Pub Date : 2018-12-13DOI: 10.22487/25411969.2018.V7.I3.11467
Ramadhanil Pitopang, Irmasari Thaha, A. Amar, Ch'ien C. Lee
Nepenthes pitopangii Chi C. Lee, Mc Pherson, Bourke & M. Mansur (Nepenthaceae), is an endemic pitcher plant to Sulawesi. The population of this plant at its type locality is only two individuals, on the other hand human activities like rattan and dammar collecting by local community and ecotourism activity have contributed to a decline in the population. The purpose of this research is to assess the current condition of the habitat of Nepenthes pitopangii at its type locality in Lore Lindu National Park. Field work was done in the period of September 2016-September 2017. The vegetation of Nepenthes pitopangii habitat was studied by using botanical exploration methods. The result showed that both location had been heavily damaged due to habitat human activities with no further evidence of the precense of N pitopangii at either site. Additionally, We noted a number of plant species arround the habitat which were widespread in montain forest of Lore Lindu National Park such as Xanthomyrtus angustifolia (Myrtaceae), Weinmania lucens (Cunoniaceae), Vaccinium palawanensis (Ericaceae), Phyllocladus hypophylus (Podocarpaceae), Drymis piperita (Proteaceae), Gleichenia vulcanica , Stricherus truncatus, Lycopodiella cernua and Dicksonia blumei
Nepenthes pitopangii Chi C. Lee, Mc Pherson, Bourke & M. Mansur (Nepenthaceae)是苏拉威西岛特有的猪笼草。该植物在其类型地的种群数量仅为2株,另一方面,当地社区采伐藤、木等人类活动和生态旅游活动导致了种群数量的减少。本研究的目的是对洛林都国家公园内不同类型地点的猪笼草(Nepenthes pitopangii)生境现状进行评估。现场工作于2016年9月至2017年9月完成。采用植物学勘探方法,研究了新草生境的植被。结果表明,由于生境人类活动,这两个地点都受到了严重的破坏,没有进一步的证据表明在任何一个地点都存在皮托潘甲。此外,我们还发现在洛林都国家公园的山林中,分布广泛的植物种类有:桃金桃科(Xanthomyrtus angustifolia)、金桐科(Weinmania lucens)、palawanensis (Ericaceae)、Phyllocladus hypophylus (Podocarpaceae)、桃金桃科(Drymis piperita)、Gleichenia vulcanica、Stricherus truncatus、Lycopodiella cernua和Dicksonia blumei
{"title":"Has Nepenthes pitopangii Chi C. Lee, S. Mc Pherson, Bourke & M. Mansur a rare and endemic flowering plant of Sulawesi, been extinct in its original nature?","authors":"Ramadhanil Pitopang, Irmasari Thaha, A. Amar, Ch'ien C. Lee","doi":"10.22487/25411969.2018.V7.I3.11467","DOIUrl":"https://doi.org/10.22487/25411969.2018.V7.I3.11467","url":null,"abstract":"Nepenthes pitopangii Chi C. Lee, Mc Pherson, Bourke & M. Mansur (Nepenthaceae), is an endemic pitcher plant to Sulawesi. The population of this plant at its type locality is only two individuals, on the other hand human activities like rattan and dammar collecting by local community and ecotourism activity have contributed to a decline in the population. The purpose of this research is to assess the current condition of the habitat of Nepenthes pitopangii at its type locality in Lore Lindu National Park. Field work was done in the period of September 2016-September 2017. The vegetation of Nepenthes pitopangii habitat was studied by using botanical exploration methods. The result showed that both location had been heavily damaged due to habitat human activities with no further evidence of the precense of N pitopangii at either site. Additionally, We noted a number of plant species arround the habitat which were widespread in montain forest of Lore Lindu National Park such as Xanthomyrtus angustifolia (Myrtaceae), Weinmania lucens (Cunoniaceae), Vaccinium palawanensis (Ericaceae), Phyllocladus hypophylus (Podocarpaceae), Drymis piperita (Proteaceae), Gleichenia vulcanica , Stricherus truncatus, Lycopodiella cernua and Dicksonia blumei","PeriodicalId":399499,"journal":{"name":"Natural Science: Journal of Science and Technology","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129723434","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-13DOI: 10.22487/25411969.2018.v7.i3.11459
A. Amir
Pengkajian Paket Teknologi Mendukung Pelaksanaan IP200 Jagung di Lahan Kering Sulawesi Selatan. Sulawesi Selatan memiliki lahan kering beriklim kering seluas 1.238.520 ha dan lahan kering beriklim basah seluas 3.191.227 Ha. Masalah pengembangan jagung di lahan kering adalah air pengairan. Kombinasi penggunaan teknologi produksi dapat meningkatkan luas tanam melalui peningkatan Indeks Pertanaman (IP) pada lahan kering beriklim kering. Pengkajian disusun menurut Rancangan Acak Kelompok (RAK), empat ulangan dan empat perlakuan waktu tanam. Jagung tanam pertama secara bersamaan memiliki Indek Luas Daun (ILD) lebih lebar (4,4) dibanding jagung tanam kedua secara relay planting. Jagung tanam kedua secara relay planting waktu tanam 7 hari sebelum panen jagung tanam pertama, memiliki indeks luas daun paling sempit (3,1) namun tidak berbeda nyata dengan waktu tanam lainnya, meskipun cara tanam petani memiliki indeks luas daun lebih lebar (3,7) dibanding cara tanam relay planting. Jagung tanam pertama secara bersamaan memiliki berat 250 biji lebih berat (83,8 g) dibanding jagung tanam kedua secara relay planting waktu tanam 5 HSP dan waktu tanam 3 HSP serta cara tanam petani (79,8 g). Jagung tanam kedua secara relay planting waktu tanam 7 hari sebelum panen jagung pertama, memiliki berat 250 biji lebih berat (84,3 g) dibanding cara tanam lain, namun tidak berbeda nyata. Jagung tanam pertama secara bersamaan memiliki produksi lebih rendah (6,8 t/ha) dibanding jagung tanam kedua secara relay planting dan cara tanam petani. Jagung tanam kedua secara relay planting waktu tanam 7 HSP, memiliki produksi lebih tinggi (8,3 t/ha) dan berbeda nyata dengan cara tanam relay planting waktu tanam 3 HSP (7,3 t/ha) dan cara petani (6,3 t/ha). Jagung tanam pertama yang ditanam bersamaan mengalami persaingan hara, air dan cahaya matahari antar tanaman. Sedangkan jagung tanam kedua yang ditanam secara relay planting tidak mengalami persaingan hara, air dan cahaya matahari karena waktu tanam berbeda
{"title":"Pengkajian Paket Teknologi Mendukung Pelaksanaan IP 200 Jagung di Lahan Kering Sulawesi Selatan","authors":"A. Amir","doi":"10.22487/25411969.2018.v7.i3.11459","DOIUrl":"https://doi.org/10.22487/25411969.2018.v7.i3.11459","url":null,"abstract":"Pengkajian Paket Teknologi Mendukung Pelaksanaan IP200 Jagung di Lahan Kering Sulawesi Selatan. Sulawesi Selatan memiliki lahan kering beriklim kering seluas 1.238.520 ha dan lahan kering beriklim basah seluas 3.191.227 Ha. Masalah pengembangan jagung di lahan kering adalah air pengairan. Kombinasi penggunaan teknologi produksi dapat meningkatkan luas tanam melalui peningkatan Indeks Pertanaman (IP) pada lahan kering beriklim kering. Pengkajian disusun menurut Rancangan Acak Kelompok (RAK), empat ulangan dan empat perlakuan waktu tanam. Jagung tanam pertama secara bersamaan memiliki Indek Luas Daun (ILD) lebih lebar (4,4) dibanding jagung tanam kedua secara relay planting. Jagung tanam kedua secara relay planting waktu tanam 7 hari sebelum panen jagung tanam pertama, memiliki indeks luas daun paling sempit (3,1) namun tidak berbeda nyata dengan waktu tanam lainnya, meskipun cara tanam petani memiliki indeks luas daun lebih lebar (3,7) dibanding cara tanam relay planting. Jagung tanam pertama secara bersamaan memiliki berat 250 biji lebih berat (83,8 g) dibanding jagung tanam kedua secara relay planting waktu tanam 5 HSP dan waktu tanam 3 HSP serta cara tanam petani (79,8 g). Jagung tanam kedua secara relay planting waktu tanam 7 hari sebelum panen jagung pertama, memiliki berat 250 biji lebih berat (84,3 g) dibanding cara tanam lain, namun tidak berbeda nyata. Jagung tanam pertama secara bersamaan memiliki produksi lebih rendah (6,8 t/ha) dibanding jagung tanam kedua secara relay planting dan cara tanam petani. Jagung tanam kedua secara relay planting waktu tanam 7 HSP, memiliki produksi lebih tinggi (8,3 t/ha) dan berbeda nyata dengan cara tanam relay planting waktu tanam 3 HSP (7,3 t/ha) dan cara petani (6,3 t/ha). Jagung tanam pertama yang ditanam bersamaan mengalami persaingan hara, air dan cahaya matahari antar tanaman. Sedangkan jagung tanam kedua yang ditanam secara relay planting tidak mengalami persaingan hara, air dan cahaya matahari karena waktu tanam berbeda","PeriodicalId":399499,"journal":{"name":"Natural Science: Journal of Science and Technology","volume":"203 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125735971","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-08-21DOI: 10.22487/25411969.2018.v7.i2.10572
Nurliana H. Laewa, Fahri Fahri, Annawaty Annawaty
Macrobrachium latidactylus merupakan salah satu spesies udang air tawar dari famili Palaemonidae yang penyebarannya di Indonesia terbatas di bagian timur Indonesia, yaitu pulau-pulau Sunda kecil, Papua, Sulawesi dan Maluku. Spesies ini pertama kali dideskripsi menggunakan spesimen dari Sulawesi pada tahun 1891. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kembali M. latidactylus berdasarkan spesimen yang dikoleksi dari Sungai Gililana, Morowali Utara, Sulawesi, Indonesia. Koleksi sampel menggunakan metode purposive sampling dan penangkapan spesimen menggunakan hand net , kemudian sampel disimpan di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, Universitas Tadulako, Palu, Indonesia. Dalam tulisan ini M. latidactylus dibuat diagnose kembali dan dilengkapi dengan ilustrasi menggunakan line drawing .
{"title":"Udang Air Tawar Macrobrachium latidactylus (Decapoda, Caridea, Palaemonidae) dari Sungai Gililana, Morowali Utara, Sulawesi, Indonesia","authors":"Nurliana H. Laewa, Fahri Fahri, Annawaty Annawaty","doi":"10.22487/25411969.2018.v7.i2.10572","DOIUrl":"https://doi.org/10.22487/25411969.2018.v7.i2.10572","url":null,"abstract":"Macrobrachium latidactylus merupakan salah satu spesies udang air tawar dari famili Palaemonidae yang penyebarannya di Indonesia terbatas di bagian timur Indonesia, yaitu pulau-pulau Sunda kecil, Papua, Sulawesi dan Maluku. Spesies ini pertama kali dideskripsi menggunakan spesimen dari Sulawesi pada tahun 1891. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kembali M. latidactylus berdasarkan spesimen yang dikoleksi dari Sungai Gililana, Morowali Utara, Sulawesi, Indonesia. Koleksi sampel menggunakan metode purposive sampling dan penangkapan spesimen menggunakan hand net , kemudian sampel disimpan di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, Universitas Tadulako, Palu, Indonesia. Dalam tulisan ini M. latidactylus dibuat diagnose kembali dan dilengkapi dengan ilustrasi menggunakan line drawing .","PeriodicalId":399499,"journal":{"name":"Natural Science: Journal of Science and Technology","volume":"140 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132354322","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-08-21DOI: 10.22487/25411969.2018.v7.i2.10573
Fitriana Fitriana, Wanda Damayanti, M. Gunawan, Annawaty Annawaty, Fahri Fahri
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan pilihan pakan kelompok bercampur Macaca tonkeana-hecki di kawasan Cagar Alam Pangi Binangga, yang dilakukan mulai bulan November sampai Desember 2016. Pengumpulan data pakan dilakukan dengan menggunakan metode Scanning sampling . Pakan yang diamati ialah pakan hasil olahan yang diberikan secara langsung oleh masyarakat lokal atau pengguna jalan trans Sulawesi (Tawaeli-Toboli). Setiap pakan yang terlihat dikonsumsi oleh Macaca dicatat jenisnya dan dihitung setip 5 menit. Berdasar hasil pengamatan, terdapat 14 jenis pakan non-alami atau pakan yang diberi oleh pengunjung. Jenis pakan non-alami atau pakan yang diberi oleh pengunjung dengan persentase tertinggi yaitu pisang ( Musa paradisiacal L.) 41,87% dan terendah klengkeng ( Dimocarpus longan Lour.), lalampa ( pakan hasil olahan ) dan wortel ( Daucus carota L.) 0,35%.
{"title":"Jenis Pakan Dan Pilihan Pakan Yang Diberikan Oleh Masyarakat Pada Kelompok Bercampur M. tonkeana-hecki Di Cagar Alam Pangi Binangga","authors":"Fitriana Fitriana, Wanda Damayanti, M. Gunawan, Annawaty Annawaty, Fahri Fahri","doi":"10.22487/25411969.2018.v7.i2.10573","DOIUrl":"https://doi.org/10.22487/25411969.2018.v7.i2.10573","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan pilihan pakan kelompok bercampur Macaca tonkeana-hecki di kawasan Cagar Alam Pangi Binangga, yang dilakukan mulai bulan November sampai Desember 2016. Pengumpulan data pakan dilakukan dengan menggunakan metode Scanning sampling . Pakan yang diamati ialah pakan hasil olahan yang diberikan secara langsung oleh masyarakat lokal atau pengguna jalan trans Sulawesi (Tawaeli-Toboli). Setiap pakan yang terlihat dikonsumsi oleh Macaca dicatat jenisnya dan dihitung setip 5 menit. Berdasar hasil pengamatan, terdapat 14 jenis pakan non-alami atau pakan yang diberi oleh pengunjung. Jenis pakan non-alami atau pakan yang diberi oleh pengunjung dengan persentase tertinggi yaitu pisang ( Musa paradisiacal L.) 41,87% dan terendah klengkeng ( Dimocarpus longan Lour.), lalampa ( pakan hasil olahan ) dan wortel ( Daucus carota L.) 0,35%.","PeriodicalId":399499,"journal":{"name":"Natural Science: Journal of Science and Technology","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133406478","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-08-21DOI: 10.22487/25411969.2018.v7.i2.10585
Moh. Reza Sese, I. Wirawati
Teripang jenis Pearsonothuria graeffei (Semper, 1868) dan Bohadschia argus Jaeger, 1833 merupakan jenis yang sering ditemukan di perairan Indonesia, akan tetapi belum pernah ada laporan secara taksonomi bahwa kedua jenis ini terdapat di perairan Sulawesi Tengah. Oleh karena itu, tujuan dari studi ini adalah mengidentifikasi Pearsonothuria graeffei (Semper, 1868) dan Bohadschia argus Jaeger, 1833 berdasarkan tipe dan komposisi spikula dan menambah laporan keberadaan kedua jenis teripang tersebut. Pengambilan sampel teripang menggunakan metode purposive sampling di sekitar lokasi penelitian dan dilakukan pada saat air menjelang surut. Spikula diekstraksi dari bagian dorsal, ventral, podian tentakel. Potongan Spikula sebesar 0,5 cm 2 direndam menggunakan larutan “domestic bleaching” selama 5 – 10 menit kemudian spikula di cuci dengan aquades dan di letakan di cover glass dengan menambakan gliceryn, serta di amati di bawah mikroskop. Tipe spikula Pearsonothuria graeffei dan Bohadschia argus terdiri dari tipe mawar, batang, meja dan pelat berlubang.
{"title":"IdentifikasiTeripang Jenis Pearsonothuria graeffei (Semper, 1868) dan Bohadschia argus (Jaeger, 1833) dari Desa Tandaigi, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah","authors":"Moh. Reza Sese, I. Wirawati","doi":"10.22487/25411969.2018.v7.i2.10585","DOIUrl":"https://doi.org/10.22487/25411969.2018.v7.i2.10585","url":null,"abstract":"Teripang jenis Pearsonothuria graeffei (Semper, 1868) dan Bohadschia argus Jaeger, 1833 merupakan jenis yang sering ditemukan di perairan Indonesia, akan tetapi belum pernah ada laporan secara taksonomi bahwa kedua jenis ini terdapat di perairan Sulawesi Tengah. Oleh karena itu, tujuan dari studi ini adalah mengidentifikasi Pearsonothuria graeffei (Semper, 1868) dan Bohadschia argus Jaeger, 1833 berdasarkan tipe dan komposisi spikula dan menambah laporan keberadaan kedua jenis teripang tersebut. Pengambilan sampel teripang menggunakan metode purposive sampling di sekitar lokasi penelitian dan dilakukan pada saat air menjelang surut. Spikula diekstraksi dari bagian dorsal, ventral, podian tentakel. Potongan Spikula sebesar 0,5 cm 2 direndam menggunakan larutan “domestic bleaching” selama 5 – 10 menit kemudian spikula di cuci dengan aquades dan di letakan di cover glass dengan menambakan gliceryn, serta di amati di bawah mikroskop. Tipe spikula Pearsonothuria graeffei dan Bohadschia argus terdiri dari tipe mawar, batang, meja dan pelat berlubang.","PeriodicalId":399499,"journal":{"name":"Natural Science: Journal of Science and Technology","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121118312","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-08-21DOI: 10.22487/25411969.2018.v7.i2.10568
Elisa Sesa, M. S. Ulum, D. Farhamsa, Samsul Samsul
Pada penelitian ini telah dibuat suatu intrumen yang secara otomatis dapat mengukur kecepatan dan percepatan benda menggelinding pada bidang miring. Tahapan penelitian ini dimulai dari pembuatan sistem mekanik, rangkaian sensor optik, dan rangkaian LCD-Arduino Uno. Selanjutnya dilakukan pembuatan program uji dan program utama. Tahap akhir adalah pengujian alat dan pengambilan data. Alat ini telah beroperasi dengan baik namun belum memberikan hasil yang diharapkan sesuai perhitungan secara teori yakni nilai kecepatan memberikan nilai kesalahan relatif sebesar 21% - 50% terhadap nilai kecepatan teoritis. Di lain pihak nilai kesalahan relatif percepatan untuk sudut kemiringan bidang gelinding 5o, 10°, dan 15o berturut-turut adalah 9,67% - 35,48%, 8,87% - 20,16%, dan 19,20% - 25,54%. Penyebab tingginya kesalahan relatif ini sangat potensial disebabkan oleh gesekan udara, ketidakbulatan benda gelinding, dan ketidakrataan bidang gelinding serta untuk perhitungan teoritis masih menggunakan percepatan gravitasi bumi yang tidak riil pada tempat percobaan yakni sebesar 10 m/s 2 .
{"title":"Penentu Kecepatan Dan Percepatan Benda Berbasis Mikrokontroler Arduino Pada Percobaan Benda Menggelinding Pada Bidang Miring","authors":"Elisa Sesa, M. S. Ulum, D. Farhamsa, Samsul Samsul","doi":"10.22487/25411969.2018.v7.i2.10568","DOIUrl":"https://doi.org/10.22487/25411969.2018.v7.i2.10568","url":null,"abstract":"Pada penelitian ini telah dibuat suatu intrumen yang secara otomatis dapat mengukur kecepatan dan percepatan benda menggelinding pada bidang miring. Tahapan penelitian ini dimulai dari pembuatan sistem mekanik, rangkaian sensor optik, dan rangkaian LCD-Arduino Uno. Selanjutnya dilakukan pembuatan program uji dan program utama. Tahap akhir adalah pengujian alat dan pengambilan data. Alat ini telah beroperasi dengan baik namun belum memberikan hasil yang diharapkan sesuai perhitungan secara teori yakni nilai kecepatan memberikan nilai kesalahan relatif sebesar 21% - 50% terhadap nilai kecepatan teoritis. Di lain pihak nilai kesalahan relatif percepatan untuk sudut kemiringan bidang gelinding 5o, 10°, dan 15o berturut-turut adalah 9,67% - 35,48%, 8,87% - 20,16%, dan 19,20% - 25,54%. Penyebab tingginya kesalahan relatif ini sangat potensial disebabkan oleh gesekan udara, ketidakbulatan benda gelinding, dan ketidakrataan bidang gelinding serta untuk perhitungan teoritis masih menggunakan percepatan gravitasi bumi yang tidak riil pada tempat percobaan yakni sebesar 10 m/s 2 .","PeriodicalId":399499,"journal":{"name":"Natural Science: Journal of Science and Technology","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129639662","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-08-21DOI: 10.22487/25411969.2018.v7.i2.10563
M. Marina, Orryani Lambui, I. N. Suwastika
Selulase adalah enzim yang dapat dihasilkan oleh bakteri selulolitik, memiliki kemampuan dalam menguraikan selulosa menjadi monomer yang lebih sederhana di alam. Danau Kalimpa’a yang merupakan kawasan Taman Nasional Lore Lindu Sulawesi Tengah memiliki produktivitas seresah yang tinggi, sehingga sangat bergantung pada keberadaan mikroorganisme tanah termasuk bakteri selulolitik sebagai dekomposer. Pada penelitian ini telah dilakukan isolasi dan karakterisasi enzim endogenous. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan deskripsi aktivitas enzim dipaparkan secara kuantitatif. Karakterisasi selulase ditentukan dengan menguji aktivitas enzim pada variasi suhu (30°C, 40°C, dan 50°C) dan variasi pH (5.0; 6.0; 7.0; dan 8.0). Hasil isolasi bakteri diperoleh 5 isolat terbaik (K1, K2, K3, K4 dan K5) yang memiliki kemampuan dalam mendegradasi selulosa. Secara kualitatif, isolat K4 dapat mendegradasi selulosa lebih cepat dibanding isolat lain berdasarkan pembentukan zona bening dengan Indeks Aktivitas Selulase (IAS) sebesar 3,88 mm. Secara kuantitatif, aktivitas selulase ditentukan berdasarkan kadar gula reduksi yang dihasilkan menggunakan metode DNS ( Di Nitro Salisilic Acid). Isolat K2 mampu menghasilkan enzim dengan aktivitas selulase tertinggi yaitu 0,30 U/ml dan aktivitas selulase terendah dihasilkan oleh isolat K1 yaitu 0,001 U/ml. Suhu dan pH optimum selulase adalah 40°C dan pH 6, yang menghasilkan aktivitas enzim sebesr 0,279 U/ml.
{"title":"Karakterisasi Selulase Asal Bakteri Tanah Danau Kalimpa’a Sulawesi Tengah","authors":"M. Marina, Orryani Lambui, I. N. Suwastika","doi":"10.22487/25411969.2018.v7.i2.10563","DOIUrl":"https://doi.org/10.22487/25411969.2018.v7.i2.10563","url":null,"abstract":"Selulase adalah enzim yang dapat dihasilkan oleh bakteri selulolitik, memiliki kemampuan dalam menguraikan selulosa menjadi monomer yang lebih sederhana di alam. Danau Kalimpa’a yang merupakan kawasan Taman Nasional Lore Lindu Sulawesi Tengah memiliki produktivitas seresah yang tinggi, sehingga sangat bergantung pada keberadaan mikroorganisme tanah termasuk bakteri selulolitik sebagai dekomposer. Pada penelitian ini telah dilakukan isolasi dan karakterisasi enzim endogenous. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan deskripsi aktivitas enzim dipaparkan secara kuantitatif. Karakterisasi selulase ditentukan dengan menguji aktivitas enzim pada variasi suhu (30°C, 40°C, dan 50°C) dan variasi pH (5.0; 6.0; 7.0; dan 8.0). Hasil isolasi bakteri diperoleh 5 isolat terbaik (K1, K2, K3, K4 dan K5) yang memiliki kemampuan dalam mendegradasi selulosa. Secara kualitatif, isolat K4 dapat mendegradasi selulosa lebih cepat dibanding isolat lain berdasarkan pembentukan zona bening dengan Indeks Aktivitas Selulase (IAS) sebesar 3,88 mm. Secara kuantitatif, aktivitas selulase ditentukan berdasarkan kadar gula reduksi yang dihasilkan menggunakan metode DNS ( Di Nitro Salisilic Acid). Isolat K2 mampu menghasilkan enzim dengan aktivitas selulase tertinggi yaitu 0,30 U/ml dan aktivitas selulase terendah dihasilkan oleh isolat K1 yaitu 0,001 U/ml. Suhu dan pH optimum selulase adalah 40°C dan pH 6, yang menghasilkan aktivitas enzim sebesr 0,279 U/ml.","PeriodicalId":399499,"journal":{"name":"Natural Science: Journal of Science and Technology","volume":"66 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132882973","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-08-21DOI: 10.22487/25411969.2018.v7.i2.10569
D. Wahyuni, M. D. T. Musa, Sandra Sandra
Penelitian untuk mengidentifikasi sebaran lapisan akuifer telah dilakukan menggunakan metode geolistrik hambatan jenis di Kecamatan Ampibabo Kabupaten Parigi Moutong. Penelitian dilakukan dengan 9 titik bentangan pengukuran untuk mengetahui letak serta pola sebaran akuifer. Pengukuran dilakukan dengan metode Automatic Array Scanning (AAS) menggunakan Konfigurasi Wenner. Pengolahan data menggunakan perangkat lunak EarthImager 2D untuk memperoleh distribusi nilai hambatan jenis bawah permukaan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai hambatan jenis dari lapisan akuifer yang berkisar 30 Ωm-80 Ωm dengan nilai faktor formasi 2-5. Lapisan akuifer tersebut terdeteksi menyebar pada kedalaman ± 2 m bmt hingga ± 45 m bmt, dimana pola sebaran akuifer ini menuju ke arah timur.
研究发现含水层层的不同程度,使用在Parigi Moutong地区的性别追踪方法进行。这项研究采用了9个跨度测量点来确定含水层的位置和分布模式。测量是使用温纳配置的自雷扫描方法进行的。数据处理使用EarthImager 2D软件获取地下类型的价值障碍分配。根据研究结果的障碍类型的价值一层含水层的范围30Ωm80Ωm因素形成的价值2 - 5。检测这些含水层扩散层深达±2款bmt至±45 m bmt,其中这种零散的含水层向东。
{"title":"Identifikasi Sebaran Lapisan Akuifer Menggunakan Metode Geolistrik Hambatan Jenis di Wilayah Kecamatan Ampibabo Kabupaten Parigi Moutong","authors":"D. Wahyuni, M. D. T. Musa, Sandra Sandra","doi":"10.22487/25411969.2018.v7.i2.10569","DOIUrl":"https://doi.org/10.22487/25411969.2018.v7.i2.10569","url":null,"abstract":"Penelitian untuk mengidentifikasi sebaran lapisan akuifer telah dilakukan menggunakan metode geolistrik hambatan jenis di Kecamatan Ampibabo Kabupaten Parigi Moutong. Penelitian dilakukan dengan 9 titik bentangan pengukuran untuk mengetahui letak serta pola sebaran akuifer. Pengukuran dilakukan dengan metode Automatic Array Scanning (AAS) menggunakan Konfigurasi Wenner. Pengolahan data menggunakan perangkat lunak EarthImager 2D untuk memperoleh distribusi nilai hambatan jenis bawah permukaan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai hambatan jenis dari lapisan akuifer yang berkisar 30 Ωm-80 Ωm dengan nilai faktor formasi 2-5. Lapisan akuifer tersebut terdeteksi menyebar pada kedalaman ± 2 m bmt hingga ± 45 m bmt, dimana pola sebaran akuifer ini menuju ke arah timur.","PeriodicalId":399499,"journal":{"name":"Natural Science: Journal of Science and Technology","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122786420","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-08-21DOI: 10.22487/25411969.2018.v7.i2.10586
R. Setiawan, Retno Wimbaningrum, S. Fatimah
Kupu-kupu merupakan serangga yang keberadaannya ditentukan oleh kemampuan distribusi dan adaptasi terhadap faktor lingkungan. Faktor yang sangat berperan penting terhadap keberadaan kupu-kupu adalah tumbuhan. Tumbuhan digunakan kupu-kupu sebagai tumbuhan inang dan sumber pakan. Penurunan keanekaragaman jenis tumbuhan di sutau habitat akibat degradasi akan berpengaruh terhadap keanekaragaman jenis kupu-kupu. Salah satu habitat kupu-kupu yang mengalami degradasi adalah Resort Wonoasri yang sebagian kawasannya ditetapkan sebagai zona rehabilitasi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui komposisi dan keanekaragaman jenis kupu-kupu di zona rehabilitasi Blok Curah Malang Resort Wonoasri Taman Nasional Meru Betiri. Metode yang digunakan dalam pengambilan data adalah metode jelajah. Penjelajahan dilakukan dengan berjalan dan menghitung spesimen yang dikumpulkan dengan cara koleksi aktif. Komposisi dan keanekaragaman jenis kupu-kupu yang ditemukan yaitu 23 jenis yang mewakili 4 famili dan 18 genus.
蝴蝶是一种昆虫,其存在取决于其对环境因素的分布能力和适应能力。植物是蝴蝶生存的重要因素。植物用蝴蝶作为寄主植物和饲料来源。由于栖息地的植物多样性的减少将影响蝴蝶种类的多样性。蝴蝶的栖息地之一是沃诺阿斯里度假村,它的部分区域被指定为康复区。这项研究的目的是了解默鲁比提里国家公园(Meru Betiri)的瓦诺阿斯里自然公园(Wonoasri national park)恢复区域的蝴蝶的成分和种类。数据检索使用的方法是探索方法。探险是通过步行和计数通过活跃收集收集的标本来完成的。发现的蝴蝶的成分和多样性是23种,代表4科和18属。
{"title":"Keanekaragaman Jenis Kupu-Kupu (Lepidoptera:Rhopalocera) di Zona Rehabilitasi Blok Curah Malang Resort Wonoasri Taman Nasional Meru Betiri","authors":"R. Setiawan, Retno Wimbaningrum, S. Fatimah","doi":"10.22487/25411969.2018.v7.i2.10586","DOIUrl":"https://doi.org/10.22487/25411969.2018.v7.i2.10586","url":null,"abstract":"Kupu-kupu merupakan serangga yang keberadaannya ditentukan oleh kemampuan distribusi dan adaptasi terhadap faktor lingkungan. Faktor yang sangat berperan penting terhadap keberadaan kupu-kupu adalah tumbuhan. Tumbuhan digunakan kupu-kupu sebagai tumbuhan inang dan sumber pakan. Penurunan keanekaragaman jenis tumbuhan di sutau habitat akibat degradasi akan berpengaruh terhadap keanekaragaman jenis kupu-kupu. Salah satu habitat kupu-kupu yang mengalami degradasi adalah Resort Wonoasri yang sebagian kawasannya ditetapkan sebagai zona rehabilitasi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui komposisi dan keanekaragaman jenis kupu-kupu di zona rehabilitasi Blok Curah Malang Resort Wonoasri Taman Nasional Meru Betiri. Metode yang digunakan dalam pengambilan data adalah metode jelajah. Penjelajahan dilakukan dengan berjalan dan menghitung spesimen yang dikumpulkan dengan cara koleksi aktif. Komposisi dan keanekaragaman jenis kupu-kupu yang ditemukan yaitu 23 jenis yang mewakili 4 famili dan 18 genus.","PeriodicalId":399499,"journal":{"name":"Natural Science: Journal of Science and Technology","volume":"130 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115805137","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-03-23DOI: 10.22487/25411969.2018.V7.I1.9921
Sri Amaliah Gobel, Y. Yusran, Wahyu Harso
Jamur mikoriza arbuskula berperan penting dalam membantu rehabilitasi tanah terdegradasi akibat pertambangan. Jamur ini dapat mengurangi toksisitas logam berat terhadap tanaman pada tanah yang tercemar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan jamur mikoriza arbuskula terhadap pertumbuhan tanaman jagung pada tanah yang dicemari dengan merkuri. Penelitian dilakukan di rumah kaca dan dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan dua faktorial. Faktor pertama adalah pemberian inokulum mikoriza (dengan dan tanpa pemberian inokulum) dan faktor kedua adalah konsentrasi merkuri pada media tumbuh (0 mg/kg, 1,46 mg/kg, dan 2,92 mg/kg tanah). Tanaman jagung diinoluasi dengan 15 gram inokulum. Jamur mikoriza arbuskula yang digunakan adalah jenis Gigaspora margarita . Setiap gram inokulum mengandung 10 spora. Tanah dikontaminasi dengan 2 mg dan 4 mg HgCl 2 per kg tanah kering. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi merkuri akan semakin menghambat pertumbuhan tanaman jagung yang tidak diinokulasi dengan jamur mikoriza arbuskula. Disisi lain, tanaman yang diinokulasi dengan jamur mikoriza arbsukula dapat meningkatkan pertumbuhannya pada tanah yang terkontaminasi merkuri. Sehingga kesimpulan dari penelitian ini adalah jamur mikoriza arbuskula dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas tanaman jagung pada lahan tercemar merkuri.
{"title":"Penggunaan Jamur Mikoriza Arbuscula untuk Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Jagung pada Tanah Tercemar Merkuri","authors":"Sri Amaliah Gobel, Y. Yusran, Wahyu Harso","doi":"10.22487/25411969.2018.V7.I1.9921","DOIUrl":"https://doi.org/10.22487/25411969.2018.V7.I1.9921","url":null,"abstract":"Jamur mikoriza arbuskula berperan penting dalam membantu rehabilitasi tanah terdegradasi akibat pertambangan. Jamur ini dapat mengurangi toksisitas logam berat terhadap tanaman pada tanah yang tercemar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan jamur mikoriza arbuskula terhadap pertumbuhan tanaman jagung pada tanah yang dicemari dengan merkuri. Penelitian dilakukan di rumah kaca dan dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan dua faktorial. Faktor pertama adalah pemberian inokulum mikoriza (dengan dan tanpa pemberian inokulum) dan faktor kedua adalah konsentrasi merkuri pada media tumbuh (0 mg/kg, 1,46 mg/kg, dan 2,92 mg/kg tanah). Tanaman jagung diinoluasi dengan 15 gram inokulum. Jamur mikoriza arbuskula yang digunakan adalah jenis Gigaspora margarita . Setiap gram inokulum mengandung 10 spora. Tanah dikontaminasi dengan 2 mg dan 4 mg HgCl 2 per kg tanah kering. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi merkuri akan semakin menghambat pertumbuhan tanaman jagung yang tidak diinokulasi dengan jamur mikoriza arbuskula. Disisi lain, tanaman yang diinokulasi dengan jamur mikoriza arbsukula dapat meningkatkan pertumbuhannya pada tanah yang terkontaminasi merkuri. Sehingga kesimpulan dari penelitian ini adalah jamur mikoriza arbuskula dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas tanaman jagung pada lahan tercemar merkuri.","PeriodicalId":399499,"journal":{"name":"Natural Science: Journal of Science and Technology","volume":"129 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-03-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114437814","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}