Pub Date : 2018-12-04DOI: 10.24198/agricore.v3i2.20491
G. W. Mukti, Rani Andriani, Pandi Pardian
ABSTRAKPetani masa kini dituntut memiliki jiwa kewirausahaan dan juga kemampuan manajemen usaha yang baik sehingga memiliki daya saing yang tinggi untuk menghadapi perubahan yang terjadi dalam dunia bisnis pertanian. Tantangan bagi sektor pertanian di Indonesia saat ini adalah memfasilitasi pengembangan wirausaha petani muda agar menjadi petani modern di masa depan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui transformasi petani sebagai hasil dari proses pendidikan kewirausahaan yang diberikan kepada petani muda terdidik. Mereka adalah lulusan Perguruan Tinggi (Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran) yang mengikuti Program Wirausaha Muda Pertanian (PWMP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan kompetensi kewirausahaan dapat diarahkan kepada petani muda terdidik yang memiliki semangat yang besar untuk berkembang. Petani muda yang berasal dari lulusan Perguruan Tinggi menjadi sangat potensial karena umumnya mereka memiliki keberanian mengambil risiko, mampu mengenali kelebihan atau potensi dirinya, selalu berorientasi pada proses dan hasil, adaptif terhadap perubahan, selalu berinovasi untuk kemajuan usahanya, bersedia untuk berjejaring dan berkolaborasi secara positif dengan pihak lain sehingga semua pihak dapat berkembang dan sukses secara bersama – sama, selalu membangun jaringan usaha (silaturahmi) dengan mitra dan stakeholder.Kata kunci: Wirausaha Muda, Kolaboratif, Transformasi, Petani MudaABSTRACTModern farmers must have an entrepreneurial spirit as well as good business management skills so it has a high competitiveness to cope with business changes. The challenge for the agricultural sector in Indonesia at this time is to facilitate the development of young entrepreneur farmers to become a modern farmer in the future. This study aims to determine the transformation of farmers as a result of the entrepreneurship education process provided to educated young farmers. They are graduates of Higher Education (Faculty of Agriculture, Padjadjaran University) who follow the Programe. The results show that the development of entrepreneurial competence can be directed to educated young farmers who have a great passion to be an entrepreneurial farmers. Young become very potential because generally they have the courage to take risks, be able to recognize their strengths or potentials, always oriented to process and outcomes, adaptive to change, always innovate for the progress of their business, willing to network and collaborate positively with other parties so that all parties can grow and succeed together, always build a business network with partners and stakeholders.Keywords: Young Entrepreneur, Collaborative, Transformation, Young Farmers Kata kunci: Wirausaha Muda, Kolaboratif, Transformasi, Petani Muda
今天的农民需要有创业精神和良好的企业管理能力,从而有很高的竞争力来应对农业商业领域的变化。今天印尼农业部门面临的挑战是促进年轻农民的企业家发展,使他们成为未来的现代农民。本研究的目的是了解在教育受过良好教育的年轻农民过程中对农民的转变。他们是Padjadjaran大学的大学毕业生,参加了PWMP青年企业家项目。研究结果表明,能够创业的发展可以针对受过良好教育的年轻农民,他们对发展有很大的热情。来自年轻的大学毕业生成为农民很有潜力,因为通常他们有勇气冒险,能认出多余的或潜在的自己,总是对变化的适应过程和结果为导向,不断创新进步的努力,愿意为国家和国际和积极合作,另一方面使各方能够成功发展和共同——一样,总是与合作伙伴和利益相关者建立商业网络。关键词:年轻的企业家、合作者、转型、现代的农民农民必须有一种创业精神,就像良好的商业管理技能一样,所以它必须是一种高度被迫的商业改变。这次对印尼农业领域的挑战将证明年轻企业家的发展,使他们成为未来的现代农民。这项研究旨在确定美国委托教育年轻农民的转变过程。他们是高等教育的基层学生,遵循这个项目。共同的利益联盟的发展可以指导受教育的年轻农民,他们有成为企业家的强烈愿望。杨成为非常有潜在的generally,因为他们带风险的勇气,be able to承认他们strengths或potentials,总是注重to过程and outcomes, adaptive进行改变,总是innovate for the它的商业模式,愿意到网络collaborate著作百科全书》和其他各方positively所以所有各方可以一起成长和succeed,总是构建a business partners和stakeholders网络。关键字:年轻的企业家,合作主义者,变革者,年轻的农民,关键字:年轻的企业家,合作者,转变,年轻的农民
{"title":"TRANSFORMASI PETANI MENJADI ENTREPRENEUR (Studi Kasus pada Program Wirausaha Muda Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran)","authors":"G. W. Mukti, Rani Andriani, Pandi Pardian","doi":"10.24198/agricore.v3i2.20491","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/agricore.v3i2.20491","url":null,"abstract":"ABSTRAKPetani masa kini dituntut memiliki jiwa kewirausahaan dan juga kemampuan manajemen usaha yang baik sehingga memiliki daya saing yang tinggi untuk menghadapi perubahan yang terjadi dalam dunia bisnis pertanian. Tantangan bagi sektor pertanian di Indonesia saat ini adalah memfasilitasi pengembangan wirausaha petani muda agar menjadi petani modern di masa depan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui transformasi petani sebagai hasil dari proses pendidikan kewirausahaan yang diberikan kepada petani muda terdidik. Mereka adalah lulusan Perguruan Tinggi (Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran) yang mengikuti Program Wirausaha Muda Pertanian (PWMP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan kompetensi kewirausahaan dapat diarahkan kepada petani muda terdidik yang memiliki semangat yang besar untuk berkembang. Petani muda yang berasal dari lulusan Perguruan Tinggi menjadi sangat potensial karena umumnya mereka memiliki keberanian mengambil risiko, mampu mengenali kelebihan atau potensi dirinya, selalu berorientasi pada proses dan hasil, adaptif terhadap perubahan, selalu berinovasi untuk kemajuan usahanya, bersedia untuk berjejaring dan berkolaborasi secara positif dengan pihak lain sehingga semua pihak dapat berkembang dan sukses secara bersama – sama, selalu membangun jaringan usaha (silaturahmi) dengan mitra dan stakeholder.Kata kunci: Wirausaha Muda, Kolaboratif, Transformasi, Petani MudaABSTRACTModern farmers must have an entrepreneurial spirit as well as good business management skills so it has a high competitiveness to cope with business changes. The challenge for the agricultural sector in Indonesia at this time is to facilitate the development of young entrepreneur farmers to become a modern farmer in the future. This study aims to determine the transformation of farmers as a result of the entrepreneurship education process provided to educated young farmers. They are graduates of Higher Education (Faculty of Agriculture, Padjadjaran University) who follow the Programe. The results show that the development of entrepreneurial competence can be directed to educated young farmers who have a great passion to be an entrepreneurial farmers. Young become very potential because generally they have the courage to take risks, be able to recognize their strengths or potentials, always oriented to process and outcomes, adaptive to change, always innovate for the progress of their business, willing to network and collaborate positively with other parties so that all parties can grow and succeed together, always build a business network with partners and stakeholders.Keywords: Young Entrepreneur, Collaborative, Transformation, Young Farmers Kata kunci: Wirausaha Muda, Kolaboratif, Transformasi, Petani Muda","PeriodicalId":7520,"journal":{"name":"Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad","volume":"110 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87714875","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2017-12-29DOI: 10.24198/agricore.v2i1.15076
A. Thoriq, Rizky Mulya Sampurno, N. Syamsiyah, I. Setiawan
ABSTRAKSalah satu faktor penting dalam peningkatan produktivitas pertanian adalah melalui penerapanteknologi. Percepatan adopsi teknologi akan dipengaruhi oleh karakteristik sosial ekonomi petani.Penelitian ini bertujuan merumuskan strategi adopsi teknologi pertanian berdasarkan karakteristiksosial ekonomi petani di Kabupaten Sumedang. Subjek penelitian ini adalah 4784 petani yangtersebar di 76 Desa yang terletak di 18 Kecamatan di Kabupaten Sumedang. Pemilihan lokasididasarkan pada ketersediaan lahan pertanian yang mendapat program perluasan sawah.Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuisoner, dan diperdalam dengan pendekatan FocusGroup Discussion (FGD), wawancara mendalam, serta observasi terhadap kondisi sosial, ekonomi,budaya, serta lingkungan lokasi studi. Hasil penelitian menunjukkan usia petani mayoritas diatas 50tahun (77,87%), 2) pendidikan rendah (SD : 89,21%) , 3) penguasaan lahan ≤ 0,25 hektar perpetani (58,28%), dan 4) tanggunan keluarga 1- 7 orang. Strategi yang dilakukan berdasarkan usia danpendidikan adalah melalui 1) Pembentukan kelompok tani dan penguatan kelembagaan, 2)Teknologi yang diterapkan sederhana, tepat guna dan telah teruji, 3) Penggunaan metodepenyuluhan yang mudah dipahami, 4) Pemberdayaan agen penyuluhan. Strategi yang dilakukanberdasarkan penguasaan lahan adalah contoh nyata penerapan konsolidasi lahan dan penerapanteknologi spesifik lokasi pada lahan berbukit, dan strategi yang dilakukan untuk mengatasiketerbatasan sumberdaya pertanian adalah melalui sistem gotong royong berbasis kelompok dancontoh nyata penerapan teknologi pertanian.Kata kunci : adopsi, teknologi, karakteristik sosial ekonomi, petani, SumedangABSTRACTApplication of technology is an important factor to increase agricultural productivity. Accelerationof technology adoption has affected by socioeconomic characteristics of farmer. This research aimsto make a formula of agricultural technology adoption strategy based on socioeconomiccharacteristic of farmer in Sumedang regency. About 4784 farmers with paddy field extensionsprogram have observed. Data collected trough questionnaire, focus group discussion (FGD),interview, as well as observation of agricultural technology based on social, economic, cultural, andenvironmental condition. The results showed that farmers in Sumedang were: 1) farmer with agemore than 50 years old (77,87%), 2) farmer with low education (89,21%), 3) land tenure less than0,25 hectare per farmer (58,28%), and 4) high dependents (1-7 persons). There were strategies toovercome the vulnerable condition. They categorized into three. Strategies based on age andeducation were: 1) farmer groups and institutional strengthening, 2) simple, appropriate, and testedtechnology, 3) easy understand method, and 4) Empowerment extension agents. Strategy based onland tenure was application of specific-based location technology in hilly land. Strategy based onagricultural resources was mutual aid group with agricultural technology application.Ke
{"title":"STRATEGI ADOPSI TEKNOLOGI PERTANIAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETANI DI KABUPATEN SUMEDANG","authors":"A. Thoriq, Rizky Mulya Sampurno, N. Syamsiyah, I. Setiawan","doi":"10.24198/agricore.v2i1.15076","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/agricore.v2i1.15076","url":null,"abstract":"ABSTRAKSalah satu faktor penting dalam peningkatan produktivitas pertanian adalah melalui penerapanteknologi. Percepatan adopsi teknologi akan dipengaruhi oleh karakteristik sosial ekonomi petani.Penelitian ini bertujuan merumuskan strategi adopsi teknologi pertanian berdasarkan karakteristiksosial ekonomi petani di Kabupaten Sumedang. Subjek penelitian ini adalah 4784 petani yangtersebar di 76 Desa yang terletak di 18 Kecamatan di Kabupaten Sumedang. Pemilihan lokasididasarkan pada ketersediaan lahan pertanian yang mendapat program perluasan sawah.Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuisoner, dan diperdalam dengan pendekatan FocusGroup Discussion (FGD), wawancara mendalam, serta observasi terhadap kondisi sosial, ekonomi,budaya, serta lingkungan lokasi studi. Hasil penelitian menunjukkan usia petani mayoritas diatas 50tahun (77,87%), 2) pendidikan rendah (SD : 89,21%) , 3) penguasaan lahan ≤ 0,25 hektar perpetani (58,28%), dan 4) tanggunan keluarga 1- 7 orang. Strategi yang dilakukan berdasarkan usia danpendidikan adalah melalui 1) Pembentukan kelompok tani dan penguatan kelembagaan, 2)Teknologi yang diterapkan sederhana, tepat guna dan telah teruji, 3) Penggunaan metodepenyuluhan yang mudah dipahami, 4) Pemberdayaan agen penyuluhan. Strategi yang dilakukanberdasarkan penguasaan lahan adalah contoh nyata penerapan konsolidasi lahan dan penerapanteknologi spesifik lokasi pada lahan berbukit, dan strategi yang dilakukan untuk mengatasiketerbatasan sumberdaya pertanian adalah melalui sistem gotong royong berbasis kelompok dancontoh nyata penerapan teknologi pertanian.Kata kunci : adopsi, teknologi, karakteristik sosial ekonomi, petani, SumedangABSTRACTApplication of technology is an important factor to increase agricultural productivity. Accelerationof technology adoption has affected by socioeconomic characteristics of farmer. This research aimsto make a formula of agricultural technology adoption strategy based on socioeconomiccharacteristic of farmer in Sumedang regency. About 4784 farmers with paddy field extensionsprogram have observed. Data collected trough questionnaire, focus group discussion (FGD),interview, as well as observation of agricultural technology based on social, economic, cultural, andenvironmental condition. The results showed that farmers in Sumedang were: 1) farmer with agemore than 50 years old (77,87%), 2) farmer with low education (89,21%), 3) land tenure less than0,25 hectare per farmer (58,28%), and 4) high dependents (1-7 persons). There were strategies toovercome the vulnerable condition. They categorized into three. Strategies based on age andeducation were: 1) farmer groups and institutional strengthening, 2) simple, appropriate, and testedtechnology, 3) easy understand method, and 4) Empowerment extension agents. Strategy based onland tenure was application of specific-based location technology in hilly land. Strategy based onagricultural resources was mutual aid group with agricultural technology application.Ke","PeriodicalId":7520,"journal":{"name":"Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad","volume":"9 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86570444","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAKPermintaan minyak atsiri Indonesia dalam satu dekade terakhir, menunjukkan tren yang positifdalam memenuhi pasar global. Namun demikian, upaya untuk meningkatkan daya saing produkminyak atsiri mengalami fluktuatif. Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untukmenganalisis posisi daya saing dan tingkat persaingan minyak atsiri Indonesia di pasar global.Metode analisis yang digunakan adalah dengan pendekatan RCA Dinamis dan analisis korelasi rankspearman, analisis menggunakan data time series (2001-2015). Sepanjang periode 2001-2015Indonesia memiliki daya saing, cenderung memiliki tren positif bila dibandingkan dengan sembilannegara eksportir utama lainnya. Hasil RCA Dinamis menunjukkan bahwa produk minyak AtsiriIndonesia periode 2001-2005 masuk kategori leading retreat, sedangkan periode 2005-2010 dan2011-2015 masuk kategori rising star, yakni produk yang memiliki potensi untuk dikembangkanmenjadi komoditas unggulan ekspor Indonesia. Namun demikian korelasi rank spearmanmenunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara daya saing minyak atsiri Indonesiadengan sembilan negara eksportir utama lainnya.Kata kunci: daya saing, minyak atsiri, pasar globalABSTRACTIndonesian essential oil demand in the last decade, showed a positive trend in global markets.However, efforts to improve product competitiveness experienced volatile essential oil. This studyaimed to analyze the competitive position and the level of competition Indonesian essential oil in theglobal market. The analytical method used is the Dynamic RCA approach and Spearman rankcorrelation analysis, analysis of data using time series (2001-2015). Throughout the 2001-2015periods Indonesia has a competitive advantage, tend to have a positive trend when compared withnine other major exporting countries. Dynamic RCA results showed that the essential oils productsIndonesia 2001-2005 period were leading retreat categories, while the period of 2005-2010 and2011-2015 in the category of Rising Star, which is a product that has the potential to be developedinto the leading commodity exports of Indonesia. However, Spearman rank correlation showed thatno significant relationship between the competitiveness of Indonesian essential oil with nine othermajor exporting countries.Keywords: competitiveness, essential oil, global market
{"title":"POSISI DAYA SAING DAN TINGKAT PERSAINGAN MINYAK ATSIRI INDONESIA DI PASAR GLOBAL","authors":"Nia Rosiana, Feryanto Feryanto, Vela Rostwentivaivi Sinaga","doi":"10.24198/agricore.v2i1.15044","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/agricore.v2i1.15044","url":null,"abstract":"ABSTRAKPermintaan minyak atsiri Indonesia dalam satu dekade terakhir, menunjukkan tren yang positifdalam memenuhi pasar global. Namun demikian, upaya untuk meningkatkan daya saing produkminyak atsiri mengalami fluktuatif. Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untukmenganalisis posisi daya saing dan tingkat persaingan minyak atsiri Indonesia di pasar global.Metode analisis yang digunakan adalah dengan pendekatan RCA Dinamis dan analisis korelasi rankspearman, analisis menggunakan data time series (2001-2015). Sepanjang periode 2001-2015Indonesia memiliki daya saing, cenderung memiliki tren positif bila dibandingkan dengan sembilannegara eksportir utama lainnya. Hasil RCA Dinamis menunjukkan bahwa produk minyak AtsiriIndonesia periode 2001-2005 masuk kategori leading retreat, sedangkan periode 2005-2010 dan2011-2015 masuk kategori rising star, yakni produk yang memiliki potensi untuk dikembangkanmenjadi komoditas unggulan ekspor Indonesia. Namun demikian korelasi rank spearmanmenunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara daya saing minyak atsiri Indonesiadengan sembilan negara eksportir utama lainnya.Kata kunci: daya saing, minyak atsiri, pasar globalABSTRACTIndonesian essential oil demand in the last decade, showed a positive trend in global markets.However, efforts to improve product competitiveness experienced volatile essential oil. This studyaimed to analyze the competitive position and the level of competition Indonesian essential oil in theglobal market. The analytical method used is the Dynamic RCA approach and Spearman rankcorrelation analysis, analysis of data using time series (2001-2015). Throughout the 2001-2015periods Indonesia has a competitive advantage, tend to have a positive trend when compared withnine other major exporting countries. Dynamic RCA results showed that the essential oils productsIndonesia 2001-2005 period were leading retreat categories, while the period of 2005-2010 and2011-2015 in the category of Rising Star, which is a product that has the potential to be developedinto the leading commodity exports of Indonesia. However, Spearman rank correlation showed thatno significant relationship between the competitiveness of Indonesian essential oil with nine othermajor exporting countries.Keywords: competitiveness, essential oil, global market","PeriodicalId":7520,"journal":{"name":"Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad","volume":"18 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84842091","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2017-12-29DOI: 10.24198/agricore.v2i1.15049
Ervin Nora Susanti
ABSTRAKKeberhasilan implementasi pertanian berkelanjutan tidak hanya terkait pada keamanan ketersediaanpangan secara nasional, tetapi juga terkait dengan peran penting sektor pertanian dalamperekonomian nasional. Unit-unit kegiatan usahatani yang berorientasi pada keberlanjutan usahaakan menjadi penggerak bagi perekonomian. Usaha pembesaran lobster merupakan salah satu unitkegiatan sektor perikanan yang memiliki kontribusi bagi perekonomian. Keberhasilan usahapembesaran lobster yang berkelanjutan dipengaruhi oleh keterlibatan beberapa pihak termasukpetani. Petani merupakan subjek yang terlibat langsung dalam pelaksanaan konsep pembangunanpertanian berkelanjutan dilapangan. Persepsi petani terhadap keberlanjutan usaha bisa menjadi tolokukur keberhasilan pertanian berkelanjutan di tingkat usahatani. Penelitian ini bertujuan untukmenganalisis tingkat keberlanjutan menggunakan indeks komposit dari data skala likert persepsipetani terhadap keberlanjutan usaha pembesaran lobster. Data skala likert yang merupakan skalaordinal ditransformasikan ke dalam skala interval menggunakan pendekatan Method of SuccesiveInterval (MSI). Pengumpulan data dilakukan melalui survey kepada 106 petani lobster di PulauLombok Provinsi Nusa Tenggara Barat menggunakan kuesioner terstruktur. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa nilai indeks persepsi keberlanjutan untuk dimensi ekonomi, sosial danlingkungan masing-masing masuk pada katagori keberlanjutan “sedang” dengan nilai rata-rataadalah 0.58; 0.56 dan 0.54. Indeks gabungan yang merupakan interaksi antara ketiga dimensimemiliki rata-rata 0.56 juga masuk pada katagori “sedang”.Kata kunci : pertanian berkelanjutan, indeks keberlanjutan, persepsi petani, budidaya lobsterABSTRACTThe successful of sustainable farming implementation is not only related to the security of foodsupply, but also to the contribution to national economy. Sustainability oriented farming will becomea motor for the economy. One of contributing unit is lobster farming. The success of sustainablelobster farming is affected by the involvement of multiple parties, including the farmers. Farmers arethe subject who directly involved in implementing the concept of sustainable agriculturaldevelopment. The farmers’s perception of sustainability is a benchmark of successful sustainableagriculture at the farm level. This study aimed to analyze sustainability level by using the compositeindex of the likert scale data on the perception of farmers towards farming sustainability. Likertordinal scale data is transformed into interval scale using Method of Successive Interval (MSI).Data collected through a survey to 106 farmers in Lombok Island, West Nusa Tenggara provinceusing a structured questionnaire. The results suggest that the value of the index of sustainabilityperception for the economic, social and environment each fall into”moderate” category with theaverage value is 0.58, 0.56 and 0.54 respectively. The Composite index, interaction between aspects,have an average
{"title":"ANALISIS INDEKS KEBERLANJUTAN USAHA PEMBESARAN LOBSTER DI PULAU LOMBOK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT","authors":"Ervin Nora Susanti","doi":"10.24198/agricore.v2i1.15049","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/agricore.v2i1.15049","url":null,"abstract":"ABSTRAKKeberhasilan implementasi pertanian berkelanjutan tidak hanya terkait pada keamanan ketersediaanpangan secara nasional, tetapi juga terkait dengan peran penting sektor pertanian dalamperekonomian nasional. Unit-unit kegiatan usahatani yang berorientasi pada keberlanjutan usahaakan menjadi penggerak bagi perekonomian. Usaha pembesaran lobster merupakan salah satu unitkegiatan sektor perikanan yang memiliki kontribusi bagi perekonomian. Keberhasilan usahapembesaran lobster yang berkelanjutan dipengaruhi oleh keterlibatan beberapa pihak termasukpetani. Petani merupakan subjek yang terlibat langsung dalam pelaksanaan konsep pembangunanpertanian berkelanjutan dilapangan. Persepsi petani terhadap keberlanjutan usaha bisa menjadi tolokukur keberhasilan pertanian berkelanjutan di tingkat usahatani. Penelitian ini bertujuan untukmenganalisis tingkat keberlanjutan menggunakan indeks komposit dari data skala likert persepsipetani terhadap keberlanjutan usaha pembesaran lobster. Data skala likert yang merupakan skalaordinal ditransformasikan ke dalam skala interval menggunakan pendekatan Method of SuccesiveInterval (MSI). Pengumpulan data dilakukan melalui survey kepada 106 petani lobster di PulauLombok Provinsi Nusa Tenggara Barat menggunakan kuesioner terstruktur. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa nilai indeks persepsi keberlanjutan untuk dimensi ekonomi, sosial danlingkungan masing-masing masuk pada katagori keberlanjutan “sedang” dengan nilai rata-rataadalah 0.58; 0.56 dan 0.54. Indeks gabungan yang merupakan interaksi antara ketiga dimensimemiliki rata-rata 0.56 juga masuk pada katagori “sedang”.Kata kunci : pertanian berkelanjutan, indeks keberlanjutan, persepsi petani, budidaya lobsterABSTRACTThe successful of sustainable farming implementation is not only related to the security of foodsupply, but also to the contribution to national economy. Sustainability oriented farming will becomea motor for the economy. One of contributing unit is lobster farming. The success of sustainablelobster farming is affected by the involvement of multiple parties, including the farmers. Farmers arethe subject who directly involved in implementing the concept of sustainable agriculturaldevelopment. The farmers’s perception of sustainability is a benchmark of successful sustainableagriculture at the farm level. This study aimed to analyze sustainability level by using the compositeindex of the likert scale data on the perception of farmers towards farming sustainability. Likertordinal scale data is transformed into interval scale using Method of Successive Interval (MSI).Data collected through a survey to 106 farmers in Lombok Island, West Nusa Tenggara provinceusing a structured questionnaire. The results suggest that the value of the index of sustainabilityperception for the economic, social and environment each fall into”moderate” category with theaverage value is 0.58, 0.56 and 0.54 respectively. The Composite index, interaction between aspects,have an average","PeriodicalId":7520,"journal":{"name":"Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad","volume":"5 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82188210","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2017-12-29DOI: 10.24198/agricore.v2i1.15046
Hardian Eko Nurseto, Adi Nugraha
ABSTRAKKetersediaan air irigasi sangat penting dalam pertanian.Namun, sifat dan jumlah pasokan air yangtak terduga, ketika musim kemarau air sulit untuk didapat dan dapat mengancam pertumbuhan,terkadang di musim hujan jumlah air melebihi batas hingga menimbulkan banjir dan menghancurkantanaman padi. Untuk itu diperlukan berbagai strategi untuk menyiasati dan menjamin ketersediaanair guna mempertahankan produktifitas pertanian. Penelitian ini bermaksud menggambarkanbagaimana petani di Dusun Leles Desa Mekarsari Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandungbekerjasama dalam menjamin ketersediaan air irigasi.Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan pemaparan deskriptif yangbertujuan menggambarkan bagaimana petani-petani di Dusun Leles Desa Mekarsari KecamatanCiparay Kabupaten Bandung membuat strategi-strategi dalam mengelola irigasi. Hasil yang didapat,Petani mengembangkan organisasi irigasi untuk meneglola air irigasi melalu Mitra Cai. Petanibekerjasama melakukan nganir cai, dan pompanisasi. Selain itu juga petani mengaktifkanhubungan-hubungan kekerabatan untuk mendapatkan akses pada air irigasi.Kata kunci: irigasi, strategi petani, mitra caiABSTRACTThe availability and access to water is very vital to agriculture. However, both of these are oftenunpredictable in some parts of Indonesia, especially in locations which has ‘bowl’ geographicalcharacteristic such as Ciparay District, Bandung Regency, West Java. This is due to lack ofinfrastructure and water management system. During the drought, the water is so scarce whileduring rainy season, the water overflows. This condition poses threats to surrounding farmlands.Therefore, a proper water management system is needed. This paper aims to identify how dofarmers in Mekarsari Village, Ciparay work together in assuring the availability and their access towater. The study was a qualitative study which was designed to provide in-depth information inorder to describe the phenomenon. The results show that there is a self-organized organization,which was formed by farmers to arrange the water usage in the region. The farmers are bound tomitra cai organization, organizing themselves to do nganir cai (looking for water sources) anddistribute the water. Aside of that, the farmers also enhance collegial relationships in the process,reducing the risks of social dispute.Keywords: irrigation, farmers’ strategy, mitra cai
灌溉用水的利用是农业的重要组成部分。然而,当旱季难以获得并可能威胁到生长时,其性质和供应量是不可预测的,有时在雨季,水的数量超过了洪水,并压碎了水稻作物。这需要一系列策略来打击和确保可用性,以保持农业生产力。这项研究旨在描述Leles village Mekarsari村庄的农民是如何联合起来确保灌溉用水的供应的。该研究采用定性的方法,以描述性的方式来描述万隆县梅卡萨里村的农民如何制定灌溉策略。农民们建立了一个灌溉组织,将灌溉的水引入Mitra Cai。联合农民进行补给和泵送。此外,农民激活亲属关系以获得灌溉用水。关键字:灌溉、农民战略、伙伴caiabstractln对农业至关重要。However,这两种都是在印尼的一些地区可以预测的,尤其是在这些地区,比如像万隆摄政区,西爪哇。这是由于缺乏资金和水管理系统的不稳定。在干旱中,水在雨季是如此可怕,水溢出来。这种情况威胁要包围农场。必须有一个可靠的水管理系统。这篇论文描述了这些在Mekarsari村的dofarmers是如何合作的,他们正在整合可用性和可访问的水。这项研究是一项必要的研究,旨在提供深入的信息,用于描述现象。该节目的推荐节目是一个自我组织的组织,由农场管理该地区的水。farmers与tomitra蔡组织紧密相连,组织自己进行排序并分配水。除了这一点,farmers还在处理大学关系,减少社会分歧的风险。竞争,策略,搭档蔡
{"title":"STRATEGI PETANI DALAM MENGHADAPI KEKURANGAN AIR: STUDI KASUS DI DAERAH IRIGASI WANIR, KECAMATAN CIPARAY, KAB. BANDUNG","authors":"Hardian Eko Nurseto, Adi Nugraha","doi":"10.24198/agricore.v2i1.15046","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/agricore.v2i1.15046","url":null,"abstract":"ABSTRAKKetersediaan air irigasi sangat penting dalam pertanian.Namun, sifat dan jumlah pasokan air yangtak terduga, ketika musim kemarau air sulit untuk didapat dan dapat mengancam pertumbuhan,terkadang di musim hujan jumlah air melebihi batas hingga menimbulkan banjir dan menghancurkantanaman padi. Untuk itu diperlukan berbagai strategi untuk menyiasati dan menjamin ketersediaanair guna mempertahankan produktifitas pertanian. Penelitian ini bermaksud menggambarkanbagaimana petani di Dusun Leles Desa Mekarsari Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandungbekerjasama dalam menjamin ketersediaan air irigasi.Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan pemaparan deskriptif yangbertujuan menggambarkan bagaimana petani-petani di Dusun Leles Desa Mekarsari KecamatanCiparay Kabupaten Bandung membuat strategi-strategi dalam mengelola irigasi. Hasil yang didapat,Petani mengembangkan organisasi irigasi untuk meneglola air irigasi melalu Mitra Cai. Petanibekerjasama melakukan nganir cai, dan pompanisasi. Selain itu juga petani mengaktifkanhubungan-hubungan kekerabatan untuk mendapatkan akses pada air irigasi.Kata kunci: irigasi, strategi petani, mitra caiABSTRACTThe availability and access to water is very vital to agriculture. However, both of these are oftenunpredictable in some parts of Indonesia, especially in locations which has ‘bowl’ geographicalcharacteristic such as Ciparay District, Bandung Regency, West Java. This is due to lack ofinfrastructure and water management system. During the drought, the water is so scarce whileduring rainy season, the water overflows. This condition poses threats to surrounding farmlands.Therefore, a proper water management system is needed. This paper aims to identify how dofarmers in Mekarsari Village, Ciparay work together in assuring the availability and their access towater. The study was a qualitative study which was designed to provide in-depth information inorder to describe the phenomenon. The results show that there is a self-organized organization,which was formed by farmers to arrange the water usage in the region. The farmers are bound tomitra cai organization, organizing themselves to do nganir cai (looking for water sources) anddistribute the water. Aside of that, the farmers also enhance collegial relationships in the process,reducing the risks of social dispute.Keywords: irrigation, farmers’ strategy, mitra cai","PeriodicalId":7520,"journal":{"name":"Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad","volume":"9 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90319566","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2017-12-29DOI: 10.24198/agricore.v2i1.15073
Ketut Ardana
ABSTRAKPengakuan terhadap kekhasan produk yang telah teruji memiliki keunggulan kompetitif di pasarkomoditas internasional ditetapkan dengan sertifikat Indikasi Geografis (IG). Kopi Kintamanimerupakan produk kopi arabika spesial yang memperoleh sertifikat IG tahun 2008. Dibutuhkandukungan kelembagaan untuk menjaga keberlanjutan IG tersebut. Penelitian kinerja kelembagaantelah dilakukan di kawasan pengembangan kopi Kintamani pada bulan Maret-Mei 2017. Data primerdan sekunder yang terkumpul dari hasil wawancara dengan informan kunci, observasi, danpenelusuran referensi, dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam upayaperlindungan IG kopi Kintamani, telah dibentuk kelembagaan Masyarakat Perlindungan IndikasiGeografis (MPIG) Kopi Kintamani yang mewadahi interaksi antar pemangku kepentingan: petanisebagai produsen kopi, instansi terkait sebagai pembina, organisasi pendukung, dan pembeli utama.Kinerja kelembagaan perlindungan IG kopi Kintamani telah menjadikan kopi arabika Kintamanisebagai pionir produk kopi bersertifikat IG, menjaga konsistensi penerapan SOP berbaisis IG, danmenumbuhkan optimisme keberlanjutan bagi sebagian besar anggota MPIG. Upaya meningkatkanperan Koperasi Tani MPIG perlu lebih diintensifkan lagi melalui peningkatan kapasitas SDM daninfrastruktur disertai penyegaran kembali komitmen anggota untuk memanfaatkan jasa mediasipemasaran kopi antara petani dengan pembeli.Kata kunci: kopi arabika, optimisme keberlanjutan, kinerja kelembagaanABSTRACTAcknowledgment of the specificity of tested products having a competitive advantage ininternational commodity markets is established with a certificate of Geographical Indication (GI).Kintamani coffee is a special arabica coffee product that received GI certificate in 2008. It takesinstitutional support to maintain the continuity of GI. Institutional performance research has beenconducted in Kintamani coffee development area in March-May 2017. Primary and secondary datacollected from interviews with key informants, observation, and reference searching, were analyzedby cross tabulation and descriptively interpreted. The results showed that in the effort of protectingGI of Kintamani coffee, there has been established the institution of Geographical IndicationProtection Community (GIPC) which facilitates interaction among stakeholders: farmers as coffeeproducers, related institutions as builders, and main buyers. The institutional performance of GIKintamani coffee protection has made Kintamani arabica coffee as a pioneer of GI certified coffeeproducts, maintaining the consistency of the application of GI SOP, and growing sustainabilityoptimism for most GIPC Kintamani coffee members. Efforts to increase the role of GIPC FarmersCooperative should be further intensified through capacity building of human resources andinfrastructure along with refreshment of members' commitment to utilize marketing mediationservices between farmers and buyers.Keywords: arabica coffee, contin
{"title":"KINERJA KELEMBAGAAN PERLINDUNGAN INDIKASI GEOGRAFIS KOPI KINTAMANI","authors":"Ketut Ardana","doi":"10.24198/agricore.v2i1.15073","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/agricore.v2i1.15073","url":null,"abstract":"ABSTRAKPengakuan terhadap kekhasan produk yang telah teruji memiliki keunggulan kompetitif di pasarkomoditas internasional ditetapkan dengan sertifikat Indikasi Geografis (IG). Kopi Kintamanimerupakan produk kopi arabika spesial yang memperoleh sertifikat IG tahun 2008. Dibutuhkandukungan kelembagaan untuk menjaga keberlanjutan IG tersebut. Penelitian kinerja kelembagaantelah dilakukan di kawasan pengembangan kopi Kintamani pada bulan Maret-Mei 2017. Data primerdan sekunder yang terkumpul dari hasil wawancara dengan informan kunci, observasi, danpenelusuran referensi, dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam upayaperlindungan IG kopi Kintamani, telah dibentuk kelembagaan Masyarakat Perlindungan IndikasiGeografis (MPIG) Kopi Kintamani yang mewadahi interaksi antar pemangku kepentingan: petanisebagai produsen kopi, instansi terkait sebagai pembina, organisasi pendukung, dan pembeli utama.Kinerja kelembagaan perlindungan IG kopi Kintamani telah menjadikan kopi arabika Kintamanisebagai pionir produk kopi bersertifikat IG, menjaga konsistensi penerapan SOP berbaisis IG, danmenumbuhkan optimisme keberlanjutan bagi sebagian besar anggota MPIG. Upaya meningkatkanperan Koperasi Tani MPIG perlu lebih diintensifkan lagi melalui peningkatan kapasitas SDM daninfrastruktur disertai penyegaran kembali komitmen anggota untuk memanfaatkan jasa mediasipemasaran kopi antara petani dengan pembeli.Kata kunci: kopi arabika, optimisme keberlanjutan, kinerja kelembagaanABSTRACTAcknowledgment of the specificity of tested products having a competitive advantage ininternational commodity markets is established with a certificate of Geographical Indication (GI).Kintamani coffee is a special arabica coffee product that received GI certificate in 2008. It takesinstitutional support to maintain the continuity of GI. Institutional performance research has beenconducted in Kintamani coffee development area in March-May 2017. Primary and secondary datacollected from interviews with key informants, observation, and reference searching, were analyzedby cross tabulation and descriptively interpreted. The results showed that in the effort of protectingGI of Kintamani coffee, there has been established the institution of Geographical IndicationProtection Community (GIPC) which facilitates interaction among stakeholders: farmers as coffeeproducers, related institutions as builders, and main buyers. The institutional performance of GIKintamani coffee protection has made Kintamani arabica coffee as a pioneer of GI certified coffeeproducts, maintaining the consistency of the application of GI SOP, and growing sustainabilityoptimism for most GIPC Kintamani coffee members. Efforts to increase the role of GIPC FarmersCooperative should be further intensified through capacity building of human resources andinfrastructure along with refreshment of members' commitment to utilize marketing mediationservices between farmers and buyers.Keywords: arabica coffee, contin","PeriodicalId":7520,"journal":{"name":"Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad","volume":"28 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80335410","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2017-12-29DOI: 10.24198/agricore.v2i1.15077
Arief Budiman, Lucyana Trimo, Eti Suminartika, Sri Fatimah
ABSTRAKKomoditas wortel telah lama menjadi andalan produksi salahsatu kelompok tani Katata yang beradadi Pangalengan, Jawa Barat. Produksinya memiliki kualitas dan kuantitas yang tidak hanya baikdalam pemenuhan lokal saja, namun juga terhadap pemenuhan Ekspor. Tujuan dari penelitian iniadalah untuk mendapatkan pengatahuan daya saing dan peluang ekspor dari dampak kebijakanpemerintah pada usahatani wortel di Kelompok Tani Katata. Penelitian dilakukan di Kelompok TaniKatata, Pangalengan, Kabupaten Bandung. Data dianalisis dengan Policy Analysis Matrix (PAM),untuk menghitung keunggulan komparatif, keunggulan kompetitif dan dampak kebijakan pemerintahdengan menggunakan harga aktual dan harga bayangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwapengusahaan wortel di Kelompok Tani Katata memiliki keunggulan kompetitif karena nilai PCRsebesar 0,062 atau PCR kurang dari satu (PCR < 1). Hal yang sama menunjukkan bahwa wortelmemiliki keunggulan komparatif dengan nilai DRC 0,060 atau DRC kurang dari satu (DRC < 1).Kebijakan pemerintah dinilai menghambat ekspor output dan adanya proteksi terhadap input lokaldibuktikan dengan nilai NPCO dan NPCI yang kurang dari satu. Secara keseluruhan kebijakanpemerintah yang berlaku saat ini masih belum mendukung dalam hal pengembangan danpeningkatan keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif pengusahaan komoditas wortel diKelompok Tani Katata.Kata kunci: daya saing, wortel, ekspor, Policy Analysis Matrix (PAM)ABSTRACTCarrot commodity has been each mainstay production belong to Katata’s farmer group inPangalengan, West Java since long time ago. Their production have good quality and quantitywhich have potential for locally and export. The main of this research is to know the competitivenessand impact of government policy of the commodities carrots (case study Katata, subdistrictPangalengan, county level Bandung).Policy Analysis Matrix (PAM) is the method to analyze data ofthis research to measure the comparative advantage, competitive advantage, and impact ofgovernment policy using actual price and estimation price.The result indicate that carrost in Katatahave a competitive advantage because PCR value of 0.062 or PCR of less than one (PCR < 1).Itsalso indicate that carrot has a comparative advantage with the value of the DRC 0.060 or DRC lessthan a (DRC < 1).The government policy is rated to inhibit the outpur export and protection againtslocale input by the value of an NPCO and NPCI is less than one.Overall the policy is still notsupporting development and improvement comparative advantage and competitive advantage forcarrot business in Katata.Keywords: competitiveness, carrots, export, Policy Analysis Matrix (PAM)
胡萝卜的不作为长期以来一直是居住在西爪哇岛潘加汉的一个农场Katata生产的关键产品。该生产的质量和数量不仅有利于当地实现,而且也有利于出口实现。这项研究的目的是从政府政策对胡萝卜种植者的影响中获得竞争力和出口机会。研究是在万隆区TaniKatata group进行的。数据通过Policy Analysis (PAM)分析,用实际价格和影子价格来计算政府政策的比较优势、竞争优势和影响。研究结果表明在农场团体Katata bahwapengusahaan胡萝卜有竞争优势,因为价值PCRsebesar 0.062 PCR或少于PCR(< 1)。同样的事情表明,wortelmemiliki值的比较优势刚果民主共和国0.060或刚果民主共和国少于DRC(< 1)抑制出口。政府的政策评估对输入输出以及保护lokaldibuktikan NPCO价值和NPCI少于一个。目前所有的政府政策仍然不支持该农场胡萝卜商品贸易的发展和增加。关键词:saing,胡萝卜,导出,Policy分析矩阵(PAM)它们的产品有良好的质量和质量,有潜在的local和出口。这项研究的主要目的是了解商用胡萝卜的政府政策影响。Policy分析矩阵(PAM)的方法是分析这项研究的数据,以利用实际价格和估计价格来衡量其附属的优势、竞争优势和对政府政策的影响。《论点indicate that carrost in Katatahave a competitive advantage,因为PCR value of 0.062或PCR of小于一号PCR(< 1)。Itsalso indicate that胡萝卜有a comparative advantage价值》同在刚果民主共和国0.060或刚果民主共和国lessthan DRC (a < 1)。《政府政策是对inhibit rated outpur出口和价值》保护输入againtslocale by an NPCO和NPCI是小于1。过度的政策仍然不支持发展和改进的高级副总裁和董事会的高级商业。Keywords:竞争性,胡萝卜,出口,Policy分析矩阵(PAM)
{"title":"ANALISA DAYA SAING DAN PELUANG EKSPOR WORTEL DI KELOMPOK TANI KATATA, PANGALENGAN, JAWA BARAT","authors":"Arief Budiman, Lucyana Trimo, Eti Suminartika, Sri Fatimah","doi":"10.24198/agricore.v2i1.15077","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/agricore.v2i1.15077","url":null,"abstract":"ABSTRAKKomoditas wortel telah lama menjadi andalan produksi salahsatu kelompok tani Katata yang beradadi Pangalengan, Jawa Barat. Produksinya memiliki kualitas dan kuantitas yang tidak hanya baikdalam pemenuhan lokal saja, namun juga terhadap pemenuhan Ekspor. Tujuan dari penelitian iniadalah untuk mendapatkan pengatahuan daya saing dan peluang ekspor dari dampak kebijakanpemerintah pada usahatani wortel di Kelompok Tani Katata. Penelitian dilakukan di Kelompok TaniKatata, Pangalengan, Kabupaten Bandung. Data dianalisis dengan Policy Analysis Matrix (PAM),untuk menghitung keunggulan komparatif, keunggulan kompetitif dan dampak kebijakan pemerintahdengan menggunakan harga aktual dan harga bayangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwapengusahaan wortel di Kelompok Tani Katata memiliki keunggulan kompetitif karena nilai PCRsebesar 0,062 atau PCR kurang dari satu (PCR < 1). Hal yang sama menunjukkan bahwa wortelmemiliki keunggulan komparatif dengan nilai DRC 0,060 atau DRC kurang dari satu (DRC < 1).Kebijakan pemerintah dinilai menghambat ekspor output dan adanya proteksi terhadap input lokaldibuktikan dengan nilai NPCO dan NPCI yang kurang dari satu. Secara keseluruhan kebijakanpemerintah yang berlaku saat ini masih belum mendukung dalam hal pengembangan danpeningkatan keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif pengusahaan komoditas wortel diKelompok Tani Katata.Kata kunci: daya saing, wortel, ekspor, Policy Analysis Matrix (PAM)ABSTRACTCarrot commodity has been each mainstay production belong to Katata’s farmer group inPangalengan, West Java since long time ago. Their production have good quality and quantitywhich have potential for locally and export. The main of this research is to know the competitivenessand impact of government policy of the commodities carrots (case study Katata, subdistrictPangalengan, county level Bandung).Policy Analysis Matrix (PAM) is the method to analyze data ofthis research to measure the comparative advantage, competitive advantage, and impact ofgovernment policy using actual price and estimation price.The result indicate that carrost in Katatahave a competitive advantage because PCR value of 0.062 or PCR of less than one (PCR < 1).Itsalso indicate that carrot has a comparative advantage with the value of the DRC 0.060 or DRC lessthan a (DRC < 1).The government policy is rated to inhibit the outpur export and protection againtslocale input by the value of an NPCO and NPCI is less than one.Overall the policy is still notsupporting development and improvement comparative advantage and competitive advantage forcarrot business in Katata.Keywords: competitiveness, carrots, export, Policy Analysis Matrix (PAM)","PeriodicalId":7520,"journal":{"name":"Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad","volume":"110 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87658502","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2017-12-29DOI: 10.24198/agricore.v2i1.15069
S. Suharno, A. Jamil, Resti Prastika Destiarni
ABSTRAKDampak terbukanya pasar pada komoditas kopi dunia ditunjukkan dengan adanya kelebihan pasokankopi di dunia. Di sisi lain, permintaan kopi dunia mengalami stagnasi bahkan pada beberapa negaraimportir mengalami penurunan, sehingga hal tersebut menyebabkantingginyatingkatpersainganantarnegaraprodusen. Penelitian ini menggambarkan daya saing kopiIndonesia di pasar Amerika sebagai negara importir kopi terbesar. Pendekatan persamaan two-stagedemand digunakan dalam penelitian ini. Persamaan pertama menganalisis permintaan Amerikamenggunakan pendekatan persamaan linier double-log untuk mengidentifikasi respon harga secaraumum pada perdagangan internasional. Persamaan kedua membedakan komoditas berdasarkannegara asal menggunakan pendekatan error correction almost ideal demand system (ECAIDS).Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan harga teh sebagai produk substitusi dari kopi sangatberpengaruh terhadap permintaan kopi. Peningkatan pengeluaran impor Amerika akan meningkatkanpangsa ekspor Indonesia dengan nilai yang lebih kecil dibandingkan peningkatan negara lainnya.Kopi Indonesia memiliki hubungan komplementer dengan kopi Colombia, namun saling substitusidengan negara lainnya. Indonesia memiliki daya saing yang relatif lemah dan untuk meningkatkandaya saingnya, Indonesia sebaiknya menurunkan biaya produksi dengan meningkatkan produktivitasdan kualitasnya melalui promosi.Katakunci: daya saing, Indonesia, kopi, permintaan imporABSTRACTThe impact of open market in world coffee comodity is reflected by the excess supply of world coffee.On the other hand, world coffee demand has faced stagnation even in some importer countriesdecreased, so that it causes high level of competition among producers. This study representsIndonesia’s coffee competitiveness in United States market as the largest coffee importer. A two-stage demand equation was employed in this study. The first equation analyzed the United statedemand by using a double logarithmic-linear approach to identify price responses generally ininternational trade. The second equation distinguished commodities by the origin country using anerror correction almost ideal demand system (ECAIDS) approach. The result implied that a changeof tea price as a subtitute product of coffee strongly affected on coffee import demand. Theincreasing of US’s import expenditure would increase Indonesia export share which is relativelysmaller than the increasing of other countries. Indonesia coffee had complementary relationshipwith Colombia coffee; however, with other countries were subtituted each other. Indonesia had arelatively weak market competitiveness and to improve its market competitiveness, Indonesia shouldbecome more competitive in cost allocation by improving the productivity and its quality throughpromotion.Keywords: competitiveness, Indonesia, coffee, import demand
世界咖啡商品的开放影响被证明是世界咖啡供应过剩。另一方面,世界对咖啡的需求甚至在一些国家进口国也出现了放缓,因此造成了国家间竞争的高度。这项研究将美国市场上的印尼咖啡竞争能力描述为世界上最大的咖啡进口国。用于这项研究的方程two stagedemand的方法。第一个方程分析了美国的需求,使用线性方程的方法来识别国际贸易的共同价格反应。第二种使用对近似demand system (ECAIDS)来区分原生商品的方程。研究结果表明,茶叶作为咖啡代换产品的价格变化对咖啡需求有着深远的影响。美国进口支出的增加将使印尼出口比其他任何国家的增长率都要低。印尼咖啡与哥伦比亚咖啡有着密切的联系,但却与其他国家重新同步。印尼的竞争能力相对较弱,为了提高竞争力,印尼最好通过提高其生产率和质量来降低生产成本。片词:竞争,印度尼西亚,咖啡,需求进口商对世界咖啡商品的影响影响世界咖啡供应的过度影响。另一方面,世界咖啡需求面临着即使是在一些反曝光的进口商中也停滞不前,所以这导致了竞争和制片人之间的高水平竞争。这是美国最大的咖啡进口商。一场二级抵押贷款正在进行这项研究。第一种对等分析,使用两种线性等价方法标识价格响应,通常是国际贸易。第二个方程通过使用错误校正,几乎是理想的demand system (ECAIDS)接近。据说茶的改变价格是咖啡进口的一种子产品。我们所知的增长增加了印尼的出口分享,这比其他国家的增长更加相关。印尼咖啡与哥伦比亚咖啡有完整的关系;懦夫和其他国家互相攻击。印度尼西亚举行的市场竞争竞争和影响其市场竞争的竞争,应该更多地受到生产和它的质量促进的影响。Keywords:印度尼西亚,咖啡,进口
{"title":"DAYA SAING KOPI INDONESIA DI PASAR AMERIKA SERIKAT: PENDEKATAN TWO STAGE DEMAND MODEL","authors":"S. Suharno, A. Jamil, Resti Prastika Destiarni","doi":"10.24198/agricore.v2i1.15069","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/agricore.v2i1.15069","url":null,"abstract":"ABSTRAKDampak terbukanya pasar pada komoditas kopi dunia ditunjukkan dengan adanya kelebihan pasokankopi di dunia. Di sisi lain, permintaan kopi dunia mengalami stagnasi bahkan pada beberapa negaraimportir mengalami penurunan, sehingga hal tersebut menyebabkantingginyatingkatpersainganantarnegaraprodusen. Penelitian ini menggambarkan daya saing kopiIndonesia di pasar Amerika sebagai negara importir kopi terbesar. Pendekatan persamaan two-stagedemand digunakan dalam penelitian ini. Persamaan pertama menganalisis permintaan Amerikamenggunakan pendekatan persamaan linier double-log untuk mengidentifikasi respon harga secaraumum pada perdagangan internasional. Persamaan kedua membedakan komoditas berdasarkannegara asal menggunakan pendekatan error correction almost ideal demand system (ECAIDS).Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan harga teh sebagai produk substitusi dari kopi sangatberpengaruh terhadap permintaan kopi. Peningkatan pengeluaran impor Amerika akan meningkatkanpangsa ekspor Indonesia dengan nilai yang lebih kecil dibandingkan peningkatan negara lainnya.Kopi Indonesia memiliki hubungan komplementer dengan kopi Colombia, namun saling substitusidengan negara lainnya. Indonesia memiliki daya saing yang relatif lemah dan untuk meningkatkandaya saingnya, Indonesia sebaiknya menurunkan biaya produksi dengan meningkatkan produktivitasdan kualitasnya melalui promosi.Katakunci: daya saing, Indonesia, kopi, permintaan imporABSTRACTThe impact of open market in world coffee comodity is reflected by the excess supply of world coffee.On the other hand, world coffee demand has faced stagnation even in some importer countriesdecreased, so that it causes high level of competition among producers. This study representsIndonesia’s coffee competitiveness in United States market as the largest coffee importer. A two-stage demand equation was employed in this study. The first equation analyzed the United statedemand by using a double logarithmic-linear approach to identify price responses generally ininternational trade. The second equation distinguished commodities by the origin country using anerror correction almost ideal demand system (ECAIDS) approach. The result implied that a changeof tea price as a subtitute product of coffee strongly affected on coffee import demand. Theincreasing of US’s import expenditure would increase Indonesia export share which is relativelysmaller than the increasing of other countries. Indonesia coffee had complementary relationshipwith Colombia coffee; however, with other countries were subtituted each other. Indonesia had arelatively weak market competitiveness and to improve its market competitiveness, Indonesia shouldbecome more competitive in cost allocation by improving the productivity and its quality throughpromotion.Keywords: competitiveness, Indonesia, coffee, import demand","PeriodicalId":7520,"journal":{"name":"Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad","volume":"12 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73220258","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2017-12-29DOI: 10.24198/agricore.v2i1.15071
S. Subagiyo, Charisnalia Charisnalia
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan introduksi tanam ganda (double raw) ubi kayupada system tumpangsari di lahan kering Kabupaten Gunungkidul. Penelitian dilaksanakan padabulan Januari sampai dengan bulan Oktober 2016 di Desa Namberan, Paliyan, KabupatenGunungkidul. Metodelogi yang digunakan dengan pendekatan on partisipatif farm research dansurvai, dengan jumlah responden 30 orang. Data yang terkumpul selanjutnya dianalisismenggunakan pendekatan analisis Marginal Benefit Cost Ratio (MBCR). Hasil Penelitianmenunjukkan bahwa introduksi tanam ganda ubi kayu pada sistem tumpangsari yang biasadilakukan oleh para petani kabupaten Gunungkidul yaitu tanaman ubi kayu ditanam di awal musimhujan sekaligus menanam padi, setelah padi dipanen disusul dengan tanaman kacang tanah disisipidengan tanaman jagung. Sedangkan ubi kayu di panen paling akhir, dengan system tumpangsari inipetani dalam satu tahun panen 3 kali yaitu padi, jagung kacang tanah dan ubi kayu. Berdasarkananalisis kelayakan introduksi tanam ganda pada usahatani dengan sistem tumpangsari memberikantambahan pendapatan dalam satu tahun sebesar Rp 1.530.700 dengan nilai MBCR ratio sebesar2,33.Kata kunci: Usahatani, tumpangsari, lahan kering.ABSTRACTThis study aims to analyze the feasibility of the introduction of double planting of cassava in theintercropping system in dry land of Gunungkidul Regency. The study was conducted from January toOctober 2016 in Namberan Village, Paliyan, Gunungkidul Regency. Methodology used withparticipatory approach on farm research and survey, with 20 respondents. The collected data is thenanalyzed using Marginal Benefit Cost Ratio (MBCR) analysis approach. The results showed that theintroduction of double cassava planting in the intercropping system commonly done by the farmersof Gunungkidul district that is cassava planted at the beginning of the rainy season as well asplanting rice, after harvested rice followed by peanut crops inserted with corn crops. While thecassava in the last harvest, with this intercropping system farmers in one year harvest 3 times that ofrice, corn peanuts and cassava. Based on the analysis of the feasibility of introduction of doublecropping in farming with intercropping system gives additional income in one year amounting to Rp1,530,700 with MBCR ratio value equal to 2,33.Keywords: Farming, intercropping, dry land
{"title":"ANALISIS KELAYAKAN INTRODUKSI TANAM GANDA (DOUBLE ROW) UBI KAYU PADA USAHATANI SISTEM TUMPANGSARI DI LAHAN KERING DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL","authors":"S. Subagiyo, Charisnalia Charisnalia","doi":"10.24198/agricore.v2i1.15071","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/agricore.v2i1.15071","url":null,"abstract":"ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan introduksi tanam ganda (double raw) ubi kayupada system tumpangsari di lahan kering Kabupaten Gunungkidul. Penelitian dilaksanakan padabulan Januari sampai dengan bulan Oktober 2016 di Desa Namberan, Paliyan, KabupatenGunungkidul. Metodelogi yang digunakan dengan pendekatan on partisipatif farm research dansurvai, dengan jumlah responden 30 orang. Data yang terkumpul selanjutnya dianalisismenggunakan pendekatan analisis Marginal Benefit Cost Ratio (MBCR). Hasil Penelitianmenunjukkan bahwa introduksi tanam ganda ubi kayu pada sistem tumpangsari yang biasadilakukan oleh para petani kabupaten Gunungkidul yaitu tanaman ubi kayu ditanam di awal musimhujan sekaligus menanam padi, setelah padi dipanen disusul dengan tanaman kacang tanah disisipidengan tanaman jagung. Sedangkan ubi kayu di panen paling akhir, dengan system tumpangsari inipetani dalam satu tahun panen 3 kali yaitu padi, jagung kacang tanah dan ubi kayu. Berdasarkananalisis kelayakan introduksi tanam ganda pada usahatani dengan sistem tumpangsari memberikantambahan pendapatan dalam satu tahun sebesar Rp 1.530.700 dengan nilai MBCR ratio sebesar2,33.Kata kunci: Usahatani, tumpangsari, lahan kering.ABSTRACTThis study aims to analyze the feasibility of the introduction of double planting of cassava in theintercropping system in dry land of Gunungkidul Regency. The study was conducted from January toOctober 2016 in Namberan Village, Paliyan, Gunungkidul Regency. Methodology used withparticipatory approach on farm research and survey, with 20 respondents. The collected data is thenanalyzed using Marginal Benefit Cost Ratio (MBCR) analysis approach. The results showed that theintroduction of double cassava planting in the intercropping system commonly done by the farmersof Gunungkidul district that is cassava planted at the beginning of the rainy season as well asplanting rice, after harvested rice followed by peanut crops inserted with corn crops. While thecassava in the last harvest, with this intercropping system farmers in one year harvest 3 times that ofrice, corn peanuts and cassava. Based on the analysis of the feasibility of introduction of doublecropping in farming with intercropping system gives additional income in one year amounting to Rp1,530,700 with MBCR ratio value equal to 2,33.Keywords: Farming, intercropping, dry land","PeriodicalId":7520,"journal":{"name":"Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad","volume":"19 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78807891","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2017-12-29DOI: 10.24198/agricore.v2i1.15047
Resmayeti Purba
ABSTRAKHasil jagung di lahan sawah dan di lahan kering dapat ditingkatkan dengan pemberian pupuk yangtepat, baik dosis maupun jenisnya. Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemupukanterhadap hasil jagung hibrida di lahan sawah dan lahan kering di Kabupaten Pandeglang, Banten.Pengkajian dilakukan pada lahan sawah dan lahan kering milik petani di Kec. Mandalawangi padabulan Mei-Agustus 2016. Percobaan menggunakan Rancangan Acak kelompok, 3 perlakuan dan 8ulangan. Perlakuan terdiri atas tiga pemupukan yaitu : P1 (pemupukan rekomendasi KATAM :Urea 325 kg/ha + 75 kg/ha SP-36 + 80 kg/ha KCl + pupuk kandang 2 ton/ha); P2 (pemupukanrekomendasi Balitsereal jagung hibrida : Urea 250 kg/ha + 300 kg NPK Phonska + pupuk kandang 2ton/ha) dan P3 (pemupukan cara petani : Urea 100 kg/ha + NPK Phonska 200 kg/ha). Hasil kajianmenunjukkan bahwa hasil biji jagung tertinggi di lahan sawah sebesar 6,25 t/ha dan lahan keringsebesar 5,78 t/ha ditemukan pada pemupukan P1 (rekomendasi Balitsereal, yaitu : Urea 250 kg/ha+ 300 kg/ha NPK Phonska. Jagung hibrida varietas Bima dapat dikembangkan di lahan kering dandi lahan sawah dengan pemberian pupuk Urea 250 kg/ha + 300 kg/ha NPK Phonska + pupukorganik 2 ton/ha.Kata kunci : pemupukan, jagung, hasilABSTRACTThe yield of maize in paddy fields and on dry land can be increased by appropriate fertilizer, bothdosage and type. This study aims to determine the effect of fertilization on the yield of hybrid corn inpaddy field and dry land in Pandeglang, Banten. The assessment was conducted on farmers' fieldsand dry land in Kec. Mandalawangi in May-August 2016. Experiments using Randomized BlockDesign, 3 treatments and 8 replications. The treatment consisted of three fertilizers: P1 (KATAMUrea 325 kg / ha + 75 kg/ha SP-36 + KCl 80 kg/ha + 2 tons / ha manure); P2 (fertilizerrecommendation of Balitsereal hybrid corn: Urea 250 kg / ha +300 kg NPK Phonska + manure 2ton / ha) and P3 (fertilizer farming method (Urea 100 kg / ha + NPK Phonska 200 kg / ha). Theresults showed that the highest yield of maize seeds in paddy fields was 6.25 t/ ha and dry land of5.78 t / ha was found in fertilization based on Balitsereal recommendation: Urea 250 kg / ha + 300kg/ha NPK Phonska. Hybrid maize varieties of Bima can be developed in dry land and in paddyfields with Urea fertilizer 250 kg / ha + 300 kg / ha NPK Phonska+ organic fertilizer 2 ton / ha.Keywords : fertilization, corn, yield
{"title":"PENGKAJIAN PEMUPUKAN PADA USAHATANI JAGUNG DI LAHAN KERING DAN LAHAN SAWAH DI KAB. PANDEGLANG, BANTEN","authors":"Resmayeti Purba","doi":"10.24198/agricore.v2i1.15047","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/agricore.v2i1.15047","url":null,"abstract":"ABSTRAKHasil jagung di lahan sawah dan di lahan kering dapat ditingkatkan dengan pemberian pupuk yangtepat, baik dosis maupun jenisnya. Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemupukanterhadap hasil jagung hibrida di lahan sawah dan lahan kering di Kabupaten Pandeglang, Banten.Pengkajian dilakukan pada lahan sawah dan lahan kering milik petani di Kec. Mandalawangi padabulan Mei-Agustus 2016. Percobaan menggunakan Rancangan Acak kelompok, 3 perlakuan dan 8ulangan. Perlakuan terdiri atas tiga pemupukan yaitu : P1 (pemupukan rekomendasi KATAM :Urea 325 kg/ha + 75 kg/ha SP-36 + 80 kg/ha KCl + pupuk kandang 2 ton/ha); P2 (pemupukanrekomendasi Balitsereal jagung hibrida : Urea 250 kg/ha + 300 kg NPK Phonska + pupuk kandang 2ton/ha) dan P3 (pemupukan cara petani : Urea 100 kg/ha + NPK Phonska 200 kg/ha). Hasil kajianmenunjukkan bahwa hasil biji jagung tertinggi di lahan sawah sebesar 6,25 t/ha dan lahan keringsebesar 5,78 t/ha ditemukan pada pemupukan P1 (rekomendasi Balitsereal, yaitu : Urea 250 kg/ha+ 300 kg/ha NPK Phonska. Jagung hibrida varietas Bima dapat dikembangkan di lahan kering dandi lahan sawah dengan pemberian pupuk Urea 250 kg/ha + 300 kg/ha NPK Phonska + pupukorganik 2 ton/ha.Kata kunci : pemupukan, jagung, hasilABSTRACTThe yield of maize in paddy fields and on dry land can be increased by appropriate fertilizer, bothdosage and type. This study aims to determine the effect of fertilization on the yield of hybrid corn inpaddy field and dry land in Pandeglang, Banten. The assessment was conducted on farmers' fieldsand dry land in Kec. Mandalawangi in May-August 2016. Experiments using Randomized BlockDesign, 3 treatments and 8 replications. The treatment consisted of three fertilizers: P1 (KATAMUrea 325 kg / ha + 75 kg/ha SP-36 + KCl 80 kg/ha + 2 tons / ha manure); P2 (fertilizerrecommendation of Balitsereal hybrid corn: Urea 250 kg / ha +300 kg NPK Phonska + manure 2ton / ha) and P3 (fertilizer farming method (Urea 100 kg / ha + NPK Phonska 200 kg / ha). Theresults showed that the highest yield of maize seeds in paddy fields was 6.25 t/ ha and dry land of5.78 t / ha was found in fertilization based on Balitsereal recommendation: Urea 250 kg / ha + 300kg/ha NPK Phonska. Hybrid maize varieties of Bima can be developed in dry land and in paddyfields with Urea fertilizer 250 kg / ha + 300 kg / ha NPK Phonska+ organic fertilizer 2 ton / ha.Keywords : fertilization, corn, yield","PeriodicalId":7520,"journal":{"name":"Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad","volume":"24 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84875507","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}