Sorgum (Sorghum bicolor L. Moench) termasuk komoditas pangan alternatif yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Namun tingkat keragaman genetiknya di Indonesia masih terbilang rendah. Rendahnya keragaman genetik sorgum memicu peneliti untuk meningkatkan dan menemukan variasi genetik baru, beberapa langkah yang bisa diambil termasuk melalui praktik pemuliaan tanaman.. Mutasi induksi radiasi merupakan pemuliaan tanaman yang bertujuan mendapatkan karakteristik baru yang tidak dimiliki oleh varietas induknya, irradiasi sinar gamma dapat digunakan untuk merusak DNA. Selama proses perbaikan, mutasi baru dalam DNA dapat terjadi secara acak sebagai hasil dari irradiasi ini.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana respons berbagai jenis benih sorgum lokal terhadap iradiasi sinar gamma Pada penelitian ini sorgum lokal bandung, demak, dan jember di induksi dengan iradiasi sinar gamma dosis 0 Gy, 300 Gy, dan 500 Gy. Pemberian dosis iradiasi sinar gamma memberikan pengaruh nyata pada parameter persentase daya kecambah, laju perkecambahan,dan persentase keserempakan tumbuh. Perlakuan V1R2 memberikan pengaruh terbaik dibandingkan perlakuan lainyya.
{"title":"Uji Daya Tumbuh Beberapa Genotipe Sorgum Mutan Hasil Iradiasi Gamma","authors":"Moch. Alfian Rizky Ramadhan, Muhammad Hazmi, Hidayah Murtyaningsih, Laras Sekar Arum","doi":"10.32528/nms.v2i3.303","DOIUrl":"https://doi.org/10.32528/nms.v2i3.303","url":null,"abstract":"Sorgum (Sorghum bicolor L. Moench) termasuk komoditas pangan alternatif yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Namun tingkat keragaman genetiknya di Indonesia masih terbilang rendah. Rendahnya keragaman genetik sorgum memicu peneliti untuk meningkatkan dan menemukan variasi genetik baru, beberapa langkah yang bisa diambil termasuk melalui praktik pemuliaan tanaman.. Mutasi induksi radiasi merupakan pemuliaan tanaman yang bertujuan mendapatkan karakteristik baru yang tidak dimiliki oleh varietas induknya, irradiasi sinar gamma dapat digunakan untuk merusak DNA. Selama proses perbaikan, mutasi baru dalam DNA dapat terjadi secara acak sebagai hasil dari irradiasi ini.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana respons berbagai jenis benih sorgum lokal terhadap iradiasi sinar gamma Pada penelitian ini sorgum lokal bandung, demak, dan jember di induksi dengan iradiasi sinar gamma dosis 0 Gy, 300 Gy, dan 500 Gy. Pemberian dosis iradiasi sinar gamma memberikan pengaruh nyata pada parameter persentase daya kecambah, laju perkecambahan,dan persentase keserempakan tumbuh. Perlakuan V1R2 memberikan pengaruh terbaik dibandingkan perlakuan lainyya.","PeriodicalId":104869,"journal":{"name":"National Multidisciplinary Sciences","volume":"46 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135438863","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kedelai merupakan komoditas aneka kacang nomor satu di Indonesia. Kedelai digunakan sebagai bahan baku pembuatan tempe dan susu kedelai. Kandungan protein yang tinggi dan cita rasa yang enak pada olahan tempe menyebabkan komoditas ini, masih menjadi bahan baku utama. Produktifitas kedelai dapat terhambat oleh pengaruh faktor biotik, seperti serangan jamur patogen. Phakopsora pachyrhizi merupakan patogen penting pada tanaman kedelai dan menyebabkan penyakit karat. Infeksi patogen ini menyebabkan tanaman menguning dan menua dini, sehingga berpengaruh terhadap pembentukan polong dan biji. Penelitian ini menggunakan lima puluh varietas kedelai untuk melihat respon ketahanan varietas terhadap infeksi patogen. Infeksi dilakukan secara alami di lahan endemik penyakit karat pada awal musim kemarau. Pengamatan terdiri dari gejala, skroring serangan dan penentuan kriteria ketahanan menggunakan metode IWGSR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua puluh tujuh varietas yang memiliki tipe ketahanan rentan, dua varietas menunjukkan respon agak rentan, sembilan varietas menunjukkan respon agak tahan, dan dua belas varietas menunjukkan respon tahan. Varietas yang menunjukkan respon tahan adalah varietas kawi, mutiara 3, wilis, gepak kuning, dena 2, menyapa, detam 2, merbabu, argopuro, slamet dan pangorango. Informasi ini dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam pemilihan tetua untuk perakitan varietas kedelai yang tahan penyakit karat daun.
大豆是印尼头号商品。大豆被用作制造坦帕和豆浆的原料。高蛋白含量和精制甘露使这些商品成为主要的原料。大豆生产率可能会受到生物因子的影响,比如真菌病原体的攻击。pachyrhizi是一种重要的大豆病原体,会引起锈性疾病。这种病原体使植物发黄和老化,从而影响了种子和种子的形成。本研究使用50种大豆来观察菌株对病原体感染的耐久性反应。在旱季开始时,感染是在锈性疾病的地方性土地上自然发生的。观察包括症状、筛选攻击和使用IWGSR方法的弹性标准。研究表明,有27个品种具有最易受攻击的类型,2个品种表现出相当脆弱的反应,9个品种表现出较耐受的反应,12个品种表现出抵抗力。有抗性反应的品种有kawi、mutiara 3、wilis、yellow gepak, dena 2、dena 2、detam 2、merbabu、argopuro、slamet和pangorango。这些信息可能是在选择一种能抵抗叶锈病的大豆品种时考虑到的。
{"title":"Ketahanan Lima Puluh Varietas Kedelai terhadap Infeksi Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi syd.)","authors":"Emerensiana Uge, Eriyanto Yusnawan, Alfi Inayati","doi":"10.32528/nms.v2i3.300","DOIUrl":"https://doi.org/10.32528/nms.v2i3.300","url":null,"abstract":"Kedelai merupakan komoditas aneka kacang nomor satu di Indonesia. Kedelai digunakan sebagai bahan baku pembuatan tempe dan susu kedelai. Kandungan protein yang tinggi dan cita rasa yang enak pada olahan tempe menyebabkan komoditas ini, masih menjadi bahan baku utama. Produktifitas kedelai dapat terhambat oleh pengaruh faktor biotik, seperti serangan jamur patogen. Phakopsora pachyrhizi merupakan patogen penting pada tanaman kedelai dan menyebabkan penyakit karat. Infeksi patogen ini menyebabkan tanaman menguning dan menua dini, sehingga berpengaruh terhadap pembentukan polong dan biji. Penelitian ini menggunakan lima puluh varietas kedelai untuk melihat respon ketahanan varietas terhadap infeksi patogen. Infeksi dilakukan secara alami di lahan endemik penyakit karat pada awal musim kemarau. Pengamatan terdiri dari gejala, skroring serangan dan penentuan kriteria ketahanan menggunakan metode IWGSR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua puluh tujuh varietas yang memiliki tipe ketahanan rentan, dua varietas menunjukkan respon agak rentan, sembilan varietas menunjukkan respon agak tahan, dan dua belas varietas menunjukkan respon tahan. Varietas yang menunjukkan respon tahan adalah varietas kawi, mutiara 3, wilis, gepak kuning, dena 2, menyapa, detam 2, merbabu, argopuro, slamet dan pangorango. Informasi ini dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam pemilihan tetua untuk perakitan varietas kedelai yang tahan penyakit karat daun.","PeriodicalId":104869,"journal":{"name":"National Multidisciplinary Sciences","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135438874","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Meisyaroh Catur Wulandari, Desy Fortuna Ratnasari, Faricha Karin Avida
Pertanian artinya kegiatan yang beroutput menghasilkan bahan pangan, bahan baku, industri atau kebutuhan sumber energi. Keberlanjutan sektor pertanian sangat penting untuk dilihat sebab pertanian menjadi sektor primer untuk memenuhi hajat hidup banyak orang. Pada penelitian ini berfokus terhadap output sektor pertanian yang diukur melalui PDRB sektor pertanian. Lokasi penelitian meliputi 9 provinsi yang berada di Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara dengan tahun penelitian dari tahun 2018-2022. Tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui model penelitian terbaik serta melihat determinan yang memiliki pengaruh terhadap sektor pertanian. Model penelitian yang digunakan yakni dengan pendekatan model OLS (Ordinary Least Square) dan RLS (Robust Least Square). Hasil penelitian menunjukan model RLS sebagai model terbaik dengan nilai sebesar 86,3%. Melalui uji parsial, variabel luas panen, produktivitas padi, hasil produksi padi, dan jumlah penduduk berpengaruh terhadap output sektor pertanian, sedangkan tenaga kerja tidak berpengaruh terhadap output pertanian. Hal ini dilihat dari produktivitas tenaga kerja pertanian masih rendah untuk mengolah sektor pertanian.
{"title":"Determinan Pembangunan Ekonomi Pertanian di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara","authors":"Meisyaroh Catur Wulandari, Desy Fortuna Ratnasari, Faricha Karin Avida","doi":"10.32528/nms.v2i3.290","DOIUrl":"https://doi.org/10.32528/nms.v2i3.290","url":null,"abstract":"Pertanian artinya kegiatan yang beroutput menghasilkan bahan pangan, bahan baku, industri atau kebutuhan sumber energi. Keberlanjutan sektor pertanian sangat penting untuk dilihat sebab pertanian menjadi sektor primer untuk memenuhi hajat hidup banyak orang. Pada penelitian ini berfokus terhadap output sektor pertanian yang diukur melalui PDRB sektor pertanian. Lokasi penelitian meliputi 9 provinsi yang berada di Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara dengan tahun penelitian dari tahun 2018-2022. Tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui model penelitian terbaik serta melihat determinan yang memiliki pengaruh terhadap sektor pertanian. Model penelitian yang digunakan yakni dengan pendekatan model OLS (Ordinary Least Square) dan RLS (Robust Least Square). Hasil penelitian menunjukan model RLS sebagai model terbaik dengan nilai sebesar 86,3%. Melalui uji parsial, variabel luas panen, produktivitas padi, hasil produksi padi, dan jumlah penduduk berpengaruh terhadap output sektor pertanian, sedangkan tenaga kerja tidak berpengaruh terhadap output pertanian. Hal ini dilihat dari produktivitas tenaga kerja pertanian masih rendah untuk mengolah sektor pertanian.","PeriodicalId":104869,"journal":{"name":"National Multidisciplinary Sciences","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135439051","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penyimpanan benih merupakan upaya yang dilakukan untuk mengkondisikan bahan tanam selalu tersedia ketika dibutuhkan. Proses penyimpanan yang tepat akan menjadikan benih tidak banyak mengalami kemunduran meski dalam jangka waktu simpan yang lama. Kemunduran benih dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sehingga penelitian ini dil-akukan untuk mempelajari hal tersebut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2022 hingga Maret 2023 di Kendalpayak Malang. Menggunakan Rancangan Acak kelompok yang diulang sebanyak lima kali dengan jenis varietas kacang tanah sebagai perlakuan. Adapun varietas kacang tanah yang digunakan antara lain Landak, Talam 1, Tasia 1, Badak, dan Hypoma 3. Penyimpanan dilakukan pada suhu ruang dengan suhu rata-rata antara bulan September 2022 sampai Desember 2022 berkisar antara 24,4 - 25,4˚C dan kelembapan udara yang berkisar antara 76,7%- 84,2%. Parameter yang diamati meliputi viabilitas (DK, LP, IKP), vigor (Kct) dan fase pertumbuhan vegetatif. Penyimpanan selama empat bulan tidak berpengaruh terhadap lama waktu fase vegetatif, artinya waktu yang dibutuhkan untuk melewati masa fase vegetatif tidak berbeda dengan masa pertumbuhan vegetatif kacang tanah secara umum
{"title":"Pertumbuhan Vegetatif Kacang Tanah Setelah Disimpan Empat Bulan","authors":"Siti Muzaiyanah, Runik D Purwaningrahayu","doi":"10.32528/nms.v2i3.299","DOIUrl":"https://doi.org/10.32528/nms.v2i3.299","url":null,"abstract":"Penyimpanan benih merupakan upaya yang dilakukan untuk mengkondisikan bahan tanam selalu tersedia ketika dibutuhkan. Proses penyimpanan yang tepat akan menjadikan benih tidak banyak mengalami kemunduran meski dalam jangka waktu simpan yang lama. Kemunduran benih dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sehingga penelitian ini dil-akukan untuk mempelajari hal tersebut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2022 hingga Maret 2023 di Kendalpayak Malang. Menggunakan Rancangan Acak kelompok yang diulang sebanyak lima kali dengan jenis varietas kacang tanah sebagai perlakuan. Adapun varietas kacang tanah yang digunakan antara lain Landak, Talam 1, Tasia 1, Badak, dan Hypoma 3. Penyimpanan dilakukan pada suhu ruang dengan suhu rata-rata antara bulan September 2022 sampai Desember 2022 berkisar antara 24,4 - 25,4˚C dan kelembapan udara yang berkisar antara 76,7%- 84,2%. Parameter yang diamati meliputi viabilitas (DK, LP, IKP), vigor (Kct) dan fase pertumbuhan vegetatif. Penyimpanan selama empat bulan tidak berpengaruh terhadap lama waktu fase vegetatif, artinya waktu yang dibutuhkan untuk melewati masa fase vegetatif tidak berbeda dengan masa pertumbuhan vegetatif kacang tanah secara umum","PeriodicalId":104869,"journal":{"name":"National Multidisciplinary Sciences","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135439053","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) memberikan kontribusi dalam pendapatan nasional dan penerimaan lapangan pekerjaan. Ekonomi selama pandemi mengalami penurunan, tetapi UMKM adalah usaha yang dapat bertahan di masa krisis pandemi. Oleh karena itu upaya menggerakkan ekonomi lewat pemberdayaan UMKM dilakukan pemerintah. Munculnya potensi UMKM seiring dengan kelemahan yang dimiliki UMKM. Kelemahan yang paling sering terjadi adalah penerapan higiene sanitasi. Pemerintah, Lembaga Keuangan dan Institusi Pendidikan bekerja sama untuk melakukan program pengembangan dan perbaikan untuk UMKM yaitu per-baikan higiene sanitasi agar memudahkan pengurusan legalitas usaha. Dapur Mamak Nia adalah UMKM yang belum memiliki lisensi seperti laik higiene sanitasi. Oleh karena itu dil-akukan analisis untuk melihat sejauh mana UMKM ini menerapkan higiene sanitasi dan melihat kekurangan yang perlu diperbaiki agar memenuhi persyaratan higiene sanitasi jasaboga. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif dengan menggunakan sumber data primer dari narasumber melalui observasi dan wawancara terbuka. Pada penelitian ini menggunakan form dari PERMENKES N0. 1096 Tahun 2011. Penggolongan jasaboga menggunakan form 12, ceklis kondisi menggunakan form 3, pemberian saran perbaikan untuk UMKM dan yang terakhir melihat kondisi akhir setelah diberikan perbaikan menggunakan form 3. Pendataan menghasilkan bahwa UMKM Dapur Mamak Nia membuat makanan untuk dikonsumsi masyarakat umum, masih menggunakan dapur rumah tangga yang sekaligus dapur UMKM, dikelola oleh pengusaha dengan bantuan tenaga kerja keluarga sendiri yang berarti termasuk jasaboga golongan A1. Kondisi Awal dengan bobot 49/70 dengan presentase 70% yang berarti belum memenuhi syarat. Setelah diberikan saran perbaikan, kondisi akhir dengan bobot 56/70 dengan presentase 80% yang berarti belum memenuhi syarat. Faktor yang menyebabkan penerapan belum terjadi adalah kurangnya pengetahuan dan finansial. Upaya per-baikan dilakukan sesuai kemampuan UMKM Dapur Mamak Nia walaupun belum bisa mengurus legalitas.
{"title":"Analisis Kesesuaian Penerapan Higiene Sanitasi Pada Penyedia Jasaboga","authors":"Nur Annisa, Marwati Marwati, Sulistyo Prabowo","doi":"10.32528/nms.v2i3.294","DOIUrl":"https://doi.org/10.32528/nms.v2i3.294","url":null,"abstract":"Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) memberikan kontribusi dalam pendapatan nasional dan penerimaan lapangan pekerjaan. Ekonomi selama pandemi mengalami penurunan, tetapi UMKM adalah usaha yang dapat bertahan di masa krisis pandemi. Oleh karena itu upaya menggerakkan ekonomi lewat pemberdayaan UMKM dilakukan pemerintah. Munculnya potensi UMKM seiring dengan kelemahan yang dimiliki UMKM. Kelemahan yang paling sering terjadi adalah penerapan higiene sanitasi. Pemerintah, Lembaga Keuangan dan Institusi Pendidikan bekerja sama untuk melakukan program pengembangan dan perbaikan untuk UMKM yaitu per-baikan higiene sanitasi agar memudahkan pengurusan legalitas usaha. Dapur Mamak Nia adalah UMKM yang belum memiliki lisensi seperti laik higiene sanitasi. Oleh karena itu dil-akukan analisis untuk melihat sejauh mana UMKM ini menerapkan higiene sanitasi dan melihat kekurangan yang perlu diperbaiki agar memenuhi persyaratan higiene sanitasi jasaboga. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif dengan menggunakan sumber data primer dari narasumber melalui observasi dan wawancara terbuka. Pada penelitian ini menggunakan form dari PERMENKES N0. 1096 Tahun 2011. Penggolongan jasaboga menggunakan form 12, ceklis kondisi menggunakan form 3, pemberian saran perbaikan untuk UMKM dan yang terakhir melihat kondisi akhir setelah diberikan perbaikan menggunakan form 3. Pendataan menghasilkan bahwa UMKM Dapur Mamak Nia membuat makanan untuk dikonsumsi masyarakat umum, masih menggunakan dapur rumah tangga yang sekaligus dapur UMKM, dikelola oleh pengusaha dengan bantuan tenaga kerja keluarga sendiri yang berarti termasuk jasaboga golongan A1. Kondisi Awal dengan bobot 49/70 dengan presentase 70% yang berarti belum memenuhi syarat. Setelah diberikan saran perbaikan, kondisi akhir dengan bobot 56/70 dengan presentase 80% yang berarti belum memenuhi syarat. Faktor yang menyebabkan penerapan belum terjadi adalah kurangnya pengetahuan dan finansial. Upaya per-baikan dilakukan sesuai kemampuan UMKM Dapur Mamak Nia walaupun belum bisa mengurus legalitas.","PeriodicalId":104869,"journal":{"name":"National Multidisciplinary Sciences","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135439043","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Minaryanti Tulele, Rawasiah Rawasiah, Abdul Azis Ambar
Pertanian terpadu pada hakekatnya adalah memanfaatkan potensi energi sehingga dapat dipanen secara seimbang. Sumber daya usaha pertanian terutama padi dan sapi merupakan komoditas ekonomi yang ditetapkan sebagai komoditas unggulan dan sangat potensial untuk dikembangkan secara terpadu di Kabupaten Sidrap. Sistem Integrasi Padi Ternak (SIPT) merupakan alternative dalam meningkatkan produksi padi, daging, susu dan sekaligus meningkatkan pendapatan petani. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui keuntungan usahatani integrasi tanaman padi dengan ternak sapi dan kelebihan serta kekurangan SIPT pada kelompok tani sukamaju. Metode yang digunakan adalah metode pengkajian dengan dua kelompok perlakuan, yaitu pola integrasi dan pola non-integrasi. Hasil analisis usahatani padi menunjukkan pendapatan yang diperoleh pada pola integrasi Rp 12.900.000 lebih tinggi daripada non integrasi yakni Rp 10.342.500, dengan nilai R/C sebesar 2,1. Pendapatan dari usaha ternak sapi sebanyak 10 ekor yang dipelihara selama tiga bulan pola integrasi dengan memanfaatkan dedak dan jerami padi sebesar Rp 248.733.332, sedangkan non integrasi dari 9 ekor sapi, pendapatannya sebesar Rp 100.950.000. Nilai R/C pada pola integrasi 2,6, sedangkan non integrasi 2,3. Total pendapatan usahatani integrasi (1 ha sawah +10 ekor sapi) sebesar Rp 194.233.332, penerimaan Rp 361.440.000, dan biaya Rp 167.206.668, dengan nilai R/C rasio 2,16. Usahatani integrasi padi-sapi dapat meningkatkan pendapatan petani sebesar Rp 36.990.832 (23,51%) dengan skala luas tanam padi 1 ha dan 10 ekor sapi. Penerapan SIPT mampu memberikan keuntungan karena penggunaan pupuk kandang yang bisa meningkatkan produktivitas, mengurangi biaya produksi dan meningkatkan pendapatan petani. Perlu dilakukan sosialisasi lebih lanjut agar semua anggota kelompok tani Sukamaju dapat melakukan program SIPT
{"title":"Analisis Usaha Tani Sistem Integrasi Padi Ternak (SIPT) pada Kelompok Tani Sukamaju Kabupaten Sidenreng Rappang","authors":"Minaryanti Tulele, Rawasiah Rawasiah, Abdul Azis Ambar","doi":"10.32528/nms.v2i3.285","DOIUrl":"https://doi.org/10.32528/nms.v2i3.285","url":null,"abstract":"Pertanian terpadu pada hakekatnya adalah memanfaatkan potensi energi sehingga dapat dipanen secara seimbang. Sumber daya usaha pertanian terutama padi dan sapi merupakan komoditas ekonomi yang ditetapkan sebagai komoditas unggulan dan sangat potensial untuk dikembangkan secara terpadu di Kabupaten Sidrap. Sistem Integrasi Padi Ternak (SIPT) merupakan alternative dalam meningkatkan produksi padi, daging, susu dan sekaligus meningkatkan pendapatan petani. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui keuntungan usahatani integrasi tanaman padi dengan ternak sapi dan kelebihan serta kekurangan SIPT pada kelompok tani sukamaju. Metode yang digunakan adalah metode pengkajian dengan dua kelompok perlakuan, yaitu pola integrasi dan pola non-integrasi. Hasil analisis usahatani padi menunjukkan pendapatan yang diperoleh pada pola integrasi Rp 12.900.000 lebih tinggi daripada non integrasi yakni Rp 10.342.500, dengan nilai R/C sebesar 2,1. Pendapatan dari usaha ternak sapi sebanyak 10 ekor yang dipelihara selama tiga bulan pola integrasi dengan memanfaatkan dedak dan jerami padi sebesar Rp 248.733.332, sedangkan non integrasi dari 9 ekor sapi, pendapatannya sebesar Rp 100.950.000. Nilai R/C pada pola integrasi 2,6, sedangkan non integrasi 2,3. Total pendapatan usahatani integrasi (1 ha sawah +10 ekor sapi) sebesar Rp 194.233.332, penerimaan Rp 361.440.000, dan biaya Rp 167.206.668, dengan nilai R/C rasio 2,16. Usahatani integrasi padi-sapi dapat meningkatkan pendapatan petani sebesar Rp 36.990.832 (23,51%) dengan skala luas tanam padi 1 ha dan 10 ekor sapi. Penerapan SIPT mampu memberikan keuntungan karena penggunaan pupuk kandang yang bisa meningkatkan produktivitas, mengurangi biaya produksi dan meningkatkan pendapatan petani. Perlu dilakukan sosialisasi lebih lanjut agar semua anggota kelompok tani Sukamaju dapat melakukan program SIPT","PeriodicalId":104869,"journal":{"name":"National Multidisciplinary Sciences","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135439049","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman pakcoy dapat dilakukan penambahan pupuk organik cair berasal dari daun gamal. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Pertanian Ungaran Timur, waktu penelitian dimulai pada bulan Januari sampai dengan Maret 2023. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok, terdiri dari empat taraf konsentrasi pupuk organik cair diulang sebanyak enam kali, masing-masing empat sampel sehingga terdapat 96 unit tanaman. Perlakuan K1 : 20 ml/l, K2 : 25ml/l, K3 : 30 ml/l dan Perlakuan kontrol K0 : 0 ml/l. Hasil penelitian menunjukan pemberian POC daun gamal berpengaruh pada pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy. Pemberian konsentrasi POC daun gamal sebanyak 25 ml/l merupakan perlakuan terbaik dan dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman sawi pakcoy
{"title":"Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik Cair Daun Gamal Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Sawi (Brassica Rappa L.) Varietas Flaminggo","authors":"Hanif Margan Asparingga, Nugraheni Widyawati","doi":"10.32528/nms.v2i3.281","DOIUrl":"https://doi.org/10.32528/nms.v2i3.281","url":null,"abstract":"Untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman pakcoy dapat dilakukan penambahan pupuk organik cair berasal dari daun gamal. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Pertanian Ungaran Timur, waktu penelitian dimulai pada bulan Januari sampai dengan Maret 2023. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok, terdiri dari empat taraf konsentrasi pupuk organik cair diulang sebanyak enam kali, masing-masing empat sampel sehingga terdapat 96 unit tanaman. Perlakuan K1 : 20 ml/l, K2 : 25ml/l, K3 : 30 ml/l dan Perlakuan kontrol K0 : 0 ml/l. Hasil penelitian menunjukan pemberian POC daun gamal berpengaruh pada pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy. Pemberian konsentrasi POC daun gamal sebanyak 25 ml/l merupakan perlakuan terbaik dan dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman sawi pakcoy","PeriodicalId":104869,"journal":{"name":"National Multidisciplinary Sciences","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135438862","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kopi arabika merupakan salah satu komoditi perkebunan penopang ekonomi masyarakat Bondowoso. Produktivitas kopi arabika rakyat wilayah Kabupaten Bondowoso belum optimal. Pada tahun 2020, produktivitas kopi rakyat Bondowoso yaitu 0,33 ton/ha dibandingkan dengan produktivitas milik perkebunan nusantara (PTPN) Jawa Timur tahun 2013 yaitu 0,71 ton/ha. Hal ini disebabkan, sebagian besar petani tidak memiliki acuan sederhana dalam menentukan jumlah pupuk N, P dan K yang harus diberikan agar produktivitas stabil. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi kandungan unsur hara N, P dan K yang dibawa oleh hasil panen buah kopi arabika untuk mengembangkan metode pemupukan N, P dan K yang lebih mudah dipahami oleh petani. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari satu faktor lima perlakuan. Penelitian dilakukan di Desa Kampung Baru Kecamatan Ijen Kabupaten Bondowoso dengan ketinggian 1.050 s/d 1.500 meter diatas permukaan laut. Persiapan sampel buah dan kulit kopi dilakukan di Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Jember Kampus Bondowoso, sedangkan analisis kandungan N, P dan K pada tanah, biji dan kulit kopi dilakukan di Pusat Penelitian Sukosari PT. Perkebunan Nusantara. XI Kabupaten Lumajang. Faktor yang digunakan adalah perbedaan lokasi yang diberlakukan sebagai perlakuan yaitu terdiri dari 5 lokasi kebun (K) yaitu K1, K2, K3, K4, dan K5. Hasil analisis tanah pada 5 lokasi percobaan didapatkan jika kandungan unsur hara N, P dan K paada tanah secara umum pada level rendah-sangat rendah. Dapat disimpulkan dari hasil penelitian ini, Kandungan unsur hara yang terdapat pada buah kopi arabika gelondong segar yaitu sebesar 28,11 g N/kg buah segar; 4,35 g P/kg buah segar; dan 27,5 g K/kg buah segar
阿拉伯咖啡是Bondowoso社区经济支柱种植园的一种产品。阿拉比卡咖啡Bondowoso县地区的人民还没有最佳生产力。到2020年,Bondowoso咖啡产量为0.33吨/ha,与2013年nusanpn east java种植园的生产力为0.71吨/ha的生产力相比。这是因为,大部分农民没有简单的基准确定肥料N, P和K的数量必须给予稳定的生产力。本研究的目的是确定养分含量的N, P, K被阿拉比卡咖啡水果作物开发施肥N, P和K的方法更容易理解的农民。这项研究采用随机设计小组(架子)组成的一个因素五待遇。这项研究是在一个新的乡村街道Bondowoso区进行的,该地区海拔1050英尺(1050 s/d . 1500米)。准备水果和皮肤样本,咖啡在九月Bondowoso校园大学农业学院实验室进行分析,而土地上的N, P和K含量,研究中心的种子和咖啡的皮肤做Sukosari PT .群岛的种植园。喜Lumajang区。区别就是实施的位置用作待遇的因素就是即由5花园的位置(K) K1、K2、K3、K4和K5。5日地点的土壤分析实验结果得到如果土壤养分含量N, P, K跟闪光rendah-sangat一般水平低。从这些研究结果,可以推断出存在于水果的养分含量大小的阿拉比卡咖啡一根新鲜即28,11 g N /公斤新鲜水果;4,35 g P /公斤新鲜水果;27,5 g和K -公斤新鲜水果
{"title":"Kandungan Unsur N, P dan K Pada Buah Kopi Arabika (Coffea Arabica) di Lima Lokasi Kebun Kopi Rakyat Kabupaten Bondowoso","authors":"Muhammad Ghufron Rosyady, Dieni Risma Viani, Ketut Anom Wijaya, Distiana Wulanjari, Oria Alit Farisi","doi":"10.32528/nms.v2i3.295","DOIUrl":"https://doi.org/10.32528/nms.v2i3.295","url":null,"abstract":"Kopi arabika merupakan salah satu komoditi perkebunan penopang ekonomi masyarakat Bondowoso. Produktivitas kopi arabika rakyat wilayah Kabupaten Bondowoso belum optimal. Pada tahun 2020, produktivitas kopi rakyat Bondowoso yaitu 0,33 ton/ha dibandingkan dengan produktivitas milik perkebunan nusantara (PTPN) Jawa Timur tahun 2013 yaitu 0,71 ton/ha. Hal ini disebabkan, sebagian besar petani tidak memiliki acuan sederhana dalam menentukan jumlah pupuk N, P dan K yang harus diberikan agar produktivitas stabil. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi kandungan unsur hara N, P dan K yang dibawa oleh hasil panen buah kopi arabika untuk mengembangkan metode pemupukan N, P dan K yang lebih mudah dipahami oleh petani. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari satu faktor lima perlakuan. Penelitian dilakukan di Desa Kampung Baru Kecamatan Ijen Kabupaten Bondowoso dengan ketinggian 1.050 s/d 1.500 meter diatas permukaan laut. Persiapan sampel buah dan kulit kopi dilakukan di Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Jember Kampus Bondowoso, sedangkan analisis kandungan N, P dan K pada tanah, biji dan kulit kopi dilakukan di Pusat Penelitian Sukosari PT. Perkebunan Nusantara. XI Kabupaten Lumajang. Faktor yang digunakan adalah perbedaan lokasi yang diberlakukan sebagai perlakuan yaitu terdiri dari 5 lokasi kebun (K) yaitu K1, K2, K3, K4, dan K5. Hasil analisis tanah pada 5 lokasi percobaan didapatkan jika kandungan unsur hara N, P dan K paada tanah secara umum pada level rendah-sangat rendah. Dapat disimpulkan dari hasil penelitian ini, Kandungan unsur hara yang terdapat pada buah kopi arabika gelondong segar yaitu sebesar 28,11 g N/kg buah segar; 4,35 g P/kg buah segar; dan 27,5 g K/kg buah segar","PeriodicalId":104869,"journal":{"name":"National Multidisciplinary Sciences","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135438869","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Betalini Widhi Hapsari, Dyah Retno Wulandari, Deritha Ellfy Rantau, Erwin Al Hafiizh, Andri Fadillah Martin
Sukun Bone (Artocarpus altilis (Park.) Fosberg) dikenal juga dengan nama Bakara, berasal dari Kabupaten Bone Sulawesi Selatan yang merupakan salah satu jenis sukun unggul. Tanaman ini termasuk ke dalam family Moraceae dan genus Artocarpus (Nangka-nangkaan). Manfaat utama tanaman ini adalah sebagai sumber karbohidrat (buah) dan bahan obat (daun). Kultur tunas in vitro Sukun Bone dilakukan sebagai upaya perbanyakan secara cepat dan konservasi plasma nutfah. Tahap inisiasi kultur, pemanjangan tunas, dan perakaran sudah dapat dilakukan tetapi perbanyakan tunas secara massal (scale up) untuk produksi bibit masih menjadi kendala. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui respon pertumbuhan tunas in vitro Sukun Bone pada media perbanyakan massal yaitu media dasar WP dengan penambahan beberapa jenis sitokinin yaitu Benzil Amino Purin (BAP), Kinetin dan Tidiazuron (TDZ), serta Adenin Sulfat. Media perlakuan yang digunakan adalah media WP tanpa penambahan ZPT sebagai kontrol, WP + 2 mg/L BAP, WP + 2 mg/L BAP + 3 mg/L Kinetin, WP + 2 mg/L BAP + 0,4 mg/L TDZ, WP + 2 mg/L BAP + 2 mg/L Adenin Sulfat. Rancangan perlakuan menggunakan rancangan acak lengkap 1 faktor dengan 6 ulangan dari tiap perlakuan. Eksplan yang digunakan berupa tunas pucuk dengan tinggi 1,5 – 2 cm dan memiliki ± 3 buku. Pengamatan dilakukan setiap minggu selama 8 minggu dengan parameter pengamatan berupa tinggi tunas, jumlah daun, jumlah tunas dan jumlah buku. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah jenis media perlakuan yang berpotensi menghasilkan tunas paling banyak adalah media WP + 2 mg/L BAP + 3 mg/L Kinetin, yang menghasilkan rata-rata 5 tunas/eksplan dan dapat mencapai 8 tunas/eksplan dalam waktu 8 minggu. Respon lain yang tampak berbeda dari masing-masing media perlakuan adalah tunas tampak memiliki daun yang lebih besar pada media WP + 2 mg/L BAP + 2 mg/L Adenin Sulfat.
{"title":"Multiplikasi Tunas in vitro Sukun Bone (Artocarpus altilis (Park.) Fosberg) pada Media WP dengan Penambahan Sitokinin dan Adenin Sulfat","authors":"Betalini Widhi Hapsari, Dyah Retno Wulandari, Deritha Ellfy Rantau, Erwin Al Hafiizh, Andri Fadillah Martin","doi":"10.32528/nms.v2i3.297","DOIUrl":"https://doi.org/10.32528/nms.v2i3.297","url":null,"abstract":"Sukun Bone (Artocarpus altilis (Park.) Fosberg) dikenal juga dengan nama Bakara, berasal dari Kabupaten Bone Sulawesi Selatan yang merupakan salah satu jenis sukun unggul. Tanaman ini termasuk ke dalam family Moraceae dan genus Artocarpus (Nangka-nangkaan). Manfaat utama tanaman ini adalah sebagai sumber karbohidrat (buah) dan bahan obat (daun). Kultur tunas in vitro Sukun Bone dilakukan sebagai upaya perbanyakan secara cepat dan konservasi plasma nutfah. Tahap inisiasi kultur, pemanjangan tunas, dan perakaran sudah dapat dilakukan tetapi perbanyakan tunas secara massal (scale up) untuk produksi bibit masih menjadi kendala. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui respon pertumbuhan tunas in vitro Sukun Bone pada media perbanyakan massal yaitu media dasar WP dengan penambahan beberapa jenis sitokinin yaitu Benzil Amino Purin (BAP), Kinetin dan Tidiazuron (TDZ), serta Adenin Sulfat. Media perlakuan yang digunakan adalah media WP tanpa penambahan ZPT sebagai kontrol, WP + 2 mg/L BAP, WP + 2 mg/L BAP + 3 mg/L Kinetin, WP + 2 mg/L BAP + 0,4 mg/L TDZ, WP + 2 mg/L BAP + 2 mg/L Adenin Sulfat. Rancangan perlakuan menggunakan rancangan acak lengkap 1 faktor dengan 6 ulangan dari tiap perlakuan. Eksplan yang digunakan berupa tunas pucuk dengan tinggi 1,5 – 2 cm dan memiliki ± 3 buku. Pengamatan dilakukan setiap minggu selama 8 minggu dengan parameter pengamatan berupa tinggi tunas, jumlah daun, jumlah tunas dan jumlah buku. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah jenis media perlakuan yang berpotensi menghasilkan tunas paling banyak adalah media WP + 2 mg/L BAP + 3 mg/L Kinetin, yang menghasilkan rata-rata 5 tunas/eksplan dan dapat mencapai 8 tunas/eksplan dalam waktu 8 minggu. Respon lain yang tampak berbeda dari masing-masing media perlakuan adalah tunas tampak memiliki daun yang lebih besar pada media WP + 2 mg/L BAP + 2 mg/L Adenin Sulfat.","PeriodicalId":104869,"journal":{"name":"National Multidisciplinary Sciences","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135439050","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Hutan Indonesia menghasilkan keanekaragaman hayati (mega biodiversity) berupa flora dan fauna. Salah satu ganguan ekosistem hutan adalah terjadinya alih fungsi hutan menjadi perkebunan. Perkebunan Karet (Hevea brasiliensis) sebagai salah satu bentuk alih fungsi lahan yang dapat mengalami degradasi sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Hal ini berdampak terhadap keberadaan fauna tanah. Fauna tanah merupakan bioindikator perubahan lingkungan tanah dan kesuburan tanah. Keberadaan fauna tanah dipengaruhi bahan organik di dalam tanah. Collembola adalah salah satu mesofauna yang dominan disemua jenis tanah. Collembola memiliki fungsi penting dalam ekosistem jaringan makanan dalam tanah. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan keragaman mesofauna tanah dengan kandungan C-organik di perkebunan karet Rakyat di Desa Kemuja kabupaten Bangka. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-korelasional dengan teknik survei. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Pengambilan contoh tanah dilakukan dengan cara Pencuplikan Contoh Tanah (PCT). Sortasi dan koleksi collembola menggunakan corong Berlese-Tullgren. Collembola didapatkan dari sepuluh titik sampel tanah di perkebunan karet pada dua lahan yang berbeda serasah. Hasil penelitian didapatkan sebanyak 85 collembola dalam empat famili. Populasi mesofauna dominan ditemukan pada lahan yang banyak serasah. Famili Collembola Entomobrydae paling banyak ditemukan dilahan. Berdasarkan analisis korelasi, hubungan C-organik tanah berkorelasi positif dengan kepadatan populasi, keragaman dan kekayaan jenis mesofauna tanah.
{"title":"Pengaruh C-organik Tanah terhadap Keanekearagaman Mesofauna di Areal Perkebunan Karet (Hevea brasiliensis) Desa Kemuja Bangka","authors":"Feriza Lesthyana, Ratna Santi, Rion Apriyadi","doi":"10.32528/nms.v2i3.276","DOIUrl":"https://doi.org/10.32528/nms.v2i3.276","url":null,"abstract":"Hutan Indonesia menghasilkan keanekaragaman hayati (mega biodiversity) berupa flora dan fauna. Salah satu ganguan ekosistem hutan adalah terjadinya alih fungsi hutan menjadi perkebunan. Perkebunan Karet (Hevea brasiliensis) sebagai salah satu bentuk alih fungsi lahan yang dapat mengalami degradasi sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Hal ini berdampak terhadap keberadaan fauna tanah. Fauna tanah merupakan bioindikator perubahan lingkungan tanah dan kesuburan tanah. Keberadaan fauna tanah dipengaruhi bahan organik di dalam tanah. Collembola adalah salah satu mesofauna yang dominan disemua jenis tanah. Collembola memiliki fungsi penting dalam ekosistem jaringan makanan dalam tanah. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan keragaman mesofauna tanah dengan kandungan C-organik di perkebunan karet Rakyat di Desa Kemuja kabupaten Bangka. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-korelasional dengan teknik survei. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Pengambilan contoh tanah dilakukan dengan cara Pencuplikan Contoh Tanah (PCT). Sortasi dan koleksi collembola menggunakan corong Berlese-Tullgren. Collembola didapatkan dari sepuluh titik sampel tanah di perkebunan karet pada dua lahan yang berbeda serasah. Hasil penelitian didapatkan sebanyak 85 collembola dalam empat famili. Populasi mesofauna dominan ditemukan pada lahan yang banyak serasah. Famili Collembola Entomobrydae paling banyak ditemukan dilahan. Berdasarkan analisis korelasi, hubungan C-organik tanah berkorelasi positif dengan kepadatan populasi, keragaman dan kekayaan jenis mesofauna tanah.","PeriodicalId":104869,"journal":{"name":"National Multidisciplinary Sciences","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135439161","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}