首页 > 最新文献

Jurnal Akuakultur Indonesia最新文献

英文 中文
Coral platy fish Xiphophorus maculatus hormonal induction to improve mass spawning efficiency 珊瑚板鱼的激素诱导提高大量产卵效率
Pub Date : 2020-12-04 DOI: 10.19027/jai.19.2.181-189
Fajar Maulana, M. Zairin, A. Alimuddin, M. Abadi, Adhana Nur Fitrih
Coral platy fish has a unique reproduction due to ovoviviparous (live-bearer) reproduction. The large scale production of coral platy fish has several constraints due to the inconsistent seed birth period, which causes variations in the fry size. This makes it difficult for ornamental fish cultivators for production process efficiency and market criteria fulfillment that demands size uniformity. This study aimed to synchronize the broodstock birth period of coral platy fish by testing the hormone oxytocin and prostaglandin-2 α (PGF2α) through immersion methods with different durations. This study used a factorial randomized design with 21 treatments and 3 replications for each hormone type. The PGF2α hormone doses used were 0; 0.01; 0.1 and 1 mL/L, while the oxytocin hormone doses used were 0; 0.1; 0.2; 0.4 mL/L with immersion duration of 4, 8, and 12 hours, respectively. The results showed that the treatment dose of 1 mL/LPGF2α with 12 hour duration had a significant effect (p <0.05) compared  to other treatments, the immersion group with 12 hour duration obtained a significant difference to the length of other treatments both at the percentage of broodstock giving birth and number of seeds. The hormone treatment had no significant effect on broodstock and seed survival (p> 0.05).   Keywords:mass induction, oxytocin, prostaglandin-e2 α (PGF2α), mass birth, livebearer   ABSTRAK Ikan plati koral memiliki reproduksi yang unik karena bereproduksi secara ovovivipar (livebearer). Produksi ikan plati koral dalam skala besar dihadapkan kendala akibat waktu kelahiran anak yang tidak serentak yang menyebabkan keberagaman ukuran anak ikan plati koral.  Hal ini menyulitkan para pembudidaya ikan hias untuk efisiensi proses produksi dan memenuhi kriteria pasar yang menuntut keseragaman ukuran. Penelitian ini bertujuan untuk menyeragamkan waktu kelahiran anak induk ikan plati koral dengan uji coba pemberian hormon oksitosin dan prostaglandin-2 α (PGF2α) melalui metode perendaman dengan durasi waktu yang berbeda. Penelitian ini menggunakan rancangan acak faktorial dengan 21 perlakuan dengan 3 kali ulangan untuk masing-masing jenis hormon. Dosis hormon PGF2α yang diuji adalah 0; 0,01; 0,1 dan 1 mL/L, sedangkan dosis hormon oksitosin yang digunakan adalah 0; 0.1; 0.2; 0.4 mL/L dengan masing-masing lama perendaman 4, 8, dan 12 jam. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa perlakuan dosis 1 mL/L PGF2α dengan lama waktu perendaman 12 jam memberikan pengaruh yang nyata (p <0.05) dibandingkan dengan perlakuan lainnya, kelompok perendaman dengan durasi 12 jam memberikan perbedaan yang nyata terhadap lama perlakuan lain baik pada parameter persetasi induk melahirkan dan jumlah anak yang dilahirkan. Perlakuan hormon tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap kelangsungan hidup induk dan anak yang dilahirkan (p >0.05).   Kata kunci: induksi massal, Oksitosin, prostaglandin-2 α (PGF2α), kelahiran masal, livebearer
珊瑚板鱼有一种独特的生殖方式,由于卵胎生(活卵)生殖。由于种子出生期不一致,导致鱼苗大小变化,珊瑚板鱼的大规模生产受到若干限制。这使得观赏鱼养殖者难以提高生产过程效率和满足要求尺寸均匀的市场标准。本研究旨在通过不同浸泡时间的方法检测珊瑚板鱼的催产素和前列腺素-2 α (PGF2α)激素水平,以同步珊瑚板鱼的繁殖期。本研究采用因子随机设计,每种激素类型有21个治疗和3个重复。使用的PGF2α激素剂量为0;0.01;0.1和1 mL/L,使用的催产素剂量为0;0.1;0.2;0.4 mL/L,浸泡时间分别为4、8、12小时。结果显示,1 mL/LPGF2α治疗12 h对小鼠有显著影响(p < 0.05)。关键词:质量诱导,催产素,前列腺素e2 α (PGF2α),质量生育,产仔。我的女儿是我的女儿,我的女儿是我的女儿,我的女儿是我的女儿,我的女儿是我的女儿。halini menyulitkan para pembudidaya像他的untuk efisiensi加工产品和纪念品的标准是pasar yang menuntut keseragaman ukuran。Penelitian ini bertujuan untuk menyeragamkan kelahiran anak induk ikkan plati koral dengan uji coba pemberian激素,前列腺素2α (PGF2α), mealmemeendaman dengan durasi waktu yang berbeda。Penelitian ini menggunakan ranancan akak, akak, kali ulangan untuk masing-masing jenis荷尔蒙。剂量激素PGF2α;阳降肌激素0;0 01;0、1丹1 mL/L,参当坎剂量激素;0.1;0.2;0.4 mL/L登甘-登甘-登甘-登甘-登甘-登甘-登甘-登甘-登甘-登甘1 mL/L PGF2α dengan lama waktu perendaman 12 jam member kan pengaruh yang nyata (p < 0.05)。Kata kunci: induksi massal, Oksitosin,前列腺素-2 α (PGF2α), kelahiran masal,载体
{"title":"Coral platy fish Xiphophorus maculatus hormonal induction to improve mass spawning efficiency","authors":"Fajar Maulana, M. Zairin, A. Alimuddin, M. Abadi, Adhana Nur Fitrih","doi":"10.19027/jai.19.2.181-189","DOIUrl":"https://doi.org/10.19027/jai.19.2.181-189","url":null,"abstract":"Coral platy fish has a unique reproduction due to ovoviviparous (live-bearer) reproduction. The large scale production of coral platy fish has several constraints due to the inconsistent seed birth period, which causes variations in the fry size. This makes it difficult for ornamental fish cultivators for production process efficiency and market criteria fulfillment that demands size uniformity. This study aimed to synchronize the broodstock birth period of coral platy fish by testing the hormone oxytocin and prostaglandin-2 α (PGF2α) through immersion methods with different durations. This study used a factorial randomized design with 21 treatments and 3 replications for each hormone type. The PGF2α hormone doses used were 0; 0.01; 0.1 and 1 mL/L, while the oxytocin hormone doses used were 0; 0.1; 0.2; 0.4 mL/L with immersion duration of 4, 8, and 12 hours, respectively. The results showed that the treatment dose of 1 mL/LPGF2α with 12 hour duration had a significant effect (p <0.05) compared  to other treatments, the immersion group with 12 hour duration obtained a significant difference to the length of other treatments both at the percentage of broodstock giving birth and number of seeds. The hormone treatment had no significant effect on broodstock and seed survival (p> 0.05). \u0000  \u0000Keywords:mass induction, oxytocin, prostaglandin-e2 α (PGF2α), mass birth, livebearer \u0000  \u0000ABSTRAK \u0000Ikan plati koral memiliki reproduksi yang unik karena bereproduksi secara ovovivipar (livebearer). Produksi ikan plati koral dalam skala besar dihadapkan kendala akibat waktu kelahiran anak yang tidak serentak yang menyebabkan keberagaman ukuran anak ikan plati koral.  Hal ini menyulitkan para pembudidaya ikan hias untuk efisiensi proses produksi dan memenuhi kriteria pasar yang menuntut keseragaman ukuran. Penelitian ini bertujuan untuk menyeragamkan waktu kelahiran anak induk ikan plati koral dengan uji coba pemberian hormon oksitosin dan prostaglandin-2 α (PGF2α) melalui metode perendaman dengan durasi waktu yang berbeda. Penelitian ini menggunakan rancangan acak faktorial dengan 21 perlakuan dengan 3 kali ulangan untuk masing-masing jenis hormon. Dosis hormon PGF2α yang diuji adalah 0; 0,01; 0,1 dan 1 mL/L, sedangkan dosis hormon oksitosin yang digunakan adalah 0; 0.1; 0.2; 0.4 mL/L dengan masing-masing lama perendaman 4, 8, dan 12 jam. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa perlakuan dosis 1 mL/L PGF2α dengan lama waktu perendaman 12 jam memberikan pengaruh yang nyata (p <0.05) dibandingkan dengan perlakuan lainnya, kelompok perendaman dengan durasi 12 jam memberikan perbedaan yang nyata terhadap lama perlakuan lain baik pada parameter persetasi induk melahirkan dan jumlah anak yang dilahirkan. Perlakuan hormon tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap kelangsungan hidup induk dan anak yang dilahirkan (p >0.05). \u0000  \u0000Kata kunci: induksi massal, Oksitosin, prostaglandin-2 α (PGF2α), kelahiran masal, livebearer","PeriodicalId":32090,"journal":{"name":"Jurnal Akuakultur Indonesia","volume":"9 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75656301","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Profile of 17ß-estradiol, vitellogenin, and egg diameter during gonad maturation process of striped catfish Pangasianodon hypophthalmus 17ß-雌二醇、卵黄原素和卵径在斑尾鲶鱼性腺成熟过程中的变化
Pub Date : 2019-07-11 DOI: 10.19027/JAI.18.2.152-161
W. Pamungkas, D. Jusadi, M. Z. Junior, M. Setiawati, E. Supriyono, I. Imron
ABSTRACT This study was conducted to evaluate the profile of 17ß-estradiol (E2) and vitellogenin (Vtg) in plasma and egg diameter during gonad maturity process of striped catfish Pangasianodon hypophthalmus. Blood samples were collected from immature striped catfish, male and female with different stage of gonad maturity (stage I, II, III, and IV) to measure the concentrations of E2 and Vtg. Gonad maturity development of striped catfish was observed based on egg diameter. Result showed that E2 concentrations were the highest (843.65 pg/mL) on female with maturity stage III, the lowest on the male (26.34 pg/mL), and immature female fish (29.37 pg/mL). The protein band of Vtg was obtained on the plasma of the mature female (stage I, II, III and IV) with a molecular weight (MW) between 140−180 kDa, but it was not obtained on immature female dan male striped catfish. The highest concentration of Vtg was found in the plasma of the female fish with maturity stage III (87.34 mg/mL), then on the stage II (74.83 mg/mL), I (68.58 mg/mL), and IV (33.45 mg/mL). It showed that egg yolk formation occurred in the female mature. The average egg diameter was 0.107 ± 0.052 mm, 0.318 ± 0.086 mm, 0.864 ± 0.099 mm, and 1.041 ± 0.058 mm on the maturity stage I, II, III, and IV respectively. The increase of egg diameter along with development of gonad maturity stage indicated that egg development occurred due to the process of vitellogenesis and the addition of egg yolk on oocyte. Keywords : egg diameter, gonad maturity, striped catfish , 17ß–estradiol, vitellogenin ABSTRAK Penelitian dilakukan untuk mengevaluasi profil estradiol-17β (E2), vitelogenin (Vtg) dalam plasma dan diameter telur pada proses pematangan gonad ikan patin siam (Pangasianodon hypophthalmus). Sampel darah untuk pengukuran konsentrasi E2 dan Vtg plasma diperoleh dari ikan patin siam betina yang belum matang gonad, ikan jantan, ikan betina dengan tahap kematangan gonad yang berbeda (tahap I, II, III dan IV). Perkembangan kematangan gonad ikan patin siam diamati berdasarkan diameter telur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi E2 tertinggi (843,65 pg/mL) pada ikan betina dengan kematangan tahap III, terendah pada ikan jantan (26,34 pg/mL), dan ikan betina tidak matang gonad (29,37 pg/mL). Pita protein Vtg pada sampel plasma diperoleh dari betina matang gonad (tahap I, II, III dan IV) dengan berat molekul antara 140-180 kDa, tetapi tidak diperoleh pada ikan patin siam betina yang belum dewasa dan jantan. Nilai konsentrasi tertinggi Vtg ditemukan dalam plasma darah ikan betina dengan tingkat kematangan III (87,34 mg/mL) kemudian pada tahap II (74,83 mg/mL), I (68,58 mg/mL) dan IV (33,45 mg/mL). Hal ini menunjukkan bahwa pada ikan betina dewasa terjadi proses pembentukan kuning telur (vitelogenesis). Rata-rata diameter telur adalah 0,107 ± 0,052 mm, 0,318 ± 0,086 mm, 0,864 ± 0,099 mm dan 1,041 ± 0,058 mm pada tingkat kematangan I, II, III dan IV secara berurutan. Peningkatan nilai diameter telur
摘要本研究旨在评价下眼斑纹鲶鱼性腺成熟过程中血浆和卵黄原素(Vtg)水平的变化。采集不同性腺成熟阶段(I、II、III和IV期)的未成熟条纹鲶鱼雄、雌的血液,测定E2和Vtg的浓度。以卵直径为依据,观察了条纹鲶鱼性腺的成熟发育。结果表明,雌鱼E2浓度最高(843.65 pg/mL),雄鱼最低(26.34 pg/mL),未成熟雌鱼最低(29.37 pg/mL)。在I、II、III和IV期成熟雌鱼(分子量为140 ~ 180 kDa)的血浆中发现了Vtg蛋白带,而在未成熟雌和雄条纹鲶鱼的血浆中未发现。雌鱼血浆中Vtg浓度最高的是成熟期III (87.34 mg/mL),其次是成熟期II (74.83 mg/mL)、成熟期I (68.58 mg/mL)和成熟期IV (33.45 mg/mL)。结果表明,卵黄的形成发生在雌性成熟期。成熟期1、2、3、4期平均卵径分别为0.107±0.052 mm、0.318±0.086 mm、0.864±0.099 mm和1.041±0.058 mm。随着性腺成熟期的发育,卵直径增大,表明卵黄发生过程和卵黄在卵母细胞上的添加导致了卵的发育。关键词:卵径,性腺成熟度,条纹鲶鱼,雌二醇-17β (E2),卵黄原素(Vtg),血浆直径,卵黄原素,卵黄原素,卵黄原素,卵黄原素,卵黄原素,卵黄原素。Sampel darah untuk pengukuran konsentrasi E2 dan Vtg等离子体diperoleh dari ikan patian siam betina yang belum matang gonad, ikan jantan, ikan betina dengan tahap kematangan gonad yang berbeda (tahap I, II, III, IV). Perkembangan kematangan gonad ikan patim siam diamati berdasarkan diameter telur。Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi E2 tertinggi (843,65 pg/mL) paada ikan betina dengan kematangan tahap III, terendah paada ikan jantan (26,34 pg/mL), dan ikan betina tidak matang gonad (29,37 pg/mL)。Pita蛋白Vtg pada样品血浆中diperoleh dari betina matang性腺(tahap I, II, III, IV)的dengan berat分子长度为140-180 kDa, tetapi tidak diperoleh paada ikan patan yang belum dewasa dan jantan。Nilai konsentrasi tertinggi Vtg ditemukan dalam血浆darah ikan betina dengan tingkat kematangan III (87,34 mg/mL) kemudian pada tahap II (74,83 mg/mL), I (68,58 mg/mL)和IV (33,45 mg/mL)。Hal ini menunjukkan bahwa pada ikan betina dewasa terjadi proses pembentukan kuning telur(卵黄发生)。Rata-rata直径telur adalah 0,107±0,052 mm, 0,318±0,086 mm, 0,864±0,099 mm和1,041±0,058 mm pada tingkat kematangan I, II, III和IV secara berurutan。Peningkatan nilai diameter telur seiring dengan perkembangan tahap kematangan gonad menunjukkan bahwa perkembangan telur terjadi karena proses vitlogenesis dan penambahan bahan kuning telur pada oosit。Kata kunci:直径telur, 17ß-雌二醇,kematangan性腺,partin siam,卵黄素
{"title":"Profile of 17ß-estradiol, vitellogenin, and egg diameter during gonad maturation process of striped catfish Pangasianodon hypophthalmus","authors":"W. Pamungkas, D. Jusadi, M. Z. Junior, M. Setiawati, E. Supriyono, I. Imron","doi":"10.19027/JAI.18.2.152-161","DOIUrl":"https://doi.org/10.19027/JAI.18.2.152-161","url":null,"abstract":"ABSTRACT This study was conducted to evaluate the profile of 17ß-estradiol (E2) and vitellogenin (Vtg) in plasma and egg diameter during gonad maturity process of striped catfish Pangasianodon hypophthalmus. Blood samples were collected from immature striped catfish, male and female with different stage of gonad maturity (stage I, II, III, and IV) to measure the concentrations of E2 and Vtg. Gonad maturity development of striped catfish was observed based on egg diameter. Result showed that E2 concentrations were the highest (843.65 pg/mL) on female with maturity stage III, the lowest on the male (26.34 pg/mL), and immature female fish (29.37 pg/mL). The protein band of Vtg was obtained on the plasma of the mature female (stage I, II, III and IV) with a molecular weight (MW) between 140−180 kDa, but it was not obtained on immature female dan male striped catfish. The highest concentration of Vtg was found in the plasma of the female fish with maturity stage III (87.34 mg/mL), then on the stage II (74.83 mg/mL), I (68.58 mg/mL), and IV (33.45 mg/mL). It showed that egg yolk formation occurred in the female mature. The average egg diameter was 0.107 ± 0.052 mm, 0.318 ± 0.086 mm, 0.864 ± 0.099 mm, and 1.041 ± 0.058 mm on the maturity stage I, II, III, and IV respectively. The increase of egg diameter along with development of gonad maturity stage indicated that egg development occurred due to the process of vitellogenesis and the addition of egg yolk on oocyte. Keywords : egg diameter, gonad maturity, striped catfish , 17ß–estradiol, vitellogenin ABSTRAK Penelitian dilakukan untuk mengevaluasi profil estradiol-17β (E2), vitelogenin (Vtg) dalam plasma dan diameter telur pada proses pematangan gonad ikan patin siam (Pangasianodon hypophthalmus). Sampel darah untuk pengukuran konsentrasi E2 dan Vtg plasma diperoleh dari ikan patin siam betina yang belum matang gonad, ikan jantan, ikan betina dengan tahap kematangan gonad yang berbeda (tahap I, II, III dan IV). Perkembangan kematangan gonad ikan patin siam diamati berdasarkan diameter telur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi E2 tertinggi (843,65 pg/mL) pada ikan betina dengan kematangan tahap III, terendah pada ikan jantan (26,34 pg/mL), dan ikan betina tidak matang gonad (29,37 pg/mL). Pita protein Vtg pada sampel plasma diperoleh dari betina matang gonad (tahap I, II, III dan IV) dengan berat molekul antara 140-180 kDa, tetapi tidak diperoleh pada ikan patin siam betina yang belum dewasa dan jantan. Nilai konsentrasi tertinggi Vtg ditemukan dalam plasma darah ikan betina dengan tingkat kematangan III (87,34 mg/mL) kemudian pada tahap II (74,83 mg/mL), I (68,58 mg/mL) dan IV (33,45 mg/mL). Hal ini menunjukkan bahwa pada ikan betina dewasa terjadi proses pembentukan kuning telur (vitelogenesis). Rata-rata diameter telur adalah 0,107 ± 0,052 mm, 0,318 ± 0,086 mm, 0,864 ± 0,099 mm dan 1,041 ± 0,058 mm pada tingkat kematangan I, II, III dan IV secara berurutan. Peningkatan nilai diameter telur","PeriodicalId":32090,"journal":{"name":"Jurnal Akuakultur Indonesia","volume":"68 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85810904","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
Utilization of green algae Caulerpa racemosa as feed ingredient for tiger shrimp Penaeus monodon 绿藻总状茎藻作为虎对虾饲料原料的利用
Pub Date : 2019-07-09 DOI: 10.19027/JAI.18.2.162-171
Widya Puspitasari, D. Jusadi, M. Setiawati, J. Ekasari, A. Nur, I. Sumantri
ABSTRACT The study aimed to evaluate the utilization of seaweed Caulerpa racemosa as feed ingredient for tiger shrimp Penaeus monodon. This research consisted of two different stages, i.e. digestibility and growth test. Tiger shrimp with average body weight of 5.70 ± 0.42 g was reared during digestibility test. The measured parameters were total protein, calsium, magnesium, and energy digestibility. The growth test was managed by using a completely randomized design consisted of four different treatments (in triplicates) of dietary C. racemosa meal addition levels, i.e. 0 (control), 10, 20, and 30%. Tiger shrimp with an average body weight of 0.36 ± 0.02 g were cultured for 42 days in plastic containers (70×45×40 cm) with a stocking density of 15 shrimp/container. Apparent dry matter, protein, calcium, magnesium, and energy digestibilities of C. racemosa were 51.82, 88.67, 68.44, 16.39, 60.30%, respectively. The results presented that the growth performance of tiger shrimp fed with diet containing 10% of C. racemosa was not significantly different with the control (P>0.05). However, the growth performance of the shrimp fed with diet containing more than 20% of C. racemosa decreased. The enzyme activitity of superoxide dismutase (SOD) increased with the higher level of dietary addition of C. racemosa. It can be concluded that C. racemosa was possibly applied up to 10% in the feed formulation for tiger shrimp. Keywords: Caulerpa racemosa, Penaeus monodon, digestibility, growth performance, shrimp  ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pemanfaatan rumput laut Caulerpa racemosa sebagai bahan baku pakan udang windu Penaeus monodon. Penelitian ini dilakukan dengan dua tahap, yaitu uji kecernaan C. racemosa dan uji pertumbuhan udang. Udang windu yang digunakan pada uji kecernaan berbobot 5,70 ± 0,42 g. Parameter uji yang diukur meliputi kecernaan total, protein, kalsium, magnesium, dan energi. Uji pertumbuhan dilakukan menggunakan rancangan acak lengkap dengan empat perlakuan dan tiga ulangan, yaitu penggunaan tepung C. racemosa sebesar 0 (kontrol), 10, 20, dan 30%. Udang windu dengan bobot 0,36 ± 0,02 g dipelihara dalam wadah kontainer plastik ukuran 70×45×40 cm (volume air sebanyak 90 L) dengan kepadatan 15 ekor tiap wadah selama 42 hari. Hasil penelitian menunjukkan kecernaan total C. racemosa pada udang windu 51,82%, kecernaan protein 88,67%, kecernaan kalsium 68,44%, kecernaan magnesium 16,39%, dan kecernaan energi 60,30%. Penelitian tahap kedua pada kinerja pertumbuhan udang yang mengonsumsi pakan mengandung 10% C. racemosa, tidak memberikan nilai yang berbeda nyata dengan udang yang mengonsumsi pakan kontrol. Namun, kinerja pertumbuhan udang menurun setelah mengonsumsi pakan yang mengandung C. racemosa di atas 20%, sedangkan aktivitas enzim superoxide dismutase (SOD) meningkat. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penambahan C. racemosa ke dalam formula pakan sampai 10% dapat digunakan sebagai bahan baku pakan udang windu. Kata kun
摘要本试验旨在评价总状茎藻作为虎对虾(Penaeus monodon)饲料原料的利用价值。本研究分为消化率试验和生长试验两个阶段。消化率试验饲养平均体重5.70±0.42 g的虎虾。测定的参数为总蛋白、钙、镁和能量消化率。生长试验采用完全随机设计,包括4个不同处理(3个重复),分别为0(对照)、10、20和30%的总状菌粕添加水平。平均体重为0.36±0.02 g的虎虾在塑料容器(70×45×40 cm)中养殖42 d,放养密度为15只/容器。总状菌的表观干物质消化率、蛋白质消化率、钙消化率、镁消化率和能量消化率分别为51.82、88.67、68.44、16.39、60.30%。结果表明,添加10%总状菌的虎虾的生长性能与对照组无显著差异(P>0.05)。但总状菌含量超过20%时,对虾的生长性能下降。超氧化物歧化酶(SOD)活性随饲料中总状菌添加量的增加而升高。综上所述,总状菌在虎虾饲料配方中的用量可达10%。关键词:总形对虾,单对虾,消化率,生长性能,对虾Penelitian ini dilakukan dengan dua tahap, yitu uji kecernac . racemosa danji pertumbuhan udang。乌当风度阳地古纳坎帕达乌吉克切尔纳坎伯伯5,70±0.42 g。参数乌吉阳diukur meliputi kekernaan总,蛋白质,钾,镁,丹能量。Uji pertumbuhan dilakukan menggunakan rangangan acak lengkap dengan empat perlakuan dan tiga ulangan, yitu penggunaan tepunc .总状菌sebesar 0(对照),10,20,dan 30%。Udang windu dengan bobot 0.36±0.02 g dipelihara dalam wadah容器塑料ukuran 70×45×40 cm(体积空气质量90l) dengan kepaatan 15 ekor tiap wadah selama 42 hari。Hasil penelitian menunjukkan kecernaan总c racemosa篇udang windu 51岁的82%,88年kecernaan蛋白质67%,kecernaan kalsium 68, 44%, 39%, kecernaan镁16日丹kecernaan energi 60, 30%。Penelitian tahap kedua pada kinerja pertumbuhan udang yang mengonsumsi pakan 10%总状菌,titaak memberikan nilai yang berbeda nyata dengan udang yang mengonsumsi pakan防治。Namun, kinerja pertumbuhan udang menurun setelah mengonsumsi pakan yang mengandung总状念珠菌(C. racemosa di ata) 20%, sedangkan活性酶超氧化物歧化酶(SOD)脑膜炎。翻译为:达里penelitian ini dapat dispulkan bahwa penambahan C. racemosa ke dalam formula pakan sampai 10% dapat digunakan sebagai bahan baku pakan udang windu。Kata kunci:总状茎叶,白对虾,keernaan, kinerja pertumbuhan, udang
{"title":"Utilization of green algae Caulerpa racemosa as feed ingredient for tiger shrimp Penaeus monodon","authors":"Widya Puspitasari, D. Jusadi, M. Setiawati, J. Ekasari, A. Nur, I. Sumantri","doi":"10.19027/JAI.18.2.162-171","DOIUrl":"https://doi.org/10.19027/JAI.18.2.162-171","url":null,"abstract":"ABSTRACT The study aimed to evaluate the utilization of seaweed Caulerpa racemosa as feed ingredient for tiger shrimp Penaeus monodon. This research consisted of two different stages, i.e. digestibility and growth test. Tiger shrimp with average body weight of 5.70 ± 0.42 g was reared during digestibility test. The measured parameters were total protein, calsium, magnesium, and energy digestibility. The growth test was managed by using a completely randomized design consisted of four different treatments (in triplicates) of dietary C. racemosa meal addition levels, i.e. 0 (control), 10, 20, and 30%. Tiger shrimp with an average body weight of 0.36 ± 0.02 g were cultured for 42 days in plastic containers (70×45×40 cm) with a stocking density of 15 shrimp/container. Apparent dry matter, protein, calcium, magnesium, and energy digestibilities of C. racemosa were 51.82, 88.67, 68.44, 16.39, 60.30%, respectively. The results presented that the growth performance of tiger shrimp fed with diet containing 10% of C. racemosa was not significantly different with the control (P>0.05). However, the growth performance of the shrimp fed with diet containing more than 20% of C. racemosa decreased. The enzyme activitity of superoxide dismutase (SOD) increased with the higher level of dietary addition of C. racemosa. It can be concluded that C. racemosa was possibly applied up to 10% in the feed formulation for tiger shrimp. Keywords: Caulerpa racemosa, Penaeus monodon, digestibility, growth performance, shrimp  ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pemanfaatan rumput laut Caulerpa racemosa sebagai bahan baku pakan udang windu Penaeus monodon. Penelitian ini dilakukan dengan dua tahap, yaitu uji kecernaan C. racemosa dan uji pertumbuhan udang. Udang windu yang digunakan pada uji kecernaan berbobot 5,70 ± 0,42 g. Parameter uji yang diukur meliputi kecernaan total, protein, kalsium, magnesium, dan energi. Uji pertumbuhan dilakukan menggunakan rancangan acak lengkap dengan empat perlakuan dan tiga ulangan, yaitu penggunaan tepung C. racemosa sebesar 0 (kontrol), 10, 20, dan 30%. Udang windu dengan bobot 0,36 ± 0,02 g dipelihara dalam wadah kontainer plastik ukuran 70×45×40 cm (volume air sebanyak 90 L) dengan kepadatan 15 ekor tiap wadah selama 42 hari. Hasil penelitian menunjukkan kecernaan total C. racemosa pada udang windu 51,82%, kecernaan protein 88,67%, kecernaan kalsium 68,44%, kecernaan magnesium 16,39%, dan kecernaan energi 60,30%. Penelitian tahap kedua pada kinerja pertumbuhan udang yang mengonsumsi pakan mengandung 10% C. racemosa, tidak memberikan nilai yang berbeda nyata dengan udang yang mengonsumsi pakan kontrol. Namun, kinerja pertumbuhan udang menurun setelah mengonsumsi pakan yang mengandung C. racemosa di atas 20%, sedangkan aktivitas enzim superoxide dismutase (SOD) meningkat. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penambahan C. racemosa ke dalam formula pakan sampai 10% dapat digunakan sebagai bahan baku pakan udang windu. Kata kun","PeriodicalId":32090,"journal":{"name":"Jurnal Akuakultur Indonesia","volume":"16 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83559781","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
Efficacy of Aeromonas hydrophila formalin-killed cells and lipopolysaccharides vaccines in maternal immunity of tilapia broodstock and the offspring resistance 亲水气单胞菌福尔马林杀伤细胞和脂多糖疫苗对罗非鱼母鱼免疫及子代抗性的影响
Pub Date : 2019-07-08 DOI: 10.19027/JAI.18.2.141-151
R. Mulyani, S. Sukenda, S. Nuryati
ABSTRACT The study aimed to analyze the efficacy of Aeromonas hydrophila formalin-killed cells (FKC) and lipopolysaccharides (LPS) vaccines in maternal immunity of tilapia broodstock and the resistance of the offsprings. This study consisted of two consecutive studies. Firstly, the broodstocks were vaccinated with PBS (non-vaccinated), FKC, LPS, and combinations of  FKC and LPS. Secondly, the offsprings from both the vaccinated and non‒vaccinated broodstock were vaccinated with the same vaccine for broodstock by immersion method. After vaccination, the offsprings were challenged with pathogenic A. hydrophila. Antibody level and lysozyme were measured in the broodstock, egg, and offsprings. In the first experiment, the result showed that vaccinated broodstock and their offsprings had delivered a significant antibody level and lysozyme activity compared with the control.  The highest relative percent survival (RPS) of offspring resulted from the combination of  FKC and LPS vaccinated broodstock at 5, 10, and 15 days post-hatching at 85.00%, 75.23%, and 67.56%, respectively.  The second experiment showed vaccinated offsprings produced from vaccinated broodstock had a higher RPS than the RPS of vaccinated offsprings which produced from non-vaccinated broodstock. In conclusion, vaccination that using a combination of FKC and LPS vaccine in broodstock potentially improved the maternal immunity and protect their offspring from A. hydrophila infection. Keywords: Aeromonas hydrophila, antibody, maternal immunity, tilapia, vaccination ABSTRAK Penelitian ini bertujuan menganalisis efikasi vaksin formalin-killed cells (FKC) dan lipopolisakarida (LPS) Aeromonas hydrophila pada imunitas maternal induk ikan nila dan ketahanan benih yang dihasilkan. Dalam penelitian ini, terdapat dua penelitian. Pertama, induk ikan nila divaksin dengan PBS (non-vaksinasi), vaksin FKC, LPS, dan kombinasi vaksin FKC dan LPS. Benih selanjutnya diuji ditantang dengan menggunakan  patogen A. hydrophila pada 5, 10, dan 15 hari pasca menetas. Kedua, benih yang dihasilkan oleh induk yang telah divaksinasi dan induk yang tidak divaksinasi tersebut divaksin dengan vaksin yang sama seperti pada induk dengan metode imersi. Setelah vaksinasi, keturunan diuji tantang dengan patogen A. hydrophila. Tingkat antibodi dan lisozim diukur pada induk, telur, dan benih. Pada percobaan pertama, hasilnya menunjukkan bahwa induk yang divaksinasi dan benih menunjukkan tingkat antibodi dan aktivitas lisozim yang signifikan dibandingkan dengan kontrol. Persentase kelangsungan hidup relatif (RPS) tertinggi benih yang dihasilkan dari induk yang divaksinasi FKC dan LPS masing-masing pada 5,10, dan 15 hari pascatetas pada 85,00%; 75,23%; dan 67,56%. Percobaan kedua menunjukkan bahwa benih yang divaksinasi dari induk yang divaksin menunjukkan RPS yang lebih baik daripada benih yang divaksinasi dari induk yang tidak divaksin. Vaksinasi menggunakan kombinasi FKC dan LPS pada induk berpotensi meningkatkan kekebalan
摘要本研究旨在分析亲水气单胞菌福尔马林杀伤细胞(FKC)和脂多糖(LPS)疫苗对罗非鱼亲鱼母体免疫的影响及后代的抗性。本研究由两个连续的研究组成。首先分别接种PBS(未接种)、FKC、LPS以及FKC和LPS的组合。其次,采用浸渍法对接种和未接种的种鸡后代接种相同的种鸡疫苗。接种疫苗后,用致病性嗜水单胞菌攻毒后代。测定亲鱼、卵和后代的抗体水平和溶菌酶水平。在第一次试验中,结果表明,与对照组相比,接种过疫苗的亲鱼及其后代的抗体水平和溶菌酶活性显著提高。FKC和LPS在孵卵后5、10和15 d的相对存活率最高,分别为85.00%、75.23%和67.56%。第2项试验表明,接种疫苗的种鱼的RPS高于未接种疫苗的种鱼的RPS。综上所述,FKC和LPS疫苗联合接种可提高母鱼免疫力,保护后代免受嗜水单胞菌感染。关键词:嗜水气单胞菌,抗体,母源免疫,罗非鱼,疫苗接种Dalam penelitian ini, terdapat dua penelitian。Pertama, duk ikkan nila divaksin dengan PBS(非vaksinasi), vaksin FKC, LPS, dan kombinasi vaksin FKC和LPS。[关键词]登革热,登革热,登革热,登革热病原体,嗜水单胞菌5,10,15Kedua, benih yang dihasilkan oleh duk yang telah diaksinasi danduk yang dihasilkan diaksinasi danduk yang dihasilkan dihasilkan, diaksinasi, diakaksinasi, diakakaksinasi, diakaksinyang, diakaksinyang, sama, seperti, diakaki, diakakan, meersi。嗜水致病菌;嗜水致病菌;Tingkat抗体dan liisozim diukur patduk, telur, dan benih。Pada percobaan pertama, hasilya menunjukkan bahwa induk yang, divaksinasi, menunjukkan tingkat,抗体,活性,lisozim yang,显着,dibandingkan, dengan控制。代表酶kelangsungan hidup亲戚(RPS)的测定结果是:杨氏菌群、杨氏菌群、杨氏菌群、杨氏菌群、FKC菌群、LPS菌群、5、10、15菌群、85,00%;75年,23%;丹67年56%。Percobaan kedua menunjukkan bahwa benih yang divaksinasi dari duk yang divaksini menunjukkan RPS yang lebih baik daripada benih yang divaksinasi dari duk yang tidak divaksin。(1)水蚤、水蚤、水蚤、水蚤、水蚤。Kata kunci:嗜水气单胞菌,抗体,免疫球蛋白,nila, vaksinasi
{"title":"Efficacy of Aeromonas hydrophila formalin-killed cells and lipopolysaccharides vaccines in maternal immunity of tilapia broodstock and the offspring resistance","authors":"R. Mulyani, S. Sukenda, S. Nuryati","doi":"10.19027/JAI.18.2.141-151","DOIUrl":"https://doi.org/10.19027/JAI.18.2.141-151","url":null,"abstract":"ABSTRACT The study aimed to analyze the efficacy of Aeromonas hydrophila formalin-killed cells (FKC) and lipopolysaccharides (LPS) vaccines in maternal immunity of tilapia broodstock and the resistance of the offsprings. This study consisted of two consecutive studies. Firstly, the broodstocks were vaccinated with PBS (non-vaccinated), FKC, LPS, and combinations of  FKC and LPS. Secondly, the offsprings from both the vaccinated and non‒vaccinated broodstock were vaccinated with the same vaccine for broodstock by immersion method. After vaccination, the offsprings were challenged with pathogenic A. hydrophila. Antibody level and lysozyme were measured in the broodstock, egg, and offsprings. In the first experiment, the result showed that vaccinated broodstock and their offsprings had delivered a significant antibody level and lysozyme activity compared with the control.  The highest relative percent survival (RPS) of offspring resulted from the combination of  FKC and LPS vaccinated broodstock at 5, 10, and 15 days post-hatching at 85.00%, 75.23%, and 67.56%, respectively.  The second experiment showed vaccinated offsprings produced from vaccinated broodstock had a higher RPS than the RPS of vaccinated offsprings which produced from non-vaccinated broodstock. In conclusion, vaccination that using a combination of FKC and LPS vaccine in broodstock potentially improved the maternal immunity and protect their offspring from A. hydrophila infection. Keywords: Aeromonas hydrophila, antibody, maternal immunity, tilapia, vaccination ABSTRAK Penelitian ini bertujuan menganalisis efikasi vaksin formalin-killed cells (FKC) dan lipopolisakarida (LPS) Aeromonas hydrophila pada imunitas maternal induk ikan nila dan ketahanan benih yang dihasilkan. Dalam penelitian ini, terdapat dua penelitian. Pertama, induk ikan nila divaksin dengan PBS (non-vaksinasi), vaksin FKC, LPS, dan kombinasi vaksin FKC dan LPS. Benih selanjutnya diuji ditantang dengan menggunakan  patogen A. hydrophila pada 5, 10, dan 15 hari pasca menetas. Kedua, benih yang dihasilkan oleh induk yang telah divaksinasi dan induk yang tidak divaksinasi tersebut divaksin dengan vaksin yang sama seperti pada induk dengan metode imersi. Setelah vaksinasi, keturunan diuji tantang dengan patogen A. hydrophila. Tingkat antibodi dan lisozim diukur pada induk, telur, dan benih. Pada percobaan pertama, hasilnya menunjukkan bahwa induk yang divaksinasi dan benih menunjukkan tingkat antibodi dan aktivitas lisozim yang signifikan dibandingkan dengan kontrol. Persentase kelangsungan hidup relatif (RPS) tertinggi benih yang dihasilkan dari induk yang divaksinasi FKC dan LPS masing-masing pada 5,10, dan 15 hari pascatetas pada 85,00%; 75,23%; dan 67,56%. Percobaan kedua menunjukkan bahwa benih yang divaksinasi dari induk yang divaksin menunjukkan RPS yang lebih baik daripada benih yang divaksinasi dari induk yang tidak divaksin. Vaksinasi menggunakan kombinasi FKC dan LPS pada induk berpotensi meningkatkan kekebalan","PeriodicalId":32090,"journal":{"name":"Jurnal Akuakultur Indonesia","volume":"25 6","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"72453129","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Seaweed extract of Gracilaria verrucosa as an antibacterial and treatment against Vibrio harveyi infection of Litopenaeus vannamei 疣子紫菜提取物对凡纳滨对虾哈威弧菌感染的抗菌和治疗作用
Pub Date : 2019-07-04 DOI: 10.19027/JAI.18.2.11-20
M. Rudi, S. Sukenda, D. Wahjuningrum, W. Pasaribu, Dendi Hidayatullah
ABSTRACTThe objectives of this study were to investigate the antibacterial activity of G. verrucosa extract in test inhibitory zone with different concentrations (500, 1000, 1500, and 2000 mg/L) and  to examine G. verrucosa extract with different dosage (0.5, 1.0, 1.5, 2.0 g/kg) in feed on immune responses (total hemocytes count, phagocytic activity, phenoloxidase activity, respiratory burst) and survival rate in the Litopenaeus vannamei against the pathogenic Vibrio harveyi. Pacific white shrimp with an initial body weight of 5.25±0.55 g was reared in the aquarium (60×30×30 cm3) with a density of 10 shrimp/aquarium. Pacific white shrimp had been fed three times a day as much as 3% in at satiation for 14 days after challenged with V. harveyi. The first results of the inhibitory test showed that all the concentration of G. verrucosa extract was able to inhibit the growth of V. harveyi and the second result showed that the extract of G. verrucosa can increase the immune responses of shrimp. In the result of survival showed that shrimp fed with 0.5, 1.0, 1.5, and 2.0 g/kg has 80, 73, 70, and 70%, respectively. In conclusion, the seaweed extract of G. verrucosa has antibacterial activity and can induce the immune responses and resistance of Pacific white shrimp against V. harveyi infection.Keywords: Gracilaria verrucosa, seaweed, Vibrio harveyi, vibriosis,  Litopenaeus vannamei ABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji aktivitas antibakteri ekstrak G. verrucosa dalam uji zona hambat dengan konsentrasi yang berbeda (yaitu 500, 1000, 1500, dan 2000 mg/L) dan studi perlakuan pengobatan untuk menguji ekstrak G. verrucosa pada pakan dengan dosis yang berbeda (yaitu 0,5; 1,0; 1,5; dan 2,0 g/kg) pada respons imun (yaitu jumlah total hemosit, aktivitas fagositik, aktivitas fenoloksidase, respiratory burst) dan tingkat kelangsungan hidup pada udang vaname terhadap bakteri patogen Vibrio harveyi. Udang vaname dengan berat badan awal 5,25 ± 0,55 g dipelihara di akuarium (60 × 30 × 30 cm3) dengan kepadatan 10 udang/akuarium. Udang vaname  pasifik diberi makan tiga kali sehari 3% at satiation selama 14 hari setelah di uji tantang V. harveyi. Hasil pertama dari uji zona hambat menunjukkan bahwa semua konsentrasi ekstrak G. verrucosa mampu menghambat pertumbuhan V. harveyi dan hasil kedua menunjukkan bahwa pemberian ektrak G. verrucosa dapat meningkatkan respon imun udang. Hasil tingkat kelangsungan hidup menunjukkan bahwa perlakuan pakan udang dengan dosis 0,5; 1,0; 1,5; dan 2,0 g/kg memiliki tingkat kelangsungan hidup masing-masing 80, 73, 70, dan 70%. Kesimpulannya, ekstrak rumput laut G. verrucosa memiliki aktivitas antibakteri dan dapat menginduksi respons imun & ketahanan udang terhadap infeksi V. harveyi.Kata kunci: Gracilaria verrucosa, rumput laut, Vibrio harveyi, vibriosis, udang vaname 
摘要本研究旨在研究不同浓度(500、1000、1500、2000 mg/L)的疣子藻提取物在试验抑制区内的抑菌活性,并考察不同剂量(0.5、1.0、1.5、2.0 g/kg)的疣子藻提取物对凡纳滨对虾(Litopenaeus vannamei)对致病性哈韦弧菌的免疫反应(血细胞总数、吞噬活性、酚氧化酶活性、呼吸爆发)和存活率。在60×30×30 cm3水族箱中饲养初始体重5.25±0.55 g的太平洋白对虾,密度为10只/水族箱。对哈维氏弧菌攻毒后的太平洋白对虾,每天3次,饱腹率为3%,连续饲喂14天。第一个抑制试验结果表明,所有浓度的疣状棘球蚴提取物都能抑制哈氏弧菌的生长,第二个结果表明疣状棘球蚴提取物能提高对虾的免疫应答。成活率结果表明,0.5、1.0、1.5和2.0 g/kg投喂对虾的成活率分别为80%、73%、70%和70%。综上所述,疣藻提取物具有抗菌活性,可诱导太平洋白对虾对哈维氏弧菌感染产生免疫应答和抗性。关键词:疣子草,海藻,哈威氏弧菌,弧菌病,凡纳凡纳对虾(yutu);疣子草,疣子草,疣子草,疣子草,疣子草,疣子草,疣子草,疣子草,疣子草,疣子草;1, 0;1、5;丹2,0 g/kg)帕达免疫反应(yaitu jumlah总血沉,活动性fagositik,活动性fenoloksidase,呼吸爆发),但克兰松根,希达帕达乌达vanhahabakter病原菌哈威弧菌。乌当vanandenan berberat bardanaw5,25±0,55 g dipelihara di akuarium (60 × 30 × 30 cm3)乌当denankepadatan 10乌当/akuarium。Udang vaname pasifik diberi makan tiga kali sehari 3% at饱足selama 14 hari setelah di uji tantang V. harveyi。【中文译文】:日本的疣状线虫,日本的疣状线虫,日本的疣状线虫,日本的疣状线虫,日本的疣状线虫,日本的疣状线虫,日本的疣状线虫,日本的疣状线虫,日本的脑膜炎反应免疫系统。Hasil tingkat kelangsungan hidup menunjukkan bahwa perlakuan pakan udang dengan dosis 0,5;1, 0;1、5;丹2、0 g/kg梅利利基汀克克兰松甘希达普-丹80、丹73、丹70、丹70%。[2] [j] [j] [j] [j] [j] [j] [j] [j]。卡塔昆奇:疣子,疣子,哈维弧菌,弧菌病,乌当纳姆
{"title":"Seaweed extract of Gracilaria verrucosa as an antibacterial and treatment against Vibrio harveyi infection of Litopenaeus vannamei","authors":"M. Rudi, S. Sukenda, D. Wahjuningrum, W. Pasaribu, Dendi Hidayatullah","doi":"10.19027/JAI.18.2.11-20","DOIUrl":"https://doi.org/10.19027/JAI.18.2.11-20","url":null,"abstract":"ABSTRACTThe objectives of this study were to investigate the antibacterial activity of G. verrucosa extract in test inhibitory zone with different concentrations (500, 1000, 1500, and 2000 mg/L) and  to examine G. verrucosa extract with different dosage (0.5, 1.0, 1.5, 2.0 g/kg) in feed on immune responses (total hemocytes count, phagocytic activity, phenoloxidase activity, respiratory burst) and survival rate in the Litopenaeus vannamei against the pathogenic Vibrio harveyi. Pacific white shrimp with an initial body weight of 5.25±0.55 g was reared in the aquarium (60×30×30 cm3) with a density of 10 shrimp/aquarium. Pacific white shrimp had been fed three times a day as much as 3% in at satiation for 14 days after challenged with V. harveyi. The first results of the inhibitory test showed that all the concentration of G. verrucosa extract was able to inhibit the growth of V. harveyi and the second result showed that the extract of G. verrucosa can increase the immune responses of shrimp. In the result of survival showed that shrimp fed with 0.5, 1.0, 1.5, and 2.0 g/kg has 80, 73, 70, and 70%, respectively. In conclusion, the seaweed extract of G. verrucosa has antibacterial activity and can induce the immune responses and resistance of Pacific white shrimp against V. harveyi infection.Keywords: Gracilaria verrucosa, seaweed, Vibrio harveyi, vibriosis,  Litopenaeus vannamei ABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji aktivitas antibakteri ekstrak G. verrucosa dalam uji zona hambat dengan konsentrasi yang berbeda (yaitu 500, 1000, 1500, dan 2000 mg/L) dan studi perlakuan pengobatan untuk menguji ekstrak G. verrucosa pada pakan dengan dosis yang berbeda (yaitu 0,5; 1,0; 1,5; dan 2,0 g/kg) pada respons imun (yaitu jumlah total hemosit, aktivitas fagositik, aktivitas fenoloksidase, respiratory burst) dan tingkat kelangsungan hidup pada udang vaname terhadap bakteri patogen Vibrio harveyi. Udang vaname dengan berat badan awal 5,25 ± 0,55 g dipelihara di akuarium (60 × 30 × 30 cm3) dengan kepadatan 10 udang/akuarium. Udang vaname  pasifik diberi makan tiga kali sehari 3% at satiation selama 14 hari setelah di uji tantang V. harveyi. Hasil pertama dari uji zona hambat menunjukkan bahwa semua konsentrasi ekstrak G. verrucosa mampu menghambat pertumbuhan V. harveyi dan hasil kedua menunjukkan bahwa pemberian ektrak G. verrucosa dapat meningkatkan respon imun udang. Hasil tingkat kelangsungan hidup menunjukkan bahwa perlakuan pakan udang dengan dosis 0,5; 1,0; 1,5; dan 2,0 g/kg memiliki tingkat kelangsungan hidup masing-masing 80, 73, 70, dan 70%. Kesimpulannya, ekstrak rumput laut G. verrucosa memiliki aktivitas antibakteri dan dapat menginduksi respons imun & ketahanan udang terhadap infeksi V. harveyi.Kata kunci: Gracilaria verrucosa, rumput laut, Vibrio harveyi, vibriosis, udang vaname ","PeriodicalId":32090,"journal":{"name":"Jurnal Akuakultur Indonesia","volume":"70 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79959285","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 5
Microencapsulation of probiotics and its applications with prebiotic in Pacific white shrimp larvae through Artemia sp. 青蒿素微胶囊化及其在太平洋白对虾幼虫中的应用。
Pub Date : 2019-07-01 DOI: 10.19027/JAI.18.2.130-140
D. Ramadhani, W. Widanarni, S. Sukenda
ABSTRACTThis study aimed to produce microencapsulated probiotic Pseudoalteromonas piscicida (1Ub) and evaluate it with preb­iotic mannan-oligosaccharide (MOS) through the enrichment of Artemia sp., on bacterial population, growth performances, immune responses, and disease resistance of Pacific white shrimp larvae. Microencapsulation of probiotic was done by the freeze-drying method. The shrimp larvae were reared for 13 days and fed by the Artemia sp. enriched with microcapsule of probiotic 1Ub (10 g/L), prebiotic MOS (12 mg/L), synbiotic, and control without administration of microencapsulated probiotic and prebiotic, including negative (C-) and positive (C+) control. On the day 14, all of the experimental shrimp larvae except C- were challenged through immersion method with Vibrio harveyi MR5339 (107 CFU/mL). This study showed that the administration of microcapsule of probiotic 1Ub, prebiotic MOS, and synbiotic through the enrichment of Artemia sp. could increase the bacteria population, growth performances, immune responses, and disease resistance of Pacific white shrimp larvae. Moreover, synbiotic treatment demonstrated the best result compared to other treatments.Keywords: probiotic, prebiotic, synbiotic, Pacific white shrimp, microencapsulation ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk membuat mikrokapsul probiotik Pseudoalteromonas piscicida (1Ub) dan mengevaluasinya dengan prebiotik mannan-oligosaccharides (MOS) melalui pengayaan Artemia sp. terhadap populasi bakteri, performa pertumbuhan, respons imun dan resistensi penyakit pada larva udang vaname. Mikroenkapsulasi probiotik dilakukan dengan metode freeze-drying. Larva udang dipelihara selama 13 hari dan diberi pakan Artemia sp. yang telah diperkaya dengan mikrokapsul probiotik 1Ub (10 g/L), prebiotik MOS (12 mg/L), sinbiotik, dan kontrol tanpa penambahan mikrokapsul probiotik dan prebiotik, termasuk kontrol negatif (C-) dan positif (C+). Pada hari ke-14, seluruh larva udang percobaan kecuali C- diuji tantang melalui metode perendaman dengan Vibrio harveyi MR5339 (107 CFU/mL). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian mikrokapsul probiotik 1Ub, prebiotik MOS, dan sinbiotik melalui pengayaan Artemia sp. dapat meningkatkan populasi bakteri, performa pertumbuhan, respons imun, dan resistensi penyakit pada larva udang vaname. Selain itu, perlakuan sinbiotik menunjukkan hasil terbaik dibandingkan perlakukan lainnya.Kata kunci : probiotik, prebiotik, sinbiotik, udang vaname, mikroenkapsulasi
摘要本研究旨在制备微胶囊益生菌piscicida假互变单胞菌(Pseudoalteromonas piscicida, 1Ub),并利用益生前甘露寡糖(MOS)富集青蒿素,对太平洋白对虾幼虾的细菌数量、生长性能、免疫应答和抗病性进行评价。采用冷冻干燥法对益生菌进行微胶囊化。饲养13 d后,分别饲喂富含益生菌1Ub (10 g/L)微胶囊、益生元MOS (12 mg/L)微胶囊的Artemia sp.,以及不给予微胶囊益生菌和益生元的对照,包括阴性(C-)对照和阳性(C+)对照。第14天,除C-外,其余实验虾幼虫均采用哈韦伊弧菌MR5339 (107 CFU/mL)浸渍法攻毒。本研究表明,施用益生菌1Ub微胶囊、益生元MOS微胶囊和通过富集Artemia sp.的合成菌可提高太平洋白对虾幼虫的细菌数量、生长性能、免疫应答和抗病性。此外,与其他治疗相比,合成治疗的效果最好。摘要:太平洋白对虾(penelitian bertujuan untuk)微胶囊(microkapsul)益生菌(piscicpseudoalteromida, 1Ub)和甘露寡糖(MOS)益生菌(melalui pengayaan)和白斑蒿(Artemia sp. terhadap populasi bakteri), pertumbuhan,应答,免疫和抗性,penyakit pada幼虫udang vaname)。微胶囊益生菌迪乐坎登干法冷冻干燥。幼虫udang dipelihara selama 13哈里丹diberi pakan卤虫sp.杨telah diperkaya dengan mikrokapsul probiotik 1乌兰巴托(10 g / L), prebiotik MOS(12毫克/升),sinbiotik,丹kontrol tanpa penambahan mikrokapsul probiotik dan prebiotik termasuk kontrol负数(C)丹伴唱键盘(C +)。Pada hari ke-14, seluruh幼虫udang percobaan kecuali C- diuji tantang melalumede perendaman harveyi Vibrio MR5339 (107 CFU/mL)。hail penelitian menunjukkan bahwa penberian microkapsul probiotik 1Ub, prebiotik MOS, dansinbiotik melalui pengayaan和Artemia sp. dapat meningkatkan populasi bakteri, pertumbuhan,反应免疫,danresistensi penyakit paada幼虫udang vaname。Selain itu, perlakukan sinbiotik menunjukkan hasil terbaik dibandingkan perlakukan lainnya。Kata kunci:益生菌,益生元,sinbiotik,乌当瓜,微胶囊
{"title":"Microencapsulation of probiotics and its applications with prebiotic in Pacific white shrimp larvae through Artemia sp.","authors":"D. Ramadhani, W. Widanarni, S. Sukenda","doi":"10.19027/JAI.18.2.130-140","DOIUrl":"https://doi.org/10.19027/JAI.18.2.130-140","url":null,"abstract":"ABSTRACTThis study aimed to produce microencapsulated probiotic Pseudoalteromonas piscicida (1Ub) and evaluate it with preb­iotic mannan-oligosaccharide (MOS) through the enrichment of Artemia sp., on bacterial population, growth performances, immune responses, and disease resistance of Pacific white shrimp larvae. Microencapsulation of probiotic was done by the freeze-drying method. The shrimp larvae were reared for 13 days and fed by the Artemia sp. enriched with microcapsule of probiotic 1Ub (10 g/L), prebiotic MOS (12 mg/L), synbiotic, and control without administration of microencapsulated probiotic and prebiotic, including negative (C-) and positive (C+) control. On the day 14, all of the experimental shrimp larvae except C- were challenged through immersion method with Vibrio harveyi MR5339 (107 CFU/mL). This study showed that the administration of microcapsule of probiotic 1Ub, prebiotic MOS, and synbiotic through the enrichment of Artemia sp. could increase the bacteria population, growth performances, immune responses, and disease resistance of Pacific white shrimp larvae. Moreover, synbiotic treatment demonstrated the best result compared to other treatments.Keywords: probiotic, prebiotic, synbiotic, Pacific white shrimp, microencapsulation ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk membuat mikrokapsul probiotik Pseudoalteromonas piscicida (1Ub) dan mengevaluasinya dengan prebiotik mannan-oligosaccharides (MOS) melalui pengayaan Artemia sp. terhadap populasi bakteri, performa pertumbuhan, respons imun dan resistensi penyakit pada larva udang vaname. Mikroenkapsulasi probiotik dilakukan dengan metode freeze-drying. Larva udang dipelihara selama 13 hari dan diberi pakan Artemia sp. yang telah diperkaya dengan mikrokapsul probiotik 1Ub (10 g/L), prebiotik MOS (12 mg/L), sinbiotik, dan kontrol tanpa penambahan mikrokapsul probiotik dan prebiotik, termasuk kontrol negatif (C-) dan positif (C+). Pada hari ke-14, seluruh larva udang percobaan kecuali C- diuji tantang melalui metode perendaman dengan Vibrio harveyi MR5339 (107 CFU/mL). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian mikrokapsul probiotik 1Ub, prebiotik MOS, dan sinbiotik melalui pengayaan Artemia sp. dapat meningkatkan populasi bakteri, performa pertumbuhan, respons imun, dan resistensi penyakit pada larva udang vaname. Selain itu, perlakuan sinbiotik menunjukkan hasil terbaik dibandingkan perlakukan lainnya.Kata kunci : probiotik, prebiotik, sinbiotik, udang vaname, mikroenkapsulasi","PeriodicalId":32090,"journal":{"name":"Jurnal Akuakultur Indonesia","volume":"40 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90220196","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 15
Identification and expression analysis of c-type and g-type lysozymes genes after Aeromonas hydrophila infection in African catfish 非洲鲶鱼嗜水气单胞菌感染后c型和g型溶菌酶基因的鉴定及表达分析
Pub Date : 2019-06-28 DOI: 10.19027/JAI.18.2.1-10
H. Nasrullah, Y. I. Nababan, D. Yanti, Dian Hardiantho, S. Nuryati, M. Z. Junior, J. Ekasari, A. Alimuddin
ABSTRACTLysozymes play an important role in the first line of defense in fish and potentially used as an immunity status biomarker and immune responses evaluation in fish, which often found in two types, i.e. chicken-type and goose-type (c- and g-type, respectively). To recent, the information related to the sequences and the expression analysis of the c- and g-type lysozyme genes in African catfish is still limited. In the present study, we report a partial cloning and mRNA expression analysis of c-type and g-type lysozymes in African catfish Clarias gariepinus. We have successfully cloned and partially identify the c-type, and g-type lysozyme genes of C. gariepinus, which consist of 594 and 560 of coding sequences, respectively. Catalytic and other conserved residues were identified by multiple sequences alignment and they showed high similarity with other teleost fish species. mRNA levels of the genes were analyzed by using qPCR method and their expressions in the spleen, liver, and head kidney were rapidly modulated after Aeromonas hydrophila injection, with different patterns were observed in each organ. These results confirmed that c- and g-type lysozymes played an important role in non-specific immunity against A. hydrophila infection. This study provided valuable information that can be used to understand the African catfish immune systems for better disease and stress management in C. gariepinus culture.Keywords: lysozymes, gene identification, gene expression, bacterial infection, African catfish ABSTRAKLisozim berperan dalam sistem pertahanan dini pada ikan dan sangat potensial digunakan sebagai marka status imunitas dalam evaluasi respons imun. Lisozim umum ditemukan dalam dua tipe pada ikan: tipe-ayam (tipe-c) dan tipe-angsa (tipe-g). Informasi terkait sekuens gen dan ekspresi gen kedua tipe lisozim pada ikan lele dumbo sangat terbatas. Pada penelitian ini, kami melaporkan kloning gen secara parsial, dan analisis ekspresi gen dari kedua tipe lisozim pada ikan lele dumbo C. gariepinus. Sekuens parsial gen lisozim tipe-c dan tipe-g yang berhasil diidentifikasi adalah sepanjang 594 dan 560 pasang basa. Situs katalitik dan residu khas memiliki tingkat kesamaan yang tinggi dengan spesies ikan yang lain. Analisis mRNA dilakukan dengan metode quantitative PCR (qPCR). Ekspresi kedua gen di jaringan ginjal depan, limpa, dan hati dengan cepat terinduksi pasca infeksi bakteri A. hydrophila dengan pola yang berbeda. Hasil ini menunjukkan bahwa lisozim tipe-c dan tipe-g memiliki peran yang sangat penting dalam sistem imun ikan lele dumbo terhadap infeksi A. hydrophila. Penelitian ini menghasilkan informasi penting yang dapat digunakan untuk mempelajari sistem imun ikan lele dumbo dan sebagai acuan dalam penanganan dan manajemen penyakit pada budidaya ikan lele dumbo.Kata kunci: lisozim, identifikasi gen, ekspresi gen, infeksi bakteri, ikan lele dumbo 
摘要溶菌酶在鱼类的第一道防线中发挥着重要作用,有可能作为鱼类免疫状态的生物标志物和免疫应答评价指标,在鸡型和鹅型两种类型(分别为c型和g型)中发现。迄今为止,有关非洲鲶鱼c型和g型溶菌酶基因的序列和表达分析的信息仍然有限。本研究报道了非洲鲇鱼c型和g型溶菌酶的部分克隆和mRNA表达分析。我们成功克隆并部分鉴定了加里滨鸡c型和g型溶菌酶基因,分别包含594和560个编码序列。催化残基和其他保守残基经多序列比对鉴定,与其他硬骨鱼具有较高的相似性。采用qPCR方法分析了这些基因的mRNA水平,发现在注射嗜水气单胞菌后,它们在脾脏、肝脏和头肾中的表达被快速调节,且在各个器官中表现出不同的表达模式。这些结果证实了c型和g型溶菌酶在抗嗜水单胞菌感染的非特异性免疫中起重要作用。本研究为了解非洲鲶鱼的免疫系统提供了有价值的信息,可用于更好地管理C. gariepinus培养的疾病和压力。关键词:溶菌酶,基因鉴定,基因表达,细菌感染,非洲鲶鱼Lisozim umum ditemukan dalam dua tipe pada ikan: tipe-ayam (tipe-c)和tipe-angsa (tipe-g)。Informasi terkait sekuens gen danekresresi gen kedua type lisozim pada - lleledumbo sangat terbatas。Pada penelitian ini, kami melaporkan kloning gen secara parsial,并分析了gariepinus的翻译结果:Sekuens pargenliisozim tipe-c dantipe -g yang berhasil diidentifikasi adalah sepanjang 594 dan560 pasang basa。Situs katalitik dan residu khas memiliki tingkat kesamaan yang tinggi dengan species like yang lain。双拉坎登根法定量PCR (qPCR)分析mRNA。黄芪、黄芪、黄芪、黄芪、黄芪、黄芪、黄芪、黄芪、黄芪、黄芪、黄芪、黄芪等。哈西尼menunjukkan bahwa lisozim tip -c dantip -g memiliki peran yang sangat penting dalam system免疫系统,leele dumbo terhadap infeksi A.亲水性。Penelitian ini menghasilkan informasi penting yang dapat digunakan untuk mempelajari system免疫系统,免疫系统,免疫系统,免疫系统Kata kunci: liisozim, identikkasi gen, ekspresi gen, infeksi bakteri, ikan ele dumbo
{"title":"Identification and expression analysis of c-type and g-type lysozymes genes after Aeromonas hydrophila infection in African catfish","authors":"H. Nasrullah, Y. I. Nababan, D. Yanti, Dian Hardiantho, S. Nuryati, M. Z. Junior, J. Ekasari, A. Alimuddin","doi":"10.19027/JAI.18.2.1-10","DOIUrl":"https://doi.org/10.19027/JAI.18.2.1-10","url":null,"abstract":"ABSTRACTLysozymes play an important role in the first line of defense in fish and potentially used as an immunity status biomarker and immune responses evaluation in fish, which often found in two types, i.e. chicken-type and goose-type (c- and g-type, respectively). To recent, the information related to the sequences and the expression analysis of the c- and g-type lysozyme genes in African catfish is still limited. In the present study, we report a partial cloning and mRNA expression analysis of c-type and g-type lysozymes in African catfish Clarias gariepinus. We have successfully cloned and partially identify the c-type, and g-type lysozyme genes of C. gariepinus, which consist of 594 and 560 of coding sequences, respectively. Catalytic and other conserved residues were identified by multiple sequences alignment and they showed high similarity with other teleost fish species. mRNA levels of the genes were analyzed by using qPCR method and their expressions in the spleen, liver, and head kidney were rapidly modulated after Aeromonas hydrophila injection, with different patterns were observed in each organ. These results confirmed that c- and g-type lysozymes played an important role in non-specific immunity against A. hydrophila infection. This study provided valuable information that can be used to understand the African catfish immune systems for better disease and stress management in C. gariepinus culture.Keywords: lysozymes, gene identification, gene expression, bacterial infection, African catfish ABSTRAKLisozim berperan dalam sistem pertahanan dini pada ikan dan sangat potensial digunakan sebagai marka status imunitas dalam evaluasi respons imun. Lisozim umum ditemukan dalam dua tipe pada ikan: tipe-ayam (tipe-c) dan tipe-angsa (tipe-g). Informasi terkait sekuens gen dan ekspresi gen kedua tipe lisozim pada ikan lele dumbo sangat terbatas. Pada penelitian ini, kami melaporkan kloning gen secara parsial, dan analisis ekspresi gen dari kedua tipe lisozim pada ikan lele dumbo C. gariepinus. Sekuens parsial gen lisozim tipe-c dan tipe-g yang berhasil diidentifikasi adalah sepanjang 594 dan 560 pasang basa. Situs katalitik dan residu khas memiliki tingkat kesamaan yang tinggi dengan spesies ikan yang lain. Analisis mRNA dilakukan dengan metode quantitative PCR (qPCR). Ekspresi kedua gen di jaringan ginjal depan, limpa, dan hati dengan cepat terinduksi pasca infeksi bakteri A. hydrophila dengan pola yang berbeda. Hasil ini menunjukkan bahwa lisozim tipe-c dan tipe-g memiliki peran yang sangat penting dalam sistem imun ikan lele dumbo terhadap infeksi A. hydrophila. Penelitian ini menghasilkan informasi penting yang dapat digunakan untuk mempelajari sistem imun ikan lele dumbo dan sebagai acuan dalam penanganan dan manajemen penyakit pada budidaya ikan lele dumbo.Kata kunci: lisozim, identifikasi gen, ekspresi gen, infeksi bakteri, ikan lele dumbo ","PeriodicalId":32090,"journal":{"name":"Jurnal Akuakultur Indonesia","volume":"78 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80052866","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 7
Efficacy of bivalent vaccine against black body syndrome (BBS) of barramundi Lates calcalifer B. 鲢鱼黑体综合征(BBS)二价疫苗的疗效观察。
Pub Date : 2019-06-22 DOI: 10.19027/jai.18.2.172-181
Anis Nugrahawati, S. Nuryati, S. Sukenda, Rahman Rahman, Margie Brite, Tiya Widi Aditya
ABSTRACT Black body syndrome causes mass mortality in barramundi (Lates calcarifer) in Asia mariculture. This study aimed to evaluate the efficacy of bivalent vaccine derived from local isolate for black body syndrome (BBS) prevention on the Barramundi. The bacteria used in the bivalent vaccine were Pseudomonas stutzeri and Vibrio harveyi in a ratio of 50:50. Barramundi, 5‒6 cm in length, was intraperitoneally injected with bivalent vaccine and phosphate buffer saline (PBS). After a 21-day vaccination, fish was injected with pathogenic bacteria P. stutzeri, V. harveyi, the combination of P. stutzeri and V. harveyi with a dose of bacteria 107 CFU/fish. We observed relative percent survival (RPS), mortality, blood profile, antibody level, lysozyme activity, and histopathology of vaccinated fish. The result showed that vaccinated fish had higher antibody levels and lysozyme activity than control treatment (P>0.05). Vaccinated fish had RPS of 80.00%, 64.29%, 57.69%, after challenged test with P. stutzeri, V. harveyi, and combination of P. stutzeri and V. harveyi, respectively. Hemoglobin and hematocrit were not significantly different (P>0.05). However, the erythrocytes, leucocytes, and phagocytic activity were higher compared to there were higher erythrocytes, leucocytes, and phagocytic activity compared to control (P<0.05). As well as antibody level and lysozyme activity of vaccinated fish higher than control (P<0.05). In conclusion, the bivalent vaccine of P. stutzeri and V. harveyi could protect barramundi seed from BBS infection. Keywords: Lates calcalifer, bivalent vaccine, local isolate, Pseudomonas stutzeri, Vibrio harveyi                                                                                                                                                                       ABSTRAK Black body syndrome menyebabkan kematian masal pada ikan kakap putih budidaya air laut di wilayah Asia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji efikasi vaksin bivalen untuk penanggulangan black body syndrome pada benih ikan kakap putih. Bakteri yang digunakan untuk membuat vaksin bivalen yaitu Pseudomonas stutzeri dan Vibrio harveyi dengan rasio 50:50. Ikan kakap putih berukuran 5‒6 cm diinjeksi vaksin bivalen dan phosphat buffer saline secara intraperitoneal. Setelah 21 hari pemeliharaan, benih diuji tantang dengan bakteri patogen P. stutzeri, V. harveyi, campuran P. stutzeri dan V. harveyi dengan kepadatan bakteri sebesar 107 CFU/ikan. Parameter yang diamati meliputi relative percent survival (RPS), gambaran darah, titer antibodi, aktifitas lisosim, dan gambaran histopatologi benih kakap putih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan yang divaksin memiliki nilai titer antibodi dan aktifitas lisosim lebih tinggi dibandingkan kontrol (P<0.05). Ikan yang divaksin memilki RPS 80.00%, 64.29%, 57.69%, setelah diuji tantang dengan P. stutzeri, V. harveyi, campuran P. stutzeri dan V. harveyi. Nilai hemoglobin dan hematokrit tidak berbeda nyata (P>0.05
在亚洲海水养殖中,黑体综合征导致了barramundi (Lates calcarifer)的大量死亡。本研究旨在评价本地分离物制备的二价疫苗预防澳洲鲈鱼黑体综合征(BBS)的效果。二价疫苗中使用的细菌是假单胞菌和哈维弧菌,比例为50:50。将长5-6厘米的Barramundi鱼腹腔注射二价疫苗和磷酸盐缓冲盐水(PBS)。接种21天后,以107 CFU/鱼的剂量注射史都氏假体、哈维氏假体、史都氏假体和哈维氏假体的组合致病菌。我们观察了接种疫苗的鱼的相对存活率(RPS)、死亡率、血液谱、抗体水平、溶菌酶活性和组织病理学。结果表明,接种鱼的抗体水平和溶菌酶活性均高于对照组(P < 0.05)。施图茨氏弧菌、哈维伊弧菌攻毒试验和施图茨氏弧菌与哈维伊弧菌联合攻毒试验的RPS分别为80.00%、64.29%和57.69%。血红蛋白和红细胞压积差异无统计学意义(P < 0.05)。红细胞、白细胞和吞噬活性均高于对照组,红细胞、白细胞和吞噬活性均高于对照组(P0.05)。抗体滴度与对照组相比有显著性差异(P<0.05)。Vaksin bivalen, P. stutzeri, V. harvei, dapat melindungi, ikan kakap puth, dari infeksi BBS。卡塔孔奇:晚期钙化菌,双valsin, stutzeri假单胞菌,哈维弧菌
{"title":"Efficacy of bivalent vaccine against black body syndrome (BBS) of barramundi Lates calcalifer B.","authors":"Anis Nugrahawati, S. Nuryati, S. Sukenda, Rahman Rahman, Margie Brite, Tiya Widi Aditya","doi":"10.19027/jai.18.2.172-181","DOIUrl":"https://doi.org/10.19027/jai.18.2.172-181","url":null,"abstract":"ABSTRACT Black body syndrome causes mass mortality in barramundi (Lates calcarifer) in Asia mariculture. This study aimed to evaluate the efficacy of bivalent vaccine derived from local isolate for black body syndrome (BBS) prevention on the Barramundi. The bacteria used in the bivalent vaccine were Pseudomonas stutzeri and Vibrio harveyi in a ratio of 50:50. Barramundi, 5‒6 cm in length, was intraperitoneally injected with bivalent vaccine and phosphate buffer saline (PBS). After a 21-day vaccination, fish was injected with pathogenic bacteria P. stutzeri, V. harveyi, the combination of P. stutzeri and V. harveyi with a dose of bacteria 107 CFU/fish. We observed relative percent survival (RPS), mortality, blood profile, antibody level, lysozyme activity, and histopathology of vaccinated fish. The result showed that vaccinated fish had higher antibody levels and lysozyme activity than control treatment (P>0.05). Vaccinated fish had RPS of 80.00%, 64.29%, 57.69%, after challenged test with P. stutzeri, V. harveyi, and combination of P. stutzeri and V. harveyi, respectively. Hemoglobin and hematocrit were not significantly different (P>0.05). However, the erythrocytes, leucocytes, and phagocytic activity were higher compared to there were higher erythrocytes, leucocytes, and phagocytic activity compared to control (P<0.05). As well as antibody level and lysozyme activity of vaccinated fish higher than control (P<0.05). In conclusion, the bivalent vaccine of P. stutzeri and V. harveyi could protect barramundi seed from BBS infection. Keywords: Lates calcalifer, bivalent vaccine, local isolate, Pseudomonas stutzeri, Vibrio harveyi                                                                                                                                                                       ABSTRAK Black body syndrome menyebabkan kematian masal pada ikan kakap putih budidaya air laut di wilayah Asia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji efikasi vaksin bivalen untuk penanggulangan black body syndrome pada benih ikan kakap putih. Bakteri yang digunakan untuk membuat vaksin bivalen yaitu Pseudomonas stutzeri dan Vibrio harveyi dengan rasio 50:50. Ikan kakap putih berukuran 5‒6 cm diinjeksi vaksin bivalen dan phosphat buffer saline secara intraperitoneal. Setelah 21 hari pemeliharaan, benih diuji tantang dengan bakteri patogen P. stutzeri, V. harveyi, campuran P. stutzeri dan V. harveyi dengan kepadatan bakteri sebesar 107 CFU/ikan. Parameter yang diamati meliputi relative percent survival (RPS), gambaran darah, titer antibodi, aktifitas lisosim, dan gambaran histopatologi benih kakap putih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan yang divaksin memiliki nilai titer antibodi dan aktifitas lisosim lebih tinggi dibandingkan kontrol (P<0.05). Ikan yang divaksin memilki RPS 80.00%, 64.29%, 57.69%, setelah diuji tantang dengan P. stutzeri, V. harveyi, campuran P. stutzeri dan V. harveyi. Nilai hemoglobin dan hematokrit tidak berbeda nyata (P>0.05","PeriodicalId":32090,"journal":{"name":"Jurnal Akuakultur Indonesia","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77787934","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
Aggressive and cannibalistic behavior of African catfish larvae: effect of different doses of methyltestosteron injecting to female broodstock and larval stocking densities 非洲鲶鱼幼鱼的攻击和同类相食行为:不同剂量甲基睾酮注射对雌性亲鱼和幼鱼放养密度的影响
Pub Date : 2019-06-19 DOI: 10.19027/jai.18.2.182-192
Triayu Rahmadiah, M. Z. Junior, A. Alimuddin, I. Diatin
ABSTRACT This study aimed to evaluate the effect of 17α-methyltestosterone hormone (MT) injecting to female broodstocks and stocking densities on the aggressive and cannibalistic behavior of African catfish larvae. Two-day-old post-hatching larvae were used in this experiment. Larval rearing was started at three-day-old post-hatching (body weight 0.004 ± 0.003 g and total length 0.2 ± 0.05 cm) in a 40 cm×30 cm× 25 cm rearing aquaria. This study used a completed randomized factorial design which consisted of two factors. The first factor were the larvae from females broodstocks without MT injection (0 μg/g body weight) (A), injected with MT (1 μg/g body weight) (B), and injected with MT (2 μg/g body weight) (C), while the second factor were larval stocking densities of 3.000/m2 (V1) and 6.000/m2 (V2), with three replications. The results showed that the larvae from female broodstocks injected with MT 2 μg/g body weight (C) and stocking densities 6.000/m2 (V2) increased the aggressiveness of swim and decreased cannibalism. The highest cannibalistic behavior occurred from 00.00‒06.00.Keyword: aggressiveness, cannibalism, Clarias gariepinus, methyltestosterone ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh hormon 17α-metiltestosteron (MT) yang diinjeksikan pada induk betina dan padat tebar terhadap tingkat agresivitas dan kanibalisme larva ikan lele. Ikan uji yang digunakan adalah larva berumur dua hari setelah penetasan. Pemeliharaan larva dimulai saat larva berumur tiga hari setelah penetasan (bobot tubuh 0,004 ± 0,003 g  dan panjang total 0.2 ± 0.05 cm) yang dipelihara di dalam akuarium berukuran 40 cm×30 cm×25 cm. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap faktorial yang terdiri atas dua faktor. Faktor yang pertama adalah larva dari induk tanpa diinjeksi dengan hormon MT (0 μg/g bobot tubuh) (A), diinjeksi dengan hormon MT (1 μg/g bobot tubuh) (B), dan diinjeksi dengan hormon MT (2 μg/g bobot tubuh) (C), sedangkan faktor yang kedua adalah padat tebar 3.000 ekor/m² (V1) dan 6.000 ekor/m² (V2), dengan tiga kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa larva ikan lele dari induk yang diinjeksi hormon MT dosis 2 µg/g bobot tubuh dan dipelihara pada padat tebar tinggi 6.000 ekor/m² (V2) dapat meningkatkan agresivitas berenang dan menurunkan kanibalisme. Tingkat kanibalisme tertinggi terjadi pada pukul 24.00‒06.00 WIB. Kata kunci: agresivitas, kanibalisme, Clarias gariepinus, metiltestosteron  
摘要本研究旨在探讨雌性亲鱼注射17α-甲基睾酮激素(MT)和放养密度对非洲鲶鱼幼鱼攻击和同类相食行为的影响。本实验选用2日龄的孵化后幼虫。孵化后3日龄(体重0.004±0.003 g,体长0.2±0.05 cm)在40 cm×30 cm× 25 cm的养殖水族箱中开始饲养。本研究采用完全随机因子设计,包括两个因素。第一因子为未注射MT (0 μg/g体重)(A)、注射MT (1 μg/g体重)(B)和注射MT (2 μg/g体重)(C),第二因子为放养密度为3.000/m2 (V1)和6.000/m2 (V2)的放养幼虫,共3个重复。结果表明,MT浓度为2 μg/g体重(C),放养密度为6.000/m2 (V2)时,雌亲鱼幼虫的游动攻击性增强,同类相食行为减少。食人行为发生在00.00-06.00之间。关键词:攻击性,同类相食,雌雄克拉氏蝽,甲基睾酮摘要:雌雄克拉氏蝽,雌雄克拉氏蝽,雄性克拉氏蝽,雄性克拉氏蝽,雄性克拉氏蝽,雄性克拉氏蝽,雄性克拉氏蝽,雄性克拉氏蝽,雄性克拉氏蝽,雄性克拉氏蝽,雄性克拉氏蝽,雌性克拉氏蝽,雌性克拉氏蝽,雌性克拉氏蝽,雌性克拉氏蝽,雌性克拉氏蝽。Ikan uji yang digunakan adalah幼虫berumur dua hari setelah penetasan。Pemeliharaan幼虫dimulai saat幼虫berumur tiga hari setelah penetasan (bobot tubuth 0,004±0,003 g dan panjang总计0.2±0.05 cm) yang dipelihara di dalam akuarium berukuran 40 cm×30 cm×25 cm。Penelitian ini menggunakan ranchanan acak lengkap,生产厂家yang terdii,生产厂家dua。Faktor yang pertamama adalah larva duduk tanpa diinjeksi dengan hormone MT (0 μg/g bobotubuh) (A), diinjeksi dengan hormone MT (1 μg/g bobotubuh) (B), dan diinjeksi dengan hormone MT (2 μg/g bobotubuh) (C), sedangkan Faktor yang kedua adalah padat tebar 3.000 ekor/m²(V1)和6.000 ekor/m²(V2), dengan tiga kali ulangan。Hasil penelitian menunjukkan bawa幼虫ikan lele dari induk yang diinjeksi激素MT剂量2µg/g bobot tubuh dan dipelihara padat tebar tinggi 6.000 ekor/m²(V2) dapat meningkatkan agretivevitas berenang dan menurunkan kanibalisme。Tingkat kanibalisme tertinggi terjadi pada pukul 24.00-06.00 WIB。Kata kunci:好斗性,食人性,Clarias gariepinus, metiltestosterone
{"title":"Aggressive and cannibalistic behavior of African catfish larvae: effect of different doses of methyltestosteron injecting to female broodstock and larval stocking densities","authors":"Triayu Rahmadiah, M. Z. Junior, A. Alimuddin, I. Diatin","doi":"10.19027/jai.18.2.182-192","DOIUrl":"https://doi.org/10.19027/jai.18.2.182-192","url":null,"abstract":"ABSTRACT This study aimed to evaluate the effect of 17α-methyltestosterone hormone (MT) injecting to female broodstocks and stocking densities on the aggressive and cannibalistic behavior of African catfish larvae. Two-day-old post-hatching larvae were used in this experiment. Larval rearing was started at three-day-old post-hatching (body weight 0.004 ± 0.003 g and total length 0.2 ± 0.05 cm) in a 40 cm×30 cm× 25 cm rearing aquaria. This study used a completed randomized factorial design which consisted of two factors. The first factor were the larvae from females broodstocks without MT injection (0 μg/g body weight) (A), injected with MT (1 μg/g body weight) (B), and injected with MT (2 μg/g body weight) (C), while the second factor were larval stocking densities of 3.000/m2 (V1) and 6.000/m2 (V2), with three replications. The results showed that the larvae from female broodstocks injected with MT 2 μg/g body weight (C) and stocking densities 6.000/m2 (V2) increased the aggressiveness of swim and decreased cannibalism. The highest cannibalistic behavior occurred from 00.00‒06.00.Keyword: aggressiveness, cannibalism, Clarias gariepinus, methyltestosterone ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh hormon 17α-metiltestosteron (MT) yang diinjeksikan pada induk betina dan padat tebar terhadap tingkat agresivitas dan kanibalisme larva ikan lele. Ikan uji yang digunakan adalah larva berumur dua hari setelah penetasan. Pemeliharaan larva dimulai saat larva berumur tiga hari setelah penetasan (bobot tubuh 0,004 ± 0,003 g  dan panjang total 0.2 ± 0.05 cm) yang dipelihara di dalam akuarium berukuran 40 cm×30 cm×25 cm. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap faktorial yang terdiri atas dua faktor. Faktor yang pertama adalah larva dari induk tanpa diinjeksi dengan hormon MT (0 μg/g bobot tubuh) (A), diinjeksi dengan hormon MT (1 μg/g bobot tubuh) (B), dan diinjeksi dengan hormon MT (2 μg/g bobot tubuh) (C), sedangkan faktor yang kedua adalah padat tebar 3.000 ekor/m² (V1) dan 6.000 ekor/m² (V2), dengan tiga kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa larva ikan lele dari induk yang diinjeksi hormon MT dosis 2 µg/g bobot tubuh dan dipelihara pada padat tebar tinggi 6.000 ekor/m² (V2) dapat meningkatkan agresivitas berenang dan menurunkan kanibalisme. Tingkat kanibalisme tertinggi terjadi pada pukul 24.00‒06.00 WIB. Kata kunci: agresivitas, kanibalisme, Clarias gariepinus, metiltestosteron  ","PeriodicalId":32090,"journal":{"name":"Jurnal Akuakultur Indonesia","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89546374","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 4
Biofloc technology on the intensive aquaculture of bronze corydoras ornamental fish Corydoras aeneus with different stocking densities 不同放养密度观赏鱼青鸦集约养殖的生物絮团技术研究
Pub Date : 2019-06-17 DOI: 10.19027/jai.18.2.202-213
I. Diatin, M. Suprayudi, T. Budiardi, Enang Harris, W. Widanarni
ABSTRACT Ornamental fish is non consumption fish which is an important source of Indonesian foreign exchange. The objective of this study is to analyze the productivity of bronze corydoras Corydoras aeneus ornamental fish through increased stocking density with biofloc technology. The average weight of the experimental corydoras was 0.61 ‒0.72 g with 2.32‒2.40 cm standard length. This study used a randomized design method with biofloc technology treatment in 3000, 4500, and 6000 fish/m2 stocking densities. The results showed that the daily length and weight-growth rate among treatments were not significantly different (P>0.05), while survival rate and the number of fish production on all treatments were significantly different (P<0.05). The water quality during the rearing period, such as temperature, pH, alkalinity, ammonia, nitrite, and nitrate, were in a tolerable range for corydoras culture. The total suspended solids tended to be higher due to higher stocking density. The best productivity using biofloc technology obtained from 6000 fish/m2 stocking density. Keywords: Biofloc technology, Corydoras aeneus, growth rate, stocking density, survival rate. ABSTRAK Ikan hias merupakan produk perikanan non konsumsi yang menjadi sumber devisa Indonesia yang cukup penting. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis produktivitas ikan hias koridoras melalui peningkatan padat tebar dengan teknologi bioflok. Ikan yang digunakan adalah ikan hias koridoras (Corydoras aeneus) berbobot 0,61‒0,72 g dan panjang baku 2,32‒2,40 cm. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan perlakuan teknologi bioflok pada padat tebar 3000, 4500, dan 6000 ekor/m2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju pertumbuhan harian panjang dan bobot antar perlakuan tidak berbeda nyata (P>0,05), sedangkan kelangsungan hidup dan jumlah produksi ikan pada semua perlakuan berbeda nyata (P<0,05). Nilai kualitas air selama pemeliharaan yakni suhu, pH, alkalinitas, amonia, nitrit, dan nitrat yang berada pada kisaran yang cukup baik untuk budidaya ikan. Total padatan tersuspensi cenderung tinggi akibat dari semakin tinggi padat tebar. Produktivitas terbaik pada budidaya ikan koridoras dengan teknologi bioflok adalah pada padat tebar 6000 ekor/m2. Kata kunci:  Corydoras aeneus, kelangsungan hidup, padat tebar, pertumbuhan, teknologi bioflok 
观赏鱼是一种非消费鱼类,是印尼重要的外汇来源。本研究的目的是利用生物絮团技术增加放养密度,分析青铜桃观赏鱼的生产力。实验尾尾平均重量为0.61 ~ 0.72 g,标准长度为2.32 ~ 2.40 cm。本研究采用随机设计方法,在3000、4500和6000鱼/m2的放养密度下采用生物絮团技术处理。结果表明:不同处理间的日长和体重生长率差异不显著(P< 0.05),而不同处理间的成活率和产鱼量差异显著(P< 0.05),不同处理间的产量差异显著(P< 0.05)。Nilai kualitas air selama pemeliharaan yakni suhu, pH,碱,氨,硝基,丹硝基,yang berada pada kisaran yang cuup baik untuk budidaya ikan。总叶片和叶片悬浮物在叶片和叶片之间形成叶片和叶片。园区生产能力:园区面积6000平方米/平方米;园区面积6000平方米/平方米;Kata kunci:龙眼,kelangsungan hidup, padat tebar, pertumbuhan, technology bioflook
{"title":"Biofloc technology on the intensive aquaculture of bronze corydoras ornamental fish Corydoras aeneus with different stocking densities","authors":"I. Diatin, M. Suprayudi, T. Budiardi, Enang Harris, W. Widanarni","doi":"10.19027/jai.18.2.202-213","DOIUrl":"https://doi.org/10.19027/jai.18.2.202-213","url":null,"abstract":"ABSTRACT Ornamental fish is non consumption fish which is an important source of Indonesian foreign exchange. The objective of this study is to analyze the productivity of bronze corydoras Corydoras aeneus ornamental fish through increased stocking density with biofloc technology. The average weight of the experimental corydoras was 0.61 ‒0.72 g with 2.32‒2.40 cm standard length. This study used a randomized design method with biofloc technology treatment in 3000, 4500, and 6000 fish/m2 stocking densities. The results showed that the daily length and weight-growth rate among treatments were not significantly different (P>0.05), while survival rate and the number of fish production on all treatments were significantly different (P<0.05). The water quality during the rearing period, such as temperature, pH, alkalinity, ammonia, nitrite, and nitrate, were in a tolerable range for corydoras culture. The total suspended solids tended to be higher due to higher stocking density. The best productivity using biofloc technology obtained from 6000 fish/m2 stocking density. Keywords: Biofloc technology, Corydoras aeneus, growth rate, stocking density, survival rate. ABSTRAK Ikan hias merupakan produk perikanan non konsumsi yang menjadi sumber devisa Indonesia yang cukup penting. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis produktivitas ikan hias koridoras melalui peningkatan padat tebar dengan teknologi bioflok. Ikan yang digunakan adalah ikan hias koridoras (Corydoras aeneus) berbobot 0,61‒0,72 g dan panjang baku 2,32‒2,40 cm. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan perlakuan teknologi bioflok pada padat tebar 3000, 4500, dan 6000 ekor/m2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju pertumbuhan harian panjang dan bobot antar perlakuan tidak berbeda nyata (P>0,05), sedangkan kelangsungan hidup dan jumlah produksi ikan pada semua perlakuan berbeda nyata (P<0,05). Nilai kualitas air selama pemeliharaan yakni suhu, pH, alkalinitas, amonia, nitrit, dan nitrat yang berada pada kisaran yang cukup baik untuk budidaya ikan. Total padatan tersuspensi cenderung tinggi akibat dari semakin tinggi padat tebar. Produktivitas terbaik pada budidaya ikan koridoras dengan teknologi bioflok adalah pada padat tebar 6000 ekor/m2. Kata kunci:  Corydoras aeneus, kelangsungan hidup, padat tebar, pertumbuhan, teknologi bioflok ","PeriodicalId":32090,"journal":{"name":"Jurnal Akuakultur Indonesia","volume":"17 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90905739","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
期刊
Jurnal Akuakultur Indonesia
全部 Acc. Chem. Res. ACS Applied Bio Materials ACS Appl. Electron. Mater. ACS Appl. Energy Mater. ACS Appl. Mater. Interfaces ACS Appl. Nano Mater. ACS Appl. Polym. Mater. ACS BIOMATER-SCI ENG ACS Catal. ACS Cent. Sci. ACS Chem. Biol. ACS Chemical Health & Safety ACS Chem. Neurosci. ACS Comb. Sci. ACS Earth Space Chem. ACS Energy Lett. ACS Infect. Dis. ACS Macro Lett. ACS Mater. Lett. ACS Med. Chem. Lett. ACS Nano ACS Omega ACS Photonics ACS Sens. ACS Sustainable Chem. Eng. ACS Synth. Biol. Anal. Chem. BIOCHEMISTRY-US Bioconjugate Chem. BIOMACROMOLECULES Chem. Res. Toxicol. Chem. Rev. Chem. Mater. CRYST GROWTH DES ENERG FUEL Environ. Sci. Technol. Environ. Sci. Technol. Lett. Eur. J. Inorg. Chem. IND ENG CHEM RES Inorg. Chem. J. Agric. Food. Chem. J. Chem. Eng. Data J. Chem. Educ. J. Chem. Inf. Model. J. Chem. Theory Comput. J. Med. Chem. J. Nat. Prod. J PROTEOME RES J. Am. Chem. Soc. LANGMUIR MACROMOLECULES Mol. Pharmaceutics Nano Lett. Org. Lett. ORG PROCESS RES DEV ORGANOMETALLICS J. Org. Chem. J. Phys. Chem. J. Phys. Chem. A J. Phys. Chem. B J. Phys. Chem. C J. Phys. Chem. Lett. Analyst Anal. Methods Biomater. Sci. Catal. Sci. Technol. Chem. Commun. Chem. Soc. Rev. CHEM EDUC RES PRACT CRYSTENGCOMM Dalton Trans. Energy Environ. Sci. ENVIRON SCI-NANO ENVIRON SCI-PROC IMP ENVIRON SCI-WAT RES Faraday Discuss. Food Funct. Green Chem. Inorg. Chem. Front. Integr. Biol. J. Anal. At. Spectrom. J. Mater. Chem. A J. Mater. Chem. B J. Mater. Chem. C Lab Chip Mater. Chem. Front. Mater. Horiz. MEDCHEMCOMM Metallomics Mol. Biosyst. Mol. Syst. Des. Eng. Nanoscale Nanoscale Horiz. Nat. Prod. Rep. New J. Chem. Org. Biomol. Chem. Org. Chem. Front. PHOTOCH PHOTOBIO SCI PCCP Polym. Chem.
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1