Pub Date : 2019-02-15DOI: 10.24895/SNG.2018.3-0.956
A. P. Arbad, W. Takeuchi, Yosuke Yosuke, Mutiara Jamilah, Achmad Ardy
One of the most active volcanoes in Indonesia is Mt. Bromo, volcanic activities at Mt. Bromo has been recorded in 1775. We observe the surface deformation of the Mt. Bromo which located at eastern Java Indonesia area that includes neighborhood volcanic system on TNBTS (Taman Nasional Bukit Tengger Semeru). Recently, remote sensing has played as an important role to observe volcano behavior. We apply the SAR Interferometry (InSAR) algorithm referred to as Small Baseline Subset (SBAS) approach that allows us to generate mean deformation velocity maps and displacement time series for the studied area. The common SBAS technique, the set of interferometric phase observations writes as a linear combination of individual SAR scene phase values for each pixel independently. Particularly, the proposed analysis is based on 22 SAR data acquired by the ALOS/PALSAR sensors during the 2007–2017 time interval. A fewer studies have been able to show capability of InSAR analysis for investigating cycle of volcano especially of Mt. Bromo which characterized eruption stratovolcano in ranging one to five years. The results expected in this work represent an advancement of previous InSAR studies of the area that are mostly focused on the deformation affecting the caldera. According to the result, we expected this study could implement on risk management or infrastructure management.
印度尼西亚最活跃的火山之一是Bromo火山,1775年有记录的Bromo火山活动。我们观察了位于印度尼西亚爪哇东部地区的Bromo火山的地表变形,该火山包括TNBTS (Taman Nasional Bukit Tengger Semeru)上的邻近火山系统。近年来,遥感在观测火山活动方面发挥了重要作用。我们应用SAR干涉测量(InSAR)算法,称为小基线子集(SBAS)方法,使我们能够生成研究区域的平均变形速度图和位移时间序列。在常见的SBAS技术中,干涉相位观测集被写成每个像素独立的单个SAR场景相位值的线性组合。特别是,所提出的分析是基于ALOS/PALSAR传感器在2007-2017年期间获得的22个SAR数据。很少有研究表明InSAR分析可以用于研究火山周期,特别是Bromo火山,它的喷发周期为1至5年。这项工作的预期结果代表了以前对该地区的InSAR研究的进步,这些研究主要集中在影响火山口的变形上。根据研究结果,我们期望本研究可以在风险管理或基础设施管理上实施。
{"title":"TIME-SERIES SAR INTERFEROMETRY ANALYSIS OF SURFACE DEFORMATION AT MT. BROMO INDONESIA","authors":"A. P. Arbad, W. Takeuchi, Yosuke Yosuke, Mutiara Jamilah, Achmad Ardy","doi":"10.24895/SNG.2018.3-0.956","DOIUrl":"https://doi.org/10.24895/SNG.2018.3-0.956","url":null,"abstract":"One of the most active volcanoes in Indonesia is Mt. Bromo, volcanic activities at Mt. Bromo has been recorded in 1775. We observe the surface deformation of the Mt. Bromo which located at eastern Java Indonesia area that includes neighborhood volcanic system on TNBTS (Taman Nasional Bukit Tengger Semeru). Recently, remote sensing has played as an important role to observe volcano behavior. We apply the SAR Interferometry (InSAR) algorithm referred to as Small Baseline Subset (SBAS) approach that allows us to generate mean deformation velocity maps and displacement time series for the studied area. The common SBAS technique, the set of interferometric phase observations writes as a linear combination of individual SAR scene phase values for each pixel independently. Particularly, the proposed analysis is based on 22 SAR data acquired by the ALOS/PALSAR sensors during the 2007–2017 time interval. A fewer studies have been able to show capability of InSAR analysis for investigating cycle of volcano especially of Mt. Bromo which characterized eruption stratovolcano in ranging one to five years. The results expected in this work represent an advancement of previous InSAR studies of the area that are mostly focused on the deformation affecting the caldera. According to the result, we expected this study could implement on risk management or infrastructure management.","PeriodicalId":307659,"journal":{"name":"Seminar Nasional Geomatika","volume":"36 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121528776","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-02-15DOI: 10.24895/SNG.2018.3-0.1078
Desi Anggraeni, M. Fauzi, H Christian Novia Ngesti
Padang lamun merupakan habitat penting pesisir yang memiliki peran kunci dalam ekosistem pesisir. Kawasan ini merupakan area asuhan bagi ikan-ikan kecil, udang, persembunyian biota dari predatornya, pendaur zat hara, serta penyerap nutrien dari limpasan air laut yang dapat membantu menstabilkan sedimen dan kejernihan air. Kepulauan Tanimbar merupakan salah satu lokasi di Provinsi Maluku dengan potensi sebaran lamun yang cukup luas, namun informasi mengenai sebaran lamun di kawasan ini tidak terdata dengan baik. Teknologi penginderaan jauh merupakan salah satu alternatif untuk mengisi gap data di area yang luas dan sulit dijangkau, termasuk untuk memetakan sebaran lamun di Kepulauan Tanimbar. Penelitian ini bertujuan untuk menyediakan data dasar sebaran dan luas habitat lamun di pesisir Kepulauan Tanimbar. Metode yang digunakan adalah analisis citra penginderaan jauh Landsat 8, menerapkan penajaman citra untuk perairan dangkal menggunakan algoritma Lyzenga. Citra Landsat yang digunakan Landsat Surface Reflectance liputan path/row 106/65 dan 106/66 tahun perekaman 2017. Pengambilan data lapangan dilakukan pada tanggal 1-10 November 2017. Metode pengambilan data lamun dilakukan menggunakan metode seagrass watch . Hasil pengolahan citra menunjukkan lamun terdistribusi merata di seluruh pesisir Kepulauan Tanimbar dengan luas total 5.615,63 hektar dengan tutupan terpadat di sekitar Pulau Seira. Hasil survei lapangan menunjukkan tutupan lamun terpadat dijumpai di Formusan dengan tutupan lamun rata-rata 95%. Kondisi lamun paling baik berada di daerah Sabal, didukung kondisi air yang sangat jernih dengan substrat utama pasir. Berdasarkan hasil pengamatan lapangan, jenis lamun yang ditemukan antara lain: E n h alu s a c o r oid e s , T h ala s sia h e m p ric hii, C y m o d o c e a s e r r ula t a , C y m o d o c e a rotundata, Syringodi um isoetifolium, Halodule uninervis, Halophila ovalis, dan Halophila minor .
海草是一个重要的沿海栖息地,在沿海生态系统中发挥着关键作用。该地区是小鱼、虾、捕食者的生物藏身之处、营养挖掘机和海洋径流的养殖区,这些养殖场有助于稳定沉积物和水质。Tanimbar群岛是马卢古省常见的海葵分布潜力的地点之一,但该地区海草分布的信息并不准确。遥感技术是填补广阔而难以到达的数据缺口的替代品,包括绘制坦宁巴群岛海葵分布的地图。这项研究旨在提供丹宁巴群岛沿岸海草分布的基本数据和栖息地的面积。使用的方法是分析远程陆地卫星8号图像,使用Lyzenga算法对浅水区进行图像扫描。2017年,使用的土地sat反射图像。现场数据检索将于2017年11月1日至10日进行。海草数据检索方法是使用seagrass watch方法进行的。图像处理显示,海盐分布在坦宁巴群岛沿岸,总面积为561563公顷,塞拉岛附近的最密集的覆盖物。实地调查发现,在配方中发现的最密集的海葵斑点与海葵的平均浓度为95%。海草的条件最好是在萨巴尔地区,由主要的沙质提供的清澈的水条件。根据实地观察的结果,另一种海草之间发现的:老E n h杵s c o r E s, T h的徒劳的h E m y p里克你好,c o d o c E a s E rr乌拉o T a、c y m - o d a c E rotundata Syringodi嗯isoetifolium, Halodule uninervis, Halophila ovalis, Halophila小调。
{"title":"PEMETAAN SEBARAN PADANG LAMUN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT LANDSAT 8 DI KEPULAUAN TANIMBAR KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT PROVINSI MALUKU","authors":"Desi Anggraeni, M. Fauzi, H Christian Novia Ngesti","doi":"10.24895/SNG.2018.3-0.1078","DOIUrl":"https://doi.org/10.24895/SNG.2018.3-0.1078","url":null,"abstract":"Padang lamun merupakan habitat penting pesisir yang memiliki peran kunci dalam ekosistem pesisir. Kawasan ini merupakan area asuhan bagi ikan-ikan kecil, udang, persembunyian biota dari predatornya, pendaur zat hara, serta penyerap nutrien dari limpasan air laut yang dapat membantu menstabilkan sedimen dan kejernihan air. Kepulauan Tanimbar merupakan salah satu lokasi di Provinsi Maluku dengan potensi sebaran lamun yang cukup luas, namun informasi mengenai sebaran lamun di kawasan ini tidak terdata dengan baik. Teknologi penginderaan jauh merupakan salah satu alternatif untuk mengisi gap data di area yang luas dan sulit dijangkau, termasuk untuk memetakan sebaran lamun di Kepulauan Tanimbar. Penelitian ini bertujuan untuk menyediakan data dasar sebaran dan luas habitat lamun di pesisir Kepulauan Tanimbar. Metode yang digunakan adalah analisis citra penginderaan jauh Landsat 8, menerapkan penajaman citra untuk perairan dangkal menggunakan algoritma Lyzenga. Citra Landsat yang digunakan Landsat Surface Reflectance liputan path/row 106/65 dan 106/66 tahun perekaman 2017. Pengambilan data lapangan dilakukan pada tanggal 1-10 November 2017. Metode pengambilan data lamun dilakukan menggunakan metode seagrass watch . Hasil pengolahan citra menunjukkan lamun terdistribusi merata di seluruh pesisir Kepulauan Tanimbar dengan luas total 5.615,63 hektar dengan tutupan terpadat di sekitar Pulau Seira. Hasil survei lapangan menunjukkan tutupan lamun terpadat dijumpai di Formusan dengan tutupan lamun rata-rata 95%. Kondisi lamun paling baik berada di daerah Sabal, didukung kondisi air yang sangat jernih dengan substrat utama pasir. Berdasarkan hasil pengamatan lapangan, jenis lamun yang ditemukan antara lain: E n h alu s a c o r oid e s , T h ala s sia h e m p ric hii, C y m o d o c e a s e r r ula t a , C y m o d o c e a rotundata, Syringodi um isoetifolium, Halodule uninervis, Halophila ovalis, dan Halophila minor .","PeriodicalId":307659,"journal":{"name":"Seminar Nasional Geomatika","volume":"82 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124131682","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-02-15DOI: 10.24895/SNG.2018.3-0.1019
Muhammad Iqbal Sugestiadi, Yudi Basuki
Kawasan Perkotaan Surakarta sedang mengalami fenomena pertumbuhan perkotaan. Hal tersebut dibuktikan dengan ketersediaan ruang di dalam Kota Surakarta secara administratif yang cenderung terbatas. Keterbatasan ruang tersebut akan merambah dan mengisi ke daerah-daerah pinggiran kota. Daerah-daerah pinggiran kota tersebut membentuk suatu Wilayah Peri Urban (WPU) sebagai dampak perkembangan eksternal Kota Surakarta seperti Solo Baru, Kartasura, Palur, Colomadu, Baki, Ngemplak, dan Gondangrejo. Kecenderungan tersebut menunjukkan gejala pertumbuhan perkotaan ke arah aglomerasi perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dinamika pertumbuhan perkotaan dan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan perkotaan di Kota Surakarta beserta WPU-nya yang merupakan bagian dari Kawasan Metropolitan Surakarta. Dinamika pertumbuhan dalam penelitian ini diidentifikasi menggunakan data informasi geospasial menggunakan metode penginderaan jauh citra landsat secara temporal dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2017. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan perkotaan di Kawasan Perkotaan Surakarta adalah faktor Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
{"title":"DINAMIKA PERTUMBUHAN PERKOTAAN DI KAWASAN PERKOTAAN SURAKARTA","authors":"Muhammad Iqbal Sugestiadi, Yudi Basuki","doi":"10.24895/SNG.2018.3-0.1019","DOIUrl":"https://doi.org/10.24895/SNG.2018.3-0.1019","url":null,"abstract":"Kawasan Perkotaan Surakarta sedang mengalami fenomena pertumbuhan perkotaan. Hal tersebut dibuktikan dengan ketersediaan ruang di dalam Kota Surakarta secara administratif yang cenderung terbatas. Keterbatasan ruang tersebut akan merambah dan mengisi ke daerah-daerah pinggiran kota. Daerah-daerah pinggiran kota tersebut membentuk suatu Wilayah Peri Urban (WPU) sebagai dampak perkembangan eksternal Kota Surakarta seperti Solo Baru, Kartasura, Palur, Colomadu, Baki, Ngemplak, dan Gondangrejo. Kecenderungan tersebut menunjukkan gejala pertumbuhan perkotaan ke arah aglomerasi perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dinamika pertumbuhan perkotaan dan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan perkotaan di Kota Surakarta beserta WPU-nya yang merupakan bagian dari Kawasan Metropolitan Surakarta. Dinamika pertumbuhan dalam penelitian ini diidentifikasi menggunakan data informasi geospasial menggunakan metode penginderaan jauh citra landsat secara temporal dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2017. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan perkotaan di Kawasan Perkotaan Surakarta adalah faktor Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).","PeriodicalId":307659,"journal":{"name":"Seminar Nasional Geomatika","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126289223","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-02-15DOI: 10.24895/SNG.2018.3-0.1036
Irfan Budi Pramono, Endang Savitri
Tersumbatnya aliran sungai karena terjadinya longsor di wilayah hulu menyebabkan terjadinya banjir bandang. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui penyebab banjir bandang di DAS Glondong serta mengetahui besarnya kerugian yang dapat ditekan apabila bencana yang terjadi dapat dihindari melalui mitigasi bencana. Metode yang digunakan adalah teknik mitigasi bencana banjir dan longsor yang dikembangkan oleh Paimin et al. (2009). Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan peta RBI, penutupan lahan, batas DAS, dan data hujan. Banjir bandang di DAS Glondong diduga akibat adanya longsoran yang terjadi pada daerah hulu. Data hujan yang dikeluarkan oleh BMKG dari stasiun Rogojampi (sekitar 8 km dari Singojuruh) 3 (tiga) hari sebelum tanggal 21 Juni masing-masing sebesar 42, 19, dan 36 mm. Dengan hujan sebesar itu sebetulnya tidak akan menyebabkan banjir bandang jika tidak ada bendung alami yang jebol. Longsor di hulu DAS Glondong sudah terdeteksi dari Google Earth sejak Juli 2015 dan mencapai puncak longsor pada bulan Nopember 2017. Banjir bandang di Banyuwangi diperkirakan menyebabkan kerugian sebesar Rp. 5 miliar (Saksono, 2018), dengan perincian 1.721 hektar lahan pertanian rusak dan 328 rumah rusak. Biaya untuk mendeteksi bencana banjir bandang relatif cukup murah yaitu dengan cara mendeteksi melalui citra penginderaan jauh (Google Earth) dan memantau aliran sungai serta melakukan identifikasi keberadaan bendung alami. Pencegahan banjir bandang dapat dilakukan dengan mengurangi volume banjir atau menjaga agar tidak terjadi pembendungan. Biaya yang dikeluarkan untuk mendeteksi dini ancaman banjir bandang sangat murah. Instansi yang berwenang dapat mengakses citra google Earth terbaru secara periodic sedangkan masyarakat diberikan penyuluhan tentang tanda-tanda akan terjadinya banjir bandang.
由于上游地区的山体滑坡而堵塞了河流,造成了山洪暴发。本研究的目的是确定格龙洞泛滥的原因,并了解通过减轻灾难可以避免的灾难所造成的损失。使用的方法是减轻洪水和山体滑坡的技术,由Paimin et al开发。这是通过收集RBI地图、土地关闭、DAS边界和雨水数据来实现的。据信,上游地区发生雪崩,造成严重水灾。BMKG从Singojuruh(距离Singojuruh约8公里)发布的雨水数据,6月21日之前的3天,每集42、19和36毫米。如果没有自然屏障,那么大的雨就不会造成洪水。自2015年7月以来,谷歌地球检测到Glondong逆流雪崩,并于2017年11月达到山体滑坡的顶峰。据估计,Banyuwangi的Banyuwangi估计造成了50亿卢比(Saksono, 2018年)的损失,占地1721英亩(1721公顷)的农场被毁,328所房屋被毁。探测山洪暴发的成本相对较低,即通过遥感图像(谷歌Earth)检测河流流量并确定自然牧群的存在。可以通过减少洪水的数量或防止水坝的发生来预防洪水。检测早期山洪威胁的成本非常低。有关部门可以访问当前的谷歌地球图像,而公众可以得到有关洪水迹象的教育。
{"title":"ANALISIS BANJIR BANDANG DI DAS GLONDONG, BANYUWANGI (Suatu pembelajaran dari perhitungan kerugian)","authors":"Irfan Budi Pramono, Endang Savitri","doi":"10.24895/SNG.2018.3-0.1036","DOIUrl":"https://doi.org/10.24895/SNG.2018.3-0.1036","url":null,"abstract":"Tersumbatnya aliran sungai karena terjadinya longsor di wilayah hulu menyebabkan terjadinya banjir bandang. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui penyebab banjir bandang di DAS Glondong serta mengetahui besarnya kerugian yang dapat ditekan apabila bencana yang terjadi dapat dihindari melalui mitigasi bencana. Metode yang digunakan adalah teknik mitigasi bencana banjir dan longsor yang dikembangkan oleh Paimin et al. (2009). Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan peta RBI, penutupan lahan, batas DAS, dan data hujan. Banjir bandang di DAS Glondong diduga akibat adanya longsoran yang terjadi pada daerah hulu. Data hujan yang dikeluarkan oleh BMKG dari stasiun Rogojampi (sekitar 8 km dari Singojuruh) 3 (tiga) hari sebelum tanggal 21 Juni masing-masing sebesar 42, 19, dan 36 mm. Dengan hujan sebesar itu sebetulnya tidak akan menyebabkan banjir bandang jika tidak ada bendung alami yang jebol. Longsor di hulu DAS Glondong sudah terdeteksi dari Google Earth sejak Juli 2015 dan mencapai puncak longsor pada bulan Nopember 2017. Banjir bandang di Banyuwangi diperkirakan menyebabkan kerugian sebesar Rp. 5 miliar (Saksono, 2018), dengan perincian 1.721 hektar lahan pertanian rusak dan 328 rumah rusak. Biaya untuk mendeteksi bencana banjir bandang relatif cukup murah yaitu dengan cara mendeteksi melalui citra penginderaan jauh (Google Earth) dan memantau aliran sungai serta melakukan identifikasi keberadaan bendung alami. Pencegahan banjir bandang dapat dilakukan dengan mengurangi volume banjir atau menjaga agar tidak terjadi pembendungan. Biaya yang dikeluarkan untuk mendeteksi dini ancaman banjir bandang sangat murah. Instansi yang berwenang dapat mengakses citra google Earth terbaru secara periodic sedangkan masyarakat diberikan penyuluhan tentang tanda-tanda akan terjadinya banjir bandang.","PeriodicalId":307659,"journal":{"name":"Seminar Nasional Geomatika","volume":"73 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126423285","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-02-15DOI: 10.24895/SNG.2018.3-0.939
Isnatun Khasanah, Rahmat Alfian
Nagari Pilubang merupakan salah satu desa adat yang ada di Sumatera Barat. Nagari Pilubang termasuk dalam Nagari yang ada di dalam Kecamatan Sungai Limau, Kabupaten Padang Pariaman. Nagari Pilubang berbatasan dengan beberapa Nagari dan Kecamatan lain, yaitu sebelah utara berbatasan dengan Nagari Kuranji Hilir, di sebelah timur berbatasan dengan Nagari Kuranji Hulu, dan di sebelah selatan berbatasan dengan Nagari Campago. Nagari Pilubang belum memiliki peta batas wilayah yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam pemerintahan Nagarinya. Untuk mendukung kegiatan pemerintahan Nagari Pilubang maka diperlukan kejelasan batas administrasi, sehingga perlu dibuat peta administrasi Nagari Pilubang agar tidak terjadi konflik ke depannya. Proses penentuan batas Nagari menggunakan metode partisipatif dan kartometrik, yaitu pemetaan secara partisipatif melibatkan masyarakat dalam penetapan batas Nagari dan orientasi penarikan garis batas dilakukan secara kartometrik di atas peta kerja. Data yang digunakan adalah data citra Landsat 8 tahun 2017 yang digunakan untuk identifikasi batas Nagari Pilubang, Peta administrasi Kabupaten Padang Pariaman yang digunakan sebagai data pendukung dalam penetapan batas, dan data koordinat GPS geodetik yang diambil langsung di lapangan. Pemetaan partisipatif ini menghasilkan peta batas wilayah Nagari Pilubang, Kecamatan Sungai Limau, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Panjang batas segmen Nagari adalah 32.160,91 meter dengan panjang segmen batas alam 26.847,64 meter dan panjang segmen batas buatan 5.313,27 meter. Luas wilayah Nagari Pilubang adalah 2.700,33 Ha
{"title":"PEMETAAN PARTISIPATIF BATAS NAGARI PILUBANG Studi Kasus Nagari Pilubang, Kecamatan Sungai Limau, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat","authors":"Isnatun Khasanah, Rahmat Alfian","doi":"10.24895/SNG.2018.3-0.939","DOIUrl":"https://doi.org/10.24895/SNG.2018.3-0.939","url":null,"abstract":"Nagari Pilubang merupakan salah satu desa adat yang ada di Sumatera Barat. Nagari Pilubang termasuk dalam Nagari yang ada di dalam Kecamatan Sungai Limau, Kabupaten Padang Pariaman. Nagari Pilubang berbatasan dengan beberapa Nagari dan Kecamatan lain, yaitu sebelah utara berbatasan dengan Nagari Kuranji Hilir, di sebelah timur berbatasan dengan Nagari Kuranji Hulu, dan di sebelah selatan berbatasan dengan Nagari Campago. Nagari Pilubang belum memiliki peta batas wilayah yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam pemerintahan Nagarinya. Untuk mendukung kegiatan pemerintahan Nagari Pilubang maka diperlukan kejelasan batas administrasi, sehingga perlu dibuat peta administrasi Nagari Pilubang agar tidak terjadi konflik ke depannya. Proses penentuan batas Nagari menggunakan metode partisipatif dan kartometrik, yaitu pemetaan secara partisipatif melibatkan masyarakat dalam penetapan batas Nagari dan orientasi penarikan garis batas dilakukan secara kartometrik di atas peta kerja. Data yang digunakan adalah data citra Landsat 8 tahun 2017 yang digunakan untuk identifikasi batas Nagari Pilubang, Peta administrasi Kabupaten Padang Pariaman yang digunakan sebagai data pendukung dalam penetapan batas, dan data koordinat GPS geodetik yang diambil langsung di lapangan. Pemetaan partisipatif ini menghasilkan peta batas wilayah Nagari Pilubang, Kecamatan Sungai Limau, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Panjang batas segmen Nagari adalah 32.160,91 meter dengan panjang segmen batas alam 26.847,64 meter dan panjang segmen batas buatan 5.313,27 meter. Luas wilayah Nagari Pilubang adalah 2.700,33 Ha","PeriodicalId":307659,"journal":{"name":"Seminar Nasional Geomatika","volume":"50 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126549363","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-02-15DOI: 10.24895/SNG.2018.3-0.1008
Fonna Maulidyah, Nurul Khakhim
Lumpur Sidoarjo hingga kini masih menyembur dan mengalir di Sungai Porong untuk dibuang ke laut. Pembuangan lumpur menyebabkan pencemaran, sedimentasi, dan pendangkalan sehingga kecepatan aliran sungai semakin menurun. Jalur alternatif pembuangan lumpur yang terbuat dari pipa dapat menjadi solusi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan citra penginderaan jauh dalam mengidentifikasi kriteria, memanfaatkan sistem informasi geografis untuk mengolah kriteria, dan menyajikan jalur alternatif pembuangan lumpur secara spasial. Metode yang digunakan adalah Differential Interferometry Synthetic Aperture Radar (DInSAR), Maximum Likelihood Classification (MLC), Analytical Hierarchy Process (AHP), dan Least-cost Path Analysis (LCPA). Jalur alternatif terbentuk atas kriteria kemiringan lereng dari citra DSM ALOS Palsar, penurunan tanah dari sepasang citra Sentinel-1A melalui DInSAR, dan penggunaan lahan dari citra Sentinel-2A melalui MLC. Bobot kriteria diperoleh dari AHP untuk digunakan dalam metode LCPA. Seluruh citra mampu mengidentifikasi kriteria, sehingga kriteria dapat diolah untuk memodelkan jalur alternatif pembuangan lumpur Sidoarjo. Ketelitian kemiringan lereng adalah 4,15 meter, penurunan tanah adalah 0,0239 cm, dan penggunaan lahan ialah 86,67%. Kriteria yang paling diperhatikan secara berurutan ialah kemiringan lereng (69%), penurunan tanah (16%), dan penggunaan lahan (15%). Diantara tiga jalur alternatif yang terbentuk, jalur 1 paling direkomendasikan karena sebagian besar segmennya melewati area dengan kemiringan lereng <2° dan kecepatan penurunan tanah -10 s/d 0 cm/tahun, meskipun sebagian besar segmen jalur melewati wilayah perairan. Akurasi jalur 1 yang telah diperhalus terhadap jalur hasil vektorisasi mencapai 95,89%.
Sidoarjo的淤泥在Porong河中喷出并流入大海。泥石流造成污染、减少和淤塞,降低了河水流动的速度。用管道处理的污泥的替代路径可以成为一个解决方案。该研究旨在确定遥感图像在识别标准方面的能力,利用地理信息系统来处理标准,并提供空间排污的替代路径。使用的方法是不同的干扰合成孔射孔孔(DInSAR),最大的黄斑孔孔(MLC),分析级硕士进程(AHP),和lest -cost Path Analysis (LCPA)。另一条通道是由DSM图像ALOS Palsar的斜率标准形成的,由一对哨兵- 1a图像通过DInSAR下降的土壤,以及通过MLC采用哨兵- 2a图像的土地。从AHP中获得的标准权重用于LCPA方法。整个图像能够识别标准,这样标准就可以为Sidoarjo污泥处理的替代路径建模。坡度为4.15米,坡度为0.0239厘米(0.0239厘米),用地为86.67%。最引人注目的标准是坡度(69%)、土地下降(16%)和土地使用率(15%)。三之间形成的替代路径,一号线最推荐的,因为大部分segmennya经过区坡度倾斜< 2°和速度下降粘土- 10 s - d 0厘米/年,虽然大多数部分领海内的通道。第一行对矢量轨迹的精确度为95.89%。
{"title":"APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMODELAN JALUR ALTERNATIF PEMBUANGAN LUMPUR SIDOARJO","authors":"Fonna Maulidyah, Nurul Khakhim","doi":"10.24895/SNG.2018.3-0.1008","DOIUrl":"https://doi.org/10.24895/SNG.2018.3-0.1008","url":null,"abstract":"Lumpur Sidoarjo hingga kini masih menyembur dan mengalir di Sungai Porong untuk dibuang ke laut. Pembuangan lumpur menyebabkan pencemaran, sedimentasi, dan pendangkalan sehingga kecepatan aliran sungai semakin menurun. Jalur alternatif pembuangan lumpur yang terbuat dari pipa dapat menjadi solusi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan citra penginderaan jauh dalam mengidentifikasi kriteria, memanfaatkan sistem informasi geografis untuk mengolah kriteria, dan menyajikan jalur alternatif pembuangan lumpur secara spasial. \u0000Metode yang digunakan adalah Differential Interferometry Synthetic Aperture Radar (DInSAR), Maximum Likelihood Classification (MLC), Analytical Hierarchy Process (AHP), dan Least-cost Path Analysis (LCPA). Jalur alternatif terbentuk atas kriteria kemiringan lereng dari citra DSM ALOS Palsar, penurunan tanah dari sepasang citra Sentinel-1A melalui DInSAR, dan penggunaan lahan dari citra Sentinel-2A melalui MLC. Bobot kriteria diperoleh dari AHP untuk digunakan dalam metode LCPA. \u0000Seluruh citra mampu mengidentifikasi kriteria, sehingga kriteria dapat diolah untuk memodelkan jalur alternatif pembuangan lumpur Sidoarjo. Ketelitian kemiringan lereng adalah 4,15 meter, penurunan tanah adalah 0,0239 cm, dan penggunaan lahan ialah 86,67%. Kriteria yang paling diperhatikan secara berurutan ialah kemiringan lereng (69%), penurunan tanah (16%), dan penggunaan lahan (15%). Diantara tiga jalur alternatif yang terbentuk, jalur 1 paling direkomendasikan karena sebagian besar segmennya melewati area dengan kemiringan lereng <2° dan kecepatan penurunan tanah -10 s/d 0 cm/tahun, meskipun sebagian besar segmen jalur melewati wilayah perairan. Akurasi jalur 1 yang telah diperhalus terhadap jalur hasil vektorisasi mencapai 95,89%.","PeriodicalId":307659,"journal":{"name":"Seminar Nasional Geomatika","volume":"33 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133942217","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-02-15DOI: 10.24895/SNG.2018.3-0.976
Dhiaz Putri Desesctasari, Muhammad Asyam Yanuar, Siti Kurniawati, Bitta Pigawati
Eksploitasi besar - besaran pada sumber daya alam dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengalihfungsikan penggunaan lahan hutan menjadi non-hutan. Perubahan terhadap penggunaan lahan yang berlebihan mengakibatkan daya serap tanah tidak dapat bekerja secara maksimal. Hal inilah yang menyebabkan penurunan kualitas lingkungan sehinggamemicu munculnya bencana yang salah satunya adalah banjir. Dalam satu abad terakhir, banjir merupakan bencana yang sering terjadi di Indonesia ditinjau dari frekuensinya tercatat 108 kali atau 33,3% dari seluruh peristiwa bencana penting yaitu 324 kejadian. Fenomena diatas sebagian besar terjadi di kota padat penduduk di Indonesia tak terkecuali Kota Semarang. Kota Semarang tumbuh sebagai kota besar di Provinsi Jawa Tengah dan menjadi tujuan urbanisasi bagi masyarakat desa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi rencana lahan terbangun terhadap daerah rawan banjir di Kota Semarang yang diidentifikasi dari beberapa faktor yang mempengaruhinya menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Adapun data yang digunakan yaitu citra Landsat 8, DEM serta data fisik alam Kota Semarang lainnya untuk dilakukan analisis SIG berupa: 1.Klasifikasi terbimbing; 2.Slope; 3.Komposit Citra; 4.Buffer; 5.Weighted Overlay; serta 6.Skoring dan Pembobotan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kota Semarang memiliki beberapa pelanggaran terkait pembangunan lahan terbangun. Hal tersebut dikarenakan peningkatan terhadap permintaan lahan permukiman seiring dengan bertumbuhnya jumlah penduduk Kota Semarang dan harga lahan yang semakin mahal, mengakibatkan masyarakat berpenghasilan rendah lebih memilih membangun rumah di lokasi dekat tempat bekerja ataupun lahan yang merupakan kawasan lindung dan sempadan.
人类对自然资源的巨大开发是为了满足其需求。其中一项努力是将森林土地的使用转化为非森林。过度使用土地的变化使土地吸收能力无法最大限度地发挥作用。这就是导致环境质量下降的原因,引发了一场灾难,其中之一就是洪水。在过去的一个世纪里,经常发生的洪水是一场灾难(united nations high commissioner for refugees)表示,印尼频率108次或记录下整个事件重要即324灾害事件的33.3%。以上现象大部分发生在人口稠密的城市印尼三宝垄市也不例外。三宝垄在爪哇岛中部成为一个大城市,成为农村社区的城市化目标。本研究的目的是评估三宝垄一座易受洪水影响地区的土地计划,这些地区是使用地理信息系统(SIG)影响的几个因素。至于用于图像Landsat 8的数据,DEM和三宝垄的自然物理数据对SIG进行了分析,即:1。b中分类;2 .坡;3.复合图像;4 .缓冲;5.Weighted叠加;和6。打击和逃课。研究表明,三宝垄有一些与土地建设有关的违规行为。这是由于定居点需求的增加,因为三宝垄的人口和土地价格不断上涨,导致低收入家庭更喜欢在工作地点附近建造房屋,或者在有边界的土地上建造房屋。
{"title":"EVALUASI LAHAN TERBANGUN BERDASARKAN POTENSI RAWAN BENCANA BANJIR (Studi Kasus di Kota Semarang, Jawa Tengah)","authors":"Dhiaz Putri Desesctasari, Muhammad Asyam Yanuar, Siti Kurniawati, Bitta Pigawati","doi":"10.24895/SNG.2018.3-0.976","DOIUrl":"https://doi.org/10.24895/SNG.2018.3-0.976","url":null,"abstract":"Eksploitasi besar - besaran pada sumber daya alam dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengalihfungsikan penggunaan lahan hutan menjadi non-hutan. Perubahan terhadap penggunaan lahan yang berlebihan mengakibatkan daya serap tanah tidak dapat bekerja secara maksimal. Hal inilah yang menyebabkan penurunan kualitas lingkungan sehinggamemicu munculnya bencana yang salah satunya adalah banjir. Dalam satu abad terakhir, banjir merupakan bencana yang sering terjadi di Indonesia ditinjau dari frekuensinya tercatat 108 kali atau 33,3% dari seluruh peristiwa bencana penting yaitu 324 kejadian. Fenomena diatas sebagian besar terjadi di kota padat penduduk di Indonesia tak terkecuali Kota Semarang. Kota Semarang tumbuh sebagai kota besar di Provinsi Jawa Tengah dan menjadi tujuan urbanisasi bagi masyarakat desa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi rencana lahan terbangun terhadap daerah rawan banjir di Kota Semarang yang diidentifikasi dari beberapa faktor yang mempengaruhinya menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Adapun data yang digunakan yaitu citra Landsat 8, DEM serta data fisik alam Kota Semarang lainnya untuk dilakukan analisis SIG berupa: 1.Klasifikasi terbimbing; 2.Slope; 3.Komposit Citra; 4.Buffer; 5.Weighted Overlay; serta 6.Skoring dan Pembobotan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kota Semarang memiliki beberapa pelanggaran terkait pembangunan lahan terbangun. Hal tersebut dikarenakan peningkatan terhadap permintaan lahan permukiman seiring dengan bertumbuhnya jumlah penduduk Kota Semarang dan harga lahan yang semakin mahal, mengakibatkan masyarakat berpenghasilan rendah lebih memilih membangun rumah di lokasi dekat tempat bekerja ataupun lahan yang merupakan kawasan lindung dan sempadan.","PeriodicalId":307659,"journal":{"name":"Seminar Nasional Geomatika","volume":"82 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133974850","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-02-15DOI: 10.24895/SNG.2018.3-0.1059
Marianus Filipe Logo, N. C. Perbani, B. Priyono
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan penghasil rumput laut kappaphycus alvarezii kedua terbesar di Indonesia berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2016). Oleh karena itu diperlukan zonasi daerah potensial budidaya rumput laut kappaphycus alvarezii untuk pengembangan lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan daerah yang potensial untuk budidaya rumput laut kappaphycus alvarezii di Provinsi NTT berdasarkan parameter sea surface temperature (SST), salinitas, kedalaman, arus, dissolved oxygen (DO), nitrat, fosfat, klorofil-a, dan muara sungai. Penentuan kesesuaian lokasi budidaya dilakukan dengan memberikan bobot dan skor bagi setiap parameter untuk budidaya rumput laut kappaphycus alvarezii menggunakan sistem informasi geografis melalui overlay peta tematik setiap parameter. Dari penelitian ini diperoleh bahwa kadar nitrat, arus, kedalaman, dan lokasi muara sungai menjadi parameter penentu utama. Jarak maksimum dari bibir pantai adalah sekitar 10 km. Potensial budidaya rumput laut kappaphycus alvarezii ditemukan di Pulau Flores bagian barat, kepulauan di Kabupaten Flores Timur dan Alor, selatan Pulau Sumba, Pulau Rote, dan Teluk Kupang.
{"title":"PENENTUAN DAERAH POTENSIAL BUDIDAYA RUMPUT LAUT KAPPAPHYCUS ALVAREZII DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR","authors":"Marianus Filipe Logo, N. C. Perbani, B. Priyono","doi":"10.24895/SNG.2018.3-0.1059","DOIUrl":"https://doi.org/10.24895/SNG.2018.3-0.1059","url":null,"abstract":"Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan penghasil rumput laut kappaphycus alvarezii kedua terbesar di Indonesia berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2016). Oleh karena itu diperlukan zonasi daerah potensial budidaya rumput laut kappaphycus alvarezii untuk pengembangan lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan daerah yang potensial untuk budidaya rumput laut kappaphycus alvarezii di Provinsi NTT berdasarkan parameter sea surface temperature (SST), salinitas, kedalaman, arus, dissolved oxygen (DO), nitrat, fosfat, klorofil-a, dan muara sungai. Penentuan kesesuaian lokasi budidaya dilakukan dengan memberikan bobot dan skor bagi setiap parameter untuk budidaya rumput laut kappaphycus alvarezii menggunakan sistem informasi geografis melalui overlay peta tematik setiap parameter. Dari penelitian ini diperoleh bahwa kadar nitrat, arus, kedalaman, dan lokasi muara sungai menjadi parameter penentu utama. Jarak maksimum dari bibir pantai adalah sekitar 10 km. Potensial budidaya rumput laut kappaphycus alvarezii ditemukan di Pulau Flores bagian barat, kepulauan di Kabupaten Flores Timur dan Alor, selatan Pulau Sumba, Pulau Rote, dan Teluk Kupang.","PeriodicalId":307659,"journal":{"name":"Seminar Nasional Geomatika","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134352009","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-02-15DOI: 10.24895/SNG.2018.3-0.1015
H. Purnomo
Dalam penyusunan tata ruang dan perencanaan wilayah seringkali menimbulkan permasalahan di kemudian hari diantaranya rusaknya lahan dan infrastruktur yang disebabkan oleh bencana, salah satunya adalah bencana gerakan tanah. Penyusunan Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah (PZKGT) daerah Sarolangun, Provinsi Jambibertujuan agar peta tersebut diharapkan dapat dipergunakan sebagai data dasar untuk memberikan informasi kebencanaan dalam perencanaan dan pengembangan wilayah di daerah tersebut. Lokasi pemetaan mencakup sebagian Kab. Sarolangun, Kab. Merangin, Kab. Lebong, Kab. Musi Rawas Utara dan Kota Sarolangun, Provinsi Jambi. Secara geografis terletak pada koordinat 102°00’ -102°45’ BT dan 02°15’ - 03°00’ LS, dengan luas ±6948 km2. Pembuatan PZKGT daerah ini digunakan 3 (tiga) cara, yaitu : cara tidak langsung (statistik), cara langsung (heuristik) dan gabungan.Berdasarkan hasil analisis gabungan (statistik dan langsung), daerah Sarolangun dan sekitarnya dapat dibagi 4 (empat) zona kerentanan gerakan tanah, yaituZona Kerentanan Gerakan Tanah Sangat Rendah; Rendah; Menengah dan Tinggi. Pada masing-masing zona kerentanan gerakan tanah tersebut mempunyai kondisi dan karakteristik kebencanaan tersendiri, sehingga dapat dipergunakan sebagai data dasar dalam penataan ruang dan pengembangan wilayah daerah tersebut yang berbasis bencana.
{"title":"PEMETAAN ZONA KERENTANAN GERAKAN TANAH DAERAH SAROLANGUN DAN SEKITARNYA, PROVINSI JAMBI SEBAGAI DASAR ASPEK KEBENCANAAN DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH","authors":"H. Purnomo","doi":"10.24895/SNG.2018.3-0.1015","DOIUrl":"https://doi.org/10.24895/SNG.2018.3-0.1015","url":null,"abstract":"Dalam penyusunan tata ruang dan perencanaan wilayah seringkali menimbulkan permasalahan di kemudian hari diantaranya rusaknya lahan dan infrastruktur yang disebabkan oleh bencana, salah satunya adalah bencana gerakan tanah. Penyusunan Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah (PZKGT) daerah Sarolangun, Provinsi Jambibertujuan agar peta tersebut diharapkan dapat dipergunakan sebagai data dasar untuk memberikan informasi kebencanaan dalam perencanaan dan pengembangan wilayah di daerah tersebut. Lokasi pemetaan mencakup sebagian Kab. Sarolangun, Kab. Merangin, Kab. Lebong, Kab. Musi Rawas Utara dan Kota Sarolangun, Provinsi Jambi. Secara geografis terletak pada koordinat 102°00’ -102°45’ BT dan 02°15’ - 03°00’ LS, dengan luas ±6948 km2. Pembuatan PZKGT daerah ini digunakan 3 (tiga) cara, yaitu : cara tidak langsung (statistik), cara langsung (heuristik) dan gabungan.Berdasarkan hasil analisis gabungan (statistik dan langsung), daerah Sarolangun dan sekitarnya dapat dibagi 4 (empat) zona kerentanan gerakan tanah, yaituZona Kerentanan Gerakan Tanah Sangat Rendah; Rendah; Menengah dan Tinggi. Pada masing-masing zona kerentanan gerakan tanah tersebut mempunyai kondisi dan karakteristik kebencanaan tersendiri, sehingga dapat dipergunakan sebagai data dasar dalam penataan ruang dan pengembangan wilayah daerah tersebut yang berbasis bencana.","PeriodicalId":307659,"journal":{"name":"Seminar Nasional Geomatika","volume":"36 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132809776","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-02-15DOI: 10.24895/SNG.2018.3-0.990
I. Noviyanti
Pantai Parangtritis dan Pantai Kuwaru di Kabupaten Bantul DIY memiliki potensi sebagai obyek wisata alam yang dari tahun ke tahun semakin terlihat pengembangan pengelolaannya. Berada pada lokasi yang strategis dengan jarak tidak lebih dari 30 km dari pusat kota menjadikan kedua pantai ini menjadi salah satu kawasan tujuan wisata di DIY. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung potensi nilai ekonomi kawasan kedua pantai tersebut menggunakan metode valuasi ekonomi Travel Cost Method dan Contingent Valuation Method kemudian disajikan dalam bentuk peta. Dengan demikian dapat dikaji seberapa besar keinginan seseorang untuk memberikan nilai fungsi ekonomi kawasan yang kemudian akan mempengaruhi kegiatan perekonomian masyarakat sekitarnya. Variabel yang digunakan adalah data primer hasil wawancara dan kuesioner terhadap pengunjung/masyarakat sekitar pantai dengan jumlah sampel 944 orang (parangtritis) dan 974 orang (kuwaru). Data yang diperoleh untuk formulir TCM terdiri dari frekuensi kunjungan, transportation cost, umur, pendidikan, pendapatan, lama kunjungan, alternatif lokasi tujuan, dan jumlah rombongan. Untuk formulir CVM terdiri dari besarnya kontribusi yang ingin diberikan (WTP), nilai keberadaan, umur, pendidikan, jumlah keluarga, pendapatan, manfaat, kepentingan, konversi, dan partisipasi. Asumsi penilaian ekonomi kawasan didasarkan pada tingkat korelasi antar variabel, yang menghasilkan nilai aset kawasan yang dikaji. Berdasarkan hasil perhitungan bahwa nilai ekonomi kawasan Pantai Parangtritis sebesar Rp. 9.480.212.788.860,- dari area seluas 22 hektar dan Pantai Kuwaru sebesar Rp. 1.346.179.710.900,- dari area seluas 5,5 hektar. Nilai ekonomi kawasan Pantai Parangtritis sangat besar dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain banyaknya jumlah pengunjung pada tiap tahunnya, adanya gumuk pasir yang merupakan satu-satunya di dunia, banyak pengunjung dari luar daerah/luar pulau, sehingga transportation cost yang dikeluarkan cukup besar.
{"title":"PEMBUATAN PETA ZONA NILAI EKONOMI KAWASAN PANTAI PARANGTRITIS DAN PANTAI KUWARU, YOGYAKARTA","authors":"I. Noviyanti","doi":"10.24895/SNG.2018.3-0.990","DOIUrl":"https://doi.org/10.24895/SNG.2018.3-0.990","url":null,"abstract":"Pantai Parangtritis dan Pantai Kuwaru di Kabupaten Bantul DIY memiliki potensi sebagai obyek wisata alam yang dari tahun ke tahun semakin terlihat pengembangan pengelolaannya. Berada pada lokasi yang strategis dengan jarak tidak lebih dari 30 km dari pusat kota menjadikan kedua pantai ini menjadi salah satu kawasan tujuan wisata di DIY. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung potensi nilai ekonomi kawasan kedua pantai tersebut menggunakan metode valuasi ekonomi Travel Cost Method dan Contingent Valuation Method kemudian disajikan dalam bentuk peta. Dengan demikian dapat dikaji seberapa besar keinginan seseorang untuk memberikan nilai fungsi ekonomi kawasan yang kemudian akan mempengaruhi kegiatan perekonomian masyarakat sekitarnya. Variabel yang digunakan adalah data primer hasil wawancara dan kuesioner terhadap pengunjung/masyarakat sekitar pantai dengan jumlah sampel 944 orang (parangtritis) dan 974 orang (kuwaru). Data yang diperoleh untuk formulir TCM terdiri dari frekuensi kunjungan, transportation cost, umur, pendidikan, pendapatan, lama kunjungan, alternatif lokasi tujuan, dan jumlah rombongan. Untuk formulir CVM terdiri dari besarnya kontribusi yang ingin diberikan (WTP), nilai keberadaan, umur, pendidikan, jumlah keluarga, pendapatan, manfaat, kepentingan, konversi, dan partisipasi. Asumsi penilaian ekonomi kawasan didasarkan pada tingkat korelasi antar variabel, yang menghasilkan nilai aset kawasan yang dikaji. Berdasarkan hasil perhitungan bahwa nilai ekonomi kawasan Pantai Parangtritis sebesar Rp. 9.480.212.788.860,- dari area seluas 22 hektar dan Pantai Kuwaru sebesar Rp. 1.346.179.710.900,- dari area seluas 5,5 hektar. Nilai ekonomi kawasan Pantai Parangtritis sangat besar dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain banyaknya jumlah pengunjung pada tiap tahunnya, adanya gumuk pasir yang merupakan satu-satunya di dunia, banyak pengunjung dari luar daerah/luar pulau, sehingga transportation cost yang dikeluarkan cukup besar.","PeriodicalId":307659,"journal":{"name":"Seminar Nasional Geomatika","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125201263","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}