首页 > 最新文献

Health Science Journal of Indonesia最新文献

英文 中文
Indonesia's Readiness to Implement the HPV Vaccine Mandatory for School Age 印度尼西亚准备实施学龄儿童强制接种人乳头瘤病毒疫苗
Pub Date : 2018-12-27 DOI: 10.22435/HSJI.V9I2.910
D. Ayuningtyas, N. N. D. Sutrisnawati
Latar Belakang: Menurut WHO, dua dari 10.000 wanita di Indonesia hidup dengan kanker serviks dan diperkirakan 26 wanita meninggal setiap hari akibat kanker serviks. Berdasarkan kondisi ini, pemerintah Indonesia berencana menambahkan vaksin HPV ke dalam program imunisasi nasional. Tujuan penelitian adalah untuk menilai kemungkinan kesiapan Indonesia untuk menerapkan vaksin HPV wajib untuk usia sekolah dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya.   Metode: Metode yang digunakan  adalah systematic review. Melalui artikel terkait vaksin HPV yang terbit di jurnal terakreditasi dan scopus-indeks selama 10 tahun terakhir dengan kata kunci "Implementasi untuk Imunisasi HPV", ditemukan sebanyak 17.000 hasil pencarian. Setelah itu, penilaian kritis pada artikel yang dipilih dilakukan dengan menggunakan metode PRISMA. Hasil: Ditemukan bahwa kesadaran masyarakat, terutama orang tua, tentang vaksin HPV masih kurang, namun penerimaan mereka terhadap vaksin ini cukup positif. Ada beberapa faktor lain yang menjadi keberatan mereka terhadap vaksin, seperti harga tinggi, ketakutan akan efek samping, seksualitas, gender, dan sistem perawatan kesehatan. Saat ini di Indonesia vaksin HPV harus dibeli atas inisiatif mereka sendiri dan bukan merupakan program wajib dari pemerintah pusat dan juga tidak diberikan secara gratis melalui program JKN. Namun demikian, Kementerian Kesehatan telah memulai proyek percontohan untuk menyediakan vaksinasi HPV gratis di beberapa daerah dalam Program Bulan Imunisasi untuk Usia Sekolah menggunakan kombinasi sumber daya pusat dan daerah. Kesimpulan: Telah ada peraturan dan pedoman teknis untuk pelaksanaan proyek percontohan vaksinasi HPV gratis, namun masih perlu penyesuaian dan dukungan dari Pemerintah jika akan dilaksanakan secara nasional dan disesuaikan dengan kondisi di daerah dengan fasilitas dan akses terbatas. Dibutuhkan peran pemerintah dalam memberikan informasi yang baik tentang vaksin HPV bagi masyarakat. Keyword: Vaksin HPV, Kesiapan Implementasi, Program Imunisasi Nasional Abstract Background: According to WHO, two out of 10,000 women in Indonesia live with cervical cancer and an estimated 26 women die each day from cervical cancer. Indonesian government is planning to add the HPV vaccine into the national immunization program. The objective is to assess the possibility of Indonesia's readiness to implement the HPV vaccine mandatory for school age and factors that may affect it. Methods: The method was a systematic review through articles related to HPV vaccine which have been published in accredited and scopus-indexed journals for the last 10 years. With keywords "Implementation for HPV Immunization", founded 17,000 search results. Afterwards, a critical appraisal on the selected articles is conducted using PRISMA method. Results: It is found that the awareness of community, especially parents, about HPV vaccine is still lacking, but their acceptance of this vaccine is quite positive. There are other factors into
背景:根据世界卫生组织的数据,在印度尼西亚,每10000名妇女中就有两名患有癌症,预计每天有26名妇女死于癌症。在这种情况下,印尼政府计划将HPV疫苗加入国家免疫计划。这项研究的目的是评估印度尼西亚是否准备在学龄期接种强制性HPV疫苗,以及可能影响接种的因素。[UNK]方法:使用的方法[UNK】是系统回顾。通过近10年来在认证期刊和索引范围上发表的以“HPV免疫实施”为关键词的HPV疫苗相关文章,共找到17000个搜索结果。之后,使用PRISMA方法对所选文章进行关键评估。结果:发现公众,尤其是老年人,对HPV疫苗的认识仍然很低,但他们对该疫苗的接受程度相当积极。他们还反对疫苗的其他一些因素,如高昂的价格、对副作用的恐惧、性取向、性别和医疗保健系统。目前,在印度尼西亚,HPV疫苗应该自行购买,而不是中央政府的强制性计划,也不是通过JCN计划免费提供。然而,卫生部已经启动了一个示范项目,利用中央和地区资源,在学龄月免疫计划的一些地区提供免费的HPV疫苗接种。结论:实施免费HPV疫苗接种筛查项目有规则和技术指南,但如果要在全国范围内实施,并适应设施和途径有限地区的条件,仍需要政府的调整和支持。它发挥政府的作用,为公众提供有关HPV疫苗的良好信息。关键词:HPV疫苗,Kesiapan Implementasi,Program Immunisasi Nasional摘要背景:根据世界卫生组织的数据,印尼每10000名妇女中就有两名患有癌症,估计每天有26名妇女死于癌症。印尼政府正计划将HPV疫苗纳入国家免疫计划。目的是评估印度尼西亚是否准备好对学龄儿童强制接种HPV疫苗,以及可能影响该疫苗的因素。方法:该方法是对过去10年来发表在认证期刊和scopes索引期刊上的与HPV疫苗相关的文章进行系统综述。以“实施HPV免疫”为关键词,创建了17000个搜索结果。然后,使用PRISMA方法对所选文章进行批判性评价。结果:发现社区,尤其是家长对HPV疫苗的认识仍然不足,但他们对该疫苗的接受程度相当积极。他们反对疫苗还有其他因素,比如高昂的价格、对副作用的恐惧、性取向、性别和医疗保健系统。目前在印度尼西亚,HPV疫苗必须自行购买,并且不是中央政府的强制性计划。也没有通过JKN项目免费提供。尽管如此,卫生部已经开始了一个试点项目,在学龄免疫月计划内,利用中央和地区资源,在一些地区提供免费的HPV疫苗接种。结论:尽管已经制定了实施免费HPV疫苗接种试点项目的法规和技术指南,但如果要在全国范围内实施并适应设施和途径有限地区的条件,仍需要政府的调整和支持。政府需要发挥作用,为社区提供有关HPV疫苗的良好知识。HPV疫苗,实施准备,国家免疫计划
{"title":"Indonesia's Readiness to Implement the HPV Vaccine Mandatory for School Age","authors":"D. Ayuningtyas, N. N. D. Sutrisnawati","doi":"10.22435/HSJI.V9I2.910","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/HSJI.V9I2.910","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Menurut WHO, dua dari 10.000 wanita di Indonesia hidup dengan kanker serviks dan diperkirakan 26 wanita meninggal setiap hari akibat kanker serviks. Berdasarkan kondisi ini, pemerintah Indonesia berencana menambahkan vaksin HPV ke dalam program imunisasi nasional. Tujuan penelitian adalah untuk menilai kemungkinan kesiapan Indonesia untuk menerapkan vaksin HPV wajib untuk usia sekolah dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya.   \u0000Metode: Metode yang digunakan  adalah systematic review. Melalui artikel terkait vaksin HPV yang terbit di jurnal terakreditasi dan scopus-indeks selama 10 tahun terakhir dengan kata kunci \"Implementasi untuk Imunisasi HPV\", ditemukan sebanyak 17.000 hasil pencarian. Setelah itu, penilaian kritis pada artikel yang dipilih dilakukan dengan menggunakan metode PRISMA. \u0000Hasil: Ditemukan bahwa kesadaran masyarakat, terutama orang tua, tentang vaksin HPV masih kurang, namun penerimaan mereka terhadap vaksin ini cukup positif. Ada beberapa faktor lain yang menjadi keberatan mereka terhadap vaksin, seperti harga tinggi, ketakutan akan efek samping, seksualitas, gender, dan sistem perawatan kesehatan. Saat ini di Indonesia vaksin HPV harus dibeli atas inisiatif mereka sendiri dan bukan merupakan program wajib dari pemerintah pusat dan juga tidak diberikan secara gratis melalui program JKN. Namun demikian, Kementerian Kesehatan telah memulai proyek percontohan untuk menyediakan vaksinasi HPV gratis di beberapa daerah dalam Program Bulan Imunisasi untuk Usia Sekolah menggunakan kombinasi sumber daya pusat dan daerah. \u0000Kesimpulan: Telah ada peraturan dan pedoman teknis untuk pelaksanaan proyek percontohan vaksinasi HPV gratis, namun masih perlu penyesuaian dan dukungan dari Pemerintah jika akan dilaksanakan secara nasional dan disesuaikan dengan kondisi di daerah dengan fasilitas dan akses terbatas. Dibutuhkan peran pemerintah dalam memberikan informasi yang baik tentang vaksin HPV bagi masyarakat. \u0000Keyword: Vaksin HPV, Kesiapan Implementasi, Program Imunisasi Nasional \u0000Abstract \u0000Background: According to WHO, two out of 10,000 women in Indonesia live with cervical cancer and an estimated 26 women die each day from cervical cancer. Indonesian government is planning to add the HPV vaccine into the national immunization program. The objective is to assess the possibility of Indonesia's readiness to implement the HPV vaccine mandatory for school age and factors that may affect it. \u0000Methods: The method was a systematic review through articles related to HPV vaccine which have been published in accredited and scopus-indexed journals for the last 10 years. With keywords \"Implementation for HPV Immunization\", founded 17,000 search results. Afterwards, a critical appraisal on the selected articles is conducted using PRISMA method. \u0000Results: It is found that the awareness of community, especially parents, about HPV vaccine is still lacking, but their acceptance of this vaccine is quite positive. There are other factors into","PeriodicalId":30666,"journal":{"name":"Health Science Journal of Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48742561","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 4
Assessment of biorisk management implementation in NIHRD laboratory as national referral laboratory of emerging infectious diseases in Indonesia NIHRD实验室作为印度尼西亚新发传染病国家转诊实验室实施生物风险管理的评估
Pub Date : 2018-12-21 DOI: 10.22435/HSJI.V9I2.811
Ida Susanti, N. K. Susilarini, V. Setiawaty
Latar belakang: Laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) ditunjuk sebagai laboratorium rujukan nasional dalam mendeteksi penyakit infeksi Emerging (EID) dan bertugas dalam mendeteksi pathogen infeksius serta berperan penting dalam sistem penanggulangan wabah. Laboratorium Balitbangkes harus menerapkan sistem manajemen biorisiko untuk mencegah terjadinya penyebaran penyakit yang bersumber dari laboratorium. Penerapan manajemen biorisk laboratorium yang terdiri dari biosafety dan biosecurity bertujuan untuk melindungi pekerja, lingkungan dan produk atau agen biologi. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan kesenjangan terkait penerapan manajemen biorisk di Laboratorium Balitbangkes dengan standar. Metode: Studi dilakukan oleh Asesor professional pada tahun 2015 dengan mewawancara penanggung jawabLaboratorium BSL-3 (PJ BSL-3) dan Biosafety Officer (BSO) serta pemeriksaan dokumen. Pemilihan respondenberdasarkan jabatannya di laboratorium. Responden dipilih karena sebagai pelaksana teknis dan memilikiinformasi pelaksanaan biosafety dan biosecurity yang mendalam di laboratorium Balitbangkes. Pertanyaandiadopsi berdasarkan CWA 15793: 2011, berisi 160 pertanyaan dari 16 elemen. Analisis skor diinterpretasikanantara 0-2. Skor 0 memenuhi kesesuaian dengan standar dan skor 2 berarti tidak memenuhi standar. Hasil: Studi ini menunjukan 3 dari 16 elemen, memiliki kesesuaian penuh dengan standar yaitu teknik mikrobiologi yang baik, alat pelindung diri serta peralatan dan pemeliharaan alat laboratorium. Elemen yang memiliki kesenjangan paling tinggi adalah keamanan dengan skor 1.16. Tidak ada elemen yang dinilai tidak memenuhi kesesuaian standar atau skor2. Kesimpulan: Secara keseluruhan, Laboratorium Balitbangkes memiliki sistem manajemen biorisiko yang kuatdan sudah mapan disetiap elemen. Namun, tindakan perbaikan harus segera dilakukan di beberapa elemen untuk memenuhi standard CWA 15793:2011. (Health Science Journal of Indonesia 2018;9(2):70-5) Kata kunci: EID Laboratory, biorisk management, laboratory assessment, CWA15793 Abstract Background: NIHRD laboratory was appointed as a national referral laboratory to perform laboratory detectionfor emerging infectious disease (EID). Because of its important role, NIHRD laboratory must implement bioriskmanagement system. A reliable high containment laboratory is crucial to perform laboratory diagnosis forEIDs and to avoid further spread of EIDs. The protection of laboratory workers, environment, and biologicalagents is achieved by addressing laboratory biorisk management consist of laboratory biosafety and biosecurity measures. This study aims to find gaps related the implementation of biorisk management with standard. Methods: This study was carried out by Professional Assessor in 2015 by conducting document checking andinterviewing BSL-3 Technical Managers and BSO who were considered to have in-depth information regardingbiosafety and biosecurity activities in NIHRD laborator
背景:Balitbangkes实验室是检测新发感染性疾病(EID)的国家参考实验室,负责检测传染性病原体,在疫情控制系统中发挥着重要作用。Balitbangkes实验室必须实施生物风险管理系统,以防止疾病从实验室传播。一种实验室生物风险管理方法,包括生物安全和生物安保,旨在保护工人、环境和产品或生物制剂。本研究旨在找出Balitbangkes实验室生物风险管理应用与标准之间的差距。方法:专业顾问于2015年进行的一项研究,采访了BSL-3(PJ BSL-3)和生物安全官员(BSO),并进行了文件检查。响应选择基于他在实验室的办公室。受访者被选为技术执行者,在Balitbangkes实验室拥有深入的生物安全和生物安保实施信息。根据《化学武器公约》第15793:2011号提出并通过的问题包括160个问题,共16个要素。得分分析解释为0-2。0分符合标准,2分不符合标准。结果:本研究显示,16种元素中有3种完全符合标准:良好的微生物技术、防护工具以及实验室工具和设备。交叉点最高的元素是安全,得分为1.16。未评估出不符合标准或记分2匹配的元素。结论:总体而言,Balitbangkes实验室对每个要素都有一个强大的、映射的生物风险管理系统。但是,必须立即对几个要素采取纠正措施,以满足CWA标准15793:2011。(《印度尼西亚健康科学杂志》2018;9(2):70-5)关键词:EID实验室,生物风险管理,实验室评估,CWA15793摘要背景:NIHRD实验室被任命为国家转诊实验室,对新发传染病(EID)进行实验室检测。鉴于其重要作用,NIHRD实验室必须实施生物风险管理制度。一个可靠的高安全性实验室对于进行EID的实验室诊断和避免EID的进一步传播至关重要。通过解决实验室生物风险管理问题,实现对实验室工作人员、环境和生物制剂的保护,包括实验室生物安全和生物安保措施。本研究旨在找出与标准实施生物风险管理相关的差距。方法:本研究由专业评估员于2015年进行,通过对BSL-3技术经理和BSO进行文件检查和互动,他们被认为对NIHRD实验室的生物安全和生物安保活动有深入的了解。根据CWA 15793:2011编制的问卷,其中包含来自标准16个要素的160个问题。分数分析在0-2之间进行解释。0分表示完全符合要求,2分表示不符合要求。结果:研究表明,16种元素中只有3种完全符合标准。他们有良好的微生物技术,衣服和个人防护设备,实验室设备和维护。差距最大的是安全因素,得分为1.16。没有任何元素不符合标准或得分2。结论:总体而言,NIHRD实验室已经建立了一个强大的生物风险管理系统,该系统在许多领域都运行良好。然而,为了符合标准,需要在几个元素中采取重要行动。(《印度尼西亚健康科学杂志》2018;9(2):70-5)关键词:EID实验室,生物风险管理,实验室评估,CWA1793。
{"title":"Assessment of biorisk management implementation in NIHRD laboratory as national referral laboratory of emerging infectious diseases in Indonesia","authors":"Ida Susanti, N. K. Susilarini, V. Setiawaty","doi":"10.22435/HSJI.V9I2.811","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/HSJI.V9I2.811","url":null,"abstract":"Latar belakang: Laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) ditunjuk sebagai laboratorium rujukan nasional dalam mendeteksi penyakit infeksi Emerging (EID) dan bertugas dalam mendeteksi pathogen infeksius serta berperan penting dalam sistem penanggulangan wabah. Laboratorium Balitbangkes harus menerapkan sistem manajemen biorisiko untuk mencegah terjadinya penyebaran penyakit yang bersumber dari laboratorium. Penerapan manajemen biorisk laboratorium yang terdiri dari biosafety dan biosecurity bertujuan untuk melindungi pekerja, lingkungan dan produk atau agen biologi. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan kesenjangan terkait penerapan manajemen biorisk di Laboratorium Balitbangkes dengan standar. \u0000Metode: Studi dilakukan oleh Asesor professional pada tahun 2015 dengan mewawancara penanggung jawabLaboratorium BSL-3 (PJ BSL-3) dan Biosafety Officer (BSO) serta pemeriksaan dokumen. Pemilihan respondenberdasarkan jabatannya di laboratorium. Responden dipilih karena sebagai pelaksana teknis dan memilikiinformasi pelaksanaan biosafety dan biosecurity yang mendalam di laboratorium Balitbangkes. Pertanyaandiadopsi berdasarkan CWA 15793: 2011, berisi 160 pertanyaan dari 16 elemen. Analisis skor diinterpretasikanantara 0-2. Skor 0 memenuhi kesesuaian dengan standar dan skor 2 berarti tidak memenuhi standar. \u0000Hasil: Studi ini menunjukan 3 dari 16 elemen, memiliki kesesuaian penuh dengan standar yaitu teknik mikrobiologi yang baik, alat pelindung diri serta peralatan dan pemeliharaan alat laboratorium. Elemen yang memiliki kesenjangan paling tinggi adalah keamanan dengan skor 1.16. Tidak ada elemen yang dinilai tidak memenuhi kesesuaian standar atau skor2. \u0000Kesimpulan: Secara keseluruhan, Laboratorium Balitbangkes memiliki sistem manajemen biorisiko yang kuatdan sudah mapan disetiap elemen. Namun, tindakan perbaikan harus segera dilakukan di beberapa elemen untuk memenuhi standard CWA 15793:2011. (Health Science Journal of Indonesia 2018;9(2):70-5) \u0000Kata kunci: EID Laboratory, biorisk management, laboratory assessment, CWA15793 \u0000Abstract \u0000Background: NIHRD laboratory was appointed as a national referral laboratory to perform laboratory detectionfor emerging infectious disease (EID). Because of its important role, NIHRD laboratory must implement bioriskmanagement system. A reliable high containment laboratory is crucial to perform laboratory diagnosis forEIDs and to avoid further spread of EIDs. The protection of laboratory workers, environment, and biologicalagents is achieved by addressing laboratory biorisk management consist of laboratory biosafety and biosecurity measures. This study aims to find gaps related the implementation of biorisk management with standard. \u0000Methods: This study was carried out by Professional Assessor in 2015 by conducting document checking andinterviewing BSL-3 Technical Managers and BSO who were considered to have in-depth information regardingbiosafety and biosecurity activities in NIHRD laborator","PeriodicalId":30666,"journal":{"name":"Health Science Journal of Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48415993","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
Simple Method to Isolation and Culture of Neuron Progenitor Cells (NPCs) from Whole Brain Post-Natal Rat 出生后全脑大鼠神经元祖细胞的简易分离培养方法
Pub Date : 2018-12-21 DOI: 10.22435/HSJI.V9I2.644
Ariyani Noviantari, M. Zainuri, Ratih Rinendyaputri, N. K. Susilarini
Background: Using of neuron cells for in vitro neurobiology study is needed. Neuron cell can be obtained from a primary neuron or neuronal cell lines, depend on the aim of the study because both are not equivalent. Various methods are performed to obtain primary neurons from the cortical, hippocampal and whole brain of pre or neonatal rat. The limitations of neuron cells to proliferate so that is necessary to develop a method to isolate neuron progenitor cells (NPCs). The aim of the present study was to isolate NPCs from whole brain post-natal rat.   Methods: Whole brain were obtained from neonates Sprague Dawley rat. There are 2 step to get NSC; first isolation by taking the brain into the 15 ml of tube with 1 ml of  0,05% trypsin EDTA for 400g brain (incubated in the 370C, 5% CO2 for 10 minutes),  tirturation with adding 1 ml culture medium  and 5 ml HBSS-glucose then filtered by 70μm pore size membrane and centrifuged  2000 rpm for 10 minutes. Second: remove of supernatant with add 1 ml of HBSS-Glucose and taking it into a tube with  35% and 65% concentration of Ficoll then centrifuged at 1800 g for 10 minutes then supernatant were replated twice with poly D lysine (100µg/ml). Characterization of progenitor neuron immunotype was checked by immunohistochemistry with positive marker (NeuN and MAP2) and flow cytometry (PSANCAM+ and A2B5 -). Results: In this study, our result show that this method does not take longer than one hours and > 95% cells that obtained are expressing PSANCAM+.  After 4 days culture, cells exhibit positive for neuron marker as MAP2 and NeuN.   Conclusion: The method that our develope to isolate neuron progenitor cell from whole-brain are more effective and more simple with high viability and purity.
背景:需要利用神经元细胞进行体外神经生物学研究。神经细胞可以从原代神经元或神经细胞系中获得,这取决于研究的目的,因为两者并不等同。采用多种方法从大鼠和新生大鼠的皮层、海马和全脑中获取原代神经元。由于神经元细胞增殖能力的局限性,因此有必要开发一种分离神经元祖细胞(npc)的方法。本研究的目的是从出生大鼠全脑中分离npc。方法:取新生大鼠全脑。获得国家安全委员会有两个步骤;首先将400g脑取入15ml管中,加入1 ml 0.05%胰蛋白酶EDTA,在370C, 5% CO2中孵育10分钟,加入1 ml培养基和5 ml hbss -葡萄糖孵育,然后用70μm孔径的膜过滤,离心2000 rpm 10分钟。第二步:取上清液,加入1 ml HBSS-Glucose,分别放入浓度为35%和65%的Ficoll管中,1800 g离心10分钟,再用聚D赖氨酸(100µg/ml)重复两次上清。采用免疫组化阳性标记物(NeuN和MAP2)和流式细胞术(PSANCAM+和A2B5 -)检测祖神经元免疫型。结果:在本研究中,我们的结果表明,该方法耗时不超过1小时,获得的细胞中有95%表达PSANCAM+。培养4 d后,细胞MAP2、NeuN等神经元标志物呈阳性。结论:本研究建立的全脑神经元祖细胞分离方法简便、活性高、纯度高。
{"title":"Simple Method to Isolation and Culture of Neuron Progenitor Cells (NPCs) from Whole Brain Post-Natal Rat","authors":"Ariyani Noviantari, M. Zainuri, Ratih Rinendyaputri, N. K. Susilarini","doi":"10.22435/HSJI.V9I2.644","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/HSJI.V9I2.644","url":null,"abstract":"Background: Using of neuron cells for in vitro neurobiology study is needed. Neuron cell can be obtained from a primary neuron or neuronal cell lines, depend on the aim of the study because both are not equivalent. Various methods are performed to obtain primary neurons from the cortical, hippocampal and whole brain of pre or neonatal rat. The limitations of neuron cells to proliferate so that is necessary to develop a method to isolate neuron progenitor cells (NPCs). The aim of the present study was to isolate NPCs from whole brain post-natal rat.   \u0000Methods: Whole brain were obtained from neonates Sprague Dawley rat. There are 2 step to get NSC; first isolation by taking the brain into the 15 ml of tube with 1 ml of  0,05% trypsin EDTA for 400g brain (incubated in the 370C, 5% CO2 for 10 minutes),  tirturation with adding 1 ml culture medium  and 5 ml HBSS-glucose then filtered by 70μm pore size membrane and centrifuged  2000 rpm for 10 minutes. Second: remove of supernatant with add 1 ml of HBSS-Glucose and taking it into a tube with  35% and 65% concentration of Ficoll then centrifuged at 1800 g for 10 minutes then supernatant were replated twice with poly D lysine (100µg/ml). Characterization of progenitor neuron immunotype was checked by immunohistochemistry with positive marker (NeuN and MAP2) and flow cytometry (PSANCAM+ and A2B5 -). \u0000Results: In this study, our result show that this method does not take longer than one hours and > 95% cells that obtained are expressing PSANCAM+.  After 4 days culture, cells exhibit positive for neuron marker as MAP2 and NeuN.   \u0000Conclusion: The method that our develope to isolate neuron progenitor cell from whole-brain are more effective and more simple with high viability and purity.","PeriodicalId":30666,"journal":{"name":"Health Science Journal of Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43277118","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
The Completeness and accuracy of clinical coding for diagnosis and medical procedure on the INA-CBGs claim amounts at a hospital in South Jakarta 雅加达南部一家医院INA CBG索赔金额诊断和医疗程序临床编码的完整性和准确性
Pub Date : 2018-10-19 DOI: 10.22435/HSJI.V9I1.464
Cicih Opitasari, A. Nurwahyuni
Abstrak Latar belakang: Kelengkapan resume dan ketidaktepatan koding masih menjadi penyebab terbesar pengembalian berkas klaim dari BPJS. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis kelengkapan dan ketepatan koding diagnosis dan prosedur terhadap besaran klaim di satu rumah sakit (RS) Pemerintah di Jakarta Selatan. Metode: Penelitian observasional yang dilakukan dengan penelusuran rekam medis (RM) bulan November 2017 dan wawancara mendalam terhadap 7 informan yang terdiri dari manajemen, koder, dokter penanggung jawab pasien (DPJP) dan verifikator RS. Ketepatan koding didapatkan dengan membandingkan pengkodean oleh koder RS dan koder standar. Analisis data dilakukan dengan analisis konten. Hasil: Dari 105 sampel rekam medis didapatkan angka ketidaklengkapan resume terbanyak pada pemeriksaan penunjang (12,2%), ketidaksesuaian pengisian pada diagnosis sekunder mencapai 68,6% dan ketidaktepatan koding paling tinggi pada diagnosis utama (21,9%). Rerata klaim INA-CBGs yang dihasilkan koder RS lebih rendah dari koder standar dengan selisih klaim sebesar 4%. Hal tersebut disebabkan adanya ketidakpatuhan dokter dan tidak semua dokter mendapatkan pelatihan pengkodean. Proses pencatatan RM masih banyak didelegasikan kepada residen. Pemeriksaan resume oleh verifikator dan pengkodean oleh koder masih kurang pemahaman tentang diagnosis dalam konsep INA-CBGs. Kesimpulan: Ketidaklengkapan resume dan ketidaktepatan koding di RS menyebabkan klaim INA-CBGs yang diterima lebih rendah rata-rata 4% sehingga dapat mengurangi pendapatan RS. (Health Science Journal of Indonesia 2018;9(1):14-8) Kata kunci: Ketidaktepatan koding, diagnosis dan prosedur, klaim rendah Abstract Background: Coding inaccuracy and inadequate physician documentation are still the major problem of BPJS claims that resulting potential loss of hospital finance. This study aims to analyze the completeness and accuracy of diagnosis and procedure coding on the INA-CBGs claim amounts at one government hospital in South Jakarta. Methods: This observational study was conducted through medical record review during the period of November 2017 and in-depth interview involved 7 informants consist of hospital management, coders, responsible physicians and hospital verifiers. Re-coding was carried out by standar coder and the results were compared with hospital coders outcome. Content analysis was used to analyze the data. Results: The review of 105 medical record found incomplete documentation for supporting medical examination variable (12.2%), inconsistency documentation of secondary diagnoses were the highest, at 68.6% and the most frequent for inaccurate coding was primary diagnoses at 21.9%. The claims generated by hospital coders are lower than standard coder by an average 4%. The indepth interview revealed low physicians compliance on the documentation standard procedure and lack of coding training for physician. The process of the documentation practice was still delegated to the reside
背景摘要:摘要硬件和编码不准确仍然是导致BPJS索赔文件返回的主要原因。本研究的目的是针对雅加达南部一家医院(RS)政府的索赔规模,对诊断编码和程序的完整性和准确性进行全面分析。方法:采用2017年11月病历(RM)研究的观察性研究,对管理人员、编码人员、患者责任医生(DPJP)和医院验证人员等7名信息员进行深入访谈,通过比较医院编码和标准编码,得出编码速度。与内容分析一起执行的数据分析。结果:在105份病历样本中,睡前简历不完整的比例最高(12.2%),不符合二次诊断的比例达到68.6%,初次诊断时编码错误率最高(21.9%)。RS代码产生的INA CBG索赔率低于标准代码,索赔部分为4%。这是因为有一个医生的不服从,并不是所有的医生都接受了编码培训。RM注册程序对居民来说仍然是高度合法的。验证者对简历的审查和编码者对INA CBG概念中的诊断仍然缺乏理解。结论:医院缺乏简历和错误的编码导致INA CBG声称平均收到率低于4%,从而降低了医院的收入。(《印度尼西亚健康科学杂志》2018;9(1):14-8)关键词:编码、诊断和程序速度,摘要背景:编码不准确和医生文件不充分仍然是BPJS索赔的主要问题,这可能导致医院财务损失。本研究旨在分析雅加达南部一家政府医院INA CBG索赔金额的诊断和程序编码的完整性和准确性。方法:本观察性研究于2017年11月通过病历审查进行,深入访谈了7名信息员,包括医院管理人员、编码员、责任医生和医院核查人员。通过标准编码器进行重新编码,并将结果与医院编码器的结果进行比较。内容分析用于分析数据。结果:对105份病历的审查发现,支持体检变量的文件不完整(12.2%),二次诊断的不一致文件最高,为68.6%,最常见的编码不准确是一次诊断,为21.9%。医院编码员产生的索赔平均比标准编码员低4%。深入访谈显示,医生对文件标准程序的依从性较低,并且缺乏对医生的编码培训。记录执业的过程仍然委托给住院医生。验证者的出院总结审查和编码者的编码仍然缺乏对INA CBG概念中诊断的理解。结论:出院总结不完整,诊断和程序编码不准确,平均造成4%的医院收入损失。(《印度尼西亚健康科学杂志》2018;9(1):14-8)关键词:临床编码、诊断和程序不准确,索赔较低
{"title":"The Completeness and accuracy of clinical coding for diagnosis and medical procedure on the INA-CBGs claim amounts at a hospital in South Jakarta","authors":"Cicih Opitasari, A. Nurwahyuni","doi":"10.22435/HSJI.V9I1.464","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/HSJI.V9I1.464","url":null,"abstract":"Abstrak \u0000Latar belakang: Kelengkapan resume dan ketidaktepatan koding masih menjadi penyebab terbesar pengembalian berkas klaim dari BPJS. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis kelengkapan dan ketepatan koding diagnosis dan prosedur terhadap besaran klaim di satu rumah sakit (RS) Pemerintah di Jakarta Selatan. \u0000Metode: Penelitian observasional yang dilakukan dengan penelusuran rekam medis (RM) bulan November 2017 dan wawancara mendalam terhadap 7 informan yang terdiri dari manajemen, koder, dokter penanggung jawab pasien (DPJP) dan verifikator RS. Ketepatan koding didapatkan dengan membandingkan pengkodean oleh koder RS dan koder standar. Analisis data dilakukan dengan analisis konten. \u0000Hasil: Dari 105 sampel rekam medis didapatkan angka ketidaklengkapan resume terbanyak pada pemeriksaan penunjang (12,2%), ketidaksesuaian pengisian pada diagnosis sekunder mencapai 68,6% dan ketidaktepatan koding paling tinggi pada diagnosis utama (21,9%). Rerata klaim INA-CBGs yang dihasilkan koder RS lebih rendah dari koder standar dengan selisih klaim sebesar 4%. Hal tersebut disebabkan adanya ketidakpatuhan dokter dan tidak semua dokter mendapatkan pelatihan pengkodean. Proses pencatatan RM masih banyak didelegasikan kepada residen. Pemeriksaan resume oleh verifikator dan pengkodean oleh koder masih kurang pemahaman tentang diagnosis dalam konsep INA-CBGs. \u0000Kesimpulan: Ketidaklengkapan resume dan ketidaktepatan koding di RS menyebabkan klaim INA-CBGs yang diterima lebih rendah rata-rata 4% sehingga dapat mengurangi pendapatan RS. (Health Science Journal of Indonesia 2018;9(1):14-8) \u0000Kata kunci: Ketidaktepatan koding, diagnosis dan prosedur, klaim rendah \u0000Abstract \u0000Background: Coding inaccuracy and inadequate physician documentation are still the major problem of BPJS claims that resulting potential loss of hospital finance. This study aims to analyze the completeness and accuracy of diagnosis and procedure coding on the INA-CBGs claim amounts at one government hospital in South Jakarta. \u0000Methods: This observational study was conducted through medical record review during the period of November 2017 and in-depth interview involved 7 informants consist of hospital management, coders, responsible physicians and hospital verifiers. Re-coding was carried out by standar coder and the results were compared with hospital coders outcome. Content analysis was used to analyze the data. \u0000Results: The review of 105 medical record found incomplete documentation for supporting medical examination variable (12.2%), inconsistency documentation of secondary diagnoses were the highest, at 68.6% and the most frequent for inaccurate coding was primary diagnoses at 21.9%. The claims generated by hospital coders are lower than standard coder by an average 4%. The indepth interview revealed low physicians compliance on the documentation standard procedure and lack of coding training for physician. The process of the documentation practice was still delegated to the reside","PeriodicalId":30666,"journal":{"name":"Health Science Journal of Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49486083","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 6
The prediction of Influenza A/H3N2 Vaccine Efficacy using samples obtained from Indonesian Hajj pilgrims in 2013 使用2013年印尼朝觐朝圣者样本预测甲型流感/H3N2疫苗效力
Pub Date : 2018-10-19 DOI: 10.22435/HSJI.V9I1.461
A. Agustiningsih, K. Puspa, H. D. Ikawati, Eka Pratiwi, R. Ramadhany, rene Lorinda Indalao, K. Pangesti
Abstrak Latar Belakang: Vaksinasi merupakan salah satu cara efektif dalam mengontrol dan mengurangi beban penyakit yang disebabkan oleh Influenza. Akan tetapi, efikasi vaksin bisa bervariasi jika strain yang digunakan untuk vaksin berbeda dengan strain yang bersirkulasi di dunia. Hal ini menunjukan pentingnya melakukan analisa prediksi efikasi vaksin. Pada studi ini, prediksi efikasi vaksin Influenza A/H3N2 dilakukan berdasarkan perhitungan antigenic distance strain vaksin WHO dengan virus influenza yang berasal dari jemaah Haj iIndonesia pada tahun 2013. Metode: Sekuensing gen HA dilakukan terhadap dua sampel tersimpan yang terkonfirmasi positif Influenza A/ H3N2 yang berasal dari jemaah Haji Indonesia tahun 2013. Pepitope Calculator digunakan untuk menghitung antigenic distance dari dua strain virus influenza dan dilanjutkan dengan perhitungan Pepitope value. Vaksin strain yang direkomendasikan oleh WHO; A/Texas/50/2012, A/Switzerland/9715293/2013, A/HongKong/4801/2014 dan dua virus yang diambil dari jemaah Haji Indonesia pada tahun 2013 dianalisa pada studi ini. Hasil: Prediksi efikasi vaksin yang direkomendasikan WHO tahun 2013 (A/Texas/50/2012) dengan sampel yang berasal dari jemaah Haji Indonesia tahun 2013 menunjukkan hasil lebih rendah dibandingkan dengan strain vaksin untuk musim flu pada tahun selanjutnya. Hasil ini sesuai dengan hasil analisis filogenetik dan perbandingan asam amino dimana sampel pada studi ini berkerabat lebih dekat dengan strain vaksin untuk musim flu selanjutnya dengan perbedaan asam amino yang lebih sedikit di bagian epitope protein HA dibandingkan dengan vaksin tahun 2013. Kesimpulan: Perhitungan efikasi vaksin menggunakan antigenic distance antara strain vaksin WHO dan virus yang menginfeksi jemaah haji Indonesia pada tahun 2013 menunjukkan hasil yang rendah. (Health Science Journal of Indonesia 2018;9(1):1-7) Keywords: Efikasi vaksin, Influenza A/H3N2, jemaah Haji, Indonesia Abstract Background: Influenza vaccination is an effective approach to control and reduce the disease burden of influenza viruses. However, the efficacy of influenza vaccine varies every year due to the different antigenic distance between vaccine and the circulating influenza strains globally and therefore necessitates the study of vaccine efficacy (VE). This study describes the prediction of Influenza A/H3N2 VE based on antigenic distances WHO vaccine strains and the virus obtained from Indonesian Hajj pilgrims in 2013. Methods: Coding between Sequence of HA gene of Influenza A/H3N2 virus was obtained from archival samples of Indonesian Hajj Pilgrims in 2013. Pepitope value calculation using Pepitope Calculator to measure the antigenic distance of HA sequences of two influenza strains was implemented. The HA sequences of WHO vaccine strains: A/ Texas/50/2012, A/Switzerland/9715293/2013, A/HongKong/4801/2014 and two influenza viruses from Indonesian Hajj pilgrims in 2013 were analyzed. Results: This study predicted that influenza v
背景摘要:接种疫苗是控制和减轻流感疾病负担的有效途径之一。然而,如果用于疫苗的菌株与世界上流行的菌株不同,疫苗的效力可能会有所不同。它表明了分析疫苗效力预测的重要性。在本研究中,对A/H3N2流感疫苗效力的预测是基于2013年世界卫生组织使用来自印度尼西亚哈吉的流感病毒的抗原距离株疫苗的计算。方法:对2013年印尼哈吉语翻译的两份已确认为甲型H3N2流感阳性的储存样本进行HA基因序列分析。Pepitope计算器用于计算两种流感病毒株的抗原距离,并进行Pepitape值计算。世界卫生组织推荐的毒株疫苗;本研究分析了A/Texas/50/2012、A/Switzerland/9715239/2013、A/neneneba香港/4801/2014和2013年从印度尼西亚哈吉博物馆采集的两种病毒。结果:世界卫生组织2013年(A/Texas/50/2012)对2013年印度尼西亚哈吉博物馆样本的疫苗效力预测显示,结果低于下一年的疫苗株。结果与系统发育分析和氨基酸比较一致,本研究中的样本与下一个流感季节的疫苗株关系更密切,与2013年的疫苗相比,HA蛋白表位的氨基酸差异较小。结论:利用世界卫生组织毒株疫苗与2013年印尼痛风病毒感染者的抗原距离计算疫苗效力的结果较低。(《印度尼西亚卫生科学杂志》2018;9(1):1-7)关键词:Efikasi疫苗,A/H3N2型流感,印度尼西亚哈吉岛摘要背景:流感疫苗接种是控制和减轻流感病毒疾病负担的有效方法。然而,由于疫苗与全球流行的流感毒株之间的抗原距离不同,流感疫苗的效力每年都有所不同,因此需要对疫苗效力进行研究。本研究描述了根据世界卫生组织疫苗株和2013年从印度尼西亚朝觐朝圣者获得的病毒的抗原距离预测A/H3N2 VE流感。方法:从2013年印尼朝觐朝圣者的档案样本中获得A/H3N2型流感病毒HA基因的序列编码。使用Pepitope计算器计算两种流感毒株HA序列的抗原距离。分析了世界卫生组织疫苗株A/Texas/50/2012、A/Switzerland/9715239/2013、A/HongKong/4801/2014的HA序列和2013年来自印尼朝觐者的两种流感病毒。结果:本研究预测世界卫生组织推荐的2013年流感疫苗株(A/Texas/50/2012)对2013年从印尼朝觐者处获得的流感病毒的效力较低,而对次年推荐的疫苗株的效力较高。这一结果符合系统发育分析和氨基酸差异,其中本研究中的样本在接下来的几年中与疫苗株分组在一起,并且与2013年的疫苗株相比,HA蛋白表位的氨基酸差异较小。结论:通过测量世界卫生组织疫苗株与2013年采集的印尼朝觐朝圣者之间的抗原距离来预测VE被认为是低的。(《印度尼西亚健康科学杂志》2018;9(1):1-7)关键词:疫苗效力,A/H3N2流感病毒,朝觐,印度尼西亚
{"title":"The prediction of Influenza A/H3N2 Vaccine Efficacy using samples obtained from Indonesian Hajj pilgrims in 2013","authors":"A. Agustiningsih, K. Puspa, H. D. Ikawati, Eka Pratiwi, R. Ramadhany, rene Lorinda Indalao, K. Pangesti","doi":"10.22435/HSJI.V9I1.461","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/HSJI.V9I1.461","url":null,"abstract":"Abstrak \u0000Latar Belakang: Vaksinasi merupakan salah satu cara efektif dalam mengontrol dan mengurangi beban penyakit yang disebabkan oleh Influenza. Akan tetapi, efikasi vaksin bisa bervariasi jika strain yang digunakan untuk vaksin berbeda dengan strain yang bersirkulasi di dunia. Hal ini menunjukan pentingnya melakukan analisa prediksi efikasi vaksin. Pada studi ini, prediksi efikasi vaksin Influenza A/H3N2 dilakukan berdasarkan perhitungan antigenic distance strain vaksin WHO dengan virus influenza yang berasal dari jemaah Haj iIndonesia pada tahun 2013. \u0000Metode: Sekuensing gen HA dilakukan terhadap dua sampel tersimpan yang terkonfirmasi positif Influenza A/ H3N2 yang berasal dari jemaah Haji Indonesia tahun 2013. Pepitope Calculator digunakan untuk menghitung antigenic distance dari dua strain virus influenza dan dilanjutkan dengan perhitungan Pepitope value. Vaksin strain yang direkomendasikan oleh WHO; A/Texas/50/2012, A/Switzerland/9715293/2013, A/HongKong/4801/2014 dan dua virus yang diambil dari jemaah Haji Indonesia pada tahun 2013 dianalisa pada studi ini. \u0000Hasil: Prediksi efikasi vaksin yang direkomendasikan WHO tahun 2013 (A/Texas/50/2012) dengan sampel yang berasal dari jemaah Haji Indonesia tahun 2013 menunjukkan hasil lebih rendah dibandingkan dengan strain vaksin untuk musim flu pada tahun selanjutnya. Hasil ini sesuai dengan hasil analisis filogenetik dan perbandingan asam amino dimana sampel pada studi ini berkerabat lebih dekat dengan strain vaksin untuk musim flu selanjutnya dengan perbedaan asam amino yang lebih sedikit di bagian epitope protein HA dibandingkan dengan vaksin tahun 2013. \u0000Kesimpulan: Perhitungan efikasi vaksin menggunakan antigenic distance antara strain vaksin WHO dan virus yang menginfeksi jemaah haji Indonesia pada tahun 2013 menunjukkan hasil yang rendah. (Health Science Journal of Indonesia 2018;9(1):1-7) \u0000Keywords: Efikasi vaksin, Influenza A/H3N2, jemaah Haji, Indonesia \u0000Abstract \u0000Background: Influenza vaccination is an effective approach to control and reduce the disease burden of influenza viruses. However, the efficacy of influenza vaccine varies every year due to the different antigenic distance between vaccine and the circulating influenza strains globally and therefore necessitates the study of vaccine efficacy (VE). This study describes the prediction of Influenza A/H3N2 VE based on antigenic distances WHO vaccine strains and the virus obtained from Indonesian Hajj pilgrims in 2013. \u0000Methods: Coding between Sequence of HA gene of Influenza A/H3N2 virus was obtained from archival samples of Indonesian Hajj Pilgrims in 2013. Pepitope value calculation using Pepitope Calculator to measure the antigenic distance of HA sequences of two influenza strains was implemented. The HA sequences of WHO vaccine strains: A/ Texas/50/2012, A/Switzerland/9715293/2013, A/HongKong/4801/2014 and two influenza viruses from Indonesian Hajj pilgrims in 2013 were analyzed. \u0000Results: This study predicted that influenza v","PeriodicalId":30666,"journal":{"name":"Health Science Journal of Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49266516","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
The influence of Guided Imagery and Music (GIM) relaxation on primary school teachers’ stress 引导意象与音乐放松对小学教师压力的影响
Pub Date : 2018-10-19 DOI: 10.22435/HSJI.V9I1.463
H. Herlinah, H. Herqutanto, N. P. Adi
Abstrak Latar belakang: Stres dapat menimpa berbagai profesi dan pekerjaan. Guru sekolah dasar merupakan salah satu profesi yang rentan terhadap stres. Stres ini dapat berpengaruh terhadap kinerja guru, oleh karena itu stress harus diatasi. Salah satu cara untuk menurunkan stres adalah relaksasi dengan terapi musik. Bagian dari terapi musik adalah Guided Imagery and Music (GIM). Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh relaksasi GIM terhadap stres guru sekolah dasar negeri di kabupaten Sekadau, Kalimantan barat. Metode: 40 orang responden guru diikut sertakan dalam penelitian ini melalui cluster random sampling. Desain penelitian menggunakan metode quasi eksperiment pre-post dengan grup kontrol. Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik individu dan masa kerja, stressor kerja (menggunakan kuesioner SDS) dan stres guru (menggunakan kuesioner SCL-90). Relaksasi GIM diberikan sebanyak 5 sesi dalam waktu ±20 menit setiap sesi selama 1 minggu. Hasil: 77.5% responden memiliki tingkat stress sedang pada stressor beban pekerjaan kualitatif berlebih. Penilaian awal stress didapatkan 77.5% responden mengalami gejala psikopatologi dengan gejala terbanyak adalah obsesi-kompulsif (27.5%). Terdapat penurunan rerata stres yang bermakna pada guru SD yang mendapat relaksasi GIM dengan perbedaan mean 3.00±6.29 (p=0.046) dan peningkatan rerata stress pada kelompok kontrol -1.45±7.72 (p=0.412). Kesimpulan: Intervensi GIM berpengaruh terhadap penurunan tingkat stress pada guru SD yang menjalani relaksasi GIM. (Health Science Journal of Indonesia 2018;9(1):45-50) Kata kunci: Relaksasi GIM, Stres guru, Guru sekolah dasar Abstract Background: Stress is a common hazard in a lot of professions and occupation. Primary school teachers are one of the most vulnerable profession to have stress. Stress may impact on teachers’ performance and therefore must be treated. One of the ways to alleviate stress is relaxation by musical theraphy. A part of musical theraphy is Guided Imagery and Music (GIM) relaxation. The purpose of the research is to know the influence of GIM relaxation method on stress’ level of primary school teachers in district Sekadau, West Kalimantan. Methods: 40 teachers participated in this research and were chosen by cluster random sampling method. The study design was pre-post quasi experiment with control group. The collected data included respondents’ individual characteristics and length-of-employment, work stressors (using SDS questionnaire) and teachers’ stress (using SCL-90 questionnaire). GIM relaxation method was provided in 5 sessions where conducted for 20 minutes during the period of one week. Results: 77.5% of respondents have medium stress levels, which were excessive qualitative workloads stressors. In early stress assessment, 77.5% respondent showed psychopatology symptoms, where the most frequent symptom was obsessive-compulsive (27.5%). There was a significant decrease in stress level in primary school teachers who received the GI
背景摘要:压力会影响各种职业和工作。小学教师是最容易受到压力的职业之一。这种压力会影响老师的表现,所以必须克服压力。减轻压力的一种方法是通过音乐疗法来放松。音乐治疗的一部分是引导图像和音乐(GIM)。本研究旨在了解GIM复发对西加里曼丹首府Sekadau小学教师压力的影响。方法:采用随机整群抽样的方法对40名教师进行调查。研究设计采用前后准实验方法,对照组。收集的数据包括个人特征和工作时间、工作压力(使用SDS系数)和教师压力(使用SCL-90系数)。GIM复发在每次治疗的±20分钟内进行5次治疗,持续1周。结果:77.5%的受访者有压力水平,而压力源使定性工作过载。最初的压力评估实现了77.5%的应答者经历了精神病症状,其中症状最高的是强迫症(27.5%)。压力链减少意味着SD教师复发GIM,平均差异为3.00±6.29(p=0.046),对照组的压力链增加-145±7.72(p=0.0412)。结论:GIM干预影响了GIM的减少正在接受GIM放松的SD老师的压力水平。(《印度尼西亚健康科学杂志》2018;9(1):45-50)关键词:Relaksasi GIM,压力大师,guru sekolah dasar摘要背景:压力是许多职业和职业中常见的危险。小学教师是最容易承受压力的职业之一。压力可能会影响教师的表现,因此必须加以治疗。缓解压力的方法之一是通过音乐疗法来放松。音乐治疗的一部分是引导图像和音乐(GIM)放松。本研究旨在了解GIM放松方法对西加里曼丹Sekadau地区小学教师压力水平的影响。方法:采用整群随机抽样方法抽取40名教师参加本研究。研究设计为对照组的前后准实验。所收集的数据包括受访者的个人特征和工作时间、工作压力源(使用SDS问卷)和教师压力(使用SCL-90问卷)。GIM放松方法分5次提供,在一周内进行20分钟。结果:77.5%的受访者具有中等压力水平,这是过度的定性工作量压力源。在早期压力评估中,77.5%的受访者表现出心理病理症状,结论:GIM干预对降低大鼠应激水平有一定作用经过GIM放松的小学教师。(《印度尼西亚健康科学杂志》2018;9(1):45-50)关键词:GIM放松,教师压力,小学教师
{"title":"The influence of Guided Imagery and Music (GIM) relaxation on primary school teachers’ stress","authors":"H. Herlinah, H. Herqutanto, N. P. Adi","doi":"10.22435/HSJI.V9I1.463","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/HSJI.V9I1.463","url":null,"abstract":"Abstrak \u0000Latar belakang: Stres dapat menimpa berbagai profesi dan pekerjaan. Guru sekolah dasar merupakan salah satu profesi yang rentan terhadap stres. Stres ini dapat berpengaruh terhadap kinerja guru, oleh karena itu stress harus diatasi. Salah satu cara untuk menurunkan stres adalah relaksasi dengan terapi musik. Bagian dari terapi musik adalah Guided Imagery and Music (GIM). Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh relaksasi GIM terhadap stres guru sekolah dasar negeri di kabupaten Sekadau, Kalimantan barat. \u0000Metode: 40 orang responden guru diikut sertakan dalam penelitian ini melalui cluster random sampling. Desain penelitian menggunakan metode quasi eksperiment pre-post dengan grup kontrol. Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik individu dan masa kerja, stressor kerja (menggunakan kuesioner SDS) dan stres guru (menggunakan kuesioner SCL-90). Relaksasi GIM diberikan sebanyak 5 sesi dalam waktu ±20 menit setiap sesi selama 1 minggu. \u0000Hasil: 77.5% responden memiliki tingkat stress sedang pada stressor beban pekerjaan kualitatif berlebih. Penilaian awal stress didapatkan 77.5% responden mengalami gejala psikopatologi dengan gejala terbanyak adalah obsesi-kompulsif (27.5%). Terdapat penurunan rerata stres yang bermakna pada guru SD yang mendapat relaksasi GIM dengan perbedaan mean 3.00±6.29 (p=0.046) dan peningkatan rerata stress pada kelompok kontrol -1.45±7.72 (p=0.412). \u0000Kesimpulan: Intervensi GIM berpengaruh terhadap penurunan tingkat stress pada guru SD yang menjalani relaksasi GIM. (Health Science Journal of Indonesia 2018;9(1):45-50) \u0000Kata kunci: Relaksasi GIM, Stres guru, Guru sekolah dasar \u0000Abstract \u0000Background: Stress is a common hazard in a lot of professions and occupation. Primary school teachers are one of the most vulnerable profession to have stress. Stress may impact on teachers’ performance and therefore must be treated. One of the ways to alleviate stress is relaxation by musical theraphy. A part of musical theraphy is Guided Imagery and Music (GIM) relaxation. The purpose of the research is to know the influence of GIM relaxation method on stress’ level of primary school teachers in district Sekadau, West Kalimantan. \u0000Methods: 40 teachers participated in this research and were chosen by cluster random sampling method. The study design was pre-post quasi experiment with control group. The collected data included respondents’ individual characteristics and length-of-employment, work stressors (using SDS questionnaire) and teachers’ stress (using SCL-90 questionnaire). GIM relaxation method was provided in 5 sessions where conducted for 20 minutes during the period of one week. \u0000Results: 77.5% of respondents have medium stress levels, which were excessive qualitative workloads stressors. In early stress assessment, 77.5% respondent showed psychopatology symptoms, where the most frequent symptom was obsessive-compulsive (27.5%). There was a significant decrease in stress level in primary school teachers who received the GI","PeriodicalId":30666,"journal":{"name":"Health Science Journal of Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47116947","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
The risk factors of Chronic Kidney Disease in type 2 Diabetes Mellitus 2型糖尿病并发慢性肾脏疾病的危险因素
Pub Date : 2018-10-15 DOI: 10.22435/HSJI.V9I1.474
Manaor F. L. Napitupulu, Melita Sari, S. S. Ayutthaya
Latar belakang: Penderita Diabetes melitus (DM) yang tidak ditangani dengan baik akan menimbulkankomplikasi Nefropati Diabetika sebagai penyebab utama dari Gagal Ginjal terminal. Tujuan penelitian iniadalah untuk menentukan faktor risiko Gagal Ginjal pada pasien DM tipe 2. Metode: Desain penelitian ini adalah potong lintang yang meneliti faktor risiko Gagal Ginjal pada pasienrawat jalan DM tipe 2 di bagian penyakit dalam RSUD kota Bekasi mulai tanggal 01 September 2015sampai dengan 30 September 2015. Data primer dikumpulkan melalui kuesioner terstruktur. Sampeldalam penelitian ini berjumlah 246 purposive individual sampling (107 pria dan 139 wanita). Analisisdata mempergunakan SPSS versi 21 dan EPISTAT versi 3.3 Hasil: Faktor risiko gagal ginjal yang terkait dengan perjalanan penyakit DM tipe 2 adalah: umur saatdidiagnosis DM 36-54 tahun (ORa=2.41; p=0.01); menderita DM 6-10 tahun dan lebih dari 10 tahunsetelah didiagnosis (ORa=4.30; p=0.000 vs ORa=18.54; p=0.000). Dibandingkan dengan kadar glukosadarah awal 201-300 mg/dl, responden dengan kadar gula darah awal 401-500 mg/dl dan lebih dari 500mg/dl masing-masing berisiko Gagal Ginjal 5.63 kali dan 11.11 kali (p=0.000 vs p=0.000). Kadar glukosadarah tertinggi >500 mg/dl berisiko Gagal Ginjal 5.86 kali dibandingkan dengan 201-300 mg/dl (p=0.000). Kesimpulan: Usia pada saat didiagnosis DM, lamanya menderita DM setelah didiagnosis, kadar glukosadarah awal dan kadar glukosa darah tertinggi >500 mg/dl merupakan faktor-faktor risiko Gagal Ginjal Kata kunci: Faktor risiko, progresi DM tipe 2, Gagal Ginjal AbstractBackground: A condition when Diabetes Mellitus patients does not get an adequate medical treatment,will cause Diabetic Nephropathy, which is a major cause of a terminal Chronic Kidney Disease (CKD).The objective of this study is to determine risk factors of CKD in patients with type 2 DM. Methods: Design of this study was a cross sectional, that investigated risk factors of CKD in outpatientswho suffered type 2 DM at Department of Internal Medicine of Bekasi General Hospital from the 1st ofSeptember to the 30th of September, 2015. Primary data was collected through structured questionnaires.Sample in this study was 246 purposive individual sampling (107 male and 139 female). The data analysisused SPSS version 21 and EPISTAT version 3.3. Results: The risk factors of CKD related to progressive of Diabetes Mellitus type 2 disease were: age atfirst diagnosed of DM 36-54 years (ORa=2.41; p=0.01), suffering DM 6-10 years and more than 10 yearsafter being diagnosed (ORa=4.30; p=0.000 vs ORa= 18.54; p=0.000 ). Referring to initial blood glucoselevels of 201-300 mg/dl, the respondents with initial blood glucose levels of 401-500 mg/dl and more than500 mg/dl had the risk of CKD 5.63 times and 11.11 times respectively (p=0.000 vs p=0.000). The highestblood glucose levels >500 mg/dl had the risk of CKD 5.86 times compared with 201-300 mg/dl (p=0.000). Conclusion: Age at first diagnosed of DM, durati
背景:过度的糖尿病疼痛(DM)如果处理不好,会导致糖尿病肾病并发症,这是导致终末期肾功能衰竭的主要原因。本研究的目的是确定2型糖尿病患者肾功能衰竭的危险因素。方法:本研究设计是一个横断面,调查2015年9月1日至9月30日期间贝卡西RSUD市2型糖尿病道路患者的危险因素Failure Ginjal。通过结构化衔接收集的主要数据。样本包括246个有目的的个人样本(107名男性和139名女性)。使用SPSS版本21和EPISTAT版本3.3进行分析结果:与2型糖尿病旅行相关的肾衰竭危险因素为:诊断为糖尿病的年龄为36-54岁(ORa=2.41;p=0.01);诊断为6-10岁和10年以上的糖尿病(ORa=4.30;p=0.000 vs ORa=18.54;p=0.000)。(p=0.000与p=0.000)。-早期血糖和血糖>500mg/dl是风险因素牙龈衰竭关键词:风险因素,2型糖尿病的进展,牙龈衰竭摘要背景:糖尿病患者得不到充分的药物治疗,会导致糖尿病肾病,本研究的目的是确定2型糖尿病患者CKD的危险因素。方法:本研究采用横断面设计,调查了9月1日至9月30日在贝卡西综合医院内科就诊的2型糖尿病门诊患者的CKD危险因素,2015主要数据是通过结构化问卷收集的。本研究中的样本为246个有目的的个体样本(107名男性和139名女性)。数据分析采用SPSS版本21和EPISTAT版本3.3。结果:CKD与2型糖尿病进展相关的危险因素为:首次诊断为糖尿病的年龄为36-54岁(ORa=2.41;p=0.01),患有糖尿病的年龄在6-10岁,诊断后10年以上(ORa=4.30;p=0.000 vs ORa=18.54;p=0.000)。参考201-300 mg/dl的初始血糖水平,初始血糖水平为401-500 mg/dl和超过500 mg/dl的受访者患CKD的风险分别为5.63倍和11.11倍(p=0.000 vs p=0.000)。诊断后糖尿病的持续时间、初始血糖水平和最高血糖水平>500 mg/dl是CKD的危险因素。关键词:危险因素,2型糖尿病的进展,CKD
{"title":"The risk factors of Chronic Kidney Disease in type 2 Diabetes Mellitus","authors":"Manaor F. L. Napitupulu, Melita Sari, S. S. Ayutthaya","doi":"10.22435/HSJI.V9I1.474","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/HSJI.V9I1.474","url":null,"abstract":"Latar belakang: Penderita Diabetes melitus (DM) yang tidak ditangani dengan baik akan menimbulkankomplikasi Nefropati Diabetika sebagai penyebab utama dari Gagal Ginjal terminal. Tujuan penelitian iniadalah untuk menentukan faktor risiko Gagal Ginjal pada pasien DM tipe 2. \u0000Metode: Desain penelitian ini adalah potong lintang yang meneliti faktor risiko Gagal Ginjal pada pasienrawat jalan DM tipe 2 di bagian penyakit dalam RSUD kota Bekasi mulai tanggal 01 September 2015sampai dengan 30 September 2015. Data primer dikumpulkan melalui kuesioner terstruktur. Sampeldalam penelitian ini berjumlah 246 purposive individual sampling (107 pria dan 139 wanita). Analisisdata mempergunakan SPSS versi 21 dan EPISTAT versi 3.3 \u0000Hasil: Faktor risiko gagal ginjal yang terkait dengan perjalanan penyakit DM tipe 2 adalah: umur saatdidiagnosis DM 36-54 tahun (ORa=2.41; p=0.01); menderita DM 6-10 tahun dan lebih dari 10 tahunsetelah didiagnosis (ORa=4.30; p=0.000 vs ORa=18.54; p=0.000). Dibandingkan dengan kadar glukosadarah awal 201-300 mg/dl, responden dengan kadar gula darah awal 401-500 mg/dl dan lebih dari 500mg/dl masing-masing berisiko Gagal Ginjal 5.63 kali dan 11.11 kali (p=0.000 vs p=0.000). Kadar glukosadarah tertinggi >500 mg/dl berisiko Gagal Ginjal 5.86 kali dibandingkan dengan 201-300 mg/dl (p=0.000). \u0000Kesimpulan: Usia pada saat didiagnosis DM, lamanya menderita DM setelah didiagnosis, kadar glukosadarah awal dan kadar glukosa darah tertinggi >500 mg/dl merupakan faktor-faktor risiko Gagal Ginjal \u0000Kata kunci: Faktor risiko, progresi DM tipe 2, Gagal Ginjal \u0000AbstractBackground: A condition when Diabetes Mellitus patients does not get an adequate medical treatment,will cause Diabetic Nephropathy, which is a major cause of a terminal Chronic Kidney Disease (CKD).The objective of this study is to determine risk factors of CKD in patients with type 2 DM. \u0000Methods: Design of this study was a cross sectional, that investigated risk factors of CKD in outpatientswho suffered type 2 DM at Department of Internal Medicine of Bekasi General Hospital from the 1st ofSeptember to the 30th of September, 2015. Primary data was collected through structured questionnaires.Sample in this study was 246 purposive individual sampling (107 male and 139 female). The data analysisused SPSS version 21 and EPISTAT version 3.3. \u0000Results: The risk factors of CKD related to progressive of Diabetes Mellitus type 2 disease were: age atfirst diagnosed of DM 36-54 years (ORa=2.41; p=0.01), suffering DM 6-10 years and more than 10 yearsafter being diagnosed (ORa=4.30; p=0.000 vs ORa= 18.54; p=0.000 ). Referring to initial blood glucoselevels of 201-300 mg/dl, the respondents with initial blood glucose levels of 401-500 mg/dl and more than500 mg/dl had the risk of CKD 5.63 times and 11.11 times respectively (p=0.000 vs p=0.000). The highestblood glucose levels >500 mg/dl had the risk of CKD 5.86 times compared with 201-300 mg/dl (p=0.000). \u0000Conclusion: Age at first diagnosed of DM, durati","PeriodicalId":30666,"journal":{"name":"Health Science Journal of Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46052907","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Molecular Detection Mutation of rpoB Gene Mycobacterium leprae in Relapse and Default of Leprosy Patient in Jayapura City, Papua 巴布亚查亚普拉市麻风患者复发和发病中麻风分枝杆菌rpoB基因的分子检测突变
Pub Date : 2018-10-15 DOI: 10.22435/HSJI.V9I1.462
Y. Maladan, C. S. Lestari, R. Tanjung, Vatim Dwi Cahyani, Muhammad Fajri Rokhmad
Abstrak Latar belakang: Lepra masih menjadi masalah kesehatan di Papua terutama di Kota Jayapura.Banyaknya kasus relaps dan default juga menjadi tantangan dalam eliminasi lepra di Jayapura. Kasusrelaps dan riwayat default pada beberapa penelitian berkaitan dengan resistensi terhadap multi drugtreatment (MDT). Tujuan penelitian ini adalah mendeteksi keberadaan mutasi gen rpoB M. leprae padapasien relaps, default dan pasein yang kurang peka terhadap terapi MDT di Kota Jayapura. Metode: Sampel diperoleh dari pasien yang terdiagnosis lepra dengan kriteria pasien relaps, default danpasien yang terus bergejala setelah terapi MDT sebanyak 34 sampel. Sampel diambil dalam bentuk insisikulit (skin silt) daun telinga. DNA diekstraksi dengan menggunakan kit Qiagen. Gen rpoB diamplifikasimelalui teknik PCR dan analisis nukleotida dilakukan melalui sekuensing. Analisis mutasi dilakukanmelalui BLAST dengan basis data GenBank. Hasil: Sebanyak 34 sampel yang diperiksa, 9 diantaranya positif BTA sedangkan 25 yang lainnya negatifBTA. Pada hasil PCR, sampel yang berhasil teramplifikasi sebanyak 31 sampel, dan 3 sampel tidakteramplifikasi. Hasil BLAST menunjukkan bahwa tidak ditemukan adanya mutasi pada gen rpoB yangdapat menyebabkan resistensi terhadap rifampisin. Kesimpulan: Kesimpulan dari penelitian ini adalah gen rpoB Mycobacterium leprae asal Jayapuratidak mengandung mutasi yang dapat menyebabkan terjadinya resistensi terhadap rifampisin. Dengandemikian rifampisin masih sensitif untuk pengobatan lepra di Kota Jayapura. Kata kunci: Lepra, gen rpoB, rifampisin, Mycobacterium leprae. AbstractBackground: Leprosy remains a prominent health problem in Papua especially in Jayapura City. Numerouscases of relapse and default are also challenges in leprosy elimination in Jayapura. Studies in Relapsecases and history of defaults revealed some resistance related to multi-drug treatment (MDT). The purposeof this study was to detect the presence of mutation in rpoB M. leprae gene in patient relapse, default andpatients who are less sensitive to MDT therapy in Jayapura City. Method: Samples were obtained from patients diagnosed with leprosy with criteria of relapse, defaultand symptomatic patients after receiving MDT therapy. A total of 34 samples were taken in the form ofskin incision (skin silt) of the earlobe. DNA was extracted using Qiagen kit. rpoB gene from extractedDNA was amplified through PCR method followed by nucleotide sequences. Analysis of mutation waselaborated using BLAST according to GenBank database. Result: 34 samples were examined, and 9 were positive for Ziehl-Neelsen (ZN)staining, while the 25 werenegative. In the PCR results, the samples that successfully amplified were 31 samples, and 3 samples werenot amplified. The results of BLAST indicated that no mutations in the rpoB gene found in which able toinitiate resistance to rifampicin. Conclusion: The conclusion of this study is the rpoB Mycobacterium leprae gene from Jayapura did notcontain any
背景摘要:莱普拉仍然是巴布亚的一个健康问题,尤其是在查亚普拉。一些研究中与多药耐药性(MDT)相关的病例复发和病史。本研究的目的是检测查亚普拉市复发、默认和对MDT治疗不太敏感的患者中rpoB麻风杆菌基因突变的存在。方法:从符合复发标准的麻风患者、默认患者和继续接受MDT治疗的患者中获取多达34份样本。以皮肤淤泥形式采集的样本。使用Qiagen试剂盒提取DNA。rpoB基因通过PCR技术进行复制,核苷酸分析通过序列进行。通过BLAST和GenBank数据库进行突变分析。结果:共检测34份样本,其中9份BTA阳性,25份BTA阴性。在PCR结果中,成功的样本为31个简化样本,3个未扩增样本。BLAST结果显示,没有发现rpoB基因突变导致对利福平的耐药性。结论:本研究的结论是,原始rpoB麻风分枝杆菌基因Jayapuratis不包含可引起对利福平耐药性的突变。考虑到利福平对查亚普拉市的麻风病治疗仍然敏感。关键词:麻风,rpoB基因,利福平,麻风分枝杆菌。背景:麻风病仍然是巴布亚特别是查亚普拉市的一个突出健康问题。在查亚普拉消除麻风病的工作中,复发和违约的人数也很高。对复发病例和违约史的研究揭示了一些与多种药物治疗(MDT)有关的耐药性。本研究的目的是检测查亚普拉市复发、违约和对MDT治疗不太敏感的患者中rpoB麻风杆菌基因突变的存在。方法:从接受MDT治疗后以复发、失职和有症状为标准的麻风患者中获取样本。以耳垂皮肤切口(皮肤淤泥)的形式总共采集了34个样本。使用Qiagen试剂盒提取DNA。从提取的DNA中提取rpoB基因,用聚合酶链式反应(PCR)法进行扩增,然后进行核苷酸序列分析。根据GenBank数据库,使用BLAST对突变进行了详细分析。结果:共检测34份标本,其中Ziehl-Neelsen(ZN)染色阳性9份,阴性25份。在PCR结果中,成功扩增的样本为31个样本,未扩增的样本有3个。BLAST结果表明,在rpoB基因中未发现能够引发对利福平耐药性的突变。结论:本研究的结论是,来自查亚普拉的rpoB麻风分枝杆菌基因不包含任何可能引发对利福平耐药性的突变。因此,在查亚普拉市,利福平对麻风病治疗仍然敏感。关键词:麻风,rpoB基因,利福平,麻风分枝杆菌
{"title":"Molecular Detection Mutation of rpoB Gene Mycobacterium leprae in Relapse and Default of Leprosy Patient in Jayapura City, Papua","authors":"Y. Maladan, C. S. Lestari, R. Tanjung, Vatim Dwi Cahyani, Muhammad Fajri Rokhmad","doi":"10.22435/HSJI.V9I1.462","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/HSJI.V9I1.462","url":null,"abstract":"Abstrak \u0000Latar belakang: Lepra masih menjadi masalah kesehatan di Papua terutama di Kota Jayapura.Banyaknya kasus relaps dan default juga menjadi tantangan dalam eliminasi lepra di Jayapura. Kasusrelaps dan riwayat default pada beberapa penelitian berkaitan dengan resistensi terhadap multi drugtreatment (MDT). Tujuan penelitian ini adalah mendeteksi keberadaan mutasi gen rpoB M. leprae padapasien relaps, default dan pasein yang kurang peka terhadap terapi MDT di Kota Jayapura. \u0000Metode: Sampel diperoleh dari pasien yang terdiagnosis lepra dengan kriteria pasien relaps, default danpasien yang terus bergejala setelah terapi MDT sebanyak 34 sampel. Sampel diambil dalam bentuk insisikulit (skin silt) daun telinga. DNA diekstraksi dengan menggunakan kit Qiagen. Gen rpoB diamplifikasimelalui teknik PCR dan analisis nukleotida dilakukan melalui sekuensing. Analisis mutasi dilakukanmelalui BLAST dengan basis data GenBank. \u0000Hasil: Sebanyak 34 sampel yang diperiksa, 9 diantaranya positif BTA sedangkan 25 yang lainnya negatifBTA. Pada hasil PCR, sampel yang berhasil teramplifikasi sebanyak 31 sampel, dan 3 sampel tidakteramplifikasi. Hasil BLAST menunjukkan bahwa tidak ditemukan adanya mutasi pada gen rpoB yangdapat menyebabkan resistensi terhadap rifampisin. \u0000Kesimpulan: Kesimpulan dari penelitian ini adalah gen rpoB Mycobacterium leprae asal Jayapuratidak mengandung mutasi yang dapat menyebabkan terjadinya resistensi terhadap rifampisin. Dengandemikian rifampisin masih sensitif untuk pengobatan lepra di Kota Jayapura. \u0000Kata kunci: Lepra, gen rpoB, rifampisin, Mycobacterium leprae. \u0000AbstractBackground: Leprosy remains a prominent health problem in Papua especially in Jayapura City. Numerouscases of relapse and default are also challenges in leprosy elimination in Jayapura. Studies in Relapsecases and history of defaults revealed some resistance related to multi-drug treatment (MDT). The purposeof this study was to detect the presence of mutation in rpoB M. leprae gene in patient relapse, default andpatients who are less sensitive to MDT therapy in Jayapura City. \u0000Method: Samples were obtained from patients diagnosed with leprosy with criteria of relapse, defaultand symptomatic patients after receiving MDT therapy. A total of 34 samples were taken in the form ofskin incision (skin silt) of the earlobe. DNA was extracted using Qiagen kit. rpoB gene from extractedDNA was amplified through PCR method followed by nucleotide sequences. Analysis of mutation waselaborated using BLAST according to GenBank database. \u0000Result: 34 samples were examined, and 9 were positive for Ziehl-Neelsen (ZN)staining, while the 25 werenegative. In the PCR results, the samples that successfully amplified were 31 samples, and 3 samples werenot amplified. The results of BLAST indicated that no mutations in the rpoB gene found in which able toinitiate resistance to rifampicin. \u0000Conclusion: The conclusion of this study is the rpoB Mycobacterium leprae gene from Jayapura did notcontain any","PeriodicalId":30666,"journal":{"name":"Health Science Journal of Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43306254","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
The The relationship between IL-6 and CRP with Sarcopenia in indigenous elderly population at Pedawa Village, Buleleng, Bali, Indonesia IL-6和CRP与印尼巴厘岛布莱伦佩达瓦村土著老年人肌肉减少症的关系
Pub Date : 2018-10-15 DOI: 10.22435/HSJI.V9I1.467
Suka Aryana, A. Lestari, I. Putrawan, N. Purnami, I. Astika, R. Kuswardhani
Abstrak Latar belakang: Sarkopenia adalah sindrom yang ditandai dengan penurunan massa otot disertai penurunan kekuatan otot dan atau fungsi otot. Stres oksidatif dan proses inflamasi dikenal sebagai faktor pemicu untuk sarkopenia dengan melepaskan rangsangan katabolik interleukin-6 (IL-6) dan protein C-reaktif (CRP). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan hubungan antara IL-6 dan kadar CRP terhadap parameter sarkopenia seperti massa otot, kekuatan pegangan, dan kecepatan berjalan. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional analitik yang dilakukan di Desa Pedawa, Kabupaten Buleleng, Bali pada bulan Agustus 2016. Sekitar 79 responden berusia ≥ 60 tahun menggunakan teknik sampling acak stratifikasi. Variabel yang dinilai yaitu parameter sarkopenia (massa otot, kekuatan pegangan, dan kecepatan berjalan) termasuk IMT, serta IL-6 dan pemeriksaan tingkat CRP. Uji korelasi spearman dan parsial digunakan untuk menilai korelasi antara parameter IL-6, CRP, dan sarkopenia. Hasil: Kadar IL-6 dan CRP tidak berkorelasi signifikan dengan tiga parameter sarkopenia. Kadar CRP berkorelasi dengan IL-6 (r = 0.37; p = 0.001) dan IMT (r = 0.29; p = 0.009). Pada kelompok pria, IL-6  hanya berkorelasi dengan CRP (r = 0.40; p = 0.011). Sedangkan pada kelompok wanita, IL-6 berkolerasi dengan CRP (r = 0.38; p = 0.017), kecepatan berjalan (r = 0.33; p = 0.037) serta CRP berkorelasi dengan IMT (r = 0.32; p = 0.049) dan massa otot total (r = -0.32; p = 0.043).  Setelah penyesuaian untuk variabel IMT, IL-6 berkorelasi dengan CRP (r = 0.43; p = 0,001) dan massa otot total (r = -0.25; p = 0.026) serta secara signifikan berkorelasi pada kelompok kurus (IMT<18.5 kg/m2) (r = -0.50; p = 0.026). CRP tidak berkorelasi secara signifikan dengan tiga parameter sarkopenia pada uji spearman, korelasi parsial, dan uji korelasi spesifik spearman berdasarkan pada kelompok IMT. Kesimpulan: Kadar IL-6 berhubungan dengan penurunan massa otot total pada keseluruhan lansia desa Pedawa setelah penyesuaian variabel IMT. Kata kunci: IL-6, Protein C-Reaktif (CRP), Sarkopenia, Lanjut usia, Desa Pedawa.   Abstract  Background: Sarcopenia is a syndrome characterized by decreased muscle mass with decreased muscle strength and or muscle function. Oxidative stress and inflammatory processes are known as triggering factors for sarcopenia by releasing catabolic stimuli of interleukin-6 (IL-6) and C-reactive protein (CRP).This study aims to determine the relationship between IL-6 and CRP levels to sarcopenia parameter such as muscle mass, grip strength, and walking speed. Methods: This study was an analytic cross-sectional design conducted at Pedawa Village, Buleleng District, Bali in August 2016. About 79 respondents aged ≥ 60 years using stratified random sampling technique. The assessed variables were sarcopenia parameter (muscle mass, grip strength, and walking speed) including BMI, as well as IL-6 and CRP levels examination. Spearman and partial correlation test were used to ass
背景摘要:Sarcopenia是一种以肌肉质量下降、肌肉力量和/或肌肉功能下降为特征的综合征。氧化应激和炎症过程通过释放催化链白细胞介素-6(IL-6)和C反应蛋白(CRP)而被称为少肌症的诱导剂。本研究的目的是确定IL-6和CRP率与肌肉减少症参数(如肌肉质量、附着强度和行走速度)之间的关系。方法:本研究采用横断面分析设计,于2016年8月在巴厘岛布勒冷首府Pedawa村进行。使用随机分层抽样技术,约有79名≥60岁的应答者。评估的变量是少肌症参数(肌肉质量、力量和跑步速度),包括IMT、IL-6和CRP水平检查。精子和部分相关测试用于评估IL-6、CRP和少肌症之间的相关性。结果:IL-6和CRP的发生率与三个少肌症参数无显著相关性。CRP与IL-6(r=0.37;p=0.001)和IMT(r=0.29;p=0.009)相关。男性组IL-6仅与CRP相关(r=0.40;p=0.011)。而女性组IL-6与CRP相关,-跑步速度(r=0.33;p=0.037)和CRP与IMT(r=0.32;p=0.049)和总肌肉质量(r=-0.32;p=0.043)相关。IL-6与CRP(r=0.43;p=0.001)和总肌肉质量(r=-0.25;p=0.026)相关,与瘦组(IMT<18.5 kg/m2)显著相关(r=-0.50;p=0.026)。结论:调整IMT变量后,IL-6与整个Pedawa农村地区总肌肉质量的下降有关。关键词:IL-6,C-反应蛋白(CRP),肌萎缩,老年人,儿童村。摘要背景:Sarcopenia是一种以肌肉质量下降、肌肉力量和/或肌肉功能下降为特征的综合征。氧化应激和炎症过程通过释放白细胞介素-6(IL-6)和C反应蛋白(CRP)的分解代谢刺激而被认为是少肌症的触发因素。本研究旨在确定IL-6和CRP水平与少肌症参数(如肌肉质量、握力和步行速度)之间的关系。方法:本研究采用横断面分析设计,于2016年8月在巴厘岛布乐朗区Pedawa村进行。采用分层随机抽样技术对79名年龄≥60岁的受访者进行调查。评估的变量是少肌症参数(肌肉质量、握力和行走速度),包括BMI,以及IL-6和CRP水平检查。Spearman和偏相关检验用于评估IL-6、CRP和少肌症参数之间的相关性。结果:IL-6和CRP水平与少肌症的三个参数无显著相关性。在男性组中,IL-6仅与CRP相关(r=0.40;p=0.011)。-步行速度(r=0.33;p=0.037)和CRP与BMI(r=0.32;p=0.049)和总肌肉质量(r=-0.32;p=0.043)相关。IL-6与CRP(r=0.43;p=0.001)和总肌肉质量(r=-0.25;p=0.026)相关,在体重不足组(BMI<18.5kg/m2)中显著相关(r=-0.50;p=0.02 6)。结论:白细胞介素-6水平与Pedawa村老年人BMI调整后的总肌肉质量下降有关。关键词:IL-6,C-反应蛋白(CRP),肌萎缩,老年人,Pedawa村。
{"title":"The The relationship between IL-6 and CRP with Sarcopenia in indigenous elderly population at Pedawa Village, Buleleng, Bali, Indonesia","authors":"Suka Aryana, A. Lestari, I. Putrawan, N. Purnami, I. Astika, R. Kuswardhani","doi":"10.22435/HSJI.V9I1.467","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/HSJI.V9I1.467","url":null,"abstract":"Abstrak \u0000Latar belakang: Sarkopenia adalah sindrom yang ditandai dengan penurunan massa otot disertai penurunan kekuatan otot dan atau fungsi otot. Stres oksidatif dan proses inflamasi dikenal sebagai faktor pemicu untuk sarkopenia dengan melepaskan rangsangan katabolik interleukin-6 (IL-6) dan protein C-reaktif (CRP). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan hubungan antara IL-6 dan kadar CRP terhadap parameter sarkopenia seperti massa otot, kekuatan pegangan, dan kecepatan berjalan. \u0000Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional analitik yang dilakukan di Desa Pedawa, Kabupaten Buleleng, Bali pada bulan Agustus 2016. Sekitar 79 responden berusia ≥ 60 tahun menggunakan teknik sampling acak stratifikasi. Variabel yang dinilai yaitu parameter sarkopenia (massa otot, kekuatan pegangan, dan kecepatan berjalan) termasuk IMT, serta IL-6 dan pemeriksaan tingkat CRP. Uji korelasi spearman dan parsial digunakan untuk menilai korelasi antara parameter IL-6, CRP, dan sarkopenia. \u0000Hasil: Kadar IL-6 dan CRP tidak berkorelasi signifikan dengan tiga parameter sarkopenia. Kadar CRP berkorelasi dengan IL-6 (r = 0.37; p = 0.001) dan IMT (r = 0.29; p = 0.009). Pada kelompok pria, IL-6  hanya berkorelasi dengan CRP (r = 0.40; p = 0.011). Sedangkan pada kelompok wanita, IL-6 berkolerasi dengan CRP (r = 0.38; p = 0.017), kecepatan berjalan (r = 0.33; p = 0.037) serta CRP berkorelasi dengan IMT (r = 0.32; p = 0.049) dan massa otot total (r = -0.32; p = 0.043).  Setelah penyesuaian untuk variabel IMT, IL-6 berkorelasi dengan CRP (r = 0.43; p = 0,001) dan massa otot total (r = -0.25; p = 0.026) serta secara signifikan berkorelasi pada kelompok kurus (IMT<18.5 kg/m2) (r = -0.50; p = 0.026). CRP tidak berkorelasi secara signifikan dengan tiga parameter sarkopenia pada uji spearman, korelasi parsial, dan uji korelasi spesifik spearman berdasarkan pada kelompok IMT. \u0000Kesimpulan: Kadar IL-6 berhubungan dengan penurunan massa otot total pada keseluruhan lansia desa Pedawa setelah penyesuaian variabel IMT. \u0000Kata kunci: IL-6, Protein C-Reaktif (CRP), Sarkopenia, Lanjut usia, Desa Pedawa. \u0000  \u0000Abstract \u0000 Background: Sarcopenia is a syndrome characterized by decreased muscle mass with decreased muscle strength and or muscle function. Oxidative stress and inflammatory processes are known as triggering factors for sarcopenia by releasing catabolic stimuli of interleukin-6 (IL-6) and C-reactive protein (CRP).This study aims to determine the relationship between IL-6 and CRP levels to sarcopenia parameter such as muscle mass, grip strength, and walking speed. \u0000Methods: This study was an analytic cross-sectional design conducted at Pedawa Village, Buleleng District, Bali in August 2016. About 79 respondents aged ≥ 60 years using stratified random sampling technique. The assessed variables were sarcopenia parameter (muscle mass, grip strength, and walking speed) including BMI, as well as IL-6 and CRP levels examination. Spearman and partial correlation test were used to ass","PeriodicalId":30666,"journal":{"name":"Health Science Journal of Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48866350","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
Factors influencing HIV group counseling participation at a referral hospital in Jakarta, Indonesia 印度尼西亚雅加达一家转诊医院HIV群体咨询参与的影响因素
Pub Date : 2018-10-12 DOI: 10.22435/HSJI.V9I1.479
M. Pane, S. Maemun, Philip Bautista
Abstrak Latar Belakang: Beberapa penelitian sebelumnya memperlihatkan bahwa dukungan sosial termasuk Konseling HIV dan dukungan kelompok memiliki efek langsung terhadap kepatuhan pada pengobatan HIV. Faktor yang berpengaruh terhadap partisipasi pada konseling kelompok pasien HIV di Indonesia belum diketahui. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui partisipasi pasien HIV pada konseling kelompok di Rumah Sakit Penyakit Infeksi-Sulianti Saroso, Jakarta Utara. Faktor demografi dan klinis pada pasien HIV diduga berhubungan dengan partisipasi dalam konseling kelompok. Metode: Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli – Oktober 2013 menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi potong lintang. Pasien HIV yang menggunakan anti retroviral sebanyak 1440 orang diminta kesediannya untuk berpartisipasi pada penelitian ini. Analisis dilakukan menggunakan analisis regresi logistik. Hasil: 709 dari 880 pasien yang mengikuti konseling kelompok telah melengkapi kuesioner dan bersedia menjadi sampel penelitian. Sebagian besar responden adalah laki-laki (71.1%), lulus SMP (84.3%), dan bekerja penuh waktu (51.5%). Stadium klinis mayoritas responden (87.3%) stadium 3 dan 4. Sebagian kecil responden (9.7%) memiliki ko-infeksi hepatitis B atau C, dan 12.7 % memiliki anggota keluarga HIV positif. Sebanyak 272 (38,4%) responden mengikuti konseling kelompok. Umur, waktu kerja, kepuasan terhadap penghasilan, memiliki anggota keluarga dengan HIV positif dan responden yang pernah menggunakan narkoba suntik (IDU) merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi responden pada konseling kelompok. Kesimpulan: Konseling kelompok harus dikenalkan pada penderita HIV yang sulit dijangkau, termasuk pasien yang lebih tua dan pasien dengan riwayat IDU. Selain itu, penyedia layanan kesehatan harus mempertimbangkan jadwal alternatif untuk pasien yang bekerja penuh waktu dan tidak dapat menghadiri konseling kelompok selama jam kerja. Keywords: HIV, konseling, partisipasi, dukungan, sosial   Abstract: Background: Previous studies indicate that social support, including HIV counseling and support groups, have a direct effect on adherence to HIV therapy. Currently, factors of non-participation in HIV counseling in the Indonesian population are unknown. Based on this condition, we performed this study to explore HIV patient in group counseling participation at Prof. Sulianto Saroso Infectious Disease Hospital (RSPI-SS), a national referral hospital in Northern Jakarta in Indonesia. We assessed demographic and clinical factors that are associated with participation in HIV group counseling. Methods: A cross-sectional study was conducted between July and October 2013. 1,440 HIV patients in Jakarta obtaining ART from RSPI-SS were approached to participate in a quantitative survey. Factors associated with group counseling participation were assessed using logistic regression analyses. Results: A total of 709 (80.6%) out of 880 patients in group counseling completed the survey.
背景摘要:先前的几项研究表明,包括HIV咨询和团体支持在内的社会支持对HIV治疗的依从性有直接影响。对印度尼西亚参与艾滋病毒患者咨询的影响尚不清楚。这项研究是为了了解艾滋病毒患者在雅加达北部Saroso传染病医院接受团体咨询的情况。艾滋病毒患者的人口统计学和临床因素预计与参与团体咨询有关。方法:本研究于2013年7月至10月进行,采用交叉研究设计的定量方法。1440名使用抗逆转录病毒药物的HIV患者被要求参与这项研究。使用逻辑回归分析进行分析。结果:880名参加团体咨询的患者中有709人完成了衔接,并愿意成为研究样本。大多数应答者是男性(71.1%)、SMP(84.3%)和全职(51.5%)。大多数应答者(9.7%)同时感染了乙型或丙型肝炎,12.7%的应答者有HIV阳性的家庭成员。272人(38.4%)接受了团体咨询。年龄、工作时间、收入满意度、有HIV阳性的家庭成员和使用过注射毒品的应答者是影响应答者参与团体咨询的因素。结论:应向难以接触的HIV患者介绍团体顾问,包括老年患者和有IDU病史的患者。此外,医疗保健提供者应考虑为全职工作且无法在工作时间参加团体咨询的患者制定替代时间表。关键词:HIV,咨询,参与,支持,社会[UNK]摘要:背景:先前的研究表明,社会支持,包括HIV咨询和支持团体,对坚持HIV治疗有直接影响。目前,印度尼西亚人口中不参与艾滋病毒咨询的因素尚不清楚。基于这种情况,我们进行了这项研究,以探索在印度尼西亚雅加达北部的国家转诊医院Sulianto Saroso传染病医院(RSPI-SS)对HIV患者进行团体咨询的参与情况。我们评估了与参与HIV团体咨询相关的人口统计学和临床因素。方法:在2013年7月至10月期间进行了一项横断面研究。雅加达1440名从皇家防止虐待动物协会获得抗逆转录病毒治疗的艾滋病毒患者参与了一项定量调查。使用逻辑回归分析评估与团体咨询参与相关的因素。结果:在880名团体咨询患者中,共有709人(80.6%)完成了调查。大多数受访者是男性(71.1%),至少完成了中学学业(84.3%),全职工作(51.5%)。大多数(87.3%)受访者患有晚期疾病(临床第3和第4阶段)。一小部分(9.7%)患者同时感染了乙型或丙型肝炎,12.7%的患者报告其家庭成员(伴侣或孩子)也呈艾滋病毒阳性。只有272名(38.4%)接受调查的患者报告参加了艾滋病毒团体咨询。研究发现,五个变量作为影响参与HIV团体咨询的因素独立相关,包括年龄、工作时间、收入满意度、感染HIV的家庭成员和注射吸毒者(IDU)病史。结论:根据研究结果,推广HIV团体咨询的外展活动应针对无法或不太可能参加团体咨询的患者,包括老年患者和有注射吸毒史的患者。此外,对于全职工作且无法在工作时间参加团体咨询的患者,医疗保健提供者应考虑其他时间表。关键词:艾滋病、咨询、参与、社会、支持
{"title":"Factors influencing HIV group counseling participation at a referral hospital in Jakarta, Indonesia","authors":"M. Pane, S. Maemun, Philip Bautista","doi":"10.22435/HSJI.V9I1.479","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/HSJI.V9I1.479","url":null,"abstract":"Abstrak \u0000Latar Belakang: Beberapa penelitian sebelumnya memperlihatkan bahwa dukungan sosial termasuk Konseling HIV dan dukungan kelompok memiliki efek langsung terhadap kepatuhan pada pengobatan HIV. Faktor yang berpengaruh terhadap partisipasi pada konseling kelompok pasien HIV di Indonesia belum diketahui. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui partisipasi pasien HIV pada konseling kelompok di Rumah Sakit Penyakit Infeksi-Sulianti Saroso, Jakarta Utara. Faktor demografi dan klinis pada pasien HIV diduga berhubungan dengan partisipasi dalam konseling kelompok. \u0000Metode: Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli – Oktober 2013 menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi potong lintang. Pasien HIV yang menggunakan anti retroviral sebanyak 1440 orang diminta kesediannya untuk berpartisipasi pada penelitian ini. Analisis dilakukan menggunakan analisis regresi logistik. \u0000Hasil: 709 dari 880 pasien yang mengikuti konseling kelompok telah melengkapi kuesioner dan bersedia menjadi sampel penelitian. Sebagian besar responden adalah laki-laki (71.1%), lulus SMP (84.3%), dan bekerja penuh waktu (51.5%). Stadium klinis mayoritas responden (87.3%) stadium 3 dan 4. Sebagian kecil responden (9.7%) memiliki ko-infeksi hepatitis B atau C, dan 12.7 % memiliki anggota keluarga HIV positif. Sebanyak 272 (38,4%) responden mengikuti konseling kelompok. Umur, waktu kerja, kepuasan terhadap penghasilan, memiliki anggota keluarga dengan HIV positif dan responden yang pernah menggunakan narkoba suntik (IDU) merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi responden pada konseling kelompok. \u0000Kesimpulan: Konseling kelompok harus dikenalkan pada penderita HIV yang sulit dijangkau, termasuk pasien yang lebih tua dan pasien dengan riwayat IDU. Selain itu, penyedia layanan kesehatan harus mempertimbangkan jadwal alternatif untuk pasien yang bekerja penuh waktu dan tidak dapat menghadiri konseling kelompok selama jam kerja. \u0000Keywords: HIV, konseling, partisipasi, dukungan, sosial \u0000  \u0000Abstract: \u0000Background: Previous studies indicate that social support, including HIV counseling and support groups, have a direct effect on adherence to HIV therapy. Currently, factors of non-participation in HIV counseling in the Indonesian population are unknown. Based on this condition, we performed this study to explore HIV patient in group counseling participation at Prof. Sulianto Saroso Infectious Disease Hospital (RSPI-SS), a national referral hospital in Northern Jakarta in Indonesia. We assessed demographic and clinical factors that are associated with participation in HIV group counseling. \u0000Methods: A cross-sectional study was conducted between July and October 2013. 1,440 HIV patients in Jakarta obtaining ART from RSPI-SS were approached to participate in a quantitative survey. Factors associated with group counseling participation were assessed using logistic regression analyses. \u0000Results: A total of 709 (80.6%) out of 880 patients in group counseling completed the survey.","PeriodicalId":30666,"journal":{"name":"Health Science Journal of Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48999572","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
期刊
Health Science Journal of Indonesia
全部 Acc. Chem. Res. ACS Applied Bio Materials ACS Appl. Electron. Mater. ACS Appl. Energy Mater. ACS Appl. Mater. Interfaces ACS Appl. Nano Mater. ACS Appl. Polym. Mater. ACS BIOMATER-SCI ENG ACS Catal. ACS Cent. Sci. ACS Chem. Biol. ACS Chemical Health & Safety ACS Chem. Neurosci. ACS Comb. Sci. ACS Earth Space Chem. ACS Energy Lett. ACS Infect. Dis. ACS Macro Lett. ACS Mater. Lett. ACS Med. Chem. Lett. ACS Nano ACS Omega ACS Photonics ACS Sens. ACS Sustainable Chem. Eng. ACS Synth. Biol. Anal. Chem. BIOCHEMISTRY-US Bioconjugate Chem. BIOMACROMOLECULES Chem. Res. Toxicol. Chem. Rev. Chem. Mater. CRYST GROWTH DES ENERG FUEL Environ. Sci. Technol. Environ. Sci. Technol. Lett. Eur. J. Inorg. Chem. IND ENG CHEM RES Inorg. Chem. J. Agric. Food. Chem. J. Chem. Eng. Data J. Chem. Educ. J. Chem. Inf. Model. J. Chem. Theory Comput. J. Med. Chem. J. Nat. Prod. J PROTEOME RES J. Am. Chem. Soc. LANGMUIR MACROMOLECULES Mol. Pharmaceutics Nano Lett. Org. Lett. ORG PROCESS RES DEV ORGANOMETALLICS J. Org. Chem. J. Phys. Chem. J. Phys. Chem. A J. Phys. Chem. B J. Phys. Chem. C J. Phys. Chem. Lett. Analyst Anal. Methods Biomater. Sci. Catal. Sci. Technol. Chem. Commun. Chem. Soc. Rev. CHEM EDUC RES PRACT CRYSTENGCOMM Dalton Trans. Energy Environ. Sci. ENVIRON SCI-NANO ENVIRON SCI-PROC IMP ENVIRON SCI-WAT RES Faraday Discuss. Food Funct. Green Chem. Inorg. Chem. Front. Integr. Biol. J. Anal. At. Spectrom. J. Mater. Chem. A J. Mater. Chem. B J. Mater. Chem. C Lab Chip Mater. Chem. Front. Mater. Horiz. MEDCHEMCOMM Metallomics Mol. Biosyst. Mol. Syst. Des. Eng. Nanoscale Nanoscale Horiz. Nat. Prod. Rep. New J. Chem. Org. Biomol. Chem. Org. Chem. Front. PHOTOCH PHOTOBIO SCI PCCP Polym. Chem.
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1