性方法进行研究的方法或步骤。研究地点在GM绘画工作室。Sudarta Cisarua,Bogor Jawa West。通过观察、访谈和文件(档案)获得的数据。数据分析采用互动分析和阐释分析的方法,结合达尔森-索尼-卡尔蒂卡艺术的批评方法,运用门罗-比尔兹利的美学理论,来揭示美学的意义。还有时间改进。关键词:背景、漫画、美学。
{"title":"SENI LUKIS KARIKATUR KARYA GM. SUDARTA","authors":"Jimin Budiyono, Dharsono Sony Kartika","doi":"10.33153/glr.v15i2.2217","DOIUrl":"https://doi.org/10.33153/glr.v15i2.2217","url":null,"abstract":"“Seni Lukis Karikatur Karya GM. Sudarta.”ini memfokuskan permasalahan pada bagaimana latar belakang seni lukis karikatur GM. Sudarta, mengapa seni lukis GM. Sudarta bergaya karikatural dan bagaimana bentuk estetik seni lukis karikatur karya GM. Sudarta.Tujuan penelitian ini untuk memahami dan menjelaskan latar belakang seni lukis karikatur karya GM.Sudarta, memahami dan menjelaskan seni lukis GM. Sudarta yang bergaya karikatural, memahami dan menjelaskan serta menganalisa estetika seni lukis karikatur GM. Sudarta.Metode atau langkah-langkah penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Lokasi penelitian di studio lukis GM.Sudarta Cisarua, Bogor Jawa Barat. Data yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi (arsip). Analisis data menggunakan interaksi analisis dan interpretasi analisis dengan pendekatan kritik seni Dharsono Sony Kartika, untuk mengetahui makna estetiknya menggunakan teori estetika Monroe Beardsley.Hasil penelitian menunjukkan kepeduliannya rasa cinta bangsa seorang seniman (GM.Sudarta) kepada masyarakat, bangsa dan negara (Indonesia) yang baru dilanda krisis moral, penuh aib korupsi dan keadilan yang belum ditegakkan, dengan teriakan bahasa rupa “kita belum terlambat” masih ada waktu untuk perbaikan.Kata kunci: Latar belakang, Karikatural, Estetika.","PeriodicalId":33299,"journal":{"name":"Gelar Jurnal Seni Budaya","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42265689","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}