Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana nisbah bagi hasil dan margin profit dalam murabahah dapat mempengaruhi return on asset bank syariah di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, data yang digunakan adalah data sekunder dengan mengambil data laporan keuangan bank syariah periode 2019 – 2021. Populasi bank syariah sebanyak 14 bank, kemudian data diambil dari 3 bank dengan teknik purposive sampling. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa nisbah bagi hasil dan margin profit dalam transaksi murabahah penting dalam meningkatkan profitabilitas bank syariah di Indonesia. Bagi hasil yang tinggi bagi bank syariah akan menaikkan keuntungan bank, akan tetapi nisbah bagi hasil yang menguntungkan bank sayriah akan membuat nasabah enggan untuk menitipkan dananya di bank sayriah yang nantinya akan menurunkan keuntungan. Dengan demikian besarnya nisbah bagi hasil antara nasabah dan bank harus memenuhi prinsip-prinsip keadilan dan keterbukaan. Demikian juga margin profit yang dikenakan kepada nasabah tinggi, akan membuat nasabah mencari alternatif pembiayaan lain di luar bank syariah
{"title":"Penentu Profitabilitas Bank Syariah: Kajian Nisbah Bagi Hasil dan Murabahah","authors":"I. Setyawati, Beureukat Beureukat","doi":"10.31599/jki.v23i2.1880","DOIUrl":"https://doi.org/10.31599/jki.v23i2.1880","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana nisbah bagi hasil dan margin profit dalam murabahah dapat mempengaruhi return on asset bank syariah di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, data yang digunakan adalah data sekunder dengan mengambil data laporan keuangan bank syariah periode 2019 – 2021. Populasi bank syariah sebanyak 14 bank, kemudian data diambil dari 3 bank dengan teknik purposive sampling. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa nisbah bagi hasil dan margin profit dalam transaksi murabahah penting dalam meningkatkan profitabilitas bank syariah di Indonesia. Bagi hasil yang tinggi bagi bank syariah akan menaikkan keuntungan bank, akan tetapi nisbah bagi hasil yang menguntungkan bank sayriah akan membuat nasabah enggan untuk menitipkan dananya di bank sayriah yang nantinya akan menurunkan keuntungan. Dengan demikian besarnya nisbah bagi hasil antara nasabah dan bank harus memenuhi prinsip-prinsip keadilan dan keterbukaan. Demikian juga margin profit yang dikenakan kepada nasabah tinggi, akan membuat nasabah mencari alternatif pembiayaan lain di luar bank syariah","PeriodicalId":32166,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Ilmiah","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47295513","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sifat boros banyak dialami oleh anak-anak dizaman sekarang. Padahal Islam memberikan pelajaran agar manusia menghindari sifat boros. Orang tua yang sibuk bekerja membuat pendidikan anak kurang terarah. orang tua akan lebih cenderung memberikan fasilitas kepada anak sehingga orang tua tidak banyak memikirkan keadaan anak saat bekerja. Padahal dengan cara ini yang membuat anak tidak timbul rasa empati terhadap orang tuanya. Sifat inilah yang menumbuhkan perilaku boros sehingga banyak fenomena anak yang menghabiskan uang orang tua. Berhemat dan menabung adalah karakter yang bertolak belakang dengan sifat boros, dengan menabung menjadi sarana merubah ekonomi yang ada pada keluarganya menjadi lebih baik, bahkan pada perekonomian di masyarakat pada umumnya. Pendekatan kualitatif deskriptif adalah metode yang digunakan peneliti agar peneliti bisa lebih komperhensif dalam meneliti objek penelitian. Kesimpulan pada penelitian ini menunjukan bahwa menanamkan pendidikan menabung sejak dini bisa diterapkan oleh orang tua maupun pendidik disekolah. Penelitian ini menunjukan tahapa menanamkan perilaku menabung terhadap anak yang bermasalah secara psikologis, hasilnya anak tetap bisa diberikan pendidikan dengan tahapan-tahapan yang bisa digunakan dari teori aspek kognitif taksnomoni bloom. Novelty dari penelitian ini adalah agar orang tua atau pendidik bisa mendidik anak menabung untuk masa depannya. Dengan menabung akan merubah perekonomian keluarga bahkan merubah perekonomian suatu daerah dan negara dimasa yang akan datang.
{"title":"Menanamkan Pendidikan Menabung Sejak Dini Dengan Teori Aspek Kognitif Taksnomoni Bloom","authors":"Khaerul Mu’min, Dany Ramdany","doi":"10.31599/jki.v23i2.2100","DOIUrl":"https://doi.org/10.31599/jki.v23i2.2100","url":null,"abstract":"Sifat boros banyak dialami oleh anak-anak dizaman sekarang. Padahal Islam memberikan pelajaran agar manusia menghindari sifat boros. Orang tua yang sibuk bekerja membuat pendidikan anak kurang terarah. orang tua akan lebih cenderung memberikan fasilitas kepada anak sehingga orang tua tidak banyak memikirkan keadaan anak saat bekerja. Padahal dengan cara ini yang membuat anak tidak timbul rasa empati terhadap orang tuanya. Sifat inilah yang menumbuhkan perilaku boros sehingga banyak fenomena anak yang menghabiskan uang orang tua. Berhemat dan menabung adalah karakter yang bertolak belakang dengan sifat boros, dengan menabung menjadi sarana merubah ekonomi yang ada pada keluarganya menjadi lebih baik, bahkan pada perekonomian di masyarakat pada umumnya. Pendekatan kualitatif deskriptif adalah metode yang digunakan peneliti agar peneliti bisa lebih komperhensif dalam meneliti objek penelitian. Kesimpulan pada penelitian ini menunjukan bahwa menanamkan pendidikan menabung sejak dini bisa diterapkan oleh orang tua maupun pendidik disekolah. Penelitian ini menunjukan tahapa menanamkan perilaku menabung terhadap anak yang bermasalah secara psikologis, hasilnya anak tetap bisa diberikan pendidikan dengan tahapan-tahapan yang bisa digunakan dari teori aspek kognitif taksnomoni bloom. Novelty dari penelitian ini adalah agar orang tua atau pendidik bisa mendidik anak menabung untuk masa depannya. Dengan menabung akan merubah perekonomian keluarga bahkan merubah perekonomian suatu daerah dan negara dimasa yang akan datang.","PeriodicalId":32166,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Ilmiah","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49189647","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penelaahan teori mengenai sekuritisasi dan menghubungkannya dengan strategi yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk menghadapi pandemi Covid-19. Hal ini menarik untuk ditelaah karena adanya tuntutan utama terhadap setiap negara pada masa pandemi ini adalah; apa yang harus dilakukan, bagaimana melakukannya, apakah strategi penanganan Covid-19 oleh negara menjadi jawaban bagi masyarakat luas? Pertanyaan tersebut yang menjadi tugas negara untuk bisa memberikan rasa aman bagi masyarakat. Metodologi penelitian akan dilakukan dalam payung kualitatif dengan metode thick description. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini adalah indonesia awalnya menganggap covid-19 hanya sebagai masalah kesehatan sebelum pihak WHO memberikan himbauan. Bisa dikatakan himbauan tersebut merupakan norma yang dibentuk dimana Indonesia harus melaksanakan himbauan dari WHO. Hal ini menjadi titik balik bagi pemerintah indonesia dalam menangani penyebaran covid-19. Selain pembentukan justifikasi tersebut, masyarakat Indonesia juga menjadi obyek penting dalam penanggulangan penyebaran COVID-19 di Indonesia dimana tingkat kedisiplinan masyarakat Indonesia menjadi penentu keberhasilan arah Pemerintah Indonesia dalam isu penyebaran COVID-19 sebagai isu keamanan.
{"title":"Sekuritisasi Pandemi Covid-19 Di Indonesia","authors":"Prasojo Prasojo, M. L. Arifianto, Azhar Irfansyah","doi":"10.31599/jki.v23i2.1932","DOIUrl":"https://doi.org/10.31599/jki.v23i2.1932","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penelaahan teori mengenai sekuritisasi dan menghubungkannya dengan strategi yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk menghadapi pandemi Covid-19. Hal ini menarik untuk ditelaah karena adanya tuntutan utama terhadap setiap negara pada masa pandemi ini adalah; apa yang harus dilakukan, bagaimana melakukannya, apakah strategi penanganan Covid-19 oleh negara menjadi jawaban bagi masyarakat luas? Pertanyaan tersebut yang menjadi tugas negara untuk bisa memberikan rasa aman bagi masyarakat. Metodologi penelitian akan dilakukan dalam payung kualitatif dengan metode thick description. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini adalah indonesia awalnya menganggap covid-19 hanya sebagai masalah kesehatan sebelum pihak WHO memberikan himbauan. Bisa dikatakan himbauan tersebut merupakan norma yang dibentuk dimana Indonesia harus melaksanakan himbauan dari WHO. Hal ini menjadi titik balik bagi pemerintah indonesia dalam menangani penyebaran covid-19. Selain pembentukan justifikasi tersebut, masyarakat Indonesia juga menjadi obyek penting dalam penanggulangan penyebaran COVID-19 di Indonesia dimana tingkat kedisiplinan masyarakat Indonesia menjadi penentu keberhasilan arah Pemerintah Indonesia dalam isu penyebaran COVID-19 sebagai isu keamanan.","PeriodicalId":32166,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Ilmiah","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49167072","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sri Mulyeni, Anita Lestari, Nurul Azizah, H. Herlina
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetauhi dampak dari gaya kepemimpinan, lingkungan kerja dan pelatihan pada kinerja karyawan PT. Champ Resto Indonesia, apakah ketiga variabel independent tersebut berkontribusi pada kinerja karyawan atau tidak. Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis didapatkan temuan bahwa gaya kepemimpinan seseorang dalam sebuah organisasi atau perusahaan dapat mempengaruhi kinerja bawahannya variabel gaya kepemimpinan memimiliki nilai t_tabel sebesar 4,106 > 1,680 serta nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Lingkungan kerja memberikan efek terhadap kinerja karyawan dengan ukuran t_hitung yg didapat 3,274 > 1,680 juga nilai signifikan 0,004 < 0,05. Berikutnya pelatihan menunjukkan nilai t_hitung 4,202 > 1,680 serta signifikan 0,000 < 0,05 secara parsial masing-masing variabel independent berpengaruh terhadap variabel dependent. Dan besaran nilai F hitung lebih besar dari F tabel 32,520 > 2,82 juga nilai signifikan 0,000 < 0,05 sehingga ddapat disimpulkan gaya kepemimpinan, lingkungan kerja dan pelatihan berdampak positif juga signifikan pada kinerja karyawan.
本研究的目的是确定领导力、工作环境和培训对PT员工绩效的影响。Champ Resto Indonesia,无论这三个自变量是否有助于员工的绩效。研究发现,组织或公司中个人的领导风格会影响其较低绩效变量。领导风格的t_table值为4.106>1.680,显著值为0.000<0.05。工作环境对员工绩效有影响,t_count为3.274>1.680,显著值为0.004<0.05。接下来的训练显示t_count值4202>1680和显著的0000<0.05,每个自变量部分影响因变量。F的大小大于F表32520>2.82以及0000的显著值<0.05,因此可以总结领导风格、工作环境和培训以及对员工绩效的积极影响。
{"title":"Pengaruh Gaya Kepemimpinan , Lingkungan Kerja, Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan","authors":"Sri Mulyeni, Anita Lestari, Nurul Azizah, H. Herlina","doi":"10.31599/jki.v23i2.2148","DOIUrl":"https://doi.org/10.31599/jki.v23i2.2148","url":null,"abstract":"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetauhi dampak dari gaya kepemimpinan, lingkungan kerja dan pelatihan pada kinerja karyawan PT. Champ Resto Indonesia, apakah ketiga variabel independent tersebut berkontribusi pada kinerja karyawan atau tidak. Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis didapatkan temuan bahwa gaya kepemimpinan seseorang dalam sebuah organisasi atau perusahaan dapat mempengaruhi kinerja bawahannya variabel gaya kepemimpinan memimiliki nilai t_tabel sebesar 4,106 > 1,680 serta nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Lingkungan kerja memberikan efek terhadap kinerja karyawan dengan ukuran t_hitung yg didapat 3,274 > 1,680 juga nilai signifikan 0,004 < 0,05. Berikutnya pelatihan menunjukkan nilai t_hitung 4,202 > 1,680 serta signifikan 0,000 < 0,05 secara parsial masing-masing variabel independent berpengaruh terhadap variabel dependent. Dan besaran nilai F hitung lebih besar dari F tabel 32,520 > 2,82 juga nilai signifikan 0,000 < 0,05 sehingga ddapat disimpulkan gaya kepemimpinan, lingkungan kerja dan pelatihan berdampak positif juga signifikan pada kinerja karyawan.","PeriodicalId":32166,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Ilmiah","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48614756","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
C. H. Simanjuntak, I. G. Atmaja, S. N. Rumokoy, Anang Setiaji, Fata Nidaul Khasanah
Penggunaan perangkat lunak sendiri sangat mempermudah manusia untuk bekerja, misalnya penggunaan aplikasi dalam pemerintahan untuk mempermudah pekerjaan pada pelayanan masyarakat. Kegiatan pemerintah yang bisa dibantu dengan aplikasi ataupun perangkat lunak seperti pendaftaran pembuatan kartu keluarga atau pendaftaran untuk pembuatan kartu tanda pengenal dan lainnya. Permintaan pembuatan aplikasi menjadi begitu banyak dari dinas-dinas yang ada sehingga menimbulkan permasalahan baru. Misalnya saja tidak adanya pemantauan pengembangan perangkat lunak dimana menyulitkan para pegawai di dinas terkait untuk mengetahui kapan sistem bisa digunakan dan tidak bisa mengetahui perkembangan pembuatan aplikasi mereka. Masalah lain ialah tidak adanya mengaturan pemesanan aplikasi sehingga sistem ataupun aplikasi yang dipesan oleh dinas yang ada jadinya tidak beraturan padahal bisa saja sistem yang diminta bisa berbarengan dengan dinas yang lain. Pada alur pemesanan yang lama juga, komunikasi akan perkembangan sistem dengan tim pengembang selalu saja tidak bisa langsung dikomunikasikan dikarenakan dinas pemesan tidak bisa memberi note langsung berdasarkan trouble di sistem sehingga trouble tersebut menumpuk. Berdasarkan masalah yang ada maka dikembangkanlah konsep sistem monitoring untuk pengembangan software atau perangkat lunak dimana dapat mengakomodir masalah-masalah ini. Konsep ini dikembangkan dengan beberapa tahapan yaitu adanya studi literatur dan pengumpulan data, analisis kebutuhan, perancangan disain konsep, analisa dan evaluasi konsep yang ada. hasil dari rancangan yang ada yaitu konteks diagram yang berisikan 3 aktor dan 1 sistem yang saling berelasi. Selain itu adanya sequence diagram untuk request system dimana ada 2 aktor yaitu Dinas dan Tim Pengembang yang saling berhubungan dalam menyelesaikan kontrak pembuatan sistem/aplikasi yang dipesan. Diharapkan konsep sistem monitoring ini dapat membantu pemerintah dalam memonitoring dan mengatur pengembangan software atau perangkat lunak khususnya di lingkungan dinas-dinas terkait pada pemerintah kota manado.
{"title":"Perancangan konsep sistem monitoring untuk proyek pengembangan perangkat lunak pada dinas pemerintah kota manado","authors":"C. H. Simanjuntak, I. G. Atmaja, S. N. Rumokoy, Anang Setiaji, Fata Nidaul Khasanah","doi":"10.31599/jki.v23i2.2384","DOIUrl":"https://doi.org/10.31599/jki.v23i2.2384","url":null,"abstract":"Penggunaan perangkat lunak sendiri sangat mempermudah manusia untuk bekerja, misalnya penggunaan aplikasi dalam pemerintahan untuk mempermudah pekerjaan pada pelayanan masyarakat. Kegiatan pemerintah yang bisa dibantu dengan aplikasi ataupun perangkat lunak seperti pendaftaran pembuatan kartu keluarga atau pendaftaran untuk pembuatan kartu tanda pengenal dan lainnya. Permintaan pembuatan aplikasi menjadi begitu banyak dari dinas-dinas yang ada sehingga menimbulkan permasalahan baru. Misalnya saja tidak adanya pemantauan pengembangan perangkat lunak dimana menyulitkan para pegawai di dinas terkait untuk mengetahui kapan sistem bisa digunakan dan tidak bisa mengetahui perkembangan pembuatan aplikasi mereka. Masalah lain ialah tidak adanya mengaturan pemesanan aplikasi sehingga sistem ataupun aplikasi yang dipesan oleh dinas yang ada jadinya tidak beraturan padahal bisa saja sistem yang diminta bisa berbarengan dengan dinas yang lain. Pada alur pemesanan yang lama juga, komunikasi akan perkembangan sistem dengan tim pengembang selalu saja tidak bisa langsung dikomunikasikan dikarenakan dinas pemesan tidak bisa memberi note langsung berdasarkan trouble di sistem sehingga trouble tersebut menumpuk. Berdasarkan masalah yang ada maka dikembangkanlah konsep sistem monitoring untuk pengembangan software atau perangkat lunak dimana dapat mengakomodir masalah-masalah ini. Konsep ini dikembangkan dengan beberapa tahapan yaitu adanya studi literatur dan pengumpulan data, analisis kebutuhan, perancangan disain konsep, analisa dan evaluasi konsep yang ada. hasil dari rancangan yang ada yaitu konteks diagram yang berisikan 3 aktor dan 1 sistem yang saling berelasi. Selain itu adanya sequence diagram untuk request system dimana ada 2 aktor yaitu Dinas dan Tim Pengembang yang saling berhubungan dalam menyelesaikan kontrak pembuatan sistem/aplikasi yang dipesan. Diharapkan konsep sistem monitoring ini dapat membantu pemerintah dalam memonitoring dan mengatur pengembangan software atau perangkat lunak khususnya di lingkungan dinas-dinas terkait pada pemerintah kota manado.","PeriodicalId":32166,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Ilmiah","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42300062","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Diyahiyah Thotho Lansyah, N. Nurhadi, Bagas Narendra Parahita
Gerakan Literasi Sekolah atau GLS adalah gerakan yang dipimpin pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyelenggarakan kegiatan literasi di seluruh pendidikan sekolah. GLS berfokus pada pengembangan karakter melalui bahan bacaan buku dengan menumbuhkan ekosistem literasi di sekolah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak GLS melalui pemahaman dan persepsi siswa terhadap program yang telah dijalani. Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data kualitatif deskriptif melalui wawancara guru dan siswa di salah satu SMA di Boyolali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa GLS merupakan hasil mobilisasi kebijakan dari pemerintah, dengan terbitnya Permendikbud Nomor 15 Tahun 2015, yang mewajibkan setiap sekolah menyelenggarakan GLS, dan mau tidak mau siswa dituntut untuk melaksanakan peraturan tersebut. Secara umum, GLS di Indonesia masih dalam tahap pertumbuhan minat baca. Penerapan GLS di sekolah dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas sebagai pendongkrak akreditasi. Namun, dalam pelaksanaannya, literasi tidak diimplementasikan oleh pedoman. Tujuan literasi masih perlu dicapai sebagaimana mestinya. Persepsi dan paradigma siswa tentang literasi masih mencakup makna kegiatan membaca dan menulis, kesadaran siswa membaca perlu ditingkatkan, dan GLS perlu diintegrasikan secara optimal dengan GLK dan GLM. Namun, secara keseluruhan, sekolah sudah cukup baik dalam memulai tahapan penerapan GLS di sekolahnya
{"title":"High School Students' Perceptions of Gerakan Literasi Sekolah","authors":"Diyahiyah Thotho Lansyah, N. Nurhadi, Bagas Narendra Parahita","doi":"10.31599/jki.v23i2.2185","DOIUrl":"https://doi.org/10.31599/jki.v23i2.2185","url":null,"abstract":"Gerakan Literasi Sekolah atau GLS adalah gerakan yang dipimpin pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyelenggarakan kegiatan literasi di seluruh pendidikan sekolah. GLS berfokus pada pengembangan karakter melalui bahan bacaan buku dengan menumbuhkan ekosistem literasi di sekolah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak GLS melalui pemahaman dan persepsi siswa terhadap program yang telah dijalani. Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data kualitatif deskriptif melalui wawancara guru dan siswa di salah satu SMA di Boyolali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa GLS merupakan hasil mobilisasi kebijakan dari pemerintah, dengan terbitnya Permendikbud Nomor 15 Tahun 2015, yang mewajibkan setiap sekolah menyelenggarakan GLS, dan mau tidak mau siswa dituntut untuk melaksanakan peraturan tersebut. Secara umum, GLS di Indonesia masih dalam tahap pertumbuhan minat baca. Penerapan GLS di sekolah dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas sebagai pendongkrak akreditasi. Namun, dalam pelaksanaannya, literasi tidak diimplementasikan oleh pedoman. Tujuan literasi masih perlu dicapai sebagaimana mestinya. Persepsi dan paradigma siswa tentang literasi masih mencakup makna kegiatan membaca dan menulis, kesadaran siswa membaca perlu ditingkatkan, dan GLS perlu diintegrasikan secara optimal dengan GLK dan GLM. Namun, secara keseluruhan, sekolah sudah cukup baik dalam memulai tahapan penerapan GLS di sekolahnya","PeriodicalId":32166,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Ilmiah","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45601772","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Peristiwa demokrasi di Indonesia segera terjadi pada tahun 2024. Terkait itu, delik Perdagangan Pengaruh (Trading in Influence) akan muncul dengan adanya korupsi yang dilakukan oleh para pejabat/Penyelenggara Negara dan pihak lain terkait yang dibarengi dengan adanya suap menyuap karena punya kekuasaan/ pengaruh tersebut. Namun delik ini belum ada dalam undang-undang tindak pidana korupsi yang sudah ada dan diatur secara jelas. Delik perdagangan pengaruh adanya di undang-undang hasil ratifikasi dari United Nations Convention Against Corruption (UNCAC) tahun 2003. Oleh karena belum ada maka dipakailah delik suap menyuap dan/atau gratifikasi mana yang sesuai dengan fakta yang terjadi dan didakwakan oleh Penuntut Umum. Hakim memutuskan sesuai dengan yang didakwakan dan fakta yang terungkap di persidangan. Sehingga perlu adanya delik pemidanaan atau kriminalisasi atas trading in influence ini dan pengaturan hukumnya dalam tindak pidana korupsi di Indonesia. Metode yang digunakan adalah yuridis normatif dengan pendekatan peraturan perundang-undangan, konseptual dan kasus dari data sekunder yang ada dari beberapa kasus tindak pidana korupsi terkait perdagangan pengaruh yang terjadi pada Putusan Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Maka dengan pengaturan delik perdagangan pengaruh yang berdiri sendiri, selain untuk menindak lebih tegas juga mencegah terjadinya delik korupsi tersebut melalui aturan yang rinci dan sanksi yang lebih berat serta penegakan hukum tanpa pilih kasih/tebang pilih yang dilakukan dengan konsisten sehingga diperoleh tujuan hukum berupa kepastian hukum dan keadilan. Keywords: Perdagangan Pengaruh, Kekosongan Hukum, Penegakkan Hukum.
{"title":"PENTINGNYA PENGATURAN DELIK PERDAGANGAN PENGARUH (TRADING INFLUENCE) PADA UNDANG-UNDANG TINDAK PIDANA KORUPSI DI INDONESIA","authors":"Mulyono Dwi Purwanto, Tuti Widyaningrum","doi":"10.31599/jki.v23i2.2113","DOIUrl":"https://doi.org/10.31599/jki.v23i2.2113","url":null,"abstract":"Peristiwa demokrasi di Indonesia segera terjadi pada tahun 2024. Terkait itu, delik Perdagangan Pengaruh (Trading in Influence) akan muncul dengan adanya korupsi yang dilakukan oleh para pejabat/Penyelenggara Negara dan pihak lain terkait yang dibarengi dengan adanya suap menyuap karena punya kekuasaan/ pengaruh tersebut. Namun delik ini belum ada dalam undang-undang tindak pidana korupsi yang sudah ada dan diatur secara jelas. Delik perdagangan pengaruh adanya di undang-undang hasil ratifikasi dari United Nations Convention Against Corruption (UNCAC) tahun 2003. Oleh karena belum ada maka dipakailah delik suap menyuap dan/atau gratifikasi mana yang sesuai dengan fakta yang terjadi dan didakwakan oleh Penuntut Umum. Hakim memutuskan sesuai dengan yang didakwakan dan fakta yang terungkap di persidangan. Sehingga perlu adanya delik pemidanaan atau kriminalisasi atas trading in influence ini dan pengaturan hukumnya dalam tindak pidana korupsi di Indonesia. Metode yang digunakan adalah yuridis normatif dengan pendekatan peraturan perundang-undangan, konseptual dan kasus dari data sekunder yang ada dari beberapa kasus tindak pidana korupsi terkait perdagangan pengaruh yang terjadi pada Putusan Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Maka dengan pengaturan delik perdagangan pengaruh yang berdiri sendiri, selain untuk menindak lebih tegas juga mencegah terjadinya delik korupsi tersebut melalui aturan yang rinci dan sanksi yang lebih berat serta penegakan hukum tanpa pilih kasih/tebang pilih yang dilakukan dengan konsisten sehingga diperoleh tujuan hukum berupa kepastian hukum dan keadilan. \u0000Keywords: Perdagangan Pengaruh, Kekosongan Hukum, Penegakkan Hukum.","PeriodicalId":32166,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Ilmiah","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47389009","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ilham Rizky Widianto, Wowon Priatna, Hendarman Lubis
Penelitian ini tentang Implementasi Algoritma FIFO Untuk Aplikasi Pemesanan Kaos Sablon Pada Zelion Screen Printing. Sistem ini bertujuan untuk antrian pemesanan yang masih belum teratur. Saat ini proses pemesanan pada Zelion Screen Printing masih menggunakan cara manual dalam melakukan pemesanan dan antrian. Algoritma yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan algoritma First In First Out. Pembuatan sistem ini menggunakan bahasa pemrograman Java, Android Studio dan database FireBase. Hasil dari penelitian ini dapat diimplementasikan dalam bentuk sistem berbasis Android.
{"title":"Penerapan Algoritma FIFO Untuk System Pemesanan Kaos Sablon","authors":"Ilham Rizky Widianto, Wowon Priatna, Hendarman Lubis","doi":"10.31599/jki.v23i2.1885","DOIUrl":"https://doi.org/10.31599/jki.v23i2.1885","url":null,"abstract":"Penelitian ini tentang Implementasi Algoritma FIFO Untuk Aplikasi Pemesanan Kaos Sablon Pada Zelion Screen Printing. Sistem ini bertujuan untuk antrian pemesanan yang masih belum teratur. Saat ini proses pemesanan pada Zelion Screen Printing masih menggunakan cara manual dalam melakukan pemesanan dan antrian. Algoritma yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan algoritma First In First Out. Pembuatan sistem ini menggunakan bahasa pemrograman Java, Android Studio dan database FireBase. Hasil dari penelitian ini dapat diimplementasikan dalam bentuk sistem berbasis Android.","PeriodicalId":32166,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Ilmiah","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43206803","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara minat mahasiswa dengan pengetahuan, persepsi dampak implementasi MBKM serta kesiapan Program Studi dan mahasiswa dalam implementasi MBKM. Survei dilakukan kepada 138 responden yang merupakan mahasiswa Program Studi Akuntansi, Universitas Ma Chung. Metode analisis data yang digunakan adalah uji dependensi. Pertama, uji dependensi minat mahasiswa terhadap pengetahuannya terkait MBKM. Kedua, uji dependensi minat mahasiswa dengan persepsi dampak MBKM yang ditinjau dari 4 (empat) komponen yaitu, lama studi, peningkatan soft skill, pemenuhan kebutuhan setelah lulus, dan peningkatan kompetensi tambahan. Ketiga, uji dependensi minat mahasiswa dengan kesiapan MBKM ditinjau dari kesiapan Program Studi dan kesiapan mahasiswa sebagai peserta MBKM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dependensi antara minat mahasiswa dengan persepsi dampak MBKM. Sedangkan, uji dependensi antara minat mahasiswa dengan pengetahuan dan kesiapan MBKM tidak menunjukkan hasil yang signifikan. Hasil penelitian ini memberikan masukan kepada Program Studi untuk menyusun kurikulum MBKM yang lebih terstruktur dan meningkatkan sosialisasi MBKM.
{"title":"Analisis Dependensi Minat Mahasiswa dengan Pengetahuan, Persepsi Dampak dan Kesiapan Pelaksanaan MBKM","authors":"Dian Wijayanti, Rino Tam Cahyadi","doi":"10.31599/jki.v23i1.1160","DOIUrl":"https://doi.org/10.31599/jki.v23i1.1160","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara minat mahasiswa dengan pengetahuan, persepsi dampak implementasi MBKM serta kesiapan Program Studi dan mahasiswa dalam implementasi MBKM. Survei dilakukan kepada 138 responden yang merupakan mahasiswa Program Studi Akuntansi, Universitas Ma Chung. Metode analisis data yang digunakan adalah uji dependensi. Pertama, uji dependensi minat mahasiswa terhadap pengetahuannya terkait MBKM. Kedua, uji dependensi minat mahasiswa dengan persepsi dampak MBKM yang ditinjau dari 4 (empat) komponen yaitu, lama studi, peningkatan soft skill, pemenuhan kebutuhan setelah lulus, dan peningkatan kompetensi tambahan. Ketiga, uji dependensi minat mahasiswa dengan kesiapan MBKM ditinjau dari kesiapan Program Studi dan kesiapan mahasiswa sebagai peserta MBKM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dependensi antara minat mahasiswa dengan persepsi dampak MBKM. Sedangkan, uji dependensi antara minat mahasiswa dengan pengetahuan dan kesiapan MBKM tidak menunjukkan hasil yang signifikan. Hasil penelitian ini memberikan masukan kepada Program Studi untuk menyusun kurikulum MBKM yang lebih terstruktur dan meningkatkan sosialisasi MBKM. ","PeriodicalId":32166,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Ilmiah","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49442773","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dwi Sandry Resky Dzulhizza, Darwis Anatami, Ramon Nofrial
The purpose of this study is to determine the regulation of obligations, the implementation of doctors, as well as to find out the constraints and solutions to the implementation of doctors' obligations to informed consent in medical practice to realize legal protection for patients. This research is normative juridical and supported by sociological / empirical research This research is normative and empirical juridical. Normative juridical research refers to laws and regulations, while empirical research is obtained in the field. The results of the study that the regulation regarding the approval of medical actions originated from the relationship between doctors and patients. The implementation of doctors' obligations to informed consent at Dentic Clinic is known that the provision of information in the form of informed consent began to be pursued earlier, but these efforts have not been carried out optimally. This is influenced by the large number of patients so that it is felt that it is necessary to take action quickly and it is considered that the patient has understood what is conveyed by the doctor, the information submitted by the health worker is not understood by the patient, the provision of information to ask for a signature on the consent sheet is sometimes done by the nurse even though it is the authority of the doctor, the patient is often not given the opportunity to re-read the form given, so that patients feel that they have never been given information before medical treatment, as well as inadequate Human Resources.
{"title":"Aspek Yuridis dalam Pertanggungjawaban Hukum Profesi Dokter pada Perspektif Pelayanan Informed Consent Untuk Mewujudkan Perlindungan Hukum","authors":"Dwi Sandry Resky Dzulhizza, Darwis Anatami, Ramon Nofrial","doi":"10.31599/jki.v23i1.1716","DOIUrl":"https://doi.org/10.31599/jki.v23i1.1716","url":null,"abstract":"The purpose of this study is to determine the regulation of obligations, the implementation of doctors, as well as to find out the constraints and solutions to the implementation of doctors' obligations to informed consent in medical practice to realize legal protection for patients. This research is normative juridical and supported by sociological / empirical research This research is normative and empirical juridical. Normative juridical research refers to laws and regulations, while empirical research is obtained in the field. The results of the study that the regulation regarding the approval of medical actions originated from the relationship between doctors and patients. The implementation of doctors' obligations to informed consent at Dentic Clinic is known that the provision of information in the form of informed consent began to be pursued earlier, but these efforts have not been carried out optimally. This is influenced by the large number of patients so that it is felt that it is necessary to take action quickly and it is considered that the patient has understood what is conveyed by the doctor, the information submitted by the health worker is not understood by the patient, the provision of information to ask for a signature on the consent sheet is sometimes done by the nurse even though it is the authority of the doctor, the patient is often not given the opportunity to re-read the form given, so that patients feel that they have never been given information before medical treatment, as well as inadequate Human Resources. ","PeriodicalId":32166,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Ilmiah","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43290563","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}