首页 > 最新文献

Al-Mazaahib: Jurnal Perbandingan Hukum最新文献

英文 中文
PERAN MEDIASI DALAM MENANGGULANGI ANGKA PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA WONOSOBO TAHUN 2012 2012年,在WONOSOBO宗教法庭调解离婚问题的作用
Pub Date : 2022-12-20 DOI: 10.14421/al-mazaahib.v7i2.2863
Farah Nur Anggraeni, M. Ibrahim
Mediasi merupakan proses penyelesaian suatu sengketa yang dibantu pihak ketiga melalui suatu perundingan atau pendekatan mufakat antara kedua belah pihak, dimana orang yang menjadi penengah suatu sengketa menurut Peraturan Mahkamah Agung PERMA disebut mediator. Dengan meningkatnya perceraian di Pengadilan Agama Wonosobo peran mediasi sangat dibutuhkan untuk mengurangi penumpukkan perkara. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana peran/efektifitas praktik mediasi dalam mengatasi jumlah perkara yang semakin meningkat, dan apakah praktik tersebut sudah sesuai dengan konsep hakam dan Hukum Islam. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa peran / efektifitas pelaksanaan mediasi di PA Wonosobo pada tahun 2012 masih kurang berhasil atau kurang maksimal. Hal tersebut disebabkan dua hal, baik dari aspek PA (hakim) maupun dari aspek para pihak yang berperkara. Dari aspek hakim dari sebelas hakim yang bertugas di PA Wonosobo hanya satu orang yang sudah mengikuti pelatihan mediasi (bersertifikat). Sedangkan dari para pihak yang berperkara yaitu banyaknya perkara verstek, serta para pihak yang belum memahami pentingnya mediasi disamping hal tersebut diperkuat oleh motifasi dari para pihak yang berperkara hanya untuk bercerai saja, disamping bila rumah tangganya diteruskan hanya mendatangkan kemadhorotan, sehingga perkara gugatan perceraian dikabulkan. Praktik mediasi di PA Wonosobo tahun 2012 tersebut sudah sesuai dengan konsep hakam dalam Hukum Islam. 
调解是第三方通过谈判或双方双方的共识来解决问题的过程,根据最高法院的规定,调解人被称为调解人。随着沃诺索博宗教法庭离婚人数的增加,调解在减少诉讼中起着至关重要的作用。本研究旨在解释调解法在处理日益增多的案件时所起的作用/有效性,以及这些做法是否符合哈am和伊斯兰法律的概念。这项研究表明,2012年巴勒斯坦权力机构沃诺索博调解的作用或效力一直不够。这是由巴勒斯坦权力机构(法官)和有关各方的两件事组成的。在PA Wonosobo执勤的11名法官中,只有一名接受过调解培训。而彼此辩论的一方即verstek多话的,以及这些旁边的当局尚未理解调解的重要性方面的动力增强彼此辩论。只是为了离婚的一方,如果全家都转发带来的只是kemadhorotan旁边,所以理所当然的离婚诉讼案件。2012年PA Wonosobo的调解实践符合伊斯兰法律中hakam的概念。
{"title":"PERAN MEDIASI DALAM MENANGGULANGI ANGKA PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA WONOSOBO TAHUN 2012","authors":"Farah Nur Anggraeni, M. Ibrahim","doi":"10.14421/al-mazaahib.v7i2.2863","DOIUrl":"https://doi.org/10.14421/al-mazaahib.v7i2.2863","url":null,"abstract":"Mediasi merupakan proses penyelesaian suatu sengketa yang dibantu pihak ketiga melalui suatu perundingan atau pendekatan mufakat antara kedua belah pihak, dimana orang yang menjadi penengah suatu sengketa menurut Peraturan Mahkamah Agung PERMA disebut mediator. Dengan meningkatnya perceraian di Pengadilan Agama Wonosobo peran mediasi sangat dibutuhkan untuk mengurangi penumpukkan perkara. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana peran/efektifitas praktik mediasi dalam mengatasi jumlah perkara yang semakin meningkat, dan apakah praktik tersebut sudah sesuai dengan konsep hakam dan Hukum Islam. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa peran / efektifitas pelaksanaan mediasi di PA Wonosobo pada tahun 2012 masih kurang berhasil atau kurang maksimal. Hal tersebut disebabkan dua hal, baik dari aspek PA (hakim) maupun dari aspek para pihak yang berperkara. Dari aspek hakim dari sebelas hakim yang bertugas di PA Wonosobo hanya satu orang yang sudah mengikuti pelatihan mediasi (bersertifikat). Sedangkan dari para pihak yang berperkara yaitu banyaknya perkara verstek, serta para pihak yang belum memahami pentingnya mediasi disamping hal tersebut diperkuat oleh motifasi dari para pihak yang berperkara hanya untuk bercerai saja, disamping bila rumah tangganya diteruskan hanya mendatangkan kemadhorotan, sehingga perkara gugatan perceraian dikabulkan. Praktik mediasi di PA Wonosobo tahun 2012 tersebut sudah sesuai dengan konsep hakam dalam Hukum Islam. ","PeriodicalId":375931,"journal":{"name":"Al-Mazaahib: Jurnal Perbandingan Hukum","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126919691","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
PEMIKIRAN FIKIH SOSIAL KH. SAHAL MAHFUDH DAN DAN KH. ALI YAFIE TENTANG RELASI MAYORITAS-MINORITAS DI INDONESIA KH脆弱的社会思想。SAHAL MAHFUDH和KH。ALI YAFIE是关于印尼占多数的少数民族关系
Pub Date : 2022-12-20 DOI: 10.14421/al-mazaahib.v2i2.2857
Akhmad Siddiq
Plurality creates friction which there are two poles; majority and minority. Relation both do not always go hand in hand, and often reaches the tension which, strangely, is supported by the legitimacy of the Islamic law itself. So, we need jurisprudence that offers contextualization, accommodating, flexible and prioritize the benefit principle. This jurisprudence models get touch of two charismatic of NU, namely KH. Sahal Mahfudh and KH. Ali Yafie. KH. Sahal Mahfudh reconstruction of mazhab’s patterns and make improvements to the existing jurisprudence concept. While KH. Ali Yafie interpreting verses of the Koran directly by incorporating sociological aspects into consideration. KH. Sahal Mahfudh’s approach emphasized maslahah mursalah and Ali Yafie which rests on the analysis of concrete implications kifayah obligatory on the ideal of majority-minority relations in Indonesia. According to both, the relation whatever to uphold human values are summarized in the maqasid al-Shari’ah. There is no reason to feuding let alone each other down though clearly different religion, and ideology. Friction friction happens to be completed if supported by an intense dialogue. This, according to Sahl Mahfudh a boarding duties and responsibilities. At this point, social jurisprudence exists as a social ethics guidelines that are not partial.
多元性产生了摩擦,这有两极;多数和少数。两者的关系并不总是相辅相成的,而且常常达到一种紧张的状态,奇怪的是,这种紧张状态得到了伊斯兰法律本身合法性的支持。因此,我们需要具有情境化、适应性、灵活性和优先性的利益原则的法理。这一法学模式触及了NU的两大魅力,即KH。Sahal Mahfudh和KH。阿里Yafie。KH。Mahfudh重建了mazhab的模式,并对现有的法理学概念进行了改进。而KH。阿里·亚菲(Ali Yafie)结合社会学方面的考虑,直接解释古兰经的经文。KH。Sahal Mahfudh的方法强调maslahah mursalah和Ali Yafie,其基础是分析kifayah对印度尼西亚多数人与少数人关系理想的具体影响。根据两者的观点,《伊斯兰教法》总结了维护人类价值的关系。尽管宗教和意识形态明显不同,但没有理由相互争斗,更不用说彼此失望了。如果有激烈的对话支持,摩擦就会完成。这是根据Sahl Mahfudh的登机职责。在这一点上,社会法学作为一种社会伦理准则而存在,是不偏颇的。
{"title":"PEMIKIRAN FIKIH SOSIAL KH. SAHAL MAHFUDH DAN DAN KH. ALI YAFIE TENTANG RELASI MAYORITAS-MINORITAS DI INDONESIA","authors":"Akhmad Siddiq","doi":"10.14421/al-mazaahib.v2i2.2857","DOIUrl":"https://doi.org/10.14421/al-mazaahib.v2i2.2857","url":null,"abstract":"Plurality creates friction which there are two poles; majority and minority. Relation both do not always go hand in hand, and often reaches the tension which, strangely, is supported by the legitimacy of the Islamic law itself. So, we need jurisprudence that offers contextualization, accommodating, flexible and prioritize the benefit principle. This jurisprudence models get touch of two charismatic of NU, namely KH. Sahal Mahfudh and KH. Ali Yafie. KH. Sahal Mahfudh reconstruction of mazhab’s patterns and make improvements to the existing jurisprudence concept. While KH. Ali Yafie interpreting verses of the Koran directly by incorporating sociological aspects into consideration. KH. Sahal Mahfudh’s approach emphasized maslahah mursalah and Ali Yafie which rests on the analysis of concrete implications kifayah obligatory on the ideal of majority-minority relations in Indonesia. According to both, the relation whatever to uphold human values are summarized in the maqasid al-Shari’ah. There is no reason to feuding let alone each other down though clearly different religion, and ideology. Friction friction happens to be completed if supported by an intense dialogue. This, according to Sahl Mahfudh a boarding duties and responsibilities. At this point, social jurisprudence exists as a social ethics guidelines that are not partial.","PeriodicalId":375931,"journal":{"name":"Al-Mazaahib: Jurnal Perbandingan Hukum","volume":"57 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115167931","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Kedudukan Hakim Perempuan Perspektif Abu Hanifah dan Ibn Hazm
Pub Date : 2022-12-19 DOI: 10.14421/al-mazaahib.v4i1.2855
Puthut Syahfaruddin
Judge is one of the important professions because it is one of the highest positions in Islam. This position is higher than that of the mufti because the judge's job is not just to pronounce the law but also to impose a sentence that results from the legal decision that must be implemented and obeyed. The purpose of this study is to explain, analyze, and evaluate the conditions and factors behind the differences of opinion between Imams Abu Hanifah and Ibn Hazm regarding the position of women serving as judges and to explain the legal istinbath used by the priests of that school. According to the type of research, this research is categorized as qualitative research (literary). The nature of the research used is descriptive-analysis-comparative, using a socio-historical approach and inductive thinking methods, so this research is expected to produce several useful scientific studies. The results of the author's analysis are the factors behind the difference of opinion between Imam Abu Hanifah and Ibn Hazm and differences in interpreting and understanding the texts. The similarities of opinion between the two regarding the position of female judges are that it is permissible for a woman to serve as a judge, and both of them do not make men an absolute requirement to become judges. Meanwhile, the difference of opinion between them is whether Imam Abu Hanifah limited the authority of female judges to civil matters, in contrast to Ibn Hazm, who allowed women to serve as judges.
法官是重要的职业之一,因为它是伊斯兰教的最高职位之一。这一职位高于穆夫提,因为法官的工作不仅是宣布法律,而且还要根据必须执行和遵守的法律决定作出判决。本研究的目的是解释、分析和评价伊玛目阿布·哈尼法和伊本·哈兹姆关于妇女担任法官的地位的意见分歧背后的条件和因素,并解释该学派的牧师所使用的法律立场。根据研究的类型,本研究被归类为定性研究(文学)。使用的研究性质是描述-分析-比较,使用社会历史方法和归纳思维方法,因此本研究有望产生一些有用的科学研究。作者的分析结果是伊玛目阿布哈尼法和伊本哈兹姆之间的意见分歧以及对文本的解释和理解的差异背后的因素。关于女法官的地位,两者意见的相似之处在于允许女性担任法官,两者都没有将男性作为成为法官的绝对要求。与此同时,他们之间的意见分歧是,伊玛目阿布哈尼法是否将女性法官的权力限制在民事案件上,而伊本哈兹姆则允许女性担任法官。
{"title":"Kedudukan Hakim Perempuan Perspektif Abu Hanifah dan Ibn Hazm","authors":"Puthut Syahfaruddin","doi":"10.14421/al-mazaahib.v4i1.2855","DOIUrl":"https://doi.org/10.14421/al-mazaahib.v4i1.2855","url":null,"abstract":"Judge is one of the important professions because it is one of the highest positions in Islam. This position is higher than that of the mufti because the judge's job is not just to pronounce the law but also to impose a sentence that results from the legal decision that must be implemented and obeyed. The purpose of this study is to explain, analyze, and evaluate the conditions and factors behind the differences of opinion between Imams Abu Hanifah and Ibn Hazm regarding the position of women serving as judges and to explain the legal istinbath used by the priests of that school. According to the type of research, this research is categorized as qualitative research (literary). The nature of the research used is descriptive-analysis-comparative, using a socio-historical approach and inductive thinking methods, so this research is expected to produce several useful scientific studies. The results of the author's analysis are the factors behind the difference of opinion between Imam Abu Hanifah and Ibn Hazm and differences in interpreting and understanding the texts. The similarities of opinion between the two regarding the position of female judges are that it is permissible for a woman to serve as a judge, and both of them do not make men an absolute requirement to become judges. Meanwhile, the difference of opinion between them is whether Imam Abu Hanifah limited the authority of female judges to civil matters, in contrast to Ibn Hazm, who allowed women to serve as judges.","PeriodicalId":375931,"journal":{"name":"Al-Mazaahib: Jurnal Perbandingan Hukum","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116042166","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Indonesia di Saudi Arabia Perspektif Hukum Indonesia dan Saudi Arabia
Pub Date : 2022-12-16 DOI: 10.14421/al-mazaahib.v4i1.2846
Badruzzaman Badruzzaman
In Indonesia, labor is one of the drivers of economic life and is a resource that is quite abundant. Economic conditions that are less attractive in their own country and incomes that are quite large and appear more attractive in destination countries have become triggers for international labor mobility. And the destination of most Indonesian workers is Saudi Arabia. As a developed country and a recipient of workers from Indonesia, it is not necessarily supported by progress in legal protection for migrant workers working in Saudi Arabia. Even though in the end Saudi Arabia was represented by the Ministry of Manpower and had issued Labor Laws and Regulations. This article is a library research approach that is used is normative-juridical. The authors compare the concept of legal protection for migrant workers in Saudi Arabia according to Indonesian Law and Saudi Arabian Law. Based on the results of the research that has been done, it can be concluded that Law Number 13 of 2003 concerning Manpower and Law Number 39 of 2004 concerning the Placement and Protection of Overseas Workers, as well as the King's Decree No. (A/91) Basic Law of Governance and in the Labor Law issued by the Ministry of Manpower of Saudi Arabia No. M/51. It is a form of guarantee that the Government of Indonesia and the Government of Saudi Arabia provide legal protection for Indonesian Migrant Workers working in Saudi Arabia. The similarities in the concept of legal protection for migrant workers between the governments of Indonesia and Saudi Arabia are both clearly stated in the laws and regulations of the two countries. The difference from the concept of legal protection for migrant workers lies in the handling process/field. In addition to the different legal basis, it is also difficult for Indonesian migrant workers to obtain definite legal protection for each case they experience. Saudi Arabia uses Islamic law or Sharia law as the legal basis so that the rules are set differently, so that the handling of the legal protection process for migrant workers is still weak.
在印尼,劳动力是经济生活的驱动力之一,是一种相当丰富的资源。在本国吸引力较低的经济条件和在目的国相当高且看起来更有吸引力的收入,已成为国际劳动力流动的触发因素。大多数印尼工人的目的地是沙特阿拉伯。作为一个发达国家和印度尼西亚工人的接受国,它不一定得到在沙特阿拉伯工作的移徙工人的法律保护方面的进展的支持。尽管最终沙特阿拉伯由人力部代表并颁布了劳动法。本文是一种采用规范-法律的图书馆研究方法。作者比较了印度尼西亚法律和沙特阿拉伯法律对沙特阿拉伯移徙工人的法律保护概念。根据已经完成的研究结果,可以得出结论,2003年关于人力的第13号法和2004年关于安置和保护海外工人的第39号法,以及国王的法令。(A/91)沙特阿拉伯人力部印发的《施政基本法》和《劳动法》。M / 51。印度尼西亚政府和沙特阿拉伯政府为在沙特阿拉伯工作的印度尼西亚移徙工人提供法律保护,这是一种保证。印尼和沙特政府在农民工法律保护理念上的相似之处,在两国的法律法规中都有明确的表述。与农民工法律保护概念的区别在于处理过程/领域。除了法律依据不同之外,印尼的外来务工人员也很难针对他们所经历的每一种情况获得明确的法律保护。沙特阿拉伯以伊斯兰教法或伊斯兰教法作为法律依据,使得规则的设定有所不同,使得对移民工人的法律保护程序的处理仍然薄弱。
{"title":"Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Indonesia di Saudi Arabia Perspektif Hukum Indonesia dan Saudi Arabia","authors":"Badruzzaman Badruzzaman","doi":"10.14421/al-mazaahib.v4i1.2846","DOIUrl":"https://doi.org/10.14421/al-mazaahib.v4i1.2846","url":null,"abstract":"In Indonesia, labor is one of the drivers of economic life and is a resource that is quite abundant. Economic conditions that are less attractive in their own country and incomes that are quite large and appear more attractive in destination countries have become triggers for international labor mobility. And the destination of most Indonesian workers is Saudi Arabia. As a developed country and a recipient of workers from Indonesia, it is not necessarily supported by progress in legal protection for migrant workers working in Saudi Arabia. Even though in the end Saudi Arabia was represented by the Ministry of Manpower and had issued Labor Laws and Regulations. This article is a library research approach that is used is normative-juridical. The authors compare the concept of legal protection for migrant workers in Saudi Arabia according to Indonesian Law and Saudi Arabian Law. Based on the results of the research that has been done, it can be concluded that Law Number 13 of 2003 concerning Manpower and Law Number 39 of 2004 concerning the Placement and Protection of Overseas Workers, as well as the King's Decree No. (A/91) Basic Law of Governance and in the Labor Law issued by the Ministry of Manpower of Saudi Arabia No. M/51. It is a form of guarantee that the Government of Indonesia and the Government of Saudi Arabia provide legal protection for Indonesian Migrant Workers working in Saudi Arabia. The similarities in the concept of legal protection for migrant workers between the governments of Indonesia and Saudi Arabia are both clearly stated in the laws and regulations of the two countries. The difference from the concept of legal protection for migrant workers lies in the handling process/field. In addition to the different legal basis, it is also difficult for Indonesian migrant workers to obtain definite legal protection for each case they experience. Saudi Arabia uses Islamic law or Sharia law as the legal basis so that the rules are set differently, so that the handling of the legal protection process for migrant workers is still weak.","PeriodicalId":375931,"journal":{"name":"Al-Mazaahib: Jurnal Perbandingan Hukum","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131066838","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Sabda Raja Sultan Hamengku Buwono X Menurut Aktivis PWNU Yogyakarta Dan Aktivis PWM Yogyakarta: Studi Analisis Terhadap Penghapusan Gelar Khalifatullah
Pub Date : 2022-12-15 DOI: 10.14421/al-mazaahib.v4i1.2844
Diana Sitatul Atiq
The Sultanate of Yogyakarta is the legal heir to the Islamic Mataram kingdom with a royal government system that still exists today. In the system of royal government, a Sultan (king) has the highest absolute authority, both in the form of prohibitions and orders. This research is a field research using the interview method with Nahdlatul Ulama activists (PWNU Yogyakarta) and Muhammadiyah activists (PWM Yogyakarta). This research is descriptive analytic in nature, namely an attempt to describe and collect data related to the removal of the title Khalifatullah, then an analysis of the data is carried out based on existing theories in Islamic law. The results showed that Nahdlatul Ulama activists refused to abolish the Khalifatullah title on the grounds that the Khalifatullah title contains al-'urf, and the Khalifatullah title has become a legitimacy and recognition that the line of power in the Palace is based on male offspring. Whereas Muhammadiyah activists refused to abolish the title on the grounds that they were in the leadership of the Keraton, the tradition of changing power was to adhere to a patriarchal system, and the title Khalifatullah was an affirmation that men were the ones who had the right to inherit the leadership of the Keraton. According to the author's analysis, Nahdlatul Ulama activists use the Ijtihad Jamâ'i method, namely in extracting and making decisions related to their rejection of the abolition of the Khalifatullah title by practicing qawa'id ushuliyyâh and qawa'id fiqhiyyâh and through deliberations and in-depth discussions by gathering people who understand the the problems, namely the clergy, government experts and the royal family of the palace. Whereas Muhammadiyah activists use the Al-Ijtihâd al-Istislahi method, which is more based on the illat or benefits obtained.
日惹苏丹国是伊斯兰马塔兰王国的合法继承人,其皇家政府制度至今仍存在。在皇家政府体制中,苏丹(国王)拥有最高的绝对权力,无论是以禁令还是命令的形式。本研究是一项实地调查,采用访谈的方法,与Nahdlatul Ulama活动家(PWNU日惹)和Muhammadiyah活动家(PWM日惹)。本研究本质上是描述性的分析,即试图描述和收集与Khalifatullah头衔被取消有关的数据,然后根据现有的伊斯兰法律理论对这些数据进行分析。结果显示,Nahdlatul Ulama活动家拒绝废除Khalifatullah头衔,理由是Khalifatullah头衔包含al-'urf, Khalifatullah头衔已经成为一种合法性,并承认宫殿中的权力路线是基于男性后代的。穆罕默迪亚激进分子拒绝废除这一头衔,理由是他们是喀拉顿的领导人,而改变权力的传统是坚持父权制度,而哈利法图拉的头衔是一种肯定,即男性有权继承喀拉顿的领导权。根据作者的分析,Nahdlatul Ulama活动家使用Ijtihad jam 'i方法,即通过实践qawa'id ushuliyy和qawa'id fiqhiyy,并通过召集了解问题的人,即神职人员、政府专家和宫廷王室,进行审议和深入讨论,提取和作出与他们拒绝废除Khalifatullah头衔有关的决定。而穆罕默迪亚激进分子使用的是al- ijtih - al-Istislahi方法,这种方法更多的是基于所获得的利益。
{"title":"Sabda Raja Sultan Hamengku Buwono X Menurut Aktivis PWNU Yogyakarta Dan Aktivis PWM Yogyakarta: Studi Analisis Terhadap Penghapusan Gelar Khalifatullah","authors":"Diana Sitatul Atiq","doi":"10.14421/al-mazaahib.v4i1.2844","DOIUrl":"https://doi.org/10.14421/al-mazaahib.v4i1.2844","url":null,"abstract":"The Sultanate of Yogyakarta is the legal heir to the Islamic Mataram kingdom with a royal government system that still exists today. In the system of royal government, a Sultan (king) has the highest absolute authority, both in the form of prohibitions and orders. This research is a field research using the interview method with Nahdlatul Ulama activists (PWNU Yogyakarta) and Muhammadiyah activists (PWM Yogyakarta). This research is descriptive analytic in nature, namely an attempt to describe and collect data related to the removal of the title Khalifatullah, then an analysis of the data is carried out based on existing theories in Islamic law. The results showed that Nahdlatul Ulama activists refused to abolish the Khalifatullah title on the grounds that the Khalifatullah title contains al-'urf, and the Khalifatullah title has become a legitimacy and recognition that the line of power in the Palace is based on male offspring. Whereas Muhammadiyah activists refused to abolish the title on the grounds that they were in the leadership of the Keraton, the tradition of changing power was to adhere to a patriarchal system, and the title Khalifatullah was an affirmation that men were the ones who had the right to inherit the leadership of the Keraton. According to the author's analysis, Nahdlatul Ulama activists use the Ijtihad Jamâ'i method, namely in extracting and making decisions related to their rejection of the abolition of the Khalifatullah title by practicing qawa'id ushuliyyâh and qawa'id fiqhiyyâh and through deliberations and in-depth discussions by gathering people who understand the the problems, namely the clergy, government experts and the royal family of the palace. Whereas Muhammadiyah activists use the Al-Ijtihâd al-Istislahi method, which is more based on the illat or benefits obtained.","PeriodicalId":375931,"journal":{"name":"Al-Mazaahib: Jurnal Perbandingan Hukum","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132573819","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
PEMIKIRAN POLITIK MOHAMMAD NATSIR TENTANG PEMERINTAHAN ISLAM
Pub Date : 2022-12-14 DOI: 10.14421/al-mazaahib.v6i1.1533
Sony Falamsyah
Memperbincangkan  masalah  negara  dan  pemerintahan  dalam  pandangan Islam  merupakan  suatu  yang  menarik.  Dikatakan  menarik,  karena  setiap komunitas  Islam  mempunyai  latar  belakang  sosial,  ekonomi,  budaya  dan  politik serta kemampuan menafsirkan teks yang berbeda. Perbedaan latar belakang telah melahirkan cara pandang atas teks yang juga berbeda. Meskipun teks yang dirujuk oleh masing-masing kelompok Islam itu sama al-Qur’an dan Sunnah, namun cara menafsirkan  teks  itu  bergantung  pada  orientasi  sosial politik  dari  pihak  yang melakukan  penafsiran. Hal  ini  juga  terjadi  kepada  tokoh  tatanegara Mohammad Natsir yang dengan gigih memperjuangan  agar  negara  dan  pemerintahan  dapat  menerapkan  konsep pemerintahan  Islam. Berdasarkan  hasil  dari  penelitian,  Mohammad  Natsir memandang  bahwa umat  Islam  boleh  mencontoh  sistem-sistem pemerintahan  yang  ada  di  negara- negara lain seperti Inggris, Finlandia, Jepang bahkan Rusia, selama sistem-sistem itu  dapat  mencapai  tujuan-tujuan  yang dikehendaki  oleh  Islam. Jadi  dalam demokrasi  Islam,  perumusan  kebijakan  politik,  ekonomi,  dan  lain-lainnya haruslah mengacu kepada aturan yang telah ditetapkan oleh al-Qur’an dan Sunnah Nabi.
从伊斯兰教的角度来看,谈论国家和政府问题是很有趣的。据说很有趣,因为每个伊斯兰社区都有社会、经济、文化和政治背景,以及解读不同文本的能力。不同的背景产生了不同的文本视角。虽然每个伊斯兰组织引用的文本都与可兰经和逊尼派相同,但解读文本的方式取决于解释者的社会政治倾向。这也发生在现任伊斯兰国领导人穆罕默德·纳西尔(Mohammad Natsir)身上,他一心一意地为国家和政府实现伊斯兰政府的概念而战。根据这项研究的结果,穆罕默德·纳萨尔(Mohammad Natsir)认为,只要伊斯兰教能够实现伊斯兰教的目标,穆斯林就可以效仿英国、芬兰、日本甚至俄罗斯等其他国家存在的政府体系。因此,在伊斯兰民主国家,政治、经济和其他政策的制定必须参考古兰经和先知逊尼派制定的规则。
{"title":"PEMIKIRAN POLITIK MOHAMMAD NATSIR TENTANG PEMERINTAHAN ISLAM","authors":"Sony Falamsyah","doi":"10.14421/al-mazaahib.v6i1.1533","DOIUrl":"https://doi.org/10.14421/al-mazaahib.v6i1.1533","url":null,"abstract":"Memperbincangkan  masalah  negara  dan  pemerintahan  dalam  pandangan Islam  merupakan  suatu  yang  menarik.  Dikatakan  menarik,  karena  setiap komunitas  Islam  mempunyai  latar  belakang  sosial,  ekonomi,  budaya  dan  politik serta kemampuan menafsirkan teks yang berbeda. Perbedaan latar belakang telah melahirkan cara pandang atas teks yang juga berbeda. Meskipun teks yang dirujuk oleh masing-masing kelompok Islam itu sama al-Qur’an dan Sunnah, namun cara menafsirkan  teks  itu  bergantung  pada  orientasi  sosial politik  dari  pihak  yang melakukan  penafsiran. Hal  ini  juga  terjadi  kepada  tokoh  tatanegara Mohammad Natsir yang dengan gigih memperjuangan  agar  negara  dan  pemerintahan  dapat  menerapkan  konsep pemerintahan  Islam. Berdasarkan  hasil  dari  penelitian,  Mohammad  Natsir memandang  bahwa umat  Islam  boleh  mencontoh  sistem-sistem pemerintahan  yang  ada  di  negara- negara lain seperti Inggris, Finlandia, Jepang bahkan Rusia, selama sistem-sistem itu  dapat  mencapai  tujuan-tujuan  yang dikehendaki  oleh  Islam. Jadi  dalam demokrasi  Islam,  perumusan  kebijakan  politik,  ekonomi,  dan  lain-lainnya haruslah mengacu kepada aturan yang telah ditetapkan oleh al-Qur’an dan Sunnah Nabi.","PeriodicalId":375931,"journal":{"name":"Al-Mazaahib: Jurnal Perbandingan Hukum","volume":"54 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122391284","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
TEORI NASKH MAHMOUD MUHAMMAD TAHA DAN SUMBANGSIHNYA BAGI PEMBARUAN HUKUM ISLAM DI DUNIA MODERN
Pub Date : 2022-12-12 DOI: 10.14421/al-mazaahib.v3i2.2838
Shalahuddin Shalahuddin
Dalam sejarahnya yang panjang, hukum Islam selalu berdialog dan berdialektika dengan realitas zamannya. Hal itu bisa dilihat dari kenyataan bahwa nabi, para sahabat, dan juga para ulama (fuqaha) selalu berusaha (berijtihad) untuk merespons dan mencarikan solusi bagi setiap persoalan hukum yang dihadapi oleh umatnya. Bahkan terdapat fakta bahwa sebagian ayat-ayat hukum juga diturunkan dalam konteks merespons atau memberi jawabatan atas suatu persoalan yang muncul atau dihadapi oleh nabi dan umatnya. Ini menunjukkan bahwa hukum Islam tidaklah statis (berjalan di tempat), melainkan dinamis dan bahkan progresif dalam merespons tuntutan zaman. Progresivitas hukum Islam juga tampak dari kenyataan bahwa para pemikir hukum Islam begitu peka dan responsif terhadap persoalan yang muncul di tengah-tengah umatnya. Mereka telah berusaha secara sungguh-sungguh (berijtihad) untuk menggali kandungan Al-Qur’an dan as-Sunnah demi menjawab problematika yang dihadapi umat. Untuk tujuan itu, tidak jarang dari mereka (para fuqaha) yang kemudian merumuskan metodologi penggalian hukum dari Al-Qur’an dan as-Sunnah. Artikel ini hendak mendiskusikan gagasan dari salah seorang pemikir muslim progresif asal Sudan, Mahmoud Muhammad Thaha, yang boleh dibilang sangat brilian, namun sekaligus kontroversial. Artikel ini akan difokuskan pada teori Naskh yang digagas oleh Muhammad Thaha tersebut bagi pembaruan hukum Islam di dunia modern.
在其悠久的历史中,伊斯兰法律一直与当时的现实进行对话和辩论。这一点可以从先知、朋友和学者(福卡哈)总是试图(作出)回应和解决他的人民所面临的每一个法律问题。甚至律法的一些经文也是这样写的,是为了回应或回答先知和他的子民所面临或面临的问题。这表明,伊斯兰法律并不是静止的,而是动态的,甚至是进步的,对时代的要求作出反应。Progresivitas伊斯兰法律事实似乎也从伊斯兰法律思想家如此敏感和敏感的问题出现在百姓中间。他们努力挖掘古兰经和阿斯那的内容,以解决人民所面临的问题。为此,他们(福卡哈)想出了从古兰经和阿斯-逊尼派中提取法律方法。这篇文章讨论了苏丹进步穆斯林思想家之一马哈茂德·穆罕默德·塔哈(Mahmoud Muhammad Thaha)的想法,他可以说非常聪明,但也有争议。本文将集中在Naskh的理论,即由迈德·穆罕默德Thaha伊斯兰法律在现代世界的更新。
{"title":"TEORI NASKH MAHMOUD MUHAMMAD TAHA DAN SUMBANGSIHNYA BAGI PEMBARUAN HUKUM ISLAM DI DUNIA MODERN","authors":"Shalahuddin Shalahuddin","doi":"10.14421/al-mazaahib.v3i2.2838","DOIUrl":"https://doi.org/10.14421/al-mazaahib.v3i2.2838","url":null,"abstract":"Dalam sejarahnya yang panjang, hukum Islam selalu berdialog dan berdialektika dengan realitas zamannya. Hal itu bisa dilihat dari kenyataan bahwa nabi, para sahabat, dan juga para ulama (fuqaha) selalu berusaha (berijtihad) untuk merespons dan mencarikan solusi bagi setiap persoalan hukum yang dihadapi oleh umatnya. Bahkan terdapat fakta bahwa sebagian ayat-ayat hukum juga diturunkan dalam konteks merespons atau memberi jawabatan atas suatu persoalan yang muncul atau dihadapi oleh nabi dan umatnya. Ini menunjukkan bahwa hukum Islam tidaklah statis (berjalan di tempat), melainkan dinamis dan bahkan progresif dalam merespons tuntutan zaman. Progresivitas hukum Islam juga tampak dari kenyataan bahwa para pemikir hukum Islam begitu peka dan responsif terhadap persoalan yang muncul di tengah-tengah umatnya. Mereka telah berusaha secara sungguh-sungguh (berijtihad) untuk menggali kandungan Al-Qur’an dan as-Sunnah demi menjawab problematika yang dihadapi umat. Untuk tujuan itu, tidak jarang dari mereka (para fuqaha) yang kemudian merumuskan metodologi penggalian hukum dari Al-Qur’an dan as-Sunnah. Artikel ini hendak mendiskusikan gagasan dari salah seorang pemikir muslim progresif asal Sudan, Mahmoud Muhammad Thaha, yang boleh dibilang sangat brilian, namun sekaligus kontroversial. Artikel ini akan difokuskan pada teori Naskh yang digagas oleh Muhammad Thaha tersebut bagi pembaruan hukum Islam di dunia modern.","PeriodicalId":375931,"journal":{"name":"Al-Mazaahib: Jurnal Perbandingan Hukum","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125123073","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
PERNIKAHAN DAN RELASI KEDUDUKAN SUAMI-ISTRI DI MALUKU, ANTARA ADAT, PENDIDIKAN, DAN AGAMA: STUDI KASUS TERHADAP KELUARGA MUSLIM DI JAZIRAH LEIHITU DAN KECAMATAN SIRIMAU MALUKU 马鲁库的婚姻和夫妻关系,传统、教育和宗教:莱希图半岛对穆斯林家庭的个案研究和马绍尔马鲁海滩
Pub Date : 2022-12-12 DOI: 10.14421/al-mazaahib.v3i2.2834
A. B. Solissa
Tulisan ini membahas tentang pernikahan dan relasi kedudukan suami istri di Maluku terutama dalam Keluarga Muslim di Jazirah Leihitu dan Kecamatan Sirimau Maluku, ditinjau dari segi pendidikan, adat dan agama. Penelitian ini dihasilkan bahwa pendidikan, adat dan agama dalam masyarakat muslim Maluku terutama di daerah Jazirah Leihitu dan Sirimau saling memberikan pengaruhnya terhadap adat perkawinan dan relasi dalam keluarga. Tingkat pendidikan menjadi varian dalam penentuan jumlah biaya atau harta perkawinan yang harus diberikan oleh calon mempelai laki-laki dan keluarganya kepada pihak mempelai perempuan. Pluralitas adat di Sirimau yang merupakan wilayah Ambon Kota, juga mempengaruhi adat perkawinan dan relasi laki-laki dan perempuan dalam keluarga, walaupun adat Maluku asli yang masih harus tetap diindahkan oleh para pendatang. Adapun agama dalam adat perkawinan dan relasi keluarga di masyarakat Maluku ini juga memiliki pengaruhnya walaupun sedikit, di mana ternyata adat tetap lebih dominan. Misalnya konsep harta atau biaya perkawinan lebih dominan daripada mahar, waris adat yang membagi warisan dnegan system mayorat patrelenial juga masih kental di masyarakat.
这篇文章讨论了婚姻和婚姻在马鲁库的关系,特别是在科特迪瓦的穆斯林家庭和西里马鲁库的耻辱,从教育、习俗和宗教的角度来看。这项研究的结果是,穆斯林社区的教育、习俗和宗教尤其在Leihitu和西里穆想对婚姻习俗和家庭关系产生影响的地区。教育水平是决定准新郎和他的家人应该向新娘支付的费用或财产的变体。安汶市安汶地区西里穆的文化多元化也影响了家庭的婚姻习俗和男女关系,尽管最初的马卢库传统仍然受到外来居民的重视。至于婚姻习俗和马鲁库社会的宗教,马鲁库社会的家庭关系也有其轻微的影响,在这种情况下,传统占主导地位。例如,财产或婚姻成本的概念比嫁妆更占主导地位,将其遗产分割为拥有优先权的传统继承人,即拥有最多文物的国会大厦。
{"title":"PERNIKAHAN DAN RELASI KEDUDUKAN SUAMI-ISTRI DI MALUKU, ANTARA ADAT, PENDIDIKAN, DAN AGAMA: STUDI KASUS TERHADAP KELUARGA MUSLIM DI JAZIRAH LEIHITU DAN KECAMATAN SIRIMAU MALUKU","authors":"A. B. Solissa","doi":"10.14421/al-mazaahib.v3i2.2834","DOIUrl":"https://doi.org/10.14421/al-mazaahib.v3i2.2834","url":null,"abstract":"Tulisan ini membahas tentang pernikahan dan relasi kedudukan suami istri di Maluku terutama dalam Keluarga Muslim di Jazirah Leihitu dan Kecamatan Sirimau Maluku, ditinjau dari segi pendidikan, adat dan agama. Penelitian ini dihasilkan bahwa pendidikan, adat dan agama dalam masyarakat muslim Maluku terutama di daerah Jazirah Leihitu dan Sirimau saling memberikan pengaruhnya terhadap adat perkawinan dan relasi dalam keluarga. Tingkat pendidikan menjadi varian dalam penentuan jumlah biaya atau harta perkawinan yang harus diberikan oleh calon mempelai laki-laki dan keluarganya kepada pihak mempelai perempuan. Pluralitas adat di Sirimau yang merupakan wilayah Ambon Kota, juga mempengaruhi adat perkawinan dan relasi laki-laki dan perempuan dalam keluarga, walaupun adat Maluku asli yang masih harus tetap diindahkan oleh para pendatang. Adapun agama dalam adat perkawinan dan relasi keluarga di masyarakat Maluku ini juga memiliki pengaruhnya walaupun sedikit, di mana ternyata adat tetap lebih dominan. Misalnya konsep harta atau biaya perkawinan lebih dominan daripada mahar, waris adat yang membagi warisan dnegan system mayorat patrelenial juga masih kental di masyarakat.","PeriodicalId":375931,"journal":{"name":"Al-Mazaahib: Jurnal Perbandingan Hukum","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115577308","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
HUKUM ISLAM TENTANG ABORSI TERHADAP JANIN YANG DIKETAHUI CACAT 伊斯兰教关于堕胎有缺陷的胎儿的法律
Pub Date : 2022-12-12 DOI: 10.14421/al-mazaahib.v3i2.2836
Fuad Zen
Data menyebutkan bahwa lebih dari satu juta wanita Indonesia melakukan aborsi setiap tahunnya. Dari jumlah tersebut sekitar 50% berstatus belum menikah, 10%-21% di antaranya dilakukan oleh remaja, 8%-10% kegagalan KB, dan 2%-3% kehamilan yang tidak diinginkan oleh pasangan menikah. Kenyataan ini menunjukkan tingginya kebutuhan terhadap praktik aborsi dan beragamnya faktor penyebab aborsi. Pada umumya wanita melakukan aborsi karena disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya; dorongan ekonomi, adanya kekhawatiran bahwa janin dalam kandungan akan lahir dalam keadaan cacat, dorongan moral akibat hubungan biologis yang tidak memperhatikan moral dan agama, dan juga dorongan lingkungan. Di kalangan ulama fikih, berbeda pendapat mengenai kebolehan aborsi, bagi yang membolehkan, yakni sebelum peniupan ruh, dengan alasan, pada tahapan itu makhluk belum bernyawa. Sementara ulama yang tidak membolehkan, berpendapat sejak terjadi konsepsi (bertemunya sperma dan ovum), haram melakukan aborsi, sebab sudah ada kehidupan pada kandungan yang sedang mengalami pertumbuhan dan persiapan untuk menjadi makhluk baru yang bernama manusia yang harus dihormati dan dilindungi eksistensinya. Pendapat yang disepakati fuqaha, yaitu bahwa haram hukumnya melakukan aborsi setelah ditiupkannya ruh (usia kehamilan empat bulan). Terlepas dari ulama yang membolehkan atau melarang, pada prinsipnya pengguguran kandungan itu haram. Meskipun keharamannya bertingkat-tingkat sesuai dengan perkembangan kehidupan janin. Tetapi untuk keadaan tertentu dengan sejumlah alasan tertentu yang dibenarkan secara medis dan syar’i, maka aborsi dapat dilakukan. Bagaimana dengan janin yang cacat, apakah kondisi tersebut dapat dijadikan alasan medis untuk melakukan aborsi?.Kemajuan ilmu kedokteran sekarang tidak diragukan, namun demikian, tidaklah dipandang akurat jika dokter membuat dugaan bahwa setelah lahir nanti si janin (anak) akan mengalami cacat—seperti buta, tuli, bisu—dianggap sebagai sebab yang memperbolehkan digugurkannya kandungan. Dalam kenyataan banyak yang mengenal kelebihan para penyandang cacat ini. Namun demikian, pada fase 40 hari pertama, boleh digugurkan jika terdapat maslahat yang mendesak secara syari’at, atau untuk menghindari bahaya yang pasti terjadi. Di antaranya adalah jika janin ini dibiarkan hidup, akan cacat secara fisik dan membahayakan dirinya.
数据显示,每年有100多万印尼妇女堕胎。其中大约50%的未婚,10%-21%是青少年,80% -10%是计划失败,20%是已婚夫妇意外怀孕。这一事实表明,对堕胎实践和堕胎原因的高需求。在这个年龄,妇女堕胎是由于一些原因,其中一些原因;经济上的刺激,担心子宫里的胎儿会有缺陷,道德上的鼓励,以及对道德和宗教的不尊重,以及对环境的鼓励。在敏感的神职人员中,对于堕胎的可能性存在存在的异议是允许的,也就是说,在灵魂被夺走之前,在这个阶段是没有生命的。虽然学者们反对,但自从精子和卵子受孕以来,圣地就开始堕胎,因为胎儿中存在着一种生命,这种生命正在成长,并准备成为一种新的人类,它应该受到尊重和保护。fuqaha主张的是,在酒精泛滥后(怀孕四个月)进行堕胎是违法的。不论神职人员是否允许或禁止堕胎,堕胎在原则上是违法的。尽管它的香味程度与胎儿生命的发展是一致的。但在某些情况下那么有缺陷的胎儿呢?这种情况可以作为堕胎的医学依据吗?今天医学的进步无疑是显而易见的,但如果医生认为胎儿在出生后会有缺陷——比如失明、耳聋、哑巴——被视为堕胎的正当理由,那就不那么准确了。事实上,许多人知道残疾人的优点。然而,在最初的40天阶段,如果出现紧急情况,或避免任何不可避免的危险,可以推迟。其中一个因素是,如果不让它存活,它就会在身体上畸形并危及生命。
{"title":"HUKUM ISLAM TENTANG ABORSI TERHADAP JANIN YANG DIKETAHUI CACAT","authors":"Fuad Zen","doi":"10.14421/al-mazaahib.v3i2.2836","DOIUrl":"https://doi.org/10.14421/al-mazaahib.v3i2.2836","url":null,"abstract":"Data menyebutkan bahwa lebih dari satu juta wanita Indonesia melakukan aborsi setiap tahunnya. Dari jumlah tersebut sekitar 50% berstatus belum menikah, 10%-21% di antaranya dilakukan oleh remaja, 8%-10% kegagalan KB, dan 2%-3% kehamilan yang tidak diinginkan oleh pasangan menikah. Kenyataan ini menunjukkan tingginya kebutuhan terhadap praktik aborsi dan beragamnya faktor penyebab aborsi. Pada umumya wanita melakukan aborsi karena disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya; dorongan ekonomi, adanya kekhawatiran bahwa janin dalam kandungan akan lahir dalam keadaan cacat, dorongan moral akibat hubungan biologis yang tidak memperhatikan moral dan agama, dan juga dorongan lingkungan. Di kalangan ulama fikih, berbeda pendapat mengenai kebolehan aborsi, bagi yang membolehkan, yakni sebelum peniupan ruh, dengan alasan, pada tahapan itu makhluk belum bernyawa. Sementara ulama yang tidak membolehkan, berpendapat sejak terjadi konsepsi (bertemunya sperma dan ovum), haram melakukan aborsi, sebab sudah ada kehidupan pada kandungan yang sedang mengalami pertumbuhan dan persiapan untuk menjadi makhluk baru yang bernama manusia yang harus dihormati dan dilindungi eksistensinya. Pendapat yang disepakati fuqaha, yaitu bahwa haram hukumnya melakukan aborsi setelah ditiupkannya ruh (usia kehamilan empat bulan). Terlepas dari ulama yang membolehkan atau melarang, pada prinsipnya pengguguran kandungan itu haram. Meskipun keharamannya bertingkat-tingkat sesuai dengan perkembangan kehidupan janin. Tetapi untuk keadaan tertentu dengan sejumlah alasan tertentu yang dibenarkan secara medis dan syar’i, maka aborsi dapat dilakukan. Bagaimana dengan janin yang cacat, apakah kondisi tersebut dapat dijadikan alasan medis untuk melakukan aborsi?.Kemajuan ilmu kedokteran sekarang tidak diragukan, namun demikian, tidaklah dipandang akurat jika dokter membuat dugaan bahwa setelah lahir nanti si janin (anak) akan mengalami cacat—seperti buta, tuli, bisu—dianggap sebagai sebab yang memperbolehkan digugurkannya kandungan. Dalam kenyataan banyak yang mengenal kelebihan para penyandang cacat ini. Namun demikian, pada fase 40 hari pertama, boleh digugurkan jika terdapat maslahat yang mendesak secara syari’at, atau untuk menghindari bahaya yang pasti terjadi. Di antaranya adalah jika janin ini dibiarkan hidup, akan cacat secara fisik dan membahayakan dirinya.","PeriodicalId":375931,"journal":{"name":"Al-Mazaahib: Jurnal Perbandingan Hukum","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126115450","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
KESENJANGAN ANTARA KETENTUAN PERNIKHAN DI BAWAH UMUR DALAM FIKIH MUNAKAHAT DAN UU NO. 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN 商业的未成年条款在脆弱的身体和宪法NO。1974年的婚礼
Pub Date : 2022-12-12 DOI: 10.14421/al-mazaahib.v3i2.2833
A. Halim, M. Hamsin
Sejak Pemerintah Belanda membagi rakyat Hindia Belanda menjadi tiga golongan yaitu golongan Eropa dan yang dipersamakan dengan golongan Eropa, golongan pribumi, dan golongan Timur Asing, maka sejak itu pula Hukum Perdata yang berlaku pada setiap golongan berbeda-beda. Dalam bidang perkawinan misalnya, masing-masing golongan memiliki hukum perkawinan sendiri. sehingga hukum perkawinan yang berlaku di masyarakat bersifat pluralistis. Akibatnya, kesenjangan antar system hukum tidak bisa dihindari. Undang- Undang Perkawinan lahir sebagai upaya untuk meminimalisir kesenjangan hukum tersebut, namun kenyataannya, sekalipun sudah berlaku selama kurang lebih tiga dasawarsa kesenjangan hukum  di bidang perkawinan masih banyak terjadi salah satunya adalah prnikahan di bawah umur. Tulisan ini bertujuan menjelaskan mengapa masih terjadi kesenjangan antara ketentuan perkawinan di bawah umur dalam Fikih Munakahat dan UUP dan menawarkan resolusi penyelesaian dengan menggunakan teori legal system LM. Friedman, alternative kebijakan yang diintrodusir oleh Soetandyo Wignjosoebroto dan teori harmonisasi hukum yang diintrodusir oleh L.M. Gandhi.
自从荷兰政府将荷兰的印度人分为三类欧洲人,并将其与欧洲人、本土人民和外国东方人民进行比较以来,民法一直适用于每一类。例如,每一门都有自己的婚姻法。使适用于社会的婚姻法是多元的。因此,法律制度之间的不平等是不可避免的。虽然婚姻法是为了将法律上的不平等降到最低,但实际上,尽管它已经存在了大约30年的婚姻不平等,但其中之一就是未成年人的婚姻。这篇文章旨在解释为什么在《时尚健康》(Munakahat)和《UUP》(UUP)的未成年婚姻条款之间仍然存在差距,并通过使用LM的法律系统理论提供解决方案。弗里德曼,由soetdyo wignjoebroto和L.M。
{"title":"KESENJANGAN ANTARA KETENTUAN PERNIKHAN DI BAWAH UMUR DALAM FIKIH MUNAKAHAT DAN UU NO. 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN","authors":"A. Halim, M. Hamsin","doi":"10.14421/al-mazaahib.v3i2.2833","DOIUrl":"https://doi.org/10.14421/al-mazaahib.v3i2.2833","url":null,"abstract":"Sejak Pemerintah Belanda membagi rakyat Hindia Belanda menjadi tiga golongan yaitu golongan Eropa dan yang dipersamakan dengan golongan Eropa, golongan pribumi, dan golongan Timur Asing, maka sejak itu pula Hukum Perdata yang berlaku pada setiap golongan berbeda-beda. Dalam bidang perkawinan misalnya, masing-masing golongan memiliki hukum perkawinan sendiri. sehingga hukum perkawinan yang berlaku di masyarakat bersifat pluralistis. Akibatnya, kesenjangan antar system hukum tidak bisa dihindari. Undang- Undang Perkawinan lahir sebagai upaya untuk meminimalisir kesenjangan hukum tersebut, namun kenyataannya, sekalipun sudah berlaku selama kurang lebih tiga dasawarsa kesenjangan hukum  di bidang perkawinan masih banyak terjadi salah satunya adalah prnikahan di bawah umur. Tulisan ini bertujuan menjelaskan mengapa masih terjadi kesenjangan antara ketentuan perkawinan di bawah umur dalam Fikih Munakahat dan UUP dan menawarkan resolusi penyelesaian dengan menggunakan teori legal system LM. Friedman, alternative kebijakan yang diintrodusir oleh Soetandyo Wignjosoebroto dan teori harmonisasi hukum yang diintrodusir oleh L.M. Gandhi.","PeriodicalId":375931,"journal":{"name":"Al-Mazaahib: Jurnal Perbandingan Hukum","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123780852","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
期刊
Al-Mazaahib: Jurnal Perbandingan Hukum
全部 Acc. Chem. Res. ACS Applied Bio Materials ACS Appl. Electron. Mater. ACS Appl. Energy Mater. ACS Appl. Mater. Interfaces ACS Appl. Nano Mater. ACS Appl. Polym. Mater. ACS BIOMATER-SCI ENG ACS Catal. ACS Cent. Sci. ACS Chem. Biol. ACS Chemical Health & Safety ACS Chem. Neurosci. ACS Comb. Sci. ACS Earth Space Chem. ACS Energy Lett. ACS Infect. Dis. ACS Macro Lett. ACS Mater. Lett. ACS Med. Chem. Lett. ACS Nano ACS Omega ACS Photonics ACS Sens. ACS Sustainable Chem. Eng. ACS Synth. Biol. Anal. Chem. BIOCHEMISTRY-US Bioconjugate Chem. BIOMACROMOLECULES Chem. Res. Toxicol. Chem. Rev. Chem. Mater. CRYST GROWTH DES ENERG FUEL Environ. Sci. Technol. Environ. Sci. Technol. Lett. Eur. J. Inorg. Chem. IND ENG CHEM RES Inorg. Chem. J. Agric. Food. Chem. J. Chem. Eng. Data J. Chem. Educ. J. Chem. Inf. Model. J. Chem. Theory Comput. J. Med. Chem. J. Nat. Prod. J PROTEOME RES J. Am. Chem. Soc. LANGMUIR MACROMOLECULES Mol. Pharmaceutics Nano Lett. Org. Lett. ORG PROCESS RES DEV ORGANOMETALLICS J. Org. Chem. J. Phys. Chem. J. Phys. Chem. A J. Phys. Chem. B J. Phys. Chem. C J. Phys. Chem. Lett. Analyst Anal. Methods Biomater. Sci. Catal. Sci. Technol. Chem. Commun. Chem. Soc. Rev. CHEM EDUC RES PRACT CRYSTENGCOMM Dalton Trans. Energy Environ. Sci. ENVIRON SCI-NANO ENVIRON SCI-PROC IMP ENVIRON SCI-WAT RES Faraday Discuss. Food Funct. Green Chem. Inorg. Chem. Front. Integr. Biol. J. Anal. At. Spectrom. J. Mater. Chem. A J. Mater. Chem. B J. Mater. Chem. C Lab Chip Mater. Chem. Front. Mater. Horiz. MEDCHEMCOMM Metallomics Mol. Biosyst. Mol. Syst. Des. Eng. Nanoscale Nanoscale Horiz. Nat. Prod. Rep. New J. Chem. Org. Biomol. Chem. Org. Chem. Front. PHOTOCH PHOTOBIO SCI PCCP Polym. Chem.
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1