首页 > 最新文献

Episteme Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman最新文献

英文 中文
MENGGALI NILAI-NILAI “PENDIDIKAN TALI ASIH” MELALUI TRADISI AHLEN DI KECAMATAN KALIJAMBE SRAGEN JAWA TENGAH 在以色列的特点中采用了这种“评估的评估”
Pub Date : 2016-12-12 DOI: 10.21274/EPIS.2016.11.2.289-310
Azam Syukur Rahmatullah
Tulisan ini berupaya menggali sisi-sisi positif dari tradisi Ahlen, sebuah tradisi kebudayaan berbasis Islam yang dikembangkan selama bertahun-tahun di Kecamatan Kalijambe, Sragen, Jawa Tengah. Acara tersebut dilaksanakan setiap tahun, yakni pada bulan Syawal. Tradisi ini berupaya mengembangkan kegiatan yang syarat dengan “nilai-nilai pendidikan tali asih,” yang antara lain: pertama , menghidupkan rumah keprabon untuk acara Ahlen. Kedua , pembacaan doa kepada leluhur dengan tahlil . Ketiga , mengenalkan anggota keluarga baru. Keempat , pembacaan ikrar janji untuk rukun tanpa permusuhan. Kelima , pembagian angpau. Keenam , bersalam-salaman antara sesama saudara. Kegiatan yang senantiasa diupayakan untuk menghidupkan pemaknaan ( meaningful of action ), artinya memaknai kegiatan Ahlen ini menjadi dasar yang tidak boleh ditinggalkan lantaran di sinilah pusat tarbiyah an-nafs . Secara tidak langsung tradisi Ahlen ini juga memberikan dampak positif untuk hati, mengajari untuk lebih menghargai leluhur, meninggalkan egoisitas diri, memaafkan kesalahan saudara, dan tulus untuk berjabat tangan dengan saudara. Budaya Ahlen ini mengarahkan dan merealisasikan kepada setiap pelakunya untuk menuju pada hati yang hidup bukan hati yang mati sebab untuk sampai pada tahapan manusia yang penuh manfaat, fondasi dasar yakni hati yang hidup sangat diperlukan. This paper sought to search the positive part from the tradition of Ahlen;one of tradition based on Islam. It developed for many years in districs of Kalijambe, Sragen, Central Java. That event held every years on Syawal month. This tradition sought to develop the event that have many “values ofaffection education”. Firstly, revive “kepabron’s home” to doing the Ahlen’s programme. Secondly, read of prayer to ancestor by tahlil. Thirdly, to acquaint all of the new comer in big family. Fourthly, read of pledge to make the unity without the hostility. Fifthly, give the angpau. Sixthly, shake hands to the others. This event sought to raise the meaningful of action, it means all people have to intepret this event. It is to make foundation and can’t leave it, cause here is the central of tarbiyah an-nafs (the education of soul). The traditionof Ahlen having good impact to the soul, because the tradition of Ahlen rich the education of soul and educate to appreciate ancestor, leave self ego, giving a forgive to another, and sincere shake hands to another. The tradition of Ahlen direct and realize to the people to go to life’s soul and it is not die’s soul, cause this step to be useful’s human kind need the life’s soul.
这篇文章试图发掘阿伦的传统——一种以伊斯兰为基础的文化传统——的积极面。这项活动每年都在Syawal月举行。这一传统试图发展具有“绳子教育价值”的必要活动,其中包括:首先,为Ahlen的活动点亮keprabon之家。第二,与tahlil一起向祖先祈祷。第三,介绍一个新家庭成员。第四,阅读和平承诺,没有敌意。第五,红口袋。第六,互相问候。不断努力恢复原状,这意味着将Ahlen的活动定为目标,因为这里是塔比亚-纳夫斯的中心。艾哈迈德的传统也间接地对心灵产生了积极的影响,教导我们更尊重我们的祖先,放弃自尊,原谅你的错误,真诚地与你握手。埃伦的这种文化指导和理解每一个这样做的人的心是活的,而不是死的心。这篇论文要求寻找Ahlen传统的积极部分;其中一篇基于伊斯兰教的传统。它在爪哇中部的Kalijambe Sragen地区开发了许多年。那件事每个月都持续一年。这种传统的汤培养了许多“有价值的教育”的事件。首先,重做“babron的家”来做Ahlen的程序。第二,读一下塔利尔给我们的祈祷。拜访一下这个大家庭的所有新成员。第四,阅读无敌意的誓言。五十岁,给他红包。六,和其他人握手。这一事件的意义在于行动,这意味着所有人都必须参与这一事件。它是建立一个基础,不能离开它,因为这是塔比亚-普尔的中心。Ahlen的传统对灵魂有很好的影响,因为Ahlen丰富的精神和教育的传统对灵魂的欣赏,抛弃自我,原谅另一个人,和另一个人握手。Ahlen的传统是向人们传达生命的灵魂并认识到它不是死的灵魂,因为有用的一步是人类需要生命的灵魂。
{"title":"MENGGALI NILAI-NILAI “PENDIDIKAN TALI ASIH” MELALUI TRADISI AHLEN DI KECAMATAN KALIJAMBE SRAGEN JAWA TENGAH","authors":"Azam Syukur Rahmatullah","doi":"10.21274/EPIS.2016.11.2.289-310","DOIUrl":"https://doi.org/10.21274/EPIS.2016.11.2.289-310","url":null,"abstract":"Tulisan ini berupaya menggali sisi-sisi positif dari tradisi Ahlen, sebuah tradisi kebudayaan berbasis Islam yang dikembangkan selama bertahun-tahun di Kecamatan Kalijambe, Sragen, Jawa Tengah. Acara tersebut dilaksanakan setiap tahun, yakni pada bulan Syawal. Tradisi ini berupaya mengembangkan kegiatan yang syarat dengan “nilai-nilai pendidikan tali asih,” yang antara lain: pertama , menghidupkan rumah keprabon untuk acara Ahlen. Kedua , pembacaan doa kepada leluhur dengan tahlil . Ketiga , mengenalkan anggota keluarga baru. Keempat , pembacaan ikrar janji untuk rukun tanpa permusuhan. Kelima , pembagian angpau. Keenam , bersalam-salaman antara sesama saudara. Kegiatan yang senantiasa diupayakan untuk menghidupkan pemaknaan ( meaningful of action ), artinya memaknai kegiatan Ahlen ini menjadi dasar yang tidak boleh ditinggalkan lantaran di sinilah pusat tarbiyah an-nafs . Secara tidak langsung tradisi Ahlen ini juga memberikan dampak positif untuk hati, mengajari untuk lebih menghargai leluhur, meninggalkan egoisitas diri, memaafkan kesalahan saudara, dan tulus untuk berjabat tangan dengan saudara. Budaya Ahlen ini mengarahkan dan merealisasikan kepada setiap pelakunya untuk menuju pada hati yang hidup bukan hati yang mati sebab untuk sampai pada tahapan manusia yang penuh manfaat, fondasi dasar yakni hati yang hidup sangat diperlukan. This paper sought to search the positive part from the tradition of Ahlen;one of tradition based on Islam. It developed for many years in districs of Kalijambe, Sragen, Central Java. That event held every years on Syawal month. This tradition sought to develop the event that have many “values ofaffection education”. Firstly, revive “kepabron’s home” to doing the Ahlen’s programme. Secondly, read of prayer to ancestor by tahlil. Thirdly, to acquaint all of the new comer in big family. Fourthly, read of pledge to make the unity without the hostility. Fifthly, give the angpau. Sixthly, shake hands to the others. This event sought to raise the meaningful of action, it means all people have to intepret this event. It is to make foundation and can’t leave it, cause here is the central of tarbiyah an-nafs (the education of soul). The traditionof Ahlen having good impact to the soul, because the tradition of Ahlen rich the education of soul and educate to appreciate ancestor, leave self ego, giving a forgive to another, and sincere shake hands to another. The tradition of Ahlen direct and realize to the people to go to life’s soul and it is not die’s soul, cause this step to be useful’s human kind need the life’s soul.","PeriodicalId":31250,"journal":{"name":"Episteme Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman","volume":"11 1","pages":"289-310"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-12-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"67938759","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
MEMBANGUN PARTISIPASI POLITIK KELAS MENENGAH MUSLIM INDONESIA 建立穆斯林中产阶级政治参与印度尼西亚
Pub Date : 2016-12-12 DOI: 10.21274/EPIS.2016.11.2.375-402
Wasisto Raharjo Jati
Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis mengenai karakter politik dan tipologi masyarakat kelas menengah Muslim Indonesia pascareformasi. Karakter tersebut menjadi penting dikaji untuk melihat basis-basis pembentukannya. Pada umumnya, kelas menengah Muslim Indonesia tumbuh karena dua sumber: intelektualisme dan borjuasi. Intelektualisme menandai adanya transformasi pemikiran Islam yang serba ortodoks dan puritan menjadi kritis. Sedangkan borjuasi menandai adanya pergeseran basis ekonomi yang semula bercorak agraris menjadi tergantung pada jasa, perdagangan, maupun birokrasi. Modernisasi menjadi kata kunci terhadap pembaruan kelas menengah Muslim Indonesia. Ia terbagi dalam tiga rentang waktu, yakni masa kolonialisme, pascakemerdekaan dan masa pascareformasi. Sejalan dengan modernisasi tersebut, arah partisipasi dan representasi politik kelas menengah Muslim Indonesia kemudian berkembang ke dalam ranah politik maupun non-politik. Secara politis, pendirian partai politik merupakan solusi bagi mereka dalam mengartikulasikan kepentingannya. Sedangkan,secara non-politis atau kultural, mereka umumnya terepresentasikan dalam kegiatan keagamaan dan pengajian kaum elit.This article aimed to analyze about political character of Indonesia Muslim middle class in postreformation era. In addition to analyze, this article is also describe the typology of Indonesian Muslim middle class. That typologies are becoming important to observe the establishment bases of Indonesian Muslim middle class. In general terms, Indonesian Muslim middle class have grown up due to intellectualism and bourgeoises. Intellectualism has indicated such transformation from traditional thinking method based on pesantren to critical studies. Meanwhile, bourgeoises indicated transformation from farming activities towards trade, bureaucracy, and manufactures. In other words, modernizationis pivotal words among Indonesian Muslim middle class which devided into three parts; colonialization, republicanism, and postreformation era. Those three parts have own modernization characteristic. In line with that growth pattern, political party establishment is sole solution among Indonesian middle class to articule their political interest. Furthermore, middle class who were not in political struggle tend to creating “majelis ta'lim” and other forms. It is came to conclusion that society strengthening is ultimate option to carry out political interest and representation. This article will elaborate more deeply about political participation among Indonesian Muslim middle class.
这篇文章的目的是分析中级穆斯林印尼社会的政治和音韵学。了解其编队的基础后,对其进行审查变得至关重要。总的来说,印尼穆斯林中产阶级之所以增长,是因为有两种资源:知识主义和资产阶级。学术主义标志着伊斯兰教对正统和清教徒思想的深刻转变。然而,资产阶级标志着原本具有农业特征的经济基础的转变,使其依赖于服务、商业和官僚主义。现代化是印尼中产阶级改革的关键词。它分为三个时期:殖民主义、后自由主义和后转变。按照现代化的方向,印尼穆斯林中产阶级政治参与和表现的方向发展成政治和非政治领域。政治上,一个政党的建立是一个解决其利益的办法。然而,在非政治或文化方面,它们通常是精英宗教活动和布道的对象。这篇文章是对印尼穆斯林在姿势时代的政治角色分析的。分析这篇文章还描述了印尼穆斯林中部的typology。这种类型对于印尼穆斯林中级的建立基地是至关重要的。在通用术语中,印尼穆斯林中阶层已经成长为知识分子和资产阶级。知识保护组织从传统思考方法的方法转变为要批判性研究。我的意思是,资产负实的转变来自于商业、商业和制造业。另一种说法是,印度尼西亚语中穆斯林的现代化文字是分裂成三个部分的;柱廊、共和党和两极分化时代。这三个群体有他们自己的现代化特点。在这个不断增长的模式下,政治聚会制度是一种中级的政治解决方案,以表达他们的政治利益。Furthermore,中间的学生,他们没有在政治上挣扎着去创造“ta'lim执事”和其他形式。它得出结论,社会力量是实现政治利益和代表的终极选择。这篇文章将更深入地研究印尼穆斯林中阶层的政治参与。
{"title":"MEMBANGUN PARTISIPASI POLITIK KELAS MENENGAH MUSLIM INDONESIA","authors":"Wasisto Raharjo Jati","doi":"10.21274/EPIS.2016.11.2.375-402","DOIUrl":"https://doi.org/10.21274/EPIS.2016.11.2.375-402","url":null,"abstract":"Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis mengenai karakter politik dan tipologi masyarakat kelas menengah Muslim Indonesia pascareformasi. Karakter tersebut menjadi penting dikaji untuk melihat basis-basis pembentukannya. Pada umumnya, kelas menengah Muslim Indonesia tumbuh karena dua sumber: intelektualisme dan borjuasi. Intelektualisme menandai adanya transformasi pemikiran Islam yang serba ortodoks dan puritan menjadi kritis. Sedangkan borjuasi menandai adanya pergeseran basis ekonomi yang semula bercorak agraris menjadi tergantung pada jasa, perdagangan, maupun birokrasi. Modernisasi menjadi kata kunci terhadap pembaruan kelas menengah Muslim Indonesia. Ia terbagi dalam tiga rentang waktu, yakni masa kolonialisme, pascakemerdekaan dan masa pascareformasi. Sejalan dengan modernisasi tersebut, arah partisipasi dan representasi politik kelas menengah Muslim Indonesia kemudian berkembang ke dalam ranah politik maupun non-politik. Secara politis, pendirian partai politik merupakan solusi bagi mereka dalam mengartikulasikan kepentingannya. Sedangkan,secara non-politis atau kultural, mereka umumnya terepresentasikan dalam kegiatan keagamaan dan pengajian kaum elit.This article aimed to analyze about political character of Indonesia Muslim middle class in postreformation era. In addition to analyze, this article is also describe the typology of Indonesian Muslim middle class. That typologies are becoming important to observe the establishment bases of Indonesian Muslim middle class. In general terms, Indonesian Muslim middle class have grown up due to intellectualism and bourgeoises. Intellectualism has indicated such transformation from traditional thinking method based on pesantren to critical studies. Meanwhile, bourgeoises indicated transformation from farming activities towards trade, bureaucracy, and manufactures. In other words, modernizationis pivotal words among Indonesian Muslim middle class which devided into three parts; colonialization, republicanism, and postreformation era. Those three parts have own modernization characteristic. In line with that growth pattern, political party establishment is sole solution among Indonesian middle class to articule their political interest. Furthermore, middle class who were not in political struggle tend to creating “majelis ta'lim” and other forms. It is came to conclusion that society strengthening is ultimate option to carry out political interest and representation. This article will elaborate more deeply about political participation among Indonesian Muslim middle class.","PeriodicalId":31250,"journal":{"name":"Episteme Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman","volume":"11 1","pages":"375-402"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-12-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"67938982","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
DIALECTICS OF EDUCATIONAL TECHNOLOGY AND REPOSITION ISLAMIC EDUCATION (PAI) TEACHER’S ROLE IN GLOBALIZATION ERA 教育技术辩证法与全球化时代伊斯兰教育(派)教师角色的重新定位
Pub Date : 2016-12-11 DOI: 10.21274/epis.2016.11.2.311-338
A. Purwowidodo
Learning technology as applied disciplines grows and evolves according to the needs of learning: more effective, efficient, spacious, and quickly in the global era. It also facilitates problem solving learning on design aspects, development, utilization, assessment processes and learning resources. Perspective of learning technology in the global era is how Islamic education (PAI) teachers professionally are able to design and create innovative learning environment with reference to the process of national education standard that sets out in the framework of national education. PAI teacher’s challenge in the global erais the demands of the learning process that can improve information literacy that is well supported by data and facts to deliver to the students in the era of information society and the knowledge society. So it is needed an approach and innovative method of learning strategies that address the challenges of learning needs in the globalization and information era. Dialectics of technology on learning in a globalization era are characterized by the demands of the students to have critical thinking skills, problem solving, innovative and creative, mastering ICT, fluent communication and multi languages. And also Islamic education teacher competence and interaction and learning technologies such as ICT products that push reposition the role of an advanced teacher trainer, counselor, manager, participants, leader and author of learning works asan abstraction and a high commitment as a base quality of professionalism. Teknologi pembelajaran sebagai disiplin ilmu terapan tumbuh dan berkembang sesuai kebutuhan belajar yang lebih efektif, efisien, luas dan cepat di era global. Selain itu juga memfasilitasi pemecahan masalah belajar pada aspek desain, pengembangan, pemanfaatan, penilaian proses-proses serta sumber-sumber belajar. Perspektif teknologi pembelajaran di era global adalah bagaimana guru PAI secara profesional mampu mendesain dan menciptakan lingkungan belajar yang inovatif dengan mengacu pada standar proses pendidikan nasional yang ditetapkan dalam kerangkan pendidikan nasional. Tantangan guru PAI di era global adalah tuntutan terhadap proses pembelajaran yang mampu meningkatkan information literacy yang baik didukung oleh data dan fakta untuk mengantarkan siswanya menuju pada era masyarakat informasi dan masyarakat ilmu pengetahuan. Sehingga dibutuhkan pendekatan strategi dan metode inovatif pembelajaran yang mampu menjawab tantangan kebutuhan pembelajaran pada era globalisasi dan informasi. Dialektika teknologi terhadap proses pembelajaran di era global diwarnai dengan tuntutan terhadap siswa mempunyai keterampilan dalam berpikir kritis, memecahkan masalah, inovatif dan kreatif, menguasai ICT, komunikasi lancar, multi bahasa. Serta interaksi kompetensi guru PAI dan produk teknologi pembelajaran berupa ICT yang mendorong reposisi peran guru menjadi pelatih, konselor, manajer, partisipan, pemimpin serta pengarang karya pembelajar
学习技术作为一门应用学科,随着学习的需要而成长和发展:在全球化时代更加有效、高效、宽敞、快速。它还促进了在设计、开发、利用、评估过程和学习资源方面的问题解决学习。全球化时代的学习技术视角是伊斯兰教育(PAI)教师如何专业地参照在国家教育框架下制定的国家教育标准的过程来设计和创造创新的学习环境。PAI教师在全球化时代面临的挑战是,在信息社会和知识社会的时代,学习过程中需要有数据和事实作为支撑,提高信息素养,传递给学生。因此,需要一种创新的学习策略和方法来应对全球化和信息化时代对学习需求的挑战。全球化时代技术对学习的辩证法的特点是要求学生具备批判性思维能力、解决问题的能力、创新和创造能力、掌握信息通信技术、流利的沟通能力和多语言能力。此外,伊斯兰教育教师的能力以及互动和学习技术,如ICT产品,推动了教师的角色重新定位,作为高级教师的培训师、顾问、管理者、参与者、领导者和学习作品的作者,抽象和高度承诺是专业素养的基本品质。技术的发展与发展,将使中国的经济发展与发展成为世界经济的重要组成部分,而中国的经济发展与发展将成为世界经济的重要组成部分。Selain itu juga memfasilitasi pemecahan masalah belajar pada spek desain, pengembangan, pmanfaatan, penilaiprocess -proses serta sumber belajar。透视科技彭比拉贾拉迪时代全球adalah bagaimana大师PAI secara专业mampu mendesain danmenciptakan lingkungan belajar yang创新登比拉贾贾帕达标准流程彭比拉贾贾国家杨迪比拉贾巴达坎dalam kerangkan彭比拉贾国家檀檀根大师PAI di时代全球adalah tuntunan terhadap提出pembelajaran yang mampu meningkatkan信息素养yang baik didukung oleh数据dan fakta untuk mengantarkan siswanya menuju paada时代masyarakat informasi dan masyarakat ilmu pengetahuan。[中文]:中国文化的发展战略与方法的创新,中国文化的发展战略与方法的创新Dialektika technology - terhadap - proproto - pembelajaran - diwarnai - dendenan - tuntuna - terhadap - menpunya - keterampilan - dalam - berpikir - kritis - memecahkan - masalah - innovation - dankatif - menguasai - ICT - komunikasi - lancar - multi - hasa。Serta interaksi kompetensi guru PAI dan产品技术,pembelajaran berupa ICT,杨门冬,peran guru menjadi pelatih, konselor,经理,参与者,pemimpin Serta pengarang karya pembelajaran sebagai daya abstraksi dan komitmen,杨门冬,sebagai, kualitas professional。
{"title":"DIALECTICS OF EDUCATIONAL TECHNOLOGY AND REPOSITION ISLAMIC EDUCATION (PAI) TEACHER’S ROLE IN GLOBALIZATION ERA","authors":"A. Purwowidodo","doi":"10.21274/epis.2016.11.2.311-338","DOIUrl":"https://doi.org/10.21274/epis.2016.11.2.311-338","url":null,"abstract":"Learning technology as applied disciplines grows and evolves according to the needs of learning: more effective, efficient, spacious, and quickly in the global era. It also facilitates problem solving learning on design aspects, development, utilization, assessment processes and learning resources. Perspective of learning technology in the global era is how Islamic education (PAI) teachers professionally are able to design and create innovative learning environment with reference to the process of national education standard that sets out in the framework of national education. PAI teacher’s challenge in the global erais the demands of the learning process that can improve information literacy that is well supported by data and facts to deliver to the students in the era of information society and the knowledge society. So it is needed an approach and innovative method of learning strategies that address the challenges of learning needs in the globalization and information era. Dialectics of technology on learning in a globalization era are characterized by the demands of the students to have critical thinking skills, problem solving, innovative and creative, mastering ICT, fluent communication and multi languages. And also Islamic education teacher competence and interaction and learning technologies such as ICT products that push reposition the role of an advanced teacher trainer, counselor, manager, participants, leader and author of learning works asan abstraction and a high commitment as a base quality of professionalism. Teknologi pembelajaran sebagai disiplin ilmu terapan tumbuh dan berkembang sesuai kebutuhan belajar yang lebih efektif, efisien, luas dan cepat di era global. Selain itu juga memfasilitasi pemecahan masalah belajar pada aspek desain, pengembangan, pemanfaatan, penilaian proses-proses serta sumber-sumber belajar. Perspektif teknologi pembelajaran di era global adalah bagaimana guru PAI secara profesional mampu mendesain dan menciptakan lingkungan belajar yang inovatif dengan mengacu pada standar proses pendidikan nasional yang ditetapkan dalam kerangkan pendidikan nasional. Tantangan guru PAI di era global adalah tuntutan terhadap proses pembelajaran yang mampu meningkatkan information literacy yang baik didukung oleh data dan fakta untuk mengantarkan siswanya menuju pada era masyarakat informasi dan masyarakat ilmu pengetahuan. Sehingga dibutuhkan pendekatan strategi dan metode inovatif pembelajaran yang mampu menjawab tantangan kebutuhan pembelajaran pada era globalisasi dan informasi. Dialektika teknologi terhadap proses pembelajaran di era global diwarnai dengan tuntutan terhadap siswa mempunyai keterampilan dalam berpikir kritis, memecahkan masalah, inovatif dan kreatif, menguasai ICT, komunikasi lancar, multi bahasa. Serta interaksi kompetensi guru PAI dan produk teknologi pembelajaran berupa ICT yang mendorong reposisi peran guru menjadi pelatih, konselor, manajer, partisipan, pemimpin serta pengarang karya pembelajar","PeriodicalId":31250,"journal":{"name":"Episteme Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman","volume":"11 1","pages":"311-338"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-12-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"67938772","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
PENANGANAN MANTAN GAFATAR DI KALIMANTAN TENGAH DALAM PERSPEKTIF KOMUNIKASI 从沟通的角度来处理加里曼丹中部的前加夫托尔
Pub Date : 2016-12-10 DOI: 10.21274/EPIS.2016.11.2.403-433
Gondo Utomo
Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) sempat menimbulkan kehebohan di kalangan masyarakat. Ratusan dan bahkan ribuan anggotanya dari beberapa provinsi diketahui melakukan eksodus ke beberapa provinsi di Kalimantan. Majelis Ulama Indonesia mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa Gafatar sesat dan menyesatkan. Pemerintah melalui Kementerian Dalam Negeri, Jaksa Agung dan Kementerian Agama juga mengeluarkan keputusan bersama. Sedangkan Kepolisian Republik Indonesia melakukan penindakan hukum terhadap beberapa pemimpin Gafatar. Kementerian Agama melalui jajarannya melakukan sejumlah langkah pembinaan terhadap mantan Gafatar, termasuk di Kalimantan Tengah. Melalui metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus, diketahui bahwa sejumlah Kantor Kementerian Agama kabupaten/kota di Kalimantan Tengah telah melakukan penyuluhan agama Islam dan pendampingan terhadap mantan Gafatar. Penyuluhan agama Islam dan pendampingan tersebut dapat dilihat dalam perspektif komunikasi. Dalam pandangan komunikasi, penyuluhan dan pendekatan terhadap mantan Gafatar akan akan menghasilkan pemahaman bersama yang menjadi dasar perubahan perilaku. Perubahan perilaku pada mantan Gafatar diharapkan bisa mengembalikan mereka kepada ajaran Islam yang benar dan agar Gafatar tidak berkembang menjadi gerakan fundamentalis Islam radikal yang bisa memunculkan radikalisme agama sebagai awal dari terorisme. Fajar Nusantara Movement (Gafatar) has made social hype in the public recently. Hundreds and even thousands of its members that were from several provinces was known to have made an exodus to the provinces in Kalimantan.The Indonesian Ulama Council (MUI) issued a fatwa stating that the Gafatar organization is heretical and misleading as well. The government through the Ministry of Home Affairs (Kemendagri), the Attorney General (Jaksa Agung) and the Ministry of Religious Affairs (Kemenag) also issued a joint decision. Meanwhile, the Indonesian National Police also conducted legal actions against some Gafatar leaders. The Ministry of Religious Affairs through its staff also conducted a religious program as a teaching step for former members of the Gafatar, including those were in Central Kalimantan. Through a qualitative research method with a case study approach, a number of the offices of Religious Affairs Ministries in districts and cities in Central Kalimantan had conducted a religious counseling program and accompaniment to former Gafatar. Religious counseling and mentoring can be seen in the perspective of communication. In that perspective, counseling and mentoring to ex Gafatar would generate a common understanding that becomes the basic of changes in behavior. The changes in behavior of the former members of Gafatar are expected to restore them to the true Islam teachings and to prevent the growth of Gafatar organization not to grow the radical Islam fundamentalist movement that could lead to religion radicalism as the beginning of terrorism.
“Nusantara运动”(Gafatar)在社区中引起了轰动。已知,几个省的数百名甚至数千名成员前往加里曼丹的几个省。印尼神职人员大会发布了一项法令,宣布加法托尔是异端邪说。政府还通过内政部、司法部长和宗教事务部共同作出裁决。与此同时,印度尼西亚共和国警察对加夫塔尔的一些领导人进行了法律审查。宗教部通过其对前加夫托尔(Gafatar)进行了一系列培训,包括加里曼丹中部。通过通过案例研究的定性研究方法,我们了解到加里曼丹中部地区宗教事务部的一些办事处对前加夫托尔进行了教育和辅导。伊斯兰教的教育和裁员可以从沟通的角度来看。从沟通的角度来看,对前加夫托尔的教育和接触将产生共同的理解,这将是行为改变的基础。希望前加佛托尔的行为改变将他们恢复到真正的伊斯兰教义,防止加佛托尔发展成一种激进的伊斯兰主义运动,将其作为恐怖主义的开始,以建立宗教激进主义。《法永无影运动》(Gafatar)已使社交活动彻底暴露在公众面前。许多来自塞韦拉省的人都知道,他们从几个省逃到婆罗洲的省份。印尼学者委员会发布了一项由Gafatar组织传播的宗教法令。政府通过内政部长、司法部长和宗教事务部门提出了联合裁决。与此同时,印尼国家警察还受到法律反对某些领导人的指控。《宗教事务部》还把一个宗教项目作为对Gafatar成员的教学计划,包括加里曼丹中部的那些项目。通过一项案例研究的资格研究方法,加里曼丹中部城市的宗教事务事务办公室提出了一项宗教咨询计划,并将该计划与与former Gafatar合作。宗教咨询和辅导可以看到《communication的视角。在这种思考、对法托尔和教育前加夫托尔等人会理解,这种基本的改变发生在行为中。《社会行为改变一点of The former members of Gafatar是恢复他们去参加《真正的伊斯兰教teachings与增长》to prevent Gafatar组织不是创造了《fundamentalist伊斯兰激进运动发展到这种可以线索religion radicalism)美国恐怖主义之开始。
{"title":"PENANGANAN MANTAN GAFATAR DI KALIMANTAN TENGAH DALAM PERSPEKTIF KOMUNIKASI","authors":"Gondo Utomo","doi":"10.21274/EPIS.2016.11.2.403-433","DOIUrl":"https://doi.org/10.21274/EPIS.2016.11.2.403-433","url":null,"abstract":"Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) sempat menimbulkan kehebohan di kalangan masyarakat. Ratusan dan bahkan ribuan anggotanya dari beberapa provinsi diketahui melakukan eksodus ke beberapa provinsi di Kalimantan. Majelis Ulama Indonesia mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa Gafatar sesat dan menyesatkan. Pemerintah melalui Kementerian Dalam Negeri, Jaksa Agung dan Kementerian Agama juga mengeluarkan keputusan bersama. Sedangkan Kepolisian Republik Indonesia melakukan penindakan hukum terhadap beberapa pemimpin Gafatar. Kementerian Agama melalui jajarannya melakukan sejumlah langkah pembinaan terhadap mantan Gafatar, termasuk di Kalimantan Tengah. Melalui metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus, diketahui bahwa sejumlah Kantor Kementerian Agama kabupaten/kota di Kalimantan Tengah telah melakukan penyuluhan agama Islam dan pendampingan terhadap mantan Gafatar. Penyuluhan agama Islam dan pendampingan tersebut dapat dilihat dalam perspektif komunikasi. Dalam pandangan komunikasi, penyuluhan dan pendekatan terhadap mantan Gafatar akan akan menghasilkan pemahaman bersama yang menjadi dasar perubahan perilaku. Perubahan perilaku pada mantan Gafatar diharapkan bisa mengembalikan mereka kepada ajaran Islam yang benar dan agar Gafatar tidak berkembang menjadi gerakan fundamentalis Islam radikal yang bisa memunculkan radikalisme agama sebagai awal dari terorisme. Fajar Nusantara Movement (Gafatar) has made social hype in the public recently. Hundreds and even thousands of its members that were from several provinces was known to have made an exodus to the provinces in Kalimantan.The Indonesian Ulama Council (MUI) issued a fatwa stating that the Gafatar organization is heretical and misleading as well. The government through the Ministry of Home Affairs (Kemendagri), the Attorney General (Jaksa Agung) and the Ministry of Religious Affairs (Kemenag) also issued a joint decision. Meanwhile, the Indonesian National Police also conducted legal actions against some Gafatar leaders. The Ministry of Religious Affairs through its staff also conducted a religious program as a teaching step for former members of the Gafatar, including those were in Central Kalimantan. Through a qualitative research method with a case study approach, a number of the offices of Religious Affairs Ministries in districts and cities in Central Kalimantan had conducted a religious counseling program and accompaniment to former Gafatar. Religious counseling and mentoring can be seen in the perspective of communication. In that perspective, counseling and mentoring to ex Gafatar would generate a common understanding that becomes the basic of changes in behavior. The changes in behavior of the former members of Gafatar are expected to restore them to the true Islam teachings and to prevent the growth of Gafatar organization not to grow the radical Islam fundamentalist movement that could lead to religion radicalism as the beginning of terrorism.","PeriodicalId":31250,"journal":{"name":"Episteme Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman","volume":"11 1","pages":"403-433"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-12-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"67938998","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
NALAR EPISTEMOLOGI AGAMA: Argumen Pluralisme Religius Epistemologis Abdul Karim Sorosh NALAR EPISTEMOLOGI AGAMA:多元论宗教认识论阿卜杜勒·卡里姆·索罗什
Pub Date : 2016-12-07 DOI: 10.21274/epis.2016.11.2.201-224
Aksin Wijaya
Menurut Abdul Karim Sorosh, agama terdiri dari dua unsur: pengalaman seseorang bertemu dengan Yang Sakral dan kitab suci yang merupakan manifestasi dari pengalaman Yang Sakral itu. Tafsir terhadap agama diarahkan kepada dua unsur tersebut. Yang penting dicatat dalam konteks penafsiran bahwa di satu sisi, pengalaman keagamaan seorang nabi bervariasi dan kitab suci agama mengandung pesan beragam. Sedangkan di sisi lain, seorang mufassir agama melalui luar kerangka agama sehingga terselip asumsi-asumsi, harapan-harapan dan teori-teori ilmu pengetahuan sesuai dinamika hidup sang mufassir. Karena itu, tafsir terhadap agama yang disebut dengan istilah pemikiran keagamaan menurut Sorosh tidak hanya beragam, tetapi juga dinamis. Keragaman dan dinamika pemikiran keagamaan bisa dilihat dari banyaknya aliran pemikiran keagamaan yang berkembang di dunia, baik aliran keagamaan yang menjadi mainstream maupun non-mainstream. Contohnya, Sorosh melansir tiga kategori aliran pemikiran keagamaan yang berkembang saat ini: pertama, pemikiran keagamaan yang menekankan agama agar bermanfaat bagi manusia dalam menjalani hidupnya di dunia (maslahi). Kedua, pemikiran keagamaan yang menekankan agar agama bisa menjawab persoalan-persoalan epistemologis yang dihadapi manusia (ma'rifati). Ketiga, pemikiran keagamaan yang menekankan agar agama menjadi bagian dari pengalaman seseorang dalam bertemu dengan Tuhan (tajribati). Masing-masing aliran itu menurut Sorosh mempunyai variasi gerakan sendiri-sendiri, namun aliran keagamaan yang ketiga (tajribati) lebih bervariasi daripada dua aliran lainnya.According to Abdul Karim Sorosh, the religion consists of two components namely a person's meeting experience to the Sacred and the holy books which is concreted from its Sacred experience. Interpretation of the religion is directed to these two elements. Meanwhile, prophets had varied religious experiences as well as religion's holy books contain diverse messages. However, mufassir interprets religion through the outside framework of religion itself; as a result, assumptions, expectations and theories of science are which in accordance with the life of the mufassir start to emerge eventually. For that reason, the interpretation of religious according to Sorosh is not only diverse but also dynamic. The diversity and dynamics of religious thought can be seen from variability of sect developed around the world in the form of mainstream and non-mainstream. The example is that Sorosh divided three categories of religious thought sect nowdays. Firstly, it emphasizes that religion is beneficial for living in the world (maslahi). Secondly, it highlight that religion can solve epistemological problems faced by mankind (ma'rifati). Thirdly, it put emphasison the concept that religion as a part of one's experience in meeting the Lord (tajribati). Each type of religious schools of thought proposed by Sorosh hasits own movement, however the movements for the third types (tajribati) is more various
根据Abdul Karim Sorosh的观点,宗教由两个因素组成:一个人与神圣的人相遇的经历,另一个是神圣经历的表现。对宗教的解释是针对这两个因素的。重要的是要记住,在解释的语境中,先知的宗教经历是不同的,圣经包含了不同的信息。另一方面,一个宗教狂热者通过宗教框架超越了宗教框架,从而建立了基于mufassir生活动力的假设、希望和科学理论。因此,索洛特对宗教思想的解释不仅多样化,而且充满活力。宗教思想的多样性和动态可以从世界上大量发展的宗教思想中看出,无论是主流还是非主流。例如,强调目前发展起来的三种宗教思想流派:第一,宗教思想强调宗教是为了使人类在世界上的生活受益(maslahi)。第二,宗教思想强调宗教可以解决人类面临的认识论问题。第三,宗教思想强调宗教是一个人与上帝相遇的经历的一部分。根据所罗什的说法,每条小溪都有不同程度的不同,但是第三种宗教教派(tajri巴蒂)的范围比其他两种不同。根据阿卜杜勒·卡林·索卡什的说法,宗教团体的两种伙伴关系,namely对神圣的书和神圣的书有着独特的认识。对这两种元素的解释。我的意思是,先知们有各种各样的宗教体验,就像宗教的圣书发出的各种各样的信息一样。相反,mufassir在宗教框架之外解释宗教;作为提议、评估、预测和科学理论,《科学的生活》将与狂热的生活相适应。出于这个原因,对宗教意义的解释不仅分歧,而且充满活力。宗教的多样性和动态可以看到在主流和非主流的形式中在世界各地形成的教派的变化。example强调了现在宗教思想的三种类别。首先,它强调了宗教对生活在世界上是仁慈的。嗯,在这方面,最重要的是,宗教可以通过人类来解决问题。强调了宗教作为上帝会议的一部分的概念。每一所宗教学校都在强调自己的行动,反对第三种类型的做法比其他类型的更多样化。
{"title":"NALAR EPISTEMOLOGI AGAMA: Argumen Pluralisme Religius Epistemologis Abdul Karim Sorosh","authors":"Aksin Wijaya","doi":"10.21274/epis.2016.11.2.201-224","DOIUrl":"https://doi.org/10.21274/epis.2016.11.2.201-224","url":null,"abstract":"Menurut Abdul Karim Sorosh, agama terdiri dari dua unsur: pengalaman seseorang bertemu dengan Yang Sakral dan kitab suci yang merupakan manifestasi dari pengalaman Yang Sakral itu. Tafsir terhadap agama diarahkan kepada dua unsur tersebut. Yang penting dicatat dalam konteks penafsiran bahwa di satu sisi, pengalaman keagamaan seorang nabi bervariasi dan kitab suci agama mengandung pesan beragam. Sedangkan di sisi lain, seorang mufassir agama melalui luar kerangka agama sehingga terselip asumsi-asumsi, harapan-harapan dan teori-teori ilmu pengetahuan sesuai dinamika hidup sang mufassir. Karena itu, tafsir terhadap agama yang disebut dengan istilah pemikiran keagamaan menurut Sorosh tidak hanya beragam, tetapi juga dinamis. Keragaman dan dinamika pemikiran keagamaan bisa dilihat dari banyaknya aliran pemikiran keagamaan yang berkembang di dunia, baik aliran keagamaan yang menjadi mainstream maupun non-mainstream. Contohnya, Sorosh melansir tiga kategori aliran pemikiran keagamaan yang berkembang saat ini: pertama, pemikiran keagamaan yang menekankan agama agar bermanfaat bagi manusia dalam menjalani hidupnya di dunia (maslahi). Kedua, pemikiran keagamaan yang menekankan agar agama bisa menjawab persoalan-persoalan epistemologis yang dihadapi manusia (ma'rifati). Ketiga, pemikiran keagamaan yang menekankan agar agama menjadi bagian dari pengalaman seseorang dalam bertemu dengan Tuhan (tajribati). Masing-masing aliran itu menurut Sorosh mempunyai variasi gerakan sendiri-sendiri, namun aliran keagamaan yang ketiga (tajribati) lebih bervariasi daripada dua aliran lainnya.According to Abdul Karim Sorosh, the religion consists of two components namely a person's meeting experience to the Sacred and the holy books which is concreted from its Sacred experience. Interpretation of the religion is directed to these two elements. Meanwhile, prophets had varied religious experiences as well as religion's holy books contain diverse messages. However, mufassir interprets religion through the outside framework of religion itself; as a result, assumptions, expectations and theories of science are which in accordance with the life of the mufassir start to emerge eventually. For that reason, the interpretation of religious according to Sorosh is not only diverse but also dynamic. The diversity and dynamics of religious thought can be seen from variability of sect developed around the world in the form of mainstream and non-mainstream. The example is that Sorosh divided three categories of religious thought sect nowdays. Firstly, it emphasizes that religion is beneficial for living in the world (maslahi). Secondly, it highlight that religion can solve epistemological problems faced by mankind (ma'rifati). Thirdly, it put emphasison the concept that religion as a part of one's experience in meeting the Lord (tajribati). Each type of religious schools of thought proposed by Sorosh hasits own movement, however the movements for the third types (tajribati) is more various ","PeriodicalId":31250,"journal":{"name":"Episteme Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman","volume":"11 1","pages":"201-224"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-12-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"67937465","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Turkic Sultanates and Female Sovereign in Islamdom 伊斯兰世界中的突厥苏丹国和女性君主
Pub Date : 2016-12-05 DOI: 10.21274/epis.2016.11.2.261-288
Hanafi Wibowo
The status of women in the Islamdom is a source of frequent criticism. Some Western critics charge that Islam has misogynist tendencies that are often teaches and promoted the inferiority of women in Muslim societies. As a result the debate over female leadership in Islam is a become splinter of the debate on Islam’s views of women in general. The role of Women in Islam, as a political leader is considered a taboo, even sometimes get fierce opposition from a group of people, who interpret the word of God in a veil of monopolistic desires. However, there were numerous women in Islamic history that is capable of being head of state. In the various Arab speaking notes, women have been known as the head of state. In the Sultanate of Delhi, there was Razia Sultan, in Egypt there was Shajarat ad Durr, during Ottoman period, there was Mihrimah Sultan and coincidently, all of them were Turkic origin. The study examines the reason why those women can become leaders within Islamdom. The conclusion, secularism of Islamdom which orchestrated by Turkic Mercenaries, when the institution of Abbasid Caliphate and Sultanate was separated, makes the women are eligible to become sultanah, which consistent with women’s independent nature in Turkic society. Status perempuan di dunia Islam merupakan masalah yang kerapkali diperdebatkan. Beberapa kritikus Barat menuduh bahwa Islam memiliki kecenderungan misoginis yang sering mengajarkan rendahnya posisi perempuan dalam masyarakat Muslim. Akibatnya perdebatan kepemimpinan perempuan dalam Islam selalu mengarah menjadi perdebatan pada pandangan Islam tentang perempuan pada umumnya. Peran perempuan dalam Islam, sebagai pemimpin politik dianggap tabu, bahkan kadang-kadang mendapatkan perlawanan sengit dari sekelompok orang, yang menafsirkan firman Allah sesuai keinginannya sendiri. Namun, ada banyak perempuan dalam sejarah Islam yang mampu menjadi kepala negara. Dalam berbagai catatan berbahasa Arab, perempuan telah dikenal sebagai pemimpin negara. Di Kesultanan Delhi ada Razia Sultan, di Mesir ada Syajarat al Durr, di Turki Usmaniada Mihrimah Sultan dan kebetulan semua dari orang Turki. Artikel ini mengkaji alasan mengapa para perempuan dapat menjadi pemimpin di dunia Islam. Kesimpulannya, sekularisme di dunia Islam yang dilakukan oleh para tentara bayaran Turki mengakibatkan terjadinya separasi antara institusi Kekhalifahan Abbasiyah dan kesultanan yang memungkinkan perempuan untuk menjadi seorang sultanah serta konsisten dengan sifat perempuan yang mandiri dalam masyarakat Turki.
妇女在伊斯兰世界的地位经常受到批评。一些西方批评家指责伊斯兰教有厌恶女性的倾向,这种倾向经常在穆斯林社会中教导和宣扬女性的低人一等。因此,关于伊斯兰教中女性领导地位的争论成为了关于伊斯兰教对女性总体看法的辩论的一个分裂。在伊斯兰教中,女性作为政治领袖的角色被认为是禁忌,有时甚至会受到一群人的强烈反对,他们用垄断欲望的面纱来解释真主的话语。然而,伊斯兰历史上有很多女性有能力成为国家元首。在各种阿拉伯演讲笔记中,女性被称为国家元首。在德里的苏丹国,有Razia Sultan,在埃及有Shajarat and Durr,在奥斯曼帝国时期,有Mihrimah Sultan,巧合的是,他们都是突厥裔。该研究调查了这些女性能够成为伊斯兰教领袖的原因。随着阿拔斯哈里发和苏丹国制度的分离,突厥雇佣军策划的伊斯兰世俗主义的结论使妇女有资格成为苏丹国,这与突厥社会中妇女的独立性是一致的。地位perempuan di dunia Islam merupakan masalah yang kerapkali diperdebatkan。Beberapa kritikus Barat menuduh bawa Islam memiliki kecenderungan misoginis yang seris mengajarkan rendahnya posisi perempuan dalam masyarakat Muslim。Akibatnya perdebatan kepemimpinan perempuan dalam Islam selalu mengarah menjadi perdebatan pada pandangan Islam tentang perempuan pada umumnya。Peran perempuan dalam Islam, sebagai pemimpin politik dianggap tabu, bakan kadang-kadang mendapatkan perlawanan senit dari sekelompok orang, yang menafsirkan firman Allah sesuai keinginannya sendiri。Namun, ada banyak perempuan dalam sejarah Islam yang mampu menjadi kepala negara。阿拉伯文,阿拉伯文,阿拉伯文,阿拉伯文,阿拉伯文。Di Kesultanan Delhi ada ada Razia Sultan, Di Mesir ada Syajarat al Durr, Di Turki Usmaniada Mihrimah Sultan dan kebetulan semua dari orang Turki。Artikel ini mengkaji alasan mengapa para perempuan dapat menjadi pemimpin di dunia Islam。土耳其语,土耳其语,土耳其语,土耳其语,土耳其语,土耳其语,土耳其语,土耳其语,土耳其语,土耳其语,土耳其语,土耳其语,土耳其语,土耳其语,土耳其语
{"title":"Turkic Sultanates and Female Sovereign in Islamdom","authors":"Hanafi Wibowo","doi":"10.21274/epis.2016.11.2.261-288","DOIUrl":"https://doi.org/10.21274/epis.2016.11.2.261-288","url":null,"abstract":"The status of women in the Islamdom is a source of frequent criticism. Some Western critics charge that Islam has misogynist tendencies that are often teaches and promoted the inferiority of women in Muslim societies. As a result the debate over female leadership in Islam is a become splinter of the debate on Islam’s views of women in general. The role of Women in Islam, as a political leader is considered a taboo, even sometimes get fierce opposition from a group of people, who interpret the word of God in a veil of monopolistic desires. However, there were numerous women in Islamic history that is capable of being head of state. In the various Arab speaking notes, women have been known as the head of state. In the Sultanate of Delhi, there was Razia Sultan, in Egypt there was Shajarat ad Durr, during Ottoman period, there was Mihrimah Sultan and coincidently, all of them were Turkic origin. The study examines the reason why those women can become leaders within Islamdom. The conclusion, secularism of Islamdom which orchestrated by Turkic Mercenaries, when the institution of Abbasid Caliphate and Sultanate was separated, makes the women are eligible to become sultanah, which consistent with women’s independent nature in Turkic society. Status perempuan di dunia Islam merupakan masalah yang kerapkali diperdebatkan. Beberapa kritikus Barat menuduh bahwa Islam memiliki kecenderungan misoginis yang sering mengajarkan rendahnya posisi perempuan dalam masyarakat Muslim. Akibatnya perdebatan kepemimpinan perempuan dalam Islam selalu mengarah menjadi perdebatan pada pandangan Islam tentang perempuan pada umumnya. Peran perempuan dalam Islam, sebagai pemimpin politik dianggap tabu, bahkan kadang-kadang mendapatkan perlawanan sengit dari sekelompok orang, yang menafsirkan firman Allah sesuai keinginannya sendiri. Namun, ada banyak perempuan dalam sejarah Islam yang mampu menjadi kepala negara. Dalam berbagai catatan berbahasa Arab, perempuan telah dikenal sebagai pemimpin negara. Di Kesultanan Delhi ada Razia Sultan, di Mesir ada Syajarat al Durr, di Turki Usmaniada Mihrimah Sultan dan kebetulan semua dari orang Turki. Artikel ini mengkaji alasan mengapa para perempuan dapat menjadi pemimpin di dunia Islam. Kesimpulannya, sekularisme di dunia Islam yang dilakukan oleh para tentara bayaran Turki mengakibatkan terjadinya separasi antara institusi Kekhalifahan Abbasiyah dan kesultanan yang memungkinkan perempuan untuk menjadi seorang sultanah serta konsisten dengan sifat perempuan yang mandiri dalam masyarakat Turki.","PeriodicalId":31250,"journal":{"name":"Episteme Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman","volume":"114 1","pages":"261-288"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-12-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"67938745","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
MEMPERTIMBANGKAN KONTRIBUSI CHARLES TAYLOR TERHADAP STUDI AGAMA DI INDONESIA 考虑到查尔斯·泰勒对印尼宗教研究的贡献
Pub Date : 2016-12-04 DOI: 10.21274/EPIS.2016.11.2.225-259
Kamaruzzaman Bustamam Ahmad
Artikel ini membahas tentang Charles Taylor, salah satu filsuf dari McGill University, Kanada. Ia telah menghasilkan berbagai karya dalam bidang filsafat, sejarah ide, imajinasi sosial, modernitas, identitas, religi, ilmu kemanusiaan, ilmu sosial, bahasa dan mendapatkan perhatian dari berbagai sarjana di seluruh dunia, kecuali Indonesia. Artikel ini merupakan upaya perdana untuk memperkenalkan karya-karya Taylor, yang hampir semua berbahasa Inggris dan Prancis. Studi bibliografi ini, paling tidak akan memberikan genealogi gagasan-gagasan Taylor. Dalam studi ini dijelaskan siapa saja sarjana yang telah melakukan studi terhadap pemikiran Taylor. Adapun susunan artikel ini adalah biografi intelektual Taylor, karya-karyanya, para penstudi Taylor, dan cuplikan pemikirannya. Akhirnya, ditemukan bahwa karya-karya Taylor merupakan USAhanya untuk memberikan peran kembali agama di dalam ruang publik, dimana argumen-argumennya telah banyak mengundang perdebatan di kalangan para sarjana. Paling tidak, artikel ini mampu memberikan masukan bagi para sarjana yang mengkaji Islam di Indonesia, untuk dapat mengunakan model-model argumen yang dilakukan oleh Taylor, dalam memahami religi dalam era kontemporer.This article is about Charles Taylor, a philosopher from McGill University, Canada. He has authored many works in philosophy, history of ideas, social imaginary, modernity, identity, human sciences, social sciences, language, and received many responses from scholars Internationally, except Indonesia. This study is an introduction to his works, which are mostly written in English and France. As bibliographical study, this article will map out varieties of Taylor's ideas in his works. This study listed some of scholars who study Charles Taylor's thought. Furthermore, this article will examine intellectual biography of Taylor, his works, and works on him by Western scholars. Finally, it argued that his works have taken a step how to integrate the role of religion in public spaces, which is still debated among scholars. Last but not least, this essay will enhance of Muslim scholars in Indonesia to adapt Taylor's argument in religious in contemporary era.
这篇文章是关于加拿大麦吉尔大学的哲学家查尔斯·泰勒的。他创作了哲学、思想历史、社会想象、现代性、身份、宗教、人文科学、社会科学、语言等领域的著作,并引起了世界各地学者的注意,除了印度尼西亚。这篇文章是泰勒的处女作,几乎所有人都说英语和法语。参考书目,至少可以为泰勒的想法提供一个家谱研究。在这项研究中,有一位学者对泰勒的想法进行了研究。这篇文章包括泰勒的知识传记、他的作品、泰勒的研究人员和他的思维节律。最后,泰勒的作品被发现是他的努力,使宗教在公共场所重新发挥作用,他的论点在学者中引起了很大的争议。至少,这篇文章可以为印度尼西亚研究伊斯兰教的学者提供一些建议,让他们能够利用泰勒在当代宗教理解方面提出的论据模型。这篇文章是关于加拿大麦吉尔大学的哲学教授查尔斯·泰勒的。除了印度尼西亚,他授权了许多著作的哲学、理念、社会幻想史、现代史、身份、人类科学、社会科学、语言和从国际学者那里获得的许多责任。这项研究主要以英语和法语为基础。作为书目研究,这篇文章将揭示泰勒作品中各种各样的想法。这是对查尔斯·泰勒思想的一些学者的研究。这篇文章将揭示泰勒的知识传记,他的作品,以及西方学者对他的作品。最后,有人认为他的作品以某种方式构成了公众空间中的宗教角色,而这些角色仍然被学者们抹杀了。最后,同样重要的是,这篇文章将鼓励印尼的穆斯林学者在当代宗教上支持泰勒的论点。
{"title":"MEMPERTIMBANGKAN KONTRIBUSI CHARLES TAYLOR TERHADAP STUDI AGAMA DI INDONESIA","authors":"Kamaruzzaman Bustamam Ahmad","doi":"10.21274/EPIS.2016.11.2.225-259","DOIUrl":"https://doi.org/10.21274/EPIS.2016.11.2.225-259","url":null,"abstract":"Artikel ini membahas tentang Charles Taylor, salah satu filsuf dari McGill University, Kanada. Ia telah menghasilkan berbagai karya dalam bidang filsafat, sejarah ide, imajinasi sosial, modernitas, identitas, religi, ilmu kemanusiaan, ilmu sosial, bahasa dan mendapatkan perhatian dari berbagai sarjana di seluruh dunia, kecuali Indonesia. Artikel ini merupakan upaya perdana untuk memperkenalkan karya-karya Taylor, yang hampir semua berbahasa Inggris dan Prancis. Studi bibliografi ini, paling tidak akan memberikan genealogi gagasan-gagasan Taylor. Dalam studi ini dijelaskan siapa saja sarjana yang telah melakukan studi terhadap pemikiran Taylor. Adapun susunan artikel ini adalah biografi intelektual Taylor, karya-karyanya, para penstudi Taylor, dan cuplikan pemikirannya. Akhirnya, ditemukan bahwa karya-karya Taylor merupakan USAhanya untuk memberikan peran kembali agama di dalam ruang publik, dimana argumen-argumennya telah banyak mengundang perdebatan di kalangan para sarjana. Paling tidak, artikel ini mampu memberikan masukan bagi para sarjana yang mengkaji Islam di Indonesia, untuk dapat mengunakan model-model argumen yang dilakukan oleh Taylor, dalam memahami religi dalam era kontemporer.This article is about Charles Taylor, a philosopher from McGill University, Canada. He has authored many works in philosophy, history of ideas, social imaginary, modernity, identity, human sciences, social sciences, language, and received many responses from scholars Internationally, except Indonesia. This study is an introduction to his works, which are mostly written in English and France. As bibliographical study, this article will map out varieties of Taylor's ideas in his works. This study listed some of scholars who study Charles Taylor's thought. Furthermore, this article will examine intellectual biography of Taylor, his works, and works on him by Western scholars. Finally, it argued that his works have taken a step how to integrate the role of religion in public spaces, which is still debated among scholars. Last but not least, this essay will enhance of Muslim scholars in Indonesia to adapt Taylor's argument in religious in contemporary era.","PeriodicalId":31250,"journal":{"name":"Episteme Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman","volume":"11 1","pages":"225-259"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-12-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"67937477","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Peran Agama Dalam Multikulturalisme Masyarakat Indonesia 宗教在印尼多元文化文化中的作用
Pub Date : 2016-06-09 DOI: 10.21274/EPIS.2016.11.1.163-184
Rizal Mubit
Multikulturalisme merupakan pengakuan bahwa beberapa kultur yang berbeda bisa eksis dalam lingkungan yang sama dan menguntungkan satu dan lainnya. Indonesia adalah bangsa yang sangat beragam adalah fakta yang tidak bisa dipungkiri lagi. Keragaman Indonesia tidak saja tercermin dari banyaknya pulau yang dipersatukan di bawah satu kekuasaan negara, melainkan juga keragaman warna kulit, bahasa, etnis agama dan budaya. Dalam perspektif sosiologi, agama dipandang sebagai sistem kepercayaan yang diwujudkan dalam perilaku sosial tertentu. Agama berkaitan dengan pengalaman manusia, baik sebagai individu maupun kelompok. Oleh karena itu, perilaku yang diperankan oleh individu ataupun kelompok itu akan terkait dengan sistem keyakinan dari ajaran agama yang dianutnya. Perbedaan cara pandang agama dapat menimbulkan fanatisme sempit dan penguncian diri terhadap pandangan lain dalam masyarakat. Maka agama memiliki potensi untuk menimbulkan suatu konflik internal maupun eksternal yang akhirnya dapat merugikan masyarakat itu sendiri.Multiculturalism is an acknowledgment that several different cultures can exist in the same environment and benefit from each other. Indonesia is avery diverse nation is a fact that can't be denied by anyone. The diversity of Indonesia is not only reflected in the many islands that are united under the authority of the state, but also the diversity of skin color, language, religion and ethnic culture. In the perspective of sociology, religion is seen as a belief system that is embodied in certain social behaviors. Religion deals with human experience, both as individuals and groups. Therefore, the behavior that is played by individuals or groups that would be associated with the belief system of the teachings of their religion. The differences of religious paradigm can lead to narrow fanaticism and exclusivism to another in society. So religion has the potential to cause an internal and external conflicts could be detrimental to the itself.
多元文化主义是承认几种不同文化可以存在于共同的环境中,使彼此受益。印度尼西亚是一个非常多样化的国家,这是一个不可否认的事实。印度尼西亚的多样性不仅体现在一个国家的统一国家的许多岛屿上,而且反映了其肤色、语言、宗教民族和文化的多样性。从社会学的角度来看,宗教被视为一种信仰体系,表现在特定的社会行为中。宗教与人的经验有关,无论是作为个人还是作为一个群体。因此,个人或团体所表现的行为将与其所信奉的宗教教义的信仰体系有关。宗教观点的差异会导致狭隘的狂热和对社会其他观点的孤立。因此,宗教有可能引发内部和外部冲突,最终可能对社会本身造成伤害。多元文化是一种承认,不同的文化可以存在于相同的环境和相互厌恶中。印度尼西亚是一个不同的国家,这是一个任何人都无法否认的事实。印度尼西亚的多样性不仅反映了在许多国家中联合在国家的授权下,而且还体现了肤色、语言、宗教和种族的多样性。在社会学的角度上,宗教被认为是一种信仰体系,存在于确定的社会行为中。宗教交易与人类经验,以及个人和成长。因此,那些被个人或群体所扮演的行为将与他们的信仰体系相联系。这种宗教范式的差异可能会导致将偏见和对社会中的其他人的排斥。所以宗教有可能导致内部和外部的冲突对自我不利。
{"title":"Peran Agama Dalam Multikulturalisme Masyarakat Indonesia","authors":"Rizal Mubit","doi":"10.21274/EPIS.2016.11.1.163-184","DOIUrl":"https://doi.org/10.21274/EPIS.2016.11.1.163-184","url":null,"abstract":"Multikulturalisme merupakan pengakuan bahwa beberapa kultur yang berbeda bisa eksis dalam lingkungan yang sama dan menguntungkan satu dan lainnya. Indonesia adalah bangsa yang sangat beragam adalah fakta yang tidak bisa dipungkiri lagi. Keragaman Indonesia tidak saja tercermin dari banyaknya pulau yang dipersatukan di bawah satu kekuasaan negara, melainkan juga keragaman warna kulit, bahasa, etnis agama dan budaya. Dalam perspektif sosiologi, agama dipandang sebagai sistem kepercayaan yang diwujudkan dalam perilaku sosial tertentu. Agama berkaitan dengan pengalaman manusia, baik sebagai individu maupun kelompok. Oleh karena itu, perilaku yang diperankan oleh individu ataupun kelompok itu akan terkait dengan sistem keyakinan dari ajaran agama yang dianutnya. Perbedaan cara pandang agama dapat menimbulkan fanatisme sempit dan penguncian diri terhadap pandangan lain dalam masyarakat. Maka agama memiliki potensi untuk menimbulkan suatu konflik internal maupun eksternal yang akhirnya dapat merugikan masyarakat itu sendiri.Multiculturalism is an acknowledgment that several different cultures can exist in the same environment and benefit from each other. Indonesia is avery diverse nation is a fact that can't be denied by anyone. The diversity of Indonesia is not only reflected in the many islands that are united under the authority of the state, but also the diversity of skin color, language, religion and ethnic culture. In the perspective of sociology, religion is seen as a belief system that is embodied in certain social behaviors. Religion deals with human experience, both as individuals and groups. Therefore, the behavior that is played by individuals or groups that would be associated with the belief system of the teachings of their religion. The differences of religious paradigm can lead to narrow fanaticism and exclusivism to another in society. So religion has the potential to cause an internal and external conflicts could be detrimental to the itself.","PeriodicalId":31250,"journal":{"name":"Episteme Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman","volume":"11 1","pages":"163-184"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-06-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"67937305","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 27
ETOS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT NU NU社会经济赋权精神
Pub Date : 2016-06-08 DOI: 10.21274/epis.2016.11.1.149-
R. .. Irawan
NU adalah ormas Islam terbesar di Indonesia. Keberhasilannya dalam mengemban misi dakwah di tengah masyarakat telah menjadi bukti bahwa NU adalah bagian yang tak bisa dipisahkan dalam dinamika sejarah perkembangan bangsa Indonesia. Namun di balik kesuksesannya dalam dimensi sosio-religius itu ternyata berbanding terbalik dengan kondisi kesejahteraan ekonomi masyarakat Nahdliyin khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya. Meski secara prinsip keorganisasian NU sudah lama merumuskan konsep kesejahteraan ekonomi, akan tetapi secara praktis NU masih terkesan kurang memprioritaskan pemberdayaan dalam sektor ekonomi. Apalagi dalam menghadapi MEA (Masyarakat EkonomiASEAN), strategi dan tindakan NU dalam mengemban amanat untukmeningkatkan kesejahteraan umat haruslah tepat. Ketepatan strategi dan tindakan yang dimaksud tentu tetap berlandaskan pada dimensi keagamaan yang jelas. Beberapa di antaranya sebagaimana dalam al-Qur’an yang menjunjung tinggi etos transformasi (Q.S. 16:125), etos kerja (Q.S. 9: 105),etos intelektual (Q.S. 48: 11), etos sosial (Q.S: 107:1-3), etos moral (Q.S.87: 14-15) dan etos penghargaan (Q.S.99:7). Maka dari itu, artikel ini bertujuan untuk menelisik apa saja faktor penghambat yang menyebabkan NU terkesan lamban dalam peran peningkatan kesejahteraan hidup umat, sekaligus menyuguhkan strategi dan tindakan aplikatif yang jitu sebagai problem solving atas krisis multidimensi yang mendera masyarakat dewasa ini. NU is the largest Muslim organization in Indonesia. Its success in the mission of preaching in the community has become evident that NU can’t be separated in the dynamics of the historical development of the Indonesian. But behind the success in socio-religious dimension it faces a problem about the Nahdliyin’seconomic welfare. Although the principle of organizational NU had long been formulating, but practically NU still less impressed prioritize empowerment in the economic sector. Moreover, in response to MEA (ASEAN Economic Community), a strategy and action NU in undertaking to improve the welfare of the people must be right. Appropriateness of strategies and actions is of course still based on a clear religious dimension. Some of them, as in the Qur’an that up holds the ethos of transformation (Q.S. 16: 125), work ethos (Q.S. 9: 105), intellectual ethos (Q.S. 48: 11), a social ethos (Q.S.107: 1-3 ), moral ethos (Q.S. 87: 14-15) and the ethos of the award (Q.S.99: 7). Therefore, this article is to search for any factors that cause sluggish NU impressed in the role of improving the welfare of people’s lives, as well as presenting a strategy and action applicative sniper as problem solving on the multidimensional crisis that plague society today.
NU是印尼最大的伊斯兰组织。她成功地在社区中执行了一项宣讲使命,这证明了NU是印尼民族发展动态历史中不可分割的一部分。但尽管她在社会和宗教方面的成功,却与主要是印度尼西亚人民和印度尼西亚人民的经济繁荣形成了鲜明的对比。虽然努的组织原则长期以来已经提出了经济繁荣的概念,但实际上,它似乎仍然缺乏对经济部门赋权的重视。此外,面对米亚(经济共同体),努履行其使命的战略和行动必须是正确的。战略的精确性和意图的行为当然仍然建立在明确的宗教维度之上。其中一些类似于《古兰经》,它提倡转型伦理(Q.S. 16:125)、职业道德(Q. 9: 105)、智力道德(q.s.48: 11)、社会道德(q.s.: 107:1-3)、道德伦理(q.s.: 14-15)和尊重精神(q.s.7)。因此,这篇文章的目的是找出是什么阻碍了NU在改善人民生活福利方面的作用上的迟缓,同时提供有效的战略和应用行动,以解决当今社会所面临的多维危机。NU是印尼最大的穆斯林组织。它在社区传教的成功已经成为证据,证明你不能将印尼历史发展的动力与你相混淆。但在社会宗教领域取得成功后,它面临着一个真正的问题虽然组织的原则已经制定了很长一段时间,但实际上,你仍然缺乏对经济部门的优先性印象。更重要的是,作为“东盟经济共同体”的回应,人们的福利必须得到纠正。战略和行动的接近仍基于一个明确的宗教维度。有些人,就像《古兰经》中那样,他们保存着变革的精髓(q.s.16: 125),工作人员(q.s.9: 105),知识分子的智慧埃索斯(q.s.48: 11),社会的埃索斯(q.s.71: 1-3),道德上的埃索斯(q.s.87: 14)和奖的埃索斯(q.s.15:因此,这篇文章是为了寻找任何导致在不断扩大人们生活福利的角色中留下印记的因素,就像在当今多元维度危机中提出战略和应用程序的狙击手问题一样。
{"title":"ETOS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT NU","authors":"R. .. Irawan","doi":"10.21274/epis.2016.11.1.149-","DOIUrl":"https://doi.org/10.21274/epis.2016.11.1.149-","url":null,"abstract":"NU adalah ormas Islam terbesar di Indonesia. Keberhasilannya dalam mengemban misi dakwah di tengah masyarakat telah menjadi bukti bahwa NU adalah bagian yang tak bisa dipisahkan dalam dinamika sejarah perkembangan bangsa Indonesia. Namun di balik kesuksesannya dalam dimensi sosio-religius itu ternyata berbanding terbalik dengan kondisi kesejahteraan ekonomi masyarakat Nahdliyin khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya. Meski secara prinsip keorganisasian NU sudah lama merumuskan konsep kesejahteraan ekonomi, akan tetapi secara praktis NU masih terkesan kurang memprioritaskan pemberdayaan dalam sektor ekonomi. Apalagi dalam menghadapi MEA (Masyarakat EkonomiASEAN), strategi dan tindakan NU dalam mengemban amanat untukmeningkatkan kesejahteraan umat haruslah tepat. Ketepatan strategi dan tindakan yang dimaksud tentu tetap berlandaskan pada dimensi keagamaan yang jelas. Beberapa di antaranya sebagaimana dalam al-Qur’an yang menjunjung tinggi etos transformasi (Q.S. 16:125), etos kerja (Q.S. 9: 105),etos intelektual (Q.S. 48: 11), etos sosial (Q.S: 107:1-3), etos moral (Q.S.87: 14-15) dan etos penghargaan (Q.S.99:7). Maka dari itu, artikel ini bertujuan untuk menelisik apa saja faktor penghambat yang menyebabkan NU terkesan lamban dalam peran peningkatan kesejahteraan hidup umat, sekaligus menyuguhkan strategi dan tindakan aplikatif yang jitu sebagai problem solving atas krisis multidimensi yang mendera masyarakat dewasa ini. NU is the largest Muslim organization in Indonesia. Its success in the mission of preaching in the community has become evident that NU can’t be separated in the dynamics of the historical development of the Indonesian. But behind the success in socio-religious dimension it faces a problem about the Nahdliyin’seconomic welfare. Although the principle of organizational NU had long been formulating, but practically NU still less impressed prioritize empowerment in the economic sector. Moreover, in response to MEA (ASEAN Economic Community), a strategy and action NU in undertaking to improve the welfare of the people must be right. Appropriateness of strategies and actions is of course still based on a clear religious dimension. Some of them, as in the Qur’an that up holds the ethos of transformation (Q.S. 16: 125), work ethos (Q.S. 9: 105), intellectual ethos (Q.S. 48: 11), a social ethos (Q.S.107: 1-3 ), moral ethos (Q.S. 87: 14-15) and the ethos of the award (Q.S.99: 7). Therefore, this article is to search for any factors that cause sluggish NU impressed in the role of improving the welfare of people’s lives, as well as presenting a strategy and action applicative sniper as problem solving on the multidimensional crisis that plague society today.","PeriodicalId":31250,"journal":{"name":"Episteme Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman","volume":"11 1","pages":"149-162"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-06-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"67937913","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
KRITIK TERHADAP SEKULARISASI TURKI: Telaah Historis Transformasi Turki Usmani 批评土耳其世俗化:研究土耳其的历史转型
Pub Date : 2016-06-07 DOI: 10.21274/epis.2016.11.1.117-148
M. Mu'ammar
Dalam belantika sejarah, Turkilah negara Islam yang pertama kali mengadopsi konsep sekuler. Runtuhnya Turki Usmani dan berkembangnya arus modernisasi akhirnya menjadikan Turki bermanuver menjadi negara sekuler di bawah kendali Mustafa Kemal Ataturk. Ia beranggapan bahwa hanya dengan konsep sekulerlah Turki bisa bangkit dan menjadi negara maju layaknya Barat. Namun upaya sekularisasi tersebut, lebih tampak sebagai bentuk pemaksaan dari pemerintah rezim, bukan sekularisasi yang tumbuh sebagai suatu konsekuensi dari proses modernisasi seperti di negara-negara Eropa. Oleh karena itu, secara genealogi artikel ini mengkaji proses transformasi Turki Usmani menuju negara sekuler. Lebih tepatnya, telaah kritis terhadap sekularisasi dan modernisasi di Turki serta kritik terhadap usaha-usaha Mustafa Kemal Ataturk dalam ambisi sekularisasinya. Historically, Turkey is an Islamic state which firstly adopted the secular concept.The collapse of the Ottoman Empire and the development of modernization eventually make Turkey maneuvered into a secular state under the control of Mustafa Kemal Ataturk. He thinks that only the secular concept, Turkeycould rise up and become a developed state like the West. But the efforts of secularization, is more visible as coercion of a regime, not secularization growas a consequence of the modernization process as it is in European countries. Therefore, genealogically, this article examines the transformation process ofthe Ottoman Empire to the secular state. More precisely, critical studies of secularization and modernization in Turkey and criticism of the efforts ofMustafa Kemal Ataturk in secularization ambition.
在历史学会中,首先采用世俗概念的是伊斯兰国。土耳其人的崩溃和现代化潮流的发展最终使土耳其在穆斯塔法•凯末尔•阿塔图尔克(Mustafa Kemal Ataturk)的控制下,变成了一个世行国家。他认为,只有世俗的概念,土耳其才能站起来,成为一个西方的发达国家。但这些世俗化的努力似乎更像是专制政府强加的一种形式,而不是像欧洲国家那样现代化进程的结果。因此,这篇文章探讨了土耳其皈依世俗国家的过程。更准确地说,土耳其对世俗化和现代化的批评,以及对穆斯塔法•凯末尔•阿塔图尔克企图世俗抱负的批评。从历史上看,火鸡是一种伊斯兰状态,它最初被认为是理所当然的。奥斯曼帝国的崩溃和现代化的发展最终将火鸡改造成穆斯塔法•凯末尔•阿塔图尔克(Mustafa Kemal Ataturk)控制下的一种安全状态。他认为土耳其可能会上升成为像西方一样的发展国家。但作为一种区域的目标,它更有可见性,而不是对欧洲国家现代化进程的不确定性。因此,遗传意义上,这篇文章揭示了奥斯曼帝国对安全州的转变过程。更准确地说,土耳其的安全与现代化的批判研究,以及阿塔图尔克对保守抱负的偏爱。
{"title":"KRITIK TERHADAP SEKULARISASI TURKI: Telaah Historis Transformasi Turki Usmani","authors":"M. Mu'ammar","doi":"10.21274/epis.2016.11.1.117-148","DOIUrl":"https://doi.org/10.21274/epis.2016.11.1.117-148","url":null,"abstract":"Dalam belantika sejarah, Turkilah negara Islam yang pertama kali mengadopsi konsep sekuler. Runtuhnya Turki Usmani dan berkembangnya arus modernisasi akhirnya menjadikan Turki bermanuver menjadi negara sekuler di bawah kendali Mustafa Kemal Ataturk. Ia beranggapan bahwa hanya dengan konsep sekulerlah Turki bisa bangkit dan menjadi negara maju layaknya Barat. Namun upaya sekularisasi tersebut, lebih tampak sebagai bentuk pemaksaan dari pemerintah rezim, bukan sekularisasi yang tumbuh sebagai suatu konsekuensi dari proses modernisasi seperti di negara-negara Eropa. Oleh karena itu, secara genealogi artikel ini mengkaji proses transformasi Turki Usmani menuju negara sekuler. Lebih tepatnya, telaah kritis terhadap sekularisasi dan modernisasi di Turki serta kritik terhadap usaha-usaha Mustafa Kemal Ataturk dalam ambisi sekularisasinya. Historically, Turkey is an Islamic state which firstly adopted the secular concept.The collapse of the Ottoman Empire and the development of modernization eventually make Turkey maneuvered into a secular state under the control of Mustafa Kemal Ataturk. He thinks that only the secular concept, Turkeycould rise up and become a developed state like the West. But the efforts of secularization, is more visible as coercion of a regime, not secularization growas a consequence of the modernization process as it is in European countries. Therefore, genealogically, this article examines the transformation process ofthe Ottoman Empire to the secular state. More precisely, critical studies of secularization and modernization in Turkey and criticism of the efforts ofMustafa Kemal Ataturk in secularization ambition.","PeriodicalId":31250,"journal":{"name":"Episteme Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman","volume":"11 1","pages":"117-148"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-06-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"67937823","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
期刊
Episteme Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman
全部 Acc. Chem. Res. ACS Applied Bio Materials ACS Appl. Electron. Mater. ACS Appl. Energy Mater. ACS Appl. Mater. Interfaces ACS Appl. Nano Mater. ACS Appl. Polym. Mater. ACS BIOMATER-SCI ENG ACS Catal. ACS Cent. Sci. ACS Chem. Biol. ACS Chemical Health & Safety ACS Chem. Neurosci. ACS Comb. Sci. ACS Earth Space Chem. ACS Energy Lett. ACS Infect. Dis. ACS Macro Lett. ACS Mater. Lett. ACS Med. Chem. Lett. ACS Nano ACS Omega ACS Photonics ACS Sens. ACS Sustainable Chem. Eng. ACS Synth. Biol. Anal. Chem. BIOCHEMISTRY-US Bioconjugate Chem. BIOMACROMOLECULES Chem. Res. Toxicol. Chem. Rev. Chem. Mater. CRYST GROWTH DES ENERG FUEL Environ. Sci. Technol. Environ. Sci. Technol. Lett. Eur. J. Inorg. Chem. IND ENG CHEM RES Inorg. Chem. J. Agric. Food. Chem. J. Chem. Eng. Data J. Chem. Educ. J. Chem. Inf. Model. J. Chem. Theory Comput. J. Med. Chem. J. Nat. Prod. J PROTEOME RES J. Am. Chem. Soc. LANGMUIR MACROMOLECULES Mol. Pharmaceutics Nano Lett. Org. Lett. ORG PROCESS RES DEV ORGANOMETALLICS J. Org. Chem. J. Phys. Chem. J. Phys. Chem. A J. Phys. Chem. B J. Phys. Chem. C J. Phys. Chem. Lett. Analyst Anal. Methods Biomater. Sci. Catal. Sci. Technol. Chem. Commun. Chem. Soc. Rev. CHEM EDUC RES PRACT CRYSTENGCOMM Dalton Trans. Energy Environ. Sci. ENVIRON SCI-NANO ENVIRON SCI-PROC IMP ENVIRON SCI-WAT RES Faraday Discuss. Food Funct. Green Chem. Inorg. Chem. Front. Integr. Biol. J. Anal. At. Spectrom. J. Mater. Chem. A J. Mater. Chem. B J. Mater. Chem. C Lab Chip Mater. Chem. Front. Mater. Horiz. MEDCHEMCOMM Metallomics Mol. Biosyst. Mol. Syst. Des. Eng. Nanoscale Nanoscale Horiz. Nat. Prod. Rep. New J. Chem. Org. Biomol. Chem. Org. Chem. Front. PHOTOCH PHOTOBIO SCI PCCP Polym. Chem.
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1