首页 > 最新文献

El Harakah最新文献

英文 中文
POLITIK IDENTITAS MASYARAKAT TENGGER DALAM MEMPERTAHANKAN SISTEM KEBUDAYAAN DARI HEGEMONI ISLAM DAN KEKUASAAN 腾格里社会的政治身份是为了维护伊斯兰霸权和权力的文化体系
Pub Date : 2016-11-08 DOI: 10.18860/EL.V17I1.3083
Ali Maksum
This article explores the dynamic of Tengger communities life in order to defend its culture with regard to the expansion of Islam and the power of Indonesian government. The research were conducted in two villages, Ngadisari and Sapikerep, Probolinggo. Using the perspective of representation theory, this study  elaborate more detail about the strategy of the Tengger people in representing their identity in the midst of the dynamics of the changing time. The dynamics dialectic between the Tengger and power (Islam) have brought out two important propositions. First, because of the strong tradition and culture Tengger systems, both Hindu and Islamic ideology interpreted as a cultural system that only symbolically attached to the Tengger. Second, although impressed syncretic, in fact, Islam and Hinduism also established world view Tengger substantive and culturally. The second view is as commonly as Islam in Java, "Javanese Islam" behind its character as if syncretic. However, it shows "substantial Islam" because it is based on religious traditions of Sufism. Artikel ini mengeksplorasi dinamika masyarakat Tengger dalam mempertahankan sistem kebudayaan dari ekspansi Islam dan kekuasaan pemerintah Indonesia. Penelitian dengan mengambil lokus di dua desa, Ngadisari dan Sapikerep, Probolinggo. Dengan menggunakan perspektif teori representasi, penelitian ini hendak mengelaborasi strategi masyarakat Tengger dalam merepresentasi identitas diri mereka di tengah-tengah dinamika perubahan zaman. Dinamika dialektika antara Tengger dengan kekuasaan (Islam) melahirkan dua proposisi penting. Pertama, karena kuatnya tradisi dan sistem kebudayaan masyarakat Tengger, baik ideologi Hindu maupun Islam, dimaknai sebagai sistem kebudayaan yang tidak ubahnya hanya melekat secara simbolik bagi masyarakat Tengger. Kedua, meskipun terkesan sinkretis, sesungguhnya Islam maupun Hindu juga membentuk world view masyarakat Tengger secara subtantif dan kultural. Pandangan kedua tidak ubahnya seperti sistem keagamaan masyarakat Jawa pada umumnya yang menganut agama Islam. ”Islam Jawa” di balik wataknya seolah-olah sinkretis, namun sesungguhnya tetap menunjukkan ”Islam subtansial” karena berbasis tradisi keagamaan tasawuf
本文探讨腾格里社区生活的动态,以捍卫其文化与伊斯兰教的扩张和印尼政府的权力。研究在两个村庄进行,Ngadisari和Sapikerep, Probolinggo。本研究运用表征理论的视角,详细阐述了腾格里人在动态变化的时代背景下的身份表征策略。腾格里人与权力(伊斯兰教)之间的动态辩证法提出了两个重要命题。首先,由于腾格里系统的强大传统和文化,印度教和伊斯兰教的意识形态都被解释为只是象征性地依附于腾格里的文化系统。第二,虽然印象融合,实际上,伊斯兰教和印度教也建立了腾格里实质性的世界观和文化。第二种观点与爪哇伊斯兰教一样普遍,“爪哇伊斯兰教”背后的特点仿佛是融合的。然而,它显示了“实质的伊斯兰教”,因为它是基于苏菲派的宗教传统。Artikel ini mengeksplorasi dinamika masyarakat Tengger dalam成员pertahankan系统kebudayaan dari ekspansi Islam dan kekuasaan peremerintah印度尼西亚。Penelitian dengan mengambil lokus di dua desa, Ngadisari dan Sapikerep, probinggo。邓甘孟古那坎的观点是代表,邓甘孟古那坎的战略是代表,邓甘孟古那坎的战略是代表,邓甘丹那坎代表,邓甘丹那坎代表,邓甘丹那坎代表,邓甘丹那坎代表。Dinamika dialektika antara Tengger dengan kekuasaan(伊斯兰教)melahirkan dua proposisi penting。Pertama, karena kuatnya tradisi dan system kebudayaan masyarakat Tengger, baik意识形态印度教maupun伊斯兰教,dimaknai sebagai system kebudayaan yang tidak ubahnya hanya melekat secara symbolik bagi masyarakat Tengger。【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】Pandangan kedua tidak ubahnya seperti system keagamaan masyarakat Jawa pada umumnya yang menganut agama Islam. "伊斯兰教爪哇" di balik wataknya seolah-olah sinkretis, namun sesungguhnya tetap menunjukkan "伊斯兰教实质" karena berbasis tradisi keagamaan tasawuf
{"title":"POLITIK IDENTITAS MASYARAKAT TENGGER DALAM MEMPERTAHANKAN SISTEM KEBUDAYAAN DARI HEGEMONI ISLAM DAN KEKUASAAN","authors":"Ali Maksum","doi":"10.18860/EL.V17I1.3083","DOIUrl":"https://doi.org/10.18860/EL.V17I1.3083","url":null,"abstract":"This article explores the dynamic of Tengger communities life in order to defend its culture with regard to the expansion of Islam and the power of Indonesian government. The research were conducted in two villages, Ngadisari and Sapikerep, Probolinggo. Using the perspective of representation theory, this study  elaborate more detail about the strategy of the Tengger people in representing their identity in the midst of the dynamics of the changing time. The dynamics dialectic between the Tengger and power (Islam) have brought out two important propositions. First, because of the strong tradition and culture Tengger systems, both Hindu and Islamic ideology interpreted as a cultural system that only symbolically attached to the Tengger. Second, although impressed syncretic, in fact, Islam and Hinduism also established world view Tengger substantive and culturally. The second view is as commonly as Islam in Java, \"Javanese Islam\" behind its character as if syncretic. However, it shows \"substantial Islam\" because it is based on religious traditions of Sufism. Artikel ini mengeksplorasi dinamika masyarakat Tengger dalam mempertahankan sistem kebudayaan dari ekspansi Islam dan kekuasaan pemerintah Indonesia. Penelitian dengan mengambil lokus di dua desa, Ngadisari dan Sapikerep, Probolinggo. Dengan menggunakan perspektif teori representasi, penelitian ini hendak mengelaborasi strategi masyarakat Tengger dalam merepresentasi identitas diri mereka di tengah-tengah dinamika perubahan zaman. Dinamika dialektika antara Tengger dengan kekuasaan (Islam) melahirkan dua proposisi penting. Pertama, karena kuatnya tradisi dan sistem kebudayaan masyarakat Tengger, baik ideologi Hindu maupun Islam, dimaknai sebagai sistem kebudayaan yang tidak ubahnya hanya melekat secara simbolik bagi masyarakat Tengger. Kedua, meskipun terkesan sinkretis, sesungguhnya Islam maupun Hindu juga membentuk world view masyarakat Tengger secara subtantif dan kultural. Pandangan kedua tidak ubahnya seperti sistem keagamaan masyarakat Jawa pada umumnya yang menganut agama Islam. ”Islam Jawa” di balik wataknya seolah-olah sinkretis, namun sesungguhnya tetap menunjukkan ”Islam subtansial” karena berbasis tradisi keagamaan tasawuf","PeriodicalId":31198,"journal":{"name":"El Harakah","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-11-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"67624407","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 5
SIKAP MASYARAKAT MADURA TERHADAP TRADISI CAROK: STUDI FENOMENOLOGI NILAI-NILAI BUDAYA MASYARAKAT MADURA MADURA人对CAROK传统的态度:MADURA人文化价值表观研究
Pub Date : 2016-09-29 DOI: 10.18860/EL.V16I2.3064
Rokhyanto Rokhyanto, M. Marsuki
This paper describes personal and communal attitudes of Maduranese towards carok and the reasons of existing carok. The study’s approach is descriptive involving 195 Maduranese. Observation, questionnaire, and interview were implemented to collect data. Result of analysis shows 4 personal attitudes toward carok as follow: 75% accept that they are not intend to do carok, 60% accept that they will not do carok in any reason, 77.38% accept to solve all cases wisely without doing carok, and (4) 77.40% will not do carok because of being obedient to state and religious rules. While 5 Maduranese communal attitudes toward carok involve: 64.16% accept that carok is not Madura tradition, 81.11%  accept that Madura community love peace, 86.11% agree that carok does not represent Maduranese, 82.44% agree that carok is bad rules, and 76.11%  accept to solve all cases wisely without carok. It is also concluded that the motivation of carok are  women, misunderstanding, inheritance, belief, theft, and debt problems. Studi ini bertujuan mendeskripsikan sikap individu dan kelompok orang Madura terhadap tradisi carok serta alasan-alasan terjadinya carok. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan subyek berjumlah 195 orang. Instrumen yang digunakan adalah pengamatan, angket, dan wawancara. Berdasarkan hasil analisis, ditemukan 4 sikap individu terhadap carok meliputi 75% tidak senang memiliki tradisi carok, 60% tidak melakukan carok, 77,38%, menyelesaikan persoalan secara bijak tanpa carok, dan 77,40 tidak melakukan carok karena taat terhadap hukum negara dan agama. Sedangkan 5 sikap kelompok orang Madura terhadap carok meliputi: 64,16% menerima aarok bukanlah budaya orang Madura, 81,11% menyatakan masyarakat Madura cinta damai, 86,11% menyatakan carok tidak mewakili orang Madura, 82,44% menerima carok merupakan perbuatan keji dan melanggar hukum, dan 76,11% menyatakan akan menyelesaikan persoalan secara bijak tanpa carok. Selain itu, ditemukan bahwa motif-motif terjadinya carok adalah karena wanita, kesalahpahaman, warisan, keyakinan, pencurian dan) hutang piutang.
本文描述了马杜罗人对卡洛克的个人和社会态度以及存在卡洛克的原因。这项研究的方法是描述性的,涉及195名马杜罗人。采用观察法、问卷调查法和访谈法收集数据。分析结果显示,4个人对犯罪的态度如下:75%的人认为自己不打算犯罪,60%的人认为自己无论如何都不会犯罪,77.38%的人认为不犯罪就能聪明地解决所有的案件,77.40%的人认为服从国家和宗教规则不会犯罪。而马杜罗人对卡鲁克的态度包括:64.16%的人认为卡鲁克不是马杜罗人的传统,81.11%的人认为马杜罗人热爱和平,86.11%的人认为卡鲁克不代表马杜罗人,82.44%的人认为卡鲁克是坏规则,76.11%的人认为不需要卡鲁克就能明智地解决所有案件。研究还认为,女性、误解、继承、信仰、盗窃和债务问题是犯罪动机。研究发现,在中国,有一种特殊的文化背景,即文化背景,文化背景,文化背景,文化背景。Penelitian ini menggunakan pendekatan deskritif dengan subyek berjumlah 195橙。仪器yang digunakan adalah pengamatan, angket, dan wawancara。Berdasarkan hasil进行分析,ditemukan 4 sikap最terhadap carok meliputi 75%有些senang memiliki tradisi carok, 60%有些melakukan carok, 77年38%,menyelesaikan persoalan secara bijak tanpa carok,丹77年40有些melakukan carok林嘉欣taat terhadap hukum negara丹蜥蜴。Sedangkan 5 sikap kelompok orang Madura terhadap carok meliputi: 64,16% menerima aarok bukanlah budaya orang Madura, 81,11% menyatakan masyarakat Madura cinta damai, 86,11% menyatakan carok merupakan perbuatan keji dan melanggar hukum, 76,11% menyatakan akan menyelesaikan persoalan secara bijak tanpa carok。Selain itu, ditemukan bahwa motif-motif terjadinya carok adalah karena wanita, kesalahpahaman, warisan, keyakinan, pencurian dan) hutang piutang。
{"title":"SIKAP MASYARAKAT MADURA TERHADAP TRADISI CAROK: STUDI FENOMENOLOGI NILAI-NILAI BUDAYA MASYARAKAT MADURA","authors":"Rokhyanto Rokhyanto, M. Marsuki","doi":"10.18860/EL.V16I2.3064","DOIUrl":"https://doi.org/10.18860/EL.V16I2.3064","url":null,"abstract":"This paper describes personal and communal attitudes of Maduranese towards carok and the reasons of existing carok. The study’s approach is descriptive involving 195 Maduranese. Observation, questionnaire, and interview were implemented to collect data. Result of analysis shows 4 personal attitudes toward carok as follow: 75% accept that they are not intend to do carok, 60% accept that they will not do carok in any reason, 77.38% accept to solve all cases wisely without doing carok, and (4) 77.40% will not do carok because of being obedient to state and religious rules. While 5 Maduranese communal attitudes toward carok involve: 64.16% accept that carok is not Madura tradition, 81.11%  accept that Madura community love peace, 86.11% agree that carok does not represent Maduranese, 82.44% agree that carok is bad rules, and 76.11%  accept to solve all cases wisely without carok. It is also concluded that the motivation of carok are  women, misunderstanding, inheritance, belief, theft, and debt problems. Studi ini bertujuan mendeskripsikan sikap individu dan kelompok orang Madura terhadap tradisi carok serta alasan-alasan terjadinya carok. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan subyek berjumlah 195 orang. Instrumen yang digunakan adalah pengamatan, angket, dan wawancara. Berdasarkan hasil analisis, ditemukan 4 sikap individu terhadap carok meliputi 75% tidak senang memiliki tradisi carok, 60% tidak melakukan carok, 77,38%, menyelesaikan persoalan secara bijak tanpa carok, dan 77,40 tidak melakukan carok karena taat terhadap hukum negara dan agama. Sedangkan 5 sikap kelompok orang Madura terhadap carok meliputi: 64,16% menerima aarok bukanlah budaya orang Madura, 81,11% menyatakan masyarakat Madura cinta damai, 86,11% menyatakan carok tidak mewakili orang Madura, 82,44% menerima carok merupakan perbuatan keji dan melanggar hukum, dan 76,11% menyatakan akan menyelesaikan persoalan secara bijak tanpa carok. Selain itu, ditemukan bahwa motif-motif terjadinya carok adalah karena wanita, kesalahpahaman, warisan, keyakinan, pencurian dan) hutang piutang.","PeriodicalId":31198,"journal":{"name":"El Harakah","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"67624001","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 4
Budaya Islam dalam Adat Perkawinan Minangkabau 米南卡保婚姻适应中的伊斯兰文化
Pub Date : 2016-09-29 DOI: 10.18860/EL.V16I1.2511
Syamsul Arifin
Abstract Minangkabau Minangkabau or Minang is commonly abbreviated archipelago ethnic groups who speak and uphold traditional Minangkabau. The area includes adherents of the culture of West Sumatra, Riau mainland half, the northern part of Bengkulu, Jambi the west, the west coast of North Sumatra, southwest of Aceh, and also Negeri Sembilan in Malaysia. In layman conversation, Minang people are often confused as the Padang, referring to the name of the capital of West Sumatra province is Padang. However, these people will usually refer to the group as urang crew, which is intended to equal the Minang people themselves. Origins of "Minangkabau" Minangkabau name comes from two words, minang and Kabau. The name was associated with a typical Minang known legend in the legend. Of the legend, it is said at one time there was a foreign kingdom (commonly interpreted as Majapahit) that come from the sea will do the conquest ( Setyawan. 2009 . 115). To prevent fighting, the local community proposed to complain buffalo. Foreign forces are approved and provide a large buffalo and aggressive, while the local community to provide a hungry calves. In the battle, which are hungry calves were expecting big buffalo is the parent. The child then ran buffalo milk and gore seek to dismember the great buffalo stomach. The victory inspired the local community using the name Minangkabau, derived from the words "Manang Kabau" (meaning winning buffalo). Keywords : Islamic Culture, Marriage, Minagkabau Abstrak Minangkabau Minangkabau atau yang biasa disingkat Minang adalah kelompok etnis Nusantara yang berbahasa dan menjunjung adat Minangkabau. Wilayah penganut kebudayaannya meliputi Sumatera Barat, separuh daratan Riau, bagian utara Bengkulu, bagian barat Jambi, pantai barat Sumatera Utara, barat daya Aceh, dan juga Negeri Sembilan di Malaysia. Dalam percakapan awam, orang Minang seringkali disamakan sebagai orang Padang, merujuk kepada nama ibu kota provinsi Sumatera Barat yaitu kota Padang. Namun, masyarakat ini biasanya akan menyebut kelompoknya dengan sebutan urang awak, yang bermaksud sama dengan orang Minang itu sendiri. Asal Usul “Minangkabau” Nama Minangkabau berasal dari dua kata, minang dan kabau. Nama itu dikaitkan dengan suatu legenda khas Minang yang dikenal di dalam tambo. Dari tambo tersebut, konon pada suatu masa ada satu kerajaan asing (biasa ditafsirkan sebagai Majapahit) yang datang dari laut akan melakukan penaklukan. Untuk mencegah pertempuran, masyarakat setempat mengusulkan untuk mengadu kerbau. Pasukan asing tersebut menyetujui dan menyediakan seekor kerbau yang besar dan agresif, sedangkan masyarakat setempat menyediakan seekor anak kerbau yang lapar. Dalam pertempuran, anak kerbau yang lapar itu menyangka kerbau besar tersebut adalah induknya. Maka anak kerbau itu langsung berlari mencari susu dan menanduk hingga mencabik-cabik perut kerbau besar tersebut. Kemenangan itu menginspirasikan masyarakat setempat memakai nama Minangkabau, yang berasal
摘要米南卡保族(minangkabao)或米南族(Minang)是群岛上讲米南卡保族传统语言的少数民族。该地区包括西苏门答腊、廖内省大陆一半、明古鲁北部、占碑西部、北苏门答腊西海岸、亚齐西南部以及马来西亚的森美兰州的文化信徒。在外行的交谈中,米南人经常被混淆为巴东,指的是西苏门答腊省首府的名字是巴东。然而,这些人通常会把这个群体称为urang船员,这是为了与Minang人本身等同。米南卡堡族的名字由两个词组成,minang和Kabau。这个名字与传说中一个典型的米南族传说有关。在传说中,据说曾经有一个来自海上的外国王国(通常被解释为Majapahit)将进行征服(Setyawan, 2009)。115)。为了防止冲突,当地社区提议向水牛投诉。外国势力则批准并提供一头凶猛的大水牛,而当地社区则提供一头饥饿的小牛。在战斗中,那些饥饿的小牛都期待着大水牛的父母。然后,孩子跑着水牛奶和血,试图肢解水牛的大胃。这场胜利激发了当地社区的灵感,用“Manang Kabau”(意思是获胜的水牛)这个词来命名米南卡堡。关键词:伊斯兰文化,婚姻,米南卡堡,米南卡堡,米南卡堡,米南卡堡,米南卡堡,米南卡堡,米南卡堡,米南卡堡,米南卡堡,米南卡堡,米南卡堡,米南卡堡,米南卡堡,米南卡堡,米南卡堡槟州州,槟城州,明古鲁州,占比州,苏门答腊州,亚齐州,马来西亚森美兰州。我的家乡,我的家乡,我的家乡,我的家乡,我的家乡,我的家乡,我的家乡,我的家乡Namun, masyarakat ini biasanya akan menyeyebut kelompoknya dengan sebutan urang awak, yang bermaksud sama dengan orang Minang itsendiri。Asal Usul " Minangkabau " Nama Minangkabau berasal dari dua kata, minang dan kabau。Nama itu dikaitkan dengan suatu legenda khas Minang yang dikenal di dalam tambo。达里tambo tersebut, konon pada suatu masa ada satu kerajaan asing (biasa ditafsirkan sebagai majaphit) yang datang Dari laut akan melakukan penaklukan。Untuk menegah pertempuran, masyarakat setempat mengusulkan Untuk mengadu kerbau。Pasukan的意思是简洁,但是menyetujui dan menyediakan seekor kerbau yang besar dan, sedangkan masyarakat setangkan seekor anak kerbau yang lapar。Dalam pertempuran, anak kerbau, yang, lapar, menyangka, kerbau, besar,但adalah induknya。Maka anak kerbau itlangsung berlari menkari susu danmenanduk menkabik -cabik perut kerbau besar tersebut。Kemenangan itu menginspirasikan masyarakat setempat memakai nama Minangkabau, yang berasal dari ucapan“manangkabau”(artinya menangkerbau)。Kata Kunci: Budaya Islam, Perkawinan, Minagkabau
{"title":"Budaya Islam dalam Adat Perkawinan Minangkabau","authors":"Syamsul Arifin","doi":"10.18860/EL.V16I1.2511","DOIUrl":"https://doi.org/10.18860/EL.V16I1.2511","url":null,"abstract":"Abstract Minangkabau Minangkabau or Minang is commonly abbreviated archipelago ethnic groups who speak and uphold traditional Minangkabau. The area includes adherents of the culture of West Sumatra, Riau mainland half, the northern part of Bengkulu, Jambi the west, the west coast of North Sumatra, southwest of Aceh, and also Negeri Sembilan in Malaysia. In layman conversation, Minang people are often confused as the Padang, referring to the name of the capital of West Sumatra province is Padang. However, these people will usually refer to the group as urang crew, which is intended to equal the Minang people themselves. Origins of \"Minangkabau\" Minangkabau name comes from two words, minang and Kabau. The name was associated with a typical Minang known legend in the legend. Of the legend, it is said at one time there was a foreign kingdom (commonly interpreted as Majapahit) that come from the sea will do the conquest ( Setyawan. 2009 . 115). To prevent fighting, the local community proposed to complain buffalo. Foreign forces are approved and provide a large buffalo and aggressive, while the local community to provide a hungry calves. In the battle, which are hungry calves were expecting big buffalo is the parent. The child then ran buffalo milk and gore seek to dismember the great buffalo stomach. The victory inspired the local community using the name Minangkabau, derived from the words \"Manang Kabau\" (meaning winning buffalo). Keywords : Islamic Culture, Marriage, Minagkabau Abstrak Minangkabau Minangkabau atau yang biasa disingkat Minang adalah kelompok etnis Nusantara yang berbahasa dan menjunjung adat Minangkabau. Wilayah penganut kebudayaannya meliputi Sumatera Barat, separuh daratan Riau, bagian utara Bengkulu, bagian barat Jambi, pantai barat Sumatera Utara, barat daya Aceh, dan juga Negeri Sembilan di Malaysia. Dalam percakapan awam, orang Minang seringkali disamakan sebagai orang Padang, merujuk kepada nama ibu kota provinsi Sumatera Barat yaitu kota Padang. Namun, masyarakat ini biasanya akan menyebut kelompoknya dengan sebutan urang awak, yang bermaksud sama dengan orang Minang itu sendiri. Asal Usul “Minangkabau” Nama Minangkabau berasal dari dua kata, minang dan kabau. Nama itu dikaitkan dengan suatu legenda khas Minang yang dikenal di dalam tambo. Dari tambo tersebut, konon pada suatu masa ada satu kerajaan asing (biasa ditafsirkan sebagai Majapahit) yang datang dari laut akan melakukan penaklukan. Untuk mencegah pertempuran, masyarakat setempat mengusulkan untuk mengadu kerbau. Pasukan asing tersebut menyetujui dan menyediakan seekor kerbau yang besar dan agresif, sedangkan masyarakat setempat menyediakan seekor anak kerbau yang lapar. Dalam pertempuran, anak kerbau yang lapar itu menyangka kerbau besar tersebut adalah induknya. Maka anak kerbau itu langsung berlari mencari susu dan menanduk hingga mencabik-cabik perut kerbau besar tersebut. Kemenangan itu menginspirasikan masyarakat setempat memakai nama Minangkabau, yang berasal ","PeriodicalId":31198,"journal":{"name":"El Harakah","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"67623387","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
QADARIYAH DAN JABARIYAH DI PASAR PELELANGAN IKAN BAJOE KABUPATEN BONE PROPINSI SULAWESI SELATAN 我马上回来。
Pub Date : 2016-09-01 DOI: 10.18860/EL.V17I1.2844
M. Hasbi
{"title":"QADARIYAH DAN JABARIYAH DI PASAR PELELANGAN IKAN BAJOE KABUPATEN BONE PROPINSI SULAWESI SELATAN","authors":"M. Hasbi","doi":"10.18860/EL.V17I1.2844","DOIUrl":"https://doi.org/10.18860/EL.V17I1.2844","url":null,"abstract":"","PeriodicalId":31198,"journal":{"name":"El Harakah","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-09-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"67624117","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
THE CONTINUITY AND DISCONTINUITY OF VISITING SHEIKH YUSUF TOMB TRADITION IN KOBBANG GOWA-SOUTH SULAWESI 南苏拉威西戈瓦科邦参观谢赫·优素福墓传统的连续性和断续性
Pub Date : 2016-06-10 DOI: 10.18860/el.v18i1.3500
Syamzan Syukur
The findings of this paper show that the ritual tradition of visiting the tomb of Sheikh Yusuf in Kobbang from time to time amended. It was initially a strong ritual primarily influenced by the nuances of heresy, but on its further development the influence fades due to the efforts of Islamic preachers. The general motivation of the pilgrims is hoping the livelihood they can acquire, such as finding mates, sustenance, offspring, health and inner tranquility. Yet, some are visiting the tomb to appreciate the scholars or heroes or just for sightseeing. In the context of developing society, this tradition seems to be persisted as Sheikh Yusuf is regarded as having karomah, a guardian, scholars and a hero. His personality is considered to bring blessing to the pilgrims. Therefore, for most modern societies this tradition remains alive and serves as one alternative to find peace and cure severe diseases. Temuan tulisan ini menunjukkan bahwa ritual tradisi ziarah makam Syekh Yusuf di Kobbang dari waktu ke waktu mengalami perubahan. Pada awalnya masih ditemukan ritual yang kental dengan nuansa bid’ah tapi pada perkembangan lebih lanjut nuansa bid’ahnya mulai terkikis berkat usaha para da’i Islam. Motivasi yang melatarbelakangi para peziarah pada umumnya agar hajat mereka dapat terpenuhi, seperti hajat mendapatkan jodoh, keturunan, rezeki, kesehatan dan ketenangan batin. Tetapi ada pula yang berziarah ke makam Syekh Yusuf karena motivasi menghargai ulama atau pahlawan atau sekedar berwisata. Dalam konteks masyarakat yang terus mengalami perkembangan, nampaknya tradisi ini tetap bertahan, karena Syekh Yusuf dianggap sebagai seorang yang memiliki karomah, seorang wali, ulama dan seorang pahlawan. Kepribadian yang dimiliki oleh Syekh Yusuf dianggap akan mendatangkan berkah bagi para peziarah. Karena itu, bagi sebagian masyarakat modern, tradisi ini tetap hidup dan dijadikan sebagai salah satu alternatif mencari ketenangan batin dan menyembuhkan penyakit yang tidak terjangkau oleh medis.
本文的研究结果表明,在Kobbang参观Sheikh Yusuf墓的仪式传统不时被修改。它最初是一种强烈的仪式,主要受异端的细微差别影响,但在其进一步发展中,由于伊斯兰传教士的努力,影响逐渐消失。朝圣者的总体动机是希望获得生计,如寻找配偶、食物、后代、健康和内心安宁。然而,一些人参观陵墓是为了欣赏学者或英雄,或者只是为了观光。在发展中社会的背景下,这一传统似乎得到了延续,因为谢赫·优素福被视为具有karomah,监护人,学者和英雄。他的人格被认为会给朝圣者带来祝福。因此,对于大多数现代社会来说,这一传统仍然存在,并作为寻求和平和治疗严重疾病的一种选择。图里桑是一种仪式,是一种传统的仪式,是一种传统的仪式。当我们祈祷的时候,我们会祈祷,我们会祈祷,我们会祈祷,我们会祈祷,我们会祈祷。我的意思是,我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思。尤素福先生,我的父亲,我的父亲,我的父亲,我的父亲,我的父亲,我的父亲,我的父亲,我的父亲。Dalam konteks masyarakat yang terus mengalami perkembangan, nampaknya tradisi ini tetap bertahan, karena Syekh Yusuf dianggap sebagai seorang yang memiliki karomah, seorang wali, ulama dan seorang pahlawan。Kepribadian yang dimiliki oleh syyekh Yusuf dianggap akan mendatangkan berkah bagi para peziarah。现代的,传统的,传统的,传统的,传统的,传统的,传统的,传统的,传统的,传统的,传统的,传统的,传统的,传统的,传统的,传统的
{"title":"THE CONTINUITY AND DISCONTINUITY OF VISITING SHEIKH YUSUF TOMB TRADITION IN KOBBANG GOWA-SOUTH SULAWESI","authors":"Syamzan Syukur","doi":"10.18860/el.v18i1.3500","DOIUrl":"https://doi.org/10.18860/el.v18i1.3500","url":null,"abstract":"The findings of this paper show that the ritual tradition of visiting the tomb of Sheikh Yusuf in Kobbang from time to time amended. It was initially a strong ritual primarily influenced by the nuances of heresy, but on its further development the influence fades due to the efforts of Islamic preachers. The general motivation of the pilgrims is hoping the livelihood they can acquire, such as finding mates, sustenance, offspring, health and inner tranquility. Yet, some are visiting the tomb to appreciate the scholars or heroes or just for sightseeing. In the context of developing society, this tradition seems to be persisted as Sheikh Yusuf is regarded as having karomah, a guardian, scholars and a hero. His personality is considered to bring blessing to the pilgrims. Therefore, for most modern societies this tradition remains alive and serves as one alternative to find peace and cure severe diseases. Temuan tulisan ini menunjukkan bahwa ritual tradisi ziarah makam Syekh Yusuf di Kobbang dari waktu ke waktu mengalami perubahan. Pada awalnya masih ditemukan ritual yang kental dengan nuansa bid’ah tapi pada perkembangan lebih lanjut nuansa bid’ahnya mulai terkikis berkat usaha para da’i Islam. Motivasi yang melatarbelakangi para peziarah pada umumnya agar hajat mereka dapat terpenuhi, seperti hajat mendapatkan jodoh, keturunan, rezeki, kesehatan dan ketenangan batin. Tetapi ada pula yang berziarah ke makam Syekh Yusuf karena motivasi menghargai ulama atau pahlawan atau sekedar berwisata. Dalam konteks masyarakat yang terus mengalami perkembangan, nampaknya tradisi ini tetap bertahan, karena Syekh Yusuf dianggap sebagai seorang yang memiliki karomah, seorang wali, ulama dan seorang pahlawan. Kepribadian yang dimiliki oleh Syekh Yusuf dianggap akan mendatangkan berkah bagi para peziarah. Karena itu, bagi sebagian masyarakat modern, tradisi ini tetap hidup dan dijadikan sebagai salah satu alternatif mencari ketenangan batin dan menyembuhkan penyakit yang tidak terjangkau oleh medis.","PeriodicalId":31198,"journal":{"name":"El Harakah","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-06-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"67625443","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
Bisnis Orang Sunda (Studi Teologi dalam Etika Bisnis Orang Sunda) 巽他的商业(巽他商业伦理神学研究)
Pub Date : 2016-06-10 DOI: 10.18860/EL.V18I1.3501
Didin Komarudin
Business activities constitute modern management-oriented professional enterpreneurship act. This research gives evidence that business ethics is needed as guiding frame of every business policy. Morever, the theological factor plays an important role in encouraging man to be successful in business. CV. Batu Gunung Padakasih (BGP) located in Cikancung Bandung, Tapin District, has represented the findings concerning relation between ethics and social business theology in the policy that may be regarded as causal relation in business success. The theological aspects come to the surface, but still needed depth tracking, aspecially on God’s power before men. The efforts of praying and asking for blessing remain part of theological aspect integral to human performance. As for social theology emerged in the form of profit-sharing as much as 2.5% for the construction of social and religious institutions. Kegiatan bisnis merupakan manajemen modern yang berorientasi profesional kewirausahaan tindakan. Penelitian ini memberikan bukti bahwa etika bisnis diperlukan sebagai pedoman kerangka setiap kebijakan bisnis. Terlebih lagi, faktor teologis memainkan peran penting dalam mendorong manusia untuk menjadi sukses dalam bisnis. CV. Batu Gunung Padakasih (BGP) yang terletak di Cikancung Bandung, Kabupaten Tapin, telah menunjukkan temuan yang signifikan mengenai hubungan antara etika dan teologi bisnis sosial dalam kebijakan yang dapat dianggap sebagai hubungan kausal dalam keberhasilan bisnis. Aspek teologis muncul ke permukaan, namun masih diperlukan pelacakan mendalam, terutama aspek kekuasaan Tuhan terhadap manusia. Upaya doa dan meminta berkah kepada alim ulama tetap menjadi bagian teologi yang tidak terpisahkan dengan kinerja manusia. Adapun teologi sosial muncul dalam bentuk pembagian keuntungan perusahaan sebanyak 2,5 % untuk kepentingan pembangunan lembaga keagamaan dan lembaga sosial.
企业活动构成了现代以管理为导向的专业创业行为。本研究证明,商业伦理是每一项商业政策的指导框架。此外,神学因素在鼓励人们在商业上取得成功方面起着重要作用。简历。Batu Gunung Padakasih (BGP)位于塔平区Cikancung万隆,代表了有关政策中伦理与社会商业神学之间关系的研究结果,这可能被视为商业成功的因果关系。神学方面浮出水面,但仍需要深入追踪,特别是上帝在人面前的大能。祈祷和祈求祝福的努力仍然是人类表现中不可或缺的神学方面的一部分。至于社会神学,则以利润分成的形式出现,高达2.5%用于社会和宗教机构的建设。Kegiatan bisnis merupakan管理是现代杨东方专业的kewiraushaan tindakan。Penelitian ini成员kanbukti bahwa etika bisnis diperlukan sebagai pedoman kerangka setiap kebijakan bisnis。Terlebih lagi是一名技术人员,他说:“我认为这是一个很好的例子。”简历。Batu Gunung Padakasih (BGP) yang terletak di Cikancung Bandung, Kabupaten Tapin, telah menunjukkan temuan yang signfikan mengenai hubungan antara etika dan technology bisis social dalam kebijakan yang dapat dianggap sebagai hubungan kausal dalam keberhasilan bisnis。阿斯皮克技术muncul ke permukaan, namun masih diperlukan pelacakan mendalam, terutama aspekekuasaan Tuhan terhadap manusia。乌合之众,众众之众,众众之众,众众之众,众众之众,众众之众,众众之众。适应的地质社会dalam bentuk pembagian keuntunan perusahaan sebanyak 2,5 % untuk kependingan pembangunan lembaga keagamaan dan lembaga social。
{"title":"Bisnis Orang Sunda (Studi Teologi dalam Etika Bisnis Orang Sunda)","authors":"Didin Komarudin","doi":"10.18860/EL.V18I1.3501","DOIUrl":"https://doi.org/10.18860/EL.V18I1.3501","url":null,"abstract":"Business activities constitute modern management-oriented professional enterpreneurship act. This research gives evidence that business ethics is needed as guiding frame of every business policy. Morever, the theological factor plays an important role in encouraging man to be successful in business. CV. Batu Gunung Padakasih (BGP) located in Cikancung Bandung, Tapin District, has represented the findings concerning relation between ethics and social business theology in the policy that may be regarded as causal relation in business success. The theological aspects come to the surface, but still needed depth tracking, aspecially on God’s power before men. The efforts of praying and asking for blessing remain part of theological aspect integral to human performance. As for social theology emerged in the form of profit-sharing as much as 2.5% for the construction of social and religious institutions. Kegiatan bisnis merupakan manajemen modern yang berorientasi profesional kewirausahaan tindakan. Penelitian ini memberikan bukti bahwa etika bisnis diperlukan sebagai pedoman kerangka setiap kebijakan bisnis. Terlebih lagi, faktor teologis memainkan peran penting dalam mendorong manusia untuk menjadi sukses dalam bisnis. CV. Batu Gunung Padakasih (BGP) yang terletak di Cikancung Bandung, Kabupaten Tapin, telah menunjukkan temuan yang signifikan mengenai hubungan antara etika dan teologi bisnis sosial dalam kebijakan yang dapat dianggap sebagai hubungan kausal dalam keberhasilan bisnis. Aspek teologis muncul ke permukaan, namun masih diperlukan pelacakan mendalam, terutama aspek kekuasaan Tuhan terhadap manusia. Upaya doa dan meminta berkah kepada alim ulama tetap menjadi bagian teologi yang tidak terpisahkan dengan kinerja manusia. Adapun teologi sosial muncul dalam bentuk pembagian keuntungan perusahaan sebanyak 2,5 % untuk kepentingan pembangunan lembaga keagamaan dan lembaga sosial.","PeriodicalId":31198,"journal":{"name":"El Harakah","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-06-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"67625517","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
BLANGKON HITAM: IDENTITAS GERAKAN PADEPOKAN DAKWAH SUNAN KALIJAGA DALAM MASYARAKAT MUSLIM PERKOTAAN BLANGKON black:在城市穆斯林社会中发现了dadepo坎运动
Pub Date : 2016-06-10 DOI: 10.18860/EL.V18I1.2843
Fikria Najitama
This paper discusses the identity represented by the community of Padepokan dakwah Sunan Kalijaga (Padasuka). This community is located in Pesantren Ummul Qura, Pondok Cabe Ilir, South Tangerang. There are several reasons underlying the need to explore Padasuka community. One of them is the black clothes and Javanese blangkon of the male members. This fact is certainly interesting as this community exists in a multi- ethnic region and modern urban area. The finding shows that Kiai Syarif, as the leader plays a dominant role in the process of identity representation. This is because he has a strong capital in the social and cultural aspects. In addition, the cultural identity of the community not only serves to determine the code of conduct, but also as a tool of resistance against the domination of the external culture. Tulisan ini membahas identitas yang digunakan oleh komunitas Padepokan dakwah Sunan Kalijaga (Padasuka). Padasuka merupakan komunitas yang berada dalam Pesantren Ummul Qura, Pondok Cabe Ilir, Tangerang Selatan. Ada beberapa alasan yang menjadikan komunitas Padasuka menarik untuk dikaji. Salah satunya adalah pakaian mereka yang serba hitam, dan memakai blangkon dari Jawa bagi anggota laki-laki. Kenyataan ini tentunya menarik, karena Padasuka berada dalam kawasan multi-etnis dan wilayah perkotaan yang modern. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa Kiai Syarif, sebagai tokoh komunitas Padasuka, mempunyai posisi yang sangat dominan dalam proses reproduksi identitas. Hal ini karena dia memiliki modal yang kuat dalam aspek sosial dan kultural. Selain itu, dalam komunitas Padasuka, identitas budaya bukan hanya sebagai pengarah yang menentukan kode etik, namun juga menjadi alat resistensi atas dominasi budaya dari luar.
本文探讨了帕达苏卡(Padasuka)社区所代表的身份认同。这个社区位于Pesantren Ummul Qura, Pondok Cabe Ilir, South Tangerang。探索Padasuka社区有几个潜在的原因。其中之一是男性成员的黑色衣服和爪哇绒衣。这个事实当然是有趣的,因为这个社区存在于一个多民族地区和现代城市地区。研究结果表明,作为领导者的Kiai Syarif在身份表征过程中起着主导作用。这是因为他在社会文化方面有很强的资本。此外,社区的文化认同不仅可以确定行为准则,还可以作为抵抗外部文化统治的工具。土立沙尼成员的身份是yang digunakan oleh komunitas paddepokan dakwah Sunan Kalijaga (Padasuka)。Padasuka merupakan komunitas yang berada dalam Pesantren umul Qura, Pondok Cabe Ilir, Tangerang Selatan。Ada beberapa alasan yang menjadikan komunitas Padasuka menarik untuk dikaji。Salah satunya adalah巴基斯坦mereka yang serba hitam, dan memakai blangkon dari Jawa bagi anggota laki-laki。肯尼亚人,我是肯尼亚人,我是肯尼亚人,我是肯尼亚人,我是肯尼亚人,我是肯尼亚人,我是肯尼亚人。Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa Kiai Syarif, sebagai tokoh komunitas Padasuka, mempunyai posisi yang sangat dominan dalam proproduksi identitas。哈尔尼karena dia memiliki模态杨夸达拉姆讲社会和文化。Selain itu, dalam komunitas Padasuka, identitas budaya bukan hanya sebagai pengarai yang menentukan kode etik, namun juga menjadi alat resistensi as dominasbudaya dari luar。
{"title":"BLANGKON HITAM: IDENTITAS GERAKAN PADEPOKAN DAKWAH SUNAN KALIJAGA DALAM MASYARAKAT MUSLIM PERKOTAAN","authors":"Fikria Najitama","doi":"10.18860/EL.V18I1.2843","DOIUrl":"https://doi.org/10.18860/EL.V18I1.2843","url":null,"abstract":"This paper discusses the identity represented by the community of Padepokan dakwah Sunan Kalijaga (Padasuka). This community is located in Pesantren Ummul Qura, Pondok Cabe Ilir, South Tangerang. There are several reasons underlying the need to explore Padasuka community. One of them is the black clothes and Javanese blangkon of the male members. This fact is certainly interesting as this community exists in a multi- ethnic region and modern urban area. The finding shows that Kiai Syarif, as the leader plays a dominant role in the process of identity representation. This is because he has a strong capital in the social and cultural aspects. In addition, the cultural identity of the community not only serves to determine the code of conduct, but also as a tool of resistance against the domination of the external culture. Tulisan ini membahas identitas yang digunakan oleh komunitas Padepokan dakwah Sunan Kalijaga (Padasuka). Padasuka merupakan komunitas yang berada dalam Pesantren Ummul Qura, Pondok Cabe Ilir, Tangerang Selatan. Ada beberapa alasan yang menjadikan komunitas Padasuka menarik untuk dikaji. Salah satunya adalah pakaian mereka yang serba hitam, dan memakai blangkon dari Jawa bagi anggota laki-laki. Kenyataan ini tentunya menarik, karena Padasuka berada dalam kawasan multi-etnis dan wilayah perkotaan yang modern. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa Kiai Syarif, sebagai tokoh komunitas Padasuka, mempunyai posisi yang sangat dominan dalam proses reproduksi identitas. Hal ini karena dia memiliki modal yang kuat dalam aspek sosial dan kultural. Selain itu, dalam komunitas Padasuka, identitas budaya bukan hanya sebagai pengarah yang menentukan kode etik, namun juga menjadi alat resistensi atas dominasi budaya dari luar.","PeriodicalId":31198,"journal":{"name":"El Harakah","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-06-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"67624669","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
MANAJEMEN KONFLIK BERBASIS “MULTICULTURAL COMPETENCES”: SOLUSI ALTERNATIF KONTESTASI PRIBUMI DAN SALAFI DI LOMBOK 基于“多文化竞争”的冲突管理:龙目岛的本土培养和萨拉菲替代解决方案
Pub Date : 2016-06-10 DOI: 10.18860/el.v18i1.3459
M. I. Fitriani
The relationship between salafism and indigeneous moslem at Lombok caused several contestations and needed to be studied deeply. In this study, salafism and indigeneous moslem will be classified into rural and urban. This classification based on their unique relations: (1) salafism gets high resistence from rural indigenous moslems, (2) meanwhile, salafism receives tolerance from urban indigenous moslem. This study uses qualitative approach with interpretive paradigm to answer causes of rural indigeneous moslems resistences toward rural salafism, causes of urban indigeneous moslems tolerance toward urban salafism and how to formulate conflict management based on multicultural competences. This study shows that different responses of indigenous moslems toward salafism aren’t only caused by the contestations of Ahlu-al sunnah but also many other elements. Then, multicultural competences needed to be developed by religious elite as an alternative to manage conflict in plural society for the sake of peace built on reciprocal multicultural values. Relasi antara antara salafi dan pribumi di Lombok telah melahirkan berbagai kontestasi yang perlu diulas secara mendalam. Dalam kajian ini, salafi dan pribumi diklasifikasi menjadi dua yaitu salafi desa dan kota serta pribumi desa dan kota. Klasifikasi ini didasarkan pada keunikan relasinya: (1) salafi desa mendapat resistensi tinggi dari muslim pribumi desa, (2) salafi kota mendapatkan toleransi dari pribumi kota. Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma interpretatif untuk menjawab penyebab resistensi pribumi desa terhadap salafi desa, penyebab toleransi pribumi kota terhadap salafi kota serta bagaimana rumusan model manajemen konflik berbasis kompetensi multikultural. Kajian ini menunjukkan bahwa perbedaan respon pribumi terhadap salafi tidak hanya disebabkan oleh kontestasi ahlu al-sunnah tetapi juga banyak unsur-unsur yang lain. Selanjutnya, multicultural competence perlu dikembangkan oleh elit agama sebagai alternatif manajemen konflik dalam realitas sosial yang plural demi kerukunan yang dibangun oleh nilai-nilai resiprokal-multikultural.
萨拉菲主义和龙目岛本土穆斯林之间的关系引起了一些争论,需要深入研究。在本研究中,萨拉菲主义和本土穆斯林将被分为农村和城市。这种分类基于他们之间独特的关系:(1)萨拉菲主义受到农村本土穆斯林的高度抵制;(2)同时萨拉菲主义受到城市本土穆斯林的宽容。本研究以定性的方法与解释的范式来回答农村穆斯林抗拒农村萨拉菲主义的原因、城市穆斯林容忍城市萨拉菲主义的原因,以及如何制定基于多元文化能力的冲突管理。这项研究表明,本土穆斯林对萨拉菲主义的不同反应不仅是由Ahlu-al sunnah的争论引起的,而且还有许多其他因素。然后,多元文化能力需要由宗教精英发展,作为管理多元社会冲突的替代方案,以实现建立在互惠多元文化价值观基础上的和平。龙目岛:龙目岛:龙目岛:龙目岛:龙目岛:龙目岛:龙目岛:龙目岛:龙目岛:龙目岛:龙目岛:龙目岛:龙目岛我是Dalam kajian ini,我是Dalam kajian ini,我是Dalam kajian ini,我是Dalam kajian ini,我是Dalam kajian ini。Klasifikasi ini didasarkan pada keunikan relasinya:(1) salafi desa mendapat resistensi tinggi dari priumi desa; (2) salafi kota mendapatkan toleransi dari priumi kota。本文从素质的角度分析了多元文化基础上素质的多元文化基础的管理模式,并对素质的多元文化基础进行了分析。Kajian ini menunjukkan bahwa perbedaan响应pribumi terhahadap salafi tidak hanya disebabkan oleh kontestasi ahlu al-sunnah tetapi juga banyak unsur-unsur yang lain。多元文化能力,多元文化能力,多元文化能力,多元文化能力,多元文化能力,多元文化能力,多元文化能力
{"title":"MANAJEMEN KONFLIK BERBASIS “MULTICULTURAL COMPETENCES”: SOLUSI ALTERNATIF KONTESTASI PRIBUMI DAN SALAFI DI LOMBOK","authors":"M. I. Fitriani","doi":"10.18860/el.v18i1.3459","DOIUrl":"https://doi.org/10.18860/el.v18i1.3459","url":null,"abstract":"The relationship between salafism and indigeneous moslem at Lombok caused several contestations and needed to be studied deeply. In this study, salafism and indigeneous moslem will be classified into rural and urban. This classification based on their unique relations: (1) salafism gets high resistence from rural indigenous moslems, (2) meanwhile, salafism receives tolerance from urban indigenous moslem. This study uses qualitative approach with interpretive paradigm to answer causes of rural indigeneous moslems resistences toward rural salafism, causes of urban indigeneous moslems tolerance toward urban salafism and how to formulate conflict management based on multicultural competences. This study shows that different responses of indigenous moslems toward salafism aren’t only caused by the contestations of Ahlu-al sunnah but also many other elements. Then, multicultural competences needed to be developed by religious elite as an alternative to manage conflict in plural society for the sake of peace built on reciprocal multicultural values. Relasi antara antara salafi dan pribumi di Lombok telah melahirkan berbagai kontestasi yang perlu diulas secara mendalam. Dalam kajian ini, salafi dan pribumi diklasifikasi menjadi dua yaitu salafi desa dan kota serta pribumi desa dan kota. Klasifikasi ini didasarkan pada keunikan relasinya: (1) salafi desa mendapat resistensi tinggi dari muslim pribumi desa, (2) salafi kota mendapatkan toleransi dari pribumi kota. Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma interpretatif untuk menjawab penyebab resistensi pribumi desa terhadap salafi desa, penyebab toleransi pribumi kota terhadap salafi kota serta bagaimana rumusan model manajemen konflik berbasis kompetensi multikultural. Kajian ini menunjukkan bahwa perbedaan respon pribumi terhadap salafi tidak hanya disebabkan oleh kontestasi ahlu al-sunnah tetapi juga banyak unsur-unsur yang lain. Selanjutnya, multicultural competence perlu dikembangkan oleh elit agama sebagai alternatif manajemen konflik dalam realitas sosial yang plural demi kerukunan yang dibangun oleh nilai-nilai resiprokal-multikultural.","PeriodicalId":31198,"journal":{"name":"El Harakah","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-06-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"67625215","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
THE QUEST OF THE ISLAMIC ARCHIPELAGO INHERITANCE THROUGH THE JAVANESE LIVING FOLKLORE 通过爪哇民间传说寻找伊斯兰群岛的遗产
Pub Date : 2016-06-10 DOI: 10.18860/el.v18i1.3499
S. Masitoh
This article is aimed at digging out the Islamic archipelago inheritance through the Javanese living folklore namely ruwatan. Ruwatan is the traditional ceremony done in order to pray to God so that the life of sukerta (one carrying bad luck) will not be under the threat of Bathara Kala. God is the only one who is able to release the sukerta‘s burden. The dalang (story teller) functions as a mediator of the sukerta to pray to God. Ruwatan is usually done by performing the shadow play and the dalang narrates Murwakala. There are many activities undergone by both the dalang and the sukerta before and after the performance of the shadow play. This article discusses the message of Murwakala in which the writer believes that it is not against the Islamic belief. It is a matter of fact that Murwakala was created in the 17th century anonymously so it can be assumed that it is related to the arrival of Islam in Java. Artikel ini bertujuan menggali warisan Nusantara Islam melalui cerita rakyat orang Jawa yaitu ruwatan. Ruwatan merupakan upacara adat dalam rangka berdoa kepada Tuhan agar kehidupan sukerta (pihak yang menyandang sesuatu penyebab kesialan) tidak akan berada di bawah ancaman Bathara Kala. Tuhanlah satu-satunya yang mampu melepaskan beban sukerta. Dalang berfungsi sebagai mediator sukerta untuk berdoa kepada-Nya. Ruwatan biasanya dilakukan dengan pertunjukan wayang dan dalang mengisahkan Murwakala. Ada beberapa ritual yang dilakoni baik dalang maupun sukerta sebelum dan setelah pertunjukan wayang. Artikel ini membahas pesan Murwakala di mana penulis berpendapat bahwa pesan tersebut tidak bertentangan dengan keyakinan Islam. Fakta menunjukkan bahwa Murwakala diciptakan pada abad ke-17 secara anonim sehingga dapat diasumsikan bahwa itu terkait dengan masuknya Islam ke tanah Jawa.
本文旨在通过爪哇现存的民间传说如瓦丹,挖掘出伊斯兰群岛的遗产。Ruwatan是一种传统的仪式,目的是向上帝祈祷,使sukerta(倒霉的人)的生命不会受到Bathara Kala的威胁。上帝是唯一能解除苏克塔负担的人。大郎(讲故事的人)作为sukerta向上帝祈祷的调解人。鲁瓦坦通常是通过表演皮影戏来完成的,大郎讲述穆尔瓦卡拉。在皮影戏表演前后,大浪和苏克塔都经历了许多活动。这篇文章讨论了Murwakala的信息,作者认为它并不反对伊斯兰信仰。事实上,Murwakala是在17世纪匿名创作的,所以可以假设它与伊斯兰教在爪哇的到来有关。Artikel ini bertujuan menggali warisan Nusantara Islam melalui cerita rakyat orang java yaitu ruwatan。【译文】在这里,你可以看到,在这里,你可以看到,在这里,你可以看到,在这里,你可以看到,在这里,你可以看到。图汉拉·萨图-萨图尼亚·杨·曼普·梅尔帕斯坎·贝班·苏卡塔。Dalang berfunsi sebagai调解员sukerta untuk berdoa kepada-Nya。Ruwatan biasanya dilakukan dengan pertunjukan wayang dandalang mengisahkan Murwakala。Ada beberapa仪式yang dilakoni baik dalang maupun sukerta sebelum dan setelah pertunjukan wayang。阿蒂克尔尼的成员们已经和穆尔瓦卡拉有了联系,他们已经和穆尔瓦卡拉有了联系,但是他们已经和伊斯兰教有了联系。Fakta menunjukkan bahwa Murwakala diciptakan pada abad ke-17 secara anonim seinga dapat disumsikan bahwa tu terkait dengan masuknya Islam ke tanah Jawa。
{"title":"THE QUEST OF THE ISLAMIC ARCHIPELAGO INHERITANCE THROUGH THE JAVANESE LIVING FOLKLORE","authors":"S. Masitoh","doi":"10.18860/el.v18i1.3499","DOIUrl":"https://doi.org/10.18860/el.v18i1.3499","url":null,"abstract":"This article is aimed at digging out the Islamic archipelago inheritance through the Javanese living folklore namely ruwatan. Ruwatan is the traditional ceremony done in order to pray to God so that the life of sukerta (one carrying bad luck) will not be under the threat of Bathara Kala. God is the only one who is able to release the sukerta‘s burden. The dalang (story teller) functions as a mediator of the sukerta to pray to God. Ruwatan is usually done by performing the shadow play and the dalang narrates Murwakala. There are many activities undergone by both the dalang and the sukerta before and after the performance of the shadow play. This article discusses the message of Murwakala in which the writer believes that it is not against the Islamic belief. It is a matter of fact that Murwakala was created in the 17th century anonymously so it can be assumed that it is related to the arrival of Islam in Java. Artikel ini bertujuan menggali warisan Nusantara Islam melalui cerita rakyat orang Jawa yaitu ruwatan. Ruwatan merupakan upacara adat dalam rangka berdoa kepada Tuhan agar kehidupan sukerta (pihak yang menyandang sesuatu penyebab kesialan) tidak akan berada di bawah ancaman Bathara Kala. Tuhanlah satu-satunya yang mampu melepaskan beban sukerta. Dalang berfungsi sebagai mediator sukerta untuk berdoa kepada-Nya. Ruwatan biasanya dilakukan dengan pertunjukan wayang dan dalang mengisahkan Murwakala. Ada beberapa ritual yang dilakoni baik dalang maupun sukerta sebelum dan setelah pertunjukan wayang. Artikel ini membahas pesan Murwakala di mana penulis berpendapat bahwa pesan tersebut tidak bertentangan dengan keyakinan Islam. Fakta menunjukkan bahwa Murwakala diciptakan pada abad ke-17 secara anonim sehingga dapat diasumsikan bahwa itu terkait dengan masuknya Islam ke tanah Jawa.","PeriodicalId":31198,"journal":{"name":"El Harakah","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-06-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"67625365","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG MAKAM RAJA DAN WALI GORONTALO 公众对国王墓和他的监护人的看法
Pub Date : 2016-06-10 DOI: 10.18860/EL.V18I1.3417
M. Ibrahim
This study aims to elucidate community perception of royal cemetry and friends of God of Gorontalo by using an approach of phenomenlogy of religion. The result of research pointed out that cemetry was interpreted as a resting place of human kinds after realm. The purpose of cemetry pilgrimage also has a variety, such as, the place of religious excursion, the efficacious place for praying, the place to get blessing from God by invoking the remains, the place to recall the goodness of a hero and a carrier of Islam, the place to learn both of  the history and Ladunni. A conducting variant procession of visiting cemetry is divided into by self-praying and praying by a priets. Particular things brought for the cemetry of Sultan Amai are for graping the water believed to have a blessing whereas pilgrims, at Ju Pangola, bring bottled water placed before cemetry and prayed by priests and also take glebe to get grace. Boon for pilgrims is:  to get a grace of life with praying for the King and Friends of God, appreciate the kindness of Islamic spreaders and Islamic heroes, and to be a guidance of life that human beings will end and return to the God. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji persepsi masyarakat tentang makam raja dan wali Gorontalo dengan menggunakan pendekatan fenomenologi agama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makam dimaknai sebagai tempat peristirahatan manusia setelah alam dunia. Adapun tujuan ziarah makam memiliki varian yakni: Makam sebagai tempat wisata religi; Tempat mustajab berdoa; Tempat untuk mendapatkan berkah dari Allah dengan mendoakan si mayit; Tempat untuk mengenang jasa pahlawan dan pembawa Islam; Tempat untuk belajar baik sejarah maupun ilmu Ladunni. Varian prosesi pelaksanaan ziarah kubur terbagi dua berdoa sendiri dan didoakan oleh imam. Adapun perlengkapan yang menyertai khususnya di makam Sultan Amai adalah mengambil air sumur yang diyakini memiliki berkah sedangkan di makam Ju Pangola adalah air mineral kemasan botol yang ditempatkan di depan makam dan didoakan oleh imam dan mengambil tanah makam untuk mendapatkan keberkahan. Hikmah bagi peziarah: untuk mendapatkan keberkahan hidup dengan mendoakan raja dan para wali Allah, menghargai jasa para pengembang Islam dan para pahlawan; serta menjadikan sebagai pelajaran hidup bahwa manusia pasti akan mati dan kembali ke Allah.
本研究旨在运用宗教现象学的方法,阐明戈龙塔洛的社区对皇家墓地和上帝之友的认知。研究结果指出,墓地被解释为人类在王国之后的安息之地。墓地朝圣的目的也多种多样,有宗教游览的地方,有灵验祈祷的地方,有通过召唤遗骸获得真主祝福的地方,有追忆英雄和伊斯兰教载体的美好的地方,有学习历史和拉杜尼的地方。仪仗队的仪仗队分为自我祈祷队和牧师祈祷队。为苏丹阿迈的墓地带来的特殊物品是葡萄水,被认为有祝福,而朝圣者,在Ju Pangola,带来瓶装水,放在墓地前,由牧师祈祷,也带着glebe得到恩典。对朝觐者的恩惠是:通过对国王和真主之友的祈祷,获得生命的恩典,感谢伊斯兰传播者和伊斯兰英雄的仁慈,成为人类结束并回归真主的生命指引。Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji persepsi masyarakat tentanm makam raja dan wali Gorontalo denan menggunakan pendekatan现象学agama。Hasil penelitian menunjukkan bahwa makam dimaknai sebagai tempat peristirahatan manusia setelah警报dunia。makam sebagai temat wisata religi;temat mustajab berdoa;temat untuk menapatkan berkah dari Allah dengan mendoakan si mayit;temat untuk mengenang jasa pahlawan dan pembawa Islam;temat untuk belajar baik sejarah maupun ilmu Ladunni。Varian prosesi pelaksanaan ziarah kubur terbagi dua berdoa sendiri dan didoakan oleh imam。阿达蓬·巴伦卡潘杨,menyertai khususnya di makam苏丹阿迈阿达拉·孟山比勒空气,阿迈阿达拉·孟山比勒空气矿物,kemasan botol杨,迪丹·孟山比勒,丹·孟山比勒,丹·孟山比勒,丹·孟山比勒,丹·孟山比勒,孟山比勒,孟山比勒,孟山比勒,孟山比勒,孟山比勒,孟山比勒,孟山比勒,孟山比勒,孟山比勒。Hikmah bagi peziarah: untuk mendapatkan keberkahan hidup dengan mendoakan raja dan para wali Allah, menghargai jasa para pengembang Islam dan para pahlawan;这是我的祈祷,这是我的祈祷,这是我的祈祷,这是我的祈祷。
{"title":"PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG MAKAM RAJA DAN WALI GORONTALO","authors":"M. Ibrahim","doi":"10.18860/EL.V18I1.3417","DOIUrl":"https://doi.org/10.18860/EL.V18I1.3417","url":null,"abstract":"This study aims to elucidate community perception of royal cemetry and friends of God of Gorontalo by using an approach of phenomenlogy of religion. The result of research pointed out that cemetry was interpreted as a resting place of human kinds after realm. The purpose of cemetry pilgrimage also has a variety, such as, the place of religious excursion, the efficacious place for praying, the place to get blessing from God by invoking the remains, the place to recall the goodness of a hero and a carrier of Islam, the place to learn both of  the history and Ladunni. A conducting variant procession of visiting cemetry is divided into by self-praying and praying by a priets. Particular things brought for the cemetry of Sultan Amai are for graping the water believed to have a blessing whereas pilgrims, at Ju Pangola, bring bottled water placed before cemetry and prayed by priests and also take glebe to get grace. Boon for pilgrims is:  to get a grace of life with praying for the King and Friends of God, appreciate the kindness of Islamic spreaders and Islamic heroes, and to be a guidance of life that human beings will end and return to the God. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji persepsi masyarakat tentang makam raja dan wali Gorontalo dengan menggunakan pendekatan fenomenologi agama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makam dimaknai sebagai tempat peristirahatan manusia setelah alam dunia. Adapun tujuan ziarah makam memiliki varian yakni: Makam sebagai tempat wisata religi; Tempat mustajab berdoa; Tempat untuk mendapatkan berkah dari Allah dengan mendoakan si mayit; Tempat untuk mengenang jasa pahlawan dan pembawa Islam; Tempat untuk belajar baik sejarah maupun ilmu Ladunni. Varian prosesi pelaksanaan ziarah kubur terbagi dua berdoa sendiri dan didoakan oleh imam. Adapun perlengkapan yang menyertai khususnya di makam Sultan Amai adalah mengambil air sumur yang diyakini memiliki berkah sedangkan di makam Ju Pangola adalah air mineral kemasan botol yang ditempatkan di depan makam dan didoakan oleh imam dan mengambil tanah makam untuk mendapatkan keberkahan. Hikmah bagi peziarah: untuk mendapatkan keberkahan hidup dengan mendoakan raja dan para wali Allah, menghargai jasa para pengembang Islam dan para pahlawan; serta menjadikan sebagai pelajaran hidup bahwa manusia pasti akan mati dan kembali ke Allah.","PeriodicalId":31198,"journal":{"name":"El Harakah","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-06-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"67625497","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
期刊
El Harakah
全部 Acc. Chem. Res. ACS Applied Bio Materials ACS Appl. Electron. Mater. ACS Appl. Energy Mater. ACS Appl. Mater. Interfaces ACS Appl. Nano Mater. ACS Appl. Polym. Mater. ACS BIOMATER-SCI ENG ACS Catal. ACS Cent. Sci. ACS Chem. Biol. ACS Chemical Health & Safety ACS Chem. Neurosci. ACS Comb. Sci. ACS Earth Space Chem. ACS Energy Lett. ACS Infect. Dis. ACS Macro Lett. ACS Mater. Lett. ACS Med. Chem. Lett. ACS Nano ACS Omega ACS Photonics ACS Sens. ACS Sustainable Chem. Eng. ACS Synth. Biol. Anal. Chem. BIOCHEMISTRY-US Bioconjugate Chem. BIOMACROMOLECULES Chem. Res. Toxicol. Chem. Rev. Chem. Mater. CRYST GROWTH DES ENERG FUEL Environ. Sci. Technol. Environ. Sci. Technol. Lett. Eur. J. Inorg. Chem. IND ENG CHEM RES Inorg. Chem. J. Agric. Food. Chem. J. Chem. Eng. Data J. Chem. Educ. J. Chem. Inf. Model. J. Chem. Theory Comput. J. Med. Chem. J. Nat. Prod. J PROTEOME RES J. Am. Chem. Soc. LANGMUIR MACROMOLECULES Mol. Pharmaceutics Nano Lett. Org. Lett. ORG PROCESS RES DEV ORGANOMETALLICS J. Org. Chem. J. Phys. Chem. J. Phys. Chem. A J. Phys. Chem. B J. Phys. Chem. C J. Phys. Chem. Lett. Analyst Anal. Methods Biomater. Sci. Catal. Sci. Technol. Chem. Commun. Chem. Soc. Rev. CHEM EDUC RES PRACT CRYSTENGCOMM Dalton Trans. Energy Environ. Sci. ENVIRON SCI-NANO ENVIRON SCI-PROC IMP ENVIRON SCI-WAT RES Faraday Discuss. Food Funct. Green Chem. Inorg. Chem. Front. Integr. Biol. J. Anal. At. Spectrom. J. Mater. Chem. A J. Mater. Chem. B J. Mater. Chem. C Lab Chip Mater. Chem. Front. Mater. Horiz. MEDCHEMCOMM Metallomics Mol. Biosyst. Mol. Syst. Des. Eng. Nanoscale Nanoscale Horiz. Nat. Prod. Rep. New J. Chem. Org. Biomol. Chem. Org. Chem. Front. PHOTOCH PHOTOBIO SCI PCCP Polym. Chem.
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1