Pub Date : 2024-01-03DOI: 10.26593/risa.v8i01.7534.1-18
Viana Aliyyah, Caecilia S. Wijayaputri
Abstrak - Arsitektur dan Film merupakan dua hal yang berbeda namun saling berkaitan dan membutuhkan satu dengan yang lain. Sebuah produk film tentu tak akan rampung tanpa adanya peran arsitektur sebagai latarnya. Film mewakili ruang dan waktu di mana media ini memiliki sifat spasial yang temporal dari representasi sinematik yang dapat diamati melalui arsitektur hingga karakter dan peristiwa yang digambarkan. Selain itu, arsitektur pada film mampu menciptakan lingkungan yang membawa audiens menuju suatu periode tertentu. Film berpotensi dalam memberikan penggambaran kehidupan sosial dan budaya masyarakat pada masa tertentu, bahkan hingga bentuk dan gaya arsitektur yang digunakan. Film Bumi Manusia (2019) merupakan adaptasi dari novel legendaris dengan judul sama yang menggunakan latar era kolonial Belanda. Film ini menggunakan ruang dan elemen arsitektur secara sinematik, khususnya pada rumah Boerderij Buitenzorg yang merupakan lokasi yang dominan pada film tersebut. Dengan begitu, Film Bumi Manusia (2019) dapat merepresentasikan sejarah dan budaya melalui arsitektur rumah Boerderij Buitenzorg dan berpotensi dalam mempengaruhi persepsi audiens terhadap periode sejarah. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan metode deskriptif, yaitu mengambil data pada objek studi secara deskriptif dan dilakukan analisis secara kualitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi elemen ruang sinematik pada rumah Boerderij Buitenzorg. Elemen ruang dapat dianalisis dengan teori tektonika ruang sinematik melalui mise-en-scène (cine-spatial) dan sinematografi. Kemudian mengidentifikasi karakteristik arsitektur kolonial Belanda pada elemen spasial dan fasade bangunan. Melalui analisis identifikasi karakteristik arsitektur rumah Boerderij Buitenzorg, elemen spasial maupun fasade bangunan pada rumah ini tidak sepenuhnya merepresentasikan arsitektur pada periode kolonial Belanda. Melalui elemen yang merepresentasi dan tidak merepresentasi arsitektur kolonial Belanda, film Bumi Manusia (2019) sebagai film yang menggambarkan sebuah periode sejarah, dapat merepresentasikan, memanipulasi, serta mengubah persepsi audiens mengenai lingkungan arsitektur di masa kolonial Belanda. Kata-kata kunci: Sinema dan Arsitektur, Rumah Boerderij Buitenzorg, Film Bumi Manusia (2019), Arsitektur Sinematik, Karakteristik Arsitektur Kolonial Belanda.
{"title":"REPRESENTASI SEJARAH DAN BUDAYA MELALUI ARSITEKTUR RUMAH BOERDERIJ BUITENZORG PADA FILM BUMI MANUSIA","authors":"Viana Aliyyah, Caecilia S. Wijayaputri","doi":"10.26593/risa.v8i01.7534.1-18","DOIUrl":"https://doi.org/10.26593/risa.v8i01.7534.1-18","url":null,"abstract":"Abstrak - Arsitektur dan Film merupakan dua hal yang berbeda namun saling berkaitan dan membutuhkan satu dengan yang lain. Sebuah produk film tentu tak akan rampung tanpa adanya peran arsitektur sebagai latarnya. Film mewakili ruang dan waktu di mana media ini memiliki sifat spasial yang temporal dari representasi sinematik yang dapat diamati melalui arsitektur hingga karakter dan peristiwa yang digambarkan. \u0000Selain itu, arsitektur pada film mampu menciptakan lingkungan yang membawa audiens menuju suatu periode tertentu. Film berpotensi dalam memberikan penggambaran kehidupan sosial dan budaya masyarakat pada masa tertentu, bahkan hingga bentuk dan gaya arsitektur yang digunakan. Film Bumi Manusia (2019) merupakan adaptasi dari novel legendaris dengan judul sama yang menggunakan latar era kolonial Belanda. Film ini menggunakan ruang dan elemen arsitektur secara sinematik, khususnya pada rumah Boerderij Buitenzorg yang merupakan lokasi yang dominan pada film tersebut. Dengan begitu, Film Bumi Manusia (2019) dapat merepresentasikan sejarah dan budaya melalui arsitektur rumah Boerderij Buitenzorg dan berpotensi dalam mempengaruhi persepsi audiens terhadap periode sejarah. \u0000Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan metode deskriptif, yaitu mengambil data pada objek studi secara deskriptif dan dilakukan analisis secara kualitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi elemen ruang sinematik pada rumah Boerderij Buitenzorg. Elemen ruang dapat dianalisis dengan teori tektonika ruang sinematik melalui mise-en-scène (cine-spatial) dan sinematografi. Kemudian mengidentifikasi karakteristik arsitektur kolonial Belanda pada elemen spasial dan fasade bangunan. Melalui analisis identifikasi karakteristik arsitektur rumah Boerderij Buitenzorg, elemen spasial maupun fasade bangunan pada rumah ini tidak sepenuhnya merepresentasikan arsitektur pada periode kolonial Belanda. Melalui elemen yang merepresentasi dan tidak merepresentasi arsitektur kolonial Belanda, film Bumi Manusia (2019) sebagai film yang menggambarkan sebuah periode sejarah, dapat merepresentasikan, memanipulasi, serta mengubah persepsi audiens mengenai lingkungan arsitektur di masa kolonial Belanda. \u0000Kata-kata kunci: Sinema dan Arsitektur, Rumah Boerderij Buitenzorg, Film Bumi Manusia (2019), Arsitektur Sinematik, Karakteristik Arsitektur Kolonial Belanda.","PeriodicalId":166027,"journal":{"name":"Riset Arsitektur (RISA)","volume":"52 2","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139450948","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-01-03DOI: 10.26593/risa.v8i01.7541.86-104
Joe Nadia, Josef Prijotomo
Abstrak - Diperkirakan semula di Dataran Tinggu Dieng terdapat sebanyak 400 candi yang menjadi teori bahwa daerah percandian Dieng merupakan suatu pusat keagamaan Hindu yang penting pada zamannya. Terdapat Kompleks Dharmasala yang merupakan kompleks bangunan kayu dengan luas kurang lebih 4.500m2. Dalam praktek keagamaan Hindu Buddha, dharmasala merupakan tempat untuk para peziarah yang akan ke candi untuk beristirahat dan bersiap-siap. Kajian arsitektur mengenai bangunan batu telah banyak dilakukan, namun untuk bangunan berbahan dasar kayu masih kurang mendapatkan perhatian. Studi arsitektur ini bertujuan memberikan gambaran mengenai wujud dari bangunan-bangunan kayu tersebut serta fungsinya. Dalam ilmu arkeologi dan arsitektur, untuk melakukan perkiraan wujud sebuah bangunan yang sudah tidak tersisa atau bagiannya terlalu terpisah, dapat digunakan teknik rekonstruksi virtual. Didapatkan hasil wujud bangunan-bangunan yang tersusun dari struktur kayu yang berdiri di atas umpak-umpak batu, berdinding papan kayu, berkaso bambu, dan penutup atapnya dari ijuk. Sistem strukturnya rangka batang dan bentuk atap antara pelana dan perisai, namun semuanya mengikuti kaidah bangunan di iklim tropis yang harus melindungi penngguna dari panas dan hujan. Ketiga petak memiliki fungsi dan sifat yang berbeda-beda. Petak 1 dengan fungsi menunjang kegiatan para peziarah yang hendak berziarah ke candi, petak 2 dengan fungsi bangunan yang diperkirakan merupakan ruang-ruang kelas, dan petak 3 yang diperkirakan memiliki fungsi penginapan atau asrama. Kata Kunci: Rekonstruksi, Bangunan Kayu, Dharmasala
{"title":"STUDI ARSITEKTUR BANGUNAN-BANGUNAN KAYU PADA KOMPLEKS DHARMASALA BERDASARKAN REKONSTRUKSI ARSITEKTUR VIRTUAL","authors":"Joe Nadia, Josef Prijotomo","doi":"10.26593/risa.v8i01.7541.86-104","DOIUrl":"https://doi.org/10.26593/risa.v8i01.7541.86-104","url":null,"abstract":"Abstrak - Diperkirakan semula di Dataran Tinggu Dieng terdapat sebanyak 400 candi yang menjadi teori bahwa daerah percandian Dieng merupakan suatu pusat keagamaan Hindu yang penting pada zamannya. Terdapat Kompleks Dharmasala yang merupakan kompleks bangunan kayu dengan luas kurang lebih 4.500m2. Dalam praktek keagamaan Hindu Buddha, dharmasala merupakan tempat untuk para peziarah yang akan ke candi untuk beristirahat dan bersiap-siap. Kajian arsitektur mengenai bangunan batu telah banyak dilakukan, namun untuk bangunan berbahan dasar kayu masih kurang mendapatkan perhatian. Studi arsitektur ini bertujuan memberikan gambaran mengenai wujud dari bangunan-bangunan kayu tersebut serta fungsinya. Dalam ilmu arkeologi dan arsitektur, untuk melakukan perkiraan wujud sebuah bangunan yang sudah tidak tersisa atau bagiannya terlalu terpisah, dapat digunakan teknik rekonstruksi virtual. Didapatkan hasil wujud bangunan-bangunan yang tersusun dari struktur kayu yang berdiri di atas umpak-umpak batu, berdinding papan kayu, berkaso bambu, dan penutup atapnya dari ijuk. Sistem strukturnya rangka batang dan bentuk atap antara pelana dan perisai, namun semuanya mengikuti kaidah bangunan di iklim tropis yang harus melindungi penngguna dari panas dan hujan. Ketiga petak memiliki fungsi dan sifat yang berbeda-beda. Petak 1 dengan fungsi menunjang kegiatan para peziarah yang hendak berziarah ke candi, petak 2 dengan fungsi bangunan yang diperkirakan merupakan ruang-ruang kelas, dan petak 3 yang diperkirakan memiliki fungsi penginapan atau asrama. \u0000Kata Kunci: Rekonstruksi, Bangunan Kayu, Dharmasala","PeriodicalId":166027,"journal":{"name":"Riset Arsitektur (RISA)","volume":"4 15","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139389597","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-01-03DOI: 10.26593/risa.v8i01.7538.68-85
Handy Nugraha Witama, Yuswadi Saliya
Abstrak - Perkembangan arsitektur di Indonesia mengalami perubahan yang signifikan, disebabkan oleh pengaruh dan perkembangan yang ada, sehingga arsitektur nusantara semakin pudar. Pengaruh tersebut menyebabkan perlunya kritik arsitektur sebagai pembelajaran yang objektif dalam perancangan arsitektur di Indonesia, seperti merespon kontekstual dan tipologi fungsi spesifik dalam perwujudannya. The Energy merupakan bangunan perkantoran Pascamodern di kawasan SCBD Jakarta. Penelitian ini mengkritisi pengaruh arsitektur Pascamodern terhadap perwujudan tipologi perkantoran The Energy, serta kesesuaian dengan konteks kawasan SCBD, dan efisiensi penggunaan energi. Penelitian berfokus pada elemen bentuk bangunan, tampilan bangunan, tata ruang dalam, efisiensi energi, zonasi, dan aktivitas. Penelitian menggunakan metode deskriptif, komparatif, dan normatif dengan pendekatan kualitatif, data- data mengenai objek studi dikaji dengan paparan dan penjelasan teori arsitektur Pascamodern yang terhubung dengan penjelasan standar efisiensi energi bangunan perkantoran dan teori arsitektur kontekstual dalam mengkaji perwujudan tipologi perkantoran The Energy sesuai dengan teori tipologi perkantoran dengan landasan teori kritik Arsitektur. Data The Energy dikumpulkan dengan cara observasi lapangan, wawancara dengan pihak perancang The Energy dan studi literatur. Penelitian kritik arsitektur ini dapat memberikan dampak dan pemahaman terhadap masyarakat luas dan arsitek dalam perancangan berikutnya berdasarkan teori- teori arsitektur. Hasil akhir penelitian mengungkap dampak penerapan Pascamodern terhadap perwujudan tipologi perkantoran The Energy dari lingkup kajiannya dikatakan baik dan sesuai, serta terintegrasi dengan positif terhadap aspek Kontekstual, dan Efisiensi energi yang berpengaruh terhadap kenyamanan aktivitas pekerja dan harga sewa jual. Perwujudan tipologi The Energy juga berkembang dan mengadopsi dari tipologi perkantoran masa sebelumnya, dengan mengikuti perkembangan gaya arsitektur serta teknologi, dan karakteristik masyarakatnya yang menggambarkan kemajuan zamannya. Sehingga kajian tersebut menghasilkan kesimpulan dan pembelajaran serta hipotesis perwujudan tipologi perkantoran di masa mendatang. Kata Kunci: Kajian Kritis, Pascamodern, Tipologi Perkantoran, Scbd Jakarta
摘要--印度尼西亚的建筑发展经历了重大变化,这些变化是由现有的影响和发展造成的,因此群岛建筑正在逐渐消失。这种影响导致在印尼的建筑设计中需要将建筑批评作为客观的学习,如在其实现过程中对环境和类型的特定功能做出回应。能源 "是雅加达 SCBD 地区的一座后现代办公建筑。本研究批判了后现代建筑对 "能源 "办公类型的影响,以及 "能源 "与 SCBD 地区环境和能源使用效率的兼容性。研究侧重于建筑形式、建筑外观、内部布局、能源效率、分区和活动等要素。研究采用了描述、比较和规范的方法,以定性的方式,通过接触和解释后现代建筑理论,结合办公建筑能效标准的解释和文脉建筑理论来研究研究对象的相关数据,并根据办公类型学理论,以建筑批评的理论基础来研究 The Energy 的办公类型学的体现。能源》的数据是通过实地观察、对《能源》设计师的访谈和文献研究收集的。这项建筑批评研究可以为更广泛的社区和建筑师在下一次基于建筑理论的设计中提供影响和理解。研究的最终结果表明,从研究范围来看,后现代的应用对 "能源 "办公类型的体现的影响是良好和恰当的,并与 "文脉"(Contextual)和影响工人活动舒适度和销售租金的能源效率积极结合。此外,"能源 "类型的表现形式还发展和采用了以往的办公类型,遵循了建筑风格和技术的发展,以及社区的特点,体现了时代的进步。因此,研究得出了结论和经验教训,并为未来实现办公类型学提出了假设。关键词批判性研究、后现代、办公类型、雅加达 Scbd
{"title":"KAJIAN KRITIS DAMPAK ARSITEKTUR PASCAMODERN PADA PERWUJUDAN TIPOLOGI PERKANTORAN BANGUNAN THE ENERGY JAKARTA","authors":"Handy Nugraha Witama, Yuswadi Saliya","doi":"10.26593/risa.v8i01.7538.68-85","DOIUrl":"https://doi.org/10.26593/risa.v8i01.7538.68-85","url":null,"abstract":"Abstrak - Perkembangan arsitektur di Indonesia mengalami perubahan yang signifikan, disebabkan oleh pengaruh dan perkembangan yang ada, sehingga arsitektur nusantara semakin pudar. Pengaruh tersebut menyebabkan perlunya kritik arsitektur sebagai pembelajaran yang objektif dalam perancangan arsitektur di Indonesia, seperti merespon kontekstual dan tipologi fungsi spesifik dalam perwujudannya. The Energy merupakan bangunan perkantoran Pascamodern di kawasan SCBD Jakarta. Penelitian ini mengkritisi pengaruh arsitektur Pascamodern terhadap perwujudan tipologi perkantoran The Energy, serta kesesuaian dengan konteks kawasan SCBD, dan efisiensi penggunaan energi. Penelitian berfokus pada elemen bentuk bangunan, tampilan bangunan, tata ruang dalam, efisiensi energi, zonasi, dan aktivitas. \u0000Penelitian menggunakan metode deskriptif, komparatif, dan normatif dengan pendekatan kualitatif, data- data mengenai objek studi dikaji dengan paparan dan penjelasan teori arsitektur Pascamodern yang terhubung dengan penjelasan standar efisiensi energi bangunan perkantoran dan teori arsitektur kontekstual dalam mengkaji perwujudan tipologi perkantoran The Energy sesuai dengan teori tipologi perkantoran dengan landasan teori kritik Arsitektur. Data The Energy dikumpulkan dengan cara observasi lapangan, wawancara dengan pihak perancang The Energy dan studi literatur. Penelitian kritik arsitektur ini dapat memberikan dampak dan pemahaman terhadap masyarakat luas dan arsitek dalam perancangan berikutnya berdasarkan teori- teori arsitektur. \u0000Hasil akhir penelitian mengungkap dampak penerapan Pascamodern terhadap perwujudan tipologi perkantoran The Energy dari lingkup kajiannya dikatakan baik dan sesuai, serta terintegrasi dengan positif terhadap aspek Kontekstual, dan Efisiensi energi yang berpengaruh terhadap kenyamanan aktivitas pekerja dan harga sewa jual. Perwujudan tipologi The Energy juga berkembang dan mengadopsi dari tipologi perkantoran masa sebelumnya, dengan mengikuti perkembangan gaya arsitektur serta teknologi, dan karakteristik masyarakatnya yang menggambarkan kemajuan zamannya. Sehingga kajian tersebut menghasilkan kesimpulan dan pembelajaran serta hipotesis perwujudan tipologi perkantoran di masa mendatang. \u0000Kata Kunci: Kajian Kritis, Pascamodern, Tipologi Perkantoran, Scbd Jakarta","PeriodicalId":166027,"journal":{"name":"Riset Arsitektur (RISA)","volume":"37 7","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139452268","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-01-03DOI: 10.26593/risa.v8i01.7536.36-51
William Kevin Senjaya, Indri Astrina Fitria Indrarani
Abstrak - Masjid merupakan sebuah ruang arsitektur yang sifatnya esensial, untuk mewadahi berbagai macam aktivitas ibadah bagi Umat Muslim. Aktivitas ibadah ini mengacu pada dalil-dalil Agama Islam yang sifatnya dogmatis dan kompleks. Tata cara dan laksana ibadah, baik itu salat maupun selain salat sudah tercantum di dalam Quran dan hadits. Seperti halnya, aktivitas-aktivitas ibadah yang dianjurkan secara berjemaah dan saling bersilaturahmi. Namun pada saat ini dunia sedang dihadapkan dengan realitas global, yaitu pandemi Covid-19 yang mengharuskan jemaah menjalankan protokol 6M. Situasi tersebut diindikasikan dapat menyebabkan pergeseran persepsi individu terhadap ruang pribadi mereka beraktivitas. Karena pada dasarnya arsitektur tidak selalu membahas wujud yang kasat dan teraba saja, melainkan ada ruang tiga dimensional yang justru tidak kasat dan tidak teraba. Ruang tiga dimensional ini berporos pada setiap pelaku arsitektur dan bersifat dinamis, tidak statis. Konsep inilah yang dinamakan ruang interpersonal, serta dijadikan sebagai objek formal dalam penelitian ini. Penelitian ini berangkat dari pengamatan pola aktivitas pengguna di Masjid Agung Al-Ukhuwwah Bandung pada masa pandemi Covid-19 yang terdiri atas dua kategori yaitu, aktivitas salat dan aktivitas selain salat. Proses pengamatan yang dilakukan dengan metode behavior mapping ini, merekam kegiatan pengguna sebelum, saat, dan sesudah salat Fardhu, salat Jumat, salat Tarawih, I’tikaf, serta kajian atau ceramah. Hasil dari rekaman ini, kemudian dijustifikasi oleh data matriks atau tabel kuesioner dan wawancara yang diolah dengan metode skala Likert. Kedua data ini yang akan menentukan bergeser atau tidaknya jarak ruang interpersonal pengguna ruang Masjid Agung Al-Ukhuwwah dalam menjalankan aktivitas ibadah di masa pandemi ini. Hasil analisis dilakukan dengan menjawab dua buah pertanyaan penelitian. Hasil penelitian ini menunjukan, bahwa pada saat ini (periode omicron) pengguna cenderung kembali pada dogma agama. Jarak interpersonal dominan pada semua aktitivitas ibadah adalah jarak pribadi atau personal. Pada intinya, saat ini (periode omicron) aktivitas salat tidak ada pergeseran ruang interpersonal masih tetap berada pada jarak pribadi atau personal, sedangkan aktivitas selain salat ada pergerseran ruang interpersonal secara mundur dari jarak sosial ke jarak pribadi atau personal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggali dan mengamati jarak antar individu terkait konsep ruang interpersonal berdasarkan pola-pola aktivitas ibadah pada masa pandemi ini. Selain itu, manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan pengetahuan baru mengenai ruang interpersonal yang diharapkan untuk mencapai tingkat privasi dan personal setiap individu yang menjalankan aktivitas ibadah di Masjid Agung Al-Ukhuwwah Bandung pada masa pandemi Covid-19. Kata kunci: aktivitas salat, aktivitas selain salat, behavior mapping, ruang interpersonal, ruang tiga dimensional
{"title":"RUANG INTERPERSONAL PENGGUNA TERKAIT AKTIVITAS IBADAH PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI MASJID AGUNG AL-UKHUWWAH BANDUNG","authors":"William Kevin Senjaya, Indri Astrina Fitria Indrarani","doi":"10.26593/risa.v8i01.7536.36-51","DOIUrl":"https://doi.org/10.26593/risa.v8i01.7536.36-51","url":null,"abstract":"Abstrak - Masjid merupakan sebuah ruang arsitektur yang sifatnya esensial, untuk mewadahi berbagai macam aktivitas ibadah bagi Umat Muslim. Aktivitas ibadah ini mengacu pada dalil-dalil Agama Islam yang sifatnya dogmatis dan kompleks. Tata cara dan laksana ibadah, baik itu salat maupun selain salat sudah tercantum di dalam Quran dan hadits. Seperti halnya, aktivitas-aktivitas ibadah yang dianjurkan secara berjemaah dan saling bersilaturahmi. Namun pada saat ini dunia sedang dihadapkan dengan realitas global, yaitu pandemi Covid-19 yang mengharuskan jemaah menjalankan protokol 6M. \u0000Situasi tersebut diindikasikan dapat menyebabkan pergeseran persepsi individu terhadap ruang pribadi mereka beraktivitas. Karena pada dasarnya arsitektur tidak selalu membahas wujud yang kasat dan teraba saja, melainkan ada ruang tiga dimensional yang justru tidak kasat dan tidak teraba. Ruang tiga dimensional ini berporos pada setiap pelaku arsitektur dan bersifat dinamis, tidak statis. Konsep inilah yang dinamakan ruang interpersonal, serta dijadikan sebagai objek formal dalam penelitian ini. \u0000Penelitian ini berangkat dari pengamatan pola aktivitas pengguna di Masjid Agung Al-Ukhuwwah Bandung pada masa pandemi Covid-19 yang terdiri atas dua kategori yaitu, aktivitas salat dan aktivitas selain salat. Proses pengamatan yang dilakukan dengan metode behavior mapping ini, merekam kegiatan pengguna sebelum, saat, dan sesudah salat Fardhu, salat Jumat, salat Tarawih, I’tikaf, serta kajian atau ceramah. Hasil dari rekaman ini, kemudian dijustifikasi oleh data matriks atau tabel kuesioner dan wawancara yang diolah dengan metode skala Likert. Kedua data ini yang akan menentukan bergeser atau tidaknya jarak ruang interpersonal pengguna ruang Masjid Agung Al-Ukhuwwah dalam menjalankan aktivitas ibadah di masa pandemi ini. \u0000Hasil analisis dilakukan dengan menjawab dua buah pertanyaan penelitian. Hasil penelitian ini menunjukan, bahwa pada saat ini (periode omicron) pengguna cenderung kembali pada dogma agama. Jarak interpersonal dominan pada semua aktitivitas ibadah adalah jarak pribadi atau personal. Pada intinya, saat ini (periode omicron) aktivitas salat tidak ada pergeseran ruang interpersonal masih tetap berada pada jarak pribadi atau personal, sedangkan aktivitas selain salat ada pergerseran ruang interpersonal secara mundur dari jarak sosial ke jarak pribadi atau personal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggali dan mengamati jarak antar individu terkait konsep ruang interpersonal berdasarkan pola-pola aktivitas ibadah pada masa pandemi ini. Selain itu, manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan pengetahuan baru mengenai ruang interpersonal yang diharapkan untuk mencapai tingkat privasi dan personal setiap individu yang menjalankan aktivitas ibadah di Masjid Agung Al-Ukhuwwah Bandung pada masa pandemi Covid-19. \u0000 \u0000Kata kunci: aktivitas salat, aktivitas selain salat, behavior mapping, ruang interpersonal, ruang tiga dimensional","PeriodicalId":166027,"journal":{"name":"Riset Arsitektur (RISA)","volume":"104 19","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139387966","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-01-03DOI: 10.26593/risa.v8i01.7535.19-35
Gilbert Aldo T., Rahadhian Prajudi H.
Abstrak - Kesultanan Banten merupakan salah satu titik awal penyebaran Islam di Jawa. Letaknya di Pantai Utara dan hubungannya yang dekat dengan Pasundan serta Cirebon membuka peluang masuknya pengaruh dari berbagai pihak di Banten. Mengingat bahwa Kesultanan Banten (bercorak Islam) berdiri pada era transisi Hindu-Buddha menuju Islam di Jawa, maka ada kemungkinan masih terdapat pengaruh Hindu Buddha khususnya Majapahit sebagai kerajaan besar terakhir yang ada sebelum Islam pada peradaban Banten, terutama secara sosok arsitektur dan tata kota nya. Penelitian ini membahas secara deskriptif kualitatif bagaimana elemen-elemen arsitektur yang ada pada peninggalan arsitektur Islam di Banten dipengaruhi oleh arsitektur era Majapahit dan yang dibawa secara tidak langsung oleh Cirebon. Analisis yang dilakukan adalah berdasarkan tata ruang, sosok, dan ornamen sebagai tolok ukur yang dapat dilihat secara fisik pada peninggalan yang ada. Objek yang ada di Banten akan disejajarkan dengan objek pembanding dari Majapahit, Cirebon, dan juga kompleks Masjid Sendang Duwur. Hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh dari Majapahit yang masih terbaca di Banten. Hal ini menunjukan adanya sinkretisme yang terjadi antara Hindu dengan Islam, Sunda dengan Jawa. Penelitian ini dibatasi pada ada atau tidaknya unsur Majapahit pada arsitektur Banten, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk meneliti tafsir makna dan evolusi arsitektur yang terjadi antara sosok dan ornamen, proporsi atribut Majapahit menuju Banten. Kata Kunci: Transisi, Majapahit, Pengaruh, Arsitektur, Islam, Banten
{"title":"PENGARUH ARSITEKTUR ERA MAJAPAHIT PADA PENINGGALAN ARSITEKTUR ISLAM DI BANTEN DITINJAU BERDASARKAN TATA RUANG, SOSOK, DAN ORNAMEN","authors":"Gilbert Aldo T., Rahadhian Prajudi H.","doi":"10.26593/risa.v8i01.7535.19-35","DOIUrl":"https://doi.org/10.26593/risa.v8i01.7535.19-35","url":null,"abstract":"Abstrak - Kesultanan Banten merupakan salah satu titik awal penyebaran Islam di Jawa. Letaknya di Pantai Utara dan hubungannya yang dekat dengan Pasundan serta Cirebon membuka peluang masuknya pengaruh dari berbagai pihak di Banten. Mengingat bahwa Kesultanan Banten (bercorak Islam) berdiri pada era transisi Hindu-Buddha menuju Islam di Jawa, maka ada kemungkinan masih terdapat pengaruh Hindu Buddha khususnya Majapahit sebagai kerajaan besar terakhir yang ada sebelum Islam pada peradaban Banten, terutama secara sosok arsitektur dan tata kota nya. Penelitian ini membahas secara deskriptif kualitatif bagaimana elemen-elemen arsitektur yang ada pada peninggalan arsitektur Islam di Banten dipengaruhi oleh arsitektur era Majapahit dan yang dibawa secara tidak langsung oleh Cirebon. Analisis yang dilakukan adalah berdasarkan tata ruang, sosok, dan ornamen sebagai tolok ukur yang dapat dilihat secara fisik pada peninggalan yang ada. Objek yang ada di Banten akan disejajarkan dengan objek pembanding dari Majapahit, Cirebon, dan juga kompleks Masjid Sendang Duwur. Hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh dari Majapahit yang masih terbaca di Banten. Hal ini menunjukan adanya sinkretisme yang terjadi antara Hindu dengan Islam, Sunda dengan Jawa. Penelitian ini dibatasi pada ada atau tidaknya unsur Majapahit pada arsitektur Banten, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk meneliti tafsir makna dan evolusi arsitektur yang terjadi antara sosok dan ornamen, proporsi atribut Majapahit menuju Banten. \u0000 \u0000Kata Kunci: Transisi, Majapahit, Pengaruh, Arsitektur, Islam, Banten","PeriodicalId":166027,"journal":{"name":"Riset Arsitektur (RISA)","volume":"39 23","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139451907","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-01-03DOI: 10.26593/risa.v8i01.7537.52-67
Nabila Rachmasari P., Ir. Subagio
Abstrak - Masjid merupakan tempat ibadah umat muslim. Aktivitas yang diselenggarakan di masjid terdiri dari ibadah shalat berjamaah, khutbah, pengajian, pernikahan dan diskusi. Aktivitas-aktivitas tersebut merupakan kegiatan yang membutuhkan kejelasan suara sehingga akustik di dalam masjid menjadi penting. Masjid Al-Irsyad Kota Baru Parahyangan merupakan masjid rancangan Urbane yang memiliki rancangan dinding berpori dengan pertimbangan penghawaan alami yang baik. Namun, dinding berpori pada masjid dapat berpotensi untuk menurunkan kualitas kinerja akustik yang terjadi di ruang dalam. Sehingga, Masjid Al-Irsyad Kota Baru Parahyangan menjadi menarik untuk diteliti kinerja akustiknya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja akustik pada Masjid Al-Irsyad Kota Baru Parahyangan berdasarkan parameter objektif, dan upaya apa yang dapat dilakukan untuk mengoptimasi kinerja akustik tersebut jika ditemukan belum optimal. Penelitian menggunakan metode penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif dilakukan dengan cara melakukan studi pustaka untuk mengetahui teori-teori mengenai akustik masjid, dan observasi lapangan untuk pengumpulan data, serta pengukuran di lapangan untuk mengetahui performa akustik masjid. Data yang dikumpulkan adalah data pengukuran kualitas akustik berdasarkan parameter objektif akustik. Data kemudian melalui tahap analisis untuk mengetahui performa akustik masjid, dan dilakukan tahap optimasi menggunakan perangkat lunak simulasi I-SIMPA jika performa didapatkan belum optimal. Hasil penelitian didapatkan performa akustik masjid masih berada di bawah standar, baik berdasarkan distribusi suara maupun kualitas akustik ruang dalam itu sendiri. Diperoleh kesimpulan bahwa kinerja akustik ruang dalam masjid dipengaruhi oleh selubung bangunan yang berpori dan juga penggunaan sistem tata suara masjid. Tahap optimasi dilakukan dengan simulasi perangkat lunak I-SIMPA, dengan memodifikasi material sesuai kebutuhan. Kata Kunci: Kinerja Akustik, Masjid Al-Irsyad Kota Baru Parahyangan, Parameter Objektif, Selubung Berpori, Simulasi I-Simpa.
{"title":"OPTIMASI KINERJA AKUSTIK MASJID AL-IRSYAD SATYA KOTA BARU PARAHYANGAN","authors":"Nabila Rachmasari P., Ir. Subagio","doi":"10.26593/risa.v8i01.7537.52-67","DOIUrl":"https://doi.org/10.26593/risa.v8i01.7537.52-67","url":null,"abstract":"Abstrak - Masjid merupakan tempat ibadah umat muslim. Aktivitas yang diselenggarakan di masjid terdiri dari ibadah shalat berjamaah, khutbah, pengajian, pernikahan dan diskusi. Aktivitas-aktivitas tersebut merupakan kegiatan yang membutuhkan kejelasan suara sehingga akustik di dalam masjid menjadi penting. Masjid Al-Irsyad Kota Baru Parahyangan merupakan masjid rancangan Urbane yang memiliki rancangan dinding berpori dengan pertimbangan penghawaan alami yang baik. Namun, dinding berpori pada masjid dapat berpotensi untuk menurunkan kualitas kinerja akustik yang terjadi di ruang dalam. Sehingga, Masjid Al-Irsyad Kota Baru Parahyangan menjadi menarik untuk diteliti kinerja akustiknya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja akustik pada Masjid Al-Irsyad Kota Baru Parahyangan berdasarkan parameter objektif, dan upaya apa yang dapat dilakukan untuk mengoptimasi kinerja akustik tersebut jika ditemukan belum optimal. \u0000Penelitian menggunakan metode penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif dilakukan dengan cara melakukan studi pustaka untuk mengetahui teori-teori mengenai akustik masjid, dan observasi lapangan untuk pengumpulan data, serta pengukuran di lapangan untuk mengetahui performa akustik masjid. Data yang dikumpulkan adalah data pengukuran kualitas akustik berdasarkan parameter objektif akustik. Data kemudian \u0000melalui tahap analisis untuk mengetahui performa akustik masjid, dan dilakukan tahap optimasi menggunakan perangkat lunak simulasi I-SIMPA jika performa didapatkan belum optimal. \u0000Hasil penelitian didapatkan performa akustik masjid masih berada di bawah standar, baik berdasarkan distribusi suara maupun kualitas akustik ruang dalam itu sendiri. Diperoleh kesimpulan bahwa kinerja akustik ruang dalam masjid dipengaruhi oleh selubung bangunan yang berpori dan juga penggunaan sistem tata suara masjid. Tahap optimasi dilakukan dengan simulasi perangkat lunak I-SIMPA, dengan memodifikasi material sesuai kebutuhan. \u0000 \u0000Kata Kunci: Kinerja Akustik, Masjid Al-Irsyad Kota Baru Parahyangan, Parameter Objektif, Selubung Berpori, Simulasi I-Simpa.","PeriodicalId":166027,"journal":{"name":"Riset Arsitektur (RISA)","volume":"3 6","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139450979","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-05DOI: 10.26593/risa.v7i03.6930.304-322
Sylvia Milleni, C. Sudianto Aly
Abstrak - Gereja POUK Lahai Roi merupakan Gereja Oikumene yang terletak di Jakarta. Sekilas dapat terlihat elemen-elemen Arsitektur neo-Gotik pada gereja ini, seperti adanya menara, bentuk pointed arch, rose window, dan elemen lainnya. Gereja yang selesai dibangun pada tahun 2007 ini termasuk ke dalam bangunan baru yang menarik untuk diteliti lebih lanjut karena ditemukannya elemen-elemen Arsitektur neo-Gotik yang merupakan gaya arsitektur yang berkembang di masa lampau. Penelitian ini dibuat untuk mengenali elemen-elemen Arsitektur neo-Gotik apa saja yang terdapat pada Gereja POUK Lahai Roi dengan didasarkan pada teori-teori mengenai Arsitektur neo-Gotik. Elemen Arsitektur neo-Gotik yang dikaji pada penelitian ini berdasarkan sumber literatur adalah atap, the ribbed vault, menara, dinding pengisi, molding, kaca patri, tracery, sculpture, pintu, jendela, rose window, kolom, serambi, susunan ruang, arches, material, dan warna. Analisis pada penelitian ini dilakukan dengan mempelajari elemen-elemen Arsitektur neo-Gotik kemudian dibandingkan dengan elemen yang berada pada Gereja POUK Lahai Roi. Berdasarkan analisis, ditemukan 13 unsur dari 17 unsur Arsitektur neo-Gotik pada Gereja POUK Lahai Roi. Ketigabelas unsur tersebut terdiri dari atap, the ribbed vault, menara, dinding pengisi, kaca patri, tracery, sculpture, rose window, serambi, susunan ruang, arches, material, dan warna, sedangkan empat unsur yang tidak sesuai dengan Arsitektur neo-Gotik adalah molding, pintu, jendela, dan kolom. Dengan demikian, dapat disimpulkan Gereja POUK Lahai Roi memiliki gaya Arsitektur neo-Gotik. Kata-kata kunci: elemen, arsitektur, Cijantung Jakarta.
{"title":"ELEMEN-ELEMEN ARSITEKTUR NEO-GOTIK PADA GEREJA POUK LAHAI ROI JAKARTA","authors":"Sylvia Milleni, C. Sudianto Aly","doi":"10.26593/risa.v7i03.6930.304-322","DOIUrl":"https://doi.org/10.26593/risa.v7i03.6930.304-322","url":null,"abstract":"Abstrak - Gereja POUK Lahai Roi merupakan Gereja Oikumene yang terletak di Jakarta. Sekilas dapat terlihat elemen-elemen Arsitektur neo-Gotik pada gereja ini, seperti adanya menara, bentuk pointed arch, rose window, dan elemen lainnya. Gereja yang selesai dibangun pada tahun 2007 ini termasuk ke dalam bangunan baru yang menarik untuk diteliti lebih lanjut karena ditemukannya elemen-elemen Arsitektur neo-Gotik yang merupakan gaya arsitektur yang berkembang di masa lampau. Penelitian ini dibuat untuk mengenali elemen-elemen Arsitektur neo-Gotik apa saja yang terdapat pada Gereja POUK Lahai Roi dengan didasarkan pada teori-teori mengenai Arsitektur neo-Gotik. Elemen Arsitektur neo-Gotik yang dikaji pada penelitian ini berdasarkan sumber literatur adalah atap, the ribbed vault, menara, dinding pengisi, molding, kaca patri, tracery, sculpture, pintu, jendela, rose window, kolom, serambi, susunan ruang, arches, material, dan warna. Analisis pada penelitian ini dilakukan dengan mempelajari elemen-elemen Arsitektur neo-Gotik kemudian dibandingkan dengan elemen yang berada pada Gereja POUK Lahai Roi. Berdasarkan analisis, ditemukan 13 unsur dari 17 unsur Arsitektur neo-Gotik pada Gereja POUK Lahai Roi. Ketigabelas unsur tersebut terdiri dari atap, the ribbed vault, menara, dinding pengisi, kaca patri, tracery, sculpture, rose window, serambi, susunan ruang, arches, material, dan warna, sedangkan empat unsur yang tidak sesuai dengan Arsitektur neo-Gotik adalah molding, pintu, jendela, dan kolom. Dengan demikian, dapat disimpulkan Gereja POUK Lahai Roi memiliki gaya Arsitektur neo-Gotik. \u0000 \u0000Kata-kata kunci: elemen, arsitektur, Cijantung Jakarta.","PeriodicalId":166027,"journal":{"name":"Riset Arsitektur (RISA)","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122358373","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-05DOI: 10.26593/risa.v7i03.6928.269-286
Nadya Sherlinda, Yohanes Basuki Dwisusanto
Abstrak - Kampung Adat Cireundeu merupakan salah satu Kampung Adat yang masih eksis hingga saat ini. Kampung Adat Cireundeu terletak di Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan dengan memiliki Sunda Wiwitan sebagai akar identitas masyarakat adat. Sebagai Kampung adat, terdapat banyak tradisi, kebudayaan, nilai-nilai leluhur, dan aturan yang diwariskan oleh sesepuh terdahulu. Namun, seiring pesatnya arus globalisasi yang terjadi saat ini, tentu saja dapat berdampak terhadap pemaknaan nilai adat di Kampung Adat Cireundeu. “Miindung ka waktu, mibapa ka zaman” – merupakan salah satu prinsip leluhur yang berarti manusia harus tumbuh dan berkembang dengan mengikuti kemajuan zaman namun tetap melestarikan budaya yang diwariskan. Adanya prinsip ini membuat masyarakat adat Kampung Adat Cireundeu memiliki keterbukaan terhadap perkembangan zaman. Keterbukaan ini dapat berpengaruh terhadap pemaknaan nilai-nilai adat yang ada terutama mengenai penataan kampung dan pola susunan ruang di dalam bangunan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji konsistensi penataan, serta nilai adat pada bangunan dengan skala rumah tinggal pada masyarakat adat Kampung Adat Cireundeu. Penelitian dilakukan dengan harapan dapat menelusuri apa saja yang melatarbelakangi penataan Kampung Adat Cireundeu dan bagaimana konsistensi masyarakat adat dalam mengikuti penataan tersebut. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan mendeskripsikan kondisi eksisting Kampung Adat Cireundeu. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung ke lapangan, melakukan wawancara dengan tokoh yang dianggap mengerti mengenai sejarah Kampung Adat Cireundeu, dan melakukan pencarian data sekunder dengan menggunakan studi literatur dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya sehingga dapat didapatkan dokumentasi terdahulu mengenai Kampung Adat Cireundeu. Berdasarkan data primer dan data sekunder yang telah di kumpulkan, diambil kesimpulan bahwa ternyata penataan Kampung Adat Cireundeu didasarkan oleh aturan dan pamali yang berlaku mengenai perletakan pintu utama dan pintu samping. . Berdasarkan dokumentasi virtual yang ditelusuri pada tahun 2006, 2010, 2013, 2017, 2019, dan 2022, tidak banyak perubahan yang terjadi. Walaupun dengan bentuk hunian yang bukan berupa rumah panggung, namun masyarakat adat Kampung Adat Cireundeu masih memaknai nilai adat melalui penerapan konsep Pancawara. Dengan demikian, diambil kesimpulan bahwa walaupun masyarakat adat terbuka dengan pesatnya perkembangan yang ada, namun masyarakat adat Kampung Adat Cireundeu masih konsisten dalam mempertahankan nilai adat. Penerapan nilai adat ini tentunya mengalami beberapa penyesuaian dengan kemajuan zaman namun tetap dapat terekspresikan melalui penataan fisik spasial baik dalam skala kampung maupun dalam skala rumah tinggal. Kata-kata Kunci :kampung adat, Pancawara, Kampung Adat Cireundeu, Sunda Wiwitan
摘要- Cireundeu原住民村是迄今为止存在的少数土著村庄之一。Cireundeu的部落村庄位于西玛希南部村庄leuwielelion,由Sunda Wiwitan为土著身份的根。作为一个部落,有许多传统、文化、祖先的价值观和由先辈继承的规则。然而,随着目前全球化的潮流的迅速发展,这当然会影响奇雷南多部落的传统价值。“时间的法则,时间的法则”——这是我们祖先的原则之一,这一原则意味着人类必须跟上时代的发展,同时保持文化的传承。这一原则使公民对时代的发展持开放态度。这种开放可能会影响传统价值观的重新塑造,这些价值观主要是关于社区的排列和建筑内部的空间模式。这项研究的目的是审查公平、公平以及奇reundeu原住民住房比例的建筑的传统价值。这项研究的目的是希望追溯究竟是什么原因导致了Cireundeu区的转变,以及土著社区在遵循这些安排方面的一致性。研究采用描述性的方法和定性的方法来描述Cireundeu原住民社区的存在条件。数据收集是通过实地直接观察、采访一个被认为了解Cireundeu的部落历史的人,并利用之前的研究文献研究进行二次数据研究,从而获得关于Cireundeu原住民村庄的早期文献。根据收集到的主要和辅助数据,得出结论的是,Cireundeu的土著村庄的建立是基于现有的规则和走廊,即主门和侧门的关闭。根据可以追溯到2006年、2010年、2013年、2017年、2019年和2022年的虚拟文档,几乎没有发生什么变化。尽管有非舞台房屋的房屋形式,但Cireundeu的土著社区仍然通过使用Pancawara概念来测量习俗价值。因此,得出的结论是,尽管土著人对现有的发展是开放的,但Cireundeu土著人仍然保持着他们的传统价值。这些传统价值的应用可以随着时代的进步进行一些调整,但仍然可以通过社区规模和住宅规模的空间分布来表达。关键词:土著村庄,Pancawara, Cireundeu, Sunda Wiwitan
{"title":"KONSISTENSI MASYARAKAT ADAT TERHADAP TATANAN FISIK SPASIAL KAMPUNG ADAT CIREUNDEU, CIMAHI SELATAN","authors":"Nadya Sherlinda, Yohanes Basuki Dwisusanto","doi":"10.26593/risa.v7i03.6928.269-286","DOIUrl":"https://doi.org/10.26593/risa.v7i03.6928.269-286","url":null,"abstract":"Abstrak - Kampung Adat Cireundeu merupakan salah satu Kampung Adat yang masih eksis hingga saat ini. Kampung Adat Cireundeu terletak di Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan dengan memiliki Sunda Wiwitan sebagai akar identitas masyarakat adat. Sebagai Kampung adat, terdapat banyak tradisi, kebudayaan, nilai-nilai leluhur, dan aturan yang diwariskan oleh sesepuh terdahulu. Namun, seiring pesatnya arus globalisasi yang terjadi saat ini, tentu saja dapat berdampak terhadap pemaknaan nilai adat di Kampung Adat Cireundeu. “Miindung ka waktu, mibapa ka zaman” – merupakan salah satu prinsip leluhur yang berarti manusia harus tumbuh dan berkembang dengan mengikuti kemajuan zaman namun tetap melestarikan budaya yang diwariskan. Adanya prinsip ini membuat masyarakat adat Kampung Adat Cireundeu memiliki keterbukaan terhadap perkembangan zaman. Keterbukaan ini dapat berpengaruh terhadap pemaknaan nilai-nilai adat yang ada terutama mengenai penataan kampung dan pola susunan ruang di dalam bangunan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji konsistensi penataan, serta nilai adat pada bangunan dengan skala rumah tinggal pada masyarakat adat Kampung Adat Cireundeu. Penelitian dilakukan dengan harapan dapat menelusuri apa saja yang melatarbelakangi penataan Kampung Adat Cireundeu dan bagaimana konsistensi masyarakat adat dalam mengikuti penataan tersebut. \u0000Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan mendeskripsikan kondisi eksisting Kampung Adat Cireundeu. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung ke lapangan, melakukan wawancara dengan tokoh yang dianggap mengerti mengenai sejarah Kampung Adat Cireundeu, dan melakukan pencarian data sekunder dengan menggunakan studi literatur dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya sehingga dapat didapatkan dokumentasi terdahulu mengenai Kampung Adat Cireundeu. \u0000Berdasarkan data primer dan data sekunder yang telah di kumpulkan, diambil kesimpulan bahwa ternyata penataan Kampung Adat Cireundeu didasarkan oleh aturan dan pamali yang berlaku mengenai perletakan pintu utama dan pintu samping. . Berdasarkan dokumentasi virtual yang ditelusuri pada tahun 2006, 2010, 2013, 2017, 2019, dan 2022, tidak banyak perubahan yang terjadi. Walaupun dengan bentuk hunian yang bukan berupa rumah panggung, namun masyarakat adat Kampung Adat Cireundeu masih memaknai nilai adat melalui penerapan konsep Pancawara. Dengan demikian, diambil kesimpulan bahwa walaupun masyarakat adat terbuka dengan pesatnya perkembangan yang ada, namun masyarakat adat Kampung Adat Cireundeu masih konsisten dalam mempertahankan nilai adat. Penerapan nilai adat ini tentunya mengalami beberapa penyesuaian dengan kemajuan zaman namun tetap dapat terekspresikan melalui penataan fisik spasial baik dalam skala kampung maupun dalam skala rumah tinggal. \u0000 \u0000Kata-kata Kunci :kampung adat, Pancawara, Kampung Adat Cireundeu, Sunda Wiwitan","PeriodicalId":166027,"journal":{"name":"Riset Arsitektur (RISA)","volume":"179 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124463875","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-05DOI: 10.26593/risa.v7i03.6931.323-340
Michael Steven Nugroho, Rahadhian P. Herwindo
Abstrak - Candi Dieng menjadi salah satu klaster candi batu di Jawa Tengah yang tertua dan menyimpan sekitar 400 candi batu dan kini hanya tersisa 9 buah candi yang berdiri utuh maupun runtuh sebagian. Candi Batu Dieng menyimpan banyak sejarah perkembangan dan transformasi arsitektur pada abad ke-7 hingga 8. Tektonika dan anatomi arsitektur yang ada di Candi Batu Dieng ini dapat memberikan bukti kemajuan dan teknologi konstruksi Nusantara pada abad tersebut, Candi Batu Dieng juga menyimpan cerita mengenai relasi antara Arsitektur Candi Nusantara dengan Arsitektur Candi di tempat lain seperti di India Utara dan Selatan. Penelitian ini menemukan bahwa terjadi berbagai macam transformasi yang dikaji melalui teori transformasi arsitektur yang ditulis oleh Mustafa (2010) seperti transformasi reka cipta, peminjaman budaya, dan varian. Selain itu penelitian ini juga memberikan gambaran mengenai candi-candi di Dieng yang sudah ditemukan runtuh seperti bagian kepala pada Candi Srikandi, Gatotkaca, dan Dwarawati. Kata-kata kunci: Arsitektur Candi Batu, Candi Batu Dieng, Rekonstruksi Candi, Tektonika, Anatomi.
Dieng寺庙是爪哇中部最古老的石寺庙之一,拥有大约400座石寺庙,现在只剩下9座完整或部分倒塌的寺庙。石刻寺庙保存着7世纪到8世纪建筑发展和转变的历史。这座Dieng stone temple的构造构造和构造解剖学可以证明本世纪Nusantara建筑的进步和技术,Dieng stone寺庙也讲述了Nusantara寺庙建筑与南印度等其他地方寺庙建筑之间的联系。这项研究发现,穆斯塔法(2010)所写的建筑转型理论所经历的变革,如创造、文化借鉴和变体的转型。此外,这项研究还揭示了Dieng寺庙的倒塌情况,如Srikandi、gatotcup和Dwarawati寺庙的头部。关键词:石头寺庙建筑,Dieng石寺庙,重建寺庙,Tektonika,解剖学。
{"title":"STUDI TRANSFORMASI ARSITEKTUR CANDI BATU DIENG DITINJAU DARI ANATOMI, TEKTONIKA, PROPORSI, TATA RUANG DAN MASSA SERTA WUJUD REKONSTRUKSI VIRTUALNYA","authors":"Michael Steven Nugroho, Rahadhian P. Herwindo","doi":"10.26593/risa.v7i03.6931.323-340","DOIUrl":"https://doi.org/10.26593/risa.v7i03.6931.323-340","url":null,"abstract":"Abstrak - Candi Dieng menjadi salah satu klaster candi batu di Jawa Tengah yang tertua dan menyimpan sekitar 400 candi batu dan kini hanya tersisa 9 buah candi yang berdiri utuh maupun runtuh sebagian. Candi Batu Dieng menyimpan banyak sejarah perkembangan dan transformasi arsitektur pada abad ke-7 hingga 8. Tektonika dan anatomi arsitektur yang ada di Candi Batu Dieng ini dapat memberikan bukti kemajuan dan teknologi konstruksi Nusantara pada abad tersebut, Candi Batu Dieng juga menyimpan cerita mengenai relasi antara Arsitektur Candi Nusantara dengan Arsitektur Candi di tempat lain seperti di India Utara dan Selatan. \u0000Penelitian ini menemukan bahwa terjadi berbagai macam transformasi yang dikaji melalui teori transformasi arsitektur yang ditulis oleh Mustafa (2010) seperti transformasi reka cipta, peminjaman budaya, dan varian. Selain itu penelitian ini juga memberikan gambaran mengenai candi-candi di Dieng yang sudah ditemukan runtuh seperti bagian kepala pada Candi Srikandi, Gatotkaca, dan Dwarawati. \u0000 \u0000Kata-kata kunci: Arsitektur Candi Batu, Candi Batu Dieng, Rekonstruksi Candi, Tektonika, Anatomi. \u0000 ","PeriodicalId":166027,"journal":{"name":"Riset Arsitektur (RISA)","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126372569","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-05DOI: 10.26593/risa.v7i03.6926.249-268
Neysa Amanda Irawan, Bachtiar Fauzy
Abstrak - Arsitektur Indonesia, seperti halnya arsitektur banyak negara dan kawasan di dunia, akhir-akhir ini mengalami berbagai perubahan karena fenomena globalisasi. Modernisasi dan perkembangan arsitektur yang pesat menyebabkan besarnya peluang akan masuknya nilai-nilai kebudayaan asing. Hal ini dapat menyebabkan perubahan dan transformasi secara cepat yang terjadi pada arsitektur. Kondisi ini diduga dapat mengakibatkan terjadinya transformasi arsitektur tradisional sebagai peninggalan arsitektur masa lalu, baik pada fungsi, tata ruang ataupun bentuk. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Studio Akanoma menyikapi fenomena globalisasi ini dengan melakukan transformasi arsitekturnya, serta mengungkap strategi transformasi arsitektur pada bangunan Studio Akanoma di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Studio Akanoma merupakan karya Yu Sing, yang saat ini berfungsi sebagai kantor biro konsultan arsitektur. Teori yang digunakan pada kajian ini merujuk pada (1) teori transformasi arsitektur, (2) teori proses transformasi arsitektur (3) teori fungsi, ruang, dan bentuk dalam arsitektur, dan (4) teori arsitektur tradisional Jawa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa transformasi arsitektur yang terjadi pada bangunan Studio Akanoma di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat ini menunjukkan strategi transformasi yang terjalin erat antara unsur lokalitas arsitektur tradisional dalam konteks kehidupan modern. Untuk memperlihatkan hal tersebut, perancang menggunakan strategi transformasi pragmatik dan ikonik. Hal ini terlihat pada ekspresi arsitekturnya, baik pada fungsi, tata ruang, serta bentuk bangunannya. Upaya untuk mempertahankan eksistensi arsitektur tradisional pada masa kini dan yang akan datang merupakan permasalahan faktual dan menarik bagi pengembangan ilmu pengetahuan arsitektur. Studi ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang perkembangan dan strategi transformasi arsitektur tradisional yang diharapkan dapat menjawab tantangan arsitektur masa depan, dan dapat diterapkan dalam kegiatan merancang dan membangun arsitektur sebagai sebuah karya lingkungan binaan Kata-kata kunci: globalisasi, transformasi arsitektur, identitas Padalarang Bandung Barat
{"title":"STRATEGI TRANSFORMASI ARSITEKTUR PADA STUDIO AKANOMA DI PADALARANG, KABUPATEN BANDUNG BARAT","authors":"Neysa Amanda Irawan, Bachtiar Fauzy","doi":"10.26593/risa.v7i03.6926.249-268","DOIUrl":"https://doi.org/10.26593/risa.v7i03.6926.249-268","url":null,"abstract":"Abstrak - Arsitektur Indonesia, seperti halnya arsitektur banyak negara dan kawasan di dunia, akhir-akhir ini mengalami berbagai perubahan karena fenomena globalisasi. Modernisasi dan perkembangan arsitektur yang pesat menyebabkan besarnya peluang akan masuknya nilai-nilai kebudayaan asing. Hal ini dapat menyebabkan perubahan dan transformasi secara cepat yang terjadi pada arsitektur. Kondisi ini diduga dapat mengakibatkan terjadinya transformasi arsitektur tradisional sebagai peninggalan arsitektur masa lalu, baik pada fungsi, tata ruang ataupun bentuk. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Studio Akanoma menyikapi fenomena globalisasi ini dengan melakukan transformasi arsitekturnya, serta mengungkap strategi transformasi arsitektur pada bangunan Studio Akanoma di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Studio Akanoma merupakan karya Yu Sing, yang saat ini berfungsi sebagai kantor biro konsultan arsitektur. Teori yang digunakan pada kajian ini merujuk pada (1) teori transformasi arsitektur, (2) teori proses transformasi arsitektur (3) teori fungsi, ruang, dan bentuk dalam arsitektur, dan (4) teori arsitektur tradisional Jawa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa transformasi arsitektur yang terjadi pada bangunan Studio Akanoma di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat ini menunjukkan strategi transformasi yang terjalin erat antara unsur lokalitas arsitektur tradisional dalam konteks kehidupan modern. Untuk memperlihatkan hal tersebut, perancang menggunakan strategi transformasi pragmatik dan ikonik. Hal ini terlihat pada ekspresi arsitekturnya, baik pada fungsi, tata ruang, serta bentuk bangunannya. Upaya untuk mempertahankan eksistensi arsitektur tradisional pada masa kini dan yang akan datang merupakan permasalahan faktual dan menarik bagi pengembangan ilmu pengetahuan arsitektur. Studi ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang perkembangan dan strategi transformasi arsitektur tradisional yang diharapkan dapat menjawab tantangan arsitektur masa depan, dan dapat diterapkan dalam kegiatan merancang dan membangun arsitektur sebagai sebuah karya lingkungan binaan \u0000Kata-kata kunci: globalisasi, transformasi arsitektur, identitas Padalarang Bandung Barat","PeriodicalId":166027,"journal":{"name":"Riset Arsitektur (RISA)","volume":"46 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128526077","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}